PRODUKSI RUANG SOSIAL MELALUI MURAL DI KOTA DENPASAR 1)
2)
Ni Made Tanti Candra Wahyu Budi Nugroho I Nengah Punia
3)
123)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana 1
2
Email:
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected]
3
ABSTRAK The existence of murals in public spaces at Denpasar City can be analyzed by the study of sociology. The aim of this study discusses the issues and therefore explaines the problem involved in the presence of murals at Denpasar City. This study uses qualitative research methods with an explanatory analysis of the social space theory of Henri Lafebvre which has three main dimensions: spacial space, representation of space, and representational space. Based on the results of this research, it shows that the existence of murals is currently consistent with the expectation of community and the production of social space through murals in Denpasar city which has been supported by the government of Denpasar City. However, the government has provided space for mural artists to work although the theme for every mural still determined by them, so this condition may led to the collapse production of social space that had been under taken by the mural artists in Denpasar. Keywords: Production of Social Space, Mural, Denpasar City dunia yang diperkirakan berumur 40.000 tahun.
1. PENDAHULUAN
Dijelaskan
dalam
berita
tersebut
bahwa para seniman purba membuat lukisan
Henri Carlo dan Delvaille (2016: 253) menyatakan bahwa perkembangan seni lukis
itu dengan cara
sudah
ketika
tangan ke dinding dan langit-langit gua. Selain
manusia purba menghiasi dinding-dinding gua
lukisan tangan ditemukan juga lukisan hewan
tempat tinggal mereka. Lebih lanjut, mereka
yaitu babi yang berumur paling tidak 35.400
menjelaskan bahwa legenda agama, upacara
tahun. Lukisan-lukisan kuno yang ditemukan
ibadah, acara berburu pada kehidupan sehari-
oleh para ilmuwan di dinding-dinding gua di
hari, perang, dan kehidupan pastoral yang
Desa
melengkapi hidup manusia purba menjadi
kemunculan
obyek untuk desain lukisan mereka pada
sebelum
dinding-dinding goa tempat tinggal mereka.
prasejarah lainnya sejak 3.500 tahun silam di
ada
Pallab
sejak
Ghosh
zaman
dahulu
(www.bbc.com,
para
ilmuwan
telah
seni
merupakan mural
ditemukannya
cikal-bakal
yang
pertama
lukisan-lukisan
dinding gua yang ada di Lascaux, selatan
2014)
Perancis.
seorang wartawan sains BBC memberitakan bahwa
Maros
menempelkan cat dengan
Dalam
menemukan
tulisannya
yang
berjudul
sejumlah lukisan kuno di dinding-dinding gua
Berkomunikasi secara Visual melalui Mural di
di
Sulawesi
Jogjakarta, Obed Bima Wicandra (2009: 4)
Selatan dan diperkirakan menjadi salah satu
menyebutkan bahwa, lukisan mural yang
karya seni tertua di
termasyur di dunia adalah Guernica atau
kawasan
pedesaan
Maros,
Guernicay Luno karya Pablo Picasso. Picasso
1
membuat
mural
ini
memperingati
ruangan dan secara kepemilikan biasanya
pengeboman tentara Jerman saat Perang
tembok bukanlah milik umum, melainkan milik
Dunia II di sebuah desa kecil dengan
pribadi atau suatu instansi yang dibangun
mayoritas masyarakat Spanyol. Sosok-sosok
untuk sebuah bangunan atau pagar. Namun,
perempuan,
seniman
sapi,
untuk
kuda
prajurit
banyak
mural
memanfaatkan
tembok
berserakan di mana-mana dalam lukisan
sebagai hal yang berbeda yaitu sebagai
tersebut, sedangkan Guernica adalah kota
media gambar. Gambar-gambar yang mereka
paling berbahagia di dunia, kota yang sangat
ciptakan merupakan gambar
ideal dan tentram sebelum terjadinya Perang
mengandung makna dan pesan yang ingin
Dunia
mereka sampaikan kepada masyarakat luas.
II.
Picasso
kekecewaanya
mencoba
Kota
Dengan demikian, secara tidak langsung
Guernica pasca Perang Dunia II dengan
seniman mural menciptakan ruang sosial
mural
yang disajikan kepada masyarakat umum.
agar
terhadap
melukiskan
dapat
kondisi
yang kritis,
dilihat
oleh
seluruh
penduduk kota.
Namun, terkadang harapan para seniman
Di Indonesia sendiri, seni mural sudah
mural
ada sejak zaman perang kemerdekaan. Pada
dengan
kenyataan
yang
terjadi
berbanding terbalik.
saat itu, para pejuang mengekspresikan
Berdasarkan observasi lapangan yang
keinginannya melalui mural.Walaupun dengan
peneliti lakukan, beberapa seniman mural
kemampuandan
masih
menuturkan bahwa untuk menggambar di
sederhana, konsep tulisan di dinding menjadi
suatu tembok tidaklah mudah, harus meminta
paling
mengekspresikan
izin terlebih dahulu kepada pemilik tembok
pendapat secara diam-diam pada saat itu.
serta kepala lingkungan setempat dan tidak
Belakangan ini mural sangat mudah ditemui di
jarang pemilik tembok melarang para seniman
kota-kota besar di Indonesia termasuk di Kota
yang
Denpasar.
yang
temboknya. Namun, hal tersebut bukanlah
penulis dapatkan, di Bali sudah pernah
halangan bagi para seniman mural yang ingin
dilaksanakan beberapa kali festival mural
berkarya,
dalam skala besar sejak tahun 2000, antara
menciptakan ruang sosial melalui seni mural
lain Festival Bali yang Binal #3 pada tahun
sehingga kini seni mural kian terlihat.
aman
peralatan
untuk
Berdasarkan
yang
informasi
ingin
membuat
mereka
gambar
tetap
mural
berkarya
di
dalam
2011, Bali yang Binal #4 tahun 2013, dan Bali Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
yang Binal #5 tahun 2015. Tidak hanya dalam festival
Bali
yang
Binal,
festival
dilihat
yang
tahun
ini
(2016),
Misalnya
yaitu
yang
saja
tuduhan
dari
sebagian
masyarakat yang mengatakan bahwa seni
Tropicafestival yang digelar di kabupaten
mural merupakan seni vandal, seni mural
Badung, tepatnya di Canggu pada tanggal 13-
yang keberadaannya kian terkalahkan oleh
18 Juli 2016. Dilihat
permasalahan
menyangkut seni mural sangat kompleks.
melibatkan seni mural di dalamnya juga telah dilakukan
bahwa
dari
fungsinya,
tembok
spanduk, baliho, dan sampah visual lainnya,
atau
namun
dinding berfungsi sebagai penyekat suatu
2
ada
juga
yang
mengapresiasi
keberadaan seni mural di Kota Denpasar.
mengangkat tentang kemunculan seni mural
Semua
sebagi wujud kepedulian seniman terhadap
hal
tersebut
tidak
menyurutkan
semangat
para
seniman
mural
untuk
perkembangan Kota Yogyakarta yang kian
membuat
gambar-gambar
yang
kritis,
memprihatinkan karena banyaknya aktivitas
mengandung makna, serta pesan yang ingin
vandalisme.
mereka
penikmatnya.
komunikasi visual tidak serta merta hanya
Henri Lafebvre (dalam Pamungkas, 2016),
mampu memberikan pemecahan terhadap
seorang
Perancis,
permasalahan yang ada dan hanya berkaitan
menyebutkan bahwa sesungguhnya tidak ada
dengan eksekusi visual, namun juga mampu
ruang yang sepenuhnya ideal karena ruang
memilih media yang tepat dan relevan untuk
itu sendiri secara spasial dalam masyarakat
membangun komunikasi dengan masyarakat.
kapitalis
arena
Mural adalah salah satu media yang efektif
pertarungan yang tidak akan pernah selesai
dan akhir-akhir ini dijadikan media penyampai
diperebutkan.
pesan secara visual.
sampaikan
kepada
ilmuwan
modern
sosial
merupakan
Semua
pihak
yang
Hasil
penelitiannya
adalah
berkepentingan akan terus berusaha mencari Muhammad Iqbal Muttaqin (2009), dalam
cara untuk mendominasi pemakaian atau
skripsinya
pemanfaatan suatu ruang dan memproduksi
realitas
hegemoni mereka atas pemanfaatan ruang
Kota
mengakibatkan
pola
diluncurkan di tengah masyarakat sebagai bentuk
seniman mural dengan pemilik tembok atas yang
membentuk
yang dibawa oleh para pelaku art graffiti dan
Denpasar
menyangkut tarik-ulur kepentingan antara
ruang
yang
bahwa ada sebuah pola kromonisasi nilai
ruang sosial melalui mural yang dilakukan di
perilaku
Graffiti. Dalam penelitian tersebut disimpulkan
tertarik untuk meneliti bagaimana produksi
mural
Kromonisasi
interaksi dalam komunitas Jogja Street Art
tersebut. Oleh karena itu, penulis sangat
seniman
berjudul
Fandalisme mengkaji tentang realita sebuah
segala pengetahuan untuk mempertahankan
oleh
yang
konstruksi
vandalisme
terjadinya
atas
seni
terhadap
klaim
graffiti
untuk
aktifitas
merebut ruang publik sebagai media yang
hambatan-hambatan yang dialami oleh para
diperhatikan
seniman mural dalam memproduksi ruang
dan
ditempatkan
sebagai
konstruksi seni masyarakat sosial. Selain itu
sosial, makna mural bagi seniman mural di
ada upaya penguatan identitas para pelaku
Kota Denpasar, serta sejauh mana mural
street art graffiti dengan cara mengadakan
dapat dipahami oleh publik Kota Denpasar.
forum-forum resmi seperti pameran, lombalomba art graffiti dan
yang
ajang kebebasan ekspresi kreativitas bagi
2.1 Kajian Pustaka Wicandra
music
bertonggak pada keindahan seni sebagai
2. TINJAUAN PUSTAKA
Bima
live
kaum muda yang penuh dengan imajinasi (2009),
eksperimentalitas.
dalam
penelitiannya yang berjudul Berkomunikasi Secara Visual melalui Mural di Yogyakarta
3
Aprian Rino Prasetyo (2014), dalam
mencerminkan upaya perlawanan terhadap
jurnalnya yang berjudul Persaingan Seni
arogansi kekuasaan.
Visual Jalanan (Studi Deskriptif Persaingan
2.3 Produksi Ruang Sosial
antar Seniman Visual Jalanan pada Ruang Publik di Kota Surabaya) membahas tentang
Ruang adalah suatu konsep yang sangat
persaingan seniman visual jalanan dalam
kompleks, ruang terdiri dari waktu, bentuk,
memanfaatkan ruang publik sebagai lokasi
obyek, dan subyek. Ruang juga memiliki
untuk berkarya. Hasil dari penelitian tersebut
definisi yang beragam. Karl Marx mengatakan
adalah ruang publik seharusnya dimaknai
bahwa dalam sistem kapitalis buruh sebagai
sebagai wadah berekspresi yang digunakan
entitas yang konkrit (mutlak) telah beralineasi
untuk menyampaikan pesan dan bebas dari
menjadi entitas yang abstrak. Ruang sebagai
intervensi pihak manapun. Tetapi, ternyata
entitas abstrak inilah yang terus diproduksi
tidak semuanya memiliki pemahaman yang
oleh kapitalisme. Ruang tidak lagi dilihat
sama
sehingga
sebagai
seniman
menghadirkan
mengenai
menimbulkan
hal
tersebut
persaingan
antara
sesuatu
yang
realita
konkrit
aktivitas
yang
manusia
visual jalanan yang terjadi karena adanya
penghuninya, akan tetapi dilihat sebatas
timpa-menimpa gambar.
sebagai rancangan atau gagasan ide dengan membawa kepentingan modal di belakangnya
2.2 Mural
(Setiawan, 2016: 46). Hagget (dalam Scott, Mural berasal dari bahasa latin yaitu
2012: 225) melihat ruang didefinisikan oleh
murus yang memiliki arti dinding. Mural
hubungan antara entitas-entitas yang termuat
menurut Susanto (dalam Asharhani, 2012: 4),
di dalamnya. Hubungan di antara umat
adalah lukisan besar yang dibuat untuk
manusia melibatkan pergerakan mereka serta
mendukung ruang arsitektur. Mural dapat
pergerakan dari barang-barang dan ide-ide
dikatakan sebagai lukisan berukuran besar
mereka
yang dibuat pada dinding (interior atau
bersebrangan dan berpotongan dan saling
eksterior), langit-langit, atau bidang datar
terjalin dalam sebuah jaringan pautan. Morril
lainnya sebagai elemen dari suatu bangunan
(dalam Scott, 2012: 226) mendefinisikan
(Wicandra, 2009: 127). Mural merupakan seni
ruang sosial dalam sudut pandang jarak yang
rupa jalanan yang memanfaatkan tembok-
memisahkan masyarakat dan aksesibilitas
tembok di ruang publik yang merupakan
mereka satu sama lain. Dia melihat hubungan
bagian penting dari kota(Putrialam, 2014:
jarak
294S).
masyarakat menjadi struktur yang berubah-
Piliang
(dalam
Ibrahim,
2004)
menyatakan bahwa pesan-pesan moral atau
melalui
dan
‘saluran’
aksesibilitas
tertentu
yang
membentuk
ubah dalam ukuran dan lokasi.
bahkan kritik terhadap realitas sosial yang
Menurut Henri Lefebvre, ruang dibentuk
tertuang dalam seni lukis jalanan tersebut
oleh konsepsi spasial manusia. Konsepsi
tersaji
seni.
spasial tersebut lambat-laun menstrukturisasi
Keberadaan mural di sejumlah ruang publik
dirinya menjadi ilmu pengetahuan tentang
dalam
nuansa
simbolik
ruang. Ruang yang dibentuk oleh manusia
4
melalui konstruksi dan wacana inilah disebut
produksi ruang itu berisi pemahaman bahwa
dengan ruang sosial. Produksi yang dimaksud
secara fundamental ruang terikat oleh realitas
dalam hal ini bukanlah produksi seperti halnya
sosial, bagi Lefebvre pemahaman ruang
barang, melainkan produksi secara sosial,
sebagai pada dirinya sendiri tidak akan
baik secara personal maupun secara kolektif.
pernah menemukan titik mula epistemologis yang memadai. Ia menegaskan bahwa ruang
2.4 Kerangka Teori
tidak pernah ada pada dirinya sendiri. Semua
Untuk menganalisa produksi ruang sosial
ruang beserta artefaknya, bahkan irisan ruang
melalui mural di Kota Denpasar, dalam
yang sempit sekalipun, senantiasa hadir
penelitian ini penulis menggunakan teori
sebagai sebuah pernyataan politik (political
Produksi
statement) antar kelas sosial dan keterkaitan
Ruang
Sosial
menurut
Henri
berbagai
Lafebvre.
memberi
2.5 Teori Produksi Ruang Sosial (Henri
fungsi
aparatus
makna,
yang
imajinasi
hendak bahkan
membentuk perilaku warga (Rahadian, 2016).
Lafebvre)
Rahadian (2016), menyatakan persoalan yang dicermati Lefebvre adalah bagaimana
Lafebvre
menyajikan
konsep
baru
relasi antar-ruang yang termapankan melalui
mengenai ruang, yaitu ruang sosial. Konsep ruang
sosial
Lafebvre
didasarkan
struktur ilmu pengetahuan juga memapankan
pada
relasi antara manusia dengan obyek dalam
masalah ruang perkotaan, dia menyadari
sebuah ruang yang direpresentasikan. Dalam
bahwa situasi yang berkembang saat itu
situasi ini, manusia tersubordinasi ke dalam
sangat dipengaruhi oleh dua aliran filsafat
kerangka logika geopolitik yang dilakukan
sebelumnya, yaitu ruang abstrak Immanuel
kelompok dominan.
Kant dan ruang mutlak Rene Descrates. Para
Produksi ruang sosial menurut Lafebvre
perancang kota bermain di ranah ruang
sangat erat kaitannya dengan kepentingan
abstrak, sedangkan masyarakat merasakan
subyek yang berusaha menguasai suatu
ruang mutlak. Konsep ruang sosial Lafebvre
ruang dan menandainya dengan memberikan
juga banyak dipengaruhi oleh pemikiran Marx
makna berdasarkan kepentingan mereka.
mengenai ruang dan kapitalisme karena
Produksi ruang sosial
Lafebvre adalah penganut maxisme, oleh
menyangkut ruang konkrit dan ruang abstra,
karenanya konsep ruang sosialnya pun tidak
ruang abstrak yang dimaksud adalah ketika
jauh berbeda dengan konsep ruang dan kritik kapitalisme
Marx
yang
para subyek yang ingin memproduksi ruang
sama-sama
bermain diranah ide dan pemberian makna
mengaitkan ruang dengan kontruksi dan
pada
kepentingan. Bagi
Lafebvre,
suatu
konkritnya ruang
menurut Lafebvre
senantiasa
ruang, adalah
sedangkan realisasi
ide
ruang dan
pemaknaan yang dilakukan dengan aktivitas-
merupakan ruang sosial karena di produksi
aktivitas sosial yang dilakukan secara terus
secara sosial (Lafebvre, 1991: 68). Gagasan
menerus. Produksi ruang sosial saat ini
Lefebvre yang lebih dikenal sebagai teori
sangat banyak terjadi di kota-kota, produksi
5
yang dilakukan oleh pemodal lebih mengarah
menjelaskan hubungan sebab akibat yang
pada privatisasi suatu ruang.
terjadi dalam kegiatan produksi ruang sosial
Lafebvre mengajukan konsep triadik atas
melalui mural di Kota Denpasar. Produksi
produksi ruang sebagai berikut:
ruang sosial yang menyangkut aktivitas dan
a. Praktek Spasial (Spacial Space). Konsep
pemaknaan terhadap kehadiran seni mural di
ini mengacu pada dimensi material dari
Kota Denpasar bagi para seniman mural dan
kegiatan sosial dan interaksinya. Secara
masyarakat umum.
konkrit,
praktik
spasial
merupakan Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar
jaringan interaksi dan komunikasi yang
sebagai pusat kota di Provinsi Bali. Alasan
muncul dalam kehidupan sehari-hari.
peneliti memilih Kota Denpasar sebagai lokasi
b. Representasi Ruang (Representation of
penelitian
Space). Representasi ruang memberikan
didefinisakan
sebagai
abstrak,
muncul
pada
wacana, muncul dalam bentuk
memfokuskan penelitian di Jalan Kecubung, Jalan Sari Gading, Jalan Wijaya Kusuma,
tingkat
Jalan Wr. Supratman, Jalan Suli, dan Jalan
yang
Tukad Jinah.
diucapkan, misalnya deskripsi, definisi, dan terutama teori ruang. c.
Ruang
representasi
Denpasar
seni mural di Provinsi Bali. Peneliti akan
ruang.
Representasi ruang merupakan ranah ruang
Kota
menjadi salah satu tempat berkembangnya
gambaran atau konseptualisasi sehingga sesuatu
dikarenakan
Jenis
(Representational
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah jenis data kualitatif
Space). Ruang representasi adalah ruang
berupa
yang menyangkut dimensi simbolik ruang.
mengenai seni mural. Sumber data yang
Ruang representasi tidak mengacu pada
digunakan ada dua, yaitu sumber data primer
ruang itu sendiri, tetapi pada hal lain yang
dan sumber data sekunder. Sumber data
memberikan
primer berupa berbagai informasi, fakta, dan
makna
mengenai
ruang
tersebut.
suatu
ruang
dapat
informasi
melalui observasi mengenai keberadaan seni
mencakup
mural
media
wawancara
cetak,
buku,
dan
foto-foto
berkaitan dengan seni mural.
3. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
deskriptif-eksplanatif
4.1 Gambaran Wilayah Penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini untuk
Denpasar,
yaitu berbagai sumber data yang berasal dari
dapat berada pada ketiga dimensi tersebut.
adalah
Kota
masyarakat umum. Sumber data sekunder
tidak menutup kemungkinan suatu ruang
ini
di
mendalam dengan para seniman mural dan
space, atau representational space. Namun,
bertujuan
berbagai
jelas, bahkan secara langsung yang diperoleh
dimensi spacial space, representation of
penelitian
dari
realitas yang terkait yang relevansinya sangat
Dalam ranah produksi ruang sosial menurut Lafebvre
narasi
menganalisis
dan
6
yang
Kemunculan
seni
mural
Kota
tersebut merupakan seni publik karena sarat
Denpasar diperkirakan sudah ada sejak tahun
makna dan sengaja dibuat untuk publik.
2000-an yaitu di Jalan Nusa Indah, di sekitar
Kehadiran
kampus ISI Denpasar. Coretan-coretan di
diharapkan dapat berfungsi sebagai media
tembok tersebut dibuat oleh mahasiswa ISI
edukasi, media penyampaian aspirasi, dan
Denpasar yang dilarang menggambar di
menambah nilai estetika. Hal tersebut sejalan
tembok-tembok
dengan
dengan apa yang diinginmkan oleh para
berjalannya waktu, perkembangan seni mural
seniman mural maupun masyarakat Kota
kiat
Denpasar.
kampus.
mengalami
di
Seiring
kemajuan.
Berbagai
mural
di
Kota
Denpasar
komunitas yang membidangi street art pun
4.3 Makna Mural bagi Masyarakat Kota
bermunculan seperti Komunitas Pojok dan Komunitas
Djamur,
seniman
mural
selain
itu
Denpasar
beberapa
menggunakan
nama
Masyarakat Kota Denpasar menyambut
jalanannya sendiri seperti SLINAT, 735 Art,
positif kehadiran seni mural di Kota Denpasar
dan yang lainnya. kini mural sangat mudah
dengan catatan mural yang dibuat hendaknya
ditemui di Kota Denpasar, seperti di Jalan
mengandung makna atau pesan yang jelas,
Nusa Indah, Jalan Tukad Buaji, Jalan Dahlia, Jalan
Kusuma
Wijaya,
dan
Jalan
tidak mengandung unsur sara dan pornografi,
Wr.
serta dibuat di tempat yang tepat. Bagi
Supratman.
sebagaian masyarakat mural yang selama ini ditemui di Kota Denpasar bisa menjadi media
4.2 Makna Mural bagi Seniman Mural
edukasi karena mampu memberikan informasi Mural adalah seni publik, mural sengaja dibuat
oleh
seniman
mural
agar
tambahan mengenai isu sosial yang sedang
dapat
berkembang di masyarakat serta menjadi
dinikmati oleh publik. Menurut Miles (dalam
media
Asharhani, 2012: 7), seni publik merupakan
menyadarkan sebagian masyarakat mengenai
sebuah ranah khusus untuk praktik seni yang
suatu
menarik perhatian kurator dan kritikus seni.
pentingnya
Para seniman mural di
Kota Denpasar
sebagai penyampaian aspirasi sudah jelas
membuat mural berdasarkan perkembangan
karena mural dibuat berdasarkan isu sosial
isu sosial politik yang sedang berkembang di
yang
masyarakat
masyarakat.
panca
yang
indera
diamati
dan
menggunakan
dituangkan
pembuatan
mural
hal,
bahkan
mampu
misalnya
kesadaran
menjaga
lingkungan.
sedang
berkembang
di
tentang Mural
tengah
kembali Mural sebagai penambah estetika suatu
kedalam sebuah gambar besar. Pemilihan lokasi
pengingat,
tempat telah terealisasi saat ini di Kota
menjadi
Denpasar, seperti yang ada di daerah Padang
pertimbangan tersendiri bagi para seniman
Galak. Bangunan tua di daerah Padang Galak
mural, karena bagi mereka mural seharusnya
yang dulunya dikenal sebagai tempat yang
dibuat di tempat yang strategis agar dapat
menyeramkan kini semenjak tempat tersebut
dilihat oleh masyarakat luas dengan kata lain
digunakan sebagai tempat pembuatan mural,
mural yang dibuat oleh para seniman mural
7
berubah
menjadi
tempat
oleh
wisatawan
dikunjungi
yang yang
ramai
membentuk perilaku warga (Rahadian, 2016).
ingin
Ruang
yang
demikianlah
yang
telah
mengambil foto dengan latar belakang mural,
diproduksi oleh seniman mural di Kota
bahkan banyak yang menggunakan tempat
Denpasar, mereka hadir dengan membawa
tersebut sebagai lokasi syuting iklan dan
sebuah pernyataan politik yang dituangkan
lokasi foto prewedding. Masyarakat Kota
melalui mural yang mereka buat di ruang
Denpasar berharap bahwa seniman mural
publik Kota Denpasar. Berdasarkan isu yang
dapat bekerjasama dengan Pemerintah Kota
berkembang dan permasalahan sosial yang
Denpasar dalam meningkatkan kesadaran
ada di masyarakat para seniman mural
masyarakat. Mural dapat digunakan sebagai
berupaya untuk menyampaikan suatu kritik
salah
terhadap realitas sosial di tempat mural itu
satu
media
pengingat,
misalnya
himbauan agar tidak membuang sampah
dibuat,
hal
yang
sangat
berbeda
atau
kesungai bisa disampaikan melalui mural
berlawanan dengan hal-hal yang selama ini
yang dibuat di dinding sungai.
terlihat di permukaan seperti keharmonisan keluarga di Bali misalnya, dicoba untuk
4.4 Produksi Ruang Sosial melalui
diangkat
Mural di Kota Denpasar Kota
Denpasar
sebagai
publik
berkembang di masyarakat. Produksi ruang sosial yang dilakukan oleh para
produksi ruang sosial oleh berbagai kalangan,
seniman
mural
di
Kota
Denpasar
menurut konsep triadik atas produksi ruang
khususnya pemerintah, kaum kapitalis, dan
Henri
kelompok masyarakat lainnya termasuk para
Lafebvre
sesungguhnyamencakup
ketiga dimensi produksi ruang sosial dengan
seniman mural. Produksi ruang sosial yang kelompok
kepada
berbeda dengan wacana yang selama ini
ibukota
daerah yang tepat untuk dijadikan tempat
oleh
ditampilkan
bahwa kenyataan yang terjadi sangatlah
sekaligus Pusat Kota Provinsi Bali merupakan
dilakukan
dan
penjelasan sebagai berikut:
kepentingan
tersebut tidak terlepas dari realitas sosial
Praktek spasial (spacial space) yang
masyarakat setempat, hal ini sesuai dengan
merupakan dimensi material dari kegiatan
teori produksi ruang sosial menurut Henri
sosial dan interaksinya. Suatu praktik sosial
Lafebvre yang menyatakan bahwa secara
yang disadari maupun tidak disadari telah
fundamental ruang terikat oleh realitas sosial
memproduksi
(Lafebvre, 1991: 68).
memberikan makna tertentu pada ruang
suatu
ruang
yang
selalu
tersebut. Aktivitas para seniman mural dalam Di
sisi
lain
Lafebvre,
juga
membuat mural dengan berbagai alasan
menegaskan bahwa ruang tidak pernah ada
seperti ingin menyampaikan pesan melalui
pada dirinya sendiri, semua ruang beserta
mural
artefaknya senantiasa hadir sebagai sebuah
kepada
masyarat
luas,
berupaya
menyajikan seni agar tidak bersifat ekslusif
pernyataan politik antara kelas sosial dan
dan dapat dinikmati publik, sebagai media
keterkaitan berbagai fungsi aparatus yang
berkesenian
hendak memberi makna, imajinasi, bahkan
8
dan
memberikan
sensasi
perlawanan
merupakan
aktivitas
yang
pada lingkungan mural itu dibuat sehingga
memproduksi
suatu
dapat mejadi penata dari berbagai relasi yang
ruang. Produksi ruang jelas telah dilakukan
menghubungkan antara ruang konkrit dengan
karena adanya makna yang disampaikan
wacana yang ada di tempat mural itu dibuat
pada mural yang dibuat.
dan
sesungguhnya
telah
Representasi ruang (representation space)
adalah
gambaran sesuatu
ruang
atau
yang
didefinisikan
sebagai
menjadi
media
informasi
sesuai konteksnya bagi masyarakat yang
memberikan
konseptualisasi
kemudian
membaca mural tersebut. Ruang representasi (representational
sehingga space)
ruang.
adalah
ruang
yang
menyangkut
Representasi ruang merupakan ranah ruang
dimensi simbolik ruang. Ruang representasi
abstrak,
wacana
tidak mengacu pada ruang itu sendiri, tetapi
(Lafebvre, 1991: 39). Isu sosial yang sedang
pada hal lain yang memberikan makna
berkembang
di
mengenai
permasalahan
sosial
muncul
pada
tingkat
masyarakat
ruang
tersebut.
Sejak
awal
sebagai
kehadiran mural di Kota Denpasar menjadi
wacana dalam memproduksi ruang sosial.
simbol perlawanan di bidang seni rupa. Para
Wacana dan produksi tentang ruang hanya
seniman mural hadir membawa hal baru yang
memungkinkan persoalan ruang dipraktikkan
selama
secara
representasi
permukaan. Sebagai contoh festival Bali yang
bahasa dan sistem tanda (Lafebvre, 1991:
Binal #1 dibuat untuk merespon pameran Bali
39). Menurut Lafebvre representasi ruang
Bienalle yang berlangsung di beberapa galeri
dalam konteks ini berfungsi sebagai penata
di Ubud. Bali yang Binal menghadirkan seni
dari berbagai relasi yang menghubungkan
mural yang merupakan seni publik yang
ruang-ruang
langsung
verbal
dan
dijadikan
dan
melalui
tertentu
dengan
berbagai
ini
tidak
pernah
disajikan
di
diangkat
tempat
di
terbuka
wacana di luar ruang itu sendiri. Representasi
sehingga semua orang dapat melihatnya dan
inilah yang memberikan jalan bagi manusia
tidak ditujukan khusus hanya untuk mereka
untuk membingkai ruang pada konteksnya,
yang memahami seni. Selain itu, SLINAT juga
kemudian memaknainya melalui sistem tanda,
mengusung tema “X Visit Bali Years X” pada
kode, dan bahasa. Penentuan tema dalam
beberapa
membuat
dengan tema tersebut berupaya menyajikan
mural
harus
sesuai
dengan
permasalahan sosial yang ada di tempat
hal
mural
pariwisata
itu
sehingga
dibuat mural
dalam
waktu
tersebut
tertentu
yang
mural
yang
sangat Bali
dibuatnya.
berbeda
yang
dalam
selama
ini
Mural
dunia selalu
dapat
menampilkan sisi positifnya saja, dan tak
merepresentasikan masalah yang ada pada
pernah sedikit pun peduli dengan kenyataan
lingkungan mural itu dibuat. Wacana yang
lain yang jelas terjadi pada masyarakat Bali
digunakan sebagai produksi ruang sosial
yang selama ini menjadi objek pariwisata,
melalui mural sudah masuk dalam dimensi
padahal seharusnya mereka menjadi subjek
representasi ruang. Karena susungguhnya
yang
para seniman mural akan membuat mural
tersebut.
berdasarkan permasalahan sosial yang ada
9
mengendalikan
industri
pariwisata
Berdasarkan hasil wawancara jelas bahwa
mural
unsur
mural di Kota Denpasar adalah suatu gambar
perlawanan yang ada di dalamnya, karena
berukuran besar yang mengandung makna
sejak awal kemunculannya pun mural di era
atau pesan yang ingin disampaikan kepada
modern menjadi media perlawanan terhadap
masyarakat luas. Pesan yang terkandung
pemerintah oleh kelompok tertentu. Upaya
pada mural merupakan permasalahan sosial
seniman
dari
yang terjadi pada lingkungan masyarakat
termasuk
dimana mural itu dibuat sehingga mampu
pemerintah juga menjadi bukti bahwa seni
merepresentasikan keadaan sekitar sesuai
mural di Kota Denpasar hadir sebagai media
dengan konteks tempat ruang sosial tersebut
kritik atau penyampaian suatu hal yang
diproduksi.
hegemoni
mural
identik
agar
pihak
dengan
disimpulkan bahwa mural bagi para seniman
tetap
bebas
manapun
berbeda dan bebas dari hegemoni pihak
Bagi masyarakat Kota Denpasar, mural
manapun.
sangat bagus keberadaannya dengan catatan
Berbeda kemudian saat pemerintah
mural tersebut harus mengandung pesan
memberikan ruang kepada seniman ruang
sosial atau nilai-nilai yang bisa dibaca dan
untuk membuat mural dengan tema yang
dipahami oleh masyarakat, keberadaan mural
ditentukan, seprti misalnya islatasi mural yang ada
saat
Denpasar,
peresmian tema
mural
Yout
Park
Kota
ditentukan
yaitu
saat ini sudah sarat makna dan mampu merepresentasikan ruang dimana mural itu dibuat; menjadi media informasi tambahan,
berkaitan dengan pelestarian Aksara Bali atau
media pengingat, bahkan media penyadaran
pembuatan mural di sekolah dengan tema
bagi masyarakat. Mereka berharap mural di
tertentu yang berkaitan dengan pendidikan.
Kota Denpasar bisa lebih teratur, misalnya
Dengan demikian, ide yang muncul sesuai
dipusatkan
dengan kebutuhan pihak tertentu sehingga
pada
suatu
wilayah
tertentu.
Selain itu, harapan mereka bagi pemerintah
pada saat itu ruang representasional telah
kota dalam merespon perkembangan mural
runtuh menjadi ruang abstrak, dimana mural
yaitu memberikan ruang kepada seniman
tidak lagi identik dengan unsur perlawanan
untuk
yang bebas dari penguasaan pihak manapun.
membuat mural
dan
bekerjasama
dengan seniman mural untuk menjadikan
Sama halnya dengan mural yang dibuat
mural sebagai media himbauan dan media
berdasarkan keinginan pihak tertentu, mural
edukasi bagi masyarakat.
yang ada di sekolahpun memiliki dimensi Secara umum, keberadaan mural di Kota
yang sangat berbeda dengan mural sebagai
Denpasar
street art walaupun makna mural yang
dalam
ketiga
dimensi
produksi ruang sosial menurut Henri Lafebvre,
dimaksud sama.
yaitu ruang spasial dimana aktivitas sosial
5. KESIMPULAN DAN SARAN
seniman dalam membuat mural di tembok-
5.1 Kesimpulan Berdasarkan
masuk
penelitian
yang
tembok kota yang awalnya hanya berfungsi
telah
sebagai pembatas. Mural di Kota Denpasar
dilakukan mengenai Produksi Ruang Sosial
juga merupakan representasi ruang, karena
melalui Mural di Kota Denpasar, maka dapat
10
wacana yang digunakan dalam memproduksi
informasi. Seharusnya mural bisa dimasukkan
ruang sosial adalah permasalahan sosial
ke dalam bagian penataan Kota Denpasar,
yang ada disekitar ruang mural itu dibuat
sesuai dengan konsep yang diusung oleh
sehingga makna yang terkandung dalam
Kota Denpasar sebagai kota kreatif. Memberi
mural mampu merepresentasikan keadaan
ruang sama dengan mewadahi kreativitas
dimana mural itu dibuat. Mural Kota Denpasar
pemuda
sejak
awal
mencegah terjadinya tindakan yang bersifat
unsur
perlawanan
kemunculannya dan
mengandung
menjadi
media
Denpasar
di
bidang
seni
dan
tidak terkontrol atau berlebihan.
ekspresi berkesenian serta media kritik sosial
Saran bagi seniman mural yaitu agar
yang bebas dari hegemoni pihak manapun
seniman mural melanjutkan karyanya dalam
sehingga bisa menjadi ruang representasional
membuat mural yang sarat makna dan pesan
suatu perlawanan dan penyedia informasi
sosial sesuai dengan ruang dimana mural itu
yang berbeda.
dibuat sehingga makna yang disampaikan
5.2 Saran
dapat berguna bagi masyarakat. Sehingga
Perkembangan mural di Kota Denpasar
seniman mural diharapkan lebih berhati-hati
yang terus mengalami peningkatan harus
dalam menentukan tema gambar yang akan
disadari oleh berbagai pihak, baik masyarakat
dibuat agar tidak menimbulkan hal-hal yang
umum
Masyarakat
merugikan semisal mengandung isu SARA.
sebagai pembaca mural dan penyedia tembok
Pada akhirnya semua pihak diharpkan dapat
sebagai media membuat mural harus lebih
mengetahui dan memahami mural sebagai
paham
media komunikasi secara visual dan menjadi
maupun
pemerintah.
mengenai
mural
sehingga
bisa
menentukan tindakan dalam merespon mural
produksi
yang
dan
digunakan sebagaimana mestinya. Seniman
diberikan ijin untuk menggambar di tembok.
mural diharapkan dapat bekerjasama dengan
Masyarakat
pemerintah untuk meningkatkan kesadaran
layak
dan
juga
patut
diapresiasi
seharusnya
lebih
peka
suatu
ruang
terhadap berbagai permasalahan yang terjadi
masyarakat.
di lingkungan sosial mereka, apalagi dengan
DAFTAR PUSTAKA
adanya
pesan-pesan
BUKU
melalui
mural,
yang
seharusnya
disampaikan lebih
mudah
sehingga
dapat
Babari, Yohanes & Antonina Panca Yuni
memahami hal-hal tersebut dan bisa berbuat
Wulandari,
sesuatu untuk merespon masalah sosial
[et.al].
(2002).
Relasi
dengan Sesama. Jakarta: Elex Media
tersebut.
Komputindo
Bagi pemerintah Kota Denpasar, sudah Barker,
selayaknya seniman mural diberikan ruang untuk
membuat
masyarakat
pun
mural, cukup
karena positif
Chris. (2009). Cultural Bantul: Kreasi Wacana
Studies.
respon Barthes, Roland. (2009). Mitologi. Bantul: Kreasi Wacana
dan
menganggap mural bisa menjadi media yang tepat untuk menyampaikan suatu pesan dan
11
Bungin, Burhan. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers Damajanti, Irma. (2006). Bandung: Kiblat
Psikologi
Prasetyo, A. R. (2013).PERSAINGAN SENI VISUAL JALANAN (Study Deskriptif Persaingan antar Seniman Visual Jalanan Pada Ruang Publik di Kota Surabaya) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Seni.
Putrialam, S. (2014). ANALISIS SEMIOTIKA: KONSTRUKSI PERLAWANAN PADA MURAL “WHAT’S NEXT INDONESIA BATIK” (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA). Commonline Departemen Komunikasi| Vol. 3/ No. 2
Habermas, Jurgen. (2010). Ruang Publik. Bantul: Kreasi Wacana Ibrahim. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Afabeta Kuntowijoyo, & Ibrahim, I. S. (2004). Lifestyle Ecstasy: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas indonesia. Jalasutra: Forum Indonesia untuk Komunikasi Tanpa Kekerasan (Fiskontak)
Setiawan, A. (2016). Produksi Ruang Sosial Sebagai Konsep Pengembangan Ruang Perkotaan (Kajian atas Teori Ruang Henri Lafebvre). Haluan Sastra Budaya, 33(66), 44-52.
Lafebvre, Henri. (1991). The Production of Space, diterjemahkan oleh Donald Nicholson-Smith. Brasil Blackwel. Oxford.
Wicandra, O. B. (2009). Berkomunikasi Secara Visual Melalui Mural di Yogyakarta.Nirmana, 7(2). Holbrook, R. W. (1902). An Important Quartet of Mural Paintings, dalam E-Jurnal Brush and Pencil, 11(2), 96-106. [diakses pada 20 Oktober 2016]
Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Ritzer, George & Dougles J Goodman.(2010). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana
SKRIPSI Muttaqin, M Iqbal. (2009). “Kromonisasi Vandalisme” Siasat Seni Komunitas Jogja Street Art Grafitti dalam Merebut Ruang Publik”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & G. Bandung: Alfabeta Scott,
Jhon. (2012). Teori-teori Sosial: Masalah-masalah Pokok dalam Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Soetomo, Greg. (2003). Krisis Seni Krisis Kesadaran.Yogyakarta: Pustaka Filsafat
Sumarjaya, IGede. (2014). Aktivitas Komunitas Djamur sebagai Seniman Street Arts Bali dalam Karya Fotografi Dokumenter. Skripsi. Denpasar: Isntitut Seni Indonesia
Susanto, Mikke. (2011). Diksi Rupa, Kumpulan Istilah & Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab Yogyakarta & Jagad Art Space Bali
Asharhani, Imaniar Sofia. (2012). “Mural dan Graffiti sebagai Elemen Pembentuk Townscape”. Depok: Universitas Indonesia
Suyanto, Bagong & Sutinah. (2005). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana
WEBSITE DAN BAHAN REFERENSI LAINNYA Carlo, Henri & Devaille [tanggal di upload]. Renaisance Of Mural Decoration: web [online]. Diunduh dari alamat website http://www.jstor.org/stable/pdf [diakses tanggal 21 Juli 2016].
JURNAL DAN ARTIKEL
12
Rahadian,Suarbudaya. (2016). Lafebvre dan Visis Eskatologis Kekristenan Bagi Pembebasan Ruang Kota, http://indoprogress.com [Diakses 21 Oktober 2016]. Ghosh, Pallab. (9 Oktober 20140.Temua Lukisan Gua berusia 40.000 Tahun di Sulawesi. Dalam BBC Indonesia [online]. Diunduh dari alamat website http://www.bbc.com/indonesia/majala h/2014/10/141008_iptek_gua_sulawe si [diakses tanggal 2 Oktober 2016]. http://www.kemendagri.go.id/pages/profildaer ah/kabupaten/id/51/name/bali/detail/5171/kota -denpasar [diakses tanggal 12 April 2017] http://www.denpasarkota.go.id/
[diakses
tanggal 11 Maret 2017]
13