PROFIL DPRK ACEH TENGAH PERIODE 2014-2019
Sekretariat DPRK Aceh Tengah Jalan Yos Sudarso No. 10 Telp (0643)22862, Fax (0643) 23272 Takengon
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
PROFIL ANGGOTA DPRK ACEH TENGAH MASA JABATAN 2014 -2019
KATA SAMBUTAN
Diterbitkan oleh Sekretariat DPRK Aceh Tengah
Assalamualaikum Wr.Wb.
Susunan Tim Penyusun Penanggung Jawab : Tawar,SE.MM
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan Karunia-Nya kepada kita bersama, Shalawat beserta salam kita sanjungkan keharibaan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang telah mengangkat harkat dan martabat manusia dari alam yang tidak berilmu pengetahuan kealam yang berilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasa sekarang ini.
Ketua : Anuar,SH.MH Wakil Ketua : Teuku Syahrizal,SH Sekretaris : Suarniwati,SH Anggota : 1. Drs. Islamuddin Fajri 2. Drs. Muhammad Daud,MM 3. Sukma Nurya Dewi,S.STP 4. Nurmawati,SE 5. Nurhaidawati,S.Sos 6. Rika Suryani,S.Hi. MH 7. Nora Hastuti,SH 8. Rusli.P,SE.MM Fotografer 1. Jurnalisa (Harian Rakyat Aceh) 2. Wen Yusri Rahman (Harian Medan Bisnis) 3. Putra Muhady (LingePost Com)
Kami merasa bangga dan berbahagia atas terbitnya buku PROFIL ANGGOTA DPRK ACEH TENGAH MASA JABATAN 2014 -2019, yang bertujuan sebagai media untuk memperkenalkan para wakil rakyat Kabupaten Aceh Tengah masa jabatan 2014-2019 dengan aktivitas kelembagaannya sesuai dengan fungsi yang dimiliki yaitu Legislasi, Penganggaran dan Pengawasan sebagai wujud pertanggungjawaban moral dan etika kepada masyarakat Kabupaten Aceh Tengah. Kami menyadari bahwa aktivitas keparlemanan yang kami lakoni dalam waktu yang singkat ini masih jauh dari kesempurnaan dan untuk itu kami mengharapkan saran dan dukungan dari semua elemen masyarakat Kabupaten Aceh Tengah untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Tanoh Gayo tercinta ini. Selanjutnya atas nama pimpinan dan seluruh Anggota DPRK Aceh Tengah masa Jabatan 2014-2019 mengucapkan terima kasih kepada pihak Sekretariat DPRK Aceh Tengah dan semua pihak yang telah membantu tersusunnya Buku Profil Anggota DPRK Aceh Tengah ini. Akhirul Kalam kami ucapkan terima kasih, semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua. Ketua DPRK Aceh Tengah
MUCHSIN HASAN, MSP
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
KATA SAMBUTAN Assalamualaikum Wr.Wb. Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya atas kemudahan dan kelancaran yang diberikan dalam rangka proses penyusunan Profil Anggota DPRK Aceh Tengah masa jabatan 2014-2019. Kami menyadari dalam penyelesaian penyusunan buku Profil Anggota DPRK Aceh Tengah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan , terutama karena keterbatas waktu dan kegiatan harian maupun rapat-rapat dan persidangan serta aktivitas lainnya dalam memfasilitasi kegiatan DPRK Aceh Tengah. Namun kami yakin dengan dukungan Pimpinan dan seluruh Anggota DPRK Aceh Tengah penyusunan buku Profil Anggota DPRK masa Jabatan 2014 – 2019 dapat kami susun dan harapan kami bahwa buku ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi kita semua untuk mengenai para anggota DPRK Aceh Tengah dan segala aktivitas keparlemenannya.
DAFTAR ISI I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH TENGAH 1. Sejarah Kabupaten Aceh Tengah 2. Visi dan Misi Kabupaten Aceh Tengah 3. Kondisi geografis 4. Jumlah penduduk II. DPRK KABUPATEN ACEH TENGAH 1. Hasil Pemilihan Umum 2. Peresmian Anggota DPRK 3. Fraksi 4. Pimpinan DPRK 5. Komisi 6. Badan Musyawarah 7. Badan Anggaran 8. Badan Legislasi Daerah 9. Badan Kehormatan III.PROFIL ANGGOTA DPRK MASA BHAKTI 2014-2019 LAMPIRAN Foto- foto kegiatan DPRK Aceh Tengah
Selanjutnya atas nama Sekretariat DPRK Aceh Tengah kami mengucapkan teriman kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku profil ini. Sekretaris DPRK Aceh Tengah
TAWAR,SE.MM
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
I. 1.
GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH TENGAH Sejarah Kabupaten Aceh Tengah A. Masa pra Kolonial Pada masa Pra Kolonial hingga awal tahun 1904, sebutan reje dan kejurun di Kabupaten Aceh Tengah digunakan pada orang yang mengatur organisasi/persekutuan hukum yang relatif besar seperti kerajaan Linge, sedangkan sebutan penghulu digunakan untuk orang yang mengatur organisasi/persekutuan hukum yang relatif kecil seperti kerajaan bukit, Cik (bebesen) dan lain-lain. Reje dan Kejurun dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh suatu majelis penasehat yang terdiri dari unsur cerdik pandai, alim ulama dan orang-orang terkemuka dalam masyarakat. Penghulu (reje) dibantu oleh Petue (Petua), Imem ( Imam) dan Rayat (Rakyat) yang disebut dengan Sarakopat. Sarakopat juga dibantu pula oleh beberapa orang yang disebut dengan Hariye. Reje berfungsi sebagai Musiddik sasat (menyelidiki dan meneliti keadaan rakyat), Imem (Imam) berfungsi sebagai Muperlu Sunet (melaksanakan ajaran agama) dan Rayat (Rakyat) berfungsi sebagai Genap Mufakat (musyawarah untuk mencapai kata mufakat) Pada masa Pra Kolonial , Pemerintahan di Tanoh Gayo dilaksanakan secara demokratis dengan semboyan “ Sudere Genap Mufakat”. Pada masa ini yang mengatur dan mengurusi masyarakat adalah : 1. Penghulu Musuket Sipet (Raja yang menjalankan peraturan yang baik dan adil). 2. Imem Muperlu Sunet (menjalankan ajaran agama). 3. Petue Musiddik Sasat (Kebijakan kaum tua). 4. Rayat Genap Mufakat (melaksanakan musyawarah)
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
B. Masa Kolonial Pada zaman Hindia Belanda (1904 – 1942) wilayah Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu dari Order Afdeeling Noordkust Van Atjeh, dengan ibukota negerinya 1 Sigli. Sedangkan Order Afdeeling Takengon dengan ibukotanya Takengon yang dibagi atas empat Landschap (daerah( yaitu : 1. Landschap Bukit dengan ibu negerinya Mampak. 2. Landschap Linge dengan ibu negerinya Isaq. 3. Landschap Syaih Utama dengan ibu negerinya Nosar. 4. Landschap Cik dengan ibu negerinya Kemili. Setelah berakhir masa pendudukan Belanda, pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) pembagian wilayah tidak berubah sebagaimana masa pendudukan Belanda, Jepang hanya mengganti nama seperti : 1. Order Afdeeling diganti menjadiGun (dipimpin oleh pribumi yang disebut dengan Gunco). 2. Landschap diganti dengan Sun (dipimpin oleh pribumi yang disebut Sunco). C. Masa Kemerdekaan Pada awal masa kemerdekaan Order Afdeeling diganti namanya menjadi Wilayah yang dipimpin oleh Kepala Wilayah dan Landschap diganti menjadi Negeri. Selanjutnya wilayah diganti dengan Kabupaten dan Negeri diganti menjadi Kecamatan. Secara Hukum Kabupaten Aceh Tengah dengan Undang-Undang (drt) Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Utara, dengan kecamatan Sebagai Berikut :
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
1. Kecamatan Bebesen dengan Ibukotanya Kemili 2. Kecamatan Linge dengan Ibukotanya Isaq 3. Kecamatan Kota Takengon dengan Ibukotanya Kota Takengon 4. Kecamatan Timang Gajah dengan ibukotanya Lampahan. 5. Kecamatan Silih Nara dengan ibukotanya Angkup. 6. Kecamatan Bukit dengan ibukotanya Simpang Tiga 2 Redelong. 7. Kecamatan Bandar dengan ibukotanya Janarata. Sehubungan dengan luasnya wilayah, dan sulitnya trasportasi serta aspirasi masyarakat pada tahun 1974 melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Tengah dimekarkan. Dengan terjadinya pemekaran Kabupaten Aceh Tengah dengan Kabupaten Aceh Tenggara, maka kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan dan 2(dua) perwakilan kecamatan yaitu : 1. Kecamatan Kota dengan ibukotanya Kota Takengon. 2. Kecamatan Bukit dengan ibukotanya Simpang Tiga Redelong. 3. Kecamatan Bebesen dengan ibukotanya Kemili. 4. Kecamatan Timang Gajah dengan ibukotannya Lampahan. 5. Kecamatan Silih Nara dengan ibukotanya Angkup. 6. Kecamatan Linge dengan ibukotanya Isaq. 7. Kecamatan Bandar dengan ibukotanya Janarata. 8. Perwakilan kecamatan Bebesen adalah Pegasing dengan ibukotanya Simpang kelaping. 9. Perwakilan Kecamatan kota adalah Bintang dengan Ibukotanya Bintang.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Selanjutnya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1981 perwakilan Kecamatan Bebesen dan Perwakilan Kecamatan Kota Takengon statusnya ditingkatkan menjadi kecamatan Pegasing dan kecamatan Bintang Salah satu upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan hasil-hasil pembangunan, melalui Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Tengah Nomor 6 tahun 2000, 3 Kecamatan Silih Nara dan Kecamatan Bandar dimekarkan menjadi Kecamatan : 1. Kecamatan Syiah Utama dengan ibukotanya Rusip, dan 2. Kecamatan Ketol dengan ibukotanya Rejewali. Selanjutnya pada tahun 2002, dengan qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 12 Tahun 2002,Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melakukan pemekaran 6 kecamatan baru yaitu : 1. Kecamatan Permata dengan ibukotanya Wih Tenang Uken. 2. Kecamatan Pintu Rime Gayo dengan ibukotanya Blang Rakal. 3. Kecamatan Wih Pesam dengan ibukotanya Pante Raya. 4. Kecamatan Celala dengan ibukotanya Berawang Gading. 5. Kecamatan Kebayakan dengan ibukotanya Gunung Bukit. 6. Kecamatan Kute panang dengan ibukotanya Ratawali. Dalam rangka mewujudkan aspirasi masyarakat Kabupaten Aceh Tengah, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan dan pembangunan kemasyarakatan,pada tahun 2003 melalui Undang-Undang Nomor 41 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah Di Provinsi Nanggroe Aceh Darusslam, Kabupaten Aceh Tengah dimekarkan kembali menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Dengan terjadinya pemekaran Kabupaten Aceh Tengah dengan Kabupaten Bener Meriah maka dari 17 (tujuh belas) kecamatan yang ada 7 (tujuh) kecamatan menjadi wilayah Kabupaten Bener Meriah dan 10 (sepuluh)) kecamatan menjadi wilayah Kabupaten Aceh Tengah, yaitu : 1. 2. 3. 4.
Kecamatan Linge dengan ibukotanya Isaq. Kecamatan Bintang dengan ibukotanya Bintang. Kecamatan Kebayakan dengan ibukotanya Gunung Bukit. Kecamatan Lut Tawar dengan ibukotanya Takengon Timur. 5. Kecamatan Pegasing dengan ibukotanya Simpang Kelaping. 6. Kecamatan Bebesen dengan ibukotanya Kemili. 7. Kecamatan Kute Panang dengan ibukotanya Ratawali. 8. Kecamatan Silih Nara dengan ibukotanya Angkup. 9. Kecamatan Ketol dengan ibukotanya Reje Wali. 10. Kecamatan Celala dengan ibukotanya Berawang Gading. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pemerintahan dan pembangunan yang lebih merata, dengan qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 1 Tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah kembali melakukan pemekaran 4 (empat) kecamatan baru yaitu : 1. Kecamatan Jagong jeget dengan ibukotanya Jeget Ayu. 2. Kecamatan Atu Lintang dengan ibukotanya Merah Mege. 3. Kecamatan Bies dengan ibukotanya Atang Jungket. 4. Kecamatan Rusip Antara dengan ibukotanya Pantan Tengah. Sehingga sampai dengan saat ini Kabupaten Aceh Tengan dengan luas wilayah 4.318.39 km² memiliki 14 (empat belas) kecamatan yaitu :
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
1. Kecamatan Linge 2. Kecamatan Bebesen. 3. Kecamatan Silih Nara. 4. Kecamatan Bintang. 5. Kecamatan Pegasing. 6. Kecamatan Ketol. 7. Kecamatan Kute Panang. 8. Kecamatan Celala. 9. Kecamatan Lut Tawar. 5 10. Kecamatan Kebayakan. 11. Kecamatan Bies. 12. Kecamatan Rusip Antara. 13. Kecamatan Jagong Jeget. 14. Kecamatan Atu Lintang. Sejak zaman kemerdekaan hingga saat ini Kabupaten Aceh Tengah telah dipimpin oleh 22 (dua puluh dua) orang Bupati sebagaimana tercantum dalam tabel berikut : No. Nama Tahun menjabat 1 2 3 1. Abdul Wahab 1945 s/d 1949 2. Zaini Bakri 1949 s/d 1952 3. M.Husin 1952 s/d 1953 4. Mude Sedang 1953 s/d 1957 5. M.Sahim Hasyimi 1957 s/d 1958 6. Abdul Wahab 1958 s/d 1964 7. Aman Sari 1964 s/d 1966 8. M.Isa Amin 1966 s/d 1970 9. Nyak Abbas 1970 s/d 1971 10. Nurdin Sufi 1971 s/d 1975 11. M. Beni Bantacut,BA 1975 s/d 1985 12. M.Jamil 1985 s/d 1990 13. Drs. Zainuddin Mard 1990 s/d 1991 14. Drs.T.M Yoesoef Zainoel 1991 s/d 1992 15. Drs. Buchari Isaq 1992 s/d 1998
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
16. 17. 18. 19. 20. 21.
Drs.H.Mustafa M.Tami,MM Ir.H.Nasaruddin,MM (Pj) Drs.H.Syahbuddin BP.MM (Pj) Ir.H.Nasaruddin,MM Ir.Mohd.Tanwier (Pj) Ir.H.Nasaruddin,MM
1998 s/d 2004 2004 s/d 2005 2006 2007 s/d 2012 2012 2012 s/d sekarang
2. Visi dan Misi Kabupaten Aceh Tengah Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang sesuai dengan amanat Undang-Undang dasar 1945, maka Pemerintah Daerah diharapkan dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningakatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kerangka inilah visi dan misi Kabupaten Aceh Tengah diwujudkan dalam program kerja Bupati/wakil Bupati terpilih untuk lima tahun kedepan yang merupakan tahap kedua Rencana Pembangunan Jangka panjang Kabupaten Aceh Tengah 2005 – 2025, diarahkan untuk membawa masyarakat Kabupaten Aceh Tengah menuju suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, berakhlak, bermartabat, berkarakter dan bermakna. Dengan melihat kondisi kekinian Aceh Tengah dengan permasalahan dan tantangan serta isu-isu strategis yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang dengan memperhitungkan potensi daerah yang dimiliki oleh masyarakat Aceh Tengah, maka visi pembangunan Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012-107 adalah “Terwujudnya Kemakmuran dan Terhalaunya Kemiskinan Menuju Masyarakat Aceh Tengah Sejahtera pada Tahun 2017”
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Visi pembangunan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012-2017 ini menjadi arah cita-cita bagi pembangunan yang secara sistematis bagi penyelenggara Pemerintah Daerah dan segenap pemangku kepentingan pembangunan Kabupaten Aceh Tengah. Dalam mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012-2017, ditempuh melalui 6 (enam) misi Pembangunan sebagai berikut : 1. Melanjutkan peningkatan pelaksanaan Syariat Islam dan memantapkan peningkatan dan penghayatan serta 7 pengamalan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Misi pertama ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk terus meningkatkan kualitas pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah serta mensinergikannya dengan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat Aceh Tengah. Selain itu setiap pelaksanaan pembangunan di daerah harus benar-benar dilaksanakan dengan niat amar makruf nahi mungkar, baik pembangunan fisik maupun non fisik. 2. Melanjutkan pemantapan perekonomian rakyat, mengurangi angka pengangguran dan membuka lapangan kerja di berbagai sektor. Misi kedua ini dilakukan dalam rangka percepatan dan penyaluran modal usaha ekonomi mikro dan usaha makro menengah (UKM), mewujudkan konsep perekonomian yang terintegrasi mulai dari hulu hingga hilir dalam berbagai bidang yang melibatkan . 3. Melanjutkan pembangunan sarana dan prasarana transportasi strategis serta infrastruktur lainnya. Misi ketiga di desain untuk mewujudkan peran (fungsi) darana dan prasarana yang proporsional sesuai dengan pertumbuhan
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
penduduk sehingga memberikan dampak yang positif bagi laju pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain itu, perlu perhatian juga terhadap infrastruktur lain seperti pengolahan limbah sampah, pembukaan jalur transportasi lokal, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan dasar serta pembangunan drainase, irigasi dan pengairan sebagai upaya menjaga dan melestarikan lingkungan. 4. Melanjutkan peningkatan kualitas pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang beriman, berilmu pengetahuan dan mampu menguasai teknologi. Misi ini dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat Aceh tengah yang beriman, berkualitas dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi kekinian.
terletak diantara 4° 22’ – 4° 42’ 40.8’ Lintang Utara dan 96° 15’ 23,6” - 97° 22’ 10.76” Bujur Timur dengan luas wilayah 445.404,27 Ha. Kabupaten Aceh Tengah berada di ketinggian 200 – 2.600 m dari atas permukaan laut. Kabupaten Aceh Tengah merupakan Kabupaten yang terletak ditengah-tengah provinsi Aceh dengan batas-batas administrasi yang meliputi : Sebelah Utara Sebelah Selatan
: :
Sebelah Timur Sebelah Barat
: :
Kabupaten Bener Meriah, Bireuen dan Pidie. Kabupaten Gayo Lues,Aceh Barat dan Nagan Raya Kabupaten Aceh Timur dan Gayo Lues. Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya, Gayo Lues dan Pidie
5. Melanjtkan peningkatan dan pemantapan kualitas pelayanan kesehatan serta pemerataan pembangunan infrastruktur kesehatan. Misi ini dimaksudkan untuk menyempurnakan aspek-aspek kesehatan masyarakat dari kesehatan dasar hingga kesehatan yang berwawasan lingkungan dengan meningkatkan pelayanan dan kualitas tenaga medis dan paramedik sehingga terwujud pelayanan prima. 6. Melanjutkan pemantapan perwujudan iklim kehidupan masyarakat yang damai,tertib, kreatif, inovatif dan mandiri. Misi ini dimaksudkan untuk menguatkan keberlanjutan perdamaian, peningkatan pemahaman tentang keberlanjutan perdamaian dan melanjutkan penguatan integrasi sosial dan toleransi yang tinggi serta terwujudnya masyarakat yang kreatif, inovatif dan mandiri. 3. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu Kabupaten/Kota dari 23 (dua puluh tiga) di Provinsi Aceh yang
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
II.
DPRK ACEH TENGAH DPRK Aceh Tengah merupakan lembaga Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tengah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.Sebagai presentasi rakyat, 10 DPRK Aceh Tengah mempunyai fungsi Legislasi, Anggaran dan Pengawasan. Dalam menjalan fungsinya, DPRK Aceh Tengah mempunyai tugas dan wewenang : a. membentuk qanun yang dibahas dengan Bupati untuk mendapat persetujuan bersama; b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan qanun dan peraturan perundang-undangan lainya; c. melaksanakanan pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten dalam melaksanakan program pembangunan Kabupaten, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lain, serta penanaman modal dan kerja sama internasional; d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Bupati/wakil Bupati kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian; e. memberitahukan kepada KIP Kabupaten mengenai akan berakhirnya masa jabatan Bupati/Wakil Bupati; f. memilih Wakil Bupati dalam hal terjadinya kekosongan jabatan Wakil Bupati;
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
g. memberikan pendapat, pertimbangan dan persetujuan bersama kepada pemerintah Kabupaten terhadap rencana kerja sama internasional di Kabupaten Aceh Tengah; h. memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap rencana kerjasama antar daerah dan/atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan Kabupaten; i. mengusulkan pembentukan KIP Kabupaten dan membentuk Panitia Pengawas Pemilihan; j. melakukan pengawasan dan meminta laporan kegiatan dan penggunaan anggaran kepada KIP Kabupaten tentang penyelenggaraan pemilihan Bupati/Wakil Bupati; 11 k. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk penilaian kinerja pemerintahan; l. melaksanakan kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Sejak terbentuknya Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tengah hingga saat ini DPRK Aceh Tengah telah dipimpin oleh 19 (Sembilan Belas) orang Ketua DPRK sebagaimana tercantum dalam tabel berikut : No. Nama Tahun menjabat 1 2 3 1. Kali Kebet 1945-1949 2. Mat Rahim Djidan 1949-1951 3. Syeh Hasan 1951-1953 4. Tgk.H.Abu Bakar Bangkit 1953-1956 5. Tgk.H.Mohd. Ali Djadun 1956-1961 6. M.Daus Syis 1961-1966 7. Tgk. H. Arifin Hasan 1966-1971 8. H.Abdul Latif 1971-1974 9. Ahmad Armodja 1974-1977 10. Zam-Zam Putih 1977-1982
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 1.
H.Abdul Latief Abu Bakar Sungkit Kadim Abdurrachman M.Hasan Drs.M.Din. A. Wahab Anwar,SH Ir.Syukur Khobath Zulkarnain Muchsin Hasan,MSP
1982-1987 1987-1992 1992-1997 1997-1999 1999-2004 2004 2004-2009 2009-2014 2014 s/d sekarang
HASIL PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Penyelenggaraan Pemilihan Umum legislatif tanggal 9 April 2014 di Kabupaten Aceh Tengah telah berjalan dengan aman, tertib dan lancar. Kesuksesan penyelenggaraan pemiliu ini tentu saja berkat peran serta semua pihak utamanya masyarakat Kabupaten Aceh Tengah. Pemilu yang berjalan demokratis ini telah menghasilkan pilihan rakyat sebanyak 30 (tiga puluh ) orang Anggota DPRK terpilih yang berasal dari 4 daerah pemilihan yaitu : 1. Aceh Tengah 1 yang meliputi Kecamatan Lut Tawar, Kecamatan Kebayakan dan Kecamatan Bintang. 2. Aceh Tengah 2 yang meliputi kecamatan Pegasing, Kecamatan Jagong Jeget ,Kecamatan Atu Lintang dan Kecamatan Linge. 3. Aceh Tengah 3 yang meliputi kecamatan Rusip Antara; 4. Aceh Tengah 4 meliputi Kecamatan Bebesen, Kecamatan Kute Panang dan Kecamatan Bies. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Aceh Nomor : 171.2/642/2014 tentang Peresmian Pemberhentian dan pengangkatan Aggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tengah, tanggal 20 Agustus 2014 telah ditetapkan sebanyak 30 (tiga puluh) orang.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Perolehan kursi anggota DPRK Aceh Tengah dari partai pemenang hasil pemilu legislatif tahun 2014 adalah Partai Golongan Karya 4 kursi, Partai Demokrat 4 kursi, Partai Nasional Demokrat 4 kursi, Partai Amanat Nasional 4 kursi, Partai Gerakan Indonesia Raya 3 kursi, Partai PDI Perjuangan 3 kursi, Partai Aceh 2 kursi, Partai Hati Nurani Rakyat 2 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa 2 kursi dan Partai Persatuan Pembangunan 2 kursi. Dari 30 (tigapuluh) orang anggota DPRK terpilih itu berasal dari 10 (sepuluh) partai politik yang terdiri dari 9 (Sembilan) Partai politik Nasional dan 1 (satu) partai Politik Lokal, dengan rincian sebagaimana tercantum pada tabel berikut : No.
Nama
1 2 1. Taqwa,SH 2. Ansaruddin Syarifuddin Naldin 3. H.Hasbullah 4. Muchsin Hasan, MSP 5. Zulkarnaen 6. Ismail,SE 7. Ir.Amiruddin 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Partai Politik 13 3 Partai Golkar Partai Golkar
Partai Golkar Partai Golkar Partai Demokrat Partai Demokrat Partai Demokrat Mukhlis Partai Demokrat Win Konadi Partai Nasdem Anda Suhada.MM.Tamy Partai Nasdem Wahyuddin Partai Nasdem H.Hamdan,SH Partai Nasdem Syirajuddin Partai Amanat Nasional Ilhamuddin,S.Hut Partai Amanat Nasional
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Daerah Pemilihan 4 Aceh Tengah 1 Aceh Tengah 2 Aceh Tengah 3 Aceh Tengah 4 Aceh Tengah 1 Aceh Tengah 2 Aceh Tengah 3 Aceh Tengah 4 Aceh Tengah 1 Aceh Tengah 2 Aceh Tengah 3 Aceh Tengah 4 Aceh Tengah 1 Aceh Tengah 2
15. Sastra Mahyadi
Aceh Tengah 3
16.
Aceh Tengah 4
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30 2.
Partai Amanat Nasional Salman Partai Amanat Nasional H. Zulfikar,AB,SE Partai Gerinda Edi Kurniawan Partai Gerinda Muhammad Syahrul,SE Partai Gerinda Ikhwanussufa PDI Perjuangan Samsuddin,S.Ag,M.Pd PDI Perjuangan Sukurdi Iska PDI Perjuangan Ismail Partai Aceh M.Nazar Partai Aceh Asmayanti,A.Md Partai Hanura Drs. Yurmiza Putra Partai Hanura Halidin PKB Hamzah Tun.MR PKB Muhammad Alamsyah PPP Yakub Anwar PPP
PERESMIAN ANGGOTA DPRK
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Aceh Tengah 1 Aceh Tengah 2 Aceh Tengah 3 Aceh Tengah 1 Aceh Tengah 2 Aceh Tengah 3 Aceh Tengah 3 Aceh Tengah 4 Aceh Tengah 2 Aceh Tengah 4 Aceh Tengah 1 Aceh Tengah 1 Aceh Tengah 3 Aceh Tengah 4
Acara Pelantikan Anggota DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Pelaksanaan peresmian anggota DPRK Aceh Tengah dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2014 dalam rapat Paripurna Istimewa yang bertempat di ruang sidang DPRK Aceh Tengah peresmian Anggota DPRK Aceh tengah dilaksanakan berdasarkan Keputusan Gubernur Aceh Nomor : 171.2/642/2014 15 tentang Peresmian Pemberhentian dan Pengangkatan Aggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tengah. 3.
PIMPINAN DPSRK Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD dan Tata Tertib DPRD dan Peraturan DPRK Aceh Tengah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Tertib DPRK Aceh Tengah,Pimpinan DPRK Aceh Tengah terdiri dari satu orang Ketua dan dua orang wakil ketua, yang berasal dari Partai Politik yang memperoleh kursi terbanyak di DPRK. Pengisian pimpinan DPRK berdasarkan usulan dari Pimpinan Partai Politik kepada pimpinan sementara untuk diumumkan dan ditetapkan dalam forum rapat paripurna, yang kemudian diusulkan kepada Gubernur Aceh melalui Bupati Aceh Tengah. Usulan calon pimpinan diajukan oleh partai Politik yang memiliki kursi terbanyak dari urutan 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) yaitu dari Partai Golongan Karya adalah Muchsin Hasan.MSP, dari Partai Demokrat yaitu Zulkarnain dan dari Partai Nasional Demokrat yaitu Anda SuhadaMM.Tamy.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
sidang DPRK Aceh Tengah dilakukan pelantikan Pimpinan DPRK Aceh Tengah masa bakti 2014 – 2019, sebagai berikut : a. Muchsin Hasan,MSP dari Partai Golongan Karya sebagai Ketua DPRK Aceh Tengah; b. Zulkarnain dari Partai Demokrat sebagai Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah; c. Anda SuhadaMM.Tamy dari Partai Nasional Demokrat sebagai Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah. 4.
16
Pelantikan Pimpinan DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019 Berdasarkan Keputusan Gubernur Aceh Nomor : 171.21/22/2015 tentang Peresmian Pengangkatan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tengah maka pada tanggal 9 Februari 2015 melalui sidang paripurna istimewa yang bertempat di ruang
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
FRAKSI Setelah acara pengambilan sumpah anggota DPRK pertama dilakukan adalah pembentukan fraksi di DPRK. Fraksi merupakan wadah berhimpunnya anggota DPRK agar dapat secara optimal melaksanakan fungsi, tugas dan 17 wewenang serta hak dan kewajibannya.Setiap anggota DPRK wajib menjadi salah satu anggota fraksi, dimana setiap fraksi beranggotakan paling sedikit sama dengan jumlah komisi yaitu empat. Setelah melalui berbagai pembicaraan antar maupun interen partai yang memperoleh kursi di DPRK, akhirnya disepakati untuk membentuk 4 (empat) fraksi yang diumumkan dalam rapat paripurna DPRK , yaitu : 1. Fraksi Golongan Karya : 6 anggota (Partai Golongan karya dengan 4 anggota bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan 2 anggota). 2. Fraksi Demokrat : 8 Anggota ( Partai Demokrat dengan 4 anggota bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa dengan 2 anggota dan Partai Aceh dengan 2 anggota). 3. Fraksi Nasional Demokrat : 4 anggota ( Partai Nasdem berdiri sendiri) 4. Fraksi Partai Amanat Nasional : 12 anggota ( Partai Amanat Nasional dengan 4 anggota bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya dengan 3 anggota, Partai Hati Nurani
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Rakyat dengan dengan 2 anggota dan PDI Perjuangan dengan 3 anggota). Adapun susunan keanggotaan keempat Fraksi yang telah terbentuk tersebut adalah sebagai berikut: 1.
FRAKSI GOLONGAN KARYA Ketua : Ansyaruddin Syarifuddin Naldin Wakil Ketua : Taqwa,SH Sekretaris : H.Hasbullah Anggota : Muchsin Hasan,MSP H. Alamsyah Yacup Anwar
2. FRAKSI DEMOKRAT Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota
: : : :
18 Ismail,SE Hamzah Tun, MR Ir. Amiruddin Mukhlis Zulkarnain Halidin Ismail M.Nazar
3. FRAKSI NASDEM Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota
: : : :
H.Hamdan,SH Win Konadi Wahyuddin Anda Suhada,MM.Tamy
4. FRAKSI PAN Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota
: : : :
Ilhamuddin,S.Hut Sastra Mahyadi Salman,ST Syirajuddin.AB
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
: : : : : : : :
1. H.Zulfikar. AB 2. Edi Kurniawan 3. Muhammad Syahrul,SE 4. Ikhwanussufa 5. Syamsuddin,S.Ag.M.Pd 6. Sukurdi Iska,SH 7. Asma Yanti,A.Md 8. Drs. Yurmiza Putra
5. KOMISI Dengan jumlah anggota sebanyak 30 orang DPRK Aceh Tengah, membentuk 4 Komisi yaitu : 1. Komisi A yang membidangi tugas-tugas di bidang Pemerintahan; 19 2. Komisi B yang membidangi tugas-tugas di bidang Perekonomian; 3. Komisi C yang membidangi tugas-tugas di bidang keuangan dan pembangunan; 4. Komisi D membidangi tugas-tugas di bidang Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat). A. Komisi A Komisi A yang membidangi pemerintahan yang meliputi pemerintahan umum, ketertiban dan keamanan , catatan sipil, penerangan/pers,hukum/perundang-undangan, kepegawaian/aparatur, perizinan, politik, organisasi masyarakat dan pertanahan.Susunan pimpinan dan anggota Komisi A DPRK Aceh Tengah adalah sebagai berikut : Ketua : H.Hasbullah Wakil Ketua : Hamzah Tun.MR Sekretaris : Ansaruddin Syarifuddin Naldin Anggota : 1. H. Hamdan,SH 2. Ismail,SE 3. Samsuddin,S.Ag,M.Pd 4. Syirajuddin.AB
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
5. Ilhamuddin,S.Hut B. KOMISI B Komisi B yang membidangi Perekonomian yang meliputi perindustrian dan perdagangan, pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, pengadaan pangan, logistik, koperasi, pariwisata, perhubungan, kependudukan, ketenagakerjaan, transmigrasi, pertambangan , energi dan dunia usaha. Susunan pimpinan dan anggota Komisi B DPRK Aceh Tengah adalah sebagai berikut : Ketua : Wahyuddin Wakil Ketua : Halidin Sekretaris : Ismail Anggota : 1. Muhammad Alamsyah Yacob 20 2. Sukurdi Iska 3. Ikwanussufa 4. Santra Mahyadi C. KOMISI C Susunan pimpinan Komisi C yang membidangi keuangan dan Pembangunan yang meliputi keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahaan daerah, perusahaan patungan, penanaman modal, asset daerah, pekerjaan umum, pemetaan, tata kota, pertamanan, kebersihan, perumahan rakyat dan lingkungan hidup. Susunan pimpinan dan anggota Komisi C DPRK Aceh Tengah adalah sebagai berikut : Ketua : Ir. Amiruddin Wakil Ketua : Win Konadi Sekretaris : Mukhlis Anggota : 1. H. Zulfikar.AB,SE 2. Taqwa,SH 3. Muhammad Syahrul,SE 4. Drs. Yurmiza Putra
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
D. KOMISI D Komisi D yang membidangi Keistimewaan dan Kesejahteraan yang meliputi pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, Agama, adat, kepemudaan dan olah raga, kebudayaan, sosial, kesehatan, keluarga berencana dan peranan wanita, pelaksanaan syariat Islam, harta agama (Baitul Mal) dan waqaf, keulamaan, museum dan cagar budaya. Susunan pimpinan dan anggota Komisi D DPRK Aceh Tengah adalah sebagai berikut : Ketua : Salman Wakil Ketua : Edi Kurniawan 21 Sekretaris : Asmayanti,A.Md Anggota : 1. M. Nazar 2. Anwar 6. BADAN MUSYAWARAH Badan musyawarah merupakan salah satu alat kelengkapan DPRK yang menjadi tempat dimana rencana kegiatan DPRK dirancang dan ditetapkan. Badan Musyawarah mempunyai tugas : a. b.
c.
memberikan pertimbangan tentang penetapan program kerja DPRK baik diminta atau tidak; menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat-rapat DPRK, memutuskan pilihan mengenai isi risalah rapat apabila timbul perbedaan pendapat; memberikan saran dan pendapat untuk memperlancar kegiatan dan merekomendasikan pembentukan panitia khusus.
Susunan pimpinan dan anggota Badan Musyawarah DPRK Aceh Tengah adalah sebagai berikut : Ketua : Muchsin Hasan,MSP Wakil Ketua : Zulkarnain
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Wakil Ketua Sekretaris Anggota
: :
Anda Suhada,MM Tamy Sekretaris DPRK Aceh Tengah (bukan Anggota) : 1. Anwar 2. H.Hasbullah 3. Ir. Amiruddin 4. Mukhlis 5. M. Nazar 6. Win Konadi 7. Syirajuddin. AB 8. Sastra Mahyadi 9. Muhammad Syahrul,SE 10. Sukurdi Iska 11. Asmayanti,A,Md 22 12. Ikhwanussufa
7. BADAN ANGGARAN Badan Anggaran memiliki fungsi yang cukup strategis di lembaga DPRK dalam mengawal fungsi anggaran. Badan Anggaran mempunyai tugas sebagai berikut : a. memberikan saran pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRK kepada Bupati dalam mempersiapkan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (RAPBK) selambat-lambatnya lima bulan sebelum ditetapkannyan APBK; b. memberikan saran dan pendapat kepada Bupati dalam mempersiapkan penetapan, perubahan dan perhitungan APBK sebelum ditetapkan dalam rapat paripurna; c. memberikan saran dan pendapat kepada DPRK mengenai pra rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten, rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
perubahan dan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten yang telah disampaikan oleh Bupati; d. Memberikan saran dan pendapat terhadap rancangan perhitungan anggaran yang disampaikan oleh Bupati kepada DPRK; dan e. Menyusun anggaran belanja DPRK dan memberikan saran terhadap penyusunan anggaran belanja sekretariat. Susunan pimpinan dan anggota Badan Anggaran DPRK Aceh Tengah adalah sebagai berikut : Ketua : Muchsin Hasan,MSP Wakil Ketua : Zulkarnain Wakil Ketua : Anda Suhada,MM Tamy Sekretaris : Sekretaris DPRK Aceh Tengah (bukan Anggota Anggota : 1. Ansaruddin Syarifuddin Naldin 2. Taqwa,SH 23 3. Muhammad Alamsyah Yakub 4. Ismail,SE 5. Ismail 6. Hamzah Tun.MR 7. Halidin 8. H.Hamdan,SH 9. Ilhamuddin,S.Hut 10. Wahyuddin 11. Salman 12. H.Zulfikar .AB.SE 13. Edi Kurniawan 14. Samsuddin,S.Ag, M.Pd 15 . Drs.Yurmiza Putra 8. BADAN LEGISLASI
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Badan Legislasi memiliki fungsi yang sangat penting di DPRK untuk mengawal fungsi legislasi. Badan Anggaran mempunyai tugas sebagai berikut : a. menyusun rancangan program legislasi daerah yang menurut daftar urutan dan prioritas rancangan qanun beserta alasannya untuk setiap tahun anggaran di lingkungan DPRK; b. berkoordinasi untuk penyusunan program legislasi daerah antara DPRK dan Pemerintah Daerah; c. menyiapkan rancangan qanun usul DPRK berdasarkan program yang ditetapkan; d. melakukan pengharmonisan, pembulatan dan pemantapan konsepsi rancangan qanun tersebut disampaikan kepada pimpinan DPRK; e. memberikan pertimbangan terhadap rancangan qanun yang diajukan oleh anggota, Komisi dan/atau gabungan komisi, diluar rancangan qanun yang terdaftar dalam program Legislasi daerah; f. mengikuti perkembangan dan24melakukan evaluasi terhadap pembahasan materi muatan rancangan qanun melalui koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus; g. memberikan masukan kepada pimpinan DPRK atas rancangan qanun yang ditugaskan oleh Badan Musyawarah; h. membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah dibidang perundang-undangan pada akhir masa keanggotaan DPRK. Susunan pimpinan dan anggota Badan Legislasi DPRK Aceh Tengah adalah sebagai berikut : Ketua : Taqwa,SH Wakil Ketua : Mukhlis Sekretaris : Sekretaris DPRK Aceh Tengah (bukan Anggota) Anggota : 1. Ansaruddin Syarifuddin Naldin 2. H.Hamdan,SH
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
3. Wahyuddin 4. Ir. Amiruddin 5. Syirajuddin.AB 6. Salman, ST 9. BADAN KEHORMATAN Dengan jumlah anggota DPRK 30 orang, maka berdasarkan Peraturan Tata Tertib dibentuk Badan Kehormatan dengan anggota sebanyak 3 (tiga) orang, dimana setiap fraksi dapat mengajukan anggotanya sebagai anggota Badan Kehormatan. Oleh karena jumlah fraksi di DPRK Aceh Tengah sebanyak 4 Fraksi, maka dilakukan pemilihan secara voting untuk menentukan 3 orang anggota Badan Kehormatan.Berdasarkan voting dalam rapat paripurna DPRK akhirnya diputuskan keanggotaan Badan Kehormatan sebagai berikut : Ketua : H.Hamdan,SH Wakil Ketua : Ismail,SE 25 Anggota : Ansaruddin Syarifuddin Naldin Badan Kehormatan mempunyai tugas : a. Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral pimpinan dan Anggota DPRK dalam menjaga martabat,kehormatan, citra dan kredibilitas sesuai dengan kode etik DPRK; b. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan pimpinan dan anggota DPRK terhadap kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPRK serta sumpah/janji; c. Kode Etik dibuat secara bersama-sama anggota DPRK; d. Melakukan penyelidikan, verifikasi, klarifikasi atas pengaduan pimpinan DPRK,masyarakat dan/atau pemilih; e. Menyampaikan laporan atas keputusan Badan kehormatan pada rapat paripurna DPRK, dan
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
f.
Dapat menjatuhkan sanksi kepada anggota DPRK yang terbukti melanggar kode etik DPRK.
Selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud diatas, setiap anggota Badan Kehormatan mempunyai kewenangan sebagai berikut : a.
b.
Memanggil anggota DPRK yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan pembelaan terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan, dan Meminta keterangan pelapor,saksi dan/atau pihak-pihak lain yang terkait, termasuk untuk meminta dokumen atau bukti lain.
26
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
III. Profil Anggota DPRK 1.
MUCHSIN HASAN, S.Pd.I, MSP
Pendidikan Partai politik
: S2 : Golongan Karya
Fraksi No. Hp Dapil
: Golongan Karya : 085270052333 : Aceh Tengah 4
Jumlah Suara Pengalaman kerja
: 1.720 : Anggota DPRK Aceh Tengah Periode 2009-2014 : -
Tanda jasa
Nama lengkap Tempat tanggal lahir Alamat
: : :
Muchsin Hasan, S.Pd.I, M.SP. Takengon, 10 Maret 1979 Jl. Takengon-Isaq, Burni Jimat KampungKebet Kecamatan Bebesen No. 79
Istri Anak
: :
Vitriani 1. Lutfi Fayruzy 2. Fitra Ramadhan 3. Rifky Al Faresi
Terlahir dan besar di keluarga pendidik. Ayahtokoh masyarakat, pendiri Pondok Pasantren Darul Muhklisin, dengan ibu yang selalu memberi perhatian pada keluarga kurang mampu. Besar dan belajar, menghabiskan banyak waktu bersama kaum santri. Mendidik dan berbaur bersama anak kurang mampu merupakan aktifitas yang telah mendarah daging dalam diri seorang Muchsin Hasan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah periode 2014-2019. Putra bungsu pasangan Drs. Tgk. H. M. Hasan Tan dan Hj. Nurjannah tidak pernah terbesit dalam benaknya akan menjadi pimpinan DPRK Aceh Tengah. Pasalnya, ia hanya ingin mengabdi pada masyarakat dengan apa yang dia miliki dan kemampuan yang telah ia raih sejak kecil di lingkungan pasantren. Tempat tinggalnya adalah Pasantren Darul Muhklisin yang didirikan Hasan Tan pada tahun 1990 di Burni Jimet, Kampung Kebet, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Sejak kecil, keseharian Muchsin Hasan tidak lepas dari pertemanan dengan para santri asuhan ayahnya. Pada saat itu, ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar Negeri Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
27 28
(SDN) 7 Takengon, sangat akrab dengan para santri maupun para ustadz di pesantren tersebut. Besar di lingkungan pesantren dan menempuh pendidikan juga di Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Darul Mukhlisin, membuatnya sangat dikenal oleh semua santri. Usai menamatkan MAS pada tahun 1998, Muchsin Hasan coba menimba ilmu di beberapa pondok pasantren, serta kuliah tingkat sarjana (Ma’had ‘Ali) di Wali Songo, Tebu Ireng Jombang, hingga mengikuti pendidikan di Institut Studi Islam Gontor. Karena tidak ingin menjadi anak yang tidak patuh kepada orang tua, Muchsin Hasan memutuskan kembali ke Aceh Tengah guna membantu orang tua untuk mengasuh anak santri di Ponpes Darul Mukhlisin. “Saya belajar di beberapa pesantren di Jawa untuk melihat perkembangan pendidikan Islam. Namun karena keinginan orang tua (ibu) akhir tahun 1999 saya kembali ke Takengon,” kata Muchsin Hasan. Sekembalinya dari Pulau Jawa, Muchsin Hasan melanjutkan pendidikan strata satu (sarjana) di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Gajah Putih Takengon, Fakultas Tarbiyah, tamat pada tahun 2004. Semasa kuliah, ia aktif dalam berbagai organisasi kampus serta organisasi sosial kemasyarakatan, namun kehidupan di pesantren tidak pernah ia tinggalkan. Sepulang kuliah, ia tetap membantu orang tua mengurus pesantren hingga menjadi pengajar bagi ratusan santri dalam berbagai bidang ilmu. Mata pelajaran Nahwu, Fiqih, Syaraf, Bahasa Inggris serta Bahasa Arab menjadi makanan sehari-harinya dalam menuangkan ilmu kepada kalangan santriwan dan santriwati.
Saat masih duduk di bangku SD,Muchsin Hasan kerap membantu orang tua dalam pengembangan pasantren semampunya. Meski masih belum masuk usia remaja, Muchsin Hasan kecil sudah sering ikut proses belajar di pasantren. Disanalah ia belajar mandiri, untuk makan sehari-hari harus masak terlebih dahulu. Oleh sebab itu, alumni Darul Mukhlisin sudah menjadi keluarga besar Muchsin Hasan yang tidak pernah dilupakan, dimana setiap tahun ada sekitar 250 orang yang menjadi alumni. Kini sudah banyak yang berkiprah di berbagai profesi, ada yang mendirikan pasantren, menjadi PNS, civitas akademika, imam kampung, aparatur kampung dan lainnya. Semua alumni menjadi perpanjangan tangan seorang Muchsin Hasan dalam bermasyarakat dan silaturahmi. Kehidupan pasantren dengan latar santri yang kurang mampu, membuat Muchsin Hasan dan keluarga besar bekerja keras untuk pembiayaan pesantren. Bahkan pada tahun 2015, ada sekitar 30 anak yatim piatu yang tidak dipungut biaya (gratis). Bagi santri yatim juga diberi berbagai kemudahan dalam menimba ilmu. “Saat ini santri hanya membayar Rp 50 ribu perbulan, kalau dihitung untuk listrik saja tidak cukup tapi, karena niat untuk membantu warga yang kurang mampu, pengurus pesantren terus melakukan berbagai usaha demi para santri,” kata Muchsin Hasan yang menikahi Vitriani tahun 2004, perempuan tangguh yang pernah aktif sebagai atlet olahraga Taekwondo. Keseriusan soal pendidikan juga dibuktikan Muchsin Hasan dengan menempuh program pascasarjana. Dalam waktu satu tahun delapan bulan, ia berhasil mendapatkan gelar Master Studi Pembangunan (M.SP.) dari Universitas Sumatera Utara (USU) dengan IPK 3.8. Bahkan sempat ditawari langsung untuk melanjutkan program
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
29 30
doktoral. Namun seiring dengan tanggungjawab atas jabatan yang diemban, ia memilih untuk mundur terlebih dahulu. “Satu saat, kalau ada umur dan kesempatan program S3 akan kita upayakan dapat dijalani karena wadah sudah ada dan latar belakang keluarga yang konsen terhadap pendidikan, S3 tetap menjadi pertimbangan nantinya,” kata Muchsin Hasan, yang telah lulus sebagai mahasiswa doktoral (S3) tahun 2013 di USU yang kemudian mengundurkan diri. Sebelumnya, usai meraih gelar sarjana (S1), Muchsin Hasan secara tidak langsung mulai terjun dan dilibatkan masuk ke dunia politik. Hal itu terjadi pasca mundurnya Hasan Tan dari kursi DPRK sebelum pelantikan anggota DPRK periode 2004-2009. Dimana, Hasan Tan pernah meraih suara terbanyak pada pemilu legislatif pada tahun 2004 bersama partai politik pengusung Partai Bulan Reformasi (PBR). Keterlibatan Hasan Tan di politik membawa dampak pada Muchsin Hasan. Dari orang terdekat seperti orang tuanya, para kolega, kemudian diminta memegang surat mandat pengurus partai bahkan sebagai Ketua Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Meski tidak pernah belajar ilmu politik, Muchsin Hasan mulai melakoni pekerjaan sebagai pengurus partai. Pada pemilu legislatif tahun 2009, ia masuk daftar calon anggota DPRK dan berhasil duduk menjadi anggota dewan yang terhormat periode 2009-2014, bahkan dipercaya sebagai Ketua Komisi A serta Ketua Fraksi Gabungan dengan 11 orang bergabung dari berbebagai partai politik. Saat itu, Muchsin Hasan mencalonkan diri dari daerah pemilihan (dapil) dua dengan nomor urut dua (Kecamatan Bebesen, Bies, Kute Panang, Atu Lintang, Jagong, Linge dan Pegasing). PKNU berhasil meraih dua kursi (Muchsin Hasan dan Samsuddin).
Diakhir periode 2009-2014, Muchsin Hasan di-PAW (pergantian antar waktu) karena PKNU tidak lagi menjadi partai peserta pemilu. Terlebih saat itu aroma politik sangat kental di DPRK Aceh Tengah, ia tidak dapat mempertahankan posisinya. Selanjutnya menggunakan perahu lain, partai dengan lambang pohon beringin dan keidentikkan berwarna kuning. Keluar dari PKNU, Muchsin Hasan yang selalu bertutur sapa ramah dan santun, dilamar banyak partai untuk menjadi calon anggota legislatif. Atas beberapa pertimbangan, restu orang tua dan saran beberapa tokoh politik, ia akhirnya menerima tawaran dari Dewan Pengurus Daerah Tingkat II (DPD) Golkar Aceh Tengah dan diijinkan masuk daftar caleg nomor urut 2. Muchsin Hasan kembali menunjukkan sikap anak santun, ia tidak neko-neko soal pencalonan dengan menerima keputusan partai, tanpa pernah melakukan lobilobi untuk urusan nomor caleg meski peluangnya saat itu bisa ditempatkan pada nomor urut satu. Usai penghitungan suara pemilu legislatif, Muchsin Hasan tercatat berhasil mengumpulkan 1.820 suara, urutan ke tiga terbanyak dari 30 anggota DPRK Aceh Tengah periode 2014-2019. Keberhasilan itu tidak lepas dari peran alumni Pasantren Darul Mukhlisin di seluruh wilayah Aceh Tengah. Meski semua orang punya hak suara, namun dengan adanya kedekatan dengan para alumni, tanpa dimintapun alumni dan santri aktif tetap mendukung langkah politik Muchsin Hasan duduk di DPRK. Setelah pemilihan umum legislatif, seluruh Pengurus Partai DPD II Golkar Aceh Tengah melakukan rapat internal, Muchsin Hasan salah satu pengurus baru di Golkar yang diusulkan menduduki kursi
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
31
32
pimpinan DPRK Aceh Tengah. “Saat itu diusulkan juga calon pendamping saudara Ansaruddin Syarifuddin Naldin, tapi seluruh pengurus sepakat menyetujui kita (Muchsin Hasan-red) sabagai pimpinan DPRK. Berselang beberapa waktu, Surat Keputusan dikeluarkan DPP Golkar yang ditandatangani Abu Rizal Bakrie,” kenang ayah dari Lutfi Faeruzi. Bertepatan dengan lima bulan bergabung dengan Partai Golkar, ia pun dipercaya menjabat Wakil Ketua DPD II Golkar Aceh Tengah, mendampingi Nasaruddin sebagai Ketua Umum-nya. Muchsin Hasan tetap menjadi anak yang patuh terhadap orang tua, meski telah menjadi pimpinan DPRK Aceh Tengah. Pesan ibunda untuk membuka diri dan menjadi pribadi yang terbuka tetap ia ingat. Oleh sebab itu sebagai Ketua DPRK, ia menunjukkan sikap tidak anti kritik dan lebih sering meminta berbagai pendapat dari semua pihak demi kemajuan lembaga yang ia pimpin serta dapat terlaksana pembangunan Aceh Tengah yang merata. Disadarinya, sebagai manusia biasa, selalu merasa kurang terhadap apa yang dijalani, selalu mengevaluasi diri dan menerima gagasan segenap masyarakat luas, sebagai cambuk baginya untuk bekerja sekuat tenaga dengan otoritas dan kewenangan yang ada dipundaknya. Awal menduduki kursi pimpinan DPRK Aceh Tengah, anak santri itu mendapat masukan dari dalam keluarga. Tanggung jawab sebagai Ketua DPRK tentunya menyita waktu mengurus pasantren yang 80 persen dihuni santri dari orang tua yang tingkat ekonomi rendah. Dengan tanggung jawab yang berat itulah, keluarga memberi pertimbangan untuk menolak posisi tersebut, khawatir akan menjadi fitnah di kemudian hari. Namun Muchsin Hasan juga mempertimbangkan amanah partai politik pengusungnya yang juga representasi sebahagian masyarakat yang tidak ingin dilukai.
Di tangan Muchsin Hasan, DPRK butuh kritikan dan masukan supaya lembaga bisa dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Kritikan bisa disampaikan kepada lembaga atau pribadi 30 anggota dewan bahkan bisa juga disampaikan pada sekretariat DPRK Aceh Tengah. Ia ingin DPRK sebagai mitra berbagai unsur hingga pihak eksekutif, demi Kabupaten Aceh Tengah yang lebih baik dalam bidang pembangunan. Sebagai pimpinan lembaga representasi masyarakat, Muchsin Hasan bercita-cita dapat tercapainya standarisasi pendidikan di seluruh wilayah Aceh Tengah demi seluruh masyarakat. Struktur pendidikan, baginya adalah kunci keberhasilan hidup, melalului pendidikan formal yang digandeng dengan pendidikan agama, guna menempa anak didik berakhlak mulia. Salah satu digagas Muchsin Hasan ialah menghadirkan lembaga pendidikan pembinaan dayah dan pengajian di Kabupaten Aceh Tengah, sebagai salah satu cara untuk mengimbangi pendidikan formal dengan pendidikan agama melalui pelaksanaan pengajian ba’da magrib, dan program pembinaan pengajian sebagai bentuk perhatian terhadap pendidikan rohani generasi muda serta perlunya kesopanan dan kesantunan harus tetap diajarkan kepada anak-anak. Sebagai petugas partai yang ditugaskan sebagai pimpinan DPRK dan kedekatan emosional dengan Ketua DPD II Golkar yang tak lain adalah Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan sempat digadanggadang sebagai penerus kursi nomor satu Dataran Tinggi Tanoh Gayo. Meski belum ada peluit panjang tanda dimulainya pemilihan kepala daerah (pilkada) dari penyelenggara pemilu tahun 2017. Nama Muchsin Hasan kian nyaring diperbincangkan meski dirinya sendiri belum pernah berucap sepatah kata akan isu mencalonkan diri sebagai bupati.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
33 34
Dengan lemah lembut, Muchsin Hasan menyampaikan hanya ingin mengabdi untuk masyarakat sesuai ilmu yang diperolehnya serta amanah dari orang tua. Sebagai anak, Muchsin Hasan berharap bisa membangggakan kedua orang tuanya dengan menunjukkan keberhasilan memimpin DPRK. Kelak bila partai menugaskan lebih dari sekedar Ketua DPRK, perlulah meminta restu orang tua dan keluarga besar. Sebab, ia tidak pernah bermimpi dan niat menjadi bupati. “Bila sudah menyelesaikan dua periode di DPRK Aceh Tengah, demi pengabdian bisa dimana saja dan mungkin kembali ke pasantren,” sebut Muchsin Hasan. Muchsin Hasan pernah juga menerima penghargaan Indonesia Best Leadership Award 2015. Ia satu dari 25 orang penerima yang menyisihkan sekian banyak putra-putri Indonesia. Award itu diterimanya dalam acara yang dilaksanakan oleh Citra Prestasi Anak Bangsa, di Ball Room Grand Cempaka Hotel Jakarta, Jumat (8 Mei 2015). Atas penghargaan itu, sama sekali tidak terduga. “Saya tidak tahu kapan tim mereka datang ke Aceh Tengah dalam melihat semua yang selama ini saya lakukan, saya ucapkan terima kasih kepada yayasan dan semua yang telah memberikan masukan kepada tim yang turun ke Takengon,” tutur Muchsin Hasan yang kini menjadi koordintaror (Korwil) Provinsi Aceh, Asosiasi DPRD kab/kota Seluruh Indonesia (Adkasi). Yayasan Citra Prestasi Anak Bangsa adalah salah satu lembaga yang bersifat independen, non politik, nirlaba dan bergerak di bidang sosial. Kegiatan utama lembaga ini adalah melakukan hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia dengan melalui sentuhan psykoligis yang bersifat mulia. Memprakarsai memberikan penghargaan kepada tokoh masyarakat dari berbagai kalangan profesi
yang berprestasi dan telah memberikan kontribusi sumbangsih bagi kemajuan pembangunan di negeri ini dari berbagai bidang kehidupan. Selama menempuh pendidikan hingga pascasarjana, Muchsin Hasan selalu berusaha menjadi pribadi yang ikhlas, mandiri, amanah dan jujur, sesuai pesan dari ayahnya. Terlebih saat mulai menjadi anggota dewan dan kini menjabat Ketua DPRK Aceh Tengah, ia dipesan untuk dekat dengan semua masyarakat dalam posisi apapun. Buah hasil didikan Hasan Tan dan Nur Jannah kini telah terbiasa menjalani hidup, berbaur dengan orang-orang dari kalangan bawah. Terhadap ibunda tercinta Nur Jannah, Muchsin Hasan merupakan sosok anak yang dekat dengan “cahaya surga”. Sebagai anak bungsu dari enam bersaudara itu terkadang lebih disayang tentunya. Kini dengan aktivitas politik, sosial masyarakat, Muchsin Hasan tidak pernah luput dari meminta restu ibunda bila akan bepergian. Hj. Nurjannah ibunda tercinta hanya berpesan, agar Muchsin Hasan ikhlas melaksanakan tugas meski itu berat dan apapun resikonya. Pernah keberatan atas jabatan putranya sebagai Ketua DPRK, kini mulai memahami tugas dan tanggung jawab yang diemban sang anak terkasih untuk pengabdian tiada henti demi masyarakat.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
35
36
Fraksi No Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
2. ZULKARNAIN, SE, MSP
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak Pendidikan Parpol
: : : : : : : :
ZULKARNAIN Takengon, 10 September 1958 Islam Takengon Ir. Hj. Nauwar Rifqi Muttaqin S2 Partai Demokrat
: : : : :-
Demokrat 0811 6000 100 Aceh Tengah 1
Anggota DPRKAceh Tengah 2Periode - Ketua DPRK 2009-2014 - Ketua PRSI Aceh Tengah - Wakil Ketua GAPENSI - Direktur CV. Zunion - Mantan Pengurus KNPI Sosoknya sederhana, selalu tampil segar. Pria yang selalu mengenakan kacamata ini hadir di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah sudah untuk kedua kali di percaya rakyat untuk mengemban aspirasi. Priode pertama 2009-2014 pria berkulit putih dengan tubuh ramping ini, dengan jumlah kursi di DPRK empat kursi, dari praksi Demokrat “mencapai” puncak untuk duduk sebagai Ketua lembaga. Zulkarnain, memastikan turun ke dunia politik dengan kepercayaan penuh, tanpa ragu. Berkibar dengan bendera Partai Demokrat, manta pengurus KNPI ini selalu mengedepankan kebersamaan dalam menyahuti aspirasi masyarakat di dalam gedung parlemen. Pandangan politiknya untuk saat ini, akan tetap membela kaum yang lemah dan selalu akan mengritisi kebijakan pemerintah yang lari dari “rel” yang sudah di tentukan.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
37
38
Mantan direktur CV. Zunion ini, berharap kepada pemerintah dan masyarakat serta sticholder lainya agar senantiasa membangun perekonomian masyarakat Gayo, seperti apa yang di cita-citakan oleh pendahulu bangsa ini. Lahir dari pasangan Almarhum Hamzah dan Almarhumah Hamidah, Zulkarnain selalu berpanutan terhadap sosok ayah dan ibu yang sangat di cintai. Harapannya selalu akan dan berusaha menjadi terbaik dari yang sudah-sudah. Keberhasilanya dalam mengapai cita-cita sudah tentu ada campur tangan masyarakat serta dukungan kuat dari keluarga. Menurutnya kesuksesan yang diraihnya sekarang adalah baik. Dan yang lebih baik adalah dalam hadirnya di gedung parlemen dalah lebih baik jika bermanfaat bagi masyarakat banyak. Karena bisa membahagiakan hati orang lain adalah badah dalam menjalani kehidupan ini. Jabatan atau pangkat bukanlah warisan, tapi merupakan amanah yang di capai karena adanya doa dan dukungan orang banyak, oleh karena itu jangan terbiasa mempersoalkan jabatan.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
39
3. ANDA SUHADA MM TAMY
Nama lengkap
:
Anda Suhada MM Tamy
Tempat tanggal lahir
:
Banda Aceh, 19 Juli 1975
Istri
:
Niariana
Anak
:
1. Pratama Naufal C.D, 2. Rafly Pradana Suhada 3. Sultan Farizq Aldana
Pendidikan
: SMAN 3 Jakarta Selatan
Partai politik
: Nasional Demokrat (NASDEM)
Fraksi
: Nasional Demokrat (NASDEM)
No. Hp Dapil Jumlah Suara
: 081360807999 : Aceh Tangah 2 : 735
Pengalaman kerja Tanda jasa
: : -
Irit bicara tapi tidak miskin ilmu. Pribadinya asik diajak berdiskusi, ditambah dengan pengalaman hidupnya yang sudah terbilang matang di usia muda. Cerdas berpikir demi cita-cita kesejahteraan rakyat serta tidak menyukai perselisihan dan permusuhan. Politik cerdas nan sehat adalah motto dalam politiknya. Hal itu tergambar pada anakke empat dari mantan Bupati Aceh Tengah Mustafa M Tamy, Anda Suhada. Sosoknya mulai dikenal luas sejak berkeinginan mendaftar sebagai bakal calon Bupati Aceh Tengah periode 2012-2017. Dengan satu tekad ingin meneruskan cita-cita sang ayah, membawa Kabupaten Aceh Tengah ke arah mandiri dan berdikari, ialah Anda Suhada, pimpinan DPRK Aceh Tengah periode 2014-2019. Sejak kecil, Anda panggilan akrabnya, sering berpindah tempat tinggal sesuai penempatan tugas orang tuanya Mustafa Tamy, bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Transmigrasi. Pernah menetap di Irian Jaya selama tiga tahun, kemudian di Banda Aceh, Pekan Baru, Palembang, Jakarta dan tinggal di Bandung. Tatkala menempuh pendidikan sarjana dan berkeluarga ia mulai menetap lama di Jakarta namun sering ke Medan untuk urusan bisnis dan keluarga.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
40
Sejak kecil, Anda Suhada terbiasa hidup mandiri. Selama bersekolah di SDN 06 Jakarta Selatan, 41 SMPN 73 dan SMAN 3 Setia Budi Jakarta Selatan, ia sering ditinggal orang tua karena pekerjaan. Pernah juga merasakan bagaimana hidup dikos-kosan selama menjadi mahasiswa. Kemandirian hidup itu tercermin hingga saat ini, tidak manja dan mau melakukan pekerjaan seringan apapun tanpa perlu bantuan orang lain. Di masa jelang pemilihan umum kepala daerah (pilkada) tahun 2012, Anda diketahui sering mencuci pakaian sendiri meski saat itu banyak saudara dan pendukungnya bisa melakukannya. Karena status, tidak menjadikan dirinya sebagai pemalas dan mau mengerjakan pekerjaan rumah. Sebelum terjun ke dunia politik, Anda adalah pekerja swasta dan berwiraswasta. Pernah menjabat Direktur C.V. Nuri, Direktur Utama P.T. MM serta menjadi pebisnis yang bermitra dengan P.T. Pertamina, serta menggeluti usaha perkebunan. Anda juga pernah mengasah ilmu dan pengalaman melalui berbagai organisasi. Bergabung dengan organisasi Pemuda Pancasila saat menetap di Jakarta dan menjadi bagian Barisan Muda Demokrat. Pemilihan umum (pemilu) presiden tahun 2009 adalah pengalaman pertama Anda di politik. Ia ditugaskan untuk memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono di Provinsi Aceh, yang diusung oleh Partai Demokrat. Dinilai berhasil memperoleh suara di Aceh untuk SBY, ia kemudian dipercaya masuk daftar calon anggota legislatif (caleg) untuk DPR Aceh dengan nomor urut dua pada tahun 2009, mewakili daerah pemilihan Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Bireun. Meski bisa mengantongi sebanyak 30 ribuan suara, ia tidak dilantik karena suaranya direlakan untuk caleg nomor satu.
Berdasakan amanah Mustaf M Tamy, berpolitik harus sehat maka sebagai politikus, Anda tidak mempunyai target pribadi. Capaian karier politik hanya amanah yang perlu disyukuri. “Politik yang sehat adalah bagaimana menyatukan perbedaan pendapat” kata Anda Suhada. Pemilu legislatif 2014, karier politik Anda semakin cemerlang dengan keberhasilan meraih 735 suara dari dapil Aceh Tengah 2 (Pegasing, Atu Lintang, Jagong dan Linge). Menggunakan perahu Partai Nasional Demokrat (NasDem), kini dipercaya menduduki salah satu kursi pimpinan DPRK Aceh Tengah periode 2014-2019. Sebagai perwakilan masyarakat, keinginan kuatnya ialah pembangunan Kabupaten Aceh Tengah harus digenjot dan pendapatan daerah (PAD) harus lebih besar. Pejabat sebagai pelayanan masyarakat tidak boleh banyak “tidur”, karena di depan mata telah menanti penghapusan dana otonomi khusus (otsus) yang diprediksi akan berakhir pada tahun 2027. Dengan berakhirnya otsus, pembiayaan pembangunan, hingga gaji guru, maupun honorer menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.Pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif harus berpikir keras, bekerja maksimal dengan waktu yang telah ditentukan untuk membuat kebijakan untuk menghasilkan PAD.“Bila PAD masih kurang, akan banyak pegawai, tenaga kontrak dan honorer yang dirumahkan,” kata Anda Suhada. Peningkatan PADadalah persoalan pokok yang selalu disoroti Anda Suhada. Ia khawatir jika dana otsus sudah tidak ada, maka pemerintah akan kesulitan menanggung belanja daerah untuk pembangunan atau sekedar menggaji pegawai. Satu saja dipilih maka akan membawa dampak yang tidak baik untuk daerah.Untuk mengantisipasi berakhirnyadanaotsus, Pemerintahan Kabupaten
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
43 42
Aceh Tengah, menurut Anda, harus memikirkan kemajuan sektor pariwisata dan pertanian. Dengan sumber daya alam yang ada maka sektor pariwisata salah satu yang bisa menyumbang PAD terbesar. “Mendukung pariwisata Aceh Tengah maka infrastruktur jalan harus diperbaiki. Serta membuka jalan seperti jaring laba-laba karena letak Aceh Tengah sangat strategis,” kata Anda. Selain mengandalkan pariwisata, pendapatan dari sektor perkebunan, kopi, hortikultura juga alternatif untuk PAD yang besar. Jika pemerintah mengandalkan pendapatan daerah dari hasil bumi, maka harus membuat regulasi yang memudahkan petani dari segi pajak, retribusi, serta membantu petani melalui subsidi pupuk dan hal kemudahan lainnya untuk mendorong peningkatan kuantitas hasil bumi itu sendiri. Sebagai perwakilan rakyat, Anda juga memberi sumbangsih pemikiran, dimana ia menilai Kawasan Ketapang yang diprogram sebagai sentral peternakan sapi, anggaran yang telah terserap mencapai puluhan milyar rupiah, harus dilakukan perubahan sistem pengelolaan ke sistem swastanisasi. Nantinya, pemerintah melalui instansi terkait tidak harus lepas begitu saja namun dapat belajar dengan pihak ketiga yang berpengalaman dalam peningkatkan produksi daging di Ketapang, dan mempelajari metode penanganan daging sapi hingga produksi secara modern. Hal itu dilakukan guna menghindari kerugian yang lebih besar dan meminimalisir pemborosan anggaran. KabupatenAceh Tengah, menurut Anda, perlu kawasan terbuka hijau sebagai keseimbangan alam, bisa dijadikan tempat semua pihak sebagai areal rekreasi dan berkreasi.Manfaatnya bagi dunia bermain anak-anak sangat besar, yang perlu mendapat porsi
lebihagar kelak generasi Aceh Tengah tidak lagi mencari kesenangan semata, namun dapat bekerja pada usia muda. Untuk cita-cita daerah, perlu menyatukan persamaan pandangan politik, program pemerintah sesuai visi dan misi jika ingin pembangunan daerah bergulir dengan baik. Anda yang berkeinginan pembangunan bisa maju pesat, mendorong keras semua pihak seperti keharusan mengayomi pemuda kreatif, supaya dapat bekerjasama dan tidak ada istilah pengkotak-kotakan. Gedung kesenian, juga salah satu yang sangat diharapkan Anda bisa berdiri di Aceh Tengah. Anak-anak muda dan generasi mendatang bisa mengharumkan nama Aceh Tengah melalui pentas kesenian hingga bisa menjadi pelaku seni yang ternama. Bila wadah tidak disediakan, Aceh Tengah akan redup dalam dunia kreatifitas dan industri kreatif. Tanggungjawab pemerintah sangat besar terhadap masyarakat, sebab pemerintah mengelola uang yang bersumber dari rakyat. “Apa yang diambil pemerintah, harus ada jaminan juga terhadap masyarakat,” kata Anda yang mendasari pemikirannya untuk berbuat lebih banyak terhadap kepentingan masyarakat. Di Aceh Tengah, Anda menilai event seperti pacuan kuda seharusnya bisa lebih baik dilaksanakan. Ketertiban, keselamatan penonton dan fasilitas pendukung seharusnya lebih baik meski menguras anggaran sangat besar. Pedagang diberiporsi tersendiri, pemilik kuda juga diperhatikan dan penonton harus diberikan kenyamanan saat menikmati hiburan pacuan kuda. Penyelesaiannya, dengan pembangunan dan anggaran untuk event tahunan tersebut harus besar, satu atau dua kali penganggaran. Nantinya, anggaran yang telah digelontorkan bisa kembali menjadi pendapatan asli daerah
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
44 45
dalam beberapa tahun selanjutnya jika fasilitas telah dibuat senyaman dan sebaik mungkin untuk masyarakat. “Kalau untuk kenyamanan hiburan dan keselamatan, masyarakat tentu tidak akan menolak dibebani sedikit biaya,” kata Anda, alumni SMAN 3 Setia Budi Jakarta Selatan. Anda Suhada mengusulkan perguruan tinggi di Aceh Tengah harus membuka jurusan yang sesuai dengan potensi daerah. Jurusan pertanian misalnya, kampus harus menyiapkan lahan percontohan bagi mahasiswa sebagai tepat praktek langsung, yang kelak bila telah sarjana bisa langsung bekerja sesuai disiplin ilmu. Sementara pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan yang juga sesuai dengan potensi daerah. Dengan demikian ada jaminan kerja untuk seluruh warga, baik yang menempuh pendidikan di daerah maupun mahasiswa yang menimba ilmu di negeri orang, serta bagi perantau yang ingin mengabdi untuk tanoh Gayo. “Mahasiswa disiapkan sesuai potensi daerah, kalau tidak ada jaminan kerja orang tidak mau kembali ke Aceh Tengah. Sekarang orang pulang merantau yang ingin membangun daerah bingung harus berbuat apa,” kata Anda. Kabupaten Aceh Tengah punya segalanya. Seni, budaya, sumber daya alam yang bisa mendatangkan wisatawan lokal dan internasional. Untuk itu perlu ilmu marketing bagaimana menjual Aceh Tengah guna mendatangkan wisatawan ke dataran tinggi Gayo. PAD Aceh Tengah pun akan baik nantinya untuk pembangunan daerah. Disebutkan Anda, ia pernah mengusulkan mendirikan tugu giok Gayo. Dengan ketersediaan bahan bisa dibuat tugu, kemudian didaftarkan ke Museum Rekor Indonesia (MURI). Tugu giok bisa menjadi salah satu ketertarikan wisatawan untuk datang ke Aceh Tengah ditambah satu lokasi yang menyajikan produk-produk asli daerah. Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
46
4. TAQWA, SH
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
TAQWA, SH Bintang, 12 Agustus 1975 Islam Bintang Hasanah 1. Syehwin Genali Wahab 2. Akbar Linge Abdul Wahab 3. Intan Putri Linge 4. Joharsyah Abdul Wahab
Pendidikan : S 1 Hukum Tata Negara Partai politik : Golongan Karya Fraksi : Golongan Karya No. Hp : 081236101088 Dapil : Aceh Tengah 1 Jumlah Suara : 1.185 Pengalaman kerja : Direktur P.T. Bintang Duta Awalnya pulang hanya karena keinginan keluarga. Sosok bapak empat orang anak ini, adalah pribadi yang gigih dalam semua hal terutama dalam membina keluarga dan ketekunanya dalam menjalankan bisnis. Menempuh pendidikan dasar di Takengon tidak membuat dirinya kesulitan dalam bergaul sesama pelajar setingkat sekolah menengah dan umum di Kabupaten Suka Bumi. Perantauan bagi pria asal dari Timur, Kabupaten Aceh Tengah ini sudah menjadi hal biasa. Seperti anak-anak lain seusianya, hidup di kota besar dengan bimbingan kedua orang tua Taqwa kecil, tetap sangup mengimbangi “sinyal-sinyal” anak-anak kota. Sebelum terjun ke dunia bisnis, citacitanya pernah akan menjadi seorang AKABRI (1993-1994), namun tidak kesampaian. Tidak sampai disitu, berupaya terus mengejar harapan untuk masa depan, Taqwa kembali menyatukan tekad agar bisa seperti masyarakat lainya, mendapatkan kehidupan layak dan mempunyai “bekal” dalam menggapai semua harapan yang menanti di depan. Merantau, kalimat ini mungkin yang pantas di sematnya, setelah minta ijin kedua orang tua langkah pria ini menjadi “satu” untuk melangkah pasti menuju kehidupan yang sesunguhnya. Provinsi Bali adalah tujuan utamanya, kenapa pulau Dewata jawabanya karena disana sektor bisnis sangat menjanjikan.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
47
48
Provinsi yang terkenal dengan Tarian Kecak tersebut tempat “berlabuh” untuk mengembangkan profesi yang dikenalnya dari seorang saudara kandung, dengan melupakan impian untuk menjadi seorang prajurit. Dipercaya sebagai Direktur PT. Bintang Duta Belian Sakti, Taqwa bergerak cepat memperkenalkan produk (pembersih-red) dari satu hotel ke hotel lainya. Tempaan saudara kandung (Sadri-red) sampai sekarang masih tergiang di pelopak matanya. Pernah untuk menyusuri kota bali hanya mengantongi nilai uang sebesar Rp. 500 ribu. “Saya sempat shok berjualan di Bali yang begitu luas, apalagi disiplin ilmu saya tidak di bagian marketing,” kenang Taqwa. Lambat laun Bali dapat “dikuasai” dengan gampang oleh sosok pemuda dari Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah ini. Bisnis pembersih milik perusahaanya banyak diminati oleh pihak hotel di Denpasar. Sukses perdagang, anak bungsu dari 12 bersaudara ini memutuskan pulang ke tanah kelahiran untuk berbakti di tanah kelahiran di tahun 2008. keputusanya untuk membanting stir ke arah politik mengharuskan dirinya mendekati tokoh politik lokal seperti; Mahreje Wahab (abang kandung), Tagore Abubakar serta Syukur Khobat tokoh Golkar pada masanya. Taqwa mengangap pilitik adalah sebuah seni. Tinggal bagaimana cara untuk memainkan intsrumen dalam mengagas keputusan-keputusan untuk melahirkan jawaban (keputusan-red) pasti untuk kepentingan masyarakat. “Orang lain kenapa bisa meraih sukses, kita kenapa tidak,” tanya Taqwa.
Ikut bergelut di pemilihan sebagai calon anggota DPRK di tahun 2009, dengan modal tekad dan keberanian untuk bertarung, akhirnya pria kelahiran Bintang ini lolos sebagai anggota Parlemen. Tidak tanggung-tanggung duduk sebagai wakil rakyat, Taqwa dengan praksi Partai Golkar sudah mendapatkan posisi sebagai wakil ketua DPRK Aceh Tengah priode 2009-2014. Berjalan waktu, pria yang pernah menghabiskan waktu di provinsi yang mempunyai konsep wisata yang jelas ini, kembali bertarung dengan para calon lainya, dan akhirnya duduk kembali dengan partai yang sama. Saat ini cita-citanya sebagai wakil rakyat yang duduk sebagai ketua (aturan-red) Badan Legeslasi keinginanya ingin “menelorkan” Qanun-qanun yang menyangkut dengan budaya Gayo secara umum. “Kita harus sadar perlunya penguatan kabudayaan yang kian hari kian terkikis”. Keinginanya membuat kamus bahasa Gayo dan hal lain untuk kemajuan masyarakat Aceh Tengah, akan terus di upayakanya dan sudah tentu dengan bantuan pihak-pihak lain.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
49
50
5. ANSARUDDIN SYARIFUDDIN NALDIN
Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir Alamat Tengah Istri Anak
Pendidikan
: : :
Ansaruddin Syarifuddin Naldin Kute Lintang, 05 Maret 1968 Kute Lintang Takengon Aceh
: :
Sulislawati 1. Liana Syahrani Azma 2. Lukman Hakim Azma 3. Baihaqi Azma : SLTA
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Partai politik : Golongan Karya Fraksi : Golongan Karya 51 No. Hp : 085359826587 Dapil : Aceh Tengah 2 Jumlah Suara : 1.292 Pengalaman kerja : Tanda jasa : Orang tua sebagai petani membuatnya sering ditinggal bersama nenek. Lebih banyak mendapat didikan, belaian kasih sayang nenek, pria satu ini tak lantas bersikap manja, justru, menjadi orang yang disiplin. Orang tuanya sering pergi dan menginap di kawasan perkebunan harus diterimanya. Naldin kecil, panggilan akrab Ansaruddin Syarifuddin Naldin, hidup di bawah asuhan sang nenek Rabumah dan saudara tertuanya Yusrin yang ketika itu tinggal di Kampung Bale Atu, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Selama tinggal bersama nenek, Naldin belajar dibiasakan bangun pagi lebih awal dan mengikuti nenek ke Mersah (mushola) pada subuh hingga ikut menemani nenek berjualan di pasar. Dari nenek jugalah, anak ke lima dari mantan Ketua Group Didong Lakiki itu, belajar hidup harus bermanfaat bagi orang lain. Lahir sebagai anak ke lima dari pasangan Syarifuddin dan Sakdiah di Kampung Kute Lintang, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, 47 tahun silam. Ansaruddin Syarifuddin Naldin, dibesarkan sang nenek karena orang tuanya harus sering pergi dan tinggal jauh di kebun kopi, menggarap lahan di Pantan Jerik Kecamatan Kute Panang, dan bertani di Pantan Lues, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, demi menghidupi keluarga serta ke lima saudara kandung Naldin.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
52
Jika ditelisik lebih jauh, ada cerita unik dan sedikit berliku terkait nama Ansaruddin Syarifuddin Naldin. Pria yang kini menjadi salah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, Periode 2014-2019 dari Partai Golkar, lahir dengan nama Analdin yang ditambalkan padanya oleh kedua orang tua. Analdin kecildulunya kerap sakit-sakitan. Berdasarkan pengalaman dan hasil penerawangan para orang tua kampung (sesepuh-guru) ketika itu, nama Analdin, merupakan salah satu penyebab ia sering sakit. Akhirnya, nama Analdin dirubah menjadi Ansari. Ketika masuk sekolah dasar (SD), namanya berubah menjadi Ansaruddin sesuai saran dari ayah kandungnya. Selanjutnya, saudara kandungnya Yusrin meminta Tgk H Muhammad Sabil (Pak Gotol) menambahkan namanya menjadi Ansaruddin. Tidak hanya sampai disitu, perubahan nama kembali terjadi dengan menambah huruf S di ujung nama Ansaruddin. Huruf S merupakan akronim dari Syarifuddin yang merupakan nama ayahnya, sehingga panggilannya berubah menjadi Ansaruddin S. Penambahan itu diberikan Aliuddin, Kepala SDN 1 Takengon. Lika-liku nama yang terus berganti, akhirnya Naldin, memantapkan namanya menjadi Ansaruddin Syarifuddin Naldin. Naldin mengawali pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Takengon, dan melanjutkan ke SMP 2 Takengon serta menamatkan pendidikan di jenjang sekolah menengah atas di SMA 1 Takengon. Meski belajar di sekolah umum, untuk menguatkan pemahamannya tentang agama, ia diajari oleh sang nenek mengutamakan pendidikan agama. Demi pendidikan, Naldin kemudian merantau ke Medan, Sumatera Utara, melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Medan (ITM). Keinginan menyelesaikan kuliah di ITM, kandas lantaran didera sakit. Ia melepas
status mahasiswa dan akhirnya kembali ke Kota Takengon. Tak lama kemudian, ia memutuskan menikahi Sulislawati tahun 1993, perempuan asal Kampung Bale, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Tanggungjawab sebagai suami tentunya tidak membuatnya berpangku tangan. Naldin memulai usaha dengan bertani nenas di daerah Pegasing yang memang dikenal sebagai sentra produksi di Aceh Tengah. Pada saat itu, ia menggarap seluas satu hektar kebun nenas. Sayangnya, menjadi petani nenas tak bertahan lama lantaran tidak bisa lagi menjadi tumpuan hidup keluarga. Alhasil, lahan yang sebelumnya ditanami nenas dialih fungsikan menjadi areal kebun kopi. Di samping itu, Naldin yang mulai menetap di Kampung Kute Lintang sejak tahun 1989, beternak unggas dan kambing untuk menambah uang belanja sehari-hari. Sembari bertani, ia dipercaya menjadi salah satu aparat desa, sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) Kute Lintang. Aktifitas lainnya, sebagai pengajar sekolah lapangan, ketua kelompok tani, dan sering mengikuti pelatihanpelatihan mengenai pertanian hingga luar daerah. Naldin mulai lebih banyak memikirkan kepentingan warga. Ia terus berusaha mendapatkan bantuan untuk pembangunan di kampung dan beberapa tempat, membantu pembangunan perumahan di desa-desa serta kerap memberikan pertolongan kepada masyarakathampir di semua lini, demi kebaikan warga. Naldin menggagas berdirinya taman kanak-kanak (TK), karena belum tersedia lembaga pendidikan itu di Kampung Kute Lintang. Ia pun dipercaya sebagai Ketua Yayasan TK Kerawang Bercucuk. Dengan kegigihan, memperjuangkan, memfasilitasi lahan dan bangunan untuk
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
54 53
TK tersebut. Ia bekerja keras demi memberikan pendidikan terhadap anak sejak usia dini. Kecintaan terhadap dunia pendidikan, menjadi fokus utama Naldin saat menyerap aspirasi.Tahun 2006, Naldin berhasil memfasilitasi proses penegrian TK Kerawang Bercucuk. TK yang terlihat kokoh di Kampung Kute Lintang itu, kini dikenal dengan TK Pembina Kecamatan Pegasing. Sejak tahun 2010, Naldin mencurahkan pikiran terhadap pendidikan, terutama bidang agama, ditunjuk sebagai Ketua Pembangunan Masjid Al Qadim Kampung Kute Lintang. Dinyatakannya, banyak suka duka saat proses pembangunan masjid. Terkadang harus sering terjadi perbedaan pendapat antar warga, tapi sebagai pemegang amanah, ia harus mampu memberikan penjelasan kepada warga lainya demi tertata, terlaksana pembangunan masjid sesuai kebutuhan di masa depan. Kepedulian terhadap pendidikan, menjadikanya sosok yang dikenal sebagai pemikir untuk kemajuan pendidikan. Naldin dipercayakan sebagai Komite TK Pembina Kecamatan Pegasing, Komite SD Kute Lintang dan SMPN 5 Takengon. Sebagai komite sekolah, ia mencetuskan ide, yang telah berjalan, yaitu pemberian dana pembinaan bagi siswa berprestasi. “Diberikan sedikit uang untuk kepada siswa berprestasi ketika lulus ujian akhir. Guna memotivasi siswa untuk belajar lebih rajin dan memberikan motivasi kepada wali murid supaya mendorong anaknya lebih rajin belajar, serta mengerti pentingnya pendidikan,” kata Naldin, yang dipercaya sebagai Ketua Group Didong Lakiki pada Tahun 2011.
Seiring waktu berjalan dan tuntutan hidup semakin besar, membuka wawasan Naldin untuk melebarkan sayap usaha bergerak di bidang lain. Bermodalkan pengalaman seadanya, Naldin memberanikan diri terjun di dunia jasa konstruksi. Ia mendirikan perusahaan dengan nama CV Empat Lima yang bergerak di bidang konstruksi dan levelansir tahun 2004. Ia menjabat sebagai direktur perusahaan itu, sembari berkebun kopi. Dunia politik bagi Naldin sebenarnya buka hal baru. Sejak tahun 2004 sudah tiga partai politik (Parpol) yang menjadi “perahunya”. Ia pernah tercatat sebagai politikus Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU).Hanya saja belum ada keinginan kuat untuk duduk di bangku parlemen kala itu. Ia masih merasa belum mampu dan tidak ada dorongan kuat untuk duduk di parlemen. Namun menjelang pemilu legislatif 2014, Naldin alumni SMA 1 Takengon itu, merasa mantap, optimis untuk maju sebagai calon legislatif (caleg). Alasannya untuk maju menjadi salah satu kandidat calon wakil rakyat lantaran adanya dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Ia mendapat dukungan masyarakat sehingga kembali mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif dengan bergabung di Partai Golongan Karya (Golkar) dari daerah pemilihan (Dapil) Aceh Tengah Dua (Kecamatan Pegasing, Atu Lintang, Jagong dan Linge). Selama masa kampanyetertutup dan terbuka, Naldin memberi pencerahan kepada masyarakat bahwa semua partai politik dan caleg itu baik. Ia pun sering diundang ke berbagai kampung didapilnya, tapi tidak di Kecamatan Pegasing, karena hanya beberapa rumah saja yang disambanginya. Namun suara terbanyak ia dapatkan dari Kecamatan
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
55
56
Pegasing sebagai lumbung suara, mencapai 900-an dari 1.292 total suaranya. “Sebelum pencoplosan, di rumah, para pendukung melakukan shalat bersama dan kepada warga selama kampanye kita sarankan melakukan shalat istikharah (meminta petunjuk),” kata Naldin. Seseorang yang memutuskan diri menjadi caleg, menurut Naldin, harus menilai kemampuan diri sendiri, bukan nafsu akan kekuasan, tapi keharusan mampu bekerja serta kepuasan bathin bila berhasil memperjuangkan aspirasi masyarakat. Tatkala terpilih sebagai anggota dewan, harus memberi contoh baik kepada masyarakat dalam segala bidang. Bersikap haruslah santun, sopan menghargai orang lain dimanapun berada. Setelah dilantik menjadi anggota DPRK Aceh Tengah periode 2014-2019, Naldin menyatakan hasratnya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat tapi yang lebih condong ke bidang pendidikan. Dengan alasan, ajaran Islam lebih mengutamakan pendidikan dan sebagai wakil rakyat ia harus memperjuangkannya. Diakui Naldin, pemkab Aceh Tengah telah melaksanakan amanah undang-undang untuk anggaran pendidikan harus mencapai 20%, bahkan serapan di Aceh Tengah telah lebih. Beberapa sekolah di dataran tinggi Gayo juga dinilai sudah berhasil memberikan layanan pendidikan dengan baik. Seriring hal itu, Naldin tetap bertekad mengawal program pendidikan lebih maju lagi.“Pendidikan adalah langkah maju untuk bergerak ke depan, lebih utama dari yang lainnya,”demikian Naldin.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
57
4. Haslina 5. Hadilah Simah Bengi SLTA Golongan Karya Golongan Karya 085270855757 Aceh Tengah 3 1.049 -
6. H. HASBULLAH
Nama Lengkap Alamat Nama Istri Partai Politik Anak
: :
H. Hasbullah Simpang 4 Bebesen Kab. Aceh Tengah : Hj. Nirwany : Golkar : 1. Iwan Rahmat 2. (Alm) Al Fadli 3. Hardiyani
Pendidikan : Partai politik : Fraksi : No. Hp : Dapil : Jumlah Suara : Pengalaman kerja : Tanda jasa : Masyarakat Aceh Tengah paham betul jika ada yang membahasakan bahwa sejak kecil telah “merokok”, tidaklah selalu berarti ada pemuda yang salah pergaulan. Bahasa “merokok” bukanlah seperti anak muda jaman sekarang yang merokok karena beberapa alasan, seperti kebiasaan gaya hidup atau sekedar ikutikutan. Di dataran tinggi Gayo, orang yang sejak remaja telah merokok bisa saja karena dianggap telah bisa mencari uang sendiri sejak kecil, mandiri. Untuk membeli sebatang rokok bukan lagi uang dari orang tua tapi hasil keringat sendiri. Hal itulah yang berlaku bagi ayah lima orang anak ini, Hasbullah, pria kelahiran Juru Mudi, 24 Mei 1957. Hasbullah sejak kecil merantau dari Takengon ke Bireun, tahun 1957 hingga tahun 1967. Selama sepuluh tahun, As panggilan kecilnya, membantu orang tua berdagang tembakau. Sejak di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas V, ia sangat tekun membantu orang tua berdagang. Ia diajarkan bagaimana berdagang dengan sistem bagi hasil, meski dengan ayahnya sendiri. Disanalah ia mulai merokok. Begitu juga saat dibangku SMP, As bersama Nasaruddin (bupati Aceh Tengah) dan Halimansyah (mantan Asisten ISetdakab Aceh Tengah) pernah berjualan jeruk ke pasar dengan sistem bagi hasil, 50-50, dengan pemilik jeruk. “Pulang sekolah kami petik jeruk, Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
58
59
usai shalat magrib kami pilah antara yang besar dan kecil, pagi sembari berangkat sekolah kami jual ke pasar,” kenang Hasbullah. Sekembalinya dari Bireun, Hasbullah kembali tinggal di Sadong Juri Mudi dan bersekolah di SD Kebet, lulus tahun 1969. Melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Takengon, lulus tahun 1972. Nasaruddin adalah teman sebangku dan sebantal tidurnya. Tahun 1973, Hasbullah melanjutkan pendidikan di SPMA (sekarang STM Pertanian), meski tidak tamat, As melanjutkannya dengan mengambil Paket C. Setelah tamat SMP, Hasbullah sangat tekun dan gigih sekali mencari nafkah. Pernah bekerja di perusahaan asuransi Bumi Putera dan bekerja serabutan di pabrik kopi sebagai buruh kasar. Tahun 1987, setelah sepuluh bulan sepuluh hari bekerja di pabrik kopi, ia memberanikan diri jual beli kopi. Itupun, bermodalkan kepercayaan saja. Kopi diambil dari petani dan setelah dijual kepada toke (penampung), As membayarnya kepada petani. “Beli kopi tidak ada modal, hanya tulis berapa jumlah dan harganya di bungkus rokok. Semua modal kepercayaan,” ungkap Hasbullah, yang pernah menjadi Manager Koperasi Unit Desa (KUD) Genap Mupakat Kecamatan Bebesen. Setelah usaha jual beli kopi, As kemudian dipercaya oleh seorang keturunan Tiongkok (pemilik showroom Yamaha di Takengon). As diberi suntikkan modal dagang kopi sebesar Rp 500 ribu, kala itu senilai dengan 400 kg kopi kering gading (gabah kering). Dua bulan kemudian, telah berani menjual kopi ke kota Medan, kepada eksportir. Ia juga bermitra dengan pemilik Kilang Kopi Aman Kuba, Kilang Bukit Sama, dan Kilang Abdul Wahab, tempat ia pernah menjadi buruh angkut dan menjemur kopi. Hasil jual kopi dengan bantuan dana dari Cine Abi, As mendapatkan keuntungan fantastis di tahun 1978, berhasil memperoleh keuntungan senilai 3 kg emas. As
pun kemudian menikahi dengan Nirwani, wanita asal Bale Atu Takengon yang kini bekerja sebagai guru SDN 2 Takengon. Sembari berjualan kopi ke Medan, As tidak menyia-nyiakan kesempatan. Bila pulang dari Medan, keuntungan kopi digunakan untuk membeli sepeda motor yang nantinya dijual setiba di Takengon. Sejak dagang kopi, As tidak lagi tinggal di tempat lahirnya tapi sudah hijrah ke seputaran Kota Takengon. “Kalau mau tanah luas ada hutan luas terbentang. Jika ingin kaya, pergilah ke tempat yang ramai,” kata Hasbullah mengenang pesan seorang kakek yang menasehatinya saat muda di Kampung Juru Mudi. Selama berdagang kopi, As pernah mengalami masa sulit dan ada empat kali mengalami kerugian, pada tahun 1984, 1988, 1990, dan 1993. Namun As, selalu berhasil bangkit kembali dengan kepercayaan kepada petani yang menjual kopi padanya. Sejak 1993, perekonomiannya terus beranjak naik. Ia mulai membeli tanah, kebun kopi dan mendirikan penggilingan kopi di Kampung Tansaril. Selain berdagang kopi, Hasbullah melebarkan sayap usaha dengan mendirikan perusahaan konstruksi pada tahun 2007, CV.Riyan Mutia. Baginya, Aceh Tengah bukanlah tempat orang yang tidak punya uang, hanya orang malas yang tidak memiliki banyak penghasilan. Meski tergolong pedagang kopi yang sangat berhasil, As tidak serta merta terjun ke politik aktif, guna mendapatkan kekuasaan yang lebih. Ia hanya menjadi simpatisan Partai Demokrasi Indonesia (saat ini PDI Perjuangan), sejak tahun 1979. Pun bisa menjadi anggota legislatif pada tahun 1982, karena tidak ada ambisi, ia lebih memilih berdagang meski peluangnya sangat besar di politik kala itu. As pernah menjadi bagian dari LSM yang bergerak diusaha kopi dengan donator pihak asing yang bertujuan membantu masyarakat pada tahun 1980.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
60
“Pondasi (perekonomian) saya sudah kuat, makanya sekarang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Menjadi anggota dewan bukan lagi mencari kekayaan tapi 61 pengabdian. Jangan kita sibuk politik, waktu tersita, uang tidak punya,” kata Hasbullah yang sering menjadi penjaga gawang sepak bola saat pertandingan. Setelah berhasil memperoleh 1.049 suara, di daerah pemilihan (dapil) Aceh Tengah 3, Hasbullah yang bergabung dengan Partai Golongan Karya (Golkar) juga dipercaya sebagai Wakil Ketua DPD II Golkar Aceh Tengah sejak tahun 2013. Sebagai politikus, Hasbullah memiliki prinsip dalam pertemanan dan perpolitikkan. Baginya ada beberapa istilah pertemanan. Pertama, ada kategori teman saat senang. Teman dikala sedih, dan teman setia. Jauh sebelum terlibat partai, As melihat partai politik dulu lebih baik dari sekarang. Politikus di zaman orde baru dan lama lebih memiliki jiwa sosial yang lebih tinggi dan kesetiaan terhadap partai serta kepada masyarakat. “Sifat tidak bisa dirubah kecuali perangai,” kata Hasbullah. Menjadi bagian DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019, Hasbullah dipercaya sebagai Ketua Komisi A. Sebagai wakil rakyat ia ingin memotivasi masyarakat untuk lebih giat bercocok tanam karena Aceh Tengah memiliki sumber daya alam yang luar biasa. “Demi kesejahteraan masyarakat, maka harus ada pengawasan dan pemantauan, yang tidak boleh dilepas begitu saja,” kata Hasbullah yang pernah ditetapkan Bupati Mustafa Tamy sebagai tokoh masyarakat Aceh Tengah pada tahun 1999.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
62
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman kerja
7. ISMAIL, SE
Nama Lengkap Tanggal Lahir Alamat
: : :
Istri Anak
: :
Ismail, SE 22 Desember 1969 Desa Pinangan Kecamatan Kebayakan Kab. Aceh Tengah Mayang Murni 1. Ridwan 2. Nadia Rahayu 3. Firman Yoga 4. dr. Hanipah
: : : : : : :
S1 Demokrat Demokrat 08116703609 Aceh Tengah 3 2001/1.103 Anggota DPRK Aceh Tengah Periode 2009-2014 Tanda jasa : Bersahaja dan tak banyak bicara. Begitulah sosok politikus Partai Demokrat (PD) ini. Berkiprah di dunia politik, berangkat hanya dari seorang pedagang kopi. Ia adalah Ismail SE, salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, Periode 2014-2019. Dua periode menjadi wakil rakyat di kabupaten penghasil kopi itu, tidak membuat sosok ayah empat orang anak ini menjadi tinggi hati. Penampilannya tetap low profil dan ramah dengan semua orang. Ia juga dikenal dengan politikus yang terbilang hemat bicara, namun sepak terjangnya di dunia politik sudah tak asing lagi. Siapa yang tak kenal dengan Aman Nir, panggilan akrab Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Aceh Tengah ini. Namanya mencuat di dunia politik di Kabupaten Aceh Tengah, seiring dengan lahirnya Partai Demokrat (PD) yang didirikan oleh Presiden RI ke-enam, Susilo Bambang Yudhonyono. Ia menjadi kader partai berlatar belakang warna biru itu, sejak tahun 2005. Bahkan sejak saat itu, ia dipercaya menjadi nakhoda Partai Demokrat sampai dengan saat ini. Andil Aman Nir, berhasil membawa sejumlah kader partainya ke kursi dewan. Bahkan pada priode 2009-2014, Partai Demokrat mendominasi perolehan kursi di DPRK Aceh Tengah.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
63
64
Ketika itu, pucuk pimpinan dewan dipegang satu periode oleh Partai Demokrat. Memasuki pemilihan legislatif (pileg) 2014-2019, meski jumlah kader partai yang berhasil maju menjadi wakil rakyat berkurang, namun salah satu kader Partai Demokrat masih mendapat posisi di pimpinan dewan sebagai Wakil Ketua DPRK. Keberhasilan dua periode mendominasi perolehan suara di dewan, tak lepas dari usaha keras yang dilakukan oleh mantan pedagang kopi ini. Meski selama mengarungi dunia politik, banyak alar melintang namun Ismail Aman Nir, masih mampu untuk membawa kemajuan bagi Partai Demokrat. Badai persoalan, silih berganti menerpa sosok pria berpenampilan sederhana ini, namun bisa ia hadapi dengan penuh sabar. Bila melirik awal kariernya di dunia politik, Ismail Aman Nir, sebelumnya hanya seorang pedagang kopi biasa di kabupaten tetangga, Bener Meriah. Ia menggeluti usaha di bidang komoditi unggulan di Dataran Tinggi Gayo (DTG) itu, sejak tahun 1990 hingga tahun 1999. Setelah ekonominya membaik dari berdagang kopi, Ismail mencoba mengembangkan usaha. Di sela-sela kesibukannya membuka usaha jual beli kopi, akhirnya Ismail mencoba peruntungan lain di bidang jasa kontruksi (kontraktor). Dua usaha tersebut ia geluti sekaligus untuk menghidupi keluarga. Ismail sempat bergelut dengan dunia kontraktor hingga tahun 2008 dan akhirnya ia fokus untuk terjun ke dunia politik. Ternyata, niatnya untuk ikut berkiprah membangun daerah dari dunia politik tak sia-sia. Namanya pun mulai bersinar di kancah politik. Sebagai ketua partai di tingkat kabupaten, Ismail dipercaya sebagai ketua tim pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla di tahun 2005.
berlanjut pada pilpres tahun 2009, sebagai ketua tim pemenangan, ia juga berhasil memenangkan SBY-Budiono di Kabupaten Aceh Tengah. Pemilu legislatif tahun 2014, Ismail kembali mencalonkan diri dari daerah pemilihan (dapil) Aceh Tengah 2 (Kecamatan Pegasing, Atu Lintang, Jagong dan Linge). Ia berhasil memperoleh 1.103 suara. Pemilu tersebut Partai Demokrat berhasil mendudukan empat orang di DPRK Aceh Tengah dan salah satu dari tiga pimpinan DPRK periode 2014-2019. Kini, sebagai anggota DPRK Aceh Tengah selama dua periode, Ismail juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat pada tahun 20092014, dan 2014 sampai 2019, selain sebagai anggota Komisi A. Pada tahun 2012, Partai Demokrat juga sukses mengantarkan calon Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin–Khairul Asmara ke kursi Aceh Tengah Satu. Dimana dibawah kepemimpinan Ismail sebagai partai pendukung utama, mengalahkan 10 pasangan cabup/cawabup.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
65
66
8. Ir. AMIRUDDIN
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
Ir. H. AMIRUDDIN Takengon, 13 September 1966 Islam Gunung Bukit Sri Lindawati 1. Aminur Jahri Syahputra 2. Rahma Sari 3. Alfata Muntasir
4. Alanisa Putri Ayu 5. Alif Gailan Jabar Pendidikan : S1 Partai politik : Demokrat Fraksi : Demokrat No. Hp : 0811680812 Dapil : III Jumlah Suara : 1.400/1.464 Pengalaman kerja : 3 (tiga) Periode Anggota DPRK Aceh Tengah Tanda jasa : LEMHANAS Piagam Latihan Menembak di Sukabumi Lelaki bertubuh gempal kekar ini, berlatar bekalang sebagai seorang pengusaha di Aceh Tengah, lahir dari keluarga sederhana mengaharuskan dirinya menjadi tonggak keluarga. Perjalanan hidupnya, awal tidaklah sesukses pengusaha-pengusaha lain. Merangkak dari bawah membuat dirinya menjadi tegar dan penuh pertimbangan dalam membuat keputusan, dan terbukti setelah hengkang sebagai pebisnis, sosok ini berhasil tiga kali duduk sebagai perwakilan rakyat di lembaga DPPK. Ayah lima orang anak ini, dalam perjalanan menuju sebagai seorang politikus di Aceh Tengah tidak segampang membalikan telapak tangan. Berlabuh awal di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah tahun 1999 dengan mengunakan Partai Patriot, pria berkumis ini berlahan membuka lembar demi lembar “kata” Politik untuk kemaslahatan rakyat. Berawal dari KampungSanehen, anak dari pasangan Sanen dan Rabumah tumbuh besar dengan pengawalan ketat dari orang tua. Banyak hal yang dialaminya semasa kecil menuju masa remaja. Pernah menjadi Joki kuda pacu yang dilaksanakan secara tradisional di
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
67
68
Aceh Tengah. Setelah tamat sekolah Menegah Umum (SMU) 1987 dengan jurusan Fisika Amiruddin terus berupa mengapai cita-cita. Seperti anak-anak lainya, usai sekolah menengah umum sosok ini berupaya untuk menembus universitas bergengsi di Aceh (Syiah Kuala), namun harapanya kandas di tengah jalan. Tidak hanya sampai disitu Amiruddin mencoba terus berusaha ke universitas lainya, dan akhirnya berlabuh di Universitas Abulyatama, dengan jurusan Tehnik Sipil. Sebagai anak perantauan, di tengah perkuliahan bapak lima orang anak ini, berusaha untukmencari penghasilan sampingan, maklum sebagai anak seorang petani hidup sebagai anak kos, sudah pasti serba kekurangan. Untuk mendapatkan pekerjaan tambahan sudah pasti membutuhkan teman. Dalam pergaulan dirinya tidak pernah membatasi berteman dengan siapa saja, asal mendapatkan ilmu serta tempat bertukar pikiran. Pekerjaan yang pertama sekali di kerjakan, untuk menyalurkan ilmu yang tengah di capainya adalah konsultan. Berbagai pekerjaan terus di gelutinya bersama mantan Gubernur Aceh Azwar Abubakar. Siapa yang tidak banga pernah di didik oleh orang nomor satu di Aceh, dalam kurun waktu lima tahun lamanya. Hasil dari pekerjaandi tengah-tengah perkuliahan, akhirnya pria murah senyum ini menamatkan kuliah di tahun 1990, dan terus melanjutkan pekerjaanya sesuai disiplin ilmu yang di dapat. Setelah menamatkan kuliah Amiruddin tidak lantas pulang ke kampung, dirnya bahkan bertekad tetap hidup di Banda Aceh untuk terus berjuang untuk mendapatkan pekerjaan sebagai kontraktor, walaupun kesulitan dalam berbahasa (Aceh-red). Kesulitan lain,
sebagai anak perantaun yang baru menyelesaikan kuliah dengan pengalaman kerja yang masih “labil” tekadnya terus mengebu untuk bisa bersanding dengan kontraktor-kontraktor lainya di Banda Aceh. Baginya pedoman hidup di rantau hanya satu, bagaimana bisa menaruh kepercayaan kepada orang lain sehingga dirinya bisa mendapatkan pekerjaan. Di beri kepercayaan untuk mengelola uang negara dalam bentuk pekerjaan (kontraktor) Amir, sudah mengenal beberapa karakter daerah-daerah yang ada di provinsi Aceh, seperti; Aceh Barat, Subulussalam, Aceh Tengah, Sabang. Yang paling berkesan saat menyelesaikan pekerjaan di Sabang dan Aceh Tengah. Di tempat kelahiranya mendapatkan pekerjaan membangun pengembangan rumah transmigrasi dua ratus rumah dari Kanwil Transmigrasi Aceh (2002) yang di pimpin Almarhum Mustafa M Tamy (putra Gayo-mantan bupati). Pembangunan sendiri tersebar di Atu Lintang dan Jagong. Lain itu pekerjaan di Sabang tahun 1996-1997, setelah Kapal Gurita tengelam. Di sebelah barat Indonesia tersebut, Amiruddin membangun jalan Balohan-Sabang dengan panjang 10 kilomener. Sebagai pemilik KTP Sabang, Amiruddin juga pernah membangun Tugu Nol Kilometer yang sekarang ramai di kunjungi oleh masyarakat lokal dan luar Aceh. Di Kecamatan Suka Jaya Sabang, Amir hidup enam tahun, sebelum pindah ke Aceh Tengah. “Kalau ada sertifikat, saya orang pertama yang datang ke Nol Kilometer,” kata Amiruddin dengan senyum lebar, saat itu di resmikan oleh Bj Habibie. Bukan hanya itu, Dermaga Sabang serta beberapa jembatan, Bandara Lanut Sabang juga ikut serta di bangun oleh putra Gayo (Amiruddin).
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
69
70
Dimana para sahabat dan kawan seperjuangan sesama partai, fungsionaris dari Partai Demokrat ini terbilang bagus, segala tugas yang diberikan partai kepadanya selalu di selesaikan dengan hati-hati. Dan dalam mengambil keputusan selalu berkoordinasi dengan pihak partai serta pihak lain yang di rasa perlu. Tiga priode sebagai wakil rakyat, pertama duduk dengan mengunakan perahu Partai Patriot, lalu dengan keputusan tepat Amiruddin kembali melangkah dengan Partai Demokrat dan berhasil mengayomi masyarakat dengan hati yang tulus. Dirinya terus mebenahi diri untuk melakukan yang terbaik bagi masyarakat dan semua elemen yang selama ini telah menyatukan diri dengan perjalanan hidupnya, “Tanpa masyarakat, apalah arti kami yang duduk di parlemen”.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
71
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman kerja Tanda jasa
9. MUKHLIS
Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir Alamat
: : :
Istri Anak
: :
Mukhlis Belang Gele, 25 September 1963 Kampung Sadong Juru Mudi Kecamatan Bebesen Mawaddah 1. Rizkia Ade Ulisma 2. Wiwin Rahmat Bertona 3. Usman Alfata.
: : : : : : : :
SMA Demokrat Demokrat 085373260789 Aceh Tengah 4 2.685 -
Penampilan sederhana tergambar dari sosok pria paruh baya ini. Sering dibalut baju koko berwarna putih serta mengenakan peci, kader partai politik (Parpol) dari Partai Demokrat ini, memiliki sikap santun serta religius. Ia adalah Mukhlis, salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, Priode 2014-2019. Mukhlis putra ke tujuh pasangan Ibrahim dan Siti Raya ini, memang lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang petani. Orang tua yang mengedepankan pendidikan, membuat semua saudara kandungnya berhasil menjadi “orang”. Bahkan saudara kandungnya, Ir H Nasaruddin MM, telah dua priode menjadi bupati definitif di daerah penghasil kopi ini. Bagi Mukhlis, sosok ayahnya, Ibrahim merupakan panutan dalam mendidik. Meski hanya seorang petani, tapi berhasil menyekolahkan kesembilan anaknya. “Bapak tidak suka marah.Ia mendidik selalu dengan lemah lembut, sehingga selaku anak, akan merasa malu untuk melakukan kesalahan,” kenang Mukhlis terhadap sosok ayahnya. Ia mencotohkan,salah satu sikap ayahnya yang masih terang terekam dalam ingatan yaitu bila ada anak yang memecahkan gelas atau piring, ayah tidak marahapalagi sampai memukul anak. Justru,
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
72
73
ayah akan menasehati dan mengajar anak untuk memegang gelas atau piring dengan baik, agar tidak lagi terjatuh. Nasehat dan member contoh yang baik adalah salah satu model pendidikan yang ia dapat dari ayahnya. “Apa yang diajarkan oleh ayah dulu, sekarang baru kita rasakan manfaatnya,” kata Mukhlis. Disela-sela bertani, Ibrahim merupakan guru mengaji di kampung. Tidak hanya mengajarkan huruf hijaiyah, Ibrahim menjadi pendidik anak-anak di Kampung Juru Mudi, Belang Gele, Kecamatan Bebesen. Kepada Mukhlis, Ibrahim pernah berpesan untuk selalu menghargai dan menyayangi kakak maupun adik dari sembilan bersaudara. Sosok ayah sebagai pendidik yang baik itulah yang menjadi motivasi bagi Mukhlis untuk menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang banyak meski ia satu-satunya anak yang tidak menjadi PNS. Sebelum terjun ke dunia politik, Mukhlis dikenal sebagai seorang wiraswasta dan wirausahawan. Berbeda dengan delapan saudara kandungnya yang semua menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bahkan, seluruh saudara kandungnya berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana, sementara Mukhlis hanya tamatan SMA. Meski begitu, Mukhlis, tetap menjadi salah satu sosok yang mendapat perhatian dari seluruh saudara kandungnya, termasuk dari kedua orang tuanya. Mukhlis mengawali bangku pendidikan Sekolah Dasar (SD) Belang Gele Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, tamat tahun 1976. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) dan mengikuti ujian persamaan di SMP 1 Takengon. Tahun 1982, menamatkan pendidikan di SMA serta mengikuti ujian Supermaru pada tahun 1985 dan lulus di Fakultas Ekonomi, Universitas
Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Langkah untuk menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Unsyiah, terhenti di tengah jalan, sehingga Mukhlis mencoba pindah 74 ke salah satu kampus untuk mengambil pendidikan program D III. Sayangnya, karena beberapa alasan, juga tak berhasil diselesaikan oleh Mukhlis. Alhasil, ia gagal menyandang status sarjana ketika itu. Karena gagal meraih sarjana, suami dari Mawaddah ini, kemudian kembali ke Takengon. Ia banting setir dari sebelumnya berstatus mahasiswa dan akhirnya terjun ke dunia wiraswasta. Sebagai anak petani kopi, kemudian membuka lahan berkebun kopi seluas satu hektar di kawasan Atu Lintang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, memberanikan diri membuka usaha jual beli palawija hingga kopi dengan nama usaha dagang (UD) Jusra. Mukhlis pun pernah bermitra dengan Kilang Kopi Musara Jaya, Tansaril dan Usaha Baru Belang Kolak dalam berdagang. Mukhlis terus melakoni pekerjaan sebagai wiraswasta hingga tahun 2000. Setelah berhasil di bidang wiraswasta, tersirat keinginan untuk mengabdi untuk daerah dengan mencoba keberuntungan duduk di bangku anggota legislatif. Tahun 2007, ia pun bergabung dengan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) yang ketika itu diketuai oleh Muchsin Hasan. Tahun 2009, Mukhlis ikut mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif, sebanyak 731 suara ia kantongi, namun sesuai aturan berdasarkan nomor urut, maka Muchsin Hasan yang saat itu caleg nomor urut satu, yang duduk di parlemen. Berlanjut di tahun 2014, meski ada kursi PKNU di Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Aceh Tengah, namun hasil verifikasi secara nasional PKNU tidak terdaftar sebagai peserta pemilu. Karena, kondisi
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
75
partai politik PKNU tak lulus verifikasi, sehingga Mukhlis atau disapa akrab dengan panggilan Aman Kiki ini, akhirnya bergabung dengan Partai Demokrat. Meski Partai Demokrat saat itu sedang dibalut masalah karena banyaknya kader Partai Demokrat yang tersandung kasus korupsi, tidak memudarkan niat Mukhlis gabung dengan Partai Demokrtat. Akhirnya Partai Demokrat menjadi perahu Mukhlis dalam mengarungi “lautan” politik ketika itu. “Saya berasal dari partai berazaskan Islam, dan Demokrat adalah partai nasionalis religius, makanya saya gabung disana,” kata Mukhlis, Kamis 16 September 2015. Mendapat kepercayaan dari Pengurus Partai Demokrat sebagai calon anggota legislatif nomor urut satu, tak disia-siakan Mukhlis. Ia berusaha megumpulkan suara sebanyak mungkin dari Daerah Pemilihan (Dapil) 4, Kabupaten Aceh Tengah. Upaya Mukhlis untuk memperoleh suara akhirnya terbukti di Pemilu legislatif (Pileg) Tahun 2014.Ia memperoleh suara terbanyak hingga mencapai 2.685 suara di daerah pemilihan (dapil) 4 (Bebesen, Bies, Kute Panang). Kini Mukhlis, telah menjadi wakil rakyat di DPRK Aceh Tengah untuk priode 2014-2019. Sesuai dengan niat awal, mengabdi untuk daerah, Mukhlis ingin fungsi anggota dewan sebagai fungsi anggaran, legislasi dan pengawasan benar-benar bisa berpihak kepada masyarakat. Pokok pemikiran Mukhlis antaranya, menilai di Kabupaten Aceh Tengah, perlu adanya regulasi tentang ikan Depik, batu Giok dan penataan pengelolaan sumber daya alam (SDA) sebagai pendapatan mayoritas masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah. Mendorong percepatan penegerian Universitas Gajah Putih dan percepatan pembangunan rumah sakit regional di Belang Bebangka.
Secara fungsi pengawasan, meski dewan tidak secara mendetail melakukan pengawasan, setidaknya bisa tepat sasaran. Disisi lain, karena berkecimpung dalam dunia perdagangan, Mukhlis akan memperjuangkan beberapa kemudahan bidang regulasi untuk para pedagang serta bantuan modal usaha terlebih usaha kecil menengah. Dengan jabatannya saat ini, ia berharap bisa memainkan perannya sesuai fungsinya agar dapat membantu masyarakat dari segi dukungan dana, informasi kerjasama usaha maupun penjulan produkproduk yang dihasilkan di Aceh Tengah untuk dipasarkan lebih luas. Minimal, menampung dan menyampaikan aspirasi masyarakat ke pihak eksekutif. Selama duduk di kursi DPRK, Mukhlis yang kini menjabat sebagai Sekretaris Komisi C, ingin melakukan penataan Kawasan Pantan Terong sebagai sentral produksi hultikultura, menginventalisir persoalan di masyarakat untuk memasukkan program yang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh Tengah. Selain itu, dalam bidang infrastruktur, Mukhlis menilai pembangunan di Aceh Tengah sudah cukup baik, akan terus mendorong infrastruktur di bidang pariwisata karena Aceh Tengah, merupakan daerah kunjungan wisata yang banyak diminati orang namun fasilitas dinilai masih minim. Ayah tiga anak, juga sering menyoroti sebaran guru. Dimana masih banyak guru yang menumpuk diperkotaan, sedangkan sekolah di pedalaman Aceh Tengah masih sangat kurang. Sementara itu, untuk bidang kesehatan, Mukhlis memberi perhatian terhadap kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus meningkat di Kabupaten Aceh Tengah.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
77 76
Mukhlis yang juga dikenal sebagai sosok penghobi serta pecinta kuda pacu, menginginkan even pacuan kuda tradisional yang diselenggarakan dua kali dalam setahun di Kabupaten Aceh Tengah, menjadi bagian objek wisata serta hiburan bagi masyarakat yang tinggal di Dataran Tinggi Gayo (DTG). Soal perhatian terhadap pecinta kuda, ia tuangkan dalam bentuk pengusulan kepada pemerintah agar dapat ditambah kuda pejantan. Dengan banyaknya aspirasi masyarakat dan persoalan dalam pembangunan dalam pemerintahan, Mukhlis merasa belum puas dengan pendidikan yang ia tempuh. Tahun 2014, Mukhlis kembali melanjutkan pendidikannya strata satu (sarjana). Menyelesaikan persoalan masyarakat dan memperjuangkan aspiarasi masyarakat, baginya harus memiliki ilmu, akhirnya Mukhlis kembali menjadi mahasiswa di Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon, Jurusan Ekonomi Manajemen. “Memahami persoalan dan penyelesaiannya harus dengan ilmu. Dan kita wajib bertanggungjawab atas pekerjaan,” kata Mukhlis pemilik kuda pacu Pujaan Gayo, Triton Gayo dan Giwang Gayo. Sebelum dikenal sebagai anggota dewan, ternyata Mukhlis selain sukses dagang kopi ternyata mewarisi darah seni, khususnya Melengkan Gayo. Seni berbalas pantun saat mengantar pengantin, menerima pengantin, dalam budaya Gayo itu dilakoninya sesuai ajaran dari orang tuanya. “Tertib Melengkan, saya belajar dari orang tua. Ada urutan-uratan yang sebenarnya harus disampaikan saat membawakan Melengkan,” kata Mukhlis. Dengan nilai-nilai Islami, Mukhlis yang kini selalu mengunakan kopiah hitam bertekad membawa dan memperjuangkan aspirasi
masyarakat. Ia selalu teringat pesan dan didikan orang tua, sehingga dengan gelar anggota dewan terhormat ia tidak lupa menyampaikan kebaikan kepada masyarakat terlebih pengalamannya dalam mengarungi kehidupan. “Payah jema tue te ken kite. (susah orng tua dalam membesarkan dan mendidik anaknya-Gayo),” pungkas Mukhlis dengan linangan air mata.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
78
79
10. WIN KONADI
Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir Alamat
: : :
Istri Anak
: :
Win Konadi Takengon, 19 Desember 1970 Kampung Kuala Dua Kecamaan Bintang Misdaini 1. Salmiandi Menye 2. Haryanti Simehate 3. Sofyan Ranggayo 4. Bilvana Saskia
Pendidikan : SMA Partai politik : Nasional Demokrat (NASDEM) Fraksi : Nasonal Demokrat (NASDEM) No. Hp : 082272876199 Dapil : Aceh Tengah 1 Jumlah Suara : 805 Pengalaman kerja : Tanda jasa : Ayahnya bernama H Mursaluddin dan Ibu Hj Jauhari. Ia terlahir sebagai anak ke empat dari sebelas bersaudara. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ia tamatkan di SDN 6 Takengon. SMPN 2 Takengon dan SMA Muhammadiyah 5 lulus tahun 1990. Keseharian, masa kecilnya selalu bergelut dengan dinginnya air Danau Lut Tawar. Demikian sosok bernama Win Konadi, Anggota DPRK Aceh Tengah periode 2014-2019 dari Partai Nasional Demokrat (NasDem), daerah pemilihan Aceh Tengah Satu (Kebayakan, Lut Tawar dan Bintang) dengan perolehan 805 suara. Lahir di Bom, kampung tepian danau. Sejak kecil hingga remaja tidak terlepas dari mengayuh perahu sebagai pencari ikan. Sebagai nelayan, Win pernah memiliki perahu tapi karena bahan baku kayu yang digunakan kurang bagus, perahu pun rusak dan lebih sering menggunakan perahu kepada orang lain. “Kalau dapat banyak, ikan jual ke pasar. Kalau sedikit bawa pulang ke rumah,” kenang Win Konadi yang pernah mencari ikan saat masa kanak-kanak bersama Amir Hamzah (kini asisten II, Setdakab Aceh Tengah). Setelah lulus SMA, Win tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi meski dorongan dari ibu sangat kuat. “Hanya saudara perempuan saja yang mau bersekolah,” kata Konadi. Dirinya lebih
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
80 81
memilih menjadi pemuda kampung, apa adanya dan bekerja sesuai dengan keinginannya. Ia menjadi pemuda biasa di kampung, sesekali ikut pertandingan olahraga dan pernah meraih penghargaan sebagai penjaga gawang terbaik di Kecamatan Bintang. Dua tahun meninggalkan bangku sekolah, Win menikahi Misdaini pada tahun 1993, wanita asal Kampung Genuren Kecamatan Bintang. Sebagai kepala keluarg, Win Konadi berdagang mengikuti jejak orang tuanya berjualan tembakau dan kopi. Sejak tahun 2002, mulai berusaha mandiri, jual beli kerbau. Ia tidak lagi terikat dengan orang tua soal urusan dagang. Menjadi pembeli kerbau di Kecamatan Bintang, menjadi pekerjaan setiap hari baginya. Mengambil sendiri hewan ternak (kerbau) ke daerah peternakan di Serampah, Serule, Uyem Ratus, Layong Serule, Gerpa dan Kawasan perueren (kawasan peternakan) lainnya, untuk dibawa ke Kota Takengon. Sebagai pembeli kerbau, terkadang menginap di jalan karena menghalau kerbau dengan berjalan kaki ratusan kilometer. Dimana, lokasi perueren sangat sulit dijangkau dengan kendaraan. “Kadang kerbau sulit ditarik. Sehingga matanya harus ditutup dengan upih (pelepah pinang) Sehingga harus bermalam di jalan,” kata Win Konadi. Bila kerbau mengalami stress saat digiring ke kota dari perewuren, maka Win harus menanggung resiko untuk memulihkan kondisi fisik kerbau. Mencari rumput pun dilakoninya agar berat badan kerbau kembali naik sebelum dijual ke pedagang daging di pasar. Win melihat kerbau bukanlah pemenuhan kebutuhan seharihari warga, tapi menjadi investasi. Saat warga bergantung pada hasil bumi, maka akan sulit mencari orang menjual kerbau, sehingga kebutuhan akan daging di Aceh Tengah bergantung pada daerah luar Takengon.
Sebagai pedagang kerbau, Win sudah memiliki konsumen tetap. Ternak yang dibeli dari peternak sudah ada yang menampung untuk dipotong di pasar setiap harinya. 82 Namun, tidak semua kerbau dapat segera dijual karena ada berat kerbau yang diluar prediksi. “Saat membeli kerbau kita tidak lihat langsung hanya modal kepercayaan. Saat dilihat ternyata berat kerbau tidak seperti yang diperkirakan. Untuk itu perlu dipelihara sementara waktu untuk penggemukkan,” jelas Konadi, ayah empat orang anak tersebut. Tahun 2006 sampai 2013, Win Konadi pernah bekerja dibidang jasa konstruksi dengan lebel CV Bintang Kecana. Ia percaya, berdasarkan pengalaman bekerja bersama kakeknya, Rahmadsyah, tahun 1988, ia yakin mampu menjadi direktur. Sebagai perusahaan yang harus mencari keuntungan besar, Win tidak pernah mengandalkan pertemanan untuk mendapatkan pekerjaan secara illegal. “Menjaga hubungan baik dengan teman lebih penting. Tidak mau menyakiti teman. Kalau keinginan kita tidak bisa dipenuhi teman, kita akan sakit hati. Lebih baik kita tidak minta,” kata Win Konadi soal prinsip pertemanan baik yang telah lama kenal maupun sesama politikus. Sejak berurusan dengan bidang konstruksi, Win Konadi melihat banyak ketimpangan pembangunan di beberapa daerah sehingga muncul niat untuk memperjuangkan asprasi masyarakat dengan langkah maju menjadi calon anggota legislatif. Diiringi, masuk menjadi pengurus DPC Partai Nasional Demokrat Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah tahun 2013, sebagai wakil ketua. “Bathin tidak terima, perkembangan pembangunan infrastruktur tidak merata,” sebut Win Konadi alasan terjun ke politik praktis.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
83
Berdasarkan niat awalnya, Win Konadi kini selalu fokus memperjuangkan aspirasi masyarakat. Selalu mengikuti kegiatan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) tingkat kecamatan guna mengetahui program yang langsung diusulkan masyarakat agar dalam pembahasan anggaran di DPRK bisa dikawalnya. Persoalan irigasi, jalan perdesaan dan perkebunan menjadi program yang sering diusulkan kepadanya secara peribadi oleh konstituen. “Target memperbaiki infrastruktur di Kecamatan Bintang,” tegas Win Konadi, Sekretaris Komisi C DPRK Aceh Tengah. Kini, Win Konadi sudah merasakan sendiri bahwa politik itu kejam, tidak tahu mana kawan mana lawan. Orang yang kita anggap teman bisa menjadi lawan. tapi ia pegang teguh pendirian bahwa siapapun teman dan lawan harus membela kebenaran dan yang lemah. “Tidak perlu jabatan di DPRK Aceh Tengah. Terpenting bisa menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat, menjaga kekompakkan dan kesetiakawanan,” pungkas Win Konadi.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
84
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman kerja Tanda jasa
11. WAHYUDDIN
Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir Alamat Istri Anak
: : : : :
Wahyuddin Celala, 17 Juni 1974 Melala Kecamatan Celala Darti 1. Desi Rejeki 2. Filja 3. Muhammad Sarif 4. Mirja Ikbal
: : : : : : : :
STM Negeri Langsa Nasional Demokrat (NASDEM) Nasional Demokrat (NASDEM) 085361204828 Aceh Tengah 3 1.892 Reje -
Duduk di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah untuk periode pertama. Politisi muda ini mendapatkan kepercayaan masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 3, yang meliputi Kecamatan Sili Nara, Celala, Ketol, dan Rusip Antara. Wahyuddin ikut Pemilihan Legislatif tahun 2014 dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Dia berhasil memperoleh perolehan suara cukup fantastis yakni 1.892 suara. Dengan itu ia resmi dilantik sebagai wakil rakyat, untuk masa bhakti 2014-2019. Karir politiknya di dewan tergolong manis. Pria ini dipercaya menjabat Ketua Komisi B DPRK Aceh Tengah untuk membidangi perekonomian.Sejak duduk di lembaga dewan, Wahyuddin getol menyuarakan peningkatan ekonomi kerakyatan untuk mendatangkan kemakmuran di tengah masyarakat. Dalam hal ini ia terus memperjuangkan agar alokasi anggaran di sektor pemberdayaan ekonomi di Kabupaten Aceh Tengah yang hanya sebesar 6 persen, agar dapat ditingkatkan minimal 20 persen dari total anggaran daerah, untuk dapat mendongkrak ekonomi di tengah masyarakat.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
85
86
Alokasi anggaran minimal 20 persen di sektor pemberdayaan ekonomi, sebut Wahyuddin, sudah sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat terkait peningkatan ekonomi daerah. Menurutnya, jika pemerintah selalu mengalokasikan anggaran yang besar pada pembangunan fisik maka ekonomi daerah akan sulit meningkat. Selain itu, Wahyuddin juga kerap menyuarakan pemerataan bantuan pemerintah terhadap kelompok tani serta penyebaran pupuk bersubsidi yang harus tepat sasaran. Dia melihat seringnya terjadi penyebaran pupuk bersubsidi hanya dikawasan perkotaan dan tidak sampai menyentuh masyarakat di kampung-kampung yang notabene mayoritas penduduknya adalah petani. Menurutnya, dengan kondisi yang terjadi maka para petani di kampung tetap membeli pupuk dengan harga mahal, karena harus mengeluarkan biaya transportasi menuju ke kota. Kondisi yang sama sebut politisi ini juga terjadi pada subsidi gas. Dia melihat penyebaran gas bersubsidi yang hanya terjadi di kawasan perkotaan saja telah merugikan masyarakat ekonomi lemah yang ada di pedesaan. Gas bersubsidi, sebutnya, kerap dijual kembali dengan harga mahal ketika sampai di pedesaan. Sebelum terjun ke dunia politik, Wahuddin adalah seorang pedagang yang sukses di bidangnya. Dia menggeluti bisnis ekspor kopi gayo sejak tahun 1998.Semasa kecil, Wahyuddin punya cita-cita untuk menjadi Tentara. Dia bahkan pernah mengikuti seleksi masuk tentara, namun gagal. Akhirnya di memilih jalan hidupnya di bidang perdagangan kopi dan menuai kesuksesan.
Pria ini selalu berpandangan bahwa kepentingan orang banyak harus diutamakan dari kepentingan pribadi. Itulah mengapa ia termotivasi terjun ke dunia politik. Keputusannya itu pun menuai hasil positif dengan meraih kepercayaan masyarakat untuk mengemban amanah sebagai wakil rakyat. Wahyuddin menempuh jenjang pendidikan hingga tingkat SMA. Pernah mengenyam bangku kuliah namun tidak menamatkannya. Ia memulai jenjang pendidikan di SD Silih Nara, SMP Silih Nara, lalu melanjutkan sekolah di STM Langsa. Wahyuddin menamatkan sekolah STM-nya di tahun 1995. Wahyuddin lahir di Celala pada 17 Juni 1974, di keluarga pasangan (Alm) M Nasir dan Halimah. Ayahnya Alm M Nasir adalah sosok tokoh masyarakat di Kampung Celala dan pernah menjabat sebagai Kepala Kampung Celala selama 25 tahun. Wahyuddin juga pernah menjadi kepala kampung disana mengikuti jejak ayahnya. Dia selalu ingat pesan orangtuanya untuk terus melakukan sesuatu yang bermanfaat terhadap orang banyak.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
87
"Berbuet sosial terhadap jema dele si bermanfaat ken jema dele," ucap Wahyuddin dalam bahasa Gayo mengulang nasehat orangtuanya.
88
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman kerja Tanda jasa
12. H. HAMDAN, SH
Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir Alamat Istri Anak
: : : : :
H. Hamdan, SH Takengon, 17 Juli 1968 Simpang IV Bebesen Nuraini 1. Bima Israk Mijaya 2. Adham Mahara 3. Rijki Saherman 4. Putri Hamdahyani
: : : : : : : :
S1 Hukum Nasional Demokrat (NASDEM) Nasional Demokrat (NASDEM) 085262843593 IV 800/709 Wiraswasta -
Mengemban amanat untuk duduk di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, setelah mendapatkan kepercayaan masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 4, yang meliputi Kecamatan Bebesen, Bies, dan Kute Panang. Hamdan, SH maju sebagai Calon Lagislatif dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) pada Pemilihan Lagislatif tahun 2014 dan berhasil memperoleh 709 perolehan suara. Hamdan dilantik sebagai wakil rakyat masa bhakti 2014-2019 untuk periode pertamanya di lembaga dewan. Kiprah politiknya tergolong manis, dia dipercaya menjabat Ketua Fraksi Nasdem dan Ketua Badan Kehormatan DPRK Aceh Tengah. Hamdan juga dipercaya untuk berperan di Komisi A DPRK Aceh Tengah yang membidangi pemerintahan. Sejak duduk di lembaga dewan, bapak 4 anak ini getol menyuarakan kepeduliannya terhadap generasi muda Gayo. Keinginanya adalah bagaimana generasi muda di daerahnya bisa aktif melakukan berbagai kegiatan positif dan tidak terjerumus pada halhal negatif.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
89
90
Menurutnya, kondisi di tengah masyarakat Gayo sekarang semakin krisis akidah. Dia sangat mengharapkan pendidikan agama dan pendidikan formal di daerahnya bisa berjalan seiringan, untuk melahirkan generasi-generasi muda yang tangguh dan berakhlak mulia. Politisi ini juga kerap menjalin komunikasi dengan masyarakat untuk tidak salah dalam berdemokrasi dan memilih pemimpin. Ia percaya bahwa pemimpin yang amanah akan mampu menghadirkan perubahan ke arah yang lebih baik di tengah masyarakat. Hamdan bahkan telah mensosialisasikan hal itu sejak awal maju sebagai Calon Lagislatif dengan menjadikannya sebagai jargon kampanye. Dia menyebarkan spanduk dan baliho yang bertuliskan "Pemilih cerdas akan melahirkan wakil (pemimpin) yang amanah". Dia menyebut bahwa masyarakat harus membongkar kebiasaan lama untuk mulai cerdas berpolitik, karena pada hakikatnya rakyatlah yang menentukan pemimpin. Menurutnya ketika masyarakat sudah mampu untuk berdemokrasi dengan baik, maka perubahan daerah ke arah yang lebih baik akan terwujud. Saat memutuskan untuk ikut berpartisipasi pada Pemilihan Lagislatif tahun 2009, pria ini merencanakan maju dari Daerah Pemilihan Aceh Tengah 1 yang meliputi Kecamatan Kebayakan, Lut Tawar, dan Kecamatan Bintang. Namun rencananya itu batal karena permintaan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya, yang notabene masuk dalam wilayah Dapil Aceh Tengah 4. Hamdan mengaku bahwa dia akhirnya menurut untuk mencalonkan diri di Dapil Aceh Tengah 4 dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat disana.
H. Hamdan, SH adalah sosok yang tegas. Kehadirannya di parlemen selalu membawa warna tersendiri untuk tetap menyuarakan kepentingan rakyat. "Prinsip saya adalah dapat mewarnai tapi saya tidak dapat diwarnai," ucapnya. Pria penyuka warna hijau dan putih ini mengaku selalu menjaga sifat keikhlasan untuk bekerja ikhlas. Keinginannya adalah bagaimana pendidikan, agama, dan ekonomi masyarakat di daerahnya bisa maju. Hamdan menempuh jenjang pendidikan di SD Negeri 6 Takengon, SMP Negeri 1 Takengon, dan SMA Negeri 2 Takengon. Ia menamatkan sekolah SMA-nya pada tahun 1988. Pendidikannya berlanjut di Universitas Darma Agung Medan Sumatera Utara. Ia kuliah di Jurusan Ilmu Hukum dan diwisuda pada tahun 1993. Hamdan lahir di Takengon pada 17 Juli 1968. Ia adalah anak ke 5 dari 7 bersaudara di keluarga pasangan H. Gama Abdurrahman (Guru Gama) dan Hj Nur Samah. Ayahnya Guru Gama adalah seorang guru yang kemudian juga berprofesi sebagai pedagang tembakau.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Hamdan selalu ingat pesan orangtuanya untuk jujur, amanah, dan hidup bermanfaat bagi orang banyak. "Masalah gere kenal pe geh, apalagi kenal," ucap pria ini dalam bahasa Gayo mengulang pesan orangtuanya. Pria ini melepas masa lajangnya dengan menikahi Nuraini, pada tahun 1995. Perempuan yang menjadi pendamping hidunya itu 65 berasal dari Kampung Simpang Empat, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Nuraini adalah lulusan Akademi Perbankkan dan menjabat sebagai Kepala Cabang BPD Pegasing, Aceh Tengah pada tahun 2015.
91 92
13. SYIRAJUDDIN. AB
Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman kerja
: : : : : : -
Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir Alamat Istri Anak
: : : : :
Syirajuddin. AB Takengon, 12 Mei 1961 Lot Kala Kecamatan Kebayakan Rina Awaliyah PH 1. Nabigh King Djibrilnida 2. Nibrasz
Kalimatullah Pendidikan
Nebuchkavit
-
Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Amanat Nasional (PAN) 081281984179 93 Aceh Tengah 1 985 - IPAGA Jakarta tahun 1984 - PPM Jakarta Selatan tahun 1986 Organisasi Nakula Sadewa Jakarta tahun 1988 IMAGA Medan tahun 1989 PPM Aceh Tengah tahun 1993 Wakil Ketua Kosgoro Aceh Tengah tahun 1994 Pengurus Yayasan H Abdul Salam tahun 1998 Koordinator Umum LSM Gergel Langit tahun 2002 Pendiri dan pembina LSM Semangat tahun 2002 Wakil Ketua DPD PAN Aceh Tengah tahun 2004 Sekretaris DPD PAN Aceh Tengah tahun 2004 Ketua DPD PAN Aceh Tengah tahun 2010 Ketua Koperasi Sara Raden Pilo tahun 2009
: SMA
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
94
-
Tanda jasa
:
Ketua Komisi C DPRK Aceh Tengah tahun 2009 Ketua Komisi D DPRK Aceh Tengah tahun 2011 Ketua Umum PERCASI Aceh Tengah tahun 2009 Dewan Pengawas Keuangan KONI Aceh Tengah tahun 2009 dan tahun 2014 Pengurus DPW PAN Aceh tahun 2010-2015 Ketua Bidang Pengkaderan Pemuda Koperasi tahun 2008 Dewan Pembina Laskar Merah Putih tahun 2010-2014 Ketua Umum PERTINA Aceh Tengah tahun 2010-2014 -
Duduk sebagai wakil rakyat di DPRK Aceh Tengah selama dua periode. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengemban kepercayaan masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 1 yang meliputi Kecamatan Kebayakan, Lut Tawar, dan Bintang. Dia memperoleh 985 perolehan suara pada Pemilihan Lagislatif tahun 2014 dan dilantik sebagai anggota DPRK Aceh Tengah masa bhakti 2014-2019.
Syirajuddin AB mengemban tugas pertamanya di lembaga dewan pada periode 2009-2014, setelah memenangkan Pemilihan Lagislatif tahun 2009. Kala itu dia juga maju dari PAN dan memperoleh kepercayaan masyarakat dari Dapil Aceh Tengah 1. Sejak mengemban amanat sebagai wakil rakyat, pria ini getol menyuarakan reformasi tata kelola pemerintahan yang bersinergi dan berpihak kepada kepentingan rakyat. Sosok pria nyenterik dan suka bercanda ini mulai terjun ke dunia politik sejak bergabung dengan PAN pada tahun 2004. Tapi secara tidak langsung, Syirajuddin mengaku sudah mengenal dunia politik sejak lama, bahkan semasa ia masih duduk di bangku sekolah SMA. Hal itu adalah karena latar belakang keluarganya. Ayahnya (Alm) Abubakar Salam adalah seorang pejuang di Tanoh Gayo. Syirajuddin AB lahir dan tumbuh besar dalam keluarga yang berdedikasi tinggi terhadap hal-hal terkait sosial kemasyarakatan dan suka berbuat sesuatu untuk kepentingan orang banyak. Karena itu, Syirajuddin AB juga tumbuh sebagai sosok yang selalu peka terhadap isu-isu sosial kemasyarakatan di daerahnya. Ia selalu termotivasi untuk bisa menyuarakan hal-hal terkait kemaslahatan umat dan memperjuangkan sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan orang banyak. Dalam pandangannya, tugas sebagai seorang wakil rakyat adalah ibadah jika bisa menempatkan diri sebagai kuli rakyat, untuk benar-benar memperjuangkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak dan selalu berpihak kepada kepentingan rakyat. Dia percaya bahwa sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang banyak.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
95
96
Nyentrik, berpembawaan unik, dan suka berakah (bercanda) serta bersahabat adalah karakter yang melekat pada sosok politisi ini. Dia adalah tokoh yang dekat dengan semua kalangan. Suka berdiskusi dengan siapa saja membahas segala hal terkait sosial kemasyarakatan, ekonomi, budaya, dan kemajuan daerahnya. Syirajuddin AB adalah sosok yang selalu ingin mengabdikan hidupnya untuk orang banyak. Bisa menjadi seseorang yang berguna dan bermanfaat di tengah masyarakat. Hari ini harus lebih bermanfaat dari hari kemarin adalah moto hidupnya. Dalam pandangannya, hidup yang baik berbeda dengan hidup yang bermanfaat. Karena itu dia lebih menekankan kepada hidup yang bermanfaat. Dia juga mengatakan, selalu ingin bisa membantu orang yang miskin dan bodoh. Pria ini juga memiliki kegemaran terhadap benda-benda kuno dan antik peninggalan peradaban sejarah Gayo. Dia bahkan punya sejumlah koleksi terkait kegemarannya itu yang ia simpan dengan baik di rumahnya. Obsesinya adalah bagaimana sejarah bangsa Gayo bisa diketahui asal muasalnya. Dia juga ingin mendirikan museum pribadi tentang Gayo. Seorang Syirajuddin AB adalah penyuka warna putih, hitam, merah, dan kuning. Menurutnya itu adalah warna Gayo yang bisa dilihat dari penampilan kerawang gayo. Makanan favoritnya adalah cecah terasi. Untuk minuman dia adalah penggemar berat kopi gayo yang menjadi minuman favoritnya setiap hari. Dia juga punya sejumlah hobi diantaranya adalah membaca, catur, biliyard, bridge, sepak bola, tinju, musik, berakah (bercanda), dan mengoleksi barang antik khususnya terkait peninggalan sejarah Gayo.
Di waktu kecil, Syirajuddin AB punya cita-cita untuk menjadi tentara. Dia menyukai unsur komando di tubuh tentara yang menurutnya sesuai dengan karakter di dalam dirinya. Selain itu, unsur kedisiplinan dan ketegasan serta berani mengambil resiko yang melekat di tubuh tentara menurutnya adalah hal yang positif untuk di contoh sebagai cara memimpin. Di usia muda, Syirajuddin AB sudah menjadi sosok yang aktif di berbagai organisasi. Dia sendiri mencatat sejumlah organisasi yang pernah digelutinya sejak tahun 1984 hingga sekarang. Diantaranya adalah : Syirajuddin AB menempuh jenjang pendidikannya di SD Nangka Kebayakan, SMP Negeri 1 Takengon, dan SMA Negeri Takengon. Dia menamatkan SMA pada tahun 1982. Dia lalu ingin menggapai cita-citanya untuk menjadi seorang tentara dengan mengikuti seleksi masuk AKABRI di tahun 1983 namun gagal. Dia juga mengikuti seleksi masuk sekolah pilot di tahun yang sama di Jakarta, tapi juga masih belum beruntung. Tujuan lainnya dibenak Syirajuddin kala itu adalah menempuh pendidikan Sosial Politik di Universitas Veteran Jakarta. Alasannya karena dia ingin menimba ilmu politik luar negeri dan sangat ingin mengetahui peta politik di kawasan Eropa Timur dan Timur Tengah yang menurutnya adalah pusat kekuatan politik dunia. Namun sayang keinginannya itu tidak mendapat restu dari orangtuanya. Syirajuddin kemudian mengikuti anjuran dari pihak keluarganya untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Perbankan Nasional (Perbanas) Jakarta. Walau mengaku tidak punya minat untuk sekolah disana, Syirajuddin AB tetap menjalaninya pendidikannya selama 3
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
97
98
tahun diPerbanas.Dia melihat hal positif lain dari sekolahnya itu, yakni di bidang olahraga sepak bola yang selalu memiliki prestasi. Dia menyebut pembinaan olahraga sepak bola di Perbanas kala itu sampai berprestasi hingga ke luar negeri. Syirajuddin sendiri adalah penggemar sepak bola. Dia pernah berprestasi di bidang sepak bola semasa SMA bersama tim sekolahnya dengan menjuarai sepak bola Persitas tahun 1982. Semasa sekolah di Perbanas, Syirajuddin AB juga aktif dalam organisasi internasional Inggris Raya VSO yang bergerak di bidang pendidikan dan pertanian. Dia bergabung dalam organisasi tersebut selama 2 tahun. Dia akhirnya tidak lagi melanjutkan pendidikannya di Perbanas karena kerap bepergian. Syirajuddin gemar mendatangi berbagai tempat yang belum pernah dikunjunginya. Dia mulai punya ketertarikan untuk mempelajari kultur yang ada di setiap daerah tentang hal-hal terkait sosial budaya dan ekonomi masyarakat di berbagai daerah. Syirajuddin AB lahir di Takengon pada 12 Mei 1961. Dia adalah anak ke 8 dari 10 bersaudara di keluarga pasangan (Alm) Abubakar Salam dan Hj Nurmani. Di masa kecil, Syirajuddin AB tinggal bersama orangtuanya di Kampung Bale Atu Takengon. Ayahnya Alm Abubakar Salam adalah sosok pejuang kemerdekaan Republik Indonesia di Tanoh Gayo. Juga sebagai pensiunan Kepala Dinas Penerangan Kabupaten Aceh Tengah.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
99
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman kerja Tanda jasa
14. ILHAMUDDIN
Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir
: :
Alamat Istri Anak
: : :
Ilhamuddin, S.Hut Kampung Bujang Takengon, 20 Mei 1974 Kampung Bujang Takengon Hikmalni, A.Md 1. Muhammad Khairan 2. Muhammad Raihan 3. Zahwa Latifah Ilham
: : : : : : : :
S1 Kehutanan Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Amanat Nasional (PAN) 082272234447 Aceh Tengah 2 1.015 Direktur C.V. Pengulu Bujang -
Setiap persidang di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah ada sosok yang aktif menyampaikan pendapat dan sering melakukan interupsi. Terkadang itu membuat dia terlihat berbeda dari 29 anggota dewan lainnya, karena tegas menyampaikan aspirasi, ide pemikiran yang to the point saja. Dialah Ilhamuddin, putra dari almarhum H Abdul Muthalib pengulu bujang dan Hj Kartini Wahab Sujud. Sebagai keluarga besar, Ilham merupakan anak ke delapan dari sepuluh bersaudara. Tapi kegigihan orang tua dalam menghidupi anak yang sangat berat tidak memudarkan semangat untuk bersekolah. Ilhamuddin satu dari delapan saudaranya yang bisa jadi sarjana. Ia mulai belajar di SDN 4 Takengon. Beranjak remaja ia masuk SMP 2 Takengon dan berlanjut ke SMAN 1 Takengon. Sosok ayah dan ibu yang bekerja sebagai guru sekaligus petani, menjadi inspirasi Ilham untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan, Jurusan Manajemen Hutan, lulus tahun 1999. Setelah menamatkan kuliah, ia bekerja di PT Geruteh Play Wood tapi tidak begitu lama hingga akhirnya memutuskan kembali ke Takengon.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
100 101
Seperti mayoritas penduduk Kabupaten Aceh Tengah, Ilham bertani kopi sebagai aktifitas kesehariannya. Ia juga senang berburu babi di hutan, untuk mendapatkan kesenangan tersendiri dan merasakan bagaimana bersatu dengan alam. Soal pertemanan, ia banyak bergaul dengan para politikus yang akhirnya membawanya masuk ranah politik. Selain itu, aktif di bidang sosial kemasyarakatan, di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kallut yang berdiri pada tahun 2000 dan bergabung di LSM Gergel Langit tahun 2001, serta menjadi bagian Barisan Muda PAN tahun 2000. Kedekatan dengan tokoh politik di Aceh Tengah membawanya tergabung di kepengurusan partai politik (Partai Amanat Nasional), serta ditunjuk sebagai wakil sekretaris. Selain aktif kepartaian, Ilham sempat mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dengan nama CV Pengulu Bujang pada tahun 2001. Ketertarikan terhadap PAN, didasari ketertarikannya melihat politikus PAN yang diisi para aktivis pasca reformasi. Ideologi PAN juga dirasa sesuai dengan hati nuraninya. Lain itu, ia sedikit “teracuni” ilmu politik karena sering membaca buku terutama perjalanan dan perjuangan Soekarno, Presiden RI pertama. Sebagai pengurus partai politik, tahun 2009, Ilham menjadi calon anggota legislatif di daerah pemilihan (dapil) 2 dengan nomor urut dua, tapi tidak berhasil menjadi anggota dewan. Ia kembali mencoba keberuntungan manjadi anggota legislatif pada pemilu tahun 2014. Kali ini ia mendaftar sebagai caleg dari dapil 2, dan mendapat nomor satu. Ilham anak mantan kepala SMP Isaq Takengon itu, akhirnya berhasil memperoleh 1.250 suara yang mengantarkannya ke kursi DPRK Aceh Tengah periode 2014-2019.
Ilhamuddin yang pernah mendalami ilmu kehutanan selama di bangku kuliah, ingin sekali mencurahkan perhatian terhadap hutan di Aceh Tengah. Apalagi Ilham melihat sendiri, saat berburu, bagaimana hutan-hutan Aceh Tengah sudah dirambah tangan besi. Ia merasa prihatin karena banyak hutan yang dirusak. Ia menduga masyarakat menjadi pesakitan karena mengarap hutan untuk perkebunan kopi sementara illegal logging tidak dipantau. Sementara pemerintah sangat minim memberikan sosialisasi tentang tapal batas, akhirnya masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan menjadikan hutan sebagai tempat mencari kehidupan dengan merambah hutan secara terpaksa. Sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah diharap mengucurkan dana untuk ekosistem terjaga. Terlebih, dalam pandangan Ilham, pemerintah terlalu lama mensosialisasikan (menetapkan) tapal batas hutan, antara hutan lindung, hutan produksi dan hutan buru. Bila ada ketetapan, maka masyarakat dapat hidup dengan layak tanpa harus tersandung permasalahan hukum. “Setiap hari warga butuh kayu, tapi masyarakat dibingungkan soal tapal batas hutan. Ada yang sudah menjadi pemukiman tapi disebut masuk hutan lindung. Pemerintah harus cepat dan tegas soal tapal batas, agar masyarakat tahu mana hutan yang bisa digunakan sebagai lahan bercocok tanam dan tidak ada lagi illegal logging,” kata Ilham. Selama duduk di Komisi A, Ilhamuddin menilai pembangunan Aceh Tengah sedikit kurang berimbang. Ada daerah selalu dibengkakkan dana yang cukup besar, sementara daerah lain sangat minim diberikan program pembangunan. Hal itu menjadi penghalang terhadap visi misi bupati periode 2012-2017. Lain lagi soal penempatan
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
103 102
pejabat yang terkadang tidak sesuai dengan kemampuan. Disiplin pegawai juga dinilai masih rendah dan perluketegasan atasannya. “Kita sudah sampaikan kepada pemerintah kabupaten, bila ada yang dianggap tidak mendukung kesejahteraan rakyat. Sebagai anggota legislatif, ada yang ditanggapi pemerintah dan ada yang belum,” kata Ilhamuddin yang juga hobi main catur. Untuk itu, Ilham selaku Ketua Fraksi PAN dan hak sebagai anggota dewan, selalu mengkritisi kebijakan Pemerintah Kabupaten bila tidak ada keterpihakan kepada masyarakat. Harus ada pemerataan pembangunan di setiap kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tengah. Ketimpangan itu telah ditemukan Ilham saat melakukan pansus. Ilham juga mencurahkan perhatian terhadap nasib para tenaga honorer (K2) yang belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ia ikut berupaya melakukan komunikasi kepada pihak Badan Kepegawaian Negara (BKN) maupun pihak kementerian untuk memperjuangkan nasib honorer K2. Ayah dari Muhammad Khairan itu, mendukung dikeluarkannya satu regulasi tentang pemekaran Kabupaten Aceh Tengah, melahirkan pemerintah kota. Ilham juga sering menyuarakan, agar setiap tahun, pemerintah harus memberi beasiswa terhadap pelajar berprestasi dan kurang mampu ke luar negeri, terutama bidang konstruksi. Perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang memiliki skill handal agar pembangunan tanoh Gayo tidak kalah dengan daerah lain. “Siapapun bupatinya, pemkab Aceh Tengah harus benarbenar memikirkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Ilham yang dipesan oleh ayahnya untuk belajar apa saja, gali ilmu sebanyaknya.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
104
Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman kerja
15. SASTRA MAHYADI
Tanda jasa
Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir Alamat Istri Anak
Pendidikan
: : : : :
Sastra Mahyadi Takengon, 30 Januari 1972 Pasar Pagi Lama, Takengon Ramdhani 1. Okyadi Fatir Alfath 2. Apryadi Fikri Al Qadr 3. Ghalyadi Sabiq El Fathin : SLTA
: : : : : :
Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Amanat Nasional (PAN) 085262538066 Aceh Tengah 3 1.195 - Sekretaris GAPENSI - Sekjen Pemuda Pancasila : -
Di masa kecil pria ini memiliki cita-cita untuk menjadi seorang prajurit TNI karena menyukai sikap ketegasan dan disiplin. Namun dia malah sukses berkarir di dunia politik.Sastra Mahyadi resmi duduk di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah setelah meraih 1.195 suara, pada pemilihan lagislatif tahun 2014. Dia mendapat kepercayaan masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 3 yang meliputi Kecamatan Silih Nara, Celala, Ketol, dan Kecamatan Rusip Antara. Pria kelahiran Takengon 30 Januari 1972 ini, maju sebagai Calon Lagislatif (Caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai Caleg nomor urut 1 untuk Dapil 3. Namun itu bukanlah pengalaman pertamanya maju sebagai calon lagislatif. Pada tahun 2009, Sastra Mahyadi, maju dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), tapi belum berhasil mendapatkan kursi di dewan. Dia meraih hampir 800 perolehan suara pribadi kala itu, tapi sayangnya total perolehan suara yang dikantongi PKPI sangat minim untuk dapat mengantarkannya duduk di dewan.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
105
106
Pria ini kemudian bergabung dengan PAN untuk ikut Pemilihan Lagislatif tahun 2014. Pada kesempatan ini dia berhasil memenangkan hati rakyat di Dapil Aceh Tengah 3 dan resmi mengamban amanat sebagai wakil rakyat. Sastra Mahyadi menjalankan tugasnya di Komisi B DPRK Aceh Tengah untuk membidangi perekonomian daerah, yang meliputi perindustrian dan perdagangan, pertanian, perikanan, dan perkebunan. Bersama PAN dia juga dipercaya untuk menjabat wakil ketua. Sejak duduk di dewan untuk masa bhakti 2014-2019, bapak 3 anak ini mulai menyuarakan konsep peningkatan kesejahteraan petani kopi. Dia menaruh kepedulian besar untuk kesejahteraan petani kopi di daerahnya karena merupakan profesi mayoritas dari penduduk di Kabupaten Aceh Tengah. Menurutnya, harus ada regulasi yang bisa menjamin kesejahteraan petani kopi dan sekaligus melindungi kopi gayo dari permainan harga pasar yang hanya menguntungkan para pemilik modal. Selain itu, dia juga berpikir tentang peningkatan infrastruktur jalan di kawasan sentra perkebunan kopi rakyat, untuk memudahkan mobilitas petani di masa panen kopi tiba. Sebelum terjun ke dunia politik dan menjadi wakil rakyat, Sastra Mahyadi adalah sosok yang aktif di tengah masyarakat. Dia pernah menjabat Sekretaris Jendral (Sekjen) Pemuda Pancasila Kabupaten Aceh Tengah dan Sekretaris Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapensi) Aceh Tengah.
Pria ini adalah sosok yang bersahaja, ramah, dan suka bergaul. Berkaryalah untuk orang banyak adalah moto hidupnya. Dia memiliki prinsip untuk selalu menjaga komitmen pada setiap apa yang diucapkan dan sangat mengutamakan kejujuran. "Komitmen, jujur, dan menjalankan perintah agama adalah pesan dari orangtua saya yang paling saya ingat," ucap Sastra Mahyadi. Dalam kehidupan sehari-harinya pria ini adalah penghobi sepak bola, otomotifdan tenis meja. Untuk makanan dia sangat menyukai masakan khas gayo,khususnya masamjing yang menjadi favorit. Sastra Mahyadi mengenyam pendidikan hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dia menamatkan sekolahnya di SMA Negeri 1 Takengon pada tahun 1991. Usai tamat sekolah pria ini sempat melanjutkan pendidikannya di sekolah Perbankan Nasional (Perbanas) Medan Sumatera Utara, tapi tidak menamatkannya. Dia memulai jenjang pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Takengon, lalu di SMP Negeri 2 Takengon. Di masa sekolah dia adalah sosok siswa yang biasa-biasa saja. Namun di bangku SMA pria ini mulai aktif berorganisasi dan bergabung menjadi pengurus OSIS di SMA Negeri 1 Takengon. Sastra Mahyadi lahir di Takengon pada 30 Januari 1972. Dia adalah anak ke 3 dari pasangan M Hatta dan Pun Suryani yang dikarunia 5 orang anak. Kedua orangtunya itu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sejak kecil Sastra Mahyadi menetap di rumah orangtuanya di kawasan Pasar Pagi Lama, Takengon.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
107
108
16. SALMAN, ST Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
SALMAN, ST Tebes Lues, 28 Agustus 1973 Islam Bies Sutriana, Amd 1. Pintenate Habibin Malik
: : : : : : :
2. Nisa Simahbengi 3. Bayaqu Tiara S1 Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Amanat Nasional (PAN) 08126979827 Aceh Tengah 4 1370 - Tenaga Pendamping PNPM - PPK Jabatan Fasilitator Kecamatan - P2 DTK Konsultan Manajeman - Tenaga Konsultan Perencana - Pengurus Gapensi Aceh Tengah - Pengurus Pemuda Pancasila
Sosoknya sederhana, lulusan sarjana teknik ini, sebelum terjun ke kancah politik ia menggeluti pekerjaan sebagai kontraktor.Selain itu ia juga ikut berorganisasi serta sebagai pekerja teknis di beberapa konsultan. Pria lulusan Sekolah Menengah Umum 1 Takengon tahun 1993 ini sangat ulet dengan semua pekerjaan yang di lakoninya. Baginya waktu tak tergantikan dengan hari esok. Merasa getir dengan kehidupan masyarakat di daerah pemilihanya dan secara umum masyarakat Gayo, Salman mengumpulkan tenaga untuk “merajut” langkah menuju gedung parlemen.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
109
110
Tidak sia-sia, kegigihan langkah menemui masyarakat ternyata menarik simpati, sehingga duduk sebagai perwakilan di gedung dewan untuk priode 2014-2019. Kini duduk sebagai Ketua Komisi D membidangi Pendidikan, Kesehatan dan lainya bersama beberapa anggota DPRK lainya, terus bertekad mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk kemajuan pendidikan dan kesehatan di Gayo. Kehadirannya di lembaga Lagislatif sejauh ini memang bisa mewarnai ruang sidang DPRK, bukan tanpa pasal, dirinya sering kali mengkritik kebijakan yang menurutnya perlu di luruskan agar tercapai program ke masyarakat sehingga tepat sasaran. Kehadiranya dalam setiap bencana alam di Gayo perlu di ajungkan jempol. Tidak peduli siang dan malam hari, kehadiranya di tengah-tengah masyarakat selalu di nantinkan. “Masyarakat selalu menanti kita saat mereka membutuhkan, kita harus ada”. Gairahnya untuk membawa perubahan di Aceh Tengah dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang menghantarkan dirinya duduk sebagai wakil rakyat, akan dilalukan walau tidak (penuh-red) seperti harapan semua pihak.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
111
17. ZULFIKAR. AB,SE
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
Zulfikar. AB, SE Takengon, 20 April 1954 Islam Kute Lot Kecamatan Kebayakan Halmawati 1. dr. Halfi Gemasih Listiani 2. Nanda Halia 3. Yolla Erfira, S.Farm 4. Yumma Sabila
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
: : : : : : :
Tanda Jasa
:
S1 Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Amanat Nasional (PAN) Aceh Tengah 1 -
Mechanical Maintenance Technition Mobil Oil Indonesia Inc sejak tahun 1976-1981. - Rental Heavy Equipment PT Lantan Jaya Lhokseumawe tahun 1981-1983. - Planing Maintenance Supervisor di PT Semen Andalas Lhoknga tahun 1983-1985. - Direktur CV Kaltu Pitu Mata -
Duduk di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah selama dua periode. H Zulfikar AB pertama kali mendapat kepercayaan masyarakat untuk mengemban amanah sebagai wakil rakyat setelah memenangkan Pemilihan Lagislatif di tahun 2009. Kala itu, bapak 4 anak ini maju sebagai Calon Lagislatif (Caleg) dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) di Daerah Pemilihan Aceh Tengah 1 yang meliputi Kecamatan Kebayakan, Lut Tawar, dan Bintang.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
112
113
Zulfikar. AB kemudian menjadi satu-satu Caleg yang duduk di lembaga dewan dari partai berlambang kepala banteng tersebut. Kala itu dia memperoleh 900 lebih perolehan suara.Karir politik H Zulfikar AB pada periode pertamanya itu terbilang manis. Dia dipercaya mengemban amanah sebagai pimpinan dewan pada jabatan Wakil Ketua Bidang Pembangunan dan Keuangan DPRK Aceh Tengah, masa bhakti periode 2009-2014. Sepakterjang pria penyuka olahraga extrim ini di lembaga dewan berlanjut setelah ia kembali memenangkan Pemilihan Lagislatif tahun 2014. Namun kala itu, ia tidak lagi maju sebagai Caleg dari PNBK. Zulfikar AB memutuskan untuk bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di tahun itu, namun tetap mewakili masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 1. Bersama partai barunya, H Zulfikar. AB berhasil memperoleh hampir 900 perolehan suara untuk tetap duduk di lembaga dewan. Dia kembali dilantik sebagai wakil rakyat untuk masa bhakti 2014-2019. Namun untuk periode keduanya ini, H Zulfikar, AB tidak lagi bertugas sebagai pimpinan dewan. Dia lalu mengemban amanat untuk membidangi keuangan daerah di Komisi C DPRK Aceh Tengah. Sejak awal terjun ke dunia politik, Zulfikar, AB selalu termotivasi untuk dapat memperjuangkan hak-hak masyarakat. Menurutnya, lembaga dewan adalah tempat yang baik untuk tujuannya iu. Baginya, tugas dewan hanyalah menerima aspirasi dari masyarakat dan memperjuangkannya dengan cara memberikan masukan langsung kepada pemerintah. Saat kembali maju pada Pemilihan Lagislatif tahun 2014, politisi ini juga mengusung jargon kampanye dengan kalimat yang berbunyi "Sudah teruji, mampu, tegas, dan mampu memperjuangkan hak-hak rakyat". Menurutnya, seorang anggota dewan harus selalu
ingat sumpahnya pada saat dilantik, yaitu menerima aspirasi rakyat dan konsisten memperjuangkannya. H Zulfikar AB adalah penyuka olahraga extrim. Dia merupakan anggota Offroad Aceh Tengah dan pernah menjabat Dewan Penasehat Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Aceh Tengah. Pria ini juga handal bermain catur, menyukai kuda pacu sebagai hewan piaraan, dan 7 adalah angka favoritnya. H Zulfikar AB juga merupakan sosok yang aktif berorganisasi. Tercatat dia pernah menggeluti sejumlah organisasi, diantaranya : - Menjabat Wakil Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) tahun 1990-2004 yang notabene adalah wadah bernanungnya anak-anak pejuang di Aceh Tengah. - Menjabat Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapensi) Aceh Tengah pada tahun 1996-2002. - Bendahara Golkar Aceh Tengah tahun 1996-2004. - Dewan Penasehat Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Aceh Tengah tahun 2005-2009. - Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI) Aceh Tengah tahun 1998-2001. - Ketua Majelis Dakwah Indonesia (MDI) Kabupaten Aceh Tengah tahun 1997-2002. - Wakil Ketua Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GN.OTA) Aceh Tengah tahun 1996-2002.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
114
Zulfikar AB menempuh jenjang pendidikan hingga Sarjana. Dia adalah seorang Sarjana Manajemen lulusan Universitas Gajah Putih Takengon. Pria ini memulai jenjang pendidikannya di SD 1 Takengon, SMP Negeri 1 Takengon, dan SMA Negeri 1 Takengon.
115
Setelah menamatkan sekolah SMA pada tahun 1973, ia lalu melanjutkan pendidikan di Akademi Teknologi Nasional Yogyakarta pada tahun 1974-1976. Namun, gelar Sarjana Ekonomi Manajemen yang disandangnya dia peroleh dari Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon. Zulfikar AB juga menempuh sejumlah pendidikan non formal seperti Lemhanas non reguler di Jakarta tahun 2007, sekolah Pelaihan Kerja (PLK) di Yogyakarta tahun 1975, pelatihan teknisi mesin kompresor dan turbine di Medan dan Lhoksukon tahun 1976 dan 1981. Selain itu, dia juga pernah menjalani Pendidikan Dasar Militer di Korem Lilawangsa Lhokseumawe tahun 1997. Zulfkar AB lahir di keluarga pasangan (Alm) Abubakar Salam dan Nurmani. Dia menjalani kehidupan masa kecil di rumah orangtuanya di Kampung Balu Atu, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Ayahnya (Alm) Abubakar Salam adalah seorang pejuang Gayo yang dijuluki sebagai Bung Tomo di masa perjuangannya. Julukan itu, kata Zulfikar, diberikan oleh sesama pejuang Gayo karena ayahnya Abubakar Salam adalah orator yang ulung. Di masa perjuangan, Alm Abubakar Salam adalah Kepala Staf Barisan Geriliya Rakyat (Bagura) pada agresi kedua melawan penjajahan Belanda dibawah komando Tgk Ilyas Leube. Zulfikar AB menjelaskan bahwa diakhir perjuangan, ayahnya juga menjabat Kepala Dinas Penerangan Kabupaten Aceh Tengah dan pensiun pada tahun 1971. Sebagai seorang anak pejuang, Zulfikar AB selalu ingat pesan ayahnya untuk menjaga kejujuran dan bekerja keras dalam hidup.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
116
18. EDI KURNIAWAN
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Jeget Istri Anak
: : : :
Edi Kurniawan Umang, 1 Januari 1979 Islam Paya Tungel Kecamatan Jagong
: :
Sri Wahyuni 1. M. Aulia Fadhillah 2. Khumaira Aulia Rahma
Pendidikan : STM Partai politik : GERINDRA Fraksi : Partai Amanat Nasional (PAN) No. Hp : 085260393393 Dapil : Aceh Tengah 2 Jumlah Suara : 1.455 Pengalaman Kerja : Kontraktor Tanda Jasa : Duduk di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah untuk periode 2014-2019 sebagai wakil dari masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 2 yang meliputi Kecamatan Pegasing, Atu Lintang, Jangong, dan Kecamatan Linge. Edi Kurniawan maju sebagai Calon Lagislatif (Caleg) pada pesta demokrasi tahun 2014 dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Dia berhasil meraih kepercayaan masyarakat dengan memperoleh 1.455 perolehan suara. Keberhasilannya itu berbeda jauh dibandingkan pengalaman pertamanya maju sebagai Caleg pada Pemilihan Lagislatif tahun 2009. Kala itu, Edi Kurniawan mencalonkan diri dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan hanya berhasil memperoleh 484 perolehan suara. Tapi baginya itu bukanlah suatu kegagalan. Ayah 2 anak ini tetap mempertahankan semangat dan tekadnya untuk bisa berbuat banyak di tengah masyarakat lewat panggung politik. Keputusannya untuk hijrah dan bergabung bersama Partai Gerindra membawa hasil positif. Bersama partai berlambang kepala burung garuda itu Edi Kurniawan kembali ikut mencalonkan diri pada pemilihan lagislatif tahun 2014 sebagai Caleg nomor urut 1 untuk Dapil Aceh Tengah 2. Ia
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
117
118
akhirnya membuktikan bahwa sosok dirinya bisa mendapatkan kepercayaan masyarakat dengan memperoleh perolehan suara yang cukup besar. Edi Kurniawan kemudian dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua di tubuh Partai Gerindra. Sementara di lembaga dewan, ia mengemban amanah sebagai Wakil Ketua Komisi D DPRK Aceh Tengah untuk membidangi kesejahteraan rakyat yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Sejak resmi duduk di lembaga dewan sebagai wakil rakyat, pria ini konsisten menyuarakan peningkatan pelayanan di bidang kesehatan, khususnya pelayanan rumah sakit. Ia mengaku kerap menjalin koordinasi dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon untuk memastikan pelayanan rumah sakit itu berjalan baik. Selain itu, Edi Kurniawan juga fokus memperjuangkan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kesehatan. Seperti untuk beasiswa pendidikan calon dokter bagi generasi muda di Kabupaten Aceh Tengah. Menurutnya, kesehatan adalah hal paling utama yang harus dipastikan berjalan baik di tengah masyarakat. Namun dia juga menaruh kepedulian besar di sektor pertanian dan perkebunan. Pria ini selalu berpikir untuk peningkatan kesejahteraan petani kopi di daerahnya, yang tak lain adalah profesi dari mayoritas penduduk di Aceh Tengah. Sebelum memutuskan terjun ke dunia politik, Edi Kurniawan, adalah seorang pengusaha di bidang konstruksi. Ia adalah sosok yang selalu berpendapat bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sehari-harinya, Edi Kurniawan selalu ingin menyenangkan orang lain. Ia seorang yang flexible. Punya hobi traveling karena memiliki kegemaran terhadap tempat-tempat baru yang belum
pernah ia kunjungi. Makanan favoritnya adalah telur dadar. Dan untuk minuman, Edi adalah seorang pecandu kopi. Edi Kurniawan lahir di Kampung Umang, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, pada 01 Januari 1979. Ia adalah anak ke 7 dari 9 bersaudara di keluarga pasangan MS Ramli dan Basineh. Ayahnya adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dia menjalani kehidupan masa kecilnya di Kampung Umang, sebelum akhirnya pindah bersama orangtuanya ke Kecamatan Jagong, Kabupaten Aceh Tengah, pada tahun 1988. Disana Edi Kurniawan tinggal bersama orangtuanya hingga duduk di bangku kelas I SMP. Lalu ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 6 Banda Aceh. Keputusannya untuk melanjutkan sekolah di perantuan didukung oleh orangtuanya. Edi Kurniawan selalu ingat pesan orantuanya untuk bersikap baik di negeri orang. Karena itu, Edi tumbuh sebagai sosok yang suka bergaul dan selalu ingin menyenangkan orang lain. Edi Kurniawan menempuh jenjang pendidikan hingga tingkat SMA. Dia menamatkan sekolah di STM Langsa pada tahun 1998. Citacitanya sejak kecil menjadi sarjana tidak tercapai karena lebih memlih untuk bekerja selepas tamat sekolah. Sebelumnya Edi Kurniawan menempuh jenjang pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Inpres Umang di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Lalu ia melanjutkan sekolahnya di SMP Jagong di Kecamatan Jangong Kabupaten Aceh Tengah, sebelum akhirnya pindah sekolah ke SMP Negeri 6 Banda Aceh.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
119 120
19. MUHAMMAD SYAHRUL, SE
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
Tanda Jasa
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Takengon Istri Anak
: : : :
Muhammad Syahrul, SE Purupok, 12 juli 1968 Islam Jl. Terminal No.514-515 BLK -1
: :
Rencana Murni, SE 1. Renandra Murni, SE 2. Salsabila Syahrima 3. Faza Fauzan Azima
: : : : : : :
S1 ekonomi Managemen GERINDRA Partai Amanat Nasional (PAN) 08116700767 Aceh Tengah 3 706 - Pengurus Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) wilayah Aceh Tengah - Distributor dan retail ponsel - Vendor Mobil Oil - Vendor Exxon Mobil - Vendor PT Arun di Lhokseumawe : -
Duduk sebagai wakil rakyat di DPRK Aceh Tengah setelah mendapat kepercayaan masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 3 yang meliputi Kecamatan Silih Nara, Celala, Ketol, dan Rusip Antara. Karir politiknya terbilang sukses. Dia memutuskan untuk ikut berpartisipasi pada Pemilihan Lagislatif tahun 2014 dari Partai Gerindra. Itu adalah pengalaman pertamanya. Kala itu Muhammad Syahrul memperoleh 706 suara untuk duduk di lembaga dewan. Dia kemudian bertugas di Komisi C DPRK Aceh Tengah yang membidangi keuangan dan pembangunan. Ayah 3 anak ini mulai melihat politik sebagai seni dan menurutnya politik bukanlah hal yang tabu. Ia menyebut keberhasilan pada pemilu lagislatif pertamanya itu tak terlepas dari dukungan semua elemen masyarakat yang mempercayainya, khususnya di Dapil Aceh Tengah 3.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
121
122
Menurutnya, pembangunan di wilayah Dapil 3 masih jauh tertinggal dari daerah-daerah lainnya di Kabupaten Aceh Tengah. Dia ingin kehadirannya di tengah masyarakat disana bisa mempersingkat rentang kendali antara masyarakat dengan pemerintah, yang bisa ia lakukan melalui penyerapan aspirasi secara optimal. Sejak mengemban amanat sebagai wakil rakyat, Muhammad Syahrul mengaku memegang teguh prinsipnya untuk menjadi orang yang kritis, tapi tetap bersahabat. "Kita mengikut kalau bagus, kalau buruk tidak," ucapnya menegaskan sikap politiknya di dewan. Dia melihat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan belumlah merata. Tapi yang sering terjadi, kata dia, usulan prioritas yang ada di kampung selalu kandas saat digodok di DPRK setelah ditentukan melalui suara terbanyak. Pria ini menilai, seharusnya ada tim khusus yang secara independen bekerja untuk menentukan skala prioritas. Penentuannya harus betul-betul berdasarkan kajian ilmiah dan bukannya dipertaruhkan melalui suara terbanyak di lembaga dewan. Menurutnya dewan bisa tetap bekerja menyerap aspirasi masyarakat untuk memberikan usulan dan masukan agar penetapan skala prioritas untuk pembangunan daerah benar-benar bisa merata. Selain menjalani aktifitas di lembaga dewan, Muhammad Syahrul aktif sebagai pengurus Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) wilayah Aceh Tengah. Dia sangat menyukai kegiatan yang satu ini. Menurutnya, walau perangkat komunikasi saat ini sudah sangat maju, namun tetap belum menjangkau semua wilayah di pedalaman, seperti sinyal HP.
Sementara dengan perangkat radio RAPI, kata dia, hal itu bisa diatasi. Radio menurutnya sangat berguna pada kondisi dan keadaan darurat, jika terjadi bencana alam. Dia menyebut Aceh Tengah termasuk daerah yang rentan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, khususnya di musim penghujan dan RAPI bisa banyak membantu karena merupakan organisasi yang salah satu fungsinya adalah membantu pemerintah dalam bidang komunikasi dan siaga bencana. Muhammad Syahrul sudah menjadi pengurus RAPI Aceh Tengah sejak tahun 1992 dan menjabat Ketua I JZ 01 ZWG RAPI Aceh Tengah di tahun 2015. Di tubuh organisasi ini, pria ini dikenal dengan nama JZ 01 GSL. Disisi lain, sosok Muhammad Syahrul juga dikenal sebagai pebisnis ulung. Sebelum memutuskan terjun ke dunia politik, ia sukses sebagai distributor dan retail ponsel di kota Takengon. Muhammad Syahrul mendirikan counter ponsel di pusat kota Takengon sejak tahun 2002, tepatnya di kawasan Jalan Terminal Takengon. Counter tersebut dinamainya Salsa Ponsel. Diambil dari nama seorang puterinya. Salsa Ponsel miliknya adalah yang pertama menjadi pusat penjualan telepon seluler terlengkap di kota Takengon. Namun, dalam pemikiran seorang Muhammad Syahrul, harta bukanlah ukuran kesuksesan seseorang. Sesuatu yang sangat penting dalam kehidupannya adalah kerukunan rumah tangga yang terjaga dan anak-anak bisa berhasil dalam pendidikan. Baginya, pendidikan sangat menentukan. Dia percaya ilmu pengetahuan memiliki peran penting menentukan kehidupan seseorang dalam meraih keberhasilan di segala bidang.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
123
124
Diapun menyebut satu pantangan dalam hidupnya, yaitu pantangan untuk tidur siang. "Bagi saya itu membuang waktu," ucapnya. Karena itu, Muhammad Syahrul terbiasa menjalani kehidupan sebagai seorang pekerja keras. Dia telah mengenal dunia kerja sejak masa kuliah, saat menempuh pendidikan sarjana di Universitas Medan Area, Sumatera Utara, di tahun 1987."Di masa itu saya sudah punya gaji pokok Rp 750 per bulan, uang makan Rp 30 perhari, dan juga mendapatkan uang transport," kenangnya. Sibuk bekerja di masa kuliah, bahkan sampai membuat Muhammad Syahrul menyimpan kenangan tersendiri yang tak terlupakan dalam hidupnya. Dia dua kali terpaksa mengalami penundaan wisuda, padahal hanya tinggal melengkapi berkas saja untuk resmi dinobatkan sebagai seorang Sarjana Ekonomi Manajemen. Mengenang masa itu, Muhammad Syahrul mengaku terlambat menerima informasi jadwal wisuda. Sedangkan untuk menuju ke kampusnya dari tempat ia bekerja di Laipondom Tanoh Karo memerlukan waktu lama, karena jarak yang jauh. Saat itu, Muhammad Syahrul bekerja untuk proyek pelebaran jalan PLTA Renun yang sekarang aliran listriknya juga masuk ke Aceh. Muhammad Syahrul lagi-lagi terlambat menerima informasi untuk dapat melengkapi berkas pendaftaran pada jadwal wisuda berikutnya. Itu hal yang sama dialaminya untuk kedua kali. Dia kembali harus menerima penundaan untuk mengenakan toga sarjananya. Dimasa itu, telepon seluler belum ada dan alat komunikasi belum semudah saat ini.
Barulah pada kesempatan yang ketiga di tahun 1993, Muhammad Syahrul resmi mengantongi gelar sarjananya. Ia diwisuda. Momen itu ternyata juga menyimpan kenangan tersendiri dalam kehidupan seorang Muhammad Syahrul. Keberhasilannya untuk diwisuda saat itu tak lepas dari peran seorang mahasiswi di kampusnya, yang kini menjadi pendamping hidupnya. Mahasiswi itu bernama Rencana Murni. Dialah yang memberikan informasi kepada Muhammad Syahrul untuk segera melengkapi persyaratan wisudanya, jika tidak ingin kembali menelan penundaan."Saat itu kami masih pacaran, dia telpon saya dan bilang ada jadwal wisuda, waktunya tiga hari lagi," kenang Muhammad Syahrul. Mendapat informasi tersebut, Muhammad Syahrul, langsung bergegas menuju Universias Medan Area di Kota Medan, tempat ia menuntut ilmu. Tiga hari adalah waktu yang singkat, tapi Muhammad Syahrul berhasil diwisuda saat itu. Hanya saja, dia menjadi mahasiswa yang diwisuda tanpa kehadiran orangtuanya. Waktu tidak lagi memungkinkan untuk orang tuanya di Aceh bisa hadir ke Kota Medan.Tapi Muhammad Syahrul masih punya kenangan lain untuk disimpan dari momen wisudanya itu. Ia diwisuda bersamaan dengan mahasiswi yang kemudian menjadi ibu dari tiga orang anaknya. Mereka sama-sama menyandang gelar Sarjana Ekonomi (SE). Bagi pria ini, pendidikan sangatlah penting. Tapi bukan untuk mendapatkan pekerjaan. Pendidikan menurutnya hanya untuk melengkapi jenjang kerja setelah kuliah. Karena itu dia memilih menjalani keduanya saat mendapatkan kesempatan, yakni bekerja dan menuntut ilmu walau masih dimasa kuliah.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
126 125
Muhammad Syahrul juga punya pengalaman kerja sebagai kontraktor. Di bidang ini ia bekerja selama 12 tahun. Selain itu, dia juga pernah bekerja sebagai Vendor Mobil Oil, Vendor Exxon Mobil, dan Vendor PT Arun di Lhokseumawe, sejak tahun 1988-2002. Keberhasilannya dalam bisnis juga tidak datang secara tibatiba. Muhammad Syahrul mulai menekuni usaha dagang sejak awal hijrah ke Aceh Tengah di tahun 1989. Saat itu, dia membuka usahanya di kawasan Pasar Inpres Takengon. Muhammad Syahrul lahir di Purupok, Aceh Utara, pada 12 Juli 1968, di keluarga pasangan Abdullah dan Ainsyah. Ia adalah anak ke 2 dari 6 bersaudara di keluarga itu.Dia satu-satunya dari anggota keluarganya yang hijrah dan menetap di Takengon. Pria ini mewarisi darah Gayo dari Datu laki-lakinya bernama Kali Husen Tunyang yang berasal dari Kampung Tunyang, Aceh Tengah. Muhammad Syahrul mengisahkan bahwa Datunya Kali Husen Tunyang suatu ketika membawa ternak kerbau ke Medan, Sumatera Utara, untuk dijual. Dalam perjalanan, Kali Husen singgah di kawasan Arun Aceh Utara dan bertemu jodoh disana. Kali Husen akhirnya memutuskan untuk menikah dan menetap di kawasan tersebut hingga berketurunan. Wanita yang dinikahi Kali Husen bernama Neubeut (Datu perempuan Muhammad Syahrul).Dari pernikahan pasangan ini lahirlah 3 orang anak yang kemudian dari salah satunya menjadi kakek kandung Muhammad Syahrul. Kakeknya itu bernama Adam. Adam sebagai anak dari Kali Husen Tunyang di masa itu sering bolak balik dari Aceh Utara ke Takengon, karena urusan pekerjaan. Dia juga kerap mengunjungi keluarga ayahnya di Takengon.Adam kemudian menikahi seorang perempuan bernama Ancan (Nenek Muhammad Syahrul). Dari pernikahan keduanya lahirlah Abdullah (Ayah Muhammad Syahrul). Abdullah lalu menikahi Ainsyah (Ibu
Muhammad Syahrul)."Bapak saya sekolah keguruan di Takengon. Lalu jadi guru di Aceh Utara," sebut Muhammad Syahrul. Muhammad Syahrul menjalani kehidupan masa kecil bersama orangtuanya pasangan Abdullah dan Ainsyah di Aceh Utara. Kemudian dialah satu-satunya dari anggota keluarga keturunan Kali Husen Tunyang yang kembali dan menetap di Takengon. Dalam menjalani kehidupan, Muhammad Syahrul, selalu ingat pesan orangtuanya untuk tidak berbuat sesuatu yang bisa menyakiti hati orang lain. Muhammad Syahrul tercatat menempuh pendidikan di SD Inpres Arun Aceh Utara, SMP Muhammadiyah Lhokseumawe, dan SMA Negeri 1 Lhokseumwe. Dia tamat sekolah SMA pada tahun 1987.Kemudian Muhammad Syahrul melanjutkan pendidikannya di Universitas Medan Area Sumatera Utara. Dia memilih jurusan Ekonomi Manajemen dan diwisuda pada 12 Juli 1993.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
127
128
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
20.IKHWANUSSUFA
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat
: : : :
Istri Anak
: :
Ikhwanussufa Aceh Tengah, 18 Desember 1974 Islam Kampung Kenawat Kecamatan Lut Tawar Cut Rafika 1. Muhammad Raffa El-Khatami 2. Muhammad Muzammil AlTasyrify
: : : : : : :
S1 PDIP Partai Amanat Nasional (PAN) 08116700767 Aceh Tengah 3 706 - Guru MTsN Tungkop - Guru SMK Neuhen Aceh Besar - SLTP Cut Mutia - MTsN Simpang Balik - Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammaddiyah Banda Aceh tahun 2001. - Dosen Luar Biasa IAIN Ar Raniry Banda Aceh 2000-2004. - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Aceh tahun 2004 - Komite Independen Pemilihanan (KIP) Aceh tahun 2009 - Kepala Satker Agama Sosial Budaya (Badan Rehabilitasi Rekonstruksi) BRR NAD–Nias Regional III 2008. - Manager Agama Budaya Pendidikan Kesehatan dan Gender BRR NAD-Nias regional III 2007-2009
Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan pekerjaan yang masih didambakan sebagian besar masyarakat. Sulitnya mendapat lapangan pekerjaan, sehingga PNS menjadi incaran, khususnya bagi mereka yang menyandang status sarjana. Alasannya, status PNS akan memberikan jaminan hidup, termasuk kelak di hari tua. Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
129
130
Namun tidak demikian bagi Ikwanussufa. Pria yang telah berusia kepala empat ini justru keluar dari PNS, hanya untuk bisa berkarier di dunia politik. Politikus muda Gayo ini, sebelum terjun ke dunia politik, menjadi PNS di Departemen Agama, sejak tahun 2003 hingga 2008. Namun, tekadnya yang kuat untuk mengarungi dunia politik, akhirnya menanggalkan seragam PNS-nya. Keyakinan kuat untuk terjun di dunia politik, akhirnya bukan hanya sekedar mimpi. Berbekal pengalaman karena pernah menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Aceh dan Komite Pemilihan Independen (KIP) Aceh, mantan aktifis ini akhirnya jebol menjadi wakil rakyat. Bahkan ia berhasil duduk dua periode di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah. Pada periode kedua menjadi wakil rakyat, Ikhwanussufa, maju dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Kader partai berlambang banteng ini, salah satu politikus muda Gayo yang pandangan politiknya menjadi pertimbangan para politikus lain di Dataran Tinggi Gayo (DTG) serta memiliki kedekatan dengan para tokoh politik Nasional. Ia merupakan putra sulung dari pasangan M. Thaib AW dan Zuryati. Sejak muda telah malang melintang di banyak organisasi. Organisasi mahasiswa, kemasyarakatan, olahraga dan sosial telah banyak digelutinya. Sejak di bangku kuliah, aktif sebagai tokoh mahasiswa dan pernah menjabat Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Ar Raniry. Bukan hanya itu,sederet posisi strategis pernah dipegang oleh Ikhwanussufa. Diantaranya, pernah menjabat Sekretaris Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesa (GPMI) Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tahun 2003-2006. Pernah juga menjabat Wakil Sekretaris KNPI NAD periode 2005-2008, Ketum
Pelajar Islam Indonesia (PII) periode 1999-2000. Selanjutnya, sebagai Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh Tengah. Ketum Persatuan Mahasiswa Takengon (Permata) IAIN Ar Raniry Banda Aceh 1995-1996. Dan dalam bidang olahraga pernah menjabat Ketum Tarung Derajat Kabupaten Aceh Tengah. Meski disibukkan dengan urusan politik, Ikhwanussufa tak lupa untuk terus belajar. Buktinya, sarjana Fakultas Tarbiyah UIN Ar Raniry Jurusan Fisika/ Tadris Ilmu Alam (TIA) Tahun 1999 ini, sedang melanjutkan pendidikan pascasarjana Fisipol, Jurusan Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara (USU). Saat ini, ia juga tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Banda Aceh, konsentrasi Pendidikan Islam dengan tesis dengan judul Konsep Pendidikan Ikhwan assafa dan Ikhwanul Muslimin, Studi Komperatif terhadap Konsep Spritual Quotien.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
131
Jauh sebelum menjadi mahasiswa pascasarjana, Ikhwan mengawali pendidikan sekolah tingkat dasar di MIN 1 Takengon, lulus tahun 1986. Melanjutkan pendidikan di MTsN 1 Takengon, tamat tahun 1989 dan menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Takengon, lulus tahun 1992. Siapa sangka, bila Ikhwanussufa, juga pernah menjadi seorang pengajar di sejumlah sekolah serta menjadi dosen. Berikut, pengalamannya menjadi tenaga pengajar di sejumlah sekolah, diantaranya menjadi guru di MTsN Tungkop, SMK Neuhen Aceh Besar, SLTP Cut Mutia dan MTsN Simpang Balik.Usai mendapatkan gelar sarjana di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Ikhwanussufa menjadi dosen pada Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Banda Aceh, tahun 2001 hingga 2004, bahkan menjadi dosen luar biasa pada IAIN Ar Raniry tahun 2000 hingga 2004.
132
Ikhawanussufa, sosok yang dikenal tegar dalam menghadapi beragam masalah selama menjadi aktivis dan karier. Namun ia sempat goyah ketika keluarga yang dicintainya direnggut oleh musibah bencana tsunami yang menerjang Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. Dari ratusan ribu nyawa melayang ketika ombak besar menerjang Koeta Radja sebelas tahun lalu, lima diantaranya merupakan orang yang sangat dicintai oleh Ikhwanussufa. Ia sangat terpukul ketika dua putra putri dan istri tercinta serta dua saudara kandungnya dipanggil yang maha kuasa dalam bencana besar itu. Ikwanussufa sempat down selama beberapa bulan karena larut dalam duka yang dalam. Namun perlahan ia kembali bangkit dari keterpurukan itu. Bangkit dari kesedihan mendalam, satu persatu tugas dan tanggungjawabnya atas pekerjaan diselesaikan dengan baik. Tepat pada bulan Februari Tahun 2006, Ikhwanussufa mempersunting dara cantik berdarah Aceh, Cut Rafika dan kini telah dikaruniai dua orang putra Muhammad Raffa El-Khatami dan Muhammad Muzammil AlTasyrify. Beberapa catatan keberhasilan Ikhwanussufa, diantaranya mampu menyelenggarakan pemilihan umum ketika menjabat sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Aceh tahun 2004 dan Komite Independen Pemilihanan (KIP) Aceh hingga tahun 2009. Ia merupakan salah satu orang yang sukses mengkoordinir enam lembaga pemantau asing di Aceh. Unfreal (Thailand), Malaysia Election, Ausaid (Australia), UNI Erofa (Spanyol, Inggris, Swedia, Jerman, Norwegia, Denmark), USAID, Amerika (Konsul Amerika di Medan), merupakan lembaga asing yang memantau pilkada kala itu.
Pernah sukses menjadi Kepala Satker Agama Sosial Budaya (Badan Rehabilitasi Rekonstruksi) BRR NAD–Nias Regional III 2008. Manager Agama Budaya Pendidikan Kesehatan dan Gender BRR NADNias regional III 2007-2009. BRR memberikan deadline untuk infrastruktur, pemberdayaan ekonomi dan sosial budaya, harus selesai pada bulan November 2008, di bawah kepemimpinan Ikhwan, berhasil menjadi Kasatker yang paling cepat menyelesaikan kegiatan di tujuh kabupaten/kota (Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, Aceh Timur dan Kota Langsa). Pada bulan Juli 2008, empat bulan sebelum batas waktu, telah merampungkan seluruh kegiatan fisik maupun bantuan perekonomian. Salah satunya kontribusi lain, terhadap pemuda di Kota Dingin Takengon, dengan memberi pembangunan gedung pemuda dan Kantor Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh Tengah. Ikhwanussufa, pemuda yang berpikir cemerlang itu masuk dunia politik murni. Ia bergabung dengan Partai Demokrat dan menjadi calon anggota legislatif pada pemilu tahun 2009. Cita-citanya tercapai dengan duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, periode tahun 2010-2014. Ia dipercaya duduk di Komisi A. Sosoknya semakin familier di kancah politik lokal ketika adanya gunjang ganjing pemilihan komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tengah periode 2013-2018. Jelang pemilu legislatif 2014, terjadi perpecahan di tubuh DPRK, satu sama lain saling sikut hingga banyak di-PAW (pergantian antar waktu) karena tidak lulusnya partai politik sebagai peserta pemilu, hingga ada yang berpindah gerbong. Ikhwanussufa punmasuk daftar PAW karena mendaftar dari PDI-P
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
133
meninggalkan Partai Demokrat. Namun, bukan Ikhwanusufa namanya bila tidak lolos dari proses PAW. Dengan pengalaman politik dan pernah menjadi penyelenggara pemilu, hingga berakhir masa jabatannya, Ikhwan mulus menyelesaikan periode DPRK tahun 2010134 2014. Periode pertama menjadi anggota DPRK Aceh Tengah, Ikhwanussufa sudah memperjuangkan seluruh aspirasi konstituennya. Tapi diakuinya, danayang bisa dialokasikan terhadap daerah pemilihannya sangat kecil. Dengan anggaran sebesar Rp 2 miliar, dibagi 70 kampung di daerah pemilihan, berarti hanya 70 persen saja mendapat perhatian melalui program-program pemberdayaan sesuai aspirasi masyarakat yang bisa terserap. “Kita perjuangkan aspirasi masyarakat, terutama bidang pemberdayaan peternakan dan pertanian,” kata Ikhwanussufa. Pemilihan umum legislatif tahun 2014, Ikhwanussufa dengan gerbong baru Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), kembali maju sebagai calon anggota legislatif dari daerah pemilihan (dapil) Aceh Tengah Satu (Kecamatan Kebayakan, Lut Tawar dan Bintang). Meski berpindah dapil, Ikhwanussufa masih berhasil memperoleh kursi anggota dewan yang terhormat untuk kedua kalinya. Untuk dapil satu, Ikhwanussufa berkeinginan memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk membawa berbagai program pembangunan setidaknya ke tiga kecamatan. Saat menjabat anggota dewan periode sebelumnya, ia menilai ada ketimpangan program pembangunan terhadap dapil satu. Untuk itu, Iwan sapaan akrabnya berkeinginan bisa berbuat lebih banyak agar tidak ada lagi perbedaan dari pemerintah terhadap dapil satu. Atas keinginan dan cita-cita tersebut, Ikhwan tetap berharap dukungan masyarakat demi amanah yang telah dititipkan dipundaknya. Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
135
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
21. SAMSUDDIN, S.AG. M.Pd
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat
: : : :
Istri Anak
: :
Samsuddin, S.Ag, M.Pd Sanihen, 17Februari 1977 Islam Kampung Pepayungen Angkup Kecamatan Silih Nara Isatir Radiah 1. Tiara Mah Bengi 2. Naufal Fikri 3. Nafil Fikri
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
: : : : : : :
S2 PDIP Partai Amanat Nasional (PAN) 085270106666 Aceh Tengah 3 989 - Anggota DPRK Aceh Tengah periode 2009-2014
Duduk di DPRK Aceh Tengah selama dua periode. Samsuddin mulai terjun ke dunia politik pada tahun 2009 dan ikut pemilihan lagislatif dari Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Pria muda ini mendapat dorongan dari tokoh masyarakat di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah, serta elemen masyarakat lainnya di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 3, untuk menjadi wakil mereka di lembaga dewan. Saat itu, Samsuddin memperoleh 989 perolehan suara pribadi dan resmi duduk sebagai wakil rakyat di DPRK Aceh Tengah untuk masa bhakti 2009-2014. Kala itu ia juga menjabat Wakil Ketua PKNU. Tugasnya sebagai wakil rakyat berlanjut setelah kembali terpilih pada Pemilihan Lagislatif tahun 2014. Masyarakat di Dapil Aceh Tengah III masih memberikan kepercayaan kepada pria ini. Namun kala itu, Samsuddin, tidak maju dari PKNU karena tidak lagi terdaftar sebagai Parpol peserta Pemilu. Samsuddin memilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk bisa tetap melanjutkan sepakterjangnya di dunia politik. Bersama PDI-P Samsuddin memperoleh 989 perolehan suara untuk kembali duduk di lembaga dewan. Dia juga kemudian dipercaya untuk menjabat Wakil Ketua di partai berlambang kepala banteng tersebut.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
136 137
Memiliki latar belakang sebagai dosen yang mengajar mata kuliah tafsir dan ilmu hadist tidak lantas membatasi sepakterjangnya di dewan. Samsuddin malah tercatat sebagai anggota Komisi A DPRK Aceh Tengah selama dua periode, yang tak lain adalah membidangi masalah politik dan hukum. Walau begitu, Samsuddin tetap menjadi sosok yang punya kepedulian besar terhadap pendidikan agama di daerahnya. Sejak bertugas di lembaga dewan, dia getol menyuarakan hal-hal terkait pendidikan agama Islam, seperti untuk peningkatan kesejahteraan imam kampung, guru TPA, dan bantuan hibah kepada dayah. Dia juga memperjuangkan pembentukan bidang khusus yang menangani TPA di Dinas Pendidikan Aceh Tengah, sebelum akhirnya dibentuk Badan Dayah. Idenya yang belum terakomodir adalah pembentukan TPA di setiap kampung di Kabupaten Aceh Tengah dengan menempatkan 1 guru TPA di masing-masing kampung. Menurutnya, setiap guru TPA harus dikontrak oleh pemerintah daerah dan diawasi oleh Dinas Pendidikan. Tujuannya adalah agar di setiap kampung berdiri TPA dan pelaksanaannya bisa berjalan baik setelah kesejahteraan para guru dijamin oleh pemerintah. Sebelum memutuskan terjun ke dunia politik, Samsuddin, adalah seorang dosen di Universitas Gajah Putih Takengon. Dia mengajar mata kuliah bahasa arab, tafsir, dan ilmu hadist. Sosoknya dikenal sebagai seorang yang dekat dengan pendidikan agama. Dia adalah penggagas sekaligus pendiri Sekolah Madrasah Simpang Kemili di Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah. Pria ini bersusah payah membangun madrasah tersebut dalam kurun waktu 5 tahun, bersama seorang kerabatnya (Alm) Drs Muhtaddin.
Dimasa itu, ia melihat banyak ketimpangan yang terjadi di bidang pendidikan agama dan sosial masyarakat, tanpa adanya kehadiran pemerintah. Itulah yang membuatnya termotivasi untuk terjun ke dunia politik setelah mendapat dorongan dari tokoh masyarakat di kampungnya. Samsuddin menanamkan niat dan keinginan di dalam dirinya untuk selalu bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat di tengah masyarakat, walaupun pada hakikatnya tetap tidak membawa perubahan dan membuat masyarakat menjadi lebih baik. Ia juga berpikir untuk bisa merubah dan menyuarakan perubahan terhadap tata kelola pemerintahan yang mengedepankan proporsional dan profesionalitas. "Kalau sistem sudah baku. Tapi kinerja pemerintahan harus ada perubahan ke arah yang lebih baik," ucap Samsuddin. Mulailah dengan hal-hal yang kecil adalah moto dalam hidupnya. Seharihari, bapak 3 anak ini punya kegemaran membaca surat kabar dan mengikuti perkembangan informasi terkini tentang berbagai hal. Membaca juga termasuk hobi untuknya. Selain itu ia juga memiliki kegemaran terhadap dunia otomoif, khususnya Moto GP yang tidak pernah ia lewatkan dari siaran TV. Di rumah, ia menyukai masakanmasakan sayur tumis dan rebus yang dinikmati dengan sambal. Disisi lain, Samsuddin adalah sosok yang tegas dan istiqomah. Sejak kecil ia memiliki cita-cita untuk menjadi orang yang berguna di tengah masyarakat. Tapi saat melanjutkan pendidikan di Jurusan Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), cita-citanya itu berubah. Dia kemudian berpikir untuk bisa menjadi seorang tokoh pembaharu di tengah masyarakat. Samsuddin mengenang keinginan dan cita-citanya itu mulai muncul saat semester 3 di masa kuliahnya. Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
138
139
Samsuddin adalah sosok siswa cerdas dan berprestasi di bangku sekolah. Saat SD dia selalu mendapat rangking satu. Itu adalah hal yang sangat membanggakan bagi siapapun di masa sekolah. Samsuddin kecil mempertahankan prestasinya itu sejak dibangku kelas I hingga kelas 6 SD. Dia hanya sekali melepaskan rangking satunya saat di bangku kelas 5 semester dua, itupun ia masih mendapat rangking dua. Samsuddin mengenyam pendidikan dasarnya di SD Lenga. Setelah lulus ia melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri Lentik. Lalu lanjut sekolah di SMA Negeri Pegasing. Satu tahun di SMA Negeri Pegasing, Samsuddin, pindah sekolah ke Pasantren Modern Ta'dib Al-Syakirin di Medan Johor Sumatera Utara. Walau berstatus pindahan, Samsuddin tetap memilih untuk mengulang pendidikannya mulai dari kelas I di pasantren tersebut, karena merasa tidak memiliki keilmuan sama sekali di bidang pendidikan agama. Semasa di pasantren, Samsuddin, dipercaya menjabat Ketua Roisul Munazhomah, yakni organisasi yang mengurusi kedisiplinan santri pasantren. Dia bertugas menegakkan peraturan yang berlaku di pasantren. Bahkan bisa menghukum santri yang melanggar kedisiplinan.Tamat pasantren, Samsuddin, melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan. Dia memilih Jurusan Pendidikan Agama Islam dan diwisuda pada tahun 2001. Baginya, pendidikan adalah hal paling utama dalam hidup. Dia selalu ingat pesan orangtuanya tentang betapa pentingnya ilmu pengetahuan."Ike urum ilmumu denie ni nguk beliko. Tapi ke urum retamu gere sekdah pe," ucap Samsuddin mengenang pesan orangtuanya dalam bahasa Gayo.Maknanya adalah jika dengan ilmu mu dunia ini bisa kau beli, tapi jika dengan hartamu tidak seberapa yang akan kau dapat. Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Karena itu, Samsuddin, selalu menjadi sosok yang haus akan ilmu. Dia masih berpikir untuk melanjutkan pendidikanya walau sudah berkarir di dunia140politik dan terpilih sebagai anggota DPRK Aceh Tengah periode 2009-2014. Disela tugas dan pekerjaannya, Samsuddin, memutuskan untuk kembali menempuh pendidikan. Dia memilih Universitas Negeri Medan (Unimed) untuk jenjang Strata 2 (S2) ilmu administrasi pendidikan. Demi menuntut ilmu, Samsuddin, rela bolak balik Takengon-Medan selama masa kuliahnyaitu.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
22. SUKURDI ISKA, SH
: : : : : :
PDIP Partai Amanat Nasional (PAN) 082364677116 Aceh Tengah 4 1.219 - Anggota DPRK Aceh Tengah Periode 2009-2014 - Reje Kemili 2007-2009 - Pengurus Besar PERBAKIN Aceh Tengah - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Aceh Tengah - Dewan Penasehat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh Tengah
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak Pendidikan
: : : : : :
Sukurdi Iska, SH Kemili, 15 April 1972 Islam Kemili Ningsulistiya 1. M. Bilian Diska 2. Faris Hawari : S1 Hukum
Duduk sebagai wakil rakyat di DPRK Aceh Tengah setelah mendapat kepercayaan masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 4, yang meliputi Kecamatan Bebesen, Bies, dan Kute Panang. Pria ini telah bertugas di lembaga dewan selama 2 periode. Sukurdi Iska, SH adalah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak terjun ke dunia politik. Periode pertamanya di dewan adalah saat memenangkan Pemilihan Lagislatif tahun 2009. Kala itu, Sukurdi memperoleh 700 lebih perolehan suara di Dapil Aceh Tengah 4. Pada pesta demokrasi tahun 2014, bapak 2 anak ini kembali maju sebagai Calon Lagislatif (Caleg) di Dapil Aceh Tengah 4 bersama PDI-Perjuangan. Lagi-lagi dia mendapat kepercayaan masyarakat untuk duduk di dewan. Sukurdi Iska memperoleh 1.219 perolehan suara.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
142 143
Sejak mengemban amanat sebagai wakil rakyat, politisi ini gencar menyuarakan peningkatan potensi wisata daerah, khususnya peningkatan potensi di kawasan Danau Lut Tawar yang menjadi ikon pariwisata Aceh Tengah. Sukurdi Iska bertugas di Komisi B DPRK Aceh Tengah untuk membidangi perekonomian. Dia juga pernah menjabat sebagai ketua di komisi ini. Sejak usia muda, Sukurdi Iska, sudah terbiasa mengabdikan diri di tengah masyarakat dengan aktif diberbagai organisasi. Dia juga pernah menjabat ketua pemuda di lingkungan tempat tinggalnya di Kampung Kemili, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Dan juga menjabat kepala dusun di kampung tersebut. Lalu juga dipercaya menjabat Kepala Kampung Kemili pada tahun 2007-2009. Pria ini kemudian mengaku terpanggil untuk meneruskan pengabdianya di tengah masyarakat lewat panggung politik. Keinginannya adalah agar politisi di daerahnya bisa kompak dan bersatu untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Dia percaya bahwa setiap apa yang dilakukan di tengah masyarakat harus dimulai dengan niat yang baik, untuk bisa menuai hasil yang baik pula. Menurutnya, ia telah membuktikan hal itu saat dipercaya menjabat ketua pemuda dan kepala dusun di lingkungan tempat tinggalnya dan kemudian dipercaya lagi untuk menjabat kepala kampung. Akhirnya, ia pun masih menuai kepercayaan dan dukungan dari masyarakat untuk mengemban amanat sebagai wakil rakyat selama dua periode, di DPRK Aceh Tengah. Setelah terpilih sebagai wakil rakyat, Sukurdi Iska masih terus melanjutkan aktifitasnya di sejumlah organisasi, diantaranya sebagai Pengurus Besar PERBAKIN Aceh Tengah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Aceh Tengah, dan Dewan Penasehat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh Tengah.
Sehari-hari, pria ini adalah sosok yang ramah dan suka bergaul dengan semua kalangan. Dia tidak membeda-bedakan setiap orang yang ditemuinya. Selain aktif berorganisasi sejak usia muda, Sukurdi Iska juga punya kesukaan terhadap seni, khususnya musik. Dia mahir memainkan alat musik drum. Di masa-masa baru tamat SMA, Sukurdi bahkan punya grup band sendiri dan dia bertugas sebagai penggebuk drum. Sedikitnya, ada 4 grup band yang pernah ia bentuk bersama teman-temannya di masa muda. Sukurdi Iska menempuh jenjang pendidikan hingga sarjana. Ia menjadi mahasiswa di Universitas Quality dan diwisuda sebagai Sarjana Hukum (SH). Jenjang pendidikannya dimulai dengan mengenyam bangku sekolah di SD Kemili Takengon pada tahun 1997-1985. Lalu melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Takengon pada tahun 1985-1988 dan SMA Negeri 1 Takengon pada tahun 1988-1991. Di masa SMA, Sukurdi Iska tergolong siswa yang cerdas. Ia selalu masuk dalam 10 besar rangking siswa sejak kelas I hingga tamat SMA. Sukurdi Iska lahir di Kampung Kemili, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, pada 15 April 1972. Orangtuanya Muhammad Iskandar adalah pensiunan Kantor Departemen Agama Kabupaten Aceh Tengah. Dalam menjalani kehidupannya, Sukurdi Iska selalu ingat pesan orangtuanya untuk berprilaku baik di tengah masyarakat dan tidak menyakiti orang lain. Sukurdi Iska melepas masa lajangnya dengan mempersunting Ningsulistiya, seorang gadis asal Kampung Tetunyung, Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, yang berprofesi sebagai perawat. Mereka menikah pada tahun 2002 dan menjalani biduk rumahtangga dengan menetap di Kampung Kemili, Kecamatan Bebesen.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
144
145
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
23. ISMAIL
Nama Tempat Tanggal Lahir
: :
Agama Alamat Celala Istri Anak
: : : :
Ismail Uning Berawang Ramung, 1 Agustus 1975 Islam Kampung Sepakat Kecamatan Halida wati 1. Shalan Aulia 2. Putri Mauliyana
: : : : : : :
SLTA Partai Aceh Demokrat 085270472591 Aceh Tengah 3 658 - Reje
Ismail mantan Reje Kampung di salah satu desa di Kecamatan Celala ini, memang pernah merasakan pahitnya kehidupan dalam memakmurkan rakyat didesa. Tidak hanya itu hujatan yang di terimanya dalam mengurusi rakyat sudah pasti ada, namun hal itu sudah menjadi sarapan pagi baginya. Walau bagaimanapun sebagai Reje (Kepala Kampung-red) harus tetap setia kepada masyarakat. Anak ke dua dari pasangan Almarhum Musa Ismail dan almarhumah Rusmina ini paling tidak menyukai “kelompokkelompok” untuk membangun Tanoh Gayo. Baginya bela rakyat untuk kesejahteraan adalah hal yang utama dan tanpa tawar. Menurut Ismail, politik itu tidak kejam. Tidak seperti yang di bayangkan orang selagi semuanya bisa menjakankan dengan benar tanpa ada embel-embel apapun. “Jika perjalananya baik, maka baiklah dia sampai ke ujung, jika sudah nafsu maka lahirlah keputusan lain di ujungnya”. Kepedulian tokoh masyarakat dari Kecamatan Celala ini di buktikannya kepada masyarakat setempat dengan menghentikan beberapa kali galian C yang ada salah satu desa. Baginya, penambangan yang dilaksanakan oleh pengusaha dari luar desa akan merusak lingkungan dan akan membawa petaka bagi rakyat di kemudian hari. Walau usahanya sering kali gagal, karena tidak di dukung oleh pihak-pihak terkait.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
146
147
Pria tamatan sekolah menengah umum ini, akan terus belajar dari tokoh-tokoh politik baik dalam daerah dan luar daerah, bagaimana dirinya bisa bersanding untuk kemajuan Aceh Tengah secara umum. Tampilanya yang sederhana sering kali membawa suasana menjadi cair, bila mendapatkan hambatan dalam satu persoalan.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
148
24.NAZAR Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
M. Nazar Takengon, 13 Agustus 1962 Islam Jalan 1001 Gelengang Nurhayati 1. Ananda Lina Quine 2. Merisa Dwi Astuti 3. Ummy Sarah Andayani
: : : : : : :
4. Rabbiatul Adawiyah 5. Muda Wali Ari Linge SMA Partai Aceh Demokrat 08116708438 Aceh Tengah 4 792 - Anggota DPRK Aceh Tengah Periode 2009-2014
Duduk di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah selama dua periode. Pada periode pertamanya, politisi Partai Aceh (PA) ini mengemban amanah sebagai pimpinan dewan pada jabatan Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah bhakti 20092014. M. Nazar kembali duduk di lembaga dewan sebagai seorang wakil rakyat setelah memenangkan Pemilihan Lagislatif tahun 2014. Dia maju di Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh Tengah 4, meliputi Kecamatan Bebesen, Bies, dan Kute Panang. Kala itu, dia memperoleh 792 perolehan suara. Pada periode keduanya di dewan untuk masa bhakti 2014-2019, M. Nazar bergabung bersama Komisi D DPRK Aceh Tengah yang membidangi keistimewaan dan kesejahteraan rakyat. Ayah 5 anak ini adalah pria humoris. Dia selalu punya cerita lucu untuk membuat orang-orang disekitarnya tertawa. Baginya, bisa menyenangkan orang lain adalah kesenangan tersendiri untuknya. Dia adalah sosok yang bersahabat.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
149 150
Dia membentuk paguyuban Reuni SMP Negeri 1 Takengon Angkatan 79 karena ingin kembali menjalin silaturrahmi bersama teman-teman sekolahnya tempo dulu. Selaku ketua dari panguyuban yang dibentuknya itu, ia menjadwalkan reuni berlangsung setiap tahun. Tercatat ia pernah melangsungkan reuni di Takengon, di Puncak Jawa Barat, Yogyakarta, hingga ke Malaysia. Di masa muda, M. Nazar adalah seorang petinju. Dia pernah menjadi juara 2 pertandingan tinju tingkat Provinsi Aceh pada tahun 1982 di Lhokseumawe, Aceh Utara. Semasa kecil, dia punya cita-cita untuk menjadi tentara.Sementara saat konflik berkecamuk di bumi Aceh dulu, sebelum perjanjian damai RI-GAM terlaksana pada tahun 2005 di Helsinki, pria ini merupakan sosok pejuang GAM dari wilayah Gayo. Ia mengaku ikut terjun bersama pejuang GAM karena alasan sejarah Aceh yang tidak mendapatkan keadilan merata dari Pemerintah Pusat. M. Nazar pernah ditangkap oleh aparat keamanan pada tahun 1990 dan divonis 14 tahun penjara oleh pengadilan. Dia mengisahkan, saat ditangkap ia langsung kehilangan kontak dengan kerabat dan keluarganya. Kala itu tidak ada yang tahu kondisi dan keberadaannya hingga ia dianggap hilang selama 6 bulan. Keberadaannya baru diketahui oleh pihak keluarga ketika menjalani persidangan di pengadilan. M. Nazar divonis 14 tahun penjara dan menjalani hukumannya di LP Lhokseumawe. Pada masa itu dia pernah dipulangkan untuk menjalani hukuman di LP Takengon selama 2 bulan, karena harus menjadi saksi atas sidang rekannya yang juga ditangkap dan diadili. Setelah jatuh vonis terhadap rekannya itu, M. Nazar di kembalikan ke Lembaga Pemasyarakatan Lhokseumawe. Dia menjalani vonisnya disana selama 4 tahun.
Kemudian M. Nazar dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan, Sumatera Utara. Disana dia juga menjalani masa hukumannya selama 4 tahun dan akhirnya bebas setelah ada perintah pembebasan Tapol/Napol oleh Presiden Habibie. Terhitung, M. Nazar menjalani masa vonisnya dipenjara selama 8 tahun. Setelah bebas, pria ini berangkat menuju Helsinki untuk menghadiri perjanjian damai RI-GAM di tahun 2015. Di masa damai Aceh, barulah M. Nazar terjun ke dunia politik sejak Partai Aceh didirikan oleh para mantan pejuang GAM. Dia meniti karir politik di tanah kelahirannya Kabupaten Aceh Tengah. Pria ini berharap damai Aceh terus terjaga. "Masa lalu itu tidak ada lagi. Sekarang saatnya membangun Aceh. Bagaimana Aceh kedepan menjadi maju dan makmur," ucap M. Nazar. M. Nazar menempuh jenjang pendidikannya di SD Negeri 3 Takengon, SMP Negeri 1 Takengon, dan STM Langsa. Dia menamatkan sekolah STM-nya pada tahun 1982. Namun ia masih melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Takengon. M. Nazar adalah sosok siswa yang aktif di masa sekolah. Sejak di bangku kelas I hingga kelas III STM Langsa, dia selalu menjadi ketua kelas. Dia juga menjadi ketua OSIS STM Langsa saat duduk di kelas III.Tamat sekolah M. Nazar berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya di Akademi Ilmu Pelayaran Semarang. Namun ia gagal saat mengikuti seleksi masuk. Kemudian dia mencoba mengikuti seleksi di Akademi Pendidikan Pelayaran Perwira Besar Semarang dan lulus. Tapi pria ini juga tidak menamatkan sekolahnya itu, setelah 2 tahun menjalani pendidikan disana.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
151
152
Tidak melanjutkan sekolahnya M. Nazar lebih memilih memasuki dunia kerja. Di tahun 1984 dia mulai bekerja dengan perusahaan Jepang Shimizu Penta Join Venture (SPJV) pada proyek pembangunan Pelabuhan Tanjung Emas, di Semarang. Ia bekerja disana selama 2 tahun. M. Nazar kemudian pindah ke Jakarta dengan perusahaan yang sama untuk proyek pembangunan jalan TOL dari Halim ke Kota Jakarta. Perusahaan tempatnya bekerja SPJV kemudian berganti nama menjadi Shimizu Join Venture (SJV) untuk proyek pembangunan Hotel Hilton (Sultan sekarang). Itu pekerjaan terakhir M. Nazar bersama perusaahan tersebut. Pada tahun 1985 M. Nazar mulai bekerja di PLTA Sigura-gura Medan, Sumatera Utara. Lalu pindah lagi untuk bekerja pada proyek pengelasan pipa di Pangkalan Brandan,SumateraUtara.M. Nazar kemudian pulang kampung untuk bekerja di PT KKA Aceh Tengah pada tahun 1998. Dia bekerja disana selama 2 tahun sebagai juru ledak pada bagian peledakan untuk pembuatan jalan. Pria ini mengisahkan, disanalah awal mula ia ditangkap oleh aparat keamanan atas tuduhan sebagai anggota GAM dan divonis 14 tahun penjara. Ia bebas jelang perjanjian damai RI-GAM di tahun 2015. M. Nazar lahir di Takengon pada 13 Agustus 1962 di keluarga pasangan (Alm) Abdullah dan Dani. Ia menjalani kehidupan masa kecilnya di Kampung Blang Kolak I, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Pria ini selalu ingat pesan orangtuanya untuk tidak berjudi dan mabuk-mabukan. "Enti minum enti judi," kata M. Nazar dalam bahasa Gayo mengulang pesan orangtuanya.
M. Nazar menikahi Nurhayati pada tahun 1986. Perempuan yang menjadi pendamping hidupnya itu berasal dari Bandar Lampahan, Kabupaten Bener Meriah. Mereka menjalani biduk rumahtangga dengan menetap di Buntul Gelengan, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
153
154
Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
25. ASMAYANTI, A.Md
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Pendidikan Partai politik
: : : :
Asmayanti, A. Md Takengon, 9 Februari 1988 Islam Jalan Pahlawan No. 700 Bale Atu, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah : D IIIEkonomi Manajemen Perusahaan : Partai Hati Nurani Rakyat
: : : : :
Partai Amanat Nasional (PAN) 08561737601 Aceh Tengah 2 1.020 - Karyawan Kontrak pada Telkom Plaza
Asmayanti, dara berparas cantik ini, tercatat sebagai salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah termuda periode 2014-2019. Bahkan, menjadi satu-satunya perwakilan kaum perempuan di kursi parlemen di kota dingin itu. Meski baru perdana menggeluti dunia politik, namun kariernya langsung melejit dan terpilih menjadi wakil rakyat. Sekilas, Asmayanti tak terlihat layaknya anggota dewan. Karena, disamping usianya yang relatif muda, juga penampilannya yang “modis” tak kentara bahwa ia sebagai salah seorang kader partai politik. Meski begitu, ilmu politiknya tak perlu diragukan lagi. Mengenakan balutan pakaian muslimah, membuat sosok gadis berusia 27 tahun ini, terlihat lebih religius. Irit bicara namun tak terkesan sombong. Begitulah sekilas sikap yang ditunjukan kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini, dalam kesehariannya berkomunikasi dengan sesama anggota dewan maupun dengan kerabat-kerabatnya. Anak bungsu dari pasangan Asmidi Ali dan Fatmah ini, sebelum berkarier di dunia politik, pernah menjadi karyawan kontrak pada PT Telkom Plaza, Simpang Lima, Banda Aceh. Ketika itu, ia di tempatkan sebagai operator penerima keluhan pelanggan (out boon call). Namun Asmayanti hanya bertahan setahun sebagai operator di PT Telkom Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
155
P.T
Plaza. Ia memilih berhenti sebagai karyawan kontrak karena beberapa alasan. Sebelum mencalonkan diri menjadi calon legislatif, ia sempat mencari beberapa peluang kerja di tempat lain namun belum berhasil. 156 Alhasil, meski tidak pernah terpikir sebelumnya, akhirnya Asmayanti terjun ke dunia politik di Tahun 2014. Sejak menempuh jenjang pendidikan di TK Asyiah Bale Atu, SDN 9 Takengon, SMPN 2 Takengon bahkan usai menamatkan kuliah Diploma Ekonomi Manajemen Perusahaan dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, tidak pernah terbayang akan bekerja untuk kepentingan masyarakat luas. “Kawan-kawan kerja ada yang menyarankan untuk tidak usah menjadi caleg. Tapi dorongan orang tua dan keperihatinan terhadap kaum perempuan, saya akhirnya terjun ke dunia plitik,” ungkap dara yang hobi memasak ini. Selain dorongan dari orang tua, aturan pemilu legislatif ketika itu, memberikan peluang besar bagi Asmayanti, dan kaum peremupuan untuk ikut berperan di dunia politik. Keharusan partai politik peserta pemilu 2014, mencalonkan setidaknya 30 persen caleg perempuan, menjadi titik awal yang tidak akan pernah dilupakan Asmayanti, karena kesempatan itu yang menghantarkan gadis cantik ini menuju kursi dewan. Meski tidak pernah mendapatkan pendidikan maupun pengalaman di dunia politik. Statusnya yang masih single tidak menjadi kendala baginya untuk dipercaya masyarakat sebagai wakil rakyat di kursi DPRK Aceh Tengah.Keputusan dan keberaniannya masuk dunia politik dalam usia muda itu mendapat dukungan dari sang ayah, yang selama ini bekerja pada bidang perdagangan kopi. Ia satu-satunya perwakilan perempuan yang berhasil mengumpulkan suara terbanyak untuk duduk di legislatif. Asmayanti Amd, wanita muda nan cantik berhasil memperoleh 1.020 suara di daerah pemilihan
(dapil) Aceh Tengah Dua, meliputi Kecamatan Pegasing, Atu Lintang, Jagong, dan Kecamatan Linge. Asmidi Ali yang asli Pegasing, menjadi keputusan bagi dara cantik itu mencalonkandiri dari dapil dua. Sementara dukungan doa pun mengalir dari ibu yang bekerja sebagai tenaga pendidik di SD 5 Lut Tawar.Meski satu-satunya perempuan dari 30 anggota dewan, Asmayanti tidak merasakan kesulitan untuk berkomunikasi dengan semua anggota dewan. “Tidak ada kesulitan berarti untuk komunikasi politik dengan anggota dewan lainnya,” kata Asmayanti. Sebagai srikandi DPRK Aceh Tengah, Asmayanti melihat program pemberdayaan perempuan masih sangat minim. Dengan hadirnya ia di DPRK setidaknya bisa sedikit memberi perubahan untuk kaum perempuan yang sangat butuh dukungan dalam segala hal. Asmayanti ingin mencurahkan tenaga dan pikiran dalam memperjuangkan kepentingan perempuan dalam bidang pendidikan dan kesehatan, yang sangat menyentuh semua pihak. Meski usia muda sudah berkecimpung dikancah politik, bekerja dengan baik adalah satu-satunya cara untuk memberi perubahan untuk apa yang dicita-citakannya. Melaksanakan fungsi DPRK, regulasi, pengawasan dan anggaran harus benar-benar optimal dilakukan demi masyarakat Aceh Tengah yang sejahtera. Semangat darah muda yang mengalir dalam tubuh Asmayanti, menjadi cambuk untuk bekerja keras dan tidak ingin terlena dengan hal–hal yang tidak perlu. Ia juga berkeinginan bisa memotivasi perempuan untuk menata lebih baik kehidupanbidang pendidikan. Dimana dengan pendidikan, adalah salah satu cara untuk mengatasi persoalan perempuan di Aceh Tengah, serta berharap generasi muda untuk terus giat melakukan kegiatan positif baik bidang olahraga, seni dan budaya. Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
158 157
Selain disibukkan dengan urusan politik, Asmayanti melakukan rutunitas sosial dengan bergabung bersama komunitas Hablumminallah wa Hablumminnas (H2), yaitu komunitas sosial pemerhati perempuan. Melalui komunitas tersebut, ia ingin menginventalisir persoalan yang sering dihadapi perempuan di Aceh Tengah. Selain urusan politik dan sosial, aktivitas Asmayanti kian bertambah. Ia kemudian dipercaya sebagai ketua Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) Kabupaten Aceh Tengah. Menurutnya, penyalanggunaan narkoba di Aceh Tengah sudah sangat memprihatinkan. Sebagai pegiat anti narkoba, Asmayanti ingin mensosialisasikan bahaya narkoba yang penanggulangannya sejak dini melalui keluarga.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
159
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
26.Drs. YURMIZA PUTRA
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
Drs. YURMIZA PUTRA Banda Aceh, 04 Januari 1964 Islam Tan Saril 1. Yulioni Mariza, SH 2. dr. Win Ihda Alfahlevi 3. Riza Mario Putra (Almarhum) 4. Sinte Gebita
: : : : : : :
S1 Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) Partai Amanat Nasional (PAN) 082364573333 Aceh Tengah 4 986 - Anggota DPRK Aceh Tengah3 (tiga) Periode
Di panggung politik Kabupaten Aceh Tengah, nama ini sunguh tidak asing di telinga masyarakat Gayo secara umum. Sehari-hari dirinya di pangil Winja dengan pangilan ini sosoknya semakin familiar di semua kalangan. Lahir dari keluarga pendidik di Gayo membuat karakter sehari-harinya sangat peduli akan kemajuan dunia pendidikan. Dunia politik baginya yang sudah kelas “III” di lembaga Lagislatif membuat kematangan dirinya, sangat di segani oleh lawanlawan politik untuk kebajikan masyarakat umum. Lelaki yang mempunyai gelar sarjana hukum ini, bila berhadapan dengan lawan politinya selalu tenang, bak air yang menghanyutkan. Pemikiran-pemikiran cerdasnya selalu di utarakan dalam sidang-sidang di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK). Sehingga usulanya menjadi pertimbangan, bahkan bisa membatalkan, bila tidak sesuai dengan peruntukanya. Sekarang sosok ini sebagai tokoh politik yang matang di Gayo, terbukti sudah tiga kali duduk mewakili sebagain masyarakat Takengon di DPRK. Untuk meraih kursi di DPRK tidaklah semudah membalikan telapak tangan, dengan kemurahan tangan serta sifat sosial yang di milikinya selama ini, dirinya sangat mudah untuk meraih kawan sehingga menjadi sahabat.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
160 161
Bicara organisasi sudah tidak usah di ragukan lagi, pernah sebagai pimpinan Partai Patriot di tingkat Kabupaten, awal mengantarkan Yurmiza Putra ke “gedung” mewakili rakyat. Anak ke dua dari Almarhum Bona Kasim seorang pendidik pada masanya, Yurmiza dalam sepak terjangnya sangat piawai memainkan “irama”, sehingga analisa politiknya selalu tepat dan banyak di akui oleh kawan maupun lawan. Kematangan berpolitik membuatnya semakin dewasa dalam “mengelola” semua konsep di gedung parlemen. Tujuan perjalanan hidupnya sejauh ini sudah tercapai, dengan mendidik anak-anak hingga ke pentas sarjana. Ada satu hal yang sampai saat ini mungkin belum bisa di lupakanya, perpolitikan di Aceh Tengah pernah panas dalam pemilihan kepala daerah. Keberpihakanya terhadap satu kandidat membuat rumah dan isi di lalap si jago merah. Itu juga di relakan sebagai konsekuensi dalam perpolitikan di negeri di atas awan ini.Ini mungkin kenangan pahit perjalanan politik seorang Yurmiza Putra, namun dengan ketegaran untuk bangkit sebagai pemain politik patut di ajungkan jempol. Kiatnya, menjadi anggota DPRK itu tidaklah sulit, namun mempertanggungjawabkan jabatan tersebut kepada rakyat yang sangat berat. Sebagai warga masyarakat Yurmiza Putra berharap kedepan siapapun yang duduk di lembaga terhormat tersebut, dapat menyumbangkan pikiran dengan mengali SDM yang mapan bukan hanya di “sektor” materi namun di ketangkasan otak dalam membangun semua tatanan pembangunan dalam menyumbangkan pemikiran. Dirinya berprinsip menjalani kehidupan ini, agar bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
162
27. HALIDIN,SH
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
Halidin, SH Bintang, 10 Maret 1962 Islam Kemili Bainar 1. Husna Mahya 2. Asmaul Haya 3. Efendi Ahmad
: : : : : : :
4. Sopiansyah Putra 5. Misbah Raini 6. Riduansyah 7. Heriyandi 8. Nuriah Anum 9. Syah Putra Bensu 10. Wahyuni Fitri S1 Partai Kebangkitan Bangsa Demokrat 081375011855 Aceh Tengah 1 1.188 - 3 (tiga) Periode Anggota DPRK Aceh Tengah - Karakatau Stel di Ciligon, Jawa Barat - Mandor di pabrik Tebu Ponorogo Jawa Timur - Mandor (security) di Hotel Rengali - Upes Api PT. Alashilo wilayah kerja, Kecamatan Bintang dan Linge - Karyawan PT. KKA-Alas Hilau - Wasit Bola 18 Tahun
Pribadinya amat sangat sederhana. Tidak ada neko-neko, pria berjambang dan berkumis ini selalu tampil segar. Ditanganya selalu mengengam sebuah buku catatan harian. Dari wajahnya terpancar kekokohan sebagai seorang ayah, maklum Halidin sejak memasuki usia sebagai “pria dewasa” sudah mulai menginjakan kaki di perantauan. Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
163
164
Segudang pengalaman organisasi telah di laluinya dengan tabah, kedewasaan dalam perjalanan hidup dihadapinya penuh dengan sabar. Pemuda dari kecamatan Bintang ini pernah bekerja di Karakatau Stel di Ciligon, Jawa Barat. Selain itu pernah menjadi mandor di pabrik Tebu Ponorogo Jawa Timur. Tidak hanya itu, perantauan saat itu diakhiri Halidin pulang ke Aceh Tengah (1980) bekerja sebagai pemungut pajak di Retribusi Km 35. Di tahun 1982-1983 pria kelahiran 62 tahun yang lalu ini juga pernah menjadi mandor (security) di Hotel Rengali serta menjadi Upes Api PT. Alashilo wilayah kerja, Kecamatan Bintang dan Linge. Atas kinerjanya yang bagus, lalu diangkat menjadi karyawan PT. Kertas Kraft Aceh (KKA), sehingga memulai debut pembebasan tanah dan pembukaan lahan seluruh Aceh Tengah dan Bener Meriah, untuk memulai pembibitan hinga hutan seulawah Aceh. Tidak hanya merambah hutan pinus, Halidin yang bertubuh kekar juga mempunyai pengalaman organisasi di bidang olah raga. Pernah menjadi pemain bola kaki, volly, Bela Diri Tapak Suci, Angkat Besi, Panco (Juara se-Jawa Timur). Puas dengan pengalaman di bidang olah raga dan sisi perantauan Halidin yang banyak berhadapan dengan masyarakat lain di luar Kabupaten Aceh Tengah, memulai karir politik sebagai Komcat Partai berlambang pohon beringin (1989-2002). Baginya, Layar Telah Terkembang, Surut Kita berpantang, makna kalimat tersebut selalu di tanamnya sebagai kader organsisasi Pemuda Pancasila (PP), selain pernah menjadi penasehat PETA, PPM serta Laskar Merah Putih Aceh Tengah.
Tidak puas dengan “langkah” politik berwarna kuning, Halidin membanting stir mengambil arus politik Partai Serikat Indonesia (PSI). Tidak tanggung-tanggung gencarnya lobi dan atas kepiawaianya mampu meraih pucuk partai PSI sebagai ketua. Debutnya sudah tidak perlu di ragukan lagi, tiga sebagai anggota DPRK membuat dirinya semakin dewasa dalam semua hal, tak kecuali keputusan-keputusan politik.Makna perjalanan politik yang membuatnya bisa seperti hari ini (sebagai anggota DPRK) adalah mendekatkan diri kepada rakyat. Baginya masyarakat adalah segalanya untuk mendongrak kepribadian dalam meniti karir. Sebagai pimpinan partai di masanya (PSI), Halidin kelahiran Bintang bisa masuk ke wilayah lain bukan tanpa alasan yang jelas. Kedekatanya dengan tokoh-tokoh masyarakat dan pemuda membuatnya semakin hari semakin dipandang sebagai sosok sosial yang tinggi dengan bersilaturahmi. Perjalanan ke Parlemen untuk ketiga kalinya, setelah Partai PSI harus undur diri dari kancah politik, pria bertubuh tinggi ini tidak hanya diam, dengan lobi dirinya bergabung dengan Partai PKB dan “menguatkan” posisinya sebagai anggota DPRK untuk priode 20142019. Sebagai anggota DPRK, Halidin tidak hanya diam dirinya selalu mengambil posisi dalam memperjuangkan hak masyarakat Aceh Tengah, seperti perjauangan Provinsi Aceh Leuser Antara, didalam SK sebagai pengerah masa untuk dua kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Selain sebagai pribadi yang sederhana, Halidin sudah di tempa di lembaga pendidikan tertinggi Lemhanas di Mabes TNI, selain pembinaan di Limdik Perwira Suka Bumi, Jawa Barat. Motonya, untuk sukses tidaklah rumit, selagi mau “menggendong” kebersamaan dengan rakyat.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
165
166
Pendidikan Partai politik Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
28.HAMZAH TUN MR
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
Hamzah Tun MR Takengon, 15 Oktober 1970 Islam Ie Reulop Khairul Baniyah 1. Elsita Setie Dini Sahra 2. Elsaratuni Sahra 3. Pungki Sultan Gayo 4. Fibra Fahlevi Gayo
: : : : : : :
S1 Hukum Partai Kebangkitan Bangsa Demokrat 085206761353 Aceh Tengah 3 877 - Direktur C.V. Johs Sahra
Hadir ke pentas politik awalnya bukan tanpa alasan, bagi pria yang mempunyai empat orang anak dari satu istri ini, baginya pangung politik adalah arena untuk menyampaikan aspirasi rakyat, dimana selama ini menurutnya belum berjalan begitu baik, walau sudah di mulai oleh senior-seniornya. Diawal menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, sosok ini banyak di bicarakan karena penampilanya yang selalu menyatu dengan masyarakat. Lahir dari keluarga sederhana, sebelum hadir di kancah politik praktis lebih di kenal sebagai pegiat lembaga swadaya masyarakat (LSM). Hari-hari terus berkembang dan mengharuskan dirinya untuk membanting stir untuk pilihan lain di dunia politik. Selain itu, Hamzah juga tidak pernah cangung saat menghadapi orang banyak, karena sudah menampa diri dari berbagai organisasi lokal dan nasional. Alam membentuk dirinya untuk selalu bisa menghargai sesama umat yang hidup di dunia ini. Alam pula yang “menyampaikan” dirinya bisa berkarir di dunia politik atas dukungan masyarakat tentunya. Hamjah selalu berharap jalanya pemerintahan harus seirama dengan tiga puluh anggota DPRK. Senergi, satu serta bermanfaat untuk masyarakat Gayo umumnya.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
167
168
Harapannya sudah tentu tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan kuat dari semua elemen dan kawan-kawan di lembaga terhormat. Keinginan kuat untuk selalu bisa hidup berdampingan dengan semua pihak menjadi mutlak, tanpa ada kata tawar-menawar. Baginya, hebatpun satu orang jika tidak mendapatkan “restu” yang lain perjalanan pasti akan mendapatkan hambatan, dan akan siasia. Untuk itu menurut Hamzah Tun yang lama hidup di “pasaran” untuk berjalan selalu harus bergandeng tangan tanpa memandang suku, ras dan kedudukan. Dirinya bukan “Superman”yang bisa mengubah dan mengambil kebijakan, paling tidak hadir di lembaga rakyat ini bisa mewarnai, segala kebijakan pengambil keputusan. Besar dari seorang anak petani Hamjah kecil terus berupaya bagiamana hidup ini bisa setara dengan orang lain, dan bisa berarti untuk orang lain pula.“Negeri Gayo ini adalah anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa, selain tanah yang subur masyarakat yang rukun lain itu mempunyai Danau Lut Tawar yang sungguh indah,”. “Kritiklah kami, untuk kemajuan negeri dan kesekjahteraan masyarakat Gayo”.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
169
29.M. ALAMSYAH YACUB Pendidikan Partai politik (PPP) Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
M. ALAMSYAH YAKUB Rutih, 1 Desember 1963 Islam Bale Atu Hani Mairosa Harahap 1. Dhea Renggali 2. Maya Sari 3. Nova Senjaya
4. Novia Wijaya 5. Rian Rijaya : SLTA : Partai Persatuan : : : : :
Golongan Karya (GOLKAR) 085260616996 Aceh Tengah 3 618 - Anggota DPRK Aceh Tengah 3 (tiga) Periode
Anak pertama dari pasangan H. Muhammad Yakub Sidang Temas dan Hj. Syariah ini sudah tiga priode duduk di lembaga lagislatif. Kepercayan masyarakat terhadap sosoknya, menjadikan cambuk untuk dirinya selalu harus berada di tengah-tengah masyarakat. Lewat partai berlambang Ka`bah membuat sosoknya selalu tampil sederhana dan bersahaja. Politik baginya adalah jembatan untuk selalu bisa berkomunikasi dengan masyarakat umum. Tiga kali duduk sebagai perwakilan rakyat, sudah tentu konsep perjalananya matang dan penuh pertimbangan. Alamsyah Yakub, mampu mengimbangi perjalanan orang tuanya yang satu kali duduk sebagai wakil rakyat di tahun 1992-1999 . Perjalanan ini tentu tidak mudah, dorongan dari keluarga dijadikanya sebagai cambuk agar dapat membahagiakan orang tua, serta berbuat untuk masyarakat. Baginya memperjuangkan aspirasi masyarakat adalah hak mutlak yang harus di perjuangkan sebagai anggota DPRK.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Pembangunan
170 171
Anak pertama dari tujuh bersaudara ini, dalam suasana persidangan selalu menampakaan kenetralan untuk program yang di suguhkan pemerintah, namun jika “melintang” ajungan tanganya mampu membuat keputusan kembali pada koridor sesunguhnya. Sebagai “tonggak” keluarga dan perpanjangan lidah dari masyarakat sosok ini terus berusaha berbuat yang terbaik untuk Aceh Tengah, walau dalam perjalanan hidup rintangan selalu menerpa dan harus di hadapi dengan kebesaran serta kesabaran hati. Sebagai seorang politikus, Alamsyah selalu mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan dalam partai, apalagi dirinya saat ini di percaya sebagai nahkoda di partai PPP. Hal ini juga tidak mudah di raihnya, sebagai pribadi yang banyak kekurangan. Partai Persatuan Pembangunan dalam setiap pemilu Lagislatif di Aceh Tengah mempu mendulang “suara” untuk dua kursi di parlemen, membuat perjalanan partai ini di bawah kepemimpinan Alamsyah harus bergabung dengan partai lain dalam satu fraksi.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
172
30. ANWAR Pendidikan Partai politik (PPP) Fraksi No. Hp Dapil Jumlah Suara Pengalaman Kerja
Nama Tempat Tanggal Lahir Agama Alamat Istri Anak
: : : : : :
Anwar Bebesen, 19 Agustus 1960 Islam Bebesen Samdiah 1. Ansari 2. Suhada 3. Wardiah
4. Muhammad. S. Amna : SLTA : Partai Persatuan Pembangunan : : : : :
Golongan Karya (GOLKAR) 085260023095 Aceh Tengah 4 866 - Mantan Imum Kampung
Memulai karir di dunia politik dengan sebuah keputusan serta berupaya sekuat tenaga bisa “bekerja” untuk membangun perekonomian serta mensejahterakan masyarakat Gayo. Sebelum terjun di dunia penuh intrik ini, Anwar lebih sering melakukan intraksi dengan masyarakat di mimbar-mimbar pengajian, adat serta undangan dalam mengisi acara kegiatan agama Islam. Sosok bertubuh ramping dengan warna kulit sawo matang ini tidak pernah melepas kupiah berwarna hitam dari atas kepalanya. Walau sebagai lelaki tertua dari tiga puluh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, sosok yang satu ini tidak pernah ketinggalam dalam kunjungan ke masyarakat, sebagai mana tekad yang telah di tanamnya hadir di lembaga Lagislatif dengan segala kekurangan dan kelebihan sebagai umat manusia. Ayah empat orang anak ini dalam kegiatan di lembaga dewan sering kali di mintai kawan-kawan sebagi pembuka (pembaca doa) dalam setiap kegiatan persidangan dewan, maklum memang basic awalnya sebagai seorang Imum Masjid.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
173
174
Yang paling tidak bisa di lupakan Anwar sebagai anggota dewan priode 2014-2019 adalah saat-saat awal menghadapi masyarakat dalam meraih suara, baginya “kenangan” tersebut adalah pengalaman berharga dalam hidup. Sebagai pemain baru di dunia politik, memaksa Anwar untuk lenih buku demi buku, baginya politik santun akan menjadi anak panah yang jujur dalam menghadapi masyarakat. Untuk saat ini yang terpenting bagi anak bungsu dari 11 bersaudara ini penerapan Syariat Islam yang harus di dahulukan, “Hal ini tiada tawar-menawar, penting untuk ketentraman umat,”. Harapannya semasih duduk sebagai anggota DPRK priode 2014-2019, akan tetap memperjuangkan aspirasi masyarakat Aceh Tengah untuk kemajuan bersama. Anak Almarhum Abdul Rauf ini dalam pergaulan sehari-harinya selalu lebih mendekatkan diri kepada ALLAH, dimana hal itu kaharusan yang harus dijalankan semua umat manusia. Penyuka masakan asam pedas ini setiap paginya selalu tetap waktu untuk hadir ke gedung dewan, baginya waktu adalah segalanya untuk memulai pekerjaan untuk masyarakat. Sebagai anggota yang paling tua di parlemen, kehadiranya selalu di tunggu oleh anggota yang lain, selain sering bergurau Anwar kerap kali di mintai pertimbangan dalam segala hal.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
175
Rapat Paripurna Istimewa Pengucapan Sumpah/Janji Anggota DPRK Aceh Tengah Masa Jabatan 2014-2019
Serah terima jabatan dari pimpinan DPRK Aceh Tengah masa jabatan 2009-2014 kepada pimpinan sementara DPRK Aceh Tengah masa jabatan 20142019
Pengucapan sumpah jabatan kepada Pimpinan DPRK Aceh Tengah masa jabatan 2014-2019.
Anggota DPRK Aceh Tengah Masa Jabatan 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
176
177
Paripurna Istimewa Peringatan HUT Kota Takengon ke 438 yang dilaksanakan oleh Ketua dan Wakil DPRK Aceh Tengah serta Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah.
Ketua DPRK Aceh Tengah Muchsin Hasan, MSP menyerahkan bantuan secara simbolis kepada kelompok tani dalam rangka bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke 12 di Kampung Atu Lintang Kecamatan Atu Lintang.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
178
Ketua DPRK Aceh Tengah Muchsin Hasan, MSP didampingi oleh anggota DPRK H. Hasbullah, Mukhlis dan Ismail memberi penjelasan kepada Mahasiswa Universitas Gajah Putih terhadap kejelasan masalah lahan kampus.
Anggota Komisi D DPRK Aceh Tengah melakukan peninjauan pelaksanaan Ujian Nasional di SMP Negeri 17 Kecamatan Bies.
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
179
Ketua DPRK Aceh Tengah Muchsin Hasan, MSP mengunjungi korban longsor di Kecamatan Celala.
Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah Anda Suhada MM Tamy dan Anggota DPRK Muhammad Syahrul, SE mengunjungi korban kebakaran yang terjadi di Kampung Asir-asir Bawah Kecamatan Lut Tawar.
Anggota DPRK Aceh Tengah melakukan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Jembrana Provinsi Bali Anggota Komisi C H. Zulfikar AB, SE dan Mukhlis memantau kondisi jalan yang rusak akibat banjir. Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
180
181
Ketua DPRK Aceh Tengah Muchsin Hasan, MSP dan Bupati Aceh Tengah H. Nasaruddin, MM pada saat penandatanganan Rancangan Qanun APBK Aceh Tengah Tahun Anggaran 2016
Ketua DPRK Aceh Tengah Muchsin Hasan, MSP menjadi
Anggota DPRK Aceh Tengah H. Hasbullah, H. Hamdan, SH dan Sukurdi Iska, SH menemui perwakilan tukang beca dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika membahas mengenai kutipan retribusi
Ketua DPRK Aceh Tengah Muchsin Hasan beserta Muspidamenghadiri peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2015 di Lapangan Setda Kab Aceh Tengah
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
182
pembicara pada Seminar Sehari Penyelamatan Keluarga Aceh Tengah dari Perceraian yang diselenggarakan LSM LIPGA
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
183
Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah Anda Suhada beserta Anggota DPRK Aceh Tengah hadiri Musrenbang di Kecamatan Linge
Rapat Kerja DPRK Aceh Tengah dengan Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak, Dinas Syariat Islam dan SatPol PP, WH dan Linmas mengenai masalah Perlindungan Perempuan dan Anak di Ruang sidang DPRK Aceh Tengah
Ketua DPRK Aceh Tengah Muchsin Hasan, MSP beserta Anggota DPRK Aceh Tengah melaksanakan Bimtek Nasional Pengelolaan Keuangan Yang Baik dan Akuntabel Berdasarkan Akuntansi Berbasis Akrual Menuju Opini Aplikasi WTP Ketua DPRK dan Ketua Yayasan H. Samarnawan meninjau lahan Kampus Universitas Gajah Putih Takengon di Belang Bebangka
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
184
185
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019
Profil DPRK Aceh Tengah Periode 2014-2019