PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
HASIL PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK DAN GAYABERAT DAERAH PANAS BUMI SEBAU-SEMBALUN, KAB. LOMBOK TIMUR, PROPINSI NTB: KORELASI ANOMALI GEOMAGNETIK DAN GAYABERAT Alanda Idral 1, Edi Sumardi1, Suhada. Arsadipura1 1 Kelompok Program Penelitian Panas Bumi SARI Mata air panas Sebau-Sembalun termasuk wilayah kecamatanan Suela, Kabupaten Lombok Timur Propinsi NTB. Data geomagnit dan gayaberat mengindikasikan adanya struktur kawah yang mengeitari air panas Sebau. Anomali geomagnit dan gayaberat relatif rendah (negatif) disekitar air paanas Sebau diperkirakan berasosia dengan batuan ubahan dibawah permukaan. Struktur sesar yang mengontrol kenampakan manifestasi air panas Sebau-Sembalun kepermukaan adalah sesar yang berarah baratlaut tenggara, hampir utara – selatan dan barat - timu. Batuan terobosan (?) andesit atau andesit-basaltik, (tak tersingkap) diperkirakan merupakan sumber panas (heat source) untuk sistim air panas Sebau dan diperkirakan ada hubungannya dengan kawah tsb diatas. Kata kunci: Sebau-Sembalun, Lombok, geomagnit, gayaberat, anomali, kawah, mata air panas
PENDAHULUAN Secara administratif mata air panas SebauSembalun, termasuk dalam wilayah kecamatan. Suela, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi NTB, Daerah penyelidikan berada pada posisi geografis antara 116º 30’ 00” – 116º 35’ 00” BT dan 8º 20’ 30” - 8º 30’ 00” LS (Gambar 1). Pencapaian dari Bandung ke lokasi penyelidikan membutuhkan waktu selama dua hari kerja dengan menggunakan pesawat udara, mobil dan sepeda motor, melalui rute perjalanan berikut ini.
Bandung - Jakarta - Mataram menggunakan pesawat udara. Mataram - Pringgabaya - Desa Sapit dengan menggunakan mobil. Dari Desa Sapit ke lokasi manifestasi (Aik Sebau) dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan berjalan kaki.
Beberapa penyelidik terdahulu yang melakukan penyelidikan di Komplek Sembalun baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelidikan kepanasbumian antara lain adalah Van Bemmelen (1949), Direktorat Vulkanologi (1989 dan 1991), Herry Sundhoro dan Iryanto (1991), Pertamina (1993), Andi S Mangga, dkk. (1994) dan PMG (2007). .
GEOLOGI DAERAH SEBAU-SEMBALUN Batuan didaerah Sebau-Sembalun dan sekitarnya didominasi oleh batuan vulkanik kuarter yang terdiri dari lava, piroklastik (aliran dan jatuhan) serta endapan aluvial. Batuan vulkanik tersebut merupakan hasil dari kaldera Sembalun, post kaldera Sembalun, dan G. Rinjani (Gambar 2). Sesar – sesar yang berkembang didaerah tsb dikelompokkan menjadi Dinding Kaldera Sembalun, Kawah Propok, sesar yang berarah baratdaya-timurlaut seperti Sesar Normal Pusuk, Tanakiabang, sesar berarah utara-selatan seperti sesar Bonduri, Seribu, Lantih, Lentih, Orok, Libajalin, Berenong, sesar berarah barat-timur seperti sesar Talaga, dan sesar berarah baratlauttenggara yakni sesar Grenggengan. GEOMAGNIT Gambar 3 memperlihatkan sebaran titik amat metoda geomagnit, dengan jumlah titik amat 201 titik. Hasil penyelidikan magnit berupa kerentanan magnit batuan, penampang dan peta anomali sisa magnit total. Kerentanan Magnetik Batuan Pengukuran kerentanan magnetik batuan pada 21
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
contoh batuan yang representatif, berkisar antara 0.0 sampai 2.73 x 10-6 cgs. Nilai terendah terdapat pada batuan andesit terubahkan berupa argilik (boulder), fragmen pumis, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada batuan andesit dengan nilai 1.06-2.7 x 10-6 cgs. Batuan di daerah penyelidikan yang memberikan nilai kerentanan magnit 0.0 – 0.1 x 10-6 cgs menandakan batuan tersebut bersifat non magnetik sedangkan batuan yang mempunyai nilai K, antara 1 – 2 x 10-6 cgs mengindikasikan batuan tsb relatif bersifat magnetis dari batuan lain yang terdapat didaerah penyelidikan. Kurva Anomali Geomagnet Pada umumnya kurva magnit dari ke 7 lintasan memperlihatkan pola kurva yang bergerigi tajam dengan perselingan anomali positif dan negatif dibagian tengah lintasan, sedangkan pada ujung lintasan cenderung memberikan nilai kemagnitan positif, kecuali pada lintasan A dan D yang cenderung negatif (Gambar 4). Rentang anomali positif didaerah tsb berkisar antara 40 sampai 1900 nT, sedangkan anomali negatif antara – 11 sampai – 1600 nT. Anomali Geomagnet Total Anomali sisa magnet total (gambar 5), didaerah penyelidikan dikelompokkan menjadi 4 kelompok anomali, yakni : • Kelompok anomali magnit sangat rendah (negatif) dengan besaran > 0 s/d minus 500 nT • Kelompok anomali magnit rendah (positif) dengan besaran antara 0 sampai 500 nT • Kelompok anomali magnit sedang (positif) dengan besaran antara 500 sampai 1000 nT • Kelompok anomali magnit tinggi (positif), dengan besaran > 1000 nT Kelompok anomali sisa magnit sangat rendah (negatif) penyebarannya tampak berbentuk lensa sepertiga lingkaran atau tapal kuda, yakni disekitar manifestasi panas bumi Sebau sampai ke daerah Pusuk. Anomali magnit redah ini mencakup lebih kurang 17% dari seluruh daerah penyelidikan. Kelompok anomali sisa magnit rendah (positif) penyebarannya tampak sekitar mata air panas Sebau dan sekitar daerah Sembalaun Lawang, (+/- 20% ) dari seluruh daerah penyelidikan. Kelompok anomali sisa magnit sedang (positif) penyebarannya tampak dari utara (Sembalun
Lawang) sampai selatan (Sapit), mengitari daerah anomali rendah dan sangat rendah, dengan luas +/- 35% dari seluruh daerah penyelidikan. Kelompok anomali magnit tinggi (positif) tampak menutupi lebih kurang 28% daerah penyelidikan, yakni di bagian utara dan selatan daerah penyelidikan. Secara umum anomali sisa magnet total memperlihatkan pola kelurusan yang tidak beraturan yang mengindikasikan adanya struktur yang komplek didaerah Sembalun. Pengkutuban anomali negatif dan positif terutama terjadi didaerah disekitar manifestasi air panas Sebau. Selain pengkutuban, anomali magnit juga memperlihatkan pola pembelokan dan kerapatan kontur yang tajam terutama disekitar manifestasi. Kondisi demikian juga mengindikasikan adanya struktur sesar/kontak litologi dari batuan yang berbeda disekitar pola-pola anomali seperti telah disebutkan diatas, sehingga menyebabkan struktur didaerah penyelidkan cukup komplek. GAYABERAT Gambar 3 memperlihatkan sebaran titik amat metoda gayaberat dengan jumlah titik amat 191 titik. Hasil penyelidikan gayaberat berupa densitas batuan, anomali gayaberat regional, bouguer dan sisa, serta model 2-D gayaberat. Densitas Batuan Hasil pengukuran laboratorium memperlihatkan densitas batuan didaerah Sebau-Sembalun berkisar antara 0.90 (pumice) – 2.81 (andesitbasaltik) gram/cm3. dengan densitas ratarata 2,59 gram/cm3. Analisis densitas batuan dengan menggunakan metoda Parasnis diperoleh harga densitas rata-rata 2.67 gram/cm3., selanjutnya untuk analisis data digunakan densitas 2.67 gram/cm3 Anomali Gayaberat Bouguer Regional Anomali Bouguer regional (Gambar 6a) memperlihatkan kelurusan struktur regional berarah baratlaut – tenggara. Arah kelurusan ini searah dengan kelurusan struktur geologi regional yang terdapat di daerah penyelidikan. Anomali rendah (min 140 mgal) pada umumnya mendominasi selatan daerah penyelidikan dan
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
tersebar hampir 1/3 bagian, sedangkan anomali tinggi (maks. 176 mgal) terdapat di sebelah ujung timur laut daerah penyelidikan.
magnetik dibawah permukaan seperti batuan lava andesit, yang mondominasi susunan batuan didaerah manifestasi panas bumi SebauSembalun.
Anomali Gayaberat Bouguer Daerah penyelidikan umumnya didominasi oleh anomali Bouguer rendah < 150 m-gal, sedangkan anomali bouguer tinggi (yang berupa pengkutuban) > 168 m-gal tampak di bagian ujung timurlaut dan di sekitar air panas Sebau. Anomali tinggi ini diperkirakan berkaitan dengan struktur sesar dan zona hancuran yang terdapat di daerah tersebut yang didominasi oleh batuan lava andesit basaltik dari gunung api Rinjani. Anomali i sedang (150 – 168 m-gal) tampak di bagian tengah memanjang memberikan pola berarah baratlau -t tenggara, (gambar.6b) Anomali Gayaberat Sisa Pola liniasi kontur yang dominan berarah tenggara – baratlaut mengindikasikan adanya struktur-struktur sesar yang berarah baratlaut tenggara (sesar utama), dan sesar-sesar kecil dengan arah hampir utara – selatan (gambar.6.c). AnomaIi sisa negatif tampak mendominasi daerah penyelidikan sedangkan anomali positf terdapat di bagian utara timurlaut, selatan dan bagian tengah.
Kurva magnit pada ke tujuh lintasan memperlihatkan kontras nilai magnit positif dan negatif yang rata-rata diatas 1000 nT. Kontras nilai kemagnitan yang relatif besar tsb diperkirakan erat kaitannya dengan struktur sesar sedangkan kontras kemagnitan positif dan negatif < 300 nT diperkirakan merupan bidang kontak dari batuan yang berbeda. Anomali Geomagnit Total Anomali magnit sangat rendah (negatif) 0 s/d > − 600 nT, yang tampak pada lokasi-lokasi seperti telah disebutkan pada (ad.4.1..3) ditafsirkan berkaitan dengan batuan yang bersifat non magnetik seperti telah disebutkan sebelumnya, yang disusun oleh batuan sedimen vulkanik (piroklastik), atau andesit terlapukkan dan atau batuan terubahkan yang tidak tersingkap dipermukaan. Anomali magnit negatif dengan luas +/- 9.5 km2 tsb tampak membentuk pola seperti tapal kuda disekitar manifestasi panas bumi Sebau-Sembalun sampai kedaerah Pusuk, sedangkan kearah selatan, air panas Sebau membentuk pola melidah.
Pemodelan Gaya Berat 2-Dimensi Model gaya berat penampang AB dengan arah timur-barat (6 Km) memotong nilai gaya berat rendah di timur (titik B) dan barat (titik A) dan nilai gaya berat tinggi di bagian tengah, memperlihatkan suatu bentuk bawah permukaan dengan undulasi sangat variatif. Densiti yang digunakan dalam pemodelan ini sebesar 2,67 (andesit) gr/cm3 DISKUSI a. Geomagnetik Nilai kemagnitan negatif didaerah penyelidikan mengindikasikan batuan dibawah permukaan disusun oleh batuan yang bersifat non magnetik seperti batuan ubahan, batuan andesit terlapukan ataupun batuan sedimen vulkanik. Nilai kemagnitan positif didaerah penyelidikan memrefleksikan adanya batuan yang bersifat
Apabila batuan ubahan yang tidak tersingkap kepermukaan tsb ada maka diperkirakan ubahan tsb erat kaitannya dengan larutan panas hidrotermal yang keluar dari rekahan-rekahan atau struktur sesar yang ada didaerah manifestasi air panas Sebau-Sembalun sehingga menyebabkan terjadinya demagnetisasi batuan (ubahan), apabila tidak ada batuan ubahan maka anomali negatif tsb diperkirakan berkaitan dengan batuan piroklastik yang ada didaerah tsb. Selanjutnya, anomali magnit sangat rendah tsb dikitari atau dikelilingi oleh anomali magnit positif (rendah ) dengan nilai kemagnitan 0 s/d > 500 nT. Anomali magnit positif tsb ditafsirkan berkaitan dengan susunan batuan bawah permukaan yang terdiri dari batuan lava andesit yang segar seperti tampak dari beberapa singkapan batuan andesit didarah penyelidikan.. Seperti halnya anomali sangat rendah anomali positif rendah juga membentuk pola seperti tapal
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
kuda yang ditafsirkan merupakan rim dari kaldera Sembalun? yang dibentuk oleh batuan andesit. Kemudian anomali positif sedang dengan nilai kemagnitan anntara 500 s/d 1000 nT tampak mengitari anomali sangat rendah dan rendah, daerah ini juga disusun oleh batuan andesit Dibagian luar tampak anomali magnit tinggi yang tesebar di utara bagian barat dan timur serta di selatan bagian barat dan timur daerah penyelidikan. Anomali tinggi tsb diperkirakan berkaitan dengan batuan lava andesit yang ada dibawah permukaan, dimana pada beberapa lokasi terdapat singkapan batuan tsb. Kondisi tsb juga didukung oleh hasil pengukuran nilai K pada beberapa contoh batuan andesit dengan nilai K yang relatif besar , berkisar antara 1 – 2.7 x 10-6 cgs sehingga mendukung penafsiran tsb diatas Analisis Struktur dan Zona Resapan Air Seperti telah dijelaskan sebelumnya, keberadaan struktur geologi seperti sesar/kontak litologi dari batuan yang berbeda didaerah penyelidikan dicirikan oleh adanya, kontras anomali negatif dan positif yang besar, kelurusan-kelurusan pola anomali, kerapatan kontur dan pembelokan anomali yang tajam, serta pengkutuban anomali positf dan negatif. Secara geologi kondisi tsb diatas mencerminkan keberadaan struktur lokal yang cukup komplek didaerah penyelidikan. Struktur sesar/kelurusan magnit (gambar 5,) yang teridentifikasi dari peta anomali sisa maupun penampang magnit total adalah sbb: - Sesar yang berarah hampir atau baratlaut – tenggara teridentifikasi sebanyak tiga ( F3, F6 dan F8) sesar, sesar tsb berturu-turut disebut sesar F3, sesar F6, dan sesar F8. - Sesar yang berarah hampir atau timurlaut – baratdaya teridentifikasi juga sebanyak 3 (tiga) sesar, yakni F1, F7, F9. Sesar tsb berturut-turut disebut sesar F1, F7 dan F9. - Sesar yang berarah barat – timur teridentifikasi 3 sesar , yakni sesar F2, F5, dan F10, masing-masing sesar tsb disebut sesar F2, F5, dan F10. Sesar F2 yang berlokasi sekitar mata air panas Sebau diperkirakan ikut mengontrol kenampakan manifestasi air panas Sebau kepermukaan. - Sesar yang berarah hampir utara – selatan teridentifikasi sebanyak satu sesar, ( F4), yang berlokasi melalui mata air panas SebauSermbalun, selanjutnya disebut sesar Sebau.
Sesar Sebau ini diperkirakan juga mengontrol kenampakan manifestasi air panas Sebau kepermukaan. Diantara sesar-sesar tsb yang terpenting dan diperkirakan mengontrol kenampakan manifestasi panas bumi Sebau kepermukaan adalah sesar F2 dan F4, karena perpotongan kedua sesar tsb menyebabkan munculnya mata air panas Sebau kepermukaan. Keberadaan daerah resapan pada suatu sistim panas bumi terjadi apabila terdapat permeabilitas primer dan sekunder yang baik. Permeabilitas primer terjadi akibat porositas batuan itu sendiri sedangkan permeabilitas sekunder terbentuk akibat keberadaan struktur geologi seperti sesar, kekar, kontak litologi dan daerah hancuran. Berdasarkan penafsiran data geomagnit daerah resapan perkirakan terdapat disekitar MAP Sebau, kondisi ini disebabkan di daerah tsb terdapat struktur sesar yang saling berpotongan sehingga terbentuk zona kekar, dan zona hancuran yang selanjutnya berperan sebagai permeabilitas sekunder, serta didukung oleh batuan piroklastik yang ada didaerah tsb yang mempunyai porositas cukup baik. Anomali Gayaberat Anomali sisa relatif tinggi (> 1 mgal) yang tampak di sekitar mata air panas Sebau dan orok diperkirakan berkaitan dengan batuan (terobosan?) andesit basaltik yang diperkirakan terjadi kemudian setelah komplek Sembalun ada. Anomali negatif sedang (< minus 1 - 7 mgal ) tampak mendominasi bagian tengah selatan dan utara daerah penyelidikan diperkirakan berkaitan dengan batuan lava andesit. Anomali rendah (minus 7 - 15 mgal ) terdapat di timur dan barat bagian tengah daerah penyelidikan diperkirakan berkaitan dengan batuan ubahan yang tidak muncul ke permukaan. Analisis Struktur Gaya Berat Pola lineasi dari ketiga anomali Bouguer, Sisa dan Regional memperlihatkan pola liniasi berarah baratlaut-tenggara, yang disertai dengan pembelokan dan pengkutuban anomali (posistif dan negatif) yang berselingan. Diperkirakan sesar yang berarah baratlaut – tenggara adalah sesar geser. Di bagian utara daerah penyelidikan diduga terdapat dua buah sesar normal berarah timurlaut
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
– baratdaya. Di bagian tengah daerah penyelidikan diduga terdapat dua buah sesar geser yang berarah hampir utara – selatan, sedangkan di bagian timur dan barat diduga terdapat dua buah sesar normal dengan trend yang berarah hampir barat – timur. Diperkirakan sesar-sesar tersebut merupakan struktur yang mengontrol mata air panas di daerah Sebau. Struktur yang diperlihatkan pada anomali sisa yang berada di bagian tengah daerah penyelidikan mempunyai arah hampir sama dengan yang diperlihatkan pada anaomali Bouguer, keadaan ini menunjukan bahwa struktur lokal searah dengan struktur dalam yang ada di daerah ini. Struktur sesar di bagian utara, selatan dan baratlaut yang bisa terlihat dari dua anomali (Bouguer dan Bouguer sisa) tidak memperlihatkan kesamaan, hal ini menunjukkan bahwa struktur yang diperlihatkan pada anomali sisa diperkirakan merupakan struktur lokal/dangkal Model Gayaberat Model ini memperlihatkan batuan piroklastik terdapat di barat dengan kontras densitas minus 1,26 gr/cm3, dengan lebar sekitar 2200 m, kedalaman > 750 m. Di bagian timur terdapat batuan dengan kontras densitas positif 0,10 s/d 0,30 gr/cm3 pada kedalaman di bawah 50 m sampai tak terhingga, lebar tidak kurang dari 2800 m, diperkirakan merupakan batuan andesit basaltik yang sedikit terlapukan. Bagian paling timur diperkirakan terdapat batuan andesit dengan kontras densitas minus 0,9 gr/Cm3, yang telah mengalami pelapukan dan terubahkan, dan tidak tersingkap ke permukaan. SIMPULAN Data geomagnet dan gayaberat mengindikasikan adanya struktur kawah didaerah mata air panas Sebau-Sembalun, sedangkan mata air panas tsb beradat didalam struktur tsb. Anomali geomagnit dan gayaberat relatif rendah (negatif) disekitar mata air panas SebauSembalun diperkirakan berasosiasi dengan daerah ubahan. Struktur sesar yang mengontrol kenampakan manifestasi air panas Sebau-Sembalunt kepermukaan adalah sesar yang berarah barat -
timur (F2) dan hampir utara – selatan (F4) serta baratlaut tenggara. Secara kuantitatif model gayaberat memperlihatkan adanya tubuh-tubuh batuan terobosan?? andesit atau andesit-basaltik, (taktersingkap) dan diapit oleh batuan andesit yang sudah terubah dan mengalami pelapukan. Batuan terobosan tsb diperkirakan merupakan Sumber panas (heat source) untuk sistim air panas Sebau dan diperkirakan ada hubungannya dengan kawah tsb diatas. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pusat Sumber Daya Geologi dan Rekan-rekan para Ahli Geologi/Geofisika yang telah memberikan batuan dan kontribusi yang berharga kepada penulis dalam memberikan masukan saat penulisan makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada teman-teman surveyor yang telah memberikan bantuan dalam penggambaran. DAFTAR PUSTAKA 1. Aquila. L.G., 1977. Magnetic and Gravity surveys Suriagao Geothermal Field, The Comvol letter, v.IV, No 5 & 6 2. Burger. H.R., 1992. Exploration Geophysics of shallow Sub Surface, Prentice Hall. 3. Dobrin, M.B; 1976: Introduction to Geophysical Prospecting. Mc. Graw Hill, p.357-475. 4. Hochstein, MP. 1982. Introduction to Geothermal Prospecting, Geothermal Institute, University of Auckland, New Zealand. 5. Idral, A; dkk., 2004. Penyelidikan Terpadu Geologi Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Parangtritis, DI.Yogyakarta, Jateng; Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan lapangan DIM. 6. Idral, A; dkk., 2005. Penyelidikan Terpadu Geologi Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Bkt.Kili-Solok, Sumbar. Potensi, Pemanfaatan dan Kendalanya; 7. Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan lapangan DIM; hal.40-1 – 40-9. 8. Idral, A; dkk., 2006. Penyelidikan Terpadu Geologi Geokimia dan Geofisika Daerah
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Panas Bumi Suwawa, Gorontalo; Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan lapangan DIM; hal. 9. Laughin, A.W., 1982. Exploration For Geothermal Energy, in Hand Book of Geothermal Energy, editor Edward,L.M. et.al; p.215-242. 10. Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.
11. Parasnis, D.S., 1979. Principles of Applied Geophysics, Chapman and Hall,p. 59-96. 12. Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan
Gambar 2. Peta geologi daerah SebauSembalun (PMG-2007)
1000 1750
I-4250 Lendangluar I-2000 I-2250 I-2500 I-2750 I-3000 I-3250 I-3500 I-3750 R-45
9076000
PETA LOKASI TITIK AMAT GEOMAGNIT DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NTB
1500
Bawaknao
9076000 m
I-4500 I-4750
I-5000 I-5250 I-5500 I-5750 I-6000 I-6250 I-6500 I-6750 I-7000
R-44 RC-15A RC-15
R-43
Mentagi
Desatengak Timuk R-42 Sembalunlawang
RC-16A RC-16
Belik R-41
RC-17A
Dasantengak Barat
RC-17 R-40
Lebak Lauk
Beratdesa
RC-18A 1250 RC-18
1500
Lebak Daya
1250
R-39 RC-19A
Telaga
9074000
9074000 m
RC-10
RC-13
RC-12
RC-11
Telaga R-38
RC-19
1250
RC-14
RC-20A R-37
RC-20
DESA BELANTING
RC-21 H-5000
Jorong
RC-22
R-36
1500
1750
RC-8 R-35
RC-23
H-5250
Lauqrurung Timur RC-9
RC-24
SEMBALUNBUMBUNG H-5500
Bebonte R-34 Lauqrurung Baru
H-5750 Dayanrurung Timur
R-33
Dayanrurung Barat
9072000
2000
R-32
9072000 m
0 R-31
500
1000 1500 2000
DESA SEMBALUNBUMBUNG
R-30 RC-6
1750 RC-7
R-29
R-27R-28
2000 2073
9070000
Keterangan
A-4250 D-3450
9070000 m
2194
1750
A-4500
1500
R-26 A-4750
D-3750
R-25
A-5000 R-24 A-5250 E-3500A-5500
D-4000
B-6000
R-23
D-4250
B-5750
Kontur topografi
D-4500 R-22
D-4750
KECAMATAN AIKMEL
DESA SEMBULUNLAWANG
B-5250 B-5000
E-3000
D-5250 R-21 E-2750 D-5500 E-2500 D-5750 R-20 E-2250
C-2000
9068000
C-2250
B-4750
B-4250 R-51
Jalan Raya
R-50
E-2000 R-19
C-2750
F-3750 F-4250 F-4000
1750
B-4000
C--2500 F-3500
2000
B-4500
1750
9068000 m
B-5500
E-3250
D-5000
C-1750
R-49
R-18 C-3000 R-48
F-4500 F-4750 C-3250
Sungai
F-5000 R-47 R-17 C-3500 F-5250
1750
R-46 C-3750 F-5500 R-16F-5750 C-4000
9066000
9066000 m
1500
F-6000 B-2000 C-4250 R-15 F-6250 B-1750 F-6500 C-4500 B-1500 R-14 C-4750
1500
Anak sungai
C-5000 R-13
DESA SAPIT
C-5250
A 2250
C-5500 R-12
Titik Pengamatan
1250
C-5750 1000 C-6000 R-11 C-6250 R-10
9064000
Air Panas
C-6500
RC-5 C-6750
9064000 m
R-9 C-7000
RC-4
C-7250 R-8
RC-3
C-7500
DESA KARANGBARU RC-1
R-7
RC-2
750
R-6
R-5
9062000
9062000 m
Dasaerot R-4
Tumpangsari
R-1 BS
R-2 R-3 Gugukbaru
Pasugulan
DESA AIKMELUTARA
Sapit Batupandang
Montongkemong
Lekongpulut
Dasasuntanaga 500
Jurangkuak Burne
446000 m
446000
448000 m
448000
Lelemer Batucangku
Tanakbetian
450000
450000
DESA SUNTALANGU Mangketselak Dasanpurda Karangpauk
452000 m
454000 m
452000
454000
Gambar 3. Lokasi titik amat geomagnetik dan gayaberat
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
-500
-1000
-1500
line A -2000
-2500
4500
5000
5500
0
-500
-1000
line B -1500
-2000 1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
0
-1000
line C 2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
-400
-600
-800
-1000
-1200
line D
-1400
-1600
-1800
-2000 3600
3800
4000
4200
4400
4600
4800
5000
5200
5400
5600
-500
-1000
-1500
line F 3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
1000
500
0
line I
-500
-1000
-1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
1000 0
line R
-1000 0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
22000
Gambar 4. Kurva geomagnetik lintasan A-B-C-D-F-I-R
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PETA ANOMALI SISA GEOMAGNET DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN NUSA TENGGARA BARAT
9076000
PETA ANOMALI BOUGUER REGIONAL D = 2.67 DAERAH PANAS BUMI KOMPLEK SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KETERANGAN : 9076000
U
9074000
0
9075000
= Mata Airpanas
9074000
= Titik Amat
1000 2000 3000
U
9073000
9072000
KETERANGAN
9072000
> 1000 nT 9071000
9070000
500 s/d 1000 nT
0
9070000
1000
2000
0 s/d 500 nT 9069000
178 176
9068000
- 600 s/d 0 nT
174 9068000
Kontur Anomali Sisa Magnet
172 170 168
9067000
166 164
9066000
162 9066000
160
Titik Amat
158 156
9065000
Struktur yang diduga
9064000
154 152 150
9064000
148 146 144
9063000
142 140 138
9062000
9062000
136 134 9061000 445000
446000
448000
446000
447000
448000
449000
450000
451000
450000
Gambar 5. Peta anomali geomagnit total
PETA ANOMALI BOUGUER D = 2.67 DAERAH PANAS BUMI KOMPLEK SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Gambar 6a. Anomali gayaberat regional
PETA ANOMALI BOUGUER SISA D=2,67 gr/Cm3 DAERAH PANAS BUMI KOMPLEK SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
KETERANGAN :
9076000
9076000
KETERANGAN :
9075000
= Mata Airpanas
9075000
= Titik Amat
9074000
= Mata Airpanas 9074000
= Titik Amat
U
9073000
= Struktur diduga
9073000
U
9072000 9072000
9071000
9071000
9070000
0
1000
2000
9070000 0
9069000
186 184 182 180 178 176 174 172 170 168 166 164 162 160 158 156 154 152 150 148 146 144 142 140 138 136 134 132 130
9068000
9067000
9066000
9065000
9064000
9063000
9062000
9061000 445000
446000
447000
448000
449000
450000
451000
Gambar 6 b. anomali gayaberat bouguer
9069000
9068000
A
B
9067000
9066000
9065000
9064000
9063000
9062000
9061000 445000
446000
447000
448000
449000
450000
1000
2000
15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15
451000
Gambar 6c. Anomali gayaberat sisa
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
A
B
0.300
0.300
Misfit = 4.63 %
Model Gaya Berat 2D Penampang A-B Daerah Panas Bumi Sembalun kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
Gambar 7. Model gayaberat 2-D, penampang A-B