Knowledge Management Forum 2016
24-26 Agustus 2016
CIREBON RESILIENCE REVIEW (CRR) 2016
PROFIL KOTA CIREBON Cirebon adalah salah satu kota replikasi di ACCCRN Indonesia yang sudah mengembangkan Rencana Ketahanan Kota pada tahun 2014. Cirebon adalah kota pelabuhan pada pantai utara Pulau Jawa, Indonesia yang terletak di Propinsi Jawa Barat. Luas kawasan administratif Cirebon adalah ± 38,10 km², yang dibagi menjadi 5 Kecamatan dan 22 kelurahan. Jumlah populasi pada tahun 2014 adalah ± 305.899
•
• • •
Gross Domestic Product (GDP) in Cirebon, 2014 Agriculture 0%
Industry 23%
Sektor
TIM POKJA PERUBAHAN IKLIM KOTA IREBON PEMERINTAH KOTA CIREBON
Agriculture Industry Services
Services 77%
Dalam juta rupiah (IDR) 41,879 2,816,581 9,682,553
TOTAL
12,541,013
2016
SHOCK & STRESSES DI CIREBON Bahaya
Dampak terhadap sistem perkotaan secara fisik
Diare, DBD, ISPA
Angin Puting Beliung
-
-
Kekeringan
Banjir
-
-
Banjir ROB
-
Abrasi
Longsor
www.apeksi.or.id
-
-
Kerusakan sarana dan prasarana Pohon tumbang Gangguan pada jaringan listrik Gangguan pada arus lalu lintas Kekurangan air bersih
Kerusakan infrastruktur (saluran air, jalan dll) Kerusakan materil (perabot) Kerusakan lingkungan Terjadi sedimentasi di muara sungai Terjadi intrusi air laut Kerusakan infrastruktur Berubahnya garis pantai Berkurangnya areal daratan (disisi yang lain di kota Cirebon juga mengalami fenomena tanah timbul karena proses sedimentasi) Terjadi kerusakan lingkungan
CIREBON RESILIENCE STATUS
Dampak terhadap sistem perkotaan secara non-fisik
-
SISTEM
Mengganggu kegiatan belajar mengajar Penurunan produktivitas kerja Pengeluaran biaya berobat Kerugian material Peningkatan biaya berobat
1
0
14
-
-
Timbulnya biaya untuk pengadaan saluran Penurunan pendapatan petani Peningkatan biaya operasional Meningkatnya wabah penyakit Gangguan pada lalu lintas Penyebaran penyakit Pengaruh psikologis
Kerugian material Pengeluaran biaya perbaikan lingkungan dan rumah Berkurangnya ketersediaan sumber air tanah, berupa air tawar Penurunan pendapatan petani tambak
3
0 12
4
11
5
0
0
9
Ketahanan Ekonomi 8
-
Pengaruh psikologis
Sub Sistem :
0
10
7
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
PROKSI INDIKATOR
2
13 -
Resilience status :
SUB-SISTEM 15
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Internal External Produk Modal Struktur Kultur Mekanisme Profil Mata Pencaharian Pengetahuan Pangan Kesehatan Infrastruktur Kritis Infrastruktur Protektif Infrastruktur Umum
1
Knowledge Management Forum 2016
24-26 Agustus 2016
RESILIENCE DASHBOARD – INSTITUTIONAL RESILIENCE SYSTEM Sub-Sistem / Sektor
5
Capital
3 2
SISTEM
22 21
Livelihood
8 7
Profile
ECONOMIC RESILIENCE
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
1.2.1 Multistakeholder 1 Ketahanan Institusional
0.72
1.2 Eksternal
1.3 Produk
Status
Proxy Indikator 2.1.1 Organisasi
2.1 Capital
2 Sosial
0.63
2.2 Struktur
2.3 Budaya
0.50
0.57
0.81
2.1.2 Kepemimpinan (Leadership) 2.1.3 Keterlibatan (Involvement) 2.2.1 Ketergantungan (Dependency) 2.2.2 Agama (Religion and beliefs)
Status 0.50
Indikator SOS01 Identifikasi organisasi masyarakat / lokal / nonpemerintah
0.75 0.50
0
1
0.00
1
0
1
1.00
1
0
1
1.00
1
1
3
0.00
1
0
1
1.00
2
1
3
0.50
1
0
1
1.00
1
0
1
1.00
1
0
1
1.00
1
0
1
1.00
1
0
1
1.00
1
0
1
1.00
0.67
1.2.2 Lintas wilayah (Crossboundary)
0.75
1.3.1 Komitmen
1.00
1.3.2 Kajian (Assessment)
1.00
1.00
2015 3
Status
Sub-Sistem / Status Sektor
INS06 Keterlibatan lembaga non-pemerintah di kegiatan terkait 'ketahanan kota' INS07 Keterlibatan sektor swasta di kegiatan terkait 'ketahanan kota' INS08 Keterlibatan akademisi di kegiatan terkait ‘ketahanan kota’ INS09 Pola kerjasama antar daerah yang baik INS10 Advokasi kebijakan terkait program/kegiatan yang tidak selaras INS11 Kebijakan tingkat daerah terkait isu 'ketahanan kota' INS12 Penganggaran kegiatan dari daerah terkait ‘ketahanan kota’ INS13 Dokumen Kajian Kerentanan dan Risiko Kota (Climate Risk Assessment) INS14 Dokumen Strategi Ketahanan Kota (City Resilience Strategy) INS15 Pengarusutamaan kajian kerentanan dan risiko ke perencanaan spasial INS16 Pengarusutamaan strategi ketahanan kota ke perencanaan pembangunan
1
5
Proxy Indikator
3.1 Mechanism
0.50
Mekanisme untuk mengelola risiko akibat bencana yang dihadapi oleh 0.83 UMKM
0
1
1
1
4
0.67
NOM05 Tingkat ketersediaan pasar dan pusat perbelanjaan
5
1
5
1
NOM06 Tingkat daya beli masyarakat
4
1
5
0.75
NOM07 Tingkat pertumbuhan UMKM
3
1
5
0.5
NOM08 Tingkat pertumbuhan investor
4
1
5
0.75
NOM09 Penyediaan anggaran bantuan modal bagi UMKM dari pemerintah
1
0
1
1
3.2.3 Structure
NOM10 Sektor dominan perekonomian kota (PDRB)
5
1
5
1.00
Struktur perekonomian kota
NOM11 Tingkat keunggulan komparatif ekonomi kota (LQ)
4
1
5
0.75
NOM12 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
4
1
5
0.75
NOM13 Tingkat kemandirian keuangan daerah
3
1
5
0.50
NOM14 Tingkat ketergantungan keuangan daerah
3
1
5
0.50
NOM15 Proposi jumlah penduduk yang bekerja selain di sektor rentan (perikanan, pertanian)
5
1
5
1.00
NOM16 Tingkat kualitas pencari kerja
5
1
5
1.00
NOM17 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
5
1
5
1.00
NOM18 Tingkat kesempatan kerja
5
1
5
1.00
3
1
5
0.50
1
0
1
1.00
NOM20.b Kondisi penyerapan tenaga kerja lokal
3
1
5
0.50
NOM21 Kebijakan tenaga kerja yang inklusif
3
1
5
0.50
1 1
5 5
0.50 0.50
1
5
0.50
SOS05A Keaktifan kegiatan keagamaan (orang tua) SOS05B Keaktifan kegiatan keagamaan (remaja) SOS06 Kecukupan fasilitas peribadatan SOS07 Persentase penduduk migrasi SOS08 Jumlah penduduk commuter SOS09 Indeks Pemberdayaan Gender SOS10 Persentase penyandang cacat/difabel SOS11 Persentase suku - suku yang ada di kota Cirebon SOS12 Persentase situs budaya yang di konservasi SOS13 Dokumentasi dan sharing pengetahuan budaya lokal/tradisi SOS14 Produksi benda-benda budaya dan dokumentasi tradisi SOS15 perayaan hari - hari besar adat
4 3 4 3 3 4 3
1 1 1 1 1 1 1
5 5 5 5 5 5 5
0.75 0.50 0.75 0.50 0.50 0.75 0.50
4
1
5
0.75
4
1
5
0.75
3.3.1 Dependency/Diversity
4
1
5
0.75
3.3.2 Labour Opportunity
3.2.1 Market Kondisi dan kegiatan ekonomi kota
0
1
1.00
0
1
1.00
0.67
0.88
3.2.2. Business Kondisi produktifitas UMKM 0.75 0.78
0.83
0.70
1.00
1.00 3.3 Livelihood
0.88
N/A
3
3
3 Economic Resilience
NOM02 Jumlah UMKM yang tercover asuransi
Skala Skala Status Minimum Maksimum
0
1
3 3
1
1.00
2015
NOM04 Tingkat pemanfaatan APBD untuk bencana
SOS04 Rasio dependensi
3.2 Profile
Indikator NOM01 Adanya Kebijakan daerah terkait perlindungan UMKM pasca bencana NOM03 Keterlibatan lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam meningkatkan kapasitas UMKM
3.1.2 Budgeting Penganggaran yang dimiliki oleh kota dalam menghadapi bencana
SOS03 Partisipasi komunitas SOS03+ Partisipasi komunitas pesisir
1
Status
3.1.1 Risk Management
Skala Skala Status Minimum Maksimum
3.3.3 Policy & Practices Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal
www.apeksi.or.id
5
0
0.50
0.88
1
INS05 Kontribusi dan tugas tiap pemangku kepentingan
0.50
0.75
0.75
4
0.00
0.50
0.63
1.00
5
3
5
2.3.1 Keberagaman (Diversity)
5
1
1
1
2.2.4 Gender
1
4
2
3
0.50
Hasil Skala Skala Perhitun Minimum Maksimum gan
5
INS04 Struktur organisasi formal yang multi-stakeholder
SOS02 Identifikasi para pemimpin komunitas
0.67
2015
Partisipasi pemerintahan daerah dalam pelatihan 'ketahanan kota' Peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah ‘ketahanan kota’ Mekanisme berbagi pengetahuan terkait 'ketahanan
0.50
0.50
2.2.3 Stabilitas (Stability)
2.3.2 Identitas (Identity)
1.00
Indikator INS01 terkait INS02 terkait INS03 kota'
RESILIENCE DASHBOARD – ECONOMIC RESILIENCE SYSTEM Sistem
SubSistem / Sektor
0.83
0.71
1.3.3 Inklusivitas (Inclusivity)
RESILIENCE DASHBOARD – SOCIAL RESILIENCE SYSTEM Status
Status
1.1.2 Struktur (Structure) 1.1.3 Antarsektor (Crosssector)
17
5
Mechanism
11 10
Proxy Indikator
0.44
Resilience status :
Culture
SOCIAL RESILIENCE
PHYSICAL RESILIENCE
Sistem
Status
1.1.1 Pengetahuan (Knowledge) 1.1 Internal
15 Structure 10 14 13 11
15 14 13
HUMAN RESILIENCE
Status
8 7
INSTITUTIONAL RESILIENCE
19
ECOLOGICAL RESILIENCE
Sistem
PROKSI INDIKATOR Product
3 2
66 65 64 63 62 61 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17
External
SUB-SISTEM Internal
Protective 36 Service 39 40 Basic Critical 37 Service 43 34 Service 33 42 47 46 45 44 Agriculture 50 49 Health River 53 52 Green 31 30 Space 56 55 Food Fishpond 59 58 Coastal 28 27 62 61 Species & Knowledge Stock 64 Service 25 24 66
CIREBON RESILIENCE STATUS
0.63
NOM19 Mekanisme menyalurkan angkatan kerja sesuai dengan kemampuan dan keterampilan NOM20.a Kebijakan penyerapan tenaga kerja lokal (pada ijin prinsip dijelaskan harus 60% tk lokal)
2
Knowledge Management Forum 2016
STATUS
Sub-Sistem / Sektor
24-26 Agustus 2016
RESILIENCE DASHBOARD – HUMAN RESILIENCE SYSTEM STATUS
Proxy Indikator
STATUS
4.1.1 Service Ketersediaan fasilitas pendidikan secara kualitas maupun kuantitas 4.1.2 Coverage Besarnya keterjangkauan fasilitas pendidikan 4.1 Knowledge
0.6
0.5
0.75
3
1
5
1
1
5
0
4
1
5
0.75
STATUS
4.1.3 Knowledge Management
MAN07 Pelatihan tanggap darurat untuk bencana
4
1
5
0.75
Mekanisme pengelolaan pengetahuan terkait perubahan iklim dan bencana
MAN08 Sosialisasi kebijakan daerah tentang perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana MAN09 SOP Pendidikan darurat sesaat setelah terjadinya bencana (*) MAN10 Mekanisme penyebaran informasi ke publik terkait penanganan bencana (siap siaga, tanggap darurat, dll) MAN11 Penyebaraninformasi publik terkait perubahan iklim seperti data curah hujan dan perkiraan cuaca
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
MAN12 Ketersediaanpangan
4
1
5
0.75
MAN13 Tingkat stabilitas harga pangan MAN14 Tingkat ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah MAN15 Tingkat distribusi supply beras ke kota (supply dari daerah mana, kerjasamanya seperti apa) MAN16 Tingkat balita gizi buruk
5
1
5
1
5
1
5
1
MAN17 Angka Harapan Hidup
0.89
4.3.1 Service Tingkat ketersediaan fasilitas kesehatan secara kuantitas maupun kualitas
0.88
0.92
4.3.2 Coverage Besarnya keterjangkauan fasilitas kesehatan
0.75
4.3.3 Health rate Tingkat kesehatan penduduk yang tahan terhadap penyakit akibat Perubahan Iklim
0.25
3
1
4
0.67
3
1
5
0.5
5
1
5
1
MAN18 Tingkat bayi baru lahirdengan berat badan rendah MAN19 Tingkat ketersediaan pangan yang aman dikonsumsi MAN20 Tingkat ketersediaan fasilitas kesehatan MAN21 Tingkat ketahanan struktur bangunan fasilitas kesehatan terhadap banjir dan gempa MAN22 Tingkat pelayanan kesehatan dasar, rujukan, epidemiologi,dll MAN23 Tingkat keterjangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan MAN24 Persentase penduduk yang sudah tercover asuransi kesehatan risiko bencana (bisa disatukan dg atas) MAN25 Penurunan angka terjadinya penyakit yang disebabkan oleh perubahan iklim dalam kurun waktu tertentu (DBD, Diare, ISPA)
5 5 5
1 1 1
5 5 5
1 1 1
4
1
5
0.75
5
1
5
1
MAN26 Tingkat kematian bayi
4
1
5
5.1 Kritis
5.2 Protective
5.3 .A Air bersih
5.3.B Perumahan
Sistem
Landscape Agriculture
6.2 Landscape Sungai
0.5
0.38
Management 6.1.3 Quality 6.2.1 Service
0.25 0.33
6.2.2 Management
0.42
6.2.3 Quality 6.3.1 Service 6.3 Landscape RTH
6.4 Landscape Tambak
6 Ketahanan Ekologi
0.52
6.5 Landscape Coastal
6.6 Species & stock
0.69
0.38
0.85
www.apeksi.or.id
0 0.67
6.3.2 Management
0.71
6.3.3 Quality 6.4.1 Service
0.5 0.33
6.4.2 Management
0.42
6.4.3 Quality 6.5.1 Service
0.5 1
6.5.2 Management
0.71
6.5.3 Quality
0.75
6.6.1 Biodiversity
0.4
6.6.2 Connectivity
0.56
0.53
6.6.3 Adaptive Capacity
6.7 Ecosystem Services
0.58
5.3. C Transportasi
4
1
5
0.75
2
1
5
0.25
2
1
5
0.25
0.5
6.7.1 Quality
0.25
6.7.2 Climate Sensitivity
0.33
0.29
Skala Minimum 1 1
ECO 3 Pembagian Tugas dan Tanggung jawab pengelolaan ekosistem
3
1
5
0.5
0.6
ECO 4 Kualitas ekosistem ECO 5 Jasa Lingkungan ECO 6 Manajemen keberlanjutan ekosistem
2 2 2
1 1 1
5 4 4
0.25 0.33 0.33
0.4 0.4 0.4
ECO 7 Pembagian Tugas dan Tanggung jawab pengelolaan ekosistem
3
1
5
0.5
0.6
ECO 8 Kualitas ekosistem ECO 9 Jasa Lingkungan ECO 10 Manajemen keberlanjutan ekosistem
1 3 3
1 1 1
5 4 4
0
0.2
0.67 0.67
0.6 0.6
ECO 11 Pembagian Tugas dan Tanggung jawab pengelolaan ekosistem
4
1
5
0.75
0.8
ECO 12 Kualitas ekosistem ECO 13 Jasa Lingkungan ECO 14 Manajemen keberlanjutan ekosistem
3 2 2
1 1 1
5 4 4
0.5 0.33 0.33
0.6 0.4 0.4
ECO 15 Pembagian Tugas dan Tanggung jawab pengelolaan ekosistem
3
1
5
0.5
0.6
ECO 16 Kualitas ekosistem ECO 17 Jasa Lingkungan ECO 18 Manajemen keberlanjutan ekosistem
3 4 3
1 1 1
5 4 4
0.5 1 0.67
0.6 0.8 0.6
ECO 19 Pembagian Tugas dan Tanggung jawab pengelolaan ekosistem
4
1
5
0.75
0.8
ECO ECO ECO ECO ECO ECO ECO ECO ECO ECO
4 1 1 2 2 3 1 1 3 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 3 3 3 3 3 5 5 5 5
0.75 0 0 0.5 0.5 1 0 0 0.5 0.5
0.8 0.2 0.2 0.4 0.4 0.6 0.2 0.2 0.6 0.6
ECO 30 Konektivitas ekosistem Pesisir dengan ekosistem lain
3
1
5
0.5
0.6
ECO 31 Manajemen konektivitas
3
1
4
0.67
0.6
ECO 32 Keberadaan spesies adaptif termanfaatkan
2
1
3
0.5
0.4
ECO ECO ECO ECO ECO
1 2 1 2 2
1 1 1 1 1
3 3 3 3 3
0 0.5 0 0.5 0.5
0.2 0.4 0.2 0.4 0.4
33 34 35 36 37
Kualitas Air Kualitas Udara Luasan RTH Luasan Sawah Luasan Kawasan Pesisir Hijau
0.46
0.88
0.79
5.3.D Utilitas
0.50
5.3. E Persampahan
0.75
5.3.F Air limbah
0.50
5.3. G Drainase
0.58
3
Skala Minimum 1
4
1
5
0.75
3
1
5
0.50
1
1
5
0.00
4 3
1 1
5 5
0.75 0.50
0.25
FIS 04 Ada/tidaknya infrastruktur protektif
2
1
5
0.25
0.50
FIS 05 Standard minimum infrastruktur protektif
3
1
5
0.50
0.50 0.00
FIS 06 Ada/tidaknya kegiatan pemeliharaan FIS 07 Cadangan air bersih FIS 08 Jumlah rumah tangga terlayani FIS 09 Harga air FIS 10 Kualitas air perpipaan sesuai dengan baku mutu FIS 11 Kecukupan layak huni FIS 12 Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU FIS 13 Persentase Rumah dilayout dengan peta kerentanan FIS 14 Jalan yang memudahkan masyarakat melakukan perjalanan FIS 15 Kelengkapan dan ketersediaan jalur pejalan kaki FIS 16 Jaringan PSU menjamin penggunanya dapat selamat dan kepuasan terhadap ketersediaan transportasi FIS 17 Kecukupan moda transportasi Keterjangkauan moda transportasi FIS 18 penghubung antar pusat kota FIS 19 Persentase rumah tangga terlayani+LPG FIS 20 Persentase rumah tangga terlayani listrik FIS 21 Keandalan system terhadap shock & stresses (prosedur penyediaan ketika terjadi bencana) FIS 22 Persentase sampah terkelola (pengelolaan 3R, kompos, menurun volume sampah, bank sampah oleh masyarakat) FIS 23 Sistem pengelolaan (kapabilitas) umur TPA, kapasitas landfill, TPA punya sendiri FIS 24 Prasarana & sarana angkutan sampah dari TPS ke TPA FIS 25 Persentase populasi dg fasilitas sanitasi (jumlah rumah yang terlayani) FIS 26Tersedianya system air limbah setempat FIS 27 Tersedianya system air limbah skala komunitas/kota FIS 28 Cakupan pelayanan wilayah (ketersediaan drainase primer, sekunder, dan tersier) FIS 29Kondisi fisik drainase (baik, sedang, buruk) FIS 30Kualitas pengaliran drainase (lancar/tidak) FIS 31 Pemeliharaan drainase
3 1 1 4 5 5 4 N/A 5 4
1 1 1 1 1 1 1 N/A 1 1
5 5 5 5 5 5 5 N/A 5 5
0.50 0.00 0.00 0.75 1.00 1.00 0.75 N/A 1.00 0.75
4
1
5
0.75
4 3 5 5 5
1 1 1 1 1
5 5 5 5 5
0.75 0.50 1.00 1.00 1.00
1
1
5
0.00
4
1
5
0.75
4
1
5
0.75
4 3 3 3
1 1 1 1
5 5 5 5
0.75 0.50 0.50 0.50
3
1
5
0.50
5 3 3
1 1 1
5 5 5
1.00 0.50 0.50
0.63
5.1.2 Rute Evakuasi
0.50
5.1.3Shelter
0.42
5.2.1 Kecukupan penyediaan infrastruktur 5.2.2 Standards minimum infrastruktur 5.2.3 Perawatan infrastruktur 5.3.A.1 Cadangan air 5.3.A.2 Distribusi
0.38
5.3.A.3 Kualitas
1.00
5.3.B.1 Layak huni
0.88
5.3.B.2 Lokasi
N/A
5.3.C.1 Keandalan infrastruktur
0.79
5.3.D.1Aksesibilitas
1.00
5.3.D.2 Realibility
0.00
5.3.E.1 Managemen
0.75
5.3.F.1 Distribusi
0.50
5.3.G.1 Ketersediaan
0.50
5.3.G.2 Kualitas
0.75
5.3.G.3 Managemen
0.50
Indikator
2015
Skala STATUS Maksimum 5 0.50
NEGATIVE RELATIONSHIP BETWEEN PROXY INDICATORS
Hasil Nilai Perhitun Status maks gan 4 0.67 0.6 4 0.67 0.6
3 3
Kualitas ekosistem Biodiversity Pertanian Biodiversity Sungai Biodiversity RTH Biodiversity Tambak Biodiversity Pesisir Konektivitas ekosistem Pertanian dengan ekosistem lain Konektivitas ekosistem Sungai dengan ekosistem lain Konektivitas ekosistem RTH dengan ekosistem lain Konektivitas ekosistem Tambak dengan ekosistem lain
0.42
FIS01A Ketersediaan sarana tanggap darurat FIS01B Ketersediaan sarana tanggap darurat dan bantuan medis dalam kondisi bencana FIS02 Ada/tidaknya rute evakuasi dan kesesuaiannya dengan syarat/standar FIS 03 Ada/tidaknya shelter, kesesuaiannya dengan standar (misal ada air) dan lokasi penampungan di lokasi rawan bencana Transpor / rute ke shelter Pembagan shelter sesuai jumlah penduduk
STATUS
0.75
2015
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
0.51
Proxy Indikator 5.1.1 Sarana tanggap darurat
0.60
RESILIENCE DASHBOARD – ECOLOGICAL RESILIENCE SYSTEM SubStatus Sistem / Status Proxy Indikator Status Indikator Sektor 6.1.1 Service 0.67 ECO 1 Jasa Lingkungan 6.1 ECO 2 Manajemen keberlanjutan ekosistem 6.1.2
STATUS
0.5
0.75
0.75
Sub-Sistem / Sektor
STATUS
0.75 0.75
5
0.84
0.64
Skala Maksimum 5 5
1
4.2.3 Consumption Tingkat konsumsi dan kondisi eksisiting penduduk kota terhadap kebutuhan pangan
4.3 Health
Skala Minimum 1 1
4
4.2.1 Production Tingkat dan besarnya produktifitas pangan bagi penduduk kota 4.2.2 Distribution Kondisi distribusi dan aksesibilitas persebaran pangan 4.2 Food
4 4
2015
MAN06 Efektifitas kebijakan wajib belajar DIKDAS 9 tahun
0.55
0.69
Indikator MAN01 Tingkat ketersediaan fasilitas pendidikan dasar MAN02 Tingkat pendidikan penduduk MAN03 Tingkat ketahanan struktur bangunan sekolah terhadap banjir dan gempa MAN04 Kurikulum pendidikan dasar berbasis pendidikan lingkungan (perubahan iklim & bencana) MAN05 Angka Partisipasi Murni (APM)
RESILIENCE DASHBOARD – PHYSICAL RESILIENCE SYSTEM
No
INDICATOR
1
2.2.3 Stabilitas >< 2.2.4 Gender
2
2.3.1 Keberagaman >< 2.3.2 Identitas
3
3.4.2 Peluang Kerja >< 2.3.1 Keberagaman 4.2.1 Produksi Pangan>< 5.3.1 Cadangan Air 4.3.1 Infrastruktur Kesehatan >< 5.3.1 Cadangan Air 4.3.3 Tingkat kesehatan >< 5.3.1 Cadangan Air 3.2.1 Perdagangan >< 5.3.1 Cadangan Air 3.2.3 Kegiatan UMKM >< 5.3.1 Cadangan Air
4 5 6 7 8
DESCRIPTION Isu jender yang sensitif dapat memicu konflik dengan norma agama dan mempengaruhi stabilitas kota Semakin beragam komunitas, semakin besar kemungkinan melupakan identitas mereka Semakin beragam komunitas, dan semakin besar jumlah penduduk mengurangi peluang kerja Untuk meningkatkan produksi pangan, cadangan air perlu dimanfaatkan sehingga menjadi berkurang Infrastruktur kesehatan yang baik membutuhkan cadangan air yang lebih banyak Untuk meningkatkan tingkat kesehatan dibutuhkan cadangan air yang lebih banyak Untuk memfasilitasi kegiatan perdagangan yang bertambah, dibutuhkan cadangan air yang lebih banyak Untuk memfasilitasi kegiatan UMKM yang bertambah, dibutuhkan cadangan air yang lebih banyak
3
Knowledge Management Forum 2016
24-26 Agustus 2016
NEGATIVE RELATIONSHIP BETWEEN PROXY INDICATORS No 9 10 11
12
13 14 15 16 17 18 19
INDICATOR
DESCRIPTION
3.2.1 Perdagangan >< 5.3.1 Sistem Untuk memfasilitasi kegiatan perdagangan yang bertambah, sistem Manajemen Persampahan manajemen persampahan perlu ditingkatkan 3.2.3 Kegiatan UMKM >< 5.3.1 Sistem Untuk memfasilitasi kegiatan UMKM yang bertambah, sistem Manajemen Persampahan manajemen persampahan perlu ditingkatkan 4.2.1 Produksi Pangan>< 5.3.1 Sistem Peningkatan produksi pangan mengakibatkan penambahan produksi Manajemen Persampahan sampah sehingga sistem manajemen persampahan perlu ditingkatkan 4.2.2 Konsumsi Pangan>< 5.3.1 Sistem Peningkatan konsumsi pangan mengakibatkan penambahan Manajemen Persampahan produksi sampah sehingga sistem manajemen persampahan perlu ditingkatkan 3.2.1 Perdagangan >< 5.3.1 Sistem Untuk melayani penambahan kegiatan perdagangan, sistem Pengelolaan Air Limbah pengelolaan air limbah perlu ditingkatkan 3.2.3 Kegiatan UMKM >< 5.3.1 Sistem Untuk melayani penambahan kegiatan UMKM, sistem pengelolaan Pengelolaan Air Limbah air limbah perlu ditingkatkan 4.2.1 Produksi Pangan>< 5.3.1 Sistem Peningkatan produksi pangan mengakibatkan penambahan air Pengelolaan Air Limbah limbah sehingga sistem manajemen air limbah perlu ditingkatkan 4.2.2 Konsumsi Pangan>< 5.3.1 Sistem Peningkatan konsumsi pangan mengakibatkan penambahan air Pengelolaan Air Limbah limbah sehingga sistem manajemen air limbah perlu ditingkatkan 3.2.1 Perdagangan >< 5.3.1 Kualitas Untuk melayani penambahan kegiatan perdagangan, kualitas sistem Drainase drainase perlu ditingkatkan 3.2.3 Kegiatan UMKM >< 5.3.1 Kualitas Untuk melayani penambahan kegiatan UMKM, kualitas sistem Drainase drainase perlu ditingkatkan 4.2.1 Produksi Pangan >< 5.3.1 Kualitas Peningkatan produksi pangan melalui penambahan sawah dan Drainase kebun mengakibatkan kualitas sistem drainase perlu ditingkatkan
MATRIKS HUBUNGAN NEGATIF ANTAR PROXY INDIKATOR
MATRIKS HUBUNGAN PROKSI INDIKATOR
KESIMPULAN • Kota Cirebon sebagai sebuah entitas wilayah memiliki kontribusi pada peningkatan emisi GRK. Dampak perubahan iklim juga dirasakan di banyak kota di belahan dunia. Untuk memastikan keberhasilan pembangunan kota, perlu menempatkan strategi pembangunan yang tanggap perubahan iklim pada semua tahap pengelolaan kota. Lembaga internasional, nasional maupun lokal memiliki peran dan tanggungjawab terkait mitigasi dan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim.
www.apeksi.or.id
4
Knowledge Management Forum 2016
24-26 Agustus 2016
REKOMENDASI
TERIMA KASIH
www.apeksi.or.id
5