Jurnal komunikasi P-ISSN: 1907-898X, E-ISSN:2548-7647 Volume 10, Nomor 2, April 2016
Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru Dyas Larasati Alumni Prodi Ilmu Komunikasi FPSB, Universitas Islam Indonesia
Muzayin Nazaruddin Staff Pengajar Prodi Ilmu Komunikasi FPSB, Universitas Islam Indonesia ABSTRAK Kota Pekanbaru merupakan Ibukota Provinsi Riau yang memiliki potensi di sektor pariwisata yang cukup besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana potensi Kota Pekanbaru dilihat dari sektor wisata dalam mendukung pembentukan city branding? Upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah dalam mengoptimalkan potensi wisata tersebut, serta bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan potensi wisata tersebut dalam mendukung pembentukan city branding Kota Pekanbaru? Penelitin ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data didapatkan melalui hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi. Penelitian ini menemukan bahwa strategi branding Kota Pekanbaru mengacu pada kerangka kerja branding kota oleh Kavartiz (2004). Strategi tersebut ialah mengkaji ulang mengenai visi dan strategi yang berhubungan dengan branding kota sebagai pintu gerbang budaya Melayu, dan melakukan sinergi antar stakeholders agar tercipta kerja sama yang baik. Selain itu, branding juga melibatkan warga lokal, pengusaha, dan pebisnis dalam mengembangkan dan mengantarkan brand. Selain itu, perlu pembentukan ruang publik yang mewakili branding Kota Pekanbaru sebagai pintu gerbang budaya Melayu seperti pembentukan taman terbuka untuk aktivitas kebudayaan. Kata Kunci: city branding, potensi kota, Pekanbaru. ABSTRACT Pekanbaru is capital of Riau which potential in tourism. This study was conducted to examine three main questions; how does tourism sector support the city branding of Pakanbaru? What are the government’s efforts to optimize the tourism? How the strategies implemented in tourism support to Pekanbaru city branding? This research was conducted using a qualitative approach. Data were obtained through interviews, documentation, and observation studies. The study found that Pekanbaru City branding strategy refers to branding framework stated by Kavartiz (2004). The strategies were done by reviewing the vision and tactics related to branding the city as the ‘gateway to the Malay culture’. Another step of branding strategy was making collaboration among stakeholders in order to create good cooperation. The activities of city branding involve local residents, entrepreneurs and business people in developing and delivering brand. In future, we suggest providing public space that represents the brand of Pekanbaru as a gateway to the Malay culture by the establishment of the open park for cultural activities. . Keyword: city branding, City’s Potencial, Pekanbaru
99
Jurnal komunikasi, Volume 10, Nomor 2, April 2016
PENDAHULUAN
stakeholders dapat memanfaatkan media
Sebuah kota baiknya mempunyai
promosi seperti membuat sebuah slogan
sebuah city branding atau yang dikenal
atau
dengan
kota.
menggambarkan brand kota sehingga
Pembentukan identitas tersebut berguna
upaya strategibranding tersebutmembuat
agar
suatu kota mampu “berbicara” dengan
pembentukan sebuah
identitas
kota
dikenal
oleh
masayarakat baik lokal maupun global
ikon
yang
mewakili
dan
stakeholder, khususnya warga kota.
sehingga
diharapkan
pertumbuhan
ekonomi
dan
kesejahteraan
banyak potensi yang bisa dikembangkan,
meningkat.
terutama pada sektor pariwisata. Potensi
Dalam menghadapi era globalisasi, sebuah
wisata terdapat di Kota Pekanbaru, tapi
kota
sayangnya beberapa tempat wisata kurang
masyarakatnya harus
semakin mampu
memanfaatkan
Kota
Pekanbaru
keunggulan kotanya dalam segala bidang.
dipublikasikan
Keunggulan tersebut didapat dari potensi
Pekanbaru mempunyai sektor unggulan
kota
yang
berupa
kekayaan
alam,
suku,
dapat
dengan
mempunyai
dilihat
baik.
dari
Kota
banyaknya
pariwisata, infranstruktur kota hingga
makanan khas dan budaya Melayu yang
beraneka ragam kuliner khasnya. Setiap
sangat kental di Kota Pekanbaru. Padahal,
kota yang ada di dunia seharusnya mampu
jika dikelola dengan baik maka akan
untuk menunjukkan karakteristik unik
banyak
yang dimilikinya melalui potensi-potensi
berkunjung.
tersebut,
setiap
kota
juga
menarik
wisatawan
untuk
harus
Potensi wisata di Kota Pekanbaru
mempunyai tujuan ekonomi, budaya, dan
tidak lepas dari adanya etnis Melayu yang
politik yang jelas untuk membedakan
mendominasi di kota ini. Jika dikelola dan
sebuah kota dari kota lain sehingga
dibuat perencanaan pembangunan yang
mereka mampu berkompetisi dengan baik
kuat, paduan etnis Melayu dan potensi
untuk menarik sumberdaya, wisatawan,
wisata Pekanbaru dapat menjadi acuan
dan penduduk secara global.
branding kota. Dengan beberapa alasan
City branding merupakan suatu
tersebut, peneliti tertarik untuk menggali
bentuk upaya untuk membentuk citra dan
lebih dalam terhadap potensi wisata yang
makna
pasar
dimiliki pada kota ini. Kota Pekanbaru
mengenai sebuah kota. Melalui citra yang
yang saat ini berstatus sebagai kota
ingin dibentuk tersebut, sebuah kota
BERTUAH
dapat menarik calon investor dan turis
Bersama,
untuk datang berkunjung. Untuk lebih
memiliki brand yang ingin diusung untuk
menarik
dapat
branding 100
dalam
turis yang
benak
dan
target
mempublikasikan tengah
dibentuk,
(Bersih, Aman,
Tertib,
Usaha
Harmonis)
belum
memunculkan
ciri
khas
dan
keunikan yang dimilikinya. Pekanbaru
Dyas Larasati & Muzayin Nazaruddin, Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru
sendiri
mempunyai
slogan
Kota
masih
banyak
wisata
kuliner
khas
BERTUAH yang sejak awal pembuatannya
Pekanbaru yang tidak lepas dari ciri khas
hingga
pernah
budaya melayu itu sendiri. Beberapa
diperbaharui. Slogan Kota BERTUAH
potensi wisata tersebut berkaitan dengan
dirasa belum menghadirkan dan mewakili
sejarah Kota Pekanbaru sehingga peneliti
kota Pekanbaru di dalamnya. Untuk itu,
merasa bahwa potensi ini sangat menarik
pemahaman mengenai bagaimana konsep
untuk diteliti lebih dalam agar Kota
city
Pekanbaru mempunyai sebuah ciri khas
saat
branding
ini
belum
diaplikasikan
di
Kota
Pekanbaru dirasa sangat menarik untuk diteliti
mengingat
city
yang dapat dijadikan identitasnya.
branding
Dengan
memanfaatkan
potensi
Pekanbaru dapat bermanfaat bukan hanya
wisata Kota Pekanbaru, pemerintah juga
untuk pemerintah Kota Pekanbaru, tetapi
dapat memanfaatkan laju pertumbuhan
juga
ekonomi serta letak Kota Pekanbaru yang
untuk
perkembangan
Kota
Pekanbaru dan kesejahteraan warganya.
berada
pada
jalur
perdagangan
Potensi wisata Kota Pekanbaru
Internasional Selat Malaka, dan dekat
tampaknya dapat dijadikan acuan untuk
dengan dua negara tetangga Malaysia dan
membentuk sebuah city branding. Potensi
Singapura.
wisata dapat dikembangkan semenarik
mampu menarik negara tetangga untuk
mungkin
dapat
merkunjung dan membelanjakan uangnya
mewakili branding yang ingin dibentuk
di Kota Pekanbaru, baik untuk investasi
oleh kota itu sendiri. Kota Pekanbaru
maupun hanya sekedar untuk berwisata.
dapat memanfaatkan budaya Melayu yang
Apabila
menjadi
dimanfaatkan
sehingga
nantinya
mayoritas
Pekanbaru.
Bukti
penduduk kentalnya
di
budaya
Melayu di Kota Pekanbaru dapat dilihat melalui
infranstruktur
potensi
yang
tersebut
dengan
baik,
strategis
tidak Kota
Pekanbaru dapat disaingi oleh negara tetangga.
yang
Berdasarkan penjelasan singkat dari
dilengkapi dengan ukiran khas Melayu,
latar belakang diatas maka rumusan
atap selembayung, bahasa Melayu yang
masalah dalam penelitian ini adalah
sering
bagaimana potensi sektor wisata Kota
ditemukan
di
kota
Lokasinya
papan-papan
peringatan di tengah kota dan bahasa
Pekanbaru
Melayu yang dijadikan salah satu mata
pembentukan city branding? Kemudian,
pelajaran sekolah-sekolah di Pekanbaru.
bagaimana strategi yang dapat dilakukan
Adapun kekayaan alam dan suburnya
untuk mengoptimalkan potensi wisata
tanaman
tersebut dalam mendukung pembentukan
dijadikan
modal
untuk
perkembangan wisata kuliner seperti buah durian
yang
diolah
beragam
dalam
mendukung
city branding?
jenis
masakan, ikan patin, ikan selais dan 101
Jurnal komunikasi, Volume 10, Nomor 2, April 2016
LANDASAN TEORI
membangun ruh atau ciri khas sebuah
City branding merupakan upaya
kota. Adapun defenisi lain mengenai city
pengembangan kota dari para perencana
branding dikemukakan oleh Kavartzis
dan
(Ina Primasari, 2014) sebagai berikut.
perancang
stakeholders
kota
beserta
(pemangku
semua
kepentingan). City branding dipahami sebagai sarana untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam rangka untuk meningkatkan investasi dari pariwisata, dan juga sebagai pencapaian pembangunan masyarakat.Memperkuat identitas lokal dan identitas warga dengan kota mereka dan mengaktifkan semua kalangan sosial demi menghindari pengucilan dan kerusuhan sosial2
Seperti produk, jasa dan organisasi, kota sangat membutuhkan citra yang kuat dan berbeda dengan citra kota lainnya demi mengatasi
persaingan
untuk
memperebutkan sumber daya ekonomi di tingkat lokal, regional, nasional maupun global. Melalui branding, sebuah kota mampu membangun ruh kota yang dapat ditunjukkan melalui infrastruktur kota untuk menarik wisatawan. Menurut Roll Martin
(2006),
sebuah
kota
perlu
membentuk identitas yang berbeda di benak calon turis, pebisnis, pedagang, importer, dan konsumen. Roll Martin mendefinisikan branding kota sebagai berikut.
Selain
meningkatkan
kualitas
pariwisata untuk meningkatkan investasi di sektor tersebut, pemasaran tempat diperlukan identitas
untuk kota
memuaskan Seperti
membuat
yang
sebuah
nantinya
akan
target
pasar.
oleh
Kotler
kebutuhan
diungkapkan
(Syahbana, 2014), “Pemasaran tempat adalah perancangan suatu tempat untuk
Branding kota merupakan jawaban karena brand adalah jalan pintas mental yang memudahkan pengambilan keputusan yang perlu dilakukan.Branding juga dapat memenuhi sasaran di pasar dunia melalui menarik investasi dan pekerja yang memiliki keterampilan tinggi (skilled worker)1
Banyak definisi mengenai branding
memuaskan kebutuhan target pasar. Keberhasilan terjadi ketika warga kota dan pelaku usaha sangat senang dengan komunitasnya, dan para pendatang dan investor mendapatkan keinginannya3.” Konsep
pemasaran
kota
ini
berkembang menjadi pembentukan citra atau city branding melalui pengembangan
kota yang dapat dijadikan acuan untuk
ekonomi
membentuk
hubungan antara warga dengan kota. City
sebuah
brand.
Beberapa
dan
meningkatkan
kualitas
definisi city branding merujuk pada pembangunan kota yang diikuti dengan
1
Boy Syahbana, et.al.,Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas,(Jakarta Selatan: Makna Informasi, 2014), hlm. 56.
102
2
Ina Primasari, et.al.,City Branding Solo Sebagai Kota Wisata Budaya Jawa (Studi Deskriptif Kualitatif tentang City branding Solo sebagai kota wisata budaya Jawa oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Solo), Skripsi Sarjana pada FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta: tidak diterbitkan. 3 Ibid, hlm. 16.
Dyas Larasati & Muzayin Nazaruddin, Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru
branding berkembang pada sebuah kota
Pemasaran kota memiliki beberapa
yang sedang membangun sebuah identitas
tingkatan strategi, seperti perencanaan
kota.
(planning), pemasaran (marketing) dan
Identitas
ini
tentunya
akan
mencerminkan potensi kota dan upaya
target
yang
Perencanaan
sedang
dibentuk
dalam
pasar
(target merupakan
dari
pemasaran
identitas tersebut terbentuk, harus ada
pemangku kepentingan kota, yaitu warga
komunikasi brand yang yang dilakukan
kota, pemerintah kota dan komunitas
secara efektif untuk mempromosikan city
dunia usaha. Kavartzis
dan
inti
pembangunan citra kota tersebut. Setelah
branding secara lokal maupun global.
tempat
markets). melibatkan
lebih
lanjut
mengintegrasikan kerangka kerja brand kota dengan mengelompokkan komponen yang membantu membangun brand kota4. Visi dan Strategi
Visi yang dipilih untuk masa depan kota dan pengembangan stratgi yang jelas untuk merealisasikan visi tersebut Sinergi Kesepakatan dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yang relevan dan adanya partisipasi yang berimbang Komunitas Lokal Penentun prioritas pada kebutuhan lokal yang melibatkan warga lokal, pengusaha dan pebisnis dalam mengembangkan dan mengantarkan brand Infrastruktur Penyediaan kebutuhan dasar yang harus diberikan kota untuk memnuhi harapan yang dibangun melalui brand Ruang Kota dan Gerbang (Cityscape and Kemampuan lingkungan buatan untuk Getaways) mempresentasikan diri dan memperkuat atau merusak brand Budaya Internal Penyebaran orientasi brand melalui pengelolaan dan pemasaran perkotaan itu sendiri Kesempatan Kesempatan yang terbuka untuk individu tertentu seperti gaya hidup urban, jasa, pendidikan, dan lainnya serta perusahaan (keuangan,SDM) yang menonjolkan potensi tempat
Komunikasi
Upaya menyelaraskan semua pesan komunikasi yang bersifat intensional Tabel I.1 Kerangka Kerja Brand Kota Sumber: Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas
4
Boy Syahbana, et.al., Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas,(Jakarta Selatan: Makna Informasi, 2014), hlm. 78.
103
Jurnal komunikasi P-ISSN: 1907-898X, E-ISSN:2548-7647 Volume 10, Nomor 2, April 2016
METODE PENELITIAN
Pemilihan narasumber menggunakan
Paradigma yang penulis gunakan
model
snow
ball
sampling
dimana
diwawancarai
dan
dalam penelitian ini adalah paradigma
narasumber
kontruktivisme.
ini
selanjutnya peneliti meminta rekomendasi
analisis
narasumber lain yang juga berkompetensi
sistematis terhadap socially meaningful
untuk menjawab beberapa pertanyaan
action melalui pengamatan langsung dan
yang diajukan oleh peneliti.
memandang
Paradigma ilmu
sebagai
terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan
menciptakan
dan
memelihara atau mengelola dunia sosial
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Potensi Kota Pekanbaru
mereka.5 Dengan begitu, peneliti dapat
Provinsi
Riau
terdiri
dari
10
menjelaskan mengenai perilaku sosial
kabupaten dan 2 kota yang terdiri dari
yang terjadi di lingkungan peneliti.Serta
Kabupaten Bengkalis, Siak, Rokan Hilir,
mengambil makna yang tampak dari hasil
Rokan hulu, Kampar, Kuantan sengingi,
pengamatan yang peneliti lakukan.
Indragiri hulu, Indragiri hilir, Kepulauan
Pendekatan yang digunakan dalam
Meranti, dan Pelelawan. Termasuk pula
penelitian adalah pendekatan kualitatif,
Kota Dumai yang dekat dengan Kota
dimana segi penyajiannya dari
hasil
Pekanbaru dan tidak kalah dalam bidang
bentuk
perkebunan, tempat wisata dan industri-
deskriptif tanpa adanya prosedur statistik.
industri besar yang sering kedatangan
Pendekatan
digunakan
turis dan calon investor dari luar Provinsi
untuk mengungkap situasi sosial tertentu
Riau.Hal tersebut ternyata memberikan
dengan
kenyataan
dampak positif bagi Pekanbaru, karena
secara benar, dibentuk oleh kata-kata
setiap tamu yang datang harus melewati
berdasarkan teknik pengumpulan data
Kota Pekanbaru terlebih dahulu.Itulah
dan analisis data yang relevan yang
salah satu keuntungan Kota Pekanbaru
diperoleh
yang
temuan
dipaparkan kualitatif
dalam juga
mendeskripsikan
dari
suatu
kondisi
yang
memiliki
Bandar
Udara
alamiah6. Pengambilan data penelitian ini
Internasional Sultan Syarif Kasim II
melalui subyek dan obyek penelitian yang
sebagai bandara satu-satunya di Provinsi
didapatkan melalui seseorang, lembaga,
Riau. Turis maupun calon investor yang
masyarakat dan lain-lain.
singgah di Pekanbaru sebelum menuju kota
tujuannya,
dimanfaatkan
Kota
Pekanbaru untuk menjual potensi wisata 5
Ibid, hlm.3. Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.25.
yang dimilikinya.
6
Batas Kota Pekanbaru sebelah Utara
adalah
Kabupaten
Siak
dan
104
Dyas Larasati & Muzayin Nazaruddin, Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru
Kabupaten
Kampar.
Bagian
Selatan
Potensi kota adalah salah satu
berbatasan dengan Kabupaten Kampar
faktor
dan Kabupaten Pelelawan.Sebelah Barat
dioptimalisasikan
berbatasan dengan Kabupaten Kampar,
perekonomian
kemudian
berbatasan
berupa lokasi wisata yang dimiliki Kota
dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten
Pekanbaru. Sektor pariwisata mempunyai
Pelelawan.Baru
dengan
banyak jenisnya, seperti wisata budaya,
kabupaten terdekat yaitu Siak, Kampar
wisata bahari, wisata alam, wisata kuliner,
dan Pelelawan bukan berarti kabupaten
wisata konvensi, wisata sejarah dan wisata
lain tidak memiliki potensi besar untuk
ziarah. Banyak jenis wisata yang dapat
diajak bekerjasama. Kota Pekanbaru dekat
dinikmati dan menjadi penarik wisatawan
dengan kabupaten yang dapat dijangkau
untuk datang berkunjung. Namun, setelah
dengan mudah melalui transportasi laut,
melakukan
darat
Kota
menemukan beberapa lokasi wisata yang
Pekanbaru diuntungkan dengan statusnya
ada di Kota Pekanbaru. Kemudian, lokasi
yang merupakan Ibukota Provinsi Riau
wisata
dan Bandara Intersnasional Sultan Syarif
sesuai
Kasim II yang berada di Kota Pekanbaru.
Pekanbaru
dan
sebelah
Timur
bekerjasama
udara.
Selain
itu,
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyadari
bahwa
yang demi
kota.
harus
perkembangan
Potensi
tersebut
observasi,
tersebut
peneliti
jenis-jenis
peneliti
kelompokkan
pariwisata.
memang
tidak
Kota
memiliki
seluruh jenis-jenis pariwisata tetapi saat
Pekanbaru
ini di Pekanbaru terdapat beberapa jenis
kekurangan tempat wisata yang dapat
wisata yaitu, wisata alam, wisata sejarah,
menarik pengunjung untuk datang ke
wisata
Kota
kuliner.Pariwisata
Pekanbaru,
Kota
penting
apalagi
jika
seni
budaya
dan
tersebut
wisata menjadi
dibandingkan dengan kota dan kabupaten
sarana penting yang dapat menunjang
di
branding kota. Berikut lokasi wisata di
sekitarnya.
Namun,
kekurangan
tersebut harusnya dapat ditutupi dengan
Kota
Pekanbaru
yang
dapat
kekayaan kuliner, pariwisata dan budaya
dikembangkan untuk menarik wisatawan
Melayu yang sangat kental di Pekanbaru.
105
Jurnal komunikasi, Volume 10, Nomor 2, April 2016
No. 1.
Aspek
Potensi
Seni Budaya
a. Tari Persembahan b. Bangunan Arsitektur Melayu c. Acara Kebudayaan Tahunan
2.
Kuliner
a. Asam Pedas Baung b. Pasar Wisata Pasar Bawah c. Pancake Durian d. Bolu Kembojo
3.
Wisata Alam
a. Alam Mayang b. Water Front City (WFC)
4.
Wisata Sejarah
a. Museum Sang Nila Utama b. Mesjid Agung Kota Pekanbaru c. Mesjid Raya Senapelan d. Perpustakaan Soeman HS
Perkembangan
Siak
dan bangunan Taman Budaya Riau. Pusat
sangat luas dan hingga saat ini dapat
Informasi Budaya Melayu terdapat pula di
dirasakan ketika berkunjung ke Kota
dalam Anjungan Seni Idrus Tintin ini,
Pekanbaru. Masyarakat dapat melihat
selain bangunannya yang kental dengan
arsitektur
budaya
bangunan
Kerajaan
yang
memiliki
Melayu,
bangunan
ini
juga
Selembayung. Kemudian, terdapat tarian
menjadi ikon Kota Pekanbaru. Selain itu,
khas sambutan budaya Melayu, yaitu tari
terdapat tradisi budaya Melayu yang
persembahan yang dibentuk pada saat
masih sering dilaksanakan yaitu Petang
pembukaan kongres pemuda dan diberi
Megang dan Festival Lampu Colok.
nama Tari Makan Sirih. Kota Pekanbaru mempunyai
beberapa
potensi
pada
Kota
Pekanbaru
memiliki
makanan khas yang sulit ditemukan di
gedung berarsitektur yang kental dengan
luar
budayaMelayu
bernama
Pekanbaru dapat ditemui di beberapa
Komplek Bandar Seni Raja Ali Haji
rumah makan seperti RM. Pondok Patin
(Bandar Serai).Di dalam komplek tersebut
HM. Yunus dan Pondok Asam Pedas
terdapat pula rumah-rumah panggung
Baung khusus menjual masakan khas
khas Melayu berukuran kecil.Kawasan
Melayu. Satu lagi wisata kuliner yang
Komplek Bandar Seni Raja Ali Haji atau
wajib didatangi oleh wisatawan bila ke
yang dikenal juga dengan Lapangan Purna
Pekanbaru adalah Pasar Bawah yang
MTQ terdapat Anjungan Seni Idrus Tintin
dikenal sebagai pusat wisata belanja, salah
106
Riau
yang
Kota
Pekanbaru.
Kuliner
khas
Dyas Larasati & Muzayin Nazaruddin, Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru
satunya seperti lempuk durian dan ikan
satu bangunan yang sangat berpotensi dan
selais. Kerajinan khas Pekanbaru hingga
wajib dioptimalkan di Kota Pekanbaru.
makanan impor dari Malaysia atau pun
Perpusatakaan
Singapura terdapat pula di Pasar Bawah
bentuk sebuah buku yang sedang terbuka
tersebut.
jika dilihat dari atas.P emerintah Kota
Alam
Mayang
dibangun
dengan
tempat
khususnya Dinas Budaya dan Pariwisata
wisata yang ada di Kota Pekanbaru dan
Kota Pekanbaru tidak tinggal diam dalam
menjadi
sambil
memanfaatkan potensi wisata yang ada di
Pekanbaru.
Pekanbaru.Hanya saya perlu optimalisasi
Suasana tempat wisata ini dipenuhi oleh
dalam mengolah potensi yang sudah ada
pohon-pohon
wahana
tersebut. Adapun langkah pemerintah
mengusung
yaitu mengadakan pemilihan bujang dan
konsep rekreasi di alam terbuka. Beragam
dara, festival bandar senapelan Kota
jenis kendaraan air yang disediakan di
Pekanbaru, menjadikan Kota Pekanbaru
Alam
sebagai kota metropolitan yang madani,
tempat
beristirahat
bermain.
adalah
ini
bermain
oleh
warga
rindang
Alam
dan
mayang
mayang
diantaranya
kapal
penumpang, perahu dan sepeda air. Kota
membuat
fasilitas
taman
publik
Pekanbaru punya jembatan Leighton yang
dikawasan Sungai Siak dan renovasi
menyambungkan jalan diatas sungai Siak.
masjid agung dan masjid raya.
Sungai Siak yang membelah Riau ini dapat
dimanfaatkan
untuk
dijadikan
2. Pembentukan City Branding
wisata air. Meskipun masih dalam tahap
Pada uraian berikut, peneliti akan
proses, pembuatan wisata air ini telah
menjabarkan tahapan kinerja branding
dimulai dengan adanya Bus Air (BA)
kota yang dituliskan berdasarkan strategi
Senapelan. Tepat dipinggir sungai Siak ini
city branding menurut Kavartiz7, yaitu
terdapat taman untuk bersantai sambil
pembuatan visi dan strategi, melakukan
melihat nelayan dan kapal yang melewati
sinergi,
sungai Siak. Taman ini dinamakan Water
infranstruktur, pembuatan ruang kota dan
Front City (WFC).
gerbang, budaya internal, memanfaatkan
Peninggalan
bersejarah
melibatkan
komunitas
lokal,
Kota
kesempatan yang ada dan komunikasi.
Pekanbaru dapat ditemui di Museum Sang
Acuan tersebut penulis jabarkan kembali
Nila Utama. Museum ini hingga tahun
dibawah ini:
2010 mempunyai 3.886 koleksi. Kota
a. Visi dan Strategi. Kota Pekanbaru
Pekanbaru memiliki Mesjid Agung An-
yang
Nur dan Masjid Raya Senapelan yang
Melayu
sayangnya
membuat visi, yaitu ”terwujudnya
saat
ini
telah
mengalami
kental ini
dengan
kebudayaan
sebelumnya
telah
renovasi bangunan. Perpustakaan Wilayah Soeman HS daerah juga merupakan salah
7
Ibid, hlm.78.
107
Jurnal komunikasi, Volume 10, Nomor 2, April 2016
Kota
Pekanbaru
sebagai
pusat
dan pelestarian
lingkungan
perdagangan dan jasa, pendidikan
dalam
serta
yang berkelanjutan.
pusat
menuju
kebudayaan
masyarakat
berlandaskan
iman
Melayu, sejahtera
dan
taqwa”.
mewujudkan
hidup
pembangunan
6) Meningkatkan perekonomian daerah dan
masyarakat
dengan
Untuk mencapai visi tersebut, Kota
meningkatkan
Pekanbaru juga telah membuat misi
industri,
yang terdiri dari 6 poin utama, yakni
pemberdayaan ekonomi kerakyatan
sebagai berikut.
dengan
1) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM)
yang
memiliki
investasi
perdagangan, dukungan
memadai
dan
bidang jasa
dan
fasilitas
yang
usaha
yang
iklim
kondusif.
kompetensi tinggi, bermoral, beriman
Pencapaian visi Kota Pekanbaru
dan bertaqwa serta mampu bersaing
sebaiknya
di tingkat lokal, nasional maupun
kebudayaan
internasional.
pemerintahan agar terjadi perkembangan
2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya
menjadikan
pengembangan
Melayu
sebagai
fokus
yang signifikan sehingga pencerminan
Manusia (SDM) melalui peningkatan
kebudayaan
kemampuan/
tenaga
identitas kota Pekanbaru. Sementara itu,
kesehatan,
misi Kota Pekanbaru tersebut sudah baik
keluarga
penetapannya, tetapi dalam peningkatan
kerja,
keterampilan
pembangunan
kependudukan
dan
sejahtera.
Sumber
3) Mewujudkan masyarakat berbudaya
Melayu
Daya
peningkatan
dapat
Manusia
(SDM)
infrastruktur,
dan
sebaiknya
Melayu, bermartabat dan bermarwah
ditambahkan
yang
kehidupan
meninggalkan budaya Melayu seperti yang
beragama, memiliki iman dan taqwa,
sudah dituliskan pada poin ketiga. Apabila
berkeadilan tanpa membedakan satu
peningkatan
dengan yang lainnya serta hidup
infranstuktur tidak memikirkan sejarah
dalam rukun dan damai.
Melayu, maka Kota Pekanbaru akan
menjalankan
4) Meningkatkan daerah baik
infrastruktur prasarana
jalan,
air
kehilangan
dengan
menjadi
SDM
limbah yang sesuai dengan kebutuhan
Pekanbaru
daerah terutama infrastruktur pada
bentuk aslinya.
5) Mewujudkan penataan pemanfaatan 108
lahan
tidak
peningkatan
sebagai
kota
berbudaya Melayu. Seperti yang terjadi pada
daerah pinggiran kota.
dan
identitasnya
bersih, enegeri listrik, penanganan
kawasan industri, pariwisata serta
syarat
renovasi yang
Masjid akhirnya
Raya
Kota
kehilangan
Pembangunan infrastruktur dan peningkatan SDM yang didukung seperti
ruang yang
dan
menggunakan baju Melayu pada hari
efektif
khusus, serta peningkatan infrastruktur
Dyas Larasati & Muzayin Nazaruddin, Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru
bangunan
berarsitektur
mendorong
Kota
Melayu
Pekanbaru
akan untuk
kerjasama dengan calon investor untuk pengembangan
pariwisata.
Seluruh
menjadi pintu gerbang budaya Melayu.
stakeholder turut serta dalam urusan
Kemudian
misi
pariwisata
sepertinya
sudah
pada
poin
diwakili
kedua
oleh
poin
di
Kota
Pekanbaru
yang
tanggung jawabnya dipegang oleh Dinas
pertama, yaitu sama-sama meningkatkan
Kebudayaan
SDM yang memiliki kompetensi tinggi
masing
yang mampu bersaing ditingkat lokal,
meningkatkan
nasional maupun internasional.
pengembangan Kota Pekanbaru kearah
Melihat poin keempat, kelima dan keenam,
memiliki
kesamaan,
dan
Pariwisata.Masing-
stakeholder
harus
kinerja
lebih dalam
yang lebih baik.
yaitu
meningkatkan infrastruktur berupa ruang
b. Sinergi,
yakni
pemerintah
Kota
publik serta mengelola pemukiman yang
Pekanbaru tidak bisa bekerja sendiri
masih digunakan sekitar 25%, sisanya
dalam mewujudkan visi yang telah
belum belum dikelola dengan baik dan
dibuat,
disisakan untuk ruang hijau. Dengan
komunikasi antar stakeholder seperti
peningkatan
melakukan
infrastruktur
tersebut,
tetapi
perlu
diskusi
adanya mengenai
tentunya poin keenam akan terlaksana,
perencanaan, pemasaran dan target
yaitu meningkatnya perekonomian daerah
pasar
dan masyarakat serta menarik calon
mengoptimalkan
investor
melakukan promosi kotaPekanbaru
untuk
berinvestasi
di
Kota
Pekanbaru. Untuk mempersingkat misi tersebut
apabila
disesuaikan
dan tidak lupa untuk memanfaatkan potensi kota serta menjaga dan mengelola dengan baik lokasi wisata yang telah ada. tersebut
bertujuan agar brand Kota Pekanbaru sebagai pintu gerbang kebudayaan Melayu dapat terwujud. Kemudian, misi Kota Pekanbaru berfokus dalam memberikan perhatian khusus bagi pengembangan infrastruktur dengan
memberikan
dibutuhkan,
serta
anggaran
yang
meningkatkan
untuk
potensi
dan
Organisasi pelaksana branding kota dapat menjadi bagian dari pemerintah daerah yang ditempatkan di Badan Perencanaan Daerah yang menggabungkan fungsi perencanaan (BAPPEDA), pelaksanaan (Dinas Pekerjaan Umum), pemasaran (Badan Penanaman Modal Daerah) dan komunikasi (Humas). Fungsi-fungsi tersebut tidak boleh tumpang tindih dengan fungsi-fungsi mereka seharusnya.Organisasi tersebut melakukan kerja mereka sendirisendiri agar tujuan dapat dicapai melalui strategi yang telah dibuat. Catatan terpenting adalah organisasi seharusnya berisikan semua kelompok-kelompok perencana
dengan
membuat misi peningkatan infrastruktur
infrastruktur
strategi
secara efektif8.
usulan peneliti maka Kota Pekanbaru
Pengembangan
terhadap
8
Boy Syahbana, Boy Syahbana, et.al., Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas, (Jakarta Selatan: Makna Informasi, 2014), hlm. 17.
109
Jurnal komunikasi, Volume 10, Nomor 2, April 2016
(pemda, warga dan dunia usaha) dan bertanggung jawab langsung kepada kepala daerah serta berkolaborasi dengan dinas terkait9.
Kerja
sama
dengan
Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah untuk melakukan
koordinasi
dalam
merumuskan strategi perencanaan dan membangun
infrastruktur
wewenang
Dinas
kota
serta
Kebudayaan
dan
Pariwisata yang melakukan pembenahan dan penataan tempat wisata seni budaya, kuliner, alam, dan sejarah agar dapat dikelola dan dioptimalkan dengan baik. Kemudian, melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku seni dan budaya serta melaksanakan event-event seni dan budaya
melayu
mengikuti
pameran
pariwisata baik didalam maupun diluar negeri bekerjasama dengan Lembaga Adat Melayu (LAM). Kerjasama dengan Dinas Pendidikan
juga
diperlukan
untuk
menanamkan nilai budaya Melayu ke sekolah-sekolah,
seperti
mengusulkan
pelajaran mengenai tulisan Melayu hingga adat istiadat Melayu. Kerja
sama
Perhubungan Informatika
dengan
Komunikasi serta
Badan
Dinas dan
Penanaman
Modal Daerah untuk mengkomunikasikan dan membantu promosi lokasi wisata serta brand Kota Pekanbaru sebagai pintu gerbang
budaya
Melayu
agar
disosialisasikan dengan efektif kepada publik. Kerja sama dengan pelaku seni juga turut dijaga, karena tanpa pelaku seni 9
Ibid, hlm. 232
110
makan budaya Melayu Kota Pekanbaru akan luntur perlahan seiring masuknya budaya asing. Serta tidak lupa pula bekerjasama dengan seluruh masyarakat Kota untuk selalu menjaga wisata yang ada
di
Kota
Pekanbaru.
Dengan
terciptanya kerjasama yang baik, maka masing-masing
pihak
akan
fokus
melaksanakan tugasnya untuk mencapai branding Kota Pekanbaru. Dengan begitu diharapkan
seluruh
stakeholder
akan
menjaga potensi kota agar branding yang ingin dicapai akan dikenal oleh publik. c. Komunitas Lokal, yakni
penentuan
prioritas pada kebutuhan lokal yang melibatkan warga lokal, pengusaha, dan pebisnis dalam mengembangkan dan mengantarkan brand. Untuk membentuk sebuah branding kota sebagai pintu gerbang kebudayaan, Kota Pekanbaru tentu memanfaatkan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II sebagai fasilitas kedatangan wisatawan yang akan berkunjung ke Pekanbaru dan kabupaten sekitarnya. Sebagai
rumah
menyambut Pekanbaru
utama
untuk
kedatangan,
Kota
perlu
infrastruktur
mengembangkan
kota.
Bangunan
berarsitektur Melayu perlu dikelola dengan baik, tempat wisata dan kuliner Dalam
dikelola
secara
pembangunan
menarik. tersebut,
Pemerintah kota baiknya bekerjasama dengan
pengusaha
dan
pebisnis.
Seperti adanya kerjasama dengan
Dyas Larasati & Muzayin Nazaruddin, Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru
Asosiasi
Pengusaha
Jasa
Boga
kota
transit
yang
Indonesia (APJI) yang mengelola
memanjakan
pengusaha
di
Pekanbaru.
terhadap infrastruktur kota. Tidak
Khususnya,
mengelola
pengusaha
banyak wisata alam yang dimiliki
Kota
kuliner dan oleh-oleh khas Kota
Kota
Pekanbaru.
pengembangan
Pelibatan
tersebut
dilakukan
dengan
pelatihan
serta
pengembangan berinovasi
Pekanbaru,
wisatawan
untuk
taman
itu publik,
dapat
bangunan berarsitektur Melayu dan
melakukan
infrastruktur yang berkaitan dengan
mengajarkan
budaya Melayu perlu dikelola dengan
usaha
agar
mata
baiknya
untuk
pengusaha
Kota
baik. Kemudian Kota Pekanbaru perlu mereaslisasikan
rencananya
untuk
Pekanbaru mengolah potensi kuliner
melengkapi fasilitas Daerah Milik
dan budaya dengan baik. Dengan
Jalan (DMJ) di Pasar Bawahagar
adanya
tersebut,
kondisi pasar yang menjadi tujuan
perekonomian Kota Pekanbaru juga
para wisatawan itu bisa lebih nyaman,
akan
Kota
teratur dan memberikan ruang bagi
Pekanbaru dapat pula diolah dengan
pejalan kaki. Selain itu pembuatan
bekerjasama dengan pengusaha lokal
DMJ ini juga menguntungkan pemilik
yang didukung dengan pembuatan
toko karena pengunjungnya akan
lokasi khusus. Sebagai contoh kerja
bertambah banyak. Selain itu Kota
sama lainnya yaitu yang ada di Kota
Pekanbaru dapat mencontoh Kota
Bali
information
Bali yang memiliki kawasan dengan
center sangat mudah kita temui di
fokus usaha berbeda-beda, seperti
pinggi jalanan Bali apabila kita datang
kampung rotan, kampung kayu, dan
berkunjung.
tourist
kampung kopi. Apabila mengunjungi
information center tersebut tidak
Bali, beberapa tour guide mengajak
lepas daripebisnis pariwisata lokal
wisatawan
Bali yang dapat mengambil peluang
mengunjungi
pariwisata di daerahnya.
khususnya pengembangan kopi luwak
kerjasama meningkat.
dimana
Potensi
tourist
Booth
salah kampung
satunya kopi
yang berada di daerah Bangli, Batur d. Infrastruktur, kebutuhan diberikan
yakni dasar
kota
penyediaan yang
untuk
harapan
yang
brand.
Sebagai
Tengah. Kota Pekanbaru sendiri bisa
harus
membuat kampung wisata kerajinan
memenuhi
rotan yang beberapa pengrajinnya
dibangun pintu
melalui
berada di Kecamatan Rumbai.
utama
menyambut kedatangan wisatawan, tentunya Kota Pekanbaru menjadi 111
Jurnal komunikasi, Volume 10, Nomor 2, April 2016
e. Ruang Kota dan Gerbang (Cityscape and
Getaways),
yang
membuat ruang kota seperti taman
mencakup
kebudayaan, seperti taman terbuka
kemampuan lingkungan buatan untuk
dimana pada hari tertentu taman
mempresentasikan
terbuka
diri
dan
tersebut
mengadakan
memperkuat atau merusak brand. Ini
pagelaran seni yang dapat dilakukan
penting dilakukan karena tidaklah
oleh siapa saja yang memiliki karya
cukup mengandalkan wisata alam
seni. Dengan begitu, bakat yang
atau wisata budaya yang sudah ada.
dimiliki
Pembentukan
Pekanbaru
ruang
publik
yang
oleh
masyarakat
juga
dapat
Kota
disalurkan
mewakili branding Kota Pekanbaru
dengan baik. Namun apabila taman
juga perlu dibuat. Namun, jika ruang
kebudayaan tersebut tidak dikelola
publik
dalam
dan dijaga dengan baik maka akan
mempresentasikan diri maka dapat
sia-sia dan merusak brand yang akan
merusak brand yang ingin dibuat.
dibentuk.
tersebut
gagal
Kota Pekanbaru dapat mencontoh
f.
Budaya
Internal.
Ini
Kota Bandung yang dikenal dengan
pengembangan
kota kreatif, dimana branding kota
baiknya selalu membawa sejarah yang
kreatif
dengan
melekat pada dirinya. Sejarah Kota
dibuatnya taman lansia dan taman
Pekanbaru adalah berbudaya Melayu
jomblo
belum
yang dibawa oleh Kerajaan Siak.
pernah ada di kota-kota di Indonesia.
Salah satu branding yang dapat
Kemudian,
dilakukan
tersebut yang
diwakili
sebelumnya
sebagai
contoh
kota
Kota
mencakup Pekanbaru
adalah
dengan
kreatif juga ingin diusung oleh Kota
melestarikan pakaian Melayu yang
Turin (Torino), Italia yang dibarengi
digunakan pada hari khusus oleh
dengan
bangunan
karyawan maupun siswa. Apabila ada
yang dianggap menjadi ikon Kota
hari batik, maka diharapkan akan ada
Turin seperti bangunan Luci d’Artista
hari khusus berbusana Melayu.
memperbaharui
(art lights), Lingotto (ex-Fiat Factoy)
g. Kesempatan. Pembuatan branding
dan pemasangan promosi banner
kota
bertuliskan passion lives here di
Pemerintah Kota Pekanbaru saja,
pinggir-pinggir jalan Kota Turin10.
tetapi perlu melibatkan masyarakat
Kota
Kota
Pekanbaru
sendiri
dapat
tidak
hanya
Pekanbaru
melibatkan
khususnya
anak
muda yang saat ini memiliki gaya 10
Alberto Vanolo, The Image of The Creative City: Some Reflections on Urban Branding in Turin, Science Direct, diakses dari http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0 264275108000772, pada tanggal 9 Juni 2015 pukul 21.08
112
hidup urban. Contohnya anak muda di
Kota
Pekanbaru
dapat
memanfaatkan kemudahaan internet dan media sosial seperti twitter atau
Dyas Larasati & Muzayin Nazaruddin, Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru
instagram yang tengah digandrungi
Pekanbaru
saat
membuat visi dan strategi, tetapi
ini.
Anak
muda
bertugas
tidak
bagaimana
dengan membuat sosial media khusus
tersebut
kuliner Pekanbaru atau sosial media
baik kepada seluruh
mengenai
Menarik kesimpulan dari penelitian
informasi
event
strategi
sekedar
mengenalkan kuliner Kota Pekanbaru
dan
upaya
dikomunikasikan
peneliti
dengan
stakeholder.
kebudayaan yang akan dilaksanakan
terdahulu,
di Kota Pekanbaru.
bahwa komunikasi tersebut menjadi
Dengan
menyimpulkan
memanfaatkan
dua bagian, yaitu komunikasi internal
kreativitas anak muda, Pemerintah
dan eksteranl. Komunikasi internal
bisa
ajang
dilakukan
antara
atau
bawahan
(vertical),
Kota
antara rekan kerja dengan sesame
membuat
perlombaan tagline
sebuah
membuat
yang
logo
mewakili
atasan
dengan
komunikasi
Pekanbaru sebagai pintu gerbang
karyawan
budaya Melayu. Berbicara tentang
pelayanan informasi dan keluhan
anak muda, Kota Pekanbaru perlu
sebagai fasilitas untuk masyarakat,
mencontoh
mengadakan
Kota
Bandung
yang
(horizontal),
pengadaan
acara
budaya,
memanfaatkan kekuatan anak muda
pembuatan banner, poster, brosur,
yang produktif dan kreatif dalam
spanduk, logo, slogan dan perbaikan
membuat logo dan taman kreatif di
infrastruktur. Komunikasi eksternal,
Kota
di sisi lain, dilakukan dengan media
Bandung
serta
semangat
dalam
berkreasi.
Dengan
memberikan
berkarya
dan
memanfaatkan
massa dan bekerja sama dengan kegiatan kepariwisataan.
anak muda, Kota Bandung saat ini mampu
memadukan
modernisasi bersifat
dengan
terbuka
antara
tradisi
dan
Komunikasi dapat
tersebut
memanfaatkan
juga
media
agar
dan
pesan yang ingin disampaikan jadi
menerima
mudah dipahami oleh publik. Dengan
keberagaman yang ada11.
memanfaatkan
h. Komunikasi. Komunikasi dilakukan
Kota
media,
Pekanbaru
perlu
Pemerintah membuat
sebagai upaya menyelaraskan semua
tagline visual serta pencarian gagasan
pesan
bersifat
visual. Pembuatan Tagline Visual,
intensional. Untuk mengembangkan
penilaiannya diambil dari apa yang
potensi dan mebentuk branding Kota
selama
komunikasi
yang
ini
Pekanbaru, 11
hanya
Dila Fatmala, 2012, Perancangan City Branding Kota Bandung, Skripsi Sarjana pada Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia Bandung: http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op= read&id=jbptunikompp-gdl-ditafatmal-2852
maupun
melekat
oleh
Kota
baik itu nilai positif negatif.
Ini
meliputi
pertanyaan bagaimana penilaian yang ada pada benak masyarakat juga 113
Jurnal komunikasi, Volume 10, Nomor 2, April 2016
menjadi
dalam
sebuah kota, baiknya sebuah logo
membentuk sebuah branding Kota
dantagline mewakili Kota Pekanbaru
Pekanbaru.
menemukan
sebagai kota yang memiliki beragam
kemudian
aset budaya, seperti paduan warna
brand
poin
penting
Setelah
yang
tepat,
dibuatlah sebuah tagline yang sesuai
yang
dengan brand yang telah dibuat
budaya tersebut. Serta mewakili Kota
sebelumnya.
Pekanbaru sebagai pintu gerbang
Brand
tersebut
mencerminkan
didukung pula dengan pembuatan
utama
logo atau maskot yang berhubungan
wisatawan.Tagline tersebut nantinya
dengan branding Kota Pekanbaru.
dapat diletakkan di gapura, transit
Kemudian
perlu
dilakukan
pengembangan tagline yang ingin disampaikan beberapa
sehingga
gagasan
untuk
keberagaman
menyambut
ads, umbul-umbul, dan ruang publik lainnya.
terbentuk
visual
yang
PENUTUP
nantinya akan dipilih dan tagline
Potensi wisata Kota Pekanbaru
tersebut dapat mewakili potensi yang
dalam penelitian ini dibagi menjadi empat
ada di Kota Pekanbaru. Sebagai
sektor,
contoh,
dapat
budaya.Sektor seni budaya lahir dari etnis
melihat proses rebranding Yogyakarta
Melayu yang berasal dari Kesultanan Siak
dalam membuat sebuah logo dan
Sri Indrapura. Kemudian wisata kuliner
tagline.
Kota
berupa makanan khas Melayu seperti
Pekanbaru, Kota Yogyakarta juga
pancake durian, bolu kembojo dan asam
memiliki potensi kota dimana potensi
pedas baung dimana makanan khas dan
tersebut
untuk
souvenir khas Kota Pekanbaru ini dapat
membuatsebuah ikon yang saat ini
ditemui di wisata belanja pasar bawah.
dapat kita jumpai pada logo dan
Wisata alam yang ada di Pekanbaru, yaitu
tagline
baru
Ikon
wisata Alam Mayang dan potensi yang
tersebut
berupa
pohon
beringin
tengah dikembangkan untuk menjadi ikon
kembar,
tugu,
andong,
wayang,
wisata sejarah yaitu di kawasan Sungai
keraton, becak, merapi, pantai dan
Siak, salah satunya yaitu adanya Water
lampu antik. Sembilan ikon tersebut
Front City (WFC), bus air dan cagar
menjadi acuan pembentukan logo dan
budaya rumah singgah Tuan Kadi. Tidak
tagline,
melupakan sejarah Kerajaan Siak Sri
Kota
Pekanbaru
Mirip
dengan
dimanfaatkan
Yogyakarta.
sehingga
komunikasi
yaitu
mengenai branding sebuah kota juga
Indrapura,
ditunjukkan melalui sebuah logo.
wisata
potensi
wisata
seni
Kota
Pekanbaru
memiliki
sejarah
yang
beberapa
Sebuah logo dan tagline tidak
peninggalannya diletakkan di Museum
hanya berupa kata-kata mengenai
Sang Nila Utama dan Perpusatakaan
114
Dyas Larasati & Muzayin Nazaruddin, Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru
Soeman HS, Mesjid Agung dan Mesjid
sebagai pintu gerbang budaya Melayu.
Raya
Kedua,
Senapelan.
Wisata
sejarah
ini
melakukan
sinergi
antar
menjadi saksi bisu bagi perkembangan
stakeholder agar terciptanya kerjasama
Kota Pekanbaru. Namun sayangnya, dari
yang baik, maka masing-masing pihak
hasil penelitian, peneliti melihat bahwa
akan fokus melaksanakan tugasnya untuk
Pemerintah
mencapai
branding
Ketiga,
melibatkan
kurang
Kota
Pekanbaru
dalam
sangat
mengoptimalisasikan
potensi yang ada, bahkan tidak ada upaya
pengusaha,
pembentukan
mengembangkan
strategi
city
branding.
Kota
dan
Pekanbaru.
warga pebisnis
dan
lokal, dalam
mengantarkan
Padahal, letak kota yang strategi dan
brand. Keempat, sebagai pintu utama
dikelilingi
menyambut
dengan
kabupaten
yang
kedatangan
wisatawan,
berpotensi dalam segi Sumber Daya Alam
tentunya, Kota Pekanbaru menjadi kota
(SDA) dan Bandara Sultan Syarif Kasim II
transit yang baiknya memanjakan mata
yang ada di Pekanbaru sebagai ibukota
wisatawan terhadap infranstruktur kota
Provinsi Riau, dapat menjadi peluang
yang kental akan budaya Melayu. Kelima,
besar bagi Kota Pekanbaru. Adapun Kota
perlunya pembentukan ruang publik yang
Pekanbaru memiliki potensi seni budaya,
mewakili
potensi kuliner, potensi alam, dan potensi
sebagai pintu gerbang budaya Melayu
sejarah.Melalui
seperti
optimalisasi
potensi
branding
Kota
pembentukan
taman
untuk
Kota Pekanbaru dapat mendatangkan
segala aktifitas pembangunan tidak lepas
pemasukan daerah yang cukup besar.
dari budaya Melayu yang telah melekat pada
Kota
kebudayaan.
terbuka
dengan membentuk strategi yang efektif,
Bukan hanya Pemerintah Kota
aktifitas
Pekanbaru
Pekanbaru.
Keenam,
Ketujuh,
Pekanbaru yang bertugas untuk mencapai
melibatkan masyarakat Kota Pekanbaru
branding kota tetapi seluruh stakeholder
khususnya anak muda yang saat ini
perlu
mendukung
memiliki gaya hidup urban. Kedelapan,
pembentukan city branding Pekanbaru.
komunikasi melalui sebuah tagline yang
Dalam upaya pembentukan branding
sesuai dengan brand yang telah dibuat
tersebut,
sebelumnya.Brand
turut
penulis
serta
merancang
strategi
tersebut
didukung
komunikasi yang mengacu pada kerangka
pula dengan pembuatan logo atau maskot
kerja branding kota oleh Kavartiz untuk
yang berhubungan dengan branding Kota
mempromosikan Kota Pekanbaru melalui
Pekanbaru.Tagline
beberapa media pendukung. Pertama,
dapat diletakkan di gapura, transit ads,
mengkaji ulang mengenai visi dan strategi
umbul-umbul, dan ruang publik lainnya.
tersebut
nantinya
yang berhubungan dengan branding kota
115
Jurnal komunikasi, Volume 10, Nomor 2, April 2016
DAFTAR PUSTAKA Buku Satori,
Djam’an dan Aan Komariah. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Syahbana, Boy. et. al. (2014). Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas. Jakarta Selatan: Makna Informasi. Data Skripsi/Jurnal Primasari, Ina et.al. (2013). City Branding Solo Sebagai Kota Wisata Budaya Jawa (Studi Deskriptif Kualitatif tentang City branding Solo sebagai kota wisata budaya Jawa oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Solo). Skripsi Sarjana pada FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta: tidak diterbitkan. Wijayanto, Ardy. (2014). Strategi Kegiatan Kehumasan Pemerintah Kota Dalam Membangun Identitas Kota Menjadi The New Singapore. Skripsi Sarjana pada FPSB UII: tidak diterbitkan.
116
Internet Fatmala, Dila. (2012). Perancangan City Branding Kota Bandung. http://elib.unikom.ac.id/gdl.php? mod=browse&op=read&id=jbptun ikompp-gdl-ditafatmal-2852 diakses pada tanggal 3 Februari 2016 pukul 21.05. Gonbe, Weirdbot. Metode Pengumpulan Data, http://www.academia.edu/80249 55/ METODE_ PENGUMPULAN_ DATA diakses pada tanggal 3 Mei 2015 pukul 13.29. Vanolo, Alberto. (2007). The Image of The Creative City: Some Reflections on Urban Branding in Turin. Vol. 25 issue 6, December 2007. http://www.sciencedirect.com/scie nce/article/pii/S02642751080007 72. Diakses pada tanggal 9 Juni 2015 pukul 20.22.