UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PROFIL PENGGUNAAN ANALGESIK DALAM MENGHILANGKAN NYERI PASIEN KANKER ORGAN REPRODUKSI WANITA DI RSUP FATMAWATI TAHUN 2012
SKRIPSI
FITRI NURMAYANTI NIM. 109102000064
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA September 2013
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PROFIL PENGGUNAAN ANALGESIK DALAM MENGHILANGKAN NYERI PASIEN KANKER ORGAN REPRODUKSI WANITA DI RSUP FATMAWATI TAHUN 2012
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
FITRI NURMAYANTI NIM. 109102000064
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA September 2013
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik di kutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Fitri Nurmayanti
NIM
: 109102000064
Tanda Tangan : Tanggal
iii
: 30 September 2013
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama
: Fitri Nurmayanti
NIM
: 109102000064
Program Studi
: Farmasi
Judul Skripsi
: Profil Penggunaan Analgesik Dalam Menghilangkan Nyeri Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita Di RSUP Fatmawati Tahun 2012
Disetujui Oleh: Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt
Dra. Farida Indyastuti, S.E, M.M, Apt
NIP: 195602101987032003
NIP:
Mengetahui, Ketua program Studi Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt
iv
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama
: Fitri Nurmayanti
NIM
: 109102000064
Program Studi
: Farmasi
Judul Skripsi
: PROFIL
PENGGUNAAN
ANALGESIK
DALAM
MENGHILANGKAN NYERI PASIEN KANKER ORGAN REPRODUKSI WANITA DI RSUP FATMAWATI TAHUN 2012 Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. DEWAN PEMBIMBING DAN PENGUJI Pembimbing 1
: Dr. Delina Hasan, M.Kes., Apt
……………
Pembimbing 2
: Dra. Farida Indyastuti, S.E., M.M., Apt
……………
Penguji 1
: Yuli Amran, S.KM., M.KM
……………
Penguji 2
: Yardi, P.hD., Apt
……………
Mengetahui, Ketua Program Studi Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt
Ditetapkan di : Ciputat Tanggal
: 30 September 2013 v
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul Skripsi
: Fitri Nurmayanti : Farmasi : Profil Penggunaan Analgesik dalam menghilangkan nyeri Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012
Nyeri merupakan masalah utama yang sering dijumpai pada penyakit Kanker. Rasa nyeri yang diakibatkan oleh pertumbuhan ganas sel-sel kanker ataupun dikarenakan efek samping dari pengobatan kanker harus mendapat penanggulangan yang tepat sehingga tidak sampai membuat penderitaan bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan analgesik dalam menghilangkan nyeri pada terapi pasien Kanker Mammae, Kanker Ovarium, Kanker Cervix, Kanker Endometrium serta Kanker Vulva, meliputi penggunaan analgesik tunggal maupun Analgesik Kombinasi.Penelitian ini bersifat Observasional dengan desin Cross Sectional terhadap rekam medik dan dikerjakan secara retrospektif. Subjek pada penelitian ini adalah pasien rawat inap kanker organ reproduksi wanita yang menerima analgesik di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (RSUP Fatmawati) tahun 2012. Pengambilan data dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juni 2013. Dari 74 pasien yang masuk dalam kriteria inklusi, ditemukan pasien paling banyak dengan umur berkisar 40 tahun sampai 59 tahun. Kanker Mammae sekitar 51 % adalah jenis kanker Organ Reproduksi Wanita terbanyak. Sedangkan Nyeri yang paling banyak ditemukan adalah nyeri ringan (61%). Selanjutnya penggunaan analgesik terbanyak di RSUP Fatmawati adalah analgesik tunggal dibandingkan analgesik kombinasi. Analgesik yang paling banyak digunakan pada pasien Kanker Mammae adalah Deksketoprofen Trometamol, sedangkan pada pasien Kanker Ovarium dan Kanker Cervix adalah Ketoprofen Supp dan Asam Mefenamat. Analgesik tunggal lebih banyak digunakan untuk pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita (77%) dibandingkan analgesik kombinasi dan paling banyak mengatasi nyeri. Analgesik Kombinasi digunakan oleh pasien kanker Mammae, Kanker Ovarium, Kanker Cervix, Kanker Endometrium dan Kanker Vulva.Hasil yang didapat setelah penggunaan analgesik tunggal dan kombinasi setelah dianalisis sekitar 47% pasien mengalami hilang nyeri. Kebanyakan hilang nyeri ditunjukkan pada pasien yang telah diberikan terapi analgesik tunggal. Kata Kunci :Analgesik, Nyeri, Kanker, Kanker Organ Reproduksi Wanita, RSUP Fatmawati
vi
ABSTRACT Name Study Program Title
: Fitri Nurmayanti : Pharrmacy : Profile of The Use Analgesic in Female Reproductive Organ Cancers Pain in RSUP Fatmawati 2012
Pain is a major problem that is often encountered in cancer disease. The pain caused by a malignant growth of cancer cells or due to the side effects of cancer treatment have to get the right treatment as not to create suffering for the patient. This study is aimed to know the profile of analgesics use in the treatment of patients with breast cancer, ovarian cancer, cervical cancer, endometrial cancer and vulvar cancer, includes the use of a single analgesic or analgesic combination. This study is more on observation with cross sectional design of the medical records and carried out retrospective. Study subject will be in patients of reproductive organ cancer in women given analgesic at the General Hospital Center Fatmawati (RSUP Fatmawati) in 2012 . Data collected from May to June 2013. From 74 patients inclusive, found most patients with ages ranging from 40 years to 59 years. Breast cancer of 51% has been the most in number female reproductive organ cancers. Patients suffering from mild pain were 61%. Single analgesics most widely used in patients with breast cancer are Deksketoprofen Trometamol, in patients with ovarian cancer and cervical cancer is Mefenamic Acid and Ketoprofen suppository. single analgesic for female reproductive organs cancer patients is more widely used (77%) than analgesic combinations. Combination Analgesic is used by patients of breast cancer, Ovarian cancer, Cervix cancer, Endometrial cancer and Vulvar cancer. Result from the use of single analgesics and combination analgesics adter analysis were 47% patients were free of total pain. Most of the pain disappeared indicated in patients who have been given a single analgesic therapy.
Keywords: Analgesics, Pain, Female Reproductive Organs Cancer, Cancer, RSUP Fatmawati
vii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang teramat sangat senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta segala nikmat-Nya kepada kita berupa kesehatan, pendidikan, kesempatan, serta umur sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan
pengikutnya yang senantiasa setia mengikuti ajaran yang disampaikannya sehingga menuntun umatnya untuk selalu berada dijalan yang benar hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai slah satu syarat yang telah ditentukan oleh Universitas Islam Negeri Jakarta pada Program Studi Farmasi untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi. Adapun judul skripsi ini adalah “PROFIL PENGGUNAAN ANALGESIK DALAM MENGHILANGKAN NYERI PASIEN KANKER ORGAN REPRODUKSI WANITA DI RSUP FATMAWATI TAHUN 2012” Selama penulisan skripsi berlangsung, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan rampung tanpa bantuan dari banyak pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt selaku Pembimbing I dan Dra. Farida Indyastuti, S.E, M.M, Apt selaku pembimbing II, yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran, dan tenaga serta dengan sabar membimbing dan mengajari sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Dinas Pendidikan Sumatera Selatan yang telah memberikan beasiswa, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Prof. Dr (hc).dr. M.K. Tadjudin, Sp.and selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
5. Ibu/ Bapak dosen dan staf Akademika Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Satriani dan seluruh staff Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang telah membantu selama pengambilan data di RSUP Fatmawati. 7. Ayahanda tercinta, Dirjo Wiyoto dan Ibunda tercinta, Jamiatun terimakasih untuk semua jasa dan pengorbanan terbesar mereka dalam perjalanan hidup penulis serta kasih sayang, cinta, bimbingan, semangat, serta dukungan merekalah yang menumbuhkan semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman satu perjuangan, Nurul Mukarromah yang telah memberikan bantuan dan dukungan. Mas Fris Nugraha yang senantiasa mendoakan dan memberi semangat selama penulisan skripsi. 9. Teman-teman penelitian Farmasi Klinis, Ika Susanti, Misriana, Dwi Permata Sari dan Wahyu Putri Lestari.Teman-teman seperjuangan Farmasi Angkatan 2009; Susilowati, Ira Sukaina, Eriska Boru Saragih, Gianti dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan makna persahabatan, kekeluargaan dan persaudaraan selama ini.Teman-teman beasiswa Muba-Sumsel tahun 2009. 10. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Dengan sangat sadar penulis mengakui dalam skripsi ini masih banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan skripsi.
Ciputat, 30 September 2013
Penulis
ix
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Sebagai civitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Fitri Nurmayanti
NIM
:
109102000064
Program Studi
:
Farmasi
Fakultas
:
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Jenis Karya
:
Skripsi
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya dengan judul : PROFIL PENGGUNAAN ANALGESIK DALAM MENGHILANGKAN NYERI PASIEN KANKER ORGAN REPRODUKSI WANITA DI RSUP FATMAWATI TAHUN 2012 untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media digital lain yaitu Digital Library perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta. Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Ciputat
Pada Tanggal : 30 September 2013 Yang menyatakan,
(Fitri Nurmayanti)
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... v ABSTRAK .................................................................................................................... vi ABSTRACT .................................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. x DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvi DAFTAR ISTILAH ..................................................................................................... xvii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2 1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 3 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3 1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................... 3 1.4.2 Tujuan Khusus.................................................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................... 4 1.6 Ruang Lingkup ............................................................................................ 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5 2.1 Kanker ........................................................................................................ 5 2.1.1 Pengertian Kanker ........................................................................... 5 2.2 Kanker Organ Reproduksi Wanita .............................................................. 5 2.2.1 Kanker Mammae ............................................................................. 5 2.2.2 Kanker Ovarium .............................................................................. 7 2.2.3 Kanker Cervix ................................................................................. 7 2.2.4 Kanker Vulva .................................................................................. 8 2.2.5 Kanker Endometrium ...................................................................... 9 2.3 Analgesik ..................................................................................................... 9 2.3.1 Pengertian Analgesik....................................................................... 9 2.3.2 Penggolongan Analgesik ................................................................. 9 2.3.3 Analgesik Non Narkotik.................................................................. 10 2.3.4 Analgesik Narkotik ......................................................................... 13 2.3.5 Penggolongan Analgesik Narkotik.................................................. 14 2.4 Nyeri ............................................................................................................ 18 2.4.1 Definisi Nyeri ................................................................................. 18 2.4.2 Patofisiologi Nyeri ......................................................................... 19 2.4.3 Manifestasi Klinik tentang Nyeri ................................................... 19 2.5 Terapi Farmakologi ..................................................................................... 20 2.5.1 Terapi Golongan Analgesik Non-narkotik ..................................... 20 2.5.2 Terapi Golongan Analgesik Narkotik ............................................ 21
xi
2.5.3 Terapi Kombinasi ........................................................................... 21 2.5.4 Terapi Penggunaan Analgesik Menurut WHO .............................. 22 2.6 Visual Analogue Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS) ............. 22 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ........................ 24 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 24 3.2 Definisi Operasional ................................................................................... 24 BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................................... 25 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian....................................................................... 25 4.2 Rancangan Penelitian .................................................................................. 25 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 25 4.3.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 25 4.3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 25 4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ....................................................................... 25 4.4.1 Kriteria Inklusi ................................................................................ 25 4.4.2 Kriteria Eksklusi .............................................................................. 26 4.5 Pengumpulan Data ...................................................................................... 26 4.6 Cara Kerja ................................................................................................... 26 4.7 Analisis Data ............................................................................................... 26 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 28 5.1 Hasil ............................................................................................................ 28 5.1.1 Hasil Analisis Karakteristik Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Umur di RSUP Fatmawati pada Tahun 2012 ................................................................................................. 28 5.2 Hasil Analisis Diagnosis Penyakit Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012 .................................................................. 29 5.2.1 Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Jenis Kanker RSUP Fatmawati tahun 2012 ................ 29 5.2.2 Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit di RSUP Fatmawati tahun 2012 ....................................................................................... 30 5.3 Distribusi Pasien berdasarkan Tingkat Nyeri sebelum Terapi Analgesik ..................................................................................................... 31 5.4 Terapi Nyeri Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita .......................... 32 5.4.1 Jumlah Analgesik yang digunakan pada Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit di RSUP Fatmawati tahun 2012 ..................................................................... 32 5.4.2 Profil Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012 .............. 33 5.4.3 Profil Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati tahun 2012 ............... 34 5.4.4 Profil Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Cervix di RSUP Fatmawati tahun 2012 .................. 35 5.4.5 Profil Penggunaan Analgesik Kombinasi Pada Pasien Kanker Endometrium dan Kanker Vulva di RSUP Fatmawati tahun 2012 ................................................................................................. 36
xii
5.5 Distribusi Penurunan Nyeri Pasie Kanker Organ Reproduksi Wanita setelah Pemberian Analgesik ...................................................................... 37 5.6 Pembahasan ................................................................................................. 41 5.6.1 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 41 5.6.2 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................... 41 5.6.2.1 Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Umur.................................................................................. 41 5.6.3 Analisis Diagnosis Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012 ..................................................................... 42 5.6.3.1 Pasien berdasarkan Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita ............................................................................... 42 5.6.3.2 Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium.............................................................................. 42 5.6.4 Jumlah Analgesik yang digunakan pada Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit di RSUP Fatmawati Tahun 2012 .................................................................... 43 5.6.5 Distribusi Jumlah Pasien berdasarkan Tingkat Nyeri sebelum diberikan Analgesik ......................................................................... 44 5.6.6 Terapi Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012 ...................................... 45 5.6.7 Terapi Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Ovariun di RSUP Fatmawati tahun 2012 ........................................ 46 5.6.8 Terapi Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Cervix di RSUP Fatmawati tahun 2012 .......................................... 47 5.6.9 Terapi Analgesik Kombinasi Pada Pasien Kanker Endometrium dan Kanker Vulva di RSUP Fatmawati tahun 2012 ................................................................................................. 48 5.6.10 Gambaran Penurunan Nyeri pada Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita setelah diberikan Terapi Analgesik ................. 48 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 50 6.1 Kesimpulan.................................................................................................. 50 6.2 Saran ............................................................................................................ 50 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Numeric Analogue Scale .................................................................... 23 Gambar 5.1 Diagram Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Mammae ..... 33 Gambar 5.2 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi Pada Kanker Mammae ............................................................................................. 33 Gambar 5.3 Diagram Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Ovarium ..... 34 Gambar 5.4 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Ovarium ............................................................................................. 34 Gambar 5.5 Diagram Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Cervix ......... 35 Gambar 5.6 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Cervix ................................................................................................ 35 Gambar 5.7 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Endometrium ...................................................................................... 36
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 5.10 Tabel 5.11
Halaman Klasifikasi Obat golongan Narkotik ....................................................... 14 Farmakologi Analgesik Narkotik ........................................................... 15 Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita Berdasarkan Umur ....................................................................................................... 28 Distribusi Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita RSUP Fatmawati tahun 2012 ............................................................................ 29 Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit ................................................................................... 30 Distribusi Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium ................................................................................................... 30 Distribusi Tingkat Nyeri sebelum Terapi Analgesik .............................. 31 Distribusi Tingkat Nyeri sebelum Terapi Analgesik pada Berbagai Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita ................................................ 31 Pemberian Analgesik pada Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita per Stadium Penyakit ................................................................. 32 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah Terapi Analgesik ............... 37 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah Terapi Analgesik berdasarkan jenis kanker ........................................................................ 38 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah terapi Analgesik Tunggal pada pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita ....................... 39 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah terapi analgesik Kombinasi pada pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita ................... 40
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Diagram Persentase Pasien Kanker Organ Reproduksi yang menggunakan analgesik terhadap Pasien kanker lain di RSUP Fatmawati tahun 2012........................................................................ 56 Lampiran 2. Diagram Distribusi Jumlah Pasien Kanker Organ Reproduksi berdasarkan Umur Kanker di RSUP Fatmawati tahun 2012 ............. 56 Lampiran 3. Diagram Distribusi Jumlah Pasien Kanker Organ Reproduksi berdasarkan Diagnosis di RSUP Fatmawati tahun 2012 ................... 57 Lampiran 4. Diagram Distribusi Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi pada Kanker Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012 ................................................................................................... 57 Lampiran 5. Diagram Distribusi Pasien berdasarkan Stadium pada Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012 ................................................................................................... 58 Lampiran 6. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi pada Kanker Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012 ................................................................................................... 59 Lampiran 7. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi dan Kombinasi pada Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati tahun 2012 ................................................................................................... 61 Lampiran 8. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati tahun 2012 ......................................... 62 Lampiran 9. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati tahun 2012 ............................ 63 Lampiran 10. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Cervix di RSUP Fatmawati tahun 2012 ............................................ 64 Lampiran 11. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Cervix di RSUP Fatmawati tahun 2012............................................. 65 Lampiran 12. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Endometrium di RSUP Fatmawati tahun 2012 ................................. 66 Lampiran 13. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Vulva di RSUP Fatmawati tahun 2012............................... 66 Lampiran 14. Form Pengambilan Data ................................................................... 67 Lampiran 15. Surat Izin Penelitian di RSUP Fatmawati tahun 2012 ...................... 68 Lampiran 16. Keterangan Izin Penelitian di RSUP Fatmawati tahun 2012 ............ 69
xvi
DAFTAR ISTILAH
Amp
: Ampul
AINS
: Anti Inflamasi Non Steroid
IASP
: International Association for the Study of Pain
dd
: de die
HCl
: Hidro Klorida
i.m
: Intra Muskular
i.v
: Intra Vena
K/P
: Kalau Perlu
NBOCC
: National Breast and Ovarian Cancer Centre
NSAIDs
: Non Steroidal Anti-Inflammatory Drugs
NRS
: Numeric Rating Scale
RSUP Fatmawati
: Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
s.c
: Subcutan
SIRS
:Sistem Informasi Rumah Sakit
Supp
: Suppositoria
tpm
: Tetes per menit
VAS
: Visual Analogue Scale
WHO
: World Health Organization
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan kendali dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali (Mahleda, 2012). Sel Kanker dapat menyebar kebagian tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga Kanker baru akan tumbuh di tempat lain. Penyebaran sel Kanker ke jaringan sehat pada organ tubuh lainnya dapat merusak organ tubuh tersebut sehingga fungsi organ tersebut menjadi terganggu (Lubis, 2009). Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan menyumbangkan masalah 7,6 juta kasus kematian pada tahun 2008. Jenisjenis utama Kanker adalah paru (1,37 juta kematian), perut (736 000 kematian), hati (695 000 kematian), kolorektal (608 000 kematian), Mammae (458 000 kematian), dan Kanker serviks (275 000 kematian) (WHO, 2013). Dari sekian banyak Kanker yang ada sebagai contohnya Kanker Mammae dan serviks adalah Kanker tertinggi yang diderita wanita dan merupakan Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita. Hal ini sama dengan tinjauan yang telah dilakukan di RSUP Fatmawati Menurut data yang peneliti dapatkan dari hasil studi pendahuluan di bagian Rekam Medik, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati merawat pasien-pasien Kanker organ reproduksi wanita dalam jumlah yang tidak sedikit. Diantaranya adalah jumlah pasien Kanker Mammae di tahun 2011 sebanyak 103 pasien, 74 pasien untuk Kanker Ovarium, 66 pasien untuk Kanker serviks, 10 pasien Endometrium dan masih banyak lagi yang lain. Dari sekian banyak Kanker organ reproduksi wanita diduga ada beberapa pasien yang mengalami nyeri pada saat dirawat di RSUP Fatmawati. Nyeri adalah gejala umum yang dialami oleh setidaknya 30% dari pasien yang menjalani pengobatan penyakit Kanker yang bermetastasis (menyebar) dan lebih dari 70% penderitanya merupakan pasien Kanker stadium lanjut
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
(Mercadante, 2010). Masa tumor yang bertambah besar akan menekan saraf, tulang, dan organ lain yang ada di sekitarnya sehingga menimbulkan nyeri. Nyeri dapat juga disebabkan oleh adanya metastasis, prosedur tindakan diagnostik dan komplikasi terapi (Farastuti, 2005) Untuk menangani nyeri ini diperlukan obat antinyeri yang biasa disebut dengan analgesik.Analgesik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi SSP secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgesik bekerja
dengan
meningkatkan
nilai
ambang
persepsi
rasa
sakit
(Siswandono,2008). Dari sekian banyak penderita Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita belum diketahui bagaimana profil penggunaan analgesik pada terapi Kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012. Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, peneliti bermaksud untuk mengetahui penggunaan obat analgesik yang diberikan pada pasien Kanker yang khusus menyerang organ reproduksi wanita di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Hal ini yang nantinya akan dibahas lebih lanjut melalui judul “ Profil penggunaan analgesik dalam menghilangkan nyeri pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012”.
1.1 Rumusan Masalah a.
Nyeri adalah gejala umum yang dialami oleh setidaknya 30% dari pasien yang menjalani pengobatan penyakit Kanker yang bermetastasis (menyebar) dan lebih dari 70% penderitanya merupakan pasien Kanker stadium lanjut.Sedangkan dari sekian banyaknya Kanker ,Kanker yang berkaitan dengan organ reproduksi wanita menempati urutan tertinggi dari sejumlah Kanker lainnya yang ada di RSUP Fatmawati tahun 2012 sehingga diperkirakan pasien yang mengalami nyeri Kanker pada Kanker organ reproduksi juga tidak sedikit.
b.
Belum diketahui profil penggunaan obat analgesik dalam menghilangkan nyeri pasien Kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3
1.2 Pertanyaan Penelitian a. Bagaimana profil penggunaan obat analgesik dalam menghilangkan nyeri pada terapi pasien Kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012?
1.3 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mengetahui profil penggunaan analgesik dalam menghilangkan nyeri pasien Kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012. b. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien kanker Organ Reproduksi Wanita. 2. Untuk mengetahui gambaran nyeri sebelum terapi analgesik dan setelah diberikan terapi analgesik pada pasien kanker Organ Reproduksi Wanita. 3. Untuk mengetahui analgesik yang paling banyak digunakan yaitu analgesik tunggal atau analgesik kombinasi. 4. Untuk mengetahui profil penggunaan analgesik pada terapi pasien Kanker Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012. 5. Untuk mengetahui profil penggunaan analgesik pada terapi pasien Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati tahun 2012. 6. Untuk mengetahui profil penggunaan analgesik dalam menghilangkan nyeri pada terapi pasien Kanker Cervik di RSUP Fatmawati tahun 2012. 7. Untuk mengetahui profil penggunaan analgesik pada terapi pasien Kanker Endometrium dan profil penggunaan analgesik pada terapi pasien Kanker Vulva di RSUP Fatmawati tahun 2012.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4
1.4 Manfaat penelitian a. Manfaat Secara Metodologi Metode yang digunakan pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mencari analgesik yang paling banyak digunakan pada terapi nyeri pasien Kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012. b. Manfaat Secara Aplikatif Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai informasi bagi apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam membuat kebijakan pemilihan obat analgesik yang efektif pada pasien Kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Masalah penggunaan analgesik pada penderita kanker sangat luas, oleh karena itu pada penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian hanya pada profil penggunaan analgesik dalam menghilangkan nyeri pasien kanker yang menyerang organ reproduksi wanita di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati tahun 2012 dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 74 sampel yang dikumpulkan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kanker
2.1.1
Pengertian Kanker Kanker atau karsinoma adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal
dan bersifat ganas (maligne). Sekelompok sel yang mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus menerus (proliferasi). Akibatnya adalah pembengkakan atau benjolan yang disebut tumor atau neoplasma (Lat. Neo= baru, plasma= bentukan) (Tjay dan Rahardja, 2010). Kanker atau tumor ganas ini terjadi manakala sel normal tumbuh menjadi ganas dan tak terkendali. Keadaan yang sudah gawat ini diperparah karena tumor dapat bermetastatis, atau menyebar kebagian tubuh lainnya. Penyakit yang menakutkan ini dapat berkembang karena faktor keturunan, faktor karsinogen lingkungan, dan virus (Harkness, 1989). Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu ciri dari Kanker adalah pembentukan secara cepat sel-sel abnormal yang tumbuh melampaui batas, dan yang kemudian dapat menyerang bagian tubuh lain dan menyebar ke organ lain. Proses ini disebut sebagai metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat Kanker (WHO, 2013).
2.2 Kanker Organ Reproduksi Wanita 2.2.1
Kanker Mammae Salah satu jenis kanker yang sangat terkenal adalah kanker Mammae.
Kanker Mammae adalah
suatu keganasan yang berasal dari jaringan
Mammae (Sukandar et.al., 2011 dan Dipiro et.al., 2009), merupakan pertumbuhan sel Mammae yang tidak terkontrol karena terjadi perubahan abnormal dari gen yang berperan dalam pembelahan sel (Handayani, 2012). Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker Mammmae; sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kejadian lingkungan yang dapat
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarts
6
menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan kanker Mammae, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal (Suzanne, 2002). Menurut Suzanne ( 2002) meskipun belum ada penyebab spesifik kanker Mammae yang diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Hal yang harus diingat adalah, bahwa hampir 60% wanita yang didiagnosa
kanker
Mammae
tidak
mempunyai
faktor-faktor
resiko
teridentifikasi kecuali lingkungan hormonal mereka. Faktor-faktor resiko tersebut mencakup :
Riwayat pribadi tentang kanker Mammae.
Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita yang menderita kanker Mammae.
Menarke dini (menstruasi sebelum 12 tahun).
Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama setelah 30 tahun.
Menoupose pada usia lanjut (setelah usia 50 tahun).
Riwayat penyakit Mammae jinak.
Pemajanan terhadap radiasi ionoisasi selama masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun .
Obesitas.
Kontraseptif oral.
Terapi penggantian hormon.
Konsumsi alkohol.
Kanker Mammae dapat terjadi dibagian mana aja dalam Mammae, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan Mammae terdapat. Kanker Mammae umum terjadi pada Mammae sebelah kiri. Keluhan nyeri yang menyebar pada Mammae dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit Mammae jinak (Suzanne, 2002). Menurut Suzanne (2002) kanker Mammae adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat . Insiden keseluruhannya meningkat sampai 54%
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7
dalam 40 tahun antara tahun 1950 dan 1989. Angka insidens meningkat secara konstan sampai 1 % setiap tahun hingga tahun 1980-an. Statistik terakhir menunjukkan bahwa resiko sepanjang hidup untuk mengalami kanker adalah 1 dari 8 wanita. Resiko ini tidak sama dengan kelompok usia. Sebagai contoh, resiko untuk mengalami kanker Mammae sampai usia 35 tahun adalah 1 dalam 622; resiko mengalami kanker Mammae sampai usia 60 adalah 1 dalam 24. 2.1.1
Kanker Ovarium Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka
ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002). Kanker Ovarium merupakan salah satu keganasan ginekologi yang paling sering ditemukan pada perempuan dan menempati urutan kedua setelah kanker serviks. Angka kematian akibat kanker ovarium di Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 1989-1992 sebesar 22,6% dari 327 kematian kanker ginekologi. Pada umumnya penderita datang sudah dalam stadium II-IV (42,5%) sehingga keberhasilan pengobatan sangat rendah (Sihombing & Sirait, 2007). Wanita dengan kanker Ovarium mempunyai resiko mengidap kanker payudara 3 sampai 4 kali lipat dan wanita dengan kanker payudara mempunyai resiko yang meningkat terhadap kanker ovarium (Smeltzer & Bare, 2002). Faktor-faktor resiko meliputi diet tinggi lemak; merokok; alkohol; riwayat kanker payudara, kolon dan endometrium. Tanda-tanda dan gejalanya termasuk haid tidak teratur, ketegangan menstruasi, darah menstruasi yang terlalu banyak dengan nyeri tekan pada mammae, menoupouse dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, tekanan pada pelvis, dan sering berkemih (Smeltzer & Bare, 2002).
2.1.2
Kanker Leher Rahim (Kanker Cervix) Kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi berasal dari sel leher
rahim. Hampir seluruh kanker leher rahim disebabkan oleh Human Papiloma
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
Virus( HPV) / virus papiloma pada manusia. Virus ini relatif kecil dan hanya dapat dilihat dengan alat mikroskop elektron. Hampir 100% infeksi HPV ditularkan melalui hubungan seksual. Penderita infeksi HPV mengalami keluhan/gejala. Hampir setiap 1 (satu) dari 10 (sepuluh) orang perempuan yang terinfeksi HPV (10%-nya). akan mengalami perubahan menjadi lesi prakanker atau displasia pada jaringan epitel leher rahim. Lesi prakanker dapat terjadi dalam waktu 2 – 3 tahun setelah infeksi. Apabila lesi tidak diketahui dan tidak diobati, dalam waktu 3 - 17 tahun dapat berkembang menjadi kanker leher rahim Sampai saat ini, belum ada pengobatan untuk infeksi HPV(Depkes RI, 2009). Faktor resiko kanker Cervix (Depkes RI, 2009) ; 1. Perempuan yang melakukan aktivitas seksual sebelum usia 18 tahun. 2. Mereka yang berganti-ganti pasangan seksual. 3. Mereka yang menderita infeksi kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual (IMS) 4. Berhubungan dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan. 5. Ibu atau saudara kandung yang menderita kanker leher rahim. 6. Merokok aktif/pasif 7. Penurunan kekebalan tubuh (imunosupresi)
2.1.3
Kanker Vulva Kanker Vulva merupakan kanker ginekologi yang kejadiannya relative
sedikit. Pasien umumnya datang pada stadium lanjut, terapi radiasi pada stadium lanjut tidak memberi prognosis yang baik ( Andrijono et.al., 2003). Kanker Vulva mewakili 3%-5% dari semua keganasan penyakit ginekologi dan tampak hampir selalu pada wanita pascamenoupouse meski angka kejadiannya pada wanita muda lebih tinggi. Wanita kulit putih lebih banyak yang terserang kanker Vulva dibandingkan wanita kulit hitam. Usia rata-rata pada kanker Vulva 44 tahun-66 tahun. Angka kejadiannya lebih tinggi pada wanita hipertensi, Obesitas, dan Diabetes. (Smeltzer & Bare, 2002).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
2.1.4
Kanker Endometrium Kejadian kanker Endometrium lebih sering dijumpai pada wanita usia
pascamenopause atau perimenopause dengan riwayat perdarahan vagina yang abnormal (Sofian & Koampono, 2006). Kanker endometrium merupakan salah satu kanker ginekologi dengan angka kejadian tertinggi, terutama di negara-negara maju. Selama tahun 2005, diperkirakan di Amerika terdapat sekitar 40.880 kasus baru dengan sekitar 7.100 kematian terjadi karena kanker endometrium ( Rice et.al., 2006). Secara epidemiologi terdapat beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan kanker endometrium yaitu terapi penggantian hormon, obesitas, wanita pasca menopause, nulipara atau dengan paritas rendah, dan keadaan anovulasi. Halhal tersebut berkaitan dengan keadaan estrogen yang meningkatkan risiko terjadinya
kanker
endometrium.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pemaparan terhadap estrogen atau meningkatkan kadar progesteron, seperti penggunaann kontrasepsi oral dan merokok, merupakan faktor yang bersifat protektif (Brand et. al., 2000).
2.2 Analgesik 2.2.1
Pengertian Analgesik Analgesik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi SSP secara selektif,
digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgesik bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit (Siswandono,2008).
2.2.2
Penggolongan Analgesik Atas dasar Cara kerja farmakologisnya, analgesik dibagi dalam 2
kelompok besar, yakni: a. Analgesik perifer (non narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgesik antiradang termasuk dalam kelompok ini. b. Analgesik narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada fraktur dan Kanker (Tjay dan Rahardja, 2010).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10
2.2.3
Analgesik Non Narkotik (Farmakoterapi, 2009) Obat analgesik antipiretik serta obat antiinflamasi nonsteroid (AINS)
merupakan salah satu kelompok obat yang paling banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, serta kimiawi. a. Mekanisme Kerja Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektivitas yang berbeda. b. Efek Farmakodinamik Semua obat mirip aspirin bersifaat antipiretik, analgesik dan antiinflamasi. Ada perbedaan aktivitas antara obat-obat tersebut. Sebagai analgesik, obat mirip aspirin hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang. Efek analgesiknya jauh lebih lemah dari pada efek analgesik golongan narkotik. Tetapi berbeda dengan narkotik, obat analgesik mirip aspirin tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Sebagai antipiretik, obat mirip aspirin akan menurunkan suhu hanya
pada
keadaan
demam.
Walaupun
kebanyakan
badan
obat
ini
memperlihatkan efek antipiretik in vitro, tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama. Kebanyakan obat mirip aspirin,terutama yang baru, lebih dimanfaatkan
sebagai
antiinflamasi
pada
pengobatan
kelainan
muskolosketal. Tetapi harus diingat bahwa obat mirip aspirin ini hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik tidak menghentikannya , memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan muskolosketal. c. Efek Samping Selain menimbulkan efek terapi yang sama AINS juga memiliki efek samping serupa karena didasari oleh hambatan pada sistem biosintesis prostaglandin. Secara umum AINS berpotensi menyebabkan efek samping pada 3 sistem organ, yaitu saluran cerna, ginjal, dan hati. Efek smping
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11
yang paling sering terjadi adalah induksi tukak peptik (deudenum dan lambung) yang kadang-kadang disertai dengan anemia sekunder akibat pendarahan lambung. Pada beberapa orang dapat terjadi reaksi hipersensitifitas terhadap aspirin dan obat mirip aspirin. d. Pembahasan Obat i.
Salisilat Salisilat Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgesik antipiretik dan anti-inflamasi yang luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. merupakan
obat
yang
Salisilat khususnya asetosal
banyak
digunakan
sebagai
analgesik,antipiretik dan antiinflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik.
Efek salisilat ditemukan
terhadap pernafasan hati,ginjal dan saluran cerna. Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorbsi dengan cepat dalam bentuk utuh dilambung, tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas. Kadar tertinggi di capai kira-kira 2 jam setelah pemberian. Kecepatan absorbsinya tergantung pada kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, pH permukaan mukosa dan waktu pengosongan lambung. Absorbsi pada pemberian secara rektal,lebih lambat dan tidak sempurna sehingga Cara ini tidak dianjurkan. Asam salisilat diabsorbsi secara cepat pada kulit sehat,terutama bila dipakai sebagai obat gosok atau salep. Setelah diabsorbsi, salisilat menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan cairan transeluler sehingga ditemukan dalam cairan sinovial, cairan spina, cairan peritonial, liur dan susu. Aspirin diserap dalam bentuk utuh, dihidrolisis menjadi asam salisilat terutama dihati. Dosis antipiretik salisilat untuk dewasa ialah 325- 650 mg, diberikan secara oral tiap 3-4 jam. Untuk anak 15-20 mg/kgBB diberikan tiap 4-6 jam. Salisilat juga bermanfaat untuk mengobati nyeri tidak spesifik.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
12
ii.
Para amino fenol Efek
analgesik
Paracetamol
serupa
dengan
salisilat
yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek antiinflamasinya sangat rendah. Paracetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma di capai dalam waktu ½ jam dan t ½ plasma antara 1-3 jam. 25 % Paracetamol terikat protein plasma. Obat ini disekresi melalui ginjal. Reaksi alergi
terhadap
derivat
para
amino
fenol
jarang
terjadi.
Manifestasinya berupa eritema, urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa. Akibat dosis toksik yang paling serius adalah nekrosis hati. iii.
Analgesik anti-inflamasi nonsteroid lainnya. Beberapa AINS umumnya bersifat anti inflamasi, analgesik, dan antipiretik. Efek antipiretiknya baru terlihat pada dosis yang lebih besar daripada efek analgesiknya. Respons individual terhadap AINS bisa sangat bervariasi walaupun obatnya tergolong dalam kelas atau derivat kimiawi yang sama. Asam mefenamat Digunakan sebagai analgesik, dan anti inflamasi. Asam mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul. Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari. Ketoprofen Derivat asam propionat ini memiliki efektivitas seperti ibuprofen dengan sifat antiinflamasi sedang. Absorbsi berlangsung baik dari lambung dan waktu paruh plasma sekitar 2 jam. Efek samping sama dengan AINS lain terutama menyebabkan gangguan saluran cerna, dan reaksi hipersensitivitas. Dosis 2 kali 100 mg sehari, tetapi sebaliknya ditentukan secara individual.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13
Deksketoprofen trometamol Indikasi: nyeri muskuloskeletal akut, dismenore, sakit gigi & nyeri pasca operasi. Dosis Tab 12,5 mg tiap 4-6 jam atau 25 mg tiap 8 jam. Nyeri pasca op 25 mg tiap 8 jam. Max Dosis : 75 mg. Amp 50 mg / mL tiap 8-12 jam. Max Dosis IV / IM :150 mg. Diberikan 30 menit sebelum makan , terutama untuk meredakan nyeri akut dengan cepat. Kontraindikasi:Riwayat serangan asma, bronkospasme, rhinitis akut atau polip hidung, edema atau urtikaria, tukak lambung, perdarahan lambung, gagal jantung berat, sedang hingga disfungsi ginjal sedangberat, disfungsi hati berat, diatesis hemoragik, gangguan pembekuan darah & terapi antikoagulan, hamil & laktasi. Piroksikam Dan Meloksikam Absorbsi peroksikam berlangsung cepat dilambung, terikat 99% pada protein plasma. T ½ dalam plasma lebih dari 45 jam sehingga diberikan sekali sehari. Obat ini menjalani siklus enterohepatik. Frekuensi kejadian efek samping dengan piroksikam mencapai 11-46 %, dan efek samping yang sering terjadi adalah gangguan saluran cerna. Efek samping lain adalah pusing, tinitus, nyeri kepala dan eritema kulit. Dosis 10-20 mg sehari diberikan pada pasien yang tidak memberikan respon yang cukup dengan AINS yang lebih aman. Meloksikam diberikan dengan dosis 7,5-15 mg sekali sehari.
2.2.4
Analgesik Narkotik Analgesik narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem
saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit, yang moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit Kanker , serangan jantung akut, sesudah operasi atau penyakit ginjal. Analgesik narkotik sering juga digunakan untuk pramedikasi anastesi, bersama-sama digunakan dengan atropin, untuk mengontrol sekresi (Siswandono,2008). Aktivitas analgesik narkotik jauh lebih besar dibandingkan dengan golongan analgesik non narkotik, sehingga disebut pula analgesik kuat.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14
Golongan ini pada umumnya menimbulkan euforia sehingga banyak disalah gunakan. Pemberian obat secara terus menerus dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan mental atau kecanduan, dan efek ini terjadi secara cepat. Kelebihan dosisnya dapat menyebabkan kematian karena terjadinya depresi pernafasan (Siswandono, 2008).
2.2.5
Penggolongan Analgesik Narkotik Atas dasar Cara kerjanya pada reseptor obat golongan narkotik (opiod) ini
dibagi menjadi: 1) Agonis penuh (kuat), 2) Agonis parsial (agonis lemah sampai sedang), 3) Campuran agonis dan antagonis, 4) Antagonis. Klasifikasi obat golongan opiod/ narkotik : (Farmakoterapi, 2009) Tabel 2.1 Klasifikasi Obat Golongan Narkotik
Agonis lemah-
Campuran agonis-
sedang
antagonis
Morfin
Kodein
Nalbufin
Nalorfin
Hidromorfin
Oksikodon
Buprenorfin
Nalokson
Oksimorfin
Hidrokodon
Butorfanol
Nalrekson
Metadon
Propoksifen
Pentazosin
Meperidin
Difenoksilat
Agonis Kuat
Antagonis
Fentanil Levorfanol
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
15
Tabel 2.2 Farmakologi Analgesik Narkotik No Nama Obat
Farmakologi Farmakodinamik Turunan Morfin
1.
Morfin
Farmakokinetik
Mekanisme Kerja:
Resorbsinya diusus baik, tetapi
Berikatan dengan reseptor opioid
bioavailibilitynya hanya kira-
pada SSP, menghambat jalur
kira 25% akibat first pass effect
nyeri, mengubah persepsi dan
yang besar. Mulai kerjanya
respon terhadap rasa sakit
setelah 1-2 jam dan bertahan
menghasilkan depresi umum SSP
sampai 7 jam. Resorbsi
(Taketomo, 2002-2003).
suppositoria umumnya sedikit
Indikasi:
lebih baik , secara i.m atau s.c
Khusus pada nyeri hebat, akut dan
baik sekali (Persentase
kronis. Seperti pada fase terminal
pengikatannya pada protein
dari Kanker (Tjay dan Rahardja,
:35% (Tjay dan Rahardja,
2010)
2010). t1/2 eliminasinya: 2,9 jam
ESO: (Farmakoterapi, 2009)
± 0,5 jam (Siswandono,2008).
-Alergi (seperti mual, muntah,
Morfin dimetabolisme di dalam
tremor, delirium, konvulsi,
hati . Ekskresinya melalui
insomnia, urtikaria, eksantem,
kemih, empedu dangan siklus
dermatitis kontak, pruritus dan
enterohepatis dan tinja (Tjay
bersin.
dan Rahardja, 2010).
-Intoksikasi akut (seperti tidur,
Dosis: (Tjay dan Rahardja,
koma, frekuensi napas lambat,
2010)
tekanan darah menurun, syok,
Dewasa oral 3-6 dd 10-20 mg garam HCL, s.c / i.m .3-6 dd 5-20 mg
pupil mengecil, suhu badan rendah, kulit dingin,tonus otot
Anak-anak: oral 2 dd 0,1-0,2
rangka rendah,depresi napas dan
mg/kg.
kematian. 2.
Kodein
Mekanisme Kerja:
Absorbsi dalam saluran cerna
Lihat mekanisme kerja
cukup baik (Siswandono,2008),
hidromorfon
resorbsi rektal baik (Tjay dan Rahardja, 2010).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16
Indikasi:
Obat terikat oleh protein plasma
Memiliki khasiat sama seperti
± 7-25%. Kadar plasma tertinggi
induknya, tetapi lebih lemah,
0,5-1,5 jam setelah pemberian
misalnya 6-7 kali kurang
oral (Siswandono,2008)
kuat.(Tjay dan Rahardja, 2010).
Metabolisme di hati. Ekskresi
ESO:
lewat kemih sebagai
Pada dosis yang lebih tinggi ( >3
glukoronida dan 10% secara
dd 20 mg) menimbulkan obstipasi
utuh. t1/2 plasmanya 3-4 jam
dan mual (Tjay dan Rahardja,
(Tjay dan Rahardja, 2010)
2010).
Dosis: (Tjay dan Rahardja, 2010) Nyeri, oral 3-6 dd 15-60 mg garam HCl, anak-anak diatas 1 tahun 3-6 dd 0,5 mg/kg
No Nama Obat
Farmakologi Farmakodinamik
Farmakokinetik
Turunan Meperidin 1.
Meperidin/ Pethidin/ Dolantin/ isonipekain
Durasi analgesinya pada
Absorbsi pemberian apapun
penggunaan klinis 3-5 jam
baik. tetapi kecepatan absorbsi
(Farmakoterapi, 2009)
mungkin tidak teratur setelah
Mekanisme Kerja:
suntikan IM. Kadar puncak
Lihat mekanisme kerja morfin
plasma : 45 menit. Setelah
Indikasi:
pemberian meperidin IV,
Analgesik (Hardjosaputra
kadarnya dalam plasma
et.al.,2008)
menurun secara cepat 1-2 jam
ESO:
pertama, kemudian penurunan
Pusing, mual, muntah, keringat
berlangsung lebih lambat.
dingin, mulut kering. Pemberian
Lebih 60% meperidin dalam
secara suntikan dapat
plasma terikat protein. t1/2
menyebabkan penurunan tekanan
petidin 5 jam. Metabolisme
darah (Hardjosaputra et.al., 2008).
meperidin didalam
Meperidin dapat menurunkan
hati (Farmakoterapi, 2009)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17
aliran darah otak, kecepatan
Dosis:(Hardjosaputra
metabolik otak, dan tekanan intra
et.al.,2008).
kranial, petidin tidak menunda
Tablet: 1-2 tablet (@tablet 50
persalinan, akan tetapi dapat
mg pethidin HCL) 1-2 dd
masuk ke fetus dan menimbulkan
Injeksi: 50-100 mg i.m/s.c
depresi respirasi pada kelahiran (Farmakoterapi, 2009) 2.
Fentanil
Mekanisme Kerja:
Absorbsi dalam mukosa bukal
Berikatan dengan reseptor
(transmukosa): cepat ~25%,
stereospesifik opioid terhadap
75% mengembang dengan
banyak tempat dalam SSP,
saliva dan terabsorbsi lemah
meningkatkan ambang
dalam saluran cerna.
nyeri,mengubah persepsi
Sangat lipofil,teredistibusi ke
nyeri,menghambat jalur nyeri
dalam otot dan lemak,dengan
(Taketomo, 2002-2003)
pengikatan protein 80%-85% .
Indikasi:
>90% dimetabolisme dihati.
Penanganan nyeri dan
Diekskresikan didalam urine
penatalaksanaan nyeri kronik
sebagai metabolit dan <10%
(Taketomo, 2002-2003).
sebagai obat.(Taketomo,2002-
ESO:
2003)
Depresi pernafasan, kekakuan
Dosis:
otot, hipotensi, bradikardia,
Pramedikasi 100 mcg i.m. 30-60
laryngospasme, mual, muntah,
menit sebelum operasi.Sebagai
menggigil, kelelahan, halusinasi
tambahan pada anastesi regional
pasca bedah (Hardjosaputra et.al.,
50-100 mcg i.m/i.v pelan-pelan
2008).
selama 1-2 menit bila diperlukan tambahan analgesia. Pasca bedah (dalam ruang pulih) 50-100 mcg i.m, dapat diulang dalan 1-2 jam bila diperlukan(Hardjosaputra et.al., 2008).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18
No Nama Obat
Farmakologi Farmakodinamik
Farmakokinetik
Turunan Lain-Lain 1.
Mekanisme Kerja:
Absorbsi didalam saluran cerna
Sebagian dari efek analgesiknya
± 90% , masa kerja 4-6 jam
dihasilkan oleh inhibisi intake
Bioavalibility rata-rata 78% ,
serotonin dan norepinefrin
persentase pengikatan pada
(Farmakoterapi 2009)
proteinnya 20% (Siswandono,
Indikasi:
2008 )
nyeri yang tidak terlampau hebat
plasma t1/2 nya 6 jam. Efeknya
(Tjay dan Rahardja, 2010).
1 jam bertahan selama 6-8 jam
ESO:
(Tjay dan Rahardja, 2010)
Termangu-mangu, berkeringat,
mencapai puncak 2-3 jam .
pusing, mulut kering, mual dan
Metabolisme di hati
muntah juga obstipasi, gatal-gatal,
(Farmakoterapi 2009)
rash nyeri kepala dan letih (Tjay
Ekskresinya di urin 10% secara
dan Rahardja, 2010),
utuh (Tjay dan Rahardja, 2010).
ketergantungan fisik dan konvulsi
Dosis:
Tramadol
(Farmakoterapi 2009)
Dosis anak-anak 1-14 tahun : 3-4 dd 1-2 mg/kg. Diatas 14 tahun 3-4 dd 50-100 mg, maksimal 400 mg sehari (Tjay dan Rahardja, 2010)
2.3
Nyeri
2.3.1
Definisi Nyeri Adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
yang berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau keadaan yang menggambarkan kerusakan tersebut (Dipiro et.al., 2009).Menurut Irianto (2011), rasa nyeri merupakan masalah unik, disatu pihak bersifat melindungi badan kita dan dilain pihak merupakan suatu siksaan. Nyeri juga mempunyai makna praktis yang jelas. Nyeri memperingatkan kita akan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19
bahaya; nyeri dapat membantu diagnosis; kadang-kadang dapat menunjang penyembuhan dengan pembatasan gerakan dan menunjang imobilisasi bagian yang cedera. Sedangkan menurut Assosiasi Internasional Studi Nyeri (IASP) yang dikutip oleh WHO (2012) mendefinisikan nyeri sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang ditandai dengan potensi kerusakan jaringan atau aktual, atau digambarkan pada keadaan seperti rusak
2.3.2
Patofisiologi Nyeri (Dipiro et.al., 2009) 1. Nyeri Noniseptif (Akut) Nyeri akut meliputi nyeri somatik (Sumber nyeri berasal dari kulit, tulang, sendi, otot atau jaringan penghubung) atau viseral (Berasal dari organ dalam seperti usus besar atau pankreas). 2. Nyeri Neuropatik (Kronis) Nyeri kronis terjadi akibat pemprosesan input sensorik yang abnormal oleh SSP atau perifer. Terdapat sejumlah besar sindroma nyeri neuropatik yang seringkali sulit diatasi (misalnya, nyeri punggung bawah, nyeri diabetik, nyeri akibat Kanker , luka pada spinal cord). Nyeri kronis dapat dibagi menjadi 4 subtipe: (1) nyeri yang menetep lebih dari waktu sembuh normal untuk luka akut. (2) nyeri akibat penyakit kronis. (3) nyeri yang tidak jelas organ penyebabnya, serta. (4) nyeri, baik akut maupun kronis yang disebabkan oleh Kanker .
2.3.3
Manifestasi Klinik tentang Nyeri (Dipiro et.al., 2009) Gejala nyeri dapat digambarkan seperti: tajam menusuk, pusing, panas
seperti terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang hilang-timbul, dan berbeda tempat rasa nyeri. Setelah beberapa lama, rangsangan nyeri yang sama dapat memunculkan gejala yang sama sekali berbeda ( contoh: dari rasa nyeri menusuk menjadi pusing, dan dari rasa nyeri
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20
yang terasa nyata menjadi samar-samar). Gejala yang tidak spesifik meliputi kecemasan, depresi, kelelahan, insomnia, rasa marah dan ketakutan. Nyeri akut dapat menyebabkan hipertensi, takikardia,
diaforesis,
midriatik, dan pucat, tetapi gejala tersebut tidak memastikan diagnosis nyeri. Nyeri selalu bersifat subyektif; jadi lebih baik diagnosa didasarkan pada gambaran dan riwayat penyakit yang diceritakan oleh pasien. Nyeri akut seringkali akut, terlokalisasi, dapat digambarkan dengan jelas dan membaik dengan analgesik konvensional. Nyeri neuropatik seringkali kronis,tidak dapat dijelaskan dengan baik, dan tidak mudah diobati dengan analgesik konvensional. Pasien umumnya merasakan nyeri yang seperti membakar , pedih, seperti tersengat listrik dan menusuk;
respon
nyeri
berlebihan
terhadap
rangsangan
yang
membahayakan; atau respon nyeri terhadap rangsangan yang secara normal tidak membahayakan.Pengobatan nyeri yang tidak efektif dapat menyebabkan hipoksia, hypercapnea, hipertensi, aktivitas jantung berlebihan dan gangguan emosional.
2.4
Terapi Farmakologi (Dipiro et.al., 2009)
2.4.1 Terapi Golongan Analgesik Non-narkotik Analgesik yang diberikan harus dimulai dengan analgesik yang paling efektif dengan dosis terendah. Obat-obat,kecuali Paracetamol menurunkan produksi prostaglandin melalui mekanisme berantai asam arachidonat,oleh karenanya mengurangi jumlah rangsangan nyeri yang diterima oleh SSP. Aspirin yang diberikan bersama dengan anti inflamasi non steroid (AINS) yang lain lebih beresiko menyebabkan efek samping pada saluran cerna. Garam salisilat menyebabkan efek samping dibandingkan dengan aspirin dan tidak menghambat agregasi platelet.Senyawa dengan struktur mirip aspirin tidak boleh diberikan kepada anak atau remaja yang menderita influenza
dan
chickenpox
(Cacar
air),karena
sindrom
reye
dapat
terjadi.Paracetamol mempunyai aktivitas analgetik dan antipiretik tetapi hanya sedikit efek antiinflamasi. Juga bersifat sangat hepatotoksik jika over dosis.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
21
2.4.2
Terapi Golongan Analgesik Narkotik Mula kerja analgesik oral biasanya sekitar 45 menit, dan efek pundak umumnya terlihat dalam 1 sampai 2 jam.Agonis dan antagonis parsial bersaing dengan agonis pada reseptor opioid dan menimbulkan efek Campuran antara agonis dengan antagonis.Pada tahap awal pengobatan nyeri akut, analgesik harus diberikan secara around the clock (sebelum nyeri muncul). Saat kondisi nyeri berkurang,pengobatan diberikan jika perlu. Pada penggunaan pasien control analgesia, pasien memberikan sendiri sejumlah tertentu opioid intravena melalui alat “pump” yang dihubungkan secara elektronis dengan alat pengatur waktu;sehingga pasien dapat menyeimbangkan antara kontrol rasa nyeri dengan efek sedasi. Pemberian golongan opioid langsung kedalam SSP (rute epidural dan intretekal) makin menonjol untuk mengobati nyeri akut. Cara ini memerlukan pemantauan cermat karena dilaporkan terjadi sedasi hebat,depresi pernafasan, pruritus (gatal),mual,muntah, retensi urin,dan hipotensi. Naloxone diberikan untuk mengatasi depresi saluran nafas,tetapi mungkin perlu diberikan secara infusi berkelanjutan. Efek analgesik pada dosis tunggal golongan opioid secara epidural tercantum dibawah ini: 1. Morfin, 1-6 mg (mula kerja 30 menit, lama kerja 6-24 jam) 2. Hidromorfon, 1-2 mg (mula kerja 15 menit, lama kerja 6-16 jam) 3. Fentanil, 0,025-0,1 mg (mula kerja 5 menit, lama kerja 1-4 jam) Opioid
intratekal
dan
epidural
sering
diberikan
dengan
infus
berkelanjutan. Semua obat yang diberikan langsung ke dalam SSP harus bebas pengawet.
2.4.3
Terapi kombinasi Kombinasi analgesik oral opioid dan nonopioid sering lebih efektif
dibandingkan dengan monoterapi dan memungkinkan untuk mengurangi dosis obat masing-masing. Selain itu Kombinasi dari paracetamol dan AINS lebih efektif dibandingkan Paracetamol dan AINS yang diberikan secara tunggal ( Ck,Ong et.al., 2010). Penggunaan analgesik kombinasi oral memberikan beberapa manfaat yang potensial
dibandingkan analgesik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22
tunggal.
Mengkombinasikan
analgesik
dalam
satu
produk
juga
mempermudah peresepan dan mengurangi ketidakpatuhan pasien pada saat menebus obat dan mengatasi rasa sakit (Raffa, R.B,2001).
2.4.4
Terapi Penggunaan Analgesik Menurut WHO WHO telah menyusun suatu program penggunaan analgesik untuk nyeri
hebat ,seperti pada Kanker ,yang menggolongan obat dalam 3 kelas yakni: a) Non-opioid : NSAID’s,termasuk asetosal ,Paracetamol dan kodein. b) Opioid lemah : d-propoksifen, tramadol dan kodein, atau kombinasi Paracetamol dan kodein. c) Opioid kuat: morfin dan derivatnya (heroin) serta opiod sintetis (Tjay dan Rahardja, 2010) Tetapi nyeri yang paling hebat dan mencemaskan adalah rasa sakit pada Kanker , walaupun sebetulnya hanya 2/3 dari penderita yang mengalaminya. Begitu pula hanya 70 % yang disebabkan langsung oleh penyakit ganas ini.( Tjay dan Rahardja, 2010).Biasanya penggunaan obat pada penyakit ganas ini adalah analgesik narkotik (opiod) . Menurut program pengobatan ini pertama-tama diberikan 4 dd 1 g Paracetamol, bila efeknya kurang , beralih ke 4 dd Paracetamol -kodein 3060 mg. Ketika langkah ke dua ini tidak menghasilkan efek analgesi yang memuaskan dapat diberikan analgesi kuat . Pilihan pertama dalam hal ini adalah morfin (oral, subkutan kontinu, iv, epidural atau spinal ). Tujuan pengobatan ini adalah untuk menghindarkan resiko kebiasaan dan adiksi untuk narkotik (opiod ), bila diberikan sembarangan. (Tjay dan Rahardja, 2010).
2.5 Visual Analogue Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS) Visual Analogue Scale (VAS) merupakan instrumen pengukuran untuk mengukur karakteristik atau rasa yang mempunyai rentang kesatuan nilai dan tidak dapat dengan mudah diukur secara langsung. Sebagai contohnya, rasa sakit yang pasien rasakan memiliki rentang dari tidak sama sekali hingga rasa sakit yang sangat hebat. Dari sudut pandang pasien, rasa tersebut muncul
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
23
secara terus menerus dan tidak berpindah-pindah. Untuk pengelompokannya Nyeri dikelompokan menjadi tidak ada, ringan, sedang, dan berat. VAS biasanya berbentuk garis Horizontal kurang lebih sepanjang 100 mm dimana di ujung sebelah kiri bertuliskan tidak ada nyeri dan ujung sebelah kanan bertuliskan nyeri berat. Sedangkan Numeric rating scale (NRS) digunakan untuk nyeri sebagai ukuran intensitas nyeri pada orang dewasa . NRS adalah versi skala analog visual (VAS) dimana responden memilih seluruh nomor (0-10 bilangan bulat) yang paling mencerminkan intensitas nyeri mereka. Format Serupa dengan VAS nyeri, NRS menggambarkan nyeri keparahan ekstrem. Skala numerik (NRS) dengan 0 merupakan salah satu rasa sakit yang hebat (misalnya, "tidak ada sakit ") dan 10 mewakili nyeri ekstrim lainnya (misalnya, "Rasa sakit seburuk yang Anda bayangkan" dan "rasa sakit terburuk yang bisa dibayangkan") Paling umum responden diminta untuk melaporkan intensitas nyeri "di terakhir 24 jam "atau intensitas nyeri rata-rata.Responden diminta untuk
menunjukkan
menggambarkan
nilai
intensitas
numerik nyeri
pada
skala
mereka.
yang
Jumlah
paling
tepat
responden
yang
menunjukkan pada skala untuk menilai intensitas nyeri mereka dicatat.Skor yang lebih tinggi menunjukkan intensitas nyeri yang lebih besar. (Hawker et .al., 2011) . Seperti ditujukkan pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.1 Numeric Analogue Scale diadopsi (Victorian
Government, 2007), dan Jacox, A (1994) dalam Flaherty (2012) Konsep NRS dijelaskan dengan cara sebagai berikut (Anonim, 2013) : a. 0 = Tidak Sakit b. 1-3= Nyeri ringan (mengomel, menjengkelkan, mengganggu sedikit) c. 4-6= Nyeri Sedang (mengganggu secara signifikan) d. 7-10 =Nyeri Berat (tidak aktif, tidak dapat melakukan sesuatu)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Efek Nyeri pada penderita kanker Organ Reproduksi Wanita
Analgesik
3.2 Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Hasil Ukur
Skala Ukur
Analgesik adalah sekelompok obat
Analgesik
yang digunakan untuk mengatasi
1. Tunggal
nyeri dengan cara mengurangi atau
2. Kombinasi
menghilangkan nyeri pasien kanker
(Raffa,
organ reproduksi wanita.
R.B,2001). -
Ordinal
Hilang/ Tidak ada nyeri
Efek adalah hasil terapi analgesik Efek
-
pada nyeri Kanker organ reproduksi wanita
Berkurang Tetap
Ordinal
Victorian Government, 2007),
24
UIN Syarif Hidayatullaah Jakarta
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati mulai bulan Mei 2013 s.d Juni 2013.
4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional dengan desain Cross Sectional dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Diharapkan dengan metode ini, tujuan penelitian dapat tercapai.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1
Populasi Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah semua data rekam medik pasien kanker
organ reproduksi wanita yang menggunakan analgesik di
RSUP Fatmawati tahun 2012 4.3.2
Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel dengan pengambilan secara total sampling yaitu sebanyak 74 pasien kanker organ reproduksi wanita.
4.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi 4.4.1
Kriteria Inklusi 1. Pasien penderita kanker organ reproduksi wanita 2. Pasien penderita kanker organ reproduksi wanita yang dirawat di RSUP Fatmawati pada tahun 2012 3. Pasien penderita kanker organ reproduksi yang menerima resep obat analgesik
25
UIN Syarif Hidayatullaah Jakarta
26
1.1.1
Kriteria Eksklusi 1. Pasien
Kanker
Organ
Reproduksi
Wanita
yang
tidak
menggunakan analgesik. 2. Data rekam medik yang tidak lengkap 3. Pasien dengan penyakit selain kanker organ reproduksi wanita
1.2 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan didapat dari : a. Data Pasien di Ruang Kemoterapi b. catatan obat di depo farmasi c. Rekam medik pasien d. Resep analgesik
1.3 Cara Kerja 1. Peneliti mengambil data dari ruang Kanker yang mendapat kemoterapi. 2. Peneliti mengambil data obat dari data obat yang dikeluarkan oleh depo farmasi dan mensinkronkan dengan normor rekam medik pasien yang telah di kemoterapi 3. Peneliti mengambil data rekam medik pasien dengan membawa nama dan nomor rekam medik pasien kanker
ke bagian Rekam Medik RSUP
Fatmawati, data yang diambil meliputi: a. Nama, usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan b. Tanggal masuk Rumah Sakit c. Tanggal Keluar Rumah Sakit d. Diagnosis penyakit e. Obat-obat analgesik yang digunakan f. Skala nyeri
1.4 Analisis Data Setelah data didapat dari rekam medik kemudian analisis data dilakukan secara deskriptif untuk melihat sebaran data yang ada, antara lain: a. Karakteristik dari pasien ( Umur ).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27
b. Sebaran analisis diagnosis (Kanker Mammae, Kanker Ovarium, Kanker Cervix, Kanker Endometrium dan Kanker Vulva). c. Distribusi Stadium penyakit kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012. d. Distribusi Pasien berdasarkan tingkat nyeri sebelum terapi analgesik. e. Jumlah Penggunaan analgesik berdasarkan stadium penyakit Kanker f. Profil penggunaan analgesik pada Kanker Mammae. g. Profil penggunaan analgesik pada Kanker Ovarium. h. Profil penggunaan analgesik pada Kanker Cervix. i. Profil penggunaan analgesik pada Kanker Endometrium dan Vulva. j. Distribusi pasien berdasarkan penurunan nyeri setelah terapi analgesik.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Hasil Dari 251 pasien Kanker yang menjalani Rawat Inap di RSUP Fatmawati tahun 2012, hanya 74 (29.48%) pasien Kanker organ reproduksi wanita yang masuk dalam kriteria inklusi, terdiri dari; Kanker Mammae, Kanker Ovarium, Kanker cerviks, Kanker Endometrium dan Kanker Vulva. Data ini diambil dari bagian Instalasi Rekam Medik RSUP Fatmawati untuk melihat profil dari setiap variabel yang sesuai dengan kriteria inklusi pada penelitian ini.
2.1.1
Hasil Analisis Karakteristik Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Umur di RSUP Fatmawati pada Tahun 2012
Tabel 5.1 Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita Berdasarkan Umur Umur (th)
n
%
< 20
2
2.70
20-39
5
6.67
40-59
56
75.68
60-69
9
12.16
>70
2
2.70
Jumlah
74
100
Keterangan: n
= Pasien
Pengelompokan umur diatas berdasarkan Higashi (2012). Tabel diatas menunjukkan hasil bahwa pasien yang menderita Kanker sebagian besar pada umur 40 tahun-59 tahun (75.68%), dan disusul pada umur 60 tahun - 69 tahun yaitu sebesar 12.16 % dari jumlah pasien yang ada.
28
UIN Syarif Hidayatullaah Jakarta
29
2.1
2.1.1
Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012
Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Jenis Kanker
Tabel 5.2 Distribusi Jenis Kanker Organ Reproduksi wanita di RSUP Fatmawati pada Tahun 2012 No.
Jenis Kanker
n
%
1.
Kanker Mammae
38
51.35
2.
Kanker Ovarium
18
24.32
3.
Kanker Cervix
13
17.57
4.
Kanker Endometrium
4
5.40
5.
Kanker Vulva
1
1.35
Jumlah Total Kasus
74
100
Keterangan: n
= Pasien
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 74 pasien Kanker organ reproduksi wanita yang diambil datanya secara retrospektif terlihat hasil diagnosis paling banyak adalah Kanker Mammae ( 51.35% ) selebihnya adalah Kanker organ reproduksi wanita lainnya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30
2.1.2
Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit di RSUP Fatmawati Tahun 2012
Tabel 5.3 Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit Stadium
n
%
1
6
8.10
2
7
9.45
3
22
29.73
4
8
10.81
Tidak diketahui
31
41.89
Jumlah
74
100
Keterangan: n
= Pasien
Tabel diatas menunjukkan bahwa stadium 3 merupakan jumlah kasus terbanyak kedua dari sejumlah kasus yang ada, stadium 3 menempati urutan kedua yang mendapatkan terapi analgesik pada tahun 2012 yaitu sebesar 29.73% dari 74 kasus yang ada . Tabel diatas diperjelas dengan distribusi tabel dibawah ini:
Tabel 5.4 Distribusi Jenis Kanker Organ Reproduksi berdasarkan Stadium Stadium Kanker
1
2
3
4
Total
-
n
%
N
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Mammae
1
3
3
8
15
39
2
5
17
45
38
100
Ovarium
2
11
0
0
6
33
2
11
8
45
18
100
Cervix
0
0
3
23
1
8
4
31
5
38
13
100
Endometrium
3
75
1
25
0
0
0
0
0
0
4
100
Vulva
0
0
0
0
0
0
0
0
1
100
1
100
Keterangan: n
= Pasien
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
31
2.2
Distribusi Pasien berdasarkan Tingkat Nyeri sebelum Terapi Analgesik
Tabel 5.5 Distribusi Tingkat nyeri sebelum Terapi Analgesik Tingkat Nyeri
n
%
Nyeri Ringan
45
60.81
Nyeri Sedang
24
32.43
Nyeri Berat
5
6.75
Jumlah
74
100
Keterangan: n
= Pasien
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 60.81% adalah nyeri ringan sebelum diberikan terapi Analgesik pada pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita. Tabel dibawah diatas diperjelas dengan tabel dibawah ini:
Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Nyeri Sebelum Terapi Analgesik pada Berbagai Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita Nyeri Sebelum Terapi Analgesik Kanker
Total
Ringan
Sedang
Berat
n
%
n
%
n
%
n
%
Mammae
21
55
13
34
4
11
38
100
Ovarium
12
67
5
28
1
5
18
100
Cervix
7
54
6
46
0
0
13
100
Endometrium
4
100
0
0
0
0
4
100
Vulva
1
100
0
0
0
0
1
100
Tabel diatas menunjukkan bahwa nyeri ringan merupakan nyeri yang paling banyak diderita oleh penderita kanker Mammae, Ovarium, Cervix, Endometrium dan Vulva.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
32
2.3 Terapi Nyeri Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita
2.3.1
Jumlah Analgesik Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit di RSUP Fatmawati Tahun 2012
Tabel 5.7 Pemberian Analgesik pada Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita per Stadium Penyakit No.
ANALGESIK
1. Asam Mefenamat 2. Paracetamol 3. Ketoprofen 4. Dekstoprofen Trometamol 5. Tramadol HCl 6. Ketorolac Trometamol 7. Meloksicam 8. Keltropen 9. Metampiron 10. Aspirin 11. Petidin 12. Fentanil 13. Morfin Sufat 14. Kodein 15. Tramadol+Paracetamol 16. Paracetamol+Ibuprofen 17. Petidin+Tramadol 18. Kodein+Paracetamol Jumlah obat yang digunakan
I √ √ √ √ √ 5
STADIUM II III IV √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 10 6
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11
Keterangan: - = Tidak Diketahui Tabel 5.6 menunjukkan bahwa Stadium yang tidak diketahui paling banyak kemungkinan menggunakan obat analgesik yaitu sebanyak 11 obat analgesik. Untuk Stadium 3 sebanyak 10 obat dan stadium 4 menggunakan 6 obat analgesik.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
33
2.3.2
Profil
Penggunaan Analgesik Tunggal
dan Kombinasi Pada
Pasien Kanker Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012
Deksketoprofen Trometamol Ketorolak Trometamin Asam Mefenamat Paracetamol Ketoprofen Supp ( %)
Morfin Tramadol
Deksketoprofen Trometamol dan Asam Mefenamat Ketorolak Trometamin dan Deksketoprofen Trometamol
24 12
9 3 3 3 3
Paracetamol dan Deksketorpofen
12 6
6
9
Analgesik Tunggal
Ketorolak Trometamin dan Asam Mefenamat 3 3 3
Ketorolak Trometamin dan Tramadol Tramadol dan Asam Mefenamat Fentanil dan Morfin Sulfat
Gambar 5.1 Diagram Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Mammae Keterangan : Dan
= Pemberian obat dengan waktu yang tidak bersamaan
Asam Mefenamat+ (Tramadol+Paracetamol)
(%)
Asam Mefenamat+Deksketoprofen Trometamol Fentanil+Tramadol+Ketorolak Trometamin+Deksketoprofen Trometamol 20 20 20 20 20
Ketorolak Trometamin+Asam Mefenamat+ Tramadol (Tramadol+Paracetamol)+ Meloksikam
Analgesik Kombinasi
Gambar 5.2 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi Pada Kanker Mammae Keterangan: +
= Pemakaian Obat dengan waktu yang bersamaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
Gambar diatas menunjukkan bahwa Analgesik tunggal yang paling banyak digunakan pada pasien kanker Mammae adalah Deksketoprofen Trometamol yaitu sebanyak 24% dari 33 pasien. Penggunaan analgesik kombinasi pada pasien kanker Mammae sangat bervariasi dan dengan jumlah pemakai yang sama rata.
2.3.3
Profil Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati tahun 2012
Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Paracetamol (%)
Ketoprofen Supp dan Asam Mefenamat Deksketorpofen Trometamol dan Asam Mefenamat Fentanil dan Paracetamol
29 14 14
Fentanil dan Ketoprofen Supp 7
7 7 7 7 7
Petidin, Ketoprofen Supp dan Asam Mefenamat Tramadol
Analgesik Tunggal
Gambar 5.3 Diagram Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Ovarium Keterangan : Dan
= Pemberian obat dengan waktu yang tidak bersamaan
(%)
Ketoprofen Supp+( Petidin+Tramadol)+Paracetamol Asam Mefenamat+Ketoprofen Supp 25
25
25
25
Paracetamol+Ketoprofen Supp+Asam Mefenamat Paracetamol+(Tramadol+Paracetamol)+Fentanil+tramadol
Analgesik Kombinasi
Gambar 5.4 Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Ovarium
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
35
Keterangan: +
= Pemakaian Obat dengan waktu yang bersamaan
Gambar diatas menunjukkan bahwa Ketoprofen dan Asam Mefenamat adalah analgesik tunggal yang paling banyak dipakai oleh pasien Kanker Ovarium (29%) dari 14 pasien. Penggunaan analgesik kombinasi pada pasien kanker Ovarium sangat bervariasi dan dengan jumlah pemakai yang sama rata dari 4 pasien.
Profil Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Cervix di RSUP Fatmawati tahun 2012
Deksketoprofen Trometamol
55 (%)
Asam Mefenamat 27
Ketoprofen Supp dan Asam Mefenamat
9
9
Tramadol dan Asam Mefenamat
Analgesik Tunggal
Gambar 5.5. Diagram Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Cervix Keterangan : Dan
= Pemberian obat dengan waktu yang tidak bersamaan
50
50
(%)
2.3.4
Asam Mefenamat+Tramadol+Ketoprofen Supp
Paracetamol+Ketoprofen Supp+Asam Mefenamat+Tramadol Analgesik Kombinasi
Gambar 5.6. Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Cervix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
36
Keterangan: +
= Pemakaian Obat dengan waktu yang bersamaan
Gambar diatas menunjukkan bahwa analgesik tunggal yang diberikan pada terapi pasien Kanker Cervik kebanyakan adalah Ketoprofen Supp dan Asam Mefenamat (55%) dari 11 pasien . Sedangkan penggunaan analgesik yang dikombinasi tidak ada ada yang lebih sering digunakan, atau digunakan sama banyak.
Profil
Penggunaan Analgesik Kombinasi Pada Pasien Kanker
Endometrium dan Kanker Vulva di RSUP Fatmawati tahun 2012
Ketoprofen Supp+ Asam Mefenamat+Ketorolak Trometamin (%)
2.3.5
Ketoprofen Supp+Asam Mefenamat 25 25 25 25
Paracetamol+Ketoprofen Supp Asam Mefenamat+Deksketoprofen Trometamol
Analgesik Kombinasi
Gambar 5.7. Diagram Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Endometrium Keterangan: +
= Pemakaian Obat dengan waktu yang bersamaan
Gambar diagram diatas menunjukkan Data penggunaan analgesik kombinasi
yang
diambil
secara
retrospektif
pada
pasien
kanker
Endometrium menunjukkan bahwa ada 4 kombinasi analgesik yang berbeda yang digunakan dengan persentase yang sama antara satu pasien dengan pasien yang lain.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
37
Selanjutnya pemakaian analgesik kombinasi juga dipakai oleh pasien kanker Vulva yang berjumlah 1 pasien, analgesik kombinasi yang hanya digunakan pada pasien kanker Vulva adalah Ketoprofen Supp+Asam Mefenamat.
Dimana
penggunaan
analgesik
kombinasi
ini
tidak
menunjukkan adanya perbedaan dengan pasien kanker vulva lainnya, karena hanya berjumlah 1 pasien.
2.4 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita Satelah Pemberian Analgesik
Tabel 5.8 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah Terapi Analgesik Penurunan Nyeri Nyeri
Hilang
Berkurang
Tetap
Total
n
%
N
%
n
%
N
%
Ringan
23
51
13
29
9
20
45
100
Sedang
9
38
14
58
1
4
24
100
Berat
3
60
1
20
1
20
4
100
Keterangan : n = Pasien Secara keseluruhan, tabel diatas menunjukkan bahwa dari 3 kategori nyeri yang ada pada pasien kanker organ reproduksi wanita persentase yang paling besar adalah pada pasien yang mengalami hilang nyeri.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
38
Tabel 5.9 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah terapi Analgesik berdasarkan jenis kanker Nyeri Setelah Terapi Analgesik Kanker
Nyeri
Mammae
Ovarium
Cervix
Endometrium
Vulva
Hilang
Berkurang
Tetap
Total (%)
n
%
n
%
n
%
Ringan ( n=21 )
12
57
5
24
4
19
100
Sedang ( n=13 )
5
38
7
54
1
8
100
Berat ( n=4 )
2
50
1
25
1
25
100
Ringan ( n=12 )
4
33
5
42
3
25
100
Sedang ( n=5 )
2
40
3
60
0
0
100
Berat ( n=1 )
1
100
0
0
0
0
100
Ringan ( n=8 )
5
63
2
25
1
12
100
Sedang ( n=5 )
2
40
3
60
0
0
100
Berat ( n=0 )
0
0
0
0
0
0
100
Ringan ( n=4 )
2
50
2
50
0
0
100
Sedang ( n=0 )
0
0
0
0
0
0
100
Berat ( n=0 )
0
0
0
0
0
0
100
Ringan ( n=1 )
1
100
0
0
0
0
100
Sedang ( n=0 )
0
0
0
0
0
0
100
Berat ( n=0 )
0
0
0
0
0
0
100
Keterangan: n
= Pasien
Tabel
diatas
menunjukkan
bahwa
setelah
pemberian
analgesik,
kebanyakan pasien kanker organ reproduksi (Kanker Mammae, Kanker Ovarium, Kanker Cervix, Kanker Endometrium dan Kanker Vulva) mengalami hilang nyeri.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
39
Tabel 5.10 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah terapi Analgesik Tunggal pada pasien kanker Organ Reproduksi Wanita
Kanker
Mammae
Ovarium
Cervix
Endometrium
Vulva
Nyeri
n
%
Hilang
17
52
Berkurang
10
30
Tetap
6
18
Hilang
6
43
Berkurang
5
36
Tetap
3
21
Hilang
7
64
Berkurang
3
27
Tetap
1
9
Hilang
0
0
Berkurang
0
0
Tetap
0
0
Hilang
0
0
Berkurang
0
0
Tetap
0
0
Total n
%
33
100
14
100
11
100
0
100
0
100
Keterangan: n
= Pasien
Tabel diatas menunjukkan bahwa setelah pemberian analgesik tunggal kebanyakan pasien kanker organ reproduksi wanita (Kanker Mammae, Kanker Ovarium, Kanker Cervix) mengalami hilang nyeri.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
40
Tabel 5.11 Distribusi Penurunan Nyeri Pasien Setelah terapi Analgesik Kombinasi pada pasien kanker Organ Reproduksi Wanita Kanker
Mammae
Ovarium
Cervix
Endometrium
Vulva
Nyeri
n
%
Hilang
1
20
Berkurang
3
60
Tetap
1
20
Hilang
1
25
Berkurang
3
75
Tetap
0
0
Hilang
0
0
Berkurang
2
100
Tetap
0
0
Hilang
2
50
Berkurang
2
50
Tetap
0
0
Hilang
1
100
Berkurang
0
0
Tetap
0
0
Total n
%
4
100%
4
100%
2
100%
4
100%
1
100%
Keterangan: n
= Pasien
Tabel diatas menunjukkan bahwa kebanyakan setelah diberikan analgesik kombinasi, pasien kanker organ reproduksi wanita (Kanker Mammae, Kanker Ovarium, Kanker Cervix, Kanker Endometrium dan Kanker Vulva) mengalami nyeri berkurang.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
41
2.5 Pembahasan 2.5.1
Keterbatasan Penelitian Menjadi keterbatasan dalam penelitian ini antara lain;
kemungkinan
masih ada variabel lain yang tidak ikut dibahas ,keterbatasan waktu penelitian, keterbatasan biaya penelitian, keterbatasan pengetahuan peneliti, dan pengambilan data secara retrospektif sehingga tidak semua informasi dapat diperoleh dengan lengkap.
2.5.2
Pembahasan Hasil Penelitian Dari penelitian yang dilakukan didapatkan sampel sebanyak 74 ( Kanker
Mammae, Kanker Ovarium, Kanker Cerviks, Kanker Endometrium dan Kanker Vulva) sehingga ditemukan hasil:
2.5.2.1 Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita Berdasarkan Umur Kelompok umur penyakit Kanker organ reproduksi wanita ini menurut Higashi et al ( 2012) dimulai pada umur <20 tahun hingga >70 tahun. Umur terbanyak yang menderita Kanker ini adalah pada rentang umur 40 tahun sampai 59 tahun. Peningkatan jumlah penderita Kanker ini akan semakin meningkat hingga pada puncaknya diumur 40 tahun-59 tahun, kemudian akan menurun kembali pada umur 60 tahun sampai 69 tahun dan akan semakin menurun pada umur >70 tahun. Hasil penelitian ini sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Higashi et al (2012), yaitu menggambarkan bahwa penderita Kanker mengalami peningkatan maksimal di umur 40 tahun - 59 tahun dengan penurunan kembali jumlah penderita Kanker pada umur 60 tahun - 69 tahun dan akan semakin menurun pada usia berikutnya. Usia yang lebih tua memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita Kanker Mammae dimana resiko ini akan terus meningkat dari usia 30 tahun dan semakin meningkat setelah wanita mengalami menopause sekitar umur 50 tahun (NBOCC, 2009). Hal ini dikarenakan oleh, Thymus yang terletak di atas jantung di belakang tulang dada adalah organ tempat sel T menjadi matang. Sel T sangat penting sebagai limfosit untuk membunuh bakteri dan membantu tipe sel lain
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
42
dalam sistem imun. Seiring perjalanan usia, maka banyak sel T atau limfosit T kehilangan fungsi dan kemampuannya melawan penyakit. Volume jaringan timus kurang dari 5% daripada saat lahir. Saat itu tubuh mengandung jumlah sel T yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya (saat usia muda), dan juga tubuh kurang mampu mengontrol penyakit dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Jika hal ini terjadi, maka dapat mengarah pada penyakit autoimun yaitu sistem imun tidak dapat mengidentifikasi dan melawan kanker atau sel-sel jahat. Inilah alasan mengapa resiko penyakit kanker meningkat sejalan dengan usia (Fatmah, 2006).
2.5.3
Analisis Diagnosis Penyakit Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012
2.5.3.1 Pasien berdasarkan Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita Berdasarkan jenisnya, kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu kanker Mammae, kanker Ovarium, kanker Cervix, kanker Endometrium dan kanker Vulva. Dari kelima jenis kanker yang ada, kanker Mammae menempati urutan tertinggi diantara jenis lainnya. Tingginya angka kejadian kanker mammae ini sama dengan laporan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker mammae menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker Cervix (11,78%). Hal ini sama dengan estimasi Globocan (IACR) tahun 2002, kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker cervix dengan 16 per 100.000 perempuan. (Menkes RI, 2012).
2.5.3.2 Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Distribusi jumlah pasien Kanker organ reproduksi wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012 berdasarkan stadium penyakit yang diderita ditunjukkan pada tabel 4 dari 5 kategori yang ada, yaitu stadium yang tidak diketahui, stadium 4, stadium 3, stadium 2 dan stadium 1 . Jumlah pasien
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
43
yang paling banyak terjadi pada pasien kanker organ reproduksi stadium 3. Kemudian jumlah kedua terbanyak adalah stadium yang tidak diketahui. Banyaknya stadium yang tidak diketahui kemungkinanan disebabkan oleh keterbatasan biaya pasien, karena staging ataupun deteksi tingkat stadium Kanker memerlukan biaya yang cukup mahal Namun jika melihat data-data pengobatan
analgesik yang sangat bervariasi diduga stadium ini masuk
kedalam stadium lanjut . Stadium lanjut memang lebih sering dirawat di Rumah Sakit, dikarenakan pasien tidak mengatahui adanya pertumbuhan kanker pada stadium dini sehingga ke Rumah Sakit dalam kondisi kanker sudah ke stadium lanjut, seperti yang disebutkan oleh Andrijono et al (2003) Pasien umumnya datang pada stadium lanjut, terapi radiasi pada stadium lanjut tidak memberi prognosis yang baik.
2.5.4
Jumlah Analgesik yang digunakan pada Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit di RSUP Fatmawati Tahun 2012 Penggunaan analgesik digolongkan menjadi analgesik narkotik, non
narkotik ataupun kombinasi. Pasien yang paling banyak menggnakan analgesik adalah pasien dengan diagnosa stadium yang tidak diketahui, seperti dijelaskan sebelumnya kemungkinan pasien pada stadium ini adalah pasien stadium lanjut. Penggunaan analgesiknya pun meliputi analgesik non narkotik, analgesik narkotik dan kombinasi analgesik narkotik+ narkotik. Jika dilihat kembali stadium 3 menggunakan analgesik non narkotik, analgesik narkotik , kombinasi analgesik non narkotik+ non narkotik dan kombinasi analgesik narkotik+narkotik. Semakin
lanjut
stadium
penyakit,
dapat
diasumsikan
bahwa
kemungkinan pasien untuk menggunakan analgesik berbagai golongan akan semakin banyak. Hal ini juga kemungkinan disebabkan oleh semakin ganasnya pertumbuhan sel-sel kanker akan semakin memperberat nyeri yang dirasakan oleh pasien. Karena menurut Farastuti (2005) massa tumor yang bertambah besar akan menekan saraf, tulang, dan organ lain yang ada di sekitarnya sehingga menimbulkan nyeri.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
44
Hal ini juga dipengaruhi oleh derajat nyeri yang dialami pasien dimana analgesik non narkotik hanya bisa mengatasi nyeri ringan-nyeri sedang, yang selanjutnya pada nyeri sedang-nyeri berat diatasi dengan analgesik kombinasi non narkotik+non narkotik, atau kombinasi non narkotik+ narkotik atau juga bisa digunakan analgesik narkotik. Penggunaan analgesik ini tentunya disesuaikan dengan kondisi nyeri pasien.
2.5.5 Distribusi Jumlah Pasien berdasarkan Tingkat nyeri sebelum diberikan Analgesik Dapat dilihat pada hasil penelitian diatas bahwa dari 74 pasien yang ada, terdapat 3 tingkat nyeri yang berbeda, yaitu; Nyeri ringan, Nyeri sedang dan Nyeri berat. Dari ketiga nyeri ini yang merupakan nyeri paling rendah adalah nyeri ringan dan nyeri ringan ini adalah nyeri terbanyak yang diderita oleh pasien kanker organ reproduksi wanita. Nyeri berat adalah jumlah yang paling sedikit dibandingkan dengan nyeri yang lainnya dari sejumlah pasien yang ada. Sedangkan pada penelitian ini nyeri ringan lebih mendominasi dibandingkan dengan nyeri yang lainnya. Hasil ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Guswita (2007) terhadap pasien kanker yang ada di RS Kanker Dharmais. Dimana yang menempati urutan tertinggi dalam kasus nyeri yang ada adalah nyeri sedang dengan persentase sebesar 54.17 %. Hal ini kemungkinan dikarenakan sampel yang digunakan berbeda kriteria, dimana pada penelitian Guswita hanya menggunakan sampel pada pasien dengan stadium 3 dan stadium lanjut. Persentase yang tidak sama ini seperti disebutkan tadi kemungkinan karena pada penelitian ini menggunakan sampel dengan berbagai stadium. Tanpa memilahnya dalam stadium lanjut yang diduga pada stadium lanjut pasien akan mengalami nyeri yang lebih berat dibandingkan dengan stadium sebelumnya.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
45
2.5.6 Profil Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012 Berdasarkan penggunaan analgesik tunggal dan kombinasi pada pasien Kanker Mammae di RSUP Fatmawati dapat diketahui bahwa sebanyak 33 pasien Kanker Mammae Menggunakan analgesik Tunggal, sedangkan 5 pasien lainnya adalah pengguna analgesik kombinasi. Dari penggunaan analgesik tunggal yang digunakan pada penderita kanker
Mammae,
kebanyakan
pasien
menggunakan
Deksketoprofen
Trometamol, dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa Deksketoprofen memperlihatkan kemampuan untuk diabsorbsi dengan cepat, mencapai kadar efektif dalam waktu yang singkat, dan terbukti efektif dari beberapa penelitian terdahulu. Deksketoprofen merupakan NSAID yang memenuhi semua kriteria NSAID yang ideal dengan potensi meningkat dan lebih murni,
selain
itu
dengan
adanya
tambahan
garam trometamol,
menyebabkan solubilitas meningkat dan mula kerja lebih cepat (Meliala et. al., 2007). Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa Dexketoprofen Trometamol 25 mg yang diberikan secara oral adalah merupakan terapi analgesik yang baik dalam pengobatan nyeri kanker tulang, dibandingkan dengan ketorolak 10 mg yang diberikan empat kali sehari (Rodriquez et.al., 2003) . Kemungkinan penggunaan analgesik tunggal pada pasien Kanker Mammae yang mengalami penggantian Ketorolak Trometamin menjadi Deksketoprofen Trometamol disebabkan oleh efektifitas dari Deksketoprofen Trometamol yang lebih baik dibandingkan dengan Ketorolak Trometamin. Seperti hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Deksketoprofen cukup efektif atau sangat efektif dibandingkan dengan ketorolak. (Rodriquez et.al., 2003). Sedangkan analgesik kombinasi yang diberikan pada
pasien kanker
Mammae sangat bervariasi dan digunakan sama banyaknya dari sejumlah pasien kanker Mammae yang ada. Kombinasi analgesik ini dimaksudkan untuk memperkuat efek analgesi yang diberikan pada pasien untuk mengatasi nyeri. Penggunaan kombinasi analgesik dengan mekanisme yang berbeda
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
46
dapat meningkatkan efek pada nyeri, lagipula, kombinasi ini juga dapat menimbulkan efek yang sinergis. Dengan demikian, penggunaan dosis yang lebi rendah dari tiap analgesik yang digunakan secara kombinasi dapat menghindari kejadian efek samping ( Raffa.,R.B, 2001). Kondisi nyeri setelah diberikan analgesik tunggal pada pasien Kanker Mammae rata-rata menunjukkan adanya hilang nyeri pada pasien dengan persentase yang lebih besar dari pada nyeri yang hanya berkurang ataupun yang tidak hilang. Sedangkan pada penggunaan analgesik kombinasi terhadap nyeri tidak memberikan gambaran yang lebih baik dalam menghilangkan nyeri pasien kanker Mammae jika dibandingkan dengan penggunaan analgesik kombinasi.
2.5.7
Profil Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati tahun 2012 Tidak jauh berbeda dengan penggunaan analgesik pada pasien Kanker
Mammae, penggunaan analgesik pada Kanker Ovarium juga menggunakan analgesik tunggal dan analgesik Kombinasi. Hasil penelitian penggunaan analgesik tunggal pada pasien Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati pada tahun 2012 menunjukkan bahwa ada 13 pasien Kanker Ovarium yang menggunakan analgesik tunggal, analgesik pada kanker Ovarium yang paling sering digunakan adalah Ketoprofen Supp. Pengunaan sediaan Suppositoria memiliki beberapa keuntungan, misalnya saja sediaan ini bisa digunakan pada pasien yang tidak sadarkan diri, atau pada pasien yang tidak menungkinkan untuk diberi obat secara oral. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa analgesik golongan AINS seperti Ketoprofen Supp mengikat enzim siklooksigenase dan lipogenase sehingga konversi asam arachidonat menjadi prostaglandin, leukotrin, prostasiklin, dan tromboksan terganggu. Mekanisme kerja AINS seperti Ketoprofen tidak bekerja secara selektif sehingga dapat mengikat enzim sikloogsigenase 1 (COX1) dan (COX2) terganggu. Pengikatan enzim yang tidak spesifik ini dapat mengakibatkan iritasi lambung, dimana COX1 yang berfungsi sebagai pelindung mukosa lambung terhambat kerjanya oleh
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
47
adanya Ketoprofen. Oleh karena itu, penggunaan Ketoprofen yang diberikan dalam bentuk suppositoria dirasa cukup meminimalisir terjadinya efek samping seperti iritasi lambung. Penggunaan
analgesik
kombinasi
pada
kanker
Ovarium
tidak
menunjukkan adanya penggunaan yang lebih intens jika dibandingkan antara satu dengan yang lainnya. Namun seperti penggunaan kombinasi pada umumnya, tujuan kombinasi analgesik pada pasien kanker ovarium tidak jauh berbeda dengan tujuan penggunaan kombinasi analgesik pada umumnya. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kombinasi digunakan dengan maksud yaitu untuk mengurangi dosis yang terlalu tinggi pada satu analgesik sehingga menurunkan terjadinya kemungkinan adanya toleransi pada pasien. Dengan adanya kombinasi ini diharapkan pasien mendapatkan efek yang sinergis dalam menghilangkan nyeri.
2.5.8 Profil Penggunaan Analgesik Tunggal dan Kombinasi Pada Pasien Kanker Cervix di RSUP Fatmawati tahun 2012 Analgesik tunggal yang paling banyak digunakan pada pasien kanker Cervix adalah Ketoprofen Supp yang selanjutnya diganti dengan Asam Mefenamat. Dalam bebeberapa literatur menyebuttkan bahwa Ketoprofen terutama digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri akibat peradangan,
sedangkan Asam Mefenamat selain digunakan sebagai analgesik yang mempunyai aktivitas 2-3 kali aspirin dan juga digunakan sebagai antiradang dengan aktivitas seperlima kali fenilbutazon. Kemungkinan pergantian analgesik dimaksudkan untuk pasien yang mengalami nyeri yang konstan dan tidak dapat dihilangkan ataupun diturunkan menggunakan Ketoprofen sehingga perlu diganti dengan analgesik lain yang lebih kuat aktivitasnya. Pemilihan Asam Mefenamat pada terapi ini dirasa cukup tepat karena selain digunakan sebagai antiinflamasi, Asam Mefenamat juga mempunyai aktivitas yang lebih besar dari Aspirin. Akan tetapi penggunaan Asam Mefenamat lebih dari 7 hari tidak disarankan karena dalam jangka waktu ini batas keamanan Asam Mefenamat menurun atau dengan kata lain efek toksisitasnya meningkat setelah pemakaian 7 hari.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
48
Pengguna analgesik kombinasi pada pasien kanker Cervix tidak banyak, namun kombinasi analgesik ini seperti pada pasien sebelumnya digunakan dengan maksud untuk meberikan efek yang sinergis pada pasien yang mengalami nyeri dengan skala yang tidak dapat diturunkan menggunakan analgesik yang tidak dikombinasikan. Dan tidak ada penggunaan analgesik kombinasi yang menunjukkan lebih dominan digunakan pada pasien kanker Cervix dalam mengatasi nyeri pasien.
2.5.9 Profil Penggunaan Analgesik Kombinasi Pada Pasien Kanker Endometrium dan Kanker Vulva di RSUP Fatmawati tahun 2012 Dari sejumlah pasien yang menderita kanker Endometrium dan Kanker Vulva,
tidak
ada
yang
menggunakan
analgesik
tunggal.
Keduanya
menggunakan analgesik kombinasi semua. Pengguna analgesik kombinasi pada pasien kanker Endometrium tidak memperlihatkan adanya penggunaan yang lebih dominan antara satu kombinasi dengan kombinasi yang lainnya. Dari sekian banyak pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita yang ada dalam penelitian ini, hanya pasien Kanker Vulva yang berjumlah paling sedikit, karena hanya berjumlah sedikit maka penggunaan analgesiknya juga tidak bervariasi, pasien hanya menggunakan analgesik kombinasi Ketoprofen Supp dan Asam Mefenamat. Dari kebanyakan uraian pembahasan yang ada pada halaman sebelumnya tujuan penggunaan kombinasi diharapkan dapat mengatasi nyeri yang tidak dapat diatasi dengan analgesik tunggal.
2.5.10 Gambaran Penurunan Nyeri pada pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita setelah diberikan Terapi Analgesik Hasil penurunan nyeri setelah diberikan analgesik pada pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita , yaitu sebagian besar pasien mengalami hilang nyeri,
Kemudian selanjutnya merupakan pasien yang mengalami nyeri
berkurang dan adalah pasien yang mengalami nyeri tidak hilang. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Guswita (2007) dimana pasien
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
49
yang mengalami hilang nyeri merupakan persentase terbesar dibandingkan yang lainnya. Masih belum dikatahui analgesik mana yang paling berperan dalam penurunan nyeri pada hasil penelitian ini, mengingat penelitian yang dilakukan hanya sebatas profil penggunaan analgesik pada terapi pasien Kanker sehingga bisa dijadikan sebagai
gambaran awal bagi peneliti selanjutnya untuk
menentukan efektifitas setiap analgesik terhadap nyeri pasien kanker. Namun jika dilihat secara umum dari penggunaan analgesik tunggal dan kombinasi, pengaruh hilang nyeri justru ada pada pasien yang menggunakan analgesik tunggal dibandingkan dengan analgesik kombinasi. Penggunaan analgesik kombinasi yang dimaksudkan untuk memperkuat efek analgesi atau menimbulkan efek sinergis justru tidak terlihat lebih menonjol dari pada efek yang ditimbulkan oleh analgesik tunggal. Rata-Rata pasien yang menggunakan analgesik tunggal lebih banyak yang mengalami hilang nyeri dibandingkan dengan pasien yang menggunakan analgesik kombinasi. Hasil ini merata untuk semua jenis kanker organ reproduksi yang menggunakan analgesik tunggal yaitu; Kanker Mammae, Kanker Ovarium, dan Kanker Cervix. Persentase hilang nyeri dari berbagai derajat nyeri (Nyeri ringan, nyeri sedang dan nyeri berat) merupakan persentase terbesar dibandingkan nyeri yang tidak teratasi (nyeri tetap) pada penggunaan analgesik tunggal. Hal ini memberikan informasi bahwa analgesik tunggal menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan peggunaan analgesik kombinasi. Namun ini bukan berarti bahwa analgesik kombinasi lebih buruk dibandingkan dengan analgesik tunggal, karena masih banyak faktor lain yang mungkin saja mempengaruhi proses penyembuhan atau penurunan nyeri yang diderita pasien. Seperti contohya saja, dosis yang diberikan kepada pasien berbeda-beda mengingat juga kondisi nyeri pasien yang berbeda-beda, belum lagi rute pemberian dan lamanya pemberian yang tidak sama, dan juga adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang tidak memungkinkan untuk mengukur variabel tersebut. Akan tetapi terlepas dari semua itu, hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa analgesik tunggal lebih menunjukkan hasil yang memuaskan dibandingkan analgesik kombinasi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
2.1 Kesimpulan Dari Hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: a) Kebanyakan pasien kanker organ reproduksi wanita berumur 40-59 tahun sebanyak hampir 76% b) Nyeri yang paling banyak ditemukan sebelum diberikan terapi analgesik pada penyakit Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati adalah nyeri ringan sebanyak hampir 61%. Dan sekitar 47% mengalami hilang nyeri setelah diberikan analgesik. Kebanyakan hilang nyeri ditunjukkan pada pasien yang telah diberikan terapi analgesik tunggal. c) Pasien yang menggunakan analgesik tunggal lebih banyak yaitu sekitar (77%) dibandingkan dengan pasien yang menggunakan analgesik kombinasi. d) Analgesik yang paling banyak digunakan adalah Deksketoprofen Trometamol, analgesik ini digunakan pada Kanker Mammae. e) Analgesik lainnya yang paling banyak digunakan pada kanker Ovarium adalah Ketoprofen Supp yang diganti dengan Asam Mefenamat. f) Penggunaan analgesik yang paling banyak digunakan pada Kanker Cervix adalah Ketoprofen Supp yang diganti dengan Asam Mefenamat. g) Terapi analgesik pada kanker Endometrium dan kanker Vulva tidak menunjukkan adanya penggunaan yang lebih dominan antara satu pasien dengan pasien lainnya.
2.2 Saran a) Sebaiknya Dokter maupun Apoteker menggunakan Deksketoprofen Trometamol untuk mengatasi nyeri ringan sampai nyeri sedang pada Kanker Organ Reproduksi, karena obat golongan ini lebih aman digunakan dibandingkan dengan AINS lainnya. b) Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang profil penggunaan analgesik pada terapi Kanker lainnya.
50
UIN Syarif Hidayatullaah Jakarta
51
DAFTAR PUSTAKA
Andrijono et.al. 2003. Surgical management of stage I and II vulvar cancer:The role of the separated incision. Indonesia: Department of Obstetrics andGynecology Faculty of Medicine, University of Indonesia Med J Indones. Vol. 12 No.2 April-June 2003.
Anomin. 2013. A Review of the Evaluation of Pain Using a Variety of Pain Scales. http://cme.dannemiller.com/articles diakses pada tanggal 05 Oktober 2013.
Brand A et.al. 2000. Diagnosis of endometrial cancer in women with abnormal vaginal bleeding. SOGC:Clinical Practice Guideline.vol.86
Ck, Ong et.al. 2010. Combining paracetamol (acetaminophen) with nonsteroidal antiinflammatory drugs: a qualitative systematic review of analgesic efficacy for acute postoperative pain. Singapore: Department of Oral & Maxillofacial Surgery, Faculty of Dentistry, National University of Singapore. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20142348.
D.Gould et.al. INFORMATION POINT: Visual Analogue Scale (VAS). Blackwell Science Ltd, Journal of Clinical Nursing.2001;697-706.
Depkes RI. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara. Jakarta: Bina Husada Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Dipiro et .al. 2009 . Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
52
Farastuti.2005.
Penanganan Nyeri pada Keganasan. Jakarta: Divisi
Hematologi-Onkologi. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM. Vol. 7.No.3.
Farmakologi dan Teraupetik FKUI. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Fatmah. 2006. Respons imunitas yang rendah Pada tubuh manusia usia lanjut. Depok: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Flaherty, Ellen. 2012. Pain Assasment for older adult. New York University College of Nursing: The Hartford Institute for Geriatric Nursing. ISSUE Number7.
Guswita. 2007. Evaluasi Penggunaan Analgesik Opioid Pada Penanganan Nyeri Kanker Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Selama September Sampai November 2006. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Handayani dan Sudarmiati .2012 .Pengetahuan Remaja Putri Tentang Cara Melakukan Sadari. Jurnal Nursing Studies, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012.Online Di : Http://Ejournal S1.Undip.Ac.Id/Index.Php/Jnursing
Hardjosaputro et. al.2008. DOI Data Obat di Indonesia Edisi 11 2008.Jakarta Barat: PT. Muliapurna Jayaterbit.
Government.2007.
Acute
Pain
Management
Measurement
Toolkit.
Melbourne: State of Victoria, Department of Human Services.
Harkness. 1989. Interaksi Obat. Bandung: Penerbit ITB.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
53
Hawker et.al. 2011. Measures of Adult Pain. AmeriKanker n College of Rheumatology. Arthritis Kanker re & Research. Vol. 63, No. S11, November 2011, pp S240–S252. DOI 10.1002/acr.20543
Higashi et.al. 2012. Prevalence of Analgesic Prescriptions among Patients with Kanker ncer in Japan: An Analysis of Health Insurance Claims Data. Tokyo: Kanker nadian Center of Science and Education
Irianto, Ifar. 2011.Obat-Obat Anti Nyeri. Semarang: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip. Jurnal Anestesiologi Indonesia Volume III, Nomor 3, Tahun 2011.
Marcadante. 2010. Management of cancer pain. Italy: Intern Emerg Med
Mahleda dan Hartini. 2012. Post-traumatic Growth pada Pasien Kanker Mammae Pasca Mastektomi Usia Dewasa Madya.Fakultas psoikologi Universitas Airlangga: Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. Vol. 1 No. 02, Juni 2012.
Meliala et.al. 2007. Breakthrough in Management of Acute Pain. Yogyakarta:
Dexa Media Jurnal Kedokteran dan Farmasi No. 4, Vol. 20, Oktober Desember 2007.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Jika tidak dikendalikan 26 juta orang didunia menderita Kanker. http:// www. depkes. go.id/ index.php/ berita/ press-release/ 1060-jika-tidak dikendalikan-26-juta-orang-diduniamenderita-kanker-pdf. Diakses pada hari Rabu, 28 Agustus 2013 pukul 13.36 WIB.
National Breast and Ovarian Cancer Centre (NBOCC). 2009. Breast Kanker ncer Risk Factors. Australian: Goverrment Department of Health and Ageing.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
54
Raffa, R.B,2001. Pharmacology of oral combination analgesics: rational therapy for pain. Philadelphia: Temple University School of Pharmacy. Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics.
Rice et.al. 2006. Biologic targets for therapeutic intervention in endometrioid endometrial adenocarcinoma.US: American Journal of Obstetrics and Gynecology. vol.194.
Rodriquez et.al. 2003. Double-blind evaluation of short-term analgesic efficacy of orally administered dexketoprofen trometamol and ketorolac in bone cancer pain. Spain :Units of Pain Management of Hospital Regional Carlos Haya, Málaga.
Sihombing & Sirait. 2007. Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Balitbangkes RI: Puslitbang Biomedis dan Farmasi. Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 10, Oktober 2007. Siswandono.2008. Kimia Medisinal Edisi 2.Surabaya: Airlangga University Press.
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.2. Jakarta: EGC.
Sofian & Kampono. 2006. Peran Pemeriksaan Imunohistokimia Vimentin sebagai Penanda Asal Jaringan Kanker Endometrium. Jakarta:Department of Obstetrics and Gynecology Faculty of Medicine University of Indonesia/Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital. Maj Kedokt Indon, Volum: 56, Nomor: 2
Sukandar et al. 2011. ISO Farmakoterapi 2. Jakarta: PT Isfi penerbitan.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
55
Suzanne, C dan Smeltzer . 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Taketomo, K. Carol. 2002-2003. Pediatric Dosage Handbook 9th edition. Kanker lifornia: Lexi Comp,Inc
Tjay dan Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting Edisi keenam Khasiat, Penggunaan,
dan
Efek
Sampingnya.
Jakarta:
PT.
ALEX
MEDIA
KOMPUTINDO.
WHO. 2013. Media Centre Kanker ncer. 29 april 2013.
WHO. 2012. WHO guidelines on the pharmacological treatment of persisting pain in children with medical illnesses. Prancis: WHO Press.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
56
Lampiran 1. Diagram Persentase Pasien Kanker Organ Reproduksi yang Menggunakan Analgesik terhadap Pasien kanker lain di RSUP Fatmawati Tahun 2012
251 Pasien Kanker
74 (30%) pasien kanker organ reproduksi wanita yang mendapat analgesik
177(70%) Tidak diketahui
Lampiran 2. Diagram Distribusi Jumlah Pasien Kanker Organ Reproduksi
berdasarkan
Umur
Kanker
di
RSUP
Fatmawati pada Tahun 2012
( %)
75.68
2.7 <20 tahun
12.16
6.76
2.7
20-39 tahun 40-59 tahun 60-69 tahun
>70 tahun
Umur
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
57
Lampiran 3. Diagram Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Diagnosis
(%)
51.35 24.32
17.57 5.4
1.35
Kanker Mammae
Ovarium
Cervix
Endometrium
Vulva
Gambar 3.Diagram Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Jenis Kanker
Lampiran 4. Diagram Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita berdasarkan Stadium Penyakit
Tidak diketahui
Stadium
Stadium 4
41.89
10.81
Stadium 3 Stadium 2 Stadium 1
29.73 9.45 8.1 (%)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
58
Lampiran 5. Diagram Distribusi Pasien berdasarkan Stadium pada Jenis Kanker Organ Reproduksi Wanita di RSUP Fatmawati tahun 2012
100
(% )
75
45
45
39
38 33
31 25
23 8 3
11
11
8
5 0
0
0 0 0
0 0 0 0
Kanker Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Stadium 4
Tidak Diketahui
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
59
Lampiran 6. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012
No.
Obat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Deksketoprofen Trometamol Deksketoprofen Trometamol Deksketoprofen Trometamol
20 21 22
Deksketoprofen Trometamol Deksketoprofen Trometamol Deksketoprofen Trometamol Deksketoprofen Trometamol Deksketoprofen Trometamol Ketorolak Trometamin Ketorolak Trometamin Ketorolak Trometamin Ketorolak Trometamin Asam Mefenamat Paracetamol Ketoprofen Supp Morfin Sulfat Tramadol Tramadol Tramadol Deksketoprofen Trometamol Asam Mefenamat Deksketoprofen Trometamol Asam Mefenamat Ketorolak Trometamin Deksketoprofen Trometamol
Skala Nyeri Sebelum Setelah Terapi Terapi 3-4 0 1-3 1-2 3-4 0 4 3 3 0 3 3 5-6 2-3 3-4 0 4-5 2-3 3-4 0 3-4 0 4 0 3-4 0 2 2 6-7 0 4-6 0 4-7 1-2 5-7 5-7 5-7 0
HT
NyH
3H 9H 8H 5H 2H 2H 7H
7H 3H 2H 5H 4H 2H 4H 1H 19H
H3 H4 H2 H3 H4 H8 H5 H2 H5 H2 H19
2H 6H 2H
3
0
7H
H7
3-4
0
6H
H6
2-3
2-3
6H
-
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
60
No. 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Obat Ketorolak Trometamin Deksketoprofen Trometamol Ketorolak Trometamin Deksketoprofen Trometamol Ketorolak Trometamin Deksketoprofen Trometamol Paracetamol Deksketoprofen Trometamol Deksketoprofen Trometamol Paracetamol Ketorolak Trometamin Asam Mefenamat Ketorolak Trometamin Asam Mefenamat Ketorolak Trometamin Asam Mefenamat Ketorolak Trometamin Tramadol Tramadol Asam Mefenamat Fentanil Morfin Sulfat
Skala Nyeri Sebelum Setelah Terapi Terapi
HT
NyH
5H
H5
3H
H2
3-4
0
5-6
0
1-2
1-2
4H
-
3-4
3-4
4H
-
2-3
2-3
11H
-
4-6
1-2
4H
-
2-3
1-2
4H
-
2-3
0
7H
H5
4-6
2-3
19H
-
6
2
6H
-
4-6
0
3H
H3
Keterangan: NyH
= Nyeri Hilang
HT
= Hari Terapi
H
= Hari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
61
Lampiran 7. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Mammae di RSUP Fatmawati tahun 2012
No. 1 2
3
4
5
Obat Asam Mefenamat Tramadol+Paracetamol Asam Mefenamat Deksketoprofen Trometamol Fentanil Tramadol Ketorolak Trometamin Deksketoprofen Trometamol Ketorolak Trometamin Asam Mefenamat Tramadol Tramadol+Paracetamol Meloksikam
Skala Nyeri Sebelum Setelah Terapi Terapi
HT
NyH
4
4
2H
-
3-4
0
2H
H2
3-4
1-2
8H
-
4
3-4
1H
-
5-6
4
2H
-
Keterangan: NyH
= Nyeri Hilang
HT
= Hari Terapi
H
= Hari
+
= Kombinasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
62
Lampiran 8. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati tahun 2012
No.
Obat
1 2 3 4 5 6
Ketoprofen Supp Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Asam Mefenamat Paracetamol Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Ketoprofen supp Asam Mefenamat Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Asam Mefenamat Ketoprofen Supp Deksketoprofen Trometamol Asam Mefenamat Fentanil Paracetamol Fentanil Ketoprofen Supp Petidin Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Tramadol
7 8 9 10 11 12
13 4
Skala Nyeri Sebelum Setelah Terapi Terapi 3-4 3-4 4-5 3 3-4 0 4-5 0 3-4 0
HT
NyH
2H 4H 1H 1H 17H
H2 H2 H18
2-3
2-3
9H
-
3-4
3-4
2H
-
3-4
2
3H
-
3-4
1-2
2H
H2
3-4
1-2
3H
-
5-7
0
10H
H10
4
1-3
3H
-
3-4
2
3H
-
3-4
0
5H
H6
Keterangan: NyH
= Nyeri Hilang
HT
= Hari Terapi
H
= Hari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
63
Lampiran 9. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Ovarium di RSUP Fatmawati tahun 2012
No.
1
2
3
4
Obat Ketoprofen supp Petidin+Tramadol Paracetamol Asam Mefenamat Ketoprofen supp Paracetamol Ketoprofen supp Asam Mefenamat Paracetamol Tramadol+Paracetamol Fentanil Tramadol
Skala Nyeri Sebelum Setelah Terapi Terapi
HT
NyH
6
5
38H
-
3-4
2
3H
-
3
2
9H
-
3-4
0
17H
H17
Keterangan: NyH = Nyeri Hilang HT = Hari Terapi H
= Hari
+
= Kombinasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
64
Lampiran 10. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Tunggal pada Kanker Cervix di RSUP Fatmawati tahun 2012
No.
Obat
1 2 3 4
Deksketoprofen Trometamol Asam Mefenamat Asam Mefenamat Asam Mefenamat Asam Mefenamat Ketoprofen Supp Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Ketoprofen supp Asam Mefenamat Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Tramadol Supp Asam Mefenamat
5 6 7 8 9 10 11
Skala Nyeri Sebelum Setelah Terapi Terapi 2-3 0 2-3 0 2-3 0 1-2 1-3
HT
NyH
3H 1H 4H 2H
H3 H2 H5 -
4
2-3
9H
-
3-4
0
4H
H3
4-5
2-3
3H
-
4-6
0
7H
H7
3-4
0
6H
H6
2-3
1-2
6H
-
1-3
0
5H
H5
Keterangan: NyH
= Nyeri Hilang
HT
= Hari Terapi
H
= Hari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
65
Lampiran 11. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Cervix di RSUP Fatmawati tahun 2012
No.
1
2
Skala Nyeri Sebelum Setelah Terapi Terapi
Obat Asam Mefenamat Tramadol Supp Ketoprofen Supp Paracetamol Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Tramadol
HT
NyH
3-4
1-2
8H
-
4-5
3
5H
-
Keterangan: NyH
= Nyeri Hilang
HT
= Hari Terapi
H
= Hari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
66
Lampiran 12. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Endometrium di RSUP Fatmawati tahun 2012
No.
Skala Nyeri Sebelum Setelah Terapi Terapi
Obat Ketoprofen Supp Asam Mefenamat ketorolak Trometamin Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Paracetamol Ketoprofen Supp Asam Mefenamat Deksketoprofen Trometamol
1
2 3 4
HT
NyH
5H
-
4
2
1-2
0
7H
H7
2-3
0
10H
H7
3-4
0
6H
H4
Keterangan: NyH
= Nyeri Hilang
HT
= Hari Terapi
H
= Hari
Lampiran 13. Tabel Distribusi Penggunaan Analgesik Kombinasi pada Kanker Vulva di RSUP Fatmawati tahun 2012
No.
Obat
1
Ketoprofen Supp Asam Mefenamat
Skala Nyeri Sebelum Setelah Terapi Terapi 1-2
0
HT
NyH
9H
H9
Keterangan: NyH
= Nyeri Hilang
HT
= Hari Terapi
H
= Hari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
67
Lampiran 14. Form Pengambilan Data No RM…………… Tgl MRS…………. Tgl KRS………….. Nama
:……………………
Umur
:…………………...
Berat Badan
:……………………
Tinggi Badan
:……………………
Diagnosa
:
1. Kanker Mammae 2. Kanker Ovarium 3. Kanker Cervix 4. Kanker Endometrium 5. Kanker Vulva
Stadium
:
1. Stadium 1 2. Stadium 2 3. Stadium 3 4. Stadium 4 5. Tidak diketahui Analgesik
:
1. Analgesik Tunggal 2. Analgesik Kombinasi Skala Nyeri
:…………………..(Selama Terapi Analgesik)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
68
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian di RSUP Fatmawati
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
69
Lampiran 16. Surat Keterangan Izin Penelitian di RSUP Fatmawati
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta