PRINSIP DAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN ORIENTASI BAGI TUNANETRA Irham Hosni Dosen Jurusan PLB Direktur Puslatnas OM PLB UPI
DISAMPAIKAN PADA DIKLAT PROGRAM KHUSUS ORIENTAS DAN MOBILITAS Hotel BMI Lembang, 12 – 19 Maret 2010 BPPTKPLB DINAS PENDIDIKAN JAWA BARAT
TUNANETRA BUTA TOTAL yaitu tidak memiliki persepsi cahaya (tidak bisa membedakan terang dan gelap. POPULASINYA 10%
PUNYA SISA dari bisa membedakan terang dan gelap sampai bisa membaca huruf cetak standar. POPULASINYA 90% Pada saat ini disebut Low Vision, Lebih 50% bisa baca tulis awas.
TUNANETRA BUTA TOTAL yaitu tidak memiliki persepsi cahaya (tidak bisa membedakan terang dan gelap. POPULASINYA 10%
PUNYA SISA dari bisa membedakan terang dan gelap sampai bisa membaca huruf cetak standar. POPULASINYA 90% Pada saat ini disebut Low Vision, Lebih 50% bisa baca tulis awas.
KATAGORI TUNANETRA berdasarkan WHO dan DIFINISI KERJA KATAGORI SETELAH KOREKSI
0 1 2
3 4 5
WHO DIFINISI
DIFINISI KERJA
6/6-6/18 NORMAL NORMAL <6/18V.I. LV 6/60 <6/60VI BERAT LV 3/60 BUTA <3/60LV 1/60 BUTA <1/60-PL BUTA LV NPL TOTAL BUTA TOTAL
A. PENGELOMPOKAN TUNANETRA
Mereka mampu membaca cetakan standart. Mampu membaca cetakan standart dengan menggunakan kaca pembesar. Mampu membaca cetakan besar (ukuran Huruf No. 18). Mampu membaca cetakan kombinasi cetakan regular dan cetakan besar. Membaca cetakan besar dengan menggunakan kaca pembesar. Menggunakan Braille tapi masih bisa melihat cahaya (sangat berguna untuk mobilitas). Menggunakan Braille tetapi tidak punya persepsi cahaya.
Keterbatasan & Kebutuhan Pembelajaran Tunanetra 1. Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru. 2. Keterbatasan dalam berinteraksi dengan lingkungan 3. Keterbatasan dalam mobilitas. Pembelajaran: • Kebutuhan akan pengalaman kongkrit. • Kebutuhan akan pengalaman memadukan • Kebutuhan akan berbuat dan bekerja dalam belajar.
Untuk dapat akses kesemua bidang kehidupan
Tunanetra membutuhkan keterampilan 1. Keterampilan Komunikasi (lisan, tulisan, isyara) 2. Keterampilan sosial yang didalamnya ada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (ADL) 3. Orientasi dan Mobilitas
PROSES Layanan bagi Tunanetra
PRIBADI DAN SOSIAL
Keterampilan mempertahankan hidup di masyarakat
Keterampilan memelihara diri
Keterampilan untuk mampu Berhubungan antar pribadi
Keterampilan yang berhubungan dengan kerja
MANDIRI ADAPTASI
Membangun Personal dan Sosial Keterampilan mempertahankan Keterampilan hidup memelihara diri di masyarakat
Keterampilan untuk mampu Berhubungan antar pribadi
Keterampilan yang berhubungan dengan kerja
MANDIRI ADAPTASI
APA YANG AKAN DIBANGUN & DITUJU DALAM LAYANAN BAGI tunanetra YANG DIBANGUN: Personal dan sosial tunanetra
YANG DITUJU: Kemandirian dan adaptasi anak tunanetra
KEMANDIRIAN DAN ADAPTASI Kemandirian
1. 2. 3. 4. 5.
Pengetahuan dan keterampilan Aktifitas yang mendorong kemandirian: Menjaga kesehatan Kestabilan psychologis Pemahaman lingkungan Gerakan fisik komunikasi
Adaptasi
Keluar dan Kontak dengan lingkungan sosialnya
Mampu Berkenalan dan berteman, berkomunikasi, bertanggungjawab, bergerak MANDIRI atau bersama orang lain
Mengembangkan personal dan sosial seorang anak internal
external
O – 4 th
4 – 11 th
Drill
Teach Independent Cognitive exploration
Penuh mantuan
11 – dewasa awal Dewasa matang
Guide Dependent Interpersonal anxiety
Co - operation Autonomy
PERSONAL yang berkePRIBADIan terbangun OLEH: P = f(H.E.T) Personality (P) Heredity (H) Environment (E) Time (T)
Disiplin
keberhasilan
Disiplin bisa dibentuk melalui: 1. Pembiasaan 2. Hukuman
Hukuman hanya diberikan kepada mereka yang
tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya, bukan kepada yang tidak bisa.
PENGEMBANGAN ORIENTASI
ORIENTASI MERUPAKAN PROSES
PENGGUNAAN INDRA YANG MASIH BERFUNGSI DALAM MENETAPKAN POSISI DIRI HUBUNGANNYA DENGAN OBJEK YANG ADA DILINGKUNGAN.
DALAM ORIENTASI ADA 1.
2.
3.
PROSES PENGGUNAAN INDRA YANG MASIH BERFUNGSI PENETAPAN POSISI DIRI MENGHUBUNGKAN DENGAN OBJEK SEKITAR
Indera Merupakan perlengkapan fisik yang berfungsi untuk menyalurkan dan menyampaikan rangsangan atau stimulus dari luar fisik ke otak.
STIMULUS Bisa rangsangan taktual, rangsangan visual atau yang tampak, rangsangan pendengaran yang berbentuk suara, rangsangan penciuman dan atau rangsangan pengecap.
Orientasi dan Mobilitas
Penentu berhasilnya Tunanetra mengimplimentasikan keterampilan Komunikasi dan Keterampilan Sosial Bagian yang takterpisahkan (integral) dari program pendidikan dan rehabilitasi tunanetra.
Pengertian Orientasi dan Mobilitas
Kemampuan, kesiapan dan Mudahnya bergerak dari suatu posisi/tempat ke posisi/tempat yang diinginkan dengan
baik, efektif efisienaman dan selamat tanpa banyak meminta bantuan orang lain.
Orientasi Merupakan Aktivitasnya yang menanyakan tiga hal:
1. Dimana Saya 2. Dimana tujuan Saya 3. Bagaimana sampai kesana
Indra yang masih berfungsi memegang peranan penting. Dalam OM, sebagian besar waktu digunakan belajar orientasi.
ORIENTASI Orientasi Berhubungan dengan
mental, makin banyak masalah dalam mental seseorang maka makin kacau daya orientasinya.
PROSES KOGNITIF PERCEPTION
EXECUTION
PLAN
SELECTION ANALYSIS
KOMPONEN ORIETASI UNTUK DAPAT TRAMPIL BERORIENTASI MAKA TUNANETRA HARUS MENGUASAI KOMPONEN ORIENTASI YANG MELIPUTI: 1. LANDMARK(CIRI MEDAN) 2. CLUES (TANDA-TANDA) 3. NUMBERING SYSTEM (SISTEM PENOMERAN)
KOMPONEN ORIETASI 4. MEASUREMENT (PENGUKURAN) 5. C0MPASS DIRECTION (ARAH MATA ANGIN) 6. SELF FAMILIARIZATION (TEHNIK MENGAKRAPKAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN.
1. PENGERTIAN LANDMARK ATAU CIRI MEDAN Landmark merupakan ciri khas dari
suatu medan atau tempat yang berupa objek, benda atau rangsangan indra (suara, bau-bauan, temperatur atau tanda-tanda taktual) yang permanen, konstan, sudah dikenal, mudah ditemukan dilingkungan dan tempat tersebut.
PRINSIP LANDMARK
Landmark yang dipilih harus: KONSTAN ATAU PERMANEN; Objek yang dijadikan landmark selaluada ditempatnya, tidak bisa pindah atau dipindahkan. Memiliki ciri khas yang mampu membedakan suatu objek atau tempat dengan objek dan tempat lain. Sudah dikenal Tempatnya Mudah ditemukan
1.
2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
PRASYARAT MENGUASAI LANDMAK Memilikiingatan pengindraan yang kuat Memahami konsep posisi yang relatif Kesadaran hubungan ruang Konsep permanen dan konstan Kesadaran jarak Lokalisasi suara Penggunaan petunjuk mata angin Mampu menjelaskan dengan pola sistimatis Mampu mengidentifikasi ciri khas lendmak
KEGUNAAN KHUSUS LANDMARK 1. 2. 3. 4. 5.
6.
Menetapkan & memperoleh Orientasi arah Dapat dijadikan point of reference Menetapkan dan memperoleh hubungan arah Menemukan & mengetahui letak tujuan Mengorientasi dan reorientasi diri dlm suatu daerah. Memperoleh informasi tentang kesamaan daerah.
Teknik MENETAPKAN LANDMARK 1. 2. 3.
4. 5. 6.
7.
Temukan dan perhatikan lokasinya Tentukan namanya Yakinkan bahwa permanen Cari karakteristiknya yang dikenal Temukan arahnya Temukan hubungan jarak dan arahnya dg objek lain Gunakan ingatan kinestetik.
2. PENGERTIAN CLUE (PETUNJUK) Suatu rangsangan auditoris, taktual, penciuman/bau, temperatur, kinesteti dan visual yang mengenai indera dan segera dapat diubah menjadi petunjuk untuk menetapkan suatu posisi atau suatu garis arah.
PRINSIP CLUE 1. 2.
3.
Dapat bersifat dinamis atau tetap Dapat digunakan secara fungsional bila clue tersebut sudah dikenal Setiap rangsangan yang diterima indra tidak memiliki nilai petunjuk yang sama, bisa dominan berfungsi sebagai petunjuk, ada yang kurang berfungsi sebagai petunjuk dan ada yang sama sekali tidak berfungsi sebagai petunjuk.
MENGUASAI CLUE DIBUTUHKAN 1. Indra yang berfungsi baik 2. Kesadaran sensoris 3. Mengenal rangsangan
KEGUNAAN KHUSUS DARI CLUE 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7.
8.
Menemukan arah Menentukan posisi diri dalam lingkungan Memperoleh Orientasi diri Menentukan line of direction Dapat memproyeksi lingkungan yang akan dimasuki Menemukan tujuan Reorientasi diri di lingkungan Mendapatkan informasi ttg lingkunangan
Teknik menentukan & menggunakan clue Teliti relevansinya dega orientasi 2. Informasi apa yg dapat diberikan Clue 3. Mengenali sumber clue 4. Asosiasikan dengan pengalaman masa lalu anak 5. Tahu hubungan sumber clue dengan diri dan tujuan 6. Sadar akan adanya stimulus yang tidak ketemu atau hilang karena terhalang 7. Tahu clue yang mungkin ada dlm suatu lingkungan 1.
Cara mengajarkan 1. 2.
Melalui permainan dan perlombaab Mengembangkan pertanyaan yang merangsang anak untuk mencari jawabannya.
3. Pengertian Sistem Penomeran 1. Sistem merupakan sesuatu yang saling
terkait dan saling mempengaruhi diantara komponennya. 2. Sistem penomeran adalah pola pengaturan susunan nomer dan urutan ruang 3. Berlaku di dalam ruang dan diluar ruang
Prinsip sistem penomeran 1. 2.
3. 4.
Memiliki titik awal Nomer ganjil dalam satu sisi dan genap disisi lain Nomer bertambah dari titik awal. Lantai dasar atau bawah tanah dimulai dari angka 0 – 99 lantai I biasanya dimulai angka satu baru nimer kamar.
PRASYARAT 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Mampu Menghitung Memiliki konsep genap ganjil, urutan dan pola. Punya kemampuan minta bantuan atau bertanya Pengetahuan dasar tentang susunan gedung-gedung. Trampil berjalan mandiri Memiliki kesadaran jarak dan menghubungkan waktu, langkah danjarak tempuh Keterampilan berbelok
KEGUNAAN SISTEM PENOMERAN 1.
2.
Menetapkan sesuatu yang dituju lebih efisien Memahami dan menggambarkan secara verbal lokasi tujuan.
4. Measurement atau pengukuran Pengukuran ialah proses mengukur untuk mengetahui dimensi yang tepat dan benar dari suatu objek dengan menggunakan ukuran tertentu.
Prinsip pengukuran 1. Semua yang ada disekitar prinsipnya bisa diukur. 2. Pengukuran dapat dikelompokkan: a. Pengukuran dengan standar unit b. Comparative Measurement c. Linear Measurement untuk 3 dimensi
Prasarat Pengukuran 1.
2. 3.
4. 5.
6.
Kemampuan menghitung Konsep tentang nilai relatif Kemampuan menambah, mengurangi, membagi dan mengalikan Memahami konsep dimensi Memahami standart satuan ukuran Memiliki kesadaran kinestetik
KEGUNAAN PENGUKURAN 1.
2. 3. 4.
Menentukan dan mengira-ngira dimensi dari suatu area yang akan mempengaruhi gerak Menentukan tehnik yang sesuai Konsep yang akurat Konsep ukuran yang jelas hubungan dengan badan
1. Compass Direction 1.
2.
3.
Direction adalah garis bergerak dari sesuatunyang dituju atau garis ke arah mana sesuatu menghadap Compass Direction adalah arah khusus yang ditentukan oleh gerak magnetik bumi. Ada 4 arah utama: Utara, Barat, Selatan dan timur
Prinsip arah mata angin 1. Sifatnya tetap dan dapat dialihkan dari suatu lingkungan ke lingkungan lain 2. Dalam mata angin ada prinsip berlawanan
Kegunaan Compass Directions 1. 2. 3.
4. 5. 6.
7. 8.
Mengontrol gerakan hubungan dirinya dengan lingkungan. Perjalanan lebih sistimatis Sistimatis dalam berorientasi Lebih efisien karena sifatnya konstan Merencakan rote perjalanan Merencanakan alternatif rote Menetapkan landmark atau point of reference Menggambarkan titik titik disekitar hubungannya dg dirinya