i
PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FH YANG DIPERDENGARKAN SUARA BERBEDA SELAMA 24 JAM
GHULAM HALIM FURQONI
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produksi Susu Sapi Perah FH yang Diperdengarkan Suara Berbeda Selama 24 Jam adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2016 Ghulam Halim Furqoni NIM D14110037
ii
iii
ABSTRAK GHULAM HALIM FURQONI. Produksi Susu Sapi Perah FH yang Diperdengarkan Suara Berbeda Selama 24 Jam. Dibimbing oleh AFTON ATABANY dan BAGUS P. PURWANTO Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi susu sapi perah adalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur suara (musik klasik dan murottal Al Qur’an) terhadap produksi susu dan konsumsi pakan sapi perah Friesian Holstein (FH). Penelitian ini dilakukan terhadap 5 ekor induk sapi perah Friesian Holstein dalam periode laktasi yang berbeda. Musik diberikan selama 24 jam pada setiap periode perlakuannya. Peubah yang diamati adalah produksi susu dan konsumsi pakan bahan kering. Produksi susu dan konsumsi bahan kering dicatat selama 5 periode yaitu (1) pra perlakuan, (2) pemberian suara musik klasik, (3) tanpa perlakuan, (4) pemberian murottal Al Qur’an dan (5) pasca perlakuan. Setiap periode dilakukan selama 14 hari, kecuali periode 3 hanya 7 hari. Data dianalisis menggunakan uji t. Perlakuan pemberian musik klasik Mozart berbeda nyata (P<0.05) antara pra perlakuan dan perlakuan musik klasik. Perlakuan pemberian murottal Al Qur’an berbeda nyata (P<0.05) antara periode tanpa perlakuan dan perlakuan murottal Al Qur’an. Pemberian musik klasik dan murottal Al Qur’an dapat menurunkan konsumsi bahan kering akan tetapi diikuti peningkatan produksi susu. Perlakuan pemberian murottal Al Qur’an meningkatkan efisiensi pakan yang lebih baik daripada pemberian perlakuan musik klasik. Kata kunci: musik klasik, sapi perah, FH, produksi susu, murottal Al Qur’an
ABSTRACT GHULAM HALIM FURQONI. Milk Production of Holstein Friesian Dairy Cow Exposed to Different Sounds for 24 Hours. Supervised by AFTON ATABANY and BAGUS P. PURWANTO One of the factors that influence the productivity of dairy cows is environment. This study was done to determine the effect of sound elements (classical music and murottal Qur'an) on the milk production and feed intake of Holstein Friesian dairy cows (FH). The research was conducted using 5 Holstein Friesian dairy cows in different lactation periods. Sounds were given for 24 hours on each treatment period. Variables measured were milk production and dry matter intake (DMI). Milk production and DMI were recorded for 5 periods i.e. (1) during before exposured to Mozart music, (2) during exposured to the music, (3) during no music period, (4) during exposured to murottal Qur’an and (5) the after period. Each period was done for 14 days, except period 3 was done for 7 days. Data were analyzed using t-test. Treatment provision classical music Mozart significantly different (P<0.05) between pre-treatment and treatment of classical music. Treatment of provision murottal Qur'an was significantly different
iv
(P<0.05) between the rest period and treatment murottal Qur'an. Classical music and murottal Qur’an decreased DMI, however incresed milk production. Murottal Qur’an showed better feed efficiency than that of classical music. Key words: classical music, dairy cow, FH, milk production, murottal Qur’an
v
PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FH YANG DIPERDENGARKAN SUARA BERBEDA SELAMA 24 JAM
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
vi
viii
ix
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya hingga terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada Bapak Dr Ir Afton Atabany MSi dan Bapak Dr Ir Bagus P Purwanto MAgr selaku pembimbing skripsi atas segala kesabaran, kebaikan hati serta kasih sayang nya dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Iyep Komala SPt MSi selaku dosen penguji seminar dan penguji sidang skripsi yang telah memberikan kritik, saran, serta semangat yang sangat bermanfaat bagi penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Lucia Cyrilla E N S D MSi sebagai penguji sidang skripsi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Sigid Prabowo SPt MSi selaku dosen penguji dan pembimbing akademik yang tidak pernah berhenti mengingatkan dan memberikan support yang luar biasa pada penulis untuk menyelesaikan tahap demi tahap proses perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak H Mahpudin dan istri serta keluarga karena telah bersedia mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian selama 2 bulan di kandang. Terima kasih kepada seluruh karyawan kandang Bapak H Mahpudin atas segala bantuan, kebaikan dan keceriaannya. Penulis juga mengucapkan syukur atas segala kasih sayang dan dukungan yang luar biasa tak henti-hentinya diberikan oleh kedua orang tua dan keluarga penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada Buya, Umi, kakak Wafa, kakak Budhi, kakak Azzam, kakak Amel, kakak Fauqi, kakak Taqin, Syamil, Hasan, dan Tsana atas doa dan kesabarannya selama ini dalam memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan proses perkuliahan dan menjadi seorang sarjana. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Mugi, Fanny, Anneke dan Bintang yang telah membantu penulis dalam proses pengolahan data hasil penelitian. Kepada sahabat-sahabatku Iqbal, Denny, Mulya, Didi, Zuhriansyah, Tri, Fajar, Andri, Hasyim, Hartanto, Hadi, Pramujo, Raqsi, Fandes, Wildan, Adezito, Taufik, Andika, Erjodi, Meilani, Jamal dan seluruh teman-teman IPTP 48, Jakarta Community 48, terima kasih banyak atas bantuan, semangat, kehangatan dan kebersamaannya. Ucapan terima kasih yang spesial penulis ucapkan kepada Ignas atas segala support dan bantuannya kepada penulis selama proses persiapan sidang. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Mira yang telah banyak membantu dan memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis selama di kandang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bogor, Desember 2016 Ghulam Halim Furqoni
x
xi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Alat Bahan Prosedur HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Konsumsi Pakan SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
xiix xiix 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 4 8 10 10 13
xii
DAFTAR TABEL 1 Analisa proksimat bahan pakan 2 Rataan produksi susu harian selama penelitian 3 Rataan dan persentase perubahan produksi susu selama penelitian 4 Rataan konsumsi bahan kering (BK) selama penelitian
3 6 8 9
DAFTAR GAMBAR 1 Diagram alir penelitian 2 Rataan produksi susu harian selama penelitian 3 Persentase penurunan dan peningkatan produksi susu selama penelitian
2 7 8
6
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan makanan yang dihasilkan ternak perah dengan kandungan nutrisi tinggi serta mudah dicerna. Produksi susu dalam negeri masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan kebutuhannya. Menurut Badan Pusat Statistik (2015) produksi susu sapi perah mencapai 805 363 ton tahun-1. Kebutuhan susu di Indonesia diperkirakan sebanyak 3 300 000 ton tahun-1 (Kemenperin 2016). Meningkatkan kapasitas produksi susu segar domestik dapat dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah populasi dan produktivitas sapi perah. Kegiatan budidaya sapi perah ditujukan untuk mencapai produksi susu dalam volume yang tinggi. Produksi susu merupakan hasil resultan antara faktor genetik dengan lingkungan (Anggraeni 2003). Kemampuan produksi susu seekor sapi 30% dipengaruhi oleh sifat-sifat genetis atau keturunan dan 70% dipengaruhi keadaan sekitar, yaitu 70% dipengaruhi oleh pakan, tatalaksana, penyakit, iklim, dan lain-lain (Sudono dan Sutardi 1969). Lingkungan adalah faktor yang dapat berpengaruh langsung terhadap kondisi ternak. Lingkungan tempat pemeliharaan sapi perah pada peternakan rakyat sebagian besar berada disekitar permukiman masyarakat. Salah satu lokasi peternakan sapi perah di kota Bogor yang berdampingan dengan pemukiman yaitu di Kebon Pedes. Wilayah Kebon Pedes berada di dekat lintasan kereta api, sehingga menimbulkan suara yang tidak nyaman bagi ternak (Suhendar 2013). Upaya yang dilakukan oleh beberapa negara untuk mengurangi pengaruh kebisingan diantaranya dengan perlakuan pemberian musik. Beberapa peternakan di luar negeri seperti di Eropa sudah menggunakan musik selama proses pemerahan dengan tujuan agar sapi lebih tenang dan nyaman selama proses pemerahan (Bowers 2012). Sapi di sebuah peternakan di Villanueva del Pardillo, Spanyol, menghasilkan 30-35 L (sekitar 8-9 galon) susu perhari, dibandingkan dengan peternakan lainnya hanya 28 L tanpa pemberian musik. Produksi susu sapi masing-masing naik sebesar 3% (0.73-1.54 L hari-1) ketika musik Mozart Concerto for Flute and Harp in D diberikan (Makiello 2012). Penelitian mengenai efek musik klasik terhadap produksi susu sapi perah telah banyak dilakukan. Penelitian tentang efek murottal Al Qur’an terhadap produksi susu sapi perah belum pernah dilakukan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efek musik klasik dan murottal Al Qur’an selama 24 jam terhadap produksi susu sapi perah Friesian Holstein.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur suara (musik klasik dan murottal Al Qur’an) terhadap produksi susu dan konsumsi pakan sapi perah Friesian Holstein (FH).
2
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel sapi perah FH sebanyak lima ekor. Jenis musik yang digunakan adalah musik klasik dan murottal Al Qur’an. Pemutaran musik dilakukan selama 24 jam. Parameter yang diamati yaitu produksi susu dan konsumsi pakan.
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian berlangsung selama 2 bulan dari bulan Maret sampai Mei 2015. Penelitian dilakukan di kawasan peternakan beralamat di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Alat Kandang yang digunakan adalah kandang ikat berukuran 6 x 15 m dengan jarak ikatan antar sapi 1.5 m, yang sudah dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Lantai kandang terbuat dari semen dengan permukaan yang dibuat kasar agar tidak licin, tembok atau dinding terbuat dari semen dan atap terbuat dari bahan tanah liat. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi speaker aktif, mp3 musik klasik dan murottal Al Qur’an, buku catatan serta alat tulis. Bahan Penelitian ini dilakukan terhadap lima ekor induk sapi perah Fresian Holstein (FH). Sapi perah Fresian Holstein (FH) yang digunakan dalam periode laktasi (1-6) dengan bulan laktasi antara (3-9) dengan bobot badan 350 kg per ekor. Prosedur Pengumpulan Data Sistem pengambilan data produksi susu sapi yang dilakukan adalah pengukuran langsung hasil produksi susu sapi perah terdiri dari 4 tahap yaitu : Pra perlakuan
Musik klasik
Tanpa perlakuan
Murottal Al Qur’an
Pasca perlakuan
2 minggu
2 minggu
1 minggu
2 minggu
2 minggu
Gambar 1 Diagram alir penelitian
3
Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah produksi susu sapi perah Fiesian Holstein (FH) dan konsumsi pakan bahan kering (BK). Produksi susu merupakan susu yang dihasilkan dari setiap individu sapi setiap hari pada pemerahan pagi dan sore hari dalam satuan liter. Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan bahan kering (BK) yang diberikan pada setiap individu sapi setiap hari. Jumlah pakan yang dikonsumsi sama dengan jumlah pakan yang diberikan. Susu yang dihasilkan dari setiap individu sapi dimasukkan ke dalam ember lalu diukur menggunakan gelas liter untuk mengetahui volume susu yang dihasilkan. Susu yang sudah diukur volumenya kemudian dimasukkan ke dalam milk cane. Konsumsi pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari (06.0008.00 WIB) setelah proses pemerahan pagi yaitu diberikan konsentrat 2 kg, ampas tahu 9 kg, ampas tempe 9 kg. Pakan hijauan sebanyak 5 kg setelah ransum telah habis dikonsumsi. Konsumsi pakan kembali dilakukan pada siang hari (12.0014.00 WIB). Konsumsi pakan hijauan setelah proses pemerahan sore selesai dilakukan (16.00-17.00 WIB).
Bahan Pakan Ampas Tempe Rumput Kulit jagung Ampas Tahu Konsentrat
Tabel 1 Analisa proksimat bahan pakan KA BK Abu LK PK (%BK) 78.39 21.61 2.73 4.67 16.98 75.80 24.20 9.50 1.94 10.54 76.38 23.62 3.73 0.38 4.15 88.65 11.35 3.79 4.05 18.68 22.92 77.08 15.19 6.06 10.72
SK
BETN
28.69 29.17 23.88 21.59 15.09
46.92 48.84 67.87 51.89 52.94
Keterangan : KA : Kadar Air ; Abu : Kadar Abu ; PK : Protein Kasar ; BETN : Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen ; BK : Bahan Kering ; LK : Lemak Kasar ; SK : Serat Kasar
Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan uji koefisien keragaman. Koefisien keragaman merupakan ukuran penyebaran data yang dapat menggambarkan ketelitian hasil penelitian yaitu semakin kecil nilai koefisien keragamannya maka penelitian itu semakin teliti. Koefisien keragaman biasanya dianggap baik jika ≤30% (Warwick et al. 1995). Supramono dan Sugiarto (1993) juga menambahkan bahwa semakin kecil nilai koefisien keragaman yang diperoleh maka nilai pengamatan semakin homogen. Model matematis uji koefisien keragaman berdasarkan Warwick et al. (1995) adalah sebagai berikut : KK =
𝑆𝑑 𝑥
. 100%
Keterangan : 𝑆𝑑 𝑥
= Standar deviasi = Rata rata
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t untuk melihat pengaruh pemberian unsur suara terhadap rata-rata produksi susu dan konsumsi pakan bahan kering (BK) pada sapi perah. Model matematis uji t berdasarkan Steel dan Torrie (1995) adalah sebagai berikut :
4
t=
𝑥𝑖−𝑥𝑗−𝐷𝑜 𝑆√1⁄𝑛+√1⁄𝑛
Keterangan : 𝑥𝑖 𝑥𝑗 𝑆 𝑛 𝐷𝑜
= Rata-rata perlakuan ke-i = Rata-rata perlakuan ke-j = Simpangan baku = Jumlah individu sampel = Selisih 2 rataan yang berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Pengukuran produksi susu dilakukan pada pagi hari dan sore hari dengan menggunakan gelas ukur untuk mengetahui volume susu yang dihasilkan dari setiap individu sapi. Hasil rataan produksi susu yang dihasilkan oleh seluruh individu sapi dari periode pra perlakuan, periode perlakuan musik klasik, periode tanpa perlakuan, periode perlakuan murottal Al Qur’an, dan periode pasca perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2. Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2 terlihat bahwa rataan produksi susu selama penelitian mengalami peningkatan serta penurunan pada setiap periodenya. Penelitian ini dilakukan selama 63 hari dengan beberapa periode perlakuan didalamnya yaitu periode pra perlakuan (minggu 1-2), periode perlakuan musik klasik (minggu 3-4), periode tanpa perlakuan (minggu 5), periode perlakuan murottal Al Qur’an (minggu 6-7) dan periode pasca perlakuan (minggu 8-9). Periode pra perlakuan merupakan periode kontrol dimana data produksi susu dikumpulkan selama 14 hari yaitu dari hari pertama hingga hari ke-14 dengan kondisi normal yaitu tidak ada pemberian perlakuan suara musik di kandang. Pada periode ini diperoleh rataan produksi susu harian sebesar 13.04±0.97 L dan dengan koefisien keragaman sebesar 7.4%. Pemberian perlakuan musik klasik selama 24 jam dilakukan dari hari ke-15 hingga hari ke-28 (14 hari). Rataan produksi susu harian dari seluruh sapi yang diamati pada periode musik klasik mengalami peningkatan yang berbeda nyata (P<0.05) dengan rataan produksi susu harian sebesar 13.89±0.99 L dan koefisien keragaman sebesar 7.1%. Peningkatan produksi susu disebabkan karena musik klasik merupakan bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan hati melalui telinga dan menjadi salah satu sarana bagi makhluk hidup untuk memperoleh ketenangan. Musik klasik Mozart digunakan di dunia peternakan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas ternak, karena suara musik yang tenang akan menghasilkan suasana yang nyaman bagi ternak (Bowers 2012). Hal ini juga didukung oleh pernyataan Maglione (2006) bahwa musik klasik memiliki keseimbangan melodi dan irama yang tepat sehingga dapat membantu ayam bertelur lebih banyak, kucing bersantai, dan sapi menghasilkan susu lebih banyak.
5
Periode tanpa perlakuan ditujukan untuk menghilangkan efek perlakuan sekaligus persiapan untuk memasuki periode berikutnya. Periode tanpa perlakuan dilakukan selama 7 hari yaitu dari hari ke-29 hingga hari ke-35. Rataan produksi susu harian pada periode tanpa perlakuan menurun menjadi 12.23±0.68 L dengan koefisien keragaman sebesar 5.6%. Melalui uji t ditemukan penurunan rataan produksi susu harian yang berbeda nyata (P<0.05) antara periode musik klasik dengan periode tanpa perlakuan dari seluruh sapi yang diamati. Hal ini terjadi karena selama perlakuan pemberian musik klasik sapi mendapatkan efek relaksasi, namun setelah pemberian perlakuan ini berakhir maka kondisi lingkungan pada kandang menjadi berubah, efek relaksasi yang sebelumnya dirasakan oleh sapi menjadi hilang dan kembali pada kondisi semula. Periode berikutnya yaitu pemberian perlakuan murottal Al Qur’an selama 24 jam untuk melihat pengaruhnya terhadap produktivitas susu sapi perah. Periode ini berlangsung selama 14 hari yaitu dari hari ke-36 hingga hari ke-49. Perbedaan rataan produksi susu harian dari seluruh sapi yang diamati antara periode istirahat dengan periode murottal Al Qur’anmengalami peningkatan yang berbeda nyata (P<0.05) dengan rataan produksi susu harian sebesar 13.02±1.03 L dan koefisien keragaman sebesar 7.9%. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi stress pada sapi FH yaitu menggunakan musik untuk membuat sapi menjadi lebih tenang (Soetarno 2003). Pemberian musik memberikan kenyamanan sehingga denyut jantung dan laju respirasi menjadi lebih stabil serta memperbanyak lamanya istirahat sapi, kenyamanan tersebut dapat meningkatkan tingkat produksi susu yang dihasilkan setiap harinya (Wagner 2001). Berdasarkan data yang diperoleh terjadi peningkatan produksi susu harian sapi perah yang diberikan perlakuan musik klasik dan murottal Al Qur’an. Pemberian murottal Al Qur’an juga dapat meningkatkan produksi susu. Periode terakhir adalah periode pasca perlakuan. Periode ini berlangsung selama 14 hari setelah pemberian perlakuan murottal Al Qur’anselesai dilakukan yaitu dari hari ke-50 hingga hari ke-63. Perbedaan rataan produksi susu harian yang berbeda nyata antara periode murottal Al Qur’andengan periode pasca perlakuan hanya ditemukan pada sapi C dengan rataan produksi susu yang lebih rendah pada periode pasca perlakuan. Sementara itu tidak ditemukan perbedaan rataan produksi susu harian yang berbeda nyata pada sapi lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh, pada periode pasca perlakuan rataan produksi susu harian dari seluruh sapi yang diamati kembali mengalami penurunan yang berbeda nyata (P<0.05) menjadi 12.25±1.06 L dengan koefisien keragaman sebesar 8.6%. Hal ini terjadi karena selama perlakuan pemberian murottal Al Qur’ansapi mendapatkan efek relaksasi, namun setelah pemberian perlakuan ini berakhir maka kondisi lingkungan pada kandang menjadi berubah, efek relaksasi yang sebelumnya dirasakan oleh sapi menjadi hilang dan kembali pada kondisi semula.
6 6
Tabel 2 Rataan produksi susu harian selama penelitian Periode perlakuan
Produksi susu (liter) B C 7.42 ± 0.62 7.64 ± 0.61 5.39 ± 0.66 4.99 ± 0.62
D 9.21 ± 0.60 6.11 ± 0.63
E 7.96 ± 1.00 5.13 ± 0.47
Rataan 7.77 ± 0.65 5.27 ± 0.61
KK
Pagi Sore
A 6.63 ± 0.44 4.74 ± 0.68
Harian
11.36 ± 0.84
12.81 ± 1.00
12.64 ± 1.03
15.33 ± 0.82
13.09 ± 1.16
13.04 ± 0.97
(0.074)
Pagi Sore
6.36 ± 0.52 4.88 ± 0.32
7.81 ± 0.80 6.19 ± 0.50
8.26 ± 0.72 5.51 ± 0.54
9.56 ± 0.78 6.66 ± 0.71
8.39 ± 0.71 5.81 ± 0.52
8.08 ± 0.71 5.81 ± 0.52
Harian
11.24 ± 0.62
14.00 ± 1.17
13.78 ± 0.92
16.23 ± 1.34
14.19 ± 0.91
13.89 ± 0.99*
Pagi Sore
5.96 ± 0.46 4.39 ± 0.44
7.20 ± 0.60 5.00 ± 0.42
7.14 ± 0.87 4.73 ± 0.42
8.60 ± 0.39 5.99 ± 0.50
7.06 ± 0.85 5.07 ± 0.64
7.19 ± 0.63 5.03 ± 0.48
Harian
10.34 ± 0.29
12.20 ± 0.71
11.87 ± 0.67
14.59 ± 0.64
12.13 ± 1.07
12.23 ± 0.68*
Pagi Sore
6.04 ± 0.29 4.54 ± 0.64
8.02 ± 0.27 5.87 ± 0.66
7.08 ± 0.68 4.82 ± 0.67
9.13 ± 0.67 6.76 ± 0.79
7.61 ± 0.71 5.24 ± 0.68
7.58 ± 0.52 5.45 ± 0.69
Harian
10.59 ± 0.79
13.89 ± 0.82
11.90 ± 0.99
15.89 ± 1.25
12.84 ± 1.29
13.02 ± 1.03*
Pagi Sore
6.23 ± 0.50 4.41 ± 0.65
8.06 ± 0.54 6.02 ± 0.69
5.15 ± 0.70 3.72 ± 0.55
9.26 ± 1.02 6.47 ± 0.61
6.97 ± 0.65 4.97 ± 0.75
7.13 ± 0.68 5.12 ± 0.65
Harian
10.64 ± 0.89
14.09 ± 0.95
8.87 ± 1.11
15.73 ± 1.31
11.94 ± 1.05
12.25 ± 1.06*
Waktu pengukuran
Pra perlakuan (minggu 1-2)
Musik klasik (minggu 3-4)
Tanpa perlakuan (minggu 5) Murottal Al Qur’an (minggu 6-7) Pasca perlakuan (minggu 8-9)
(0.071)
(0.056)
(0.079)
(0.086)
Keterangan: Angka yang disertai tanda bintang (*) menunjukkan hasil berbeda nyata pada (P<0.05) dari periode sebelumnya. Sapi A: Laktasi III bulan 7, Sapi B: Laktasi I bulan 9, Sapi C: Laktasi III bulan 7, Sapi D: Laktasi VI bulan 3, Sapi E: Laktasi I bulan 3. KK : koefisien keragaman
7
Tanpa Perlakuan
Gambar 2 Rataan produksi susu harian selama penelitian
7
8
Hasil perhitungan koefisien keragaman produksi susu pada setiap periode memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Pada periode pra perlakuan nilai koefisien keragaman yang diperoleh sebesar 0.074 atau 7.4%. Periode musik klasik memiliki nilai koefisien keragaman sebesar 0.071 atau 7.1%. Periode istirahat memiliki nilai koefisien keragaman yang paling rendah yaitu sebesar 0.056 atau 5.6%. Periode murottal Al Qur’an memiliki nilai koefisien keragaman sebesar 0.079 atau 7.9%. Periode pasca perlakuan memiliki nilai koefisien keragaman yang paling tinggi yaitu sebesar 0.086 atau 8.6%. Koefisien keragaman merupakan ukuran penyebaran data yang dapat menggambarkan ketelitian hasil penelitian yaitu semakin kecil nilai koefisien keragamannya maka penelitian itu semakin teliti. Koefisien keragaman biasanya dianggap baik jika ≤ 30% (Warwick et al. 1995). Supramono dan Sugiarto (1993) juga menambahkan bahwa semakin kecil nilai koefisien keragaman yang diperoleh maka nilai pengamatan semakin homogen. Nilai koefisien keragaman yang diperoleh pada penelitian ini berada dalam rentang yang baik karena pada setiap periode perlakuan memiliki nilai koefisien keragaman ≤ 30%. Tabel 3 Rataan dan persentase perubahan produksi susu selama penelitian Periode perlakuan Pra perlakuan
Pagi 7.77
Musik klasik
8.08
Tanpa perlakuan
7.19
Murottal Al Qur’an
7.58
Pasca perlakuan
7.13
Rataan produksi susu (liter) ∆ Sore Harian 5.27 13.04 3.99% 10.25% 5.81 13.89 -11.01% -13.43% 5.03 12.23 5.42% 8.35% 5.45 13.02 -5.94% -6.06% 5.12 12.25 ∆
∆ 6.52% -11.95% 6.46% -5.91%
Persentase penurunan dan peningkatan produksi susu (%)
Keterangan : Tanda (∆) merupakan persentase peningkatan atau penurunan produksi susu antar periode. Tanda (+) menunjukkan peningkatan dan (-) menunjukkan penurunan.
20,00 15,00
10,25
8,35
10,00 5,00
5,42
3,99
0,00 -5,00 -6,06 -5,94
-10,00 -11,01 -13,43
-15,00 -20,00 Pra-Klasik
Klasik-Istirahat
Ẋ SORE
Ẋ PAGI
Istirahat-Murottal
Murottal-Pasca
Ʃ HARIAN
Gambar 3 Persentase penurunan dan peningkatan produksi susu selama penelitian
9 Perubahan produksi susu pada setiap periode disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 3. Pemberian musik klasik meningkatkan produksi susu, tetapi efeknya setelah pemberian musik klasik (periode tanpa perlakuan) menyebabkan persentase penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan periode setelah pemberian murottal Al Qur’an (periode pasca perlakuan).
Konsumsi Pakan Konsumsi pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari (06.00-08.00 WIB) setelah proses pemerahan pagi selesai diberikan konsentrat 2 kg, ampas tahu 9 kg dan ampas tempe 9 kg. Pakan hijauan sebanyak 5 kg setelah ampas tahu, ampas tempe dan konsetrat telah habis dikonsumsi. Pemberian kembali dilakukan pada siang hari (12.00-14.00 WIB). Konsumsi pakan hijauan setelah proses pemerahan sore selesai dilakukan (16.00-17.00 WIB). Hasil rataan konsumsi Bahan Kering (BK) selama penelitian yang akan disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Rataan konsumsi bahan kering (BK) selama penelitian Periode perlakuan
Rataan Konsumsi Bahan Kering (g ekor-1) Pagi
Sore
Ʃ Harian
Pra perlakuan
5 478.56
5 551.46
11 030.02
Musik klasik
5 537.04
5 401.63
10 938.67
Tanpa perlakuan
5 055.06
5 717.50
10 772.56
Murottal Al Qur’an
5 219.06
5 166.29
10 385.35
Pasca perlakuan
5 717.50
5 717.50
11 435.00
Selisih -91.35 -166.11 - 387.21 +1 049.65
Pakan sapi perah yang sedang berproduksi susu, terdiri dari hijauan dan konsentrat. Pakan yang diberikan mengandung bahan kering konsentrat yang lebih banyak dari bahan kering hijauan, maka kemampuan berproduksi susu akan meningkat, namun kadar lemak susu akan mengalami penurunan. Pakan yang diberikan mengandung bahan kering hijauan yang lebih banyak dari bahan kering konsentrat, maka tidak akan tercapai kemampuan berproduksi susu yang tinggi, namun kandungan lemak susu akan mengalami peningkatan (McCullough 1973). Menurut (NRC 1989) berat badan adalah faktor yang digunakan untuk memperkirakan DMI (Dry Matter Intake) atau kebutuhan konsumsi bahan kering harian pada sapi perah sebesar 3% dari bobot badan. Sapi penelitian memiliki bobot badan pada kisaran 350 kg, maka standar kebutuhan konsumsi bahan kering di peternakan tersebut sebesar 10.5 kg. Tabel 4 menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering di peternakan tersebut memenuhi standar kebutuhan konsumsi bahan kering sapi perah, kecuali pada saat pemberian perlakuan murottal Al Qur’an konsumsi bahan kering kurang dari 10.5 kg. Akan tetapi pada periode ini produksi susu meningkat, sehingga terjadi peningkatan efisiensi pakan. Setelah pemberian musik klasik dan murottal Al Qur’an dilakukan (pasca perlakuan) terjadi peningkatan konsumsi pakan.
10 Sapi perah yang mempunyai kemampuan berproduksi susu tinggi membutuhkan zat gizi yang relatif banyak dalam pakannya (Campbell dan Meriland 1961). Saat kebutuhan energi untuk memproduksi susu meningkat, input energi yang dibutuhkan sapi juga ikut meningkat, sehingga konsumsi pakan sapi meningkat (Garnsworthy 1988). Terdapat fluktuasi rataan jumlah konsumsi bahan kering selama penelitian, perbedaan tersebut tidak berbeda nyata pada setiap periode perlakuan (P>0.05).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pemberian musik klasik dan murottal Al Qur’an dapat menurunkan konsumsi bahan kering akan tetapi diikuti peningkatan produksi susu. Perlakuan pemberian murottal Al Qur’an meningkatkan efisiensi pakan yang lebih baik daripada pemberian perlakuan musik klasik.
Saran Pemberian musik klasik dan murottal Al Qur’an dapat digunakan untuk meningkatkan produksi susu pada pemeliharaan sapi perah.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni A. 2003. Keragaan produksi susu sapi perah: kajian pada faktor koreksi pengaruh lingkungan internal. Wartazoa. 13 (1). [BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Susu Perusahaan Sapi Perah. Jakarta (ID) : BPS. Bowers J. 2012. Effects of an intergenerational choir for community-based seniors and college students on age-related attitudes. J Music Ther. 1999. 35(1): 2-18. Campbell IR, Meriland CP. 1961. Effect of frequency on feed on production characteristic and feed. Dairy Sci. 44: 664-672. Garnsworthy PC. 1988. Nutrition and Lactation in the Dairy Cow. Butterworths. Essex (GB): Butterworths [Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2016. Konsumsi susu per kapita. [internet]. [26 Januari 2015]. http://www.kemenperin.go.id/artikel/8890/ konsumsi-susu-masih -11,09-liter-per-kapita. Maglione SF. 2006. Effect of classical music on the brain [internet]. [Diunduh 2016 April 20]. Tersedia pada: http://www.classicalforums.com/articles/ Music_Brain.html.
11 Makiello L. 2012. The mozart effect of milk production. The Epoch Times [internet]. [Diunduh 2016 April 20]. Tersedia pada : http//epoch-archive.com. McCullough ME. 1973. Optimum Dairy of Animal for Meat and Milk. Athens (GK): University of Georgia Pr. [NRC] National Research Council. 1989. Nutrient Requirements of Dairy Cattle. 6th rev. ed. Update 1989. Washington DC (US) : National Academy Pr. Soetarno. 2003. Manajemen Budidaya Sapi Perah. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada Pr. Steel RGD, Torrie JH. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika (Pendekatan Biometrik). Penerjemah B Sumantri. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama. Sudono A, Sutardi T. 1969. Pedoman Beternak Sapi Perah. Jakarta (ID): Direktorat Peternakan Rakyat, Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian. Suhendar GM. 2013. Pengaruh musik klasik terhadap respon fisiologis dan lama istirahat sapi Fries Holland pada siang hari [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Supramono, Sugiarto. 1993. Statistik Ed ke-1. Yogyakarta (ID): Andi Offset. Wagner PE. 2001. Heat Stres on Dairy Cows. Philadelphia (US): Dairy Franklin Country Pa. Warwick EJ, Astuti M, Hardjosubroto W. 1995. Pemuliaan Ternak. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.
12
LAMPIRAN Lampiran 1 Contoh sapi yang digunakan dalam penelitian
SAPI A Sapi A (Laktasi 3 bulan ke-7)
Sapi B (Laktasi 1 bulan ke-9)
SAPI C Sapi C (Laktasi 3 bulan ke-7)
SAPI D Sapi D (Laktasi 6 bulan ke-3)
SAPI E Sapi E (Laktasi 1 bulan ke-3)
SAPI B
13
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 26 Mei 1993 di Jakarta. Penulis merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara dari ayah Syaurium Syarief dan ibu Oma Komariah. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 109 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan. Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam organisasi HIMAPROTER (Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak) dan JCo (Jakarta Community). Penulis juga sering mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan acara komunitas, departemen, fakultas dan tingkat universitas. Penulis aktif dalam organisasi di luar kampus seperti BPF (Bogor Peugeot Family) dan HIPMI PT Bogor (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Bogor).