BAB I
PENDAHULUAN A-
Latar Belakang Masai ah
Pendidikan yang
luar sekolah merupakan suatu
terorganisir di luar sistem
kegiatan
pendidikan
sekolah,
dilakukan dengan sengaja dalam melayani warga
belajar.
Hal ini memiliki keterkaitan dengan program
Program imunisasi merupakan program yang yang
imunisasi.
terorganisir,
diselenggarakan dengan sengaja, untuk
memberikan
bekal penegetahuan dan keterampilan kepada ibu-ibu yang memiliki
anak
di
bawah
lima
tahun.
Untuk
melihat
keterkaitan dengan pendidikan luar sekolah, sebagaimana yang
diungkapkan
oleh D. Sudjana, (1989 : 30
)
"...
Pendidikan nonformal memiliki tujuan dan kegiatan
yang
terorganisir, diselenggarakan di lingkungan
dan
di
lembaga-lembaga,
untuk
masyarakat
melayani
kebutuhan
belajar para peserta didik".
Bertitiktolak dari kutipan di atas, bahwa imunisasi,
kesehatan
berupaya
anak
di
imunisasi. Tujuan
untuk
bawah
program
menlngkatkan
lima
tahun,
kualitas
untuk
diberi
pemberian imunisasi terhadap anak di
bawah lima tahun, adalah merupakan langkah awal sebagai upaya
dalam menlngkatkan kualitas
karena
manusia
sumber
daya
mewujudkan
kesehatan
kesehatan
yang sehat memiliki
pembangunan.
pembangunan
Prioritas
adalah
potensi
sebagai
utama
terciptanya
manusia, baik secara mandiri
manusia,
maupun
dalam
kualitas
secara
kelompok.
Langkah
partisipasi
yang
ditempuh
masyarakat
dalam
untuk
meningkatkan
bidang
pembangunan
kesehatan, yang digerakan oleh kader kesehatan belajar)
dengan member! motivasi,
menggerakan
masyarakat,
agar
(sumber
memprakarsai
mereka
memiliki
pengetahuan dan
keterampilan yang berhubungan
cara
kesehatan.
memellhara
Untuk
serta
bekal dengan
mewujudkan
semua
harapan
itu, pemerintah mengupayakan
dan
program
pelayanan
kepelosok
kesehatan, sampai
menggiatkan desa,
melalui program Imunisasi.
Imunisasi pemberian
adalah
salah
satu
vaksin terhadap anak
jenis
di bawah
kegiatan
lima
tahun.
Hal ini bahwa program imunisasi, selalu memotivasi ibu ibu
yang
memiliki anak di bawah lima
tahun,
agar
mereka tergerak hatinya untuk mengembangkan kreatlvitas dalam
memellhara kesehatan anaknya, sehingga
derajat
kesehatan
menlngkatkan potensial
tinggi,
sekaligus
produktivitas sumber daya
bag!
menlngkatkan
dilakukan
yang
pembangunan
manusia,
nasional.
produktivitas
mencapai
sumber
Upaya daya
mampu
yang untuk
manusia,
dalam proses kehidupannya. Sebagaimana
dinyatakan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
yang (1998
: 107) sebagai berikut; Pembangunan
kesehatan
menlngkatkan
derajat
kualitas
sumber
kehidupan
yang
harapan anak
hidup, dan
kesejahteraan
diarahkan
kesehatan
daya
masyarakat
manusia
ditandai oleh
melahirkan,
keluarga
serta
dan
leblh dan
kualitas
meningkatnya
menurunnya angka ibu
untuk
kematian
usia
bay!,
meningkatnya
masyarakat,
meningkatnya produktivitas kerja serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup sehat.
Pada lima
umumnya ibu-ibu yang memiliki anak di
tahun,
selalu
mencari
bawah
pengetahuan
dan
keterampilan, yang ada kaitannya dengan cara memellhara kesehatan serta mendidik anaknya. Dalam teori kesehatan
diungkapkan, bahwa pembentukan kecerdasan anak,
paling
intensif pada usia di bawah lima tahun. Oleh karena itu ibu ibu
yang
memiliki
anak
di
bawah
lima
tahun,
dituntut untuk mengikuti, mempelajari, mendalami
menerapkan program imunisasi pada anak sejak bawah
lima
tercantum
tahun. Melalui
imunisasi,
telah
pencegahan penyakit terhadap anak dl bawah lima
tahun,
pedesaan,
masih
vaksin.
berkenaan
di
upaya
penyuntikan
yang
usia
dengan
berupa
hal-hal
program
serta
Kenyataan
banyak ibu-ibu yang
yang belum
ada
di
menyadari
art! kesehatan dan belum mengertl fungsl imunisasi bag! anak
di
bawah lima tahun. Hal
kondisi
lingkungan pedesaan itu
diungkapkan berikut
oleh
ini
dipengaruhi
sendiri,
oleh
Sebagaimana
Rozy Munir, ( 1987 : 194
)
sebagai
:
Kualitas penduduk
lingkungan desa adalah rendah, banyak masih belum cukup pangan, pendidikannya
masih rendah bahkan tingkat sekolah dasarpun belum menikmatinya; tingkat kesehatan rendah dan
pelayanan kesehatan belum memadai, lapangan pekerjaan terbatas dan kesempatan untuk memutuskan dirinya, keluarganya dan masyarakatnya adalah sempit dan bahkan makin menyempit.
Upaya
untuk
menlngkatkan
3
derajat
kesehatan
di
pedesaan,
masih
rendahnya
tingkat pendidikan dan
belum
memadai.
dihadapkan
masalah
pangan,
pelayanan
itu,
dibimbing
agar
keterampilan
yang
berhubungan dengan tatacara hidup sehat, terutama
cara
mereka
pedesaan
memperoleh
mengurus
kader
kondisi
harus dibina dan
pengetahuan dan
penerus
pendidikan
pendapatan
Sejauhmana
yang
Akan
relatif
rendah,
tertutup
mengungkapkan
itu
penulis
anak
langkah
di
tetapi
motivasi
merasa
kurang.
imunisasi?.
tertarik kesadaran
lima
awal pencegahan
tingkat
keterbukaan
program
bawah
dengan
rendah,
serta
lebih dalam, masalah
memiliki
diperuntxikkan
tingkat
mereka mampu menerima
karena
diberikan
bangsa.
yang
yang
berkomunikasi
yang
semua
anak di bawah lima tahun, yang
sebagai
Oleh
menunjang
kesehatan
harapan
masyarakat
Untuk
kepada
untuk ibu-ibu
tahun,
untuk
penyakit,
melalui
pemberian imunisasi.
Bertitiktolak dari latar belakang di atas, penulis mengajukan judul penelltian sebagai berikut : "
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROGRAM
IMUNISASI
BANDUNG
DI
(Ditinjau
KECAMATAN
dari
KEBERHASILAN
BANJARAN
Dimensi
KABUPATEN
Pendidikan
Luar
Sekolah)".
B.
Peruffiusan Masalah
Sebagai upaya membantu ibu-ibu yang memiliki di
bawah
kesehatan
lima
tahun
anaknya,
dalam
banyak
meningkatkan ditempuh
melalui
anak
kualitas jalur
pendidikan
luar
kesejahteraan
Kader
pos
sekolah.
keluarga,
pelayanan
Seperti
pembinaan
Bina Keluarga Balita
upaya
pemberian bimbingan tersebut, banyak dihadapkan
kepada
kendala-kendala;
seperti
tingkat
status
sosial
tingkat
keterbukaan
Sehingga
merupakan
Akan
Bina
tetapi
ekonomi,
terpadu.
,
pendidikan,
berkomunikasi.
tantangan yang sangat
berat
sumber belajar (dokter Puskesmas, Bidan, Kader Kesehatan),
belajar.
yang
berhadapan
langsung
Kegiatan yang dilakukan oleh
bagi
pembina
dengan
sumber
warga
belajar
adalah menyampaikan pesan, informasi, indoktrinasi yang
berkenaan
dengan manfaat imunisasi bagi anak di
bawah
lima tahun.
Berdasarkan
uraian di atas, masalah yang
penulis
ajukan adalah sebagai berikut ;
" status
ibu-ibu
Adakah sosial
hubungan
antara
ekonomi dan
tingkat
keterbukaan
pendidikan,
berkomunikasi
yang memiliki anak di bawah lima tahun
kesadaran
menerima
program imunisasi ? "-
Dari masalah yang penulis ajukan, penulis sub
dengan
membuat
masalah sebagai berikut:
1. Adakah
hubungan
yang
berarti
antara
tingkat
pendidikan ibu-ibu yang memiliki anak di bawah
lima
tahun dengan kesadaran menerima program imunisasi ? 2. Adakah ekonomi
hubungan yang berarti antara ibu-ibu
status
yang memiliki anak di
sosial
bawah
lima
tahun dengan kesadaran menerima program imunisasi ?
3. Adakah
hubungan
yang
berarti
antara
tingkat
keterbukaan ibu-ibu yang memiliki anak di bawah lima
tahun dengan kesadaran menerima program imunisasi ? Deflnisl Operasional
Tesis
ini
MEMPENGARUHI KECAMATAN
berjudul
"
KEBERHASILAN
BANJARAN
BEBERAPA PROGRAM
KABUPATEN BANDUNG
FAKTOR
YANG
IMUNISASI
DI
(Ditinjau
dari
Dimensi pendidikan Luar Sekolah)".
Untuk penafsiran
menghindari dari
kesalahpahaman
bahasan
judul
di
dan
atas,
salah penulis
memandang perlu menjelaskan defeinisi operasional. 1.
Pendldikan
Pendidikan
salah satu
daya
daya
penting
Oleh karena itu
upaya
manusia, bukan merupakan
perorangan, yang
peranan
sebagai
upaya dalam meningkatkan kualitas sumber
manusia.
sumber
memegang
akan
tetapi meliputi
meningkatkan milik
seluruh
orang
dimensi
ada kaitannya dengan upaya peningkatan
daya manusia. Sebagaimana diungkapkan oleh Adiwlkarta, (1994 : 11), sumber
daya
manusia
" Materi meliputi
pendidikan
diri
yang
secara
Sudardja
peningkatan
seluruh
kepribadian, dan pendekatan konduslf bagi
pengembangan
sumber
dimensi
kemampuan
mandiri".
relatif lebih
tinggi
Tingkat akan
leblh
cepat menerima inovasi dalam perubahan sosial,
bila
dlbandingkan
yang
dengan
kelompok
masyarakat
memiliki
pendidikan relatif rendah.
diungkapkan
oleh Sudardja
Hal
Adiwikarta
ini
yang
(1987:59-60)
sebagai berikut :
Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan pemilihan dan pemanfaatan teknologi di kalangan warga masyarakat, atau meningkatkan kemampuan seseorang dalam penerapan teknologi (ideide baru) tertentu. Kedalamnya termasuk kemampuan memperbaharui teknologi itu sendiri melalui
inovasi-lnovasi.
Andil
pendidikan
meningkatan
besar
sumber daya manusia
Pendidikan dalam
sangat
dalam
yang
berkualitas.
merupakan suatu kegiatan yang
kehidupan
memberikan
manusia,
nilai
dalam
membuka
menerima
hal-hal
positif
universal
juga
pendidikan
bagi
manusia,
terutama
berpikir
dalam
wawasan
yang
diungkapkan
oleh Soejono Soekanto (1986:311)
bahwa
"pendidikan
memberikan suatu
manusia,
baru.
terutama
Sebagai
dapat
mana
bagi
yang
upaya
nilai-nilai
dalam
membuka
tertentu
pikirannya
serta menerima hal-hal yang baru dan bagaimana
cara
berpikir ilmiah". Alfred North Whitehead (1967
:50)
dalam
Endang
Sumantri
merupakan
bimbingan
penguasaan
sen!
:2)
terhadap
"
pendidikan
individu
seni
tersebut mengandung arti
kemampuan
yang
lengkap bagi berbagai ragam
aktivltas
yang
menyatakan
dari pada kehidupan;
kearah
dengan
kehidupan paling
(1994
kekuatan
kehidupan
manusia
lingkungan
nyata.
potensi potensi tersebut
dalam
Setiap individu
7
dari
pada
menghadapi
memiliki
suatu
eara dalam menggapai kehidupan. Seni dari pada hidup ini
merupakan
bimbingan
dari
pada
usaha
ini.
Pendidikan merupakan perolehan dari seni pemanfaatan pengetahuan". somantri
alat
Chandler
1961
;VII
pada
Endang
(1994:2) "pendidikan diakui sebagai
yang vital baik bagi individu
yang
suatu
kapasitas
intelek dan kreativitasnya menjadi meningkat, maupun bagi
bangsa dimana mereka merupakan
kekuatan
dari
pada sumber-sumber daya manusia yang terlatih". John Dewey
(1930)
" pendidikan
untuk Tnengontrol
dirinya sendiri
masyarakat
demokratis".
pendldikan
no.
fenomenologis
individu
1989)
dalam
pada
sekarang
".
pendidikan
teori
dan
konvensasi
pendidikan kedewasaan
individualitas,
cultural
Arief
(
tetapi
yang
disini
1986
dan
;13!)
mensosialisasikan
baru,
(jurnal
personalitas,
konteks sosio
tidak hanya
kehidupan
membina
aspek-aspek
Zainuddin
dalam
individu
Langeveld
untuk
moralitas
bermuara
kearah
2
M.J.
bertujuan
sosialitas,
mempersiapkan
individu
juga
membuka
cakrawala baru dalam berpikir, sehingga memungkinkan individu
memilih
peranannya".
(1993:19)
alternatif baru
Krech
"
(1962)
Semakin
dalam
tinggi
dalam
melakukan
Sulistiawikarsih
tingkat
pendidikan
seseorang, semakin berkembang kognisinya dan semakin sadar terhadap situasi sekitarnya".
menunjukkan,
bahwa tinggi
8
Kutipan di atas
x'endahnya
pendidikan
akan
member!
dalam
hal
warna
terhadap kemampuan
pengetahuan, slkap
dan
seseorang
prilaku,
dalam
Secara rinci tingkat pendidikan yang dimaksud
dalam
menerima informasi baru.
penelltian yang
ini adalah tingkat
memiliki
pendidikan
anak di bawah lima
ibu ibu
tahun,
termasuk
pendidikan suaminya, yang terdiri dari :
a. Tamat/tidak tamat SD sederajat.
b. Tamat/tidak tamat SLTP sederajat. c. Tamat/tidak tamat SLTA sederajat
d. Tamat/tidak tamat Perguruan Tinggi.
2.
Status Sosial Ekonomi
Status dibedakan
sosial
dengan
pengelompokan pendidikan, warna
ekonomi
stratifikasi
juga pendapatan yang
pendapatan
seseorang
tinggi,
kelas
berdampak
laku
Sebagaimana
kelamin, memberikan
kelas-kelas
menengah
pula
terhadap
pada
dikemukakan
oleh
Keicth
sosial
Selanjutnya Krech (1972 : 31)
ekonomi
seseorang
9
ditentukan
Devis
seseorang
kelompok banyak ditentukan oleh status
ekonominya".
pola
lingkungannya.
(1981) pada Nariah ( 1992: 18 ) " peranan pada
dan
adanya perbedaan kelas-
seseorang
yang
dapat
pedapatan
Dengan
dapat melalui
jenis
melalui
pendapatan rendah.
pendapatan,
umumnya
sosialnya,
umur,
berdasarkan
kepada
tingkah
pada
oleh
sosial
"status
jenis
pekerjaan, Julduz
tingkat
R
pendidikan
Paus( 1994: 6) "
keluarga
memiliki
dan
status
akses terhadap
pendapatan". sosial
kemampuan
dalam
mewujudkan
dalam
akademik atau dalam bidang lainnya.
Adiwikarta
harapan-harapannya,
(1988:
bersumber
pada
kemakmuran,
48)
tiga
kemakmurannya hidupnya
cita-cita
Untuk
Dengan
dapat
tingkat
terdiri
dari
kekuasaan".
kelainan
atau
penelltian yang
taraf
atau
gaya
pengharapan
demikian
memotivasi
pendapatan
Sudardja itu
dan
bahwa
tingkat
seseorang
kegiatannya di lingkungan
kebutuhan
itu
merataan
akan berlainan pula corak
pengharapannya".
melakukan
"
orang
apakah
yang
atau status
(1993:20)
dan
pendapatan,
ketidak
komponen
prestise
Sulistiawikarsih
"
ekonomi
dalam
masing-masing.
berkenaan
dengan
ibu-ibu yang memiliki
anak
di
bawah lima tahun, akan diungkapkan melalui indikator
jenis
rumah yang dihuni, status kepemilikan
jenis
pekerjaan dan penghasilan suami
istri
tanah, dalam
setiap bulan. 3.
Keterbukaan Berkomunikasi
Komunikasi antara
orang
merupakan suatu perorang
kelompok.
Tujuan
bertukar
informasi,
wawasan
berpikir
dari
maupun
mengarah
hubungan
hubungan
kemunikasi
sebagai upaya
yang
proses
adalah dalam
kepada
dalam
untuk
menambah perubahan
prilaku seseorang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
10
Krech dkk.(1988) yang dikutip oleh Ikka kartika A.F, (1993 :92) bahwa".
by
. . communication as the
which participant create and
with
one
another
understanding". mengandung
besar
in
Dengan
arti
yang
information
to
reach
a
mutual
demikian
bahwa
komunikasi
proses pengalihan informasi,
pengaruhnya
seseorang
order
share
process
terhadap
pola
berkomunikasi
yang
tingkah
dengan
laku
orang
lain.
Sebagaimana diungkapkan oleh Gerald A. Miller, dalam Ikka
Kartika A.F (1993:92) "komunikasi bukan
terbatas tetapi
pada
penyampaian informasi
terdapat upaya mempengaruhi
hanya
belaka,
akan
komunikan
agar
melakukan tlndakan tertentu. Sedangkan Onong Uchyana
E., (1981:6) mengemukakan " dalam proses harus
ada
komunikator
sebagai
komunikasi
orang
menyampaikan, komunikan sebagai orang yang
dan
pesan
sebagai sesuatu
komunikator".
tentang hakiki
juga
yang
Rachmadi,(1988:1)
informasi dan komunikasi
menerima
disampaikan member!
dari masyarakat. Hanya
oleh
batasan
merupakan
dari kehidupan manusia, sebagaimana
merupakan
yang
bagian manusia
orang
atau
sesuatu bangsa yang mempunyai banyak informasi
yang
dapat
berkembang
dengan
pesat.
orang
dapat mengetahui apa yang telah,
akan terjadi disuatu masya
Dengan
informasi
sedang
dan
negara . Dengan
Informasi pula orang Meruitahnl^J^m yang harus dilakukan untuk memperbMki hi
11
Dari
beberapa batasan tentang
komunikasi dan
informasi
dan
di atas, pada prinsifnya bahwa informasi
komunikasi
meningkatkan
dapat
memberi,
pengetahuan
dan
menambah
kecakapan
serta
seseorang
dalam menyelesalkan masalah yang dihadapinya. 4.
Menerima
Yang bahasa
dimaksud menerima, menurut
Indonesia
mengambil
(1989 :
adalah
(mendapat, menampung, dsb),
diberikan,membenarkan,
dsb).
937)
kamus
menyetujui
besar
menyambut,
sesuatu
(usul,
yang
anjuran,
Adapun yang dimaksud menerima dalam
peneli
tian ini adalah respon warga belajar yang menyambut, membenarkan
dan menyetuji
program imunisasi,
yang
telah dianjurkan oleh pemerintah, hal ini meliputi: a. Keterbukaan
pengaruh
menerima program imunisasi,
pengetahuan
yang dimiliki
sebagai
oleh
warga
belajar yang mempunyai anak di bawah lima tahun. b.
Kesadaran, program
keberanian,
Keinginan dalam
menerima
imunisasi merupakan sikap warga
yang memiliki anak
c.
keterbukaan
untuk
belajar
di bawah lima tahun.
menerapkan
lingkungan
program
keluarga,
imunisasi
serta
untuk
menyebarluaskan dilingkungan sekitarnya. 5.
Ibu BALITA
Yang
dimaksud
diungkapkan
Ibu BALITA,
sebagaimana
oleh BKKBN ( 1987 : 142 ) yaitu
ibu yang memiliki anak di bawah lima tahun,
12
yang ibu dengan
rentang usia ibu BALITA antara 15 tahun sampai
45
tahun. Mereka masih tergolong pasangan usia subur.
Dalam di
penelltian ini, ibu-ibu yang memiliki
bawah
lima
tahun,
diartikan
anak
sebagai
warga
belajar. 6.
Imunisasi
Imunisasi adalah salah satu kegiatan pemberian
vaksin
kepada
upaya
untuk
kesehatan
anak di bawah lima
meningkatkan
tahun
kualitas
anak di bawah lima tahun,
sebagai
kesehatan. dengan
member! bekal pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
dalam
cara
kepada
mengasuh anaknya,
D. Anggapan Daaar
a. Tingkat
pendidikan,
berpikir
dan
dapat
kemampuan
mengembangkan
seseorang
dalam
wawasan
menerima
hal-hal yang baru.
Sebagaimana
yang
diungkapkan
oleh
Sudardja
Adiwikarta, (1988: 59-60) sebagai berikut : Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan pemilikan dan pemanfaatan teknologi dikalangan warga masyarakat, atau meningkatkan kemampuan seseorang dalam penerapan teknologi (ide ide baru) tertentu. Kedalamnya termasuk kemampuan memperbaharul teknologi itu sendiri melalui inovasiinovasi..
b. Status
akan
sosial
ekonomi tinggi, sedang
berpengaruh
terhadap pola
dan
dan
rendah,
tingkah
laku
seseorang pada 1ingkungannya.
sebagaimana (1993:20)
yang diungkapkan oleh "
kelainan
taraf
Sulistiawikarsih
kemakmurannya
akan
berlainan
pula corak atau gaya Hidupnya
dan
cita
cita atau pengharapan-pengharapannya".
Keterbukaan
ibu-ibu dalam sistem
mempermudah
proses
pengalihan
komunikasi
dapat
informasi
dalam
mempengaruhi masyarakat..
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Soerjono S.,
(1986
: 380) sebagai berikut : Sistem komunikasi menimbulkan kompleks kegiatankegiatan yang menyangkut lambang-lambang secara luas, yang dapat mempengaruhi prilaku masyarakat maupun nilai dan normanya. Sistem komunikasi merupakan sarana yang kuat, luwes untuk mempengaruhi masyarakat.
Dalam hipotesis
penulisan
yang
tesis ini,
berfungsi sebagai
penulis
jawaban
membuat
sementara.
Hipotesisnya sebagai berikut:
1. Terdapat
hubungan
yang
berarti
antara
tingkat
pendidikan ibu-ibu yang memiliki anak di bawah
lima
tahun dengan kesadaran menerima program Imunisasi. 2. Terdapat hubungan yang berarti antara status ekonomi tahun
ibu-ibu
yang memiliki anak di
sosial
bawah
lima
dengan kesadaran menerima program imunisasi.
3. Terdapat
hubungan
yang
berarti
antara
tingkat
keterbukaan komunikasi ibu-ibu yang memiliki anak di
bawah
lima tahun dengan kesadaran menerima
program
imunisasi.
F.
Tujuan Fenelltlap, 1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelltian ini adalah mengungkapkan
Kecamatan
pelaksanaan
Banjaran,
serta
program
imunisasi
mengungkapkan
pendukung keberhasilan program imunisasi.
14
untuk di
faktor
2. Tujuan Khusus
Tujuan
khusus
dari
penelltian
memperoleh
informasi
berhubungan
dengan :
a. Tingkat
dan
ini
data
adalah
untuk
empirik
yang
pendidikan merupakan salah
satu
faktor
pendukung kesadaran ibu-ibu yang memiliki anak di bawah
lima
tahun,
dalam
menerima
program
imunisasi.
b. Tingkat satu
status
faktor
sosial ekonomi
pendukung
merupakan
kesadaran
salah
ibu-ibu
yang
memiliki anak di bawah lima, tahun dalam menerima program imunisasi.
c. Tingkat
keterbukaan merupakan salah satu
faktor
pendukung kesadaran ibu-ibu yang memiliki anak di bawah
lima
tahun,
dalam
menerima
program
imunisasi.
G. ManfaatL Penelitlan
Manfaat
yang diharapkan dari penelltian
ini
adalah sebagai berikut: 1.
Secara Teoritis
a. Dapat
memberikan informasi tentang
program
imunisasi
khususnya
pengembangan
dan
program
pendidikan luar sekolah secara umum.
b. Memperluas
yang
serta mengembangkan konsep dan
berhubungan
program
dengan program
pendidikan luar sekolah.
15
teori
imunisasi
dan
2.
Secara Praktis
a. Hasil
penelltian ini diharapkan dapat
pedoman
oleh
kader kesehatan,
di
dijadikan
daerah
yang
penelltian ini diharapkan bermanfaat
bagi
belum berhasil program imunisasinya. b. Hasil kader untuk
kesehatan yang merupakan dijadikan
menyadarkan
pedoman
agen
dalam
ibu-ibu yang memiliki
pembinaan,
anak
agar mereka selalu memperhatikan cara kesehatan anaknya.
16
perubahan,
BALITA,
memellhara