PROFIL KELUARGA BAPAK H. SUMIDJAN DAN IBU SUTIJAH
PESERTA PEMILIHAN KELUARGA SAKINAH TINGKAT PROVINSI DIY TAHUN 2011
Riwayat Hidup Bapak H. Sumidjan Nama saya Sumidjan lahir 67 tahun silam, tepatnya 11 Juli 1944 di Ledok Sidorejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo. Orang tua bernama Karsoatmo, masa kecil saya hidup dengan penuh keprihatinan. Orang tua saya tidak mempunyai pekerjaan tetap, kadang sebagai buruh, tukang satang (menjalankan perahu), penjual dawet, jual beli kayu bakar, dll. Dengan pekerjaan tersebut hanya cukup untuk makan satu kali sehari, maka bisa dikatakan kami termasuk orang miskin. Kedua orang tua saya tidak mengenyam jenjang pendidikan, jadi saya terlahir dari orang yang miskin segalanya, baik miskin ekonomi maupun pendidikan. Keadaan lingkungan dan situasi yang seperti itu sangat berpengaruh pada diri saya, baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Dalam hal pendidikan saya benar-benar tanpa arah, mulamula SR (sekolah Rakyat) Muhammadiyah Ledok, SLP di SMP Muhammadiyah Mangiran Bantul, di sekolah ini saya tempuh hanya dengan berjalan kaki. Selepas SLP saya masuk SPP (Sekolah Pertanian Pertama) yang bebas biaya terletak di Nanggulan Kulon Progo. Selanjutnya saya juga mengikuti kursus Persamaan Sekolah Guru B (PSGB) selama 2 tahun, dari PSGB langsung mengikuti kursus pendidikan guru di KPG Negeri Bantul, masuk IKIP Muhammadiyah Bantul dan terakhir jenjang pendidikan saya mengikuti pendidikan guru lewat Universitas Terbuka Jakarta. Dalam hal pekerjaan sudah saya lakukan sejak masih duduk dibangku sekolah, karena melihat keadaan orang tua yang sangat memprihatinkan saya ikut membantu orang tua apa saja yang dikerjakan termasuk pekerjaan yang berat, apalagi setelah ayah meninggal dunia praktis tumpuan hidup beralih pada diri saya. Ketika ayah meninggal saya masih mempunyai dua adik yang masih duduk di kelas IV SD dan yang satu masih balita. Saya harus membesarkan dan bertanggung jawab kepada mereka. Alhamdulillah adik yang pertama setelah menikah ikut program pemerintah transmigrasi, dan adik yang kedua setelah lulus SPG Muhammadiyah Brosot diangkat menjadi PNS di Kalimantan Barat. Pekerjaan saya sebagai guru saya mulai pada tahun 1967 di SD Muhammadiyah Garongan yang berjarak ± 20 km dari rumah, sedangkan sore hari sekolah di Bantul dengan jarak yang hampir sama. Untuk melaksanakan tugas ini saya berjuang sangat berat karena saya setiap hari harus menempuh jarak ± 80 km hanya dengan sepeda “onthel”. Malam harinya masih berjualan kecilkecilan untuk menambah penghasilan keluarga agar cukup untuk memenuhi kebutuhan. Di samping itu saya juga masih menyempatkan untuk memelihara ikan, semua saya jalani dengan ikhlas dan hidup yang demikian saya nikmati. Alhamdulillah dengan keadaan yang seperti ini saya masih dapat membagi waktu untuk kegiatan dan berjuang di masyarakat. Saya adakan pengajian ibu-ibu di masjid 2 kali seminggu, pengajian bapak-bapak, ikut dalam kegiatan karang taruna dan aktif di organisasi PII ( Pelajar Islam Indonesia).
Keadaan ekonomi yang kurang baik dan banyak kegiatan yang menyita waktu, sebagai akibat saya menikah ketika sudah berumur 34 tahun, tepatnya pada 16 Maret 1977. Dengan modal tempaan hidup yang berat dan sabar saya arungi hidup berkeluarga dengan tidak mengurangi kegiatan sosial. Alhamdulillah satu tahun setelah menikah lahir anak pertama Nur Wahid tanggal 13 Januari 1978, anak kedua Nur Rohman tanggal 23 Februari 1980 dan anak ketiga Nur Rohimah tanggal 8 April 1984. Dalam mendidik anak, ketiga anak kami biasakan diajak ngaji, ke masjid sejak dini. Kelas I SD anak-anak sudah sholat rutin dan berlatih puasa. Kelas III mulai diberi tugas cuci pakaiannya sendiri. Alhamdulillah ketiga anak kami sekolah lancar dan cepat mendapat pekerjaan tetap. Nur Wahid tahun 2000 diangkat sebagai PNS di RSUD Wates, Nur Rohman tahun 2000 juga diangkat menjadi TNI angkatan laut (marinir) di Surabaya, dan Nur Rohimah diangkat menjadi Guru SMP di Banjarnegara tahun 2009. Ketiganya mendapat pekerjaan atas usahanya sendiri dengan kebiasaan yang kami tanamkan sejak dini sekarang mulai berbuah. Ketiga anak kami ibadahnya tetap terjaga baik, menjalankan qurban setiap tahun dan membayar zakat. Saya selaku abdi dalam mengemban tugas sebagai kepala keluarga tidak mengesampingkan tugas sebagai abdi Negara. Tugas ini saya lakukan dengan penuh tanggung jawab dan kami kerjakan seoptimal kemampuan. Alhamdulillah ternyata Allah bersama orang-orang yang sabar dalam penderitaan, amanah dalam setiap tanggung jawab yang diemban, bekerja keras, ikhlas dalam setiap perbuatan, sehingga berakhir pada perubahan kearah yang positif, sesuatu yang mustahil menjadi kenyataan, semua atas ridho-Nya.
Riwayat Hidup Ibu Sutijah Nama saya Sutijah binti Ahmad Nuh, terlahir dari seorang ibu bernama Tukiyem pada tanggal 10 Desember 1954 di Blumbang Karangsari Pengasih Kulon Progo. Bapak saya seorang petani yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Saya lima bersaudara dan merupakan anak kelima. Karena lokasi sekolahan yang jauh dari tempat tinggal maka saya masuk sekolah pada usia 9 tahun, tepatnya pada tahun 1963 dan lulus pada tahun 1968. Jarak yang jauh itu saya tempuh dengan jalan kaki. Setelah lulus SD, saya hampir tidak melanjutkan karena orang tua saya tidak setuju, maklum keempat saudara saya selepas SD langsung bekerja di tambang Mangaan. Kedua kakak perempuan saya ikut ibu mencari dagangan gula kelapa di daerah Kokap untuk dijual di Pasar Wates. Karena nilai ujian saya bagus, bahkan saya juara I di sekolah tersebut, maka dengan nilai yang baik tersebut, guru saya menyarankan pada saya kalau ayah dan ibu tidak sanggup membiayai sekolah maka akan dibiayai oleh pak guru (alm. Suwarno). Tentu saja hal tersebut saya utarakan pada kedua orang tua saya. Alhamdulillah bapak merasa malu sehingga saya diperbolehkan melanjutkan sekolah ke SMP II Wates di Pengasih sejauh ± 5 km saya tempuh dengan berjalan kaki bersama lima teman sekelas saya yang melanjutkan sekolah. Alhamdulillah sekolah saya lancar, tahun 1968 lulus SD, tahun 1971 lulus SMP, 1974 lulus SPG dan tertanggal 1 Desember 1975 saya diangkat menjadi PNS sebagai guru di SD Inpres Panjatan. Dua tahun kemudian saya menikah dengan Bapak. Mengingat tugas saya jauh ± 18 km maka dalam mendidik ketiga anak saya banyak diurus oleh nenek. Walaupun waktu kami banyak tersita di sekolah tapi jika waktu libur pasti menyempatkan untuk mengunjungi orang tua di Blumbang, kami juga mengajak anak untuk rekreasi dan jika ke pengajian, anak-anak ikut sehingga sejak kecil sudah biasa hidup berkumpul dengan orang banyak. Dengan demikian anakanak kami cepat dapat mandiri. Disamping itu jika ada waktu yang senggang kami sekeluarga membiasakan kerja bakti bersama, ibu menyiapkan makanan kesukaan anak-anak, ayah memimpin bersih-bersih lingkungan. Anak-anak sangat dekat dengan saya, sehingga sering curhat termasuk saat menginjak remaja, jika bergaul dengan teman saya selalu memberi batasan-batasan, misalnya jika pergi dengan teman yang lain jenis jangan dua orang tapi harus ganjil. Untuk anak saya yang perempuan selalu saya tekankan, bahwa kesucian adalah hal yang sangat berharga bagi wanita, sebab secantik apapun kalau seorang gadis sudah ternoda maka sudah tidak berharga di masyarakat. Dengan hal-hal tersebut di atas Alhamdulillah anak-anak kami telah menikah dengan pilihannya masingmasing, dan sekarang cucu saya sudah lima, sebentar lagi enam semoga selalu dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah SWT.
Dengan berpegang pada hadits Nabi bahwa menuntut ilmu dari ayunan sampai ke liang kubur, maka sambil bekerja saya melanjutkan sekolah DII PGSD lulus tahun 1995. Untuk menyesuaikan dengan isi UU Guru dan Dosen bahwa pendidik mulai TK sampai SLA harus S1 maka saya bersekolah lagi di UPY mengambil jurusan PPKn dan lulus tahun 2007. Dalam hal mengabdi kepada keluarga saya sesibuk apapun tetap menjalankan kewajiban sebagai ibu rumah tangga, mengatur keuangan keluarga, kebutuhan keluarga, serta yang terpenting mendidik anak-anak serta membesarkan dan mengawalnya sampai dewasa dan seterusnya. Sedangkan mengabdi kepada masyarakat saya lakukan dengan ikut aktif didalam kegiatan organisasi ‘aisyiyah, PKK desa, UP2K desa, dasawisma, BKB Mawar Ledok, KB Kuntum Melati, menghimpun pengajian ibu-ibu di masjid, Bazis UPTD, kelompok senam ibu-ibu, pengajian keliling se-kecamatan lendah. Selama menjadi PNS, sebaik mungkin saya jalani kewajiban sebagai abdi Negara dengan tidak mengesampingkan mengabdi kepada keluarga dan masyarakat. Selama menjadi PNS saya dapat mengikuti berbagai lomba mewakili dinas ataupun desa, diantaranya; lomba BKB tingkat provinsi, lomba paduan suara di TVRI Yogyakarta, Lomba karawitan tingkat provinsi, lomba pidato tingkat kabupaten. Hal ini merupakan hal yang sangat penting bagi saya. Pada tahun ini hal yang penting dan berarti bagi kehidupan saya dan keluarga adalah insyaallah tahun ini saya akan menunaikan ibadah haji ke tanah suci, semoga selalu diberi kesehatan. Amin.