PROFIL KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
KATA PENGANTAR Profil Kesehatan disusun untuk memberikan gambaran pencapaian program pembangunan kesehatan yang digunakan sebagai sarana untuk memantau pencapaian visi dan misi pembangunan kesehatan di Kota Blitar. Penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 didasarkan pada data tabel sesuai Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan dan “Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Edisi Data Terpilah menurut Jenis Kelamin”, sehingga informasi yang disampaikan dalam profil ini merupakan interpretasi dari data tersebut. Profil Kesehatan Kota Blitar ini disampaikan dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita semua dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung penyusunan buku ini.
Blitar,
2013
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
dr.NGESTI UTOMO Pembina Utama Muda NIP. 19570824 198712 1 001
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL PROFIL
i ii iii
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Sistematika Penyajian 1.3 Distribusi Profil Kesehatan
1 1 2 3
BAB 2
GAMBARAN UMUM 2.1 Keadaan Geografi 2.2 Keadaan Demografi (Kependudukan) 2.3 Tingkat Pendidikan
4 4 6 10
BAB 3
SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1 Angka Kematian 3.2 Umur Harapan Hidup (UHH) 3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) 3.4 Status Gizi
12 12 16 18 29
BAB 4
UPAYA KESEHATAN 4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan 4.3 Ketersediaan Obat 4.4 Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Keracunan Makanan 4.5 Perbaikan Gizi Masyarakat 4.6 Perilaku Masyarakat 4.7 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
31 31 42 43 44 45 45 49
BAB 5
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1 Sarana Kesehatan 5.2 Tenaga Kesehatan 5.3 Pembiayaan Kesehatan
56 56 59 61
BAB 6
KESIMPULAN
62
LAMPIRAN
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
ii
DAFTAR TABEL PROFIL Tabel
1
Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk
Tabel
2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggung, Rasio Jenis Kelamin
Tabel
3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Tabel
4
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Jenis Kelamin
Tabel
5
Persentase Penduduk Laki-Laki dan Perempuan berusia 10 Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan
Tabel
6
Jumlah Kelahiran menurut Jenis Kelamin
Tabel
7
Jumlah Kematian Bayi dan Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel
8
Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok Umur
Tabel
9
Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio)
Tabel
10
Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru menurut Jenis Kelamin
Tabel
11
Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ menurut Jenis Kelamin
Tabel
12
Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA + menurut Jenis Kelamin
Tabel
13
Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel
14
Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual Lainnya menurut Jenis Kelamin
Tabel
15
Persentase Donor Darah diSkrining terhadap HIV menurut Jenis kelamin
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
iii
Tabel
16
Kasus Diare yang ditangani menurut Jenis Kelamin
Tabel
17
Jumlah Kasus Baru Kusta menurut Jenis Kelamin
Tabel
18
Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 menurut Jenis Kelamin
Tabel
19
Jumlah kasus dan Angka Prevalensi penyakit kusta menurut Jenis Kelamin
Tabel
20
Persentase Penderita Kusta selesai Berobat menurut Jenis Kelamin
Tabel
21
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin
Tabel
22
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin
Tabel
23
Jumlah Kasus DBD menurut Jenis Kelamin
Tabel
24
Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut Jenis Kelamin
Tabel
25
Penderita Filariasis ditangani menurut Jenis Kelamin
Tabel
26
Bayi Berat Badan Lahir Rendah menurut Jenis Kelamin
Tabel
27
Status Gizi Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel
28
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Tabel
29
Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil
Tabel
30
Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3
Tabel
31
Jumlah dan Persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Resiko Tinggi/Komplikasi ditangani menurut Jenis Kelamin
Tabel
32
Tabel
33
Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas menurut Jenis Kelamin Proporsi Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Tabel
34
Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
iv
Tabel
35
Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif
Tabel
36
Cakupan Kunjungan Neonatus menurut Jenis Kelamin
Tabel
37
Cakupan Kunjungan Bayi menurut Jenis Kelamin
Tabel
38
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Tabel
39
Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi menurut Jenis Kelamin
Tabel
40
Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi menurut Jenis Kelamin
Tabel
41
Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut Jenis Kelamin
Tabel
42
Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin menurut Jenis Kelamin
Tabel
43
Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel
44
Jumlah Balita ditimbang menurut Jenis Kelamin
Tabel
45
Cakupan Balitas Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Tabel
46
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat menurut Jenis Kelamin
Tabel
47
Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Tabel
48
Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Lansia dan Lansia
Tabel
49
Persentase Sarana Kesehatan dengan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level I
Tabel
50
Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB menurut Jenis KLB
Tabel
51
Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam
Tabel
52
Pelayanan Kesahtan Gigi dan Mulut menurut Jenis Kelamin
Tabel
53
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
Kemampuan
v
Setingkat menurut Jenis Kelamin Tabel
54
Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Tabel
55
Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar menurut Jenis Jaminan
Tabel
56
Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan
Tabel
56-A
Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang dicakup Melalui Program Jamkesda
Tabel
57
Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan
Tabel
57-A
Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang dicakup Melalui Program Jamkesda
Tabel
58
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Ganggungan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel
59
Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Tabel
60
Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Tabel
61
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tabel
62
Persentase Rumah Sehat
Tabel
63
Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
Tabel
64
Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang digunakan
Tabel
65
Persentase Keluarga menurut Sumber Air Minum yang digunakan
Tabel
66
Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
vi
Tabel
67
Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Tabel
68
Persentase Institusi dibina Kesehatan Lingkungannya
Tabel
69
Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat
Tabel
70
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan
Tabel
71
Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Laboratorium dan Memiliki 4 Spesialis Dasar
Tabel
72
Jumlah Posyandu menurut Strata
Tabel
73
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Tabel
74
Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan
Tabel
75
Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan
Tabel
76
Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan
Tabel
77
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan
Tabel
78
Jumlah Tenaga Teknisi dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan
Tabel
79
Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
Kemampuan
vii
BAB 1 PENDAHULUAN
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
1.1 LATAR BELAKANG Pada hakikatnya tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan membangun kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat. Pemerintah memiliki peran yang sangat besar untuk mewujudkan pembagunan kesehatan terutama melalui penyediaan sarana dan prasarana baik Rumah Sakit, Puskesmas dan Poskesdes maupun Posyandu. Dengan penyediaan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakatnya untuk mensinergikan pencapaian tujuan pembangunan Millenium Development Goals
(MDGs) pada tahun 2015. Tujuan MDGs menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan Pembangunan kesehatan tidak bisa lepas dari peran masyarakat dalam mendukung semua kegiatan yang dilaksanakan pemerintah, kemitraan produktif dengan masyarakat madani dan sektor swasta berkontribusi cukup besar terhadap percepatan pencapaian berbagai sasaran MDGs pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui gambaran secara nyata capaian pembangunan kesehatan tahun 2012 disusunlah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012. Penyusunan Profil Kesehatan ini didasarkan pada beberapa peraturan perundangan-undangan bidang kesehatan, antara lain: 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 3. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
1
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Profil Kesehatan merupakan buku statistik kesehatan Kota Blitar untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Blitar. Selain itu juga berisi data/informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Blitar. Oleh karena itu Profil Kesehatan merupakan salah satu alat yang
bisa
digunakan untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan dari tahun ke tahun dalam mendukung tercapainya MDGs.
1.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 mengacu pada Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan sistematika sebagai berikut: Bab-1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya. Bab-2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Blitar. Selain uraian tentang letak geografis, administrative dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya, misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
2
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar. Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab-6 : Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2011. Selain keberhasilankeberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian pembangunan kesehatan Kota Blitar dan 79 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang resposif gender. Profil kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain (softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain). 1.3 DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN Distribusi Profil Kesehatan Kota Blitar adalah sebagai berikut: 1. Walikota Blitar 2. DPRD Kota Blitar 3. Instansi tingkat Kota termasuk BAPPEDA 4. Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya 5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta 6. Dinas Kesehatan Provinsi 7. Kementerian Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi 8. LSM Kesehatan di Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
3
BAB 2 GAMBARAN UMUM
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan yang evidence based, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di wilayah Kota Blitar. Gambaran umum ini menguraikan tentang letak geografis, administratif dan beberapa informasi umum lainnya. Selain itu juga mengulas beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi dan sosial budaya. Adapun gambaran umum secara lengkap adalah sebagai berikut :
2.1 KEADAAN GEOGRAFI 2.1.1 Letak Geografis Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah Kota Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°114’ - 12°28’ Bujur Timur dan 8°2’ 8°10’ Lintang Selatan atau tepatnya terletak sekitar 160 km sebelah selatan Kota Surabaya, ibukota Propinsi Jawa Timur. Suhu udara rata-rata berkisar pada 29°C dengan type iklim C-3. Kondisi seperti ini menjadikan Kota Blitar sebagai sebuah daerah yang nyaman untuk dijadikan tempat hunian dan peristirahatan. Akan tetapi, pada sisi yang lain Kota Blitar dapat dikatakan sebagai kota yang miskin potensi, karena secara ekonomis tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dieksplorasi menjadi sumber pendapatan daerah, baik yang berupa bahan galian, mineral maupun hasil hutan dan kekayaan alam lainnya. Dengan demikian upaya yang harus terus digalakkan adalah pengembangan dan pembangunan sumber daya lainnya baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya buatan. Secara administratif, Kota Blitar dikelilingi oleh wilayah Kabupaten, dengan batas-batas sebagai berikut:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
4
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Sebelah Utara
: Kecamatan Nglegok, Kec.Garum Kabupaten Blitar
Sebelah Timur
: Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar
Sebelah Selatan
: Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar
Sebelah Barat
: Kecamatan Sanankulon dan Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar
2.1.2 Luas Wilayah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah Kota Blitar adalah ± 32,578 km2, terdiri atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan. Yang kemudian pada tahun 2005 dijadikan 21 Kelurahan hasil pemecahan Kelurahan Pakunden menjadi 2 Kelurahan yaitu Pakunden dan Tanjungsari berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005. Adapun perincian luas wilayah di masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Blitar No
Kecamatan
Luas Wilayah Km2
%
1
Sukorejo
9,92
30,46
2
Kepanjenkidul
10,50
32,24
3
Sananwetan
12,15
37,30
32,57
100
Jumlah Sumber: Statistik Kota Blitar Tahun 2011
Disamping itu, wilayah Kota Blitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian utara, tengah dan selatan dimana bagian utara mempunyai ketinggian ± 245 meter dari permukaan laut, bagian tengah ± 190 meter dan bagian selatan ± 140 meter dari permukaan air laut. Adanya perbedaan letak ketinggian tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kota Blitar masuk kategori daerah darat, sehingga mempengaruhi pola pemanfaatan dan tata guna tanah di wilayah Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
5
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 2.2 KEADAAN DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN) Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain tingkat pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan dan distribusi menurut umur. Gambaran secara umum keadaan demografi Kota Blitar adalah sebagai berikut: 2.2.1 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kota Blitar tahun 2012 sebanyak 134.554 jiwa (sumber: BPS Jawa Timur Tahun 2012) dengan karakteristik dan latar belakang sosial, budaya, pendidikan, agama, etnis dan mata pencaharian yang bervariasi. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011 yaitu 133.324 jiwa, maka terjadi pertambahan jumlah penduduk Kota Blitar sebanyak 1.230 jiwa. Adapun distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data BPS Jawa Timur Tahun 2012 yang diolah
Komposisi penduduk laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh jumlahnya, penduduk laki-laki masih lebih kecil sejumlah 66.533 jiwa
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
6
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar sedangkan penduduk perempuan sejumlah 68.021 jiwa tidak jauh berbeda dengan tahun 2011. Ada beberapa macam piramida penduduk yakni Trapeze pyramid adalah piramida penduduk didasarkan pada jumlah kelahiran lebih banyak daripada kematian, grenade pyramid adalah piramida penduduk didasarkan pada kesamaan antara kelahiran dan kematian, pyramid form tombstone adalah pyramid kependudukan didasarkan padakematianlebih banyak daripada kelahiran. Untuk piramida penduduk di Kota Blitar bisa dimasukkan kedalam
grenade pyramid akan tetapi tidak sepenuhnya karena pada kelompok umur > 65 tahun terdapat lonjakan jumlah penduduk yang cukup signifikan dari kelompok umur sebelumnya. Perubahan jumlah penduduk pada masingmasing kelompok umur dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain fertilitas, mortalitas kematian bayi/infant mortality, dan migrasi. Distribusi penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu 11.415 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi penduduk lebih banyak pada usia muda.
2.2.2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di Kota Blitar pada tahun 2012 adalah 4,131 /Km2 yang berarti terdapat 4 jiwa disuatu wilayah per Km2 , kondisi ini tidak terlalu terdapat perbedaan dengan kondisi pada tahun 2011 yakni 4,362 / Km2. Adapun data secara lengkap mengenai kondisi kepadatan penduduk tahun 2008 s/d 2012 adalah sebagai berikut:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
7
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Per-km2 Kota Blitar Tahun 2008-2012
4,4 4,35 4,3 4,25 4,2 4,15 4,1 4,05 4 3,95
4,36 4,30
2008
4,13
4,10
4,09
2009
2010
2011
Kepadatan penduduk
2012
Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada setiap tahunnya terjadi kenaikan angka kepadatan penduduk di Kota Blitar, hal ini seiring dengan perubahan jumlah penduduk di tiap Kecamatan. Perubahan dapat terjadi
dikarenakan banyak hal, diantaranya dapat disebabkan
oleh
perpindahan penduduk dari luar kota ke dalam kota ataupun sebaliknya, selain itu perubahan kepadatan penduduk juga dapat disebabkan angka kematian dan jumlah kelahiran di wilayah tersebut. Untuk tahun 2012 terjadi penurunan dikarenakan adanya perubahan data sasaran jumlah penduduk setelah sensus penduduk tahun 2010.
2.2.3 Rasio Beban Tanggungan Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65 tahun) dengan jumlah penduduk usia produktif. Rasio ini menggambarkan beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif. Berikut ini gambaran rasio beban tanggungan di Kota Blitar mulai tahun 2008 s/d 2012:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
8
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 2.3 Rasio Beban Tanggungan Kota Blitar Tahun 2008-2012 47,5 47,27 47 46,5 46
46,42 46,08
46,05
46
Rasio Beban Tanggungan
45,5 45 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : BPS (hasil Pengolahan Registrasi Penduduk)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa beban tanggungan di Kota Blitar masih cukup besar, jumlah penduduk usia tidak produktif hampir setengah jumlah penduduk usia produktif. Beban tanggungan yang tinggi merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif terpaksa dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif, maka semakin tinggi usia tidak produktif semakin tinggi beban tanggungan bagi usia produktif. Hal ini didukung dengan piramida penduduk Kota Blitar dimana usia tidak produktif jumlahnya cukup besar, sehingga dikhawatirkan dapat meningkatkan beban rasio tanggungan, hal ini didukung dengan data jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin yang setiap tahunnya cenderung meningkat terutama permohonan SPM dimana kepesertaannya diluar kuota. Berikut ini data peserta jaminan kesehatan (Jamkesmas, Jamkesmasda, dan SPM) mulai tahun 2009 s/d 2012.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
9
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
NO
Tabel 2.1 Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin di Kota Blitar Tahun 2009-2011 JAMINAN TAHUN KESEHATAN 2009 2010 2011 2012
1 2
Jamkesmas Jamkesmasda
3
SPM
16.633 2.500 (asumsi) -
16.633 2.987
16.633 6.530
16.633 2.987
-
957
862
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan
2.3 TINGKAT PENDIDIKAN Untuk mengetahui potensi penduduk disisi kualitas sumber daya manusianya dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang ditempuh Penduduk. Grafik di bawah merupakan gambaran kondisi penduduk yang sedang dan telah menamatkan pendidikan terakhirnya sebagai berikut : Grafik 2.4 Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Kota Blitar Tahun 2011
Sumber Data : BPS Kota Blitar
Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kota Blitar pendidikan terakhir yang ditamatkan pada tahun 2012 adalah setingkat SMP/Mts/Sederajat, disusul SD/MI. Tentunya dengan adanya program dari pemerintah daerah berupa pendidikan gratis dan juga Bantuan Operasional Sekolah dari pemerintah pusat diharapkan dapat mendorong Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
10
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar meningkatnya tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal setingkat SMA/SMK/MA. Definisi melek huruf menurut UNESCO adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, membuat, mengkomunikasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan cetak dan tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi. Berikut ini grafik jumlah penduduk di Kota Blitar yang melek huruf menurut jenis kelamin dan kecamatan. Kemampuan baca dan tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya, dimana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas. Para analis kebijakan juga menganggap kemampuan baca dan tulis juga berarti peningkatan peluang kerja dan akses yang lebih luas pada pendidikan yang lebih tinggi. Grafik 2.5 Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan Kota Blitar Tahun 2011 25,000
21,62020,916
20,000
19,472 18,553 16,52315,891
15,000 Jumlah
Laki-laki 10,000
Perempuan
5,000 Sananwetan
Sukorejo
Kepanjenkidul
Kecamatan
Sumber : Data Sekunder Dinas Pendidikan dan BPS Kota Blitar yang telah diolah
Berdasarkan grafik diatas rata-rata jumlah penduduk yang melek huruf antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir setara. Sedangkan berdasarkan kecamatan jumlah penduduk yang melek huruf terbesar berada di Kecamatan Sananwetan. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
11
BAB 3
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
SITUASI DERAJAT KESEHATAN Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai denga Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009. Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakita serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan
(facility based) dan dari masyarakat (community based). Perkembangan derjat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indicator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Gambaran situasi derajat kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2012 dapat diuraikan sebagai berikut.
3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, hal disebabkan bahwa sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Pertambahan jumlah kematian dan pemyakit-penyakit penyebab kematian utama yang terjadi pada tahun 2012 akan diuraikan dibawah ini. 3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan di suatu wilayah. Kematian ibu yang maksud
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
12
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
adalah kematian seorang ibu yang disebabkan kehamilan, bersalin dan nifas dan bukan karena kecelakaan disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka Kematian Ibu (AKI) dihitung per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000. Dimana tahun 1991 angka kematian ibu melahirkan di targetkan sebesar 390 per 100.000 kelahiran, hal ini membuktikan bahwa telah tejadi penekanan angka kematian yang begitu besar. Meskipun telah terjadi penekanan yang begitu banyak namun angka tersebut masih jauh dari target RPJMN 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk target MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Berbagai upaya terlah diupaya kan guna menurunkan angka kematian ibu bersalin ini. Berdasarkan hasil data Laporan Kematian di Kota Blitar tahun 2012, sebesar 339,31 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan target sebesar 49,16 per kelahiran hidup, kondisi ini menunjukkan ketidak berhasilan dalam menekan kematian ibu. Bila dibandingkan dengan target Provinsi Jawa Timur sebesar 81,5 per 100.000 kelahiran hidup, maka kinerja pelayanan kesehatan dalam menekan kematian di Kota Blitar perlu ada peninjauan ulang lagi. Kondisi merupakan kondisi riil yang sudah menggambarkan kondisi yang sebenarnya dilapangan, karena kematian ibu yang ada di Kota Blitar sudah merupakan hasil laporan dari pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit. Hal ini bisa terjadi mengingat Kota Blitar merupakan Kota terkecil di Propinsi Jawa Timur setelah Kota Mojokerto. Dengan wilayah kecil tersebut memudahkan Dinas Kesehatan dalam melakukan pelacakan semua kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kesehatan masyarakatnya. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus kematian ibu. Kenaikan terjadi enam kali lipat dimana pada tahun 2011 terdapat 2 orang ibu yang meninggal setelah persalinan dikarenakan syok anaphylactis (alergi terdapat obat) dan tranfusion lung injuri (TRALI) gejala yang timbul karena efek tranfusi yang dilakukan pasien sebelum bersalin, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 7 orang ibu meninggal setelah
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
13
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
persalinan yang disebabkan oleh komplikasi gagal jantung, perdarahan akibat penyakit hypertensi (perdarahan otak) dan kejang-kejang akibat kehamilan. Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Blitar Tahun 2007-2011
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2007-2011
3.1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Salah satu penyebab mengapa Angka Kematian Bayi di Kota Blitar masih cukup tinggi karena sebagian besar masyarakat masih enggan membawa bayinya yang masih berumur dibawah 1 (satu) bulan ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan kesehatannya. Hal ini didukung masih adanya kepercayaan dari sebagian besar masyarakat menganggap untuk keluar rumah harus sudah berumur 36 hari atau lebih 1 bulan. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai satu hari sebelum ulang tahun pertama. Dari sisi penyebabnya, kematian bayi dibeda faktor endogen dan eksogen. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat menggambarkan kondisi social ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
14
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial- ekonomi, lingkungan tempat tinggalnya. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil. Serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisonal ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi cenderung semakin tinggi pula persentase kunjungan neonatus pada saat bayi. Menurut pada jenis pekerjaan paling tinggi adalah pegawai mencapai 86,5% untuk bayi berumur 6-48 jam. Untuk Kunjungan Neonatus Lengkap (KN1, KN2,KN3) di Jawa Timur hanya mencapai 41,6%. Selama tahun 2012 di Kota Blitar dilaporkan terjadi 2.078 kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat 15 lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 24 kasus (table 6 dan 7). AKB ini sangat
penting, karena tingginya AKB menunjukan
rendahnya kualitas perawatan selama masa kehamilan, saat persalinan dan masa nifas, status gizi dan penyakit infeksi. Bila dibandingkan tahun 2011, kejadian kematian ini mengalami penurunan. Dengan menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir ini memberikan gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Kasus Kematian Bayi ini yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Dapat dilihat pada diagram berikut.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
15
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Grafik 3.2 Jumlah Kematian Bayi di Kota Blitar Tahun 2007-2011
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2007-2011
Dari diagram tersebut, terlihat terjadi penurunan kematian pada bayi diwilayah Kota Blitar. Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan AKB antara lain melalui peningkatan cakupan, mutu pelayanan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui pelatihan tenaga, serta peningkatan pemberdayaan masyarakat. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakan. Dari laporan rutin pada tahun 2012 di Kota Blitar terjadi 26 kematian balita dengan AKABA terlaporkan 12,6 per 1.000 KH. Jumlah kematian balita terbanyak di Kecamatan Kepanjenkidul 9 balita.
3.2 UMUR HARAPAN HIDUP (UHH) Salah satu pilar penting dari IPKM adalah kesehatan yang diukur dengan umur harapan hidup. Umur harapan hidup waktu lahir adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani bayi baru lahir pada waktu tertentu. Umur harapan hidup dapat menjadi salah satu untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
16
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di di suatu wialayah termasuk didalamnya derajat kesehatan masyarakat. Adapun data umur harapan hidup diperoleh melalui survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan umur harapan hidup. Salah satunya adalah tingkat Angka Kematian Bayi. Di sini Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan atau penurunan umur harapan hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi ini sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, ssehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Di Kota Blitar data umur harapan hidup merupakan yang tertinggi di Jawa Timur dalam beberapa tahun ini yakni 72,52. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini tingkat umur harapan hidup Kota Blitar diantara Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
74 72 70 68 66 64 62 60 58 56 54
Pa Tr cita en n gg al ek Bl it M ar al an Je g Bo m nd ber Pr o wo ob s ol o in g Si go do Jo ar jo m ba n M g ad iu n Ng aw Tu i ba G n r Sa e sik m p Su an m g Pr Bl en ob ita e p ol r ( k in M gg ota ) o oj ok (k o e Su rt ta ra o ( ) ba ko ya ta ) (k ot a)
UHH
Grafik 3.3 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 2011 Jawa Timur
Kabupaten/Kota
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (angka sementara)
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
17
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi, namun disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguang keserhatan akibat kecelakan juga meningkat. Selain itu masalah perialku yang tidak sehat, rupanya menjadi factor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi. Ada sebagian besar terjadi pada masyarakat kita, dimana bila ada kelompok usia produktif, serta pada kelompok usia potensial terjadi kesakitan hal ini sangat mempengaruhi produktifitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan. Akibat dari kemiskinan ini sangat berpengaruh pada kesehatan bukan saja pada yang bersangkutan namun juga pada keluarga dan sekitarnya. Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilens) teritama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan di Kota Blitar pada pelayanan tingkat dasar yakni Puskesmas yang merupakan gardu utama pelayanan pada masyarakat tahun 2011 – 2012 maka diperoleh data sebagai berikut : JUMLAH PENDERITA DI PUSKESMAS SE-KOTA BLITAR MENURUT 17 JENIS PENYAKIT DENGAN PENDERITA TERBANYAK TAHUN 2011-2012 NO JENIS PENYAKIT 1 Infeksi Akut Lain pada Saluran Nafas Bagian Atas 2 Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 3 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 4 Gastritis 5 Hipertensi Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
TAHUN 2011 20.728
TAHUN 2012 40.924
4.862
18.673
4.946 3.374 2.851
12.198 8.785 18.811 18
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Diare Penyakit Lain pada Saluran Nafas Bagian Atas Observasi Febris Penyakit Kulit Infeksi Penyakit Kulit Alergi Chepalgia Asma Diabetes Mellitus Gangguan gigi dan penyangga lain Hamurroid Fluor Albres Penyakit Lain-lain JUMLAH
2.525 1.091
2.206 646
4.274 3.633 3.671 5.048 372 846 2.139 183 307 19.470 80.320
6.165 4.902 5.333 10.942 1.580 7.286 1.842 567 138 37.164 178.162
Sumber : Data BPS Kota Blitar
Terjadi peningkatan yang cukup tinggi untuk beberapa jenis penyakit diatas, diantaranya yang terbanyak adalah penyakit degeneratif. Pola gaya hidup dan kondisi lingkungan saat ini memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada pergeseran kelompok umur yang menderita penyakit degeneratif. Penggalakan program hidup sehat terutama pola makan sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
3.3.1 Penyakit Menular Langsung a. Tuberkulosis Penyakit Tuberkolosis (TB) sampai saat masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang menyerang golongan usia produktif (15 – 50 tahun), dan anak-anak serta golongan social ekonomi lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui percikan dahak penderita yang BTA posistif. Sebagai besar penyakit ini menyerang paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga menyerang organ lain seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
19
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Pengendalian TB di Kota Blitar memakai strategi Directly Obsered treatment
Shortcouse (DOTS), ternyata mampu menekan kejadian kematian akibat TB Paru. DOTS merupakan komitmen nasinal dengan menggunakan pendekatan pengobatan serta pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat. Dengan demikian klien akan terus berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu program DOTS juga mampu menekan tingkat penularan pada anggota keluarga sekitar. Dengan pendekatan ini ternyata terbukti di Kota Blitar mampu meningkatkan angka kesembuhan terhadap penyakit TB tersebut. Berdasarkan laporan World Health Organization ( WHO) pada tahun 2010, Indonesia termasuk Negara yang kategorikan sebagai highburden countries terhadap TB Paru yaitu menduduki peringkat kelima sebagai Negara penyumbang penyakit TB setelah India, China, Afrika Selatan dan Nigeria. Pada tahun 2012 jumlah seluruh kasus TB di Kota Blitar ditemukan kasus baru sebanyak 241 yang terdiri dari kasus baru BTA + 104 kasus, dan kasus baru BTA negatif, dengan Ro + dan EP 137 kasus. Pada tahun 2012 ini tidak terjadi kematian. Dengan demikian di Kota Blitar untuk angka Insidens sebesar 77,29 per 100.000 penduduk dan kematian 0 per 100.000 penduduk. b. Kusta Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun 2000. Secara nasional, kondidi tersebut telah tercapai, namun untuk Kota Blitar eliminasi ini belum bisa tercapai, hal ini tebukti New Case Detection Rate NCDR masih 2,82 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya keadaan ini ada kecenderungan meningkat.
Peningkatan ini menunjukan bahwa
pelcakan yang dilakukan oleh petugas lapangan adan kecenderungan lebih intensif. Dengan pelacakan kasus yang lebih baik maka kasus yang ditemukan akan semakin banyan dan semakin banyak pula kasus yang terobati, dengan harapan pada tahuntahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun samapai dengan bisanya terjadi eliminasi.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
20
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Angka prevalensi kusta di Kota Blitar tahun 2012 ini 0,08 per 10.000 penduduk. Namun untuk kasus anak di Kota Blitar tidak di temukan sama sekali. Dari kedua criteria tersebut menunjukkan bahwa tingka penularan kusta di Kota Blitar masih relative lebih tinggi. Dengan demikian diharapkan masyarakat mampu meningkatkan kesadaran dalam meningkatkan pengenalan dini gejala kusta ini. Sebagai pelayan kesehatan di masyarakat kita sebagai petusa untuk lebih meningkatkan peran dalam pemberian penyuluhan, agar masyarakat lebih pintar untuk menyikapi gejala social disekitarnya. Karena penemuan kasus kusta ini seringkali sudah pada tahap lanjut yang dengan adanya kecacatan. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta ini telah dilakukan dengan menggunakan metoda Multi Drug Trerapy (MTD), yaitu penemuan penderita langsung dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut digunakan metoda Prevention of disability (POD) yang setiap bulan selama masa pengobatan dan rehabilitasi medis.
c. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Seksual (IMS) Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, disebutkan bahwa dari penduduk umur diatas 15 tahun keatas 57,5 % pernah mendengar HIV/AIDS, angka yang tinggi belum tentu menjamin seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan HIV, hal ini membuktikan bahwa kenapa kasus HIV/AIDS ini ada kecenderungan terjadi peningkatan jumlah kasusnya, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Sejak ditemukan kasusnya pada tahun 1989, kasus HIV terus meningkat. Di Kota Blitar pada tahaun 2012 ini berdasarkan laporan yang ada kasus HIV mencapai 1 kasus. Untuk kasus kematian tahun 2012 tidak diketemukan, namun demikian bukan berarti kita terlena untuk tidak memantau kematian pasien akibat HIV. Hal ini sejalan dengan umur harapan hidup di Kota Blitar paling tinggi di Jawa Timur , dari indikasi ini membuktikan bahwa kualitas hidup masyarakat terus meningkat, sehinnga pada tahun 2011 tidak ditemukan kematian akibat HIV. Untuk kasus AIDS di Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
21
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
tahun 2012 ditemukan 1 kasus dan kematian akibat AIDS 1 orang. Salah satu cara untuk memantau situasi HIV di masyarakat, sekaligus upaya pencegahan penularan adalah melakukan penapisan darah donor di Transfusi Darah. Upaya yang dilakukan dalam rangka penekan kasus penyakit HIV/AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemanatuan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS). Darah donor diskrening terhadap HIV/AIDS tahun 2011 sebesar 100%. Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan terjadinya penularan HIV. Oleh karena itu penyuluhan dan pendampingan pada masyarakat kelompok resiko tinggi serta intervensi perubahan perilaku sangat diperlukan dan perlu ditingkatkan frekwensinya, mengingat penyakit HIV/AIDS dan IMS merupakan penyekit yang bersikaf fenomena gung es, serta banyak terkendala dengan norma yang berlaku di masyarakat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2010 dimana diperoleh angka sebesar 21,7% sikap keluarga penderita HIV/AIDS masih merahasiakan serta 7,1 % mengucilkan. d. diare Diare tidak sekedar penyakit “biasa”. Bagi masyarakat umum diare merupakan penyakit yang dianggap “biasa”. Kebanyakan fenomena dimasyakat bila terkena diare langsung saja mengkonsumsi obat warung, atau minum oralit sebagai pertolongan pertama. Baru bila penyakit diare ini sembuh-sembuh, maka berangkat untuk mendapatkan pertolongan secara medis. Diare yang sebagian besar masyarakt menganggap suatu penyakit biasa ini bisa menyebabkan kematian. Penyebab utama diare adalah dikarenakan kurangnya higienis makanan. Karena makanan yang klurang hygienis biasa mengandung bakteri Escherichia Coli (E-Coli), Salmonella, dan Shigella. Pada majalah muzakki edisi Mei 2012 disebutkan bahwa kematian yang diakibatkan oleh diare menjadi salah satu sorotan tajam di negeri ini. Menurut sebuah penelitian, Indonesia merupakan Negara yang memiliki
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
22
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
jumlah angka kesakitan tertinggi untuk kasus diare di ASEAN. Tercatat dari 1.000 penduduk, sebanyak 195-nya terkena diare. Pada tahun 2010 jumlah penderita diare di Jawa Timur mencapai 1.063.949 yang 37,94%nya diantaranya balita. Pada tahun 2012 di Kota Blitar jumlah kasus diare diperkirakan sebesar 5.530 kasus yang tertangani sebesar 99,11%. Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dengan cara memberikan penyuluhan akan pentingnya mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan sesudah buah air besar dan kecil. Ternyata hal kecil ini mempunyai daya ungkit yang sangat besar. Kerena memang penyakit diare ini sangat erat hubungannya dengan perilaku masyarakat tentang bagaimana cara hidup sehat dan bersih. Sehingga baik naik turunnya penyakit mencerminkan higiene sanitasi dan perilaku masyarakat di wilayah tersebut. Kecepatan dan ketepatan penangganan dapa tingkat awal kejadian diharapkan mampu mencegah terjadinya kefatalan atau hal-hal yang tidak diinginkan. e. Pneumonia Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi pneumonia (berdasarkan pengakuan pernah didiagnosa pneumonia oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum survei) pada bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 013,2% dan pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare. Bila dilihat proposi pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proposi pneumonia pada bayi dibandingkan balita sekitar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merupakan kelompok bahwa bayi merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian pneumonia. Oleh karena itu pneumonia pada balita dan terutama pada bayi, perlu mendapat perhatian. Bila tidak segera ditangani dengan benar maka dikhawatirkan dapat menghambat upaya mencapai target MDG’s menurukan angka kematian pada bayi dan anak. Berdasarkan sensus tahun 2001 diketahui bahwa 80-90% dari kematian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) disebabkan oleh Pneumonia. Kondisi tersebut umumnya terjadi pada balita terutama pada kasus gizi kurang dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat (asap rokok, populasi). Dan berdasarkan laporan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
23
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, jumlah kasus pneumonia balita tahun 2010 sebanyak 76.745 kasus (78,81% seluruh kasus pneumonia). Di Kota Blitar tahun 2012 perkiraan jumlah penderita sebesar 1.170 berdasarkan 10% dari jumlah balita. Untuk penemuan kasus pneumonia balita yang ditangani sebesar 40,67%. Berdasarkan Mulholland K, 1999 menyebutkan faktor resiko terjadinya pneumonia anak-balita yaitu : 1. Kemiskinan yang luas Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan rendah dan status social-ekologi menjadi buruk. 2. Derajat kesehatann rendah Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi kronis mudah duitemukan. Tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau tidak memberikannya ASI dan imunisasi yang tidak adekuat memperburuk derajat kesehatan 3. Status sosial-ekologi buruk Status sosial-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan, daerah pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam ruangan akibat penggunaan biomass, dan polusi udara luar ruangan yang ditambah lagi dengan tingkat pendidikan yang kurang memadai serta adanya adat kebiasaan, kepercayaan lokal yang salah. 4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil Di Negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang. Pembiayaan kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti infrastruktur kesehatan untuk diagnostic dan terapeutik tidak adekuat dan tidak memadai, tenaga kesehatan yang terampil terbatas, ditambah lagi dengan akses ke fasilitas kesehatan sangat kurang. 5. Proporsi populasi sangat kurang Di Negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proposi populasi anak 37%, dinegara berpenghasilan menengah 27% dan di Negara
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
24
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
berpenghasilan tinggi hanya 18% dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi populasi anak akan menambah tekanan pada pengendaliain dan pencegahan pneumonia terutama pada aspek pembiayaan. Faktor resiko diatas tidak berdiri sendiri melainkan berupa sebab-akibat, saling terkait dan saling mempengaruhi yang terkait sebagai faktor-resiko pneumonia pada anak. Upaya pemberantasan penyakit pneumonia difokuskan pada upaya pnemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam membawa penderita ke pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam menegakkan
diagnosa
merupakan
kunci
keberhasilan
penanganan
penyakit
pneumonia.
3.3.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang a. Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Indonesia masih mendapatkan ancaman berarti dari Demam Berdarah Dengue (DBD). Saat ini, DBD masih menjadi pembunuh terbanyak kelima, angkanya mencapai 2,4/10.000 penduduk. Pola perkembangan demam berdarah menurut bulan, berbeda satu propinsi dengan propinsi lainya. Berdasarkan warta DBD yang di keluarkan Departemen kesehatan bulan November 2007, disebutkan bahwa pada tahun 2005-2007, kejadian demam berdarah tetap tinggi pada musim kemarau. Oleh karena itu pola perkembangan kejadian demam berdarah perlu diketahui oleh pengelola program dan masyarakat luas agar dapat dilakukan upaya pengendalian yang lebih tepat. Sampai saat ini, upaya pengendalian demam berdarah lebih intensif dilakukan pada saat kejadian demam berdarah. Upaya mencegahan terjadinya kejadian luar biasa demam berdarah dengan membasmi jentik dan nyamuk memalui gerakan masyarakat memberantas sarang jentik dan nayamuk sebelum dan selama musim penularan. Penerapan metode pemberantasan sarang nayamuk demam berdarah ini telah dicanangkan sejak tahun 1988, namun begitu keinginan masyarakat untuk melakukan PSN diwilayahnya masih jauh dari harapan. Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD bisa di
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
25
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
bilang masih rendah, di mana tahun 2012 ini di Kota Blitar Incedence Rate sebesar 30,24 per 100.000 penduduk. Di Indonesia, penyakit DBD pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Kota Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dan kematian 24 orang (41,3%). Selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia dan menyerang semua golongan umur terutama anak-anak. Pada tahun 2012 di Kota Blitar jumlah pasien demam berdarah dengue mencapai 39 kasus. Berdasarkan hasil analisa kasus DBD terjadi kenaikan kasus dipengaruhi oleh siklus tahunan. b. Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang menyerang sel darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka kesakita dan kematian yang cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit Malaria menyebar cukup merata di Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali. Berasarkan hasil riskesdas tahun 2010, kasus baru dan prevalensi Malaria cukup tinggi terutama di Indonesia Timur. Di Kota Blitar beberapa tahun terakhir ini kasus Malarian tidak ada di Kota Blitar. c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronid yang disebabkan cacing filarial yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak system limfe. Pemyaklit filariasis menimbulkan pembengkakan tangan, kaki, granula dan scrotum. Menyebabkan kecacatan seumur hidup serta social bagi penderita dan keluarganya. Sudah 3 tahun terakhir ini kasus filariasis di Kota Blitar tidak diketemukan lagi.
3.3.3 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakait yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri, pertusis, tetanus neonaturum, campak , polio dan hepatitis B.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
26
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
a. Difteri Difteri termsuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Difteri adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diptheriae dengan gejala awal adalah demam 38 C, pseudomembrane (selaput tipis) putih keabuan pada tenggokaan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelen, leher bengkak seperti leher sapai (bullneck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor). Difteri merupakan “Re-Emerging Disease” di Jawa Jawa Timur karena kasus Difteri sebenarnya sudah menurun pada tahun 1985, namun kembali meningkat pada tahun 2005 saat terjadi KLB di Bangkalan. Di Kota Blitar KLB terjadi pada tahun 2008, dimana pada tahun 2008 ini tenaga kesehatan Kota Blitar terjangkit Difteri. Dan sejak itu, penyebaran Difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebayak 300 kasus dengan 21 kematian dan Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus Difteri terbesar di Indonesia (74%) bahkan di dunia. Perkembangan penyakit Difteri di Kota Blitar dalam 6 tahun terakhir dapat di lihat gambar berikut : Grafik 3.4 Jumlah Kasus Difteri di Kota Blitar Tahun 2007-2012
Sumber : Data Profil yang diolah tahun 2007-2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
27
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Pada tahun 2012 di Kota Blitar ada 8 kasus dengan meninggal 0 kasus. Upaya meneakan kasus Difteri, dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi dengan vaksin DPT+HB. Vaksin tersebut diberikan 3 kali yakni pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Selain itu karena terjadi lonjakan kasus pada usia sekolah maka imunisasi tambahan TD juga diberikan untuk anak SD/sederajat kelas 4-6 dan SMP. Adapun cakupan imunisasi DPT+HB3 di Jawa Timur tahun 2010 sebesar 99,92%. b. Pertusis Pertusis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis dengan gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah. Lama batuk bisa 1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita. Upaya pencegahan kasus Pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak 3 kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. c. Tetanus Neonaturum Tetanus neonaturum adalah penyakit disebabkan Clostridiumtetani pada bayi (umur < 28 hari) yang dapat menyababkan kematian. Penanganan Tetanus nenatorum tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolingan persalinan yang hygienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan tali pusat. Berdasarkan laporan dari Puskesmas di Kota Blitar dalam 3 tahun terakhir tidak ada kasus. d. Campak Adalah penyakit yang disebabkan virus measles, disebabrkan melalui droplet bersin/batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk pilek, mata merah (conjunctivitis) selanjutnya timbul ruam diseluruh tubuh. Penyakit Campak sering menybabkan kejadian Luar Biasa (KLB) dan berdasarkan data Depkes menyebutkan frekuensi KLB camapk menduduki urutan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
28
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
ke emapat setelah DBD, diare dan chikungunya. Kematian akibat campak pada umumnya disebabkan kasus komplikasi seperti meningitis. Pada tahun 2010 di Jawa Timur terdapat 1.994 kasus campak dan 1 kasus meninggal. Di Kota Blitar pada tahun 2012 cakupan Campak sebesar 75 kasus dengan kasus meninggal tidak ada. e. Polio Poliomyelitis/polio merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan virus polio. Cara penularan Polio terbanyak melalui muklut ketika seseorang mengkonsumsi makanan-minuman yang terkonti minasi lender, dahak atau feses penderita polio. Virus masuk aliran adarah ke system saraf pusat menyebabkan otot melemah dan kelumpuhan, menyebabkan tungkai maenjadi lemas secara akut. Kondisi inilah disebut acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layuh akut. Polio menyerang semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 – 5 tahun.
3.4 STATUS GIZI MASYARAKAT Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh gizi ibu hamil atau ibu menyusui. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antar lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Adapun indikator-indikator yang sangat berperan menetukan status gizi masyarakat antara lain sebagai berikut : 3.4.1 Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBRL) Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu factor utma yang berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBRL premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR itrauterina growth
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
29
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
retardation (IURG) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Kasus BBRL dengan IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Kasus BBRL memang masih menjadi kasus yang cukup serius. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus BBRL mencapai 10,3% dari seluruh bayi lahir hidup dengan karakteristik bayi BBLR terbanyak yaitu perumpuan 12%, pekerjaan orang tua Petani/Nelayan/Buruh (12,9%), pendidikan orang tua tidak tamat SD/MI (15,1%) dan tinggal di Pedasaan (12%). Dari laporan Kecamatan tahun 2012 diketahui jumlah bayi BBRL di Kota Blitar mencapai 120 dari 2.063 bayi lahir hidup (5,82%). Angka ini bisa dibilang tinggi bila dibandingkan laporan profil di Jawa Timur tahun 2010 dimana angka yang diperoleh sebesar (2,7%).
Kasus kematian terbanyak di Kecamatan Sukorejo 50 kasus atau
sebesar (7,16%), di ikuti Kecamatan Sananwetan 40 kasus (5,29%), terakhir Kecamatan Kepanjenkidul 30 kasus (4,93%). 3.4.2 Pemantauan Status Gizi Balita Status gizi Balita merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk menilai status gizi balita biasanya dilakukan dengan Body Mass
Index (BMI) atau Indek Massa Tubuh (IMT) yaitu pengkuran tubuh dibandingkan umur (BB/U atau TB/U). hasil perhitungan ada 4 kategori yaitu gizi lebih (z-score > +2 SD), gizi baik (z-score -2 SD sampai +2 SD), gizi kurang (z-score < -2 SD sampai -3 SD) dan gizi buruk (z-score < -3SD). Pada tahun 2012 jumlah balita yang ditimbang sebanyak 7.380 balita, yang ditimbang naik berat badannya lebih sebanyak 2,26%, untuk gizi baik sebesar 93,18%. Sementara untuk gizi kurang sebesar 3,93%.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
30
BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Situasi upaya kesehatan merupakan gambaran capaian dari upaya yang telah dilaksanakan pemerintah untuk mencapai masyarakat sehat. Adapun gambaran tersebut dapat tergambar melalui uraian sebagai berikut:
4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR Pelayanan Kesehatan merupakan cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun 2012. 4.1.1 Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kondisi pertumbuhan anak sudah mulai ditentukan sejak didalam kandungan ibu, sehingga perlu ada upaya pemantauan yang teratur guna mencegah kondisi yang tidak diinginkan baik selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Kondisi yang tidak dinginkan dapat berdampak kematian pada ibu dan anak. Oleh karena itu dilakukan beberapa jenis pelayanan yang diberikan. a. Pelayanan Antenatal (ANC) Pelayanan Antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional sebagai contoh dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan antara lain mengukur berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilan sesuai pedoman pelayanan antenatal. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat melalui cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan kunjungan K1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan kunjungan K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
31
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingan lengan atas), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Tentukan presentasi janin & denyut jantung janin(DJJ), (6) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid) ,(7) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (8) Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC),(9) Tata laksana kasus, (10) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2012 adalah 79,99% apabila di bandingkan capaian pada tahun 2011 adalah 96,3% maka ada penurunan capaian. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2012 sebesar 73,53%, sedangkan pada tahun 2011 adalah 87,75%. Dari ketiga UPTD Puskesmas Kecamatan yang ada di Kota Blitar, UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul yang paling tinggi tingkat pencapaiannya. Apabila melihat target SPM nasional tahun 2010-2015 adalah 95%, hasil capaian saat ini mulai mendekati target nasional pada tahun 2015 dengan memantau pelaporan secara rutin terutama klinik persalinan, dokter swasta dan pelayanan kesehatan lainnya, dan dengan adanya dana Jaminan Persalinan diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses sarana kesehatan. Akan tetapi yang menimbulkan masalah adalah masih adanya kesenjangan antara cakupan kunjungan K1 dan cakupan kunjungan K4. Berikut ini gambaran kesenjangan kunjungan K1 dan K4 selama 3 tahun terakhir:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
32
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 4.1 Kesenjangan Cakupan Kunjungan K1 dan K4 di Kota Blitar Tahun 2010-2012
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2010-2012
Kesenjangan cakupan kunjungan K1 dan K4 menggambarkan banyak ibu hamil melakukan kunjungan antenatal pertama kali ke sarana kesehatan akan tetapi tidak dilanjutkan pada kunjungan ke-4 atau pada triwulan ke-3, sehingga dikhawatirkan terlepas dari pemantauan petugas kesehatan. Hal ini yang menyebabkan petugas kesehatan tidak dapat mencegah kondisi yang seharusnya dapat dicegah, sebagai contoh kematian ibu bersalin yang tidak perlu terjadi apabila kondisi kehamilannya terpantau sebelumnya. b. Ibu Hamil dengan Risti/Komplikasi Kebidanan yang ditangani Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Sedangkan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Pada tahun 2012 di Kota Blitar cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 79,31% sedangkan pada tahun 2011 sebesar 56,77%. Diharapkan segala bentuk komplikasi kebidanan dapat ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten agar Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
33
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar dapat mengurangi resiko meninggal dunia sehingga dapat menekan AKI (Angka Kematian Ibu). c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, (kunjungan nifas ke1) pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari, kunjungan nifas ke 2 hari ke 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke 3 hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sebanyak 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Pada tahun 2012 cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 82,46 %, sedangkan capaian pada tahun 2011 Kota Blitar adalah 95,62 %. Terdapat penurunan cakupan dikarenakan peningkatan jumlah sasaran. Diharapkan kedepan seluruh pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat mengurangi resiko akibat persalinan. Berikut ini gambaran peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Grafik 4.2 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2008-2012
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2008-2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
34
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar d. Pelayanan Nifas Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, (kunjungan nifas ke-1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari, kunjungan nifas ke-2 hari ke-4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sejumlah 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan nifas pada tahun 2012 sejumlah 79,55%, sedangkan pada tahun 2011 sejumlah 95,47%. Terdapat penurunan cakupan pelayanan nifas dikarenakan adanya peningkatan jumlah sasaran. Berikut ini gambaran cakupan pelayanan nifas di setiap kecamatan Kota Blitar. Grafik 4.3 Jumlah Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan di tiap Kecamatan Kota Blitar Tahun 2012
Sumber: Data profil tahun 2012
e. Pelayanan Kesehatan Neonatus Dalam upaya mengurangi resiko pada neonatus karena kondisi bayi kurang dari 1 bulan sangat renta, maka perlu adanya pelayanan neonatus. Yang dimaksud pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi IMD (inisiasi menyusu dini), ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
35
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Berikut ini jumlah kunjungan KN lengkap di tiap-tiap kecamatan di Kota Blitar tahun 2012. Grafik 4.4 Jumlah Kunjungan KN Lengkap di tiap Kecamatan Kota Blitar Tahun 2012
Sumber: Data profil tahun 2012
f. Neonatal dengan Risti/Komplikasi yang Ditangani Neonatus komplikasi adalah kondisi neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital. Sedangkan yang dimaksud dengan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan. Pada tahun 2012 di Kota Blitar cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani mencapai 87,02%, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 72,4%. Dengan tertanganinya kasus neonatus komplikasi oleh tenaga kesehatan yang berkompeten diharapkan dapat menekan resiko kesakitan, kecacatan dan kematian pada neonatus. g. Kunjungan Bayi Yang dimaksud dengan kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari sampai dengan 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak,
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
36
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan. Pentingnya pemberian pelayanan kesehatan pada bayi diharapkan dapat menekan laju Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Blitar, serta untuk memantau tumbuh kembang bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi. Berikut ini gambaran cakupan kunjungan bayi selama 4 tahun terakhir. Grafik 4.5 Persentase Kunjungan Bayi di Kota Blitar Tahun 2009-2012
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2009-2012
Terjadi penurunan presentase kunjungan bayi di Kota Blitar hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat bayi merupakan usia rentan terhadap penyakit, dan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi penurunan kualitas pertumbuhan bayi.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
37
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Awal gerakan Keluarga Berencana di Indonesia pada tanggal 23 Desember 1957 dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang dipelopori oleh Dokter dan tokoh perempuan yang bercita-cita untuk menyelematkan jiwa kaum ibu yang sering mengalami berbagai gangguan kesehatan sampai meninggal, karena terlalu sering melahirkan dalam jarak amat dekat. Baru pada tahun 1971 gerakan KB secara resmi diambil alih pemerintah dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) yang
bertujuan menurunkan
laju pertumbuhan
penduduk. (Sumber : Kompas, Sabtu 19 Januari 2008 oleh Kartono Mohamad). Yang menjadi prioritas sasaran program pelayanan KB adalah wanita usia subur dan pasangannya (PUS) dikarenakan wanita usia subur memiliki peran penting terjadinya kehamilan sehingga memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan. Jumlah PUS di Kota Blitar pada tahun 2012 sebesar 24.058 orang. Dari jumlah PUS yang ada sebesar 2.294 orang (9,54%) merupakan peserta KB baru dan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 19.517 orang (81,12%). Untuk metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah IUD sebesar 28,55%, sedangkan untuk non MKJP kontrasepsi yang banyak dipilih adalah suntik sebesar 28,99%. Berikut ini gambaran pemilihan kontrasepsi baik MKJP dan non MKJP bagi peserta KB baru. Grafik 4.6 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Kota Blitar Tahun 2012
Sumber: Data profil tahun 2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
38
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 4.1.3 Pelayanan Imunisasi Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Pada tahun 2012 terdapat peningkatan capaian UCI dari 80,95% pada Tahun 2011 menjadi 95,24% pada tahun 2012. Sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki capaian UCI adalah dengan melakukan pembimbingan dan monitoring pada tiap kelurahan terutama pada petugas yang baru. Berikut capaian UCI selama 4 tahun terakhir. Grafik 4.7 Persentase Desa/Kelurahan UCI di Kota Blitar Tahun 2009-2012
Sumber: Data profil tahun 2012
4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Pra Sekolah, dan Sekolah Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Pada tahun 2012 jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan sejumlah 4.617 (49,37% dari jumlah anak balita yang ada) diharapkan untuk kedepannya ada peningkatan jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan, tidak hanya mengembangkan inovasi dari sisi
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
39
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar petugas akan tetapi juga meningkatkan peran aktif masyarakat untuk peduli terhadap tumbuh kembang anak balitanya. Yang dimaksud dengan cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2011 cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat sebesar 108,79%, hal ini dimungkinkan karena data sasaran merupakan usia sekolah 7 tahun, sedangkan jumlah murid secara riil lebih besar dikarenakan adanya siswa kelas 1 SD yang usianya dibawah 7 tahun. 4.1.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila (Usia Lanjut) Pelayanan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif dan promotif kepada masyarakat usia lanjut untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya, dikarenakan pada usia lanjut merupakan usia rentan penyakit terutama penyakit degeneratif . Pada tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila mencapai 62,47%. Berikut ini gambaran peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila selama 4 tahun terakhir. Grafik 4.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Prausila dan Usila di Kota Blitar Tahun 2009-2012
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2009-2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
40
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Pada grafik diatas terlihat adanya penurunan cakupan pelayanan kesehatan, diharapkan untuk kedepannya posyandu lansia dapat lebih optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan dan juga masyarakat prausila dan usila dapat lebih aktif untuk memeriksakan diri ke posyandu lansia. 4.1.6 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah penting, hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya promotif dan preventif perlu selalu digalakkan mengingat pola pikir masyarakat kita masih mengganggap permasalahan kesehatan gigi bukan termasuk permasalahan kesehatan yang sifatnya penting. Pada tahun 2012 telah dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa SD dan setingkat sejumlah 8.435 atau 51,10% dari jumlah siswa SD dan setingkat di Kota Blitar.
Gambar 4.1 Kegiatan Pemeriksaan Gigi dan Mulut 4.1.7 Penyuluhan Kesehatan Upaya penyuluhan merupakan semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Terdapat dua jenis penyuluhan yakni penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa. Yang dimaksud penyuluhan kelompok adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan penyuluhan massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa (cetak dan elektronik).
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
41
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Gambar 4.2 Kegiatan Penyuluhan Penyakit Menahun Pada tahun 2012 jumlah seluruh penyuluhan kelompok sejumlah 3.486 dan untuk penyuluhan massa sejumlah 2. Berikut ini jumlah penyuluhan didasarkan jenis dan instansi yang melaksanakan. Grafik 4.9 Jumlah Penyuluhan berdasarkan Jenis dan Instansi Pelaksana Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan rujukan bagi Puskesmas, dikarenakan RS memiliki kewenangan dan fasilitas untuk menangani kasus-kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut di rawat inap. Pada tahun 2012 kunjungan rawat inap di RS baik milik pemerintah dan swasta sejumlah 29.719 kunjungan dan untuk rawat jalan mencapai 209.795 kunjungan. Berikut ini gambaran kunjungan rawat inap dan rawat jalan di Puskesmas dan RS pemerintah dan swasta.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
42
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 4.10 Jumlah Kunjungan Rawat Inap dan Rawat Jalan di Kota Blitar Tahun 2012
Sumber: Data profil tahun 2012
Dari grafik diatas tampak kunjungan rawat jalan dan rawat inap tertinggi terdapat di RS baik pemerintah dan swasta, mengingat fungsi Puskesmas maka memang seharusnya Puskesmas menekankan pada upaya promotif dan preventif kesehatan sehingga untuk pelayanan kuratif dan rehabilitatif lebih terbatas.
4.3 KETERSEDIAAN OBAT Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan unsur yang penting dalam upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi dengan sendirinya tidak lepas dari aspek ekonomi dan teknologi. Tekanan aspek teknologi dan ekonomi tersebut semakin besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini pada dasarnya dapat diperkecil sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi sedangkan industri farmasi dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalah-gunakan. Ketersediaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah terutama obat-obatan esensial. Berikut ini ketersediaan obat di Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
43
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Tabel 4.1 Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat di Kota Blitar Tahun 2012 NO
NAMA OBAT
1
2 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Dekstrometorfan Tab 15 mg Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Glukosa Larutan Infus 5 % steril Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol tablet 480 mg Kotrimoksazol tablet 120 mg Kotrimoksazol Sirup Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Kloroquin tablet Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Parasetamol Tablet 500 mg Ringer Laktat Infus steril Vitamin B Kompleks Kapsul Retinol 200.000 IU Tablet Tambah darah Multivitamin Sirup Garam Oralit OAT Kat 1 OAT Kat 2 OAT Kat 3 OAT Kat Sisipan OAT Kat Anak Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Salep 2-4 Infus set dewasa Infus set anak
SATUAN
STOCK OBAT
PEMAKAIAN RATA-RATA/ BULAN
TINGKAT KECUKUPAN (BULAN)
PERSENTASE TINGKAT KECUKUPAN
3
4
5
6
7
Btl 60 ml Ktk @ 100 kap Btl @ 100 tab Btl @ 100 tab
7.050 7.878 3.491 974 73 1.736 287 99 562 3.630 1.040 156 1.658 50 7.358 686 5 1.242 9.933 10.675 384 2.723 358 600 884 211 22
565 340 230 60 3 150 20 9 20 100 40 7 55 3 520 45 0,4 100 481 600 25 73 10 50 16 14 1
12,48 23,17 15,18 16,23 24,33 11,57 14,35 11,00 28,10 36,30 26,00 22,29 30,15 16,67 14,15 15,24 12,50 12,42 20,65 17,79 15,36 37,30 35,80 12,00 55,25 15,07 22,00
69,32 128,73 84,32 90,19 135,19 64,30 79,72 61,11 156,11 201,67 144,44 123,81 167,47 92,59 78,61 84,69 69,44 69,00 114,73 98,84 85,33 207,23 198,89 66,67 306,94 83,73 122,22
38 31 299 1.584 3.902 800
1 1 17 130 300 50
38,00 31,00 17,59 12,18 13,01 16,00
211,11 172,22 97,71 67,69 72,26 88,89
Ktk @ 100 ampul
Btl 60 ml Btl @ 100 tab Ktk @ 30 ampul Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 100 tab Btl @ 250 Kapsul
Btl @ 100 tab Btl @ 100 tab Btl 60 ml Tablet Tablet Btl 500 ml Btl @ 100 tab Btl 500 ml Btl @ 1000 Kapsul
Btl @ 50 Kapsul Ktk @ 3000 Tablet
Botol Bungkus Pkt Pkt Pkt Pkt Pkt Btl @ 60 Tablet Pot Kantong Kantong
Sumber: Data profil tahun 2012
Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukkan tingkat kecukupan terbesar adalah garam oralit dengan presentase tingkat kecukupan sebesar 306.94 %. Sedangkan untuk tingkat ketersediaan terkecil adalah Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml dengan presentase tingkat kecukupan 61.11 %.
4.4 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DAN KERACUNAN MAKANAN Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya/meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
44
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Pada tahun 2012 telah terjadi 12 kali KLB di Kota Blitar yakni difteri, keracunan makanan dan AFP, dengan jumlah penduduk terancam untuk difteri sebesar 1.877 jiwa, keracunan makanan 23 jiwa dan untuk AFP sebesar 0 jiwa.
4.5 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi (2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang Indonesia
(Widyakaryanasional,
2007.
Kebutuhan
Vitamin
A
bagi
Orang
cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008). Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak balita merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan gizi terutama pada bayi dan anak balita. Dengan adanya upaya ini diharapkan bayi dan anak balita memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik sehingga diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan angka kematian pada bayi dan anak balita. Pada tahun 2012 seluruh bayi dan balita di Kota Blitar mendapatkan vitamin A .
4.6 PERILAKU MASYARAKAT Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
45
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Indikator rumaha tangga ber-PHBS antara lain persalinan ditolong tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah seminggu sekali, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok didalam rumah. Pada tahun 2012 rumah tangga ber-PHBS masih mencapai 30,44%. Berikut ini gambaran beberapa indikator PHBS di Kota Blitar.
4.6.1 ASI Eksklusif Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif dari sebesar 65.91% menjadi 74.11%. Berikut ini gambaran pemberian ASI eksklusif pada bayi dalam rentang waktu 3 tahun terakhir. Grafik 4.11 Persentase Bayi diberi ASI Eksklusif di Kota Blitar Tahun 2009-2012
Sumber: Data profil yang diolah tahun 2009-2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
46
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Dari grafik diatas terlihat adanya peningkatan persentase. Pengesahan PP No 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret membuat semua pihak harus mendukung ibu menyusui. Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusui dini, menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruang rawat. Selain itu, ada juga keharusan penyediaan ruang menyusui di tempat kerja dan fasilitas umum serta pembatasan promosi susu formula. Program lalu dikembangkan ke daerah dan fasilitas umum lain, seperti terminal, tempat rekreasi, dan pusat perbelanjaan. Perusahaan swasta wajib memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui atau memerah ASI. 4.6.2 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan
Pra-Bayar
adalah
suatu
cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali. Berikut ini gambaran cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar menurut jenis jaminan di Kota Blitar. Grafik 4.12 Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-bayar Menurut Jenis di Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa penduduk Kota Blitar yang tercover dalam jaminan kesehatan pra-bayar masih sebesar 35%. Mengingat salah tujuan yang ingin dicapai dalam UU SJSN No. 40 tahun 2004 adalah semua penduduk Republik Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai ketika sakit, kapanpun dan dimanapun di tanah air Indonesia, maka harapan kedepan seluruh penduduk di Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
47
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Kota Blitar telah masuk kedalam jaminan kesehatan pra-bayar baik pihak pemerintah maupun swasta. 4.6.3 Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin Dalam upaya menjamin kesehatan penduduknya maka telah difasilitasi bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan baik dari pemerintah pusat maupun daerah dalam hal ini terdapat dua jenis jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yakni ASKESKIN/Jamkesmas merupakan jaminan dari pemerintah pusat dimana sasarannya telah ditetapkan atau masuk kedalam kuota. Sedangkan Jamkesda merupakan jaminan dari pemerintah darah untuk membantu masyarakat miskin diluar kuota Jamkesmas. Grafik 4.13 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Jalan Pelayanan Kesehatan Dasar di Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
Dari grafik diatas terlihat jumlah maskin yang dicakup dalam Jamkesmas lebih besar memanfaatkan rawat jalan pelayanan kesehatan dasar dibandingkan maskin yang dicakup dalam Jamkesda.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
48
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 4.14 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Inap Pelayanan Kesehatan Dasar di Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
Dari
grafik
diatas
terlihat
jumlah
maskin
yang
dicakup
dalam
ASKESKIN/Jamkesmas lebih besar memanfaatkan rawat inap pelayanan kesehatan dasar dibandingkan maskin yang dicakup dalam Jamkesda.
4.7 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR 4.7.1 Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes no. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan). Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhirakhir ini, penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
49
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001). Pada tahun 2012 dari jumlah rumah yang ada di Kota Blitar sejumlah 34.868 yang diperiksa apakah memenuhi standar rumah sehat atau tidak sejumlah 11.094 dan yang masuk dalam kategori rumah sehat sejumlah 9.347.
4.7.2 Tempat Umum dan Tempat Pengelola Makanan Sehat (TUPM) Pada tahun 2012 dari jumlah TUPM yang ada di Kota Blitar sejumlah 631 telah dilakukan pemeriksaan di TUPM sejumlah 575 dan dari hasil pemeriksaan sejumlah 518 (82,09% dari jumlah TUPM yang diperiksa) dinyatakan sehat.
4.7.3 Sarana Air Bersih (SAB) Air bersih adalah sumber air untuk keperluan minum/masak serta mandi/cuci sebagian besar penduduk, sedangkan yang dimaksud dengan keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan adalah jumlah SAB yang memenuhi syarat kesehatan dibagi dengan SAB yang diperiksa periode/kurun waktu tertentu. Berikut ini jenis sarana air bersih yang digunakan keluarga di Kota Blitar pada tahun 2012. Grafik 4.15 Jumlah Jenis SAB yang digunakan Keluarga di Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
50
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Keterangan : Air Kemasan : Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air minum isi ulang Air Ledeng
:
SPT SGL PAH
: : :
Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM, baik dikelola pemerintah maupun swasta Sumur Pompa Sumur Galian Penampungan Air Hujan
4.7.4 Sarana Sanitasi Dasar Yang menjadi bahan pemeriksaan sarana sanitasi dasar antara lain jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Jamban sehat adalah tempat buang air besar
yang
konstruksinya
memenuhi
syarat-syarat
kesehatan,
antara
lain
menggunakan tangki septik, sedangkan yang dimaksud dengan tempat sampah sehat adalah tempat pembuangan sampah yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program), dan pengelolaan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program). Pada tahun 2012 dari 1.958 keluarga yang diperiksa jambanya, sejumlah 1.954 (99,72%) keluarga memiliki jamban dan yang masuk kedalam kategori sehat sebesar 1.508 (76,42%). Untuk pemeriksaan tempat sampah sehat dari 1.958 keluarga yang diperiksa seluruhnya memiliki tempat sampah sendiri dan yang masuk kategori sehat sejumlah 1.591 keluarga (81,26%). Yang terakhir pemeriksaan pengelolaan air limbah dari 1.958 keluarga yang diperiksa seluruhnya memiliki dan yang masuk kedalam kategori sehat sejumlah 1.514 keluarga (77,32%).
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
51
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Pada bab ini menggambarkan kondisi sumber daya kesehatan di Kota Blitar yang terdiri dari kelompok sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan. 5.1 SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk menunjang kelancaran kegiatan bidang kesehatan diperlukan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, meliputi Puskesmas, Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat, Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dan Rumah Sakit. Berikut ini kondisi sarana kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2012. Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2012 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sarana Kesehatan RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT GFK
Jumlah 4 1 2 1 0 16 2 21 163 30 5 1
Sumber : Data profil tahun 2012
5.1.1 Puskesmas Puskesmas sebagai gardu terdepan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pada dasarnya konsep pelayanan puskesmas adalah konsep wilayah. Dengan begitu apapun yang terjadi pada wilayah tersebut puskesmas harus mengetahui dan bisa memberikan penanganan secara cepat dan tepat. Harapan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
56
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar pelayanan yang diberikan satu Puskesmas bisa menjangkau rata-rata 30.000 penduduk. Untuk itu Kota Blitar dengan jumlah penduduk 134.554 jiwa, seyogyanya ada 4 unit Puskesmas. Sampai dengan tahun 2012, jumlah Puskesmas yang ada di Kota Blitar sebesar 3 unit dengan 2 Puskesmas Perawatan. Hal ini berarti untuk Kota Blitar rata-rata 1 Puskesmas di Kecamatan harus bisa melayani 44.851 jiwa. Berdasarkan hasil perolehan data hampir 25%, puskesmas di Kota Blitar melayani perawatan dari luar wilayah Kota Blitar. Oleh karena itu dari segi ketenagaan perlu adanya penambahan, hal ini sesuai dengan rasio tenaga dimana untuk tenaga bidan masih jauh dari standart. 5.1.2 Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan kesehatannya dapat diketahui dari tingkat perkembangan posyandu di wilayah tersebut. Selaian posyandu, sarana kesehatan lainnya yang bersumber daya masayarakat adalah polindes dan Pos Obat Desa (POD). Namun sampai saat ini posyandu masih merupakan andalan sarana kesehatan bersumber daya masyarakat, karena untuk polindes di Kota Blitar tidak ada karena bukan merupakan wilayah pedesaan, namun kelurahan. a. Posyandu Pentingnya keberadaan Posyandu di tengah-tengah masyarakat yang merupakan pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana sekaligus memperoleh pelayanan kesehatan serta keluarga berencana, selain itu wahana ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi baik masalah keluarga atau masalah masyarakat itu sendiri. Pada tahun 2012 jumlah posyandu aktif di Kota Blitar mencapai 140. b. Poskesdes Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang Bidan dan minimal 2 orang Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
57
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar kader dan merupakan koordinator dari UKBM yang ada. Pada tahun 2012 seluruh kelurahan di Kota Blitar telah memiliki Poskesdes sejumlah 21. c. Desa Siaga Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa. Sedangkan yang dimaksud dengan desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun 2012 dari 21 desa siaga yang ada di Kota Blitar yang termasuk kedalam desa siaga aktif sejumlah 21 (100%). 5.1.3 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Kota Blitar merupakan Kota kecil dengan luas 33 Km2 , oleh karena itu sampai saat ini belum ada pabrik obat, yang ada hanya sarana penyedia obat. Untuk apotik di Kota Blitar tahun 2012 sebanyak 30 buah, Sedangkan toko obat ada 5 buah dan gudang farmasi ada 1 buah, yang terletak pada Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar. Dengan adanya gudang farmasi ini semua penyimpanan dan penyediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar menjadi tanggungjawab penuh pemerintah Kota Blitar yakni Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
58
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 5.2 TENAGA KESEHATAN Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kota Blitar tahun 2012 adalah ketersediaan sumberdaya kesehatan yang memadai baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Untuk menggambarkan keadaan tenaga kesehatan dianalis dengan menghitung rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk di Kota Blitar. Berdasarkan analisis diketahui bahwa ada beberapa tenaga kesehatan tertentu yang belum memadai sesuai kebutuhan. Hal ini berarti masih diperlukan perencanaan kebutuhan. Jumlah tenaga kesehatan yang ada dan masih terus berubah sesuai kebutuhannya sangat berpengaruh dalam penanganan masalah kesehatan di Kota Blitar. Dari berbagai jenis tenaga kesehatan di Kota Blitar dalam pelayanannya tidak hanya menangani penduduk Kota Blitar saja, namun juga pada masyarakat di luar Kota Blitar. Hal ini sangat berpengaruh dalam penentuan rasio kebutuhan tenaga. a. Tenaga perawat Jumlah tenaga perawat di Kota Blitar tahun 2012 sebanyak 453 orang yang terdiri dari sarjana keperawatan sejumlah 23 orang dan perawat dari D3 keperawatan sejumlah 430. Rasio perawat mencapai 333,46 per 100.000 penduduk dalam hal ini untuk kebutuhan perawat telah melampaui target dimana rasio seharusnya adalah 117,5 per 100.000 penduduk. b. Tenaga bidan Jumlah tenaga bidan di Kota Blitar pada tahun 2012 sebesar 102 orang, sehingga rasio bidan mencapai 76 per 100.000 penduduk, kondisi masih dibawah target dimana rasio standar sebesar 100 per 100.000 penduduk. c. Tenaga medis Jumlah tenaga medis di Kota Blitar pada tahun 2012 mencapai 115 orang untuk dokter umum dan dokter spesialis, sedangkan untuk dokter gigi mencapai 14 orang. Rasio untuk tenaga dokter umum mencapai 67,47 per 100.000 penduduk dan 20,16 per 100.000 penduduk untuk dokter spesialis, apabila digabungkan rasio dokter mencapai 87,63 per 100.000 penduduk sehingga rasio dokter telah melampaui rasio Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
59
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar standar 40 per 100.000 penduduk. Rasio dokter gigi mencapai 10,86 per 100.000 penduduk kondisi ini masih dibawah standar yang ditetapkan sebesar 11 per 100.000 penduduk. e. Tenaga kefarmasian Tenaga Farmasi mencakup Apoteker, S1 Farmasi, DIII-Farmasi dan ASSFarmasi rasio mencapai 81,43 per-100.000 penduduk di tahun 2012. Bila dibandingkan tahun 2011 rasio ini mengalami penurunan. f. Tenaga kesehatan masyarakat Ahli kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah tenaga yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di Kota Blitar dengan pendidikan S1-S3. Akan tetapi untuk wilayah Kota Blitar ahli kesehatan masyarakat yang yang tersedia masih pada tingkat pendidikan S1 sejumlah 20 orang. g. Tenaga gizi Ahli gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah dengan pendidikan D1-D4. Diketahui bahwa rasio ahli gizi per-100.000 penduduk adalah 18,61. Rasio tersebut masih dibawah target yang seharusnya 22 per 100.000 penduduk. h. Tenaga keteknisian medis Yang dimaksud dengan tehnisi medis disini adalah merupakan tenaga pelaksana melakukan pemeliharaan alat-alat kesehatan. Ada 5 (lima) jenis teknisi medis di Kota Blitar, kelima jenis tersebut total tenaga yang ada sebesar 40 orang.
5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN Keberhasilan pelaksnaan pembangunan kesehatan didukung pula dengan aspek ketersediaan alokasi anggaran dana sesuai dengan proporsinya. Sumber dana untuk pembiayaan kesehatan ada berbagai sumber, berikut ini rincian anggaran kesehatan di Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
60
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar NO 1
SUMBER BIAYA 2 ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1
APBD KAB/KOTA A. RUMAH SAKIT
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah % 3 4
55.435.088.756
a. Belanja Langsung
73,65
34.250.748.966
b. Belanja Tidak Langsung
21.184.339.790
B. DINAS KESEHATAN a. Belanja Langsung
18.538.914.608 7.879.914.300
b. Belanja Tidak Langsung
24,63
10.659.000.308
2
APBD PROVINSI a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan
-
0,00
3
APBN : a. Dana Dekonsentrasi b. Tugas Pembantuan c. Jamkesmas Dasar d. Jamkesmas Rujukan e. Jampersal (termasuk Jamkesmas) f. Lain-Lain (BOK)
1.295.292.000 957.917.000 337.375.000
1,72
4
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) (sebutkan project dan sumber dananya)
-
-
5
SUMBER PEMERINTAH LAIN
-
-
6
BANTUAN LUAR NEGERI (BLN)
-
0,00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
75.269.295.363
TOTAL APBD KAB/KOTA
544.445.039.499
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
13,59
Sumber : Subbag Keuangan dan Program
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
61
BAB 6 KESIMPULAN
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dan ditelaah lebih lanjut berdasarkan hasil pembahasan data situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan yang mencakup aspek keberhasilan dan upaya pembangunan kesehatan yang harus lebih ditingkatkan adalah sebagai berikut:
a. Melihat situasi derajat kesehatan, pada tahun 2012 terjadi peningkatan pada angka kematian ibu (AKI) yang sangat luar biasa, hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat salah satu tujuan yang ingin dicapai negara ini baik MDG’s dan SPM adalah menurunkan angka kematian ibu. Apabila dikaitkan dengan rasio tenaga bidan yang hanya mencapai 84 per 100.000 penduduk maka perlu adanya penambahan tenaga bidan. Salah satu bentuk upaya penurunan AKI melalui penekanan program di tahun 2013 diantaranya melakukan penatalaksanaan kebidanan dan pemasangan sticker P4K oleh kader di 3 Kecamatan. Pelaksanaan kelas ibu hamil yang mendapat perhatian dari Ibu Ketua Penggerak PKK, kegiatan ini mendatangkan dokter spesialis obgyn. Pembinaan PONED, melaksanakan Review Maternal Perinatal (RMP) dengan mendatangan obgyn source dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dengan mengikutsertakan seluruh RS dan Bidan Praktek Mandiri di Kota Blitar. Melaksanakan ANC terpadu mendatangan obgyn
source dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
b. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat serta keadaan lingkungan beberapa menunjukan penurunan capaian jika dibandingkan tahun 2011. Salah satu penyebabnya adalah data sasaran yang berubah sehingga capaian menurun, hal ini banyak mempengaruhi capaian pelayanan kesehatan terutama terkait dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pada tahun 2012 juga terjadi peningkatan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
62
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar capaian pada program yang pada tahun 2011 mengalami penurunan diantaranya UCI, dan pemberian ASI eksklusif.
c. Aspek sumber daya kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pencapaian pembangunan kesehatan. Berdasarkan hasil perhitungan rasio tenaga dibandingkan jumlah penduduk, terdapat beberapa tenaga kesehatan yang belum memenuhi indikator antara lain Bidan, Tenaga Gizi, dan Tenaga Kefarmasian. Perubahan kebutuhan tenaga kesehatan salah satunya dipengaruhi dengan perpindahan tenaga keluar Kota Blitar. Secara umum beberapa pencapaian mengalami penurunan dikarenakan adanya perubahan data sasaran di tahun 2012 yang cukup berbeda dengan tahun 2011. Sehingga dibutuhkan peninjauan ulang target capaian untuk tahun mendatang.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
63
RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI L
P
L+P
Satuan
No. Lampiran
A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah
33 KM2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan
21 Desa/Kel
Tabel 1
3 Jumlah Penduduk
66,533
62,419
4 Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga 5 Kepadatan Penduduk/KM2
134,554 Jiwa
Tabel 2
35,944.00 Jiwa
Tabel 1
4,131.00 Jiwa/KM2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan
46.42
Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin
97.81
Tabel 2
8 Penduduk 10 Tahun ke Atas Melek Huruf
95.92
97.33
98.74 %
Tabel 4
9 Penduduk 10 Tahun ke Atas dengan Pendidikan Tertinggi SMP+
65.25
64.11
64.68 %
Tabel 5
1,048
1,015
2,063 Bayi
Tabel 6
9.45
4.90
14
10
0.00
0.00
15
10
0.00
0.00
B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 Jumlah Bayi Mati 13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 14 Jumlah Balita Mati 15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 16 Jumlah Kematian Ibu
7
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
339.31
Tabel 6
7.22 24 Bayi 11.63 per 1.000 KH 26 Balita 12.60 per 1.000 KH
Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7
Ibu
Tabel 8
per 100.000 KH
Tabel 8
B.2 Angka Kesakitan 18 AFP Rate (non Polio) < 15 th
15.20 per 100.000 Penduduk < 15 tahun
Tabel 9
19 Angka Insidens TB Paru
0
0
77.29 per 100.000 Penduduk
Tabel 10
20 Angka Prevalensi TB Paru
0
0
- per 100.000 Penduduk
Tabel 10
21 Angka Kematian Akibat TB Paru
0
0
- per 100.000 Penduduk
Tabel 10
22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR)
#DIV/0!
#DIV/0!
66.67 %
Tabel 11
23 Success Rate TB Paru
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! %
Tabel 12
0.00
0.00
40.67 %
Tabel 13
25 Jumlah Kasus Baru HIV
0
1
1 Kasus
Tabel 14
26 Jumlah Kasus Baru AIDS
1
0
1 Kasus
Tabel 14
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya
0
0
0 Kasus
Tabel 14
28 Jumlah Kematian Karena AIDS
1
0
1 Jiwa
Tabel 14
29 Donor Darah Diskrining Positif HIV
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! %
Tabel 15
30 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani
#DIV/0!
#DIV/0!
99.11 %
Tabel 16
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler)
0
0
0 Kasus
Tabel 17
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler)
0
1
1 Kasus
Tabel 17
33 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR)
0
2
1 per 100.000 Penduduk
Tabel 17
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun
#DIV/0!
0.00
0.00 %
Tabel 18
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
#DIV/0!
0.00
0.00 %
Tabel 18
0.15
0.00
0.08 per 10.000 Penduduk
Tabel 19
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! %
Tabel 20
300.00
#DIV/0!
300.00 %
Tabel 20
6
2
24 Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani
36 Angka Prevalensi Kusta 37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 39 Jumlah Kasus Difteri 40 Case Fatality Rate Difteri
8 Kasus
Tabel 21
0%
Tabel 21
41 Jumlah Kasus Pertusis
0
0
0 Kasus
Tabel 21
42 Jumlah Kasus Tetanus (non Neonatorum)
0
0
0 Kasus
Tabel 21
0%
Tabel 21
0 Kasus
Tabel 21
0%
Tabel 21
43 Case Fatality Rate Tetanus (non Neonatorum) 44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum
0
0
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 46 Jumlah Kasus Campak
45
30
47 Case Fatality Rate Campak
75 Kasus
Tabel 22
0%
Tabel 22
48 Jumlah Kasus Polio
0
0
0 Kasus
Tabel 22
49 Jumlah Kasus Hepatitis B
0
0
0 Kasus
Tabel 22
37.58
22.43
51 Case Fatality Rate DBD
0.00
0.00
0.00 %
Tabel 23
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence )
0.00
0.00
0.00 per 1.000 Penduduk
Tabel 24
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
50 Incidence Rate DBD
53 Case Fatality Rate Malaria 54 Angka Kesakitan Filariasis
30.24 per 100.000 Penduduk
#DIV/0! % 0 per 100.000 Penduduk
Tabel 23
Tabel 24 Tabel 25
B.3 Status Gizi 55 Bayi Baru Lahir Ditimbang
100
100
100 %
Tabel 26
5.34
6.31
5.82 %
Tabel 26
57 Balita Gizi Baik
#DIV/0!
#DIV/0!
93.18 %
Tabel 27
58 Balita Gizi Kurang
#DIV/0!
#DIV/0!
3.93 %
Tabel 27
56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI P
#DIV/0!
#DIV/0!
0.62 %
Tabel 27
60 Kunjungan Ibu Hamil (K1)
80
%
Tabel 28
61 Kunjungan Ibu Hamil (K4)
73.53
%
Tabel 28
62 Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Linakes)
82.46
%
Tabel 28
63 Pelayanan Ibu Nifas
79.55
%
Tabel 28
5.74
%
Tabel 29
65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3
73.07
%
Tabel 30
66 Bumil Risti/Komplikasi Ditangani
79.31
%
Tabel 31
80.33
93.92
87.02 %
Tabel 31
68 Bayi Mendapat Vitamin A
-
-
98.28 %
Tabel 32
69 Anak Balita Mendapat Vitamin A
-
-
83.07 %
Tabel 32
76.60
%
Tabel 32
71 Peserta KB Baru
9.54 %
Tabel 35
72 Peserta KB Aktif
81.12 %
Tabel 35
59 Balita Gizi Buruk
L+P
Satuan
No. Lampiran
L
C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan
64 Ibu hamil dengan Imunisasi TT2+
67 Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani
70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1)
86.53
86.78
86.65 %
Tabel 36
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap)
77.91
78.48
78.19 %
Tabel 36
75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali)
69.54
71.13
70.32 %
Tabel 37
76 Desa/Kelurahan UCI
95.24 %
Tabel 38
77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi
94.94 %
Tabel 39
78 Drop-Out Imunisasi DPT1 - Campak
13.45 %
Tabel 39
79 Bayi yang Diberi ASI Eksklusif
#DIV/0!
#DIV/0!
74.11 %
Tabel 41
80 Pemberian MP-ASI pada Anak 6-23 Bulan dari Gakin
#DIV/0!
#DIV/0!
89.21 %
Tabel 42
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali)
47.25
51.73
49.37 %
Tabel 43
82 Balita Ditimbang
#REF!
#REF!
63.06 %
Tabel 44
83 Balita Berat Badan Naik
#DIV/0!
#DIV/0!
78 %
Tabel 44
84 Balita Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM)
#DIV/0!
#DIV/0!
1%
Tabel 44
-
-
-%
Tabel 45
100.00
100.00
108.79 %
Tabel 46
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
72.96
68.85
70.99 %
Tabel 47
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
56.05
68.25
62.47 %
Tabel 48
71.43 %
Tabel 49
100.00 %
Tabel 51
1.37
Tabel 52
85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
89 Sarkes dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1 90 Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam 91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap
1.48
1.26
92 SD/MI yang Melakukan Sikat Gigi Massal 93 SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi
95.77 Sekolah
Tabel 53
100.00 Sekolah
Tabel 53
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS)
41.23
60.25
51.10 %
Tabel 53
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS)
60.82
51.82
56.19 %
Tabel 53
96 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut
60.82
51.82
56.19 %
Tabel 53
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
34.02
35.97
35.00 %
Tabel 55
98
Penduduk Miskin (dan Hampir Miskin) Dicakup Askeskin/Jamkesmas
81.95
80.54
81.21 %
Tabel 56
99
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 1
17.28
29.81
48.12 %
Tabel 56
100
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3
-
-
43.12 %
Tabel 56
101
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kesehatan Strata 1
0.87
1.02
0.95 %
Tabel 57
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat 102 Inap di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3
-
-
1.97 %
Tabel 57
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
19.25
27.32
323.39 %
Tabel 58
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap
3.83
8.44
23.94 %
Tabel 58
105 Gross Death Rate (GDR) di RS
2.84
2.56
4.80 per 100.000 Pasien Keluar
Tabel 59
106 Nett Death Rate (NDR) di RS
4.28
4.01
2.13 per 100.000 Pasien Keluar
Tabel 59
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS
53.02 %
Tabel 60
108 Length of Stay (LOS) di RS
3.49 Hari
Tabel 60
109 Turn of Interval (TOI) di RS
3.10 Hari
Tabel 60
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS
30.44 %
Tabel 61
111 Rumah Sehat
26.81 %
Tabel 62
112 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
70.02 %
Tabel 63
113 Keluarga dengan Sumber Air Minum Terlindung
78.65 %
Tabel 65
114 Keluarga Memiliki Jamban Sehat
76.42 %
Tabel 66
C.4 Keadaan Lingkungan
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI L
P
L+P
Satuan
No. Lampiran
115 Keluarga Memiliki Tempat Sampah Sehat
81.26 %
Tabel 66
116 Keluarga Memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat
77.32 %
Tabel 66
117 TUPM Sehat
82.09 %
Tabel 67
118 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
87.80 %
Tabel 68
119 Jumlah Rumah Sakit Umum
4
Tabel 70
120 Jumlah Rumah Sakit Khusus
1
Tabel 70
121 Jumlah Puskesmas Perawatan
2
Tabel 70
122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan
1
Tabel 70
30
Tabel 70
87.50 %
Tabel 71
100.00 %
Tabel 71
D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan
123 Jumlah Apotek 124 Sarkes yang Memiliki Laboratorium Kesehatan 125 Sarkes yang Memiliki 4 Spesialis Dasar 126 Jumlah Posyandu
163 Posyandu
127 Posyandu Aktif
85.89 %
128 Rasio Posyandu per 100 Balita
6.93 per 100 Balita
129 Jumlah Desa Siaga
21 Desa
130 Desa Siaga Aktif
100.00 %
131 Jumlah Poskesdes
Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73
21 Poskesdes
Tabel 73
26 Orang
Tabel 74
D.2 Tenaga Kesehatan 132 Jumlah Dokter Spesialis
23
3
133 Rasio Dokter Spesialis
34.57
4.81
134 Jumlah Dokter Umum
44
45
63.13
72.09
136 Jumlah Dokter Gigi
4
10
14 Orang
Tabel 74
137 Jumlah Bidan
0
102
102 Orang
Tabel 75
135 Rasio Dokter Umum
138 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 139 Jumlah Perawat
20.16 per 100.000 Penduduk 89 Orang 67.47 per 100.000 Penduduk
Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74
Tabel 75
76.00 246
207
453 Orang
Tabel 75
29
79
108 Orang
Tabel 76
3
21
24 Orang
Tabel 76
142 Jumlah Tenaga Kesmas
11
14
25 Orang
Tabel 77
143 Jumlah Tenaga Sanitasi
10
9
19 Orang
Tabel 77
144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis
10
30
40 Orang
Tabel 78
0
0
0 Orang
Tabel 78
140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 141 Jumlah Tenaga Gizi
145 Jumlah Fisioterapis D.3 Pembiayaan Kesehatan 146 Total Anggaran Kesehatan 147 APBD Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten/Kota 148 Anggaran Kesehatan Perkapita
75,269,295,363.39 Rupiah
Tabel 79
13.59 %
Tabel 79
559,398.42 Rupiah
Tabel 79
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH KECAMATAN, DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KECAMATAN
LUAS WILAYAH
2
1 SANANWETAN
2 SUKOREJO
3 KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH RUMAH TANGGA
RATA-RATA JIWA / RUMAH TANGGA
KEPADATAN PENDUDUK
9
10 = 8/9
11 = 8/3
KECAMATAN
DESA
KELURAHAN
DESA+KEL.
JUMLAH PENDUDUK
4
5
6
7 = 5+6
8
12.15
1
0
7
7
47,845
3,938
9.92
1
0
7
7
44,554
4,491
10.50
1
0
7
7
42,155
4,015
32.57
3
0
21
21
(km 2) 1
JUMLAH
3
Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
134,554
35,944
4
per km 2
4,131
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KECAMATAN
1
2
JUMLAH PENDUDUK 3
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
<1
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
≥ 65
JUMLAH
<1
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
≥ 65
JUMLAH
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19 = SUM(4:18)
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 = SUM(20:34)
1
SANANWETAN
47,845
2,156
1,903
2,013
1,960
1,704
1,923
1,875
1,808
1,797
1,582
1,448
1,181
826
1,481
23,658
2,005
1,790
1,828
2,099
1,680
1,943
1,823
1,818
1,856
1,757
1,505
1,242
848
1,992
24,187
2
SUKOREJO
44,554
2,008
1,772
1,875
1,825
1,587
1,791
1,746
1,684
1,673
1,473
1,349
1,099
769
1,379
22,031
1,868
1,667
1,702
1,955
1,565
1,809
1,698
1,693
1,729
1,636
1,402
1,156
789
1,855
22,523
3
KEPANJENKIDUL
42,155
1,900
1,677
1,774
1,727
1,502
1,694
1,652
1,593
1,583
1,394
1,276
1,040
727
1,305
20,845
1,767
1,577
1,611
1,849
1,481
1,712
1,607
1,602
1,636
1,548
1,326
1,094
747
1,755
21,311
134,554
6,064
5,352
5,662
5,512
4,793
5,408
5,272
5,086
5,053
4,450
4,073
3,320
2,322
4,166
66,533
5,640
5,033
5,141
5,903
4,726
5,464
5,128
5,112
5,221
4,942
4,233
3,492
2,384
5,602
62,419
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
RASIO BEBAN TANGGUNGAN
RASIO JENIS KELAMIN
36 = …
37 = (19/35)*100
46.42
97.81
TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK NO
KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
1
2
3
4
5 = 3+4
1
<1
0
0
0
2
0-4
6,064
5,640
11,704
3
5-9
5,352
5,033
10,385
4
10 - 14
5,662
5,141
10,803
5
15 - 19
5,512
5,903
11,415
6
20 - 24
4,793
4,726
9,519
7
25 - 29
5,408
5,464
10,872
8
30 - 34
5,272
5,128
10,400
9
35 - 39
5,086
5,112
10,198
10
40 - 44
5,053
5,221
10,274
11
45 - 49
4,450
4,942
9,392
12
50 - 54
4,073
4,233
8,306
13
55 - 59
3,320
3,492
6,812
14
60 - 64
2,322
2,384
4,706
15
≥ 65
4,166
5,602
9,768
66,533
68,021
134,554
JUMLAH Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS NO
KECAMATAN
1
2
1
SANANWETAN
2
SUKOREJO
3
KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
MELEK HURUF
%
JUMLAH
MELEK HURUF
%
JUMLAH
MELEK HURUF
%
3
4
5 = (4/3)*100
6
7
8 = (7/6)*100
9 = 3+6
10 = 4+7
11 = (10/9)*100
100
98.74
98.74
Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
100
95.92
95.92
200
194.66
97.33
TABEL 5 PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 LAKI-LAKI (%) NO
KECAMATAN
1
2
1
SANANWETAN
2
SUKOREJO
3
KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
PEREMPUAN (%)
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MI
SMP/ MTs
3
4
5
6
7
13.43
20.06
22.10
32.01
1.26
Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
DIPLOMA/ SMA/ SMK/ MA SARJANA 8
11.14
JUMLAH
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MI
SMP/ MTs
10 = SUM(3:9)
11
12
13
14
17.20
21.16
100.00
3.64
16.09
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
SMA/ SMK/ DIPLOMA/ MA SARJANA 15
28.87
16
JUMLAH
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
18 = SUM(11:17) 19 = 3+11
13.04
100.00
2.50
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI 20 = 4+12
14.82
SD/MI
SMP/ MTs
SMA/ DIPLOMA/ SMK/ MA SARJANA
21 = 5+13 22 = 6+14 23 = 7+15
18.57
21.61
30.37
24 = 8+16
12.13
JUMLAH 26 = SUM(19:25)
100.00
TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KELAHIRAN NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
3
NAMA PUSKESMAS 4
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
5
6
7 = 5+6
HIDUP 8
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
MATI
HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
9
10 = 8+9
11 = 5+8
12 = 6+9
13 = 11+12
SANANWETAN
SANANWETAN
395
4
399
361
1
362
756
5
761
2
SUKOREJO
KARANGSARI
345
4
349
353
0
353
698
4
702
3
KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
308
2
310
301
4
305
609
6
615
10
1,058
1,015
5
1,020
2,063
15
2,078
JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)
1,048
9.45
4.90
Sumber: Bidang Peningkatan Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
7.22
TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KEMATIAN NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS 4
LAKI - LAKI
PEREMPUAN
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
5
6
7
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
8
9
10
11 = 5+8
12 = 6+9
13 = 7+10
SANANWETAN
5
0
5
3
0
3
8
0
8
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
4
1
5
3
1
3
7
2
9
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
5
0
5
4
0
4
9
0
9
14
1
15
10
1
10
JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) Sumber: Bidang Peningkatan
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
24
2
26
11.63
0.97
12.60
TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR HIDUP
4
5
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn 6
7
8
KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn 9 = 6+7+8
10
11
12
KEMATIAN IBU NIFAS
JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn
13 = 10+11+12
14
15
16
JUMLAH KEMATIAN IBU JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn
JUMLAH
17 = 14+15+16 18 = 6+10+14 19 = 7+11+15 20 = 8+12+16 21 = 18+19+20
SANANWETAN
756
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
0
1
1
2
KARANGSARI
698
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
609
0
3
0
3
0
0
0
0
0
1
0
1
0
4
0
4
2,063
0
3
0
3
0
0
0
0
0
2
2
4
0
5
2
2
0 SUKOREJO
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KEMATIAN IBU KEMATIAN IBU HAMIL
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: Bidang Peningkatan Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
7 339.31
21 = 18+19+20
TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP <15 TAHUN (NON POLIO) 5
6
SANANWETAN
11,696
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
10,891
4
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
10,305
1
32,892
5
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang P2PL Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Jumlah kolom 5 = jumlah penduduk < 15 tahun pada Tabel 3
TABEL 10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS TB PARU NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PENDUDUK
KASUS BARU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11
12
SANANWETAN
23,658
24,187
47,845
30
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
22,031
22,523
44,554
20
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
20,845
21,311
42,155
10
66,533
68,021
134,554
RS
4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK
L+P
L
L+P
P
L
13 = 11+12 14 = 8+11 15 = 9+12 16 = 14+15
P
17 = (14/5) * 100000
L+P
18 = (15/6) 19 = (16/7) * 100000 * 100000
L
P
L+P
20
21
22 = 20+21
44 0
0
104
0.00
0.00
77.29
Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Jumlah kolom 7 = jumlah kolom 8 pada Tabel 1
PREVALENSI (PER JUMLAH KEMATIAN AKIBAT 100.000 PENDUDUK) TB PARU
KASUS BARU + KASUS LAMA
KASUS LAMA
0
0
0
0
0
0
0.00
KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK
0.00
0.00
0
0
0
0.00
0.00
0.00
TABEL 10 A JUMLAH KASUS BARU TB DAN KEMATIAN PENDERITA TB MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS TB NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PENDUDUK
KASUS BARU BT A - Ro + Dan EP
KASUS BARU BTA +
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11
12
CASE NOTIFICATION RATE (PER 100.000 PENDUDUK)
TOTAL KASUS TB
L+P
L
L+P
P
L
13 = 11+12 14 = 8+11 15 = 9+12 16 = 14+15
P
17 = (14/5) * 100000
L+P
18 = (15/6) 19 = (16/7) * 100000 * 100000
JUMLAH KEMATIAN PENDERITA TB L
P
L+P
20
21
22 = 20+21
SANANWETAN
23,658
24,187
47,845
30
15
0
0
45
0.00
0.00
94.05
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
22,031
22,523
44,554
20
8
0
0
28
0.00
0.00
62.85
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
20,845
21,311
42,155
10
7
0
0
17
0.00
0.00
40.33
0
44
107
0
0
151
137
0
0
241
RS
4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA
66,533
68,021
134,554
Sumber: Data TB 03 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Jumlah kolom 7 = jumlah kolom 8 pada Tabel 1
0
0
104
0
0
#DIV/0! 0.00
#DIV/0! 0.00
#DIV/0! 179.11
0 0
TABEL 11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TB PARU NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU
KLINIS
BTA (+)
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7
8
9
10 = 8+9
11
12
13 = 11+12
14 = (11/5) * 100
15 = (12/6) * 100
16 = (13/7) * 100
SANANWETAN
60
30
50.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
52
20
38.46
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
44
10
22.73
44
#DIV/0!
RS
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
156
0
Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
0
0
0
104
#DIV/0!
#DIV/0!
66.67
TABEL 11A JUMLAH SUSPEK DAN KASUS TB SERTA ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TB PARU NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU
SUSPEK
BTA (+)
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7
8
9
10 = 8+9
11
12
13 = 11+12
14 = (11/5) * 100
15 = (12/6) * 100
16 = (13/7) * 100
SANANWETAN
60
232
30
50.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
52
269
20
38.46
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
44
139
10
22.73
482
44
#DIV/0!
RS
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
0
0
0
0
Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TB PARU NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
KESEMBUHAN
BTA (+) DIOBATI L
L
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
PENGOBATAN LENGKAP
P
JUMLAH
%
8
9 = (8/5) * 100
L+P
JUMLAH
%
10
11 = (10/6) * 100
L
JUMLAH
%
12
13 = (12/7) * 100
ANGKA KESUKSESAN
P
JUMLAH
%
14
15 = (14/5) * 100
(SUCCESS RATE/SR)
L+P
JUMLAH
%
16
17 = (16/6) * 100
JUMLAH
%
18
19 = (18/7) * 100
L
P
L+P
20 = 21 = 22 = ((8+14)/5 ((10+16)/ ((12+18)/ ) * 100 6) * 100 7) * 100
SANANWETAN
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4
RS … (sebutkan)
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5
RS … (sebutkan)
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 13 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PNEUMONIA PADA BALITA NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
JUMLAH BALITA
NAMA PUSKESMAS L
1
1
2
BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
5
6
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L+P
L
P
7 = 5+6
8 = 10% * 5
L
L+P
9 = 10% * 10 = 10% * 6 7
P
JUMLAH
%
11
12 = (11/8) * 100
L+P
JUMLAH
%
13
14 = (13/9) * 100
JUMLAH
%
15
16 = (15/10) * 100
SANANWETAN
4,604
0.00
0.00
460
69
14.99
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3,975
0.00
0.00
398
16
4.03
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
3,125
0.00
0.00
313
52
16.64
0.00
0.00
0
339
#DIV/0!
0.00
0.00
1,170
476
40.67
Rumah Sakit
4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
11,704
Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS BARU NO
KABUPETN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
HIV L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11
12
13 = 11+12
14
15
16 = 14+15
SANANWETAN
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0 1
RS
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA
AIDS
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
1
0
0
0
0 1
1
1
0
1
TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KOTA BLITAR TAHUN 2012 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
JUMLAH PENDONOR L
1
2
P
3
Sumber: - ...... (disebutkan)
L L+P
4
5 = 3+4
1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SAMPEL DARAH DIPERIKSA JUMLAH
%
6
7 = (6/3) * 100
0
0
0
0
#DIV/0!
L+P
JUMLAH
%
8
9 = (8/4) * 100
#DIV/0!
0
POSITIF HIV
P
0
L
JUMLAH
%
10
11 = (10/5) * 100
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
P
JUMLAH
%
12
13 = (12/6) * 100
0
#DIV/0!
L+P
JUMLAH
%
14
15 = (14/8) * 100
0
#DIV/0!
JUMLAH
%
16
17 = (16/10) * 100
0
#DIV/0!
TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 DIARE NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
NAMA PUSKESMAS L
1
1
2
BLITAR
3
SANANWETAN
4
5
P 6
DIARE DITANGANI
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS L+P
L
P
L+P
7 = 5+6
8 = 10% * 411/1000 * 5
9 = 10% * 411/1000 * 6
10 = 10% * 411/1000 * 7
L
P
JUMLAH
%
11
12 = (11/8) * 100
L+P
JUMLAH
%
13
14 = (13/9) * 100
JUMLAH
%
15 = 11+13
16 = (15/10) * 100
SANANWETAN
23,658
24,187
47,845
1,966
601
30.56
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
22,031
22,523
44,554
1,831
672
36.70
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
20,845
21,311
42,155
1,733
598
34.51
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan)
RS
3,610 #DIV/0!
66,533
68,021
134,554
0
0
5,530
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
5,481
99.11
TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 KASUS BARU NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
0-14 TAHUN
Multi Basiler (MB) / Kusta Basah
≥ 15 TAHUN
L
P
L+P
L
P
5
6
7 = 5+6
8
9
JUMLAH
L+P
L
P
0-14 TAHUN L+P
L
P
10 = 8+911 = 5+812 = 6+9 13 = 7+10 14
≥ 15 TAHUN
L+P
15
L
SANANWETAN
0
0
0
0
0
0
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
0
0
0
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
RS 0
0
0
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: - ...... (disebutkan)
0
0
0
P
16 = 14+15 17
2 4
SANANWETAN
Pausi Basiler (PB) / Kusta kering
0
L+P
18
PB + MB
JUMLAH L
P
L+P
L
P
L+P
19 = 17+18 20 = 14+1721 = 15+1822 = 16+1923 = 11+2024 = 12+2125 = 13+22
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0.00
1.60
0.78
TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 KASUS BARU NO
KABUPETAN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
3
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
CACAT TINGKAT 2 L+P
% 11 = (10/6) * 100
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
17 = (16/6) * 100
18
19 = (18/7) * 100
SANANWETAN
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
1
1
0 #DIV/0!
0
0.00
0
0.00
#DIV/0!
0.00
0
0.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
1
1
0 #DIV/0!
0
0
0.00
#DIV/0!
0.00
0
0.00
4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber:
SANANWETAN
PENDERITA KUSTA
NAMA PUSKESMAS
4
PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
RS
0.00
#DIV/0!
TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 KASUS TERCATAT NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
PB
NAMA PUSKESMAS
3
4
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11 = 5+8
12 = 6+9
13 = 7+10
SANANWETAN
0
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
RS
JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: - ...... (disebutkan)
0
0
JUMLAH
P
2 4
SANANWETAN
MB
L
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0.15
0.00
0.08
TABEL 20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 KUSTA (PB) NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
PENDERITA PB
NAMA PUSKESMAS
KECAMATAN
3
2011
4
SANANWETAN
KUSTA (MB) RFT PB
L
PENDERITA MB
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
% 11 = (10/6) * 100
RFT MB
2010
L+P
L
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
12
13 = (12/7) * 100
14
15
16 = 14+15
17
18 = (17/14) * 100
19
SANANWETAN
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
RS
4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X = tahun data.
0
0
0
P
JUMLAH
1
1
0
L+P % 20 = (19/15) * 100
JUMLAH
% 22 = (21/16) * 100
21
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
1
0.00
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
3 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
3
1
3
3
300.00
0
0.00
300.00
TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS PD3I NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
DIFTERI
NAMA PUSKESMAS L
1
1
2
BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
5
MENINGGAL
L+P
6
TETANUS (NON NEONATORUM)
PERTUSIS
JUMLAH KASUS 7 = 5+6
8
L
P
9
JUMLAH KASUS L+P
10
L
11 = 9+10
P
12
MENINGGAL
L+P
13
TETANUS NEONATORUM
14 = 12+13
15
JUMLAH KASUS L
P
16
MENINGGAL
L+P
17
18 = 16+17
19
SANANWETAN
2
1
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3
1
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
2
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
CASE FATALITY RATE (%) Sumber: Bindang P2PL
0.00
0.00
0 0.00
TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS PD3I NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
CAMPAK
NAMA PUSKESMAS
KECAMATAN
3
4
L
P
L+P
5
6
7 =5+6
MENINGGAL 8
HEPATITIS B
HEPATITIS KLINIS
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
9
10
11 = 9+10
12
13
14 = 12+13
15
16
17 = 15+16
SANANWETAN
26
17
43
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
11
5
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
8
8
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
45
30
75
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
CASE FATALITY RATE (%) Sumber: Bindang P2PL
SANANWETAN
POLIO
JUMLAH KASUS
0
0
0.00
TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN 3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS 4
CFR (%)
P
L+P
L
P
L+P
L
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
P
L+P
11 = (8/5) * 100 12 = (9/6) * 100 13 = (10/7) * 100
15
8
23
0
0
0
0.00
0.00
0.00
KARANGSARI
6
5
11
0
0
0
0.00
0.00
0.00
4
1
5
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0 SUKOREJO
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
MENINGGAL
L
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) JUMLAH KASUS
25
14
39
37.58
22.43
30.24
Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MALARIA PENDERITA NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS TANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH L
1
1
2
BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
5
L+P
6
L
7 = 5+6
MENINGGAL
DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH (positif) P
8
L+P
9
L
10 = 8+9
11
CFR
P
L+P
L
12
13 = 11+12
14 = 11/(5+8) * 100
P
L+P
15 = 16 = 12/(6+9) * 13/(7+10) * 100 100
SANANWETAN
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK Sumber: - ...... (disebutkan) Tidak ada kasus
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0
0
TABEL 24A KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MALARIA NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
PENDUDUK BERESIKO
1
2
3
4
5
1
BLITAR
SANANWETAN
PENDERITA MENINGGAL
DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH (positif)
CFR
L
P
L+P
L
P
L+P
6
7
8=6+7
9
10
11=9+10
L
P
API L+P
12=9/6*100 13 = 10/7 14=11/8*1 15=8/5*10 * 100 00 00
SANANWETAN
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) Tidak ada Kasus
0
0
0
0
0
0
TABEL 25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PENDERITA FILARIASIS NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
SANANWETAN
0
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SANANWETAN
KASUS BARU DITEMUKAN
0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: - ...... (disebutkan) Tidak ada kasus
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS 4
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
BBLR
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/8) * 100
16
17 = (16/10) * 100
18
19 = (18/12) * 100
SANANWETAN
395
361
756
395
100.00
361
100.00
756
100.00
17
4.30
23
6.37
40
5.29
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
345
353
698
345
100.00
353
100.00
698
100.00
25
7.25
25
7.08
50
7.16
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
308
301
609
308
100.00
301
100.00
609
100.00
14
4.55
16
5.32
30
4.93
1,048
1,015
2,063
1,048
100.00
1,015
100.00
2,063
100.00
56
5.34
64
6.31
120
5.82
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan
TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BALITA NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
P
L+P
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
GIZI KURANG (BERAT BADAN KURANG) L+P
%
JUMLAH
L %
17 = (16/6) 19 = (18/7) 18 = 14+16 * 100 * 100
P
GIZI BURUK (BERAT BADAN SANGAT KURANG)
L+P
L
P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
20
21 = (20/5) * 100
22
23 = (22/6) * 100
24 = 20+22
25 = (24/7) * 100
26
27 = (26/5) * 100
28
L+P %
JUMLAH
%
29 = (28/6) 31 = (30/7) 30 = 26+28 * 100 * 100
2,629
#DIV/0!
#DIV/0!
53
2.02
#DIV/0!
#DIV/0!
2,476
94.18
#DIV/0!
#DIV/0!
82
3.12
#DIV/0!
#DIV/0!
18
0.68
2,524
#DIV/0!
#DIV/0!
66
2.61
#DIV/0!
#DIV/0!
2,292
90.81
#DIV/0!
#DIV/0!
143
5.67
#DIV/0!
#DIV/0!
23
0.91
2,227
#DIV/0!
#DIV/0!
48
2.16
#DIV/0!
#DIV/0!
2,109
94.70
#DIV/0!
#DIV/0!
65
2.92
#DIV/0!
#DIV/0!
5
0.22
#DIV/0!
167
2.26
#DIV/0!
6,877
93.18
#DIV/0!
290
3.93
#DIV/0!
46
0.62
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
Bidang Peningkatan
L
GIZI BAIK (BERAT BADAN NORMAL)
KARANGSARI
0 SUKOREJO
Sumber:
GIZI LEBIH (BERAT BADAN LEBIH)
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
BALITA DITIMBANG
0
0
7,380
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 IBU HAMIL NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
JUMLAH 5
K1
%
6
7 = (6/5) * 100
IBU BERSALIN K4
%
8
9 = (8/5) * 100
JUMLAH 10
IBU NIFAS
DITOLONG NAKES
%
11
12 = (11/10) * 100
JUMLAH 13
MENDAPAT YANKES
%
14
15 = (14/13) * 100
SANANWETAN
970
761
78.45
675
69.59
926
755
81.53
926
696
75.16
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
918
666
72.55
657
71.57
876
703
80.25
876
703
80.25
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
741
676
91.23
601
81.11
707
611
86.42
707
597
84.44
2,103
79.99
1,933
73.53
2,509
2,069
82.46
2,509
1,996
79.55
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran
2,629
IBU HAMIL
IBU BERSALIN / NIFAS
8,316
7,636
14,430
13,249
11,332
10,405
34,078
31,290
TABEL 29 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
4
5
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/5) * 100
12
13 = (12/5) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
17 = (16/5) * 100
SANANWETAN
970
2
0.21
4
0.41
11
1.13
28
2.89
11
1.13
54
5.57
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
918
0
0.00
0
0.00
1
0.11
25
2.72
63
6.86
89
9.69
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
741
2
0.27
0
0.00
0
0.00
2
0.27
6
0.81
8
1.08
2,629
4
0.15
4
0.15
12
0.46
55
2.09
80
3.04
151
5.74
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran
0
0
TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/5) * 100
1 BLITAR
SANANWETAN
SANANWETAN
970
761
78.45
675
69.59
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
918
645
70.26
657
71.57
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
741
656
88.53
589
79.49
2,629
2,062
78.43
1,921
73.07
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan *Data Sasaran
TABEL 31 JUMLAH DAN PERSENTASE KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
5
6 = 20% * 5
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI
SASARAN BAYI
15% SASARAN BAYI
S
%
L
P
L+P
7
8 = (7/6) * 100
9
10
11 = 9+10
L
P
L
L+P
12 = 15% 13 = 15% * 14 = 15% * *9 10 11
P
20% JUMLAH IBU HAMIL
L+P
S
%
S
%
S
%
15
16 = (15/12) * 100
17
18 = (17/13) * 100
19
20 = (19/14) * 100
970
194
158
81.44
449
486
935
67
73
140
66
98.00
67
91.91
133
0 SUKOREJO
KARANGSARI
918
184
137
74.62
432
373
805
65
56
121
33
50.93
52
92.94
85
70.39
2886
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
741
148
122
82.32
314
298
612
47
45
92
45
95.54
44
98.43
89
96.95
2266.4
2,629
526
417
79.31
1,195
1,157
2,352
179
174
353
144
80.33
163
93.92
307
87.02
6,816
Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran
94.83
1663.2
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SANANWETAN
20% JUMLAH IBU JUMLAH IBU HAMIL HAMIL
JUMLAH BAYI
15% JUMLAH BAYI
7,560
1,134
13,118
1,968
10,302
1,545
30,980
4,647
TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BAYI NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
L
P
L
P
L+P
S
%
S
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
L+P %
S
%
11 = (10/6) 13 = (12/7) * 12 =8+10 * 100 100
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A 2X
JUMLAH
L
MENDAPAT
P
JUMLAH
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
14
15
16 =14+15
17
18 = (17/14) * 100
19
20 = (19/15) * 100
21 =17+19
22 = (21/16) * 100
%
24
25 = (24/23) * 100
SANANWETAN
449
486
725
0.0
0.0
728
100.41
1,853
1,671
3,524
0
2,759
78.29
926
646
0 SUKOREJO
KARANGSARI
432
373
672
0.0
0.0
639
95.09
1,614
1,430
3,044
0
0
2,573
84.53
876
691
78.88
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
314
298
637
0.0
0.0
632
99.22
1,468
1,316
2,784
0
0
2,437
87.54
707
585
82.74
1,195
1,157
2,034
0.0
1,999
98.28
4,935
4,417
9,352
0
7,769
83.07
2,509
1,922
76.60
Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran
0
0.0
0
0
0
23
VIT A S
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SANANWETAN
4
ANAK BALITA (1-4 TAHUN)
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
JUMLAH
NAMA PUSKESMAS
0
0
69.76
TABEL 33 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PESERTA KB AKTIF NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
NON MKJP
MKJP IUD
%
MOP
%
MOW
%
IM PLAN
5
6 = (5/27) * 100
7
8 = (7/27) * 100
9
10 = (9/27) * 100
11
%
JUMLAH
13 = 12 = (11/27) 5+7+9+1 * 100 1
%
SUNTIK
%
PIL
%
KON DOM
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
14 = (13/27) * 100
15
16 = (15/27) * 100
17
18 = (17/27) * 100
19
20 = (19/27) * 100
21
22 = (21/27) * 100
23
24 = (23/27) * 100
JUMLAH
%
25 = 26 = (25/27) 15+17+19 * 100 +21+23
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
27 = 13+25
28 = 14+26
SANANWETAN
1,036
17.39
29
0.49
71
1.19
265
4.45
1,401
23.52
2,912
48.88
1,486
24.95
158
2.65
0
0.00
0
0.00
4,556
76.48
5,957
100.0
KARANGSARI
2,225
31.48
8
0.11
240
3.40
936
13.24
3,409
48.22
2,125
30.06
1,216
17.20
319
4.51
0
0.00
0
0.00
3,660
51.78
7,069
100.0
2,069
31.87
19
0.29
240
3.70
519
8.00
2,847
43.86
2,343
36.10
1,087
16.75
214
3.30
0
0.00
0
0.00
3,644
56.14
6,491
100.0
5,330
27.31
56
0.29
551
2.82
1,720
8.81
7,657
39.23
7,380
37.81
3,789
19.41
691
3.54
0
0.00
0
0.00
11,860
60.77
19,517
100.0
2
0 SUKOREJO
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PESERTA KB BARU NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
3
SANANWETAN
4
NON MKJP
MKJP IUD
%
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
%
5
6 = (5/27) * 100
7
8 = (7/27) * 100
9
10 = (9/27) * 100
11
12 = (11/27) * 100
JUMLAH
%
13 = 14 = (13/27) 5+7+9+1 * 100 1
SUNTIK
%
PIL
%
KONDOM
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
15
16 = (15/27) * 100
17
18 = (17/27) * 100
19
20 = (19/27) * 100
21
22 = (21/27) * 100
23
24 = (23/27) * 100
25 = 15+17+19 +21+23
%
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
26 = (25/27) * 27 = 13+25 28 = 14+26 100
SANANWETAN
218
22.38
3
0.31
19
1.95
81
8.32
321
32.96
311
31.93
284
29.16
58
5.95
0
0.00
0
0.00
653
67.04
974
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
188
30.82
0
0.00
4
0.66
162
26.56
354
58.03
121
19.84
75
12.30
60
9.84
0
0.00
0
0.00
256
41.97
610
100.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
249
35.07
2
0.28
2
0.28
64
9.01
317
44.65
233
32.82
132
18.59
28
3.94
0
0.00
0
0.00
393
55.35
710
100.00
655
28.55
5
0.22
25
1.09
307
13.38
992
43.24
665
28.99
491
21.40
146
6.36
0
0.00
0
0.00
1,302
56.76
2,294
100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
4
5
1 BLITAR
SANANWETAN
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/5) * 100
SANANWETAN
9,401
974
10.36
5,957
63.37
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
7,766
610
7.85
7,069
91.02
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
6,891
710
10.30
6,491
94.20
24,058
2,294
9.54
19,517
81.12
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan
TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN 3
SANANWETAN
4
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)
JUMLAH BAYI
NAMA PUSKESMAS
L
P
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP) L+P
L
P
L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
17 = (16/6) * 100
18
19 = (18/7) * 100
SANANWETAN
449
486
935
384
85.52
364
74.90
748
80.00
359
79.96
332
68.31
691
73.90
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
432
373
805
346
80.09
349
93.57
695
86.34
293
67.82
298
79.89
591
73.42
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
314
298
612
304
96.82
291
97.65
595
97.22
279
88.85
278
93.29
557
91.01
1,195
1,157
2,352
1,034
86.53
1,004
86.78
2,038
86.65
931
77.91
908
78.48
1,839
78.19
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan *Data Sasaran
JUMLAH BAYI
7,560
13,118
10,302
30,980
TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN 3
SANANWETAN
4
KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
JUMLAH BAYI
NAMA PUSKESMAS
L
P
L+P
JUMLAH BAYI
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12
13 = (12/7) * 100
SANANWETAN
449
486
935
259
57.68
274
56.38
533
57.01
7,560
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
432
373
805
282
65.28
328
87.94
610
75.78
13,118
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
314
298
612
290
92.36
221
74.16
511
83.50
10,302
1,195
1,157
2,352
831
69.54
823
71.13
1,654
70.32
30,980
JUMLAH PROVINSI
1351 Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran
TABEL 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KEL
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
3
4
5
6
7 = (6/5) * 100
1 BLITAR
SANANWETAN
SANANWETAN
7
7
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
7
7
100.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
7
6
85.71
21
20
95.24
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang P2PL
TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BAYI DIIMUNISASI NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
JUMLAH BAYI
NAMA PUSKESMAS
L L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
7 = 5+6
%
8
9 = (8/5) * 100
JUMLAH
L+P % 11 = (10/6) * 100
10
JUMLAH 12 = 8+10
L %
13 = (12/7) * 100
JUMLAH
P % 15 = (14/5) * 100
14
JUMLAH 16
L+P
L
%
JUMLAH
%
17 = (16/6) * 100
18 = 14+16
19 = (18/7) * 100
JUMLAH
P % 21 = (20/5) * 100
20
JUMLAH 22
L+P %
JUMLAH
%
23 = (22/6) * 100
24 = 20+22
25 = (24/7) * 100
L
P
L+P
26 = (820) / 8 * 100
27 = (1022) / 10 * 100
28 = 26+27
935
525
116.93
436
89.71
961
102.78
487
108.46
393
80.86
880
94.12
479
106.68
377
77.57
856
91.55
8.76
13.53
10.93
KARANGSARI
432
373
805
421
97.45
440
117.96
861
106.96
399
92.36
439
117.69
838
104.10
375
86.81
390
104.56
765
95.03
10.93
11.36
11.15
314
298
612
369
117.52
389
130.54
758
123.86
344
109.55
375
125.84
719
117.48
297
94.59
315
105.70
612
100.00
19.51
19.02
19.26
1,195
1,157
2,352
1,315
110.04
1,265
109.33
2,580
109.69
1,230
102.93
1,207
104.32
2,437
103.61
1,151
96.32
1,082
93.52
2,233
94.94
12.47
14.47
13.45
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
*Data Sasaran
6
P
JUMLAH
486
3
Bidang P2PL
5
L+P
DO RATE (%)
CAMPAK
449
0 SUKOREJO
Sumber:
P
DPT3+HB3
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
DPT1+HB1
TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BAYI DIIMUNISASI NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
17 = (16/6) * 100
18 = 14+16
19 = (18/7) * 100
935
490
109.13
457
94.03
947
101.28
505
112.47
406
83.54
911
97.43
KARANGSARI
432
373
805
409
94.68
452
121.18
861
106.96
417
96.53
449
120.38
866
107.58
314
298
612
411
130.89
436
146.31
847
138.40
351
111.78
378
126.85
729
119.12
1,195
1,157
2,352
1,310
109.62
1,345
116.25
2,655
112.88
1,273
106.53
1,233
106.57
2,506
106.55
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
*Data Sasaran
POLIO3
P
486
3
- ...... (disebutkan)
L
449
0 SUKOREJO
Sumber:
BCG
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH BAYI
NAMA PUSKESMAS
TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS 4
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH BAYI (YANG DIPERIKSA)
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12
13 = (12/7) * 100
SANANWETAN
749
#DIV/0!
#DIV/0!
460
61.42
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
821
#DIV/0!
#DIV/0!
697
84.90
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
315
#DIV/0!
#DIV/0!
240
76.19
#DIV/0!
1,397
74.11
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan)
0
0
1,885
0
#DIV/0!
0
TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS 4
ANAK 6-23 BULAN DARI KELUARGA MISKIN
MENDAPAT MP-ASI
L
L
P
5
L+P
6
7 = 5+6
P
8
%
L+P
L
P
L+P
11 = (8/5) * 12 = (9/6) * 13 = (10/7) 10 = 8+9 100 100 * 100
9
SANANWETAN
260
260
#DIV/0!
#DIV/0!
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
246
175
#DIV/0!
#DIV/0!
71.14
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
152
152
#DIV/0!
#DIV/0!
100.00
587
#DIV/0!
#DIV/0!
89.21
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan
0
0
658
0
0
TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH
NAMA PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
SANANWETAN
1,853
1,671
3,524
848
45.76
767
45.90
1,615
45.83
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
1,614
1,430
3,044
759
47.03
813
56.85
1,572
51.64
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
1,468
1,316
2,784
725
49.39
705
53.57
1,430
51.36
4,935
4,417
9,352
2,332
47.25
2,285
51.73
4,617
49.37
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran
JUMLAH BALITA
29,407 50,545 40,136
120,088
TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BALITA NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
3
BLITAR
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
*Data Sasaran
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/8) * 100
16
BGM L+P
% 17 = (16/10) * 100
JUMLAH 18 = 14+16
L % 19 = (18/12) * 100
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
20
21 = (20/8) * 100
22
23 = (22/10) * 100
24 = 20+22
25 = (24/12) * 100
4,604
#DIV/0!
#DIV/0!
2,629
57.10
#DIV/0!
#DIV/0!
1,661
73.99
#DIV/0!
#DIV/0!
18
0.68
KARANGSARI
0
0
3,975
#DIV/0!
#DIV/0!
2,524
63.50
#DIV/0!
#DIV/0!
1,607
74.40
#DIV/0!
#DIV/0!
23
0.91
0
0
3,125
#DIV/0!
#DIV/0!
2,227
71.26
#DIV/0!
#DIV/0!
1,760
87.56
#DIV/0!
#DIV/0!
5
0.22
#REF!
#REF!
11,704
#REF!
7,380
63.06
#DIV/0!
5,028
78.38
#DIV/0!
46
0.62
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
Catatan
L+P
0
3
Bidang Peningkatan
P
0
0 SUKOREJO
Sumber:
L
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
BB NAIK
DITIMBANG
BALITA YANG ADA
: Pembagi BB Naik adalah D ' bukan jmlah bayi ditimbang
0
#REF!
0
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
JUMLAH BALITA
36,153 63,660 50,438
150,251
TABEL 45 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BALITA GIZI BURUK NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
MENDAPAT PERAWATAN
JUMLAH (KASUS) P
5
L
L+P
6
7 = 5+6
P
S
%
S
8
9 = (8/5) * 100
L+P %
S
%
11 = (10/6) 13 = (12/7) 12 = 8+10 * 100 * 100
10
SANANWETAN
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0
0.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0
0.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0
0.00
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0
0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Bidang Peningkatan
TABEL 46 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
MENDAPAT PENJARINGAN KESEHATAN
JUMLAH
NAMA PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
SANANWETAN
625
558
1,183
625
100.00
558
100.00
1,183
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
528
426
715.0
528
100.00
426
100.00
954
133.43
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
429
393
822
429
100.00
393
100.00
822
100.00
1,582
1,377
2,720
1,582
100.00
1,377
100.00
2,959
108.79
JUMLAH KABUPATEN/KOTA CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: Bidang Peningkatan
100.00
100.00
108.79
TABEL 47 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MURID SD DAN SETINGKAT NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH
NAMA PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12
SANANWETAN
3,664
3,473
7,137
2,602
71.02
2,312
66.57
4,914
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
2,792
2,596
5,388
2,220
79.51
1,810
69.72
4,030
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
2,138
1,842
3,980
1,448
67.73
1,325
71.93
2,773
8,594
7,911
16,505
6,270
72.96
5,447
68.85
11,717
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan)
AMATAN
GKAT
ENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L+P % 13 = (12/7) * 100
68.85 74.80 69.67
70.99
TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
PRA LANSIA DAN LANSIA (60TAHUN+) NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
SANANWETAN
4,678
5,265
9,943
2,221
47.48
3,067
% 11 = (10/6) * 100
L+P
%
12
13 = (12/7) * 100
58.25
5,288
53.18
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3,852
4,128
7,980
2,133
55.37
2,314
56.06
4,447
55.73
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
3,430
3,868
7,298
2,350
68.51
3,670
94.88
6,020
82.49
11,960
13,261
25,221
6,704
56.05
9,051
68.25
15,755
62.47
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan
TABEL 49
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL I KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH
%
4
5 = (4/3) * 100
1 RUMAH SAKIT UMUM
4
4
2 RUMAH SAKIT JIWA
0
0
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
1
1
4 PUSKESMAS PERAWATAN
2
0
5 SARANA YANKES.LAINNYA JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan
100.00 #DIV/0! 100.00 #DIV/0!
7
5
71.43
TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
YANG TERSERANG
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
JUMLAH KEC
2
3
1
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
JUMLAH DESA 4
L
P
5
6
ATTACK RATE (%)
JUMLAH PENDERITA
L+P
L
7
8
P
L+P
9
10
L
P
L+P
L
11
12
13
14
1 Diftheri
3
6
1,000
877
1,877
6
2
8
0.60
2 Keracunan makanan
2
2
0
23
23
1
25
26
#DIV/0!
3 AFP
2
4
0
0
0
4
1
5
#DIV/0!
Sumber: - ...... (disebutkan)
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) DI PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
1
#REF!
2
#REF!
3
#REF!
4
#REF!
5
#REF!
JUMLAH KEMATIAN P
CFR (%)
L+P 16
P
L+P
17
18
19
0.43
0
0
0
-
-
-
108.70
113.04
0
1
1
-
4.00
3.85
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
-
-
-
0.23
15
L
6
#REF!
7
#REF!
8
#REF!
9
#REF!
10
#REF!
11
#REF!
12
#REF!
13
#REF!
14
#REF!
15
#REF!
16
#REF!
17
#REF!
18
#REF!
19
#REF!
20
#REF!
21
#REF!
22
#REF!
23
#REF!
24
#REF!
25
#REF!
26
#REF!
27
#REF!
28
#REF!
29
#REF!
30
#REF!
31
#REF!
32
#REF!
33
#REF!
34
#REF!
35
#REF!
36
#REF!
37
#REF!
38
#REF!
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
-
-
-
-
-
TABEL 51 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KELURAHAN
JUMLAH
RATA2 KEJADIAN DESA/KELURAHAN KLB PER JUMLAH DESA/KELURAHAN
DITANGANI <24 JAM
%
1
2
3
4
5
6
7 = 6/5
8
9 = (8/6) * 100
1 BLITAR
SANANWETAN
SANANWETAN
7
4
0.57
4
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
7
5
0.71
5
100.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
7
3
0.43
3
100.00
21
12
0.57
12
100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan)
TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
TUMPATAN GIGI TETAP
RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN
PENCABUTAN GIGI TETAP
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11 = 5/8
12 = 6/9
13 = 7/10
SANANWETAN
287
356
643
282
222
504
1.02
1.60
1.28
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
250
259
509
263
273
536
0.95
0.95
0.95
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
715
431
1,146
299
335
634
2.39
1.29
1.81
1,252
1,046
2,298
844
830
1,674
1.48
1.26
1.37
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan)
TABEL 53 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
6
%
%
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/5) * 100
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
10
11
12 = 10+11
13
14 = (13/10) * 100
15
16 = (15/11) * 100
17 = 13+15
18 = (17/12) * 100
19
20
21 = 19+20
22
23 = (22/19) * 100
24
25 = (24/20) * 100
26 = 22+24
27 = (26/21) * 100
25
25
100.00
25
100.00
3,873
4,877
8,750
847
21.87
1,411
28.93
2,258
25.81
511
921
1,432
148
28.96
284
30.84
432
22
19
86.36
22
100.00
978
984
1,962
892
91.21
853
86.69
1,745
88.94
541
422
963
120
22.18
103
24.41
223
23.16
24
24
100.00
24
100.00
3,088
2,706
5,794
1,534
49.68
2,898
107.10
4,432
76.49
635
446
1,081
758
119.37
540
121.08
1,298
120.07
71
68
95.77
71
100.00
7,939
8,567
16,506
3,273
41.23
5,162
60.25
8,435
51.10
1,687
1,789
3,476
1,026
60.82
927
51.82
1,953
56.19
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
5
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
KARANGSARI
0 SUKOREJO
Sumber:
JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI MASSAL
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH SD/MI
30.17
TABEL 54 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PENYULUHAN KESEHATAN NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
SANANWETAN
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS JUMLAH II - DINAS KESEHATAN
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
5
6
1,542 218 1,668
3,428
0
58
2
3,486
2
JUMLAH III - RUMAH SAKIT JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan)
TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
KECAMATAN
2
3
1 BLITAR
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS 4
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
JUMLAH PENDUDUK
ASKES
JAMSOSTEK
ASKESKIN/JAMKESMAS
JAMKESDA
LAINNYA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11
12
13 = 11+12
14
15
16 = 14+15
17
18
19 = 17+18
20
21
JUMLAH L+P
L
23 = 22 = 20+21 8+11+14 +17+20
P
% L+P
24 = 25 = 9+12+15 10+13+16 +18+21 +19+22
L
P
L+P
26 = (23/5) * 100
27 = (24/6) * 100
28 = (25/7) * 100
SANANWETAN
23,658
24,187
47,845
4,523
4,748
9,271
486
529
1,015
2,312
2,926
5,238
509
658
1,167
0
7,830
8,861
16,691
33.10
36.64
34.89
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
22,031
22,523
44,554
3,358
3,659
7,017
509
548
1,057
3,298
3,082
6,380
406
441
847
0
7,571
7,730
15,301
34.37
34.32
34.34
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
20,845
21,311
42,155
3,984
4,161
8,145
408
565
973
2,388
2,627
5,015
453
520
973
0
7,233
7,873
15,106
34.70
36.94
35.83
66,533
68,021
134,554
11,865
12,568
24,433
1,403
1,642
3,045
7,998
8,635
16,633
1,368
1,619
2,987
0
22,634
24,464
47,098 34.02
35.97
35.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan *Data Sasaran
18.16
2.26
12.36
12.23
0
0
0.00
35.00
TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
JUMLAH YANG ADA L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
17 = (16/6) * 100
18 = 14+16
19 = (18/7) * 100
20
21 = (20/5) * 100
22
23 = (22/6) * 100
24 = 20+22
25 = (24/7) * 100
8,832
129.46
6,822
2,312
76.81
2,926
76.76
5,238
76.78
KARANGSARI
3,830
3,672
7,502
3,298
86.11
3,082
83.93
6,380
85.04
2,920
3,238
6,158
2,388
81.78
2,627
81.13
5,015
81.44
691
23.66
9,760
10,722
20,482
7,998
81.95
8,635
80.54
16,633
81.21
1,687
17.28
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
L+P
L+P
3,812
3
Bidang Pelayanan Kesehatan
L
P
3,010
0 SUKOREJO
Sumber:
L+P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
P
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
996
33.09
2,367
62.09
3,363
49.30
0.00
0.00
0.00
4,972
66.28
0.00
0.00
0
0.00
829
25.60
1,520
24.68
0.00
0.00
0
0.00
3,196
29.81
9,855
48.12
0.00
8,832
43.12
0.00
0
0.00
0
TABEL 56 A CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA KOTA BLITAR TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
DICAKUP JAMKESDA
JUMLAH YANG ADA L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
P
L+P
L
P
L+P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
17 = (16/6) * 100
18 = 14+16
19 = (18/7) * 100
20
21 = (20/5) * 100
22
SANANWETAN
3,010
3,812
6,822
509
16.91
658
17.26
1,167
17.11
134
4.45
214
5.61
348
5.10
0.00
0.00
0
KARANGSARI
3,830
3,672
7,502
406
10.60
441
12.01
847
11.29
137
3.58
199
5.42
336
4.48
0.00
0.00
0
2,920
3,238
6,158
453
15.51
520
16.06
973
15.80
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0
9,760
10,722
20,482
1,368
14.02
1,619
15.10
2,987
14.58
3.85
684
3.34
0.00
0
4
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
Bidang Pelayanan Kesehatan
L
P
0 SUKOREJO
Sumber:
L+P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
P
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
0.00
271
2.78
413
0
0.00
%
JUMLAH
23 = (22/6) 24 = 20+22 * 100
0
ALAN
AN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P % 25 = (24/7) * 100
0.00 0.00 0.00
0.00
TABEL 57 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH YANG ADA
L 1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
L
P
L+P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
17 = (17/6) * 100
18 = 14+16
19 = (18/7) * 100
3,812
6,822
63
2.09
67
1.76
130
1.91
0.00
0.00
404
5.92
KARANGSARI
3,830
3,672
7,502
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0
0.00
2,920
3,238
6,158
22
0.75
42
1.30
64
1.04
0.00
0.00
0
0.00
9,760
10,722
20,482
85
0.87
109
1.02
194
0.95
0.00
404
1.97
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
Bidang Pelayanan Kesehatan
L+P
P
3,010
0 SUKOREJO
Sumber:
P
L
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
0
0.00
0
TABEL 57 A CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA KOTA BLITAR TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH YANG ADA
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L 1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
17 = (17/6) * 100
18 = 14+16
19 = (18/7) * 100
SANANWETAN
3,010
3,812
6,822
52
1.73
78
2.05
130
1.91
0.00
0.00
0
0.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3,830
3,672
7,502
0.00
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0
0.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
2,920
3,238
6,158
0.00
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0
0.00
9,760
10,722
20,482
0.73
130
0.63
0.00
0
0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan
52
0.53
78
0
0.00
0
TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KUNJUNGAN NO 1
2
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
9
10
11 = 9+10
1
Puskesmas Sananwetan
79,742
610
287
173
460
2
Puskesmas Karangsari
64,285
0
147
131
278
3
Puskesmas Kepanjenkidul
63,194
538
210
195
405
1,148
644
499
1,143
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS
0
0
207,221
0
0
1
RSUD Mardi Waluyo
154,867
11,457
0
2
RSK Budi Rahayu
11,297
14,184
25,481
4,619
0
3
RS Syuhada Haji
1,512
2,866
4,378
5,205
0
4
RS Aminah
5,824
0
5
RSIA Aminah
SUB JUMLAH II - RS
2,133
3,072
22,121 12,809
17,050
2,948
418
2,196
2,614
209,795
2,551
5,268
29,719
0 0
0
0
1
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
0
0
0
2
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
0
0
0
3
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
0
0
0
4
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
0
0
SUB JUMLAH III - SARKES LAINNYA
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
12,809
17,050
417,016
2,551
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA
66,533
62,419
128,952
66,533
19.25
27.32
323.39
3.83
8.44
23.94
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan *Data Sasaran
0
0
0
0
0
0
0
5,268
30,867
644
499
1,143
62,419
128,952
TAHUN ……….
TAHUN ……….
TABEL 59 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
a
NAMA RUMAH SAKIT
1
JENIS RS
2
3
b
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
JUMLAH TEMPAT TIDUR
L
P
4
5
6
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1 RSUD Mardi Waluyo
Umum
200
11,438
848
2 RSK Budi Rahayu
Umum
127
4,623
304
79
3 RS Syuhada Haji
Umum
95
138
28
4 RS Aminah
Umum
79
5,848
5 RSIA Aminah
Khusus
34
2,614
0
0
0
0
2,617 29,638
71
67
1,423
107
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
535
2,498
2,498
2,617
5,115
71
67
GDR
362
#DIV/0!
#DIV/0!
74.1
#DIV/0!
#DIV/0!
31.6
84
163
#DIV/0!
#DIV/0!
65.8
#DIV/0!
#DIV/0!
35.3
21
49
28.4
25.6
57
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
105
631
133
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b
NDR
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
2.8
2.6
27.0 22.7 -
4.8
11.2
8.0
9.6
#DIV/0!
#DIV/0!
9.7
#DIV/0!
#DIV/0!
-
4.3
4.0
2.1
TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
NAMA RUMAH SAKIT
1
2
a
JENIS RS
3
b
JUMLAH PASIEN
JUMLAH TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
4
5
6
7
JUMLAH HARI PERAWATAN
LAMA DIRAWAT
BOR
LOS
TOI
8
9
10
11
12
1 RSUD Mardi Waluyo
Umum
200
11,438
848
362
46,351
46,741
63.5
4.1
2.3
2 RSK Budi Rahayu
Umum
127
4,623
304
163
17,237
17,169
37.2
3.7
6.3
3 RS Syuhada Haji
Umum
95
5,115
138
49
15,680
16,985
45.2
3.1
3.7
4 RS Aminah
Umum
79
5,848
133
57
16,225
16,052
56.3
2.8
2.2
5 RSIA Aminah
Khusus
34
2,614
-
8,051
5,437
64.9
3.1
1.7
535
29638
53.0
3.5
3.1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
1423
-
631
103,544
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 RUMAH TANGGA NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR 2 3 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan
0 0
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
BER PHBS
%
5
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/6) * 100
SANANWETAN
SANANWETAN
15,090
3,076
20.38
1,017
33.06
SUKOREJO
KARANGSARI
13,662
2,600
19.03
883
33.96
KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
12,580
3,500
27.82
893
25.51
41,332
9,176
22.20
2,793
30.44
TABEL 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
% RUMAH SEHAT
5
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/6) * 100
25.95
2,613
19.45
12,694
3,308
26.06
2,696
21.24
8,742
4,300
49.19
4,038
46.19
34,868
11,094
31.82
9,347
26.81
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
JUMLAH YANG SEHAT
3,486
KARANGSARI
Sumber:
% DIBINA/DIPERIKSA
13,432
0 SUKOREJO
0
JUMLAH YANG DIBINA/DIPERIKSA
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
RUMAH JUMLAH YANG ADA
0
TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA
1
2
3
4
5
1 BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH
%
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/6) * 100
590
4.39
375
63.56
12,964
479
3.69
325
67.85
8,742
889
10.17
671
75.48
35,138
1,958
5.57
1,371
70.02
KARANGSARI
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
%
13,432
0 SUKOREJO
Sumber:
JUMLAH
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
KECAMATAN
3
1 BLITAR
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
JUMLAH KELUARGA YANG ADA
5
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR BERSIHNYA
% KELUARGA DIPERIKSA
6
7 = (6/5) * 100
JENIS SARANA AIR BERSIH KEMASAN
LEDENG
%
JUMLAH
JUMLAH
9 = (8/6) * 100
8
SPT %
JUMLAH
11 = (10/6) * 100
10
SGL %
JUMLAH
13 = (12/6) * 100
12
MATA AIR %
15 = (14/6) * 100
14
PAH
%
JUMLAH
JUMLAH
17 = (16/6) * 100
16
LAINNYA %
JUMLAH
19 = (18/6) * 100
18
JUMLAH
%
JUMLAH
%
22 = 21 = (20/6) * 23 = (22/6) * 8+10+12+14 100 100 +16+18+20
20
SANANWETAN
15,279
590
3.86
0.00
38
0.25
5
0.03
547
3.58
0.00
0.00
0.00
590
3.86
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
17,723
479
2.70
0.00
10
0.06
15
0.08
454
2.56
0.00
0.00
0.00
479
2.70
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
12,695
889
7.00
0.00
97
0.76
56
0.44
736
5.80
0.00
0.00
0.00
889
7.00
45,697
1,958
4.28
0.00
145
0.32
76
0.17
1,737
3.80
0.00
1,958
4.28
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan)
0
0
0.00
0
0.00
0
TABEL 65 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR MINUMNYA
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/5) * 100
12
13 = (12/5) * 100
14
15 = (14/5) * 100
16
17 = (16/5) * 100
18
19 = (18/5) * 100
20
21 = (20/5) * 100
22
23 = (22/5) * 100
24
25 = (24/5) * 100
26
27 = (26/5) * 100
28
1 BLITAR
SANANWETAN
LEDING ECERAN
SUMUR TERLINDUNG
POMPA
MATA AIR TERLINDUNG
SUMUR TAK TERLINDUNG
AIR HUJAN
MATA AIR TAK TERLINDUNG
AIR SUNGAI
KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG
LAIN-LAIN %
JUMLAH
%
30 = 29 = (28/5) 31 = (30/5) 6+8+10+12 * 100 * 100 +14+16+18
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
450
76.27
0.00
0.00
140
23.73
0.00
0.00
0.00
450
76.27
KARANGSARI
479
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
310
64.72
0.00
0.00
169
35.28
0.00
0.00
0.00
310
64.72
889
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
780
87.74
0.00
0.00
109
12.26
0.00
0.00
0.00
780
87.74
0.00
1,540
78.65
0.00
418
21.35
0.00
1,540
78.65
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
LEDING METERAN
590
0 SUKOREJO
Sumber:
AIR ISI ULANG
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SUMBER AIR MINUM KELUARGA AIR KEMASAN
1,958
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
0.00
0
TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JAMBAN NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS 4
JUMLAH KELUARGA 5
KELUARGA DIPERIKSA
TEMPAT SAMPAH
KELUARGA MEMILIKI
KELUARGA DIPERIKSA
SEHAT
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA MEMILIKI
KELUARGA DIPERIKSA
SEHAT
KELUARGA MEMILIKI
SEHAT
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
SANANWETAN
15,279
590
3.86
590
100.00
451
76.44
590
3.86
590
100.00
465
78.81
590
3.86
590
100.00
443
75.08
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
17,723
479
2.70
475
99.16
346
72.84
479
2.70
479
100.00
341
71.19
479
2.70
479
100.00
336
70.15
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
12,695
889
7.00
889
100.00
711
79.98
889
7.00
889
100.00
785
88.30
889
7.00
889
100.00
735
82.68
45,697
1,958
4.28
1,954
99.72
1,508
76.42
1,958
4.28
1,958
100.00
1,591
81.26
1,958
4.28
1,958
100.00
1,514
77.32
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan)
TABEL 67 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 HOTEL NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % SEHAT % SEHAT YG ADA DIPERIKSA SEHAT YG ADA DIPERIKSA SEHAT YG ADA DIPERIKSA SEHAT 5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
% SEHAT 16
JUMLAH TUPM
JUMLAH JUMLAH JUMLAH YG ADA DIPERIKSA SEHAT 17
18
19
% SEHAT 20
JUMLAH JUMLAH JUMLAH YG ADA DIPERIKSA SEHAT 21
22
23
% SEHAT 24
3
2
66.67
11
5
5
45.45
1
1
1
100.00
277
264
225
81.23
292
273
233
79.79
2
2
0
0.00
26
23
17
65.38
3
3
2
66.67
167
148
140
83.83
198
176
159
80.30
11
8
8
72.73
20
13
13
65.00
2
2
2
100.00
108
103
103
95.37
141
126
126
89.36
16
13
10
62.50
57
41
35
61.40
6
6
5
83.33
552
515
468
84.78
631
575
518
82.09
KARANGSARI
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
TUPM LAINNYA
3
0 SUKOREJO
Sumber:
PASAR
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
RESTORAN/R-MAKAN
TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
6
% 7
JUMLAH DIBINA 8
9
SARANA IBADAH
PERKANTORAN
%
JUMLAH
DIBINA
%
JUMLAH
DIBINA
%
10
11
12
13
14
15
16
JUMLAH DIBINA 17
18
SARANA LAIN % 19
JUMLAH DIBINA 20
21
JUMLAH %
JUMLAH
DIBINA
%
22
23
24
25
2
100.00
1
1
100.00
44
44
100.00
43
43
100.00
38
27
71.05
#DIV/0!
128
117
91.4
KARANGSARI
2
2
100.00
0
0
#DIV/0!
34
34
100.00
53
53
100.00
20
15
75.00
#DIV/0!
109
104
95.4
4
4
100.00
0
0
#DIV/0!
39
39
100.00
31
15
48.39
25
16
64.00
#DIV/0!
99
74
74.7
8
8
100.00
1
1
100.00
117
117
100.00
127
111
87.40
83
58
69.88
0 #DIV/0!
336
295
87.8
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
5
SARANA PENDIDIKAN
2
0 SUKOREJO
Sumber:
JUMLAH DIBINA
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
0
TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO
NAMA OBAT
1
SATUAN
2
3
STOCK OBAT 4
PEMAKAIAN RATA-RATA/ BULAN
TINGKAT KECUKUPAN (BULAN)
PERSENTASE TINGKAT KECUKUPAN
5
6
7
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml
7,050
565
12.48
69.32
2
Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 100 kap
7,878
340
23.17
128.73
3
Antasida DOEN tablet
Btl @ 100 tab
3,491
230
15.18
84.32
4
Antalgin tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
974
60
16.23
90.19
5
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Ktk @ 100 ampul
73
3
24.33
135.19
6
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl 60 ml
1,736
150
11.57
64.30
7
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Btl @ 100 tab
287
20
14.35
79.72
8
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Ktk @ 30 ampul
99
9
11.00
61.11
9
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl @ 1000 tab
562
20
28.10
156.11
10
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl 500 ml
3,630
100
36.30
201.67
11
Ibuprofen tablet 200 mg
Btl @ 100 tab
1,040
40
26.00
144.44
12
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 250 Kapsul
156
7
22.29
123.81
13
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
1,658
55
30.15
167.47
14
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl @ 100 tab
15
Kotrimoksazol Sirup
Btl 60 ml
16
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
17
50
3
16.67
92.59
7,358
520
14.15
78.61
Tablet
686
45
15.24
84.69
Kloroquin tablet
Tablet
5
0.4
12.50
69.44
18
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Btl 500 ml
1,242
100
12.42
69.00
19
Parasetamol Tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
9,933
481
20.65
114.73
20
Ringer Laktat Infus steril
Btl 500 ml
10,675
600
17.79
98.84
21
Vitamin B Kompleks Kapsul
Btl @ 1000 Kapsul
384
25
15.36
85.33
22
Retinol 200.000 IU
Btl @ 50 Kapsul
2,723
73
37.30
207.23
23
Tablet Tambah darah
Ktk @ 3000 Tablet
358
10
35.80
198.89
24
Multivitamin Sirup
Botol
600
50
12.00
66.67
25
Garam Oralit
Bungkus
884
16
55.25
306.94
26
OAT Kat 1
Pkt
211
14
15.07
83.73
27
OAT Kat 2
Pkt
22
1
22.00
122.22
28
OAT Kat 3
Pkt
#DIV/0!
#DIV/0!
29
OAT Kat Sisipan
Pkt
38
1
38.00
211.11
30
OAT Kat Anak
Pkt
31
1
31.00
172.22
31
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Btl @ 60 Tablet
299
17
17.59
97.71
32
Salep 2-4
Pot
1,584
130
12.18
67.69
33
Infus set dewasa
Kantong
3,902
300
13.01
72.26
34
Infus set anak
Kantong
800
50
16.00
88.89
Sumber: - ...... (disebutkan)
TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA TAHUN NO
NAMA OBAT
1
SATUAN
2
3
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml
2
Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 100 kap
3
Antasida DOEN tablet
Btl @ 100 tab
4
Antalgin tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
5
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Ktk @ 100 ampul
6
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl 60 ml
7
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Btl @ 100 tab
8
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Ktk @ 30 ampul
9
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl @ 1000 tab
10
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl 500 ml
11
Ibuprofen tablet 200 mg
Btl @ 100 tab
12
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 250 Kapsul
13
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
14
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl @ 100 tab
15
Kotrimoksazol Sirup
Btl 60 ml
16
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Tablet
17
Kloroquin tablet
Tablet
18
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Btl 500 ml
19
Parasetamol Tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
20
Ringer Laktat Infus steril
Btl 500 ml
21
Vitamin B Kompleks Kapsul
Btl @ 1000 Kapsul
22
Retinol 200.000 IU
Btl @ 50 Kapsul
23
Tablet Tambah darah
Ktk @ 3000 Tablet
24
Multivitamin Sirup
Botol
25
Garam Oralit
Bungkus
26
OAT Kat 1
Pkt
27
OAT Kat 2
Pkt
28
OAT Kat 3
Pkt
29
OAT Kat Sisipan
Pkt
30
OAT Kat Anak
Pkt
31
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Btl @ 60 Tablet
32
Salep 2-4
Pot
33
Infus set dewasa
Kantong
34
Infus set anak
Kantong
Sumber: - ...... (disebutkan)
TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA TAHUN NO
NAMA OBAT
1
SATUAN
2
3
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml
2
Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 100 kap
3
Antasida DOEN tablet
Btl @ 100 tab
4
Antalgin tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
5
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Ktk @ 100 ampul
6
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl 60 ml
7
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Btl @ 100 tab
8
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Ktk @ 30 ampul
9
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl @ 1000 tab
10
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl 500 ml
11
Ibuprofen tablet 200 mg
Btl @ 100 tab
12
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 250 Kapsul
13
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
14
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl @ 100 tab
15
Kotrimoksazol Sirup
Btl 60 ml
16
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Tablet
17
Kloroquin tablet
Tablet
18
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Btl 500 ml
19
Parasetamol Tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
20
Ringer Laktat Infus steril
Btl 500 ml
21
Vitamin B Kompleks Kapsul
Btl @ 1000 Kapsul
22
Retinol 200.000 IU
Btl @ 50 Kapsul
23
Tablet Tambah darah
Ktk @ 3000 Tablet
24
Multivitamin Sirup
Botol
25
Garam Oralit
Bungkus
26
OAT Kat 1
Pkt
27
OAT Kat 2
Pkt
28
OAT Kat 3
Pkt
29
OAT Kat Sisipan
Pkt
30
OAT Kat Anak
Pkt
31
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Btl @ 60 Tablet
32
Salep 2-4
Pot
33
Infus set dewasa
Kantong
34
Infus set anak
Kantong
Sumber: - ...... (disebutkan)
TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA TAHUN NO
NAMA OBAT
1
SATUAN
2
3
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml
2
Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 100 kap
3
Antasida DOEN tablet
Btl @ 100 tab
4
Antalgin tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
5
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Ktk @ 100 ampul
6
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl 60 ml
7
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Btl @ 100 tab
8
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Ktk @ 30 ampul
9
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl @ 1000 tab
10
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl 500 ml
11
Ibuprofen tablet 200 mg
Btl @ 100 tab
12
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 250 Kapsul
13
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
14
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl @ 100 tab
15
Kotrimoksazol Sirup
Btl 60 ml
16
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Tablet
17
Kloroquin tablet
Tablet
18
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Btl 500 ml
19
Parasetamol Tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
20
Ringer Laktat Infus steril
Btl 500 ml
21
Vitamin B Kompleks Kapsul
Btl @ 1000 Kapsul
22
Retinol 200.000 IU
Btl @ 50 Kapsul
23
Tablet Tambah darah
Ktk @ 3000 Tablet
24
Multivitamin Sirup
Botol
25
Garam Oralit
Bungkus
26
OAT Kat 1
Pkt
27
OAT Kat 2
Pkt
28
OAT Kat 3
Pkt
29
OAT Kat Sisipan
Pkt
30
OAT Kat Anak
Pkt
31
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Btl @ 60 Tablet
32
Salep 2-4
Pot
33
Infus set dewasa
Kantong
34
Infus set anak
Kantong
Sumber: - ...... (disebutkan)
TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
FASILITAS KESEHATAN
1
2
PEMILIKAN/PENGELOLA PEM.PUSAT
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
3
4
5
6
7
8
1
RUMAH SAKIT UMUM
2
RUMAH SAKIT JIWA
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
4
RUMAH SAKIT KHUSUS
5
PUSKESMAS PERAWATAN
2
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
1
7
PUSKESMAS KELILING
8
PUSKESMAS PEMBANTU
9
RUMAH BERSALIN
1
1
0 16 2
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
5
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
1
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
82
13 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
18
14 POSKESDES
21
15 POSYANDU
163
16 APOTEK
30
17 TOKO OBAT 18 GFK 19 INDUSTRI RUMAH TANGGA MAKANAN (PM-IRT)
3
5 1 56
20 PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
2
21 PENYALUR ALAT KESEHATAN (PAK)
1
22 CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN (CABANG PAK)
0
23 INDUSTRI FARMASI
0
24 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL (IOT)
0
25 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL (IKOT)
1
26 INDUSTRI ALAT KESEHATAN
0
INDUSTRI PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA 27 (PKRT)
0
28 INDUSTRI KOSMETIKA
0
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota - ...... (disebutkan) KETERANGAN : 1
Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Bersalin dimasukkan Rumah Sakit Khusus
KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
PEMILIKAN/PENGELOLA JUMLAH 9 = SUM(3:8)
4 0 0 1 2 1 0 16 2 5 1 82 18 21 163 30 5 1 56 2 1 0 0 0 1 0 0 0
TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABORATORIUM DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
LABORATORIUM KESEHATAN JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5 = (4/3) * 100
6
7 = (6/3) * 100
4
4
100.00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS
1
0
0.00
4 PUSKESMAS
3
3
100.00
JUMLAH (KAB/KOTA)
8
7
87.50
2 RUMAH SAKIT JIWA
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
4
100.00
TABEL 72 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PER KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 POSYANDU NO
KABUPATEN/KOTA
1
KECAMATAN
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
PRATAMA
NAMA PUSKESMAS
4
MADYA
JUMLAH
%
5
6 = (5/13) * 100
PURNAMA
JUMLAH
%
7
8 = (7/13) * 100
MANDIRI
JUMLAH
%
9
10 = (9/13) * 100
POSYANDU PURI
JUMLAH
JUMLAH
%
JUMLAH
%
11
12 = (11/13) * 100
13 = 5+7+9+11
14 = 6+8+10+12
JUMLAH
%
15 = 9+11
16 = (15/13) * 100
SANANWETAN
0
0.00
11
18.33
39
65.00
10
16.67
60
100.00
49
81.67
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0.00
7
13.46
42
80.77
3
5.77
52
100.00
45
86.54
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0.00
5
9.80
41
80.39
5
9.80
51
100.00
46
90.20
0
0.00
23
14.11
122
74.85
18
11.04
163
100.00
140
85.89
JUMLAH KABUPATEN/KOTA RASIO POSYANDU PER 100 BALITA Sumber: Bidang Peningkatan
6.93
TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
3
4
SANANWETAN
DESA SIAGA
DESA SIAGA AKTIF
DESA/ KELURAHAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/6) * 100
POSKESDES
POSYANDU
10
11
SANANWETAN
7
7
100.00
7
100.00
7
60
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
7
7
100.00
7
100.00
7
52
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
7
7
100.00
7
100.00
7
51
21
21
100.00
21
100.00
21
163
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan
0
0
TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
UNIT KERJA
1
2
DR SPESIALIS
a
JUMLAH
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
b
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
12 = 3+6
13 = 4+7
14 = 5+8
9
10
11 = 9+10
1 Sananwetan
0
0
5
5
0
5
5
0
2
2
2 Kepanjenkidul
0
0
5
5
0
5
5
1
2
3
3 Sukorejo
0
3
1
4
3
1
4
0
3
3
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
0
0
0
3
11
14
3
11
14
1
7
8
1 RSD Mardi Waluyo
17
3
20
13
15
28
30
18
48
3
3
6
2 Poli Polres Blitar
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
3 RSK Budi Rahayu
1
0
1
6
2
8
7
2
9
0
0
0
4 RS Syuhada'Haji
2
0
2
5
2
7
7
2
9
0
0
0
5 RSU Aminah
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
6 RSIA Aminah
0
7 RB Siti Khodijah
0
8 Perorangan
1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1
1
0
1
0
0
0
1
13
8
21
14
8
22
0
0
0
38
30
68
59
33
92
3
3
6
2
0
2
1
4
5
3
4
7
0
0
0
34.57
4.81
20.16
63.13
72.09
67.47
99.20
76.90
87.63
6.01
16.02
10.86
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
2
0
2
0
0
0
23
3
26
44
45
89
67
48
115
4
10
14
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian termasuk S3 b
0
24
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
a
1
3
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
Keterangan :
0
21
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
0
termasuk Dokter Gigi Spesialis
0
0
TABEL 75 JUMLAH TENAGA BIDAN/ KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BIDAN NO
UNIT KERJA
1
2
1 Sananwetan 2 Kepanjenkidul 3 Sukorejo
PERAWAT
BIDAN
DIII BIDAN
JUMLAH
3
4
5 = 3+4
0 0 0
15 13 12
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
0
1 RSD Mardi Waluyo 2 Poli Polres Blitar 3 RSK Budi Rahayu 4 RS Syuhada'Haji 5 RSU Aminah 6 RSIA Aminah 7 RB Siti Khodijah 8 Perorangan SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
SARJANA KEPERAWATAN
PERAWAT
b
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
6
7
8 = 6+7
9
10
11 = 9+10
12 = 6+9
13 = 7+10
14 = 8+11
17 23 17 0 57
5 8 6 0 19
13 16 11 0 40
18 24 17 0 59
167 0 1 5 33 5 0 0 211
12 0 1 87 37 10 0 0 147
179 0 2 92 70 15 0 0 358
7
6
13
356.21
309.20
333.46
0 0 0
1 1 0
40
15 13 12 0 40
0
2
0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 2 0 9 9 11 0 0 58
27 2 0 9 9 11 0 0 58
7
0
0 0 2 0 0 0 9
0
0
0
1
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
a
1 1 0 0 2
5 8 6
12 15 11
19
38
160
12
0 0 2 0 0 0 2
7 0 0 0 4 0 0 0 11
1 5 31 5 0 0 202
1 87 35 10 0 0 145
172 0 2 92 66 15 0 0 347
0
1
6
6
12
76.00
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0 0
0 4
0 4
0 1
7 1
7 2
8 0
3 3
11 3
8 1
10 4
18 5
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
102
102
11
12
23
235
195
430
246
207
453
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b
termasuk SLTA, D-I, dan D-III
blm ada data
TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TENAGA KEFARMASIAN NO
UNIT KERJA
1
2
APOTEKER DAN SARJANA FARMASI
TENAGA GIZI
D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER
a
JUMLAH
D-IV/SARJANA GIZI
a
JUMLAH
DI DAN D-III GIZI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
9 = 3+6
10 = 4+7
11 = 5+8
12
13
14 = 12+13
15
16
L+P
L
P
L+P
17 = 15+16 18 = 12+15 19 = 13+16 20 = 14+17
1
Sananwetan
0
1
1
2
3
5
2
4
6
0
0
0
1
2
3
1
2
3
2
Kepanjenkidul
0
1
1
1
1
2
1
2
3
0
0
0
1
1
2
1
1
2
3
Sukorejo
0
2
2
0
0
2
2
0
0
0
1
1
2
1
1
2
0
4
4
3
4
7
3
8
11
0
0
0
3
4
7
3
4
7
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1
RSD Mardi Waluyo
0
3
3
4
9
13
4
12
16
0
0
0
0
14
14
0
14
14
2
Poli Polres Blitar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
RSK Budi Rahayu
0
2
2
8
0
8
8
2
10
0
0
0
0
2
2
0
2
2
4
RS Syuhada'Haji
0
1
1
2
5
7
2
6
8
0
0
0
0
1
1
0
1
1
5
RSU Aminah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
RSIA Aminah
0
0
0
1
3
4
1
3
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
RB Siti Khodijah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Perorangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
0
6
6
15
17
32
15
23
38
0
0
0
0
17
17
0
17
17
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
4
10
14
6
36
42
10
46
56
0
0
0
0
0
0
0
0
0
42.08
123.36
81.43
4.51
33.64
18.61
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1
0
1
0
2
2
1
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
5
20
25
24
59
83
29
79
108
0
0
0
3
21
24
3
21
24
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Keterangan : a termasuk S2 dan S3
0
0
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TENAGA KESMAS NO
UNIT KERJA
1
2
SARJANA KESMAS
a
D-III KESMAS
b
TENAGA SANITASI
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5 =3+4
6
7
8 = 6+7
9 = 3+6
10 = 4+7
11 = 5+8
12
13
14 = 12+13
1 Sananwetan
2
1
3
0
1
1
2
2
4
2
3
5
2 Kepanjenkidul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
3 Sukorejo
0
1
1
0
1
1
0
2
2
1
0
1
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
2
2
4
0
2
2
2
4
6
4
3
7
1 RSD Mardi Waluyo
1
1
2
0
0
0
1
1
2
4
3
7
2 Poli Polres Blitar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3 RSK Budi Rahayu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 RS Syuhada'Haji
0
1
1
0
1
1
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
5 RSU Aminah
0
0
6 RSIA Aminah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7 RB Siti Khodijah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8 Perorangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1
2
3
0
1
1
1
3
4
4
3
7
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4.51
11.21
7.75
12.02
9.61
10.86
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1
1
2
0
0
0
1
1
2
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
5
6
11
2
0
2
7
6
13
2
3
5
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
9
11
20
2
3
5
11
14
25
10
9
19
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Keterangan: a termasuk S2 dan S3 b
termasuk D-I
TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TENAGA TEKNISI MEDIS NO
UNIT KERJA
1
2
ANALIS LAB.
TEM & P.RONTG
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
9
10
FISIOTERAPIS
JUMLAH
P.ANESTESI L+P
L
P
L+P
11 = 9+10 12 = 3+6+9 13 = 4+7+10 14 = 5+8+11
L
P
L+P
15
16
17 = 15+16
1 Sananwetan
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
2 Kepanjenkidul
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
3 Sukorejo
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
0
5
5
0
0
0
0
0
0
0
5
5
0
0
0
1 RSD Mardi Waluyo
5
10
15
4
3
7
0
0
0
9
13
22
0
0
0
Poli Polres Blitar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
RSK Budi Rahayu
0
5
5
1
0
1
0
0
0
1
5
6
0
0
0
RS Syuhada'Haji
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
RSU Aminah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
RSIA Aminah
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
RB Siti Khodijah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Perorangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
5
19
24
5
3
8
0
0
0
10
22
32
0
0
0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
2
2
0
1
1
0
0
0
0
3
3
15.03
48.06
31.02
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
0 0.00
0.00
0.00
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
10
30
40
JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber:
5
26
31
5
4
9
0
0
0
0
0
TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KOTA BLITAR KOTA BLITAR TAHUN 2012
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA A. RUMAH SAKIT
55,435,088,756
a. Belanja Langsung
34,250,748,966
b. Belanja Tidak Langsung
21,184,339,790
B. DINAS KESEHATAN
18,538,914,608
a. Belanja Langsung
73.65
24.63
7,879,914,300
b. Belanja Tidak Langsung
10,659,000,308
2 APBD PROVINSI
-
a. Belanja Langsung
-
b. Belanja Tidak Langsung
-
Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan
-
3 APBN :
1,295,292,000
a. Dana Dekonsentrasi
-
b. Tugas Pembantuan
-
c. Jamkesmas Dasar
-
d. Jamkesmas Rujukan
0.00
1.72
-
e. Jampersal (termasuk Jamkesmas)
957,917,000
f. Lain-Lain (BOK)
337,375,000
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
-
-
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
-
-
6 BANTUAN LUAR NEGERI (BLN)
-
0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
75,269,295,363
TOTAL APBD KAB/KOTA
544,445,039,499
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN KAB/KOTA PERKAPITA Sumber: - Subbag Keuangan dan Program
13.59 559,398.42
INDIKATOR KINERJA SPM TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA : TRIWULAN : IV NO
NAMA INDIKATOR
1 2 3
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Cakupan pelayanan nifas Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan peserta KB aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit : a. Penemuan penderita AFP b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif d. Penemuan dan penanganan DBD e. Penanganan penderita diare Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
14 15 16 17
18 Cakupan desa siaga aktif
BLITAR TARGET/ HASIL/ SASARAN REALISASI SETAHUN (B) (A) 1,933 2,629 417 526 2,069 2,509
(A)/(B) ( %)
KETERANGAN
73.53 79.31 82.46
1,996 307 1,654 20 4,617 587 0 2,959 19,517
2,509 353 2,352 21 9,352 658 0 2,720 24,058
79.55 87.02 70.32 95.24 49.37 89.21 #DIV/0! tidak ada kasus 108.79 81.12
5 476 104 39 5,481 10,863
32,892 1,170 156 39 5,530 20,482
15.20 40.67 66.67 100.00 99.11 53.04
9,236 4
20,482 4
45.09 100.00
12
12
100.00
21
21
100.00
…………………, ……………………………….. KEPALA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA ……………………………………………..
……………………………………….. NIP. ……………………………….
LINK INDIKATOR SPM DAN PROFIL NO
NAMA INDIKATOR
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 4 Cakupan pelayanan nifas 5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 6 Cakupan kunjungan bayi 7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 8 Cakupan pelayanan anak balita 9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan 10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 12 Cakupan peserta KB aktif 13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit : a. Penemuan penderita AFP b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif d. Penemuan dan penanganan DBD e. Penanganan penderita diare 14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin 15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota 17 Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 18 Cakupan desa siaga aktif
BIDANG Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina PPMK Bina Yankes PPKM PPKM Bina Yankes Bina Yankes Bina PPMK Bina PPMK Bina PPMK Bina PPMK Bina PPMK PSDK PSDK Bina Yankes Bina PPMK PPKM
SEKSI Yankesga Yankesga Yankesga Yankesga Yankesga Yankesga P3PMK Yankesga Gizi Gizi Yankesga Yankesga
HASIL/REALISASI PADA PROFIL TABEL KOLOM KURSOR 28 7 G 35 31 6 F 36 28 28 31 37 38 43 42 45 46 35
10 13 18 11 5 11 9 11 11 7
J 35 M 35 R 36 K 34 E 34 K 36 I 37 K 36 K 36 G 32
TARGET/SASARAN PADA TABEL KOLOM KURSOR 28 4 D 35 31 5 E 36 28 28 31 37 38 43 42 45 46 35
9 12 13 6 4 6 6 6 6 4
I 35 L 35 M 36 F 34 D 34 F 36 F 37 F 36 F 36 D 32
P3PMK P2 P2 P2 P2 Biakes
9 5 E 33 13 14 N 36 11 12 L 36 23 6 F 35 16 14 N 36 56+56A+57+57A 17+17+11+11 Q37+Q37+K37+K37
9 13 11 23 16 56
4 9 6 6 9 6
D 33 I 36 F 36 F 35 I 36 F 37
Biakes
56+56A+57+57A 23+23+17=17 W37+W37+Q37+Q37
56
6
F 37
Yankesjuksus
49
4
D 12
49
3
C 12
P3PMK Promkes
51 73
7 7
G 33 G 33
51 73
5 5
E 33 E 33