Pengelolaan Partisipasi, Potensi, Dan City Branding Sebagai Upaya Pengembangan Industri Pariwisata Di Kota Surabaya David Romandhona
[email protected] Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Abstract The research titled “The Management of Participation, Potential, and City Branding as effort Tourism Industry Development of the Surabaya City” it is research that uses qualitative descriptive method to get an understanding of a general nature and comprehensive on the existence of city branding “Sparkling Surabaya”. The purpose of this research are (1) to know the form of tourism industry development in Surabaya City. (2) to know the sources of potential tourism which is owned by Surabaya City as supporting the tourism industry development, (3) to know the form of stakeholder participation and involvement in the tourism industry development at Surabaya City. This research was carried out through four stages of the preparatory phase, collecting data, analysis of data, and preparation of the report. This research was conducted in Surabaya City, East Java Province. Source of the data in this research were obtained and collected through observation, in depth interviews, and the rest comes from the documentation like books, archives, journals, as well as the internet. Data was analyzed by reducing the data, presenting data and draw conclusion. Based on this research can be concluded that (1) The city of Surabaya has many advantages (geographical location is strategic, have many the potential of the tourism and culture, infrastructure of tourism is adequate) that can be utilized in order to pack up and developing the tourism industry. (2) City branding “Sparkling Surabaya” was chosen as the central theme of management and development tourism industry of Surabaya City in order to improve the quality and prestige of the Surabaya city’s tourism. (3) Coordination, synergy, and consistency still needed more closely again by the stakeholders in the role as their respective functions in order to realize the expected goals. Keywords: City Branding, Tourism Industry, Development, Role, Potential, Sparkling Surabaya, Stakeholder
Abstrak Penelitian yang berjudul “Pengelolaan Partisipasi, Potensi, dan City Branding Sebagai Upaya Pengembangan Industri Pariwisata Di Kota Surabaya” merupakan sebuah penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum dan menyeluruh terhadap keberadaan city branding “Sparkling Surabaya”. Penelitian dalam skripsi ini dimaksudkan untuk (1) mengetahui bentuk pengembangan industri pariwisata di Kota Surabaya, (2) mengetahui sumber-sumber potensi kepariwisataan yang dimiliki oleh Kota Surabaya sebagai penunjang pengembangan industri pariwisata, (3) mengetahui peran serta keterlibatan para AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 518
stakeholder dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahapan yaitu tahap persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara mendalam, dan selebihnya berasal dari data sekunder seperti buku, arsip, jurnal, maupun internet. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Kota Surabaya memiliki banyak keunggulan (letak geografis yang strategis, potensi sumber daya pariwisata dan budaya yang banyak, infrastruktur pariwisata yang memadai) yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengemas dan mengembangkan industri pariwisatanya. (2) City branding “Sparkling Surabaya” dipilih sebagai tema sentral pengelolaan dan pengembangan industri pariwisata Kota Surabaya dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas dan pamor kepariwisataan Kota Surabaya. (3) Koordinasi, sinergi, dan konsistensi masih diperlukan lebih erat lagi oleh para stakeholder dalam menjalankan peranan sebagaimana fungsinya masing-masing demi mewujudkan tujuan yang diharapkan. Kata Kunci: City Branding, Industri Pariwisata, Pengembangan, Peran, Potensi, Sparkling Surabaya, Stakeholder
Industrialisasi
Pendahuluan Sektor pariwisata dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan begitu pesat sebagai sebuah industri karena
ditunjang
oleh
situasi
keamanan dan hubungan politik yang kondusif sehingga dapat menjamin keberlangsungan aktifitas pariwisata. Rasa ingin tahu dan kekaguman akan keramahan, keunikan serta kekhasan budaya adalah salah satu dorongan seseorang untuk mengunjungi suatu daerah
kawasan
wisata
(Pendit,
2003:195). Faktor
kesejahteraan
juga
berperan dalam meningkatkan minat seseorang
untuk
modern
membuat
semakin banyak pekerja yang dapat menyisihkan waktu dan penghasilan mereka untuk berlibur melepas penat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Batasan wilayah seolah bukan lagi menjadi
penghambat
hasrat
seseorang untuk melakukan kegiatan wisata
pada
Kemudahan,
zaman
sekarang.
kecepatan,
dan
murahnya segala akses informasi, teknologi, maupun transportasi di era globalisasi saat ini, juga merupakan faktor penting lainnya yang membuat tingkat mobilitas sosial semakin tinggi (Yoeti, 2008:23).
berwisata. AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 519
Fenomena
tersebut
telah
Tahun 2006 tentang pengelolaan
merangsang persaingan ketat banyak
barang milik negara atau daerahnya
negara, tidak terkecuali Indonesia
bagi
untuk berlomba-lomba dan berbenah
penyelenggaraan pemerintah daerah
dalam mengelola, mengembangkan,
sesuai
dan mempromosikan pariwisata agar
Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 2 ayat 3
mampu
yang berbunyi:
menarik
kunjungan
perhatian
wisatawan
dan
dengan
sebanyak-banyaknya sehingga dapat menjadikan sektor pariwisata sebagai prioritas pemasukan utama untuk keperluan pembiayaan pembangunan negeri
serta
menyejahterahkan
wisatawan
daya
pariwisata
(alam,
budaya,
buatan) yang luar biasa melimpah, Pemerintah
Indonesia
melihat
fenomena ini sebagai sebuah peluang untuk semakin serius dan menyadari bahwa pariwisata merupakan aset potensial yang harus dimanfaatkan secara optimal. Salah satu upaya untuk mewujudkan dan melancarkan misi
tersebut
adalah
melalui
pemberdayaan potensi pariwisata, budaya dan karakteristik daerah yang ada di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik
sebagaimana Peraturan
telah
Indonesia, diatur
Pemerintah
dalam
Nomor.
6
dengan
sistem
Undang-Undang
“Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluasluasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah”.
masyarakatnya. Berbekal kekayaan sumber
serta
Realisasi
dari
penjelasan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
dan
Peraturan
Peraturan
Nomor. 6 Tahun 2006 diatas yaitu suatu daerah kebupaten atau kota mempunyai
kewenangan
menentukan
dan
kebijakan
atas
berdasarkan
melaksanakan
prakarsa
aspirasi
untuk
sendiri
masyarakat.
Pemerintah Daerah (kabupaten atau kota) dituntut kemampuannya untuk mengatur dan mengurus pengelolaan, menyangkut
pembiayaan
pelaksanaan
pemerintahan
pengembangan Pemerintah bersama-sama
di beserta
dalam dan
wilayahnya. masyarakat
bertanggungjawab
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 520
untuk
mengatur,
dan
pengembangan potensi daerah untuk
Asli
menciptakan identitas wilayahnya
nyata
yang selanjutnya mempromosikan
kemandirian atas daerahnya (Susanti,
produk khas yang dimiliki kepada
2012:1).
masyarakat
meningkatkan Daerah
mengelola
Pendapatan
sebagai
wujud
Kebijakan otonomi daerah
Mengingat
persaingan antar daerah yang begitu
merupakan
langkah
pemerintah
pusat
dengan
khususnya
menyerahkan
pembinaan
potensi
pariwisata, maka sebuah kota harus
Pemerintah
memiliki strategi dan upaya dalam
memudahkan
menunjukkan daya saingnya agar
pariwisata
strategis
luas.
kepada
Daerah
agar
pengembangan koordinasi
pariwisata
dalam
berbagai
pada
sektor
bidang, industri
dapat diperhitungkan.
daerah,
City branding muncul untuk
industri
merespon kondisi tersebut, dimana
pariwisata di seluruh Indonesia sudah
setiap daerah berusaha mengatur,
seharusnya dikelola lebih maksimal
mengurus,
lagi
pengelolaan potensi sumber daya
karena
pembangunan
dan
ketat
pembangunan
agar
mampu
terobosan
menciptakan
baru
untuk
dan
pariwisata
yang
mengembangkan
dimiliki
secara
mempertahankan dan meningkatkan
mandiri sehingga perencanaan yang
daya
ada
saing
daerah
secara
berkelanjutan
sekaligus
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
hanya
diimplementasikan
tetapi
dapat juga
mengangkat dan mengembangkan kekhasan kota sebagai brand yang
Kondisi peluang
tidak
ini
dan
menjanjikan
memberikan
tantangan kepada
yang setiap
bernilai
jual
tinggi
dengan
menonjolkan sensasi dan keunikan masing-masing
daerah
Pemerintah Kota atau Daerah untuk
memberikan
lebih
kenangan yang tidak akan terlupakan
kreatif
tindakan konstruktif,
dan
dalam
mengambil
kebijakan
efektif,
efisien,
yang
bagi
pengalaman
serta
wisatawan,
yang
dan
secara
dan
otomatis membuat wisatawan akan
partisipatif dalam mengoptimalkan
merasa ketagihan untuk berkunjung AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 521
kembali
(Anholt
dalam
Ismi,
2007:1).
asing maupun domestik lebih banyak yang datang, lebih banyak yang
City
branding
menuntut
tinggal,
dan
lebih
banyak
setiap daerah untuk berinovasi dalam
membelanjakan uangnya di daerah
menciptakan citra tertentu dibenak
tujuan
masyarakat
dalam
sehingga mampu membawa manfaat
kota.
bagi kota tersebut, khususnya bagi
memiliki
masyarakat lokal yang berada di
luas
merepresentasikan Industri
karakter
pariwisata
wisata
yang
keterkaitan dan pengaruh terhadap
lingkungan
suatu pencitraan negara atau kota,
pengembangan pariwisata.
sehingga penerapan city branding di Indonesia
wilayah
Beragam
daerah
tema
pariwisata
menjadi
yang diusung oleh berbagai daerah,
pemicu banyaknya kota atau daerah
maka tentunya membuat warna dan
di Indonesia untuk mampu membuat
kekayaan sumber daya pariwisata
sebuah gebrakan bagaimana dapat
Indonesia semakin membuat takjub
berbuat semaksimal mungkin agar
dan mendapat pengakuan dunia.
bisa menyajikan produk wisatanya
Beberapa daerah di Indonesia yang
dengan lebih baik, lebih murah, dan
menjadi pelopor dalam mematenkan
lebih menyenangkan disamping juga
image city branding diantaranya Bali
meningkatkan
yang
dengan “Shanti, Shanti, Shanti”,
dapat
Yogyakarta dengan “Never Ending
diperlukan
diharapkan
dikunjungi
pelayanan sehingga
Jakarta
dengan
“Enjoy
memanfaatkan aspek-aspek industri
Asia”,
pariwisata sebagai daya tarik daerah
Jakarta”,
yang mampu bersaing dengan kota-
“World’s City of Batik”, Solo dengan
kota lain yang ada di seluruh dunia
“The Spirit of Java”, Semarang
(Simomura, 2003:41).
dengan
City
branding
Pekalongan
“The
Beauty
dengan
of
Asia”,
harus
Bandung yang dikenal dengan jargon
diupayakan melalui kerjasama yang
”Emerging Creative City, dan tidak
baik dan kuat antar insan dan
terkecuali pula Kota Surabaya yang
komponen
dengan
berusaha meningkatkan citra positif
harapan dapat membuat wisatawan
dalam pemanfaatan dan pengelolaan
pariwisata
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 522
sumberdaya atau potensi pariwisata
menghindari
berbagai
dampak
yang dimilikinya.
negatif yang justru akan membawa
Posisinya yang strategis yaitu
kerugian pada kehidupan ekonomi,
sebagai salah satu pusat pintu masuk
sosial dan budaya masyarakat Kota
utama wisatawan yang datang ke
Surabaya. Pengembangan industri
Indonesia,
pariwisata dalam hal ini agar dapat
selain
Jakarta
dan
Denpasar, memberikan keuntungan
berjalan
tersendiri bagi Kota Surabaya yang
diperlukan kerjasama dan dukungan
sangat
yang terus berkesinambungan antar
potensial
untuk
secara
optimal,
dikembangkan menjadi suatu daerah
stakeholders
tujuan wisata. Faktor itulah yang
pengusaha jasa pariwisata (swasta),
melandasi
untuk
dan tentunya seluruh masyarakat
memperkuat citra Surabaya sebagai
Kota Surabaya sebagai faktor penting
kota pariwisata dengan membuat
dalam
sebuah
pengembangan industri pariwisata.
pemerintah
city
“Sparkling
branding
bertema
Surabaya”
sebagai
langkah
yaitu
maka
pemerintah,
keberhasilan
Adapun
sebuah
referensi
dari
nyata
untuk
penelitian terdahulu yang berkaitan
dan
memajukan
dengan tema skripsi ini salah satunya
potensi kepariwisataan yang ada
adalah penelitian dari Gusti Armandi
pada
Audy
memperkenalkan
Kota
Surabaya
(Anshori,
2008:34).
(2010)
D3
Pariwisata
Universitas Airlangga dengan judul “Sparkling Surabaya Sebagai City
Perencanaan pengembangan
Branding
Kota
Surabaya
(Studi
yang cermat, baik, dan matang perlu
Deskriptif Latar Belakang Program
dilakukan Pemerintah Kota Surabaya
Sparkling
dalam membuat sebuah image city
Mempromosikan
branding
Kota
agar
tujuan
untuk
Surabaya
Dalam
Kepariwisataan
Surabaya)”.
Hasil
dari
meningkatkan pamor pariwisata dan
penelitian ini dapat diketahui bahwa
kesejahteraan
Kota
strategi yang diterapkan pihak Dinas
Surabaya dapat terealisasi. Langkah
Pariwisata Kota Surabaya dalam
ini
mempromosikan
perlu
masyarakat
dilakukan
untuk
pariwisata
Kota
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 523
Surabaya, yaitu dengan cara promosi
atau kota, tapi juga sebagai strategi
yang dilakukan melalui program city
marketing bagi sebuah kota untuk
branding dengan tema “Sparkling
menjawab tantangan global, dalam
Surabaya”.
hal
Program
tersebut
ini
sebagai
upaya
dipromosikan melalui baliho-baliho
meningkatkan
serta mengikuti kegiatan promosi
keberlanjutan
pariwisata ke luar negeri.
Surabaya karena melalui branding
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka
peneliti
melalui
ini
tertarik
untuk
penelitian
mendeskripsikan
dan
mengupas
pamor
untuk
pariwisata
dan Kota
kota yang kuat, maka akan lebih mudah
mengundang
investor
maupun stakeholder terkait untuk turut
berpartisipasi
bersama-sama
tuntas secara mendalam mengenai
dalam
pengembangan industri pariwisata
memajukan industri pariwisata Kota
Kota Surabaya
Surabaya.
stakeholder masyarakat)
dan
peran para
(pemerintah, terkait
swasta,
mengembangkan
Diharapakan
dan
melalui
pengelolaan
penelitian ini kesamaan visi antar
potensi pariwisata Kota Surabaya
stakeholder yakni pemerintah Kota
melalui city branding dengan tema
Surabaya, pihak swasta, dan tentunya
“Sparkling
yang
masyarakat Kota Surabaya menjadi
semakin
semakin bersinergi serta dapat lebih
Surabaya”
diharapkan
dapat
mempertegas posisi Kota Surabaya
berperan
sebagai kota perdagangan dan jasa
mengoptimalkan
yang
pariwisata Kota Surabaya
semarak
dan
gemerlap
bermandikan cahaya akan potensi
menarik
pariwisata dan kegiatan budayanya.
sehingga
Penelitian ini penting untuk
aktif
pasar
dalam keunggulan untuk
yang
ditargetkan
eksistensi
industri
pariwisata Kota Surabaya dapat terus
dilakukan mengingat city branding
terjaga
perkembangannya
tidak hanya memberikan sentuhan
berkesinambungan.
secara
dan warna baru bagi sebuah daerah
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 524
Metode menjadi daerah tujuan wisata, maka Penelitian penelitian
ini
budaya
deskriptif
merupakan yang
bersifat
kualitatif
untuk
memperoleh pemahaman data-data umum dan menyeluruh terhadap pengelolaan potensi, partisipasi, dan jargon
keberadaan
“Sparkling
Surabaya” sebagai city branding Kota Surabaya.
peneliti memandang perlu meninjau kembali berbagai potensi pariwisata yang dimiliki untuk mengemukakan peran
para
stakeholder
mengembangkan city branding Kota Surabaya yang diharapkan mampu bersaing dengan daerah lain baik skala nasional maupun internasional dalam konteks industri pariwisata. Teknik
Penelitian dilakukan di Kota Surabaya sebagai salah satu dari daerah
di
Indonesia
yang
menerapkan city branding dalam rangka
mengemas
dan
mengembangkan
industri
pariwisatanya. Hal tersebut diambil karena adanya ketertarikan peneliti terhadap
perkembangan
aktifitas “Sparkling
program-program
Surabaya” yang dilaksanakan rutin pada setiap tahunnya. Pemilihan
Surabaya penelitian
setting
lokasi
bukan
tanpa
alasan,
bisnis
merupakan
dan
jasa
pengumpulan
data
dilakukan melalui kegiatan observasi serta wawancara mendalam pada subyek
penelitian
dengan
mengidentifikasi lima persyaratan dalam memilih informan yang baik yakni melalui enkulturasi penuh, keterlibatan
langsung,
suasana
budaya yang tidak dikenal, memiliki cukup waktu,
dan non analitik
dengan menentukan tujuan serta syarat
yang dirumuskan peneliti
dimana sang informan ialah yang
Kota
sebagai
Surabaya
dalam
melihat
kota
pusat
yang
memiliki
peranan strategis bagi
Indonesia
sekaligus memiliki peluang untuk
terlibat berkecimpung langsung serta betul-betul internal
dan
pariwisata dilanjutkan
memahami
situasi
eksternal
keadaan
Kota
Surabaya
dengan
dan
memilih
informan berdasarkan saran dari informan
sebelumnya
mengenai
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 525
subyek yang mampu memberikan
fungsional dari Radcliffe Brown
penjelasan memadai terhadap obyek
untuk
kajian penelitian (Spradley, 2010:65-
peranan antar struktur yang terlibat
73).
dalam proses pengembangan industri Teknik
dilakukan
analisis
peneliti
dengan
menjelaskan
fungsi
dan
data
pariwisata di Kota Surabaya, yakni
cara
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
mencatat semua data secara objektif
Data-data
dan apa adanya sesuai dengan hasil
dihubungkan untuk membentuk pola
observasi
dan dipadukan oleh peneliti sehingga
dan
wawancara
di
tersebut
lapangan kemudian mengembangkan
membentuk
deskripsi
sistematis. Hasil dari pengolahan
data
tersebut
memperoleh
guna
pemahaman
data
pengelolaan
penarikan
partisipasi, potensi, dan city branding
dilakukan
sebagai
merupakan
menyeluruh
tentang
upaya
dalam
suatu
kemudian
tersebut
struktur
yang
menjadi
dasar
kesimpulan peneliti.
yang
Kesimpulan
jawaban
atas
mengembangkan industri pariwisata
permasalahan yang diangkat dalam
di Kota Surabaya.
penelitian ini, untuk selanjutnya
Langkah selanjutnya peneliti
disajikan
dalam
laporan
yang
dengan
harapan
dapat
menganalisis lebih lanjut dengan
sistemis
menggunakan
struktural
mudah dipahami oleh para pembaca.
sejatinya
daerah tujuan wisata yang semarak
potensi
dan gemerlap akan berbagai jasa dan
teori
Hasil dan Pembahasan Kota memiliki
Surabaya
banyak
unsur
pariwisata yang layak untuk dikemas
layanan khas yang ditawarkan.
dan dipromosikan untuk menarik kedatangan
wisatawan
melalui
Posisi geografis yang sangat strategis dengan banyaknya potensi
program perencanaan pengembangan
sumber
daya
pariwisata
pariwisata kota yakni “Sparkling
lingkungan, wisata religi, wisata
Surabaya” agar mampu menguatkan
sejarah,
wisata
branding Kota Surabaya sebagai
belanja,
wisata
kuliner, museum
(wisata
wisata dan
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 526
monumen) maupun kegiatan event
padu membangun city branding guna
seni dan budaya yang ditawarkan
menunjang
beserta sarana dan prasarana yang
Surabaya sebagai kota perdagangan
memadai (akomodasi, transportasi,
(bisnis) dan jasa (industri pariwisata)
hiburan umum, travel agent, tourism
sesuai
information
pengembangan
center,
medis
dan
kesehatan) merupakan keunggulan Kota
Surabaya
yang
kesuksesan
visi
Kota
misi
dan
arah
kota
yang
telah
diberlakukan semenjak tahun 2005.
dapat
Terlepas
dari
munculnya
dimanfaatkan untuk mengoptimalkan
beragam respon dari berbagai pihak
“Sparkling
terkait pencetusan city branding
fungsi
city
branding
Surabaya” dalam upaya menarik
“Sparkling
sebanyak mungkin perhatian dan
melewati
kunjungan
musyawarah yang panjang akhirnya
wisatawan
domestik
maupun wisatawan mancanegara. Kota Surabaya secara spesifik telah
berusaha
setelah
Surabaya”, proses
pengkajian dan
“Sparkling Surabaya”
diresmikan
untuk dikenalkan dan disajikan oleh
melakukan
pemerintah pada tanggal 14 Juli 2006
diferensiasi dan spesialisasi dalam
melalui keputusan Wakil Walikota
upaya
sektor
Surabaya pada saat itu, yakni Bapak
dengan
Arif Afandi dengan nomor Surat
pengembangan
kepariwisataannya
menentukan “Sparkling Surabaya”
Penetapan
sebagai
untuk
perihal „Memasyarakatkan Sparkling
keseluruhan program pembangunan
Surabaya sebagai logo dan slogan
merek kota. Berawal dari inisiatif
Kota
Bapak Arif Afandi selaku Wakil
menjadikan Kota Surabaya sebagai
Walikota pada saat itu (tahun 2005)
daerah destinasi wisata yang tampil
untuk mengemas dan mengelola
bersinar dan berbinar, nyaman untuk
potensi sumber daya pariwisata yang
dihuni dan indah untuk dikunjungi
dimiliki oleh Kota Surabaya dengan
serta gemebyar dan gemerlap akan
menggerakkan
berbagai kegiatan event budaya dan
tema
sentral
berbagai
elemen
510/2486/436.5.12/2006
Surabaya‟
dengan
masyarakat yang terdiri dari para
pariwisatanya,
baik
skala
praktisi dan akademisi untuk bersatu
regional maupun internasional.
tujuan
lokal,
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 527
Penggunaan
asing
Kota Surabaya memiliki keunikan
dipilih karena city branding tidak
dan keistimewaan daya tarik wisata
hanya akan memberikan identitas
tersendiri yang membuat Surabaya
baru
alat
menjadi kota yang nyaman untuk
untuk
dikunjungi, kota yang indah untuk
menjawab tantangan global agar
dilihat, dan kota yang banyak event
Kota Surabaya dapat dikenal hingga
serta atraksi wisata dan budaya yang
lingkup
dapat dinikmati sepanjang hari oleh
tetapi
pemasaran
juga
istilah
sebagai
pariwisata
internasional
yang
merupakan tanggungjawab bersama
wisatawan
seluruh
wisatawan mancanegara.
elemen
yang
terkait
khususnya
Surabaya
Tourism
Promotion
Board
untuk
mempromosikan
“Sparkling
domestik
Realita
maupun
di
menunjukkan
lapangan
bahwa
pengetahuan
dan
tingkat pemahaman
Surabaya” secara luas baik didalam
masyarakat atas keberadaan city
Kota Surabaya maupun diluar Kota
branding “Sparkling Surabaya” bisa
Surabaya untuk menjangkau pangsa
dikatakan
pasar wisatawan yang lebih besar.
pemerintah juga tidak terlalu paham
masih
kurang.
Aparat
“Sparkling Surabaya” sendiri
betul atas makna dari implementasi
memiliki arti filosofis sebagai sebuah
“Sparkling Surabaya”, kepedulian
bentuk representasi dari keadaan dan
swasta masih terbatas hanya pada
capaian yang akan ditempuh oleh
keuntungan
semata,
Kota Surabaya yang dilambangkan
banyaknya
sikap
lewat tulisan berwarna biru dan hijau
generasi
yang
atas
pengembangan pariwisata kotanya.
hijaunya Kota Surabaya yang terletak
Hal ini membuktikan bahwa secara
dipinggir laut, pemerintahan yang
sistem,
baik, serta masyarakat yang enjoy
Surabaya dalam mensosialisasikan
living. Simbol lima bintang dengan
pengertian,
berbagai macam warna (merah, biru,
program-program
emas, kuning, jingga) mencerminkan
Surabaya” belum berfungsi secara
bahwa setiap sudut atau kawasan di
maksimal.
mengkomunikasikan
muda
peran
serta apatisme
terhadap
pemerintah
maksud,
tujuan,
masih dari arah
Kota
dan
“Sparkling
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 528
Pemerintah berusaha
sejatinya
untuk
“Sparkling
telah
menyematkan
Surabaya”
kedalam
pariwisata ialah para stakeholder yakni
pemerintah,
swasta,
dan
masyarakat lokal yang diharapkan
setiap aspek kehidupan masyarakat
dapat
yang mungkin pada langkah awalnya
keterlibatannya sesuai dengan fungsi
hanya
sektor
dan peranannya masing-masing sejak
pada
dari awal perencanaan hingga tahap
perjalanannya kemudian berkembang
pelaksanaan sehingga stabilitas dan
secara
harapan
eksistensi keberlangsungan program
masyarakat dapat menghayati dan
pengembangan industri pariwisata
menikmati secara utuh sehingga
yang
mampu menyentuh keseluruhan jati
keseluruhan dapat terjaga.
untuk
pariwisata
merestorasi saja,
luas
tetapi
dengan
memaksimalkan
dicanangkan
secara
diri masyarakat karena city branding
Berlandaskan penjelasan dari
“Sparkling Surabaya” sebenarnya
teori struktural fungsional yang telah
tidak hanya berhenti pada aktifitas
peneliti uraikan diatas, maka melalui
ekonomi, sosial, maupun budaya
penelitian ini peneliti berusaha untuk
saja, melainkan kepada seberapa
menunjukkan relasi fungsional serta
besar
menganalisis
city
branding
dikembangkan secara
terus
dan
ini
bisa
dilestarikan
menerus
oleh
masyarakat Kota Surabaya. Pengembangan
peranan
stakeholder
yang
upaya
pengelolaan
para
terlibat
dalam dan
pengembangan industri pariwisata di industri
Kota Surabaya melalui implementasi
pariwisata merupakan suatu kegiatan
city branding “Sparkling Surabaya”,
kompleks yang terdiri dari struktur-
karena kesuksesan pengembangan
struktur yang saling berintegrasi
industri pariwisata didasarkan pada
secara fungsional, saling bergantung,
faktor
dan saling mempengaruhi antara
langsung antara beberapa pihak yang
struktur yang satu dengan struktur-
sudah
struktur
dengan peran dan fungsi pokoknya
lainnya.
Struktur-struktur
tersebut dalam konteks pengelolaan dan
pengembangan
terjalinnya
disebutkan
kolaborasi
diatas
sesuai
(Yoeti, 2008:1).
industri AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 529
Pada
perkembangannya,
dapat lebih maju. Wilayah yang
melalui relasi yang baik diantara
strategis dengan potensi sumber daya
berbagai pihak, upaya yang serius,
pariwisata yang memadai belum
perencanaan
menjamin
strategi
yang
matang,
yang
tepat,
dan maka
kesuksesan
program-program
apabila
kegiatan
event
pengelolaan industri pariwisata Kota
budaya dan pariwisata yang disusun
Surabaya dapat dikatakan berhasil.
dijalankan sendiri-sendiri tanpa ada
Hal ini dikarenakan masyarakat,
keterkaitan dan keterikatan satu sama
pihak swasta maupun Pemerintah
lain, oleh karena itu diperlukan
Kota Surabaya sebagai stakeholder
kesamaan pandangan dan komitmen
utama
telah
diantara para stakeholder dengan
menjalankan fungsi dan peranan
melakukan kerjasama, koordinasi,
sebagaimana
dan sinergi untuk merealisasikan
secara
umum
mestinya
dengan
memberikan apresiasi dan partisipasi
tujuan
yang positif terhadap implementasi
industri pariwisata Kota Surabaya
program city branding “Sparkling
yang
Surabaya”.
keuntungan dan manfaat bagi semua
Namun pada prosesnya masih perlu adanya perbaikan berkenaan
visi
misi
tentunya
pengembangan
bisa
memberi
pihak. Berikut
secara
sederhana
dengan
munculnya
pola
pikir
dapat peneliti rangkum dalam tabel
sektoral
sebagai
akibat
dari
terkait fungsi dan peranan para
kurangnya koordinasi dan sinergi
stakeholder
diantara
yang
pengembangan industri pariwisata di
akan
Kota Surabaya.
disadari
para atau
stakeholder tidak,
dalam
upaya
menghambat pengembangan industri pariwisata di Kota Surabaya. Para birokrat dari masingmasing instansi pemerintah maupun swasta harus menghilangkan pola pikir sektoralnya jika menginginkan industri pariwisata Kota Surabaya AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 530
Peran Stakeholder Pada Pengembangan Pariwisata Kota Surabaya Aktor Peran
Pemerintah
Pembuat peraturan dan kebijakan arah pengembangan pariwisata Pembentuk badan khusus promosi pariwisata Mencari dan memilih duta wisata „Cak Ning‟ sebagai mitra pemerintah Alokasi anggaran biaya promosi pariwisata Memperbaiki dan membangun infrastruktur pariwisata Pemberi pelatihan dan pemberdayaan masyarakat Sosialisasi program dan kegiatan “Sparkling Surabaya” Menjalin relasi dengan berbagai pihak dalam hal pengembangan pariwisata Swasta Bagian aktif saat perumusan “Sparkling Surabaya” sekaligus anggota aktif dari Surabaya Tourism Promotion Board. Menjadi co-branding, bekerjasama dengan pemerintah untuk mempromosikan“Sparkling Surabaya” Berkontribusi meningkatkan pendapatan asli daerah melalui sektor penerimaan pajak usaha dan jasa pariwisata (akomodasi, transportasi, restoran, bisnis travel agen, pusat oleh-oleh, dll) Pengguna masyarakat sebagai tenaga kerja sehingga mengurangi resiko terjadinya banyak pengangguran Masyarakat Aktif berpartisipasi dan meramaikan program “Sparkling Surabaya” Bagian aktif saat perumusan “Sparkling Surabaya” sekaligus anggota aktif dari Surabaya Tourism Promotion Board. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membiasakan sikap hidup bersih Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan Kota Surabaya Menjaga dan merawat fasilitas serta infrastruktur pariwisata Menjadi tuan rumah yang ramah dan solutif sehingga mampu menciptakan citra positif di benak wisatawan Sumber: Data Lapangan
Simpulan Berdasarkan
hasil
dari
mengelola
dan
memanfaatkan
pembahasan tentang city branding
potensi sumber daya pariwisata yang
“Sparkling Surabaya”, pengelolaan
ada untuk lebih menarik kunjungan
potensi pariwisata, dan pengelolaan
wisatawan. Hal ini telah dibuktikan
partisipasi
dengan
sebagai
seluruh strategi
stakeholder pengembangan
semakin
kreatif
dan
banyaknya kegiatan event budaya
industri pariwisata di Kota Surabaya
dan
maka
simpulkan
nasional, hingga internasional yang
bahwa Kota Surabaya telah berupaya
diselenggarakan secara rutin tahunan
semaksimal
baik oleh pemerintah Kota Surabaya
dapat
peneliti
mungkin
dalam
pariwisata
berskala
lokal,
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 531
maupun dari pihak swsata sehingga
sarana dan prasarana pariwisata yang
membuat
memadai
Kota
Surabaya
kian
semarak.
untuk
memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi
Pencanangan city branding “Sparkling Surabaya” adalah bukti
wisatawan yang datang ke Kota Surabaya.
nyata keseriusan semua pihak untuk mengembangkan
Komitmen dan usaha gigih
mengelola
dan
yang
berkelanjutan
Surabaya
sebagai
kota
destinasi
pariwisata
yang
unggul
melalui
berkoordinasi dan bersinergi terkait
berbagai
potensi
obyek-obyek
penerapan city branding “Sparkling
stakeholder
untuk
perlu
dari
seluruh
terus
saling
pariwisata yang dimiliki, program-
Surabaya”
dilakukan
agar
program dari “Sparkling Surabaya”
dapat mengangkat citra pariwisata
yang tentunya pula didukung dengan
Kota Surabaya di mata publik.
ketersediaan berbagai fasilitas serta
Daftar Pustaka Anshori
Y
&
Satrya
Sparkling
(2008) Surabaya
s1-2011-audygustia18553&q=sparkling+surabay
Pariwisata dengan Huruf L.
a. [Diakses 20 Mei 2015
Surabaya:
Pukul 15.15 WIB].
Media
Bayu
Publishing. Ismi, SM (2007) Analisis Implementasi City
Audy, Gusti A (2010) Sparkling Surabaya Sebagai City
Branding
Kota
Surabaya. Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga,
Surabaya.http://adln.lib.unair. ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-
Branding (Studi pada Kota Batu, Jawa Timur). Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya,
Malang. http://jimfeb.ub.ac.id/index.p hp/jimfeb/article/view/2036.[ AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 532
Diakses 12 September 2015].
Wisata
Goa
Tabuhan
Hal:1.
Seabagai
Daerah
Tujuan
Wisata (Tourist Destination Area)
Pendit, Nyoman S (2003) Ilmu
Pariwisata
Sebuah
Di
Kecamatan
Desa
Wareng Punung
Pengantar Perdana. Jakarta:
Kabupaten Pacitan. Skripsi:
PT. Pradnya Paramita.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Simomura, B (2003) Aura
Merek:
Membangun
Sebelas 7
Langkah
Merek
yang
Universitas Maret,Surakarta.
Hal:1.http://jurnal.fkip.uns.ac. id/index.php/ptik/article/dow
Kuat. Jakarta: PT. Gramedia
nload/15/9.
Pustaka Utama.
September 2015 Pukul 10.30
Spradley, James P (2010) Metode
[Diakses
10
WIB]. Yoeti, Oka A (2008)
Etnografi.Yogyakarta:PT.
Ekonomi
Tiara WacanaYogya.
Introduksi,
Pariwisata: Informasi,
dan
Implementasi. Jakarta: PT. Susanti, Y (2012)
Kompas Media Nusantara.
Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Objek
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 533