PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
POTRET KEBAHAGIAAN HIDUP PEMUDA YANG TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI (Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir )
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
B. Novian Chandra 101114086
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kehidupan dan kesempatan untuk berkarya 2. Bapak Ig. Sutopo dan Ibuku tercinta R. Sudarsih juga kedua saudaraku Nikolaus Rino Wiratmoko dan Bv. Okki Herudiyanto yang menopang hidup dan memberikan yang terbaik untuk ku. 3. Semua sahabat, dosen Bimbingan dan Konseling di Universitas Sanata Dharma, rekan-rekan Pecinta Honda Classic CB Paingan, Mobta.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Bahagia adalah urusan hati, bukan semata-mata rupa yang menawan, mobil mewah dan kemeja yang mahal.
(Maz Chand)
Aku tersenyum bukan berarti hidupku telah sempurna. Itu hanya caraku bersyukur, menikmati hidup.
(Monkey D. Luffy)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK POTRET KEBAHAGIAAN HIDUP PEMUDA YANG TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI
B. Novian Chandra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Skripsi ini berjudul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi (Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir)”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pemuda desa yang berprofesi sebagai penambang pasir menggambarkan kebahagiaan hidupnya sebagai penambang pasir yang berusia masih muda dan memiliki penghasilan yang lebih dari cukup tanpa mencicipi pendidikan di perguruan tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu studi etnografi. Studi etnografi memusatkan diri pada suatu objek dengan melakukan pengamatan secara intensif dan mencoba menyatu dengan kehidupan subjek dalam kurun waktu tertentu. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara dan pengamatan secara langsung kemudian membuat catatan etnografis yang disajikan dalam bentuk cerita deskripsi. Penelitian berakhir setelah data yang diperlukan dianggap cukup dan telah menjawab permasalahan dalam penelitian. Subjek dalam penelitian adalah pemuda penambang pasir di Desa Batur yang terletak di lereng Gunung Merapi yang merupakan bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 2 orang mewakili sekolompok pemuda penambang pasir. Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah kebahagiaan yang dimiliki oleh individu hanya dapat dinilai oleh individunya itu secara pribadi. Individu yang merasa bahagia adalah individu yang telah mendapatkan keiginannya berdasarkan pilihan yang telah dijalani. Mendapatkan kebahagiaan juga tidak semata-mata dengan mempunyai gelar sebagai sarjana dan mempunyai ijazah dari sebuah perguruan tinggi. Semua orang layak mendapatkan kebahagiaan sesuai dengan pilihan, cara, impian dan arah yang sudah ditetapkan. Kebahagiaan seseorang tidak ditentukan oleh orang lain, namun individu itu sendiri yang harus menciptakan dan mendapatkannya, dengan hati dan juga tenaga.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT PORTRAITS OF LIFE HAPPINES YOUTH NON CONTINUING EDUCATION TO COLLEGE B. Novian Chandra University Of Sanata Dharma Yogyakarta This thesis titled "Portraits of Life Happiness Youth Non Continuing Education to College (Ethnographic Study on Youth Miners Sand)". The issues raised in this research is how the youth village sand miners describe the happiness of his life as an old sand miners who are young and have more than enough income without tasting a college education. The method used in this study is a qualitative research method is an ethnographic study. Ethnographic study focused on an object by performing an intensive and tried to merge with the life of the subject within a certain time. Qualitative research aims to explain the phenomenon with deep through data collection. Data collection techniques in this study through interviews and direct observations and then make a note of ethnographic descriptions presented in story form. The study ended after the necessary data is considered sufficient and has addressed the problem in research. Subjects in the study were young men sand miners in Batur village located on the slopes of Mount Merapi, which is the northern part of Yogyakarta. Subjects numbered 2 represents a group of youths sand miners. The conclusion that can be drawn based on the results of research and discussion are owned by the individual happiness can only be judged by the individual personally. Individuals who are happy are the people who have earned keiginannya based on the choice that has been undertaken. Happiness is not merely to have a degree as an undergraduate and has a diploma from a college. Everyone deserves happiness according to choice, the way, the dream and the direction that has been set. Happiness is not determined by others, but the individuals themselves who must create and get it, with the heart and also power.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah melimpahkan karunia dan berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi (Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari dalam pelaksanaan penyelesaian skripsi ini tanpa bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1. Dr. Gendon Barus M.Si selaku Kaprodi BK. 2. Drs. Robertus Budi Sarwono M.A, selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing dan memberikan pengarahan kepada saya dalam menulis dan menyususn skripsi. 3. Para dosen Program Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang selama ini sabar dalam memberikan pelajaran dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis. 4. Kedua orang tua Bapak Ig. Sutopo dan Ibu R. Sudarsih serta kedua saudara Nikolaus Rino Wiratmoko dan Bv. Okki Herudiyanto dengan segenap kesabaran dan kasih sayangnya memberikan semangat kepada penulis. 5. Semua sahabat selama kuliah, kos ThungThot 212, Kanigoro Media, MOBTA, CB Paingan dan chapter, CB Batur, CB Terung, CB Boko, CB News, Kang Gino, Mas Koziz, Kang Herman yang selalu memberi banyak pelajaran berharga. 6. Teman terbaik Monic dan Si Jagger yang selalu setia memberi waktu kemanapun dan memberi banyak hal baru untuk berkembang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dari pembaca yang penulis harapkan. Dengan seluruh kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sekaligus memberikan inspirasi bagi banyak pihak. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis,
B. Novian Chandra
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI COVER .......................................................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv MOTTO ........................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....... vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT ................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................ Error! Bookmark not defined.4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 5 1. Manfaat Teoritis ................................................................................................... 5 2. Manfaat Praktis..................................................................................................... 5 E. Definisi Operasional Variabel .................................................................................. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 8 A. Kebahagiaan ............................................................................................................. 8 1. Definisi Kebahagiaan ........................................................................................... 8 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan................................................. 9 3. Komponen Kebahagiaan .................................................................................... 13 B. Pemuda Desa .......................................................................................................... 14 1. Pemuda ...........................................................................................................14 2. Pemuda Desa ...................................................................................................... 16 C. Pendidikan di Perguruan Tinggi ............................................................................. 18 1. Definisi Pendidikan ............................................................................................ 19 2. Tahapan Pendidikan di Indonesia....................................................................... 20 3. Manfaat Pendidikan ............................................................................................ 22 BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 24 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................ 24 1. Tempat Penelitian ............................................................................................... 25 2. Waktu Penelitian ................................................................................................ 25 B. Desain Penelitian .................................................................................................... 25 C. Sumber Data ........................................................................................................... 27 D. Teknik Pengambilan/Pemilihan Subjek ................................................................. 28 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 28
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Wawancara ......................................................................................................... 28 2. Observasi ..... .....................................................................................................30 F. Teknik Analisis Data............................................................................................... 31 G. Pengumpulan Data ................................................................................................. 32 H. Reduksi Data .......................................................................................................... 32 I. Sajian Data .............................................................................................................. 33 J. Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan .................................................................. 33 K. Validitas Data ......................................................................................................... 34 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN .............................................................. 35 A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................... 35 B. Deskripsi Subjek..................................................................................................... 37 1. Subjek I .............................................................................................................. 37 2. Subjek II ... ......................................................................................................... 41 3. Subjek I dan II .................................................................................................... 45 a. Kepribadian .................................................................................................... 45 b. Jenis Kelamin dan Perkawinan ...................................................................... 47 c. Usia dan Kesehatan ........................................................................................ 48 d. Agama ........................................................................................................... 49 e. Pendidikan, Kompetensi dan Pekerjaan-Pendapatan ..................................... 50 f. Waktu Luang .................................................................................................. 52 g. Peristiwa Kehidupan ...................................................................................... 53 h. Deskripsi Kebahagiaan Pemuda Batur .......................................................... 54 i. Trianggulasi Teori Kebahagiaan Hidup ......................................................... 60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 62 A. Kesimpulan ............................................................................................................ 62 B. Saran ....................................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 65 LAMPIRAN ................................................................................................................ 66
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan mayarakat. Tujuan dari pendidikan adalah menjamin kelangsungan hidup secara individu, kelompok masyarakat dan juga bangsa. Faktor penting dalam pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan untuk mencapai keberhasilan dalam proses tersebut yaitu orang tua, guru dan masyarakat. Orang tua bertanggung jawab dalam pendidikan pertama individu dalam keluarga. Guru adalah orang-orang yang bertanggung jawab di lembaga pendidikan formal/sekolah. Masyarakat tentu mempunyai keinginan yang ingin di capai. Lembaga/sekolah yang memiliki kualitas dan menjamin tercapainya keinginan masyarakat tersebut pastinya akan mendapat respon positif dari masyarakat dengan memberikan dukungan dan menyerahkan pendidikan anaknya.
Seiring berjalannya waktu mulai bermunculan persepsi dalan masyarakat mengenai pendidikan yang sudah tidak lagi dapat menjamin berlangsungnya kehidupan yang baik. “Jumlah penganggur intelektual lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada 2010 mencapai 1.142.751 orang atau naik 15,71 persen dibandingkan dengan 2009”. Kutipan kalimat tersebut diambil dari Kompas.com
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada hari Kamis, 23 September 2010. Hal itu menjadi salah satu bukti yang menguatkan dari persepsi masyarakat yang salah terhadap pendidikan. Kesulitan dalam hal ekonomi masyarakat terkadang menjadi alasan utama mengapa subjek tidak mengutamakan pendidikan. Masyarakat akan lebih memilih untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini daripada menuntut ilmu dan menciptakan harapan masa depan yang lebih baik saat ini. Apabila banyak masyarakat mengedepankan pendidikan dan menjadikan pendidikan sebagai salah satu cara untuk menciptakan harapan untuk menjadikan masa depan yang lebih baik, kemungkinan besar Indonesia dapat menjadi negara berkembang yang maju dan berpendidikan tinggi.
Beberapa pemuda mengungkapkan hal yang sama mengenai pendidikan khususnya Perguruan Tinggi. Subjek mengatakan bahwa mencari uang tidak perlu dengan berpendidikan tinggi. Kehidupan sekarang yang sudah dirasakan nyaman, cukup memberikan alasan mengapa ia tidak berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kebanyakan pemuda yang ada di desa Batur telah memiliki penghasilan dari usaha sendiri yang ia kembangkan dari kemampuan individu maupun karena pengaruh dari lingkungan sekitar lereng Gunung Merapi. Pemuda tersebut umumnya berusia kuliah dan usia lulus SMA yang sudah merasakan hasil kerja sendiri sehingga beranggapan bahwa melanjutkan ke Perguruan Tinggi tidak begitu penting.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melihat upaya para pemuda ini memiliki penghasilan sendiri tentu tidak lepas dari sudut perekonomian masyarakat yang ada di sekitar daerah lereng Merapi. Muntahan lahar yang sempat terjadi pada erupasi Gunung Merapai 2010 silam mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perubahan perekonomian bahkan sampai gaya hidup masyarakat yang ada di sekitar lereng gunung, khususnya masyarakat yang ada di desa Batur. Upaya untuk meningkatkan kehidupan ekonomi membuat mereka sedikit melupakan dunia pendidikan yang notabene menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat desa tersebut. Kegiatan penambangan material yang subjek mulai semakin bertambah maju. Kemajuan yang terjadi berdampak pada pemuda-pemuda yang ada di desa tersebut. Para pemuda yang seharusnya berada di bangku sekolah maupun kuliah tersulap untuk menjadi penjaga pintu masuk menuju lokasi penambangan, atau menjadi pengemudi alat angkut yang membawa material dan lain lain. Dari kegiatan tersebut masyarakat desa Batur saat ini terbilang mempunyai kehidupan ekonomi di atas rata-rata dilihat dari penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan seharihari untuk saat ini. Jika mereka menjadikan permasalahan ekonomi sebagai alasan tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, mungkin itu hal kurang tepat.
Kehidupan para pemuda yang ada di desa Batur saat ini cukup menarik. Berdasarkan pengamatan peneliti, para pemuda di desa Batur cukup menikmati kehidupan yang dijalani saat ini. Hal itu sangat terlihat secara fisik dari raut wajah
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka ketika bertatap muka dengan peneliti. Wajah yang cerah dan penuh dengan senyum saat bercakap-cakap. Tawa yang dilontarkan nampak lepas dan ucapan yang terucap selalu antusias menampakkan hati yang bebas tanpa beban. Kebahagiaan dalam hidup adalah impian semua umat dimanapun mereka tinggal, apapun situasi yang terjadi dan bagaimanapun caranya untuk mencapai kehidupan yang bahagia seperti impian mereka.
Kebahagiaan hidup dapat dirasakan dan dinilai dengan kepuasan oleh individu secara pribadi. Sedangkan tingkat kepuasan manusia itu berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, si A merasa puas dengan sepeda motor yang ia miliki dengan segala bentuk dan keaslian sparepart motor dari dealer resmi merk sepeda motor miliknya, sedangkan si B sangat menyukai sparepart sepeda motor yang sesuai dengan trend yang menjadi kegemaran pada saat tertentu dan mengaplikasikannya ke sepeda motor yang ia miliki, misal, sepeda motor dengan lampu HID. Dari contoh di atas, orang lain tidak mengetahui apa yang menjadi alasan mengapa si A maupun si B memilih
hal yang berbeda untuk sepeda
motornya, yang mengetahui hanya dia sendiri. Ada kemungkinan si A beralasan bahwa dengan sparepart original dari dealer, maka kendaraannya akan lebih nyaman dan si A menjadi lebih tenang dengan hal ini sehingga dia senang menggunakan sparepart original. Sedangkan si B akan lebih senang dengan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kendaraan yang ia miliki dengan trend saat ini, mungkin dengan mengikuti trend, si B menjadi lebih percaya diri menunjukkan dirinya di depan umum.
Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik melakukan penelitian dengan judul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ; Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir). B. Rumusan Masalah 1. Seperti apakah gambaran kebahagiaan pemuda penambang pasir di desa Batur? 2. Bagaimana profesi sebagai penambang pasir mempengaruhi kebahagiaan subjek? 3. Bagaimana cara pandang para penambang pasir ini tentang studi lanjut di perguruan tinggi? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui gambaran kebahagiaan hidup pemuda di desa Batur. 2. Mengetahui pengaruh profesi sebagai penambang pasir dengan kebahagiaan subjek. 3. Mengetahui cara pandang para penambang pasir tentang studi lanjut di perguruan tinggi.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dibuat untuk memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk menambah wacana yang berhubungan dengan persepsi terhadap niat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dari populasi penduduk yang ada di sekitar lereng Merapi terutama pemuda yang berada di desa Batur. 2. Manfaat Praktis Menambah pengetahuan bagi
penulis
terkait
dengan
potret
kebahagiaan hidup sekelompok pemuda penambang pasir yang ada di desa Batur yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi. E. Definisi Operasional Variabel 1. Kebahagiaan Kebahagiaan
adalah
perasaan
seseorang
ketika
mendapatkan
impian/keinginan yang ia miliki sehingga muncul ketenangan, nyaman dengan situasi yang ada di sekitarnya, bahkan merasa puas atas pencapaian yang didapatkan saat itu. 2. Pemuda desa Pemuda desa merupakan generasi penerus dari sebuah masyarakat yang tinggal di sebuah pemukiman desa Batur. Subjek yang di kategorikan
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai pemuda desa adalah pemuda yang berusia remaja dan juga pemuda/pemudi yang masih lajang/belum menikah. Status pemuda selain yang disebutkan dalam kalimat di atas tidak mempengaruhi kategori dari pemuda desa. 3. Pendidikan di Perguruan Tinggi Pendidikan di Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah seseorang menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah menengah. Pendidikan di Perguruan Tinggi memfokuskan pada bidang ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan dan pilihan yang di sediakan Perguruan Tinggi. Manfaat dari mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi secara akademis maupun teknis sangat banyak, salah satu contoh yaitu individu mampu menciptakan lapangan pekerjaan. 4. Penambang Pasir Penambang pasir adalah orang-orang yang berkegiatan mengambil ratusan bahkan jutaaan kubik pasir untuk dijual kepada pembeli. Kegiatan itu dilakukan di sungai yang menjadi jalan untuk aliran lahar ketika gunung berapi mengalami erupsi. Setelah lahar menjadi dingin, di sungai yang dialiri lahar akan meninggalkan butiran pasir dengan jumlah yang sangat banyak. Pasir itu kemudian diambil untuk dimanfaatkan dalam banyak hal.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kebahagiaan 1. Definisi Kebahagiaan
Hingga saat ini terdapat banyak pengertian mengenai kebahagiaan. Diener, Scollon dan Lucas (2003) menyebutkan bahwa kebahagiaan tidaklah bisa didefinisikan dalam satu bentuk. Kebahagiaan bisa berarti kesenangan, kepuasan hidup, emosi positif, kebermaknaan hidup atau rasa suka. Beberapa pengertian kebahagiaan adalah sebagai berikut:
Galati, Manzano & Sotgiu (2006) mengartikan kebahagiaan adalah sebagai sebuah penilaian menyeluruh tentang kehidupan secara lengkap, yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Sedangkan Veenhoven (dalam Syafitri, 2012) menjelaskan bahwa kebahagiaan merupakan suatu konsep yang subjektif yang sering dialami oleh setiap individu dari waktu ke waktu sebagai gambaran perasaan atau emosi. Kebahagiaan adalah perasaan suka, senang, gembira yang dirasakan oleh individu dan sumber penyebab munculnya kebahagiaan bagi setiap individu berbeda-beda. Dengan kata
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lain, hanya orang-orang yang bersangkutan yang dapat mengatakan apakah subjek bahagia atau tidak bahagia dengan kehidupan yang subjek jalani.
Kedua pengertian tersebut mendefinisikan kebahagiaan sebagai penilaian subjektif secara keseluruhan terhadap kehidupan masing-masing individu yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Aristoteles (dalam Bertens, 1993) menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan utama dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan terpenuhinya kebutuhan hidup dan ada banyak cara yang ditempuh oleh masing-masing individu. Orang bekerja untuk memperoleh penghasilan dan pencapaian karier. Orang berkeluarga untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Begitu pula orang belajar untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Semua kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh satu tujuan, yaitu kebahagiaan. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan Diener
(dalam
Carr,
2004)
menyebutkan
bahwa
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kebahagiaan bukanlah merupakan hal yang mudah. Tetapi pada kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa faktor kepribadian dan demografis merupakan faktor utama yang menyebabkan dan berhubungan dengan kebahgaiaan (Carr, 2004; Argyle,
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1999). Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang (Argyle, 1999; Carr, 2004; Eddington & Shuman, 2005): a. Kepribadian Berdasarkan penelitian mengenai kebahagiaan menunjukkan bahwa orang yang bahagia dan tidak bahagia memiliki profil kepribadian yang berbeda (Diener dkk dalam Carr, 2004). Hubungan antara trait kepribadian dan kebahagiaan tidak bersifat universal pada semua budaya. Pada budaya barat yang individualistik, orang yang bahagia adalah yang memiliki trait ekstraversi, optimis, harga diri yang tinggi dan locus of control internal. Sedangkan orang yang tidak bahagia adalah orang yang memiliki tingkat neurotik yang tinggi. Hal tersebut berbeda dengan orang-orang di budaya timur yang menganut budaya kolektivistik dimana faktor-faktor tersebut tidak berhubungan dengan kebahagiaan. Jadi nilai budaya menentukan trait kepribadian yang mempengaruhi kebahagiaan (Carr, 2004). Menurut Eddington & Shuman (2005) kepribadian menunjukkan peran yang lebih signifikan dibandingkan dengan peristiwa hidup spesifik lainnya dalam menentukan SWB.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Variabel demografis
Faktor lain yang juga mempengaruhi kebahagiaan adalah variabel demografis dan lingkungan (Eddington & Shuman, 2005). Faktor-faktor demografis itu adalah: 1) Jenis Kelamin Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin merupakan faktor yang sangat kecil dalam menentukan kebahagiaan dan kepuasan hidup seseorang (Inglehart & Michalos dalam Eddington & Shuman, 2005). 2) Usia Pada banyak penelitian dan survey menunjukkan bahwa pengaruh usia terhadap kebahagiaan adalah kecil (Argyle, 1999). 3) Pendidikan Hubungan antara pendidikan dan kebahagiaan adalah kecil tetapi signifikan (Campbell, Cantril, Diener et al dalam Eddington & Shuman,
2005).
Namun
hubungan
antara
pendidikan
dan
kebahagiaan merupakan hasil dari korelasi antara pendidikan dengan status pekerjaan dan pendapatan (Campbell, Witter et al dalam Eddington & Shuman, 2005; Argyle, 1999).
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Pendapatan Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pendapatan berhubungan dengan kebahagiaan Diener et al (1999). Secara umum, orang yang lebih kaya akan merasa lebih bahagia dibandingkan dengan orang yang lebih miskin (Eddington & Shuman, 2005). 5) Perkawinan Orang yang menikah memiliki kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menikah, bercerai, berpisah, atau janda (Eddington & Shuman, 2005). Pada beberapa negara, pasangan yang hidup bersama (kohabitasi) secara signifikan lebih bahsagia dibandingkan dengan orang yang tinggal seorang diri (Kurdek, Mastekaasa dalam Eddington & Shuman, 2005). Perkawinan sering ditemukan menjadi salah satu fakrot terkuat yang berkorelasi dengan kebahagiaan (Glenn & Weaver dalam Argyle, 1999). 6) Pekerjaan Orang yang bekerja akan lebih bahagia dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja (Argyle, 1999; Eddington & Shuman, 2005). Orang yang tidak bekerja mempunyai tingkat stress yang lebih tinggi, kepuasan hidup yang lebih rendah dan kemungkinan bunuh diri yang lebih tinggi dibandinkan dengan orang yang bekerja (Eddington & Shuman, 2005). 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7) Kesehatan Hubungan yang kuat antara kesehatan dan kebahagiaan muncul pada pengukuran kesehatan melalui self-report, tidak pada penilaian secara objektif oleh ahli. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi akan kesehatan menjadi lebih penting daripada kesehatan secara objektif dalam mempengaruhi kebahagiaan (Eddington & Shuman, 2005). 8) Agama Banyak survey yang menunjukkan bahwa kebahagiaan berkorelasi secara signifikan dengan agama, hubungan seseorang dengan Tuhan, pengalaman doa dan partisipasi di dalam aspek keagamaan (Eddington & Shuman, 2005). 9) Waktu luang Veenhoven et al (dalam Eddington & Shuman, 2005; Argyle, 1999) menunjukan bahwa kebahagiaan berkorelasi cukup tinggi dengan kepuasan waktu luang dan tingkatan aktivitas di waktu luang. Kegiatan yang dilakukan pada waktu luang dapat meningkatkan kebahagiaan, seperti aktivitas menyenangkan bersama teman, kegiatan olah raga, dan liburan. Sedangkan kegiatan menonton televisi di waktu luang terutama tontonan yang berat kurang dapat meningkatkan bahagia (Eddington & Shuman, 2005; Argyle, 1999).
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10) Etnis Etnis minoritas di suatu negara memiliki kebahagiaan yang lebih kecil karena berdasarkan pada rendahnya pendapatan, pendidikan, dan status pekerjaan yang diperoleh (Argyle, 1999). 11) Peristiwa kehidupan Intensitas peristiwa positif yang terjadi tidak banyak mempengaruhi kebahagiaan sebagian karena jarang terjadi (Argyle, 1999 Eddington & Shuman, 2005). 12) Kompetensi Penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara kompetensi inteligensi dan kebahagiaan sangat kecil tetapi positif. Kebahagiaan juga berhubungan dengan kerja sama, kepemimpinan dan kemampuan heteroseksual (Argyle, 1999 Eddington & Shuman, 2005). 3. Komponen Kebahagiaan Diener, scollon dan Lucas (2003) menyebutkan bahwa kebahagiaan memiliki beberapa komponen, yaitu afek positif dan afek negatif. Afek positif dan negatif menggambarkan pengalaman utama dari situasi atau kejadian yang terus terjadi dalam kehidupan manusia. Penilaian afek terhadap situasi tertentu ikut mempengaruhi penilaian individu akan kesejahteraan subjektifnya. Dengan mengetahui tipe kecenderungan reaksi yang dialami
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
individu, kita memperoleh pemahaman tentang cara individu menilai kondisi dan kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Evaluasi afek terdiri dari emosi dan mood, dimana emosi bersifat lebih sementara karena merupakan respon situasi, sedangkan mood memiliki rentang waktu yang lebih lama daripada emosi. Orang yang bahagia adalah orang yang jarang mengalami afek negatif dan sering mengalami afek positif. Afek positif merupakan perasaan-perasaan positif yang ada dalam diri individu seperti: afek tertarik, bergairah, kuat, antusias, bangga, waspada, terinspirasi, penuh tekad, penuh perhatian dan aktif. Sedangkan afek negatif merupakan perasaan-perasaan negatif yang ada dalam diri individu seperti: afek tertekan, kecewa, bersalah, takut, memusuhi, gampang marah, malu, gelisah, gugup dan khawatir. Uraian di atas menyimpulkan bahwa ada tiga komponen dalam kebahagiaan, yaitu afek positif, afek negatif dan kepuasan hidup. Kebahagiaan akan muncul ketika afeksi positif seseorang lebih besar dari afeksi negatif. Kemunculan itu tentu saja melalui proses evaluasi kognitif dalam kehidupan.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pemuda Desa 1. Pemuda Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 1024 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda. Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis,
bahkan
bergejolak
dan
optimis
namun
belum
memiliki
pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, pemuda adalah subjek yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi
yang
berbeda
ini
disebut
dengan
semangat
pembaharu.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/ kaum muda adalah subjek yang memiliki semangat pembaharu dan progresif. 2. Pemuda Desa Masyarakat merupakan kesatuan dari orang-orang yang hidup di daerah tertentu dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok berdasarkan kebudayaan yang sama untuk mencapai kepentingan yang sama. Masyarakat memiliki ciri-ciri mempunyai wilayah, merupakan satu kesatuan penduduk, terdiri atas kelompok-kelompok fungsional yang heterogen, mengemban fungsi umum dan memiliki kebudayaan yang sama. Di Indonesia terdapat dua bentuk masyarakat, yaitu masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat kota merupakan kelompok masyarakat dengan jumlah besar, tinggal dan hidup di perkotaan. Sedangkan masyarakat desa merupakan kelompok masyarakat yang tinggal di desa, pinggiran perkotaan dan jauh dari keramaian yang berkapasitas besar seperti perkotaan. Arti kata desa bearasal dari India, “Iswadesa” yang berarti tempat tinggal negeria asal atau tanah leluhur. Di Indonesia, desa merupakan satuan terkecil dari pemerintahan. Kehidupan desa di Indonesia masih merujuk 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada suatu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas. Roucok dan Waren (dalam Yuliati, 2003:24) mendefinisikan desa sebagai bentuk yang diteruskan antar kedudukan dengan lembaga-lembaga subjek di wilayah setempat di mana subjek tinggal yaitu ladang-ladang yang berserak dan di kampung yang biasanya menjadi pusat aktivitas subjek bersama. Ciri-ciri masyarakat desa: a. Masyarakatnya erat sekali hubungannya dengan alam. Masyarakat desa pada umumnya sangat bergantung kepada alam. Hal ini dikarenakan memang daerah pedesaan lebih banyak masih alami dan belum mendapat sentuhan pembangunan seperti halnya kota. Masyarakat menggunakan alam sekitar seoptimal mungkin untuk kehidupan subjek. Tanah di pedesaan yang umumnya masih subur banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kelangsungan hidup subjek. Misalnya membuka lahan untuk pertanian padi dan perkebunan. b. Penduduk di desa merupakan unit sosial dan unit kerja. Penduduk desa merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa kekerabatan yang menempati suatu wilayah sosial tertentu. Penduduk desa biasanya bila bekerja selalu bersama-sama atau berkelompok dengan penduduk lain 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membentuk satu unit kerja, misalnya dalam kegiatan panen maka secara otomatis penduduk akan berkelompok untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. c. Masyarakat desa mewujudkan paguyuban/gemainschaft. Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan ini adalah rasa cinta rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata. C. Pendidikan di Perguruan Tinggi Perkembangan jaman menuntut masyarakat dari berbagai golongan untuk dapat mengikutinya, di mulai dari masyarakat yang pedesaan hingga perkotaan, kaya maupun miskin. Segala macam bentuk perkembangan tersaji di depan mata. Perkembangan tersebut menuntut masyarakat untuk belajar mengarungi dan menjadi bagian di dalam perkembangan. Menjadi bagian dalam sebuah perkembangan memerlukan proses yang panjang, karena hal ini berkaitan dengan penerimaan hal baru dan perubahan aspek dalam kehidupan masyarakat itu sendiri terutama dalam diri masing-masig individu. Pencapaian perkembangan menjadi maksimal apabila setiap individu berkeinginan untuk mencapainya dan secara sadar menjalani proses yang harus dilaluinya. Salah satu proses untuk mencapai perkembangan yang maksimal yaitu dengan mengikuti proses pendidikan secara 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
formal. Proses pendidikan formal yang ada di Indonesia saat ini sudah tertata dan terorganisir dengan baik yang peraturannya digariskan dalam udang-undang.
1. Definisi Pendidikan Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan agama”. Kata pendidikan dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik. Seorang tokoh pendidikan di Indonesia, Ki Hajar Dewantara mengartikan kata pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Menurut 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soekidjo Notoatmodjo (2003:16) pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga subjek melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Proses belajar disini adalah belajar dalam rangka pendidikan formal di sekolah, sejak sekolah rendah sampai ke tingkat yang tertinggi. Sejalan dengan hal tersebut, maka banyak orang beranggapan bahwa bila seseorang telah keluar dari sekolah berarti ia telah selesai proses belajarnya. Bagaimana hidupnya, subjek serahkan pada hasil belajar yang dicapainya sehingga belajar menentukan corak kehidupan seseorang di dalam masyarakat. Bahkan subjek menerima kenyataan ini dengan sepenuhnya, seperti terjadi pada masyarakat pedesaan yang terdiri dari keluarga tani dan buruh yang mempunyai taraf hidup yang masih rendah (Soelaiman Joesoef, 1979:16). Berdasarkan pengertian di atas, maka pendidikan dapat diartikan sebagai pemahaman individu secara mendalam berdasarkan pemikiran dan perasaan mengenai usaha yang dilakukan secara sadar dari individu itu sendiri, lingkungan masyarakat, keluarga dan juga pemerintah untuk mendapatkan pembelajaran serta prosesnya, guna mengembangkan potensipotensi yang dimiliki individu agar berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan agama.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tahapan Pendidikan di Indonesia Menurut Endra Maulana (2013), ada beberapa tahapan pendidikan yang harus ditempuh sebelum kita melangkah jauh ke perguruan tinggi. Pada dasarnya, yang namanya pendidikan adalah pembekalan ilmu pengetahuan serta kemampuan bermasyarakat yang nantinya akan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Tahapan Pendidikan sendiri dibagi dalam beberapa tahap berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, tingkat perkembangan dan usia peserta didik. Berikut tahapan pendidikan di Indonesia: a. Pendidikan Pada Usia Dini b. Pendidikan Wajib 9 Tahun c. Pendidikan Sekolah Menengah Pendidikan Sekolah Menengah merupakan program pendidikan lanjutan dari jenjang Pendidikan dasar. Dalam pendidikan ini, para peserta didik mulai
diberikan
pendidikan
yang
lebih
spesifik
berdasarkan
kemampuan, minat dan bakat yang subjek miliki. Jika peserta didik memilih melanjutkan pendidikan di tingkat SMK, peserta didik akan memiliki keahlian yang lebih khusus sehingga akan mempermudah peserta didik untuk menemukan lapangan pekerjaan jika subjek enggan atau tidak mampu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. d. Pendidikan di Perguruan Tinggi
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidikan di perguruan tinggi merupakan pendidikan lanjutan yang berbasis akademik ataupun profesional guna menunjang karir yang ingin dicapai. Menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Indonesia hanya didapatkan setelah seseorang menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA/SMK. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan diberikan kepada setiap warga negara tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, latar belakang sosial dan tingkat kemampuan ekonomi, kecuali untuk satuan pendidikan yang bersifat khusus. 3. Manfaat Pendidikan Beberapa manfaat dari mendapatkan gelar sarjana menurut Dena dalam artikel yang dituliskan yaitu: a. Pertama, gelar sarjana adalah jaminan dari kemandirian finansial, stabilitas dan masa depan yang aman dapat menikmati, memiliki profesi stabil dan yang dipersenjatai dengan satu set keterampilan praktis dan pengetahuan suara. b. Dunia berubah terus-menerus, sehingga tidak ada yang tahu apa yang diharapkan besok. Oleh karena itu, kita harus siap untuk segalanya, memiliki tanah yang kokoh di bawah kaki kami. Pendidikan tinggi adalah tanah padat yang dapat menyediakan dengan percaya diri untuk masa depan, dan kekebalan dari tetes ekonomis.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Pendidikan tinggi dapat memberikan kesempatan untuk menguasai profesi dengan kesempatan kerja yang baik dan keterampilan, yang dalam permintaan. Setelah semua, pendidikan memungkinkan untuk memiliki penghasilan tetap dan kotor. d. Sebuah gelar sarjana memberi kesempatan besar untuk menjadi master dari hidup sendiri. Orang berpendidikan memiliki lebih banyak waktu luang dan kebebasan pilihan tidak hanya dalam hal peluang karier, tetapi juga dalam arti nilai-nilai moral dan spiritual. e. Pendidikan tinggi dapat menyediakan dengan kemungkinan untuk menjadi
pemikir bebas,
untuk
melihat jelas
dalam implikasi
tersembunyi, untuk menganalisis, menggeneralisasi, dan membuat kesimpulan. Dalam kata, mengungkap esensi keberadaan dan membantu meningkatkan pemahaman tentang dunia. f. Dapat mewujudkan mimpi yang paling dihargai dan berharga, untuk menjadi pilot, memiliki rumah indah di tepi pantai, memiliki mobil. Pendidikan apik membuat impian Anda menjadi kenyataan. g. Pendidikan tinggi memperluas basis pengetahuan, mempertajam pemikiran kritis, dan mengkonsolidasikan kepercayaan diri.
Pendidikan memberi sesuatu yang tidak dapat diukur dalam bentuk uang yang diperoleh.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan objek dan sumber data dari tempat yang diteliti sehingga informasi yang diperoleh bisa memberikan data yang akurat dan kebenarannya dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di Desa Batur Cangkringan. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi di Desa Batur Cangkringan adalah pada karakteristik yang dimiliki sebagai berikut: a. Kehidupan di desa Batur Cangkringan sangat dekat dengan proses pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Banyak universitas yang ada di wilayah DIY melakukan program kegiatan universitas di desa tersebut. b. Penelitian ini berkaitan kebahagiaan pemuda desa tanpa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, maka untuk pemenuhan informasi, penelitian ini dilakukan pada pemuda desa Batur karena subjek penelitian masih tergolong usia mahasiswa.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Penilaian sebagian besar masyarakat terhadap pendidikan tinggi sekarang ini masih ada yang kurang sesuai dengan cita-cita luhur bangsa sehingga penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai persepsi pemuda Desa Batur Cangkringan yang memiliki latar belakang masyarakat Kota Pelajar. d. Kedekatan
peneliti
dengan
masyarakat
desa
Batur
Cangkringan
mempermudah proses penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2015 sampai dengan Juli 2015. Waktu yang diperlukan untuk penelitian dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang merupakan salah satu bentuk dari penelitian kualitatif. Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
Spradley (1977), dalam bukunya yang berjudul “Metode Etnografi” menjelaskan bahwa secara harafiah, etnografi berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun. Etnografi, baik sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian, dianggap sebagai asal-ususl ilmu antropologi. Spradley mengembangkan metode etnografi, juga memberikan langkah-langkah praktis untuk mengadakan penelitian etnografi yang disebutnya sebagai etnografi baru ini.
Sebagai metode penelitian kualitatif, etnografi dilakukan untuk tujuantujuan tertentu. Spradley mengungkapkan beberapa tujuan penelitian etnografi, yakni: pertama, untuk memahami rumpun manusia. Dalam hal ini, etnografi berperan dalam menginformasikan teori-teori ikatan budaya; menawarkan suatu strategi yang baik sekali untuk menemukan teorigrounded.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kedua, etnografi ditujukan guna melayani manusia. Tujuannya yakni meyuguhkan problem solving bagi permasalahan di masyarakat, bukan hanya sekadar ilmu untuk ilmu.
Ada beberapa konsep yang menjadi fondasi bagi metode penelitian etnografi ini. Pertama, Spradley mengungkapkan pentingnya membahas konsep bahasa, baik dalam melakukan proses penelitian maupun saat menuliskan hasilnya dalam bentuk verbal. Sesungguhnya penting bagi peneliti untuk mempelajari bahasa setempat, namun, Spredley telah menawarkan sebuah cara, yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan etnografis. Konsep kedua adalah subjek. Etnografer bekerja sama dengan subjek untuk menghasilkan sebuah deskripsi kebudayaan. Subjek merupakan sumber informasi; secara harafiah, subjek menjadi guru bagi etnografer (Spradley, 1997: 35).
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Sumber Data
Sutopo, (2002: 50) mengatakan, ”sumber data dalam penelitian kualitatif secara menyeluruh berupa narasumber atau subjek; peristiwa atau aktivitas; tempat atau lokasi; benda, beragam gambar dan rekaman; dokumen dan arsip”. Rumusan masalah akan terjawab dengan berbagai sumber data seperti yang dijelaskan oleh Sutopo. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. 1. Data primer adalah data yang berupa jawaban langsung dari subjek. Data ini berupa hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa pemuda di Desa Batur Cangkringan. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tertulis, misal media massa, arsip hasil penelitian sebagai tambahan data. Beberapa data yang diperoleh adalah catatan dari pengelola lahan tambang yang berada di desa Batur sebagai petunjuk lebih jelas pemuda yang melakukan aktivitas kerja di pertambangan. Menurut Lexy J.Moleong (2002: 90),”Subjek adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. Seorang subjek dapat memberikan pandangan tentang objek penelitian. ”Subjek adalah individu yang mempunyai beragam posisi dan memiliki akses informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti” (Sutopo, 2002:50). Posisi yang beragam tersebut menyebabkan perbedaan kelengkapan
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
informasi yang dimiliki dan diperoleh. Informasi yang diberikan oleh subjek berupa pernyataan, kata-kata, pendapat atau pandangan mengenai subjek penelitian. D. Teknik Pengambilan/Pemilihan Subjek Langkah pertama yang peneliti ambil dalam penelitian ini yaitu pendekatan secara pribadi kepada pemilik bengkel dimana para pemuda desa Batur biasa berkumpul atau tempat yang paling sering digunakan untuk mengisi waktu kosong subjek. Melalui pemilik bengkel, peneliti mulai mengenal dan diperkenalkan secara pribadi kepada setiap pemuda yang ada di Desa Batur. Hasil dari perkenalan tersebut peneliti menemukan subjek yang sesuai dengan kriteria untuk menjadi subjek atau narasumber dalam penelitian ini. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap kegiatan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat, teperinci dan dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan harus tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara (indepth interview). 1. Wawancara Wawancara merupakan alat mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan peneliti secara lisan. Peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, menyiapkan pokok-pokok yang akan dibicarakan, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan mengidentifikasi tindak lanjut wawancara yang telah di diperoleh Sugiyono (2010: 322). Selain itu peneliti menyiapkan alat rekam suara seperti tape recorder ataupun handphone untuk subjek hasil wawancara dengan subjek. Hasil wawancara sendiri akan dirubah dalam bentuk verbatim dengan cara menuliskan setiap kata per kata percakapan dalam wawancara. Dalam penelitian ini peneliti telah menyiapkan panduan wawancara terstruktur. Panduan wawancara terstruktur dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Panduan wawancara NO 1.
ASPEK Kepribadian
2.
Jenis kelamin dan perkawinan
3.
Usia dan Kesehatan
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA a. Apa yang membuat anda memilih bekerja sebagai penambang pasir daripada melanjutkan pendidikan/ kuliah? b. Apa yang anda harapkan dari pilihan anda? c. Apakah anda bersemangat dalam menjalankan pilihan anda? a. Apakah hubungan anda dengan lawan jenis mempengaruhi pencapaian keinginan anda? Apakah anda menjadi lebih termotivasi atau tidak? b. Mana yang lebih anda nikmati, bekerja dengan lawan jenis atau sesama jenis? c. Apakah anda dengan mudah membangun persahabatan dengan oranglain baik pria maupun wanita? a. Pada usia berapa anda akan mencapai target hidup anda dengan segala yang anda miliki
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Pendidikan, kompetensi dan pekerjaanpendapatan
5.
Agama
6.
Waktu luang
7.
Peristiwa kehidupan
di sini? b. Adakah hubungan kesehatan dengan kebahagiaan anda? a. Apakah pendidikan mempengaruhi pencapaian keinginan anda? b. Apakah kemampuan anda mendukung pencapaian keninginan anda? Apakah mampu berani berani bersaing dengan orang yang kuliah? c. Jika harus memilih, anda ingin melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau tidak? Alasan? d. Menurut anda, seseorang yang kuliah apakah akan berbeda dengan orang yang tidak kuliah dalam mencapai keinginan hidupnya? Coba beri alasan! e. Seandainya anda kuliah, apakah akan membuaat anda merasa lebih baik atau tidak? Mengapa demikian? f. Bagaimana cara anda mencapai target pendapaatan sesuai keinginan anda dengan bekerja di sungai sebagai penambang pasir? g. Apakah anda puas dengan yang anda dapatkan saat ini? h. Apakah jumlah pendapatan mempengaruhi kebahagiaan anda? i. Menurut anda, apakah orang yang kuliah bisa mendapatkan penghasilan seperti anda? Atau akan berbeda? Ketika keinginan anda tercapai, apakah yang anda lakukan pertama kali? Apa yang anda lakukan sebagai ujud syukur? a. Apa yang anda lakukan saat ada waktu luang? Apakah anda menikmatinya dengan hati yang senang? Ceritakan bagaimana anda sampai memilih pilihan anda bekerja di sungai!
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Observasi Teknik pengumpulan data kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan peneliti untuk mengamati perilaku dan proses kerja subjek. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipatif moderat dengan terlibat dalam kegiatan sehari-hari subjek. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh subjek dalam beberapa kegiatan. Dengan observasi pastisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Dalam setiap observasi ini peneliti menyiapkan catatan lapangan untuk mencatat setiap perilaku dan proses kerja subjek sebagai sumber data. Catatan lapangan juga sering digunakan peneliti ketika dalam proses menjalankan teknik wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur. F. Teknik Analisis Data Bogdan (Sugiyono: 2010) mengatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehinggga mudah untuk dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Nastion menyatakan bahwa,”melakukan analisis data adalah pekerjaan sulit, memerlukan 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiaannya. Dengna bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (Interactive Model of Analisys) yang memiliki tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya. Dalam bentuk ini, peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen dengan komponen pengumpul data selama proses pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulan data, kemudian bergerak di antara data reduksi, data display, dan conclusing drawing dengan menggunakan waktu yang tersisa bagi penelitian. Berikut penjelasan dari masing-masing tahap: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini didapat dari beberapa sumber antara lain buku-buku yang relevan, informasi dan keterangan berupa pendapat, tanggapan, serta pandangan yang diperoleh dari subjek. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Data dikumpulkan oleh peneliti merupakan data-data yang dapat menunjang penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, fokus wawancara berkaitan dengan persepsi remaja mengenai pendidikan tinggi. 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu.dengan demikian, peneliti lebih mudah untuk mencari data yang diperlukan. Pada saat reduksi data, peneliti menentukan beberapa subjek yang paling sesuai dengan apa yang diperlukan oleh peneliti, sehingga data yang akan diperoleh menjadi lebih akurat dalam mendeskripsikan kebahagiaan pemuda Desa Batur yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tinggi. 3. Sajian Data Sajian data dilakukan merangkai data atau informasi yang telah direduksi dalam bentuk narasi kalimat, gambar/skema, maupun tabel yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca mudah dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi dalam penelitian, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan sesuatu pada analisis/tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut.
Pada awal
pengumpulan data hingga penyajian data, peneliti melakukan pencatatan dan membuat pernyataan untuk membuat kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
G. Validitas Data Dalam wawancara untuk mengumpulkan informasi, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk melihat validitas penelitian. Sugiyono (2010: 330) menjelaskan bahwa ada dua jenis triangulasi yaitu, triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti peniliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Sedangkan triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, dalam Moleong, 2009: 330-331). Hal itu dapat dicapai dengan jalan, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakannya secara pribadi, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Peneliti menggunakan pendekatan trianggulasi data dengan mengumpulan data dari beberapa sumber yaitu subjek yang terdiri dari pemuda desa Batur di bengkel dan di tempat bekerja serta orang dewasa yang menjadi orang dekat bagi subjek, dapat juga dianggap sebagai “penasihat”. Dengan begitu terlihat kebenarannya apakah subjek terbuka dalam menceritakan kehidupannya.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian Peneliti mengenal kelompok penambang pasir pemuda desa Batur sudah sejak tahun 2010. Mulai dari tahun 2014 tepatnya pada bulan Februari peneliti tinggal di desa Batur dengan status sebagai seorang teman dan seseorang yang ingin belajar mengenai mesin sepeda motor tua yang merupakan keahlian para pemuda tersebut untuk memodifikasinya. Melihat kehidupan sehari-hari para pemuda tersebut, peneliti mendapatkan ide untuk membuat tulisan tentang kebahagiaan hidup para pemuda desa Batur. Penelitian etnografi ini mengambil dua subjek untuk menjadi nara sumber sekaligus mewakili kelompok pemuda desa Batur yang berprofesi sebagai penambang pasir. Pelaksanaan wawancara dengan Subjek I dimulai pada tanggal 29 Juni 2015 dengan datang ke bengkel tempat bekerja Subjek I. Peneliti mempersiapkan pedoman wawancara, perekam suara berupa handphone dan surat persetujuan untuk menjadi Subjek. Penelitian terus berlanjut sampai pada akhir bulan Juli, sedangkan penelitian dengan Subjek II dimulai pada tanggal 04 Juli 2015. Peneliti mempersiapkan hal yang sama ketika melakukan penelitian kepada Subjek I.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian dengan Subjek II masih terus berlanjut sampai pada bulan Juli dan tidak ada kesulitan untuk bertemu dengan klien. Sebelum melakukan penelitian tentunya peneliti sudah melakukan pendekatan kepada kedua Subjek penelitian baik melalui media sosial, alat komunikasi, maupun bertemu langsung. Penelitian yang dilakukan peniliti adalah studi etnografi, maka pertemuan dengan Subjek maupun subjek dapat setiap waktu dan setiap hari dalam kurun waktu 1 bulan antara akhir bulan Juni hingga Juli 2015 dan juga memanfaatkan pengalaman selama tinggal tinggal di desa Batur.
Berikut agenda pertemuan
dengan Subjek I dan Subjek II dan subjek :
Tabel 2. Agenda pertemuan peneliti dengan Subjek I, Subjek II, dan subjek
No. Hari/Tanggal 1. Rabu, 01 Juli 2015 2. Sabtu, 04 Juli 2015
SUBJEK I dan II Kegiatan Keterangan Wawancara Kegiatan Subjek I di bengkel Wawancara
3.
Minggu, 05 Juli 2015
Wawancara
4.
Senin, 06 Juli 2015
Wawancara
Kegiatan Subjek II di lahan tambang Pandangan Subjek I dan II mengenai pendidikan ke perguruan tinggi Aspek-aspek kebahagiaan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti Aspek-aspek kebahagiaan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. 6. 7. 8. 9.
Rabu, 08 Juli 2015 Senin, 13 Juli 2015 Selasa, 14 Juli 2015 Kamis, 15 Juli 2015 Minggu, 19 Juli 2015
Mengggali informasi Menggali Informasi
Informasi mengenai data diri Subjek I dan Subjek II Keluarga Subjek I dan Subjek II
Observasi
Mengikuti kegiatan Subjek I dari pagi sampai menjelang malam Observasi Mengikuti kegiatan Subjek II dari pagi sampai malam Menggali informasi Menggali informasi mengenai melalui subjek Aspek-aspek kebahagiaan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti
B. Deskripsi Subjek 1. Subjek I a. Penghimpunan Data Subjek I Nama
: Koziz (nama samaran)
Tempat/Tanggal Lahir : Yogyakarta, 29 Juli 1994 Usia
: 21
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat Rumah
: Yogyakarta
Alamat Sekarang
: Yogyakarta
Penampilan Fisik
: Tinggi, kulit sawo matang, mata sipit, berisi
Penampilan Psikis
: Tenang, tegas
Sumber Informasi
: Subjek, orang tua, pengelola tambang
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Latar belakang pribadi Subjek I Seperti kebanyakan anak pada umumnya, Koziz kecil juga mempunyai cita-cita yang ingin ia capai yaitu menjadi mekanik bengkel. Ketika usia SD Koziz sudah banyak melihat berbagai macam bentuk kendaraan bermotor yang ada di sekitar lingkungannya, terutama kendaraan roda dua jenis SuperCross. Dunia motor sudah sangat dekat dengannya dan ia mulai menjajaki di usia SMP dengan pamannya yang juga seorang mekanik di bengkel balap. Memulai dengan menggunakan kunci untuk mengganti oli dan akhirnya sekarang dapat membuat eksperimen mesin motor dengan mengawinkan beberapa mesin motor menjadi satu. Ketertarikan yang dimiliki Koziz dari kecil hingga saat ini benar-benar ia tekuni sehingga terwujudlah menjadi seorang mekanik motor yang menjadi kepercayaan banyak orang di wilayah Yogyakarta. c. Analisis Data Subjek I 1) Latar belakang kehidupan keluarga Latar belakang keluarga Koziz cukup menarik jika dikaitkan dengan pilihan yang ia pilih saat ini. Berikut kutipan ungkapan langsung dari Koziz pada wawancara : Subjek I : “Bapak Ibu nggak punya bakat atau berbau bengkel. Ibu ngajar di SD sendangkan bapak kerja sebagai staff kantor di Merapi Golf. Saat muda bapak dan ibu kuliah semua dan lulus sebagai sarjana dan subjek sama sekali tidak dekat dengan dunia mesin, ada beberapa teman bapak saja yang memang menjadi 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mekanik yang mengajari saya dulu waktu masih SMP. Seetelah lulus SMK, subjek memaksa saya untuk kuliah, bahkan meminta banyak teman saya, keluarga dan sodara-sodara yang lain untuk membujuk saya kuliah, tapi saya nggak mau..hehehe” (Koziz). Lahir di keluarga yang mempunyai latar belakang orang-orang berpendidikan tinggi menjadikan Koziz seorang remaja yang cerdas dan berpikir lebih maju dibandingkan teman sebayannya dimana ia tinggal. Latar belakang keluarga itu mendidik Koziz untuk mau belajar pada sesuatu yang ia tekuni. Tidak hanya melalui pelajaran di SMK saja yang ia terapkan, tapi Koziz juga mau belajar kepada banyak orang yang menurutnya bisa mengajari hal-hal baru mengenai dunia motor dan mesin. Selain itu, tidak habis akal, Koziz juga mau belajar melalui internet dan menerapkan dalam kegiatannya di bengkel. 2) Lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosio kultural Lingkungan daerah asal Koziz termasuk golongan menengah dalam hal ekonomi meskipun subjek berada di desa lereng gunung Merapi. Kebanyakan penduduk di desa Batur bekerja sebagai penambang material batu dan pasir di sepanjang aliran Kali Gendol. Berbagai macam pekerjaan subjek, ada yang menjadi pengambil batu secara manual hingga menjadi pengelola lahan tambang. Macam-macam bentuk pekerjaan yang dijalani penduduk desa Batur tidak membuat subjek menjadi saling iri satu sama lain, hal ini mungkin juga 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena faktor norma dan adat yang masih dipegang oleh masyarakat Jawa di desa, yang harus hihup rukun dan tepa salira. Sosio-kultur di desa Batur adalah suku Jawa. Tidak banyak pendatang dari luar suku Jawa yang tinggal di desa Batur.
3) Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan Koziz sangat baik. Kondisi fisik Koziz sangat normal dan sehat. Ian mengatakan bahwa belum pernah mengalami gangguan kesehatan yang sangat parah. Hingga saat ini kesehatan Koziz tetap terjaga dan tidak mempengaruhi dalam menjalani aktifitasnya sehari-hari. 4) Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif koziz cukup baik. Hal itu didukung oleh keluarga Koziz yang banyak mendukung perkembangannya dari banyak aspek, termasuk perkembangan kognitif
Koziz. Namun pilihan dan
dukungan orang tua yang diberikan pada anak tidak selalu menjadi pilhan anak tersebut. Koziz memilih untuk belajar mengenai mesin motor di luar lingkungan pendidikan ketika keluarganya membukakan jalan dan menawarkannya utnuk belajar di pendidikan tingkat tinggi atau kuliah.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut ayahnya, apapun bentuk pilihan yang di pilih si anak, orang tuanya selalu mendukung selama hal itu positif. Dengan cara didik seperti itu Koziz menjadi pribadi yang mampu berkembang dengan cepat dan mempunyai motivasi tersendiri yang membuatnya lebih bersemangat untuk berkembang. 5) Perkembangan sosial dan status sosial sekarang ini Koziz mempunyai kepribadian yang menarik dalam membangun relasi dengan orang lain. Dia akan terlihat kekanak-kanakan jika sedang bersama dengan teman dekat perempuannya. Di sisi lain, sosok Koziz akan menjadi humoris jika berada di dalam kumpulan banyak orang, namun akan menjadi orang yang sangat serius jika hanya bersama dengan satu orang di dekatnya, terutama saat sedang bekerja. Dalam wawancara, koziz mengatakan sperti berikut: Peneliti
: “Apakah kamu merasa berbeda dengan adanya satu orang saja di dekatmu?”
Subjek I
: “Tidak ada yang berbeda, hanya saja kalau berada dengan satu orang saya lebih suka mengajaknya untuk berpikir serius apalagi saat bekerja. Karena bisa lebih terfokus dalam mengerjakan perkerjaan. Tapi nggak ada maksud untuk mengajak bertengkar/ bersinggungan hati lhoo.” (Koziz)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai seorang remaja, Koziz sudah bisa menempatkan diri dimana ia akan serius dan bercanda. Hal
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini menunjukkan bahwa dia tumbuh menadi remaja yang mampu berpikir lebih dewasa. 2. Subjek II a. Penghimpunan Data Subjek II Nama
: Memet (nama samaran)
Tempat/Tanggal Lahir
: Jawa Tengah, 26 November 1995
Usia
: 20
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat Rumah
: Yogyakarta
Alamat Sekarang
: Yogyakarta
Penampilan Fisik
: Tinggi, cokelat, kurus
Penampilan Psikis
: Tenang, ramah, ceria
Sumber Informasi
: Subjek, orang tua, pengelola tambang
b. Sejarah Subjek II Memet mengenal dunia penambangan di Kali Gendol sudah sejak kecil. Ayahnya adalah pengelola di salah satu lahan di Kali Gendol. Meskipun jarang sekali ia bermain atau berada di sekitar lahan tambang pada waktu kecil, namun lingkungan mengajarkan Memet untuk melihat potensi alam yang sangat menghasilkan di Kali Gendol. Rekan-rekan ayah Memet banyak yang sukses dalam usaha mengelola lahan tersebut, tak terkecuali ayah Memet. 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Memet mempunyai banyak keinginan yang membuatnya harus mengeluarkan
banyak
uang.
Selama
ini,
Memet
memenuhi
keinginannya itu dengan meminta pada orang tuanya. Setelah menginjak usia remaja, Memet merasa bahwa meminta uang pada orang tua membuatnya menjadi tidak mandiri dan merasa malu pada dirinya sendiri. Berikut pernyataan Memet ketika diwawancara: Subjek II
: “Saya malu mas minta uang terus sama orang tua. Subjek punya, tapi kalau saya minta terus, kapan saya bisa mandiri, apa lagi saya cowok.” (Memet).
Memet memberi jawaban yang mantap dan menegaskan pada dirinya untuk menjadi pria yang tidak keetergantungan pada orang tua. Memet akhirnya memilih mencari uang dengan caranya sendiri. c. Analisis Data Subjek II 1) Latar belakang kehidupan keluarga Memet berasal dari keluarga yang mampu. Ayah Memet mengelola lahan tambang di Kali Gendol yang memberinya penghasilan di atas rata-rata. Sedangkan ibu berada di rumah. Sebagai anak tunggal, tentu saja Memet sangat diperhatikan dalam segala hal, termasuk kecukupan kebutuhan dan hobi Memet. Keluarga Memet merupakan keluarga yang damai dan tenteram. Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Memet terlihat baik dan harmonis. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Lingkungan Fisik, Sosio-Ekonomi dan Sosio Kultural
Lingkungan daerah Memet termasuk golongan menengah dalam hal ekonomi meskipun subjek berada di desa lereng gunung Merapi. Kebanyakan penduduk di desa Batur bekerja sebagai penambang material batu dan pasir di sepanjang aliran Kali Gendol. Berbagai macam pekerjaan subjek, ada yang menjadi pengambil batu secara manual hingga menjadi pengelola lahan tambang.
Macam-macam bentuk pekerjaan yang dijalani penduduk desa Batur tidak membuat subjek menjadi saling iri satu sama lain, hal ini mungkin juga karena faktor norma dan adat yang masih dipegang oleh masyarakat Jawa di desa, yang harus hihup rukun dan tepa salira. Sosio-kultur di desa Batur adalah suku Jawa. Tidak banyak pendatang dari luar suku Jawa yang tinggal di desa Batur. 3) Pertumbuhan Jasmani dan Riwayat Kesehatan Sejak kecil Memet tumbuh dengan sehat dan normal. Secara fisik Memet terlihat sedikit gemuk dan berwajah cerah. Memet belum pernah mengalami sakit parah.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif Memet sangat baik. Sejak kecil Memet termasuk anak yang cerdas. Di sekolah juga Memet termasuk anak yang berprestasi. Menurut Memet hal itu dipengaruhi oleh didikan orangtua di rumah. Meskipun orangtua Memet tidak selalu mengawasi ataupun menemani belajar, tetapi Memet diharuskan mendapat nilai baik. Sejak kecil Memet belajar mengerti bahwa kedua orangtuanya sibuk bekerja sehingga tidak waktu menemenainya belajar. Hal itu membuat Memet tumbuh menjadi pribadi yang mudah memahami orang dengan baik. 5) Perkembangan Sosial dan Status Sosial Sekarang ini Memet termasuk pribadi yang disukai banyak orang karena sifatnya
yang ramah, terbuka, dan ceria. Berikut kutipan
wawancara tidak terstruktur dari salah satu temannya di tambang: Joni (nama samaran):“Memet itu orang yang menyenangkan mas.. udah baik, santai, suka nolong lagi. Pokoknya kalau sama dia, nyaman mas..” (Jon) Memet juga dikenal sebagai pribadi yang bertanggungjawab sehingga banyak teman-temannya yang suka bekerjasama dengannya. Hal itu karena pekerjaan akan terarah, cepat selesai, dan tepat waktu. Memet juga suka mendengarkan teman-temannya yang ingin bercerita padanya.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemahamannya tentang oranglain seringkali menolong ketika ada teman yang butuh pemecahan dalam masalahnya. C. Subjek I dan II 1. Kepribadian Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing untuk mencapai kebahagiaanya. Kebahagiaan itu sendiri akan terlihat secara fisik pada seseorang yang telah mengalaminya. Secara pribadi orang yang bahagia akan menunjukkan optimisme dan semangat dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan dua Subjek yaitu Koziz dan Memet, ditemukan dua pengalaman yang hampir sama dalam meniti menuju kebahagiaan hidup subjek. Kesamaan dalam kepribadian yang dimaksud yaitu semangat dan optimisme subjek dalam meniti kebahagiaan tanpa menjalani pepndidikan ke perguruan tinggi. Koziz
merasa
memiliki
semangat
dan
selalu
optimis
akan
mendapatkan keinginannya meskipun ia tidak menjalani pendidikan ke perguruan tinggi. Berikut kutipan wawancara dengan Koziz : Koziz :”Saya milih kerja karena pengen mandiri dan bisa mengelola keuangan sendiri mas. Jadi hasilnya pun memuaskan. Dan karena banyak keinginan yang masih belum tercapai, makanya saya selalu semangat kerja. Kalo nggak semangat lagi, ambruk (jatuh) mas..” (Koziz) Memet : “Saya nggak mau ketergantungan dengan bapak ibuk. Kalo kerja sendiri kan bisa tak pake sesuka hati, nggak malu kalo dilihat orang, wong hasil kerja saya kok. Saya selalu semangat mas kalo 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kerja, kalo malas-malasan nggak enak sama yang lain (teman kerja), malu sama bapak, karna dulu di suruh kulian malah saya nggak mau dan milih kerja.” (Memet) Kepribadian yang dimiliki Koziz sangat baik. Dalam kalangan remaja dan teman-temannya dalam komunitas dan juga keluarga, dia dikenal sebagai remaja yang suka membantu dan berpikir sebelum bertindak. Koziz juga bisa membedakan antara tanggung jawab dan kesenangan. Hal ini ia tunjukkan dengan menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal, selalu ikut kegiata-kegiatan yang bertujuan sosial, dan meskipun ia menjadi “orang penting” di desanya, ia tidak menutup diri untuk berbaur dan menjadi bagian dari segala bentuk kegiatan pemuda di desa Batur. Dilatih dalam keluarga yang harmonis membuat Memet menjadi pribadi yang jujur, disiplin, dan bertanggungjawab. Akan tetapi Memet tetap lah pribadi yang rendah hati dan menyenangkan. Dia banyak mengerti keadaan orang lain. Memet juga termasuk orang yang ringan tangan. Sebisa mungkin dia akan membantu orang yang meminta bantuan padanya. Pernyataan Koziz dan Memet menunjukkan bahwa mereka mengalami kebahagiaan dan puas akan pencapaian dari masing-masing. Orang yang bahagia memiliki trait optimis dan harga diri yang tinggi (Carr, 2004). 2. Jenis Kelamin dan Perkawinan Orang yang menikah memiliki kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menikah, bercerai, berpisah, atau janda 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Eddington & Shuman, 2005). Jenis kelamin tidak terlalu mempengaruhi kebahagiaan pada seseorang. Dalam kasus ini, kedua Subjek adalah remaja yang baru memasuki masa dewasa awal, subjek belum terlalu memikirkan pasangan hidup dan rumah tangga. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua Subjek ditemukan kemiripan dalam memberikan pernyataan. Berikut kutipan wawancara dengan Koziz dan Memet : Koziz
: “Mungkin ya mas, kalo sudah menikah akan lebih senang, kan ada yang bantuin mikir, atau setidaknya ada temen terus, jadi nggak sepi. Hehehe..tapi untuk sekarang belum mau nikah-nikahan dulu lah, pacaran aja dulu biar kenal.” (Koziz)
Memet
:”Saya tu nggak punya pacar mas, belum kepikiran sama sekali tentang nikah. Mungkin aja nikah bisa bikin lebih baik, ada yang nemani tiap saat. Mungkin lho mas, wong saya belum pernah nikah. Hehe.. tapi keinginan menikah tentu ada mas. Pengalaman temanteman yang sudah menikah itu, sepertinya subjek lebih senang hidupnya.” (Memet)
Kedua Subjek sama-sama masih remaja akhir dan berkompeten dalam bekerja. Pemikiran tentang pasangan hidup masih belum terlalu menjurus dan meruncing pada hidup berumah tangga. Namun subjek memberi penilaian bahwa hidup berkeluarga akan memberi kebahagiaan yang lebih daripada seseorang yang hidup sendiri. 3. Usia dan Kesehatan Pada banyak penelitian dan survey menunjukkan bahwa pengaruh usi terhadap kebahagiaan adalah kecil (Argyle, 1999). Sedangkan pengaruh kesehatan terhadap kebahagiaan bergantung pada diri sendiri. Usia dan 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesehatan saling berkaitan kuat dalam hidup seseorang. Kedua aspek ini bergantung pada individu itu sendiri. Koziz dan Memet memberi jawaban yang berbeda pada aspek kesehatan dan usia. Berikut kutipan hasil wawancara terhadap kedua Subjek: Koziz
: “Menurut saya, orang bahagia itu kalo punya sesuatu yang diinginkan tercapai (keinginan batin) dan punya uang. Tapi untuk masalah uang, percuma juga ya mas kalo kita punya segala sesuatu yang kita inginkan, tapi badan ini tidak sehat. Lebih baik saya cegah saja dari sekarang untuk mengurangi resiko terkena penyakit di usia lanjut nanti, dengan tidak merokok dan miras misalnya.” (Koziz)
Pernyataan Koziz menunjukkan kesiapan batin untuk menghadapi masa depan. Kondisi fisik yang sehat tentu menjadi keutamaan baginya, dan ia mulai menjaganya dari sekarang. Menurutnya, bagaimana kita akan menikmati hasil jerih payah kita jika badan kita tidak mampu berdiri lagi. Kesehatan menjadi hal penting bagi Koziz. Memet : “Semakin tua pasti kita semakin mudah terkena penyakit. Makanya segala sesuatunya di persiapkan dari sekarang mas. Misalnya, saya pengen main motor, ya saya puas-puaskan dari sekarang, siapa tau besok saya kepengen main motor, tapi badan sudah nggak kuat lagi (tua). Untuk saat ini saya cukup senang mas bisa mendapatkan keinginan saya. Masalah tua dan sakit, itu dipikir kalau sudah saatnya saja. Hehe..” (Memet) Usia dan kesehatan menurut Memet sangat berhubungan. Semakin tua akan semakin rentan dan rapuh menurutnya. Memet menghabiskan usia mudanya ini untuk menikmati apa yang ada di depan mata dan memikirkan
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hari esok saat tiba pada waktunya. Ketegasan Memet ini sangat ia nikmati dalam keidupannya sehari-hari dan berjalan sesuai kata hatinya. Hal yang perlu dimengerti adalah menjaga keadaan diri sendiri merupakan hal penting yang benar-benar harus dipahami. Jika sudah mengeti batasan tubuh secara fisik, maka akan lebih mudah menapakkan langkah dan mengatur ritme dimana akan berlari dan dimana akann berhenti. 4. Agama Menyadari bahwa manusia adalah makhluk lemah di mata Tuhan, dan segala yang dimiliki oleh manusia hanyalah titipan dari Tuhan, ungkapan syukur pun tidan pernah lupa untuk di ucapkan dan dibagikan kepada sesama manusia. Perihal ungkapan syukur adalah bentuk dan ungkapan terima kasih atas kemurahan rejeki, rahmat kesehatan dari Tuhan yang diberikan kepada manusia. Kedua Subjek yang merupakan pemuda dari desa yang sama, selalu mengikuti kegiatan sosial yang telah diagendakan oleh warga desa setempat. Ketika diwawancara, Koziz menyatakan bahwa keinginan untuk berbagi sangat besar mengingat bahwa rejeki yang ia terima juga berhak dinikmati oleh orang lain yang pantas menerimanya. Berikut hasil wawancara dengan Koziz : Koziz
: “Di desa sini sering ada kegiatan sosial mas, misalnya kita ke panti asuhan, atau ke desa-desa yang kurang air, kita semua mengumpulkan dana untuk membeli air lalu kita kirim rame-rame. 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kadang di komunitas motor juga berbakti sosial dan saya sangat senang jika ada kegiatan seperti itu. Setidaknya saya bisa menyalurkan rasa syukur saya sama Allah. Saya dimurahkan rejekinya sama Yang Maha Kuasa, saya juga wajib menyalurkan ke yang lain. Selain itu ya nggak lupa shalat, biar hatinya tenang dan dekat dengan Allah.” (Koziz) Memet : “Bersyukur itu perlu. Kita diberi rejeki dengan mudah, kita juga harus memberi dengan mudah dan iklas kepada yang membutuhkan. Nggak lupa juga shalat mas. Penting untuk ketentraman hati dan kedekatan dengan Sang Pencipta mas.” (Memet) Pernyataan yang diungkapkan oleh kedua Subjek menunjukkan bahwa kehidupan beragama tidak semata-mata bisa ditinggalkan meskipun di depan mata subjek banyak harta. Bersyukur adalah salah satu cara yang bisa mendekatkan hati dengan Yang Maha Kuasa. Kedekatan hati dengan Yang Kuasa berdampak ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan individu. 5. Pendidikan, Kompetensi dan Pekerjaan-Pendapatan Hubungan antara pendidikan dan kebahagiaan adalah kecil tetapi signifikan (Campbell, Cantril, Diener et al dalam Eddington & Shuman, 2005). Pendidikan yang baik akan membentuk seseorang berkompeten dalam pekerjaan. Hasil wawancara pada kedua Subjek sangat menarik pada aspek ini, berikut hasil wawancara pada Subjek I dan II : Koziz
: “Pendidikan ke perguruan tinggi tidak mempengaruhi saya untuk mencapai kebahagiaan/keinginan saya mas. Saya sudah membuktikan pada diri saya, tapi bukan berarti pendidikan ke perguruan tinggi itu tidak perlu lho mas. Sekarang pilihan saya adalah apa yang ada saat ini. Saya 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pernah dibujuk hingga dipaksa untuk kuliah, tapi saya nggak mau. Saya lebih senang belajar di luar lingkungan pendidikan resmi mas, ilmu yang saya dapat sudah pasti ada dan benar-benar nampak mata setiap hari, bukan sekedar teori di buku. Mungkin saja kalau saya kuliah, saya bisa bekerja di temapt yang lebih baik daripada sekarang, tapi saya nggak bisa tau apakah saya bisa senang atau nggak mas, saya sudah sangat nyaman di sini. Kerja dekat dengan rumah, milik saya sendiri, pendapatan meskipun tidak banyak ya punya saya sendiri, dan bebas, tidak ada bos-bosan. Hehehe..” (Koziz) Memet
: “Saya tidak terlalu pinter untuk berada di dunia pendidikan mas. Lagipula kalau kuliah hanya akan menghabiskan waktu saya. Kuliah juga pasti ketinggalan sama temen-temennya. Mending ke kali aja mas, cari uang, bisa bangung motor, bisa nabung sendiri, bisa bebas berpikir. Kalo mau belajar, atau pengen tau sesuatu tinggal buka internet aja. Kalau masalah belajar, sampai tua pun kita akan belajar to mas, tapi kalo belajar ke perguruan tinggi, saya nggak aja, alasannya yaitu tadi.” (Memet)
Kedua subjek berpikir sederhana namun subjek merealisasikannya dengan baik. Hasil dari pendidikan ke perguruan tinggi hanya akan menempatkan fisik yang berbeda dengan subjek saat ini, namun masalah hati dan kebahagiaan, hasilnya akan sama saja. Subjek bahagia dengan posisi saat ini, dekat dengan rumah, bekerja, mempunyai penghasilan yang mencukupi, merasa bebas dan nyaman dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Berkaitan dengan pekerjaan dan pendapatan, peneliti mendapat jawaban dari celotehan subjek II yang mengatakaan bahwa lapangan pekerjaan
di
Batur
mudah
didapatkan
jika
Merapi
mengeluarkan
laharnya/erupsi. Ungkapan itu dapat menyimpulkan bahwa selama ini ternyata 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
erupsi Gunung Merapi yang dianggap bencana oleh masyarakat luas ternyata menjadi sumber penghasilan dan sumber kebahagiaan bagi subjek penelitian. 6. Waktu Luang Waktu luang yang tersedia atau sengaja di sediakan oleh individu akan menunjukkan seberapa besar individu tersebut mengalami kebahagiaan dalam hidupnya. Cara mengisi waktu luang antara Subjek I dan II hampir sama, hal ini disebabkan karena kesamaan hobi antara Subjek I dan Subjek II. Hasil wawancara mengungkapkan kebahgiaan subjek saat mengisi waktu luang, berikut kutipan wawancara dari kedua Subjek : Koziz
: “Saya menyempatkan diri untuk pergi melihat kota-kota lain atau ke daerah-daerah yang membuat saya panasaran. Selain mengobati rasa penasara, sekalian uji coba mesin motor yang sudah saya buat. Biasanya dengan anak-anak yang ada di bengkel, dengan temanteman komunitas motor, atatu sesekali mengajak orang tua saya. Kalo cuma di rumah terus takutnya nggak tau apa-apa tentang dunia yang di luar.” (Koziz)
Memet : “Kalo ada libur saya pergi main naik motor mas (touring) ke luar Jogja. Biasanya dengan rombongan bengkel, atau club motor saya. Seneng kalo ketemu teman-teman yang baru di luar sana.” (Memet) Kegiatan yang dilakukan pada waktu luang dapat meningkatkan kebahagiaan, seperti aktivitas menyenangkan bersama teman-teman, olahraga dan liburan. Sedangkan kegiatan menonto televisi di rumah kurang dapat meningkatkan kebahagiaan (Eddington dan Shuman, 2005; Argyle, 1999).
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Peristiwa Kehidupan Setiap orang memiliki peristiwa penting dalam kehidupannya yang membuatnya harus menentukan pilihan hidup. Ketika seseorang harus memilih, maka optimis dan semangat untuk menjalani benar-benar harus muncul agar pencapaian yang diperoleh sesuai dengan keinginannya. Koziz menceritakan bahwa ketika memilih untuk membuka usaha bengkel ini tidak mudah. Tawaran untuk kuliah pernah ia dapati dari orang tuanya dengan sedikit agak memaksa. Bahkan semua orang yang kenal dengan Koziz diminta untuk membujuknya untuk kuliah. Dia merasa seperti orang yang dicambuki, setiap bertemu dengan orang yang ia kenal, selalu membicarakan tentang kuliah, padahal hal itu sangat bertentangan dengan hatinya yang ingin belajar di luar lingkungan pendidikan. Segala masukan dan wejangan ia terim sampai suatu ketika dia membuat keputusan untuk membuka bengkelnya sendiri dengan modal yang ia dapat hasil dari menjual kendaraan pribadinya. Dengan cara mengejutkan, dia berhasil membuat mesin kendaraan yang masih tergolong unik, yaitu membuat mesin Honda CG125 dengan dua silinder-head. Setealh eksperimennya selesai dan mesin dapat digunakan secara normal, orang tuanya mulai memberi peluang lebih bebas dan memberikan kepercayaan penuh kepada Koziz untuk meruskan apa yang menjadi pilihannya.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lain cerita dengan Memet, yang notabene anak tunggal dan segala sesuatunya dapat dengan mudah terpenuhi. Memet memilih tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena ia merasa bukan orang yang pandai berpikir mengenai mata kuliah. Memet sengaja terjun ke penambangan di Kali Gendol karena melihat potensi alam yang menjanjikan. Meskipun ia juga merasa masih banyak belajar dari ayahnya yang juga pengelola lahan tambang, tapi dia sudah berani membuka lahan sendiri dan mengelolanya sendiri. Keyakinan hati yang dimiliki Memet akhirnya membuahkan hasil. Keinginannya untuk menabung, membeli segala kebutuhannya dengan uang sendiri pun terwujud tanpa membebani orang tuanya. Memet merasa bangga dengan pencapaian yang ia capai dalam usia yang cukup muda. Dengan pencapaiannya itu, Memet mengatakan bahwa tidak wajib untuk mengikuti pendidikan ke perguruan tinggi, yang harus ada pada pada diri seseorang adalah pandai melihat peluang, berani berpsekulasi dan memantapkan hati untuk bertindak, tapi belajar juga tidak akan pernah berhenti sampai manusia kembali pada Tuhan. D. Deskripsi Kebahagiaan Pemuda Batur Pengamatan dalam penelitian etnografi ini dilakukan pada subjek yang tinggal di lereng Gunung Merapi tepatnya di desa Batur kecamatan Cangkringan Sleman yang merupakan bagian utara Yogyakarta. Kehidupan yang tenteram adalah wujud dari terpenuhinya sebagian besar dari kebutuhan hidup masyarakat. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kebutuhan itu meliputi kebutuhan ekonomi, kebutuhan berinteraksi sosial, rasa nyaman dalam kehidupan bermasyarakat, rasa aman dan juga pendidikan. Kegiatan sekelompok pemuda desa dalam kehidupan sehari-hari adalah menjadi pengelola tambang pasir yang merupakan sisa erupsi gunung Merapi yang mengalir melalui beberapa sungai, salah satunya adalah sungai Gendol yang melintasi desa Batur. Kehidupan subjek hampir mempunyai kesamaan dalam beberapa hal selain kegiatan menambang pasir. Kesamaan itu terlihat pada hobi yang sama, yaitu berkutat dengan dunia otomotif. Peneliti mulai mengenal pemuda-pemuda desa sejak tahun 2010. Perkenalan dengan para pemuda itu diawali dengan hobi yang sama. Lambat laun bakat-bakat yang dimiliki oleh para pemuda itu menarik perhatian peneliti. Bakat subjek dalam memodifikasi kendaraan bermesin tua patut diacungi jempol. Meskipun masih berusia di bawah 20 tahun pada saat itu, namun subjek sudah menjadi langganan banyak orang untuk memodifikasi mesin kendaraan. Dari bakat itu, subjek sudah bisa mengantongi banyak uang dibandingkan dengan rata-rata pemuda yang ada di sekitar desa Batur. Pada saat ini, bakat yang dimiliki oleh subjek mulai lebih berkembang, koneksi dalam dunia otomotif mulai bertambah dan cakupan subjek tidak hanya sebatas kendaraan roda dua, bahkan samapai ke kendaraan roda empat. Pelanggan pun semakin banyak karena hasil karya subjek juga semakin baik dan lebih inovatif. Apa yang dicari oleh seseorang yang hidup
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada jaman sekarang? Tentunya kebahagiaan. Menurut subjek, untuk mendapatkan kebahagiaan, salah satu fondasinya adalah keadaan ekonomi yang cukup. Bagi banyak orang, terutama untuk jaman modern ini, pendidikan sampai di perguruan tinggi menjadi puncak tertinggi dan pencapaian yang sangat membanggakan. Bahkan bagi beberapa kelompok masyarakat beranggapan bahwa menyelesaikan pendidikan hingga ke perguruan tinggi akan memberikan jaminan kehidupan yang membahagiakan. Gelar sarjana akan memberikan pekerjaan yang mapan dan penghasilan yang mencukupi untuk menjamin kebahagiaan hidup individu maupun keluarga. Desa Batur yang terletak di bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta bukanlah sebuah desa yang jauh dari pendidikan. DIY adalah kota pelajar, dunia pendidikan bukanlah sesuatu yang asing bagi penduduk di Batur. Kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh universitas-universitas juga sering melibatkan penduduk Batur dan sekitarnya terutama para pemuda yang tinggal di desa tersebut. Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa para pemuda di desa tersebut tidak memiliki ketertarikan untuk melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi? Apakah dengan kehidupan seperti itu subjek merasa bahagia? Seperti apakah bahagia itu? Bagaimana profesi sebagai penambang pasir bisa mempengaruhi konsep kebahagiaan subjek? Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil dari tanya jawab mengenai kebahagiaan kepada subjek yang mewakili kelompok pemuda penambang pasir di 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
daerah lereng Merapi, peneliti mendapatkan banyak informasi mengenai kebahagiaan hidup yang didapatkan oleh sekelompok pemuda penambang pasir yang hidup di lereng Gunung Merapi tanpa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Kehidupan para pemuda di desa Batur terlihat sangat membahagiakan. Subjek tidak memikirkan tugas-tugas kuliah, bangun pagi, mandi dan ke kampus, mencari dosen A mencari dosen B, pergi ke kos teman untuk mengerjakan tugas kelompok atau sekedar bertanya tentang tugas, tidak perlu menyusun sekripsi yang membuat banyak “mahasiswa injurytime” depresi dan masih banyak hal lain yang membuat subjek terlihat bahagia daripada pemuda yang sedang kuliah. Para pemuda setiap hari bekerja, mengumpulkan rupiah dari sopir-sopir truk, lalu setelah pulang, melanjutkan kegiatan subjek dengan hobi masing-masing. Penghasilan yang didapatkan subjek gunakan untuk kesenangan subjek selain untuk menabung. Bahkan hampir sebagian besar pemuda ini sudah mempunyai kendaraan roda empat dengan hasil kerja subjek sendiri dan dari bakat yang ditekuni. Usia yang masih muda namun berpenghasilan layaknya orang tua atau pegawai kantoran, istilah itulah yang ada dibenak peneliti untuk subjek. Subjek mengatakan bahwa bahagia itu sederhana. Kebahagiaan itu didapatkan dengan menikmati hasil kerja subjek sendiri, hobi yang selalu tersalurkan tanpa merepotkan orang tua sedikitpun bahkan mampu membantu orang tua dalam ekonomi keluarga. Dari mana penghasilan itu didapatkan? Tentu 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari lapangan pekerjaan yang tersedia karena erupsi Gunung Merapi yang meninggalkan banyak material untuk ditambang dan dijual. Secara nyata, subjek merealisasikan kebahagiaannya dengan jembatan hobi dalam dunia otomotif. Mengumpulkan alat-alat motor kemudian merangkai dan memperbaiki hingga berkendara keluar kota dengan kendaraan yang telah diperbaiki oleh tangan sendiri. Segala biaya yang diperlukan untuk semua kegiatan itu adalah hasil kerja sebagai penambang pasir di sungai. Bagi subjek, kebahagiaan adalah kebebasan dalam berkarya, pencapaian segala keinginan dan impian melalui pilihan yang sudah ditetapkan, kemudian menjalani dengan cara yang dibuat oleh subjek sendiri. Kebahagiaan yang nyata didapatkan saat ini adalah selalu terpenuhi keinginan subjek untuk kebutuhan yang ada di hobi mereka bermain-main dengan kendaraan klasik dan tua. Profesi sebagai penambang pasir bukanlah sebuah profesi yang memalukan. Pekerjaaan ini menawarkan kebebasan bagi subjek ketika menjalaninya. Profesi sederhana namun bagi subjek yang penting memberikan uang banyak dan halal. Bahagia yang mereka gambarkan salah satunya adalah adanya sisi ekonomi yang cukup, karena ekonomi yang baik akan memudahkan seseorang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sebagai contoh, subjek yang ingin mengganti salah satu bagian mesin (misal: gigi primer) dengan barang yang baru dan original, tentu berharga mahal, apabila subjek tidak mengganti dengan yang baru dan original itu, maka mesin akan segera rusak kembali, dan subjek harus mempunyai uang untuk 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membeli gigi primer itu agar mesin kembali normal sehingga muncul kepuasan dalam diri subjek. Disitulah letak kebahagiaan yang didapatkan olah subjek. Sedangkan pekerjaan sebagai penambang pasir adalah penopang bagi subjek untuk mendapatkan uang. Memang bukan bualan, kenyataan sangat nampak di depan mata, banyak uang terkumpul lalu banyak kesenangan yang subjek dapatkan dengan cara menyalurkan hobi menggunakan hasil kerja sebagai penambang pasir di sungai. Bakat ada, uang ada, media penyalur bakat atau hobi ada, segala sesuatu tercukupi, tabungan sebagai jaminan untuk masa depan, pekerjaan ada, pasangan hidup atau teman wanita ada, sosialisasi dengan banyak orang, belajar dengan “sesepuh” bisa setiap saat, tidak gagap dengan teknologi sebagai media belajar global, rencana untuk hidup ke depan ada dan sudah menjadi prioritas. Apalagi yang menjadi ganjalan untuk melanjutkan kehidupan? Masih memerlukan ijazah sebagai sarjana? Sebagian besar subjek menjawab tidak memerlukan hal tersebut. “Menjalani pendidikan di perguruan tinggi mungkin memang perlu, namun untuk saat ini, kami cukup nyaman dan sudah merasa bahagia dengan keadaan ini. Kelak, jika Tuhan mengijinkan, biarkan anak cucu kami yang menikmati pendidikan di perguruan tinggi” ujar salah satu pemuda desa Batur saat bertemu dengan peneliti. Bagi subjek, pendidikan ke perguruan tinggi hanya akan menempatkan fisik yang berbeda dengan subjek saat ini, antara ruang kelas dan gubuk kecil di sungai, antara kantin di dalam kampus dan warung kecil penjual 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nasi kucing, namun masalah hati dan kebahagiaan, hasilnya akan sama saja. Subjek bahagia dengan posisi saat ini, dekat dengan rumah, bekerja, mempunyai penghasilan yang mencukupi, merasa bebas dan nyaman dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Pencapaian impian subjek setelah bersusah payah mengumpulkan rupiah dan setelah belajar secara mandiri adalah kebahagiaan sederhana yang patut dibanggakan dan menjadi contoh bagi banyak orang. Wawancara kepada subjek dan pengamatan peneliti selama tinggal di desa Batur akhirnya menjawab pertanyaan yang selama ini mengganjal dalam benak peneliti dan dapat memberikan gambaran baru tentang pemikiran bahwa untuk menjadi orang yang hidup bahagia tidak harus memegang ijazah sebagai sarjana namun juga jangan meremehkan kehidupan. Subjek mengajarkan bahwa dunia tidak akan memberi kita makan kalau hanya berdiam dan menunggu tanpa ada daya dan tekad untuk mendapatkan kebahagiaan. E. Trianggulasi Teori Kebahagiaan Hidup Veenhoven (dalam Syafitri, 2012) menjelaskan bahwa kebahagiaan merupakan suatu konsep yang subjektif yang sering dialami oleh setiap individu dari waktu ke waktu sebagai gambaran perasaan atau emosi. Kebahagiaan adalah perasaan suka, senang, gembira yang dirasakan oleh individu dan sumber penyebab munculnya kebahagiaan bagi setiap individu berbeda-beda. Dengan kata
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lain, hanya orang-orang yang bersangkutan yang dapat mengatakan apakah subjek bahagia atau tidak bahagia dengan kehidupan yang dijalani. Hubungan antara manfaat pendidikan (Dina: artikel) dan kebahagiaan yang dialami oleh subjek dalam penelitian ini menunjukkan adanya ketidakselarasan. Subjek mengalami kebahagiaan dalam hidup subjek saat segala keinginan terpenuhi sesuai harapan. Pencapaian kainginan yang membuat perasaan bahagia tidak dilalui dengan proses pendidikan di perguruan tinggi. Artinya, kebahagiaan akan tercapai dan hanya dirasakan oleh individu yang sudah memilih dan menjalani pilihannya hingga mampu mewujudkan sesuai harapan. Realita yang nampak pada kehidupan pemuda di desa Batur memberikan gambaran bahwa kebahagiaan dapat subjek raih melalui berbagai cara. Kebahagiaan itu antara pikiran, perilaku dan hati setiap individu. Bahagia didapat oleh individu yang mau meraihnya dan mengupayakan sekuat tenaga, apapun alasannya dan apapun yang menghalanginya.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian. Bagian saran memuat saran untuk peneliti lain supaya dapat melakukan penelitian yang jauh lebih baik dari penelitian ini. A. Kesimpulan Sekelompok pemuda penambang pasir dalam penelitian ini mampu menjalani pilihan hidupnya dengan tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Subjek menjalani pilihan hidupnya dengan penuh antusias dan menunjukkan sikap optimis sehingga hasil yang diperoleh sangat memuaskan dan selalu berkembang. Pilihan subjek untuk menemukan kebahagiaannya dengan cara yang ia pilih bukan menjadi persoalan bagi subjek untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah kebahagiaan yang dimiliki oleh individu hanya dapat dinilai oleh individunya itu secara pribadi. Individu yang merasa bahagia adalah individu
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang telah mendapatkan keiginannya berdasarkan pilihan yang telah dijalani. Mendapatkan kebahagiaan juga tidak semata-mata dengan mempunyai gelar sebagai sarjana dan mempunyai ijazah dari sebuah perguruan tinggi. semua orang layak mendapatkan kebahagiaan sesuai dengan pilihan, cara, impian dan arah yang sudah ditetapkan. Kebahagiaan seseorang tidak ditentukan oleh orang lain, namun individu itu sendiri yang harus menciptakan dan mendapatkannya, dengan hati dan juga tenaga. B. Saran Berikut ini dikemukakan saran bagi peneliti lain agar memperoleh hasil penelitian yang lebih baik: 1. Peneliti harus membuat pertanyaan terlebih dahulu dan membuat agenda pertemuan secara rutin. Tentunya berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan subjek 2. Peneliti harus memiliki kesiapan hati, waktu, dan tenaga untuk melakukan penelitian terutama dalam mencari informasi dari sumber-sumber yang telah ditentukan. 3. Lebih terbuka terhadap semua informasi. 4. Memiliki sikap empati terhadap setiap peristiwa yang dimaknai oleh subjek. 5. Memilih tempat yang kondusif ketika menggali informasi supaya peneliti benar-benar menangkap makna dari setiap informasi.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Membangun hubungan dengan baik dan relasi yang dekat agar subjek merasa nyaman dengan peneliti. 7. Menunjukkan penerimaan yang baik melalui komunikasi non-verbal atas setiap pernyataan yang diutarakan subjek. 8. Memiliki kreatifitas dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ada, atau situasi yang terjadi di luar perkiraan peneliti.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Argyle, M. (1999). Causes and correlates of happiness. Dalam D. Kahneman, E. Diener, & N. Schwarz (Eds.). Well-being: The foundations of hedonic psychology (hal. 353-373). New York: Russell Sage Foundation.
Bertens, K. (1993). Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Carr, A. (2004). Positive psychology: The science of happiness and human strengths. New York: Brunner-Routledge.
Diener, E., Scollon, C.N., dan Lucas, R.E. (2003). The evolving concept of subjective well-being: The multifaceted nature of happiness. Advances in Cell Aging and Gerontology, vol. 15, 187–219.
Eddington, N. & Shuman, R. (2005). Subjective well-being (happiness). http://www.texcpe.com/cpe/PDF/ca-happiness.pdf (diunduh pada tanggal 18 Maret 2009)
Galati, D., Manzano, M., Sotgiu, I. (2006). The subjective components of happiness and their attainment: A cross-cultural comparison between Italy and Cuba. Social Science Information. 45, 4.
Moleong, Lexy. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Strauss, A., & Corbin, J. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
Seligman, Martin E.P. 2005. Happines Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif. Jakarta: Mizan Pustaka.
Spradley, james P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Soekidjo Notoadmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sulaiman Joesoef, 1979. Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya. CV Usaha Nasional. Yuliati, Yayuk & Mangku Poernomo.2003. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarata: Lappera Pustaka Utama. http://dena-a--fst09.web.unair.ac.id/14:30 Maret 2015 www.scribd.com 12:00. April 2015 belajarpsikologi.com/pengetian-remaja/ 08:15 Maret 2015 www.krumpuls.org/2013/03/pengertia-dan-definisi-pendidikan.html 2015.
70
21:00
Maret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran I
VERBATIM WAWANCARA
Wawancara
Subjek I : Koziz
Juli 2015 SUBJEK
WAWANCARA
Chand
Selamat siang..
Koziz
Selamat siang Mas
Chand
Mas, kegiatannya apa aja kalau di sini?
Koziz
Kegiatan di bengkel maksudnya?
Chand
Iya Mas. Emange ada kegiatan lain selain di bengkel?
Koziz
Ya kaya gini mas, bongkar mesin, naikkan lagi. Kadang keluar cari sparepart, atau ngelas aluminium ke Pleret sana.
Chand
Sendiri terus po mas di bengkel?
Koziz
Seringnya sendiri mas, tapi kalo yang main kesini banyak, sampe malam pun banyak yang dateng mas, ra ketung mung dolan ro jagongan. hehe
Chand
Nggak cari orang buat bantu to mas?
Koziz
Isebenernya ada mas, tapi kan masih sekolah, kalo pulang sekolah aja dia kesini. Ya bantu-bantu sebisanya aja mas, paling yang ringan-ringan, ganti oli, atau sekedar
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bongkar mesin bagian luar aja, nanti yang nerusin saya.. Chand
Ohh.. begitu.. orang tua ikut ngurusi bengkel ndak mas?
Koziz
Nggak mas, Cuma ngasih tempatnya aja.
Chand
Gimana dulu awalnya mas bisa buka bengkel gini?
Koziz
Memang punya keinginan mas dari kecil dulu. Trus main ke bengkel-bengkel yang udah tua-tua di Jogja ini.
Chand
Kenapa nggak belajar di perguruan tinggi?
Koziz
Walah, nek kon kuliah malah ora sanggup mas. Enak belajar langsung sama yang sudah pengalaman di lapangan. Ilmune langsung bisa di pakai.
Chand
Pernah punya niat kuliah nggak dulu? Atau memang sudah berencana lulus SMK langsung buka bengkel?
Koziz
Memang nggak punya niat kuliah kok mas. Dulu iya dipaksa sama orang tua saya, harus kuliah kayanya. Sampai minta teman-teman saya ngrayu biar kuliah, tapi saya tetep nggak mau mas,. Nggak sanggup otaknya, nanti nek malah berhenti di tengah jalan piye.
Chand
Orang tua kecewa dong mas?
Koziz
Awalnya sih iya mas, trus saya yakinkan kalo bengkel saya pasti sukses.
Chand
Caranya? Sampai orang tua percaya pada mas Koziz?
Koziz
Saya bikin mesin dua silinder mas. Dari mesin itu kan yang buat contoh , trus banyak orang yang percaya saya mampu main-main dengan mesin. Hehehehe.. Trus orang tua percaya juga. Yang penting saya tu nggak main narkoba, miras, maling. Heheheheh
Chand
Nah, selain di bengkel, mas Koziz kan kerja juga di kali ya? Bagaimana bisa sampai ke sana mas? Sedangkan usaha di bengkel ini sudah semakin berkemabang, bahkan sudah bisa dikatakan anda sukses di bengkel?
Koziz
Alhamdulillah mas kalau dikatakan sudah berkembang, tapi untuk sukses sepertinya
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masih banyak lagi proses yang harus dilalui mas. Kenapa bisa kerja di kali? Itu karna saya diajak sama om saya yang memang kerja di tambang. Om saya kebetulan mempunyai lahan di sana dan mampu mengelola lahan itu. Setelah berkembang, beliau mengajak saya dan pemuda-pemuda di sini untuk membantunya. Lumayan juga penghasilan dari sana mas, bisa dikatakan lebih dari cukup untuk isi kantong peuda seusia kami. Chand
Menurut mas Koziz adakah hubungan antara pendapatan anda termasuk juga temanteman di sini dengan keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi?
Koziz
Kalu menurut saya sih ada mas. Logikanya, orang yang sudah merasa cukup dan mampu mendapatkan uang tanpa harus menggunakan ijazah, tentu tidak mau sekolah atau kuliah lagi kan? Kalau saya secara pribadi ya semaacam itu berpikirnya mas. Hehe
Chand
Pernahkan mas Koziz berpikir bahwa pendapatan orang yang bekerja dengan ijazah bergelar sarjana akan berbeda dengan yang tidak menggunakan ijazah?
Koziz
Pernah mas. Bukan berarti saya meremehkan ya, tapi saya cukup dengan yang ada saat ini, penghasilan saya yang tidak bergelar sarjana saat ini sudah mencukupi kebutuhan saya.
Chand
Ketika anda memutuskan untuk menjalani kehidupan yang ada sekarang ini, apakah ada penyesalan atau malah muncul motivasi dan semangat yang membuat anda merasa lebih hidup?
Koziz
Ya, saya merasa lebih bersemangat mas dengan keputusan saya. Akhirnya saya mendapatkan yang saya inginkan, uang, hobi, dekat dengan orang tua, teman-teman.
Chand
Anda merasa bahagia sebagai diri anda sekarang?
Koziz
Saya bahagia mas, saya bersyukur bisa seperti ini.
Chand
Apa yang akan anda lalukan setelah semua ini benar-benar sukses?
Koziz
Saya pikir saya akan terus mengembangkan sumber daya yang saya punya, karna sukses dan kebahagiaan akan terus saya dapatkan kalau saya selalu mengembangkan
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan mencoba meraihnya. Chand
Baiklah. Saya rasa cukup mas Koziz informasi yang saya terima. Terima kasih telah meluangkan waktu anda.
Wawancara
Subjek II: Memet
Juli 2015 SUBJEK
WAWANCARA
Chand
Selamat siang..
Memet
Selamat siang Mas
Chand
Mas, kegiatannya apa aja kalau di sini?
Memet
Ya kalo pulang sekolah Cuma bantu bantu mas di kali.
Chand
Iya Mas. Emange ada kegiatan lain selain di kali?
Memet
Ke bengkel mas, bantuin mas Ayis.
Chand
Lebih banyak di bengkel atau di kali mas?
Memet
Imbang mas, soale kalo di kali juga sudah di jadwalkan, jadi kalo di kali libur, ya ke bengkel.
Chand
Ya ya.. apakah kegiatan seperti ini dilakukan setiap hari?
Memet
Setiap hari mas, terutama kalo libur sekolah. Kalau hari biasa ya tentu saja mengutamakan sekolah dulu, kan pulangnya juga cepet kalo sekolah.
Chand
Ohh.. begitu. Apa yang membuat anda selalu semangat setiap hari seperti ini mas?
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Memet
Tentu saja demi uang mas. Apa lagi. Selain itu saya juga pengen banyak belajar mas, belajar cari uang, mengelola uang saya sendiri, sama belajar otak-atik mesin.
Chand
Bagaimana sikap mas Memet dengan kekgiatan anda ?
Memet
Biasa saja mas, ya, bisa dikatakan mereka mendukung saya.
Chand
Ada cita-cita belajar di perguruan tinggi setelah lulus sekolah ini?
Memet
Kalau pengen sih ada mas, tapi, belum sampai berniat lebih untuk kuliah.
Chand
Alasanya?
Memet
Masih seneng cari duit mas, lebih realistis. Di kali bisa dapat duit untuk saku saya secara pribadi dan lebih dari cukup kalo untuk “jajan”, untuk nggarap motor. hehehehe
Chand
Orang tua kecewa dong mas?
Memet
Pernah ditanya tentang kuliah, saya jawab seperti yang saya katakan tadi, mereka awalnya tidak mau menerima, namun saya bisa meyakinkan prospek masa depan saya di depan orang tua. Sampai sekarang mereka tidak mempertanyakan lagi, karene mungkin mereka pikir suatu saat saya bisa berubah pikiran dan berniat untuk kuliah. Hehe
Chand
Apakah pilihan mas Memet saat ini cukup membuat anda bahagia mas?
Memet
Saya bahagia kok mas, saya senang menjalani hari-hari seperti ini. mungkin orang lain lihat, saya hanya monoton berkegiatan itu-itu saja. Bagi saya itu bukan masalah, lha wong saya aja seneng kok. Yang penting punya duit, bisa main motor, nggak ngganggu duit orang tua.
Chand
Jadi bahagia itu menurut mas Memet apa?
Memet
Bahagia itu kalau semua yang saya inginkan terpenuhi, terutama terpenuhi dengan cara dan usaha saya sendiri.
Chand
Kalau kuliah itu bisa membuat bahagia nggak mas?
Memet
Kayo tergantung sama orangnya masing-masing, kalo keinginannya kuliah, dan itu terpenuhi sampai lulus kuliah dan mendapatkan ijazah, trus bisa kerja dengan
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ijazahnya itu, mungkin menurut orang tersebut itulah kebahagiaan. Artinya, keinginan yang terpenuhilah yang membuat bahagia. Sama saja kalau saya bisa dapat duit dari kali, saya bahagia. Hahaha.. nggak harus kuliah. Chand
Tapi bukan berarti kuliah itu nggak penting kan?
Memet
Nggak mas, belajar itu penting. Kulaih, sekolah, atau kursus bagi saya salah satu bentuk belajar yang resmi, sama saja itu namanya belajar. Tapi belajar juga tidak harus di tempat yang formal, di bengkel juga bisa belajar.
Chand
Ketika anda memutuskan untuk menjalani kehidupan yang ada sekarang ini, apakah ada penyesalan atau malah muncul motivasi dan semangat yang membuat anda merasa lebih hidup?
Memet
Secara pribadi saya cukup senang, tidak ada penyesalan mas. Saya selalu bersemangat untuk menjalani hari-hari saya seperti ini. Kalau bisa nanti saya akan membuat usaha sendiri entah itu jadi pemilik alat-alat tamabgn untuk disewakan atau usaha yang lain.
Chand
Anda merasa bahagia sebagai diri anda sekarang?
Memet
Saya bahagia mas, saya sangat bersyukur.
Chand
Apa yang akan anda lalukan setelah semua ini benar-benar sukses?
Memet
Terus belajar untuk berkembang.
Chand
Baiklah. Saya rasa cukup mas Memet informasi yang saya terima. Terima kasih telah meluangkan waktu anda.
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran II
SURAT IJIN PENELITIAN
78