79 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
PRODUCT STRATEGY AND PROMOTION IN CREATING BRAND AWARENESS AND CONSUMER LOYALTY I Putu Hery Pratama Artha ABSTRACT Globalization is happening in the world today have consequences on the increasingly fierce competition for a company of any good business field of industry, commerce, banking, service industry, tourism and business sectors. For a financial institution, one of the most important factors to increase customer satisfaction is to provide the best possible service to the consumer or customer. It shows the importance of customer satisfaction as a reference and objectives of each company's strategy to always maintain a sustainable manner even have to be improved in terms of products, promotions, brand awareness to achieve the expectations of the consumer. The purpose of this study were: 1) to assess and analyze the effect of product strategy for brand awareness. 2) to assess and analyze the effect of promotions on brand awareness. 3) to assess and analyze the effect of product strategy on customer loyalty. 4) to determine and analyze the effect of the promotion effect on customer loyalty. 5) to determine and analyze the effect of brand awareness on consumer loyalty. From analysis and discussion that has diuraaikan can be concluded that 1) the product strategy and significant positive effect on brand awareness, which means the higher the product strategy, the better brand awareness. 2) the promotion of positive and significant impact on brand awareness, which means that the enhanced promotion of the better brand awareness. 3) the product strategy and significant positive effect on customer loyalty, which means that the enhanced product strategy, the better consumer loyalty. 4) promotion of positive and significant impact on customer loyalty, which means that the enhanced promotion of the better customer loyalty.5) brand awareness and significant positive effect on customer, which means that the enhanced brand awareness, the better consumer loyalty. Keywords: product strategy, promotion, brand awareness, consumer loyalty I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi di dunia saat ini membawa konsekuensi pada persaingan yang semakin ketat bagi sebuah perusahaan apapun bidang usahanya baik industri, perdagangan, perbankan, industri jasa, pariwisata maupun bidang usaha lainnya. Persaingan tersebut akan selalu memaksa mereka untuk selalu memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada konsumen atau mereka akan ditinggal oleh konsumen. Selama beberapa dekade ini, sektor perbankan telah mengalami perubahan yang sangat drastis dengan ditandai semakin ketatnya persaingan, menurunnya permintaan jasa pada sektor industri perbankan (Yenny, 2006). Pada situasi dengan tingkat persaingan yang ketat tersebut nasabah seringkali tidak mempunyai loyalitas kepada suatu bank karena banyaknya tawaran yang diberikan kepada nasabah dan nasabah akan senantiasa memilih tawaran yang paling menguntungkan baginya (Bloemer et al, 1998). Bagi suatu lembaga keuangan, salah satu faktor terpenting untuk meningkatkan kepuasan konsumen adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen atau nasabah. Poon (1998), menyatakan bahwa “persaingan dibidang pariwisata terletak pada pemenuhan kondisi-kondisi yang memadai yaitu dengan memberikan layanan yang berkualitas, fleksibel dan ramah, yang selanjutnya akan dicari konsumen dan oleh @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
80 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
karenanya mereka bersedia untuk membayar”, hal tersebut tentu juga sangat relevan pada bidang diluar industri perbankkan. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR Bali Dananiaga merupakan lembaga keuangan yang bertempat di wilayah jln. Raya Teuku Umar no. 11B. Menurut UU No. 10 pasal 1 ayat 2 tahun 1998 tentang perbankan, menyebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat ditujukan untuk melayani usaha kecil dan masyarakat didaerah.Bank Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum Perseorangan Terbatas, Perusahaan Daerah atau koperasi. Peranan Bank Perkreditan Rakyat dalam pemberian kredit bagi usaha mikro, kecil dan menengah dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan, dan pemerataan kesempatan berusaha di Indonesia.Bank Perkreditan rakyat Bali Dananiaga merupakan salah satu lembaga keuangan yang didirikan di jln. Raya Teuku Umar no. 11 B untuk tujuan utama sebagai penyangga kehidupan masyarakat sekitar maupun masyarakat luas melalui kegiatan ekonomi masyarakat yang tangguh.Keberadaan BPR Bali Dananiaga, Denpasar telah terbukti mampu menggeliatkan tidak saja aktivitas ekonomi masyarakat. Pembangunan dan perbaikan terhadap prasarana ekonomi dan sosial, Hal tersebut tidak terlepas dari peranan BPR sebagai lembaga keuangan yang diharapkan bisa menjadi “Pelabe Masyarakat” untuk mendukung kegiatan masyarakat dalam upaya mewujudkan kesejahteraan mereka. Semua hal yang dilakukan oleh BPR Bali Dananiaga tersebut membuat citra BPRBali Dananiaga semakin baik dan dikenal hingga keluar daerah. Sejalan dengan itu kepuasan dan loyalitas para nasabah BPRBali Dananiaga terus bertambah, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya perkembangan jumlah nasabah BPRBali Dananiaga.selama 5 (lima) tahun terakhir. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah strategi produk berpengaruh terhadap brand awareness? 2. Apakah promosi berpengaruh terhadap brand awareness? 3. Apakah strategi produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen? 4. Apakah promosi berpengaruh terhadap loyalitas konsumen? 5. Apakah brand awareness berpengaruh terhadap loyalitas konsumen? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi produk terhadap brand awareness. b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi terhadap brand awareness. c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi produk terhadap loyalitas konsumen. d. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. e. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand awareness terhadap loyalitas konsumen.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
81 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis Secara teoritis penulisan ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan tentang strategi produk, promosi khususnya dalam menciptakan brand awareness dan loyalitas konsumen terhadap suatu produk perusahaan. 2. Secara Praktis Secara praktis penulisan ini bermanfaat bagi management perusahaan dalam meningkatkan kualiatas produk, promosi dan brand awareness untuk meningkatkan loyalitas konsumen serta menjadi acuan dalam meningkatkan profit perusahaan di era persaingan yang semakin ketat ini. II. TELAAH PUSTAKA A. Telaah Pustaka 2.1 Srategi Produk a. Pengerti Strategi Menurut Marrus (2012:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. b. Produk Pengertian produk (product) menurut Kotler & Armstrong, (2001:346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. c. Atribut Produk Menurut Kotler& Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah : 1) Merek (branding) Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360) 2) Pengemasan (packing) Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. 3) Kualitas Produk (Product Quality) Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)". Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan. d. Tingkatan Produk. Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut: 1) Produk Inti (Core Product) Produk inti adalah terdiri dari manfaat inti dalam suatu produk atau jasa yang dicari konsumen. 2) Produk Aktual (Actual Product) @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
82 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product) disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti (Kotler & Armstrong, 2001:348). 3) Produk Tambahan Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah atau pertanyaan (Kotler & Armstrong, 2001: 349). e. KlasifikasiProduk. Menurut Fandy Tjiptono (2009:98) klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu: 1) Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya adalah : sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan garam. 2) Barang Tahan Lama (Durable Goods) Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain : TV, lemari es, mobil dan komputer. Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer's goods) dan barang industri (industrial's goods). Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: 1) Convinience Goods Convinience goods adalah barang yang memiliki frekuensi pembelian (sering beli), dibutuhkan dalam waktu secepatnya dan hanya memerlukan usaha yang minimum dalam pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman. 2)Shopping Goods Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pembeliannya ditentukan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria penentuan tersebut meliputi dari harga barang, kualitas barang dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci, furniture (mebel), pakaian. 2) Specially Goods Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik. 3) Unsought Goods Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan (Tjiptono, 2009 : 99-100 ).
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
83 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
2.2 Promosi a. Pengertian Promosi Promosi merupakan salah satu variabel di dalammarketing mixyang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaandalam pemasaran produk atau jasanya. Swasta dan Irawan (2010:349) promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Sedangkan menurut Kotler(2005:349) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. b. Variabel-variabel Promosi Menurut Kotler & Armstrong (2001:117) variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu: 1) Periklanan (advertising) Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. 2) Penjualan Personal (personal selling) Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. c. Promosi penjualan (sales promotion) Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. d. Hubungan masyarakat (public relation) Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan. e. Pemasaran langsung (direct marketing) Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung. Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. 2.3 Brand Awareness Menurut Darmadi Durianto (2004:54) definisi dari Brand Awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Menurut Aaker (2011:63), brand awareness sendiri didefinisikan menjadi 3 tingkatan, yakni sebagai berikut : 1. Brand Recognition (pengenalan), merupakan tingkatan yang paling rendah, dimana para konsumen baru mengenal sebuah merek dan masih membutuhkan alat bantu untuk bisa mengingat merek tersebut. 2. Brand Recall (mengingatkankembali), kesadaran merek langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan/ penyebutan ulang untuk mengingat merek produk. 3. Top of mind (puncak), adalah tingkatan tertinggi dimana merek tertentu telah mendominasi benak para konsumen, sehingga dalam level ini mereka tidak @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
84 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
membutuhkan pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk tertentu. Untuk bisa sampai ke level top of mind, tentunya dibutuhkan strategi promosi khusus untuk menanamkan brand produk yang cukup kuat. 2.4 Loyalitas Konsumen a. Pengertian Loyalitas Tingkah laku loyalitas sebenarnya mulai muncul pada era tahun 1970-an, sesudah suatu periode dimana sebagian besar penelitian membuktikan bahwa loyalitas adalah suatu pola pembelian ulang (Oliver,2007:85). Loyalitas adalah suatu faktor terpenting dalam menentukan kesuksesan suatu perusahaan dan tanpa adanya loyalitas, maka keunggulan kompetitif yang dimiliki seperti tidak pernah ada dan tidak sukses (Omar, 2009:52). b. Mengukur Loyalitas Konsumen yang sudah merasa puas saat melakukan transaksi di suatu perusahaan akan kembali mengulangi kedatangannya. Konsumen yang sudah datang berkali-kali pada suatu perusahaan menurut Ahmad Mardalis dapat dikatakan konsumen tersebut loyal. Loyalitas pelanggan menurut Ahmad Mardalis (2005) juga dapat diukur sehingga perusahaan dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumennya. B. Hubungan Antar Variabel 1. Pengaruh Strategi Produk Terhadap Brand Awareness Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati (2013) menunjukkan bahwapersamaan regresi untuk variabel kualitas produk memiliki nilai koefisien sebesar 0,523 dan di lihat dari hasil uji t variabel kualitas produk menghasilkan t hitung sebesar 6,119 dan signifikansi sebesar 0,000. T hitung 6,119 > t Tabel yang nilainya 1,809 dengan tingkat signifikansi 0.000 kurang dari 0,05, semakin tinggi kualitas produk yang diproduksi, maka semakin tinggi brand awareness, jika dilihat pada persamaan regresi variabel kualitas produk memiliki nilai koefisien tinggi sebesar 0,523, berdasarkan nilai koefisien variabel kualitas produk dasar penelitiannya dapat dilihat pada perhitungan angka indeks variabel kualitas produk memiliki angka indeks 65,65 %, dari data angka indeks diatas variabel kualitas produk memiliki angka indeks terbesar yaitu sebesar 65,5 %, di mana indikator yang paling berpengaruh tinggi adalah memiliki layanan purna jual yang bagus sebesar 67,6% dan yang paling kecil pengaruhnya memperhatikan peningkatan kualitas mutu produknya adalah yang sebesar 64%. Penelitian yang dilakukan oleh Herdana (2012) menemukan bahwa parsial variabel kualitas produk dengan brand awareness menunjukan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness. Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: H1 : Semakin baik strategi produk, maka semakin baik brand awareness
2. Pengaruh Promosi Terhadap Brand Awareness Promosi merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran. Promosi dapat diterima dengan baik oleh konsumen karena mereka merasakan kepuasan tambahan (Yeung & Yee, 2010). Menurut Kotler and Amstrong (2010), promosi merupakan aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi merupakan koordinasi semua upaya pemasar dimulai untuk mengatur saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau mempromosikan ide. @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
85 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Penelitian yang dilakukan oleh Herdana (2012) menemukan bahawa pengaruh parsial variabel advertising dengan brand awareness menunjukan bahwa advertising berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awarenes. Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: H2 : Semakin baik promosi, maka semakin baik brand awareness
3. Pengaruh Strategi Produk Terhadap Loyalitas Penelitian yang dilakukan Amanah (2011) menemukan bahwa strategi produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Apabila produk meningkat sebesar 0,298 maka loyalitas akan meningkat sebesar 29,8%. Penelitian lain dilakukan oleh Ardana (2010) menemukan bahwa secara parsial kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: H3 : Semakin baik strategi produk, maka semakin baik loyalitas konsumen
4. Pengaruh Promosi Terhadap Loyalitas Penelitian yang dilakukan Amanah (2011) menemukan bahwa apabila perusahaan meningkatkan promosi satu satuan maka akan mampu meningkatkan loyalitas pembelian sebesar 0,201 atau sebesar 20,1%. Tidak diragukan lagi bahwa loyalitas konsumen adalah hasil dari kepuasan konsumen. Konsumen yang merasa tidak puas, tidak akan melakukan pembelian kembali pada pedagang atau toko yang sama, kecuali jika mereka tidak memiliki alternatif yang lebih baik (Radji:2011). Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: H4 : Semakin baik strategi promosi, maka semakin baik loyalitas konsumen
5. Pengaruh Brand Awareness Terhadap Loyalitas Hanggadikha (2010), melakukan penelitian Analisis Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Handphone Nokia di Semarang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya fenomena persaingan antar merek-merek lama dan kemunculan berbagai merek-merek baru yang meramaikan persaingan pasar khususnya untuk kategori produk handphone. Secara khusus, penelitian ini membahas upaya yang dilakukan Nokia untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader dengan caramembentuk dan meningkatkan ekuitas merek sekuat mungkin, karena ekuitas merek yang kuat dapat mendorong konsumen untuk melakukan keputusan pembelian bahkan pembelian ulang pada produk tersebut. Nawang (2011), melakukan penelitian Pengaruh Brand Awareness terhadap Brand Loyalty Telepon Seluler Nokia (Studi pada Pengguna Telepon Seluler Nokia di Kelurahan Sumbersari Malang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi keadaan brand awareness dan brand loyalty pengguna telepon seluler Nokia di Kelurahan Sumbersari Malang dan mengetahui pengaruh variabel brand awareness (brand reliability dan brand @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
86 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
intentions) secara parsial maupun simultan terhadap brand loyalty. Kepercayaan yang tinggi dari konsumen terhadap telepon seluler Nokia akan menciptakan loyalitas pelanggan pada telepon seluler Nokia. Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: H4 : Semakin baik brand aawareness, maka semakin baik loyalitas konsumen
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran di bawah ini menggambarkan alur bagaimana objek penelitian ini menciptakan brand awareness dan loyalitas konsumen terhadap BPR Bali Dananiaga : Strat egi Produ k (X1)
Promo si (X2)
Brand Awaren ess (Y)
Loyali tas Konsum en (Z)
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono:2013). Untuk memudahkan pembaca merangkum semua hipotesis, maka peneliti menulis kembali hipotesis yang dapat disampaikan pada penelitian ini, yaitu : H1: Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness PT. BPR Bali Dananiaga. H2: Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness kerja PT. BPR Bali Dananiaga. H3: Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen PT. BPR Bali Dananiaga. H4: Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pada PT. BPR Bali Dananiaga. H5: Brand Awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen PT. BPR Bali Dananiaga. E. Definisi Operasional Variabel Berdasarkan pada konsep-konsep teori yang sudah dipaparkan dan sebagai batasan penelitian maka definisi operasional dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Strategi produk merupakan suatu rencana yang terpadu sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan pemasaran kepada pasar sasaran dengan mengembangkan program @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
87 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Untuk berhasilnya strategi pemasaran yang dijalankan, dibutuhkan 2 (dua) hal yang sangat penting dan saling berkaitan, yaitu: (1) target pasar yang dituju, (2) bauran pemasaran yang dijalankan untuk mencapai target pasar tersebut. Indikator-indikator dari stratgei produk adalah (Radiosunu,2006:171): a. Produk yang bermanfaat b. Produk unggulan c. Produk sempurna c. Produk kebutuhan jangka panjang 2. Strategi Promosi merupakan suatu kegiatan bidang marketing yang berupa suatu bentuk komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan menarik minat konsumen dalam mengambil keputusan membeli diperusahaan tersebut. Adapun indikator-indikator dari strategi promosi adalah (Kotler dan Keller, 2007:272) : a. Frekuensi promosi yaitu jumlah promosi penjualan yang dilakukan dalam suatu waktu melalui media promosi penjualan. b. Kualitas promosi, yaitu tolok ukur seberapa baik promosi penjualan dilakukan. c. Waktu promosi adalah lamanya promosi yang dilakukan oleh perusahaan d. Ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi merupakan faktor yang diperlukan untuk mencapai target yang diinginkan. 3. Brand Awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Adapun indikator-indikator dari brand awarenessadalah (Widjaja, et al., 2007) : a. Produk yang sering diingat b. Produk yang dikenal c. Produk yang sering disebut 4. Loyalitas nasabah merupakan suatu proses yang terjadi pada saat individu atau kelompok penyeleksi, membeli, menggunakan atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu. Palilati (2004) dalam Marisa (2008) mengemukakan bahwa Loyalitas Nasabah dapat diukur melalui lima indikator variabel, yaitu: a. Transaksi secara berulang b. Rekomendasi c. Menambah jumlah tabungan d. Menceritakan hal positif III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di BPR Bali Dananiaga yang beralamat di Jln. Teuku Umar No.11B, Denpasar. Pemilihan lokasi ini didasari atas beberapa hal antara lain : BPR Bali Dananiaga sedang giat-giatnya meningkatkan persaingan di dunia global yang semakin berkembang saat ini dengan ditandai oleh semakin banyaknya tumbuh pesaing yang memberikan keuntungan dan kenyamanan bertransaksi kepada nasabah, oleh sebab itu BPR Bali Dananiaga membenahi sistem yang perlu di tingkatkan untuk mencapai keunggulan bersaing ditinjau baik dari strategi produk, strategi promosi, brand awareness, sehingga dapat @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
88 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
mencapai tujuan perusahaan yaitu loyalitas konsumen. Adapun ketertarikan peneliti untuk meneliti di BPR Bali Dananiaga diantaranya adalah adanya peningkatan yang berpluktuatif dari tahun 2010-2014 walaupun menunjukkan peningkatan asset yang semakin meningkat namun penurunan jumlah tabungan, deposito, laba yang menurun pada periode 2014, selain itu BPR Bali Dananiaga adalah salah satu BPR yang termasuk kriteria bank perkreditan rakyat yang sehat. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana strategi produk, promotion, brand awareness berpengaruh terhadap loyalitas dalam konteks pemasaran terhadap penjualan. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang terbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2014:223). Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah tabungan, deposito dan kredit BPR Bali Dananiaga Denpasar sampai dengan bulan September 2015 adalah sebanyak 6.305 orang. Berikut ini adalah jumlah nasabah BPR Bali Dananiaga Denpasar sampai dengan bulan September 2015 : Tabel 1 : Jumlah Nasabah BPR Bali Dananiaga Denpasar Sampai Dengan Bulan September 2015
No 1 2 3
Nasabah Tabungan Deposito Kredit Total
Jumlah Nasabah Sampai Dengan September 2015 (orang) 4.852 953 500 6.305
Sumber: BPR Bali Dananiaga Denpasar
3.3 Jenis dan Sumber Data a. Data kuantitatif yaitu : data dalam bentuk angka-angka seperti jumlah pegawai. Skor jawaban kuesioner dari variabel strategi produk, promosi, brand awareness, dan loyalitas konsumen. b. Data kualitatif adalah data yang berupa uraian atau keterangan seperti gambaran BPR Bali Dananiaga Denpasar yang memperjelas hasil penelitian. Data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif, dimana sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka studi ini menggunakan jenis penelitian sebab akibat, yaitu menjelaskan pengaruh variabel strategi pemasaran terhadap penjualan. a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara/ angket maupun observasi terhadap responden. b. Data Sekunder yaitu data yang berfungsi sebagai data pelengkap dari data primer dan diperoleh dari pihak-pihak yang dapat memberikan informasi data pendukung. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang jelas dan lengkap dalam suatu penelitian maka peneliti dituntut kemampuannya untuk memilih teknik yang tepat, atas dasar itu maka untuk memproleh data yang lengkap dan obyektif penyusunan menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Kuesioner Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dengan cara menyusun daftar pertanyaan, di mana setiap pertanyaan disediakan pilihan jawaban. Menurut (Ferdinand, @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
89 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
2014) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden dengan maksud untuk memperoleh data yang akurat dan valid. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu : (1) berisikan pertayaan– pertanyaan tentang demografi responden. (2) berisikan tentang pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan variabel penelitian ini. Setiap pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden merujuk kepada skala likert, yakni disediakan sepuluh pilihan jawaban. Skala likertmerupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi responden tentang strategi pemasaran dan penjualan. Jawaban setiap pertanyaan yang menggunakan skala likert memiliki sejumlah katagori yang berturut-turut dari yang sangat tidak setuju sampai dengan yang sangat setuju, seperti di bawah ini : Tabel 2 : Skala likert
Jawaba n Skor/ni lai
Sangat Sangat Tidak Setuju Setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0
b. Dokumentasi Pendapat yang dikemukakan oleh Ferdinand (2014) menyatakan bahwa dokumentasi yaitu data yang diperoleh melalui pencatatan - pencatatan dari dokumen-dokumen yang terdapat pada lokasi penelitian. 3.5 Instrumen Penelitian dan Pengujiannya a. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menggunakan koefisien Alpa Croanbach. Pengujian reliabilitas dilakukan dalam tahapan yaitu dengan membandingkan nilai pada Croanbach’s Alpa dengan nilai pada Croanbach’s Alpa if item deleted. Bila terdapat pertanyaan dengan nilai Croanbach’s Alpa if item deleted lebih besar dari pada Croanbach’s Alpa maka pertanyaan tersebut tidak reliabel dan harus dilakukan pengujian selanjutnya hingga tidak ada pertanyaan yang memiliki nilai Croanbach’s Alpa if item deleted yang lebih besar dari Croanbach’s Alpa. Coefficient Alpha (Croanbach Alfa) yaitu koefisien reliabilitas yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Hasil uji reliabilitas dengan nilai Alfa Croanbach > 0,5 dikatakan reliabilitas (Ferdinand, 2014:63). b. Uji Validitas Menurut Ferdinand (2014:276) validitas mengandung makna yang sinonim dengan kata good. Validity dimaksudkan sebagai to measure what sould be measured. Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur validitas yaitu content validity, cretirionrelated validity, dan construct validity. Content validity merupakan ukuran yang menunjukkan dengan jelas apa yang ingin diukur. Criterion-related validity adalah konsep validitas yang menguji tingkat akurasi dari instrumen yang baru dikembangkan. Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau seakuratnya pengukuran. Besar kecilnya tingkat validitas setiap indikator (variable manifest) dalam mengukur variabel laten dutunjukkan oleh besar kecilnya loading () dimana semakin besar merupakan indikasi bahwa indikator yang bersangkutan semakin valid sebagai instrumen pengukur variabel laten. Sedangkan batasan berapa besar nilai sehingga suatu indikator dikatakan valid, sampai sejauh ini belum ada yang @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
90 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
mengemukakannya. Sementara batasan yang dapat digunakan adalah hasil pengujian dengan t-test, bilamana signifikan berarti indikator tersebut valid. 3.6 Teknik Analisis Data a. Pengembangan Model berbasis teori Langkah awal dalam AMOS adalah pengembangan model hipotesis, yaitu pengembangan model berdasarkan teori atau konsep atau dikenal sebagai pembuatan model dengan pendekatan konfirmatori. Setelah model terbentuk kemudian dikonfirmasi berdasarkan data empirik melalui AMOS. b. Pengembangan diagram jalur (path diagram). Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangunnya pada langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagra. Berdasarkan teori, dibuat model structural kemudian ditentukan variabel bebas dan variabel tergantungnya kemudian dibuat arah panah sesuai dengan arah kausalitas. Bila model pengukuran ini dimasukkan kedalam diagram jalur model struktural dan model pengukuran secara terintegrasi. c. Konversi Diagram jalur ke dalam persamaan Dalam diagram jalur dikonversi ke dalam persamaan struktural, dengan rumus (Ferdinand, 2014:45) sebagai berikut: Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Error
d. Evaluasi Goodness of Fit. Untuk mendapatkan model hasil yang valid diperlukan beberapa asumsi yaitu yang berkaitan dengan model dan asumsi dugaan parameter dan pengujian hipotesis. Asumsi untuk model di dalam AMOS diantaranya bahwa hubungan antara variabel bersifat linier, dan model bersifat aditif. Asumsi pendugaan parameter dan pengujian hipotesis diantaranya antar unit pengamatan saling bebas, jumlah sampel cukup besar agar dapat diasumsikan sampel tersebut akan mendekati distribusi normal. Goodness of fit (uji kesesuaian) untuk mengukur kebenaran model yang diajukannya. Ada beberapa indeks kesesuaian dan cut off valuenya untuk digunakan apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. Pemaknaan model tersebut dapat dicermati seperti pada tabel berikut ini : Tabel 3 : Goodness-of-fit Index
Goodness of Fit index Chi-square (χ2) Significance Probability RMSEA GFI AGFI Relatif Chi-square (χ2/df) TLI CFI Sumber : Ferdinand (2014:321)
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
Cut-of Value Kecil > 0,05 < 0,08 > 0,90 > 0,90 < 3,00 > 0,95 > 0,95
91 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016 IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN 4.1 Pengantar Pada Bab IV ini akan diuraikan mengenai gambaran umum responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Outline bab IV ini ditampilkan pada gambar 4.1 berikut ini BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN 4.1 Jenis Kelamin
4.2 Usia
4.3 Pekerjaa n
4.4 Tingkat Pendidi kan
Gambar 2 : Alur Kajian Bab IV Sumber : dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini
4.2 Karakteristik Menurut Jenis Kelamin Responden yang berjumlah 150 orang bila dilihat dari karakteristik jenis kelamin maka diperoleh data seperti pada Tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
No. 1 2
Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki Total
Jumlah (Orang) 69 81 150
Prosentase (%) 46,15 53,85 100,00
Sumber : Data diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dan gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa kebanyakan responden yaitu sebanyak 81 orang (53,85%) berjenis kelamin laki-laki dan 69 orang (46,15%) berjenis kelamin perempuan. 4.3. Karakteristik Menurut Usia Responden yang berjumlah 150 orang bila dilihat dari karakteristik usia maka diperoleh data seperti ditampilkan pada Tabel 4.2 berikut : Tabel 5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No.
Usia
1 2
17 – 25 tahun 26 – 50 tahun Total
Jumlah (orang) 58 92 150
Sumber : Data diolah
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
Persen (%) 38,46 61,54 100,0
92 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa gambaran responden dari segi usia bervariasi, sebagian besar usia responden berusia antara 26 sampai dengan 50 tahun, yaitu sebanyak 92 orang (61,54%) dan berusia 17-25 tahun sebanyak 58 orang (38,46%). 4.4 Karakteristik Menurut Pekerjaam Responden yang berjumlah 150 orang bila dilihat dari karakteristik pekerjaan maka diperoleh data seperti ditampilkan pada Tabel 4.3 berikut : Tabel 6 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No.
Pekerjaan
Jumlah (orang)
1 2 3 4
Pelajar/Mahasiswa PNS Karyawan Swasta Wiraswasta Total
12 20 24 94 150
Persen (%) 8,21 13,33 15,90 62,56 100,00
Sumber : Data diolah
Pada Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa gambaran responden dari pekerjaan, yang paling banyak adalah berwiraswasta yaitu sebanyak 94 orang (62,56%), karyawan swasta 24 orang (15,90%), PNS sebanyak 20 orang (13,33%) dan pelajar/ mahasiswa sebanyak 12 orang (8,21%). 4.5 Karakteristik Menurut Tingkat Pendidikan Responden yang berjumlah 150 orang bila dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan maka diperoleh data seperti ditampilkan pada Tabel 4.4 berikut : Tabel 7 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No.
Pendidikan
1 2 3
SLTA S1 S2 Total
Jumlah (orang) 82 55 13 150
Persen (%) 54,8 36,8 8,4 100,0
Sumber : Data diolah
Pada Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa gambaran responden dari tingkat pendidikan kebanyakan responden memiliki tingkat pendidikan SLTA, yaitu sebanyak 82 orang (54,8%). Sedangkan sisanya 55 orang (36,8%) memilki tingkat pendidikan S1, dan 13 orang (8,4%) berpendidikan S2. . V.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengantar Bab V ini akan diuraikan mengenai uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas, analisis data dan pembahasan. Outline Bab V ditampilkan pada gambar 5.1 :
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
93 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisi s Data
5.2 Pengujia n Hipotesi s
5.3 Pembah asan
Gambar 3 : Alur Kajian Bab V Sumber : dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini
5.2 Hasil Penelitian 5.2.1 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Analisis validitas kuesioner (daftar pertanyaan) dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu daftar pertanyaan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Daftar pertanyaan yang digunakan dalam penelitian yang mengkaji pengaruh strategi produk, dan promosi terhadap loyalitas konsumen melalui brand awareness melalui loyalitas konsumen, belum diketahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Untuk itu, dilakukan uji validitas setiap butir pertanyaan dan reliabilitas dari daftar pertanyaan yang digunakan pada penelitian ini. Kriteria pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel, pada taraf signifikan 95% atau = 5%. Menurut Singgih Santoso (2000:77), jika butir pertanyaan memiliki rhitung> rtabel, maka dapat dinyatakan butir pertanyaan tersebut valid, jika butir pertanyaan memiliki rhitung rtabel, maka dapat dinyatakan butir pertanyaan tersebut adalah tidak valid. Dalam hal ini, yang dimaksudkan rhitung untuk setiap butir pertanyaan adalah koefisien korelasi product moment yang dinotasikan dengan Corrected Item Total Correlatian pada hasil perhitungan program SPSS untuk setiap butir pertanyaan dari sebuah variabel. Dalam hal ini, perhitungan korelasi product moment dan koefisien Cronbach’s Alpha dilakukan dengan SPSS for Windows versi 20 khusus reliability analysis sub menu scale pada menu analyze. Hasil pengolahan/ perhitungan koefisien korelasi Corrected Item-Total Correlation dan koefisien Cronbach’s Alpha untuk variabel disajikan pada Lampiran 3 sampai dengan Lampiran 6. 5.2.1.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas Variabel Strategi Produk a. Analisis Validitas Dalam analisis ini, dilakukan perbandingan koefisien korelasi (Corrected Item-Total Correlation) hasil pengolahan SPSS for Windows versi 20 dengan koefisien korelasi product moment tabel. Pertanyaan dinyatakan valid, apabila koefisien Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel pada derajat bebas yang bersesuaian (rhitung> rtabel). b. Analisis Reliabilitas Dalam analisis ini dilakukan perbandingan Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha)seluruh butir pertanyaan Strategi produk hasil pengolahan dengan nilai 0,60. Dari pengolahan SPSS for Windows versi 20 pada Lampiran 3 didapat koefisien Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha). @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
94 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
5.2.1.2 Analisis Validitas dan Reliabilitas Variabel Promosi a. Analisis Validitas Dalam analisis ini, dilakukan perbandingan koefisien korelasi (Corrected Item-Total Correlation) hasil pengolahan SPSS for Windows versi 20 dengan koefisien korelasi product moment tabel. Pertanyaan dinyatakan valid, apabila koefisien Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel pada derajat bebas yang bersesuaian (rhitung> rtabel). 1). Koefisien rhitung Berdasarkan hasil perhitungan/pengolahan pada Lampiran 4 yang melibatkan 30 responden (kasus = n) didapat koefisien rhitung(Corrected Item-Total Correlation) ke-4 butir pertanyaan dari variabel Promosi seperti Tabel 5.1 berikut : Tabel 8 : Koefisien Corrected Item-Total Correlatian Untuk Butir Pertanyaan Variabel Promosi
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
23.67 23.97 24.00 23.87
5.264 5.551 5.862 5.085
.752 .729 .666 .702
.806 .817 .842 .831
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
2). Koefisien rtabel Besarnya rtabel didapat dari tabel nilai koefisien Pearson Product Moment (r) dengan mengacu pada besarnya tingkat signifikansi() dan derajat bebas (df). Pada penelitian ini ditentukan besarnya = 5% dan df = n-k = 30 – 2 = 28. Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2006:357), pada Lampiran 7, untuk df = 28 pada tingkat = 5%, besarnya rtabel adalah 0,306. 3). Kesimpulan Dengan mengacu data pada Tabel 5.1 di atas, untuk menarik kesimpulan maka dibuat tabel sebagai berikut ini : Tabel 9 : Analisis Validitas Variabel Promosi
No
Butir
1 2 3 4
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
rhitung (Corrected ItemTotal Correlation) 0,752 0,729 0,666 0,702
rtabel
Keterangan
0,306 0,306 0,306 0,306
rhitung> rtabel; Valid rhitung> rtabel; Valid rhitung> rtabel; Valid rhitung> rtabel; Valid
Sumber : Tabel 5.1
Berdasarkan Tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa 4 butir pertanyaan variabel promosi adalah valid. Dengan demikian, maka 4 butir pertanyaan variabel promosi tersebut adalah valid untuk mengukur variabel promosi. b. Analisis Reliabilitas Dalam analisis ini dilakukan perbandinganCronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha)seluruh butir pertanyaan promosi hasil pengolahan dengan nilai 0,60. Dari pengolahan SPSS for Windows versi 20 pada Lampiran 4 didapat koefisien Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha) seperti tabel berikut :
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
95 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016 Tabel 10 : Koefisien Cronbach’s Alpha untuk Daftar Pertanyaan Variabel Promosi
Cronbach's Alpha .862
N of Items 4
Dari tabel 5.3 di atas, terlihat besarnya koefisien Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha) = 0,862. Sedangkan besarnya koefisien Cronbach’s Alpha minimum ditentukan 0,60. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dinyatakan bahwa Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha) = 0,862 > 0,60. Hal ini berarti bahwa pertanyaan (kuesioner) promosi yang memiliki 4 item pertanyaan adalah reliabel. Dengan demikian, maka daftar pertanyaan yang memiliki 4 item pertanyaan variabel promosi adalah reliabel untuk mengukur variabel promosi. 5.2.1.3 Analisis Validitas dan Reliabilitas Variabel Brand Awareness a. Analisis Validitas Dalam analisis ini, dilakukan perbandingan koefisien korelasi (Corrected Item-Total Correlation) hasil pengolahan SPSS for Windows versi 20 dengan koefisien korelasi product moment tabel. Pertanyaan dinyatakan valid, apabila koefisien Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel pada derajat bebas yang bersesuaian (rhitung> rtabel). b. Analisis Reliabilitas Dalam analisis ini dilakukan perbandingan Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha)seluruh butir pertanyaan brand awareness hasil pengolahan dengan nilai 0,60. Dari pengolahan SPSS for Windows versi 20 pada Lampiran 5 didapat koefisien Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha). 5.2.1.4 Analisis Validitas dan Reliabilitas Variabel Loyalitas Konsumen a. Analisis Validitas Dalam analisis ini, dilakukan perbandingan koefisien korelasi (Corrected Item-Total Correlation) hasil pengolahan SPSS for Windows versi 20dengan koefisien korelasi product moment tabel. Pertanyaan dinyatakan valid, apabila koefisien Corrected Item-Total Correlation hasil perhitungan lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel pada derajat bebas yang bersesuaian (rhitung> rtabel). a. Analisis Reliabilitas Dalam analisis ini dilakukan perbandingan Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha)seluruh butir pertanyaan loyalitas konsumen hasil pengolahan dengan nilai 0,60. Dari pengolahan SPSS for Windows versi 20 pada Lampiran 6 didapat koefisien Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha) 5.2.2 Evaluasi atas Asumsi-asumsi SEM Evaluasi atas asumsi-asumsi SEM didahului dengan evaluasi normalitas untuk mengetahui kenormalan data setiap indikator variabel. 5.2.2.1 .Evaluasi terhadap normalitas data Analisis normalitas data untuk mengetahuiapakah data yang diperoleh dan dikumpulkan berdistribusi normal. Untuk analisis kenormalan data digunakan nilai kritis skweness dan nilai kurtosis. Analisis distribusi normal ini sangat diperlukan jika jumlah datanya (n) < 100 buah namun demikian untuk sampel > 100 pun masih dipandang perlu uji normalitas (Nunnally dan Sujana dalam Usman (2002:109). Data yang berdistribusi normal memungkinkan analisis parametrik dilaksanakan. @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
96 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Untuk evaluasi normalitas dilakukan uji skwenees dan uji kurtosis. Uji skweness digunakan untuk melihat kemencengan/kecondongan penyebaran data, sedangkan kurtosis untuk melihat keruncingan penyebaran data. Menurut Suharyadi (2003:117), data memiliki penyebaran yang menceng/condong bila nilai kritis (c.r.) untuk skweness berada diatas ± 3,00, data memiliki penyebaran yang runcing bila nilai kritis (c.r.) untuk kurtosis berada diatas > 3,00. Menurut Ferdinand (2006:97) data dapat dinyatakan menyebar normal jika nilai kritis (c.r) untuk skweness maupun kurtosis tidak lebih besar dari ± 2,58. Khusus pada penelitian ini digunakan kriteria menurut Suharyadi. Uji normalitas dilakukan untuk data setiap variabel laten, yaitu data variabel strategi produk, promosi, brand awareness dan loyalitas konsumen. Berdasarkan hasil proses komputer program Amos for Windows versi 20 terhadap data penelitian untuk setiap variabel laten diperoleh hasil pengolahan assessment of normality pada Amos for Windows versi 20 5.2.2.2 Analisis Konfirmatori (CFA) Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk menguji unidimensionalitas dari dimensi-dimensi yang menjelaskan variabel laten dari model tersebut, apakah seluruh indikator yang dipakai dalam penelitian merupakan pembentuk variabel laten strategi produk, promosi, brand awareness, dan loyalitas konsumen. Analisis faktor konfirmatori ini juga dimaksudkan untuk menganalisis tingkat validitas dari data yang ada dalam penelitian. Menurut Ferdinand (2006:24) sebuah indikator signifikan mendefinisikan variabel laten jika memiliki koefisien lamda () ≥ 0,5 dan nilai kritis (C.R) ≥ 2,00 serta nilai probabilitas < 0,05. Berdasarkan model penelitian dari model persamaan struktural seperti paparan dalam bab II tentang kerangka pemikiran, maka dilakukan analisis faktor konfirmatori menggunakan komputer dengan menggunakan fasilitas program Amos for Windows versi 20. 5.3 Pengujian Hipotesis Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh strategi produk, promosi, brand awareness, dan loyalitas konsumen dan hipotesis yang dirumuskan pada Bab II, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modelling = SEM) yang merupakan sekumpulan teknik statistik yang memungkinkan dilakukannya pengujian serangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan (Ferdinand, 2002; Solimun, 2004). Adapun hipotesis yang diuji adalah : 1. H1 Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness PT. BPR Bali Dananiaga. 2. H2 Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness kerja PT. BPR Bali Dananiaga. 3. H3 Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen PT. BPR Bali Dananiaga. 4. H4 Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pada PT. BPR Bali Dananiaga. 5. H5 Brand Awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen PT. BPR Bali Dananiaga. 5.3.1 Analisis Pengujian Model Pengukuran dengan Parameter Lamda (i) Pengujian parameter yang dilakukan adalah pengujian parameter lamda (i). Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui validitas setiap indikator penelitian. Untuk
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
97 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
pengujian parameter lamda (i) digunakan nilai standardized estimate(regression weight) berupa loading factor 5.3.2Analisis Goodness of Fit Berdasarkan kriteria uji, chi-square (2), Relatif chi-square (2/df), RMSEA, GFI, AGFI, TLI, dan CFI di atas dan nilai goodness of fit hasil pengolahan Amos for Windows Versi 20. 5.3.3 Analisis Goodness of Fit Persamaan struktural strategi produk, promosi brand awareness dan loyalitas konsumen seperti persamaan berikut : Y = y.x1 X1 + 1, pengaruh langsung (Direct Effects) X1 terhadap Y Y = y.x2 X2 + 1, pengaruh langsung (Direct Effects) X2 terhadap Y Z = z.x1 X1 + 2, pengaruh langsung (Direct Effects) X1 terhadap Z Z = z.x2 X2 + 2, pengaruh langsung (Direct Effects) X2 terhadap Z Z = y.yY + 2, pengaruh langsung (Direct Effects) Y terhadap Z 5.4 Pembahasan 5.4.1 Pengaruh Strategi Produk Terhadap Brand Awareness Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight variabel strategi produk terhadap brand awareness sebesar 0,875 dengan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (***). Hal ini menunjukan strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness. Setiap kenaikan strategi produk sebesar satu satuan skor akan menyebabkan meningkatnya brand awareness sebesar 0,875 satuan skor. Hasil penelitian ini menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness PT. BPR Bali Dananiaga. Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Kotler and Amstrong (2010), promosi merupakan aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi merupakan koordinasi semua upaya pemasar dimulai untuk mengatur saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau mempromosikan ide. Selain itu hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herdana (2012) menemukan bahwa pengaruh parsial variabel advertising dengan brand awareness menunjukan bahwa advertising berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness. 5.4.2 Pengaruh Promosi Terhadap Brand Awareness Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight variabel promosi terhadap brand awareness sebesar 0,255 dengan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,027). Hal ini menunjukan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness. Setiap kenaikan promosi sebesar satu satuan skor akan menyebabkan meningkatnya brand awareness sebesar 0,255 satuan skor. Hasil penelitian ini menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Promosi berpengaruh signifikan terhadap brand awareness kerja PT. BPR Bali Dananiaga. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Cahyasumirat (2006) menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara promosiisme terhadap kinerja internal auditor ternyata tidak terbukti, hal ini bisadilihat dari hasil output SPSS 12.0 dengan analisis regresi masing-masing variabel yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Dari hasil diatas menunjukkan tidak adanya pengaruh yang positif antara promosiisme dengan kinerja internal auditor dengan tingkat signifikansi diatas 0,05 (p = 0,330), ini menunjukkan hipotesis 1 ditolak, artinya bahwa profesionalisme tidak memeiliki pengaruh positif terhadap @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
98 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
kinerja internal auditor. Dengan demikian berarti tidak ada pengaruh antara tingkat profesionalisme seorang internal auditor terhadap tingkat kinerja kerja mereka. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Rahmawati (2007) dan Jantje (2009) yang menyatakan bahwa profesionalisme berhubungan positif dengan kinerja. 5.4.3 .Pengaruh Strategi Produk Terhadap Loyalitas Konsumen Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight variabel strategi produk terhadap loyalitas konsumen sebesar 0,298 dengan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,009). Hal ini menunjukan strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja loyalitas konsumen. Setiap kenaikan strategi produk sebesar satu satuan skor akanmenyebabkan meningkatnya loyalitas konsumen sebesar 0,298 satuan skor. Hasil penelitian ini menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa strategi produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen PT. BPR Bali Dananiaga. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Amanah (2011) menemukan bahwa strategi produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Apabila produk meningkat sebesar 0,298 maka loyalitas akan meningkat sebesar 29,8%. Penelitian lain dilakukan oleh Ardana (2010) menemukan bahwa secara parsial kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. 5.4.4 Pengaruh Promosi Terhadap Loyalitas konsumen Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight variabel promosi terhadap loyalitas konsumen sebesar 0,912 dengan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (***). Hal ini menunjukan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Setiap kenaikan promosi sebesar satu satuan skor akan menyebabkan meningkatnya loyalitas konsumen 0,912 satuan skor. Hasil penelitian ini menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Promosi berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pada PT. BPR Bali Dananiaga. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amanah (2011) menemukan bahwa apabila perusahaan meningkatkan promosi satu satuan maka akan mampu meningkatkan loyalitas pembelian sebesar 0,201 atau sebesar 20,1%. Tidak diragukan lagi bahwa loyalitas konsumen adalah hasil dari kepuasan konsumen. Konsumen yang merasa tidak puas, tidak akan melakukan pembelian kembali pada pedagang atau toko yang sama, kecuali jika mereka tidak memiliki alternatif yang lebih baik (Radji:2011). 5.4.5 ..Pengaruh Brand awareness Terhadap Loyalitas konsumen Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight variabel brand awarenessterhadap loyalitas konsumen sebesar 0,378 dengan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (***). Hal ini menunjukan brand awarenessberpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Setiap kenaikan brand awareness sebesar satu satuan skor akan menyebabkan meningkatnya loyalitas konsumen 0,378 satuan skor. Hasil penelitian ini menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis kelima yang menyatakan bahwa Brand Awareness berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen PT. BPR Bali Dananiaga. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanggadikha (2010), melakukan penelitian Analisis Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Handphone Nokia di Semarang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya fenomena persaingan antar merek-merek lama dan kemunculan berbagai merek-merek baru yang meramaikan persaingan pasar khususnya untuk kategori produk handphone. Secara khusus, penelitian ini membahas upaya yang dilakukan Nokia untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader dengan cara membentuk dan @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
99 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
meningkatkan ekuitas merek sekuat mungkin, karena ekuitas merek yang kuat dapat mendorong konsumen untuk melakukan keputusan pembelian bahkan pembelian ulang pada produk tersebut. VI PENUTUP 6.1 Pengantar Bab VI ini memberikan gambaran mengenai temuan-temuan utama penelitian disajikan dalam dua sub bab, yaitu sub bab 6.1. kesimpulan, isinya menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab rumusan masalah sesuai dengan tujuan penelitian. Sub bab 6.2. berisikan saran-saran terhadap institusi berkaiatan dengan variabel-variabel yang diteliti, 6.3. Implikasi kebijakan yang mencakup implikasi kebijakan secara teoritis dan praktis serta 6.4. Keterbatasan penelitian. Sistematika penulisan pada Bab VI ini dibangun sebagaimana tersaji pada gambar 6.1 berikut ini : 6.2 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness yang berarti semakin tinggi strategi produk maka semakin baik brand awareness. 2. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness yang berarti semakin ditingkatkan promosi maka semakin baik brand awareness. 3. Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen yang berarti semakin ditingkatkan strategi produk maka semakin baik loyalitas konsumen. 4. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen yang berarti semakin ditingkatkan promosi maka semakin baik loyalitas konsumen. 5. Brand awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen yang berarti semakin ditingkatkan brand awareness maka semakin baik loyalitas konsumen. 6.3 Saran Berdasarkan simpulan di atas maka ada beberapa saran yang dapat penulis ajukan kepada manajemen PT. BPR Bali Dananiaga, diantaranya adalah: 1. Mengingat strategi produk dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness dan loyalitas konsumenPT. BPR Bali Dananiaga, maka sebaiknya pihak manajemen tetap meningkatkan strategi produk dan promosi untuk meningkatkanbrand awarenessyang akan berdampak pada loyalitas konsumenPT. BPR Bali Dananiaga. 2. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan replikasi penelitian serupa dengan menambah beberapa variabel yang diduga mempengaruhi brand awareness dan loyalitas konsumen khususnya di PT. BPR Bali Dananiaga. Dengan keragaman ini diharapkan hasil yang didapat pun dapat digeneralisasikan dalam lingkup yang lebih luas lagi. 6.4 Implikasi Kebijakan Bertitik tolak pada kesimpulan tersebut di atas, maka implikasi kebijaksanaan yang mestinya diambil oleh PT. BPR Bali Dananiaga adalah karena hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi produk, dan promosi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand awareness dan loyalitas konsumen, maka hasil penelitian ini dapat dipakai
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
100 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
pertimbangan dan kebijakan berkaitan dengan strategi produk, promosi dan brand awareness dan loyalitas konsumen. 6.5 Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa masih banyak kendala dan kelemahan dalam penelitian ini, diantaranya adalah metode pengisian kuesioner yang berupa self-administered survey yang memberikan responden mengisi sendiri kuesioner tanpa didampingi peneliti sangat memungkinkan responden keliru mempersepsikan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang diajukan. Heterogennya latar belakang responden, baik dalam hal umur, tingkat pendidikan, dan masa kerja memungkinkan beragamnya kemampuan responden dalam mempersepsikan pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1996. Panduan Pusat Kajian Makanan Tradisional. Kantor MenPangan Depdikbud. Jakarta. Bloemer, Josee, Ko de Ruyter & Pascal Peeters. 1998. Investigating Drivers of Bank Loyalty : the complex relationship between image, service quality and satisfaction.International Journal of Bank Marketing. Pp.276-278. Dama, H. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Bank Mandiri Cabang Gorontalo.Jurnal Inovasi. Vol.7 No.2. Dinas Pariwisata. (2013). Statistik Pariwisata Bali 2013. Bali: Dinas Pariwisata Bali. Dharmmesta, (2009). Pergeseran Paradigma dalam Pemasaran : Tinjauan Manajerial dan Prilaku Konsumen, Kelola Gadjah Mada University Business Review, VI, Yogyakarta Djalal Rosyidi (2006) Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2006, Hal 24-34 Vol. 1, No. 1 ISSN : 1978 – 0303, Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Griffin, J. (2002). “Costumer Loyalty How To Earn it, How To Keep it I”.Kentucky : Mc Graw Hill Hurriyati, R. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung : CV. Alfabeta Kotler, Philip. (2007). Manajemen Pemasaran, Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip. Dan Keller, K.L (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. PT. INDEKS. Loverlock, Ch dan Wright, L.K (2007). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Bahasa Indonesia. PT. INDEKS. Mardalis, A. (2005). Meraih Loyalitas Konsumen. Benefit. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Balai Penelitian dan Pengembangan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiah. Surakarta. Mittal, V., and Wagner A. Kamakura (2001). Repurchase Intent andRepurchase Behavior : Investigating The Moderating Effect Of Costumer Characteristics, Journal of Marketing Research Vol. XXXVIII February Mocca (2009). Manajemen Pemasaran karya Drs. H. Indriyo Gitosudarmo, M.Com. (Hons) Padma. P., Chandrasekharan. R and L. Prakash Sai. 2009. A conceptual framework of service quality in healthcare Perspectives of Indian patients and their attendants.Benchmarking: An International Journal. Vol. 16 No. 2. Peter, J. Paul and Jerry C. Oslon. (2002). Costumer Behavior and Marketing Strategy. Homewood. Illinois : Ricard D. Irwin Incoporation.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
101 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Putu Dharmapatni (2014). Strategi Pemilihan Media Sebagai Upaya Menarik Minat Konsumen Berinvestasi. Program Studi Magister Manjemen Program Pascasarjana Undiknas Denpasar. Rangkuti, F. (2007). Riset Pemasaran.Jakarta : PT. SUN Semuel, H. (2006). Ekspektasi Konsumen dan Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Toko Modern dengan Kepuasan Konsumen sebagai Intervening. (Studi Kasus pada Hypermarket Carrefour di Surabaya). Jurnal Manajemen Pemasaran, 1(2), Edisi Oktober. Sugiarto, Tony Simanjuntak. (2004). Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Prilaku Konsumen. Sugiono. (2008), Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung Soekarto, S.T., 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. P AU - Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. Solomon. (2009), Cosumer Behavior, Buying, Having and Being. Eighth Edition. New Jersey : Prentice Hall Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi Tjiptono, Fandy. (2002). Manajemen Pemasaran Jasa. Yogyakarta : Andi Wijayanti, A (2008). Strategi Meningkatkan Loyalitas Melalui KepuasanKonsumen. Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Yenny, R., S. 2006. Pengaruh Kepuasan PelayananTerhadap Loyalitas Nasabah dan Strategi Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Pada Bank Permata Cabang Yogyakarta. Jurnal. Program Pascas Sarjana Universitas Diponegoro.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive