BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan ini dilakukan tehadap sejumlah siswa dalam satu kelas. Penelitian tindakan bertujuan untuk memberikan kontribusi langsung pada problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada tujuan-tujuan ilmu sosial dengan turut berkolaborasi (bersama masyarakat, penj.) dalam kerangka etis yang dipelajari, tujuannya untuk mencapai peningkatan hasil dari kegiatan pembelajaran ke arah yang lebih baik. Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) : Penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk penyelidikan refleksi-diri yang dilaksanakan oleh para partisipan dalam situasisitusi sosial (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dalam (a) praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka sendiri, (b) pemahaman mereka tentang praktik ini, dan (c) situasi-situsi yang melingkupi praktik-prkti tersebut. Penelitian ini akan benar-benar memberdayakan jika oleh para partisipan secara kolaboratif, meskipun ia juga tak jarang dilaksanakan oleh individu-individu, dan terkadang bekerjasama dengan orang luar. Dalam pendidikan, penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha pengembangan kurikulum berbasis sekolah, pengembangan profesional, progam-program pengembangan sekolah, pengembangan kebijakan da perencanaan (Miftahul Huda, 2015:5).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil dan pemahaman siswa dengan menerapkan model pembelajaran generatif dalam pembelajaran PPMO. Penelitian ini dilakukan secara partisipatif, artinya
47
peneliti dengan dibantu rekan secara langsung terlibat dalam penelitian yang bertindak sevagai observer (pengamat) dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart. Adapun model penelitian tindakan kelas yang bersifat spriral tersebut digambarkan dengan jelas oleh Hopkins (1985) sebagai berikut: Plan
Keterangan : 1. Planning
Reflective
Action/ observation
(perencanaan) 2.
Action (pelaksanaan tindakan)
3.
Revised Plan
Observation Reflective
(pengamatan) 4.
Action/ observation
Reflective (refleksi)
Revised Plan
Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh Hopkins (Sumber: Masnur Muslich, 2013:43)
48
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait (Miftahul Huda, 2015:48). Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut : 1. Rancangan Penelitian Siklus Pertama a. Perencanaan (planning) Adapun kegiatan perencanaan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1) Menyusun peta kompetensi keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dipadukan berdasarkan tema. 2) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan model Pembelajaran Generatif. Silabus dan RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. 3) Menyusun dan mempersiapkan instrumen tes untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan. 4) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan
terhadap
keterlaksanaan
pembelajaran
menggunakan model Pembelajaran Generatif.
49
dengan
5) Menyususn angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model Pembelajaran Generatif pada pembelajaran PPMO. b. Tindakan (action) Pada tahap ini, setelah dilakukan perencanaan secara memadai dan penyusunan perangkat yang akan digunakan, selanjutnya dilaksanakan tindakan dengan penerapan model Pembelajaran Generatif pada pembelajaran PPMO. Pada tahap tindakan ini guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan oleh peneliti sebelumnya, yaitu Pembelajaran Generatif pada pembelajaran PPMO. c. Pengamatan (observation) Observasi dilakukan dengan menggunakan model observasi terstruktur. Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat. Adapun observasinya ditunjukan kepada : 1) Guru dalam proses pembelajaran, mulai dari pembukaan, kegiatan inti sampai dengan penutup. 2) Siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dilihat sejauh mana
aktivitas
belajar
Pembelajaran Generatif. 50
siswa
saat
menggunakan
metode
Pada proses ini peneliti harus mengundang orang lain sebagai pendamping peneliti atau observer dan menilai keterlaksanaan dari pembelajaran tersebut. d. Refleksi (reflection) Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian pembelajaran dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Pada dasarnya pada tahap ini peneliti mengevaluasi keberhasil dari model pembelajaran yang dipakai kemudian mengidentifikasi beberapa masalah yng nantinya dijadikan dasar untuk membuat rencana tindakan baru atau siklus selanjutnya (Miftahul Huda, 2015:48). 2. Rancangan Penelitian Siklus Kedua Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Selain itu juga pada tahap ini terdapat perbaikan tindakan dan mengganti beberapa tindakan yang gagal dengan tindakan baru yang relevan. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus pertama yaitu diawali dengan rencana baru ( Revise plan), dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).
51
Jika dievaluasi pada akhir siklus kedua tidak terjadi peningkatan dilaksanakan siklus ke ketiga yang tahap-tahapnya seperti pada tahap siklus pertama dan kedua. Tetapi siklus ketiga, keempat dan seterusnya tidak diperlukan jika telah terjadi adanya indikasi peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model Pembelajaran Generatif pada pembelajaran PPMO yang ditunjukkan dengan gain score dan nilai posttest lebih tinggi dibandingkan nilai pretest dengan perolehan persentase jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70% sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian. B. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 61). Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI SM SMK PIRI Sleman tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah populasi kelas XI SM SMK PIRI Sleman tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah dua kelas dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2015:62). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling, dimana pengambilan anggota sampel di dalam populasi dilakukan secara acak tanpa 52
memperhatikn strata yang ada dalam populasi tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SM B SMK PIRI Sleman Yogyakarta yang berjumlah 18 siswa. Berdasarkan fakta yang diulas pada latar belakang menunjukkan bahwa pemahaman serta hasil belajar siswa kelas XI SM B SMK PIRI masih kurang . Hal ini yang mendasari peneliti memilih kelas XI SM B sebagai subjek penelitian. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK PIRI Sleman Yogyakarta berlokasi di Jalan Kaliurang Km. 7,8 Yogyakarta, DIY. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI SM B semester gasal Tahun Pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama bulan November 2015. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah anggota dalam populasi, daftar nama, dan nilai ulangan mata pelajaran PPMO. Data ini digunakan untuk analisis tahap awal. 2. Metode Observasi Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tesusun dari berbagai 53
proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2008:145). Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Proses observasi menggunakan observasi terstruktur dimana observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati kapan dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2008:146). Observasi bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran PPMO dengan menggunakan model pembelajaran Generatif dan keterampilan kerjasama siswa yang tampak pada saat pembelajaran berlangsung. 3. Metode Tes Tertulis Menurut Suharsimi (2010:266) metode tes merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar PPMO siswa pada ranah kognitif. Perangkat tes yang digunakan adalah soal-soal posttest yang disusun berdasarkan indikator-indikator materi. Tes tertulis merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi hasil belajar. Tes dilaksanakan pada awal (pretest) dan akhir pembelajaran (posttest) dari setiap siklus dengan memberikan soal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi yang dipelajari. 4. Metode Angket Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:142). Metode 54
ini digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran PPMO menggunakan model pembelajaran generatif di akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini dengan teknik angket diharapkan dapat memperoleh
informasi
mengenai
respon
siswa
terhadap
model
Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2010:175). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Lembar Observasi a. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran Generatif Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti keterlaksanaan RPP dan keterlaksanaan rencana tindakan berdasarkan aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. Adapun kisi-kisi lembar observasi ini disajikan dalam Tabel 2.
55
Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Generatif No
Langkah Pembelajaran
1.
Tahap Eksplorasi
2.
Tahap Pemfokusan
3.
Tahap Tantangan
4.
Tahap Penerapan
5.
Evaluasi
Penjabaran langkah pembelajaran yang dapat diobservasi - Pemberian stimulus berupa aktivitas yang dapat menunjukkan data dan fakta terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari - guru mengajak nendiskusikan masalah yang diberikan. - Penyampaian tema dan tujuan pembelajaran - Pembagian siswa ke dalam kelompok kecil dua sampai empat siswa - Pengarahan kepada siswa untuk setiap kelompok menyelesaikan tugas-tugas - Pembagian LKS kepada masingmasing kelompok - Pengarahan kepada siswa untuk setiap kelompok mempresentasikan temuannya melalui diskusi kelas - memfasilitasi dan sebagai mediator jalannya diskusi - Meminta masing-masing kelompok memecahkan masalah dengan konsep baru atau benar. - Menyimpulkan materi pembelajaran - Menilai kembali kerangka berpikir siswa - Pemberian posttest
56
2. Lembar Angket a. Lembar Angket Respon Siswa Lembar angket respon ini digunakan untuk memperoleh data respon siswa terhadap penerapan model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO. Penskoran angket dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skor 1-4. Adapun kisi-kisi angket respon siswa disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kisi-kisi Angket Respon Siswa Indikator
Nomor
Tujuan pembelajaran diungkapkan dengan jelas Proses kerja motor yang dipelajari berkaitan dengan benda/fenomena sekitar Pembelajaran menarik dan menyenangkan Pembelajaran melibatkan semua faktor yang mempengaruhi KBM Pembelajaran melatih mengaitkan pengetahuan yang diperoleh Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih mudah memahami materi Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih mudah mengingat suatu konsep pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan rasa ingin tahu Pelaksanaan pembelajaran sesuai untuk materi yang sedang berlangsung Pelaksanaan pembelajaran perlu diaplikasikan untuk materi yang lain Pelaksanaan pembelajaran membuat bersemangat dalam belajar PPMO Pelaksanaan pembelajaran mempermudah belajar di luar kelas Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan kerjasama dengan teman Pelaksanaan pembelajaran membuat tertarik untuk memperdalam pelajaran PPMO Sepeda Motor Pelaksanaan pembelajaran mempermudah dalam menganalisis dan menarik kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berguna Pelaksanaan pembelajaran mempermudah dalam mengerjakan soal Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih berani bertanya Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih berani mengkomunikasikan masalah Refleksi yang diberikan membantu saat belajar di luar kelas
1 2
57
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3. Soal Pretest dan Posttest Menurut Suharsimi (2010: 266) metode tes merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Soal Pretest dan Posttest yang dimaksud adalah tes evaluasi yang diberikan apabila sebelum dan sesudah materi pembelajaran. Tes evaluasi digunakan untuk mengukur penguasaan dan kemampuan para siswa sebelum dan setelah menerima proses pembelajaran dengan model Pembelajaran Generatif. Tes disusun berdasarkan indikator yang hendak dicapai pada setiap proses pembelajaran. Soal pretest sama dengan posttest, akan tetapi urutan nomor pada soal pretest dan posttest berbeda, hal ini dilakukan untuk dapat melihat perkembangan pemahaman siswa yang dilihat dari peningkatan nilai dan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan. Adapun kisi-kisi instrumen tes (pretest) disajikan dalam Tabel 4, 5, 6 dan 7.
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Pilihan Ganda
Materi
Indikator
3.9.1 Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan.
Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2)
No. Soal Bentuk Soal Pretest
menafsirkan (interpreting)
Posttest
1
5
2
8
memberikan contoh (exemplifying)
3
1
menarik inferensi (infering)
4
7
mengklasifikasikan (classifying)
58
Pilihan ganda
4.9.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul kepala silider
mengklasifikasikan (classifying)
5
6
mengklasifikasikan (classifying)
6
4
menarik inferensi (infering)
7
2
menafsirkan (interpreting)
8
3
menjelaskan (explaning)
9
10
mengklasifikasikan (classifying)
10
9
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Uraian
Indikator
Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2)
No. Soal Bentuk Soal Pretest
3.9.1
kepala silinder”
“Cara kerja dan overhaul
Materi
Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan. 4.9.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul kepala silider
Posttest
1
2
2
1
menjelaskan (explaning) Uraian
menafsirkan (interpreting)
Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus 2 Pilihan Ganda
Materi
Indikator
3.10.1 Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan.
4.10.1
Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2)
No. Soal Bentuk Soal Pretest
menafsirkan (interpreting)
Posttest
1
5
2
8
3
1
menarik inferensi (infering)
4
7
mengklasifikasikan (classifying)
5
6
mengklasifikasikan (classifying)
6
4
mengklasifikasikan (classifying) memberikan contoh (exemplifying)
59
Pilihan ganda
Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul blok sepeda motor.
menarik inferensi (infering)
7
2
menafsirkan (interpreting)
8
3
menjelaskan (explaning)
9
10
mengklasifikasikan (classifying)
10
9
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus 2 Uraian
Indikator
No. Soal Bentuk Soal Pretest
3.10.1
blok sepeda motor”
“Cara kerja dan overhaul
Materi
Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2)
Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan. 4.10.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul blok sepeda motor.
Posttest
1
2
2
1
menjelaskan (explaning) Uraian
menjelaskan (explaning)
F. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil angket, dan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatan- hambatan yang terjadi selama pembelajaran. Analisis data dilakukan sejak data diperoleh dari hasil observasi. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Data atau informasi hasil penelitian dari setiap instrumen penelitian dilakukan analisis sebagai berikut:
60
1. Lembar Observasi a. Analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran PPMO dengan model Pembelajaran Generatif Pembelajaran PPMO dengan model Pembelajaran Generatif dinilai sebagai keterlaksanaannya yaitu terlaksana atau tidak terlaksana dari setiap butir dalam kisi-kisi lembar observasi. Skor penilaian 0 untuk tidak terlaksana dan 1 untuk terlaksana. Data kuantitatif dari instrumen ini akan dianalisis dengan rumus sebagai berikut: 𝑓
𝑃 = 𝑁 × 100% … … … … … … … … . (1) Keterangan: P = nilai yang dinyatakan dalam persentase f = frekuensi yang akan dicari persentasenya N = jumlah frekuensi Selanjutnya, data kuantitatif ini akan ditafsirkan untuk mengetahui kategori persentase keterlaksanaan pembelajaran PPMO dengan model pembelajaran Generatif yaitu dengan menggunakan kriteria interpretasi seperti yang disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kategori Keterlaksanaan Model (%) 0,00-24,9 25,0-37,5 37,6-62,5 62,6-87,5 87,6-100
61
Interpretasi Sangat kurang Kurang Sedang Baik Sangat baik
2. Lembar Angket Respon Siswa Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran PPMO dengan model pembelajaran generatif yang diungkap dengan kuesioner. Hasil jawaban angket dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat dan nilai persetujuan angket. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat 1 sampai dengan 4, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif sebagai berikut: a.
“Sangat setuju” menunjukkan gradasi paling tinggi, kondisi tersebut diberi nilai 4.
b.
“Setuju”, menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan dengan kata “Sangat”, kondisi tersebut diberi nilai 3.
c.
“Tidak Setuju” yang berada di bawah “Setuju”, diberi nilai 2.
d.
“Sangat Tidak Setuju” yang berada di gradasi paling bawah diberi nilai 1. Hasil angket siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui nilai yang
diperoleh tiap pernyataan. Nilai yang diperoleh dapat dikategorikan pada Tabel 9. Tabel 9. Kategori Rata-rata Nilai Tiap Pernyataan No
Rentang Skor
Interpretasi
1.
x ≥ 60
Sangat positif
2.
60 > x ≥ 50
Positif
3.
50 > x ≥ 40
Negatif
4.
x < 40
Sangat negatif 62
3. Soal Tes Tertulis (pretest-posttest) a. Tes Pilihan Ganda Data kuantitatif hasil pretest dan posttest dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa. Penilaian untuk setiap jawaban pertanyaan yang benar diberi skor 1 dan jawaban pertanyaan yang salah diberi skor 0. Penilaian hasil skor pretest dan posttest pemahaman konsep siswa, kemudian dianalisis dengan rumus sebagai berikut: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = Selanjutnya,
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
untuk
mengukur
ketuntasan
belajar
klasikal
menggunakan rumus sebagai berikut: %𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 70 × 100% 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Selain itu, data hasil pretest dan posttest yang diperoleh pada setiap siklus juga dicari gain score. Gain score digunakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep siswa. Data yang digunakan adalah nilai pretest dan posttest. Gain score yang dihitung berupa gain ternormalisasi yang diperoleh dengan menggunakan rumus menurut Hake (2007: 8-9): 𝐺=
(𝑇2 − 𝑇1 ) (𝐼𝑠 − 𝑇1 )
Keterangan: T1
= nilai pretest
T2
= nilai posttest 63
Is
= skor maksimal pretest atau postest Tinggi rendahnya hasil analisis skor gain yang diperoleh, kemudian
dapat diinterpretasikan sebagaimana yang diungkapkan Hake (2007: 6), yang disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Interpretasi Gain score Ternormalisasi Nilai Gain Ternormalisasi
Interpretasi
g ≥ 0,7
Tinggi
0,7 > g ≥ 0,3
Sedang
< 0,3
Rendah
b. Tes Uraian Tes uraian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menjawab tes uraian dan kemampuan menganalisa dan berpikir. Terdapat dua soal dalam tes uraian ini dengan masing-masing soal mempunyai bobot nilai sebesar 50, penilaian untuk setiap jawaban pertanyaan yang benar dan lengkap diberi nilai 1 sedangkan untuk jawaban pertanyaan yang benar tetapi kurang lengkap akan diberi nilai 0,5 dan apabila jawaban pertanyaan sama sekali tidak sesuai maka akan diberi nilai 0. Setelah diperoleh data nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dianalisis dengan rumus berikut :
%𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Selanjunya untuk mengetahui rata-rata nilai siswa secara keseluruhan menggunakan rumus sebagai berikut : 64
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 (%) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Setelah diketahui besarnya persentase rerata nilai siswa maka dapat diinterpretasikan dalam tabel pencapaian hasil belajar dengan skala tiga, skala lima, ataupun skala sembilan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan interpretasi dengan skala tiga seperti tabel 11: Tabel 11. Kriteria Pencapaian Siswa untuk Aspek Pemahaman Siswa Rerata Nilai Siswa (%) Interpretasi 75-100 Tinggi 50-74 Sedang 0-49 Rendah (Suharsimi Arikunto, 2010 : 24)
65