EVALUAS I P ERENCA NAAN REDIS T RIB US I TANAH O B YEK L ANDREFORM Probo Socowibowo Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono No. 163 Malang e-mail :
[email protected]
Abstract: Planning Evaluation of Land Redistribution Land Reform Objects. The success or failure of the plan is ultimately determined by the evaluation is to see how far the existing plan can be implemented. The purpose is to describe the implementation of Planning Land Redistribution Object Landreform in accordance with the procedures appropriate to the target, determine the role of stakeholders in planning land redistribution object landreform, and to determine the barriers and support in carrying out plan land redistribution object landreform. This type of descriptive research using a qualitative approach, which is a type of research that revealed the problem it is in accordance with the reality on the ground. The results showed that in principle the implementation of landreform Object Land Redistribution in Malang in 2010 - June 2012, an increase in farmers' income, budgets and the need for adequate human resources. Keywords: evaluation, planning, land redistribution, landreform. Abstrak: Evaluasi Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform. Keberhasilan atau kegagalan dari perencanaan pada akhirnya ditentukan oleh adanya evaluasi yaitu dengan melihat sejauhmana rencana yang ada dapat diimplementasikan. Tujuannya adalah mendeskripsikan Pelaksanaan Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform sesuai prosedur serta tepat pada sasarannya, mengetahui peran stakeholder dalam Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform, mengetahui hambatan dan pendukung dalam melaksanakan Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform.Jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang mengungkapkan permasalahan apa adanya sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara prinsip pelaksaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform di Kabupaten Malang tahun 2010- Juni 2012, terjadi peningkatan pendapatan petani, perlunya anggaran dan SDM yang memadai. Kata Kunci : evaluasi, perencanaan, redistribusi tanah, landreform.
telah
PENDAHULUAN
digarap
penduduk
serta
tidak
Redistribusi tanah merupakan salah
diperlukan oleh Pemerintah untuk maksud
satu kebijaksanaan landreform, dimana
atau tujuan tertentu. Penerima redistribusi
obyek dari redistribusi tanah antara lain
tanah
adalah tanah-tanah kelebihan maksimum,
penggarap yang diakui oleh masyarakat
tanah-tanah bekas tanah partikelir, dan di
setempat
beberapa tempat tanah Negara bebas yang
telah menetapkan luas maksimum dan/atau
231
obyek
landreform
adalah
para
berupa pertanian. Pemerintah
Probo S., Evaluasi Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform 232
minimum tanah yang dapat dipunyai oleh
pembangunan dan diantisipasi sejak dari
suatu keluarga atau badan hukum sesuai
awal perencanaan (Riyadi & Bratakusumah,
UU No.56/1960 tentang Penetapan luas
2004: 194-195). Akan tetapi pendekatan
tanah pertanian. Serta didalam Undang-
dari seluruh program direncanakan oleh
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
pemerintah, termasuk kegiatan- kegiatan
Ketentuan Undang-Undang Pokok Agraria
yang menyangkut kepentingan masyarakat.
mengisyaratkan agar tanah berfungsi sosial,
Ada
beberapa
permasalahan
oleh karena itu tanah pertanian harus
pertanahan di kabupaten malang seperti
dikerjakan secara aktif. Dalam mewujudkan
yang ditulis dalam Memoarema pada 19
itu,
Mei
maka
pemerintah
mengeluarkan
2012
menurut
catatan
Tim
kebijakan untuk melakukan pembatasan
Penyelesaian Permasalahan Tanah (TPPT)
tanah
Kabupaten Malang, saat ini ada 15 kasus
pertanian
dengan
Peraturan
Pemerintah No. 224 tahun 1961 jo.
tanah
Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1964.
berseteru dengan masyarakat.
Menurut Conyers dan Hills (1990: 3)
obyek
landreform,
semuanya
Menurut data secara garis besar
perencanaan adalah proses yang kontinyu,
penerima
terdiri dari keputusan atau pilihan dari
Landreform (TOL) di Pulau Jawa yang
berbagai cara untuk menggunakan sumber
merupakan daerah pertanian Nasional dapat
daya yang ada dengan sasaran untuk
dilihat tabel dibawah ini:
mencapai
tujuan
tertentu
di
masa
mendatang. Didalam penyusunan dokumen perencanaan
kalau
pelaksanaannya
dilihat
(arus
dari
sudut
tanah
obyek
Tabel 1 Redistribusi Tanah No
Propinsi
1
Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur
2
informasinya)
3
perencanaan dapat dibedakan menjadi dua
4
yaitu perencanaan sentralistik (top-down
5
planning) dan perencanaan desentralistik
redistribusi
6
2007 728
2008 6.785
Tahun 2009 1.500
2010 6.000
2011 1.000
0
0
0
0
0
7.719
18.319
20.000
18.500
17.500
1.132
6.512
6.000
5.000
9.000
300
186
0
100
325
13.973
18.436
20.000
15.000
9.000
(bottom-up planning). Maka dalam proses
Sumber BPN RI (2012) Dalam tulisan ini akan memaparkan
perencanaan pembangunan, berbagai orang
beberapa hal yaitu bagaimana proses serta
dan kelompok masyarakat dipastikan akan
Perencanaan Program Redistribusi Tanah
terlibat, baik secara langsung maupun tidak
Obyek Landreform di Kabupaten Malang;
langsung.
perlu
peran stakeholder dalam Perencanaan
diperhatikan dan diakomodir dalam proses
Redistribusi Tanah Obyek Landreform;
Kesemuanya
itu
233 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Volume 13, Nomor 2, Nopember 2012, hlm. 231-246
faktor- faktor yang mendukung dan
demikian
menghambatan dalam proses Perencanaan
pandangan yang menyatakan bahwa
Program
Obyek
evaluasi dapat dilakukan pada seluruh
bertujuan
periode kegiatan; artinya bisa dilakukan
memberikan masukan kepada akademisi,
pada saat kegiatan belum dilaksanakan
praktisi, maupun pakar dan pejabat Badan
(masih dalam tahap persiapan), evaluasi
Pertanahan
dapat
pada saat kegiatan berjalan, dan setelah
menjadi titik tolak dalam menentukan
kegiatan dilaksanakan. Asep Suryahadi
perencanaan atau kebijakan redistribusi
(2007) dalam Bappenas (2007: 81)
tanah obyek landreform.
evaluasi yang baik dari suatu program
Redistribusi
Landreform.
Tanah
Tulisan
Nasional
ini
sehingga
secara
menuntut TINJAUAN PUSTAKA
beberapa
ada
persyaratan.
Komponen-komponen yang perlu ada
Evaluasi
agar evaluasi dapat berjalan dengan baik
Istilah evaluasi mempunyai arti yang saling berhubungan yang menunjuk kepada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program (Ekawati, 2009: 90). Bentuk ilmiah Suchman dalam Jones dalam Ekawati (2009:
konseptual
110)
mengemukakan
untuk
penelitian evaluasi sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi
tujuan
yang
akan
dievaluasi; (2) Menganalisis masalah
dan mencapai hasil yang diinginkan adalah: Evaluasi menjadi bagian integral dari
desain
program;
Evaluasi
direncanakan dengan baik sejak awal; Pelaksanaan dukungan
evaluasi dari
mendapat
seluruh
pemangku
kepentingan; Evaluasi menjadi bagian dari tanggung jawab pemimpin program; Evaluasi memperoleh alokasi sumber daya yang memadai.
melalui kegiatan; (3) Mendeskripsikan dan standarisasi kegiatan; (4) Mengukur
Perencanaan
perubahan yang terjadi; (5) Menetapkan
Jawaharlal
Nehru
dalam
Riyadi
apakah terjadi perubahan hak kegiatan
(2004: 2) mendefinisikan , “Planning is
atau beberapa kasus lain; (6) Beberapa
the exercise of intelligence to deal with
indikasi tentang daya tahan terhadap
facts and situation as they are and find a
dampak.
way
Riayadi (2004: 268) evaluasi
dilakukan
menjelaskan pada
to
perencanaan
solve
problem.”
merupakan
Artinya, penetapan
akhir
intelegensia untuk mengolah fakta-fakta
pelaksanaan suatu program. Namun
dan situasi apa adanya dan menemukan
Probo S., Evaluasi Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform 234
suatu cara untuk memecahkan masalah-
dan keijakan; untuk
masalah.
revisions
Evaluasi
perencanaan
adalah
needed
mengidentifikasi untuk
merespon
perubahan kondisi regional dan local; dan
penilaian yang sistematis pada aspek
menyediakan
lingkungan, social, ekonomi, fiscal, dan
kecenderungan dan kondisi . Langkah
implikasi infrastruktur pada guna lahan
pertama dalam merancang monitoring dan
dan rencana pengembangan. Dalam teori
evaluasi adalah memilih tujuan rencana.
evaluasi
merupakan
Langkah kedua yaitu mengidentifikasi
kuantitatif
dari
perbandingan
alternative-
alternatif
sumber
informasi
data,
memilih
pada
data
yang
rencana pada hasil yang actual atau
dikumpulkan, dan establish koleksi dan
potensial dari tujuan dan sasaran yang
recording prosedur”.
dipilih (Kaiser, et al, 1995). Kaiser, et al, (1995: 10) menjelaskan ada dua tipe evaluasi
perencanaan
yaitu
evaluasi perencanaan merupakan alat merancang
dan
membuat
keputusan. Perencana dapat menggunakan evaluasi
untuk
alternative
desain
peningkatan”,
membandingkan dan
Kedua
menyarankan postadoption
monitoring dan evaluasi “Setelah rencana guna
lahan
diadopsi
diimplementasikan
kemudian
untuk
melihat
bagaimana perencanaan dapat berjalan pada prakteknya. Monitoring dan evaluasi merupakan proses untuk mengumpulkan informasi
pada
hasil/outcome
dari
implementasi rencana guna lahan dan program manajemen pengembangan. Hal tersebut
digunakan
untuk
Landreform adalah distribusi dan atau
Pertama
preadoption evaluation ”Sebelum adopsi,
untuk
Landreform
mengukur
progres dalam pencapaian tujuan, sasaran,
redistribusi
tanah
obyek
landreform
kepada penerima manfaat (petani miskin) atau kelompok sasaran (target group) guna meningkatkan kepemilikan aset tanah. Landreform merupakan strategi politik agraria
yang
perseteruan
dilatar
belakangi
beberapa
oleh
kepentingan,
terutama kepentingan para petani tak bertanah melawan kepentingan para tuan tanah. Kepentingan dari dua golongan ini muncul pula di tingkat elite kenegaraan, dimana terbentuk tiga golongan yaitu golongan
radikal
yang
mengusulkan
pembagian tanah berdasar prinsip “tanah bagi
mereka
yang
benar-benar
menggarapnya”. Sedangkan mereka yang memiliki
tanah
luas
adalah
telah
melakukan penghisapan terhadap manusia lainnya (Fauzi, 1999: 34).
235 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Volume 13, Nomor 2, Nopember 2012, hlm. 231-246
Menurut Abu Zarin, dkk. (1994: 1) menerangkan
landreform
diperkenalkan neoklasik
dengan
adanya
sesuai
dengan
daya
kesanggupan dan kemampuannya.
teori
Untuk pelaksanaan Landreform di
teori
Indonesia adalah ”...bahwa Landreform
neoklasik). Dengan
bertujuan : ”agar masyarakat adil dan
(dikenal
pembangunan
telah
berencana
dengan
kemajuan teknologi di arena pertanian dan
makmur
industri, land reform dapat terkait dengan
khususnya taraf hidup meninggi dan taraf
pengembangan
ekonomi
yang
sering
hidup seluruh rakjat djelata meningkat”.
diidentifikasi
dengan
pertumbuhan
Selandjutnja landreforn bertudjuan untuk :
ekonomi yang adalah tingkat tahunan rata-
”memperkuat rakjat Indonesia terutama
rata peningkatan output riil per kapita.
kaum tani ”( Harsono, 1999: 143).
Landreform
harus
terselenggara
Tanah
perubahan struktur pra-reformasi untuk
ditegaskan
mendukung layanan yang kredit pertanian,
Landreform adalah Tanah Negara dengan
pemasaran, penelitian dan penyuluhan,
status clean and clear, baik secara yuridis
pasokan
maupun secara fisik. Pengertian secara
pengolahan
dan
penyimpanan.
yang
diusulkan
dan
dengan
masukan,
disertai
dapat
sebagai
untuk
Tanah
Obyek
yuridis artinya tidak ada keberatan atau
Sedangkan Harsono (1999), land
“claim” dari pihak lain, tidak dalam
reform dalam arti luas disebut dengan
sengketa dan konflik; secara fisik artinya
“agrarian reform”, di Indonesia meliputi
jelas batas-batasnya tidak overlap atau
lima program
tumpang
yaitu : (1)Pembaruan
tindih
atau
berada
dalam
hukum agraria; (2) Penghapusan hak-hak
kawasan hutan atau tanah yang telah
asing dan konsesikolonial atas tanah; (3)
dilekati oleh suatu hak.
Penghapusan penghisapan feodal secara berangsur-angsur; mengenai tanah
pemilikan
serta
(4)
Perombakan
dan
hubungan
penguasaan
hukum
yang
bersangkutan dengan penguasaan tanah; (5) Perencanaan persediaan, peruntukan dan penguasaan bumi, air dan kekeayaan alam yang terkandung di dalamnya secara
Redistribusi Tanah Redistribusi dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata distribusi, dalam kamus umum
Bahasa
Poerwadarminta
Indonesia (1976:
susunan
254)
berarti
pembagian barang-barang dsb kepada orang banyak atau beberapa tempat. Redistribusi
Tanah
merupakan
suatu
program pembagian tanah pertanian yang
Probo S., Evaluasi Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform 236
adil dan merata atas sumber penghidupan petani (berupa tanah) tanpa menimbulkan
Gambar 2.1 Ilustrasi Bagan Pelaksanaan Redistribusi Tanah Sumber: Juknis BPN RI (2012)
perbedaan pemilikan tanah yang besar. Menurut
Gunawan
Wiradi
(1998)
Subyek
redistribusi
tanah
obyek
redistribusi adalah mencakup pemecahan
landreform adalah penduduk miskin di
dan penggabungan satuan-satuan usaha
perdesaan yaitu petani miskin. Penduduk
tani, dan perubahan skala kepemilikan.
miskin dalam kategori ini dapat dimulai
Istilah redistribusi tanah ini ditujukan
dari yang di dalam lokasi ataupun yang
pada lahan pertanian yang akan dibagi-
terdekat
bagikan (redistribusi) kepada yang berhak
kemungkinan untuk melibatkan petani
yaitu tanah yang berasal dari tanah
miskin dari daerah lain.
kelebihan dari batas maksimum (tanah
METODE PENELITIAN
surplus),
KAKANWIL BPN PROPINSI (Penanggung Jawab Kegiatan Redistribusi TOL)
tanah
absentee,
tanah-tanah
dengan
menggunakan
tanah lain yang dikuasai langsung oleh
Fokus
KAKANTAH KAB/KOTA (Penanggung Jawab Redistribusi TOL di Kantah Kab/Kota)
dan
dibuka
Peneliti akan berkecimpung dalam
swapraja dan bekas swapraja serta tanahKEPALA BIDANG P DAN PP Koordinator Kegiatan Redistribusi TOL
lokasi,
pendekatan
penelitian
kualitatif.
pada
evaluasi
negara. Adapun gambar ilustrasi bagan
perencanaan redistribusi tanah obyek
pelaksanaan redistribusi tanah adalah:
landreform di kabupaten malang yaitu;
KEPALA BIDANG SPP Koordinator Pengukuran dan Pemetaan
SEKRETARIS Kepala Seksi LR Kanwil BPN Propinsi
TIM PELAKSANA Koordinator : Kepala seksi P dan PP Kantah Kab/Kota
evaluasi mekanisme perencanaan program redistribusi
tanah
Kabupaten
Malang;
obyek
landreform
keterlibatan
dari
stakeholder dalam proses perencanaan program
SEKRETARIS TIM PELAKSANA Kepala Sub Seksi LR dan KT di Kantah Kab/Kota
redistribusi
tanah
obyek
landreform; Faktor-faktor yang menjadi mendukung maupun menghambat dalam perencanaan program redistribusi tanah
SATGAS Pengukuran dan Pemetaan Swakelola/Pihak Ke-3
SATGAS Inventarisasi dan Identifikasi
SAT GAS Administr asi
obyek
landreform
pada
tanah-tanah
pertanian di Kabupaten Malang. PEMBAHASAN Kabupaten Malang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang tergolong
memiliki
tingkat
aktifitas
ekonomi yang cukup tinggi, hal ini terlihat
237 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Volume 13, Nomor 2, Nopember 2012, hlm. 231-246
dari
perkembangan
jumlah
Produk
Malang yang dalam 5 tahun terakhir selalu
Domestik Regional Bruto Atas Dasar
masuk 5 besar di Jawa Timur.
Harga Berlaku (PDRB ADHB) Kabupaten Tabel 2 Penduduk Kabupaten Malang Uraian
Satuan
2008
2009
2010
2011
Luas Wilayah
Km²
3.518,72
3.518,72
3.518,72
3.518,72
Jumlah Penduduk - Laki-Laki - Perempuan Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk
Jiwa Jiwa Jiwa
2.413.779 1.227.297 1.186.482
2.443.609 1.227.880 1.215.729
2.447.051 1.232.841 1.214.210
2.466.277 1.239.857 1.226.420
Prensen
0,51
1,24
0,14
0,51
Jiwa/Km²
686
694
695
701
Sumber : BPS Kabupaten Malang Kantor Malang
Pertanahan
merupakan
dibawah
to measure the effects of a program
Kabupaten
instansi
vertikal
pusat
Badan
pemerintah
Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan memiliki lahan tanah kantor seluas
againts the goals it set out to accomplish as a means of contributing to subsequents decision making about the program and improving future programming” (Weiss, 1972: 4). Perencanaan adalah sebuah cara
3.250 M² dan memiliki jumlah pegawai sebanyak 72 pegawai yang terdiri dari 21 pejabat yang membawahi 51 staf yang membantu tiap seksi-seksinya atau bidang dan dari 51 staf,10 orang merupakan staf
berpikir yang berorientasi pada masa depan dengan menggunakan metode dan sistematika yang rasional. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara
pengukuran dan pemetaan.
sistematis yang akan dilakukan untuk Evaluasi
Mekanisme
Perencanaan
mencapai tujuan tertentu. 2)
yang
Soekartawi
Program Redistribusi Tanah Obyek
(1990:
menyatakan
bahwa
Landeform
perencanaan sebenarnya merupakan suatu
Tujuan penelitian evaluasi adalah
proses yang berkesinambungan dari waktu
untuk mengukur dampak dari program
ke waktu dengan melibatkan kebijakan
yang
(policy)
terhutang
dengan
tujuan
yang
dan
pembuatan
keputusan
ditetapkan untuk mencapai sebagai sarana
berdasarkan sumberdaya yang tersedia
memberikan
setelah
dan disusun secara sistematis. Sebuah
tanggal pengambilan keputusan tentang
mekanisme perencanaan amat diperlukan
program dan meningkatkan program masa
sebagai
depan, “Purpose of evaluation research is
kegiatan
kontribusi
bagi
indikator dengan
keberhasilan
suatu
maksud
untuk
Probo S., Evaluasi Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform 238
memperbaiki rangkaian kejadian atau
Nasional RI melalui Kantor Wilayah BPN
permasalahan
Propinsi Jawa Timur.
yang
ada
dengan
meningkatkan efisiensi dan rasionalitas, membantu
atau
pasar,
bersama antara Kantor Wilayan BPN
merubah atau memperluas pilihan- pilihan
Propinsi dan Kantor Pertanahan. Pada
menuju kesejahteraan bagi masyarakat.
prinsipnya fungsi utama Kanwil BPN
Dalam
menggantikan
Namun, kegiatan ini dilaksanakan
proses
mekanisme
Propinsi adalah koordinasi, pembinaan
perencanaan redistribusi tanah obyek
dan
landreform
(termasuk
Kabupaten
pada
Kantor
Malang
Pertanahan menentukan
pengawasan
sedang
serta
monitoring Kantor
pengendalian dan
evaluasi),
Pertanahan
adalah
perencanaan Redistribusi Tanah Obyek
pelaksana di lapangan. Sesuai dengan
Landreform itu berdasarkan penegasan
kewenangannya, Kepala Kantor Wilayah
dari Surat Keputusan yang dikeluarkan
BPN
oleh instansi terkait dan diketahui oleh
Pertananahan bertanggung jawab atas
Dirjen Agraria yang sekarang disebut
keberhasilan kegiatan ini di wilayah
Badan Pertanahan Nasional Republik
kerjanya. Tim Pelaksana oleh Kepala
Indonesia,
Kantor Pertanahan Kabupaten Malang
sehingga
bisa
mengetahui
Propinsi
dan
selaku
obyek
di
redistribusi tanah objek landreform dan
juga
tim pelaksana dipimpin oleh Kepala Seksi
berlandasan pada berbagai peraturan yang
Pengaturan dan Penataan Pertanahan,
berfungsi sebagai payung hukum maupun
sekaligus penanggung jawab di lapangan,
pedoman dalam proses perencanaan dan
dan beranggotakan para Kepala Seksi
pelaksanaan,
lainnya
Kabupaten
ini
Malang
sehingga
tersedia
Malang
tidak
terjadi
yang
jawab
Kantor
seberapa besar potensi sumberdaya tanah Landreform
penanggung
Kepala
bertanggung
kegiatan
jawab
di
sengketa dan tumpang tindih masyarakat
bidangnya masing-masing sekretaris Tim
dengan pihak pemerintah maupun swasta.
Pelaksana adalah Kasubsi Landreform dan
Mekanisme perencanaan tahunan Program
Konsolidasi
Redistribusi Tanah Obyek Landreform
Pelaksana, dapat dibentuk satuan-satuan
yang dilakukan di Kantor Pertanahan
tugas yang terdiri dari: (1) Satuan Tugas
Kabupaten Malang harus melihat dari
Inventarisasi
angaran DIPA tahun yang sudah berjalan
tugasnya melakukan inventarisasi dan
yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
identifikasi
Tanah.
dan
Di
bawah
Identifikasi,
Tim
yang
penerima manfaat (subjek)
dan tanah yang digarapnya (objek); (2)
239 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Volume 13, Nomor 2, Nopember 2012, hlm. 231-246
Satuan Tugas Pengukuran dan Pemetaan,
yang menjadi persyaratan usulan maupun
yang tugasnya melakukan pengukuran dan
untuk melengkapi usulan (foto copy buku
pemetaan tanah obyek landreform; (3)
tanah bila merupakan tanah bekas tanah
Satuan Tugas Tata Usaha, yang tugasnya
hak, dsb). Dalam
melakukan
penguasaan dan pemilikan tanah kiranya
kegiatan
ketatausahaan
termasuk penyiapan surat keputusan dan
harus
keuangan.
penggunaan tanah berencana (Land Use
Sebelum semuanya itu dilakukan
dilakukan
mengatur masalah
berdasarkan
prinsip
Planning), yang didasarkan pada kondisi
tetapi ada beberapa tahapan penyusunan
sekarang
yang dilakukan kantor pertanahan melalui
pemikiran dimasa yang akan datang
bidang
(Future View).
pengaturan
dan
penataan
pertanahan, dengan mengumpulkan data
(Existing
Perencanaan
Redistribusi
TOL
pada
dengan
telah
Malang memiliki tujuan agar masyarakat
berjalan, sehingga bisa disusun rencana
(petani miskin) dan pemegang HGU
redistribusi
(Pihak Swasta) dapat bekerja sama dalam
tahun
tanah
yang
obyek
landreform.
Pertanahan
dan
dari kepala desa setelah itu disesuaikan anggaran
Kantor
Condition)
Adapun beberapa hal dalam menetukan
mengelola
tanah negara ditetapkan menjadi obyek
ekonomi daerah serta sampai tingkat
Landreform
masuk
nasional. Perencanaan Redistribusi Tanah
kedalam rencana anggaran tahun yang
Obyek Landreform di Kantor Pertanahan
akan datang. Maka diperlukan beberapa
Kabupaten Malang yang sudah berjalan
tahapan rencana tanah negara menjadi
selama 2,5 tahun dari perencanaan 5
obyek Landreform di kantor pertanahan
tahun, dari tahun 2010- Juni 2012 terdapat
kabupaten malang yaitu :
7 kecamatan 15 desa dengan jumlah Kartu
sehingga
Kepala
dapat
Kantor
Pertanahan
Kabupaten mengajukan usulan penegasan
tanah
untuk
Kabupaten
kepentingan
Keluarga 8.838 yang jumlah bidang mencapai 11.159 sebesar 23.194.934 M².
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
Pertanahan
kabupaten
pertengahan
tahun
malang
menjadi Tanah Obyek Landreform kepada
pada
Kepala
Nasional
mencapai 37%-40% dari target lima tahun
Kepala
sesuai renstra 2010-2014 yaitu tahun 2010
Pertanahan
sebanyak 5.875 bidang dan tahun 2011
Republik Kantor
Badan
Pertanahan
Indonesia Wilayah
melalui Badan
4.284
bidang.
2012
baru
Nasional Propinsi, dengan melampirkan
sebanyak
Berdasarkan
dokumen, data dan berkas-berkas baik
informasi–informasi sebelumnya (hasil
Probo S., Evaluasi Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform 240
interview), tampaknya indikator evaluasi
program dilaksanakan berdasarkan hasil
yang dipakai dari unsur Pemerintah Pusat,
survei atau kajian yang tidak melibatkan
masih kurang proporsional, karena lebih
masyarakat
dominan
menyentuh kebutuhan praktis masyarakat
pada
sedangkan
penilaian
indikator
kuantitatif,
yang
bersifat
yang
secara
berarti,
sesuangguhnya,
(3)
(4)
tidak
masyarakat
kualitatif tidak diperhatikan. Oleh karena
cenderung menjadi pelaksana, kurang
itu kantor pertanahan memberi usulan dan
menikmati dan memiliki.
laporan yang dilakukan hanya sebatas
Sedangkan
pemenuhan
atau
Widagdo
standar
(2008: 6) ada beberapa syarat yang harus
formalitas program pembangunan seperti
dipenuhi sehingga perencanaan dapat
yang telah dipersyaratkan dalam petunjuk
dikatakan baik salah satunya adalah hasil
pelaksanaan
yang
demi
kombinasi antara perencanaan top down
melengkapi
kecukupan
administrasi
and bottom up, Perencanaan yang disusun
dokumen
mencukupi
menurut
ada
program
serta
agar
dipertanggungjawabkan administratif
dalam
dapat
harus didasarkan pada data yang akurat
secara
dan telah melalui tahapan uji coba.
mekanisme
Evaluasi perencanaan program bertujuan
pengelolaan program. Dalam
agar para evaluator mendapat kejelasan
beberapa
wawancara
dan mengetahui tentang asumsi, nilai dan
tentang tahapan penyusunan serta proses
gambaran
Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek
ataupun
Landreform
Pertanahan
proses
Kabupaten Malang lebih menggunakan
design.
prinsip perencanaan Top-Down sedangkan
Keterlibatan Stakeholder
prinsip
di
Kantor
perencanaan
tujuan tidak
yang
dimaksudkan
dimaksudkan
perencanaan
dan
kedalam
penyusunan
Bottom-Up
Perangkat desa sebagai lembaga
digunakan tetapi tidak dapat maksimal
pelayanan publik yang lebih dekat kepada
sehingga untuk mencapai target lima
masyarakat
tahun dari 2010-2014 akan sulit untuk
wewenang dalam penentuan meneruskan
mencapainya.
keinginan masyarakatnya. Dalam proses
Faoqi dalam Salikin (2007: 101),
pelaksanaan
khusunya
dan
redistribusi
memilik
tanah
obyek
pendekatan topdown memiliki banyak
landreform di Desa, bisa berjalan lancar
kelemahan
program
antara lain adanya bantuan dari mediator.
pembangunan lebih banyak direncanakan
Yang dimaksud mediator dalam proses
oleh lembaga penyusun program, (2)
redistribusi
yaitu
(1)
tanah
obyek
landreform
241 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Volume 13, Nomor 2, Nopember 2012, hlm. 231-246
tersebut
yakni pemerintah desa dan
kecamatan (stakeholder). Peran
dari
masing-masing
stakeholder sangat berpengaruh dalam penyelesaian masalah tanah di desa. Sebagai
contoh
beberapa
peran
Dilihat gambar 5.1 menurut sitorus
stakeholders selain aparatur desa dalam
(2002: 61) dominasi penguasaan sumber-
rangka access reform/ Pasca Redistribusi
sumber agraria itu pada satu pihak subyek,
TOL:
Pertanian:
yaitu pada swasta (tipe kapitalis), atau
Departemen
rumah tangga komunitas (tipe populis/neo
Kehutanan/ Dinas Kehutanan; Kementrian
populis), atau pemerintah (tipe sosialis)
Negara
kemudian
Departemen/
Penyuluh
Dinas
pertanian;
UKM;
Departemen/
Dinas
memun
culkan
hubungan-
Pekerjaan Umum; LSM (NGOs) dan
hubungan sosial agraris yang berbeda
Organisasi
antara satu dan lain tipe struktur agraria.
Petani
(Pos);
Lembaga
keuangan; Pihak swasta (dunia usaha).
Sedangkan
menurut
Conyers
Peran stakeholder penting bagi
(1994:154-155) ada tiga alasan mengapa
terlaksananya perencanaan yang bertujuan
partisipasi masyarakat mempunyai sifat
menuntaskan kemiskinan pada petani
sangat
penggarap maupun buruh tani. Dengan
partisipasi masyarakat merupakan suatu
tujuan
aktor/
alat guna memperoleh informasi mengenai
subyeknya adalah masyarakat. Selain
kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat
masyarakat sebagai pendukung dalam
setempat,
proses perencanaan,
program
pembangunan
yang
pelaksanaan dan
penting,
yang
yaitu:
tanpa
pembangunan
“Pertama,
kehadirannya serta
proyek-
pengawasan, keterlibatan stakeholder juga
proyek akan gagal. Kedua, masyarakat
merupakan salah satu bentuk partisipasi
akan lebih mempercayai proyek atau
dalam perencanaan pembanguan yang
program
memiliki nilai penting dalam demokrasi,
dilibatkan dalam proses, persiapan dan
Komunitas
masyarakat
masih
Sumber: Sitorus obyek/sasaran (2002)
dianggap
sebagai
yang akan dibangun. Sumber
Swasta
Keterangan: Hubungan teknis Agraria Hubungan Sosial Agraria Gambar 5.1. Lingkup Hubungan Agraria
jika
merasa
perencanaannya, karena mereka akan lebih
mengetahui seluk-beluk proyek
tersebut Pemerintah
pembangunan
dan
akan
memiliki
terhadap
Ketiga,
timbul
mempunyai proyek anggapan
rasa
tersebut. bahwa
merupakan suatu hak demokrasi bila
Probo S., Evaluasi Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform 242
masyarakat
dilibatkan
dalam
Kantor Pertanahan Kabupaten Malang
pembangunan
masyarakat
mereka
merencanakan dengan melihat anggaran
sendiri”.
yang telah berjalan sebagai pembanding
Faktor-faktor yang Mendukung dan
rencana kedepan, dalam hal ini anggaran
Menghambat
tiap tahunnya selalu tidak sesuai dengan
Untuk
saat
ini
masalah
dan
yang diharapkan. Selain anggaran ternyata
hambatan yang dihadapi selama kegiatan
jumlah sumberdaya staf yang kurang
Redistribusi Tanah Objek Landreform di
mendukung terlaksananya perencanaan
Kantor Pertanahan Kabupaten Malang
redistribusi dengan maksimal. Faktor yang
dari segi lapangan adalah dalam proses
menghambat dalam Interen perencanaan
pengecekan ke lapangan yang disebabkan
redistribusi
oleh kondisi geografis Kabupaten Malang.
adalah menyangkut dana serta kondisi
Bentuk Topografi Kabupaten Malang
lapangan dan staf.
yang tidak hanya berupa dataran rendah, dimana
menjadi
diperkuat,
dalam
pengecekan
lapangan.
obyek
landreform
Dalam konteks otonomi daerah,
akan tetapi juga pegunungan dan pantai kendala
tanah
pemerintah
daerah
namun
aspek
semankin Landreform
secara umum masih menjadi kewenangan
Meskipun redistribusi tanah telah
dari pusat. Lebih ironisnya, pemerintah
direcanakan sudah cukup lama tapi pada
lokal yang lebih berpihak kepada pihak
kenyataannya
investor
mengalami
kendala
meskipun
ada
kesenjangan harapan,
program
ini
atau
banyak hambatan
mendukung.
antara
disebabkan
Adanya
kenyataan karena
dan adanya
swasta,
cenderung
menjadi
makelar untuk penyediaan tanah bagi mereka,
landreform
merupakan
ide
yang
jelas
bukan
menguntungkan
untuk meraih investor, retribusi dan
beberapa kendala yang menjadi faktor,
pendapatan
terlepas apakah faktor itu disadari atau
belakang pendidikan yang kurang, serta
tidak. Sehingga apa yang hendak dicapai
pengetahuan tentang penting sertipikat
dengan program semua tidak sesuai
menjadi
dengan yang diharapkan. Namun ada juga
Faktor yang menghambat dalam Ekstern
faktor yang menunjang terlaksananya
perencanaan redistribusi tanah obyek
makanya dalam uraian pada sub bab ini
landreform
adalah
menyangkut
akan
pendidikan
masyarakat,
keterbatasan
dijelaskan
faktor-faktor
yang
menjadi kendala dan mendukung tersebut.
daerah.
kendala
Ditambah
dalam
latar
masyarakat.
waktu serta pemerintah daerah.
243 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Volume 13, Nomor 2, Nopember 2012, hlm. 231-246
Ada
beberapa
faktor
yang
pada tahun berjalan maupun tahun yang
menghambat dan ada pula faktor yang
akan datang. Pentingnya pemanfaatan
mendukung dalam Interen perencanaan
Database bagi suatu organisasi baik skala
Redistribusi TOL khususnya. Sedangkan
besar
faktor yang dapat mendukung dalam
organisasi/perusahaan baik itu skala kecil,
Interen perencanaan Redistribusi TOL
menengah
adalah faktor loyalitas dan faktor sistem
menggunakan sistem informasi untuk
yang digunakan. faktor yang mendukung
membantu kegiatan operasionalnya.
maupun
kecil.
Saat
maupun
ini
besar
tiap
sudah
dalam Ekstern perencanaan redistribusi tanah obyek landreform, khususnya faktor yang dapat mendukung dalam Ekstern perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform adalah faktor pendidikan sehingga masyarakat mengerti dengan sendirinya dan faktor sadarnya masyarakat
garis
besar
proses
pengolahan data Redistribusi itu sendiri tidak ada masalah dan hambatan yang besar di Kantor Pertanahan khususnya pada Seksi Pengaturan dan Penataan, akan tetapi
masalah
muncul
pada
pihak
pemohon yang dikarenakan keterlambatan dalam kelengkapan data-data, sehingga menghambat jalannya proses redistribusi. Dalam
meningkatkan
serta
membuat perencanaan dapat lebih baik dan
sesuai
yang
diharapkan
maka
diperluakan suatu data pendukung atau database sehingga dapat mempermudah dalam
implementasikan
mengevaluasi
suatu
Kesimpulan 1. Dalam
perencanaan
pertanahan
dikantor
Kabupaten
Malang
menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down partisipatif namun lebih didominasi oleh pendekatan top-down.
untuk kehidupan kedepan. Secara
KESIMPULAN
serta
perencanaan
Redistribusi Tanah Obyek Landreform
Indikator evaluasi yang dipakai dari unsur
masih
kurang
proporsional,
karena lebih dominan pada penilaian kuantitatif, sedangkan indikator yang bersifat kualitatif tidak diperhatikan. Oleh karena itu dalam memberi usulan dan laporan yang dilakukan hanya sebatas pemenuhan atau mencukupi standar
formalitas
pembangunan
seperti
program yang
telah
dipersyaratkan. 2. Jumlah sumber daya manusia kantor yang sudah berumur sehingga proses pengukuran Redistribusi Tanah Obyek Landreform
tidak
dapat
mencapai
jumlah optimal ditambah bersamaan dengan sertipikasian PRONA, UKM,
Probo S., Evaluasi Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform 244
Nelayan, Larasita, Kegiatan Rutin dan
dalam rangka access reform/ Pasca
sumberdaya
tenaga
Redistribus sangat dibutuhkan agar
perencanaan yang kurang kuantitas dan
ekonomi masyarakat dapat meningkat
kualitasnya.
dengan cepat. Kegiatan Redistribusi
manusia
3. Perencanaan Redistribusi Tanah Objek
Tanah Objek Landreform melibatkan
Landreform bukanlah kegiatan tunggal,
banyak pihak, dalam hal ini Kantor
yang secara garis besar terdiri dari
Pertanahan
serangkaian sub kegiatan yang meliputi
kegiatan
kegiatan Penegasan Tanah Negara
kegiatan
menjadi
diterbitkannya Sertipikat.
Objek
Landreform
(Pra
Redistribusi), Redistribusi dan Akses Reform (Pasca Redistribusi).
yang dari
awal
pelaksanaan
sampai
akhir
yaitu
7. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
4. Kegiatan Redistribusi tanah pada tahun
memprakarsai
tentang
proses
dan
prosedur sertipikat redistribusi tanah
2010 sampai Juli 2012 di kabupaten
obyek
Malang
menimbulkan masalah ketidak sadaran
sebanyak
11.159
bidang
dengan 23.194.934 M² di 7 Kecamatan,
akan
yaitu
tertulis.
Ampelgading,
Sumbermanjing
Wetan,
Tirtoyudo,
Landreform
pentingnya
sehingga
pengakuan
hak
Bantur,
Singosari, Donomulyo,dan Kecamatan
Saran
Wonosari.
1. Didalam
5. Pelaksanaan Redistribusi Tanah Obyek
mekanisme
pelaksanaan,
perencanaan,
pengelolaan
Landreform yaitu tanah-tanah yang
serta
berasal dari kelebihan
sebaiknya dirancang kembali sehingga
maksimum,
monitoring
dan
program
tanah absentee, serta tanah swapraja
mampu
dan bekas swapraja, Surat Keputusan
terselenggaranya pembangunan yang
penegasan oleh pihak yang berwenang
menempatkan
masyarakat
yang beralih kepada negara dan tanah-
aktor/subyek
pembangunan
tanah lain yang langsung dikuasai oleh
menggunakan indikator yang lebih
negara.
lengkap,
6. Peran Stakeholder desa dibutuhkan
penilaian
membuka
evaluasinya
tidak
peluang
hanya
kuantitatif,
bagi
sebagai serta
berdasarkan akan
tetapi
sebagai jembatan antara masyarakat
indikator kualitatif juga diperlukan
dan pemerinta ( BPN kabupaten) serta
serta adanya transparansi kelanjutan
peran stakeholders selain aparatur desa
program yang dilaksanakan sehingga
245 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, Volume 13, Nomor 2, Nopember 2012, hlm. 231-246
tidak terjadi pengurangan anggaran
pertumbuhan
secara sepihak tanpa pemberitahuan
ketersediaan lahan pertanian, sehingga
sebelumnya.
kebutuhan akan lahan pertanian akan
2. Peningkatan
sumberdaya
manusia
sangat
penduduk
signifikan
di
dengan
masa
depan
melalui perekrutan/ pengadaan dan
khususnya dalam masyarakat agraris.
memberikan pendidikan atau pelatihan
5. Perlu pembinaan dan sosialisasi secar
terhadap aparatur terkait dengan bidang
terus menerus tentang redistribusi tanah
perencanaan dan pengukuran, sehingga
obyek
bisa mendukung kebutuhan kantor
pendaftaran kepada masyarakat.
pertanahan kabupaten malang.
serta
proses
6. Peran stakeholder harus ditingkatkan
3. Mengenai Redistribusi Tanah Objek Landreform
Landreform
misalnya kemitraan yang kuat dengan
meskipun telah diatur
perusahaan swasta maupun BUMN
sedemikian rupa akan tetapi mengingat
sehingga mampu menjaga ekonomi
kondisi
terbatas,
masyarakat makin naik dari segi hasil
perkembangan zaman, perkembangan
pertanian serta kepastian bagi petani.
masyarakat
perkembangan
Disamping
teknologi yang semakin maju kiranya
independen
sangat relevan. Diharapkan pemerintah
Swadaya Masyarakat (LSM) dalam
juga lebih meningkatkan efektifitas
monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pengawasan terhadap peraturan yang
program sehingga dampak psikologis
berkenaan
bisa diperkecil dan diperoleh hasil yang
tanah
semakin
serta
dengan
tanah
surplus,
absentee, penentuan batas maksimum dan
minimum
pelibatan misalnya
lembaga Lembaga
lebih obyektif.
tanah
7. Masalah obyek Landreform seperti
pertanian serta masalah konversi tanah
pengaturan, penguasaan dan pemilikan
pertanian ke non pertanian.
tanah
4. Bidang-bidang
kepemilikan
itu
tanah
yang
telah
kiranya
khususnya
dilaksanakan
telah
pembinaan
masyarakat
dengan dan
serius.
sosialisasi
harus Perlu secara
difungsikan
terpadu dan terus menerus tentang
sesuai peruntukannya sebagai lahan
redistribusi tanah objek landreform
pertanian. Karena dalam perkembangan
kepada masyarakat oleh Kantor Badan
yang terjadi dalam masyarakat saat ini
Pertanahan dan Kantor Kecamatan
telah
seharusnya
kepada
pertanian
masih relevan dan
menjadi obyek Landreform dan yang diredistribusikan
tanah
terjadi
ketidak
seimbangan
Probo S., Evaluasi Perencanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform 246
untuk terciptanya kepastian hukum di tengah-tengah masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Abu Zarin, Hasmah and Bujang, Ahmad Ariffian 1994, Theory On Land Reform: An Overview, Buletin Ukur, Universiti Teknologi Malaysia, 5 (1). pp. 9-14. Bappenas, 2007, Kumpulan Bahan Latihan Pemantauan Dan Evaluasi Program-Program Pengentasan Kemiskinan, Jakarta. Buzaglo, Jorge and Alvaro Calzadilla. 2009. Towards a new consensus: poverty reduction strategies for Bolivia, internasional Journal of Development, vol.8, No.1, pp. 18-39. Conyers, Diana 1994, Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga, Diterjemahkan oleh Susetiawan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Ekawati, Mas Roro, 2009, Perencanaan, Implementasi & Evaluasi Kebijakan dan Program, Pustaka Cakra, Surakarta. Fauzi, Noer 1999, Petani & Penguasa: Dinamika Perjalanan Politik Agraria di Indonesia. KPA dan Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Hadi, SN 2000, Metodologi Research, Jilid I, ANDI, Yogyakarta. Harsono, Boedi 1999, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria. Isi dan Pelaksanaannya, Jilid I, Hukum Tanah Nasional , Djambatan, Jakarta. Kaiser, Edward, et.al.(eds) 1995, Urban Land Use Planning, Fouth Edition, Urbana and Chicago: University of Illinois Press. Memoarema 2012, 15 kasus tanah harus diselesaikan libatkan pemerintah dengan masyarakat. Dibaca pada tanggal 26 Juni 2012. http://memoarema.com/politik/
Moleong, Lexy, J 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya. Jakarta. Poerwardarminta, Wilfridus,J,S 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, diolah kembali Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, PN Balai Pustaka, Jakarta. Riyadi dan Dedy Supriadi Bratakusuman, 2004, Perencanaan dan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Salikin, Karwan, A 2007, Sistem Pertanian Berkelanjutan, Kanisius. Yogjakarta. Sitorus, Felix, dkk 2002, Menuju Keadilan Agraria: 70 Tahun Gunawan Wiradi, AKATIGA, Bandung. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104). Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960, tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 174). Weiss, Carol H 1972, Evaluation Research, Englewood Cliffs, PrenticeHall. Wiradi, Gunawaan 1998, “Reformasi Agraria Dalam Perspektif Transisi Agraris”, Makalah seminar Agraria oleh Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI), Bandar Lampung.