PERTEMUAN ILMIAH NASIONAL Ke.9 lkatan Dnkter Eigi Anak Indnnesia - IlmLr Kedskteran Gigi Anak (The Eth Natinnal Scientifir Meeting in lndtnesian Pediatric Dentist Assuciatiun
- Fediatric Dentistry)
PROCEEDING BOO!(
.0.0,
<,
# st'J
F*itJI .{itsl
WffrpA
@
Gadjah Mada University Press
IEEE EEESHHEEHHFSHS*EHEHSHB
r
N
idgoi IDGAI DIY . JATENG 2016
IH[gilH3ilgXEXil$SB[THgHHHEX*BXSSXHBXXSEi,,*
PIN IKGA 9
DAFTAR ISI i
t
I
i
iii V
Penelitian 1. Metode
Promotif dalam Membersihkan Gigi dan Mulut untuk Siswa Tunanetra
Menggunakan Decayed-Dental Study Model Gilang R. Sabdho Wening, drg., M.Kes, Mu'thyah Ardhani, drg., Sp.KGA
2.
Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Naga Merah dan Buah Naga Putih Terhadap Strepto
co
ccus M utans (Kaj ian In
Sri Ramayanti,Al.
3.
Vitro)
Supartinah, Iwa Sutardjo
Rus
Sudarso
Pengaruh Keasaman Saliva dan Lama Perendaman Terhadap Kekerasan Restorasi Semen Ionomer Kaca pada Gigi Desidui [Kajian Secara In
Vitro)
Maria Asri A, Putri Kusuma WM, dan Rinaldi BU 13
4.
IUMLAH LIMFOSIT SETELAH APLIKASI GEL EKSTRAK KOLOSTRUM SAPI DAN BIJI KELENGKENG PADA LUKA DI MUKOSA BIBIRTIKUS Yunira Rosandita,Mega Moeharyono Puteri, Tania Saskianti
5.
Daya Antimikroba Ekstrak Etanol Kulit Apel Manalagi Terhadap Porphyromonas gingivalis Secara In Vitro Ambar PuspitasariSiwipeni
LR,
Agustina Tribuana Sari
26
6.
Dampak Karies Gigi yang Tidak Dirawat Terhadap Tumbuh Kembang Anak Sekolah Dasar Betadion Rizki Sinaredi, Gilang Rasuna Sabda Wening
34 7.
Daya Anti Bakteri pada Glass lonomer Cement (GI), GI Modifikasi Silver Alloy dan GI
Modifikasi Resin Sebagai Bahan Tumpatan Paramita Rizl
40 B.
Evaluasi Keberhasilan Tumpatan Klas I, II, III, dan IV dengan Bahan Resin Komposit dan Semen Ionomer Kaca KacaKaca (Penelitian pada Anak Usia 0-14 Tahun pada RSGM UMY) Laelia Dwi Anggraini, Restia Rahmadani, Septi Handayani(peneliti)
+6
T I
lr
vr
pIN IKGA 9
9. Angka Kejadian Karies dan Gingivitis pada Anak Sekolah Dasar Usia B-12 Tahun di Kabupaten Maros Tahun 2014 M. Harun Achmad, Ade Nurzaqiah Hanapi
.53
10' Peningkatan Viabilitas Monosit oleh Biji Kopi Robusta Terhadap Streptococcus mutans (lncreasing The Viability Monocytes Robusta Coffee Beans on Streptococcus mutans) Roedy Budirahardjo
Laporan Kasus L. Penatalaksanaan
Trauma Ellis Klas 4 Gigi 21 pada Anak Usia 9 Tahun
RizqiAulio Kusumo Andini, Teguh BudiWibowo
64
2.
Bilateral dengan Perawatan Erupsi Ektopik Gigi Molar Satu Permanen Mandibula HumphreY Modifikasi Stefani Pramudita, Heriandi Sutadi
3.
pada Anak usia Perawatan Fiksasi Essig Traumatik Iniury Gigi Anterior Bawah
69 B
Tahun Fr
ansiska, lw a Sutar di o
75
Sentral rrauma dan Hiperplasia Gingiva pada Gigi Desidui Insisivus Maksila Anak Umur 2 Tahun
4. ;;;;;il;;;;;;
Olivia D Ariawan, lndraBramanti
5.
.80
Gigi Anak dengan Keberhasilan Pendekatan Non Farmakologi pada Perawatan Autisme WitrianaLatifaWibisono, Enrita Dian Rahmadini ........85
6.
dengan orthodontik Perawatan Protrusif Maksila pada Riwayat Menghisap Ibu Jari Lepasan WeIIy
Anggarani, Sandy Christiono, Prima Agusmawanti
90
Fibromatosis Pendekatan Komprehensif pada Pasien Hereditary Gingival lra Komara NanindaBerlianaPratidina, FritaFerlitashafriDiohan, willyantisoewondo,
B.
96
PulI Exercise dan Twin Koreksi Maloklusi Dentoskeletal Kelas II Menggun akan Button
Block Stephanie, lwan Ahmad
9.
702
Karakteristik Orofasial pada Sindroma Treacher Collins Lila Susanti, Maria Harli
108
PIN IKGA 9
vll
10. Manajemen Transposisi Kaninus Rahang Atas dengan Perawatan
orthodontik
Menggunakan Teknik De-rotasi
LL, Perawatan Gigi pada Anak Retardasi Mental dengan Kelainan Kelenjar Thyroid N ova
Elvarani,
Sy
ariefHid ay alWilly antiS oew ondo, Syakrianisy ahrir ............................ 1
1B
12. Management of Maxillary Permanent Central Incisor Impaction Caused by Odontoma Diajeng A. Dewi Pardede, Heriandi Sutadi
L3.
Teknik Marsupialisasi Sebagai Teknik yang Efektif Dalam Penanganan Kista Dentigerus pada Anak-Anak Ardianti Maartrina Dewi
14. Penanganan Perawatan Gigi pada Anak Cerebral PalsyTipe Mixed Spastic-Athetoid Lusiana Beatrice, Rita Wulandari, Roosje Oewen, Willyanti Soewondo
l-5. Penatalaksanaan Epulis Fibromatosa pada Gingiva Interdental Incisivus Sentral Maksila Gigi Sulung flaporan KasusJ Ike Ratna Dewi, Dita Permatasari, Habibie Aldiaman ,...'..'.......,......',....... 1 3
9
16. Perawatan Interseptif Mesiodens Anak usia l-L rahun Menggunakan Alat
Orthodonsia Cekat Sederhana 2 by 4 Iminensia N.S, ElsSunarsihBudipramana,
Teguh Budi Wibowo .......'J.43
17. Perawatan Minimal Invasif pada Gigi Sulung: Laporan Kasus Anggiani Dewi Rahmawati, Meirina Gartika
18. Restorasi Strip Crown MenggunakanModifikasi Omega Loop pada Nursing Mouth Caries; Laporan Kasus Mustika Pramidi, Yetty Herdiyati
19. Agenisi Anterior Rahang Atas pada Gigi Permanen dan penatalaksanaanya Rianita Ramadhani, Teguh Budi Wibowo
20' Penatalaksanaan Gigi pada Pasien Anak Idiopathic-Thrombocytopenic PurpuraLaporan Kasus Faizal Hasan, Meirina Gartika
21. Mouth Preparation pada Pende rita Tetralogy of Fallot yang akan Menjalani Bedah
Iantung Yoana, Eriska Riyanti, Syarief
Hidayal Willyanti Soewondo ,,.,,.1,67
22. The Two by Four Appliance: Treatment of Traumatically Ekstruded Maxillary Central Incisivus Permanent Teeth (Case report) Prima Agusmawanti, Sandy Christiono, Welly Angarani
175
PIN IKGA 9
vl11
23. Penatalaksanaan Subluksasi dan Kehilangan Gigi Permanen Muda Akibat Trauma
Anak Usia
B
Tahun
Dian Erlianda, Heriandi Sutadi
181
24. Penatalaksanaan Odontektomi Embedded Kaninus Bilateral dengan danTanpa Bone
Graftpada Anak Beryl Nugroho, Iwa Sutardio, Rahardio
187
dengan Pasak Polyethylene Fibre
25. Penatalaksanaan Fraktur Ellis Kelas IV Gigi2l Reinforced Composite dan Restorasi Resin Komposit Adita Gayatri, Heriandi Sutadi
t93
Telaah Pustaka 1.
Aversi Oral pada Pasien Gigi Anak Arianne Dwimega
2.
Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi pada Anak Akibat Paparan Asap
Rokok Tri Putriany Agustin
205 3.
Struktur Pembentukan Biofilm Gigi Yayahl
n
ay ah, M eirinaG
artika
2tl
4.
Manajemen Perawatan Gigi dan Mulut pada Anak dengan Palsi Serebral SekarPratiwi, Arlette Suzy Puspa Pertiwi .............21.8
5.
Penanganan Terkini Gigi Avulsi pada Anak Santi Wulansari, Yetty Herdiyati
224
Penilaian Resiko Karies Dini pada Anak Menggunakan Caries Management by Risk Assessment AnnisaRizkiAmalia, drg., Prof. HeriandiSutadi, drg. SpRGA(K), PhD. ......230 7.
Interaksi Kimia antara Gigi dan Cairan Mulut llice Collins Wijay a, MeirinaGartika
236 B. I
Skor Flacc dan Nilai Alfa Amilase Saliva sebagai Penanda Rasa Sakit F ar ag he aYum a s dhika, M
ar g ar eth
aS uh
ar sini ......'.,,.'....,,.,.'.2
g. Efek Sistemik
42
Fluoride pada Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Tubuh Anak
Soegeng Wahluyo
2+7
PIN IKGA 9
1X
10. Analisis Maturasi Tulang dengan Cervical Vertebrae dan Hand-Wrist sebagai Panduan Rencana Perawatan Tumbuh Kembang Dentofasial ZainalAriftn,
S oeg
engWahluyo,
H
eraw
ati ......255
11. Respon Denyut Nadi pada Anak dengan Kecemasan terhadap Perawatan Gigi MeutiaDiendaCitrawuni,
Ev a F auziah
..........260
12. Perawatan Terkini Trauma pada Gigi Immature untuk Mempertahankan Vitalistas Pulpa Jeffrey
265 13. lnfective Endocarditis in children : An update
for Pediatric Dentist
Sri Ratna Laksmiastuti ..........272
L4. Biomarker Saliva MRNA Sebagai Pendeteksi Dini Keganasan Rongga Mulut Reni Yulia Sari, Yetty Herdiyati
278
15. Pulpa Gigi Sulung Sebagai Sumber Stem Cell Untuk Perbaikan dan Regenerasi faringan Gigi Vinna Kurniawati. S
284
16. Terapi Antibiotik Berdasarkan Tumbuh Kembang pada Pasien Anak Kurniagt, M eirina
G
artika
297
L7. Nano Silver Fluoride (NSF) Sebagai Bahan Pilihan Pencegahan Karies pada Anak UIfa Yasmin, Yetti Herdiyati
300 LB. Crossbite Posterior Unilateral dengan Quadhelix pada Periode Geligi Campuran IntanMaulani, Iwan Ahmad ..........306
19. Pemberian Chlorine Dioxide Untuk Mencegah Timbulnya Kembali Black Stain pada Anak Maria Clarissa Eunike, Ike
S.
Indiarti
....::...
311
20. Peranan Yogurt Sebagai Antimikroba Pertahanan Karies pada Gigi Anak Stevani Monika Halim, Yetti Herdiyati
317
21. Peran Virulensi Streptococcus mutans dalam Patogenesis KariesSecara Molekular Trieska Annisa, Meirina Gartika ...........324
PIN IKGA 9
162
PENATALAKSANAAN GIGI PADA PASIEN ANAK IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PARPUR,A : LAPORAN KASUS DENTAL TREATMENT IN CHILDREN WITH IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA : CASE REPORT Faizal Hasan* Meirina Gartika** Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padj adj aran Jalan Sekeloa Selatan no. 1, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132 E-mai I : f aizalhasan4 5 @,wnail. c om. oke
[email protected]. c om
Abstract Background : Idiopathic thrombocytopenic purpura or immune thrombocytopenic purpura (fP) is a hereditaty disorder characterized by decreasing a number of platelets circulation (<150.000/1tL) and can be caused by autoantibo$t that induced platelet destruction and reduced platelet production. Acute primary ITP commonly occur in children with average age of 2-6 years and having equal incidences between boy and girl, meanwhile chronic phase occur on adult with age of 40-45 years. ITP in several cases manifestated in oral cavity such as a case of bleeding gingiva. Objective : The aim of this case is to define how to do a tooth treatment in ITP patient in order to control bleeding complications. Cuse report : Patient, 3 years old, was refewed to a Paeditrician with the level of trombosit at 16.000/pL. Other test results were in normal range and the patient was diagnosed with ITP. Patient had an intensive treatment in llospital and showed good recovery. Patient had been treated for 4 years and the bleeding was able to be controlled without any medicqtion. Patient had been instructed to undergo a tooth treatment and took care of his dental health so he could avoid other invasive and complicated treatment. Patient visited Dentql Hospital with chief complain of toothache persistently in posterior lower tooth everytime he wanted to go to sleep. The problem occured for 2 weel<s. According to the examination, pulpitis reversible showed on primary molar (55), central incisors (51 and 6l), and lateral incisors (62) and pulpitis irreversible on primary molar (75). Results : Patient had a non-vital pulpectomy trealment on primary molar (75) without invasive bleeding and the tooth had been filled witlt restorative adhesive material. After having a year of control schedules, there were no clincal symptons. Conclusion : The selection of proper dental care has an important role in controlling bleeding complications and can be done with o multidisciplinary approach. Keywords : Dental treatment, immune thrombocytopenic purpura, autoimmune disorder, platelet des tru
c
ti on, bl e eding contro l.
Abstrak Latar belakang z ldiopathic thrombocytopenic purpura
ata:o immune thrombocytopenic purpura (ITP) merupakan kelainan dapatan yang memiliki karakteristik penurunan jumlah sirkulasi platelet (<150.000/pL), yang disebabkan autoantibodi sehingga menyebabkan penghancuran platelet. ITP primer akut lebih sering terjadi pada anak usia 2-6 tahun dengan insidensi yang sama pada lakiJaki dan perempuan, sedangkan fase kronis lebih sering terjadi pada usia dewasa yaitu 40-45 tahun. ITP dalam beberapa kasus bermanifestasi pada rongga mulut seperti perdarahan gingiva. Tujuan: Laporan kasus ini menjelaskan perawatan gigi pada penderita ITP daiam mengontrol komplikasi perdarahan. Laporan kasus : Pasien anak usia 3 tahun dirujuk ke dokter anak dan ditemukan jumlah trombosit 16.000/pL. Hasil pemeriksaan lain dalam batas normal dan pasien didiagnosis menderita ITP. Pasien mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit dan menunjukkan proses
Hasan: Penatalaksanaan Gigi Pada Pasien Anak Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
163
penyernbuhanyalg lebih baik. Pasien sudah menjalani fase perawatan selama 4 tahun dengan hasil perdarahan yang dapat terkontrol tanpa pengobatan. Pasien diinstruksikan untuk melakukan perawatan gigi dan menjaga kebersihan rongga mulut sehingga dapat menghindari perawatan yang lebih kompleks dan invasif. Pasien datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut dengan keluhan sakit berdenyut saat ingin tidur pada gigi kiri bawah selama 2 minggu. Pemeriksaan menunjukkan pulpitis reversible pada gigi 55, 51, 61,62 danpulpitis irreversible pada gigi 75. Hasil : Pasien dilakukan perawatan pulpektomi non-vital pada gigi 75. Selama proses perawatan pulpektomi tidak ada perdarahafl yang invasif dan setelah 4 minggu dilakukan penambalan dengan bahan adhesif. Setelah 1 tahun kontrol tidak terdapat keluhan secara klinis. Simpulan : Pemilihan jenis perawatan gigi yang tepat memiliki peran penting dalam mengontrol komplikasi perdarahan dan dapat dilakukan melalui pendekatan multidisiplin.
Kata kunci
: Penatalaksanaan gigi, immune thrombocytopenic purpura, penyakit autoimun,
destruksi platelet, kontrol perdarahan.
PENDAHULUAN Idiophatic
Thrombocytopenic
Purpura (ITP) merupakan
selama 6 bulan pertama untuk meningkatkan pemberian obat selama 3 minggu peftama dengan sistem tappering off (pengnrangan dosis bertahap) hingga 2 bu,lar. kemudian. Pada bulan ke-3 trombosit mencapai 190.000/pL sehingga
jumlah trombosit yaitu dengan penyakit
perdarahan dapatan dengan onset yang sering
terjadi pada anak-anak setelah
terinfeksi virus, setelah mendapatkan vaksin, obat atau transfusi, dan memiliki manifestasi yang urnum terjadi pada anak yang menderita penyakit autoimun.l'2 ITP memiliki onset mendadak dan berkembang menjadi kondisi perdarahan berat yang mengancam jiwa. Sekitar 90% pasien ITP akan sernbuh kembali tanpa perawatan dan dalam 3 atat 4 bulan r'2 Insidensi tertinggi pada dengan pengobatan. usia 2-4 tahun dengan frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Manifestasi klinis pasien ITP yaitu
ekimosis, epistaksis, hematuria,
dan
perdarahan mukokutan.' Tipe perdarahan dapat terjadi pada kutan (petekie, memar, hematoma), digestif (melena), urine (hematuria), genital (metrorrhagia), dan perdarahan pada susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan konvulsi, kehilangan kesadaran dan koma.a
KASUS Pasien didiagnosis menderita ITP pada usia 3 tahun dengan jumlah trombosit 16.000/pL dan dirawat di Rumah Sakit selama 7 hari, pengobatan melalui injeksi kortikosteroid. Setelah pasien keluar dari Rumah Sakit didapatkan jumlah trombosit 150.000/pL. Perawatan pasien dibagi dalam2 fase. Fase pertama dilakukan pengobatan
pemberian obat dapat dihentikan dan akhir bulan ke-5 dan 6 trombosit sudah mencapai 535.000/pL. Pemeriksaan darah dilakukan setiap minggu sekali dalam 1 bulan peftama, kemudian setiap 2 minggu pada bulan ke 2 dan ke 3, dan setiap 1 bulan pada bulan ke 4. Setelah I tahun pertama pasien tidak mengalami perdarahan yang berat dan terdapat kenaikan trombosit yang signifikan. Fase kedua yaitu saat pasien berusia 4 tahun dengan menjaga kondisi kesehatan seperti mernbatasi penggunaan obat-obatan (dibawah pengawasan dokter), membatasi penggunaan penyedap rasa dalam makanan, menghindari
benturan, istirahat
yang cukup
dan
menghindari penularan virus dan bakteri. Pasien datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG UNPAD dengan keluhan sakit berdenyut saat ingin tidur pada gigi kiri bawah selama 2 minggu. Pemeriksaan menunjukkan pulpitis reversible pada gigi 55, 51, 61, 62 dan pulpitis irreversible pada gigi 75 (Gambar 1).
PENATALAKSANAAN KASUS Pasien dilakukan perawatan pulpektomi
non-vital pada
gigi 75.
Selama proses
perawatan pulpektomi tidak ada perdarahan yang invasif.
setelah
Hasil perawatan dan evaluasi, 4 minggu dilalrukan penambalan
t&
PIN IKGA 9
dengan bahan adhesif. Evaluasi setelah I tahun kontrol tidak terdapat keluhan secara klinis dan radiografi (Gambar 2).
Gambar 1. Diagnosis gigi pasien ITP : Pulpitis reversible gigi 55, 51, 61, 62 dan pulpits irreversible gigi 75.
perdarahan, lokasi, dan tingkat keparahan gejala perdarahan.6'7'e Pengobatan lini pertama meliputi pemberian kortikosteroid,
IVIg, atau anti-D imunoglobulin (anti-D) dan prednison (2mglkglhari) selama 2 minggu dengan pengurangan dosis lebih dari 21 hari pada pasien dengan jumlah platelet antara l0 dan 29xl09lL serta tidak ada perdarahan mukosa.6 Penggunaan anti-D 50pg/kg menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan dengan IVIg. Dosis tunggal IVIg (0, 8- 1,0 glkg) atau pengobatan kortikosteroid harus digunakan sebagai pengobatan lini pefiama. IVIg harus digunakan sebagai pengganti kortikosteroid j ika diperlukan lebih cepat peningkatan jumlah trombosit. Axti-D dapat dipertimbangkan untuk terapi lini pertama pada anak Rh* non-splenelctomi.6'7'e Pada kasus ini pasien ITP dirawat di Rumah Sakit selama 7 hari, pengobatan
melalui injeksi kortikosteroid.
Setelah
perawatan di Rumah Sakit, perawatan pasien dibagi dalam 2 fase. Fase perlama dilakukan
pengobatan selama
6 bulan pertama untuk
meningkatkan jumlah trombosit yaitu dengan pemberian obat dengan sistem tappering off (pengurangan dosis bertahap). Fase kedua
Gambar 2. Follow up gigi 75 post perawatan Ekstirpasi Mortal pasien ITP
PEMBAHASAN merupakan kelainan dapatan
ITP yang memiliki karakteristik penurunan jumlah sirkulasi platelet (< 1 50.000/pL), yang
disebabkan autoantibodi
sehingga
yaitu saat pasien berusia
4
tahun dengan
menjaga kondisi kesehatan seperti membatasi
penggunaan obat-obatan, penyedap rasa dalam makanan, menghindari benturan,
istirahat yang cukup dan menghindari penularan virus dan bakteri.
Pada pasien ITP kronis setelah 6 jika bulan rasio jumlah platelet dalam batas
menyebabkan penghancuran platelet. Anakanak dengan ITP menunjukkan riwayat purpura akut selama kurang dari 1 atau 2 minggu. Gambaran klinis yang sering terjadi
aman (>20.000/pL), umumnya menunjukkan penyembuhan tanpa intervensi pengobatan,
perdarahan
atau perdarahan ringan (didefinisikan sebagai manifestasi kulit saja, seperti petechiae dan memar) dapat terobati 6' 7'e tanp a atau dengan obser.vasi. Banyak anak dapat menjalani perawatan di rumah tanpa harus dirawat di Rumah Sakit, akan tetapi orang tua atau pengasuh harus tetap waspada terhadap resiko perdarahan. Pasien dengan riwayat perdarahan yang masif dengan jumlah platelet <20.000/pL dan tinggal di tempat dengan akses yang sulit untuk mendapatkan perawatan darurat, maka menjadi indikasi untuk mendapatkan perawatan ITP di Rumah
yaitu memar, petechiae, dan membran mukosa.l
ITP
merupakan keadaan antibodi
menyerang dan menghancurkan platelet pada permukaan antigen sehingga platelet keluar dari sirkulasi melewati fagositosis melalui
sistem retikuloendotelial, terutama pada limpa. Keadaan defisiensi platelet karena opsonisasi dan destruksi platelet yang
menyebabkan trombositopenia
dan
perdarahan mukokutan.2'3's
Penatalaksanaan awal pasien ITP dilakukan dengan penilaian status penyakit yaitu melakukan pemeriksaan waktu
dengan rata-rata 50% per tahun.2 Pada sebagian besar pasien ITP dengan tidak ada
perdarahan
Itraqn: Penatalaksanaan Gigi pada pasien Anak Idiopathic Thrombocytopenic purpura
Sakit- Pasien harus selalu dalam pengawasan
untuk menghindari penggunaan obat yang
@at menurunkan platelet seperti salicylate, ottihista m i ne, NSAI D.t'to Menurut Sanchez dan Farfan munjukkan bahwa jumlah platelet rminimrrm untuk perawatan gigi termasuk posedur invasif seperti ekstraksi gigi yaitu 50-000/pL. Tindakan pencegahan untuk menghindari perdarahan dan pencegahan terjadinya trauma tetap harus diutamakan. Penggunaan anestesi yang minimal, perawatan endodontik dan restorasi gigi lebih direkomendasikan dibandingkan perawatan bedah (invasif). Penggunaan anestesi dapat menyebabkan regional block, sedasi dapat menyebabkan haematoma, dan anestesi umum dapat menyebabkan airway damage. Perawatan konservatif/endodontik harus dilalrukan hati-hati tanpa harus melalui pemeriksaan hitung jumlah platetel terlebih dahulu. Perawatan bedah mulut
surgical/non-surgical
invasif dan disamping itu pasien termasuk penderita kronis.
KESIMPULAN Perawatan pencegahan pada pasien ITP merupakan tindakan yang penting untuk
menghindari komplikasi yang membahayakan keselamatan Pemeriksaan berkala ke tenaga
manifestasi oral yang dapat menjadi indikator
pada rektivasi atau peningkatan keparahan dari komplikasi penyakit ITp. pemilihan jenis perawatan gigi yang tepat memiliki peran
penting dalam mengontrol komplikasi perdarahan dan dapat dilakukan melalui pendekatan multidisiplin.
DAFTAR PUSTAKA 1.
dan
membutuhkan konsultasi dokter spesialis dan
dilakukan di Rumah Sakit.rr,r2,13
Pada pasien RSGM FKG UNPAD dilakukan perawatan pulpektomi non-vital pada gigi 75 karena jumlah platelet pasien 535.000/mm3, maka dapat dilakukan perawatan seperti pasien sehat. perawatan
endodontik ekstirpasi mortal merupakan indikasi perawatan dan lebih aman dilalrukan
untuk menghindari resiko perdarahan. Penelitian dan perawatan pasien telah mendapatkan
persetujuan untuk mempublikasikan penelitian yang melibatkan
manusia dan hewan sebagai sasaran dan tujuan peneilitiannya dari lembaga etik yang menaungi.
Penanganan pasien ITp dilakukan secara multidisiplin
harus
untuk
memastikan hasil perawatan yang baik dan
mencegah komplikasi.r pasien
ITp termasuk handicapped patient karena memiliki kelainan medis. Handicapped patient di bidang Kedokteran Gigi meliputi kelainan fisik, medis, sosial, mental dan kombinasi diantaranya. Perawatan gigi pada pasien ini tidak dilakukan secara multidisiplin tetapi merupakan konsul dari Spesialis Anak. Selain itu tidak dilakukan perawatan gigi yang
medis
profesional dapat membantu pasien dalam menghindari komplikasi dan memonitor
periodontology
Anak, hitung jumlah trombosit,
dapat
Granados RI, Angeles EdlT, Aguirre AH. Stomatological Treatment of Patients Afflicted with Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Case report. Revista Odontological Mexicana.
2012;16(1):53-7. 2. Nugent DJ.2006.Immune Thrombocytopenic Purpura of Childhood. American Society of Hematology. 3. Guzeldemir E. The Role of Oral Hygiene in A Patient with Idiophatic Thrombocytopenic Purpura. International Joumal Dental Hygiene. 2009;289-293 4. Martins G, Rozas FG, et al.Idiopathic Thrombocytopenic Purpura and Oral Surgery: case report. Rev Clin pesq Odontol. 20 l0 jan/ abr;6(t):87 -93 5. Ibrahim N, Nakhoul MD, et al. Management of Adult Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Clinical Advances in Hematology & Oncology. 2006;4(2). 6.
7.
Neunert C, Lim W, et al. The American Society of Hematology 2011 Evidencebased Practice Guideline for Immune Thrombocytopenia. Blood. 201 5 ) 17 (t 6) :4190 -427 0. American Society of Hematology. Clinical Practice Guideline on the Evaluation and Management of Immune
t66
8.
PIN IKGA 9
Thrornbocytopenia (ITP). Washington, DC. 20 1 t ;l 17 (r 6):4190-427 0 Pinnock R. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Starship Children's Health Clinical Guideline. 2008. Page:
9.
34.
Sathar J.2006. Management of Immune
Thrombocytopenic Purpura. Ministry of Health Malaysia. Medical Development
Division, Putrajaya. 10. Warrier R, Chauhan A. Management of Immune Thrombocytopenic Purpura: An Update. The Ochsner Jottr:;ral.20t2;
t2(3):22t-227. 1L. S6nchez MI y cols. Leucopenia, trombopenia, pancitopenia.Manual de protocolos y actuaci6n en urgencias.
Complejo Hospitalario de Toledo. Disponible en: http ://www. cht. es/mir2006AvIANUAL /Capitulo%20085.pdf 12. FarffinCJM y cols. Hematologfa. Manual de procedimientos medicoquirurgicos. Hospital de Pediatria, Centro Mddico Nacional Siglo XXI. Mdxico: M6ndez Editores 1993. 13. Scully C, Dios PD, KumarN. 2007. Special Care in Dentistry. Chuchill Livingstone, Elsevier.