PREDICTORS OF ACADEMIC EXCELLENCE Dimas Armand Santosa Magister Sains Psikologi Universitas Surabaya, Surabaya Jalan Raya Kalirungkut, Surabaya, Jawa Timur, 60293, +6231(2981246) Email:
[email protected]
Abstrak Academic excellence adalah konsep psikologi yang erat berhubungan dengan academic achievement. Sejumlah penelitian telah mengkaji hubungan kedua konsep tersebut dan menghasilkan pemahaman berbeda. Penelitian ini mengkaji academic excellence dan academic achievement dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh perusahaan HR-D Jerman. Salah satu dimensi dalam alat ukur yang digunakan adalah versi pengembangan dari Big Five Inventory yang telah dikaji dan didesain untuk mengukur aspek kepribadian Big Five dalam hubungannya dengan potensi individu baik dalam konteks akademik maupun konteks manusia produktif (manusia bekerja). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek spesifik dari Big Five Personality yang dapat menjelaskan hubungan antara academic excellence dengan academic achievement, dan juga memprediksi potensi invididu di masa depan. Hasil tersebut diharapkan akan menjadi dasar pengembangan alat ukur milik HR-D untuk penggunaan lebih lanjut dalam memprediksi dan meningkatkan kualitas potensi individu di Indonesia. Kata kunci: academic achievement, academic excellence, big five personality, psychological inventory development
204
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
1. PENDAHULUAN Salah satu fungsi populer dari tes psikologi adalah sebagai salah satu dari berbagai pertimbangan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menerima individu sebagai tenaga kerja. Tes psikologi diharapkan dapat memberikan informasi yang faktual dan objektif sebagai pertimbangan, dan maka dari itu tes psikologi (juga dikenal dengan istilah psikotes) dan interviu seakan menjadi prosedur formal yang tidak dapat lepas apabila individu mencari kerja. Prosedur formal ini juga telah menyebabkan individu mengalami kesulitan mencari pekerjaan, sehingga tes psikologi dapat juga menjadi penghambat [1, 2]. Selain tes psikologi, prestasi akademik juga merupakan salah satu pertimbangan yang digunakan oleh perusahaan. Pada umumnya lowongan kerja suatu perusahaan mencantumkan standar minimum tingkat pendidikan individu yang diinginkan atau secara spesifik mencantumkan nilai prestasi akademik (dalam bentuk nilai Indeks Prestasi atau IP) yang diharapkan dari individu tersebut. Prestasi akademik ini telah banyak dikaji dengan istilah academic achievement dan juga telah berkembang dalam kajiannya dengan istilah academic excellence [3, 4, 5]. Academic achievement secara umum telah banyak dikaji oleh peneliti dalam bidang psikologi; di antaranya adalah kajian mengenai pengaruh faktor internal, seperti kepribadian, motivasi, dan gender, atau faktor eksternal, seperti pengajar dan fasilitas teknologi, terhadap academic achievement individu [6, 7]. Namun, konsep academic excellence itu sendiri masih belum dikaji secara mendalam seperti konsep academic achievement; dimana sejumlah penelitian sebelumnya mengkaji academic excellence dalam hubungannya dengan atau sebagai suatu bentuk dari academic achievement, bukan sebagai sudah konsep yang berdiri sendiri walaupun ada sejumlah definisi yang mendukung academic excellence sebagai konsep yang berdiri sendiri [3, 8, 9]. Penelitian Williams et al. [10] mengkaji academic excellence dan menemukan bahwa konsep tersebut dekat dengan pemahaman umum mengenai pencapaian prestasi yang tinggi dan pencapaian prestasi pribadi yang terbaik; dimana konsep academic excellence dapat berupa pencapaian yang sangat tergantung pada konteks pencapaian prestasi apabila dibandingkan dengan prestasi individu lain dalam kelompok prestasi yang sama. Kajian lain menjelaskan academic excellence sebagai kemampuan tinggi dalam suatu bidang yang memberikan fleksibilitas pada individu untuk menghasilkan prestasi tinggi pada situasi yang tidak terduga, atau situasi baru, dengan mengacu pada kemampuan individu di masa lalu [3, 11]. Sehubungan dengan penggunaan konsep academic achievement atau academic excellence sebagai salah satu bahan pertimbangan pengambilan keputusan penerimaan (atau penolakan) tenaga kerja, beberapa institusi telah mengembangkan inventori atau bahkan test battery untuk mengukur berbagai dimensi utama yang telah secara teori penting dan memiliki hubungan signifikan dengan kemampuan individu. Salah satu institusi tersebut adalah HR Diagnostics, Inc. dengan test battery Caidance [10, 12]. Kurangnya kajian mendalam mengenai konsep academic excellence secara umum dalam konteks akademik – dan secara khusus dalam konteks individu bekerja – merupakan salah satu dasar pentingnya melakukan penelitian atas konsep tersebut. Adanya test battery yang telah dikembangkan secara mendalam untuk mengukur dimensi yang secara teori berhubungan perkembangan karir individu, baik dalam konteks akademik maupun pekerjaan, merupakan dasar pendukung penelitian ini, sebagai platform untuk mengkaji dan mengembangkan lebih lanjut. Penelitian yang hendak dilakukan adalah uji korelasi dimensi dalam test battery dengan academic excellence. Hal ini sehubungan dengan kurangnya penelitian yang mengkaji antara dimensi dalam test battery dengan academic excellence. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya angkatan 2013-2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, korelatif, dan komparatif; dimana penelitian ini berfokus pada pengkajian dan pengujian dimensi dalam test battery yang digunakan dalam hubungannya untuk memprediksi academic excellence.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
205
2. METODE Penelitian ini dilakukan di Universitas Surabaya dengan populasi penelitian mahasiswa Universitas Surabaya angkatan 2013-2015; sedangkan subjek, atau sampel, penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya angkatan 2013-2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skor IPK subjek penelitian yang didapat dari pangkalan data milik Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Data tersebut dikorelasikan dengan data hasil pengukuran menggunakan test battery yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data dari masingmasing aspek dalam test battery tersebut. Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan test battery Caidance yang dikembangkan oleh HR Diagnostics, Inc.. Test battery tersebut terdiri dari sejumlah instrumen tes atau alat ukur yang mengukur lima dimensi, yaitu: Achievement Motivation, Service Disposition, Problem-Solving Ability, Compatibility (Vocational Interest), dan Big Five Personality Traits [12, 13]. Selain pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan test battery, data mengenai academic excellence diukur dengan menggunakan perhitungan skor IPK dengan rumus sebagai berikut: [IPK = (Sigma)(Kki x Ni) / (Sigma)Kki]; dimana Kki adalah SKS tiap mata kuliah yang diambil sejak semester awal sampai semester terakhir dan Ni adalah nilai bobot tiap mata kuliah tersebut [14]. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas sebaran data dalam penelitian, yaitu sebaran data normal atau tidak normal. Hasil dari uji normalitas menentukan teknik uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu teknik uji hipotesis parametrik atau non-parametrik. Syarat suatu instrumen tes atau alat ukur memiliki sebaran data normal adalah nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0.05 [15]. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 13.0 for Windows. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil pengukuran bersifat homogen atau tidak homogen; atau dengan kata lain, hasil dari uji homogenitas menunjukkan apakah skor hasil pengukuran memiliki rentang varians yang sama atau tidak. Syarat suatu hasil pengukuran bersifat tidak homogen mengacu pada nilai signifikansi ANOVA Test of Homogeneity of Variances > 0.05 [15]. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 13.0 for Windows. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis awal diterima atau ditolak. Penelitian ini melakukan uji hipotesis dengan uji korelasi antar aspek dalam test battery yang digunakan dengan academic excellence; yang dilanjutkan dengan membandingkan hasil uji korelasi tersebut antar aspek dalam test battery yang digunakan. Analisis regresi dilakukan dalam penelitian ini untuk menentukan hubungan sebab-akibat antar variabel yang dikaji. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 13.0 for Windows. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian data berfokus pada dimensi Big Five Personality Traits dalam Caidance karena dimensi tersebut merupakan dimensi dengan korelasi tertinggi dengan IPK. Dari lima aspek Big Five Personality Traits tersebut, aspek Conscientiousness merupakan aspek dengan nilai korelasi tertinggi dengan skor IPK. Aspek Openness to Experience, Extraversion, dan Agreeableness memiliki skor korelasi yang cukup signifikan, namun aspek Conscientiousness adalah yang dominan. Hasil ini dapat dijelaskan dengan pembahasan mengenai aspek Conscientiousness itu sendiri. Aspek ini mengacu pada kecenderungan individu dalam menunjukkan disiplin diri dan usahanya untuk meraih prestasi [16]. Individu dengan skor tinggi akan cenderung dapat merencanakan kegiatannya dengan baik dan selalu berusaha untuk meraih hasil yang maksimal. Kecenderungan individu tersebut merupakan hal yang baik untuk dimiliki apabila dihubungkan dengan sistem studi akademik, ketika kedisiplinan untuk mengikuti program studi
206
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
merupakan salah satu hal yang penting dalam meraih nilai akademik yang tinggi. Semakin tinggi aspek Conscientiousness dalam diri individu, maka semakin tinggi potensi individu tersebut untuk meraih nilai akademik yang tinggi, yang dalam penelitian ini diukur dengan IPK. [Hasil analisis data masih dalam proses analisis lebih lanjut dengan pihak HR Diagnostics, Inc., sehingga tidak disediakan secara detail dalam paper ini. Dalam presentasi Senaspro 2016, akan difokuskan pada analisis data terhadap dimensi Big Five Personality Traits dan hubungannya dengan academic excellence.] 4. KESIMPULAN Academic excellence dikaji sebagai konsep yang mengukur potensi individu dalam setting akademik, dengan implikasi lebih lanjut bahwa individu dengan academic excellence akan juga memiliki potensi yang tinggi dalam setting lainnya, seperti dalam setting pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam korelasinya dengan IPK, aspek Conscientiousness merupakan aspek dengan nilai korelasi tertinggi dan merupakan aspek dominan dalam konsep Big Five Personality Traits dalam memprediksi academic excellence. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan alat ukur lebih lanjut, terutama Caidance. Salah satu tahap dari proses pengembangan selanjutnya adalah mengembangkan alat ukur yang berfokus pada potensi individu secara umum, sehingga kualitas individu Indonesia dalam setting akademik dan dunia kerja dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7] [8]
[9]
Hose, C. (2015). The use of psychological tests in employment recruitment process. Diakses 10 Juli 2015 dari http://smallbusiness.chron.com/use-psychological-testsemployment-recruitment-processes-22461.html Institute of Psychometric Coaching. (n.d.). Pre-employment testing practice – aptitude and personality tests. Diakses 10 Juli 2015 dari http://www.psychometricinstitute.com.au/pre_employment_testing_practice.html Lavoie, A. (2009). An attempt to define ‘academic excellence’. Diakses 10 Juli 2015 dari http://news.harvard.edu/gazette/story/2009/03/an-attempt-to-define%E2%80%98academic-excellence%E2%80%99/ Farooq, M. S., Chaundhry, A. H., Shafiq, M., & Berhanu, G. (2011). Factors affecting students’ quality of academic performance: A case of secondary school level. Journal of Quality and Technology Management. 7(2), 1-14. Ismail, A., & Abdullah, A. G. K. (2012). A journey to excellence: A case of Ulu Lubai national primary school in Limbang Sarawak, Malaysia. Procedia Social and Behavioral Sciences, 69, 1309-1313. Gulek, J. C., & Demirtas, H. (2005). Learning with technology: The impact of laptop use on student achievement. The Journal of Technology, Learning, and Assessment, 3(2), 437. Jelas, Z. M., & Dahan, H. M. (2010). Gender and educational performance: The Malaysian perspective. Procedia Social and Behavioral Sciences, 7, 720-727. Devine, M., Meyers, R., & Houssemand, C. (2013). How can coaching make a positive impact within educational settings?. Procedia Social and Behavioral Sciences, 93, 13821389. Turturean, M. (2013). Current issues of motivation-implications for an education of excellence. Procedia Social and Behavioral Sciences, 92, 968-972. Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
207
[10]
[11] [12] [13]
[14] [15] [16]
208
Williams, L., Venville, G., & Gordon, S. (2013). The appearance of equity in understandings of academic excellence. International Journal of Educational Research, 62, 11-20. Art Center College of Design. (n.d.). FutureTrendsReport. Diakses 10 Juli 2015 dari http://www2.artcenter.edu/createchange/pdf/FutureTrendsReport.pdf HR Diagnostics, Inc.. (2014). Caidance: Psychological career guidance. New York: Penulis. Goldberg, L. R., Johnson, J. A., Eber, H. W., Hogan, R., Ashton, M. C., Cloninger, C. R., & Gough, H. G. (2006). The international personality item pool and the future of publicdomain personality measures. Journal of Research in Personality, 40, 84-96. Universitas Surabaya. (2014). Direktorat Administrasi Akademik. Diakses 10 Juli 2015 dari http://www.ubaya.ac.id/2013/departments/content/admik.html Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. (2005). Modul praktikum metode riset kuantitatif. Surabaya: Penulis. John, O. P., & Srivastava, S. (1999). The big five trait taxonomy: History, measurements, and theoretical perspectives. New York: Guilford.
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk