X.104
Produksi Massal Bibit Tebu Varietas PS864 dan PS881 dengan Stabilitas Genetik Tinggi dan Bebas Virus Hasil Kultur Apeks Untuk Pengembangan di Sulawesi Deden Sukmadjaja, Ika Mariska, Yati Supriati, Suci Rahayu, Saptowo J. Pardal
Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Badan Litbang Pertanian 2012
LATAR BELAKANG
Salah satu upaya dalam program Swasembada Gula Nasional yang telah dicanangkan pemerintah adalah meningkatkan produksi dan produktivitas tebu. Upaya tersebut dilakukan melalui perluasan areal lahan dan penggunaan bibit bermutu Tanaman Tebu merupakan komoditas andalan di propinsi Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu sentra pruduksi gula di Indonesia Bagian Timur.
Peningkatan jumlah kebutuhan bibit berkualitas Pengadaan bibit secara konvensional sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan bibit bermutu yang banyak dengan waktu relatif cepat dibutuhkan metode alternatif lain Penyediaan bibit melalui teknologi kultur jaringan telah terbukti dapat mengatasi masalah tersebut dengan produksi bibit yang berkualitas (tegar, seragam dan bebas penyakit) pada banyak tanaman. Metode perbanyakan melalui kultur meristem/tunas apeks dapat dihasilkan bibit sehat bebas penyakit terutama virus, dengan stabilitas genetik tinggi
1
PERMASALAHAN
•
Ketersediaan bibit tebu dari kebun bibit bermutu yang akan digunakan oleh petani masih kurang
•
Apakah varietas tebu yang digunakan selama ini sudah sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pemerintah termasuk penataan varietasnya ?
2
METODOLOGI
1. Ruang lingkup Kegiatan Laboratorium dan Lapangan/Pesemaian 2. Fokus Kegiatan Penyediaan bibit tebu var. PS864 dan PS881 melalui teknologi kultur apeks 3. Desain Penelitian RAK (Lab) 4. Tahapan-Metode Pelaksanaan Kegiatan (i) Inisiasi dan multiplikasi tunas ; (ii) Produksi plantlet ; dan (iii) Perbanyakan benih G0 di pesemaian 5. Perkembangan dan Hasil Kegiatan Inisiasi & multiplikasi tunas apeks dari kedua varietas yang digunakan mempunyai respon pertumbuhan yang berbeda pada media yang digunakan Peningkatan frekuensi subkultur dan komposisi media sangat mempengaruhi laju penambahan jumlah tunas Produksi plantlet dilakukan menggunakan media cair (PS864) dan padat (PS881) dan media perakaran Aklimatisasi:polibag : 23% (PS864) dan 30% (PS881); bedengan: 20% (PS864) dan 31,5% (PS881) Cuaca ekstrim kemarau panjang (Juli-Sept 2012) rendahnya keberhasilan aklimatisasi S/d September 2012: sudah diaklimatisasi 1700 plantlet. Masih ada 1500-2000 plantlet yang dipelihara di laboratorium 3
SINERGI KOORDINASI 1. Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan • Perencanaan lokasi kegiatan, Diskusi fokus kegiatan dgn stake holder, Pemaparan hasil dan perkembangan kegiatan 2. Nama lembaga yang diajak koordinasi • Balitbangda Prov. Sulsel, BPTP & KP, Dinas Perkebunan di Prov. Sulsel 3. Strategi pelaksanaan koordinasi • Diskusi menentukan lokasi kegiatan yang merupakan daerah pengembangan tebu dilakukan pada tahap awal pelaksanaan kegiatan • Memaparkan rencana dan perkembangan kegiatan pada Diskusi Fokus Kegiatan dgn stake holder pd tgl 9 Mei 2012 • Memaparkan laporan perkembangan kegiatan di Balitbangda (yang dihadiri Kepala Dinas) pd tgl 1 Oktober 2012 4. Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan • Mendapat tanggapan positif dari Balitbangda/Dinas Perkebunan Prov. Sulsel karena sudah terkait dengan Program yg sedang berjalan (Program Peningkatan Ketahanan Pangan spt Kegiatan Pembangunan Kebun Bibit Tebu, 4 dll)
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
1.
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan • Ketersediaan sumber bibit bermutu yang dapat meningkatkan produktivitas dan rendemen gula dari tanaman tebu • Bibit G0 setara breeder seed bibit G1 bibit G2 KBD KTG faktor multiplikasi:
8-10x
20x
20x
7x
• Prod. bibit G0 s/d bibit G2 dilakukan pemulia/ penangkar profesional • Perbanyakan bibit G2 bibit tebu KBD, dilakukan petani penangkar, kemudian hasil penangkaran di KBD petani di kebun tebu produksi (KTG) 2.
Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan • Bibit G0
3.
Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan • Belum dimanfaatkan karena masih dalam proses pengembangan
4.
Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan • Belum dirasarakan manfaatnya oleh pihak penerima 5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
1. Rancangan Pengembangan ke depan • Bibit tebu G2 disebarkan ke petani-petani penangkar di Kebun Bibit Datar (KBD) disalurkan ke petani produksi di Kebun Tebu Giling (KTG) 2. Strategi Pengembangan ke depan • Pembangunan Kebun Bibit Tebu oleh Pemda setempat 3. Tahapan Pengembangan ke depan • Prod. Bibit G0 s/d G2: (1-1.5 thn, dilakukan oleh Pemulia dan Penangkar Profesional) • Penangkaran bibit G2 di KBD: (7 bln, dilakukan oleh Petani Penangkar) • Penggunaan bibit dari KBD untuk KTG: (9-12 bln, petani produksi)
6
FOTO KEGIATAN Pelaksanaan dan Hasil kegiatan •Koordinasi dengan pihak terkait
Apeks tebu
Inisiasi dan regenerasi Multiplikasi tunas tunas apeks pada pada media proliferasi medium padat
Diskusi Fokus Kegiatan dgn stake holder tgl 9 Mei 2012 Scale-up
Penanaman plantlet pada polibag
Pembentukan plantlet
Plantlet yg siap untuk diaklimatisasi
Bibit umur 2 minggu Bibit G0 umur 2 bln siap untuk dipindahkan kepembibitan
Diskusi Pelaksanaan Kegiatan dgn pihak Balitbangda 14 Sept 2012 7
logo lembaga
TERIMA KASIH Tim Peneliti: Deden Sukmadjaja Ika Mariska Yati Supriati Suci Rahayu Saptowo J. Pardal