Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0253 pp. 112- 120
9 Pages
KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH Fira Isma1, Mochammad Afifuddin2,T. Budi Aulia 2 1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Abstract: This research aims to find out the existing condition of building maintenance organizing, knowing the condition of the damage and making a concept to maintain the buildings. Descriptive methods are used to describe the existing condition of the organizing and building damage, whereas SWOT and AHP methods used to obtain the optimal concept of building maintenance organizing. Through this SWOT method gained three alternative strategies should be made for optimizing the organizational, that is: to put the technical staff in the General Department, making Sub-Department of Building Maintenance, and to include the all staff for a training buildings maintenance. Alternative strategies that have been gained from the SWOT were analyzed again using AHP to determine the priority scale. After that analyzed, the result to be done by the Secretary of Aceh Tengah District for optimized the building maintenance organizing is to put the engineering staff at the General Department. Keywords: organizing, maintenance, building
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung, mengetahui kondisi eksisting kerusakan bangunan dan membuat konsep optimal pemeliharaan bangunan gedung. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi eksisting pengorganisasian dan kerusakan bangunan, sedangkan metode SWOT dan AHP digunakan untuk mendapatkan konsep optimal pengorganisasian pemeliharaan gedung. Melalui metode SWOT didapatkan tiga alternatif strategi yang harus dilakukan untuk pengoptimalan pengorganisasian, yaitu: menempatkan staf teknis pada Bagian Umum, membuat Sub Bagian Pemeliharaan Bangunan Gedung dan mengikutkan staf yang ada pada kegiatan pelatihan pemeliharaan bangunan gedung. Strategi alternatif yang telah didapat dari analisis SWOT dianalisis kembali menggunakan AHP untuk menentukan skala prioritas yang harus dilakukan. Setelah dilakukan perhitungan dengan AHP, skala prioritas yang harus dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tengah untuk pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung yang optimal adalah: menempatkan staf teknik pada Bagian Umum. Kata kunci: pengorganisasian, pemeliharaan, bangunan gedung
Pengorganisasian pada pemeliharaan bangunan
Bangunan Gedung, namun pada kenyataannya
gedung merupakan salah satu tolok ukur
pedoman
keberhasilan
sehingga pemeliharaan bangunan gedung tidak
pemeliharaan.
Di
Indonesia,
pedoman pemeliharaan gedung sebagai suatu standar yang dapat dijadikan acuan sudah ditetapkan
di
dalam
cenderung
tidak
diterapkan
memenuhi standar yang ditetapkan. Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab)
Menteri
Aceh Tengah merupakan pusat perkantoran di
Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M/2008 tentang
Kabupaten Aceh Tengah. Sub Bagian Rumah
Pedoman
Tangga dan Perlengkapan pada Bagian Umum
Pemeliharaan
Peraturan
ini
dan
Perawatan
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
- 112
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Setdakab Aceh Tengah merupakan instansi yang diberi
tanggung
jawab
dalam
Menteri
Pekerjaan
Kuesioner tertutup.
proses
pemeliharaan gedung. Jika mengacu pada Peraturan
c.
No.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
24/PRT/M/2008, masih banyak bagian gedung
dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
yang tidak terpelihara dengan baik. Kenyataan
24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan
ini dibuktikan dengan banyaknya kerusakan
dan Perawatan Bangunan Gedung dan perundang-
komponen bangunan gedung. Hal ini berkaitan
undangan/peraturan lain yang berkenaan dengan
secara langsung dengan pengelolaan atau
bangunan gedung, serta berbagai literatur dan kajian
pengorganisasian
mengenai pemeliharaan bangunan gedung.
dalam
Umum
Pengumpulan data sekunder
pemeliharaan
bangunan gedung. Berdasarkan hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian
bagaimana
kondisi
Metode Analisis
eksisting
Metode
yang
digunakan
untuk
pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung
menganalisis data pada penelitian ini adalah
dan
analisis deskriptif, analisis SWOT dan Analisis
kondisi
eksisting
kerusakan
komponen
pemeliharaan bangunan dan bagaimana konsep
Hierarchy Analysis (AHP).
pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung yang optimal.
HASIL PEMBAHASAN
Kondisi METODE PENELITIAN
Fungsi dari pengelola bangunan gedung
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder dengan cara
Setdakab Aceh Tengah terdiri dari: a.
pengumpulan sebagai berikut: b.
terhadap gedung
Kepala Bagian Umum sebagai pelaksana teknis.
Data primer dikumpulkan dengan cara:
bangunan
Sekretaris Daerah sebagai penanggung jawab utama.
Pengumpulan data primer
Observasi
pengorganisasian
pemeliharaan bangunan gedung
Data dan Teknik Pengumpulan Data
a.
eksisting
dengan
c.
pemeliharaan
Rumah
Perlengkapan
mengamati
pengorganisasian yang meliputi struktur
Kasubag
Tangga
sebagai
dan
pembantu
pelaksana teknis. d.
Staf sebagai pelaksana kegiatan harian.
organisasi, tupoksi, fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta tingkat kerusakan gedung
dari
komponen-komponen
pemeliharaan gedung; b.
Wawancara
tidak
pengelola gedung;
Berdasarkan
Peraturan
Bupati
Aceh
Tengah Nomor 25 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan
terstruktur
kepada
Struktural Sekretariat
pada
Sekretariat
Dewan
Daerah
Perwakilan
Volume 1, No.1, Agustus 2012
dan
Rakyat - 113
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kabupaten Aceh Tengah, tugas pokok Sub
kantor dan pekarangan. Untuk melaksanakan
Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
tugas dimaksud, Sub Bagian Rumah Tangga
adalah melakukan urusan rumah tangga yang
dan Perlengkapan.
meliputi pelayanan angkutan dan perawatan kenderaan dinas, akomodasi serta ruangan,
Tabel berikut merupakan latar belakang pendidikan pengelola bangunan gedung
rumah jabatan serta memelihara kebersihan Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan Pengelola Bangunan Gedung Jabatan Lulusan Kabag Umum Magister Manajemen Kasubag Rumah Tangga & Perlengkapan Sarjana Pertanian Staf Sarjana Ekonomi Staf DIII Teknik Elektro Staf DIII Teknik Elektro Staf DIII Kesekretariatan Staf SMK Staf SMA Staf SMA Sumber: Hasil Analisis, 2012
komponen pemeliharaan bangunan gedung
Kondisi eksisting kerusakan bangunan Hasil observasi di lapangan, kondisi kerusakan
bangunan
gedung Tabel 2.
Nama gedung Gedung A Gedung C Gedung D Gedung E Gedung F Gedung G Gedung H
dilihat
dari
Kondisi Eksisting Kerusakan Bangunan
Kerusakan ringan Struktur Arsitektur Utilitas Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya
Kerusakan sedang Kerusakan berat Struktur Arsitektur Utilitas Struktur Arsitektur Utilitas Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya
Kondisi Pengorganisasian Pemeliharaan Bangunan Gedung Gambaran kondisi pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung didapat dari
114 -
dapat dijabarkan sebagai berikut
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
hasil
kuesioner
yang
diberikan
kepada
pengelola bangunan gedung, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 3.
Kondisi Pengorganisasian Pemeliharaan Bangunan Gedung Frekuensi jawaban
No.
Pertanyaan
Tidak
Ya
1
Struktur organis as i untuk pemeliharaan bangunan gedung s udah repres entatif terhadap kegiatan pemeliharaan bangunan gedung.
0
8
2
Tugas Pokok dan Fungs i untuk kegiatan pemeliharaan bangunan gedung s udah menjabarkan kegiatan pemeliharaan bangunan gedung.
0
3
Jumlah pegawai yang bertugas untuk pemeliharaan bangunan gedung s udah cukup.
4
Persentase Total
Tidak
Ya
8
0%
100%
8
8
0%
100%
3
5
8
37,5%
62,5%
Pegawai yang bertugas untuk pemeliharaan bangunan gedung berlatar belakang pendidikan teknis
3
5
8
37,5%
62,5%
5
Ada s taf teknis s ebagai s alah s atu uns ur organis as i yang diandalkan dalam pemeliharaan bangunan gedung
2
6
8
25,0%
75,0%
6
Setiap pegawai yang bertugas s udah jelas tugas dan fungs inya terhadap pemeliharaan bangunan gedung
3
5
8
37,5%
62,5%
7
Kompetens i pegawai yang bertugas dalam bidang pengelolaan bangunan gedung s udah baik
3
5
8
37,5%
62,5%
8
Pengelola kegiatan pemeliharaan bangunan gedung mempunyai wewenang yang berpengaruh dalam merealis as ikan us ulan program
0
8
8
0%
100%
9
Sumber daya pengelola kegiatan pemeliharaan bangunan gedung mampu melakukan penilaian kondis i bangunan s ehingga dapat menentukan s trategi pemeliharaan
1
7
8
12,5%
87,5%
10
Perlu s umber daya dari ins tans i lain dalam melakukan penilaian kondis i bangunan s ehingga dapat menentukan s trategi pemeliharaan
0
8
8
0%
100%
11
Pengelola kegiatan pemeliharaan bangunan gedung pernah mengikuti pelatihan pemeliharaan bangunan gedung
8
0
8
100%
0%
Sumber: Hasil Analisis, 2012
kerusakan ringan, sedang dan berat yang
Kondisi data kerusakan bangunan Data kerusakan komponen bangunan yang didapat dari hasil survey pada masing-masing gedung
dengan
menghitung Tabel 4.
Bidang
Komponen
Struktur Arsitektur
Utilitas
Prosentase kerusakan bangunan Gedung A Rusak Ringan -
Lantai
Cat terkelupas Cat terkelupas Cat terkelupas Kotor Cat terkelupas Kotor Kotor
Kloset
Kotor
Jendela
utilitas.
prosentase
Dinding Plafond Pintu
dilihat dari komponen struktur, arsitektur dan
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
-
-
-
-
m² m²
m²
1.162 504 8 8 32 32 390
31,5 64,00 1 2 7 6 20
2,70% 12,70% 12,50% 25% 21,9% 18,75% 5,13%
Buah
3
1
33,30%
Buah Buah
m² Buah
Komponen
Rusak Berat
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
Struktur
-
-
-
-
-
-
Arsitektur
-
-
-
-
-
-
Unit
1
1
100%
Bidang
Utilitas
Kamar mandi
tidak berfungsi
Sumber: Hasil Analisis, 2012
Volume 1, No.1, Agustus 2012
- 115
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 5. Bidang
Komponen
Rusak Ringan
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
-
-
-
-
-
-
m²
372
0,25
0,067%
-
-
-
-
Struktur Arsitektur
Prosentase kerusakan bangunan Gedung C
Lantai
Utilitas
Retak -
-
Sumber: Hasil Analisis, 2012 Tabel 6. Bidang
Komponen
Rusak Ringan
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
-
-
-
-
-
-
Struktur Arsitektur
Dinding
m²
865
28
3,24%
-
-
-
-
-
-
Komponen
Rusak Sedang
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
-
-
-
-
-
-
m² m²
444 432
6 4
1,35% 0,93%
-
-
-
-
Utilitas
Bidang Struktur
Arsitektur
Prosentase kerusakan bangunan Gedung D
Cat terkelupas
Plafond Lantai
Utilitas
Cat terkelupas Kotor -
-
Sumber: Hasil Analisis, 2012 Tabel 7. Bidang
Prosentase kerusakan bangunan Gedung E
Komponen
Struktur
Rusak Ringan
-
-
Arsitektur
Dinding Plafond Atap
Cat terkelupas Cat terkelupas Cat terkelupas
Utilitas
Kloset Bak
Kotor Kotor
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
-
-
-
-
m² m² m²
1.680 484 528
24 3 2
1,430% 0,62% 0,38%
Buah Buah
4 4
1 1
12,50% 12,50%
Komponen
Rusak Berat
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
Struktur
-
-
-
-
-
-
Arsitektur
-
-
-
-
-
-
Unit
1
1
100%
Bidang
Utilitas
Kamar mandi
tidak berfungsi
Sumber: Hasil Analisis, 2012 Tabel 8. Bidang
Komponen
Rusak Ringan
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
-
-
-
-
-
-
m² Buah
882 5
3,5 1
0,4% 20%
Unit Unit Titik
2 2 14
1 1 1
50% 50% 7,14%
Struktur Arsitektur
Utilitas
Prosentase kerusakan bangunan Gedung F
Dinding Pintu
Cat terkelupas Cat terkelupas
Kloset Bak Lampu
Kotor Kotor Tidak terpasang
Komponen
Rusak Berat
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
Struktur
-
-
-
-
-
-
Arsitektur
-
-
-
-
-
-
Unit
2
1
50%
Bidang
Utilitas
Kamar mandi
tidak berfungsi
Sumber: Hasil Analisis, 2012
116 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 9.
Bidang
Prosentase kerusakan bangunan Gedung G
Rusak Ringan
Satuan
-
-
-
-
-
-
m² m² m²
168 1 42 49
6 1 1 3
3,6% 100% 2,4% 6,1%
m²
6
1
16,70%
Struktur Arsitektur Dinding Pintu Lantai Plafond Utilitas
Volume Volume Prosentase awal kerusakan kerusakan
Komponen
Cat terkelupas Rusak Kotor Cat terkelupas
Buah
Tempat wudhuk Berlumut
Sumber: Hasil Analisis, 2012 Tabel 10. Bidang
Komponen
Struktur Arsitektur
Utilitas
Prosentase kerusakan bangunan Gedung H Rusak Ringan
-
Satuan
-
Dinding Pintu Lantai Plafond
Cat terkelupas Cat terkelupas Pecah Kotor Rusak/jebol
Kamar mandi Lampu
Kotor Tidak terpasang
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
-
-
-
-
m² m² m² m²
2.058 16 1.036 1.036 1.036
6 2 8 4 6
0,3% 12,5% 0,80% 0,39% 0,6%
Unit Titik
4 76
1 6
25% 7,90%
Buah
Komponen
Rusak Sedang
Satuan
Volume awal
Volume kerusakan
Prosentase kerusakan
Struktur
-
-
-
-
-
-
Arsitektur
-
-
-
-
-
-
Buah
4
4
100%
Bidang
Utilitas
Urinoir
Tidak berfungsi
Sumber: Hasil Analisis, 2012
strategis yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST
Tahap Analisis Analisis pada tahap ini menggunakan matrik SWOT
untuk
menggambarkan
secara
dan strategi WT.
jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
instansi
dapat
disesuaikan
dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif Tabel 11.
Matrik SWOT
Strengths
IFAS 1. Kerus akan
bangunan klas ifikas i rus ak ringan
1.
Tidak adanya SOP bangunan gedung
pemeliharaan
terampil,
2.
Tidak adanya Bagian Umum
teknis
3. Pengelola kegiatan pemeliharaan mempunyai wewenang dalam merealis as ikan us ulan program
3.
Struktur organis as i kegiatan pemeliharaan tidak repres entatif terhadap kegiatan pemeliharaan
2. Tenaga kerja cukup dan berpengalaman.
EFAS
Weak nesses dalam
s taf
pada
4.
Lingkup pekerjaan terlalu banyak
4. Kegiatan pemeliharaan terjadwal dengan baik
5.
Pengelola tidak pernah mengikuti pelatihan pemeliharaan bangunan
1. Prioritas perbaikan pada komponen bangunan yang rus ak.
1.
Membuat SOP pemeliharaan bangunan mencakup s truktur organis as i bes erta fungs i, tanggung jawab dan wewenangnya dengan s umber Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 24/PRT/2008
Opportunities 1. Adanyan kerjas ama dengan Dinas PU dan kons ultan perencana untuk kegiatan pemeliharaan bangunan.
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 2. Adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/2008
2.
Memanfaatkan wewenang pengelola dalam merealis as ikan us ulan program berdas arkan prioritas pekerjaan pemeliharaan
2.
Menempatkan s taf teknis pada Bagian Umum dengan latar pendidikan minimal S1 Teknik Sipil atau ars itektur untuk kegiatan pemeliharaan
3.
Membuat s ub bagian pemeliharaan ters endiri
- 117
Strengths
IFAS 1. Kerus akan
bangunan klas ifikas i rus ak ringan
Weak nesses dalam
1.
Tidak adanya SOP bangunan gedung
pemeliharaan
terampil,
2.
Tidak adanya Bagian Umum
teknis
3. Pengelola kegiatan pemeliharaan mempunyai wewenang dalam merealis as ikan us ulan program
3.
Struktur organis as i kegiatan pemeliharaan tidak repres entatif terhadap kegiatan pemeliharaan
4.
Lingkup pekerjaan terlalu banyak
2. Tenaga kerja cukup dan berpengalaman.
s taf
pada
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
4. Kegiatan pemeliharaan 5. Pengelola tidak pernah mengikuti Tabel 11. Matrik SWOT Lanjutan terjadwal dengan baik pelatihan pemeliharaan bangunan
EFAS Opportunities 1. Adanyan kerjas ama dengan Dinas PU dan kons ultan perencana untuk kegiatan pemeliharaan bangunan.
2. Adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/2008
3. Banyaknya pegawai dengan latar belakang pendidikan teknis di Pemkab Aceh Tengah
1. Prioritas perbaikan pada komponen bangunan yang rus ak.
2.
3.
1.
Memanfaatkan wewenang pengelola dalam merealis as ikan us ulan program berdas arkan prioritas pekerjaan pemeliharaan
Optimalis as i pemeliharaan berdas arkan Permen PU No. 24/PRT/2008 dengan s taf teknis internal dan bekerjas ama dengan Dinas PU
Membuat SOP pemeliharaan bangunan mencakup s truktur organis as i bes erta fungs i, tanggung jawab dan wewenangnya dengan s umber Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 24/PRT/2008
2.
Menempatkan s taf teknis pada Bagian Umum dengan latar pendidikan minimal S1 Teknik Sipil atau ars itektur untuk kegiatan pemeliharaan
3.
Membuat s ub bagian pemeliharaan ters endiri
4.
Mengikuti pelatihan pemeliharaan bangunan bagi s taf yang ada.
Threats 1. Sulitnya dis tribus i air bers ih dari PDAM Tirta Tawar.
1. Menggunakan wewenang pengelola untuk pengalokas ian dana pemeliharaan bangunan berdas arkan kemampuan keuangan pemerintah
1.
Melaks anakan kegiatan pemeliharaan berdas arkan SOP dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/2008 yang meliputi batas an organis as i s erta fungs i, tanggung jawab dan wewenang
2. Alokas i dana pemeliharaan tidak mencukupi
2. Bekerjas ama dengan PDAM untuk efektivitas kegiatan pemeliharaan bangunan
2.
Staf teknis s ecara ketat mengawas i pekerjaan rekanan dalam kegiatan pemeliharaan
keuangan 3. Mengontrol pekerjaan rekanan 3. Kemampuan pemerintah tidak cukup dalam kegiatan pemeliharaan tinggi untuk memenuhi bangunan dengan ketat untuk kebutuhan dana keterjaminan mutu pemeliharaan bangunan 4. Mutu pekerjaan dari kegiatan pemeliharaan bangunan oleh rekanan
Sumber: Hasil Analisis, 2012
Berdasarkan mengembangkan
tujuan
penelitian
konsep
untuk
2), pembiayaan (kriteria 3) dan kemampuan
pengorganisasian
personal (kriteria 4). Pembobotan hirarki yang
manajemen pemeliharaan bangunan gedung
tersusun dengan hasil sebagai berikut:
yang optimal, maka alternatif strategi yang didapatkan dari matrik SWOT adalah: 1.
Menempatkan staf teknis pada Bagian Umum;
2.
Staf
yang
ada
diikutkan
pelatihan
pemeliharaan bangunan gedung; 3.
Membuat Sub Bagian tersendiri untuk
Berdasarkan diagram di atas, setelah
pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung
dilakukan perhitungan matematis, didapatkan
di bawah Bagian Umum.
bobot akhir pemilihan alternatif. Adapun bobot
Dari ketiga alternatif di atas, untuk
dimaksud adalah:
mendapatkan alternatif yang paling optimal,
1.
Alternatif 1
=
1,881
maka dilakukan analisis AHP. Kriteria untuk
2.
Alternatif 2
=
1,296
mencapai
3.
Alternatif 3
=
0,825
tujuan
pengorganisasian
pemeliharaan bangunan gedung yang optimal adalah latar belakang pendidikan (kriteria 1), fungsi, tanggung jawab dan kewajiban (kriteria 118 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
Alternatif terpilih adalah alternatif 1, yaitu menempatkan staf teknis pada Bagian Umum.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Berikut adalah konsep pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung yang optimal. No.
Kondis i e ks is ting
Kondis i yang dire kome ndas ikan
1
Struktur organisasi tidak representatif terhadap kegiatan pemeliharaan bangunan gedung
Pada struktur organisasi sekurangkurangnya harus ada Bagian Teknik yang khusus menangani pekerjaan pemeliharaan bangunan.
2
Tupoksi tidak representatif terhadap kegiatan pemeliharaan bangunan gedung
Revisi terhadap tupoksi yang ada dengan memasukkan kegiatan pemeliharaan bangunan sebagai salah satu kegiatan utama
3
Tidak ada staf teknis sebagai pengelola bangunan gedung
Direkomendasikan kepada Badan Kepegawaian Daerah dan Pemkab Aceh Tengah agar menempatkan staf teknik pada Bagian Umum untuk kegiatan pemeliharaan, khususnya pada Bagian Teknik
4
Tidak ada SOP pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung
SOP pemeliharaan bangunan dibuat dengan mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 24/PRT/M/2008, karena peraturan ini dibuat bertujuan sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam kegiatan pemeliharaan bangunan
5
Item pekerjaan pada Bagian Umum terlalu banyak
Perlu dibatasi pekerjaan umum bagi pengelola, khususnya Bagian Teknik agar fokus pada pekerjaan pemeliharaan
6
Pengelola tidak pernah mendapatkan pelatihan pemeliharaan bangunan gedung
Staf yang ada perlu diikutkan pada pelatihan pemeliharaan bangunan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun yang dilaksanakan oleh akademisi. Hal ini dapat menambah wawasan pengelola bangunan gedung.
7
Banyaknya kerusakan komponen bangunan
Kerusakan bangunan dengan klasifikasi ringan agar segera diperbaiki agar tidak menjadi semakin berat. Kerusakan dengan klasifikasi berat agar diprioritaskan perbaikannya dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang matang agar tidak terjadi lagi kerusakan yang tidak diinginkan.
6
Sub SIMPULAN DAN SARAN
jelas
Kesimpulan
diperoleh
kesimpulan
sebagai
berikut : Dalam
adanya
2.
dan
kegiatan
pemeliharaan
Kerusakan bangunan rata-rata berada pada klasifikasi rusak ringan pada komponen arsitektur
pelaksanaannya,
manajemen
pemeliharaan bangunan gedung berjalan tanpa adanya SOP sebagai acuan sehingga kegiatan pemeliharaan bangunan gedung tidak berjalan sebagimana mestinya. Tidak terdapat
Tangga
bangunan gedung.
Dari hasil penelitian dan analisa yang
1.
Rumah
Perlengkapan tidak memperlihatkan secara
Simpulan
dilakukan
Bagian
staf
teknis
untuk
kegiatan
pemeliharaan pada struktur organisasi Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan.
dengan
prosentase
rata-rata
kerusakan sebesar 36%. Kerusakan ringan pada komponen utilitas terdapat pada kamar mandi yaitu kotornya kloset dan bak mandi serta tidak terpasangnya beberapa titik lampu beberapa ruang pada gedung. Kerusakan berat pada komponen bangunan terdapat pada beberapa kamar mandi yang tidak dapat difungsikan.
Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) untuk Volume 1, No.1, Agustus 2012
- 119
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3.
Skala prioritas dalam pengorganisasian
maupun metode yang dipakai dalam
manajemen
bangunan
pemeliharaan bangunan gedung, sehingga
gedung yang optimal yaitu menempatkan
didapat perbandingan antara manajemen
staf teknis pada Bagian Umum Setdakab
pemeliharaan bangunan Setdakab Aceh
Aceh Tengah.
Tengah dengan kantor lainnya.
pemeliharaan
DAFTAR PUSTAKA
Saran 1.
Untuk keperluan pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung, diperlukan SOP sebagai acuan sehingga kegiatan pemeliharaan bangunan gedung dapat berjalan dengan baik. Selain itu,
perlu perbaikan pada
struktur organisasi dan revisi pada tupoksi sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat diketahui secara rinci. 2.
Agar
kerusakan
yang
terjadi
pada
komponen bangunan tidak semakin berat, perlu
kiranya
Pemkab
memprioritaskan
Aceh Tengah
perbaikan
komponen
bangunan yang rusak. Untuk kerusakan kamar mandi dengan klasifikasi rusak berat agar segera diperbaiki sehingga dapat digunakan kembali. 3.
Perlu
dilakukan
pengelola
kajian
pemeliharaan
manajemen kantor
dari
bangunan pemerintah yang lain yang ada di Kabupaten Aceh Tengah, baik dari segi pengorganisasian, sumber daya manusia
120 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
Kementerian Pekerjaan Umum, 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan. Jakarta. Mulyandari, H. dan R. A. Saputra, 2010. Pemeliharaan Bangunan: Basic Skill Facility Management. Yogyakarta: Penerbit Andi. Nazir, M., 2003. Metode Penelitian. Cetakan ke 13. Jakarta: Ghalia Indonesia. Oktaviana, A., 2008. Evaluasi rancangan toilet dari aspek pemeliharaan rutin pada gedung kampus. Kalimantan scientiae No. 71 Th. XXVI Vol. April 2008. Hal: 1-17. (diakses pada 21 Maret 2012). Rangkuti, F., 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan ke 15. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono., 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 13. Bandung: Alfabeta. Suryadi dan Ramdhani, 2002. Sistem pendukung keputusan. Cetakan ke 3. Bandung: Rosda. Usman, K. & Winandi, R., 2009. Kajian manajemen pemeliharaan gedung (building maintenance) di Universitas Lampung, J. Sipil dan Perencanaan. Vol. 13 No. 2. Hal. 158-166. Tersedia di http://ft-sipil.unila.ac.id (diakses pada 19 Maret 2012).