!
J7/3 ?/J-Ilr
PRESTASI BELAJAR FIQm SISWA YANG TINGGAL DAN TIDAK TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DI MTS NURUL HUDA PINANG KOTA TANGERANG
II
1I11~~
III
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1(Jlowferfge, Piety, Integrity
Oleb: MUHAMMAD MAHSUN
1050110001~ d$,'rl
Til!.
"""'X'7t,·-<>a
:"'[~""'-"""""'" ' 07 ~.''.r'-'
:
1'0_ : ..Q.!..~..:::.9... Z......... .
NG. li!fJdlik"'" :
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KICGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF Hl]I)AYATULLAH JAKARTA 1431 Hl2010 M
LO,.'\1'
"" ;;J= .. g",g1 /'""t ,.
.
PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA YANG TINGGAL DAN TIDAK TINGGAL DI PONDOK PESANTREN HI MTS NURUL HUDA PINANG KOTA TANGlE:RANG SKRlPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Smjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: MUHAMMAD MAHSUN 105011000107 PERPUSTAKMN UTAMA UIN S.YAHID JAKARTA
Dibawah Bimbingan; Pembimbingan I
Pembimbingan II
Drs. Masan AF, M.Pd NIP. 19510521.198103.1.004
Drs. Ru:sydi Jamil, M.Ag NIP. 19621231.199503.1.005
~
G~
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISI-,AM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 14~1
HI?fll0 M
LElVlBAR PERNYA T AAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu ( SI ) di DIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di DIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ABSTRAK MUHAMMAD MAHSUN, "Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren Di MTs. Nurul Huda Pinang Kota Tangerang". Skripsi ini didasari dari dua kategori latarbelakang siswa jika dilihat dari tempat tinggal, yaitu siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren. Dua kategori tempat tinggal ini, memberikan inspirasi bagi penulis untuk menelaah kompetensi siswa dari sisi prestasi belajar. Yaitu prestasi belajar pada pelajaran yang di pelajari di pondok pesantren dan juga di p,elajari di madrasah. Penulis memilih pelajaran fiqih, karena pelajaran fiqih itu selain di pelajari di pondok peasntren, pelajaran fiqih juga dipelajari di madrasah. Jadi pada kesempatan ini penulis akan menelaah Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren Di Mts Nurul Huda Pinang Kota Tangerang. Tujuan penulis pada penelitian ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondok p(~santren dan apakah terdapat perbedaan antara keduanya. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar fiqih. Untuk memperoleh data-data tersebut, penulis melalui wawancara, studi dokumentasi dan angket. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Unit analisis penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. Nurul-Huda semester I, yaitu siswa yang tinggal dan tidal<: tinggal tinggal di pondok pesantren. Berdasarkan data yang penulis dapat, hasil penelitian sebagai berikut: I. Terdapat perbedaan antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren, yaitu prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih bagus daripada prestasi belajar fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 2. Hasil angket tentang kesiapan siswa sebelum pembelajaran fiqih di kelas dan kesiapan siswa ketika pembelajaran fiqih di kelas, keduanya menyatakan bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren melaksanakan persiapan yang lebih baik daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 3. Hasil angket tentang kerjasama antara sesama siswa dalam pembelajaran fiqih, menyatakan bahwa mayoritas siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren lebih bagus melakukan keJjasama dalam pembelajaran fiqih daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren.
KATAPENGANTAR
~ )\ 6-)\ ~\ ~} ALHAMDULILLAHI RABBIL 'AALAMIIN, Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang seluruh makhluk bergantung kepadaNya, tiada Tuban selain Dia, pencipta alam semesta beserta isinya. Dengan kasih sayang serta ridhaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Prestasi ]Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren Di MTs. Nurul Huda Pinang Kota Tangerang". Salawat dan salam kepada Rasulullah SAW, Rasul mulia dan penutup para Nabi. Beliau adalah rasul yang membawa cahaya bagi alam semesta melalui wahyu yang mulia yakni AI-Qur'an. Mudah-mudahan kita t,ermasuk orang yang konsisten berpegang tegub pada ajaran Rasulullah SAW. Amin. Dalam penyusunan skripsi ini, banyak hambatan dan tantangan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak Alhamdulillah penyususunan skripsi ini dapat terselesaikan. Namun demikian penulis menyadari bahwa dalam penyususun ini masih banyak keknrangan. Atas bantuan dan dorongan kepada penulis, baik berupa moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada: l. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan PAl FITK DIN SyarifHidayatullah Jakarta 3. Drs. Masan AF, M.Pd dan Drs. Rusydi Jamil, M.Ag. dosen pembimbing penulis dalam menyelasaikan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu dan penub kesabaran membimbing penulis. 4. Prof. Dr. H. Salman Harun M.A. Dosen Penasehat Akademik. 5. M. Furqon, M.A dan lrhamnida, S.Ag. staff Jurusan PAl, yang telah mengurus keperluan penulis dalam menyelesaikan studL 6. Para Dosen yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada penulis.
7. H. Khairudin, S.Pd.I, kepala sekolah MTs. Nurul-Huda, staff Tata Usaha, dan para guru serta siswa/i MTs. NUIUI-Huda yang telah membantu penulis melakukan penelitian. 8. Ust. H. Bukbori Aroby, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda, Ust. Beni Handayani yang telah membantu penulis melakukan penelitian. 9. Kedua orang tua penulis, Bpk. Drs. M. Muhsin As. dZU1 Ummi Maswanih, semoga Allah SWT memuliakan beliau dan mengangkat derajatnya, karena tanpa beliau penulis tidaklah memiliki arti apa-apa. 10. Kakak penulis; Khairul Munawir S.Pd.I, Siti Mutiah dan adik-adik penulis; Enday Muhdiyah, Fivi Rafika, Rihan JFariha, dan Ainun Nahdiyah. Serta sobat Penulis; Didi Supratman, Syekh Sukma Sedjati. kalian selalu mendukung studi penulis. 11. Mimi Humairoh yang akrab penulis panggil "Ney", seorang yang bagi penulis selalu memberi inspirasi dan motivasi dalam upaya penulis menyelesaikan studio 12. Sobat-sobat sepeIjuangan di PAl angkatan 2005 khususnya kelas C; Ust. Lukman, Kholid, Kang Zaellal, Kallg Farihill, Zikril, Roby, Yunan, Eer, Kamal, Wardi, Agung, Dain, Habib, Mursalim, Nazam, Ueai, Tulus, Juned, Mukhtar, Ade, Supri, Fikri, Maman, Alwi, Oji, Fatur, lead, Lala, Odik, Qosim, Rian, Lina, Fifit, Ismah, Isti, Iya, M'ba E, Silvia, Suci, Windi, Yayah, Yona. Kalian adalah bagian dari kehidupan yang tak terpisahkan dari penulis, karena kalian mitra penulis dalam menempuh studi di DIN SyarifHidayatullah Jakarta. 13. Sobat-Sobat penulis di PPKT (Kholid, Juned, Ikhwan, Rahmat, Rika, Maya, lis, Diah, Judah) dan temell-temen di Ikatan Mutakharrijin Madrasah Aliyah Negeri (IMMAN). Penulis hanya bisa berdoa semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelasaikan Studi di DIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dibalas oleh Allah SWT.
Semoga skripsi ini dapat bennanfaat dan memberikan kontribusi bagi perkembangan keilmuan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Januari 2010.
M~
Hal.
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN
.
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI...
11
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI..
viii
DAFTAR TABEL.
x
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
I
A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah... .
,. 1 .
...
..
... .
...
.. .... ... . ..
....
6
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah.......................
7
D. Tujuan Dan Manfaat Pene1itian..............................
7
BAB II TINJAUAN TEORITIS
9
A. Be1ajar dan Prestasi belajar
9
I. Be1ajar a. Pengertian Belajar......
9 ...
.
.
.
.
....
...
9
b. Beberapa Teori Belajar
11
c. Jenis-Jenis Be1ajar
13
2. Prestasi Belajar
IS
a. Pengertian Prestasi Belajar
.IS
b. Tipe-Tpe Prestasi Belajar
16
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Be1ajar
18
B. Pengajaran Fiqih
22
I. Pegertian Fiqih
22
2. Tujuan Dan FUllgsi Pembelajaran Fiqih
,
24
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih............................................ 24 C. Pondok Pesantren
25
2. Tujuan Pondok Pesantren
27
3. Unsur-Unsur Pesantren
27
4. Metode PembeJajaran Pondok Pesantren
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
32
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
32
B. Metode Penelitian
32
C. Unit AnaJisis
32
D. Instrumen Penelitian
33
E. Teknik Pengumpulan Data.. .. ..
..
..
..
F. Teknik AnaJisis Data
..
34 35
BAB IV HASIL PENELITIAN
37
A. Temuan PeneJitian
37
I. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda
37
2. Garnbaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda
38
3. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda
38
4. ProfiJ Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda
38
5. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran SekoIah
39
6. Keadaan Guru, Karyawan Dan Siswa MTs. Nurul Huda
40
a. Keadaan Guru
,
'"
40
b. Keadaan Karyawan MTs. Nurul Huda
41
c. Keadaan Siswa-Siswi MTs. Nurul Huda...................
42
7. SaranaIPrasarana Yang DimiJiki MTs. Nurul Huda
43
a. Keadaan Luas Tanah Dan Bengunan
43
b. Ruangan.......................
43
c. Lapangan
43
8. Kegiatan EkstrakuliknJer
43
9. Struktur Organisasi..
44
a. Struktur Organisasi Yayasan Danna Indonesia (YADIN)
44
c. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Nurul Huda YADIN
44
10. Deskripsi Nilai Rapot Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren
48
11. Deskripsi Hasil Angket.
50
B. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian
70
I. Pembahasan Tentang Hasil Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren.... . 2. Pembahasan Tentang Hasil Angket..
.. .. .. .. .
70 71
BAB V PENUTUP
76
A. Kesimpulan
76
B. Saran
77
DAFTARPUSTAKA
79
Hal.
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Jenis-jenis
indikator
(tipe-tipe
prestasi
bdajar)
dan
cara
mengevaluasinya. .. ... . ..
17
Tabe12
: Pesantren berdasarkan banglman fisik
26
Tabe13
: Kisi-kisi angket untuk siswa
33
Tabel4
: Jumlah staf pengajar dan karyawan mts. nurul huda..
40
Tabe15
: Personil MTs. Nurul Huda dilihat dari pendidikan terakhir.
40
Tabel6
: Data personil MTs. NUlu1-Huda serta jabatannya
41
Tabel7
: Jumlah tata usahalkaryawan MTs. Nurul Huda.................................. 42
Tabel8
: Jumlah siswa MTs. Hurul Huda 5 tahun terakhir..
42
Tabe19
: Ruangan yang dimiliki MTs. Nurul Huda
43
TabellO
: Lapangan olah raga yang dimiliki MTs. Nurul Huda
43
Tabelll
: Kegiatan ekstrakulikuler
44
Tabel12
: Nilai rapot prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok pesantren...
Tabel 13
48
: Nilai rapot prestasi belajar fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren...............................................................
49
Tabulasi Data Hasil Angket Tabel 14
: Siswa mengeJjarkan tugas/PR fiqih..................................................... 51
Tabel15
: Siswa belajar fiqih di luar mengeJjakan tugas/PR.
Tabel16
: Siswa membaca buku fiqih atau meminjarn buku di perpustakaan
51
............................................................................................................ 52 Tabel 17
: Siswa membeca buku fiqih, selain buku fiqih yang di gunakan di sekolah............................................................................................... 53
Tabel 18
: Siswa mempraktekkan teori-teori ilmu fiqih dalarn kehidupan sehari-hari........................................................................................... 53
Tabel 19
: Siswa shalat zuhur beJjarna'ah............................................................. 54
Tabel20
: Siswa shalat ashar beJjarna'ah
55
Tabel21
: Siswa shalat maghrib beJjarna'ah
55
Tabel22
: Siswa shalat is'ya beJjarna'ah............................................................. 56
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Surat Pengajuan Proposal Skripsi...........................................................................
82
Surat Bimbingan Skripsi..................................
83
Surat Perubahan Judul Skripsi................................................................................
84
Surat Permohonan Izin Penelitian............
85
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di MTs. Nurul Huda..................... 86 Nilai Ulangan Umum Pelajaran Fiqih Kelas VIII Semester I MTs. Nurul Huda.... 87 Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara Dan Jawabannya (lmtuk Guru b. Studi fiqih)
88
Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara Dan Jawabarmya (lmtuk Ustadz di pondok pesantren)
92
Angket Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Siswa Kelas VIII MTs. Nurul Huda
94
Riwayat hidup penulis
97
BABI PENDAHULUAN A. LataI' Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting untuk mengantarkan manusia kepada kehidupan yang lebih bermakna dan beramanfaat. Selain itu juga orang yang berpendidikan dijanjikan oleh Allah sebagai orang yang diberikan derajat yang tinggi. Sebagaimna firman Nya:
.. .Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orant orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ... (Al-Mluadilah, 58: 11) .
Dari janji Allah tersebut penulis dapat merasionalisasikan bahwasanya orang yang berilmu secara sesiologis pasti akan mendapat tempat yang terhormat di mata orang lain lebih-Iebih di mata orang yang berihnu. "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dalam
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertra keterampilan
2
yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara,,2. Definisi ini disederhanakan oleh Hasbullah, bahwasanya "pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan,,3. dari definisi ini, dapat di ketahui bahwasanya pendidikan itu harns menyeluruh ke dalam kehidupan manusia seutuhnya. Perlu di ketahui bahwasanya pendidikan itu berusaha mengubah keadaan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat, dari tidak bersikap seperti yang diharapkan mergadi bersikap seperti yang diharapkan. Kegiatan pendidikan ialah usaha membentuk manusia secara keseluruhan aspek kemanusiaannya secara utuh, lengkap dan terpadu. Secara umum dan ringkas dikatakan pembentukan kepribadian4 . Jika pendidikan itu sebagai pembentukan kepribadian seseorang, maka penulis dapat mengatakan bahwasanya pendidikan itu tidak bisa dilepaskan bagi manusia. Begitu urgennya pendidikan sebagai pembentukan kepribadian bagi manusia, sehingga pendidikan selalu diutamakan. lni dilakukan oleh manusia yang mengetahui dan mengerti serta memallami makna dan manfaat pendidikan bagi manusia itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat MuhanlIDad Natsir yang dikutip oleh Azyumardi Azra, secara lebih filosofis Muhammad Natsir memberikan pengertian bahwa yang dinamakan "pendidikarl ialah suatu pimpinan jasmani dan rohani menuju kesempurnaan dan kelengkapan dalam arti kemanusiaan dalam arti sesunggalmya"s. Begitu juga menurut Armai Arief, bahwasanya "pendidikan merupakan suatu bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terciptanya kepribadian yang utuh,,6. Dari definisi tersebut, kita dapat pahami bahwa pendidikan itu sangat penting bagi manusia, karena tanpa pendidikan tidak akan menjadi manusia yang sempurna yakni sebagai manusia yang :;esungguhnya. 2 Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003, Tentang Sis/em Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta: CV.Mini Jaya Abadi, 2003), Cet. I, h. 5. 3 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: P.T Raja Grafmdo Persada, 2006), Edisi Revisi, h I. 4 Proyek Pembinaan Pergnrnan Tinggi AgamaJIAlN Di Jakarta Direktoran Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam 198111982, Me/odologi Pengajara Agama islam, h. 60. S Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi Dan Modernisasi Menuju Mil/enium Baru, (Jakarta: Logos Waeana Ilmu, 2000), Cet. II, h. 4.
6 Annal Arip.f
Prxnunnfn.. nl'>'J~' .1....,. "'f,,-I~A_l __:
n~
J." 1"
4
tuntas dalam mengikuti pelajaran dan Slswa tersebut diperkenankan untuk mengikuti pelajaran atau pendidikan berikutnya. Begitupula sebaliknya. Fenomena pendidikan fonnal sekarang ini semaldn kornnpleks, artinya banyak unsur luar yang mempengaruhi keberlangsungan proses pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan di sekolah, terutama mengenai prestasi belajar siswa. Unsur-unsur tersebut ialah pendidikan yang dilakukan siswa di luar sekolah, seperti pendidikan privat yang dilakukan siswa di rumah oleh seorang guru bidang studi tertentu, kursus pada suatu lembaga pendidikan non-fonnal seperti kursus B. Inggris, kursus B. Arab dan kursus komputer, dan lain sebagainya. Selain itu, pendidikan pondok pesantren (boarding school) bagi santri, dapat mempengaruhi prestasi belajar terutama pada mata pelajaran Al-qur'an dan AI-Hadist, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, dan Fiqih. Melengkapi keterangan pendidikan pesantren tersebut, terkait metode-metode pembelajaran pesantren, setidaknya ada dua metode yang diterapkan dalam pesantren. Pertama metode sorogan yaitu kegiatan pembelajaran santri yang menitikberatkan pada kemampuan pengembangan perseorangan (individu) di bawah bimbingan seorang ustadz atau kiayi. Kedua metode bandungan atau disebut juga metode wetonan yaitu metode yang dilakukan oleh seorang kiayi atau ustadz terhadap sekelompok santri yang akan mendengarkan dan menyimak kitab yang akan di bacanya9 • Menurut penulis metode yang paling menentukan dalam keberhasilan menguasai materi pelajaran adalah metode sorogan. Hal ini dikarenakan kemampuan potensi individu dalam menguasai materi sangat berperan dalam metode sorogan ini. Dengan demikian kemungkinan besar pendidikan pondok pesantren akan mempengaruhi prestasi belajar terutama pada mata pelajaran AIqur'an dan AI-Hadist, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, dan Fiqih,. Selain metode belajar pondok pesantren, kegiatan santri sangatlah padat. Santri selalu disibukkan dengan berbagai kegiatan, baik kegiatan di pesantren maupun di sekolah. Di pesantren santri harns bangun tidur sebelum shubuh, guna mengikuti 9
Mahmud, Model-Model Pembelajaran Vi Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2006),
5
sholat Shubuh berjama'ah dan mengikuti pengaJIan bandongan setelah sholat Shubuh. Setelah itu santri melakukan persiapan untuk sekolah formaJ, yaitu mandi, sarapan dan lain-lain. Kegiatan sekolah selesai pada siang hari, yaitu sekitar jam 12.30 WIB. Sepulang sekolah santri mempersiapkan diri untuk sholat Dzuhm, makan, dan istirahat sampai waktu sholat Ashar tiba. Setelah itu santri mengikuti pengajian bandongan kembaJi sampai waktu sore sekitar jam 17.00 WIB. Waktu ini dimanfa'atkan santri untuk makan, mandi, dan persiapan sholat Maghrib beJjama'ah. Setelah itu santri mengikuti pengajian Al-qm'an secara sorogal1 sampai waktu sholat Is'ya tiba. Setelah sholat ls'ya, santri mengikuti pengajian bandol1gan kembali sampai waktu istirahat atau tidm maJam. Lain haJnya dengan kegiatan siswa yang tidak tinggaJ die pOl1dok. Kegiatan siswa di rumah tidak terorganisir, maka belajar siswa di rumah tergal1tung siswa itu sendiri, kecuaJi bagi siswa yang rajil1 belajar dan memilild jadwal belajar di rumah atau perhatian yang lebih dari orang tua kepada anaknya untuk belajar di rumah. Begitu padatnya kegiatan santri di pesantren sehingga: tidak ada waktu sedikitpun untuk bermain. KaJau di bandingkan antara kegium santri di pondok pesantren dengan kegiatan siswa di rumah setelah pulang dari sekolaJl, maka sangatlah jauh berbeda. Karena menurut penulis kegiatan santri di pesantren sudah terbentuk daJam suatu sistem yang terorganisir dengan baik. Sedangkan kegiatan siswa di rumah sebaJiknya. Oleh karena itu wajar jika dikatakan ada kemungkinan pendidikan pondok pesantren dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa terutarna pada mata pelajaran Al-qm'an dan Al-Hadist, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, dan Fiqih. Atas dasar fenomena tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang bersifat deskriptif, dengan rasa il1gin tahu mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran di sekolah. Sabjek penelitian ini adaJah siswa yang tinggaJ di pondok dan siswa yang tidak tinggaJ di pondok pesantren. Penelitian il1i penulis beri tema "PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA YANG TINGGAL DAN TIDAK TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DI MTS
7
3. Sikap guru bidang studi fiqih di MTs. terhadap siswa yang tinggal dengan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 4. Apakah siswa MTs. yang tinggal di pondok pesatltren merasa lebih memahami tentang pelajaran fiqih daripada siswa ycUlg tidak tinggal di pondok pesantren ketika proses pembelajaran? 5. Apakah siswa MTs. yang tidak tinggal di pondok pesantren merasa minder ketika proses belajar mengajar berlangsung? 6. Prestasi belajar siswa yang tinggal di pondok pesan1ren terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam (Al-qur'an, AI-Hadist, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, Fiqih dsb.) 7. Prestasi belajar siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam (AI-qur'an, AI-Hadist, Aqidah AkhIak, Bahasa Arab, Fiqih dsb.) 8. Apakah siswa MTs. yang tinggal di pondok pesantren memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesanteren?
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah Karena identifikasi masalah di atas masih cukup beragam, maka penulis perlu memberikan batasan masalah hanya pada masalah prestasi belcYar fiqih siswa kelas VIII MTs Nurul-Huda semester I, yakni siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. Berdasarkan pembatasan masalahan tersebut, penulis menentukan rumusan masalah sebagai berikut: I. Bagaimana prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok pesantren? 2. Bagaimana prestasi belajar fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren? 3. Apakah terdapat perbedaan presasi belajar fiqih siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren?
8
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Penelitian terhadap masalah ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal dan yang tidak tinggal di pondok pesantren. 2. Uutuk mengetahui apakah terdapat perbedaan presasi belajar fiqih siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi prestasi belajar fiqih siswa kelas VIII MTs Nurul-Huda semester I, yakni siswa yang tinggal dan yang tidak tinggal di pondok pesantren.
Mengenai manfaat penelitian ini, penulis membagi ke dalarn tiga manfaat. Yaitu: 1. Manfaat bagi peneliti sendiri, yaitu menarnbah wawasan keilmuan tentang dunia pendidikan. Dalarn hal ini mengarah pada realita pendidikan formal di MTs. Nurul-Huda yang di dasari oleh latar belakang siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren. Hal yang terpenting bagi penulis ialah sebagai syarat dalarn pembuatan skripsi untuk mendapat gelar saJjana I (S 1). 2. Manfaat bagi sekolah, penulis berharap kepada pihak sekolah khususnya kepada guru bidang studi yang bersangkutan agar hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dan perhatian untuk meningkatkan mutu dan kwalitas kegiatan belajar mengajar. Selain sebagai input bagi MTs NurulHuda, hasil penelitian ini juga merupakan garnbaran umum bagi madrasah-madrasah yang sejenisnya, apabila terdapat siswa yang merniliki kesarnaan latar belakang tempat tinggal seperti siswa di MTs Nurul-Huda. 3. Manfaat bagi pondok pesantren adalah sebagai bahan rujukan untuk mengetahni keberhasilan santri dalarn mengusai pelajaran fiqih di pondok pesantren. Selain itu juga sebagai bahan pertimbangan dalarn upaya meningkatkan kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran fiqih di pondok pesantren.
BABU
TINJAUAN TEORITIS
A. Belajar dan Prestasi Belajar 1. Belajar
a. Pegertian Belajar Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan
atau masalah
akademik bam, tetapi juga perkembangan emosi, interaksi sosial, dan perkembangan kepribadian. "Belajar adalah berusaha (bedatih dsb.) supaya mendapat kepandaian"l. Belajar itu bukan hanya menghafal dan mengingat, melainkan berinteraksi dengan lingkungannya. Dari sini, belajar berarti suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang, dengan ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti bertambah pengetahuannya, bertambah daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu. "Kata belajar dalam pengertian kata "mempelajari" berarti memperoleh pengetahuan melalui pengalaman dan mempersiapkan secara langsungdengan indera. Adapun kata belajar dalam pengertian kata "mengetahui" adalah untuk memiliki pemahaman praktis melalui pengalaman dengan suatll hal 2 ." "Perlu diketahui dalam pemakaian istilah belajar sekurang..}rurangnya ada dua hal besar yang dapat membedakannya, yaitu dalam pemakaian pertama: merujuk
I
Pusal Pembinaau Dan Pengembaugan Bahasa, Departemen Pendidlkan Dau Kebndayaan,
Kamu Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, BaJai Pnstaka, 1984), Cet. I, h. 108. 2 Nptt"UfI1To:lN Tlt.-'lr T"I"".,.
n_._
n_~1__ 1~_'
,.y-~-
,
.... ~~.
-
-
-
10
pada perubahan prilaku, sedangkan pemakaian istilah kedua: merujuk pada bagaimana macam keadaan internal yang diperkirakan mejadi dasar dari proses prilaku,,3. Belajar selalau berkaitan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan ini bisa berupa pengetahuan, sikap atau afeksi, maupun keterampilan. Unsur lain yang terkait dengan belajar adalah pengalaman yang merupakan hasil dari interaksi individu dengan Iingkungannya. Kedua unsur tersebut hampir selalau ditekankan dalam rurnusan atau definisi tentang
belajar.
Ngalim
Purwanto
dalam
buku
Psikologi
Pendidikon
mengemukakan pendapat beberapa tokoh pendidikan mengenai pengertian belajar. Sebagai berikut: dalam bukunya Introduction to Psychology (1978) mengemukakan belajar adalah perubahan yang relative menetap (menyatu dalam pribadi individu) dalam tingah laku yang teljadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. 2. Witherington dalam bukunya Educatoin Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola barn dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kepandaian, kebiasaan, atau suatu pengertian4 . I. Morgan
Dari kedua pengertian tersebut diatas penulis dapat menyimpulkan: a. Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh perubahan tingkah laku b. Dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang menetap dan menyatu dalam diri individu c. Hasil perubahan belajar itu karena disengaja. Berdasarkan beberapa definisi di atas, secara Ulllum belajar dapat dipahami bahwa belajar lllerupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif lllenetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang lllelibatkan proses kognitif. Sebenarnya keberagaman daJam mendefinisikan makna belajar baik secara eksplisit maupun implisit, pada akhirnya memiliki kesamaan makna. "Salah satu definisi yang nyaris disepakati para psikolog adalah : Netty Hartati, Dkk. Islam Dan... , h. 57.
II
bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan prilaku atau pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu"s. Untuk mengetahui bahwa seseorang telah menjalani proses belajar dan telah mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan dalam memiliki pengetahuan, penguasaan materi, sikap dan keterampilan, maka dapat dilihat dari hasil belajar atau prestasi belajar sebagai salah satu pengukurannya.
b. Beberapa Teori Belajar
Ngalim Purwanto mengemukakan 3 (tiga) teori belajar yang merupakan hasil penyelidikan para ahli psikolog, yaitu: teori Conditioning, teori Connectionism, dan teori menurut psikologi Gestal. 1. Teori Conditioning
Teori Conditioning ini dipelopori oleh Ivan Pavlov (I 849- I936), seorang fisiologi berkebangsaan Rusia. Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses perubahan yang teIjadi karena adanya syarat-syarat (conditionis) yang kemudian menimbuIkan reaksi (response). Dntuk menjadikan seorang itu belajar haruslah kita berikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting menUlut teori conditionig ialah adanya latihan-Iatihan yang kontinu. Yang diutamakan dalam teori ini ialah hal belajar yang teIjadi secara otomatis. Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia juga tidak lain adalah hasil daripada conditioning. Yakni hasil daripada latihan-Iatihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat atau perangsang-perangsang tertentu yang dialaminya didalam kehidupmlliya. Kelemahan dari teori ini ialah, teori ini menganggap bahwa belajar itu hanyalah teIjadi secara otomatis; keaktifan dan penentuan pribadi tidak dihiraukan. Peranan latihanlkebiasaan terlalu ditonjolkan6•
5
Akyas Azhari, Psik%gi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta: Teraju PT. Mizan Publik,
12
2. Teori Connectionism (Thorndike) Edward Thorndike (1874-1949) adalah salah seorang psikolog kebangsaan Amerika. la merupakan orang pertama yang melakukan eksperiment belajar dengan hewan. Menmut Thorndike belajar itu melalui 2 (dua) proses: a. Trial and eror (mencoba dan mengalami kegagalan), dan b. Law of effect, yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntunan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya. Sedangkan segala sesuatu yang berakibatkan tidak menyenangkan akan dihilangkan atau dilupakannya. Tingkab laku ini teIjadi secara otomatis. Otomatis dalam belajar itu dapat dilihat dengan syarat-syarat tertentu, pada binatang juga pada manusia7. Thorndike membuat suatu prinsip tentang belajar yaitu: belajar akan terjadi jika respon mengandung efek tertentu terhadap lingkungan. Jika efek respon menyenangkan, maka belajar teljadi. Jika efek respon tidak menyenangkan maka prilaku belajar semakin melemah. Hukum efek menyebutkan bahwa belajar terdiri dari penguatan hubungan antara satu situasi stimulus dan respon. Hubungan ini akan diperkuat jika respon mengandung efek yang menghasilkan kepuasan atau akan diperlemah jika respon mengandung efek yang tidak menyenangkan8 • Kelemahan dari teori ini ialah: a. Terlalu memandang manusia sebagai mekanisme dart otomatisme belaka disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkab laku manusia yang otomatis, tetapi tidak selalu bahwa· tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara trial and eror. Trial and eror tidak berlaku mutlak bagi manUSIa b. Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon. Sehingga yang yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan latihan-latihan, atau ulangan-ulangan yang terus menerus. c. Karena belajar berlangsung secara mekanis, maka "pengertian" tidak dipandang sesuatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan "pengertian" sebagai unsm yang pokok dalam belaj~.
7
Ngalim Purwanto, Psik%gi Pendidikan... , h. 99.
13
3. Teori menurut Psikologi Gestal Teori ini sering kali disebut field theory atau insting full learning. Menurut para abli psikologi Gestal, manusia itu bukanlah sekedar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau beraksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya. Manusia itu adalab individu yang merupakan kebulatan jasmani-rohani. Sebagai individu manusia berinteraksi dengan dunia luar dengan kepribadiarUlya dan dengan cara yang unik pula. Dengan demikian maka belajar menurut psikologi Gestal bukan hanya sekedar merupakan proses asosiasi antara stimulus-respon yang makin lama makin kuat karena adanya latihan-latihan alau ulangan-ulangan. Belajar menurut psikologi Gestal terjadi jika ada pengertian (insting). Pengertian atau insting ini muncul apabila seseorang setelab beberapa saat mencoba memabami suatu masalab, tibatiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya hubungan adanya unsur-unsur yang satu dengan yang lain, kemudian dipabami sangkut pautnya; dimengerti maknanya. Dengan singkat belajar menurut psikologi Gestal dapat diterapkan sebagai berikut: Pertama, dalam belajar faktor pemabaman alau pengertian (insting) merupakan faktor penting. Dengan belajar dapat memabami/mengerti hubungan antara pengetabuan dengan pengalaman. Kedua, dalam belajar, pribadi alau organisme memegangperanan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan lO• . c. Jenis-Jenias Belajar Ada beberapa jenis kegiatan yang terdapat daJarn proses belajar. Kegiatan ini memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun aspek tujuan dan perubaban tingkab laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam. Fadilab Suralaga dkk. dalam buku Psikologi Pendidikan Dalam Perspektij Islam membedakan jenis belajar menjadi 8, diantaranya:
14
1. Belajar Abstrak Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara berfikir abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahanlan dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyala. Untuk mempelajari hal-hal yang abstrak ini diperlukan prinsip, konsep dan generalisasi seperti belajar matematika, kimia, tauhid dan sebagainya. 2. Belajar Keterampilan Jenis belajar yang satu ini menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni berhubungan urat-urat saraf dan neuromuscular dengan tujuan untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka belajar keterampilan membutuhkan latihan-Iatihan yang intensif dan teratur. 3. Belajar Sosial Pada dasamya belajar sosial ini belajar untuk memaharni masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-msalah lain yang bersifat kemasyarakatan 4. Belajar Pemecahan Masalah Belajar pemecahan masalah merupakan belajar yang menggunakan metodemetode ihniah alau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah
untuk
memperoleh kemampuan dan
kecakapan
kognitif untuk
memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. 5. Belajar Rasional Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsepkonsep. 6. Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan barn alau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, surilauladan, dan pengalaman khusus, juga menggunakan
15
7. Belajar Apresiasi BellUar aspirasi adalah mempertimbangkan (judgement) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa mempero1eh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skill) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. 8. Belajar Pengetahuan Belajar pengetahuan (Knowledge) ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentuliis ll .
2. Prestasi Belajar a. Pegertian Prestasi Belajar Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar teJjadinya perubahan pada diri siswa, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun dalam sikapnya. Indikator pada perubahan ini biasanya akan tampak pada proses belajarnya. Istilah
prestasi
belajar
kerap
digunakan
dalam
pendidikan
untuk
mengugkapkan kondisi hasil belajar peserta didik yang telah melalui proses pembelajaran dalam suatu masa tertentu, untuk mellgetahui lebih jelas mengellai pengertian prestasi belajar berikut ini akan dikemukakan pengertian prestasi belajar. Prestasi adalah "hasil yang telah dicapai (di lakukan, dikeJjakan dsb.)"I2. Tohirin melldefinisikan bahwa prestasi bellUm' adalah "apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar"l3. Dari pel1gertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai buleti dari keberhasilan usaha belajar sehillgga dapat di demol1trasikan dan di uji.
II Fadilah Suralaga, Dkk., Psik%gi Pendidikan Do/am PerspekW Is/am, (UIN Jkt. Press, 2005), Cel. I, h. 81-83. 12 Pusal Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamu '!.mum ... , h. 768.
16
b. Tipe-Tipe Prestasi Belajar
Dalam pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar, merujuk kepada aspekaspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 01eh km'ena itu, ketiga aspek diatas hams juga menjadi indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar hams mencangkup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek diatas tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. 1. Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif Tipe prestasi belajar bidang kognitif mencangkup: a. Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (Knowledge) b. Tipe prestasi belajar pemahamml (comprehention) c. Tipe prestasi bellUar penerapan (aplikasi) d. Tipe prestasi belajar analisis e. Tipe prestasi belajar sintesis f. Tipe prestasi belajar evaluasi l4 . 2. Tipe Prestasi Belajar Bidang Afektif Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa diramalkan perubahan-perubahannya, apabila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Tipe prestasi bellUar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajarml, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan ternan, kebiasaan belajar, dan lain-lain. Meskipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif hmus menjadi bagian integral dari bahan tersebut, dan hams tampak dalal'll proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai. Tingkat bidang afektif sebagai tujuan dan prestasi belajar mencangkup: a) Receving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gelaja. b) Respoding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari lnar. c) Valuing (penilaian), yakui berkenaan dengan hpercayaan terhadap gejala atau stimulus.
17
d) Organisasi, yakni pengemblll1gan nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, prioritas nilai yang telah dimilikinya. e) Karakteristik dan internalisasi diri, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kehidupan dan prilakunya J5 • 3. Tipe Prestasi Belajar Bidang Psikomotorik Tipe prestasi belajar bidang psikomotorik tampak dalam betuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkatan keteranlpilan itu
meliputi: a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang sering tidak disadari karena sudan merupakan kebiasaan) b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar c. Kemampuan perspektuan termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditifmotorik dan lain-lain d. Kemampuan dibidang fisik seperti kekuatan, keharminisan, dan ketepatan e. Gerakan-gerakan yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompkks f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursiv,e komonikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif'6. Beriku ini adalah tipe-tipe prestasi belajar dalam suatu tlbel lengkap dengan cara mengevaliasinya.
Tabell Jenis-jenis indikator (lipe-lipe prestasi belajar) dan cara mengevaluasinya RanahlJenis Prestasi Ranah Cipta (Kogllitif) Pengamatan
Indikator/Tipe-tipe Dapat menunjukkan Dapat membandingkall Dapat menghubungkan
Jngatan
Dapat menyebutkan Dapat menunjukkan kembali
Cara MengevaJuasi Tes lisan Tes tertulis Observasi
Tes lisan Tes tertulis Observasi
Pemahaman
Dapat melljeJaskall Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri
Tes lisan Tes teltulis
Penerapan
Dengan memberikan contoh Dapat menggunakan secara tepat
Tes tertulis
18
Analisis (pemeriksaan dan pemilihan seeara teliti
Dapat menguraikan Dapat mengklasifikasikanlmemilah-milih
Tes tertulis Pembagian tugas
Simesis (membuat paduan barn dan utuh)
Dapatmenghubungkan Dapat menyimpulkan Dapatmengklasifikasikan, menggeneralisasikan (membuat prinsipprinsip umum)
Tes tertulis Pembagian tugas
Ranah Rasa (Afektif) Penerimaan
Menunjukkan sikap menerima Menu!1iukkan sikap menolak
Tes tertulis Tes skala sikap Observasi
Sambutan
Kesediaan berpartisipasi atau terlibat Kesediaan memanfaatkan
Tes skala sikap Pemberian tugas Observasi
Apresiasi (sikap meghargai)
Menganggap penting dan bermanfaat Menganggap indah dan barmonis Mengagumi
Tes skala penilaian atau sikap Pemberian tugas Ohservasi
Internalisasi (pendalaman)
Mengakui dan meyakini Mengingkari
Tes skala sikap Pemberian tugas ekspresif (menyatukan fiikap proyektifdan fikiran ramalan)
Karakterisasi (penghayatan)
Melembagakan atau meniadakan Menjelmakan dalam pribadi dan prilaku sehari-hari
Pemberian tugas "kspresif dan proyektif Observasi
Ranah Psikomotorik Keterampilan bergerak dan bertindak
Mengorganisasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya
Observasi Tes tindakan
Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal
Mengucapkan Membuat mimik dan gerakan jasmani
Tes lisan Observasi Tes tindakan 17.
c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Ngalim Purwanto membagi faktor yang mempengalUhi prestasi belajar terdiri atas dua faktor, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). 1. Faktor internal terdiri daTi 2 (dua) macam yaitu Fisiologi dan Psikologi. Faktor fisiologi meliputi kondisi fisik dan kondiiii panca indra, dan faktor psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.
19
2. Faktor eksternal terdiri dari 2 (dua) macam yaitu Lingkungan dan Instnunental. Faktor lingkungan meliputi alam d~m sosial, dan faktor instrumental meliputi kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana l8 dan fasilitas, dan administrasi/manajemen . a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Berdasarkan keterangan diatas babwa faktor fisiologi adalah kondisi fisik (kesehatan) dan kondisi panca indra. Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabiIitaslIabilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya l9 . Sedangkan factor psikologis itn terdiri bakat, minat, kecerdasan, motivasi. I) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dari sini dapat di ketahui bahwa tnmbuhnya keahlian tertentn pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Sehubungan dengan ini, bakat dapat mempengaruhi tinggi. rendalmya prestasi belajar bidang-bidang stndi tertentn. Dalam proses beIajar terutama belajar keterampiIan, bakat memegang peranan penting daIam mencapai suatu hasil akan beIajar yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tna memaksa anaknya untuk melakukan sesuatn yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. 2) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan diingat, karena minat menambah kegiatan belajar. Untnk menambah minat
20
seorang siswa di dalam menerima
pel~aran
di sekolah, siswa diharapkan dapat
mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat
bel~ar
yang telah
dimiliki siswa mernpakan salah satu faktor yang dapat mempengarnhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggiterhadap sesuatu hal, maka akan terns bemsaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. 3) Kecerdasan (intelegensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi. Adakalanya perkembangarl ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya. OIeh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi mempakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. 4) Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut mempakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instIinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekeljaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datallgnya dati luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam membeIikan motivasi seorang guru harns bernsaha dellgan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertelltu. Dengan adanya dorongan ini, dalam diIi siswa akan timbul inisiatif untuk
21
membangkitkan motivasi sehingga dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktifo.
b. Faktor Eksternal Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. I) Keadaan keluarga Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan belqjar, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagi3l1 besar waktu belajar dilaksanakan di nnnal1. Keluarga yang kurang mendukung situasi belajar, seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajai
1
.
Keluarga merupakan lingkwlgan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilal1irkan dan dibesarkan. Adanya rasa 3lnan dalam keluarga sangat penting dalam keberhasil3l1 seseorang dalam belajar. Rasa aman itu: membuat seseorang ak3l1 terdorong untuk prestasi belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salal1 satu kekuatan pendorong dari luar y3l1g menambal1 motivasi untuk belajar. Orang tua hendaknya menyadari bal1wa pendidikan diInulai d3l1 keluarga, sedangkan sekolal1 merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-Iembaga formal memerlukan keJjasama yang baik antara orang tua dengan guru dalam usal1a meningkatkan hasil belajar anak. Jalan keIjas3lna yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang C3l'a belajar anak di rumal1. Perhatian orang tua dapat memberikan dbrongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. 2) Keadaan sekolah Sekolal1 merupakan lembaga pendidikan fonnal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolal1 yang
22
baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaall sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengamhi hasil-hasil belajarnya. Guru sebagai tenaga pendidik memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan pelajaran teknik. Karena itu, setiap guru harus memiliki wewenang dan kemarnpuan profesiollal, kepribadian dan kemasyarakatan22 . 3) Lingkungan masyarakat Di sarnpillg orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhllya terhadap hasil belajar siswa dalarn proses pelaksanaan pendidikan. Karena Iingkungan alarn sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalarn kehidupan sehari·hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lillgkungan dimana anak itu berada. Dengan demikian dapat dikatakan Iingkungan dapat membentuk kepribadian anak, karena dalanl pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu mellyesuaikan dirillya dengan kebiasaan-kebiasaan Iingkungarmya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal eli suatu lingkungan temarmya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan tumt belajar sebagaimana temmmya23 •
B. Pengajaran Fiqih
1. Pengertian Fiqih
Fiqih menurut bahasa berarti "paharn atau tahu"Z4. Tahu dan paharn disini yang dimaksud adalah tahu dan paharn tentang masalah-masalah agarna. Hal ini sesuai dengan firman AJlall SWT.
22 23
http://sobatbaru.blogspot.coml2008/pengertian-prestasi-belajar.hlml. http://ridwan202.wordpres.com/2008/05/03/ketercapaian -prestagl-belalar/
23
Artinya: .... Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama . (Q.S. At-Taubah: 122i5. Pengertian fiqih seperti tergambar dalam ayat di atas merupakan pengertian yang sebenamya. Pengeliian tersebut mengalami penyempitan makna. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Qurais Shihab bahwa fiqih yang pada mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang menyeluruh tentang agama, mencakup hukum, keimanan, akhlak, AI-Qur'an dan AI-Hadist. Tetapi istilah itu kemudian dipakai khusus menyangkut pengetahuan tentang hukum agama saja26. Secara istilah pengertian fiqih adalah "ilmu tentang hukum-hukum syara mengenai perbuatan dari dalil-dalil yang terperinei,,27 atau "pengetahuan tentang hukum-hukum syara' yang praktis, yang diambil dari dalil-dalilnya secara terinci, atau dengan kata lain, ilmu fiqih adalah kompilasi hukum·hukum syara' yang bersifat praktis yang di ambil dari dalil-dalilnya secara terinci,,28. Ulama Hanafiyah memberikan batasan bahwa fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban berhubungan dengan amalan para mukallaP9. Para pengnikut As-Syafe'I memberi pengertian bahwa fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekeIjaan para mukallafyang di keluarkan (di istimbatkan) dari dalil-dalil yangjelas (tafshili)30. Pengertian-pengertian seperti tertulis diatas adalah sebagian dari sekian banyak pengeliian yang ada. Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat di ambil kesimpulan sederhana bahwa fiqih adalah pengetahuan mengenai hukum-hukum amalan mukallaf yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinei.
25 AI-Qur'an Dan TeJjemahnya, Komplek Percetakan Alqur'an Khodim Al-Haramain Asy Syarifin Raja Fahd, Madinah Munawarrah, h. 30 I. 26 M.Qurais Shihab, Membumikan Al-Qur 'an, (Bandung:Mizan, (992) hal. 383. 27 Kamal Muchtar, Dkk., Ushul Fiqih... , h. 2. 2B Abdul Wahhab Khallaf, llmu Ushul Fiqih, TeJjamah, (Semarang:Dina Dtama Semarang, (994), Cet.!, h. l. 29 Hasby As-Shiddieqy, Pen!!antar Hukum Islam iHid 1. (Jakarta:Bulan Bintanp 1qROI ret
24
2. Tujuan Dan Fungsi Pembelajaran Fiqih
Sebagai bahan pelajaran yang diberikan pada anak didik dalarn proses pembelaja.ran, mata pelajaran fiqih tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai sebagai
tujuan.
Untuk
mengetahui
tttiuan
tersebut,
berikut
ini
akan
dikomparasikan antara tujuan fiqih dengan tujuan mata pelajaran fiqih secara spesifik. Menurut Abdul Wahab Khallaf, tujuan fiqih (ilmu fiqih) adalah "menerapkan hukum-hukum syariat islarn terhadap peibuatan dan ucapan manusia,,31. Dari tujuan ilmu fiqih iui, dapat di ketahui bahwa ilmu fiqih menghendaki penerapan hukum syara pada setiap tingkah laku dan ueapan mukallaf dalarn kehiduparmya sehari-hari. Mengenai fungsi fiqih, seeara umum dapat dikatakan bawha fiqih berfungsi: sebagai rujukan (tempat kembali) seorang hakim (qadhi) dalarn keputusarmya, rujukan seorang mufti dalarn fatwanya, dan rujukan seorang mukallaf untuk mengetahui hukum syariat dalarn ueapan dan perbua.tarmya32 . Fiqih berfungsi sebagai sumber hukum yang menjadi pendorong dan pembentuk tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum sehingga terbentuk komouitas masyarakat muslim yang memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban agar tereiptanya kehidupan yang harmouis dan sejahtera. Para pengajar mesti memallarni fungsi ini agar pendidikan dan pembinaan pribadi siswa dapat terarah sesuai dengan tujuan yang diharapan.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih Ruang lingkup masalah fiqih pada garis besarnya di bagi menjadi dua: I. Bidang ibadah, yaitu segala persoalan yang berpautan dengan akhirat, jelasnya segala persoalan yang di kerjakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Seperti: shalat, zakat, puasa, dan haji. 2. Bidang muarnalall, yaitu segala persoalan yang berpautan dengan urusanurusan dnnia dan undang-undang. Bagian ini di bagi kedalarn beberapa bagian. Yaitu: a) Bagian uqubat: melengkapi pemballasan tentang perbuatanperbuatan pidana, seperti membunul1, menenri, minum arak, dan 31
Abdul Wabhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum L,lam, Terjemah, (Jakarta:PT. Raia
25
menusuk, dan melengkapi hukum-hukum siksa, seperti gisas, had, dan diyat. b) Bagian munakahat (ahwal syakh shiyyah): memperkarakan masalah perkawinan, perceraian, dan hal-hal yang bersangkutan dengmmya seperti: 'idah, nafkah dan hadlanah. c) Bagian muamalat: menjelaskan soal-soal harta, seperti jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, gadai-menggadai, dan 33 sebagainya . C. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren Pesantren adalah "asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji,,34. Dalam pemakaian sehari-hari, istilah pesantren dapat disebut dengan pondok saja atau kedua kata ini dapat digabung menjadi pondok pesantren. lstilah pondok barangkali berasal dari pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang di buat dari bambu, atau 'berasal dari kata arab fundug, yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan kata pesantren belrasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri35 . Menurut Mujamil Qomar, pondok pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dcrn di dukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen. Maka pesantren kilat atau pesantren ramadhan yang di adakan sekolah-sekolah umum misalnya, tidak termasuk dalam pengertian ini36. Jadi menurut penulis dari keterangan tersebut bahwasanya pondok pesantren ialah suatu tempat yang bet'Sifat permanen bagi para santri untuk mempelajari i1mu-i1mu agama secara khusus dan intensif dibawah bimbingan kiyai atau ustadz sehingga santri dapat m,~nguasai i1mu agama secara menyeluruh.
Hasby As-Shiddieqy, Pengantar Hukum ..., h. 43-44. Pusa! Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamu Umum Bahasa..., h. 746. 35 Zamakhsyari Dhofer, Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi, (Jakarta:LP3S, 1985), Cet.IV, h.18. 33
34
26
Untuk ll1emberikan penjelasan terperinci mengenm pondok pesantren yang penulis maksud dalmu penelitian ini, perlu kiranya penulis ll1engemukakan ll1acmu-ll1acmu pola atau bentuk-bentuk pesantren berdasarkan bangunm1 fisiko Maka setelah itu penulis akan ll1enentukan pesantren di maksud dalmu penelitian inL Berikut ini penjelasan secara tabel: Tabel2 Pesantren Berdasarkan BanR;Unan Fisik Pola PesanlTen Berdasarkan Bangunan Fisik Pola I Masjid, Rumah Kiyai
Pola II Rumah Masjid, Pondok Pola III Masjid, Rumah Pondok,MacUTIsah
Kiyai,
Kiyai,
Pola IV Masjid, Rumah Kiyai, Pondok, Madrasah, Tempat keteramoilan Pola V Masjid, Rumah Kiyai, Pondok, Madrasah tempat Universitas, keterampilan, Gedung pertemuan, tempat olahraga, sekolah umum
Keterangan Pesantren ini masih bersifal sederhana, dimana kiayi menggunakan masjid alau rumahnya sendiri untuk tempat mengajar. Dalam pola ini santri hanya datang dari daerah pesantren itu sendiri, namun mereka t·,lah mempelajari ilmu agama secara kontinu dan sistematis. Metode pengajarau: We/onan dan Sorogan.
Dalam pola ini pesantren telah memiliki pondok atau asrama yang di sediakan bagi para santri yang datang dari daerah. Metode pengajaran: We/onan dan Sorogan. Pesantren ini telah memakai sistem klasikal, di mana santri yang mondok mendapat pendidikan di madrasah. Adakalanya murid madrasah datang dari daerah :>ekitar itu sendiri. Di samping sistem klasikal juga pengajaran sistem wetonan di lakukan juga oleh kivai. Dalam pola ini di samping memiliki madrasah juga memiliki tempat keterampilan. MisaInya: peternakan, pertanian, kerajinan rakyat, toko koperasi, dan sebagainya. Dalam pola ini pesantren sudah berkembang dan bisa di golongkan pesanten mandiri. Pesantren seperti ini telah memiliki perpustakaan, dapur umum, ruang makan, kantor adrainistrasi, toko, rumah penginapan tamu, dan sebagainya. Di samping itu, pesantren ini mengelola SMP, SMA, dan kejurian lainnya. 37
Dari keteranga tabel tersebut, pondok pesantren yang penulis ll1aksud adalah pada pola lima (V) yaitu pesantren yang sudah berkembang dan mandiri. Memiliki perpustakaan, dapur umum, rum1g makan, kantor administrasi, dan rum1g penginapan tmuu. Pesantren ini berada di bawah naungan Yayasan Darma Indonesia (YADIN). Selain pondok pesantren, yayasan ini juga membawahi sekolah alau madrasah (terdiri dari Mad. Ibtidaiyah, Mad. Tsanawiyah, Mad. Aliyah) dan panti asuhan. Ketiga lembaga ini diberi nmua Nmul Huda.
27
2. Tujuan Pondok Pesantren Tujuan pendidikan merupakan bagian yang terpadu dari serangkaian kegiatankegiatan pendidikan, termasuk di dalamnya faktor-faktor terkait yang dapat mendukung keberlangsungan pendidikan seperti pendidik, peserta didik, metode belajar, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan. Keberadaan faktor-faktor tersebut tidak akan berarti apa-apa jika tidak di arahkan pada satu tujuan yang terarah dan menyeluruh, oleh karena itu setiap pendidikan pasti akan bermuara pada satu tujuan Terkait dengan tujuan pesantren, Menurut Mujamil Qomar, tujuan pesantren adalah "membentuk kepribadian muslim yang menguasai ajaran-ajaran islam dan mengamalkannya, sehingga bermanfaat bagi agama, masyarakat dan negara,,38.
3. Unsur-Unsur Pesantren
Menurut Mahmud dalam buku Model-Model Pembelajaran Di Pesantren, sebuah lembaga dapat di katakan sebagai pondok pesantren apabila didalarnnya terdapat sedikitnya lima unsur: a. Kiyai/Ajenganffuan GuruJAbuIBuya/Tengku Kiyai adalah "komponen penting yang amat menentukan keberhasilan pendidikan pesantren,,39. Kiayi juga merupakan "tokoh sentraJ dalam suatn pesantren, maju mundurnya suatu pesantren di tentukan oleh wibawa dan karisma sang kiayi',4o. b. Santri Santri adalah "sebutan untuk siapa saja yang telah memilih lembaga pondok pesantren sebagai tempat menuntut ilmu,,41. Santri di pesantren dapat di katagorikan menjadi dua kelompok: I) Santri mukim, yaitu santri yang berdatangan dari tempat-tempat yang jauh yang tidak memungkinkan dia pulang kerumahnya, maka dia
Pesanlren Dari rrans!ormasi Melodologi MemguO'., h. 7. Mahmud, Model-Model Pembelajaran Di Pesanlren, (Jakarta:Media Nusantara, 2006), Cet t, h,5. 3. Mujamil Qomar, 39
28
mondok (tinggal) di pesantren. Sebagai s~mtri mukim mereka memiliki kewajiban-kewajiban tertentu. 2) Santri kalong, yaitu siswa-siswa yang berasal dari daerah sekitar yang memungkinkan mereka pulang ke tempat kediarnan masing-masing. Santri kalong ini mengikuti pelajaran den an cara ulan er i antara 42 rumahn a den an esantren y g p PERPUSTAKAAN UTAMA
-'1I
UIN SYAHIO JAKARTA
c. Masjid/Mushalla
"Selain untuk shalat beljama'ah mesjid atau mushollah di pesantren juga di manfaatkan sebagai tempat pembelajaran kitab-kitab salafi atau kitab kuning,,43. "Suatu pesantren mutlak memiliki masjid, sebab di situ akan di langsungkan proses pendidikan dalam bentuk komonikasi belajar antara kiayi dan santri,,44. d. Pondok Asrama Pondok
pesantren
pada
dasarnya
adalah
lembaga
pendidikan
yang
menyediakan asrama atau pondok (pemondokall) sebagai tempat tinggal bersama, sekaligns tempat belajar para santri di bawah bimbingan kiayi. e. Pellgajian Kitab Kuning/Salafi Ciri penting dari sebuah pOlldok pesantren adalah pengajian yang di sampaikan kiayi kepada santrinya. Yaitu pengajian tentang agama islam yang terdapat dalam kitab-kitab salafi atau kitab kuning yang di karang oleh ulama salaf. f. Madrasah atau sekolah Pada beberapa pOlldok pesantrell yang telah melakuklm pembaharuan, di sampillg mesjid dan musholla yang menjadi tempat belajar, juga di sediakan madrasah atau sekolah sebagai tempai untuk melldalami ilmu··ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum yang di lakukan secara klasikal. Madrasah atau sekolah ini biasanya juga terletak di dalam lillgkungan pesantrell. Madrasah yang di khususkan untuk melldalami ilmu-ilmu agama bias juga disebut dengan pelldidikan diniyyah. Sedangkan madrasah atau sekolall yang di dalanmya di ajarkan pula ilmu-ilmu umum, maka penyelenggaraannya mengikuti
42
Haidar Putra Daulay, S~iarah Pertumbuhan... , h. 64.
.J
29
pola yang telah ditentukan oleh Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional45 .
4. Metode Pembelajaran Pondok Pesantren Diantara metode pembelajaran yang terapkan di pondok pesantren ialah: I. Metode Sorogan "Sorogan artinya belajar secara individu dimana seorang santri berhadapan dengan seorang gnru, teljadi interaksi saling mengenal di antara keduanya,,46. Selain itu metode sorogan
"~erupakan
kegiatan pembelajaran santri yang
menitikberatkan pada kemampuan perseorangan (individu), di bawah bimbingan seorang ustadz atau kiyai,,47. 2. Metode Bandongan Metode bandongan di sebut juga metode wetonan yaitn metode yang dilakukan oleh seorang kiayi atau ustadz terhadap sekelompok santri yang akan mendengarkan dan menyimak kitab yang akan di baea oleh kiayi. Dengan jelas Armai arief menjelaskan bahwa metode bandongan itn adalah kiayi menggunakan bahasa daerah setempat, kiayi membaea, menerjemahkan, menerangkan, kalimat demi kalimat kitab yang di pelajarinya, santri seeara eermat mengiknti penjelasan yang di berikan oleh kiayidengan memberikan eatatan-eatatan tertentn pada kitabnya masing-masing dengan kode-kode telientn sehingga kitabnya di sebut kitab jenggot karena banyaknya eatatan yang menyerupai jenggot seorang kiayi 48 . 3. Metode MnsyawarahlBahtsul Masa'il Mnsyawarah atau bahtsnl masa'il merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa orang
~iantri
dengan jwnlah
tertentu membentuk halaqoh yang di pimpin langsung oleh seorang kiayi atan nstadz, atau mungkin juga santri senior, untuk membahas atan mengkaji suatn persoalan yang telah di tentukan sebelwnnya49 .
Mahmud, Model-Model Pembelajaran... , h. 13-14. Annai Arief, Pengantar IImu Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Ciputat Press, 2002), Cel. I, h. 150. 47 Mahmud, Model-Model Pembelajaran... , h. 51. 45
46
31
8. Metode Muhadatsah Metode muhadatsah merupakan latihan bercakap-cakap dengan bahasa Arab yang di wajibkan para santri selan1a tinggal di pondok pesantren54 . 9. Metode Mudzakarah Metode mudzakarah atau dalam istilah lain bahtsul masa'il ialah suatu cara yang di pergunakan dalarn menyarnpaikan bahan pelqjaran dengan jalan mengadakan suatu pertemuan i1miyah yang secara khusus membahas persoalan yang bersifat keagamaan55 • Selain membahas masaJah diniyah, seperti ibadah dan aqidah, juga membahas agarna pada umumnya. Metode ini sesungguhnya tidak jauh beda dengan metode musyawarah. Bedaya hanya pada metode dan pendekatan daJarn pembelajaran. Pesertanya iaJaJl para kiyai atau para santri senior56 •
54
Mahmud, Model-Model Pembelaiaran.... h. 78.
BABIH METODOLOGIPENELrUAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitan ini bertempat di Madrasah Tsanawiyah Nurul-Huda, yang beralamat di J1. KH. Hasyim Ashari Gg. Kancil Rt. 02/05, Kelurahan Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang Provinsi Banten, Kode Post 15145. Sedangkan waktu penelitannya adalah dan tanggal 04 s.d. 12 Januari 2010.
B. Metode Penelitian Metode yang di pakai penulis pada penelitian ini adalall metode deskriptif, yaitu penelitall yang
berusaha mendeskripsikan dan mengiterpretasikan
fenomena-fenomena yang ada. Penelitian ini mengguoakan pendekatan kualitatif.
C. Unit Analisis
Unit analisis penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Nurul-Huda, yaitu siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. Alasan peneliti memilih kelas VITI adalah bahwasanya kelas VIII sudah memiliki pengalaman belajar yang cukup di tigkat Tsanawiyah dan pantas di jadikan sebagai sabjek penelitian. Selain itu juga di karenakan, kalau kelas VII masih bam di tingkat Tsanawiyah dan belum cukup memiliki pengalaman belajar, maka menurut penulis kurang optimal jika dijadikan sabjek penelitian ini. Sedangkan kelas IX sedang konsentrasi menghadapi Ujian Negara (UN), jadi
33
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang di gunakan penulis ini adalah wawancara, studi dokumentasi, dan angket. Berikut penjelasannya:
1. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini di lakukan kepada guru bidang studi fiqih di MTs Nurul Huda. Selain itu, untuk melengkapi penulis dalam memperoleh data, penulis juga mewawancarai salau satu ustadz di pondok pesantren. Wawancara ini dilakuakan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran fiqih di sekolah maupun di pondok pesantren. 2. Studi Dokumentasi Dokumen yang penulis butuhkan dalam penelitian ini adalah: a. Dokumen-dokumen sekolah, yaitu berupa profil sekolah, keadaan guru, keadaan murid, fasilitas-fasilitas pendidikan yang ada di sekolah, dll. b. Nilai hasil belajar fiqih yang terdapat dalam rapot siswa kelas VIII semester I MTs Nurul-Huda, yaitu siswa yang tinggal eli pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 3. Angket Pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk angket yang penulis buat beIjuruiah 27 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban yaitu SL (selalu), SR (sering), KK (kadangkadang), TP (tidak pernah). Angket ini akan di berikan kepada siswa kelas VIII untuk di isi. Berikut kisi-kisi angket yang telah di siapkan peneliti. Tabel3
IeISI-. kiSI. Am!Je k t U;nu t k S'lswa Dimensi Kesiapan Slswa sebelum
Indikator Siswa mengeIjakan tuagas fiqih di rumah
No.Pertanyaan 1 dan 2
pembel~aran
Siswa mengunjungi perpustakaan untuk belajar/membaca buku fiqih
3
Siswa membaca buku fiqih selain buku yang di gunakan guru
4
fiqih di kelas
34
fiqih dalarn kehidupan sehari-hari Siswa rnelaksanaan sholat fardu berjarna'ah
6,,7, 8, 9 dan 10
Siswa bertanya kepada orang tua, kakak, atau orang lain yang lebih rnengeIii tentang ilrnu fiqih
II
Siswa rnengikuti pengajian fiqih
12
Kesiapan Sikap siswa terhdap guru ketika siswa ketika pernbelajaran fiqih di kelas pembelajaran fiqih di kelas Sikap Slswa terhadap pelajaran fiqih
13
14, IS dan 16
Guru rnenggunakan rnetode belajar yang bervariasi
17
Guru mendemonstrasikan rnateri fiqih kepada Slswa ketika pembelajaran berlangsung
18
Siswa melakukan kebiasaan buruk ketika pembelajaraan fiqih di kelas
19, 20, 21, 22 dan 23
Siswa memberikan komentar/pendapat tenang teoriteori fiqih yang sedang di pelajall di kelas
24
Siswa berpakaian sorpanlrapi ketika pernbelajaran fiqih di kelas
25
Kerjasarna Siswa melakukan keJja sarna antara dengan ternan-ternan dalarn sesanla Slswa menyelesaikall tugas-tugas fiqih dalarn pembelajaran fiqih
26 dan 27
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalarn venelitian ini. nenulis memerll1bn heh",.,.n"
35
1. Wawancara Wawancara atan interviu adalah "sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwicara"l. Teknik dalam wawancara ini adalah penulis memberikan beberapa pertanyaan kepada guru fiqih di MTs dan ustadz di pondok pesantren tmtuk dijawab sesuai dengan pertanyaan yang penulis berikan. Pertanyaan dalam wawancara ini adalah seputar pelaksanaan pembelajaran fiqih siswa di sekolah maupun
3. Angket Angket adalah "sejumlah pertanyaan tertuUs
yang digmlakan
untuk
memperoleh informasi dad responden dalarn arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahiu,,3. DaIarn penelitiall ini angket dib'edkan kepada siswa kemudian diisi oleh siswa. Fmlgsi angket ini adalah untuk memperoleh informasiinformasi tentang pembelajarn fiqih.
Setelah itu penulis akan membuat
kesimpuIan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fiqih.
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang peulis lakukan sebagai berikut: I Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suall, Pendekatan Preklek,(Jakarta:Rineka Cipta, 1996), Edisi Revisi III, h. 144.
36
I. Analisis data hasil wawancara, yaitu data yang di peroleh dari wawancara dijadikan sebagai data untuk membantu penulis dalam menganalisis secara deskriptif data yang penulis peroleh dari siswa yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan. 2. Analisis data hasil pemeriksaan dokumentasi, yaitu data yang diperiksa kemudian dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh informasi, kemudian diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan. 3. Analisis data hasil angket, dalam mengolah data hasil angket peneliti menggunakan cara sebagai berikut: a. Editing, yaitu memeriksa kembali daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. b. Tally, yaitu menghitungjumlahjawaban yang diberikan oleh responden. c. Tabulling, menghitung data kedalam suatu tabe!. Melalui tabulasi data lapangan akan tampak sederhana dan tersusun ke dalam suatu tabe! yang baik sehingga mudah di pahami. Data yang di tabulasikan adalah data yang telah di hitung distribusu fi-ekuensinya dengan teknik prosentase. Prosentase di peroleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jurnlah responden di kalikan 100%, dengan rumus statistik sebagai berikut: P =£ xlOO% N
Keterangan: P = Angka prosentase F = Ferkuensi yllilg di cari prosentasenya N = Jumlah responden
BABN HASIL PENELITIAN
A. Temuan Penelitian 1.
Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Banyaknya ketimpangan yang ada, ketidak sesuaian antara harapan dan
kenyataan yang dirasakan oleh sebagian masyarakat antara lain makin kecilnya kesempatan untuk belajar, kondisi ini disebabkan dari tingginya biaya sekolah secara formal, padahal pendapatan keluarga mereka sangatlall terbatas sehingga tidak mampu membiayai anaknya sekolah. Keadaan ini m,mdasari berdirinya Yayasan Danna Indonesia (YADIN) pada tahun 1979. Yayasan ini di prakarsai oleh tiga tokoh sentral pendiri yayasan yaitu H. Mu'alim Arab bin H. Syatar, Drs. H. Ahmad Syahroni bin H. Mu'alim Arab (Almarhum), dan Drs. M. Muhsin bin Artain. Menyikapi situais dan kondisi diatas, maka pendiri Yayasan membuat sistem pendidikan murah yang sarat dengan muatan agama islam. Sekolah ini resrni berdiri pada tanggal
11
Agustus
1983
di hadapan Notaris Soewardi
Poerwohartono yang berkedudukan di tangerang. Pendidikan ini berupa Madrasah IbtidaiyahlMI (setara dengan SD), Madrasah TsanawiyahlMTs. (setara dengan SLTP), dan Madrasah AliyahIMA (setara dengan SLTA). Sebelum di dirikannya madrasah, yayasan ini bergerak dibidang sasial kemasyarakatan yaitu berupa lembaga Panti Asuhan Yatim Piatu dan dibidang dakwah islamiyah yaitu berupa Pondok Pesantren. Nama Nurul Huda sendiri
38
diilihami oleh salah seorang guru ngaji H. Mu'alim Arab yaitu almarhtun KH. M. Arnsyir dari kampung Gondrong (sebuah kelurahan di kota tangerang).
2.
Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda adalah lembaga pendidikan di bawah
naungan Yayasan Darma Indonesia (YADIN). Yayasan inl: membawahi tiga lembaga pendidikan formal
yaitu Madrasah Ibtidaiyah (Ml), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), satu lembaga pendidikan nonformal yaitu Pondok Pesantren, dan satu lembaga di bidang sosial dan kemasyarakatan yaitu Panti Asuhan Yatim Piatu. 3.
Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah NUTul Huda MTs. Nurul Huda beralamat di JI. KH. Hasyim Ashari Gg. Kancil Kelurahan
Neroktog Kecamatan Pinang Kota Tangerang Provinsi Banten. Dari arah utara, MTs. Nurul Huda satu arah menuju pusat pemerintahan kota tangerang, sedangkan dati arab selatan, MTs. Nurul Huda satu arah menuju pusat perdagangan pasar tradisional dan modern Ciledug. Jadi, secara geografis lokasinya cukup strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan umum.
4.
Pl'ofil Madrasah Tsanawiyah Nurul HUda
Nama Madrasah
: MTs. Nurul Huda
Alamat
: JI. KH. Hasyim Ashari Gg. Neroktog Kecamatan
Kan,~il
Kelurahan
Pinang Kota Tangerang
Provinsi Banten Telp.(021) 5548975 Nama Yayasan
: Yayasan Darma Indonesia (YADIN)
Alamat Yayasan
: JI. KH. Hasyim Ashari Gg. Kancil Kelurallan Neroktog Kecamatan
Pillang Kota Tangerang
Provinsi Banten Telp.(021) 5548975 NSM
: 21 2280510045
Satandar Madrasah
: Terakreditasi B
39
Tahun berdiri
: 1983
Tanah
: Milik sendiri / Wakaf
Luas Tanah
: 1.15 6 M
5.
21
.
Visi, Misi, Tuju3n dan Sasar3n Sekolah
Visi Madrasah Membentuk sumber daya manusia agar menjadi pribadi muslim dan muslimah yang beriman, bertaqwa, berakhIakul karimah dan berilmu pengetahuan. Misi Madrasah a. Membina siswa agar menjadi orang yang beriman dan bertaqwa. b. Mendidik dan membina siswa agar mampu membaca dan menghayati kandungan Alqur'an. c. Mendidik siswa agar menjadi manusia yang berakhJakul karimah. d. Membina dan mengembangkan bakat dan kreativitas siswa Tujuan a. Meningkatkan nilai rata-rata raport dari 6.00 menjadi 7.00 b. SeJuruh lulusan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi c. Membudayakan sikap dan prilaku agamis serta menjunjung tinggi norma danhukum d. Menjadikan siswa berketerampilan yang sesuai dengarJ potensi yang ada disekitarnya Sasaran Sekolah a. Peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan nilai rata-rata raport siswa b. Peningkatan peJayanan pendidikan terhadap siswa dan masyarakat c. Penuntasan wajib belajar 9 tahun d. Pemenuhan kebutuhan ruang belajar yang memadai e. Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif, nyanlan dan tentram, sehingga menimbulkan gairah dan semangat seluruh personil sekolah dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya masing-masing2
40
6.
Keadaan Gum, Karyawan Dan Siswa MTs. Nnml Huda a. Keadaan Guru Guru merupakan faktor penting dalam suatu lembaga pendidikan. Karena figur
seorang guru balk dalam bidang ruang geraknya maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan program pendidikan. Adapun jumlah guru di sekolah MTs. Nurul Huda terdapat 15 orang. Berikut ini data-data guru MTs. Nurul Huda Tahun Pelajaran 2009120103 . Tabel4 Jumlah StafPengajar dan Karyawan MTs. Nurul Huda No. l.
Gum Tetap (PNS Denal!) 3 Orang
Guru Tidak TeteplHonorer 12 Orang
StafTV
Jumlah
2 Orang
17 Orang
Tabel5 Personil MTs. Numl Huda Dilihat Dan Pendidikan Terakhir No. Jenjang Pendidikan l. S2
Kasek
Guru
TV
Kary~lwan
Jumlah
-
-
-
-
-
2.
SI
1
12
-
13
3.
SARMUD
-
4.
DIII
-
5.
DII
6.
DI
-
-
-
-
-
-
7.
SMK.JSMA!
-
3
2
-
5
1
14
2
Sederaiat Jumlah
-
-
18
41
Table 6 Data Personil MTs. Nurul-Huda Serta Jabatannya Nama
No.
Jabatab
I
H. Khaerudin, S.Pd.I
Kepala Madrasah
2
Hidayat, S.Pd
3
Rohidi
-PKM (pembantu Kepala Madrasah) Bid. Kurikulum -Guru B. Studi B. Inggris Guru B. Studi IPA Terpadu
4
Mulyadi
Guru B. Studi Matematika
5
Arsani, S.Pd.I
Guru B. Studi MuJok (Tahfidz)
6
Arsalih, S.Pd.I
Guru B. Studi Penjaskes
7
Sahabudin, S.Ag
Guru B. Studi Akidah Akblak
8
H. Yadi Wahyudi, S.Ag Guru B. Studi Qur'an Hadis
9
Miftahuljannah, S.Ag
10
Ahmad Mubarok
Guni B. Sfu(li Kerajinan Tangan dan Kesenian Guru B. Studi Qur'an Hadist
11
Mujiyanto, S.Ag
Guru B. Studi IPS Terpadu
12
Dra. Yarminis
Guru B. Studi B. Indonesia
13
Samlawi, S.Pd.I
Guru B. Studi Fiqih
14
Kh. Munawir, S.Pd.I
Guru B. Studi B. Arab
15
Rumsiah, S.Ag
Guru B. Studi SKI
16
Siti Ma'rufah, S.PdJ
Guru B. Studi Pendidikan Kewargaan Negara
17
Supian Hadi
StaffTU
18
Nuryati
StaffTU
b. Keadaan Karyawan MTs. Nurul Huda Keberadaan karyawan sangatlah diperlukan dalam suatu lembaga pendidikan, karena dapat membantu terlaksananya proses belajar mengajar yang baik dan kondusif. Seandainya tidak ada orang yang mellangani masalah diluar pellgajaran yang kbusus. Maka kegiatan pendidikan disuatu sekolah tidak akan berjalan
42
Berikut ini data-data karyawan di MTs. Nuw] Huda 4 . Tablel7 Jumlah Tata Usaha/Karyawan MTs. Nurul Huda Pegawai Tetap
Jabatan
No.
Tata Usaha Administrasi Tata Usaha Keuangan
]
2
JumJah
Pegawai Tidak Tetap
Jumlah
1
-
1 Orang
]
-
] Orang
2
-
2 Orang
c. Keadaan Siswa-Siswi MTs. Nurul Huda Adapun jumlah siswa-siswi MTs. Nurul Huda pada tahua ajaran 2009/2010 berjumlah 110 siswa. Dimana waktu pembel'\iaran dilakukan pada jam 7.30 Wib sampai dengan pukuJ 12.30 Wib. Berikut ini dapat kita lihat data siswa daJam 5 tahun terakhir 5 • Table 8 Jumlah Siswa MTs. Hurul Huda 5 Tahun Teralmir KELAS
JUMLAI-I SISWA 2005/2006 2006/2007 2007/2008
2008/2009'
2009/2010
VII
35
60
44
38
30
VIII
44
34
54
43
36
IX
40
44
34
54
44
JUMLAI-I
119
138
132
135
110
Keterangan: JumJah Ruang Kelas
: 3 (tiga)
JumJah Rombongan Belajar
: 3 (tiga)
4
n..
•
......
7.
SaranalPrasarana Yang Dimiliki MTs. Nurul Huda a. Keadaan Luas Tanah Dan Bengunan Area tanah gedung MTs. Num! Huda memi!iki !uas tanah 1.156 M2, sebagai
status wakaf dengan nomor akta/sertifikat tanah EA 321018. Luas banguna seluruhnya 600 M2, luas halaman, lapangan olahraga dan lainlain 356 M 2 .
b. Ruangan Tabel9 Ruangan Yang Dimiliki MTs. Nnml Huda Jenis Ruangan
No
Luas (M 2)
Jumlab Ruangan
Keadaan
52,5
1
Balk
52
1
Baik
2.
Ruang Kepala Sekolah dan guru 'Ruang Kelas VII
3.
Ruang Kelas VIII
52
I
Baik
4.
Ruang Kelas IX
52
1
Baik
5.
Ruang Komputer
25
1
Balk
6.
Ruang Perpustakaan
25
1
Baik
7.
we
15
I
Baik
1.
c. Lapangan Tabell0 Lapangan OIab Raga Yang Dimiliki MTs. NumlHuda No 1
8.
Jenis Lapangan Badminton
Luas (M")
Keadaan
365
Baik
Kegiatan Ekstrakulikuler Selain saranalprasarana yang telah dipaparkan diatas, ada kegiatan lain yang
tidak kalah pentingnya bagi peserta didik untuk menyalurkan b&tkat mereka diluar
44
jam pelajaran. Seperti adanya kegiatan ekstrakulikuler. Berikut ini data-data ekslrakulikuler yang di adakan di MTs. Nurul Huda 6• Tabclll Kcgiatan Ekstrakulikulcr No. Jcnis Ekskul.
9.
Kctcrangan
I.
Paskibra
Aktif
2.
Marawis
Aktif
3.
Tahfidz
Aktif
Struktur Organisasi a. Struktur Organisasi Yayasan Darma Indoncsia (YADIN) Struktur Organisasi YADIN terdiri dari Dewan Pengawas, Pimpinan Umurn,
Ketua Komite. Membawahi Sekretaris, Bendahara. Membawahi Koordinator Litbang. Membawahi Mad. Ibtidaiyah, Mad. Tsanawiyah, Mad. Aliyah, Pondok Pesanlren, Panli Asuhan Yatim-Piatu. Membawahi Sie. Humas, Sie. Pem. dan Dana, Sie. Sosial, Sie. Usaha.
b. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda YADIN Struktur Organisasi MTs. Nurul Huda YADIN terdiri dari Kepala Madrasah, PKM (Pembantu Kepala Madrasah) Bid. Kurikulum. Membawahi Ur. Tata Usaha, Ur. Bendahara, Ur. Kesiswaan, Ur. Hurnas. Membawahi WaH Kelas VII, Wali Kelas VIII, WaH Kelas IX. Membawahi Organisasi hltra Sekolah dan seluruh siswa MTs. Nurul Huda YADIN.
c. Strul{tur Organisasi Pondok Pcsantrcn Nurul Huda YADIN Struktur Organisasi Pondok Pesantren Nurul Huda YADIN terdiri dari Pengasu Pon·Pes, Ur. Bid. Kurikulurn. Membawahi Sekretaris, Bendahara, Ur. Keg. Santri. Membawahi Koord. Kelas I, Koord. Kelas II, Koord. Kelas Ill, Koord. Kelas IV. Membawahi Seluruh santri Pon-Pes Nurul Huda YADIN. Berikut ini struktur masing-masing orgauisasi bese.rta personilnya:
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN DARMA INDONESIA (YADIN) Dewan Pengawas Drs. M. MW1sin, As Pimpinan Yayasan H. Mualim Arab Kerna Komite H. Khaerudi, S.Pd.I Sekretaris Kh. Munawir, S.Pd.I
Bendahara Nuryati Koordonator Lilbang H. Moch. Djaelani HD
I Mad. Ibtidaiyah Drs. Alwi
I
Mad. Tsanawiyah H. Khaerudin, S.Pd.I
Mad. Aliyah H. Khaerudin, S.Pd.I
I Sie. Humas SupianHadi
Pon-Pes H. Bukori
P. Asuhan Djubaedah
! Sie. Pemb. & Dana H. Mualim Arab
Sie. Sosial H. Kurtubi
Sie. Usaha Riana Wali
STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA YADIN TAHUN PELAJARAN 2009 - 2010 Kepala Madrasah H. Kaerudin, S.Pd.!
PKM (pembantu Kepala Madrasan) Bid. Kurikulum Hidayat S.Pd.
Dr. Bendahara Nuryati
Dr. Tata Dsaba SupianHadi
Dr.Humas Sahabudin, S.Ag
Dr. Kesiswaan ArsaIm, S.Pd.I
I
I
Wall Kelas vn
Wall Kelas VIII
Rumsiab, S.Ag
Robidi
Wall Kelas IX
I
Sahabudin, S.Ag
r I
ORGANISASI SiSWA INTRA SEKOLAH SISWA KELAS VII, VIII, IX
I I
STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA YADIN Pengasuh Pon. Pes Ust.H. Buk..1}ari Ur. Bid. Kurikulum
Ust. Nurkholis Sekretaris fUst. Kh. Munawir
Ur. Keg. Santri Ust. A. Mubarok
"-
Bendahara Ustdzh. Tursinab I
Koord. Kelas I
Koord. Kelas II
Ust. Beni Handayani
Ust. A. Mubarok
I
I
Koordinasi Penl>aiian Kitab Ust.lUstdzh. Nama Kitab Nabwu Shoraf
Fiqih Tauhid
AkhIak Tarekh Muhadasab Qira'at Qur'an
'I'
I
Ust. Beni Handayani Ust. Hurkholis Ust.H. Bukhori Ust. Mubaraok Ust. Miftah Ust. Mubarok Ust. Kh. Munawir 1. Ust. H. Kurtubi 2. Ustdzh. Siti Mutiab 3. Ustdzh. Saliyab
I
Koord. Kelas ill Ust. Nurkholis
Koord. Kelas IV Ust.H. Bukhari
Koordinasi Kel>iatan Ekstrakulikuler Jenis Kegiatan UsUUstdzh. Muhadarab Marawis Pengajian Ratib Tahfidz
Komputer
Ust.H. Bukhari Ust. Beni Handayani Ust.H. Bukhari 1. Ust. H. Kurtubi 2. Ustdzh. Siti Mutiab 3. Ustdzh. Saliyab Ust. Kh. Munawir
'I'
SELURUH SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA
I
48
10. Deskripsi Nilai Rapot Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren Siswa yang tingggal di pondok pesantren berjumlah 14 siswa, sedangkan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren berjumlah 22 siswa. Berarti jumlah keselumhan siswa kelas VIII adalah 36 siswa. Nilai prestasi belajar fiqih yang akan di uraikan adalah nilai tulis ditambah dengan nilai praktek siswa, maka hasilnya adalah nilai prestasi belajar fiqih siswa. Setelah penulis melihat hasil prestasi belajar fiqih, maka untuk memudahkan penulis dalam mendeskripsikannya, perIu kiranya penulis untuk memberikan kategorisasi nilai prestasi belajar fiqih kedalam 2 kategori. Yaitu: a. Prestasi belajar fiqih dengan nilai 160 keatas b. Prestasi belajar fiqih dengan nilai di bawah 160 Berikut ini adalah nilai rapot prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren.
Tabel12 Nilai Rapot Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal DiPondok Pesantren
1.
Fahrni Bafadal
86
Nilai Praktek 80
2.
Fifi Rafika
86
80
166
3.
Ainul Yakin
84
80
l64
4.
Reren Abdul Gofur
84
80
164
5.
Abdul Azis
84
80
164
6.
Abroad Humaidi
80
80
1160
7,14%
7.
Irwan Sanjaya
72
75
150
7,14%
8.
Mardiana
74
74
148
7,14%
9.
Pitri
74
70
144
14,28%
10.
Sarip Hidayat
74
70
144
II.
Siti Kartini
70
70
140
12.
Nurlena
7{\
~A
- .-
No.
NamaSiswa
Nilai Tulis
JlImlah
Prosentase
166
14,28%
21,42%
14,28%
49
13.
Nurwahyuni
68
65
133
7,14%
14.
Faruq Abdul Zapar
65
65
130
7,14%
Nilai paling tinggi adalah 166, yaitu 2 siswa dengan prosentase 14,28% dari 14 siswa. Siswa yang mendapat nilai 164, yaitu 3 siswa dengan prosentase 21,42% dari 14 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai 160 ada 1 siswa dengan prosentasi 7,14% dari 14 siswa. Selebilmya nilai siswa dibawah 160. Dari keterangan ini, dapat diketahui bawha siswa yang mendapat ni1ai 160 s.d. 166 beIjumlah 6 siswa dan se1ebihnya ni1ai siswa dibawah 160. Dari keterangan diatas, dapat dikatakan bahwasanya mayoritas ni1ai rapot prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok pesantren dibawah 160, dan hanya 6 siswa yang nilainya diatas 160.
Tabel13 Nilai Rapot Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren
1.
Astried Safitri
86
Nilai Praktek 80
2.
Indriyanti
84
80
164
3.
Imam Ripadi
82
80
162
4.
Akbar Fadli
82
80
162
5.
Khairul Ikhwan
82
80
162
6.
Muhammad Fikri
80
75
ISS
7.
Darmawan Saputra
76
75
151
8.
Alan Mau1ana
76
75
151
9.
Akma1
76
75
151
10.
Irwan Gunawan
74
74
148
11.
Muhammad Jailani
74
74
148
12.
Fahrizal Pratama S.
78
70
148
13.
Sukma Wii"v"
'7e
~A
No.
Nama Siswa
Nilai Tulis
Jumlah
Prosentase
166
4,54% 4,54%
13,63%
4,54%
13,63%
13,63%
50
14.
Muhammad Refi
74
70
144
15.
Aldi Maulana Izzy
74
70
144
16.
Salam
72
70
142
17.
Muhammad Iqbal
70
70
140
18.
Ahmad Kosasih
70
70
140
19
Dewi Sinta
70
70
140
20.
Muslim
65
65
130
21.
Azhari Sidik
65
65
130
22.
Gunawan
65
65
130
9.09% 4,54%
13,63%
13,63%
Nilai paling tinggi adalah 166, yaitu 1 siswa dengan prosentase 4,54 % dari 22 siswa. Siswa yang mendapat nilai 164 ada 1 siswa dengan prosentase 4,54 % dari 22 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai 162 ada 3 siswa dengan prosentase 13,63% dari 22 siswa. Selebihnya niIai siswa dibawah 160.
Dari
keterangan ini, dapat diketahui bawha siswa yang mendapat nilai 160 s.d. 166 beIjumlah 5 siswa dan selebihnya nilai siswa dibawah 160. Dari keterangan diatas, dapat dikatakan bahwasanya mayoritas niIai rapot prestasi belajar fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren dibawah 160, dan hanya 5 siswa yang nilainya diatas 160. 11. DesJu-ipsi Hasil Angket
Data betikut ini merupakan kegiatan pembelajaran fiqih siswa keJas VIlI MTs. Nurul Huda yang penulis peroleh dari penyebaran angket kepada siswa, kemudian data yang terkumpul penulis susun dalam bentuk tabel. Data ini akan menjadi bahan dasar untuk mencari faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi prestasi beJajar fiqih siswa kelas VIII Mts NuruJ-Huda semester I, yakni siswa yang tinggal dan yang tidak tinggal di pondok pesantren. Berikut tabelnya:
51
Tabel14 Siswa Mengerjarkan TugaslPR Fiqih Frekuensi
No
Prosentase Data
Jawaban
I---
STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
4
2
28,57%
9,09%
Sering
5
6
35,71%
27,27%
Kadang-kadang
5
14
35,71%
63,63%
Tidakpemah
-
-
-
-
Jumlah
14
22
100%
100%
I
Keterangan: STDP: Siswa yang Tinggal Di Pondok Pesantren STTDP: Siswa yang Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren Berdasarkan
tabel diatas 35,71% STDP menjawab sering, 35,71% STDP
menjawab kadang-kadang, dan 28,57% STDP menjawab selalu. Sedangkan 63,63% STTDP menjawab kadang-kadang, 27,27% STTDP menjawab sering, dan 9,09% SrrDP menjawab selalu. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP mengeJjakan PR di mmah, dan mayoritas SrrDP kadang-kadang mengeJjakan PR di mmah. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP lebih rajin mengerjakan PR di mmah daripada STTDP.
Tabel15 Siswa Belajar Fiqih Di Luar Mengerjakan TUI\asIPR No -
2
Jawaban
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
4
2
28,57%
9,09%
Sering
3
5
21,42%
22,72%
Kadang-kadang
7
14
50%
63,63%
Tidakpemah
-
1
-
4,54%
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 50% STDP menjawab kadang-kadang, 28,57% STDP menjawab selalu, dan 21,42% STDP menjawab sering. Sedangkan 63,63% STTDP menjawab kadang-kadang, 22,27% STTDP menjawab sering, 9,09% STTDP menjawab selalu, dan 4,54% STTDP menjawab tidak pernah. Dari sini dapat di ketahui bahwa STDP yang belajar fiqih di rumah dengan STDP yang kadang-kadang belajar fiqih dirumah prosentasenya sama, dan mayoritas STTDP kadang-kadang belajar fiqih di rumah. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa STDP lebih rajin belajar fiqih di rumah daripada STTDP.
Tabel16
Siswa Membaca Bulm Fiqih Atau Mcminjam Buku Fiqih Di Perpustakaan No
lawaban
I----
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
SrrDP
Selalu
1
1
7,14%
4,54%
Sering
-
2
-
9,09%
Kadang-kadang
4
6
28,57%
27,27%
Tidakpemah
9
13
64,28%
59,09%
lumlah
14
22
100%
100%
3
Berdasarkan
tabel diatas 64,28% STDP menjawab tidak pernah, 28,57%
STDP menjawab kadang-kadang, dan 7,14% STDP meJ1iawalb selalu. Sedangkan 59,09% STTDP menjawab tidak pernah, 27,27% STTDP menjawab kadangkadang, 9,09% STTDP menjawab sering, dan 4,54% SrrDP menjawab se1alu. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP tidak membaca buku fiqih atau meminjam buku fiqih di perpustakaan, dan mayoritas STTDP tidak membaca buku fiqih atau meminjam buku fiqih di perpustakaan. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP dan SrrDP tidak membaca buku fiqih atau meminjam buku fiqih di perpustakaan.
53
Tabel17 Siswa Membaca Buku Fiqih, Selain Buku Fiqih Yang Di Gunakan Di Sekolah No i--
4
Jawaban
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
1
2
7,14%
9,09%
Sering
6
6
42,85%
27,27%
Kadang-kadang
7
10
50%
45,45%
Tidak pernah
-
4
-
18,18%
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 50% STDP menjawab kadang-kadang, 42,85% STDP menjawab sering, dan 7,14% STDP menjawab selalu. Sedangkan 45,45% STTDP menjawab kadang-kadang, 27,27% STTDP menjawab seting, 18,18% STTDP menjawab tidak pemah, dan
9,09% STTDP menjawab selalu. Dati sini dapat di
ketahui bahwa mayoritas STDP membaca bulen fiqih selain bulen fiqih yang digunakan di sekolah, dan mayoritas STTDP kadang-kadang membaca bulen fiqih selain bulen fiqih yang digunakan di sekolah. Dari data tersebnt dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP lebih rajin membaca bulen fiqih selain buku fiqih yang digunakan di sekolah daripada STTDP.
Tabel18 Siswa Memprakteldmn Teori-Teori limn Fiqih Dalam Kehidnpan Sehari-Hari No i--
5
Frekuensi
Prosentase Data
Jawaban STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
5
2
35,71%
9,09%
Sering
4
5
28,57%
22,72%
Kadang-kadang
5
10
35,57%
45,45%
Tidakpemah
-
5
-
22,72%
I I
PERPUSTAKMN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA
_ _ _J_u_m_l_al_1
1_4
2_2__ _1_0_0_%_] L
100%
Berdasarkan tabel diatas 37,71% STDP menjawab se1alu, 35,57% STDP menjawab kadang-kadang, dan 28,57% STDP menjawab sering. Sedangkan 45,45% STTDP menjawab kadang-kadang, 22,72% STTDP menjawab sering, 22,72% STTDP menjawab tidak pemah, dan 9,09% STTDP menjawab selalu. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP mempraktekkan teori-teori ilmu fiqih dalam kehidupan sehari-hari, dan mayoritas STTDP kadang-kadang mempraktekkan teori-teori ilmu fiqih dalam kehidupan sehari-hari. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP 1ebih sering mempraktekkan teori-teori ilmu fiqih dalam kehidupan sehari-hari daripada STTDP. Keterangan ini diperkuat dengan hasil wawancara penulis dengan Ustadz di pondok pesantren, bahwasanya santri di pondok pesantren mempraktekkan teori-teori ilmu fiqih dalam kehidupan sehari-hari 7 •
Tabel19
Siswa Shalat Zuhur Berjarna'ah No
Jawaban
I-------
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
SIDP
STTDP
Selalu
6
3
42,85%
13,63%
Sering
3
4
21,42%
18,18%
Kadang-kadang
5
8
35,71%
36,36%
Tidakpemah
-
7
-
31,81%
Jumlah
14
22
100%
100%
6
Berdasarkan
tabe1 diatas 42,85% STDP menjawab selalu, 35,71% STDP
menjawab kadang-kadang, dan 21,42% STDP menjawab sering. Sedangkan 36,36% STTDP menjawab kadang-kadang, 31,81% STTDP menjawab tidak pernah, 18,18% STTDP menjawab sering, dan 13,63% STTDP rnenjawab selalu.
55
Oari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STOP mengerjakan sholat zuhur berjama'ah
dan mayoritas STTOP kadang-kadang menge:rjakan sholat zuhur
be:rjama'ah. Oari data tersebut dapat dikatakan bahwa rnayoritas STOP lebih rajin mengerjakan sholat zuhur beIjama'ah daripada STTOP.
Tabel20 Siswa Shalat Ashar Berjama'ah No
lawaban
I---
Frekuensi
Prosentase Oata
STOP
STTOP
STOP
STTOP
Selalu
4
3
28,57%
13,63%
Sering
-
2
-
9,09%
Kadang-kadang
10
9
71,42%
40.90%
Tidakpemah
-
8
-
36,36%
lumlah
14
22
100%
100%
7
Berdasarkan
tabel diatas 71,42% STOP menjawab kadang-kadang, dan
28,57% STOP menjawab selalu. Sedangkan 40,90% STTOP menjawab kadangkadang, 36,36% STTOP menjawab tidak pemah, 13,63% STTOP menjawab selalu, dan 9,09% STTOP menjawab sering. Oari sini dapat di ketahni bahwa mayoritas STOP kadang-kadang mengeIjakan sholat ashar beIjamaah, dan mayoritas STTOP kadang-kadang mengeIjakan sholat ashar beIjamaah. Oari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STOP dan STTOP kadang-kadang mengeIjakan sholat ashar beIjamaa
Tabel21 Siswa Shalat Maghrib Berjlllma'ah No I---
lawaban
8 Se1a1u
Frekuensi
Prosentase Oata
STOP
STTOP
STOP
STTOP
13
6
92,85%
27,27%
56
Sering
-
6
-
27,27%
Kadang-kadang
1
8
7,14%
36.36%
Tidakpemah
-
10
-
45,45% .
14
Jumlah
22
-
100%
100%
Berdasarkan tabe1 diatas 92,85% STOP menjawab selalu, dan 7,14% STOP menjawab kadang-kadang. Sedangkan 45,45% STTOP menjawab tidak pemall, 36,36% STTOP menjawab kadang-kadang, 27,27% STTOP menjawab se1alu, dan 27,27% STTOP menjawab sering. Oari sini dapat di ketallUi ballwa mayoritas STOP mengerjakan sbolat maghrib berjama'all, dan mayoritas STTOP kada.l1gkadang dan tidak pemall mengeIjakan sholat maghrib beIjama'all. Oari data tersebut dapat dikataka.l1 ballwa mayoritas STOP 1ebih rajin me.l1geIjakan sho1at maghrib beIjama'all daripada STTOP.
Tabel22
Siswa Shalat Is'ya Berjama'ah Frekuensi
No
Jawaban
I--
Prosentase Data
STOP
STTDP
STOP
STTDP
Se1a1u
6
5
42,85%
22,72%
Sering
4
6
28,57%
27,27%
Kadang-kadang
4
7
28,57%
31,81%
Tidak pemall
-
4
-
18,18%
Jum1all
14
22
100%
100%
9
Berdasarkan
tabel diatas 42,85% STOP menjawab selalu, 28,57% STOP
menjawab sering, dan 28,57% STDP menjawab kadang-kadang. Sedangkan 31,81% STTDP menjawab kadmlg-kadang, 27,27% STTDP menjawab sering, 22,72% STTDP menjawab se1alu, dan 18,18 STTOP menjawBlb tidak pemall. Dari sini dapat di ketallui ballwa mayoritas STOP mengeJjakan sholat isya beljmna'all, dan STTDP yang mengerjakan sholat isya berjama'all dengan STTDP yang
57
kadang-kadang
dan
tidak
pernah
mengeljakan
sholat
isya
berjama'ah
prosentasenya san1a. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP lebih ri\iin mengerjakan sholat isya berjama'ah daripada STTDP.
Tabel23 Siswa Shalat Shubuh Berjama'ah No
Frekuensi
Jawaban
-
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
10
2
71,42%
9,09%
Sering
3
5
21,42%
22,72%
Kadang-kadang
1
9
7,14%
40,90%
Tidak pernah
-
6
-
27,27%
Jumlah
14
22
100%
100%
10
Berdasarkan
tabel diatas 71,42% STDP menjawab selalu, 21,42% STDP
menjawab sering, dan 7,14% STDP menjawab kadang·,kadang. Sedangkan 40,90% STTDP menjawab kadang-kadang, 27,27% STTDP menjawab tidak pernah, 22,72% STTDP menjawab sering, dan
9,09% STTDP
mel~awab
selalu.
Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP
menge~jakan
sholat shubuh
beljama'ah, dan mayoritas STTDP kadang-kadang
menge~jakan
sho\at shubuh
beljama'ah, Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP lebih raJm mengerjakan sholat shubuh beljama'ah daripada STTDP.
Tabel24 Siswa Bertanya Kepada Orang Lain Tentang Pelajaran Fiqih Di Sekolah Yang Kurang Dimengerti No I--
..
Jawaban
Frekuensi STDP
I STTDP
Prosentase Data STDP
I
STTDP
58
Selalu
I
4
7,14%
18,18%
Sering
6
4
42,85%
18,18%
Kadang-kadang
7
II
50%
50%
Tidakpemah
-
3
-
13,63%
Jumlah
14
22
100%
100%
L_
Berdasarkan tabel diatas 50% STDP menjawab kadang-kadang, 42,85% STDP menjawab sering, dan 7,14% STDP menjawab selalu. Sedcmgkan 50% STTDP menjawab kadang-kadang, 18,18% STTDP menjawab selalu, 18,18% STTDP menjawab sering, dan 13,63% STTDP menjawab tidak pernah. Dari sini dapat di ketahui bahwa STDP yang sering dan kadang-kadang bertanya kepada orang lain tentang
pelajaran
fiqih
di
sekolah
yang
kurang
dimengerti
seimbang
prosentasenya, dan mayoritas STTDP kadang-kadang bertanya kepada orang lain tentang pelajaran fiqih di sekolah yang kurang dimengerti. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP lebih rajin bertanya kepada orang lain tentang pelajaran fiqih di sekolah yang kurang dimenge11i daripada STTDP.
Tabel25 Siswa Mengikuti Pengajian Fiqih Selain Belajar Fiqih Di Sekolah No i--
12
Frekuensi
Prosentase Data
Jawaban STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
9
1
64,28%
4,45%
Sering
5
4
35,71%
18,18%
Kadang-kadang
-
6
-
27,27%
Tidak pernah
-
11
-
50%
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 64,28% STDP menjawab selalu, dan 35,71% STDP meniawab sering. Sedangkan 50% STTDP meniawab tidak oernah. 27.27%
59
STTDP menjawab selalu. Dari sini dapat di ketahui bahwa seluruh STDP mengikuti pengajian fiqih selain belajar fiqih di sekolah, dan mayoritas STTDP tidak pernah mengikuti pengajian fiqih selain belajar fiqih di sekolah. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa STDP lebih rajin mengikuti pengajian fiqih selain belajar fiqih di sekolah daripada STTDP. Menumt penulis SUda11 pasti STDP mengikuti pengajian fiqih selain belajar fiqih di sekolah karen di pondok pesantren mempelajari ilmu fiqih.
Tabel26 Siswa Memberikan ResponlTanggapan Baik Ketika Pembelajaran Fiqih Di Kelas No
lawaban
f--
Prosentase Data
Frekuensi STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
2
3
14,28%
13,63%
Sering
9
2
64,28%
9,09%
Kadang-kadang
3
11
21,42%
50%
Tidakpemah
-
6
-
27,27%
lumlah
14
22
100%
100%
13
Berdasarkan
tabel diatas 64,28% STDP menjawab senng, 21,42% STDP
menjawab kadang-kadang, dan 14,28% STDP menjawab selalu. Sedangkan 50% STTDP menjawab kadang-kadang, 27,27% STTDP menjawab tidak pemah 13,63% STTDP menjawab selalu, dan 9,09% STTDP menjawab sering. Dari Silli dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP memberikan respon/tanggapan baik ketika pembelajaran fiqih dikelas, dan mayoritas STTDP kadang-kadang dan tidak pema1l memberikan respon/tanggapan baik ketika pembelajaran fiqih dikelas. Dari data tersebut dapat dikatakan ba1lwa mayoritas STDP lebih sering memberikan respon/tanggapan baik ketika pembelajaran fiqih dikelas daripada STTDP.
60
Tabel27 Siswa Memberilian Perhatian Ketika Guru Memberikan
J~enjelasan Tentang
Pelajaran Fiqih Di Kelas No
Jawaban
-
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
5
5
35,71%
22,72%
Sering
3
5
21,42%
22,72%
Kadang-kadang
5
11
35,71%
50%
Tidakpemah
1
1
7,14%
4,45%
Jumlah
14
22
100%
100%
14
Berdasarkan
tabel diatas 35,71% STDP menjawab selalu, 35,71 % STDP
menjawab kadang-kadang, 21,42% STDP menjawab sering, dan 7,14% STDP menjawab tidak pernah. Sedangkan 50% STTDP menjawab kadang-kadang, 22,72% STTDP menjawab selalu, 27,27% STTDP menjawab sering, dan 4,45 STTDP menjawab tidak pernah. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP memberikan perhatian ketika guru memberikan penjelasan tentang pelajaran fiqih di kelas, dan mayoritas STTDP kadang-kadang memberikan perhatian ketika gum memberikan penjelasan tentang pel1!iaran fiqih di kelas. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP lebih sering memberikan perhatian ketika guru memberikan penjelasan tentang pelajaran fiqih di kelas daripada STTDP.
Tabel28 Siswa Belianya Tentang Materi Yang Tidak Di Paharni Ketika Guru Memberikan Kesempatan Untuk Bertanya No -
Jawaban
15 Selalu
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
1
2
7,14%
9,09%
61
-------
Sering
2
3
14,28%
13,63%
Kadang-kadang
10
II
71,42%
50%
Tidak pernah
1
6
7,14%
27,27%
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 71,42% STOP menjawab kadang-kadang, 14,28% STOP menjawab sering, 7,14% STOP menjawab selalu, dan 7,14% STOP menjawab tidak pernah. Sedangkan 50% STTOP menjawab kadang-kadang, 27,27% STrop menjawab tidak pernah, 13,63% STroP menjawab sering, dan 9,09% STTOP menjawab selalu. Oari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STOP kadang-kadang bertanya tentang materi yang tidak di pahami ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya, dan mayoritas STrOp kadang-kadang bertanya tentang materi yang tidak di pahami ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya. Oari data tersebut dapat dikatakan bahwa STOP dan STTOP mayoritas kadang-kadang bertanya tentang materi yang tidak di pahami ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya.
Tabel29 Siswa Mudah Memahami Pelajaran, Keuka Guru Menjdaskan Pelajaran Fiqih Di Kelas Prosentase Oata
Frekuensi
No
Jawaban
-
STOP
STTOP
STOP
STTOP
Selalu
6
3
42,85%
13,63%
Sering
2
4
14,28%
18,18%
Kadang-kadang
6
14
42,85%
63.63%
Tidak pernah
-
1
-
4,54%
Jumlah
14
22
100%
100%
16
Berdasarkan
tabel diatas 42.85% STOP meniawab selalu. 42.85% STOP
62
63,63% STTDP menjawab kadang-kadang, 18,18% STfDP menjawab sering, 13,63% STTDP menjawab selalu, dan 4,54% STTDP menjawab tidak pemah. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP mudah memahami pelajaran fiqih ketiaka guru memberikan penjelasan, dan mayoritas STTDP kadang-kadang memahami pelajaran fiqih ketiaka guru memberikan penjelas<m. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP lebih mudah memahami pel,yaran fiqih ketika guru memberikan penjelasan daripada STTDP.
Tabel30 Guru Menggunakan Metode Lain, Selain Metode Ceramah
No f-----
17
Jawaban
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
3
1
21,14%
4,45%
Sering
3
9
21,14%
40,90%
Kadang-kadang
7
6
50%
27,27%
Tidakpemah
1
6
7,14%
27,27%
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 50% STDP menjawab kadang-katdang, 21,14% STDP menjawab selalu, 21,14% STDP menjawab sering, dan 7,14% STDP menjawab tidak pemah. Sedangkan 40,90% STTDP menjawab sering, 27,27% STTDP menjawab kadang-kadang, 27,27% siswa menjawab tidak pemah, dan 4,45% STTDP menjawab selalu. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP menyatakan kadang-kadang guru menggunakan metode lain selain metode ceramah, dan mayoritas STTD menyatakan sering guru menggunakan metode lain selain metode ceramah. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STTDP lebih banyak menyatakan guru menggunakan metode lain selain metode ceramah daripada STTDP. Pernyataan STTDP ini diperkuat dengan hasil wawancara penulis kepada
63
gwu B. Studi fiqih, fa menyatakan bahwa "selain metode ceramah saya juga menggunakan metode demonstrasi dan diskusi,,8.
Tabel31 Guru Mendemontrasikan Meteri Yang Sedang Di Ajarkan Kepada Siswa
No f---
18
Jawaban
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
1
9
7,14%
40,90%
Sering
-
4
-
18,18%
Kadang-kadang
11
7
78,57%
31,81%
Tidakpemah
2
2
14,28%
9,09%
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 78,57% STDP menjawab kadang-kadang, 14,28% STDP menjawab tidak pemah, dan 7,14% STDP menjawab selalu. Sedangkan 40,90% STTDP menjawab selalu, 31,81% STTDP menjawab kadang-kadang, 18,18% STTDP menjawab sering, dan 9,09% siswa menjawab tidak pemall. Dari
sini dapat di ke!ahui bahwa mayoritas STDP menyatakangwu kadang-kadang mendemonstrasikan materi yang sedang di pelajari, dan mayoritas STTDP menyatakan guru sering mendemonstrasikan materi yang sedang di pelajari. Dari data tersebut dapat dikatakan bal1wa mayoritas STTDP lebih banyak menyatakan guru mendemonstrasikan materi yang sedang di pelajari daripada STDP.
Tabel32 Siswa Mengantuk Ketika Pembelajaran Fiqih JI)j Kelas
No I--
Jawaban
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
I
I
7,14%
4,45%
19
Selalu
65
mengganggu pembelajaran fiqih sarna prosentasenya, dan mayoritas STTDI' tidak perah keluar masuk kelas sehingga mengganggu pembelajarlm fiqih. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa STDP dan STTI'D kadang-kadang dan tidak pemah keluar masuk kelas sehingga mengganggu pembelajaran fiqih.
Tabel34 Siswa Merasa Bosan Ketika Pembelajaran Fiqih Di Kelas No
Frekuensi
Jawaban
I--
I'rosentase Data
STDI'
STTDP
STDP
STTDI'
Selalu
-
-
-
-
Sering
-
2
-
9.09%
Kadang-kadang
8
4
57,14%
18.18%
Tidakpemah
6
16
42.85%
72,72%
JrnnJah
14
22
100%
100%
21
Berdasarkan
tabel diatas 57,14% STDI' menjawab kadang-kadang, dan
42,85% STDI' menjawab tidak pemah. Sedangkan 72,72% STTDI' menjawab tidak pemah, 18,18% STTDI' menjawab kadang-kadang, dan 9,09% STTDI' menjawab sering. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDI' kadangkadang merasa bosan ketika pembelajaran fiqih di kelas,
d~m
mayoritas STTDI'
tidak pemah merasa bosan ketika pembelajaran fiqih di kelas. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP dan STTI'D kadang-kadang dan tidak pemah merasa bosan ketika pembelajaran fiqih di kelas.
Tabe135 Siswa Becanda Dengan Teman-Temannya Ketilm Gum Memberikan Penjelasan Pelajaran Fiqih No -
Jawaban
22 Selalu
Frekuensi
I'rosentase Data
STDP
STTDI'
STDP
STTDP
-
I
-
4.54%
66
Sering
-
2
-
9,09%
Kadang-kadang
12
12
85,71%
54,54%
Tidak pemah
2
7
14,28%
31,81 %
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan
tabel diatas 82,71% STDP menjawab kadang-kadang, dan
14,28% STDP menjawab tidak pemah. Sedangkan 54,54% STTDP menjawab kadang-kadang, 31,81% STTDP menjawab tidak pernah, 9,09% STTDP menjawab sering, dan 4,54% STTDP menjawab selalu. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP kadang-kadang becanda dengan teman-temannya ketika guru memberikan penjelasan pelajaran fiqih, dan mayoritas STTDP kadangkadang becanda dengan teman-temannya ketika gum mernberikan penjelasan pelajaran fiqih. Dari data tersebut dapat dikatakan mayoritas STDP dan STTDP kadangkadang becanda dengan teman-temmmya ketika gnrn mernberikan penjelasan pelajm'ml fiqih.
Tabel36 Siswa Membuat Kegaduhan Di Kelas Ketika Pembelajaran Fiqih
No -
23
Jawaban
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
-
-
-
-
Sering
-
1
-
4,54%
Kadang-kadang
1
6
7,14%
27.27%
Tidakpemah
13
15
92,85%
68,18%
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 92,85% STDP menjawab tidak peruah, dan 7,14% STDP menjawab kadang-kadang. Sedangkan 68,18% STTDP menjawab tidak peruah, 27,27% STTDP menjawab kadang-kadang, dan 4,45% STTDP meniawab
67
kegaduhan ketika pembelajaran fiqih, dan mayoritas STTDP tidak pernah membnat kegaduhan ketika pembelajaran fiqih. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP dan STTPD tidak pemah membuat kegaduhan ketika pembelajaran fiqih.
Tabel37 Siswa Memberil{an Komentar/Pendapat Tenang Teori-Teori Fiqih Yang Sedang Di Pelajari No -
Jawaban
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
SrrDP
STDP
STTDP
Selalu
-
2
-
9,09%
Sering
1
1
7,14%
4,54%
Kadang-kadang
5
12
35,71%
54,54%
Tidakpemah
8
7
57,14%
31,81%
Jumlah
14
22
100%
100%
24
Berdasarkan tabel diatas 57,14% STDP menjawab tidak pemah, 35,71 % STDP menjawab kadang-kadang, dan 7,14% STDP menjawab sering. Sedangkan 54,54% STTDP menjawab kadang-kadang, 31,81% STTDP menjawab tidak pernah, 9,09% SrrDP meJ1iwab selalu, dan 4,54% STTDP menjawab sering. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP tidak pernah memberikan komentar/pendapat tentang teori yang sedang di pe1ajari, dan mayoritas SrrDP tidak pernah memberikan komentar/pendapat tentang teori yang sedang di pelajari. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas STDP dan SrrDP tidak pemah memberikan komentar/pendapat tentang teori yang sedang di pelajari.
Tabel38 Siswa Berpakaian SorpanIRapi Keuka Pcmbclajaran Fiqih Di Kclas
~
T
L
_
Frekuensi
68
25
STDP
STIDP
STDP
STTDP
Selalu
9
13
64,28%
50,09%
Sering
-
5
-
22,72%
Kadang-kadang
5
4
35,71%
18,18%
Tidakpemah
-
-
-
-
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 64,28% STDP l11enjawab selalu, dan 35,71% STDP menjawab kadang-kadang. Sedangkan 50,09% STIDP menjawab selalu, 22,09% STTDP menjawab sering, dan 18,18% STTDP l11enjawab kadang-kadang. Dari sini dapat di ketahui bahwa mayoritas STDP berpakaian sopan/rapi ketika pembelajaran fiqih di kelas, dan l11ayoritas STIDP berpakaian sopan/rapi ketika pembelajaran fiqih di kelas. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa l11ayoritas STDP dan STIDP berpakaian sopan/rapi ketika pembelajaran fiqih di kelas.
Tabel39 Siswa Melakukan Kerja Sarna Dengan Teman-Tem:annya Dalam Menyelesaikan Tugas-Tugas Fiqih No f--
26
Pros,~ntase
Frekuensi
Jawaban
Data
STDP
STIDP
STDP
STIDP
Selalu
I
2
7,14%
9,09%
Sering
5
7
35,71%
31,81 %
Kadang-kadang
7
8
50%
36,36%
Tidak pemah
1
5
7.14%
22,72%
Jumlah
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 50% STDP l11enjawab kadang-kadang, 35,71 % STDP l11enjawab sering, 7,14% STDP menjawab selalu, dan 71,14% STDP menjawab tidak pernah. Sedangkan 36,36% STIDP meniawab kadang-kadang. 31.81%
69
STTDP menjawab selalu. Dari sini dapat di ketahui balm'a mayoritas STDP kadang-kadang
melakukan
kerja
sama
dengan
temcm-temannya
dalanl
menyelesaikan tugas-tugas fiqih, dan mayoritas STTDP melakukan kerja sama dengan teman-temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas fiqih. Dari data tersebut dapat dikatakan ballwa maYOlitas STTDP lebih sermg melakukan kerja sama dengan teman-temannya dalmn menyelesaikan tugas-tugas daripada STDP.
Tabel40 Siswa Melakukan Praktek Sholat Dengan Teman-Teman Di Sekoalah No -
27
Jawaban
Frekuensi
Prosentase Data
STDP
STTDP
STDP
STTDP
Selalu
-
I
-
4,54%
Sering
3
1
21,42%
4,54%
Kadang-kadang
5
5
35,71%
22,72%
Tidak pernall
6
15
42,85%
68,18%
JumJall
14
22
100%
100%
Berdasarkan tabel diatas 35,71% STDP menjawab kadang-kadang, 42,85% STDP menjawab tidak pernall, dan 21,42% STDP menjawab sering. Sedangkan 68,18 STTDP menjawab tidak pernall, 22,72% STTDP menjawab kadang-kadang, 4,54% STTDP menjawab selalu, dan 4,54% STTDP menjawab sering. Dari sini dapat di ketalmi ballwa mayoritas STDP tidak pernah melakukan praktek sholat dengan teman-temmmya di sekolall, dan mayoritas SlTDP tidak pernall melakukan praktek sholat dengan temml-temannya di sekolall. Dari data tersebut dapat dikatakan ballwa mayoritas STDP dan STTDP tidak pernall melakukan praktek sholat dengan teman-temannya di sekolall.
70
B. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian 1.
Pembahasan Tentang Hasil Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren Dari keterangan sebelumnya, yaitu prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di
pondok pesantren dan prestasi belajar fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. Penulis dapat menyimpulkan bahwasanya secara mayoritas nilai belajar fiqih kedaunya dibawah 160. Walaupun demikian, masih terdapat perbedaan. Yaitu ada beberapa siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan nilai belajar fiqih lebih wlggul dari pada nilai belajar fiqih siswa yang tinggal tidak tinggal di pondok pesantren, yaitu 6 siswa yang tinggal di pondok pesantren dan 5 siswa yang tidalc tinggal di pondok pesantren, dengan nilai diatas 160, maka siswa yang tinggal di pondok pesantren unggul 1 siswa. Nilai paling tinggi dari 6 siswa yang tinggal di pondok pesantren adalah 166, yaitu 2 siswa dengan prosentasi 14,28% dari I4
sisw~
sedangkan
nilai paling tinggi dari 5 siswa yang tidak tinggal di pondok pesal1tren adalah 166, yaitu 1 siswa dengan prosentasi 4,54% dari 22 siswa. Dengan demikian, secara prosentase siswa yang tinggal di pondok pesantren adalah 14,28%, dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren adalah 4,28%. Jadi prosentase siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih besar daripada prosentase siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. Pemyataan tersebut sesuai dengan infonnasi yang penulis peroleh dari hasil wawancara penulis dengan gmu B. studi Fiqih9• Selain itu,diperkuat oleh hasil wawancara penulis dengan ustadz di pondok pesantren Nmul Huda, beliau mengatakan bahwasanya santri kelas VIII MTs. Di pondok pesantren mempelajari kitab fiqih Sulamun Taufiq, dan sebelumnya telall mempelajari kitab fiqih Safinah An-najah dan Fathul Qarib lO • Menmut penulis kitab fiqih seperti ini merupakan kitab fiqih tingkat tinggi, yang pembahasan materinya sudah melebihi materimateri fiqih yang di pelajari siswa kelas VIII MTs. Maka wajar apabila prestasi
72
3) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren tidak membaca buku fiqih atau meminjanl buku fiqih di perpustakaa. 4) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih rajin membaca buku fiqih selain buku fiqih yang digunakan di sekolah daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 5) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih senng mempraktekkan teori-teori ilmu fiqih dalam kehidupan sehari-hari daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesarltren. Keterangan ini diperkuat dengan hasil wawancara penulis dengan Ustadz di pondok pesantren, ballwasanya santri di pondok pesantren mempraktekkan teoriteori ilmu fiqih dalam kehidupan sehari-hari II. 6) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih rajin mengerjakan sholat zuhur beJjama'all daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 7) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren kadang-kadang mengeIjakan sholat ashar berjamaall. 8) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih raJIU mengeJjakan sholat maghrib berjama'all daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 9) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih raJIU mengerjakan sholat isya beIjama'aIl daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 10) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih rajin mengeIjakan sholat shubuh beJjama'all daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 11) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih rajin bertanya kepada orang tua, kakak, atau orang lain yang lebih mengerti tentang ilmu fiqjh daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren.
73
12) Siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih rajin mengikuti pengajian
fiqih selain belajar fiqih di sekolah daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. Menurut penulis sudah pasti siswa yang tinggal di pondok pesantren mengikuti pengajian fiqih selain belajar fiqih di sekolah karena di pondok pesantren siswa yang tinggal di pondok pesantren mempelajari ilmu fiqih. Dal'i 12 data poin diatas tentang kesiapan siswa sebelum pembelajaran fiqih di kelas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren melaksanakan persiapan yang lebih baik daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantl'en.
b. Pembahasan tentang kesiapan siswa ketika pembelajaran fiqih di kelas Hasil angket tentang kesiapan siswa ketika pembelajaran fiqih di kelas menyatakan bahwa: I) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih sering memberikan respon/tanggapan baik ketika pembelajaran fiqih dikelas daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 2) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih seJ1ng memberikan perhatian ketika guru memberikan penjelasan tentang pelajaran fiqih di kelas daripada siswa yang tidaJ< tinggal di pondok pesantren. 3) Siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren mayoritas kadang-kadang bert!mya tentang materi yang tidak di pahami ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya. 4) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih mudah memahami pelajaran fiqih ketiaka guru memberikan penjelasan daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. Menurut penulis ini dikarenakan siswa yang tinggal di pondok pesantre:n mempelajari ilmu fiqih, jadi kemungkinan besar siswa yang tinggal di pondok pesantren
74
5) Mayoritas Slswa yang tinggal di pondok pesantren lebih banyak menyatakan guru menggunakan metode lain selain metode ceramah daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantl'en. Pemyataan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren ini diperkuat dengan hasil wawancara penulis kepada guru B. Studi fiqih, Ia menyatakan bahwa "selain metode ceramah saya juga menggunakan metode demonstrasi dan diskusi,,12. 6) Mayoritas siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren lebih banyak menyatakan guru mendemonstrasikan materi yang sedang di pelajari daripada siswa yang tinggal di pondok pesantren. 7) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal
di
pondok
pesantren
kadang-kadang
mengantuk
ketika
pembelajaran fiqih di kelas. Pemyataan ini di perkuat oleh hasil wawancara penulis dengan guru B. Studi fiqih, bahwasanya salah satu dari kendala dalam pembelajaran fiqih di kelas adalah terdapat siswa yang mengantuk, yaitu kebanyaka dari siswa yang tinggal di pondok pesantren 13. 8) Siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren kadang-kadang dan tidak pemah keluar masuk kelas sehingga mengganggu pembelajaran fiqih. 9) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren kadang-kadang dan jidak pemah merasa bosan ketika pembelajaran fiqih di kelas. 10) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren kadang-kadang becanda dengan temantemannya ketika gwu memberikan penjelasan pelajaran fiqih. II) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren tidak pernah membuat kegaduhan ketika pembelajaran fiqih.
12) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal
di
pondok
pesantren
tidak
pemah
memberikan
komentar/pendapat tentang teori yang sedang di pelajari. 13) Mayoritas siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren berpakaian sopan/rapi ketika pembelajaran fiqih di kelas. Dari 13 data poin diatas tentang kesiapan siswa ketika pembelajaran fiqih di kelas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren melaksanakan persiapan yang lebih baik daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren.
c. Pembahasan tentang kerjasama antara sesama siswa dalam pembelajaran fiqih I-lasil angket tentang kerjasama antara sesama siswa dalam pembelajaran fiqih menyatakan bahwa: I) Mayoritas siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren lebih sering melakukan keJja sama dengan teman-temannya dalam menyelesaikan tugas-tngas daripada siswa yang tinggal di pondok pesantren. 2) Mayoritas siswa yangtinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren tidak pemah melakukan praktek sholat dengan teman-temannya di sekolah. Dari 2 data poin diatas tentang keJjasama antara sesama siswa dalam pembelajaran fiqih, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa mayoritas siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren lebih bagus melakukan keJjasama dalam pembelajaran fiqih daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren.
BABV
PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis uraikan pada bab-bab sebelurnnya mengenai prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren di MTs. Nurul Huda Pinang Kota Tangerang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: I. Secara mayoritas nilai prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal dan tidak tinggal tillggal di pondok pesantren di bawah 160. Hal ini dilihat berdasarkall hasil nilai rapot fiqih siswa. 2. Ada beberapa siswa yang tinggal dan tidak tiggal di pnclok pesantren dellgan nilai diatas 160, yaitu 6 siswa yang tinggal di pondok pesantren dan 5 siswa yang tidak tinggal di pondok pesantrell. Hal ini menyatakan bahwa prestasi fiqih siswa yang tinggal di pondok pesatrell unggul satu siswa daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. Nilai paling tinggi dari 6 siswa yang tinggal di pOlldok pesantren adalah 166, yaitu 2 siswa dengan prosentasi 14;28% dari 14 siswa, sedangkan nilai paling tinggi dari 5 siswa yang tidak tillggal di pondok pesantren adalah 166, yaitu I siswa dengan prosentasi 4,54% dari 22 siswa. Dengan demikian, secara prosentase siswa yang tinggal di ponclok pesantren adalah 14,28%, dan siswa yang tidak tillggal di pondok pesalltren adalah 4,28%. Jadi proselltase siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih besar daripada prosentase siswa yang tidak tillggal di pondok pesantrell. 3. Terdapat perbedaan antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren, yaitu prestasi belajar fiqih
77
fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok pesanren. Hal ini sesuai hasil wawancara penulis dengan guru B. Studi fiqih di MTs. Nurul Huda. 4. Hasil angket tentang kesiapan siswa sebelum pembelajaran fiqih di kelas, menyatakan bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren melaksanakan persiapan yang lebih baik daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. 5. Hasil angket tentang kesiapan siswa ketika pembelajaran fiqih di kelas, menyatakan bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren melaksanakan persiapan yang lebih baik daripada siswa yang tidal, tinggal di pondok pesantren. 6. Hasil angket tentang keJjasama antara sesama siswa dalam pembelajaran fiqih, menyatakan ballwa mayoritas siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren lebih bagus melakukan kerjasama dalam pembelajaran fiqih daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren.
B. Saran Terlepas dari benar atau mendekati kebenaran penelitian yang penulis lakukan
ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu untuk melengkapi akhir dari penelitian ini, penulis bennaksud untuk memberi saran kepada guru fiqih khususnya: I. Dalam menigkatkan pembelajaran fiqih, hendalrnya lebih memperhatiakan siswa dari sisi latar belakang siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren, agar dapat mengetahui dengan bener potensi keduanya dalam menerima pelajaran fiqih. 2. Hendalrnya lebih mengoptimalkan kembali sarana dan prasarana yang telah tersedia di sekolah dan menggrmakan metode yang berfariasi dan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari sehingga siswa merasa mudah menangkap pelajaran serta dapat menyentuh ranah kognitif, afektif dan psikomotorik anak.
78
3. Hendaknya melakukan evaluasi bertahap dan berkesinambungan terhadap peneapaian prestasi belajar siswa selama proses
pembel~aran
berlangsung,
baik yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik anak. 4. Hendaknya melakukan langkah-Iangkah tindak laI\iut dari hasil evaluasi yang diperoleh, seperti dalam bentuk pemberian motivasi atau pendekatan langsung secara emosional kepada siswa serta dengan peningkatan aktitivitas dan kreativitas peserta didik. 5. Hendaknya membuat kelompok belajar fiqih untuk siswa, agar setiap materimateri yang sulit dipahami siswa dapat dibahas kembah diluar jam pelajaran oleh masing-masing kelompok belajar. Dalam memilih siswa untuk kelompok belajar, hendaknya setiap kelompok terdapat siswa yang tinggal di pondok pesantren, ini dimaksudkan agar setiap belajar kelompok, siswa yang tinggal di pondok pesantren dapat mengarahkarl setiap materi yang sedang di bahas. Ini dikarenakan siswa yang tinggal di pondok pesantren mempelajari fiqih di pondok pesantren, jadi kemungkinan besar siswa yang tinggal di pondok pesantren mudah mengerti materi yang akan dibahas oleh kelompok belajar.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyarankan kepada pihak madrasah pada umumnya, yaitu menyangkut implementasi teori-teori fiqih dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa MTs. Nurul Huda, hendaknya kepala madrasah, seluruh guru dan karyawan di MTs. Nurul Huda turut berpartisipasi dalam menciptakan suasana Iingkungan madrasah yang kondusif, artinya lingkungan yang penuh dengan keteladanan, pembiasaan dan penanaman nilai-nilai agama yang luhur kepada para siswa dalam kesehmiannya di sekolah. Memberikan fasilitas ibadah yang memadai -seperti mushalah berserta perangkatnya- sehingga siswa termotifasi untuk berbuat kebajikan sesuai dengan syari'at agama islam.
79
DAFTAR PUSTAKA
AI-Qur'an Dan TeJjemahnya, Komplek Percetakan Alqur'an Khodim AIHaramain Asy Syarifin Raja Fahd, Madinah Munawarrah.
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, Cet. I, 2002.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektek, Jakarta:Rineka Cipta, Edisi Revisi III, 1996.
As-Shiddieqy, Hasby, Pengantar Hukum Islam jilid I, Jakarta:Bulan Bintang, Cet. VI, 1980.
Azhari, Alcyas, Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jaka:rt2c Teraju PT. Mizan Publik, Cet. I, 2004.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi Dan Modernisasi Menuju Millenium
Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, Cet. II, 2000.
Daulay, Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan Dan Pembaruan Pendidikan Islam
Di Indonesia, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, Cet. I, 2007.
Dhofer, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi, Jakarta:LP3S, Cet. IV, 1985.
Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan DIN SyarifHidayatullah Jakarta, Pedoman
Penulisan Skripsi, 2007.
Handayani, Beni, Wawancara Pribadi, Tangerang: 12 Jan. 10.
80
Hartati, Netty, Dkk. Islam Dan Psikologi, Jakarta: PT Raja Graf'indo Persada, Cel. 1,2004.
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: P.T Raja Graf'indo Persada, Edisi Revisi, 2006.
http://ridwan202.wordpres.com/2008/05/03/ketercapaian -prestasi-belajar/
http://sobatbaru.blogspol.com/2008/pengertian-prestasi-belajar.html.
KhaUaf, Abdul Wahhab, Ilmu Ushul Fiqih, Terjamah, Semarang:Dina Utama Semarang, Cel. I, 1994.
_ _ _ _ _ _ _ _ _, Kaidah-Kaidah Hukum Mam, Teljemah, Jakarta:PT. Raja Graf'indo Persada,), Cet. VIII, 2002.
Mahmud, Model-Model Pembelajaran Di Pesantren, Jakarta: Media Nusantara, Cet. I, 2006.
Muchtar, Kamal, Dkk., Ushul Fiqih jilid I, Yogyakarta:PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995.
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN Di Jakarta Direktoran Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam 1981/1982, Metodologi
Pengajara Agama Islam.
Purwanto, NgaIim, Psikologi Pendidikon, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 1995.
81
Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamu Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, Cet. Ke-I,1984.
Qomar,
Mujanlil,
Pesantren
Dari
Transformasi
Metodologi
Menuju
Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga, Cet. I, 2005.
Samlawi, Wawacara Pribadi, Tangerang: 05 Jan. 10.
Shihab, M.Qurais, Membumilwn Al-Qur 'an, Bandung:Mizan, 1992.
Sumber Data; Tata Usaha MTs. Nurul Huda.
Suralaga, Fadilah, Dkk., Psikologi Pendidilwn Dalam Perspektif Islam, UIN Jkt. Press, Cet. I, 2005.
Tohirin, Psikiologi pembelajaran Pendidilwn Agama Islam, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, edisi revisi, 2006.
Undang-Undang R.I Nomor: 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidilwn Nasional Tahun 2003, Jakarta: CV.Mini Jaya Abadi, eet. 1,2003.
82
No
: Iistimewa
Lam: Satu Berkas Hal : Pengajuan Proposal Sl{l'ipsi Kepada Ytb: Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyab Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullab Jakarta Di Tempat Assala'mualaikum WI'. Wb. Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Muhammad Mabsun
NIM
: 105011000107
Fak.lJur. : Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan / Jurusan Pendidikan Agama Islam Semester : VII Dengan ini, mengajukan proposal skripsi dengan judul: "PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR FIQIH ANTARA SISWA YANG TINGGAL DAN TIDAK TINGGAL DI PONDOK PESANTREN" (Stu £Ii Kasus £Ii MTs Nurul Huda; Pinang Kota Tangerang) Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan: I. Daftar lsi Sementara 2. Bab I, Bab II dan Bab III 3. Daftar Pustaka Sementara Demikian proposal ini saya ajukan, atas perbatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Jakarta.... .Januari 2009. Tertanda; Dosen Proposal Skripsi
~}J5Lt~~
Dr. Hj. Nurlena Rifa'i, M.A NIP. 150228044
Pemohon
d
a mad NIM. 105011000107
DEPART EM EN AGAMl\ UIN JAK I\RTA
FORM (FR)
:r. H.
No. Dokumen l-i i K-FP~~D-081 TgCTerb-il-- -----;september 2008
No. Revisi:
FITK JI.
:-
-
----~-
'Hal
Juand a Nc 95 Cipulat 15412 Indonesia
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI -
omor : Un.OlW lIP!)OOOuX0.12000 amp. al : Bimbingail Skdpsi
00 111
Jakarta,4 Februari 2009
Kepacla Yth. 1. Drs. Masan AF, M.Pd 2. Drs. Rusydi Jamil, lVI.Ag
Pembimbing Skripsi Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan
UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Assaloml/ 'a/aikwH wr. \l'b. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara unluk menjadi pembimbing lJIJ (m<.rerilteknis) penulisan skripsi mahasiswa: Na,na : Muhammad Mahsun NIM
: 1050]) 000107
Semester
: VlJ
]urJsan
: Pendidikan Agama Islam
lUQu! Skipsi
: Perbedaan Preslasi Belajar Fiqih Anlara Sisll'a Yang Yinggal dan Tidak Tinggal di Pondok Pesanlren "Slud! kasus di kils Nurul Huda Pinang kala Tangerang
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkulan pada langgal 4 Februari 2009
abstraksi/outline lerlampir. Saudara dapal melakukan perubahan redaksional pada judul lersebul. Apabila perubahan subslansia! dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurtl(;an lerlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waklu 6 (enam) bulan, dan. dapal diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya lanpa sural perpanjangan. AlaS perhatian dan kerja sam3 Saudara, kami lIcapkan terima kasih. TVassalamu 'oZoikum lvr,lvb.
a.n. Dekan
SOIlO,
09 embusan: 1. Dekan FITK 2. Mahusiswa Ybs.
MA
Jakarta, 1 Februari 2010
Nomor : Un.02/F.I/ PP.009/.ffc:.I20 I0 Lal1lp. Hal : I'erubahan .Iudul Skripsi Kepada Yth. I. Drs. Masan AF, iVl.l'd 2. Drs. Rusydi Jamil, IVI.Ag Dosen Pcmhimhing Skripsi Fakultns 111111l Tnrbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
/lssu/OlJllf 'alaikulll
HT. wb.
Deknll Fakultas IllllU Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam SyarifHiclay,ltullah Jakarta. mClllbcritahukan bahwa: Nama NIM Semester .!urusan
.Iudul Skipsi
fvluhammad iVlahsun 105011000107 X (Sepuluh) Penclidikan Agama Islam "Perbedaan Prestasi Belajar Fiqih Antara Siswa Yang Tillggal Dan Tidak Tinggal Di Pandak Pesantren" (Studi Kasus Di MTs. Nurul Huda; Pi nang Kota Tangerang"
Setelah judul terschut dikansultasikan aleh l1lahasiswa yang bersangkutan dengan pihak-pihak terkait berubah menjadi: "Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidal<. TinggaJ Oi Ponclok Pesantrcn Di MTs NUfUI Huda Pinang Kota Tangerang".
Dcmikianlah, agar
dappt diberikan bimbingan selalljutnya.
Atas perhatiq~J-rdall kCI:ia 53ma Salldara, kami lIcapkan terima kasih. ;d<;::~
a.n. Dekan
fembusan: I.
2.
Dekan FITK Mal1asiswa Ybs.
'--~-]'---------DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FORM (FR)
FITK
__
JI Ir. H. Juanda No 95 Ctputal154121ndonesia
.
.
__
----_._-_. . -i No. DOku_rJ1~_n_ ....!:ITK-Frgf:KD-082 Tgl. Terbit
__ 5_ Januari 20091
No. Revisi:
.
00
. .. _.. _------_._-,---_ •. SURAT PERMOHONA!\u~!r\'L~E!'JEhlIL~f\J
Nomor : UIl.O I/F.I/PP.009/..fi'IS .w.. /2009 Lamp. :Outline/Proposal : Permohonan Izin Penelitian Hal
_--------~----~
Jakarta, 21 Oesember 2009
Kepada Yth: Kepala Sekolah MTs Nllrlll-Huda Pinang Kota Tangerang
DiTempat
Assalamu 'alaikum
WI'.
wb.
Dengan harlllat kam i sampaikan bahwa: Nama NltvI Semester Jurusan Jlldlll Ski psi
Muhammad Mahsun 105011000107 IX (sembilall) Pelldidikall Agama Islam (PAl) : "Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidak Tinggal Oi Pondok Pesalltren Oi tvlTs Nllrlll-Huda Pillang Kota Tangerang"
adalah bellar mahasiswali Fakllitas Ilmu Tarbiyah dan Kegllrllan UIN Jakal1a yallg sedallg Illcnyusull skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) eli instansi yang sauclara pimpin. Untuk itl! kallli mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian di tempat dimaksud. Atas perhalian dan kelja sama Salldara, kami ucapkan terima kasih. Wassa/OlJ71f 'a/aikum IlT.1Vb.
Tembusan:
I. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akadel1lik
3. Mahasiswa yang bersangkutan.
/
:]
HaJ---~~-~-~·171--··----~-
.~.
YAYASAN DARMA INDONESIA
86
(VADIN) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) INURUL HUDA Terakreditasi : 8. NSM : 21 22 BOG 10045 JI. KH. Hasyim Ashari Gg. Kancil No. 23 Kel. Neroklog Kec. Pinang Kola Tangerang - Telp. (021) 5548975
SURAT KETERANGAN Nomor: MTs.S/0451NHJ001/I/201O
'{ang bertanda tangan di bawah ini : -Tama
: H. KHAERUDlN, S.Pd.I
-TIP : Kepala Madrasah
abatan vIenerangkan ~ama
: Muhammad Mahsun
~IM
: 105011000107
'rogram Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
enis Pendidikan
: Strata I (SI )
~ahwa
nama tersebut
~ecamatan
Pinang Kola Tangerang Tahun Pelajaran 200912010 semester ganjil dengan
Idul PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA YANG TlNGGAL DAN TIDAK 'lNGGAL DI PONDOK PESANTREN DI MTS NURUL HUDA PlNANG KOTA 'ANGERANG dari tanggal 04 s.d II Januari 2010.
'emikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
NILAI ULANGAN UMUM MTs. NURUL HUDA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 'elajaran iter
-' Q : '" ..tJ.. v.~r.L
,
: \{)n
,
, ,'"
:
,
,
,
('>.
?~'
87
. , . .
KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM IKKM) NAMA
Ahmad Humaidi v Ahmad Kosasih Ainul Yakin \ J " Akbar Fadli
~~~~au~~~
Aldi Maulana Izzv
PARAF
,L IJ.ljgt
'*
, .'
=r=
f - - - - - NILAI - - - - - - I
(JO
i!lV
TO
7V
/j',q
fit)
KET
~,,+---o--I---:?£=(;}-7-----1-----~gv=:----+----l
~, '1,'i~J{',
~~
~
~"'iJL'-l,A--+--~ 7 4::---+--·_--1.J1)..;::....--+----1 ." '&'" ~71 1. 1;'. ~ c:..
Astried Safitri ;,','i' Darmawan Saoutra Dewi Sinta ""'" ~,y.
'0
in
fJ
-Ji§Fa;;h::':m;ji~B~a:;;fa~di;;'alj'"-;v7-t:~hJJfi:t,ft=7?,' .,.,-,,-:-:''''+--Sdtl;&----r-----i~:;1<---+---1 Farua Abdul ZaDar v- ,(i~;;Z: 1f?0 (4: Fifi Rafika v~;;;''B0 w Gunawan
(\)..'" .
(;f-?';[.
(" '7
Indrivanti / .....f ~£j . Irwan Gunawan . 74 Irwan Saniava V; , 7 :J. Khairullkhwan ~ 'ri:J.. Mardiana v ~\f\l\\ 74 +.':M:=uh:-:::a::::m::':a::::'d:-J:-a-::-i1a-n-:'"i:"'--h>~:i§.l'''. 11ij"it":::--t--""78-
d
C-<@O
'Th lfj 80
111 ----+----t:. 1.----1----1 1if
Muhammad Fikri flo oil. Muhammad Iqbal >¥- b~ 7r 0 Muhammad R e f ! ' "~7. "u Muslim ';\rJ' i.x..l'I1t# (p ~ Nurlela v-('\~", /~""'\ ]()1D
Riki Syahpulra .\.,., Salam Sarip Hidavat \../ Sili Kartil1i v Sukma Wiiava Fahrizal Pratama S Nurwahvuni v Azhari Sidik
-
./iiAlf>? cLi,;;:,) ~
>"Jl\.· ~r~L. ,'~ J'.(,.~."f'(
;kb.
Pinang, .. .). .... T]f?s ..k.OO
3
74
o
It!
o
88
INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA DAN JAWABANNYA Pertanyaan di bawah ini diajukan kepada guru bidang studi fiqih, guna mendapatkan informasi tentang pembelajaran fiqih kelas VIII Mts Nurul-Huda. I. Sejak kapan Bapak mengajar di MIs Nurul-Huda? Jawab: Sejak tahun 2002.
2. Apakah Bapak mengajar di sekolah lain selain sekolah ini? Jawab: Va, selain saya mengajar di MIs Nurul-Huda, sayajuga mengajar di SMP Kihadjar Dewantara, saya mengajar mata Pe:lajaran Agama Islam (PAl).
3. Menurut Bapak potensi siswa dalam pelajaran fiqih bagaimana? Jawab: menurut saya potensi siswa kelas VIII relatif. Maksudnya tidak semua siswa mudah dan langsung memahami pelajarltrl yang saya berikan, ada siswa yanglangsung mengerti penjelasan saya, begitu juga ada siswa yang sulit untuk mengerti penjelasan saya, dan butuh berulang-ulang untuk mertielaskannya. Tetapi bagi saya potensi siswa kelas VIII sudah termasuk setandar untuk mengerti pelajara fiqih yang saya berikan, dan tingkat kesulitan untuk memberikan pelajaran fiqih kepada siswa masih dapat saya atasi.
4. Apakah tujuan pembelajaran fiqih kelas VIII telah terc,apai? Jawab: tujuan pembelajaran fiqih kls VIII susah mencangkup standar KKM (Ketuntasan Kriteria Minimum). Dalam satndar KKM ada tiga aspek yang harns di perhatikan yaitu: a. Daya tangkap siswa terhadap pelajaran b. Sarana dan prasana yang tersedia di sekolah c. Iingkat kesulitan materi yang dipelajari siswa Tiga aspek ini yang menurut saya dapat mempengamhi apakah tercapai
89
sudah melampaui standar KKM, yaitu siswa yang tinggal eli ponelok pesantren, ini dikarenakan siswa tersebllt sudah rnempelajari fiqih di pondok pesantren.
5. Upaya-llpaya apa saja untuk meningkatkan proses belajar mengajar? Jawab: sebenamya banyak upaya-upaya yang saya lakukan llntuk meningkatkan proses pernbelajaran di kelas. Diantaranya: a. Memberikan motivsi kepaela siswa tentang pentingnya pelajaran fiqih b. Memberikan tugas-tugas kepaela siswa agar siswa lebih memiliki kesiapan untllk belajar eli sekolah c. Mendemonstrasikan tentang materi yang seelang di pelajari d. Mengadakan pernbelajaran praktek tentang materi yang telah di pelajari. 6. Apakah dalam pembelajaran fiqih terelapat kenelala, apa saja? Jawab:
bayak kenelala yang
dialami
ketika pembelajaran fiqih.
Diantaranya: a. Siswa kurang memperhatikan pelajaran, yaitll kebanyakan siswa yang tinggal di pondok pesantren. Menllrut saya karena rnereka slldah mempelajari pelajaran fiqih di pondok pesanren. Jadi kurang mernperhatikan pelajaran fiqih di kelas b. Siswa mengantnk, yaitn siswa yang tinggal eli pondok pesantren. Mereka mengantnk karena malarnnya sering bergadang, jadi ketikan belajar di kelas, mereka mengantnk. Menurut saya ini slldah menjadi tabeat siswa yang tinggal di pnelok pesantren. 7. Langkah-langkah apa saja yang Bapak lakukan ketika siswa kurang mengerti pelajaran yang sedang di pelajari? Jawab: a. Menglilang penjelasan materi-materi yang telah dipelajari sampai siswa benar-benar rnengelii materi tersebllt b. Memberikan kesempatan kepada siswa lIDtnk bertal1ya.
90
8. Memuut Bapak bagaimana prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di podok pesantren? Jelaskan! Jawab: menurut saya prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok pesantren bagus, jika saya bandingkan dengan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. Prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih bagus daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesamen.
9. Menumt Bapak bagaimana prestasi bell\iar fiqih siswa yang tidak tinggal di podok pesantren? Jawab: kalau prestasi belajar fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren biasa-biasa saja, maksudnya belum bisa melebihi prestasi siswa yang tinggal di pondok pesantren.
10. Menurut Bapak apakah terdapat perbedaan prestasi belajar fiqih antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan siswayang tidak tinggal di pondok pesalltren? Jelaskan! Jawab: ya, terdapat perbedaan, siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih bagus prestasinya jika di bangdingkan dengall siswa yang tidak tinggal di pesantren. Untuk lebihjelasnya leita lihat saja nilai rapot siswa.
11. Metode apa saja yang Bapak gunakan ketika pembelajaran fiqih di kelas? Jawab:
selain metode ceramah saya juga menggunakan metode
demonstrasi atau praktet, jika ada materi yang meanbutuhkan praktek. Selain itu, terkadang saya menggunakan metode diskusi, jika ada suatu permasalahan dalam materi fiqih yang memerlukan pe:ndapat siswa.
12. Ketika mengajar, apakah bapak sering memberikan praktek kepada siswa? Jawab: ya, saya memberikan pralctek pada siswa. Bukan hanya itu, saya juga menyediakan waktu yang dikhususkan untuk praktek saja, biasanya
91
13. Menumt Bapak apakah siswa berpakaian sorpanJrapi ketika pembelajaran fiqih di kelas? Jawab: kalau masalah berpakaian sopan atau kuang sopan, keseringan siswa itu hams di nasihati terus oleh guru agar berpakaian sopan dan rapi.
Tangerang, 5 Januari 2010.
Mengetahui; Pewawancara
~",,;,
S.PdJ
92
INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA DAN JAWABANNYA
Pertanyaan di bawah ini diajukan kepada ustadz di pondok pesantren Nwul-Huda, guna mendapatkan infonnasi tentang kegiaean santri di pondok pesantren yang berkaitan tentang pembelajaran i1mu fiqih.
I.
Sudah berapa lama Ustadz mengajar di pondok pesantren? Jawab: sudah 4 tahun.
2.
Kitab apa saja yang di pelajari santri kelas VIII MTs di pondok pesantren? Jawab: kitab-kitab yang di pelaj31'i santri kelas VIII MTs di pondok pesantren diantaranya: a. Kitab Jununiyyah, yaitu kitab y311g menerangkan tentang i1mu Nahwu. b. Kitab Matan Bina, yaitu kitab yang menerangkan tentang ilmu Shorof c. Kitab Ta'lim Muta'lim, yaitu kitab yang menerangkan tentang i1mu Akhlak d. Kitab Tijan Darary, yaitu kitab yang menerangkan tentang i1mu Tauhid e. Kitab Tarekh/Sirah, yaitu kitab yang menerangk311 tentang i1mu Sejarah f.
Kitab SulmnWl Taufiq, yaitu kitab y311g menenmgkan tent311g i1mu Fiqih.
3.
Kitab fiqih apa saja yang di pelajari santri kelas VIII di pondok pes311tren? Jawab: kitab fiqih yang dipelajari siswa kelas VIII MTs di pondok pes311tren adalah kitab Sulmnun Taufiq. Selain kitab sulamun taufiq, sebelumnya santri telah mempelajari kitab Safinah An-najah dan .kitab Fathul Qarib.
4.
Apakah santri di wajibkan sholat beljamaah? Jawab: Va, S311tri di sini diwajibkan sholah berjama'ah.
93
5.
MenulUt Ustadz bagaimana potensi santri kelas VIII MIS dalam mempelajari ilmu fiqih di pondok pesantren? Jelaskan! Jawab: bagus, santri kelas VIII cukup mudah untuk mengerti pelajaran fiqih yang saya ajarkan, dan sering kali saya memberikan praktek ketikan mengajarkan fiqih kepadanya, agar santri mudah mengerti.
6.
Menurut Ustadz apakah santri kelas VIII MTs mempraktekkan teori-teori ilmu fiqih di pondok pesantren? Jelaskan! Jawab:
ya,
mempraktekkannya.
Karena di
pesantren ini
memang
memprioritaskan santri pada bidang fiqih, maka santri pada kesehariannya selalu ditekankan untuk mempraktekkan teori-teori fiqih, baik dalarn bidang ubudiyyah, muamalah, dan lain-lain.
Tangenmg, 6 Januari 2010. Mengetahiu;
Pewawancara
Terwicara
!t~~
~-----~
Ustadz Beni Handayani
94
ANGKET PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VIII MTS NURlUL-HUDA Nama Jenis Kelamin : Domisili/tinggal:
. Tingga di pondok pesanh'en Tidak tinggal di pondok pesantren
EJ
Petunjuk pengisian a.Isilah angket ini dengan memberikan tanda cek list ( -V ) pada kolom yang telah di sediakan. b.Dalam mengisi angket, di harapkan sesuai dengan pengalaman siswa. c. Jawaban siswa dalam angket ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan siswa di sekolah. d.Keterangan: SL (selalu), SR (sering), KK (kadang-kadang}, TP (tidak pemah).
No
Pertanyaan
I.
Apakah kamu mengeJjarkan tngas/PR fiqih?
2.
Apakah kamu belajar fiqih, selain belajarfiqih di sekolah?
3.
Apakah kamu ke perpustakaan untnk membaca buku fiqih atau meminjam buku fiqih?
4.
Apakah kamu membeca buku fiqih, selain buku fiqih yang di gunakan di sekolah?
5.
Apakah kamu mempraktekkan teori-teori ilmu fiqih dalam keidupan sehari-hari?
6.
Apakah kamu shalat zuhur beJjama'ah?
7.
Apakah kamu shalat ashar beJjama'ah?
8.
Apakah kamu shalat maghrib beJjama'ah?
! SL
Jawaban SR KK TP
95
10.
Apakah kamu shalat shubuh berjama'ah?
II.
Apakah kamu bertanya kepada orang tua, kakak, atau orang lain yang lebih mengerti tentang ilmu fiqih, ketika kamu kurang mengerti pelajaran fiqih yang di berikan guru di sekolah?
12.
Apakah kamu mengikuti pengajian fiqih selain belajar fiqih di sekolah?
13.
Apakah kamu memberikan responltanggapan baik ketika pembelajaran fiqih di kelas?
14.
Apakah kamu memberikan perhatian ketika guru memberikan penjelasan tentang pelajaran fiqih di kelas?
IS.
Apakah kamu bertallya tentang materi yang tidak di pahami ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya?
16.
Apakah ketika guru menjelaskan pelajaran fiqih, oleh kamu mudah dipahami?
17.
Selain metode ceramah, apakah guru menggunakan metode yang lain?
18.
Apakah ketika mengajar, guru memperagakan meteri yang sedang di pelajari?
19.
Apakah kamu mengantuk ketika pembelajaran fiqih di kelas?
20.
Apakah kamu keluar-masuk kelas sehingga menggaggu pembelajaran fiqih di kelas?
21.
Apakah kamu merasa bosan ketika pembelajaran fiqih di kelas?
22.
Apakah kamu becanda dengan ternan-ternan kanm ketika guru memberikall penjelasan?
23.
Apakah kamu membuat kegaduhan di kelas ketika pembelajaran fiqih di kelas?
24.
ADakah kamu memberikan komentar/nendanat tenanp'
96
guru rnernberikan berpendapatlberkornentar?
kesernpata
sorpanlrapi
untuk
25.
Apakah berpakaian karnu pernbelajaran fiqih di kelas?
26.
Apakah karnu rnelakukan keIja sarna dengan ternanternan dalarn menyeleaikan tugas-tugas fiqih?
27.
Apakah karnu rnelakukan praktek sholat dengan ternanternan karnu di sekoalah?
ketika
97
TENTANG PENULIS
Muhammad Mahsun, Lahir di Tangerang, 21 April 1987. Anak ke-3 dari tujuh bersaudara. Bertempat tinggal di JI. KH. Hasyim Ashari Gg. Kancil Rt.02/05 No. 49 Kel. Neroktog Kec. Pinang Kota Tangerang BANTEN 15145. Penulis memulai pendidikan di MI d,m MTs Nurul Huda Kota Tangerang tahun (1993 - 2002), kemudian melanjutkan ke MAN MODEL Babakan Ciwaringin Cirebon tahun (2002 -
2005). Setelah itu penulis
melanjutkan ke DIN Syarif Hidayatuliah Jakarta Fakultas TImu Tarbiyah dan KegulUan JUlUsan Pendidikan Agama Islam (PAl) tahan (2005 - 2010).
Penulis mengenyam pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin di Babakan Ciwaringin Cirebon (2002 - 2005). di MAN penulis aktif di Majelis Bimbingan Dakwah (MBD). Semasa kuliah di DIN Jkt, penulis aktif di Ikatan Mutakharrijin Madrasah Aliyah Negeri (IMMAN) Jkt. Babakan Ciwaringin Cirebon dan pemah menjabat sebagai Ketua Bidang Pengembangan Organisasi IMMAN (2006 - 2007).