Mahmudah & Lestariningsih, Profil Kemampuan ...
PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL LINGKARAN BERDASARKAN KECERDASAN EMOSIONAL Mahmudah Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Lestariningsih Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kecerdasan emosional dalam mendukung pemecahan masalah matematika dengan topik lingkaran di kelas IX. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, untuk mendiskripsikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal keliling dan luas lingkaran berdasarkan kecerdasan emosional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tampilan emosi mempunyai konsekuensi langsung atas pengaruh yang ditimbulkannya. Dalam hal ini peranan kecerdasan emosional dapat digunakan dalam pembelajaran pemecahan masalah. Berdasarkan hasil penelitian di kelas, pada pra-survei peneliti, hasil tes tulis, angket kecerdasan emosional dan wawancara diketahui bahwa ada kesesuaian antara kecerdasan emosional dengan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada topik lingkaran. Kata Kunci: kemampuan, memecahkan masalah, kecerdasan emosional Abstract This study aims to determine the role of emotional intelligence to support students in solving mathematics problem in the topic of circle on class IX. This reserch used the qualitative approach, to describe the students` ability to solve problems based on the circumference and area of a circle using emotional intelligence. The result showed that the appearance of emotion has a direct consequence from the effects that appeared. In this case the role of emotional intelligence can be used for solving the problem. Under the terms of its appropriates in the classroom, in the research survey, the result of a written test, emotional intelligence questionnaire and interviews that there is comformity between emotional intelligence and the ability of students to solve math problems. Key Word: Ability, problem solving, emotional intelligence
124
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
tuntutan
Pendahuluan Pendidikan
merupakan
masyarakat
tentang
mutu
lulusan yang terampil, yang mampu
rangkaian yang jelas serta merupakan
mengikuti
rangkaian kegiatan komunikasi antar
perubahan peradaban dunia yang makin
manusia tumbuh dan berkembang dari
mendunia
belajar. (Uno, 2009:02) dalam bukunya
pengetahuan dan teknologi khususnya
“mengelolah
teknologi informasi (Nur, 2001:7). Hal
kecerdasan
dalam
perkembangan
dalam
dan
bidang
ilmu
pembelajaran” potensi sumber daya
ini
manusia dapat digali dan dikembangkan
penyediaan lulusan pendidikan yang
serta dipupuk secara efektif melalui
berkualitas sesuai dengan kebutuhan
strategi pendidikan dan pembelajaran
masyarakat.
yang
terarah
dikelolah
dan
secara
terpadu,
yang
seimbang
memberikan
implikasi
terhadap
Untuk mengatasi hal itu perlu
dengan
dipikirkan
agar
pembelajaran
memperhatikan pengembangan peserta
merangsang
didik yang memiliki kemampuan dan
secara kritis dan kreatif, salah satu
kecerdasan luar biasa (unggul), yaitu
indikatornya adalah siswa aktif bertanya
dengan cara penyelenggaraan program
dan mengemukakan pendapatnya, maka
pembelajaran
pembelajaran
yang
mampu
mengembangkan
keunggulan-
peserta
didik
yang
matematika
berpikir
melalui
metode pemecahan masalah (problem
keunggulan tersebut, baik keunggulan
solving).
Kemampuan
dalam potensi intelektual maupun bakat
masalah
pada
kusus yang bersifat keterampilan (gifted
diperlukan siswa dalam hidupnya, baik
and talented).
di Sekolah maupun dalam kehidupan
Pembelajaran
dasarnya
sangat
sehari-hari.
Dengan
berbekal
disekolah dasar dan menengah pada
kemampuan
meemecahkan
masalah
umumnya
oleh
yang
guru
matematika, diharapkan siswa mampu
masih
metode
ceramah,
matematika
memecahkan
didominasi yaitu
diperoleh
dari
menerangkan dan siswa mendengarkan,
menghadapi
Disamping itu ada beberapa faktor yang
masalah dalam matematika maupun
dapat
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
mempengaruhi
pendidikan,
antara
lain
kualitas pesatnya
Menurut
125
dan
pembelajaran
Soedjadi
menyelesaikan
(2000)
Mahmudah & Lestariningsih, Profil Kemampuan ...
mengemukakan
“kemampuan
memecahkan ditempatkan
masalah sebagai
merupakan suatu masalah apabila tidak
dapat
terdapat aturan/hukum tertentu yang
kemampuan
segera
dapat
digunakan
sentral dan dapat diupayakan mencakup
menjawab
berbagai kemampuan lain. Tentu saja
(Hudojo, 2005:162). Hal ini berarti
harus disesuaikan dengan jenjang kelas
bahwa suatu soal matematika akan
yang ditangani dan dapat ditingkatkan
menjadi masalah apabila tidak segera
dasar kemampuannya”.
ditemukan
Ruseffendi
(1991:336)
atau
untuk
menyelesaikannya”
petunjuk
pemecahan
masalah berdasarkan data yang terdapat
menyatakan bahwa suatu pertanyaan
pada soal tersebut.
merupakan masalah bagi seseorang, bila
Profil
orang itu belum mempunyai prosedur
dimaksudkan
dan
adalah gambaran kemampuan siswa
algoritma
menyelesaikannya.
tertentu Selain
untuk
dalam
siswa
penelitian
ini
itu
dalam memecahkan soal lingkaran.
pertanyaan yang menantang merupakan
Pada penelitian ini, peneliti mengacu
masalah bagi seseorang, bila orang itu
pada
menerima tantangan orang itu. Dengan
masalah menurut Polya (1996:250),
demikian
apabila
menerima
tantangan
orang
dari
kemampuan
empat
itu
tidak
yaitu:
tersebut
maka
2).Merencanakan
langkah
pemecahan
1).Memahami
masalah, permasalahan,
pertanyaan itu bukan masalah baginya.
3).Menyelesaikan permasalahan sesuai
Tampak disini bahwa suatu pertanyaan
rencana, 4).Memeriksa kembali hasil
merupakna masalah bergantung kepada
yang diperoleh.
individu.
Artinya
pertanyaan
Kemampuan siswa dalam
merupakan sutu masalah bagi siswa,
memecahkan masalah soal matematika
tetapi bukan merupakan masalah bagi
ternyata tidak hanya dilakukan oleh
peserta didik lain. Pertanyaan yang
Intelligent
dihadapkan bagi siswa haruslah dapat
Goleman sesuai dengan judul bukunya
diterima
tersebut, jadi
memberikan definisi baru terhadap kiat
pertanyaan itu harus sesuai dengan
cerdas. Walaupun Emotional Quotien
struktur kognitif peserta didik. Di dalam
(EQ) merupakan hal yang relatif baru
matematika “suatu pertanyaaan akan
dibandingkan IQ, Sebuah penelitian
oleh
suatu
siswa
126
Quotient
(IQ).
Teori
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
mengungkapkan
bahwa
kecerdasan
terampil
emosional dua kali lebih penting dari pada
kecerdasan
intelektual
secara
sosial
serta
memanfaatkan keduanya secara terpadu.
dalam
Uno dalam Goleman (2009:15)
memberikan
kontribusi
terhadap
berpendapat bahwa faktor emosi sangat
kesuksesan
seseorang,
(Maliki,
penting dan memberikan suatu warna
telah
yang kaya dalam kecerdasan pribadi.
mengisaratkan kecerdasan emosional
Ada lima wilayah kecerdasan pribadi
tidak kalah ampuhnya dengan IQ.
dalam bentuk kecerdasan emosional.
2009:15)
penelitian
ini
Kecerdasan emosional atau yang biasa
dikenal
Quotient
dengan
(EQ)
adalah
Lima wilayah tersebut antara lain
Emotional
1).Kemampuan Mengenali Emosi Diri,
kemampuan
2).Kemampuan
seseoranag untuk menerima, menilai,
3).Kemampuan
Memotivasi
Diri,
mengelola
4).Kemampuan
Memotivasi
Diri,
serta
mengontrol
emosi
dirinya dan orang lain disekitarnya.
dapat
diartikan
untuk
mengenali,
Anak dengan IQ tinggi atau
kemampuan
mengelolah
Emosi,
5).Kemampuan Membina Hubungan
Menurut Harmoko (2005) kecerdasan emosi
Mengelolah
sangat
cerdas pasti
akan diterima
dan
disekolah terbaik dan akan mendapat
tepat,
pekerjaan ditempat yang baik pula
termasuk untuk memotivasi diri sendiri,
dimasa dewasanya. Itulah pandangan
mengenali
yang diyakini salama ini tetapi pada
mengekspresikan
emosi
dengan
orang lain serta
membina hubungan dengan orang lain. Tampilan
emosi
kenyataannya tidak semua anak yang
mempunyai
ber-IQ tinggi bisa mencapai kesuksesan
konsekuensi langsung atas pengaruh
masa
yang ditimbulkannya pada orang yang
dengan IQ rata-rata justru bisa lebih
terkena. Jika kita terampil menampilkan
berhasil dengan teman-temannya yang
emosi
ber-IQ
maka akan mengoptimalkan
dewasanya,
sebaliknya
tinggi.
Sebagian
anak
ahli
pengaruhnya. Tapi jika melakukannya
mengatakan bahwa hal ini disebabkan
dengan buruk berarti menimbulkan
faktor
kekacuan
ini
sebagian kecil dari kondisi masa depan
keseimbanagan
(Goleman, 1997:46). Sisanya ditetukan
dibutuhkan
emosi. adanya
Dalam
hal
antara tulus pada diri sendiri dan
oleh
127
IQ
hanya
kemampuan
mempengaruhi
seseorang
untuk
Mahmudah & Lestariningsih, Profil Kemampuan ...
mengatasi masalah kehidupan yang
kemungkinan
berkaitan dengan IQ melainkan dengan
instrumen penelitian sederhana yang
tingkat kecerdasan emosinya, namun
diharapkan dapat melengkapi data dan
hal ini tidak berarti bahwa antara IQ
membandingkan
dengan
ditemukan melalui angket kecerdasan
kecerdasan
emosi
adalah
akan
dikembangkan
data
emosional
Goleman
emosi
pemecahan masalah soal keliling dan
dalam
luas lingkaran. Instrumen pendukung
kesuksesan kerja atau kehidupan anak-
dari penelitian ini meliputi 1).Soal tes,
anak dimasa datang. Orang dengan
2).Angket kecerdasan emosional, dan
keterampilan
3).Wawancara
mempunyai
kecerdasan
pengaruh
besar
emosional
yang
tes
telah
bertentangan. Hal ini sesuai pendapat bahwa
dan
yang
kemampuan
berkembang baik, kemungkinan akan bahagia
dan
kehidupannya,
berhasil menguasai
dalam
Hasil dan Pembahasan
kebiasaan
Pada saat tahap awal penelitian,
pikiran yang mendorong produktivitas
dilakukan validasi soal tes tertulis dan
mereka (Goleman, 1997:404)
angket kecerdasan emosional. Untuk
Penelitian penelitian
ini
merupakan
deskriptif
memperoleh
data
tersebut
peneliti
dengan
mengambil
data
menggunakan metode kualitatif karena
matematika
siswa,
menggunakan
yang
kecerdasan emosional dan wawancara.
menghasilkan
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
dideskripsikan gambaran
data
kualitatif
untuk
yang
mendalam
serta
IX-I
SMPN
1
kemampuan data
Sukodono
angket
yang
terperinci mengenai kemampuan yang
berjumlah 25 siswa. Subjek penelitian
digunakan siswa dalam memecahkan
sebenarnya
soal lingkaran berdasarkan kecerdasan
digunakan sebanyak 25 siswa. Kegiatan
emosional.
penelitian setelah pemilihan subjek
Dalam
siswa,
tetapi
yang
kualitatif,
dimulai dengan memberikan sedikit
instrumen atau alat
materi pokok untuk pembahasan awal
peneliti adalah peneliti itu sendiri,
dan dilanjutkan dengan pemberian soal
namun
yang menjadi
penelitian
36
selanjutnya
permasalahan
menjadi
setelah
fokus
tes keliling dan luas lingkaran yang
jelas
maka
terdiri dari 2 soal. Angket ini terdiri
128
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
dari 30 butir yang terbagi atas 29 butir
rendah dan untuk kecerdasan emosional
berupa angket tertutup (siswa hanya
rendah dalam penelitian saya tidak
memilih jawaban yang tersedia), dan 1
terdapat subjek yang memenuhi kriteria
butir berupa angket terbuka (siswa
tersebut, oleh karenanya peneliti tidak
bebas memberi jawaban sesuai dengan
bahas lebih lanjut.
perasaannya).
Spencer&Spencer (dalam Uno,
Analisis
data
pertama
yang
2008:
129)
mendefinisikan
dilakukan untuk menjawab pertanyaan
“kemampuan adalah karakteristik yang
peneliti seperti yang telah dikemukakan
menonjol dari seorang individu yang
dibagian awal yang menitikberatkan
berhubungan dengan kinerja efektif
pada analisis data siswa SMPN 1
dan/atau superior dalam suatu pekerjaan
Sukodono Kelas IX-I Tahun Pelajaran
atau situasi”. Dalam penelitian ini fokus
2013/2014 dalam memecahkan soal
pada profil kemampuan siswa dalam
lingkaran tahapan Polya berdasarkan
memcahkan masalah soal keliling dan
kecerdasan emosional. Dalam bab ini
luas lingkaran berdasarkan kecerdasan
akan dijelaskan secara rinci analisa
emosional. Kecerdasan emosi pada
terhadap 6 subjek penelitian yang
dasarnya merupakan suatu kemampuan
masing-masing terdiri dari 1 subjek
untuk mengenali dan mengontrol emosi
berkemampuan kecerdasan emosional
agar seseorang mampu merespon secara
tinggi, nilai matematika tinggi, 1 subjek
positif terhadap setiap kondisi yang
berkemampaun kecerdasan emosional
merangsang munculnya emosi-emosi
tinggi, nilai matematika sedang, 1
tersebut.
subjek
kecerdasan
kecerdasan emosi akan memiliki sifat-
matematika
sifat diantaranya adalah mental yang
berkemampuan
baik. Sifat-sifat ini diperlukan agar
kecerdasan emosional sedang, nilai
seorang dapat belajar yang baik. Jika
matematika
subjek
seorang belajar dengan baik maka ia
berkemampuan kecerdasan emosional
dapat memecahkan masalah dengan
sedang, nilai matematika sedang, 1
baik pula.
berkemampuan
emosional rendah,
subjek
tinggi, 1
nilai
subjek
tinggi,
berkemampuan
1
kecerdasan
Seseorang
Pada
emosional sedang, nilai matematika
yang
penelitian
memiliki
yang
dilaksanakan di sekolah SMPN 1
129
Mahmudah & Lestariningsih, Profil Kemampuan ...
Sukodono tahun Pelajaran 2013/2014
Daftar Pustaka
pada kelas IX-I yang menunujukkan
Goleman, D. (1997). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books
profil kemampuan siswanya rata-rata sudah
bisa
untuk
pengembangan
mencari
pengetahuan
Harmoko, R.A. (2005). Kecerdasan Emosional. Binuscareer.com
dari
penyelesaian suatu masalah ataupun penyelesaian soal dikarenakan
siswa
sendiri. Hal terbiasa
Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negri Malang Press
itu
dengan
pembelajaran sebelumnya.
Maliki, S. (2009). Manajemen Pribadi untuk Kesuksesan Hidup. Yogyakarta: Kertajaya Nur Aksin, Miyanto. 2001. Modelmodel pembelajaran kreatif. Klaten: PT Intan Pariwara
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa profil kemampuan siswa kelas IX-I
SMPN
Pelajaran
1
Sukodono
2013/2014
Polya, G. (1996). How To Solve It A new Aspect Of Mathematical Method. By Princeton University Press.
Tahun dalam
memecahkan masalah soal lingkaran berdasarkan
kecerdasan
Russeffendi, E. T. (1991). Penilitian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam Pembelajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru. Bandung: Tarsito
emosional,
bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi akan lebih mudah dalam memecahkan masalah dan siswa yang memiliki kecerdasan emosional
Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Nasional
sedang, akan mengakibatkan sedikit terganggunya kemajuan untuk belajar dengan baik, dengan demikian ada
Uno.
kesesuaian antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar siswa.
(2008). Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan. Jakarta: Gramedia
Uno, Dr. Hamzah B & Masri. (2009). Mengelolah kecerdasan dalam pembelajaran. Gorontalo: Bumi Aksara.
130