PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST DI KELAS VIII M. Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN BLORA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh : EKO SUMARDI NIM : 093111240
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Eko Sumardi
NIM
: 093111240
Jurusan/Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang di rujuk sumbernya.
Semarang, 7 Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Meterai tempel
Rp.6000,00
Eko sumardi NIM 093111240
ii
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp.Fax (024) 7601295, 7615387
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 9 Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu ‘alaikum wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST DI KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN BLORA Nama
: Eko Sumardi
NIM
: 093111240
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diuji dalam Sidang Munaqosah. Wassalamu ‘alaikum wr. Wb. Pembimbing
iv
ABSTRAK Judul Nama NIM
: Problematika Metode Pembelajaran Qur’an Hadist di kelas VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora : Eko Sumardi : 093111405
Skripsi ini membahas metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Hal ini dilatar belakangi berdasarkan penulis yang pernah memandu dan mengawasi anak-anak kelas VIII M.Ts Muhammadiyah membaca al qur’an (tadarus) sepuluh menit dimulainya jam pelajaran pertama atau 10 menit sebelum jam 7 pagi. Latar belakang tersebut menuntut keingintahuan penulis terhadap metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M.Ts Muhammadiyah Blora. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora? (2) Problematika apakah yang dihadapi guru qur’an hadist dalam pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora?. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan (diskriptif kualitatif) yang di laksanakan di M. Ts Muhammadiyah kelas VIII serta dijadikan sumber data untuk mendapatkan potret metode pembelajaran serta hal-hal yang terkait yang sudah penulis sampaikan. Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi, Dokumentasi dan menggunakan angket. Semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis metode induktif dan metode deduktif , Triangulasi data serta dengan bantuan teknik analisis kuantitatif untuk mempresentase hasil dari angket siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Metode Ceramah, Metode Membaca, Metode Diskusi, Metode Tanya Jawab, Metode Drill menurut penulis adalah drill atau latihan menulis, Metode Hafalan. (2) problematika terhadap penggunaan metode metode yang digunakan guru qur’an hadist kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran sebagai berikut :Faktor asal sekolah anak dan juga pendidikan non formal keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap metode membaca, menulis, menghafal, Faktor kemampuan anak yang berbedabeda akan berpengaruh pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting untu menentukan metode yang tepat. Ceramah adalah metode yang sangat sering digunakan di, menurut penulis memang mengharuskan dengan menggunakan ceramah mata pelajaran ini selain itu juga dengan pertimbangan faktor siswa yang lebih banyak lulusan dari SD, Faktor dari guru yang bersangkutan juga menjadi problematika dalam metode pembelajaran, Penggunaan metode drill menulis, drill membaca ataupun drill menghafalkan masih kurang intensitasnya.
v
MOTTO
karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.s. Al Insyiroh: 5)1
1
Depag, Al Qur’an dan terjemahnya (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), hal.910-911
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
nikmat,rahmat, hidayah, dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga , sahabat, dan orang – orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Skripsi yang berjudul Problematika Metode Pembelajaran Qur’an Hadist di Kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Dalam proses penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan, pikiran, maupun tenaga serta do’a dari berbagai pihak terutama dari kedua orang tua penulis. Dengan penuh kerendahan hati penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Suja’i M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2.
Bapak Nasirudin M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Bapak Mursid, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
3.
Bapak Ahmad Muthohar, M.Ag, selaku Ketua Program Kualifikasi Pendidikan Agama Islam.
4.
Bapak Ahmad Ismail, MA, M. Hum selaku pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan memberi petunjuk sampai tersusunnya skripsi ini.
5.
Bapak Ibu serta semua keluarga yang selalu mendoakan,memberikan dukungan,dan semangat.
6.
Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
vii
Atas bantuan,
bimbingan dan motivasi serta do’a yang di
panjatkan pada Ilahi Robbi untuk penulis, maka penulis menyampaikan banyak terima kasih dan semoga amal baiknya tercatat oleh Allah SWT sebagai a’malussholihin dan dibalas dengan balasan yang sebaik baiknya .Yang terakhir semoga karya ini menjadi sesuatu yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan kepada para pembaca pada umumnya.
Semarang, 8 Juni 2011 Penulis
(Eko Sumardi)
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………… ii PENGESAHAN …………………………………………………... iii NOTA PEMBIMBING …………………………………………… iv ABSTRAK …………………………………………………… v MOTTO …………………………………………………………… vi KATA PENGANTAR …………………………………………… vii DAFTAR ISI …………………………………………………… ix BAB I
BAB II
BAB III
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………..
1
B. Rumusan Masalah …………………………………
3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …..………………..
4
: LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ………………………………………
6
B. Mata Pelajaran Qur’an hadist ……………………...
13
C.Konsep Metode Pembelajaran qur’an hadist ………
17
: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………….
30
B. Tempat, Waktu dan obyek Penelitian …………….
30
C. Sumber Penelitian …………...……………………
41
D. Fokus Penelitian ……….…………………………
41
E. Teknik Pengumpulan Data……...…………………
42
F. Teknik Analisis Data..…….……………………….
43
G. Triangulasi Data ……..…….……………………..
45
ix
BAB IV
: PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST DI M. Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN A. Skenario Pembelajaran
…..……………….…
46
B. Analisis Metode Pembelajaran qur’an hadist di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran dan Problematikanya……………………………… BAB V
48
: PENUTUP A. Simpulan …………………………………………...
59
C. Saran - Saran ………………………………………
60
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai bangsa. Pendidikan telah mampu mengembangkan sumber daya manusia yang merupakan karunia Allah SWT, serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga kehidupan manusia semakin beradab. Pendidikan adalah salah satu faktor yang paling penting dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, di mana Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi sumber motivasi kehidupan segala bidang.1 Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang system Pendidikan Nasional dan PeraturanPelaksanaannya disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 2 Sebagai pengajar atau pendidik, guru memiliki peran yang penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses 1
Fuad ihsan, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995) hlm.4. Tim Redaksi Sekala Jalmakarya, Undang-Undang tentang Sisdiknas dan peraturan pelaksanaannya 2000-2001, (Jakarta : Mini Jaya Abadi, 2003), hlm.5. 2
1
2
belajar mengajar. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pencapaian hal tersebut di atas dalam proses belajar mengajar, menuntut guru mampu mengelola proses belajar mengajar yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar, karena memang siswalah sebagai subjek utama dalam belajar. User mengemukakan bahwa untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif setidaknya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yakni (1) melibatkan siswa secara aktif, (2) menarik minat dan perhatian siswa, (3) membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individualitas, serta (5) peragaan dalam pengajaran.3 Penggunaan model atau metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, baik kesesuaian waktu, juga kesesuaian penggunaan perangkat pembelajaran yang ada agar mampu membantu mensukseskan standar kompetensi yang akan dilaksanakan dalam kurikulum tersebut. Berkaitan dengan hal metode pembelajaran, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 151:
Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. 4
3
Karya,
User, Usman Muhammad Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda
2004).hlm.21-31 4
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, terj. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 38
3
Berdasarkan ayat tersebut di atas penulis dapat simpulkan bahwa ayat ini berbicara tentang metode pembelajaran yang tepat, dan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar (peserta didik). Selain itu juga, proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Menyikapi hal tersebut, maka harapan yang selalu diinginkan oleh guru adalah bagaimana bahan pengajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas. Ini merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Kesulitan itu dikarenakan siswa bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan siswa yang satu dengan lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis. 5 Sudah menjadi kebiasaan di M. Ts Muhammadiyah sepuluh menit sebelum jam pelajaran dimulai di kelas VIII dan IX membaca al qur’an bersama-sama. Penulis pernah memandu dan mengawasi anak-anak kelas VIII membaca al qur’an ternyata ada anak yang membacanya kurang begitu baik. berangkat dari keterangan tersebut penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian
PROBLEMATIKA METODE
PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST DI KELAS VIII
M. Ts
MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN BLORA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang diatas maka penulis
akan
meneliti hal-hal sebagai berikut :
5
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) Cet ke-3.hlm.1
4
1. Metode apakah yang digunakan dalam Pembelajaran Qur’an hadist di Kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora? 2. Problematika
apakah
yang
dihadapi
guru
qur’an
hadist
dalam
pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora?
C. Tujuan dan manfaat Penelitian Tujuan Penelitian ini : 1. Mengetahui metode yang digunakan oleh Guru mata pelajaran Qur’an hadist di Kelas VIII MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora tahun 2010/2011. 2. Mengetahui problematika yang dihadapi guru qur’an hadist dalam pembelajaran qur’an hadist di M. Ts Muhammadiyah 3 kunduran sehingga nanti pada bab terakhir penulis dapat memberi saran kepada yang berkepentingan sebagai masukan yang konstruktif. Penelitian
mempunyai
manfaat
yang
sangat
besar
bagi
pengembangan suatu teori, baik untuk kepentingan pengembangan teori itu sendiri maupun untuk kepentingan praktis di dalam menyelenggarakan sesuatu, menurut Muhammad Fauzi kegunaan tersebut antara lain : a.
Hasil penelitian dapat dijadikan peta yang menggambarkan tentang keadaan suatu obyek yang sekaligus melukiskan tentang kemampuan sumber daya, kemungkinan – kemungkinan yang ditemukan di dalam melaksanakan sesuatu.
b.
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam mencari sebab kegagalan sehingga dapat dengan mudah dicari upaya untuk menanggulanginya.
c.
Hasil penelitian dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijakan dalam menyusun strategi pengembangan selanjutnya. Hasil penelitian dapat melukiskan tentang kemampuan
dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan, serta tenaga kerja baik secara
5
kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi keberhasilan suatu bidang.6 Sedangkan menurut penulis manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Ikut menyumbangkan pemikiran dalam dunia pendidikan dan pengajaran, khususnya pembelajaran Qur’an Hadist . 2. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran qur’an hadist khusunya di kelas VIII MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. 3. Dari penelitian ini nantinya dapat diketahui problematika yang dihadapi guru qur’an hadist dalam pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran sekaligus nantinya penulis dapat memberikan saran yang penulis sampaikan di bab terakhir.
6
Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang: Walisongo press,2009), hal.7,8
BAB II METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST
A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Metode dan Belajar Secara etimologis istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu “metha‟‟ yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan.1 Dalam bahasa arab metode di sebut “Thariqat”. Metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran keaarah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan. Karenanya terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh daorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik. Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli sebagaimana dijumpai dalam
buku-buku
mempermudah
atau
kependidikan mencari
lebih
jalan
merupakan
yang
paling
usaha sesuai
untuk dengan
perkembangan jiwa peserta didik dalam menjalani sebuah pembelajaran. Perlu menjadi pertimbangan bahwa ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan psikomotorik dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif, yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda-beda. 2.
Landasan Metode Pembelajaran Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Beberapa landasan pembelajaran yang kami kutip dari buku Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM yaitu sebagai berikut : 1
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994),
hlm. 652
6
7
3.
1.
Landasan Religius Islami berdasarkan Al-Qur‟an dan sunnah
2.
Landasan Filosofi
3.
Landsan Sosiologis
4.
Landasan Psikologis2
Faktor-faktor dalam Proses Pembelajaran Metode pembelajaran bersifat fleksibel dan sangat tergantung dengan berbagai faktor, “No single methode is the best”,tidak ada satu metode yang terbaik, yang ada adalah metode yang sesuai. Berikut beberapa faktor
yang melekat dalam proses belajar mengajar : a. Faktor tujuan Pembelajaran yang akan dicapai, b. Faktor anak didik yang perlu mendapat perhatian adalah pada bakat, minat, intelegensi, tingkat kematangan, usia dan jumlah murid perkelas. c. Faktor situasi yang mencakup tempat belajar dan waktu belajar/lama belajar d. Faktor materi dan fasilitas belajar mengajar e. Faktor pribadi guru berkaitan dengan kemampuan professional guru, kemampuan personal, senioritas dan pengalaman.3
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yant tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera
merasa
bangga
ketika
anak-anaknya
telah mampu
menyebutkan kembali secara lisan(verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan guru, disamping anggapan itu ada juga belajar adalah latihan semata.4 Dengan menguasai ilmu pengetahuan melalui proses belajar, manusia akan memperoleh posisi atau derajat yang tinggi. Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Al-Qur‟an surat al-Mujadalah ayat 11: 2
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail, 2009), ,hlm.
11-17 3
Chabib Thoha, Abdul Mu‟ti, PBM PAI di Sekolah , hlm. 229 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja Rosdakarya,1995), hlm.89 4
8
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.5 Untuk mengetahui pengertian yang objektif tentang belajar, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar itu sendiri. Belajar merupakan proses yang dilakukan manusia untuk memperoleh berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Akan tetapi, sebagian orang beranggapan bahwa belajar merupakan aktivitas menghafalkan materi pelajaran atau informasi. Para ahli pendidikan atau psikologi pendidikan memberikan definisi belajar yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa definisi belajar menurut para ahli, antara lain: Belajar adalah proses berpikir.6 Menurut Nana Sudjana Belajar adalah suatu proses yang yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri sesorang.7 Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Darsono adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis, perubahan itu terjadi pada pemahaman(insight), perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situai tertentu8, Proses belajar itu berbeda dengan proses kematangan. Kematangan adalah proses di mana 5
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, terj. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 793. 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana,2007) cet ke-3,hlm. 107 7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar, ( Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1989), Cet.3, hlm.28 8
Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press, 2000), hlm.57
9
tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan struktur serta fungsi-fungsi jasmani.9 Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar mengajar. 4.
Ciri-ciri Belajar Ciri-ciri belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perbuatan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar, berikut adalah ciri-ciri belajar. a. Perubahan yang terjadi secara sadar b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional (terus-menerus dan tidak statis) c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku10
5.
Teori Pokok Belajar Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sekumpulan fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Diantara sekian banyak teori yang sangat menonjol adalah : a. Koneksionisme (connectionism) Teori
dikembangkan
oleh
Edward
L.
Thorndike
(1974/1949), simpulan teori ini bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons, teori ini juga disebut “S-R theory” dan “S-R Pschyology of learning” b. Pembiasaan Klasik (classical conditioning) Teori berkembang berdasarkan eksperimen Ivan Pavlov ilmuan besar Rusia (1849-1936), dasar teori ini adalh
9
Abu ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), cet ke 2, hlm. 127 10 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), cet.kedua, hlm. 15-16
10
prosedur penciptaan reflex baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. c. Pembiasaan Perilaku Respons (operant conditioning) Pencipta teori ini adalah B. F Skinner (lahir 1904), operant adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat (Reber,1988), Respon dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforce.11 6.
Jenis-jenis Belajar Dari segi jenisnya belajar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis belajar yaitu : a. Perceptional sensory type of learning, yaitu belajar berdasarkan pengamatan inderawi sensual dengan proses mengamati, melihat mendengar, meraba, merasa dan proses persepsi lainnya. b. Motor type of learning, dalam belajar anak menggunakan segala aktifitas
geraknya,
berdasarkan
stimulus
dari
guru
anak
memberikan respon berupa gerak-gerak tertentu, ini lebih tepat kaitannya dengan materi keterampilan seperti kesenian, olah raga, teknik, bahasa dan sebagainya. c. Memory type of learning, yaitu tipe belajar lebih menekankan pada hafalan seperti menghafal rumus-rumus, definisi/pengertian, ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan, nama-nama (tokoh, kota, Negara, dan sebagainya), hadits-hadits, ayat-ayat Al – Qur‟an serta do‟a-do‟a dan bacaan-bacaan shalat. Disini upayanya adalah bagaimana materi hafalan itu tidak mudah dilupakan dalam memori anak. Penggunaan sehari-hari terhadap terhadap materi hafalan seperti do‟a-do‟a tentu akan lebih melekat dalam memori anak.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, hlm. 105-108
11
d. Problem solving type of learning, yaitu tipe belajar yang lebih menekankan pada kemampuan daya piker dalam memecahkan suatu masalah (problem solving). 12
7.
Hasil Belajar Bukti bahwa sesorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dfan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsure motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak bias kita lihat. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspekaspek tersebut seperti dibawah ini. a. Pengetahuan
f. emosional
b. Pengertian
g. Hubungan social
c. Kebiasaan
h. Jasmani
d. Keterampilan
i. Budi pekerti
e. Apresiasi
j. Sikap
Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.13 8. Faktor-faktor Mempengaruhi Hasil Belajar Belajar sebagai suatu proses sudah barang tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu dengan pendekatan analisis sistim. Dengan pendekatan system ini sekaligus kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat
12
Chabib Thoha, Abdul Mu‟ti, PBM-PAI Eksistensi dan Proses Belajar-Mengajar Pendidikan Agama Islam,(Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar), hlm. 218-219 13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta : Bumi Aksara, 2008), cet.ke 8, hlm.30
12
mempengaruhi proses dan hasil belajar. Dengan pendekatan sistim, kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1. Faktor Kegiatan Belajar INSTRUMENTAL INPUT
RAW INPUT
TEACHING-LEARNING PROCESS
OUTPUT
ENVIROMENTAL INPUT
Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input) merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (teaching-learning process). Di dalam proses belajar-mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input) dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki (output). Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam hal menghasilkan keluaran tertentu. Disamping yang disebutkan diatas itu, masih ada faktor lain yaitu diterangkan sebagai berikut : Faktor dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Faktor luar, faktor ini mencakup Lingkungan dan Instrumental , yang termasuk faktor lingkungan adalah alami dan sosial. Faktor instrumental terdiri dari Kurikulum, bahan pelajaran, Guru, sarana Prasarana, administrasi/Manajemen 2. Faktor dalam, faktor ini mencakup Fisiologi dan Psikologi. Yang termasuk faktor fisiologi adalah kondisi fisik dan panca indera,
13
sedangkan
yang
termasuk
psikologi
adalah
kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.
bakat, minat,
14
a. Tujuan dan Efektifitas Metode Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Pemilihan metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.15 Sedangkan Muhaimin mendefinisikan metode pembelajaran adalah cara kerja pendidik atau guru memproses obyek sehingga mencapai tujuan pembelajaran.16 Penulis dapat menyimpulkan bahwa Metode pembelajaran PAI didefinisikan sebagai cara-cara tertentu yang paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai hasil-hasil pembelajaran PAI yang berada dalam kondisi pembelajaran tertentu. B. Mata Pelajaran Qur’an hadist 1. Pengertian qur‟an hadist Qur‟an Hadist yang dimaksud adalah pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan dengan tujuan, ruang lingkup serta SK dan KD yang termuat dalam Standar Isi sesuai dengan Permenag No. 2 Tahun 2008. 2. Tujuan Pengajaran qur‟an hadist Setiap program pendidikan/pengajaran tentu mempunyai tujuan yang
ingin
dicapai,
yang
mana
masing-masing
program
pendidikan/pengajaran mempunyai tujuan yang tidak selalu sama antara satu sama lainnya, tergantung dari latar belakang dibentuknya atau
14
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990), hlm.
106-107 15 16
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam hlm.8 Muhaimin, op. cit., hlm. 92.
14
dibukanya program pendidikan/pengajaran tersebut. Sebuah program pendidikan yang dibentuk untuk menjadikan anak mahir bermain sepak bola tentu akan mempunyai tujuan yang berbeda dengan program pendidikan yang ingin menjadikan anak mahir bermain musik. Tujuan yang dijadikan acuan dalam pengajaran qur‟an hadist di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran adalah sebagaimana yang tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2008 adalah : a.
Memahami dan mencintai al-Qur‟an dan hadist sebagai pedoman hidup umat islam.
b.
Meningkatkan pemahaman al – Qur‟an, al – Faatihah, dan surat pendek pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya, menangkap
maknanya,
memahami
kandungan
isinya,
dan
mengaitkannya dengan fenomena kehidupan. Menghafal dan memahami makna hadist-hadist yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. 3. Materi qur‟an hadist Qur‟an Hadist adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang juga disebut dengan PAI disamping ada Akidah Akhlak, Fikih dan juga Sejarah Kebudayaan Indonesia yang masingmasing saling terkait, mengisi dan melengkapi. Qur‟an hadist merupakan mata pelajaran yang syarat dengan dasar pokok agama islam yang fundamental yaitu Al Qur‟an dan juga Al Hadist yang di laksanakan perminggu dengan alokasi waktu 2 Jam pelajaran.17 Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah maka materi yang disampaikan adalah seperti yang dicantumkan dalam tabel berikut ini.
17
Berdasarkan alokasi waktu Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2008
15
TABEL 1.STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN QUR‟AN HADIST KELAS VIII SEMESTER 1 STANDAR KOMPETENSI 1.
Membaca al pendek pilihan
qur‟an
surat
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menerapkan hukum bacaan Qolqolah, tafkhim, dan mad „arih lissukun dalam al-Qur‟an 1.2 Menerapkan hukum bacaan nun mati, dan mim mati dalam alqur‟an
2. Menerapkan al – qur‟an suratsurat pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari tentang ketentuan rezeki dari Allah
2.1 Memahami isi kandungan QS alQurais, dan al-insyiraah tentang ketentuan rezeki dari Allah 2.2 Memahami keterkaitan isi kandungan QS al-Quraisy dan al-insyiraah tentang ketentuan rezeki dari Allah dalam kehidupan 2.3 Menerapkan isi kandungan QS. Al-Quraisy dan al-insyiraah tentang ketentuan rezeki dari Allah dalam kehidupan
3. Menerapkan al-Qur‟an suratsurat pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari tentang kepedulian social
3.1 Memahami isi kandungan QS alkautsar dan al-maa‟un tentang kepedulian sosial 3.2 Memahami keterkaitan isi kandungan QS al-kautsar dan alma‟uun tentang kepedulian social dalam fenonmena kehidupan
4. Memahami hadis tentang tolong menolong dan mencintai anak yatim
4.1 Menulis hadis tentang tolongmenolong dan mencintai anak yatim 4.2 Menerjemahkan makna hadis tentang tolong-menolong dan mencintai anak yatim 4.3 Menghafal hadis tentang tolong menolong dan mencintai anak yatim 4.4 Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadis dalam perilaku
16
tolong menolong dan mencintai anak yatim dalam fenomena kehidupan dan akibatnya
SEMESTER 2 STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Membaca al-Qur‟an surat pendek pilihan
1.1 Menerapkan hukum bacaan lam dan ra‟ dalam QS alHumazah dan at-takaatsur
2. Menerapkan al-Qur‟an suratsurat pendek pilihan tentang menimbun harta (serakah)
2.1 Memahami isi kandungan QS. Al-Humazah dan at-Takaatsur 2.2 Memahami keterkaitan isi kandungan QS al-Humazah dan at-Takaatsur tentang sifat cinta dunia dan melupakan kebahagiaan hakiki dalam fenomena kehidupan
3. Memahami hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat
2.3 Menerapkan kandungan QS al-Humazah dan at-Takaatsur dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya 3.1 Menulis hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat 3.2 Menerjemahkan makna hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat 3.3 Menghafal hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat 3.4 Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadis dalam perilaku keseimbangan hidup di dunia dan akhirat dalam fenomena kehidupan dan akibatnya
17
C. Konsep Metode Pembelajaran Agama Islam a. Jenis-jenis metode Pembelajaran Agama Islam Dalam Proses pendidikan islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Sebuah adigum mangatakan bahwa „al – thariqat ahamm min al – ma‟ddah (metode jauh lebih penting disbanding materi).18 Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan.19 Sedangkan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.20 Metode pembelajaran PAI didefinisikan sebagai cara-cara tertentu yang paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai hasil-hasil pembelajaran PAI yang berada dalam kondisi pembelajaran tertentu. 21 Sedangkan Qur‟an hadist adalah termasuk dalam mata pelajaran Qur‟an hadist. Dalam lampiran Peraturan Menteri Agama Reprublik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Mata Pelajaran PAI adalah qur‟an hadist, Akidah akhlak, fikih, Sejarah Kebudayaan Islam. Sebelum penulis menyajikan jenis-jenis metode pembelajaran agama islam terlebih dahulu dijelaskan tentang pendekatan dalam pendidikan islam. Karena metode lahir untuk merealisasikan pendekatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metodologi Pendidikan Islam yang dinyatakan dalam Al qur‟an menggunakan multi approach yang meliputi antara lain : 18
Arief, Armai, Pengantar ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.39 19 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hlm. 652 20 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail, 2009), cet ke 4, hlm.8 21 Muhaimin, Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2002), hlm. 92.. 147.
18
a) Pendidikan religious, bahwa manusia diciptakan memiliki potensi dasar (fitrah) atau bakat agama. b) Pendekatan filosofis, bahwa manusia adalah makhluk rasional atau berakal pikiran untuk mengembangkan diri dan kehidupannya. c) Pendekatan rasio kultural, bahwa manusia adalah makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga latar belakangnya mempengaruhi proses pendidikan. d) Pendekatan
scientific
kemampuan
kognitif,
bahwa dan
manusia
efektif
memiliki
yang
harus
ditumbuhkembangkan. Berdasrkan multi approach tersebut, penggunaan metode harus dipandang secara komprehensif terhadap anak. Karena anak didik tidak saja dipandang dari segi perkembangan, tetapi juga harus dilihat dari berbagai aspek yang mempengaruhinya22. Metode pembelajaran bersifat fleksibel dan sangat tergantung dengan berbagai faktor, “No single methode is the best”,tidak ada satu metode yang terbaik, yang ada adalah metode yang sesuai. Berikut beberapa faktor
yang melekat dalam proses belajar mengajar :
a.
Faktor tujuan Pembelajaran yang akan dicapai
b.
Faktor anak didik yang perlu mendapat perhatian adalah pada bakat, minat, intelegensi, tingkat kematangan, usia dan jumlah murid perkelas.
c.
Faktor situasi yang mencakup tempat belajar dan waktu belajar/lama belajar
d.
Faktor materi dan fasilitas belajar mengajar
e.
Faktor pribadi guru berkaitan dengan kemampuan professional guru, kemampuan personal, senioritas dan pengalaman.23 Berbicara mengenai metode yang digunakan dalam mendidik , Al-
Ghazali mengemukakan metode alternatif sebagaimana dikutip oleh Arief, Armai antara lain : 22 23
Arief, Armai, Pengantar Ilmu, hlm. 41 Chabib Thoha, Abdul Mu‟ti, PBM PAI di Sekolah , hlm. 229
19
1.
Mujahadah dan Riyadlah Nafsiyah (Kekuatan dan Latihan jiwa), yaitu mendidik anak dengan cara mengulang-ulangi pengalaman. Hal ini akan meninggalkan kesan yang baik dalam jiwa anak didikdan benar-benar akan menekuninya sehingga terbentuklah akhlak dan watak dalam dirinya.
2.
Mendidik anak hendaknya menggunakan beberapa metode. Penggunaan metode yang bervariasi akan membangkitkan motivasi belajar dan menghilangkan kebosanan.
3.
Pendidik hendaknya memberikan dorongan dan hukuman, memberikan dorongan berupa pujian. pemberian hukuman jasmani disyaratkan bila anak telah sampai usia 10 tahun, dan kalaupun harus melakukan hukuman jasmani hendaknya pukulan tidak melebihi dari 3 kali.
Pendapat Ibnu khaldun tentang metode pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Metode Ilmiah yangmodern, yaitu menumbuhkan kemampuan memahami ilmu dengan kelancaran berbicaradalam diskusi untuk menhindari verbalisme dalam pelajaran. 2. Metode Gradasi (pentahapan) dan pengulangan. Pengetahuan bersifat global bertahap dan terperinci agar memahami permasalahan dan menerima penjelasan sesuai dengan tingkat be rfikirnya. 3. Menggunakan media (alat peraga) untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. 4. Melakukan Karya wisata agar siswa mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. 5. Menghindari sistem pengajaran materi dalam bentuk ikhtisar (ringkasan). 6. Memberikan sanksi yang proporsional untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Metode Mengajar Agama Islam, menurut Hadari Nawawi metode tersebut adalah ;
20
a. Metode ceramah b. Metode Tanya jawab c. Metode Diskusi d. Metode Latihan Siap e. Metode Demonstrasi f. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi g. Metode Karyawisata h. Metode Kerja Kelompok i. Tim Guru j. Metode Sosio Drama dan bermain Peran24 Sedangkan menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, ada beberapa metode yaitu : a. Metode ceramah, memberikan pengertian dan uraian suatu masalah b. Metode diskusi, memecahkan masalah dengan berbagai tanggapan c. Metode eksperimen, mengetahui proses terjadinya suatu masalah d. Metode Demonstrasi, Menggunakan peraga untuk memperjelas sebuah masalah e. Metode pemberian tugas, dengan cara tertentu secara bebas dan bertanggung jawab f. Metode sosio drama, menunjukkan tingkah laku kehidupan g. Metode drill, mengukur daya serap terhadap pelajaran h. Metode kerja kelompok i. Metode Tanya jawab j. Metode Proyek, memecahkan masalah dengan langkah-langkah secara ilmiah, logis dan sistematis.25 Menurut Ismail SM yang mengutip dari buku karangan Nana sudjana Dasar-dasar proses belajar mengajar terbitan Algensindo, 24
Hadari nawawi, Pendidikan Dalam Islam,( Surabaya : Al Ikhlas, 1993), hlm.247-295 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta : Rineka Cipta,1995), cet. Ke 2, hlm. 289-312 25
21
menerangkan metode-metode pembelajaran yang masih banyak digunakan yaitu : a) Metode ceramah b) Metode diskusi c) Metode eksperimen d) Metode Demonstrasi e) Metode Pemberian tugas dan Resitasi f)
Metode Sosio Drama (Role Playing)
g) Metode Drill (latihanMetode kerja kelompok h) Metode proyek i)
Metode problem solving
j)
Metode system beregu
k) Metode Karyawisata l)
Metode Manusia Sumber
m) Metode survey masyarakat b.
Perkembangan Metode Pendidikan Islam Berikut perkembangan metode dari masa ke masa yang peneliti kutip dari arief,armai dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan dan Metodologi Pendidikan Islam : a.
Masa Klasik (610-1258M) Metode yang digunakan adalah : 1. Ceramah 2. Hafalan 3. Membaca Tadarus 4. Tanya Jawab 5. Bercerita 6. Menulis 7. Metode Khusus Instansi yang digunakan antara lain : rumah, masjid, surau dan pondok sebagai tempat berlangsungnya pendidikan antara Nabi SAW, para sahabat dan kaum muslimin.
b.
Masa Pertengahan (1258-1800M )
22
1. Ceramah 2. Hafalan 3. Membaca-menulis 4. Membaca-tadarus 5. Tanya Jawab 6. Cerita lewat buku 7. Menulis Al Qur‟an mulai ada titik 8. Keyakinan/pembenaran 9. Mudzakarah 10. Umum dan sederhana 11. Metode khusus 12. Menyeluruh 13. Pemberian contoh 14. Membimbing c.
Masa Modern (1800-sekarang) 1. Ceramah menggunakan media 2. Hafalan mandiri 3. Membaca dengan pemahaman 4. Murid bertanya dan menjawab 5. Cerita lewat media 6. Menulis Al Qur‟an secara utuh 7. Sintesis Analisis 8. Diskusi 9. Deduktif 10. Induktif 11. Komprehensif 12. Demonstrasi26 Dibawah ini akan diuraikan secara singkat metode – metode
pembelajaran yang sampai saat ini masih banyak digunakan yang penulis rangkum dari pemaparan di atas. 1. 26
Metode Ceramah
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 47-49
23
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu tertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula.Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap suatu materi pembelajaran. Arief, Armai menerangkan Metode Ceramah adalah pada zaman dahulu ceramah dilakukan di mesjid, pada zaman pertengahan metode ceramah dilakukan madrasah sedang zaman modern ceramah dilakukan dengan dilengkapi oleh media OHP Video dan lain-lain. Metode ini paling tua dan sangat banyak dipergunakan, bahkan oleh para rasul, seperti difirmankan di dalam surat Al a‟raaf ayat 35 sebagai berikut.
Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka Barangsiapa yang bertakwa dan Mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. 27
Metode dipergunakan apabila :jumlah pendengar cukup besar, Waktu yang tersedia sedikit, menerangkan bacaan khusus, untuk menyimpulkan pokok-pokok penting, mengulangi pelajaran atau pembahasan terdahulu, digunakan oleh guru yang lancer berbicara lisan dan mampu menarik perhatian siswa. Kelemahan metode ini yaitu guru sulit mengetahui pemahaman atau pengertian murid dan penggunaan istilah yang sulit oleh guru, murid tidak mengerti maka akan menambah ketidak pahaman murid. 2.
Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan murid, atau murid bertanya dan guru menjawab. Di bawah ini diberikan contoh metode ini dalam surat Ar-rahman ayat 46 sampai 51.
27
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya,hlm. 226
24
Artinya : dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?, kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?28
Metode ini digunakan apabila : guru bermaksud mengetahui penguasaan materi siswa, guru bermaksud menarik perhatian dan konsenterasi siswa, guru mengarahkan pemikiran murid. Kebaikan metode ini adalah dapat mengaktifkan murid, metode ini bisa menjadi awal diskusi. 3.
Metode Diskusi Diskusi pada dasarnya adalah saling menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu. Allah SWT memberikan contoh pertanyaan yang mengandung masalah, baik untuk difikirkan maupun didiskusikan dengan mempergunakan pengetahuan masing-masing seperti surat Alalaq ayat 5 sampai 14 sebagai berikut.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,karena Dia melihat dirinya serba cukup.Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).Bagaimana 28
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm. 888
25
pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan shalat, bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?29
Penggunaan metode ini dalam pembelajaran Agama Islam, kebaikan yaitu Murid menjadi aktif dan mendorong semua murid untuk berdiskusi. 4.
Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Metode ini secara singkat dapat disebut metode resitasi, resitasi berasal dari bahasa Inggris “recitation”yang artinya pembacaan atau penghapalan
yang dimaksud dengan metode ini adalah suatu cara
dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu seperti membaca, merangkum, membuat catatan, membuat laporan dan murid
mengerjakannya,
kemudian
tugas
tersebut
dipertangunggjawabkan kepada guru. Metode ini tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih dari itu, tugas ini dapat dikerjakan di rumah, sekolah, perpustakaan dan yang lainnya. Allah SWT berfirman dalam surat At taubah ayat 105 sebagai berikut :
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. Metode ini ada tiga fase dalam penggunaannya, pertama fase pemberian
tugas, kedua fase belajar/bekerja melaksanakan tugas dan yang fase yang ketiga adalah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang telah di kerjakan.
29
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm. 1079-1080
26
5.
Metode Sosio Drama (Role Playing) Metode ini sama dengan drama atau sandiwara akan tetapi tidak disiapkan naskahnya lebih dahulu, tidak pula ada pembagian tugas yang harus mengalami latihan terlebih dahulu.
6.
Metode Demonstrasi Metode
Demonstrasi
adalah metode pembelajaran yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. 7.
Metode Drill (latihan) Penggunaan istilah “latihan” sering disamakan artinya dengan istilah “ulangan “. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik. Sedangkan ulangan sekedar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pembelajaran tersebut. Berkaitan dengan metode ini Allah SWT telah berfirman dalam surat Al Hijr ayat 87 yaitu :
Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung.
Menurut Hadari Nawawi Surat tersebut adalah ummul kitab surat Al-Fatihah sebagai surat pertama dalam Al-Qur‟an yang terdiri dari 7 (tujuh) ayat, yang sekurang kurangnya di baca 17 kali (berulangulang) dalam menunaikan shalat fardhu bagi umat islam. Latihan metode drill ini akan lebih tinggi nilainya apabila : a. Latihan tidak sekedar dilakukan secara mekanis, tetapi diiringi juga dengan pengertian mengenai sesuatu yang dilatih. b. Latihan
diketahui
manfaat
dan
nilainya
bagi
yang
bersangkutan, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akherat.
27
8.
Metode Kerja kelompok Apabila guru dalam menghadapi anak didik di kelas merasa perlu membagi-bagi anak didik dalam kelompok-kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyerahkan suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-sama, maka cara tersebut dinamakan Metode Kerja Kelompok.
9.
Metode Proyek Metode ini juga disebut dengan tehnik pembelajaran unit. Anak didik disuguhi bermacam-macam masalah dan anak didik bersamasama menghadapi masalah tersebutdengan mengikuti langkah-langkah tertentu secara ilmiah, logis dan sistematis.
10.
Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) Metode ini merupakan suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan tertentu, metode ini bukan sekedar metode biasa melainkan juga metode berfikir, sebab dalam Problem Solving dapat menggunakan metodemetode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
11.
Metode Eksperimen Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan sejenisnya. Metode ini digunakan ilmu-ilmu alam yang sifatnya obyektif, baik yang dilakukan di dalam/diluar kelas maupun di dalam suatu laboratorium tertentu.
12.
Metode Sistem Beregu (Team Teaching) Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar;
dua
orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem ini juga dapat melibatkan orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. 13.
Metode Karyawisata (Field trip) Metode ini merupakan perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didikuntuk mendapatkan pengalaman belajar, Sebagai
28
contoh mengajak siswa ke balai desa untuk mengetahui jumlah penduduk dan susunannya pada desa tersebut. Metode ini tidak memerlukan waktu yang lama, Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour. 14.
Metode Resource Person (Manusia Sumber) Metode ini dimaksudkan ialah orang luar (bukan guru) memberikan pelajaran kepada siswa, orang luar ini diharapkan memiliki keahlian khusus, misalnya Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dalam pertanian, diminta untuk memberikan penjelasan tentang Panca Usaha tani di depan para siswa.
15.
Metode Simulasi Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah, dalam metode ini dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku mitasi.
16.
Metode Survei Masyarakat. Metode ini bermaksud mengetahui atau mempelajari masalah sosial atau masalah yang terjadi pada masyarakat dengan cara survai dan wawancara.
17.
Metode Hafalan Arief, Armai menerangkan , pada zaman klasik metode ini dilakukan dengan cara dituntun guru dan dilakukan secara bersamasama, pada zaman pertengahan masih sama dengan masa klasik sedang pada zaman modern hafalan dilakukan dengan cara sendiri-sendiri.
18.
Metode Membaca Metode ini pada zaman klasik dan pertengahan dilakukan dengan bersama-sama atau tadarrus. Sementara pada zaman modern meode membaca lebih menekankan kepada pemahaman terhadap apa yang di baca. Allah SWT berfirman dalam surat Al „alaq ayat 1 dan 3 yang berkaitan dengan metode ini yaitu :
29
Artinya : bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (ayat 1)
Artinya :Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (ayat 3)30
Selain metode yang penulis sebutkan diatas masih ada yang lain seperti metode Bandongan dan metode Sorogan, metode ini digunakan pada zaman Rasulullah dan para sahabat, metode ini juga disebut metode belajar Kuttab.
30
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm.1079
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penilitian ini ialah penelitian diskriptif kualitatif, Mengingat permasalahan belum jelas penggunaan metode apakah dalam pengajaran qur’an hadist, maka peneliti akan menggali data berdasarkan informasi yang diperoleh melalui apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data agar mengetahui metode apa yang dipergunakan. Peneliti kualitatif dalam hal ini harus bersifat “perspective emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya,” bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan adanya fakta yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh partisan/sumber data.1 Penelitian Kualitatif mengkaji perspektif strategi,
strategi-strategi
yang
bersifat
partisipan dengan multi
interakrif,
seperti
observasi,
wawancara, teknik pelengkap dll. Strategi penelitian bersifat fleksibel, menggunakan aneka kombinasi dari teknik-teknik untuk mendapatkan data yang valid. Kenyataan yang berdimensi jamak merupakan sesuatu yang kompleks tidak dapat dilihat secara apriori dengan satu metode saja.2 Peneliti menambahkan dalam subab ini, bahwa penelitian kualitatif yang
dilakukan
ini
berupaya
untuk
mengdeskripsikan
dan
menginterprestasikan fakta-fakta yang terjadi sebagaimana adanya yang berkaitan dengan pembelajaran Qur’an hadist di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora dan problematikanya.
B. Tempat, Waktu, Dan Gambaran Obyek Penelitian 1. Tempat yang dijadikan sasaran penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII (Kelas VIII dibagi menjadi VIIIa dan VIIIb, selanjutnya peneliti
1
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan Contoh Proposal dan Laporan Penelitian, (Bandung: Alfabeta2008). Hlm. 295-296 2 Nana Syaodiah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010), cet.ke 6 hlm. 95
30
31
menyebutnya dengan kelas VIII) pada M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora 2. Waktu Penelitian adalah awal semester Genap 2011 sampai Juni 2011 3. Gambaran M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran a. Letak Geografis M. Ts Muhammadiyah 3 adalah sebuah lembaga pendidikan yang
berada
dibawah
naungan
Yayasan
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah Kecamatan Kunduran Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah , setara dengan sekolah menengah pertama lainnya. MTs Muhammadiyah 3 Kunduran terletak di Jl. Kunduran-bejirejo Kelurahan Kunduran Kecamatan Kunduran kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah. Adapun batas-batas wilayah M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran sebagai berikut: a. Sebelah utara
: berbatasan dengan rumah penduduk dan SDN 1 Kunduran
b. Sebelah selatan : berbatasan dengan rumah penduduk c. Sebelah timur
: berbatasan dengan rumah penduduk
d. Sebelah barat
: berbatasan dengan Jalan Kunduran - bejirejo
Dilihat
dari
data
di
atas
bahwa
lokasi
M.
Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora cukup strategis karena letaknya pinggir jalan Kunduran-Bejirejo, dan apabila dihitung dari jarak Jalan Raya Blora Purwodadi maka untuk menuju ke M. Ts Muhammadiyah hanya 25 meter dari Jalan raya tersebut yang letaknya disebelah utara jalan (juga dapat dikatakan di sebelah utara pasar kunduran. b. Sejarah Berdirinya Kondisi masyarakat yang sangat membutuhkan pendidikan agama maupun pendidikan umum di Kecamatan Kunduran, melatar belakangi berdirinya M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran, disamping Pimpinan Cabang Muhammadiyah mempunyai Program mendirikan M. Ts ini di tahun 1987, pada tahun yang sama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kunduran menerima wakaf dari Bapak H.Anam yang
32
waktu tersebut adalah saudagar kaya di Kecamatan Kunduran. Pimpinan Cabang Muhammadiyah melalui Majlis Pendidikan Dasar Menengah yang waktu itu mendirikan MTs Muhammadiyah 3 Kunduran, sebagai amal bakti Pimpinan Cabang Muhammadiyah kepada Masyarakat Kunduran pada di tahun yang sama. Berikut ini adalah
Tokoh-tokoh
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah
yang
mendirikan M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran : 1. Bapak H. Supono, BA 2. Bapak Mastur 3. Bapak Basri Prasetyo 4. Bapak H. Saman HS, BA 5. Bapak H. Sutrisno 6. Bapak Rabith BA3 Dibawah ini adalah orang-orang yang pernah menjabat sebagai Kepala MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora mulai dari pertama berdiri hingga penelitian ini dibuat : 1. Bapak Sudarno, Menjabat Kepala Madrasah mulai tahun 1987 sampai dengan tahun 1988. 2. Bapak Ngstoyo, A.Md di tahun 1988 sampai tahun 2007. 3. Bapak Ah. Ali Imron, S.Ag, mulai tahun 2007 sampai sekarang. c. Visi dan Misi M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Adapun visi dan misi MTs Muhammadiyah 3 Kunduran adalah : a. Visi Madrasah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 3 Kunduran Blora sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas Agama Islam perlu mempertimbangkan harapan peserta didik, Orang tua peserta didik , lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam
merumuskan
visinya.
Madrasah
Tsanawiyah
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan ilmu pengetahuan dan 3
Wawancara, tanggal 30 Mei 2011 mengenai sejarah berdirinya MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora
33
teknologi; era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 3 Kunduran Blora ingin mewujudkan
harapan
dan
respon
dalam
visi
berikut
:
BERKUALITAS DALAM AKADEMIK DAN BERAMAR MA’RUF NAHI MUNKAR YANG BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA b.
Misi Madrasah 1.
Mencetak anak didik yang kokoh dalam aqidah, anggun dalam moral dan unggul dalam berprestasi.
2.
Mengembangkan
potensi
anak
didik
yang
cerdas
intelektual, spiritual maupun emosional. 3.
Mencetak anak didik berpribadi luhur dan jujur.4
d. Struktur, Guru dan Jumlah Siswa Berikut ini adalah gambar struktur Organisasi M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran
Tahun Pembelajaran 2010/2011yang
penulis observasi yang berada di ruang kepala Madrasah.
Gambar 2. STRUKTUR ORGANISASI M. Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN 2010/2011 Komite Madrasah
Kepala Madrasah
Supriyono, S.Pd
Ah. Ali Imron, S.Ag Kaur Tata Usaha
Wakil Kepala Madrasah UR. Kesiswaan Agus Sujitno
UR. Prasarana Lilik Kusnadi, S.Pd
UR. Kurikulum Supriyanto, S.PdI
UR. Humas Siti Mu’allifah, S.Ag
Siswa
4
Dokumen KTSP MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora Tahun 2009/2010, hlm.11
34
Guru merupakan salah satu komponen yang akan sangat menentukan berjalan tidaknya proses kegiatan belajar mengajar. Makna Guru atau pendidik sebagaimana dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab 1 Pasal 1, Ayat 6 menjelaskan makna guru adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konslor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai
dengan
kekhususannya,
serta
berpartisipasi
dalam
menyelenggarakan pendidikan.5 Seorang guru merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan mengajar di kelas, bertanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan bidangnya, sebagai seorang pengajar dan pendidik seorang guru bertanggung jawab sepenuhnya apakah materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai siswa atau belum. Keadaan guru yang dimaksud disini yaitu meliputi jumlah serta tugas yang harus dilaksanakan. Jumlah guru yang ada di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora berjumlah 12 orang yaitu terdiri 7 orang guru mata pelajaran umum dan 5 orang guru mata pelajaran PAI. Ada juga ada beberapa guru yang juga merangkap menjadi Kepala Madrasah, Wakamad Urusan Kurikulum, Wakamad Urusan Kesiswaan, Wakil Urusan Sarana Prasarana, Wakil Urusan Hubungan Masyarakat dan membantu Tata Usaha.
5
Undang-undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Semarang:Aneka Ilmu,2003), hlm.3
35
Dibawah ini adalah daftar guru di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran dengan Pembagian tugasnya.
TABEL 2. DAFTAR GURU MTs MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN 2010/2011 No
1.
Nama
Mata Pelajaran
Matematika
2.
Ah.YAli Imron, S.Ag Sutrisno, BA
3.
Supriyanto, S.PdI
TIK, Fisika
4.
Qur’an Hadist
5.
Siti Mu’allifah, S.Ag Cholissoh, S.Ag
6.
Dwi Ermawati, S.Pd
Biologi
7.
Lilik Kusnadi, S.Pd
Bahasa Inggris
8.
SriYMuning WE, SE
IPS
9.
Agus Sujitno
KTK, Penjas
10. Eko Sumardi, A.Ma
SKI
B.Indonesia
Bahasa Arab
11. Ngastoyo, S.PdI
Bahasa Jawa
12. Nanik Sri Wahyun, S.Pd
Guru
yang
menjadi
Matematika VII,VIII
subyek
penelitian
di
M.
Ts
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora adalah Guru Mata Pelajaran Qur’an Hadist Kelas VIII (yaitu di kelas VIIIa dan VIIIb) yakni Ibu Siti Mu’allifah, S.Ag. Biodata Guru Qur’an Hadist, Ibu Siti Mu’allifah, S.Ag penulis lampirkan pada lampiran kepenulisan skripsi ini. Peserta didik di M. Ts ini Tahun Pelajaran 2010/2011 berjumlah 175 siswa, dibagi menjadi 5 Kelas. Kemudian yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah di kelas VIII (yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu yang disebut VIIIa sebanyak 34 siswa danVIIIb 36 siswa, jadi jumlah kelas VIII adalah 70 siswa).
36
DAFTAR TABEL 3. JUMLAH SISWA M.Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Keadaan Siswa Jumlah Siswa Jumlah perkelas
Kelas VII
Kelas VIII
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
20
16
42
28
39
30
36
70
Kelas IX
69
Agar lebih fokus dan dan menjadi lengkap
dalam
penelitian ini, maka penulis mencantumkan nama-nama siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora Tahun 2010/2011.
TABEL 4. DAFTAR NAMA KELAS VIII M. Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Ahmad Zustoni Ahmad Yasrif Ahmad Yulianto Amik Sri Lestari Aris Setyawati Asfik Noor Arbiyanto Ayu Sugiyanti Bagas Adi Purwanto Bella Maretha U.P Devi Fitri Ratnasari Diki Prabowo Dikki Setyawan Dumilah Tamiah Dwi Krisna Y Ida Wahyuni Johan Wahyu S Giarti Gilang Haris Prasetyo Lilik Promesa M. Bayu Bagus P M. Roni Hermawan Putut Ragil Saputro Rikat G R. Leo Sandika
Kelas VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII
37
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
Rizky Tri F Sabdullah Siti Asmawati Sholikul Hadi Siti Nur Arifah Siti Maesaroh Suparno Sutiyo Suwarni Tri Agung Widodo Tri Budi Utomo Agus Pujianto Agus Tumadi Ahmad Hariyanto Ahmad Yusuf I Alifah Erlin Arif Bayu N Avy D.W Bagus Aditya P Bayu Agung P Betaria Suci N Eriza Riswanda Fajar Galih Dwi J Intan septyNurhaeni Jumirah Meli Puji Astuti M. Faizin Asrori Naim Muslimah Neni Purwati Noviani Rohman Nur Alim Rasdi Sahuleka Ridwan Jaelani Rizki Apriandi Sarni Siti Fatimah Siswanto Sulistiyani Supriyadi Suti Rahayu Susan Nala Wati D.Y Titi Budi Arty Trio H.Sayekti Wahyu Ajijan Yatno
VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII
38
TABEL 5. SEKOLAH ASAL DARI SISWA KELAS VIII M. Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Asal Sekolah
SD
MI
Jumlah
Jumlah
40
30
70
Dari data tersebut diatas sekolah asal dari siswa Kelas VIII M. Ts Muhammadiyah adalah sebanyak 40 siswa dari SD atau sebanyak 57 % dan dari MI sebanyak 30 siswa atau sebanyak 43 %. e.
Sarana Pendidikan dan kurikulum Sarana dan fasilitas pendidikan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang mendukung dan menunjang terhadap keberhasilan pendidikan dan pengajaran di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran, sebab dengan adanya sarana dan fasilitas pendidikan yang baik akan mempermudah jalannya pengajaran menuju ke arah tujuan yang digariskan. Oleh karena itu, dapat penulis katakan bahwa keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran akan sangat ditentukan sejauh mana sekolah/madrasah yang bersangkutan mempunyai sarana dan fasilitas yang lengkap. Sarana dan fasilitas pendidikan di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran adalah sebagai berikut : TABEL 6. SARANA DAN FASILITAS M. Ts MUHAMMADIYAH 3 KUNDURAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 No
Nama Barang
Jumlah
1
Ruang Kelas
6 ruang
2
Laboratorium IPA
Belum ada
3
Laboratorium computer
Belum ada
4
Perpustakaan
Belum ada
5
UKS
Belum ada
6
Peralatan Multimedia
Komputer anak = 6 buah Projektor 1 buah Video 2 buah Tv praktik 2 buah
39
7
Ruang guru
1 ruang
8
Ruang Kepala Madrasah
1 ruang
8
Ruang Tata Usaha
1 ruang
Kurikulum yang diterapkan di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran atau yang disingkat dengan sebutan KTSP. 6 Pedoman Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) ditulis mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang berisi Standar Isi, Standar Proses dan Kompetensi Lulusan yang merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum di lingkungan MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang ditulis di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora meliputi Tujuan Pendidikan Madrasah, Struktur dan Muatan Kurikulum, Kalender Pendidikan, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang
terdiri dari Mata Pelajaran Pendidikan Agama, Mata
Pelajaran Umum dan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang diajarkan di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Diharapkan Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang ditulis di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora ini dapat menjadi dasar dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar dan untuk dapat diaplikasikan oleh guru di lingkungan MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora dalam kehidupan sehari-hari dan menumbuhkan sikap ilmiah serta memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi dilandasi rasa tanggung jawab, sebagaimana tertuang dalam visi MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora.7 Susunan program kurikulum8 MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora kelas VII, VIII dan IX yang penulis kutip dari dokumen KTSP MTs
6
Peneliti mengambilnya dari Dokumen Kurikulum Tingkast Satuan Pendidikan MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora yang ditetapkan diblora tanggal 13 juli 2010 dan ditandatangani Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Blora. Hlm.2 7 Dikutip dari dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Hlm 3 8 Yang dimaksud disini adalah kurikulum dalam pengertian yang sempit yaitu Mata pelajaran yang diajarkan di MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Lihat Buku Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran Khaerudin, Mahfud Junedi dkk pada hlm.24
40
Muhammadiyah 3 Kunduran Blora halaman 16 (enam belas) adalah sebagai berikut :
TABEL 7.SUSUNAN PROGRAM KURIKULUM KELAS VII, VIII DAN IX Kelas dan Alokasi Waktu Komponen
VII
VIII
IX
a. Qur'an-Hadis
2
2
2
b. Akidah dan Akhlak
2
2
2
c. Fikih
2
2
2
d. SKI
1
1
1
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
5*
5*
5*
4. Bahasa Arab
3
3
3
5. Bahasa Inggris
5*
5*
5*
6. Matematika
6*
6*
6*
7. Ilmu Pengetahuan Alam
5*
5*
5*
8. Ilmu Pengetahuan Sosial
5
5
5
9. Seni Budaya
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 11. Keterampilan/ Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa
C. Pengembangan Diri Meliputi: Pramuka, Silat Tapak
41
Suci, Tari, Drumb Band, Musik Band, Komputer Jumlah
45
45
45
* Ada penambahan jam sebagai penguat mata belajaran yang bersangkutan
C. Sumber Penelitian Sumber Penelitian yang dimaksud adalah perolehan data/ darimana data diperoleh data, baik itu sumber primer ataupun sumber sekunder . Sumber primer yaitu sumber data yang lansung memberikan data kepada pengumpul data, penulis memahaminya adalah orang yang langsung berkaitan dengan obyek yang penulis teliti, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.9 Menurut pemahaman peneliti adalah orang yang berinteraksi dengan sumber primer atau yang mempunyai wewenang menilai kinerja dalam bekerja yang dalam hal ini adalah Kepala Madrasah, termasuk sumber sekunder adalah data-data atau dokumen yang masih berkaitan dengan sumber primer.
D. Fokus Penelitian Peneliti kualitatif memandang bahwa gejala atau variabel bersifat holistik (menyeluruh, tidak dipisah-pisahkankan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.10 Mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus. Seperti yang dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Preadley menyatakan bahwa 9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif da R&B,(Bandung : Alfabeta, 2010), hlm. 137 10 Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 207
42
“A focused refer to a single cultural or a few related domaints” maksudnya adalah bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial.11 Fokus dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran qur’an hadist dan problematikanya di kelas VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora semester genap tahun pelajaran 2010/2011.
E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah : 1.
Observasi Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan.12 Observasi sebagai salah satu teknik pengumpulan data selain dengan mengadakan pengamatan secara teliti diikuti pula dengan pencatatan secara sistematis.13 Observasi ini penulis lakukan pada saat pembelajaran qur’an hadist yaitu tanggal 5 Januari 2011, 10 Pebruari 2011, 6 April 2011 dan 4 Mei 2011.
2. Wawancara Wawancara
digunakan
untuk
mendapatkan
jawaban
dari
responden dengan jalan tanya jawab sepihak.14 Wawancara terbagi menjadi 2 (dua) yaitu wawancara tak berencana berfokus yaitu pertanyaan yang diajukan secara tidak terstruktur, namun selalu berpusat pada satu pokok msalah tertentu dan yang kedua wawancara sambil lalu adalah tertuju kepada orang-orang yang tanpa melalui seleksi terlebih dahuluyang dijumpai secara kebetulan.15 11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.286 12 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009) hlm. 231 13 Suahrismi Arikuntoo, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 148 14 Mustakim, Psikologi Pendidikan, hlm 230 15 Muhammad Idrus, Metode Penelitian ilmu-ilmu Sosial(Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif), (Yogyakarta: UII Press, hlm.133
43
Wawancara ini penulis lakukan dengan Kepala Madrasah, Wakil kepala bidang kurikulum, Guru mata pelajaran qur’an hadist dan seorang guru di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran ini. 3. Dokumentasi Dokumentasi yang dimaksud adalah berusaha mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. 16 Nana Syaodih Sukmadinata menggunakan istilah Studi documenter (documentary study) yang merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.17 Penulis menggunakan dokumentasi ini untuk mengetahui visi, misi dan hal-hal yang diperlukan dalam dalam penulisan skripsi ini. 4. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 18 Kuesioner ini penulis pergunakan untuk memperoleh data yang penulis perlukan dari siswa kelas delapan M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Tahun Pelajaran 2010/2011 berupa angket. F. Teknik Analisis Data Setelah data dikumpulkan, data itu perlu diolah data yang realibilitas dan validitasnya rendah digugurkan.19 dianalisis, data yang memiliki
data yang diperoleh maka penulis menggunakan dua teknik
analisis yaitu : a. Teknik Analisis Kualitatif Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data kualitatif, yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Hlm/ 206 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 20100, hlm. 221 18 Sugiyono, Meode Penelitian Pendidikan,hlm. 199 19 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Kecana : Prenada Media Group,2010), hlm. 189 17
44
dipisahkan kategori untuk memperoleh kesimpulan.20 Teknik analisis ini dipergunakan untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari Sumber atau subyek. Penganalisisan dengan teknik ini ada dua cara : 1.
Metode Induktif Metode ini adalah cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian ditarik generalisasi yang mempunyai sifat-sifat umum.21
Jadi, dari fakta-fakta yang
didapat, ditarik sebuah kesimpulan umum mengenai metode yang dipergunakan dalam pengajaran Qur’an Hadist di Kelas VIII MTs Muhammadiyah 3 Kunduran, bagaimana evektivitasnya dan dapat diketahui
factor-faktor
apa
yang
menghambat
dan
yang
mendukung. 2.
Metode Deduktif Metode deduktif adalah menarik suatu kesimpulan dari pernyataanpernyataan khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio. 22 Dari teori-teori yang ada mengenai metode pengajaran digunakan untuk melihat apakah fakta-fakta yang ada sudah sesuai dengan teori tersebut apa belum, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.
b. Teknik Analisis Kuantitatif Yang dimaksud data kuantitatif adalah data yang berujud angka. Data yang berujud angka dianalisis dengan bantuan statistic dengan cara mendistribusikan frekuensi kemudian dilakukan perhitungan. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
P = f x 100% N P= Presentase F= frekuensi
20
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm.209 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta: Andi Offset, 1998), hlm. 3 22 Nana Sujana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 1991) hlm.5 21
45
N=Jumlah populasi23 Teknik analisis ini penulis pergunakan untuk menghitung prosentase angket yang penulis lakukan kepada siswa kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Tahun Pelajaran 2010/2011. G.
Triangulasi Data Triangulasi data adalah pengecekan terhadap kebenaran data dan penafsirannya. Menurut Nasution, triangulasi merupakan proses untuk mengadakan
pengecekan
terhadap
kebenaran
data
dengan
cara
membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan menggunakan metode yang berlainan. Jadi triangulasi data dalam penelitian ini merupakan teknik yang digunakan untuk meneliti keabsahan data. Penulis menggunakan triangulasi data untuk mengecek kebenaran dan membandingkannya dari data-data yang penulis peroleh dari observasi, wawancara, dan prosentase hasil angket.
23
Anas Sudjiono, Pengantar Statisti Pendidikan, (Jakarta:Rajawali, 1992) hal. 40
BAB IV ANALISIS PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST A. Skenario Pembelajaran Sekenario pembelajaran qur’an hadist di M.Ts. Muhammadiyah yang penulis observasi mulai bulan Januari 2011 hingga bulan Mei 2011 yaitu disemester genap tahun pembelajaran 2011 terangkum dalam skenario pembelajaran sebagai berikut.. Hari Rabu, 5 Januari 2011 di kelas VIIIa jam pelajaran ke 1 dan ke 2 yaitu pukul 07.00 Wib sampai pukul 08.20 Wib, penulis mengobservasi Kelas delapan tersebut. Kelas tersebut berjumlah 36 orang siswa. Kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru membuka
kegiatan
(Assalamu’alaikum.Wr.
Belajar Wb.)
Mengajar siswa
dengan
membalas
bacaan
Salamnya
Salam
dilanjutkan
membaca Basmalah (Bismillahirrohmanirrohim) sekali yang dilakukan oleh siswa serempak kemudian guru mengabsensi siswa. kemudian Guru tersebut ingin mengetahui kemampuan siswa dalam hal materi yang akan dibahas pada kesempatan ini, Guru pun bertanya ada berapakah bacaan lam ( ) ﻝdan ro’ ( ) ﺮitu? Siswapun ada yang menjawab ada pula yang membolak balik halaman buku cetaknya, selama tiga menit (5 menit)
guru mencoba
menjajaki kemampuan anak-anak. Setelah guru mengadakan pretest maka gurupun melanjutan menerangkan atau berceramah menjelaskan hal tentang bacaan lam ( ) ﻝdan ro’ ( ) ﺮselama empat puluh menit (40 menit) , kemudian guru meminta anak-anak untuk membaca bersama –sama contoh-contoh yang ada di papan tulis (selama 20 menit). Setelah siswa membaca bersama-sama guru mulai menunjuk siswa per siswa untuk mengucapkan, karena menurut penulis, materi seperti ini yang penting diperhatikan adalah bagaimana pengucapan hurufnya ketika huruf-huruf tersebut bertemu dengan huruf yang lain, tebal atau tipis, serta guru memberikan penguatan bacaan lam ( ) ﻝdan ro’ () ﺮ serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya (15 menit), pembelajaran diakhiri dengan bacaan hamdalah sekali dan juga salam.
46
47
Pada hari kamis tanggal 3 Pebruari 2011 di kelas VIIIb jumlah siswa 34 siswa jam pelajaran 7,8 pada pukul 11.30 sampai 12.50, guru qur’an hadist mengadakan pembelajaran dengan materi surat pendek pilihan yaitu memahami isi kandungan surat al-humazah. Guru memasuki ruang kelas VIIIb, Guru mengucapkan salam, siswa menjawab salamnya,membuka proses pembelajaran dengan bacaan basmalah sekali bersama-sama, namun guru agak pelan dan dilanjutkan dengan mengabsensi siswa. Guru memerintahkan anak-anak untuk membuka buku cetak qur’an hadist yang satu meja ada satu buku, mengenai surat al humazah, kemudian guru memastikan bahwa semua siswa sudah tepat membukanya (5 menit), kemudian guru membacanya dengan keras, setelah guru selesai, guru meminta siswa untuk membaca bersama-sama, setelah selesai, guru membacakan artinya dan dilanjutkan dengan instruksi guru agar membentuk kelompok dengan cara dua meja digabung jadi satu, yaitu meja depan dan belakang begitu rupa hingga menjadi delapan kelompok, masingmasing kelompok ada empat orang dan ada yang lima orang disertai dengan ketua kelompoknya.(20 menit) Anak-anak berdiskusi mengenai apa saja yang bisa mereka pahami dari surat al-humazah dan ditulis dalam kertas buku mereka. (40 menit), kemudian kertas tugas diskusi dikumpulkan dan dibahas bersama-sama, di akhir proses pembelajaran dengan kesimpulan dan guru mempersilahkan anak-anak yang mau bertanya, Pembelajaran diakhiri dengan bacaan Hamdalah bersama sekali dan
do’a selesai pembelajaran dan kemudian
salam penutup , kemudian pulang.(15 menit) Rabu, 6 April 2011 jam pelajaran pertama dan kedua
guru
menyampaikan pembelajaran materi hadist dengan skenario pembelajaran sebagai berikut. Guru
memulai
pembelajaran
dengan
bacaan
salam,
siswa
menjawabnya dan mengucapkan basmalah sekali bersama-sama.Guru menanyakan siswa yang tidak hadir pada kali ini. Guru Memotivasi siswa dan mengadakan pretest,(10 menit). Guru menuliskan hadist tentang keseimbangan hidup di dunia dan akherat di papan tulis. Guru menerangkan
48
tentang hadist tersebut seperlunya dan meminta siswa untuk menulis di buku masing-masing dengan sebaik-baiknya (50 menit), Guru memeriksa hasil tulisan anak-anak dan juga memberikan tugas untuk menulis hadist-hadist di rumah dengan baik, Guru menutup pembelajaran dengan hamdallah sekali bersama-sama dan menutup dengan bacaan salam.(20 menit) Pada kamis tanggal 4 Mei 2011, jam pelajaran 7,8 pukul 11.30 – 12.10 skenario pembelajaran yang kami observasi adalah sebagai berikut. Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan Salam sekali, siswa serempak menjawabnya dan siswa melanjutkan dengan membaca basmalah bersama sekali.
Guru menanyakan tentang siswa yang tidak masuk pada
pelajaran siang hari ini. (5 menit) Guru menyinggung
materi pertemuan
kemaren hari kamis tanggal 28 mei 2011 tentang terjemahan hadist keseimbangan dunia dan akherat, kemudian guru menyuruh siswa untuk bersama-sama membaca hadist tersebut berulang kali dan dihafalkan. Guru memberi kesempatan siswa untuk menghafalkan hadist tersebut selama kurang lebih 20 menit (50 menit). Kemudian guru menyuruh siswa untuk maju menghafalkan
hadist tersebut secara bergantian bagi yang sudah bisa ,
kemudian mengakhiri pembelajaran siswa diminta bersama-sama untuk menghafalkan hadist dan menugaskan untuk menghafal bagi yang belum maju menghafalkan hadist tadi. Pembelajaran diakhiri dengan hamdalah bersama sekali dan diakhiri dengan do’a dan salam penutup.(15 menit) B. Analisis Metode Pembelajaran qur’an hadist di Kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora dan Problematikanya Berdasarkan skenario pembelajaran di atas maka penulis menangkap beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran, metode pembelajaran yang digunakan yaitu : Ceramah, Membaca, Diskusi, Tanya Jawab, Drill menurut penulis adalah drill menulis, Hafalan. Dibawah ini adalah data wawancara dan angket yang terkait dengan penggunaan metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 kunduran :
49
TABEL 8. PEMAKAIAN METODE PEMBELAJARAN1 No
Pertanyaan Menurut metode
7
anda yang
apa anda
Jawaban Responden saja pakai Saya memakai beberapa metode ceramah,
dalam pembelajaran qur’an hafalan, membaca, menulis, dan diskusi. hadist?
TABEL 9. TANGGAPAN SISWA TERHADAP METODE CERAMAH No.
Opsi
Frekuensi
Prosentase
a. Sering Menggunakan
48
68,6%
b. kadang - kadang
15
21,4%
c. Tidak pernah
7
10,0 %
70
100%
Item
15
Jumlah
Dari tabel diatas peneliti dapat mengetahui bahwa metode ceramah digunakan dalam pembelajaran di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora. Penerapan metode ini adalah guru menerangkan hal-hal yang penting bagi anak untuk diketahui.2 Berikut hasil wawancara yang kami tanggal 3 dan 4 Juni 2011.
TABEL 10. WAWANCARA PENGGUNAAN METODE CERAMAH DENGAN GURU QUR’AN HADIST Penerapan metode ceramah yang saya lakukan Bagimanakah metode 8
adalah
saya
penerapan menyampaikan/menerangkan kepada anak itu
pembelajaran anda?
dalam didik tentang materi ini, saya sering menggunakan metode ini karena pelajaran qur’an hadist adalah pelajaran yang banyak
1 2
menerangkan
dan
mengulas
Wawancara dengan Ibu Mu’allifah, guru Qur’an hadist, Jum’at-sabtu,3- 4 Juni 2011 Observasi hari rabu, 18 Mei 2011
50
dengan sebenar-benarnya, selama ini seperti materi
tajwid yang ada di
semester satu dan dua, juga penerapan surat-surat pendek yang ada didalamnya harus membaca terlebih dahulu dan diterangkan baru kemudian anak-anak. Saya juga pernah dengan menggunakan proyektor karena saya punya File tentang Tajwid
dan
perdengarkan
juga
kadang
saya
kepada
mereka
qiroat
surat-surat pendek, saya punya filenya di laptop saya. Tapi penggunaan seperti itu juga agak ribet lebih mudah dengan alat bundar tajwid atau langsung saja saya menuliskannya di papan tulis kemudaian saya terangkan bacaanya dan dibaca bersama-sama.
TABEL 11.TANGGAPAN SISWA TERHADAP METODE HAFALAN No.
Opsi
Frekuensi
Prosentase
a. Sering
25
35,6 %
b. Kadang – kadang
43
61,4%
c. Tidak pernah
2
3,0%
70
100%
Item 19
Dari data tersebut peneliti mengambil dari hasil wawancara sebagai berikut. TABEL 12.HASIL WAWANCARA PENGGUNAAN METODE HAFALAN DENGAN GURU QUR’AN HADIST 9
Kemudian bagaimana metode Metode ini saya terapkan ketika saya telah
51
hafalan diterapkan?
menyelesaikan suatu materi, contoh di semester kedua ada Surat al Humazah maka di akhir pembelajaran anak-anak saya tekankan unutk menghafalkannya yang suatu saat akan saya jadikan nilai tugas.
TABEL 13.TANGGAPAN SISWA TERHADAP METODE MEMBACA No.
Opsi
Item
22
Frekuensi
Prosentase
a. Sering
58
82,9%
b. Kadang-kadang
12
17,1%
c. Tidak pernah
0
0%
Jumlah
70
100%
Berikut peneliti kutipkan tentang waancara dengan Guru Qur’ann hadist MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Blora Tahun 2010/2011. TABEL 14. WAWANCARA PENERAPAN METODE MENULIS, MEMBACA DAN DISKUSI DENGAN GURU QUR’AN HADIST Ya kalo menulis itu adalah saya menyuruh anak untuk menyalin atau menulis di buku masing-masing
tentang
ayat
ataupun
hadist. Untuk metode membaca saya Terkait 11
menulis,
dengan membaca
diskusi bagaiman?
metode terapkan ada yang membaca sendiri juga dan ada yang klasikal, membaca klasikal ini lebih cenderug kalo boleh saya katakana seperti membaca keras (reading aloud) dengan bacaan yang sama kemudian dibaca bersama-sama. Membaca keras ini saya terapkan dan salah satunya saya
52
mengetahui jika ada siswa yang diam karena tidak bisa maka dia akan belajar dari yang teman laen yang membaca itu. Itupun saya suruh mereka untuk membaca berulang-ulang. Metode diskusi kadang saya terapkan kalo materinya
menuntut
untuk
mecari
kandungan di suatu ayat atau hadist, kadang saya terapkan metode ini dengan cara anak semeja (karena meja panjang untuk dua anak) atau teman dua meja jadi satu kelompok kadang sebanyak empat orang.
TABEL 15.TANGGAPAN SISWA TERHADAP METODE DISKUSI No.
Opsi
Frekuensi
Prosentase
a. Sering
41
58,6%
b. Kadang-
25
35,7%
4
5,7%
70
100%
Item
23
kadang c. Tidak pernah Jumlah
TABEL 16. TANGGAPAN SISWA TERHADAP METODE MENULIS No.
Opsi
Frekuensi
Prosentase
a. Sering
31
44,2%
b. Kadang-kadang
35
50,1%
c. Tidak pernah
4
5,7%
70
100%
Item
21
Jumlah
53
Sekedar dibuat pembanding dengan guru yang lain terkaiat penggunaan metode dengan fasiitas yang ada maka hasil wawancara adalah sebagai berikut. TABEL 17. WAWANCARA DENGAN GURU MATA PELAJARAN UMUM Sebagai salah satu seorang guru mata pelajaran umum 2.
Keterampilan, kesenian dan Pendidikan kesehatan
Jasmani
dan
bagaimanakah
fasilitas di MTs ini?
Fasilitas disini cukup lumayan, saya kadang menggunakan Proyektor untuk menampilakn
yang
terkait
dengan
pelajaran saya, terutama jenis tari tarian, dan untuk Penjas saya sering mengajak untuk praktik disamping pembelajaran di kelas. Saya
menggunakan
ceramah
nanti
digabung dengan media audio visual seperti laptop milik saya ini (sambil menutupj laptop yang ada di depannya dan memasukan ke tas yang ada di Sebagai pembanding Dalam belakang penelitian
saya
punggungnya
)
di
gabung
yang dengan subwoofer, atau proyektor yang
berhubungan dengan Metode menekankan gambar-gambar tentang tariGuru Qur’an Hadist dan erat tarian,kemudian ada juga media – media 3.
kaitannya serta
prasarana yang lain ada organ, dan lain-lain, Selain
yang ada di MTs ini, Terkait itu saya juga memandu anak-anak untuk dengan metode pembelajaran, berdiskusi dengan panduan yang terus apa saja metode yang anda menerus selama gunakan?
proses pembelajaran
karena menurut saya juga berkaitan dengan input masuk anak, serta tak jarang juga saya menekankan anak-anak untuk bertanya (menurut peneliti adalah metode Tanya
jawab),
bahkan
saya
bilang
dihadapan anak-anak untuk bertanya,
54
carilah pertanyaan yang kira-kira saya tidak bisa menjawab, maka saya akan berusaha untuk mencarikan jawaban buat kalian. Dari Keterangan – keterangan di atas dapat dianalisis penggunaan metode pembelajaran di kelas VIII M. Ts Muhammadiyah adalah sebagai berikut : 1. Metode Ceramah 2. Metode Membaca 3. Metode Diskusi 4. Metode Tanya Jawab 5. Metode Drill menurut penulis adalah drill atau latihan menulis 6. Metode Hafalan Apabila kita bandingkan dengan wawancara yang kami lakukan dengan guru mata pelajarn umum ada yang mendukung tentang penggunaan media dalam ceramah karena sekolah menyediakan sarana walaupun hanya satu media proyektor dan ada juga yang berbeda. Berikut peneliti sampaikan mengenai tanggapan siswa tentang penyampaian materi TABEL 18. TANGGAPAN SISWA TENTANG METODE YANG DIGUNAKAN GURU QUR’AN HADIST No.
Opsi
Item
12
Frekuensi
Prosentase
a.
Mudah diterima
16
22,9%
b.
Cukup
48
68,6%
c.
Sulit diterima
6
8,5%
70
100%
Jumlah
Dari tabel diatas mengenai tanggapan siswa tentang metode yang digunakan guru qur’an hadist penulis beranggapan sudah cukup dapat diterima pada siswa, siswa yang menggngap bahwa dengan metode-metode
55
tersebut mudah diterima sebanyak 22,9 %, yang menganggap cukup 68,6 % dan 8,5% menganggap sulit. Problematika yang dihadapi guru qur’an hadist dalam menggunakan metode pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran,wawancara dan angket siswa dapat dikelompokkan sebagai berikut : Pertama problema yang berasal dari siswa (input), dilihat dari asal sekolah siswa, siswa di M. Ts ini ada yang dari SD dan juga ada yang dari MI. ada juga siswa yang di rumah mengikuti sekolah TPQ (Taman Pendidikan Qur’an)atau Madin (Madrasah diniyah) atau privat mengaji, hal ini juga mempengaruhi penerapan suatu metode yang digunakan. Selain itu juga termasuk karateristik siswa yang berbeda-beda, kemampuan siswa dan latar belakang siswa itu di rumah seperti apakah di rumah orant tua memperhatikan anak atau tidak , tetapi disini penulis menganalisis di batasi pada saat pembelajaran di Madrasah saja dengan data-data yang penulis dapatkan. TABEL 19. WAWANCARA DENGAN KEPALA MADRASAH Apakah anda membuat aturan 3
ketika Didik
Penerimaan Baru
Peserta dengan
Tidak, kami tidak menggunakan tes masuk
mengadakan tes mandiri? Dari mana saja Peserta Didik 4
Baru, dari SD saja atau dari MI?
Peserta Didik yang Baru, mereka berasal dari sekolah SD juga MI. Input anak sangat mempengaruhi dari
Menurut anda apakah itu mempengaruhi 5
proses
pembelajaran terutama mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?
pada proses pembelajaran, khususnya anak yang dari Sekolah umum atau SD di dalam mengikuti pembelajaran di sekolah ini mungkin agak kesulitan di mata pelajaran PAI, yang salah satunya adalah Qur’an hadist, hal itu dapat di tunjang dengan mereka bersekolah sore di TPQ
56
atau di Madin. Guru-guru kami seperti Bu Alifah juga mempersilahkan anak-anak untuk belajar atau mengaji dirumahnya sebagai penunjang.
TABEL
20. WAWANCARA DENGAN GURU MATA
PELAJARAN QUR’AN HADIST
Menurut
saya
faktor
pendukungnya
adalah Guru yang menguasai materi serta penyampaiannya, Menurut anda faktor apakah pendukung dan penghambat 14.
pelaksanaan
pembelajaran
qur’an hadist di kelas VIII
keramaian,
Suasana
jauh
yang
dari
kondusif,
faktor anak yang dari MI atau yang ikut privat Ngaji di rumah atau di TPQ dan lagi kebiasaan tadarus dan membaca juz ‘amma
MTs ini?
letak
di
pagi
hari
mendukung
pembelajaran qur’an hadist . sedangkan penghambatnya adalah kemapuan yang berbeda-beda, buku penunjang belum cukup banyak, fasilitas sekolah terbatas Kedua, Problema dari guru qur’an hadist di lihat dari penyampaian guru tersebut. TABEL 21. TANGGAPAN SISWA TENTANG METODE YANG DIGUNAKAN GURU QUR’AN HADIST No.
Opsi
Item
12
Frekuensi
Prosentase
a.
Mudah diterima
16
22,9%
b.
Cukup
48
68,6%
c.
Sulit diterima
6
8,5%
70
100%
Jumlah
57
Dari tabel hasil angket diatas bahwa 8,5 % masih ada siswa yang merasa kesulitan dengan penyampian pembelajaran dengan metode yang telah disebutkan diatas, 68,6 % merasa cukup dan 22% mudah diterima. Hal ini mengindikasikan adanya problema metode pembelajaran pada guru qur’an hadist. TABEL 22. TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST No.
Opsi
Item
a. Metode
Frekuensi
Prosentase
8
11,1 %
27
38,9 %
6
50 %
70
100%
penyampaian guru yang kurang tepat b. 31
Kurangnya latihan
c.
Terbatasnya pengetahuan dalam
membaca
al-qur’an Jumlah
Dari tabel diatas masih ada problema penyampaian dengan metode yang digunakan yaitu sebanyak 11,1 % dan apabila problema dari siswa yang pada problem pertama maka siswa yang pengetahuan dalam hal membaca al qur’an terbatas akan sulit menerima pembelajaran qur’an dengan metode-metode yang telah digunakan diatas. Ketiga, Problema metode pembelajaran qur’an hadist dilihat dari ketersediaan prasarana yang ada yang dapat digunakan. Penggunaan media serta ketersediaan yang kurang dapat menjadi problem tersendiri, hal ini menjadikan problema tersendiri dalam proses pembelajaran. TABEL 23. WAWANCARA DENGAN GURU QUR’AN HADIST
14.
Menurut anda faktor apakah
Menurut
pendukung dan penghambat
adalah Guru yang menguasai materi serta
pelaksanaan
penyampaiannya,
pembelajaran
saya
faktor
letak
pendukungnya
jauh
dari
58
qur’an hadist di kelas VIII
keramaian,
MTs ini?
faktor anak yang dari MI atau yang ikut
Suasana
yang
kondusif,
privat Ngaji di rumah atau di TPQ dan lagi kebiasaan tadarus dan membaca juz ‘amma
di
pagi
hari
mendukung
pembelajaran qur’an hadist . sedangkan penghambatnya adalah kemapuan yang berbeda-beda, buku penunjang belum cukup banyak, fasilitas sekolah terbatas
Berdasar tabel diatas maka media juga menjadi problema dalam pembelajaran qur’an hadist seperti buku penunjang belum cukup banyak dan beberapa fasilitas sekolah yang terbatas. Dari uraian
problema metode pembelajaran penulis dapat
menganalisis adalah sebagai berikut yang menjadi problematika terhadap penggunaan metode metode yang digunakan guru qur’an hadist kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran sebagai berikut : a.
Faktor asal sekolah anak dan juga pendidikan non formal keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap metode membaca, menulis, menghafal.
b.
Faktor kemampuan anak yang berbeda-beda akan berpengaruh pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting untu menentukan metode yang tepat. Ceramah adalah metode yang sangat
sering
digunakan
di,
menurut
penulis
memang
mengharuskan dengan menggunakan ceramah mata pelajaran ini selain itu juga dengan pertimbangan factor siswa yang lebih banyak lulusan dari SD. c.
Faktor dari guru yang bersangkutan juga menjadi problematika dalam metode pembelajaran.
d.
Penggunaan metode drill menulis, drill membaca ataupun drill menghafalkan masih kurang intensitasnya.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berikut ini peneliti sampaikan simpulan –simpulan setelah peneliti melakukan pengecekan terhadap data-data yang kami peroleh yang sudah disajikan di bab IV, yaitu : 1.
Mengenai metode pembelajaran qur’an hadist kelas VIII di M.Ts Muhammadiyah 3 kunduran Blora tahun pelajaran 2010/2011 yaitu : a. Metode Ceramah b. Metode Membaca c. Metode Diskusi d. Metode Tanya Jawab e. Metode Drill menurut penulis adalah drill atau latihan menulis f. Metode Hafalan
2. Problematika metode pembelajaran qur’an hadist di kelas VIII M.Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora yaitu : a. Faktor asal sekolah anak dan juga pendidikan non formal keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap metode membaca, menulis, menghafal. b. Faktor kemampuan anak yang berbeda-beda akan berpengaruh pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting untu menentukan metode yang tepat. Ceramah adalah metode yang sangat sering digunakan di,
menurut penulis memang
mengharuskan dengan menggunakan ceramah mata pelajaran ini selain itu juga dengan pertimbangan factor siswa yang lebih banyak lulusan dari SD. c. Faktor dari guru yang bersangkutan juga menjadi problematika dalam metode pembelajaran. d. Penggunaan metode drill menulis, drill membaca ataupun drill menghafalkan masih kurang intensitasnya.
59
60
B. Saran-saran Saran – saran dari peneliti adalah sebagai berikut : 1. Sekolah menyediakan fasiltias yang mendukung pembelajaran qur’an hadist seperti penambahan media pembelajaran yang berupa audio visual dan buku-buku penunjang. 2. Sekolah mempunyai catatan khusus terkait dengan kemampuan anak didik pada awal-awal di M.Ts agar dapat prioritas pembelajaran dari guru mata pelajaran qur’an hadist dan menentukan langkah yang selanjutnya. 3. Hendaknya guru lebih termotivasi dan berusaha membelajarkan anak didik dalam mempelajri qur’an hadist di sekolah atau dirumah sebagai kegiatan yang positif, hal ini juga dapat dijadikan ekstrakurikuler yang sangat potensial untuk anak-anak. 4. Hendaknya guru Mewajibkan anak-anak yang masih kurang pengetahuan tentang ilmu tajwid dan membaca al qur’an untuk belajar di TPQ, Madin atau privat atau yang lebih baik lagi kewajiban mengikuti ekstra di sekolahan dan ditambah lagi dengan kegiatan mengaji di rumah.
DAFTAR PUSTAKA Abu ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, cet. 2 2004 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 1992 Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar,Cet.ke 3 Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka,1990 Departemen
Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahnya, Terjemahan Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al qur’an, Semarang : Toha Putra
Fuad ihsan, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1995 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam, Semarang : Rasail Media Group, 2009 Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, Semarang : IKIP Semarang Pers, 2000 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Ismail, Jakarta : Bumi aksara, 1996 Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo press,2009 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan Dari Segi Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1974 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar - Mengajar, cet.3 Bandung: Sinar Baru, 1989 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, cet. Ke 6 Bandung: Rosdakarya Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Renika Cipta, 1993 Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Jakarta:Rineka Cipta 2002.
Suatu
Pendekatan
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jakarta: Andi Offset, 1998
Praktek,
S. Ulihbukit Karo-karo dkk, Suatu Pengantar Kedalam Metodologi Pengajaran, Salatga: Saudara, 1997 Suwarna Pringgawidagda, Strategi Penguasaan Berbahasa, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2002 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, cet. Ke 2, 2008 Jakarta :Rineka Cipta Tim Redaksi Sekala Jalmakarya, Undang-Undang tentang Sisdiknas dan peraturan pelaksanaannya 2000-2001, Jakarta : Mini Jaya Abadi, 2003. User, Usman Muhammad Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004 Wina Sanjaya, Strategi Belajar Mengajar, cet.3 Jakarta : Kencana, 2007
DAFTAR TABEL Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Qur’an hadist Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah, 15 Tabel 2 Daftar Guru, 35 Tabel 3 Jumlah Siswa, 36 Tabel 4 Nama Siswa Kelas VIII, 36 Tabel 5 Asal Sekolah Siswa Kelas VIII, 38 Tabel 6 Sarana Prasarana, 38 Tabel 7 Susunan Kurikulum Mata Pelajaran, 40 Tabel 8 Pemakaian Metode Pembelajaran, 49 Tabel 9 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Ceramah, 49 Tabel 10 Wawancara Penggunaan Metode Ceramah, 49 Tabel 11 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Hafalan, 50 Tabel 12 Hasil Wawancara Penggunaan Metode Ceramah, 50 Tabel 13 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Membaca , 51 Tabel 14 Hasil Wawancara Penerapan Metode Menulis, Membaca dan Diskusi, 51 Tabel 15 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Diskusi, 52 Tabel 16 Tanggapan Siswa Terhadap Metode Menulis, 52 Tabel 17 Hasil Wawancara dengan Guru mata Pelajaran Umum, 53 Tabel 18 Tanggapan Siswa Tentang metode yang digunakan Guru qur’an hadist, 54 Tabel 19 Wawancara dengan Kepala Madraash, 55 Tabel 20 Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran qur’an hadist, 56 Tabel 21 Tanggapan siswatentang Metode yang digunakan Guru qur’an hadist, 56 Tabel 22 Tanggapan siswa terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran, 57 Tabel 23 Wawancara dengan Guru qur’an hadist, 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Faktor Kegiatan belajar, 12 Gambar 2 Struktur Organisasi MTs Muhammadiyah 3 Kunduran, 33
BIODATA GURU QUR’AN HADIST
1. Nama
: Siti Mu’allifah
2. Alamat
: Kelurahan Kunduran, Kecamatan Kunduran
3. Tempat lahir
: Blora
4. Tanggal lahir
: 1 Januari 1970
5. Status
: Kawin, anak 2 orang
6. Jabatan
: Guru qur’an hadist
7. Riwayat Pendidikan formal ;
:
1. SD
lulus tahun 1986
2. MTs
lulus tahun 1989
3. Aliyah
lulus tahun 1991
4, Institut Keislaman Hasyim As’ary / IKAHA (S1)
lulus tahun 1995
8. Pendidikan Pondok Pesantren : 1. Pondok Pesantren Al Hidayah Tuban 6 Tahun 2. Pondok Pesantren Tebu Ireng selama kuliah 9. Pendidikan Latihan Profesi Guru/ PLPG 2009
DAFTAR SINGKATAN
KD
: Kompetensi Dasar
MADIN
: Madrasah Ibtidaiyah
MI
: Madrasah Ibtidaiyah
M. Ts
: Madrasah Tsanawiyah
NA
: Nasyiatul Aisyiyah
SK
: Standar Kompetensi
TPQ
: Taman Pendidikan Qur’an
Kuesioner/angket Kepada siswa kelas VIII di M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora, kami ingin meminta bantuan dari kalian semua untuk mengisi kuesioner/angket yang bertemakan “Pembelajarn Qur’an Hadist di Kelas VIII M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran Blora (Ditinjau dari segi Metode)”, Penelitian ini dilakukan untuk keperluan akademik murni yaitu guna penyusunan Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Penelitian ini tidak ada pengaruhnya terhadap nilai pada raport saudara. Untuk itu jawablah semua pertanyaan dan pernyataan dengan jawaban yang objektif sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Semua jawaban yang saudara berikan dijamin rahasianya. Atas kesadaran saudara kami mengucapkan terima kasih. Petunjuk Pengisian : 1.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia
2.
Apabila saudara ingin mengganti jawaban coretlah (=), kemudian berilah tanda silang pada jawaban yang lain sesuai dengan pendapat saudara
3.
Kesanggupan, keseriusan dan kejujuran saudara dalam pengisian angke ini sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Untuk itu semua pertanyaan dan pernyataan harap ditanggapi jangan sampai ada yang terlewat Semarang, Mei 2011 Peneliti
Eko Sumardi
Kuesioner penelitian Nama
:……………………………
Kelas
;……………………………
Jenis Kelamin : ………………………….. Pertanyaan 1.
Sebelum bersekolah di M. Ts ini apakah anda pernah mengaji di TPQ atau Madrasah diniyah? a. Pernah dan selalu
c. Tidak pernah sama sekali
b. Pernah tapi jarang 2.
Bisakah anda membaca Al Qur’an atau hadist? a. Bisa dan lancer
c. tidak bias sama sekali
b. Bias tapi sedang-sedang 3.
Bisakah anda menulis teks/tulisan berbahasa arab ? a. Bisa dan lancer
c. tidak lancar sama sekali
b. Bisa tapi sedang-sedang saja 4.
Atas kemauan siapa anda masuk MTs ? a. Sendiri
c. Orang tua/guru
b. Teman 5.
Bagaimanakah perasaan anda di MTs? a. Senang
c. biasa-biasa saja
b. Tidak senang 6.
Bagaimanakah minat anda terhadap pelajaran Qur’an hadist? a. Senang
c. Biasa-biasa saja
b. Tidak senang 7.
Apa pendapat anda tentang pelajaran Qur’an Hadist? a. Mudah
c. biasa
b. Sulit 8.
Apakah disekolahan anda sudah ada perpustakaan? a. Sudah ada dan terawatt dengan baik
c. belum ada
b. Sudah ada tetapi tidak terawat dengan baik
9.
Bagaianakah buku-buku qur’an hadist yang tersedia di perpustakaan? a. Lengkap
c. tidak ada sama sekali
b. Ada tapi sedikit 10.
Apakah anda mempunyai buku-buku cetak untuk pegangan pelajaran qur’an hadist? a. Punya dan lengkap
c. tidak punya sama sekali
b. Punya sebagian 11.
Apakah guru anda selalu hadir dan rajin mengajar? a. Rajin
c. kurang rajin
b. Cukup rajin 12.
Secara umum, Bagaimana pendapat kamu mengenai cara penyampaian yang digunakan oleh guru qur’an hadistmu? a. Mudah diterima
c. sulit diterima
b. Cukup 13.
Bagaimana sikap guru bahasa qur’an hadistmu pada waktu mengajar? a. Selalu mengikutsertakan murid secara aktif b. Kadang-kadang mengikut sertakan murid c. Tidak pernah sama sekali mengikut sertakan murid
14.
Sebelum mulai pelajaran, apakah guru anda selalu mengadakan pertanyaan baik mengenai pelajaran ayng telah dipelajari atau yang akan dipelajari? a. Sering
c. tidak pernah
b. Kadang-kadang 15.
Ketika menjelaskan atau menyampaikan materi apakah guru qur’an hadist anda menggunakan alat peraga/media? a.
menggunakan
c. tidak pernah
b. Kadang-kadang 16.
Apakah guru anda selalu memberikan pekerjaan rumah (PR)? a. Sering
c. tidak pernah
b. Kadang-kadang 17. Kapan guru anda memberikan ulangan/tes pelajaran qur’an hadist? a. Setiap selesai mengajar
c. sebulan sekali
b. Seminggu sekali 18. Bagaimanakah waktu yang tersedia untuk mata pelajaran qur’an hadist? a. Banyak/luas 19.
b. cukup
c. kurang
Pernahkah anda disuruh untuk menghafalkan ayat-ayat atau hadist oleh guru anda di mata pelajaran qur’an hadist? a. Pernah
20.
b. kadang
c. tidak pernah
Apakah anda sering disuruh untuk menghafalkan kosa kata dari ayat-ayat Alqur’an ataupun hadist? a. Sering
21.
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Pernahkah anda disuruh membaca teks hadist atau ayat-ayat al qur’an? a. Sering
23.
c. tidak pernah
Pernahkah anda disuruh untuk menuliskan Al qur’an atau hadist? a. Sering
22.
b. kadang-kadang
b. kadang-kadang c. tidak pernah
Pernahkah anda disuruh untuk mencari maksuda dari teks hadist atau ayatayat Al qur’an? a. Sering
24.
Pernahkah anda disuruh untuk mencari hukum tajwid? a. Sering
25.
b. Kadang-kadang c. tidak pernah
b. Kadang-kadang c. tidak pernah
Pernahkah anda disuruh untuk menerangkan hukum tajwidnya suatu ayat atau potongan suatu ayat? a. Sering
26.
b. Kadang-kadang c. tidak pernah
Ketika guru anda sedang menerangkan pelajaran,apa yang anda lakukan? a. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh b. Memperhatikan dengan sedang saja c. Berbicara dengan teman
27.
Apakah anda selalu bertanya kepada guru apabila ada materi pelajaran yang belum jelas? a. Ya dan sering b. ya tapi kadang-kadang c. berbicara dengan teman
28.
Apakah anda menambah /belajar membaca Al qur’an seperti di Madrasah diniyah atau TPQ ataupun privat dengan seseorang? a. Sering
29.
b. Kadang-kadang
c. tidak pernah
Faktor apakah yang mendorong anda mempelajari Al qur’an di dalam atau diluar pelajaran sekolah? a. Agar menguasai cara membaca Al qur’an b. Agar lulus ujian/tes c. Kewajiban setiap siswa
30.
Menurut anda faktor apa yang paling mendukung anda untuk mempelajari Al qur’an atau al hadist? a. Metode penyampaian guru yang tepat b. Seringya latihan membaca
31.
c. Mengetahui ilmu tajwid dan Banyaknya kosa kata bahasa arab yang dimiliki Menurut anda faktor apa yang menghambat anda dalam mempelajari Al qur’an? a. Metode penyampaian guru yang kurang tepat b. Kurangnya latihan membaca c. Terbatasnya pengetahuan dalam membaca alqur’an/bahasa arab
Panduan Wawancara 1. Kepada Bapak Kepala MTs Muhammadiyah 3 Kunduran Mengetahui : Penerimaan Siswa Baru, Asal Siswa. 2. Kepada Guru Bidang Studi Qur’an hadist Mengetahui ; Keaktifan, Pemahaman tentang metode pembelajaran, Metode yang digunakan, dan pelaksanaannya, kendala-kendala pembelajaran 3. Kepada Waka Kurikulum Mengetahui : Sejarah berdirinya M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran 4. Guru Mata Pelajaran umum Mengetahui : Penggunaan media yang ada sebagai pembanding dengan Mata Pelajaran qur’an hadist
Panduan Observasi 1. Letak geografis 2. Observasi kelas a. Kondisi kelas b. Langkah-langkah metode pembelajaran c. Interaksi guru dengan siswa 3. Lingkungan 4. Faslitas yang ada 5. Struktur Organisasi
Panduan Dokumentasi 1. Visi dan Misi M. Ts Muhammadiyah 3 Kunduran 2. KTSP M. Ts Muhammadiah termasuk di dalamnya kurikulum (mata pelajaran)
JADWAL KEGIATAN PENULISAN SKRIPSI No 1
Rencana Kegiatan Pembuatan Proposal
Rencana Pelaksanaan Awal Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011
2
Pencarian Data-data
Bulan Januari sampai bulan Mei (secukupnya)
3
Pelaporan
Minggu bulan ke 2 bulan juni
Ket
FORMAT WAWANCARA
No
1.
Pertanyaan Menurut saudara Tahun berapakah MTs ini berdiri ?
Jawaban Responden MTs Muhammadiyah ini berdiri tahun 1987.
MTs ini didirikan oleh Yayasan yang
2.
Siapakah yang mendirikan MTs ini?
dalam hal ini adalah Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kunduran. Tokoh – tokoh yang mendirikan MTs ini tergabung dalam Panitia Pendirian MTs
3.
Siapakah Tokoh Tokoh yang ikut mendirikan MTs ini?
Muhammadiyah
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah
diantaranya
adalah
Bapak H. Saman, bapak Bapak Sutrisno, Bapak H. Supono, Bapak Mastur, Bapak Ngastoyo dan Bapak Rabith, dari beliau – beliau ada yang sudah Meninggal.
Sejarah berdirinya MTs ini adalah kondisi masyarakat yang sangat membutuhkan pendidikan agama maupun pendidikan
4.
Bagaimana sejarah MTs ini didirikan?
umum,
disamping
Muhammadiyah
Pimpinan melalui
Cabang Majlis
Dikdasmennya mempunyai program untuk mendidrikan
sebuah
sekolah
atau
Madrasah terkait adanya wakaf dari Bapak H. Anam, beliau adalah saudagar
kaya di Kecamatan Kunduran. Dengan memohon ridlo Allah dan Sebagai amal bakti Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Alhamdulillah
dapatl
berdiri
Muhammadiyah 3 Kunduran, semoga
Kunduran, 30 Mei 2011 Pewawancara
Eko Sumardi Keterangan : 1. Narasumber : Wakil Kepala bidang kurikulum 2. Tempat : Kantor Guru 3. Hari/ Tanggal : Senin, 30 Mei 2011
MTs
FORMAT WAWANCARA No
Pertanyaan Apakah
1
anda
Jawaban Responden
mengecek
kehadiran Guru di MTs ini Ya setiap hari Apakah anda juga mengecek
2
Guru
terkait
pelajaran
dengan guru
jam yang
bersangkutan?
Ya, saya mengecek guru-guru terkait dengan tugasnya ketika mereka pas ada jam terutama ketika waktu istirahat selesai
Apakah anda membuat aturan 3
ketika Didik
Penerimaan Baru
Peserta dengan
Tidak, kami tidak menggunakan tes masuk
mengadakan tes mandiri? Dari mana saja Peserta Didik 4
Baru, dari SD saja atau dari MI?
Peserta Didik yang Baru, mereka berasal dari sekolah SD juga MI. Input anak sangat mempengaruhi dari pada proses pembelajaran, khususnya anak yang dari Sekolah umum atau SD di
Menurut anda apakah itu mempengaruhi 5
proses
pembelajaran terutama mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?
dalam mengikuti pembelajaran di sekolah ini mungkin agak kesulitan di mata pelajaran PAI, yang salah satunya adalah Qur’an hadist, hal itu dapat di tunjang dengan mereka bersekolah sore di TPQ atau di Madin. Guru-guru kami seperti Bu Alifah juga mempersilahkan anak-anak untuk belajar atau mengaji dirumahnya sebagai penunjang.
6
Apakah itu salah satu wujud Saya kira begitu.dari guru kami yang lain usaha sendiri dari Bu Siti juga mengikutsertakan anak-anak MTs
Mu’allifah?
yang putri untuk mengikuti pengajian Nasiayatul ‘Aisyiyah Bu Alif sendiri Ketua NA,Bu Cholissoh sekretarisnya.
Kunduran, 1 Juni 2011 Pewawancara
Eko Sumardi Keterangan : 1. Narasumber 2. Tempat 3. Hari/ Tanggal
: Kepala MTs Muhammadiyah 3 Kunduran : Ruang Kepala Madrasah : Senin, 30 Mei 2011
FORMAT WAWANCARA No
Pertanyaan Apakah
1.
kepala
Jawaban Responden
madrasah Ya, kadang beliau bertanya apakah tidak
mengecek kehadiran anda di masuk kuliah? Begitu kadang beliau Madrasah?
bertanya
Sebagai salah satu seorang guru mata pelajaran umum 2.
Keterampilan, kesenian dan Pendidikan kesehatan
Jasmani
dan
bagaimanakah
fasilitas di MTs ini?
Fasilitas disini cukup lumayan, saya kadang menggunakan Proyektor untuk menampilakn
yang
terkait
dengan
pelajaran saya, terutama jenis tari tarian, dan untuk Penjas saya sering mengajak untuk praktik disamping pembelajaran di kelas. Saya
menggunakan
ceramah
nanti
digabung dengan media audio visual seperti laptop milik saya ini
(sambil
menutupj laptop yang ada di depannya Sebagai pembanding Dalam penelitian
saya
yang
berhubungan dengan Metode Guru Qur’an Hadist dan erat 3.
kaitannya serta
prasarana
yang ada di MTs ini, Terkait dengan metode pembelajaran, apa saja metode yang anda gunakan?
dan memasukan ke tas yang ada di belakang
punggungnya
)
di
gabung
dengan subwoofer, atau proyektor yang menekankan gambar-gambar tentang taritarian,kemudian ada juga media – media yang lain ada organ, dan lain-lain, Selain itu saya juga memandu anak-anak untuk berdiskusi dengan panduan yang terus menerus selam proses karena menurut saya juga berkaitan dengan input masuk anak,
serta
tak
jarang
juga
saya
menekankan anak-anak untuk bertanya (menurut peneliti adalah metode Tanya jawab), bahkan saya bilang dihadapan
anak-anak
untuk
bertanya,
carilah
pertanyaan yang kira-kira saya tidak bisa menjawab, maka saya akan berusaha untuk mencarikan jawaban buat kalian.
Kunduran, 4 Juni 2011 Pewawancara
Eko Sumardi Keterangan : 1. Narasumber 2. Tempat 3. Hari/ Tanggal
: Guru Mapel Umum : Ruang Guru : Senin, 4 Juni 2011
FORMAT WAWANCARA No 1
2
3
Pertanyaan
Jawaban Responden
Apakah anda Selalu hadir Ya, apabila tidak ada halangan yang dalam Pelajaran anda ? Apakah
anda
berarti
menaati
perintah atasan anda
Ya menaatinya sepanjang semampu saya dan sepanjang tidak dalam mendurhakai Allah SWT.
Menurut saudara apakah itu metode?
Metode adalah cara atau jalan yang dilalui ketika kita mengiginkan sesuatu atau tujuan. Metode pembelajaran adalah cara atau jalan agar anak-anak itu
4
Menurut
saudara
apakah
metode pembelajaran?
belajar. Baik
belajar sendiri, berkelompok dan saya sebagai fasilitasnya agar anak-anak dapat mengetahui dari materi-materi yang sudah di atur dari Kementrian Agama yaitu lewat SK dan KD. Karena
Dari keterangan anda tadi 5
mengenai metode, menurut anda apa saja metode itu?
setiap
anak
itu
berbeda
kemampuan dan cara belajarnya, maka ada
beberapa
metode
yaitu
metode
ceramah, diskusi, ada demonstrasi, Tanya jawab,membaca, menulis, menghafal dan cerita.
6
Menurut 7
Ada lagi Yaitu yang sekarang lagi ngetop
Apakah ada lagi?
metode
anda yang
di buku Paikem karangan pak Ismail. apa anda
saja pakai Saya memakai beberapa metode ceramah,
dalam pembelajaran qur’an hafalan, membaca, menulis, dan diskusi. hadist? Bagimanakah
penerapan Penerapan metode ceramah yang saya
metode 8
itu
dalam lakukan
pembelajaran anda?
adalah
saya
menyampaikan/menerangkan kepada anak didik tentang materi ini, saya sering menggunakan metode ini karena pelajaran qur’an hadist adalah pelajaran yang banyak
menerangkan
dan
mengulas
dengan sebenar-benarnya, selama ini seperti materi
tajwid yang ada di
semester satu dan dua, juga penerapan surat-surat pendek yang ada didalamnya harus membaca terlebih dahulu dan diterangkan baru kemudian anak-anak. Saya juga pernah dengan menggunakan proyektor karena saya punya File tentang Tajwid
dan
perdengarkan
juga
kadang
saya
kepada
mereka
qiroat
surat-surat pendek, saya punya filenya di laptop saya. Tapi penggunaan seperti itu juga agak ribet lebih mudah dengan alat bundar tajwid atau langsung saja saya menuliskannya di papan tulis kemudaian saya terangkan bacaanya dan dibaca bersama-sama. Metode ini saya terapkan ketika saya telah menyelesaikan suatu materi, contoh di
9
Kemudian bagaimana metode hafalan diterapkan?
semester kedua ada Surat al Humazah maka di akhir pembelajaran anak-anak saya tekankan unutk menghafalkannya yang suatu saat akan saya jadikan nilai tugas.
10
Apakah juga termasuk kosa kata dari surat-surat tersebut?
Saya tidak mengharuskan kosa katanya tetapi suatu rangkaian kalimat/perayat dan seluruh ayat dalam surat tersebut. Hadist
juga
saya
suruh
untuk
menghafalkannya, coba saja lihat SK/KD dalam buku Cetak dari Mediatama (sambil membuka halaman 5 romawai) disitu tertulis untuk dihafal. Sedangkan suratsurat anak-anak lumayan sudah banyak 9
Juga termasuk hadist?
yang hafal. Sebetulnya metode menghafal erat kaitannya dengan menulis dan juga membaca, karena kan urutannya menulis kemudian dibaca baru dihafalkan atau bias juga dibaca dahulu kemudaian ditulis baru
dihafalkan.begitu
(sambil
tersenyum) Ya kalo menulis itu adalah saya menyuruh anak untuk menyalin atau menulis di buku masing-masing
tentang
ayat
ataupun
hadist. Untuk metode membaca saya terapkan ada yang membaca sendiri juga Terkait 11
menulis,
dengan membaca
diskusi bagaiman?
metode dan
ada yang klasikal, membaca klasikal ini lebih cenderug kalo boleh saya katakana seperti membaca keras (reading aloud) dengan bacaan yang sama kemudian dibaca bersama-sama. Membaca keras ini saya terapkan dan salah satunya saya mengetahui jika ada siswa yang diam karena tidak bisa maka dia akan belajar dari yang teman laen yang membaca itu.
Itupun saya suruh mereka untukmembaca berulang-ulang. Metode diskusi kadang saya terapkan kalo materinya
menuntut
untuk
mecari
kandungan di suatu ayat atau hadist, kadang saya terapkan metode ini dengan cara anak semeja (karena meja panjang untuk dua anak) atau teman dua meja jadi satu kelompok kadang sebanyak empat orang. Apakah anda menggunakan Saya sering mengkombinasikan contohnya 12
satu metode dalam satu kali metode membaca dan menulis, atau pertemuan?
ceramah dengan membaca. Saya kira sesuai, SK dan KD yang dijadikan acuan saya mengajar itukan yang dijadikan dirangkum dengan SK KD
13
Apakah
metode
tersebut
kelas VII, IX untuk tujuan Pembelajaran
sesuai
dengan
tujuan
secara umum yang dijadikan tujuan
Pembelajaran qur’an hadist
secara
Permenag No. 2 Tahun 2008?
Madrasah secara Nasional . Pendek kata
menyeluruh
pembelajaran
di
khususnya yang untuk kelas VIII menurut saya sesuai..
Menurut saya penggunaan metode yang Menurut 13.
efektifitas
anda
bagaimana pembelajaran
dilihat dari metode yang anda gunakan?
sesuai dengan materi saat pembelajaran adalah efektif, selain itu juga perlu diperhatikan kemampuan input siswa karena bagaimanapun pembelajaran itu juga memperhatikan faktor dari siswa yaitu
kemampuan
anak,
karena
kemampuan anak itu berbeda antara yang satu dengan yang lain Menurut
saya
faktor
pendukungnya
adalah Guru yang menguasai materi serta penyampaiannya, Menurut anda faktor apakah pendukung dan penghambat 14.
pelaksanaan
pembelajaran
qur’an hadist di kelas VIII MTs ini?
keramaian,
letak
Suasana
jauh
yang
dari
kondusif,
faktor anak yang dari MI atau yang ikut privat Ngaji di rumah atau di TPQ dan lagi kebiasaan tadarus dan membaca juz ‘amma
di
pagi
hari
mendukung
pembelajaran qur’an hadist . sedangkan penghambatnya adalah kemapuan yang berbeda-beda, buku penunjang belum cukup banyak, fasilitas sekolah terbatas
Kunduran, 4 Juni 2011 Pewawancara
Eko Sumardi Keterangan : 1. Narasumber 2. Tempat 3. Hari/ Tanggal
: Guru Qur’an hadist, Ibu Siti mu’allifah, S.Ag : Di rumah dilanjutkan di Ruang Guru : Jum’at-sabtu,3- 4 Juni 2011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Eko Sumardi
NIM
: 093111240
TTL
: Magelang, 27 Mei 1986
Fakultas/jurusan
: Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alamat Rumah
: Desa Gagaan, RT.04 RW.01 Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora
Riwayat Pendidikan 1. SD N 012 Batu Ampar
Lulus Tahun 1998
2. SMP Hutani Lestari
Lulus Tahun 2001
3. SMA Muhammadiyah 1 Blora
Lulus Tahun 2004
5.
Lulus Tahun 2011
IAIN Walisongo
Semarang, 15 Juni 2011
Eko Sumardi NIM : 093111240