Prof. Iswandi Imran
Perencanaan Elemen Struktur Sistem Ganda Berdasarkan SNI 03-2847-2002
Contoh Hipotetis Struktur Ganda (Arah Utara-Selatan dan Arah Barat-Timur: Dual System)
Shortcourse kali ini akan menguraikan contoh-contoh perhitungan desain dan detailing kebutuhan baja tulangan untuk komponen-komponen struktur Dual System (SRPMK-SDSK) beton bertulang pada multistorey office building. Bentuk tipikal dan layout rencana gedung seperti yang dimodelkan dalam Gambar 1.1-1.7.
Walaupun dimensi penampang komponen struktur dalam contoh-contoh perhitungan ini umum dijumpai dalam pelaksanaan konstruksi praktis di lapangan, namun struktur bangunan dalam contoh ini adalah bangunan hipotetikal dan hanya dibuat untuk kebutuhan ilustrasi saja.
15 Storey Office Building Hypothetical
Berat jenis beton, g = 2.400 kg/m3. Kuat tekan beton, fc’ = 30 MPa. Tegangan leleh baja tulangan, fy = 400 MPa.
Kolom-kolom tepi = 65 cm × 65 cm Kolom-kolom interior = 80 cm × 80 cm Dimensi balok masing-masing: B1 = 35 cm × 60 cm B2 = 30 cm × 55 cm, dan B3 = 25 cm × 40 cm Tebal pelat lantai & atap = 12 cm
U
Tebal preliminary design shearwall = 35 cm
Gambar 1.1
Informasi Mengenai Gedung Informasi Umum Informasi umum mengenai gedung: • Tinggi lantai dasar & lantai 1 (1st & 2nd lobby floor) adalah 6 m. • Tinggi tipikal lantai-lantai diatasnya 4 m. • Dimensi kolom-kolom interior 80 cm × 80 cm, dan kolom-kolom tepi 65 cm × 65 cm. • Dimensi balok: • B1 • B2 • B3
• • • •
= 35 cm × 60 cm, = 30 cm × 55 cm, = 25 cm × 40 cm.
Tebal pelat lantai dan atap = 12 cm. Tebal dinding geser = 35 cm. Kuat tekan beton, fc’ = 30 MPa. Tegangan leleh baja, fy = 400 MPa.
1 F
902,5
2
3
935
4
1035
6
5
C2
Kolom Tepi 65 cm × 65 cm
295
400
720
800
720
800
E 895
920
1020 742,5
942,5 D shearwall
835
735
Tebal 35 cm
C
U
420
300 B
735 C1
Kolom Interior 80 cm × 80 cm
B
T
800
S
302,5
400
A 1000
1000
1100 Denah Lantai Dasar
Back to Bag. 5
Back to Bag. 6
1st lobby floor
1000
1000
Floor Zero Gambar 1.2
1 F
902,5
2
3
935
4
1035
6
5
C2
B2
295
Kolom Tepi 65 cm × 65 cm
400
Balok Perimeter 30 cm × 55 cm
E 895
920
952,5
1020
965
1065 370
765 B3
Balok Anak 25 cm × 40 cm
shearwall Tebal 35 cm
800
370
357,5
B1
U
370
Balok Induk 35 cm × 60 cm
B
C1
370
Kolom Interior 80 cm × 80 cm
B
800
357,5 300
D
C
765
720
T
800
S
400
352,5 A 1000
1000
1100 Denah Lantai 1 2nd lobby floor
1000
1000
1st Floor 2
nd
lobby floor
Gambar 1.3
1 F
902,5
2
3
935
4
1035
6
5
C2
295
Kolom Tepi 65 cm × 65 cm
B2
300 400
Balok Perimeter 30 cm × 55 cm
E 895
920
952,5
1020
965
765
C
1065 370
B3
Balok Anak 25 cm × 40 cm
Tebal 35 cm
800
370
Balok Induk 35 cm × 60 cm
B
shearwall
370
B1
620
800
357,5 300
D
300
765
720
800 C1
370
Kolom Interior 80 cm × 80 cm
400 A 1000
1000
1100 Denah Lantai 2 1st level office floor
1000
1000
2nd Floor 1
st
level office floor Gambar 1.4
1 F
902,5
2
3
935
4
1035
6
5
C2
295
Kolom Tepi 65 cm × 65 cm
B2
Balok Perimeter 30 cm × 55 cm
400
E 895
920
952,5
1020
965
720
942,5 765
1065 370
B3
Balok Anak 25 cm × 40 cm
shearwall Tebal 35 cm
800
370
B1
370
Balok Induk 35 cm × 60 cm
800 C1
370
Kolom Interior 80 cm × 80 cm
B
800
357,5 300
D
C
765
400 A 1000
1000
1100
1000
1000
Denah Lantai 3-15 Back to Bag. 2
Back to Bag. 3
Back to Bag. 4
3rd – 15th Floors typical floor
typical floor (office floor)
Gambar 1.5
1 F
2
3
4
6
5 B2
C2
Balok Perimeter 30 cm × 55 cm
Kolom Tepi 65 cm × 65 cm
400
E 800 D
shearwall Tebal 35 cm
800
B3
Balok Anak 25 cm × 40 cm
C
B1
Balok Induk 35 cm × 60 cm
800 C1
Kolom Interior 80 cm × 80 cm
B
400 A 1000
1000
1100 Denah Lantai 16 rooftop
1000
1000
16th Floor roof-top Gambar 1.6
Rooftop
meter
Lantai 15 Lantai 14 Lantai 13 Lantai 12 Lantai 11 Lantai 10 Lantai 9 Lantai 8 Lantai 7 Lantai 6 Lantai 5 Lantai 4 Lantai 3 Lantai 2 Lantai 1 nd 2 lobby
Lantai dasar st 1 lobby
(a) Tampak arah Utara-Selatan
68 64 60 56 52 48 44 40 36 32 28 24 20 16 12 6 0 (b) Tampak arah Barat-Timur
Elevation view Gambar 1.7
Informasi Mengenai Gedung Beban Layan
Beban layan yang bekerja: • Beban hidup: beban hidup total (termasuk partisi) yang akan membebani pelat lantai, wlive = 2,5 kN/m2. • Beban hidup atap: termasuk pekerja dan peralatan yang digunakannya, wl_atap = 1,5 kN/m2. • Beban mati: – berat sendiri balok, kolom, pelat, dan shearwall. – beban superimposed lain: • Plesteran keramik, wcov, didesain 1,5 cm, dengan berat jenis pasta + agregat 2.000 kg/m3. • Plafon, wplaf, didesain 10 kg/m2. • Mechanical & Electrical, wm&e, didesain 20 kg/m2.
Informasi Mengenai Gedung Data Seismik Data desain seismik:
• Lokasi gedung di zona gempa 6. • Kondisi tanah di lokasi gedung termasuk ke dalam kategori tanah sedang. • Gedung digunakan untuk perkantoran biasa, maka faktor keutamaan struktur, I = 1,0 (Tabel 1. Pasal 4.1.2 SNI 03-1726-2002)
• Untuk gedung dengan tipe ganda (Sistem Dinding Geser Struktural Khusus yang dikombinasikan dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus) beton bertulang, untuk kedua arah, maka nilai faktor modifikasi respon struktur, R = 8,5 (Tabel 3. Pasal 4.3.6 SNI 03-1726-2002)
Pembebanan Struktur Kombinasi Pembebanan (Pasal 11.2) Kombinasi Pembebanan Non-Gempa: LC 11.2-1 (4) LC 11.2-1 (5) LC 11.2-2 (6)
U = 1,4 D U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R)
Kombinasi Pembebanan Gempa: LC 11.2-3 (8) LC 11.2-3 (9)
U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E U = 0,9 D ± 1,0 E
Chapter 1 Perencanaan Komponen Struktur
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
Distribusi Beban Berapa porsi beban untuk masing-masing sistem?
Seberapa besar porsi gaya yang akan diterima oleh sistem bergantung pada konfigurasi geometris sistem secara keseluruhan, kekakuan elemen, dan bagaimana hubungan antar elemen. Namun, dalam desain sistem ganda, harus dipenuhi: 1.
Komponen struktur SRPMK harus didesain untuk mampu menyerap minimum 25% beban lateral total gempa yang bekerja pada sistem struktur. Plastifikasi pada struktur SRPM akan memberikan second defense mechanism yang dapat membuat faktor modifikasi respons struktur meningkat hingga 8,5.
2.
Komponen struktur SRPM dan SDS harus didesain berdasarkan gaya dalam hasil analisis di mana gaya geser dinamis yang bekerja pada komponen minimal 80% dari gaya geser statis.
Bagian 1 Analisis
Statik Ekivalensi Beban Lateral Gempa
hx Rooftop
meter
Lantai 15 Lantai 14 Lantai 13 Lantai 12 Lantai 11 Lantai 10 Lantai 9 Lantai 8 Lantai 7 Lantai 6 Lantai 5 Lantai 4 Lantai 3 Lantai 2 Lantai 1 nd 2 lobby
Lantai dasar st 1 lobby
68 64 60 56 52 48 44 40 36 32 28 24 20 16 12 6
wx (kN) wxhx (kN-m) Storey Moment
10.837
736.894
11.158
714.069
11.158
669.465
11.158
624.834
11.158
580.203
11.158
535.572
11.158
490.941
11.158
446.310
11.158
401.679
11.158
357.048
11.158
312.417
11.158
267.786
11.158
223.155
11.158
178.524
11.881
142.573
12.086
72.514
0 S = 179.854 S = 6.754.013
Berat Struktur Gambar 1.8
Periode Natural Waktu getar alami struktur, T Karena pada arah Utara-Selatan & Barat-Timur sama-sama sistem ganda, secara empiris waktu getar alami struktur, T, dapat ditentukan melalui persamaan
T 0,0488 H
3 (1, 2, 3, 4) 4
dengan demikian, 3 4
T 0,0488 68 1,16 detik Karena T > Tc (= 0,6 detik untuk wilayah gempa 6 dengan tipe tanah sedang)(2, 4), maka koefisien percepatan gempa
Ar Am Tc 0,9 0,6 0,54 (2, 4) (1) UBC-97 (2) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002), Badan Standardisasi Nasional, 2002 (3) ASCE 7-05 (4) Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa, Imran, I. & Hendrik, F., Penerbit ITB, 2010
Periode Natural Faktor respons gempa, C Faktor respons gempa,
(2, 4) Ar 0,54 C 0,47 T 1,16
karena, CI V W R
(1, 2, 3, 4)
dengan demikian, V
0,47 1,0 179.854 9.888 kN 8,5
bekerja di kedua arah, Utara-Selatan dan Barat-Timur. Dari hasil analisis menggunakan software komersial, diperoleh: (1) UBC-97 (2) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002), Badan Standardisasi Nasional, 2002 (3) ASCE 7-05 (4) Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa, Imran, I. & Hendrik, F., Penerbit ITB, 2010
1 F
902,5
2
3
935
4
1035
6
5
C2
Kolom Tepi 65 cm × 65 cm
295
400
720
800
720
800
E 895
920
1020 742,5
942,5 D shearwall
835
735
Tebal 35 cm
C
U
420
300 B
735 C1
Kolom Interior 80 cm × 80 cm
B
T
800
S
302,5
400
A 1000 1000 Gaya geser total pada perletakan di lantai dasar (Respons Spektra)
= 9.835 kN
1100 Denah Lantai Dasar 1st lobby floor
1000
1000
Shear at The Base Gambar 1.9
1 F
902,5
2
3
935
4
1035
C2
Kolom Tepi 65 cm × 65 cm
E 895
920
Ok,
295
400
720
800
720
800
1020 742,5
D
6
5
Vb Statik 942,5 Ekivalen = 9.888 kN Vb Analisis Respons Spektra = 9.835 kN 735Response
Spektra 835 tidak perlu dikoreksishearwall Tebal 35 cm
C
U
420
300 B
735 C1
Kolom Interior 80 cm × 80 cm
B
T
800
S
302,5
400
A 1000
1000
1100 Denah Lantai Dasar 1st lobby floor
1000
1000
Shear at The Base Gambar 1.9
1 F
902,5
2
3
935
4
1035
6
5
C2
Kolom Tepi 65 cm × 65 cm
295
400
720
800
720
800
E 895
920
1020 742,5
942,5 D shearwall
835
735
Tebal 35 cm
C
U
420
300 B
735 C1 Geser total B di lantai dasar = 7.038 kN302,5 Berarti,AGaya geser total pada portal di1000 lantai dasar (oleh Gempa)
= ± 986 kN (14%)
Kolom Interior 80 cm × 80 cm
T
800
S
400 1100 1000 Gaya geser total pada shearwall di lantai Denah Lantai Dasar 1 lobby floor dasar (oleh Gempa)
1000
1000
Shear at The Base-Wall
st
= 6.052 kN
Gambar 1.9
1 F
902,5 C2
2
935
3
1035
4
6
5
Dapat disimpulkan bahwa,
295
400
895 hanya memikul 920 Portal 14% dari1020 keseluruhan 742,5 total gaya lateral
720
800
720
800
Kolom Tepi 65 cm × 65 cm
E
942,5 D
Re-analysis perlu dilakukan dengan memperbesar faktor kombinasi pada shearwall pembeban gempa sebesar Tebal 835 735 35 cm
25 / 14 = 1,8 C
U
420
300 B
735 C1
Kolom Interior 80 cm × 80 cm
B
T
800
S
302,5
400
A 1000
1000
1100
1000
1000
Denah Lantai Dasar
Shear at The Base-Wall
1st lobby floor
Gambar 1.9
Bagian 2 Detailing
Elemen Balok Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
Roof Top Lantai 15 Lantai 14 Lantai 13
Desain detailing tulangan elemen balok C-23/9 !?!?!
Lantai 12 Lantai 11 Lantai 10
Balok yang didesain
Lantai 9
Perhatikan kembali Gambar 1.5, balok C-23/9 terletak pada baris C antara grid 2 dan grid 3 di lantai 9
Lantai 8 Lantai 7 Lantai 6 Lantai 5
Dimensi balok 35 x 60 cm, fc’ = 30 MPa, dan fy = 400 MPa. Bentang bersih = 942,5 cm.
Lantai 4 Lantai 3 Lantai 2 Lantai 1 nd 2 lobby
Lantai dasar st 1 lobby
Tampak arah Utara-Selatan
Balok C-23/9 Gambar 1.10
Dimensi Komponen 1. Dimensi komponen lentur Balok harus memenuhi definisi komponen struktur lentur. SNI 032847-2002 Pasal 23.3.1 mensyaratkan bahwa komponen struktur lentur SRPMK harus memenuhi hal-hal berikut: i.
Gaya aksial tekan terfaktor pada komponen struktur lentur dibatasi maksimum 0,1 Agfc’. 0,1 Agfc’ = 0,1 × 0,35 m × 0,6 m × 30 MPa = 630 kN. Dari analisis stuktur, gaya aksial tekan akibat kombinasi gaya gempa dan gravitasi pada komponen struktur = 38 kN < 630 kN — Ok
ii Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari 4 kali tinggi efektifnya. Asumsikan hanya satu lapis tulangan yang perlu dipasang, selimut beton 40 cm, sengkang menggunakan D13, dan baja tulangan lentur yang dipakai adalah D19 (ada kemungkinan berubah, tergantung hasil desain). Maka d = 600 mm – (40 mm + 13 mm + 9,5 mm) = 537 mm. ln/d = 9.425 mm / 537 mm = 17,6 — Ok.
Dimensi Komponen 1. Dimensi komponen lentur iii. Perbandingan lebar terhadap tinggi komponen tidak boleh
kurang dari 0,3. Lebar, b = 350 mm, dan tinggi, h = 600 mm, b/h = 350/600 = 0,58 — Ok iv. Lebar komponen tidak boleh: a. Kurang dari 250 mm — Ok b. Melebihi lebar komponen struktur pendukung (diukur pada bidang tegak lurus terhadap sumbu longitudinal komponen struktur lentur) ditambah jarak pada tiap sisi komponen struktur pendukung yang tidak melebihi 3/4 tinggi komponen struktur lentur. Lebar balok, b = 350 mm < lebar kolom = 800 mm — Ok
207 kN (a) Diagram momen akibat gravitasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-240 kN -299 kN
217,12 kN Akibat goyangan 1,8E ke kanan
232,45 kN (b) Diagram momen akibat gempa
120,62 kN Akibat goyangan 1,0E ke kanan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
-129,14 kN Akibat goyangan ke kiri, besar momen gempa sama, tapi berlawanan arah
-232,45 kN 235 kN
233 kN
214,67 kN (c) Superposisi diagram momen gravitasi & gempa 1,8E
1
2
3
-23 kN
Ultimate Moment Diagram
Akibat goyangan ke kiri
Gambar 1.11
-457 kN
4
5
6
7
8
9
-67 kN
Akibat goyangan ke anan
-531 kN
Kolom C1-9
Kolom C2-9
Lantai 9
Lantai 9
Lokasi terbentuknya sendi plastis
th
9 floor
Kolom C1-8 Lantai 8
G
Lokasi terbentuknya sendi plastis
Balok C-12/9
Momen yang bekerja pada ujung balok akibat goyangan ke kiri
I
Balok C-23/9
H Kolom C2-8 Lantai 8
(berlawanan arah jarum jam) Diagram momen yang terbentuk pada balok C-12/9 dan C-23/9
Gerakan Siklik pada Struktur Sketsa momen yang terbentuk pada balok C-12/9 & C-23/9 Gambar 1.12
Momen Desain 2. Momen-momen yang bekerja pada Balok C-23/9 Kondisi
Lokasi
Arah Goyangan
Momen Mu (kN-m)
1
Ujung kanan (I)
2
Ujung kiri (H)
3
4 5
Negatif Negatif
Ujung kiri (H) Positif
Ujung kanan (I) Positif
Tengah bentang Positif
Kanan
-531
Kiri
-457
Kanan
233
Kiri
235
Kanan dan Kiri
215
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 1, goyangan ke kanan Kondisi 1, kolom I, momen negatif tumpuan, goyangan ke kanan. Mu = -531 kN-m. Asumsi dua lapis tulangan. Sebagai trial awal gunakan tulangan
D19 dan sengkang D13. Tinggi efektif balok, d = 600 mm – (40 + 13 + 19 + 20) mm = 508 mm. Asumsi awal, j = 0,85 dan f = 0,8 Mu 531106 N - mm As 3.843 mm 2 ff y jd 0,8 400 N 0,85 508 mm mm 2
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 1, goyangan ke kanan Jenis
Dimensi
Jumlah
As
buah
(mm2)
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
25
25
491
7
29
29
661
1
4.097
Diperlukan 7 D25 dan 1 D29. Bila spasi bersih antar lapis diambil 40 mm, tinggi efektif d yang baru: d = 600 mm – (40 + 13 + 29 + 20) mm = 498 mm. 4.097 mm 2 400 N/mm 2 a 184 mm 2 0,85 f c ' b 0,85 30 N/mm 350 mm As f y
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 1, goyangan ke kanan cek momen nominal aktual: a 184 6 fM n fAs f y d 0,8 4.097 400 498 10 2 2
fM n 532 kN m. — Ok. Cek As minimum:
As _ min
fc ' 30 bw d 350 498 597 mm 2 4 fy 4 400
tapi tidak boleh kurang dari: 1,4 1,4 As _ min bw d 350 498 610 mm 2 fy 400
Ok, syarat tulangan minimum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 1, goyangan ke kanan Cek rasio tulangan:
As 4.097 mm 2 0,02350 bw d 350 mm 498 mm 0,85 f c ' 600 0,85 30 600 b 1 0,85 f y 600 f y 400 600 400
= 0,032513 0,75b 0,75 0,032513 0,024384
Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI Beton Pasal 23.3.2 adalah 0,025. Ok, < 0,75 dan < 0,025. b
Syarat tulangan maximum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 1, goyangan ke kanan Cek apakah penampang tension-controlled ?
dt
= 600 mm – (40 + 13 + 12,5) mm = 534. a 184 0,34350 d t 534 atcl 0,3751 0,375 0,85 0,31875 dt
Not Ok, a/dt > atcl/dt. Tulangan di layer yang paling bawah belum mengalami leleh, regangannya < 0,005.
Sebelum Tahun 2002, ACI Committee mengatur faktor reduksi lentur f berdasarkan regangan bersih tulangan tarik di lapis terluar (terjauh dari serat tekan). Penampang disebut tension-controlled bila regangan bersih tulangan di lapis terluar ≥ 0,005 (pada saat beton hancur, baja tulangan sudah leleh). Namun, sejak Tahun 2002 ACI membatasi jumlah maksimum tulangan sedemikian sehingga regangan baja tulangan di serat tarik terluar cukup ≥ 0,004, untuk menjamin kecukupan daktilitas penampang.
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 1, goyangan ke kanan ACI 318-02 Section 10.3.5: For nonprestressed flexural members and non prestressed members with [small or zero axial loads] the net tensile strain et at nominal strength shall not less than 0,004.
dengan a = 184 mm, regangan di serat tarik terluar: 184 dt d c 0,003 0,85 0,003 0,004396 et t c 184 0 , 85
Ok, penampang cukup ductile.
Reinforcement:
Gunakan baja tulangan 7 D25 + 1 D29, dipasang 2 lapis dengan spasi bersih antar lapis 40 mm > 25 mm. Ok, syarat spasi bersih minimum antar tulangan dan antar lapis terpenuhi.
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 2, goyangan ke kiri Kondisi 2, kolom H, momen negatif tumpuan, goyangan ke kiri. Mu = -457 kN-m. Sama seperti untuk kolom interior, diasumsikan baja tulangan
yang harus dipasang terdiri dari 2 lapis d
= 600 mm – (40 + 13 + 19 + 20) mm = 508 mm. Mu 457 106 N - mm As 3.308 mm 2 ff y jd 0,8 400 N 0,85 508 mm mm 2
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 2, goyangan ke kiri Jenis
Dimensi
Jumlah
As
buah
(mm2)
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
22
22
380,1
5
25
25
490,9
3
3.373
Diperlukan 5 D22 + 3 D25. Bila spasi bersih antar lapis diambil 40 mm, tinggi efektif d yang baru: d = 600 mm – (40 + 13 + 25 + 20) mm = 502 mm. 3.373 mm 2 400 N/mm 2 a 151 mm 2 0,85 f c ' b 0,85 30 N/mm 350 mm As f y
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 2, goyangan ke kiri cek momen nominal aktual: a 151 6 fM n fAs f y d 0,8 3.373 400 502 10 2 2
fM n 460 kN m. — Ok. Cek As minimum:
As _ min
fc ' 30 bw d 350 502 601 mm 2 4 fy 4 400
tapi tidak boleh kurang dari: 1,4 1,4 bw d 350 502 615 mm 2 fy 400
Ok, syarat tulangan minimum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 2, goyangan ke kiri Cek rasio tulangan:
balance akan sama dengan hasil perhitungan untuk kondisi 1, yaitu b = 0,032513 As 3.373 mm 2 bw d 350 mm 502 mm 0,01920 0,75b 0,024384 Ok, < 0,75b dan < 0,025. Syarat tulangan minimum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 2, goyangan ke kiri Cek apakah penampang tension-controlled ?
dt
= 600 mm – (40 + 13 + 12,5) mm = 535 mm a a 151 0,28285 tcl 0,3751 0,31875 dt 535 dt Ok, a/dt < atcl/dt. Desain tulangan under reinforced.
Reinforcement:
Gunakan baja tulangan 5 D22 + 3 D25, dipasang 2 lapis dengan spasi bersih antar lapis 40 mm > 25 mm. Ok, syarat spasi bersih minimum antar tulangan dan antar lapis terpenuhi.
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 3, goyangan ke kanan SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2(2) mensyaratkan bahwa kuat lentur positif komponen struktur lentur SRPMK pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari 1/2 (setengah) kuat lentur negatifnya pada muka kolom tersebut. 1/2 Mneg
Kapasitas momen positif minimum pada join (hubungan balok-kolom)
(1, 2, 3)
1/4 Mneg
1/4 Mneg
Mneg Kebutuhan minimum kuat lentur (SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2(2))
(1) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), Badan Standardisasi Nasional, 2002 (2) ACI Committee 318-08 (3) Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa, Imran, I. & Hendrik, F., Penerbit ITB, 2010
Gambar 1.12
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 3, goyangan ke kanan Kondisi 3, kolom H, momen positif tumpuan, goyangan ke kanan. Mu = 233 kN-m > 1/2fMn_eksterior = 230 kN-m.— Ok, gunakan momen lentur hasil analisis. Karena momen yang harus dipikul lebih kecil hingga hampir
setengah momen ultimate negatifnya, kita asumsikan cukup satu lapis tulangan yang dipasang. Sebagai trial awal gunakan baja tulangan D19 dengan sengkang D13. d
= 600 mm – (40 + 13 + 9,5) mm
= 537 mm.
Mu 233 106 N - mm As 1.596 mm 2 ff y jd 0,8 400 N 0,85 537 mm mm 2
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 3, goyangan ke kanan Jenis
Dimensi
Jumlah
As
buah
(mm2)
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
19
19
283,5
0
22
22
380,1
4
1.521
Diperlukan 4 D22, tinggi efektif d yang baru: d = 600 mm – (40 + 13 + 11) mm = 536 mm. 1.521 mm 2 400 N/mm 2 a 68 mm 2 0,85 f c ' b 0,85 30 N/mm 350 mm As f y
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 3, goyangan ke kanan cek momen nominal aktual: a 68 fM n fAs f y d 0,8 1.521 400 536 106 2 2
fM n 244 kN m. — Ok. Cek As minimum:
As _ min
fc ' 30 bw d 350 536 642 mm 2 4 fy 4 400
tapi tidak boleh kurang dari: 1,4 1,4 bw d 350 536 657 mm 2 fy 400 Ok, syarat tulangan minimum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 3, goyangan ke kanan Cek rasio tulangan:
As 1.521 mm 2 bw d 350 mm 536 mm 0,00811 0,75b 0,024384
Batas tulangan maksimum adalah 0,025. Ok, < 0,75b dan < 0,25. Syarat tulangan minimum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 3, goyangan ke kanan Cek apakah penampang tension-controlled ?
dt
= 600 mm – (40 + 13 + 11) mm
= 536.
a a 68 0,012714 tcl 0,3751 0,31875 dt 536 dt Ok, a/dt < atcl/dt. Desain tulangan under reinforced.
Reinforcement:
Gunakan baja tulangan 4 D22, dipasang 1 lapis. Ok, syarat spasi bersih minimum antar tulangan terpenuhi.
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 4, goyangan ke kiri Kondisi 4, kolom I, momen positif tumpuan, dan goyangan ke kiri. Mu = 235 kN-m > 1/2fMn_interior = 266 kN-m. Dengan demikian, gunakan Mu = 1/2fMn_interior. Sama seperti sebelumnya, sebagai trial awal gunakan baja
tulangan D19 dan sengkang D13. d
= 600 mm – (40 + 13 + 9,5) mm
= 537 mm.
Mu 266 106 N - mm As 1.823 mm 2 ff y jd 0,8 400 N 0,85 537 mm mm 2
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 4, goyangan ke kiri Jenis
Dimensi
Jumlah
As
buah
(mm2)
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
22
22
380
2
25
25
491
2
1.742
Diperlukan 2 D22 + 2 D25, tinggi efektif d yang baru: d = 600 mm – (40 + 13 + 12,5) mm = 535 mm. 1.742 mm 2 400 N/mm 2 a 78 mm 2 0,85 f c ' b 0,85 30 N/mm 350 mm As f y
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 4, goyangan ke kiri cek momen nominal aktual: a 78 fM n fAs f y d 0,8 1.742 400 535 106 2 2
fM n 276 kN m. — Ok. Cek As minimum:
As _ min
fc ' 30 bw d 350 535 641 mm 2 4 fy 4 400
tapi tidak boleh kurang dari: 1,4 1,4 bw d 350 535 655 mm 2 fy 400 Ok, syarat tulangan minimum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 4, goyangan ke kiri Cek rasio tulangan:
As 1.742 mm 2 bw d 350 mm 535 mm 0,00931 0,75b 0,024384
Batas tulangan maksimum adalah 0,025. Ok, < 0,75b dan < 0,025. Syarat tulangan minimum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 4, goyangan ke kiri Cek apakah penampang tension-controlled ?
dt
= 600 mm – (40 + 13 + 12,5) mm = 535. a a 78 0,14607 tcl 0,3751 0,31875 dt 535 dt Ok, a/dt < atcl/dt. Desain tulangan under reinforced.
Reinforcement:
Gunakan baja tulangan 2 D22 + 2 D25, dipasang 1 lapis. Ok, syarat spasi bersih minimum antar tulangan terpenuhi.
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 5, goyangan ke kiri & kanan SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2(2) Juga mensyaratkan untuk desain elemen lentur SRPMK baik kuat lentur negatif mau pun kuat lentur positif pada setiap penampang di sepanjang bentang tidak boleh kurang dari 1/4 (seperempat) kuat lentur terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom tersebut. (1, 2, 3) 1/2 Mneg 1/4 Mneg
1/4 Mneg
Mneg
Kapasitas momen positif dan negatif minimum untuk setiap penampang Kebutuhan minimum kuat lentur (SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2(2))
(1) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), Badan Standardisasi Nasional, 2002 (2) ACI Committee 318-08 (3) Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa, Imran, I. & Hendrik, F., Penerbit ITB, 2010
Gambar 1.12
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 5, goyangan ke kiri & kanan Kondisi 5, tengah bentang, momen positif, goyangan ke kanan dan kiri. Kuat lentur terbesar disediakan konfigurasi penulangan di kolom I untuk momen negatif akibat goyangan gempa ke arah kanan, yaitu fMn = 532 kN-m. Jadi seperempat fMn = 133 kN-m, maka, gunakan — Ok. Mu hasil analisis: Mu = 214,67 kN-m > 1/4fMn_interior = 133 kN-m. Sama seperti sebelumnya, sebagai trial awal gunakan baja
tulangan D19. d
= 600 mm – (40 + 13 + 9,5) mm
= 537 mm.
Mu 214,67 106 N - mm As 1.471 mm 2 ff y jd 0,8 400 N 0,85 537 mm mm 2
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 5, goyangan ke kiri & kanan Jenis
Dimensi
Jumlah
As
buah
(mm2)
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
19
19
283
2
22
22
380
2
1.327
Diperlukan 2 D19 + 2 D22 (1 lapis), tinggi efektif d yang baru: d = 600 mm – (40 + 13 + 11) mm = 536 mm. 1.327 mm 2 400 N/mm 2 a 59 mm 2 0,85 f c ' b 0,85 30 N/mm 350 mm As f y
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 5, goyangan ke kiri & kanan cek momen nominal aktual: a 59 fM n fAs f y d 0,8 1.327 400 536 106 2 2
fM n 215 kN m. — Ok. Cek As minimum:
As _ min
fc ' 30 bw d 350 536 643 mm 2 4 fy 4 400
tapi tidak boleh kurang dari: 1,4 1,4 bw d 350 536 657 mm 2 fy 400
Ok, syarat tulangan minimum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 5, goyangan ke kiri & kanan Cek rasio tulangan:
balance akan sama dengan hasil perhitungan untuk kondisi 1, As 1.327 mm 2 bw d 350 mm 536 mm 0,00708 0,75b 0,024384
Batas tulangan maksimum adalah 0,025. Ok, < 0,75b dan < 0,025. Syarat tulangan minimum terpenuhi
Baja Tulangan Lentur 3. Kondisi 5, goyangan ke kiri & kanan Cek apakah penampang tension-controlled ?
dt
= 600 mm – (40 + 13 + 11) mm
= 536.
a a 59 0,11098 tcl 0,3751 0,31875 dt 536 dt Ok, a/dt < atcl/dt. Desain tulangan under reinforced.
Reinforcement:
Gunakan baja tulangan 2 D19 + 2 D22, dipasang 1 lapis sebagai tulangan positif di tengah bentang. Ok, syarat spasi bersih minimum antar tulangan terpenuhi.
Kapasitas Momen Minimum 4. Kapasitas momen negatif & momen positif minimum
4.
Kapasitas minimum momen positif dan momen negatif SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2(1) dan (2) mengharuskan sekurang-kurangnya ada dua batang tulangan atas dan dua batang tulangan bawah yang dipasang secara menerus, dan kapasitas momen positif dan momen negatif minimum pada sebarang penampang di sepanjang bentang balok SRPMK tidak boleh kurang dari 1/4 kali kapasitas momen maksimum yang disediakan pada kedua muka kolom balok tersebut.
Kuat momen negatif-positif terbesar pada bentang = 532 kN-m. 1/4 kuat momen negatif-positif terbesar = 133 kN-m.
Kapasitas Momen Minimum 4. Kapasitas momen negatif & momen positif minimum
Kuat momen positif di sepanjang bentang (kondisi 3, 4 dan 5 yang disampaikan di atas) pada dasarnya sudah lebih besar daripada 133 kN-m. Hanya kuat momen negatif di tengah bentang saja yang masih harus diperhatikan. Konfigurasi penulangan atas untuk memikul momen negatif di muka kolom interior (I) adalah 7 D25 + 1 D29, sementara di muka kolom eksterior (H) dipasang 5 D22 + 3 D25. Untuk memenuhi ketentuan kapasitas momen negatif minimum di atas, ambil 2 D25 dari masing-masing kelompok tulangan negatif untuk dibuat menerus di sepanjang bentang, sehingga As = 982 mm2. Maka kapasitas momen negatif yang disediakan oleh penampang di tengah bentang adalah:
Kapasitas Momen Minimum 4. Kapasitas momen negatif & momen positif minimum Jenis
Dimensi
Jumlah
As
buah
(mm2)
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
22
22
380
0
25
25
491
2
982
Diperpanjang 2 D25, tinggi efektif d yang baru: d = 600 mm – (40 + 13 + 12,5) mm = 535 mm. 982 mm 2 400 N/mm 2 a 44 mm 2 0,85 f c ' b 0,85 30 N/mm 350 mm As f y
Kapasitas Momen Minimum 4. Kapasitas momen negatif & momen positif minimum cek momen nominal aktual: a 44 fM n fAs f y d 0,8 982 400 535 106 2 2
fM n 161 kN m. — Ok. Cek As minimum:
As _ min
fc ' 30 bw d 350 535 640 mm 2 4 fy 4 400
tapi tidak boleh kurang dari: 1,4 1,4 bw d 350 535 655 mm 2 fy 400 Ok, syarat tulangan minimum terpenuhi
Kapasitas Momen Minimum 4. Kapasitas momen negatif & momen positif minimum Cek rasio tulangan:
balance akan sama dengan hasil perhitungan untuk kondisi 1, yaitu b = 0,032513 As 982 mm 2 bw d 350 mm 535 mm 0,00525 0,75b 0,024384 Ok, < 0,75b dan < 0,025. Syarat tulangan minimum terpenuhi
Kapasitas Momen Minimum 4. Kapasitas momen negatif & momen positif minimum Cek apakah penampang tension-controlled ?
dt
= 600 mm – (40 + 13 + 12,5) mm = 535. a a 44 0,08232 tcl 0,3751 0,31875 dt 536 dt Ok, a/dt < atcl/dt. Desain tulangan under reinforced.
Reinforcement:
Jadi, gunakan baja tulangan atas 2 D25 sebagai tulangan menerus di sepanjang balok. Tulangan ini akan memberikan kapasitas momen negatif di tengah bentang 161 kN-m > 1/4 fMn_interior = 133 kN-m.
Ok, syarat spasi bersih minimum antar tulangan & syarat momen minimum terpenuhi.
Pasal 23.3.2(1) SNI 03-2847-2002 mengharuskan sekurang-kurangnya ada dua tulangan atas dan dua tulangan bawah yang dibuat kontinyu (dipasang secara menerus).
1 D22 +3 D25 4 D22
2 D25
3 D25 +1 D29 4 D25
4 D22
2 D19 +2 D22
2 D22 +2 D25
Muka Tumpuan H
Tengah Bentang
Muka Tumpuan I
Detailing Tulangan Lentur Gambar 1.13
Momen Nominal Penampang 5. Kapasitas momen maksimum yang mungkin dimiliki penampang
5. Hitung Momen Nominal Probabel Penampang SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan bahwa: Geser rencana akibat gempa pada balok dihitung dengan mengasumsikan sendi plastis terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan tulangan lentur balok mencapai 1,25 fy, dan faktor reduksi kuat lentur f = 1.
Momen Nominal Penampang 5. Kapasitas momen maksimum yang mungkin dimiliki penampang Momen nominal probabel untuk struktur bergoyang ke kanan
kondisi 1. a pr _1
1,25 As f y 0,85 f c ' b
1,25 4.097 400 230 mm. 0,85 30 350
a pr _1 M pr _1 As f y d 2
230 6 M pr _1 1,25 4.097 400 498 10 785 kN m 2 Di muka kolom interior, dengan arah momen searah jarum jam.
Momen Nominal Penampang 5. Kapasitas momen maksimum yang mungkin dimiliki penampang
kondisi 3. a pr _ 3
1,25 As f y 0,85 f c ' b M pr _ 3
1,25 1.521 400 85 mm. 0,85 30 350
a pr _ 3 As f y d 2
85 M pr _ 3 1,25 1.521 400 536 106 375 kN m 2 Di muka kolom eksterior, dengan arah momen searah jarum jam.
Momen Nominal Penampang 5. Kapasitas momen maksimum yang mungkin dimiliki penampang Momen nominal untuk struktur bergoyang ke kiri
kondisi 2.
1,25 3.373 400 189 mm. 0,85 f c ' b 0,85 30 350 189 6 1,25 3.373 400 502 10 687 kN m 2
a pr _ 2 M pr _ 2
1,25 As f y
kondisi 4.
1,25 1.742 400 98 mm. 0,85 f c ' b 0,85 30 350 98 1,25 1.742 400 535 10 6 423 kN m 2
a pr _ 4 M pr _ 4
1,25 As f y
Mpr_2 (muka kolom eksterior) dan Mpr_4 (muka kolom interior) berlawanan arah jarum jam.
T4 Mpr_4
7 D25 + 1 D29
C4
T2
2 D22 + 2 D25
5 D22 + 3 D25
Tumpuan I (West Wing Shearwall)
Mpr_2
Probable Moment Capacities
(d – apr_2/2)
4 D22
apr_2
C2
Tumpuan H (Column C2-8)
Tulangan tekan
(tidak boleh ikut diperhitungkan dalam analisis)
for flexural reinforcement configuration due to sway to the left
apr_2 = 189 mm Mpr_2 = 687 kN-m apr_4 = 98 mm Mpr_4 = 423 kN-m
Probable Moment Capacity Gambar 1.14
Detailing & Momen Nominal 5. Kapasitas momen maksimum yang mungkin dimiliki penampang Kondisi
1
2 3
4 5
Lokasi
Right End (I)
(mm2)
fMn
Mpr
(kN-m)
(kN-m)
7 D25 1 D29
4.097
532
-457
5 D22 3 D25
3.373
460
Kanan
233
4 D22
1.521
244
375
Kiri
235
2 D22 2 D25
1.327
276
423
Kanan dan Kiri
215
2 D19 2 D22
1.742
215
331
Arah Gempa
(kN-m)
Kanan
-531
Kiri
Negatif
Left End (H) Negatif
Left End (H) Positif
Right End (I) Positif
Midspan Positif
Mu
Reinf.
As
785 clockwise
687 counter-cw
cw
ccw
Diagram Geser 6. Shear diagram
6. Diagram gaya geser. Reaksi geser di ujung kanan dan kiri balok akibat gaya gravitasi yang bekerja pada sruktur (hasil analisis dengan menggunakan software komersial): Wu = 1,2D + 1,0L
81
kN
Perletakan kiri Left end (Joint H) Kolom C2-8
9425 mm
115
kN
Perletakan kanan Right end (Joint I) Shearwall W8C-B
Gambar 1.15
Diagram Geser 6. Analisis gaya geser berdasarkan momen nominal Analisis geser berdasarkan momen nominal
a. Struktur bergoyang ke kanan Vsway_ ka
M pr _1 M pr _ 3 ln
785 375 123 kN 9,425
total reaksi geser di ujung kiri balok = 81 – 123 = 42 kN Arah gaya geser ke bawah
total reaksi geser di ujung kanan balok= 115 + 123 = 238 kN Arah gaya geser ke atas
Diagram Geser 6. Analisis gaya geser berdasarkan momen nominal b. Struktur bergoyang ke kiri Vsway_ ki
M pr _ 2 M pr _ 4 ln
687 423 118 kN 9,425
total reaksi geser di ujung kiri balok = 81 + 118 = 199 kN Arah gaya geser ke atas
total reaksi geser di ujung kanan balok= 115 – 118 = 3 kN Arah gaya geser ke bawah
375 kN-m
1,2D + 1,0L kN/m
Vgrav 81 kN
42
123 kN Vsway_ka
785 kN-m
687 kN-m
Vgrav 115 kN 123 kN Vsway_ka
kN
Vgrav 81 kN
238 kN
199
118 kN Vsway_ki
1,2D + 1,0L kN/m
423 kN-m
Vgrav 115 kN 118 kN Vsway_ki
kN
3 kN
42
3
kN
238 kN
(a) Akibat goyangan ke kanan
kN
199 kN
(b) Akibat goyangan ke kiri
Diagram Geser Gambar 1.16
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser
7. Sengkang untuk Gaya Geser SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan bahwa: Kontribusi beton dalam menahan geser, yaitu Vc, harus diambil = 0 pada perencanaan geser di daerah sendi plastis apabila: – Gaya geser Vsway akibat sendi plastis di ujung-ujung balok melebihi 1/2 (atau lebih) kuat geser perlu maksimum, Vu, di sepanjang bentang, dan – Gaya tekan aksial terfaktor, termasuk akibat pembebanan gempa, kurang dari Agfc’ / 20.
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser
Arah Gerakan Gempa
Vsway
Perletakan kiri Joint H
Perletakan kanan Joint I
Vu
1/2 Vu
Vu
1/2 Vu
(kN)
(kN)
(kN)
(kN)
(kN)
Kanan
123
42
21
238
119
Kiri
118
199
99,5
3
1,5
• Berdasarkan hasil analisis struktur (dengan menggunakan software komersial), gaya aksial tekan terfaktor akibat gaya gempa dan gravitasi adalah 38,06 kN. Sedangkan Agfc’ / 20 = (350 mm × 600 mm × 30 N/mm2) / 20 = 3,15 × 105 N = 315 kN > 38,06 kN.
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser
Dengan demikian, karena 1) Dari tabel terlihat bahwa Vsway > 1/2 Vu untuk kedua perletakan akibat goyangan ke arah kiri atau pun ke arah kanan; dan 2) gaya aksial tekan terfaktor akibat gempa dan gravitasi < Agfc’/20, sehingga perencanaan tulangan geser dilakukan dengan memperhitungkan kontribusi beton Vc = 0 di sepanjang zona sendi plastis di masing-masing muka kolom.
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser Muka perletakan kiri: Gaya geser maksimum dari hasil analisis
momen nominal penampang, Vu = 199 kN. Vs
Vu
f
Vc
199 kN 0 kN 265 kN 0,75
SNI 03-2847-2002 Pasal 13.5.6(9). Maksimum Vs = Vs _ max
2 fc ' 2 30 bw d 350 502 103 642 kN 3 3 Ok, Vs = 265 kN < 642 kN. Syarat Vs maksimum terpenuhi.
Spasi tulangan diatur melalui persamaan: Av Vs s f yd
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser Coba tulangan sengkang D10 dengan 2 kaki (Av = 157 mm2). Av f y d
s Jenis
Vs
157 400 502 118 mm 265 1.000 Gunakan spasi 100 mm.
Dimensi
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
10
10
78.5
Vs
Av f y d s
Jumlah
Av
s
buah
(mm2)
(mm)
2
157
100
157 400 502 315 kN 100 1.000 Ok, 315 kN > 265 kN.
Jadi, gunakan sengkang 2 kaki D10 dengan spasi 100 mm.
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser Muka perletakan kanan: Gaya geser maksimum dari hasil
analisis momen nominal penampang, Vu = 238 kN. Vs
Vs _ max
Vu
f
Vc
238 kN 0 kN 317 kN 0,75
2 fc ' 2 30 bw d 350 498 103 636 kN 3 3 Ok, Vs = 317 kN < 636 kN. Syarat Vs maksimum terpenuhi.
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser Coba tulangan sengkang 2 kaki diameter 13 mm (2 leg D13). s Jenis
265,5 400 498 167 mm 317 1.000 Gunakan spasi 150 mm.
Av f y d Vs
Dimensi
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
13
13
132,7
Vs
Av f y d s
Jumlah
Av
s
buah
(mm2)
(mm)
2
265,5
150
265,5 400 498 353 kN 150 1.000 Ok, 353 kN > 317 kN.
Jadi, gunakan sengkang 2 kaki D13 dengan spasi 150 mm.
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser Ujung zona sendi plastis: Gaya geser maksimum, Vu di ujung
zona sendi plastis, 1.200 mm dari muka kolom, adalah 238 kN – (1,2 m × 21 kN/m) = 213 kN. Di zona ini, kontribusi Vc dapat diperhitungkan, yaitu: fc ' 30 350 498 Vc bw d 159 kN 6 6 1.000
maka: Vs
213 159 284 159 125 kN 0,75
Coba tulangan sengkang 2 kaki diameter 10 mm (2 leg D10). s
Av f y d Vs
157 400 498 251 mm 125 1.000
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser Jenis
Dimensi
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
10
10
78,5
Vs
Av f y d s
Jumlah
Av
s
buah
(mm2)
(mm)
2
157
250
157 400 498 125 kN 250 1.000 Ok, 125 kN ≥ 125 kN.
Jadi, gunakan sengkang 2 kaki D10 dengan spasi 250 mm.
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser SNI Pasal 23.3.3(1): Diperlukan hoops (sengkang tertutup) di
sepanjang jarak 2h dari sisi (muka) kolom terdekat. 2h
= 2 × 600 mm = 1.200 mm.
SNI Pasal 23.3.3(2): Hoop pertama dipasang pada jarak 50 mm dari muka kolom terdekat, dan yang berikutnya dipasang dengan spasi terkecil diantara: 1. 2. 3. 4.
d/4 = 498 mm / 4 = 124 mm 8 × diameter tul. longitudinal terkecil = 8 ×19 mm = 152 mm 24 × diameter tulangan hoop = 24 × 10 mm = 240 mm 300 mm.
Dengan demikian, tulangan geser di daerah sendi plastis (yaitu di daerah sepanjang 2h (= 1,2 m) dari muka kolom) dipasang sengkang tertutup 2 kaki D10 mm di ujung kiri, dan sengkang 2 kaki D13 di ujung kanan dengan spasi 100 mm.
Stirrups Geser 7. Sengkang untuk gaya geser SNI Pasal 23.3.3(4) : Spasi maksimum tulangan geser di
sepanjang balok yang didesain untuk SRPMK adalah d/2. smax
d 498 mm 249 mm 2 2
Dari hasil perhitungan sebelumnya, tulangan geser yang dibutuhkan di luar zone sendi plastis adalah 2 D10 spasi 250 mm. Dengan hasil di atas, maka spasi harus diubah menjadi 200 mm. Jadi , di luar zone sendi plastis gunakan 2 D10 spasi 200 mm.
Splicing 8. Sambungan-lewatan untuk bentang menerus Momen di tengah bentang dapat berupa momen positif (tekan) atau momen negatif (tarik) yang relatif kecil. Karena baja tulangan yang disediakan di tengah bentang pada dasarnya ditentukan oleh syarat detailing, maka SNI Beton 2002 Pasal 14.15.2 mengizinkan sambungan lewatan kelas A untuk penyambungannya, dengan panjang penyaluran ld, dimana ld = 48db (lihat Tabel 11 Pasal 14.2.2 SNI 03-2847-2002 untuk kasus tulangan atas). Berdasarkan SNI Beton Pasal 23.5.4(2), nilai panjang penyaluran ini tidak boleh kurang dari 3,5 kali panjang tulangan berkait yang dihitung berdasarkan Persamaan 126 (Pasal 23.5.4(1)), yaitu = 47,5 db.
Splicing 8. Sambungan-lewatan untuk bentang menerus Dalam contoh ini, baja tulangan terbesar yang harus disalurkan adalah baja tulangan D25. Jadi ld = 48db = 48 × 25 = 1.200 mm = 1,2 m. SNI Pasal 23.3.2(3): Baja tulangan yang disalurkan harus diikat dengan hoops yang dipasang dengan spasi maksimum, yaitu yang terkecil di antara d/4 dan 100 mm. smax
d 600 mm (40 10 13) mm 537 135 mm 4 4 4
Jadi, spasi hoops di daerah penyambungan lewatan tulangan = 100 mm.
Detailing Rangkuman detailing lentur & geser Hasil perhitungan di atas dapat dirangkum sebagai berikut: Untuk memikul momen negatif di muka tumpuan kanan, dipasang
7D25 + 1D29, dua lapis, dengan spasi bersih antar lapis 4 cm Untuk memikul momen positif di muka tumpuan kanan, dipasang
2D22 + 2D25 satu lapis. Untuk memikul momen negatif di muka tumpuan kiri, dipasang
5D22 + 3D25, dua lapis, dengan spasi bersih antar lapis 4 cm Untuk memikul momen positif di muka tumpuan kiri, dipasang
4D22 satu lapis. Untuk memikul momen positif di tengah bentang dipasang 2D19 +
2D22 satu lapis.
Detailing Rangkuman detailing lentur & geser Untuk memenuhi persyaratan kuat momen minimum penampang di
sepanjang balok, khususnya momen negatif, tulangan atas 2D25 diteruskan di sepanjang balok untuk memenuhi kebutuhan momen negatif di tengah bentang. Untuk memikul geser di zona sendi plastis balok bagian kiri,
dipasang sengkang tertutup D10 dengan spasi 50 mm untuk sengkang pertama, dan D10 dengan spasi 100 mm untuk sengkangsengkang berikutnya. Untuk memikul geser di zona sendi plastis balok bagian kanan,
dipasang sengkang tertutup D13 dengan spasi 50 mm untuk sengkang pertama, dan D13 dengan spasi 100 mm untuk sengkangsengkang berikutnya. Untuk memikul geser di luar zona sendi plastis, dipasang tulangan
sengkang tertutup D10 dengan spasi 200 mm. Untuk daerah sambungan lewatan (di tengah bentang), dipasang sengkang tertutup D10 dengan spasi 100 mm.
Cut-off Points 9. Penyaluran & Pemutusan Tulangan
9.
Cut-off points. Aturan pemutusan dan penyaluran tulangan mengacu pada Pasal 14 SNI 03-2847-2002.
a) Tulangan negatif di muka tumpuan interior (kanan). Jumlah tulangan terpasang 8 buah, 7 D25 + 1 D29. Dua buah tulangan D25 akan dipasang menerus di sepanjang bentang. Enam tulangan lainnya (5 D25 + 1 D29) akan di cut-off sehingga As_sisa = 982 mm2. Kapasitas momen negatif penampang dengan konfigurasi tulangan seperti ini adalah
a 44 6 10 2 2 fM n 161 kN m — Ok.
fM n fAs f y d 0,8 982 400 535
Cut-off Points 9. Penyaluran & Pemutusan Tulangan Perhatikan sketsa dalam Gambar 1.17(a). Untuk mendapatkan lokasi penampang dengan momen rencana 161 kN-m pada balok, ambil penjumlahan momen di titik A: 1 21x x 238 x 785 161 10,5 x 2 238 x 624 0 2
b b 2 4ac x 2a
238
2382 410,5 624 2 10,5
3,0 m
Jadi, lokasi momen rencana 161 kN-m terletak 3,0 m dari muka tumpuan kanan. Data ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan cut-off point tulangan 5 D25 + 1 D29.
21 kN/m
21 kN/m
375
785
687
423
kN-m
kN-m
kN-m
kN-m
Plastic hinge
42 kN
(a)
238 kN
199 kN
21 kN/m 161
A
kN-m
x
(a) Goyangan ke kanan Back to Point. A
Plastic hinge (a)
3 kN
21 kN/m 785
687
kN-m
kN-m
238 kN
199 kN
B
161 kN-m
x
(b) Goyangan ke kiri Back to Point. B
Zona Sendi Plastis Gambar 1.17
Cut-off Points 9. Penyaluran & Pemutusan Tulangan SNI 03-2847-2002 Pasal 14.10.3 dan Pasal 14.10.4 mengharuskan: a)
tulangan diteruskan melampaui titik di mana tulangan tersebut sudah tidak diperlukan lagi untuk menahan lentur, sejauh tinggi efektif komponen struktur, d, dan tidak kurang dari 12db, kecuali pada daerah tumpuan balok sederhana dan pada daerah ujung bebas kantilever, b) tulangan menerus harus mempunyai suatu panjang penanaman sejauh tidak kurang dari panjang penyaluran ld diukur dari lokasi pemotongan tulangan lentur.
Cut-off Points 9. Penyaluran & Pemutusan Tulangan Untuk tulangan D22 atau lebih besar (Tabel 11 SNI Beton Pasal 14.2), panjang penyaluran tulangan D29 adalah sepanjang ld 25
3 f y 5 fc '
db
3 400 1,3 11 29 1.652 mm 5 30
Ambil saja ld-29 = 1.652 mm = 1,7 m. Jadi, tulangan 5D25 + 1D29 harus ditanam sepanjang yang terbesar di antara 3.000 mm + 498 mm = 3.498 mm, atau 3.000 mm + (12 × 29 mm) = 3.348 mm, atau ld = 1.700 mm dari muka kolom interior. Ambil nilai terbesar. Dengan demikian, tulangan 5D25 + 1D29 dipasang sejauh 3,5 m dari muka tumpuan kanan.
Cut-off Points 9. Penyaluran & Pemutusan Tulangan b) Tulangan negatif di muka tumpuan eksterior (kiri). Jumlah tulangan atas terpasang adalah 8 buah, yaitu 5D22 + 3D25. Karena 2D25 dibuat menerus di sepanjang bentang maka kapasitas momen negatif yang disediakan As sisa adalah sama dengan sebelumnya, yaitu 982 mm2. Perhatikan sketsa dalam Gambar 1.16(b). Penjumlahan momen di titik B akan menghasilkan 1 21x x 199 x 687 161 10,5 x 2 199 x 526 0 2
119
1192 410,5 526 2 10,5
3,2 m
Cut-off Points 9. Penyaluran & Pemutusan Tulangan Lokasi momen rencana 161 kN-m ternyata terletak pada jarak 3,2 m dari muka tumpuan kiri. Data ini dapat dipakai sebagai dasar untuk menentukan lokasi cutoff point bagi tulangan 5D22 + 1D25. Panjang penyaluran, ld untuk D25: ld 22
3 f y 5 fc '
db
3 400 1,3 11 25 1.424 mm 5 30
Maka, tulangan 5D22 + 1D25 harus dipasang sepanjang yang terbesar di antara 3.200 + 502 = 3.702 mm, atau 3.200 + (12 × 25) = 3.500 mm, atau ld = 1.424 mm, dari muka kolom eksterior. Maka, tulangan 5D22 + 1D25 dipasang sejauh 3,7 m dari muka tumpuan kiri.
Cut-off Points 9. Penyaluran & Pemutusan Tulangan c) Tulangan-tulangan positif. Tabel berikut memperlihatkan konfigurasi penulangan pada daerah kedua ujung balok dan tengah bentang, untuk memikul momen-momen positif yang bekerja pada balok. Tumpuan kiri
Midspan
Tumpuan kanan
D22
D22
D25
D22
D19
D22
D22
D19
D22
D22
D22
D25
Konfigurasi seperti ini akan mengakibatkan banyaknya lapsplice yang akhirnya akan memperumit pemasangan.
Cut-off Points 9. Penyaluran & Pemutusan Tulangan Untuk itu, 2D19 di tengah bentang dapat diganti dengan 2D22. Kebutuhan tulangan untuk memikul momen positif di tengah bentang praktis akan terpenuhi. Konfigurasi akan menjadi Tumpuan kiri
Midspan
Tumpuan kanan
D22
D22
D22
D22
D22
D25
D22
D22
D25
D22
D22
D22
Cut-off Points 9. Penyaluran & Pemutusan Tulangan Untuk muka tumpuan kanan, cutoff 2D25. Ini berarti As_sisa = 4As2 22 = 1.327 mm . fMn = 244 kN-m. Kebutuhan momen sebesar ini (Gambar 1.18) terletak pada titik momen superposisi akibat gravitasi dan gempa terbesar untuk goyangan ke kiri, dan diperpanjang, sejauh yang terbesar antara d dan 12db ke tengah. Momen superposisi positif terbesar untuk goyangan ke kiri = 235 kN-m pada titik 4 m dari muka tumpuan kanan. Dengan demikian, kedua tulangan D25 dapat dicut-off pada titik 4 m dari muka tumpuan kanan + d ke tengah = 4.536 mm atau 4,6 m dari muka tumpuan kanan. Dngan demikian, 2 D22 untuk memenuhi kebutuhan tulangan positif di tengah bentang juga hanya dibutuhkan (dan dapat dicut-off) sampai di sini, namun harus diperpanjang sejauh ld-22 ke kanan. Detail cutoff point penulangan seperti terlihat pada Gambar 1.18.
233 kN
Lokasi pemotongan 5D22 + 1D25 Tulangan negatif di muka tumpuan H
Lokasi pemotongan 2D25
235 kN
Tulangan positif di muka tumpuan I
215 kN
Lokasi pemotongan 5D25 + 1D29 Tulangan negatif di muka tumpuan I
1
2
3
4
5
6
7
9
3,5 m
-457 kN
5,4 + 1,5 m = 6,9 m Lokasi pemotongan 2D22
Akibat goyangan ke kiri
-531 kN
Tulangan positif di muka tumpuan H & tengah bentang
Akibat goyangan ke anan
Shearwall C8-B
5,4 m
Tumpuan I
Kolom C2-8 & kolom C2-9
Tumpuan H
3,7 m
8
2D25 (contd.) 5D25 + 1D29
5D22 + 1D25
2D22 2D22 ld
2D25
Cutoff Points Gambar 1.18
Tumpuan H 1,2 m Kolom C2-9
Kolom C2-8
3,7 m
2 kaki D10
2 kaki D10
1@50 & 11@100
2@100 & 17@200
Tulangan disalurkan sejauh ld-29 ke dalam shearwall
Tulangan disalurkan sejauh ld-22 ke dalam Balok C-12/8
3,5 m
1,2 m Tumpuan I
2 kaki D10
2 kaki D13
2@100 & 16@200
1@50 & 11@100
Shearwall W8C-B
Shear Reinforcement Gambar 1.19
Bagian 3 Detailing
Elemen Kolom Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
Rooftop Lantai 15 Lantai 14 Lantai 13
Desain detailing tulangan elemen kolom C2-8 !?!?!
Lantai 12 Lantai 11 Lantai 10 Lantai 9
Kolom yang didesain
Lantai 8 Lantai 7 Lantai 6
Perhatikan kembali Gambar 1.5, kolom C2-8 terletak pada baris C & grid 2 di lantai 8 Dimensi kolom 80 x 80 cm, fc’ = 30 MPa, dan fy = 400 MPa.
Lantai 5 Lantai 4 Lantai 3 Lantai 2 Lantai 1 nd 2 lobby
Lantai dasar st 1 lobby
Tampak arah Utara-Selatan
Kolom C2-8 Gambar 1.10
Gaya-gaya Dalam Gaya-gaya dalam terfaktor pada Kolom C2-8 Kolom Kolom di lantai atas (9th floor) LC 1,4
Kolom yang didesain (8th floor) LC 1,4D LC 1,2D + 1,0L Goyangan ke kanan Goyangan ke kiri Kolom di lantai bawah (7th floor) LC 1,4D Notes
Gaya Aksial
Shear
kN
kN
4.081
4.670
a(1,8E)a 4.385 4.385
-142,2 +142,2
a(1,8E)a 118,3 118,3
5.262
: Hasil dari kombinasi pembebanan lainnya tidak diperlihatkan di sini karena nilainya lebih kecil.
Definisi Kolom 1. Definisi kolom
1.
Definisi kolom. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh kolom yang didesain (SNI 03-2847-2002 Pasal 23.4.1):
a) Gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada komponen struktur kolom adalah tidak kurang dari Agfc'/10. Ag f c ' 10
800 mm 800 mm 30 N/mm 2 10
1.920 kN
Gaya aksial terfaktor maksimum (Tabel) = 4.670 kN. Ok, gaya aksial terfaktor maksimum > 0,1 Agfc’.
Definisi Kolom 1. Definisi kolom b) Sisi terpendek penampang kolom tidak kurang dari 300 mm (30 cm). Sisi terpendek kolom, b = 800 mm. Ok, d > 300 mm.
c)
Rasio dimensi penampang tidak kurang dari 0,4. Rasio antara b dan h = 800 mm / 800 mm = 1 Ok, b/d = 1 > 0,4
Definisi Kolom 2. Konfigurasi penulangan
2.
Cek konfigurasi penulangan. Berdasarkan gaya dalam yang bekerja, dimensi kolom yang digunakan adalah 800 mm × 800 mm, dengan 16 buah baja tulangan D25 (Gambar 1.20). Jenis
Dimensi
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
25
25
491
Jumlah
As
buah
(mm2)
16
7.853
Rasion tulangan ρg dibatasi tidak kurang dari 0,01 dan tidak lebih dari 0,06.
7.853 mm 2 g 0,01227 800 mm 800 mm
Ok, 0,01 < ρg < 0,06
Diagram Interaksi Kolom C2-8 Gambar 1.20
Kuat Kolom 3. Strong Column-Weak Beam 3.
Kuat kolom. SNI Pasal 23.4.2.2 Kuat kolom fMn harus memenuhi ΣMc ≥ 1,2 ΣMg ΣMc ΣMg
= jumlah Mn dua kolom yang bertemu di join. = jumlah Mn dua balok yang bertemu di join (termasuk sumbangan tulangan pelat di selebar efektif pelat lantai).
Dalam hitungan ini, karena tulangan pelat tidak didesain, diambil pendekatan konservatif dengan momen-momen yang diperhitungkan adalah momen desain (= fMn) (menggunakan pendekatan ACI 31899). Akibat goyangan ke kanan, fMn ujung-ujung balok C-12/9 dan C23/9 seperti terlihat pada Gambar 1.21. Juga perhatikan review kuat lentur penampang untuk balok C-12/9 dan kuat lentur penampang balok C-23/9
Jadi: 1,2∑ Mg = 1,2 × (186 + 460) = 775,4 kN-m. (sway-Ki)
Kuat Kolom Review kuat lentur Balok C-23/15 Kuat lentur balok C-23/9 dari hasil perhitungan sebelumnya Kondisi
1
Lokasi
Right End (I)
Left End (H) Negatif
3
Positif
5
fMn
Mpr
(kN-m)
(kN-m)
7 D25 1 D29
4.097
532
-457
5 D22 3 D25
3.373
460
Kanan
233
4 D22
1.521
244
375
Kiri
235
2 D22 2 D25
1.742
276
423
Kanan dan Kiri
215
2 D19 2 D22
1.327
215
331
(kN-m)
Kanan
-531
Kiri
Negatif
2
4
(mm2)
Arah Gempa
Left End (H)
Right End (I) Positif
Midspan Positif
Mu
Reinf.
As
785 clockwise
687 counter-cw
cw
ccw
Kuat Kolom Review kuat lentur Balok C-23/15 Kuat lentur balok C-12/9 (perhitungan tidak ditampilkan)
(mm2)
fMn
Mpr
(kN-m)
(kN-m)
5 D19 3 D22
2.558
366
554
-386
3 D19 5 D22
2.751
390
Kanan
107
3 D19 1 D22
1.231
200
309
Kiri
118
4 D19
1.134
186
287
Kanan dan Kiri
208
2 D19 2 D22
1.327
215
331
Kondisi
Lokasi
Arah Gempa
(kN-m)
1
Right End (H)
Kanan
-357
Kiri
Negatif
Left End (G)
2
Negatif
3
Positif
4
5
Left End (G)
Right End (H) Positif
Midspan Positif
Mu
Reinf.
As
clockwise
589 counter-cw
cw
ccw
Kolom atas
Col. C2-9
SMg terbesar akibat goyangan ke kiri
Balok kanan
Mc
Beam C-23/9
Balok kiri
Beam C-12/9
H
fMn 460 kN-m Mc
fMn 186 kN-m
Kolom yang didesain
Col. C2-8
Momen-momen di Tumpuan H Momen-momen yang muncul di join
Gambar 1.21
Kuat Kolom 3. Strong Column-Weak Beam Kolom lantai atas (9th floor) (Lihat Gambar 1.22) fPn-abv = gaya aksial terfaktor di kolom atas (Tabel) = 4.081 kN. Dari diagram interaksi kolom, fPn-abv bersesuaian dengan fMn = 1.504 kN-m. Kolom lantai yang didesain (8th floor) fPn-dsn = gaya aksial terfaktor di kolom yang didesain = 4.670 kN. Dari diagram interaksi kolom, fPn-dsn bersesuaian dengan fMn = 1.528 kN-m. ΣMc = fMn-abv + fMn-dsn= (1.504 + 1.528) = 3.032 kN-m > 1,2 ∑ Mg Ok, syarat ini terpenuhi.
fPn-dsn fPn-abv
fMn-dsn
fMn-abv
Kapasitas Momen Kolom Gambar 1.22
Kuat Kolom 3. Strong Column-Weak Beam Kolom lantai bawah (7th floor) fPn-blw = gaya aksial terfaktor di kolom bawah (Tabel) = 5.262 kN. Dari diagram interaksi kolom, fPn-blw bersesuaian dengan fMn = 1.511 kN-m. ΣMc = fMn-blw + fMn-dsn = (1.528 + 1.511) = 3.039 kN-m > 1,2 ∑ Mg Ok, syarat ini terpenuhi.
Perlu dicatat di sini bahwa untuk desain komponen struktur kolom SRPMK, kuat lebih-nya tidak perlu dibatasi sebagaimana halnya yang dilakukan dalam mendesain komponen struktur lentur.
fPn-blw fPn-dsn
fMn-dsn fMn-blw
Kapasitas Momen Kolom Gambar 1.22
Confinement 4. Desain tulangan pengekang
4.
Desain Tulangan Pengekang.
SNI Pasal 23.4.4(1) Total luas penampang hoops tidak kurang dari salah satu yang terbesar antara:
shc f c ' Ag 0,09shc f c ' A Ash 0,3 1 dan sh f A f yh yh ch coba tulangan berdiameter D13 dan D16 untuk hoops.
Jenis
Dimensi
Jumlah
As
buah
(mm2)
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
13
13
132,7
4
16
16
201,1
1
732
Confinement 4. Desain tulangan pengekang hc = lebar penampang inti beton (yang terkekang) = bw – 2(40 + ½ db) = 800 – (2 × (40 + 13/2)) = 707 mm. Ach = luas penampang inti beton, diukur dari serat terluar hoop ke serat terluar hoop di sisi lainnya. = (bw – 2(40)) × (bw – 2(40)) = (800 – 80)2 = 518.400 mm2. Sehingga
hc f c ' Ag Ash 707 30 640.000 2 /mm. 0,3 1 0,3 1 3 , 7 mm f A s 400 518.400 yh ch dan
Ash 0,09hc f c ' 0,09 707 30 4,8 mm2 /mm. s f yh 400 Jadi, ambil nilai yang terbesar, yaitu 4,8 mm2/mm.
Confinement 4. Desain tulangan pengekang SNI Pasal 23.4.4(2) Spasi maksimum adalah yang terkecil di antara: 1. 1/4 dimensi penampang kol. terkecil = 800 mm / 4 2. 6 kali diameter tulangan longitudinal = 6 × 25 mm 3. Besar sx menurut persamaan:
s x 100
= 200 mm. = 150 mm.
350 hx 3
dengan hx = 2/3 hc = 2/3 × 707 (asumsi) spasi horizontal maksimum kakikaki pengikat silang = 167 mm. sx ≤ 100 + ((350 – 167)/3) ≤ 161 mm.
Namun sx tidak perlu lebih kecil dari 100 mm. Jadi gunakan spasi 150 mm (15 cm). As_h1 = 560 mm2. As_h2 = 716 mm2. Jadi, gunakan 4 kaki D13 dan 1 kaki D16 dengan luas penampang = 732 mm2 > 716 mm2. — Ok, kebutuhan As_h terpenuhi.
Confinement 4. Desain tulangan pengekang SNI Pasal 23.4.4(4) Tulangan hoop tersebut diperlukan sepanjang lo dari ujung-ujung kolom, lo dipilih yang terbesar di antara 1. tinggi elemen struktur, d, di join = 800 mm. 2. 1/6 tinggi bersih kolom = 1/6 × 3.400 mm = 567 mm. 3. 500 mm. = 500 mm. Dengan demikian, ambil lo = 800 mm. SNI Pasal 23.4.4.6 Sepanjang sisa tinggi kolom bersih (tinggi kolom total dikurangi lo di masing-masing ujung kolom) diberi hoops dengan spasi minimum 150 mm, atau 6 × diameter tulangan longitudinal, yaitu 6 × 25 mm = 150 mm.
Confinement 5. Penulangan geser
5.
Desain Tulangan Geser.
Ve tidak perlu lebih besar dari Vsway yang dihitung berdasarkan Mpr balok:
Vsway
M prtop DFtop M prbtm DFbtm lu
dengan DF = faktor distribusi momen di bagian atas dan bawah kolom yang didesain. Batasan ini merefleksikan filosofi kolom kuat-balok lemah, yang membuat balok lebih lemah daripada kolom.
Karena kolom di lantai atas dan lantai bawah mempunyai kekakuan yang sama, maka DFtop = DFbtm = 0,5
Confinement 5. Penulangan geser Mpr-top dan Mpr-btm adalah penjumlahan Mpr untuk masing-masing balok di lantai atas dan lantai bawah di muka tumpuan H.
Vsway
287 687 kN m 0,5 287 687 kN m 0,5 3,4 m
Vsway 287 kN Tapi, Ve tidak boleh lebih kecil dari gaya geser terfaktor hasil analisis (Tabel), yaitu 1,8 × 65,7 = 118,3 kN. Ok, syarat Ve_min terpenuhi. Jadi, ambil Ve = Vu = 287 kN.
Confinement 5. Penulangan geser Vc dapat diambil = 0 jika Ve akibat gempa lebih besar dari 1/2 Vu dan gaya aksial terfaktor pada kolom tidak melampaui 0,05 Agfc’. Selain itu, Vc dapat diperhitungkan. Kenyataannya, pada kolom yang didesain, gaya aksial terfaktornya melampaui 0,05 Agfc’. Jadi, Vc boleh diperhitungkan. Kontribusi beton dalam menahan geser, Vc:
Vc
fc ' 6
bw d
30 6
800 800 40 13 12,5 103
Vc 536 kN
Confinement 5. Penulangan geser Cek apakah dibutuhkan tulangan geser
Vu
1 Vc ? f 2
Vu
f
287 kN 0,75
383 kN
dan
1 Vc 268 kN 2 Ok, ternyata
Vu
1 Vc . Jadi diperlukan tulangan geser. f 2
Confinement 5. Penulangan geser Cek apakah cukup dipasang tulangan geser minimum:
Vu
1 Vc bw d ? f 3
Vu
f
287 kN
383 kN
0,75 dan
1 800 800 (40 13 12,5) Vc bw d 536 732 kN 3 3 103 1 bw s Vu 1 A Ternyata Vc bw d v min 3 fy f 3 Tulangan geser minimum
Confinement 5. Penulangan geser Karena sebelumnya telah dipasang tulangan confinement 4 kaki D13 dan 1 kaki D16 dengan spasi 150 mm. Berarti
Av min
1 800 150 3
400
100 mm 2
Av_min = 100 mm2. Sementara itu Ash untuk 4 kaki D13 + 1 kaki D16 = 732 mm2. Jadi, sudah memenuhi. Ok, Av < Ash. Persyaratan kekuatan geser terpenuhi.
Confinement 5. Penulangan geser Untuk bentang di luar lo, SNI Pers (47) memberikan harga Vc bila ada gaya aksial yang bekerja:
N Vc 1 u 14 A g
fc ' b d 6 w
dengan Nu = gaya tekan aksial terkecil dari ke-9 kombinasi. Gaya aksial tekan terkecil dalam contoh ini adalah gaya aksial tekan hasil kombinasi pembebanan SNI Beton pasal 11.2-3(9), yaitu: Nu = 0,9D ± 1,8E = 3.131 kN.
3.131 103 30 800 800 65,5 724 kN Vc 1 6 14 800 800 Karena Vc melebihi Vu/f untuk bentang kolom di luar lo, maka tulangan sengkang tidak dibutuhkan untuk geser pada bentang tersebut, tapi hanya untuk confinement.
Lap-Splices 6. Panjang lewatan SNI Pasal 23.4.3.2 Lap splices hanya boleh dipasang di tengah tinggi kolom, dan harus diikat dengan tulangan sengkang (confinement). Sepanjang lap splices, spasi tulangan transversal dipasang sesuai spasi tulangan confinement di atas, yaitu 150 mm.
SNI Pasal 14.17.2.2 Digunakan Class B Lap Splice jika semua tulangan di salurkan di lokasi yang sama. Panjang lewatan Kelas B = 1,3ld. Untuk baja tulangan dengan diameter 25 mm, ld = 45db (Tabel 11 SNI Beton Pasal 14.2.2). 1,3ld = 1,3 × 1.125 mm = 1.500 mm = 1,5 m.
SNI Pasal 14.17.2.4 1,3ld dapat dikurangi dengan cara dikalikan 0,83, jika confinement sepanjang lewatan mempunyai area efektif yang tidak kurang dari 0,0015 h × s. Untuk s = 150 mm, Area efektif = 0,0015 × 800 mm × 150 mm = 180 mm2. Area hoops = 732 mm2. Dengan demikian, lap splices menjadi = 0,83 × 1.500 = 1.250 mm = 125 cm.
Lap-splices hanya boleh dilakukan di tengah bentang, dengan panjang lewatan minimum untuk tulangan longitudinal D25 = 1,25 m
Crossties D16 Tulangan longitudinal 16 D25 Sengkang tertutup D13
40 mm Kait 90o harus dipasang selang-seling dengan kait 135o Crossties D13
Sengkang tertutup D13, 2 crossties D13 dan 1 crossties D16 dipasang dengan spasi 150 mm di setinggi bentang kolom
Detailing Kolom Gambar 1.23
Bagian 4 Detailing
Hubungan Balok-Kolom (Join) Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
Rooftop Lantai 15 Lantai 14 Lantai 13
Desain detailing dan hitung kuat join C2/9 !?!?!?
Lantai 12 Lantai 11 Lantai 10
Join yang didesain
Lantai 9
Perhatikan kembali Gambar 1.5, join C2/9 merupakan pertemuan balok C-12/9 dan balok C-23/9 di lantai 9.
Lantai 8 Lantai 7 Lantai 6 Lantai 5
Dimensi join 80 x 80 cm, fc’ = 30 MPa, dan fy = 400 MPa.
Lantai 4 Lantai 3 Lantai 2 Lantai 1 nd 2 lobby
Lantai dasar st 1 lobby
Tampak arah Utara-Selatan
Join C2/9 Gambar 1.10
Dimensi Join 1. Perhitungan luas efektif join 1.
Luas Efektif Join
SNI Pasal 23.5.3.1 Luas efektif hubungan balok-kolom, dinyatakan dalam Aj, adalah Aj = 800 mm × 800 mm = 640.000 mm2.
SNI Pasal 23.5.1.4 Panjang join yang diukur paralel terhadap tulangan lentur balok yang menyebabkan geser di join sedikitnya 20 kali db longitudinal terbesar. Panjang join = 20 × 25 mm = 500 mm. — (OK).
Detailing Join 2. Penulangan transversal pengekang 2.
Penulangan Transversal untuk Confinement
SNI Pasal 23.5.2.1 Harus ada tulangan confinement dalam join.
SNI Pasal 23.5.2.2 Untuk join interior, jumlah tulangan confinement yang dibutuhkan setidaknya setengah tulangan confinement yang dibutuhkan di ujungujung kolom. Dari Langkah 4 dalam desain kolom, diperoleh bahwa: 0,5 Ash/s = 0,5 × 4,8 mm2/mm = 2,4 mm2/mm. Spasi vertikal hoop diizinkan untuk diperbesar hingga 150 mm. Jarak bersih antartulangan tekan dan tulangan tarik balok adalah 450 mm. Coba pasang tiga hoops. Yang pertama dipasang pada jarak 70 mm di bawah tulangan atas.
Detailing Join 2. Penulangan transversal pengekang Area tulangan hoop yang dibutuhkan = 150 mm × 2,4 mm2/mm = 360 mm2. Coba gunakan baja tulangan diameter 13 mm 3 kaki. Jenis
Dimensi
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
13
13
133
Jumlah
As
buah
(mm2)
3
398
Jadi Ash = 398 mm2. Ok, pakai 3 kaki D13.
Shear di Join 3. Perhitungan kuat geser dan shear-check pada join 3.
Perhitungan Geser di Join dan Cek Kuat Geser Tinjau Free-body diagram seperti terlihat pada Gambar 1.24. Balok yang memasuki join memiliki probable moment = -554 kN-m dan 687 kN-m. Pada join, kekakuan kolom atas dan kekakuan kolom bawah sama, sehingga DF = 0,5 untuk setiap kolom. Sehingga Me = 0,5 × (554 + 687) kN-m = 620,5 kN-m. Geser pada kolom atas: Vsway = (620,5 + 620,5)/3,4 = 365 kN. Di bagian lapis atas balok, baja tulangan yang dipakai adalah 5 D22 + 3 D25, As = 3.373 mm2.
Resultante Gaya di Join 3. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja Gaya tarik yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kanan adalah T1 = 1,25 Asfy = 1,25 × 3.373 × 400 = 1.686,5 kN. Gaya tekan yang bekerja pada balok ke arah kanan adalah C1 = T1 = 1.686,5 kN. Gaya tarik yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kiri adalah T2 = 1,25 Asfy = 1,25 × 2.558 × 400 = 1.279 kN. Gaya tekan yang bekerja pada balok ke arah kiri adalah C2 = T2 = 1.279 kN. Vu = Vj = Vsway – T1 – C2 = 365 – 1.686,5 – 1.279 = 2.597,5 kN. Arah sesuai dengan T1, yaitu ke kiri.
Me
Vswy
620,5 kN-m
365 kN
C2
Vswy
1.279 kN
365 kN
Aj
lu
3,4 m
T1
1.686,5 kN
T2
1.279 kN
Me
Vu
C1
620,5 kN-m
2.597,5 kN
1.686,5 kN
(b)
Mpr-1 554 kN-m Beam
C-23/9
Mpr-2 687 kN-m
Beam
C-12/9
Me
620,5 kN-m (a)
Free-body diagram of joint Pertemuan Balok C-12/9, Balok C-23/9, Kolom C2–8, dan Kolom C2–9
Resultante Gambar 1.24
Shear Capacity di Join 3. Kuat geser join SNI Pasal 23.5.3(1): Kuat geser nominal join yang dikekang di keempat sisinya adalah:
Vn 1,7 f c ' Aj Luas efektif hubungan balok-kolom, Aj = 800 mm × 800 mm = 640.000 mm2.
Vn 1,7 30 640.000 103 5.959 kN
fVn 0,8 5.959 kN 4.767 kN fVn > Vu, Dengan demikian, join mempunyai kuat geser yang memadai.
Chapter 2 Perencanaan Komponen Struktur
Sistem Dinding Struktural Khusus
Bagian 5 Detailing
Elemen Dinding Sistem Dinding Struktural Khusus
Rooftop Lantai 15 Lantai 14 Lantai 13
Desain detailing Shearwall lantai dasar !?!?!?
Lantai 12 Lantai 11 Lantai 10 Lantai 9 Lantai 8 Lantai 7 Lantai 6 Lantai 5 Lantai 4
Perhatikan kembali Gambar 1.2, shearwall yang didesain adalah west-wing (east-wing bila gaya gempa bekerja pada arah berlawanan) shearwall, pada grid C. Tebal shearwall 35 cm, fc’ = 30 MPa, dan fy = 400 MPa.
Lantai 3 Lantai 2 Lantai 1 nd 2 lobby
Shearwall yang didesain
Lantai dasar st 1 lobby
Tampak arah Utara-Selatan
Shearwall W0C-B
Gambar 1.10
Pu
Pu 3m
15.529 kN
15.529 kN
Wallspandrel balok perangkai
Parameter
Value
Tinggi, hw
72
m
Panjang, lw
4,2
m
Geser, Vu
1.634
kN
Axial, Pu
15.529
kN
Momen, Mu
3,5 m
balok kopel
7.921 kN-m
fc’
30
MPa
fy
400
MPa
W0C-B
W0C-T
6m
2,5 m lw = 4,2 m
lw = 4,2 m
Vu
Vu
1.634 kN
1.634 kN
Mu
Mu
7.921 kN-m
7.921 kN-m
Gaya-gaya Dalam pada Shearwall Gambar 2.1
Minimum Reinforcement 1. Kebutuhan baja tulangan minimum
1. Tentukan kebutuhan baja tulangan vertikal dan horizontal minimum.
Periksa apakah dibutuhkan dua lapis tulangan. Baja tulangan vertikal dan horizontal masing-masing harus dipasang dua lapis apabila gaya geser bidang terfaktor yang bekerja pada dinding melebihi:
1 Acv f c ' 6 Acv 4,2 m 0,35 m 1,47 m2 .
1 Acv 6
fc '
1,47 30 103 1.342 kN 6
Vu = 1.270 kN < 1.342 kN, sehingga cukup satu lapis tulangan.
Minimum Reinforcement 1. Kebutuhan baja tulangan minimum
Perhitungan kebutuhan baja tulangan vertikal dan horizontal. Untuk dinding struktural, rasio tulangan vertikal ρv dan horizontal ρn minimum adalah 0,0025 dan spasi maksimum masing-masing tulangan adalah 450 mm. Luas penampang horizontal dan vertikal dinding geser per meter panjang: = 0,35 m × 1 m = 0,35 m2. Luas minimal kebutuhan tulangan per meter panjang arah horizontal dan vertikal: = 0,35 m2 × 0,0025 = 0,00075 m2 = 875 mm2.
Minimum Reinforcement 1. Kebutuhan baja tulangan minimum Bila digunakan baja tulangan D16, maka. Jenis
Dimensi
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
16
16
201
Jumlah
As
s
buah
(mm2)
(mm)
2
402
300
Untuk desain, kita gunakan dua lapis tulangan, jumlah pasangan tulangan yang diperlukan per meter panjang adalah:
875 mm 2 n 2,18 3 pasang 2 402 mm 1.000 mm s 330 mm 300 mm 3 Ok. Syarat batas spasi maksimum (spasi maksimum 450 mm) terpenuhi. Gunakan tulangan 2D16 - 300 mm.
Shear Reinforcement 2. Kebutuhan baja tulangan geser
2. Tentukan kebutuhan baja tulangan yang diperlukan untuk menahan geser. Gunakan konfigurasi tulangan dinding yang diperoleh sebelumnya, yaitu 2D16-300 mm. Berdasarkan SNI Beton (BSN, 2002b), kuat geser nominal dinding struktural dapat dihitung dengan persamaan berikut (SNI Beton Pers. 127):
Vn Acv c f c ' n f y
di mana
hw tinggi total dinding 72 m 17,14 2 lw panjang dinding 4,2 m
Shear Reinforcement 2. Kebutuhan baja tulangan geser Karena hw/lw > 2, c = 0,167 = 1/6 Pada dinding terdapat tulangan horizontal dengan konfigurasi 2D16-300. Rasio tulangan horizontal terpasang adalah:
2 201 mm 2 402 mm 2 n 0,0038 s t 300 mm 350 mm Kuat geser nominal:
Vn Acv c f c ' n f y
350 4.200 0,167 30 0,0038 400 103
= 3.594 kN.
Shear Reinforcement 2. Kebutuhan baja tulangan geser Kuat geser perlu:
fVn 0,75 3.594 2.695 kN
Ok, Vu = 1.634 kN < fVn = 2.695 kN, dinding cukup kuat menahan geser.
Kuat geser nominal maksimum:
5 Acv 6
fc '
5 1,47 30 103 6.710 kN = 4479,6 kN. 6
Ok, kuat geser nominal masih di bawah batas atas kuat geser nominal maksimum.
Shear Reinforcement 2. Kebutuhan baja tulangan geser Oleh karena itu, konfigurasi tulangan 2D16–300mm (sebagaimana didapat pada langkah 1) dapat digunakan. Rasio tulangan ρv tidak boleh kurang dari ρn apabila hw/lw < 2. Karena hw/lw = 17,1, maka dapat digunakan rasio tulangan minimum. Jadi gunakan 2D16-300 mm untuk tulangan vertikal.
Flexural Reinforcement 3. Kebutuhan baja tulangan lentur
3. Perencanaan dinding terhadap kombinasi gaya aksial dan lentur. Dengan hanya mengandalkan tulangan vertikal terpasang pada badan penampang, dinding struktural tidak mampu menahan kombinasi gaya aksial dan lentur terfaktor yang bekerja. Dari proses trial & error, diperoleh jumlah tulangan longitudinal harus terdiri dari: ―2 buah pasangan 3D16, ― 13 buah pasangan 2D16,
Sketsa shearwall W0C-B dan diagram interaksi aksial tekan vs lentur yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Diagram Interaksi Shearwall Gambar 2.2
Flexural Reinforcement 3. Kebutuhan baja tulangan lentur Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa dinding struktural (dengan konfigurasi penulangan yang direncanakan) memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan kombinasi gaya aksial dan lentur terfaktor yang bekerja (termasuk kombinasi gaya dalam yang disebabkan oleh kombinasi-kombinasi beban lainnya yang ditinjau).
Special Boundary Element 4. Komponen batas khusus
4. Tentukan apakah special boundary element (komponen batas khusus) diperlukan? a)
Berdasarkan pendekatan tegangan, special boundary element diperlukan apabila tegangan tekan maksimum akibat kombinasi momen dan gaya aksial terfaktor yang bekerja pada penampang dinding geser melebihi 0,2 fc’. Jadi, special boundary element diperlukan jika:
Pu M u y 0,2 f c ' Ag I
Special Boundary Element 4. Komponen batas khusus Nilai yang dihasilkan persamaan tersebut adalah:
Pu M u y 15.529 kN 7.921 kN m 2,1 m 2 Ag I 1,47 m 2,16 m 4 18.265 kN/m2 Sedangkan: 0,2 fc’ = 0,2 × 30.000 kN/m2 = 6.000 kN/m2 = 6 MPa. Jadi, berdasarkan perhitungan tegangan, dibutuhkan komponen batas khusus pada dinding struktural.
Special Boundary Element 4. Komponen batas khusus b)
Berdasarkan pendekatan perpindahan, special boundary element diperlukan jika jarak c (sumbu netral) dari serat terluar zona tekan lebih besar dari nilai berikut:
lw c du 600 hw di mana,
du hw
0,007
Pada persamaan di atas, du adalah perpindahan maksimum dinding geser (di puncak gedung) dalam arah pembebanan gempa yang ditinjau.
Special Boundary Element 4. Komponen batas khusus Berdasarkan hasil analisis struktur yang telah dilakukan (tidak ditampilkan di sini), akibat beban gempa rencana yang telah direduksi oleh faktor modifikasi respon struktur, perpindahan maksimum di puncak gedung ds adalah 81 mm. Oleh karena itu:
d u 0,7 Rd s 481 mm Jadi,
lw 4,2 1,05 m d u 600 48,1 cm 600 7.200 cm hw
Properti Geometris Shearwall W0C-B
Gambar 2.3
Longitudinal Strain 2100.0 1800.0 1500.0
1.144 mm
1200.0
Beam Depth (mm)
900.0 600.0 -0.18
-0.09
300.0 0.00 0.0
0.09
0.18
0.27
0.36
0.45
0.54
-300.0 -600.0 -900.0 -1200.0 -1500.0 -1800.0 -2100.0 x Strain
(mm/m)
Garis Netral Response-2000 Gambar 2.4
Special Boundary Element 4. Komponen batas khusus Jadi, c pada penampang hasil analisis lebih besar dari nilai batas berdasarkan hasil perhitungan di atas. Maka, dari kondisi pada poin a dan b, special boundary element diperlukan. Berdasarkan hitungan sebelumnya, c = 1.144 mm. Berdasarkan SNI Beton (BSN, 2002b), special boundary element setidaknya harus dibuat sepanjang tidak kurang dari (c – 0,1lw) atau (c/2) dari serat tekan terluar. Jadi: c – 0,1lw = 1.144 mm – (0,1 × 4.200 mm) = 724 mm ≈ 75 cm. dan c/2 = 1.114 mm / 2 = 572 mm = 60 cm. Gunakan yang terbesar, sehingga panjang special boundary element ditetapkan sebesar 75 cm dari serat tekan terluar.
Tulangan diagonal 2 D16 @ 300 mm
750 mm
Tulangan transversal (closed stirrups) 2 D16 @ 300 mm
Special boundary element 750 mm
2 D16 ini harus masuk ke dalam special boundary element dan dikekang
Detailing Lentur & Geser Gambar 2.5
Special Boundary Element 5. Tulangan minimum di Special Boundary Element
5. Tentukan tulangan longitudinal dan transversal yang diperlukan di daerah special boundary element
Tulangan longitudinal Sesuai perhitungan sebelumnya, terdapat 7 D16 di daerah komponen batas khusus. Rasio tulangan longitudinal yang dihasilkan adalah
1.407 mm 2 0,005362 350 mm 750 mm Berdasarkan UBC (1997), rasio tulangan longitudinal minimum pada daerah komponen batas khusus ditetapkan tidak kurang dari 0,005. Jadi, tulangan longitudinal terpasang sudah memenuhi syarat minimum.
Special Boundary Element 5. Tulangan pengekang di Special Boundary Element
Tulangan confinement pada boundary element.
Untuk tulangan confinement pada arah sejajar dinding, gunakan tulangan D13 dengan spasi 100 mm. Karakteristik inti penampang:
hc
= dimensi inti (core) pengekang untuk arah sejajar dinding: = 350 mm – (2 × 40 mm) + 2 × (13 mm /2) = 257 mm.
Spasi maksimum pengekang ditentukan oleh yang terkecil di antara: 1. ¼ panjang sisi terpendek = ¼ × 350 mm = 87,5 mm. 2. 6 × diameter tul. longitudinal = 6 × 16 mm = 96 mm. 3. atau
Special Boundary Element 5. Tulangan pengekang di Special Boundary Element atau
350 hx 3 2 350 hc 3 100 350 171 s x 100 3 3 sx 160 mm s x 100
namun sx tidak perlu lebih kecil dari 100 mm. Ok, — Ambil spasi 100 mm.
Special Boundary Element 5. Tulangan pengekang di Special Boundary Element Dengan menggunakan D13 spasi 100 mm, confinement yang dibutuhkan:
Ash Ash
0,09shc f c ' f yh
0,09 100 mm 257 mm 30 MPa 173 mm 2 400 MPa
Untuk menghasilkan luas 173 mm2, diperlukan 2 kaki hoops dan crossties di masing-masing sisi.
Special Boundary Element 5. Tulangan pengekang di Special Boundary Element
Jenis
Dimensi
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
13
13
132,7
Jumlah
Ash
buah
(mm2)
2
265
Ok, 265 mm2 > 173 mm2, 2 hoops D13 dengan spasi 10 cm dapat digunakan.
Special Boundary Element 5. Tulangan pengekang di Special Boundary Element
Untuk tulangan confinement pada arah tegak lurus dinding, juga coba gunakan tulangan D13 dengan spasi 100 mm. Karakteristik inti penampang: hc
= dimensi inti (core) pengekang untuk arah tegak lurus dinding: = 750 mm – (40 mm + 2 × (13 mm /2)) = 657 mm.
Spasi maksimum pengekang ditentukan oleh yang terkecil di antara: 1. ¼ panjang sisi terpendek = ¼ × 350 mm = 87,5 mm. 2. 6 × diameter tul. longitudinal = 6 × 16 mm = 96 mm. 3. atau
Special Boundary Element 5. Tulangan pengekang di Special Boundary Element atau
s x 100 s x 100
350 hx 3
350 300 3
300 mm merupakan spasi maksimum yang diizinkan
sx 117 mm namun sx tidak perlu lebih kecil dari 100 mm. Ok, — Ambil spasi 100 mm.
Special Boundary Element 5. Tulangan pengekang di Special Boundary Element Bila digunakan tulangan D13, dengan spasi pengekang 100 mm, maka:
Ash
0,09 100 mm 657 mm 30 MPa 443 mm 2 400 MPa
jumlah tulangan D13 yang dibutuhkan: Jenis
Dimensi
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
13
13
132,7
Jumlah
Ash
buah
(mm2)
4
530
Dibutuhkan 4 tulangan pengekang D13 di komponen batas khusus.
Tulangan diagonal 2 D16 @ 300 mm
Special boundary element 750 mm
Tulangan transversal (closed stirrups) 2 D16 @ 300 mm
Closed hoop D13 @ 300 mm Single ties D13 @ 300 mm
Detailing
Special Boundary Element Gambar 2.6
Bagian 6 Detailing
Elemen Balok Kopel Sistem Dinding Struktural Khusus
Sistem Dinding Berangkai Coupled-Wall System
Sumber disipasi:
Balok perangkai (wall-spandrel) Penampang dasar dinding
Persyaratan detailing: Mengikuti SNI 03-2847-2002 Pasal 23.6
Swaying Disipating Energy Gambar 2.7
qW
½ Lw2 qCB
qW
½ Lw1
qCB
LCB (Permasalahan) Pauley (1972)
qW
Drift Geometry Gambar 2.8
Penulangan konvensional
Avd = Luas total tulangan dalam kelompok tulangan diagonal
Penulangan diagonal
(Solusi) Coupling Pauley (1972)
Beam Reinforcement Gambar 2.9
Persyaratan Tulangan Diagonal Coupled-Wall System
1. Setiap unit tulangan diagonal harus terdiri atas minimal empat tulangan yang disusun dalam suatu inti. 2. Sisi inti tersebut berukuran minimal bw/2 dalam arah tegak lurus bidang balok dan bw/5 dalam arah ortogonalnya 3. Gaya geser nominal yang dihasilkan tulangan diagonal tersebut dapat dihitung sbb: 5 f 'c Acp 6 4. Tulangan diagonal harus dikekang sesuai persyaratan untuk kolom SRPMK. Vn 2 Avd f y sin
Persyaratan Tulangan Diagonal Coupled-Wall System
5. Untuk keperluan perhitungan tul. pengekang, Ag dapat dihitung dengan menggunakan ketentuan ketebalan selimut minimum (SNI Pasal 9.7) di keempat sisi setiap kelompok tulangan diagonal.
6. Setiap kelompok tulangan diagonal harus disalurkan sebagai tulangan tarik ke dalam dinding struktural. 7. Setiap kelompok tulangan diagonal harus diperhitungkan dalam menentukan kuat lentur nominal balok perangkai. 8. Tulangan dalam arah longitudinal dan transversal balok perangkai harus dipasang dengan memenuhi ketentuan minimum sesuai SNI Pasal 13.8(9) dan 13.8(10).
Rooftop Lantai 15 Lantai 14 Lantai 13
Desain detailing wall spandrel lantai dasar !?!?!?
Lantai 12 Lantai 11 Lantai 10 Lantai 9 Lantai 8 Lantai 7 Lantai 6 Lantai 5 Lantai 4 Lantai 3 Lantai 2
Wall-spandrel yang didesain
Lantai 1 nd 2 lobby
Perhatikan gambar di samping, wall spandrel yang didesain adalah penghubung antara westwing shearwall dengan eastwing shearwall, pada grid C di lantai dasar.
Tebal, bw Panjang, ln Tinggi, h fc’ fy Geser, VCB Momen, MCB
= 350 mm = 3.000 mm = 3.500 mm = 30 MPa. = 400 MPa. = 1.291 kN = 1.844 kN-m
Lantai dasar st 1 lobby
Tampak arah Utara-Selatan
Floor Zero
Wall Spandrel Gambar 1.10
Ketentuan Umum Balok Kopel (Couple Beam)
Ketentuan umum balok perangkai Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 23.6.7 1. Balok perangkai dengan perbandingan ln/h ≥ 4 harus memenuhi ketentuan perencanaan untuk balok SRPMK, kecuali, ― perbandingan bw terhadap h tidak perlu < 0,3, dan ― bw tidak harus > 250 mm, bila dapat dibuktikan melalui analisis, stabilitas lateral balok perangkai mencukupi. balok perangkai dinding W0C-B dan W0C-T mempunyai bw = 350 mm, ln = 3 m dan h = 3,5 m, jadi ln/h = 3/3,5 = 0,86 < 4
Ketentuan Umum Balok Kopel (Couple Beam) 2. Balok perangkai dengan perbandingan ln/h < 4 boleh ditulangi dengan kelompok tulangan yang disusun secara diagonal dalam 2 arah berlawanan secara simetris 3. Bila: perbandingan ln/h < 2, dan
1 Vu melebihi Acp 3
f c ' ketentuan (2) di atas harus
dipenuhi,
kecuali bila dapat dibuktikan melalui analisis: a.
b.
lepasnya balok tersebut tidak akan mengganggu integritas komponen struktural (maupun non struktural) dan sambungannya terhadap struktur utama. reduksi kekakuan dan kekuatan balok tidak akan terlalu mempengaruhi tahanan gravitasi struktur secara keseluruhan.
Ketentuan Umum Balok Kopel (Couple Beam) Point 1 pada ketentuan (3) sudah terpenuhi, sementara:
1 Acp 3
1 f c ' 350 mm 3.500 mm 30 3
2.236 kN Vu 1.291 kN ― Ok, untuk itu kita tidak harus menggunakan tulangan diagonal.
Spandrel Design 1. Core tulangan diagonal
Langkah desain balok perangkai Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 23.6.7 4a. Setiap kelompok tulangan diagonal harus memiliki sekurangkurangnya 4 tulangan yang disusun dalam satu inti. Sisi inti berukuran minimum ― bw/2 dalam arah tegak lurus bidang balok: ― (arah lebar balok) = 350 / 2 = 175 mm. ― bw/5 dalam arah bidang balok perangkai dan tegak lurus ― arah diagonal tersebut: ― (arah sejajar bidang balok) = 350 / 5 = 70 mm.
Spandrel Design 2. Selimut beton dan Ø tulangan vertikal dan horizontal Asumsi: ― selimut beton dari serat tekan dan tarik terluar diambil = 40 mm. ― selimut beton untuk bagian sisi balok = 40 mm. Penentuan selimut beton dapat mengacu pada ketentuan dalam SNI 03-2847-2002 Pasal 9.7.
― untuk kebutuhan minimum tulangan vertikal & horizontal balok digunakan D13. maka: d” = 40 mm + 13/2 mm d’ = d” + bw/10 = 46,5 + 35 h – 2d’ = 3.500 – 2 × 81,5
= 46,5 mm. = 81,5 mm. = 3.337 mm.
Spandrel Design 3. Komponen vertika dan horizontal C & T cos
sin
ln
ln h 2d ' 2
2
h 2d '
3 32 3,337 2 3,337
ln h 2d ' 2
2
Tu
h
d” ln
3 0,6686 4,49
3,337 0,7437 2 2 4,49 3 3,337 d”
Cu
Spandrel Design 3. Komponen vertika dan horizontal C & T Namun kedua persamaan di atas kurang tepat, karena sesungguhnya setengah panjang sisi inti diagonal sejajar bidang balok yang harus diperhitungkan adalah
1 bw 2 5 cos Dengan demikian,
cos
Sehingga
ln bw 2 ln h 2 d " 10 cos
2
Spandrel Design 3. Komponen vertika dan horizontal C & T
cos 2
ln
2
bw 2 ln h 2d " 5 cos
2
atau
2 2 h 4 d " b b 2 w ln 2 h 2d "2 cos2 cos w ln 0
5
Penyelesaian untuk cosα menghasilkan cosα = 0,6724 α = 47,75 sinα = 0,7402, dan h – 2d’ = h – 2(d” + bw / 10cosα) = 3.303 mm
5
Baja Tulangan Diagonal 4. Kebutuhan tulangan diagonal untuk geser Bila semua geser yang terbentuk pada balok didesain untuk dipikul sepenuhnya oleh tulangan diagonal, maka:
2fAvd f y sin Vu
Vu Avd 2f f y sin 1.291 103 Avd 2.907 mm 2 2 0,75 400 0,7402
Baja Tulangan Diagonal 4. Kebutuhan tulangan diagonal untuk lentur Dan bila semua momen yang terbentuk pada balok didesain untuk dipikul sepenuhnya oleh tulangan diagonal, maka:
fAvd f y cos h 2d ' M u Avd
Mu f f y cos h 2d '
1.844 106 Avd 2.595 mm 2 0,8 400 0,6724 3.303 Dengan demikian, kebutuhan tulangan diagonal berdasarkan gaya geser yang lebih menentukan.
Baja Tulangan Diagonal 4. Kebutuhan tulangan diagonal Jenis
Dimensi
Jumlah
As
buah
(mm2)
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
22
22
380
0
25
25
491
6
2.945
Diperlukan 6 D25 untuk memenuhi kebutuhan tulangan, maka:
fM n
0,8 2.945 400 0,6724 3.303 2.093 kN - m 6 10
fVn
2 0,75 2.945 400 0,7402 1.308 kN 3 10
Kuat Geser Maksimum 5. Kuat geser nominal maksimum 4b. Tahanan geser nominal tulangan transversal pada tiap kelompok tulangan diagonal adalah Vn, di mana
5 Vn 2 Avd f y sin Acp 6
fc '
5 1.225.000 30 103 5.591 kN 6 Ok, Vn = 1.744 kN
5 Acp 6
f c ' = 5.591 kN
Ketentuan SNI 03-2847-2002 Pasal 23.6.7(4b) terpenuhi.
Diagonal Reinforcement Penulangan diagonal
Penentuan dimensi inti tulangan diagonal harus menyesuaikan dengan desain tulangan shearwall, terutama di daerah special boundary element, karena di daerah ini tulangan biasanya dipasang lebih rapat.
Diagonal Confinement 6. Tulangan transversal untuk tulangan diagonal 5. SNI 03-2847-2002 Pasal 23.6.7(4c) mengharuskan persyaratan tul trasversal SRPMK pada Pasal 23.4.4 dipenuhi untuk desain tulangan transversal pada inti tulangan diagonal, yaitu: SNI Pasal 23.4.4.1: Total luas penampang hoop tidak kurang dari salah satu yang terbesar antara shc f c ' Ag 0,09shc f c ' A Ash 0,3 1 dan sh f A f yh yh ch
Coba diameter tulangan pengekang untuk tulangan inti diagonal adalah D10,
Diagonal Confinement 6. Tulangan transversal untuk tulangan diagonal Jenis
Dimensi
D
Diameter
Luas/bar
(mm)
(mm2)
10
10
78,5
Jumlah
Ash
buah
(mm2)
3
235,6
Pengekang searah tinggi inti: hc = lebar penampang core inti diagonal beton yamg terkekang (lihat Gambar) = 195 – 2 × (10/2) = 185 mm. Ach = luas penampang beton inti yang terkekang, diukur dari serat terluar hoop ke serat terluar hoop di sisi lainnya. = 195 mm × 130 mm = 25.350 mm2. Ag = (195 + 40) × (130 + 40) = 39.950 mm2. (asumsi selimut bersih beton = 40 mm) Sehingga
Diagonal Confinement 6. Tulangan transversal untuk tulangan diagonal hc f c ' Ag Ash 185 30 39.950 2 /mm. 0,3 1 0,3 1 2 , 40 mm f A s 400 25.350 yh ch
Ash 0,09hc f c ' 0,09 185 30 1,25 mm2 /mm. s f yh 400 Ambil nilai yang terbesar, yaitu 2,4 mm2/mm.
Pengekang searah lebar inti: hc = lebar penampang core inti diagonal beton yang terkekang = 130 – 2 × (10/2) = 120 mm. Ach = luas penampang beton inti diagonal yang terkekang = 195 mm × 130 mm = 25.350 mm2. Ag = (195 + 40) × (130 + 40) = 39.950 mm2. Sehingga
Diagonal Confinement 6. Tulangan transversal untuk tulangan diagonal hc f c ' Ag Ash 120 30 39.950 2 /mm. 0,3 1 0,3 1 1 , 56 mm f A s 400 25.350 yh ch dan
Ash 0,09hc f c ' 0,09 120 30 0,81 mm2 /mm. s f yh 400 Ambil nilai yang terbesar = 1,56 mm2/mm.
SNI Pasal 23.4.4.2: Spasi Ash = sx adalah yang terkecil antara: a. ¼ lebar core = ¼ × (195 + 40) b. 6db = 6 × 25 mm atau 350 75
c. s x 100
3
= 58,8 mm, = 150 mm,
191 mm
(hx = spasi horizontal maksimum pengekang = 58 mm.
Diagonal Confinement 6. Tulangan transversal untuk tulangan diagonal SNI Pasal 23.4.4.3: Spasi pengikat silang tidak boleh lebih besar dari 350 mm. Dan spasi pengikat silang tidak perlu lebih kecil dari 100 mm. Untuk itu, ambil saja sx = 100 mm.
Untuk pengekang searah tinggi inti, Ash = 2,40 mm2/mm × 100 mm Gunakan 2D10 + 1D13
= 240 mm2, = 290 mm2.
Untuk pengekang searah lebar inti, Ash = 1,56 mm2/mm × 100 mm Gunakan 2D10
= 156 mm2, = 157 mm2. ― Ok.
Sketsa penulangan seperti terlihat pada Gambar 1.12 berikut.
Conventional Reinf. 7. Tulangan horizontal & transversal minimum 7. SNI 03-2847-2002 Pasal 23.6.7(4)f mengharuskan balok perangkai setidak-tidak nya diberi tulangan vertikal menurut ketentuan (Pasal 13.8.9) Av 0,0015 bw s dengan spasi tidak melebihi: d/3 = 3.401 / 3 500 mm.
= 1.134 mm
Ambil spasi 500 mm, maka: Av 0,0015 350 500 262,5 mm 2
Ok, 2 kaki D13 (Av = 265 mm2) dengan spasi 50 cm sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tulangan vertikal minimum.
Conventional Reinf. 7. Tulangan horizontal & transversal minimum Dan pasal tersebut juga mensyaratkan batas minimum luas tulangan horizontal sebagai berikut (Pasal 13.8.10): Avh 0,0025 bw s
Gunakan spasi 300 mm, sehingga Avh 0,0025 350 300 263 mm 2
Ok, 2 kaki D13 dengan spasi 30 cm sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tulangan horizontal minimum.
hc tinggi core 190 – 2(10) =
180 cm hc lebar core
3 D25
130 – 2(10) = Closed hoop core
120 cm
3 D25
D10 @10 cm
Tulangan horizontal shearwall
D13 @30 cm
60 mm
190 mm
Single tie core
Tulangan vertikal shearwall
D13 @10 cm
D13 @50 cm
130 mm
Tidak boleh lebih dari 14 in. = 35 cm
(a)
50 mm (b)
Detailing
Spandrel Gambar 2.10
Diagonal Reinf. Development 8. Penyaluran tulangan diagonal 8. SNI 03-2847-2002 Pasal 23.6.7(4)d mengharuskan penyaluran tulangan diagonal sebagai tulangan tarik ke dalam dinding struktural untuk baja ulir dengan diameter > 19 mm (SNI Pasal 14.2.2), ld 3 f y db 5 fc '
ld
3 400 1,3 11 d b 57db 5 30
Ok, untuk itu, setiap tulangan diagonal D25 pada inti harus disalurkan ke dalam shearwall minimal sedalam 57 × 25 mm = 1.425 mm, atau ambil 1,5 m.
Conventional Reinf. Development 8. Penyaluran tulangan diagonal
Baja tulangan horizontal minimum juga perlu disalurkan ke dalam dinding. Untuk baja ulir dengan diameter < 19 mm (SNI Pasal 14.2.2), ld 12 f y db 25 f c ' ld
12 400 1,3 11 d b 38db 25 45
Ok, untuk itu, setiap tulangan horizontal D13 pada balok kopel disalurkan ke dalam shearwall minimal sedalam 38 × 13 mm = 494 mm, atau ambil 50 cm. (tidak wajib)
A
A B
A
ld-13
B
ld-25 @
30 cm
B
(tidak wajib)
Detailing
Tulangan vertikal shearwall
D16 @30 cm
D16 @30 cm D16 @30 cm
D13 @ 30 cm Pengekang Komp. Batas Khusus
D13 50 cm
Tulangan horizontal shearwall
50 cm
Wall-Spandrel Gambar 2.11
Catatan Recheck kapasitas penampang
Dengan kondisi tulangan diagonal terpasang, perlu dilakukan pengecekan ulang sudut diagonal aktual dan kecukupan desain tulangan diagonal. Sudut aktual tulangan terpasang, α = 47o, dan (h – 2d’) = 3.264 mm, sehingga: cos α = 0,681998 sin α = 0,731354
0,8 2.945 400 0,6820 3.264 fM n 2.098 kN - m 6 10 2 0,75 2.945 400 0,7314 fVn 1.292 kN 3 10 Ok, kapasitas penampang masih cukup untuk memikul momen dan geser yang bekerja.
spasi antar tulangan vertikal maximum
8 in. = 20 cm spasi tulangan vertikal minimum spandrel tidak melebihi yang terkecil antara 6 in. = 15 cm atau 6db
3 D25 Tulangan horizontal spandrel
3 D25
D10 @20 cm cross ties
spasi antar tulangan pengekang vertikal spandrel tidak melebihi 8 in. = 20 cm
D10 @15 cm Tulangan vertikal spandrel
D10 @15 cm cross ties
D10 @15 cm (A)
(B)
Catatan
Alternatif Detailing ACI 318-08 Gambar 2.12
D10@15 cm
A
B
Spasi tulangan vertikal minimum tidak melebihi yang terkecil antara 6 in. = 15 cm dan 6db
B A
D10@20 cm Spasi tulangan horizontal minimum tidak melebihi 8 in. = 20 cm
Catatan
B A
Alternatif Detailing ACI 318-08 Gambar 2.13
Sekian, & Terimakasih
Iswandi Imran Apet Tonday