BAB V Mengenal
Lebih Dekat Benny Facius Dictus
P
roduktivitas seorang peneliti dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari lingkungan tempat kerjanya maupun keluarganya. Pada bagian ini, Benny mengkisahkan pentingnya jiwa kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi bagi seorang peneliti dan pentingnya peran keluarga dalam mendukung pekerjaannya sebagai seorang peneliti.
5.1 Pentingnya Jiwa Kepemimpinan Menurut Benny, dalam pengelolaan sebuah penelitian, yang paling penting adalah bagaimana kita mengatur manusianya, bukan hanya mengatur alat-alat yang digunakan dalam penelitian. |
35
|
Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi | Benny Facius Dictus
Benny menggaris bawahi pentingnya dihadirkan suasana nyaman dilingkungan penelitian. Baginya, kenyamanan tersebut tidak hanya terkait dengan kenyamanan fisik, tetapi juga kenyamanan batin. Kenyamanan batin, misalnya, dapat berupa kehadiran seorang pemimpin yang dapat memotivasi bawahannya, mengapresiasi dan memberikan ruang untuk tumbuhnya berbagai ide-ide yang baru, dan juga tidak begitu saja menyalahkan bawahannya ketika terjadi kegagalan suatu proyek penelitian mengingat sifat penelitian itu sendiri yang melibatkan ketidakpastian yang tinggi. Benny juga menekankan, seorang pemimpin harus mampu membuat skala prioritas atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sebuah tim, memberikan target yang jelas dan juga menjaga kedisiplinan. Baginya, hal ini penting untuk dilakukan karena kecenderungan peneliti yang mempunyai ego yang besar sehingga lebih mengedepankan keinginan dan ketertarikannya masing-masing. Namun demikian, pada saat yang bersamaan, pemimpin juga harus memberikan kepercayaan penuh kepada anggota timnya. Penghargaan dari pemimpin atas penelitian yang dijalankannya adalah motivasi yang paling berharga bagi seorang peneliti. Peneliti merasa kerja kerasnya dihargai. Ia berpendapat bahwa walaupun riset tersebut belum membuahkah hasil saat ini, penghargaan seorang Gambar 7. Aktivitas pada Suatu Acara Saat Memaparkan Gagasan tentang Sumber Panas Bumi di Indonesia
|
36
|
pemimpin tetap penting untuk diberikan. Penghargaan dapat memotivasi bawahannya untuk melakukan hal yang lebih baik lagi di masa depan. Benny banyak belajar mengenai penghargaan ini dari orang yang pernah menjadi atasannya, yakni Ibu Dr. Ing. Evita Herawati Legowo. Menurut Benny, ibu Evita pintar memberikan motivasi dan juga seorang yang visioner. Jika ada kegagalan dalam penelitian, Ibu Evita tetap menghargai, karena penelitian itu tidak harus selalu berhasil. Lakukan yang lain lagi, cari jalan yang lain. Dari sini, Benny mempelajari bahwa motivasi dari seorang pemimpin itu sangat berperan penting bagi orangorang yang dipimpinnya. Selama bekerja di P3TEK, Benny merasakan betapa sulitnya bekerja dengan jumlah SDM yang minim, akan tetapi atas dorongan dari Bu Evita, pegawai di P3TEK punya semangat yang cukup tinggi, karena beliau sangat disiplin dan konsisten dalam bekerja. Pada saat terbentuknya P3TEK, unit ini tidak memiliki sumber dana, akan tetapi karena Bu Evita selaku pemimpin mempunyai jiwa disiplin dan kemauannya sangat tinggi, tetap optimis unit ini bisa berjalan. Pada saat itu, yang mereka lakukan adalah membuat rencana kerja, tim melakukan roadshow, dan Benny ditugaskan untuk melakukan roadshow di Pulau Jawa hingga ke Nusa Tenggara. Pada saat itu akhirnya mereka mendapatkan anggaran dari pemerintah dengan tujuan untuk memetakan Potensi Energi Baru Terbarukan. Adapun yang termasuk ke dalam golongan Energi Baru Terbarukan yaitu: air; panas bumi; biomasa; angin; matahari dan gelombang atau energi samudra. Berbagai hambatan pun dirasakan oleh para pegawai P3TEK, karena jumlah anggotanya yang sangat minim, dan pada saat itu mereka tidak bisa membayangkan bahwa tugas dan fungsi mereka sangatlah berat. P3TEK saat itu hanya memiliki 35 orang pegawai. Kadang-kadang, Benny beserta teman-temannya yang lain memegang dua masalah energi tanpa anggota yang memadai, sehingga proyek itu tidak berhasil dilakukan dengan baik karena faktor kekurangan SDM. |
37
|
Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi | Benny Facius Dictus
Gambar 8. Bersama Masyarakat Atadai Saat Santap Siang yang Dimasak dengan Memanfaatkan Energi Panas Bumi (Steaming Ground), Lambata NTT, Oktober 2008
Adapun alasan Bu Evita menarik Benny dari LEMIGAS adalah agar seluruh sumber daya yang ada seperti SDM, pengetahuan manusianya dan software yang dipergunakan di LEMIGAS bisa dibawa dan diimplementasikan di P3TEK. Akibat SDM yang sangat minim, Benny tak bisa berkonsentrasi hanya ke panas bumi saja. Ada kalanya Bu Evita tengah malam pun menghubungi Benny karena beliau ditugaskan oleh Menteri untuk melakukan presentasi mengenai Pertemuan Internasional tentang Lingkungan. Bu Evita meminta Benny membantu mencarikan makalah yang berkaitan dengan masalah Energi Baru Terbarukan. Benny menjabat Koordinator Kelompok Peneliti di P3TEK, yang membawahi beberapa kelompok, yaitu: (a) Kelompok Panas Bumi dengan ketuanya Ir. Didi Sukaryadi, (b) Kelompok Energi Hidro dengan ketuanya Ir. Hari Soekarno, (c) Kelompok Energi lain (biomasa, angin, matahari, samudra dan nuklir) dengan ketuanya Edi Suharyadi. |
38
|
Dapat dibayangkan, betapa sulitnya mengelola penelitian dengan SDM yang terbatas. Akan tetapi atas dorongan dari Bu Evita, para pegawai memiliki semangat yang cukup tinggi, karena beliau sangat disiplin dan konsisten. Setiap ada rapat pasti dibuat notulen rapat, dan notulensi itu dibahas kembali pada rapat berikutnya untuk mengecek follow-up terhadap tugas-tugas yang beliau berikan. Ketika program-program ini telah berkembang dan mendapatkan anggaran dari pemerintah, beliau digantikan oleh Bapak Soeharto Satibi, dan Bu Evita mendapat penugasan baru menjadi Kepala Pusat Litbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”.
5.2. Pentingnya Kemampuan Berkomunikasi dan Saling Menghargai Disamping disiplin ilmu pengetahuan yang menjadi keahliannya, Benny mempunyai kelebihan dalam hal berkomunikasi dan membangun relasi dengan orang lain. Menurutnya, di dunia penelitian, hal tersebut sangat penting, karena akan membantu peneliti untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Sebagai contoh, saat menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Afiliasi dan Kerja Sama. Ia diharuskan untuk menjalin hubungan baik dengan berbagai pemangku kepentingan baik itu Pemerintah Daerah (Pemda) dan perusahaan-perusahaan. Berkat kemampuannya dalam hal komunikasi, Benny dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan tersebut. Selama ini, Benny juga banyak bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda. Untuk itu, komunikasi dengan jalan berdiskusi menjadi pilihannya. Menurutnya, dengan berdiskusi, ia bisa memahami lebih baik bagaimana persepsi orang lain mengenai topik atau masalah tertentu. Bagi Benny, sifat saling menghargai sangatlah penting. Saat menjadi seorang koordinator tim, ia mengganggap bahwa para peneliti dalam kelompok tersebut adalah sebagai adik-adiknya. Cara ini dianggap Benny memudahkannya ketika berinteraksi dengan rekan-rekan satu timnya. |
39
|
Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi | Benny Facius Dictus
Benny melakukan pendekatan kekeluargaan dengan rekan-rekannya. Saling menghargai dan saling memotivasi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan semangat para peneliti, baik generasi muda maupun tua. Karena dengan membangun relasi dengan berbagai generasi dan berbagai bidang keilmuan, bisa membantu Benny dalam membagikan ilmu dan pengalamannya serta bisa memperkaya wawasan Benny dalam berbagai bidang kelimuan. Menurutnya komunikasi memegang peranan sangat penting dalam dunia penelitian. Jangan sampai menjadi peneliti tetapi tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Baginya, kemampuan berkomunikasi yang baik merupakan kunci dalam menjaga hubungan dengan siapa pun.
5.3. Menjadi Inspirasi Bagi Bawahan Bukan hanya sebagai seorang peneliti, kemampuan Benny sebagai seorang pemimpin pun telah terbukti. Berawal sejak di LEMIGAS, Benny telah dipercaya untuk memimpin beberapa orang rekannya dalam melakukan penelitian mengenai panas bumi di Indonesia. Pada tahun 2001, sebagai dampak dari restrukturisasi organisasi Kementerian, PPPTMGB “LEMIGAS” difokuskan untuk melakukan penelitian hanya di bidang minyak dan gas bumi, sedangkan untuk bidang energi terbarukan dan ketenagalistrikan, didirikanlah suatu unit baru yaitu P3TEK yang di kepalai oleh Ibu Evita. Pada awal berdirinya, Ibu Evita mengajak para peneliti energi dan ketenagalistrikan yang ada di LEMIGAS untuk bergabung dengan P3TEK. Benny adalah salah satu peneliti yang saat itu bersedia untuk ikut Bu Evita pindah ke P3TEK. Tidak hanya Benny, sebagian besar anggota tim yang dipimpinnya di LEMIGAS pun ikut bersama Benny ke P3TEK. Mereka yang ikut pindah bersama Benny adalah Ir. Didi Sukaryadi, Ir. Hari Soekarno, dan Edi Suharyadi. Usman Pasarai tidak ikut pindah karena pada waktu itu beliau sedang melanjutkan studinya dan ketika kembali diminta untuk tetap di PPPTMGB “LEMIGAS”. |
40
|
Gambar 9. Bersama Rekan-rekan Saat di Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Memulai karir barunya di P3TEK, Benny bersama dengan Ibu Evita memiliki mimpi untuk melihat listrik di pulau Sumatera, Jawa, dan Indonesia daerah timur yang terlewati oleh ring gunung berapi yang semuanya berasal dari energi panas bumi. Demi mengejar mimpi itu, Benny bersama-sama Ibu Evita mengumpulkan para R & D panas bumi di Indonesia untuk mengembangkan suatu roadmap penelitian panas bumi di Indonesia. Selama proses pengembangan roadmap tersebut, banyak pihak yang meragukan bahkan beranggapan itu hanyalah mimpi. Akan tetapi, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Benny untuk mengejar mimpinya. Bersama-sama dengan seluruh anggota lainnya, Benny membangun P3TEK dari nol. Setelah sebelas bulan P3TEK berdiri, Ibu Evita dipindahkan dari P3TEK untuk menjalankan kewajiban lainnya. Benny yang saat itu menjabat menjadi Koordinator Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT), memimpin rekan-rekannya membangun P3TEK. Dengan karakter yang dimilikinya, menjalani peran ganda (sebagai peneliti dan pemimpin) bukan menjadi masalah baginya. Karakternya yang serius dan konsisten dalam menjalankan tugas yang diberikan, memiliki inisiatif dan visioner dalam mengembangkan program-program penelitian, dan semangat pantang menyerahnya dalam menghadapi berbagai masalah, |
41
|
Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi | Benny Facius Dictus
berhasil menjadikan Benny sebagai sosok ideal seorang peneliti yang mendapatkan respek bukan hanya dari bawahannya, tetapi juga dari atasannya. Kemudian, gaya memimpinnya yang memandang bawahannya sebagai keluarganya, menjadikan Benny sebagai sosok pemimpin yang mengayomi para bawahannya. Bagi bawahannya, Benny bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang kakak dan partner kerja yang bisa diajak berdiskusi ketika ada masalah. Pernah suatu ketika, Ir. Didi Sukaryadi menjadi pimpinan proyek tender terbuka Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang diprotes oleh salah satu peserta tender yang kalah. Peserta yang kalah tersebut berusaha mencari-cari kesalahan dan menyebarkan fitnah. Menghadapi masalah tersebut, Ir. Didi Sukaryadi berkonsultasi dengan Benny. Dengan sabar Benny mendengarkan keluhan dari temannya itu dan selanjutnya membantu Ir. Didi Sukaryadi menyelesaikan masalahnya dengan berkirim surat terhadap peserta yang merasa dirugikan hingga si peserta tersebut menyadari kesalahannya dan mengakui kekalahannya. Gaya kepemimpinan yang low profile, sabar, bertanggung jawab, dan
Gambar 10. Masa-masa Awal Berdirinya P3TEK
|
42
|
Gambar 11. P3TEK di Masa Sekarang, Menjadi P3TKEBTKE
menghargai anak buahnya merupakan suatu inspirasi bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang-orang di P3TEK. Hal yang sama juga dialami oleh Ir. Hari Soekarno. Bersama Benny, Ir. Hari Soekarno merasa memiliki teman yang bisa di ajak berbagi. Memiliki mimpi bersama untuk mewujudkan suatu database yang lengkap mengenai potensi energi terbarukan di seluruh Indonesia, Ir. Hari Soekarno bersama Benny melakukan berbagai macam perjalanan. Diawali dengan melakukan survei terkait mikro hidro di Bantul, Ir. Hari Soekarno bersama Benny (yang merupakan pemain baru di bidang mikro hidro) bersama-sama belajar mengenai mikro hidro mulai dari melihat potensi suatu daerah sampai memikirkan bagaimana menerapkan teknologi mikro hidro. Kemudian melalui petualangan mereka di Bangka Belitung, Ir. Hari Soekarno dan Benny berhasil mendirikan suatu mikro hidro yang hingga saat ini masih digunakan oleh masyarakat sekitar setelah sebelumnya mendapatkan berbagai macam kendala mulai dari ketidakpercayaan orang-orang hingga masalah pembangunan mikro hidro tersebut. |
43
|
Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi | Benny Facius Dictus
Gambar 12. Bersama Rekan-rekan P3TKEBTKE
Petualangan lainnya adalah ketika melakukan survei potensi mikro hidro ke Papua atas permintaan Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang. Pada saat itu tantangan medan yang sulit (landasan pesawat dari rumput, jalan yang tidak beraspal, dan mobil yang hanya ada satu) membuat proses survei di Papua ini menjadi sangat menantang. Walaupun demikian, dengan saling membantu akhirnya proses survei tersebut berhasil dilaksanakan. Bagi Ir. Hari Soekarno, kemampuan Benny dalam berkomunikasi dan berteman hingga bersahabat dengan siapa saja menjadi inspirasi yang berharga. Melihat kemampuan Benny dalam berkomunikasi menjadikan Benny sebagai Kepala Sub Bidang Afiliasi dan Kerja Sama di tahun 2004. Walaupun di pindah dari fungsional ke struktural, tetapi gaya kepemimpinan melalui pendekatan kekeluargaan dan komunikasi tidak berubah. Benny memperlakukan bawahan dan rekan kerjanya sebagai bagian dari keluarganya. Walaupun gaya kepemimpinannya ini berbeda dengan pendekatan kepemimpinan yang ada di bagian struktural, tetapi gaya kepemimpinan Benny berhasil dengan baik. Benny mendapatkan rasa hormat dari para bawahannya dan juga rekan-rekan kerja samanya. |
44
|
Keberhasilan Benny dalam memimpin sub Bidang Afiliasi dan Kerja Sama berdampak ke berbagai kerja sama bukan hanya dengan instansi dalam negeri, tetapi juga dengan instansi luar negeri. Beberapa kerja sama dengan instansi luar negeri yang berhasil Benny peroleh adalah kerja sama dengan Jepang terkait masalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan kerja sama dengan China terkait PLTMH. Walaupun menjabat di struktural, jiwa Benny sebagai peneliti dan perekayasa tidak menghilang. Selama masa jabatannya sebagai Kepala Sub Bidang Afiliasi dan Kerja sama, Benny tetap melakukan kegiatankegiatan terkait penelitian seperti survei energi terbarukan diberbagai tempat serta membuat tulisan-tulisan terkait masalah energi terbarukan. Bahkan, Benny sempat berhasil membuat prototipe pembangkit listrik tenaga bandul dengan memanfaatkan energi kinetik yang dihasilkan oleh gelombang laut untuk menghasilkan listrik. Akan tetapi, prototipe tersebut batal untuk diimplementasikan di Mentawai disebabkan adanya bahaya Tsunami.
Gambar 13. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kepulauan Bangka Belitung
|
45
|
Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi | Benny Facius Dictus
Di akhir karirnya di P3TEK, didorong oleh jiwa penelitinya, Benny memutuskan untuk masuk jalur Fungsional Perekayasa sehingga dapat lebih berkontribusi terhadap bangsa. Gambar 14. Bersama Ir. Hari Soekarno Selama menjadi Perekayasa ini, Benny kembali mendalami mengenai masalah panas bumi dan melakukan beberapa simulasi terkait reservoir panas bumi. Berkat dedikasinya yang tinggi terhadap pekerjaan dan karakternya yang selalu berusaha berteman dengan siapa saja, Benny sangat dicintai oleh atasan, bawahan, dan rekan kerjanya. Bahkan ketika pensiun pun, Benny tetap menjadi tempat berkonsultasi berbagai masalah yang dialami teman-temannya, dan selalu menjadi inspirasi bagi para bawahannya.
5.4. Nilai Kepuasan Bagi Seorang Peneliti Pada kisaran tahun 2005/2006, Pemerintah Daerah Kepulauan Bangka Belitung mendapatkan dana alokasi dari Pemerintah Pusat. Benny menceritakan, kata seorang teman yang pernah melakukan konsultasi dengan Badan Penerapan dan Pemanfaatan Teknologi (BPPT), bahwa Bangka mempunyai air terjun. Menurut perkiraan BPPT, dari air terjun tersebut masyarakat Bangka bisa mendapatkan energi hingga sebesar 250 bkW. Mengingat hasil tersebut baru merupakan perkiraan, Benny menyarankan kepada temannya tersebut untuk segera dilakukan survei bersama-sama. Segera disusun proposal untuk meminta dukungan Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM. Awalnya, pihak kementerian merasa ragu atas usulan tersebut. Hal ini dikarenakan tinjauan geologi dan |
46
|
morfologinya tidak memungkinkan adanya air terjun di Kepulauan Bangka. D e n g a n kegigihannya, Benny berhasil meyakinkan pihak kementerian. Gambar 15. Bersama Rekan-rekan Saat Survei ke Papua Akhirnya, bersama dengan Bapak Hari Soekarno, Benny melakukan survei ke Bangka. Ada dua tempat air terjun yang disurvei, pertama di Perlan dan yang kedua di Sadap. Air terjun di Perlan dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan sehari-hari (minum, mandi dan mencuci). Setelah diukur, ternyata debitnya sangat kecil. Kalaupun dimanfaatkan, hanya menghasilkan listrik sebesar 3-5 kW. Setelah melakukan survei, Benny menyampaikan dua hal kepada Kepala Dinas ESDM setempat. Pertama, debit sumber air yang ada adalah sangat kecil. Kedua, adanya kemungkinan konflik saat pelaksanaan proyek ini, karena sumber air ini dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Air terjun di Sadap mempunyai ketinggian kurang lebih 25 meter dan debitnya cukup besar. Menurut perkiraan Benny, air tersebut dapat menghasilkan energi sebesar 10-25 kW. Dengan mempertimbangkan kondisi air terjun di kedua tempat tersebut, maka proyek PLTMH akan Gambar 16. Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Bandul
|
47
|
Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi | Benny Facius Dictus
Gambar 17. Air Terjun yang Menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Bangka
dilaksanakan di Sadap. Lalu Benny membantu membuat rencana proyek ini, diantaranya dengan membuatkan engineering design. Rencana ini kemudian diusulkan ke Kementerian ESDM. Rencana tersebut diterima dan akhirnya dapat direalisasikan dengan baik. Benny merasa beruntung bisa masuk LEMIGAS dan P3TEK serta mempunyai pengetahuan tentang mikro hidro dan panas bumi. Karena dengan mempunyai pengetahuan tersebut, ia bisa membantu banyak terutama masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Selain membuat PLTMH di Bangka, bersama teman-temannya, Benny juga pernah membantu membuat PLTMH untuk masyarakat di daerah Papua. Dari kontribusinya saat membuat PLTMH, Benny merasa bahagia walaupun tanpa dibayar. Setidaknya, ia merasa bahwa hasil karyanya bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.
|
48
|
5.5 Peran Keluarga Bagi Seorang Peneliti Sebagai seorang peneliti yang memiliki idealisme tinggi, terkadang Benny dihadapkan pada sebuah dilema. Dilema ini biasanya berkaitan dengan “poin atau koin”. “Poin” disini bisa diartikan sebagai pengabdian terhadap tugas yang diembannya. Sedangkan “koin” bisa diartikan sebagai kecukupan finansial. Sebagai contoh pada tahun 1987, Benny dihadapkan pada dua pilihan. Pilihan pertama, ikut dalam tim studi di Kalimantan untuk kepentingan perusahaan swasta dengan imbalan gaji 500 ribu rupiah per bulan. Pilihan kedua, melakukan penelitian di laboratorium dan hanya mendapatkan gaji 80 ribu rupiah per bulan. Dihadapkan pada kedua pilihan tersebut, Benny memilih pilihan kedua. Baginya, “koin” bukan segalanya. Contoh yang lain, pada tahun 2000, Benny hampir memutuskan untuk keluar dari P3TEK. Hal ini dikarenakan adanya tawaran pekerjaan dengan jabatan sebagai Manajer Reservoir. Untuk jabatan tersebut, Benny akan mendapatkan kompensasi gaji sebesar 30 juta rupiah per bulan. Dengan tawaran inipun, Benny menolak. Menurutnya, ia merasa belum menghasilkan sesuatu yang berharga dengan pekerjaannya selama ini. Benny pun memutuskan untuk bertahan sebagai peneliti P3TEK. Peran keluarga menjadi hal yang sangat penting bagi Benny, terutama kesetiaan sang istri yang selalu mendampinginya hingga saat ini. Dukungan keluarga memberikan motivasi yang sangat kuat bagi Benny untuk terus berkarya. Dari istrinya, Benny dikaruniai tiga orang anak. Putri pertamanya sudah menyelesaikan studi di jurusan Hukum Internasional. Dari ayahnya, putri pertama ini mempunyai sifat yang idealis. Cita-citanya adalah ingin menjadi seorang diplomat. Anak kedua dan ketiga adalah laki-laki. Menurutnya, sebagaimana sang ayah, anak yang ketiga gemar melakukan penelitian, padahal ia belajar di fakultas hukum. Hal ini terlihat karena ia senang memelihara ikan air tawar, ikan air laut, dan ia mempelajari karakter dari masingmasing ikan itu dengan jenis karang-karangnya.
|
49
|
Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi | Benny Facius Dictus
Sekalipun harus terpisah jarak, karena Benny tinggal di Jakarta sedangkan keluarga tercinta tinggal di Yogyakarta, tidak menyurutkan kecintaannya atas dunia penelitian. Dijalankannya perannya sebagai peneliti dengan dedikasi yang tinggi dan dengan sepenuh hati.
Gambar 18. Saat Berada di Bandar Udara Matohara, Wakatobi, Sulawesi Tenggara
|
50
|