perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
POTENSI DAN PENGEMBANGAN PANTAI DRINI SEBAGAI OBYEK WISATA ANDALAN DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL
LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Pendidikan Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Disusun Oleh: DIMAS TRI ANGGORO C9407038
D III USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Jadilah diri sendiri (Penulis)
Kegagalan adalah keberhasilan yang belum terwujud (Penulis)
Fokuslah pada tujuan utamamu (Penulis)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan
setulus
hati
penulis
mempersembahkan Tugas akhir ini untuk : 1. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu berdoa dan mensupport semua usaha yang telah aku lakukan. 2. Kedua kakak terbaikku yang selalu memberi semangat dan dukungan moril di saat penulis menyusun Tugas Akhir ini.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan TA ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi guna menyelesaikan program studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Dalam penelitian tugas akhir ini penulis menyadari tidak dapat lepas dari bimbingan, arahan, bantuan, tuntunan dan motivasi dari bebagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs Riyadi Santosa, M. Ed, Ph. D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2.
Ibu Dra.Isnaini W.W, M .Pd selaku Ketua Program Studi D III Usaha Perjalanan Wisata
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan motivasi dan pengarahan sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. 3. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd selaku Sekretaris Program dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan nasehat, pengarahan dan tuntunan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 4. Ibu Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun yang sangat membantu dalam proses perkuliahan penulis. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Bapak Yunus Effendi dan Bapak Eli Martono selaku Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul yang senantiasa membantu sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 6. Segenap Dosen pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya. 7. Keluargaku, Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberiku segalanya serta doa yang tidak pernah putus bagi penulis, kedua kakakku terutama mas Toni yang tidak henti-hentinya mendorong dan memotivasi penulis agar Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 8. Teman-teman seperjuanganku.: Sony, Lilik, Supanto, Ika, Topik, Hasda, Burhan, Mayar, Dani, Ika Budi, Onik Sahabat-sahabatku : Arsa, Bangkit, Tito, Hasan, Rosyid, Sayid, Diky, Didan, Mas Arif , Gilar, Pambudi, Marisa, Okta, Lukman, Eva dan Alm Syaiful Adib terima kasih atas segala support dan dukungan kalian. 9. Teman-temanku jurusan D3 Usaha Perjalanan Wisata angkatan 2007, terima kasih atas dukungan dan semangatnya, semoga kebersamaan kita tetap terjaga. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan tugas akhir ini. Harapan penulis semoga tugas akhir commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca yang budiman serta pihakpihak yang berkepentingan dengan penyusunan tugas akhir ini.
Surakarta, Agustus 2011 Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bentuk-Bentuk Pariwisata Jenis-Jenis Pariwisata Pengembangan Objek Wisata F.Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian 2. Teknik Pengumpulan Data 3. Teknik Analisis Data BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH GUNUNGKIDUL DALAM MASALAH PARIWISATA A. Sejarah Kabupaten Gunungkidul B. Gambaran Umum Kabupaten Gunungkidul C. Kebijakan Pemerintah Gunungkidul Untuk Pengembangan Pariwisata D. Potensi Objek Wisata Di Kabupaten Gunungkidul BAB III UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI DRINI GUNUNGKIDUL BESERTA BEBERAPA KENDALANYA A. Daya Tarik Objek Wisata Pantai Drini B. Analisis Swot Objek Wisata Pantai Drini 1. Kekuatan (Strenght) 2. Kelemahan (Weakness) 3. Peluang (Opportunity) 4. Ancaman (Threats) C. Rencana Pengembangan Objek Wisata Pantai Drini D. Kendala-Kendala Dalam Pengembangan Objek Wisata Pantai Drini commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Daftar Jumlah Pengunjung Pantai Drini BAB IV PENUITUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Informan . Lampiran 2 Surat Bukti Observasi . Lampiran 3 Peta Kabupaten Gunungkidul . Lampiran 4 Foto Gerbang Masuk Objek Wisata Bahari Gunungkidul Dan Tempat Parkir Pantai Drini . Lampiran 5 Foto Lapak-Lapak Penjual Es Kelapa Muda Dan Makanan . Lampiran 6 Foto Pantai Drini pada Bagian Timur . Lampiran 7 Foto Bukit Karang Yang Terdapat Di Pantai Drini . Lampiran 8 Foto Hamparan Pasir Dan Terumbu Karang di Pantai Drini . Lampiran 9 Foto Pantai Drini pada Bagian Barat . Lampiran 10 Foto Para Wisatawan Sedang Bermain Dan Berfoto Di Pantai Drini . Lampiran 11 Foto Para Wisatawan Sedang Bermain Di Karang-Karang . Lampiran 12 Foto Para Nelayan Yang Sedang Mencari Ikan . Lampiran 13 Foto Pemandangan Pantai Drini Dilihat Dari Atas Bukit . Lampiran 14 Foto Lapak-Lapak Penjual Dilihat Dari Atas Bukit .
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1 Daftar Hotel Di Gunungkidul . Tabel 2 Daftar Rumah Makan Di Gunungkidul . Tabel 3 Daftar Biro Perjalanan Wisata Di Gunungkidul . Tabel 4 Daftar Industri Kerajinan Dan Cinderamata Di Gunungkidul . Tabel 5 Daftar Sarana Pelayanan Kesehatan Di Gunungkidul . Tabel 6 Daftar Sumber Daya Kesehatan Di Gunungkidul . Tabel 7 Daftar Rumah Sakit,Puskesmas,Apotik Dan Dokter Di Gunungkidul .
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Dimas Tri Anggoro.2011. C9407038. Potensi Dan Pengembangan Pantai Drini Sebagai Objek Wisata Andalan Di Kabupaten Gunungkidul. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Laporan tugas akhir ini mengkaji dan meneliti tentang potensi wisata dan pengembangan Pantai Drini. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengali potensi wisata pantai Drini dan usaha-usaha pengembangannya serta kendala-kendala yang dihadapi dalam usaha pengembangannya. Penulisan laporan Tugas akhir ini disajikan secara deskriptif untuk memperoleh rincian dan gambaran sistematik tentang berbagai informasi yang berhubungan dengan potensi objek wisata dan usaha pengembangannya. Metode pengumpulan data menggunakan observasi secara langsung di lokasi objek wisata pantai Drini, wawancara dengan beberapa narasumber yang dapat memberikan data dan fakta yang akurat dan studi dokumen serta studi pustaka. Data yang diperoleh terkumpul, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek wisata pantai Drini memiliki beberapa potensi wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung antara lain : lokasi kegiatan wisatawan dengan kegiatan nelayan dipisah sehingga memudahkan para wisatawan untuk melakukan aktivitas wisata serta Zona interdial paling panjang (bentuk pantai paling landai), sehingga dapat untuk dilakukan dan dikembangkan untuk wisata pendidikan berupa studi biota laut. Metode pengembangan yang dilakukan menggunakan metode analisis pendekatan 4 A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Aktivitas). Belum masuknya aliran listrik ke Kawasan objek wisata pantai Drini menjadi salah satu kendala dalam usaha untuk mengembangkan pantai Drini. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah objek wisata pantai Drini mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi objek wisata andalan di Gunungkidul. Selain itu, kawasan pantai Drini juga mempunyai alam fisik yang memadai sebagai modal awal untuk pengembangan seperti biota terumbu karang, hamparan pasir putih, rumput laut dan kejernihan airnya sehingga kita dapat melihat dengan jelas terumbu karang dan rumput lautnya.
commit to user
xiii
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan objek wisata, termasuk di dalamnya pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan definisi wisata sendiri adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (Pendit, 1994: 16). Dalam pengembangan kepariwisataan wilayah perlu memperhatikan potensi objek-objek wisata atau daya tarik wisata yang dimiliki, karena terkait dengan supply wisata. Dengan supply yang optimal akan mempengaruhi peningkatan demand wisata. Objek-objek wisata ini akan lebih efektif pengembangannya jika dilakukan secara bersama-sama. Objek wisata unggulan diharapkan akan menginduksi objek wisata sekitarnya yang belum maju, sehingga kesemuannya akan terpadu membentuk suatu wilayah pariwisata yang maju. Untuk itu keterkaitan yang terbentuk antar objek wisata merupakan faktor yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Objek-objek wisata yang secara spesial berdekatan dan berkarakter atraksi sama akan di kelompokkan menjadi satu agar lebih efektif dalam penyediaan fasilitas pendukung wisata. Dengan demikian, dalam pengembangan pariwisata untuk memperlama masa tinggal wisatawan, sangat penting apabila keberadaan objek-objek wisata di suatu wilayah diupayakan untuk berkembang secara bersama dan tidak terpisah-pisah, sehingga commit to user dalam pertumbuhannya tidak tercipta kesenjangan antar objek. Suatu objek wisata
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
harus memenuhi tiga kriteria agar objek wisata tersebut banyak diminati pengunjung, yaitu : a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut. b. Something to do adalah agar wisatawan yang berkunjung dapat melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia , relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal. c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985: 164).
Perkembangan pariwisata Indonesia telah dimulai sejak masa penjajahan Belanda. Berbagai keanekaragaman potensi wisata yang dimiliki mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Salah satu aset wisata Indonesia yang menarik wisatawan minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung adalah obyek-obyek wisata yang terdapat di Yogyakarta dan sekitarnya, khususnya di kabupaten Gunung Kidul. Di daerah ini ada beberapa obyek dan daerah tujuan wisata yang menarik wisatawan untuk dikunjungi salah satunya obyek wisata pantainya yaitu Pantai Drini yang terletak kurang lebih 65 km dari kota Yogyakarta tepatnya di desa Banjarejo, Kecamatan Tepus, commit to user Kabupaten Gunungkidul. Pantai Drini atau sering disebut pantai perawan selatan
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jawa. Disebut demikian karena belum banyak para wisatawan mengetahui dan menjamah pantai tersebut, melewati daerah perbukitan yang berkelok - kelok untuk mencapai pantai Drini, juga banyak pemandangan perbukitan yang indah selama perjalanan. Pantai Drini letaknya didaerah terpencil yang diapit dua bukit besar dan bukit - bukit kecil, sehingga membuat pantai ini seolah - olah terisolasi dari dunia luar. Pemandangan indah, asri, dan pantai yang masih perawan dengan hamparan pasir putih yang indah serta udara yang sejuk, membuat pantai ini berbeda dibandingkan pantai - pantai yang lainnya. Pantai Drini memiliki udara yang sejuk dan suhu air laut lebih dingin dibandingkan pantai lainnya karena dikelilingi oleh bukit yang besar sehingga sinar terik matahari yang panas tidak menerpa pantai. Pantai Drini ini mempunyai potensi cukup pesat jika dikelola dengan baik dan bahkan bisa menjadi obyek wisata andalan untuk daerah Gunung Kidul dan sekitarnya. Daya tarik yang terdapat di obyek wisata ini adalah terdapat pulau karang yang tumbuh pohon Drini dan konon kayunya dapat dipakai sebagai penangkal ular berbisa. selain itu, hamparan pasir putih yang indah, disinari oleh cahaya alam dan kesejukan udara pantai. Keadaan di pantai Drini sangatlah bersih, hamparan pasir putih yang terbentang luas, kejernihan lautnya membuat kita bisa melihat dengan jelas karang dan rumput lautnya. Pantai ini adalah salah satu permata indah yang ada di pesisir Gunung Kidul Yogyakarta. Pantai Drini sangat indah karena memiliki keasrian alam yang justru menjadi daya tarik wisata di pantai ini. Berada dibalik perbukitan membuat pantai Drini terkesan tersembunyi.
Pantai
ini
seakan
malu
menunjukkan
kecantikan
dan
kelokannya. Pantai Drini begitu landai hingga Anda dapat berjalan-jalan di tepi pantai dengan tenang tanpa takut khawatir tersapu ombak yang di pantai ini commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ternyata juga tidak terlalu besar. Ombaknya seperti mengajak untuk bermain-main agar kaki Anda basah oleh air laut pantai ini
Pantai Drini semakin menarik karena pantai ini masih alami, sehingga benar-benar bersih dari sampah atau kotoran yang biasanya ada di pantai-pantai wisata lainnya. Keasrian alam pantai ini membuat para pengunjung betah berlama-lama menikmati keindahan Pantai Drini. Apalagi di pantai ini terik matahari menjadi tidak terasa sementara kesejukan udara membuat Anda semakin nyaman berwisata di pantai Drini. Daya tarik lain yang dimiliki oleh Pantai Drini adalah banyaknya biota laut yang terdapat disana. maka dengan berbekal pengalaman dan motivasi tinggi penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Potensi dan Pengembangan Pantai Drini sebagai Obyek wisata Andalan di Kabupaten Gunungkidul”. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan arah dalam hubungannya dengan judul yang dipilih. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Potensi dan daya tarik wisata apa saja yang terdapat di Objek Wisata Pantai Drini 2. Usaha apa saja yang dilakukan dalam rangka pengembangan objek wisata Pantai Drini agar menjadi obyek wisata unggulan di Kabupaten Gunungkidul 3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam rangka pengembangan objek wisata Pantai Drini commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai dari hasil penelitiannya.serta untuk memberikan kegunaan, baik bagi peneliti maupun kepentingan ilmiah. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Potensi dan daya tarik wisata apa saja yang terdapat di objek wisata Pantai drini. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan objek wisata Pantai Drini agar menjadi obyek wisata unggulan di Kabupaten Gunung Kidul 3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan objek wisata Pantai Drini
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca kaitannya tentang obyek wisata Pantai Drini 2. Bagi kalangan akademik dapat digunakan sebagai referensi tambahan dalam melakukan penelitian sejenis atau yang berkaitan. 3. Bagi pengelola obyek wisata Pantai Drini dapat digunakan sebagai acuan/perbandingan dalam rangka pengembangan kawasan obyek wisata Pantai Drini.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Kajian Pustaka Berkenaan dengan pariwisata ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan
pariwisata
yang
perlu
diketahui
seperti
pengertian
pariwisata,
kepariwisataan, wisatawan, objek wisata, potensi wisata, pengembangan, bentukbentuk pariwisata, jenis-jenis pariwisata dan pengertian pengembangan objek wisata. Pariwisata mempunyai arti yang luas dan bermacam-macam definisi telah dilontarkan oleh beberapa ahli-ahli pariwisata sedangkan menurut H. Kodyat (1983: 4) dijelaskan bahwa pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok. Sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Kepariwisataan mempunyai pengertian keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan wisatawan (sumber : Ditjen Pariwisata R.I.). Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal disuatu negara tanpa memandang kewarganegaraan, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanan dapat diklasifikasikan pada salah satu hal berikut ini: a. Memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi , liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olah raga b. Bisnis atau mengunjungi keluarga (Happy Marpaung, 2002: 36).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Happy Marpaung (2002: 78) dijelaskan bahwa
7 digilib.uns.ac.id
objek wisata
adalah suatu bentuk atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengujung untuk datang kesuatu daerah atau tempat tertentu Potensi wisata merupakan segala sesuatu dan keadaan yang baik yang nyata dan dapat diraba , maupun yang tidak teraba yang digarap dan diatur serta disediaan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat/ dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai kemampuan faktor dan unsur yang diperlukan atau menentukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian, benda maupun layanan/jasa-jasa (R.S Damardjati, 1995: 70). Pengembangan adalah suatu hal yang sangat penting bagi keberadaan suatu obyek wisata. Dengan adanya pengembangan pariwisata maka potensi yang ada di suatu obyek wisata akan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pengembangan merupakan suatu proses/usaha untuk menggali atau memanfaatkan, memperluas atau meningkatkan potensi suatu daerah untuk menjadi lebih baik, maju dan sempurna baik yang sekarang maupun yang akan datang. ( Direktorat jenderal Pariwisata, 1987) Dalam dunia pariwisata mengenal beberapa bentuk- bentuk pariwisata yang kesemuannya tersebut mengandung pengertian yang berkaitan satu sama lain Menurut Nyoman S. Pendit (1981 : 31-32) dijelaskan bahwa bentuk-bentuk pariwisata dapat dibagi menurut kategori dibawah ini : a. Menurut Asal Wisatawan Bahwa menurut asal wisatawan yang perlu diperhatikan adalah apakah wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Jika wisatawan itu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
dari oleh dalam negeri disebut wisatawan domestik. Sedangkan wisatawan yang berasal dari luar negeri dinamakan wisatawan mancanegara. b. Menurut Akibat Terhadap Neraca Pembayaran Kedatangan wisatawan mancanegara adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti membawa efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjungi. c. Menurut Jangka Waktu Kedatangan wisatawan di suatu tempat atau negara, diperhitungkan pula lama tinggal ditempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan jangka panjang. d. Menurut Jumlah Wisatawan Perbedaan ini diperhitungkang atas wisatawan yang datang, Apakah wisatawan tersebut datang sendiri atau dalam rombongan. Maka timbullah istilah-istilah pariwisata tunggal (Individual Tourism) dan pariwisata rombongan (Group Tourism). e. Menurut Alat Angkut Yang Dipergunakan Dilihat dari segi penggunaan transpotasi yang dipergunakan oleh wisatawan, dapat dibagi menjadi transpotasi udara, kapal laut, kereta api dan mobil, tergantung apakah wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil. Dunia pariwisata mengenal beberapa macam jenis-jenis wisata yang diminati oleh para wisatawan, munculnya beberapa jenis-jenis wisata tersebut commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disebabkan oleh permintaan dan beragamnya keinginan wisatawan untuk berwisata dengan macam-macam pilihan wisata diantara jenis-jenis wisata tersebut adalah sebagai berikut : a. Wisata Budaya (Cultural Tourism) yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya atas dasar keinginan atau adanya daya tarik seni budaya atau suatu tempat atau daerah. Jadi yang merupakan objek kunjungannya itu adalah warisan nenek moyang, misalnya berbentuk benda-benda kuno, seni tari, seni musik atau kegiatan yang bermotif sejarah dan disamping itu ingin mendapat kepuasan dari hasil kebudayaan suatu negara. b. Wisata Kesehatan (Health Tourism) yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya adalah dalam rangka untuk menyembuhkan suatu penyakit, atau memulihkan kesehatan di suatu negara misalnya berkunjung ke mata air panas dan mandi lumpur. c. Wisata Komersial (Commercial Tourism) yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya dikaitakan dengan kegiatan perdagangan nasional, internasional misalnya sering diadakannya kegiatan Expo, Pekan Raya, Pameran Indistri dan lain-lain. d. Wisata Olahraga (Sport Tourism) yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan untuk melakukan kegiatan olahraga yang disenangi atau untuk menyaksikan suatu peseta olahraga disuatu tempat atau negara tertentu. e. Wisata Konferensi (Conference Tourism) commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya dilakukan untuk suatu pertemuan, konferensi, dimana para pesertanya juga memerlukan fasilitas kepariwisataan seperti transpotasi, akomodasi, serta pembelian souvenir, sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. f. Wisata Belanja (Shopping Tourism) yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya mengunjungi objek wisata sekaligus mengunjungi suatu pusat perbelanjaan tradisional, pusat oleholeh, souvenir serta benda-benda pernak-pernik ciri khas daerah atau negara yang dikunjungi sebagai koleksi pribadi atau bahkan untuk dijual lagi didaerah atau negara asalnya. g. Wisata Politik (Political Tourism) yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalananya untuk melihat suatu keadaan pariwisata atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan yang diadakan oleh suatu negara. h. Wisata Rekreasi (Recreational Tourism) yaitu jenis pariwisata
yang maksud dan tujuan perjalanannya untuk
mengembalikan kekuatan fisik maupun mental setelah melakukan pekerjaan atau tugas rutin. Dalam rangka usaha pengembangan suatu objek dan daya tarik wisata ada beberapa metode analisis yang dapat digunakan yaitu metode analisis 4 A. Menurut Samsuridjal D dan Kaelany dalam buku peluang di bidang pariwisata tahun 1997 pengembangan objek dan daya tarik wisata dapat menggunakan analisis 4 A analisis 4 A meliputi : a.Atraksi Wisata
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu
bahwa
daerah
tersebut
harus
mempunyai
iklim
yang
baik,pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah dan juga di dukung oleh kejadian atau peristiwa yang dilaksanakan di tempat tersebut seperti konggres, pameran atau peristiwa olahraga. b.Aksesibilitas yaitu tempat tersebut harus dekat jaraknya atau terjadinya transportasi ke tempat tersebut itu secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman. c.Amenitas yaitu terjadinya berbagai fasilitas seperti tempat-tempat penginapan, restoran, tempat hiburan, local transport dll.yang memungkinkan wisatawan bepergian di tempat tersebut serta adanya alat komunikasi. d.Aktivitas yaitu kegiatan yang dilakukan di obyek wisata seperti memancing, berenang, jelajah hutan, trekking dll
F. Metode Penelitian Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, untuk mencapai tingkat ketelitian, jumlah dan jenis yang dihadapi. Akan tetapi dengan mengadakan klasifikasi berdasarkan pengalaman, dapat ditentukan teratur dan terpikirkan alur yang rntut dan baik untuk mencapai sesuatu. Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, gejala, hipotesa, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah (Sutrisno Hadi, 1998: 4). Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data diperinci sebagai berikut : commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pantai Drini yang terletak di desa Banjarejo, Kecamatan Tepus,
Kabupaten Gunung Kidul, kurang lebih 65 km dari kota
Yogyakarta. 2.Teknik Pengumpulan Data : a. Metode Wawancara Menurut Endar Sugiarto dan Kusmayadi (2000: 85) wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan responden, sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam. Metode wawancara, disebut juga interview dalam hal ini dijadikan sebagai cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti atau seseorang yang ditugasi dengan subjek penelitian atau responden atau sumber data. Peneliti menyusun terlebih dahulu pedoman wawancara yang berisi garisgaris besar pertanyaan tentang permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan sampel nara sumber peneliti memilih informan yang dianggap lebih tahu dan dipercaya mengetahui dan menguasai permasalahan yang akan dibahas, seperti wawancara dengan staf-staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul, penduduk setempat yang bertempat tinggal di sekitar Pantai Drini. b. Metode observasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual dalam artian data yang dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung. (Endar Sugiarto dan Kusmayadi, 2000: 84-85). Dalam penelitian ini observasi dilakukan di Pantai Drini, Gunung Kidul serta di kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum masalah yang dikaji sehingga penelitian akan terarah untuk mendapatkan deskripsi nyata tentang permasalahan yang akan dibahas. Dalam hal ini peneliti mengkaji atau meneliti tentang Potensi wisata yang terdapat di pantai Drini serta pengembangannya. c.Dokumen Peneliti juga mengunakan studi dokumen, dalam hal ini peneliti menggunakan dokumen berupa arsip-arsip dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul, soft copy data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul serta buku-buku tentang kepariwisataan. d.Studi Pustaka Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang relevan meliputi literature, referensi maupun buku-buku yang mendukung penelitian. Studi pustaka merupakan data pendukung yang dapat digunakan sebagai acuan pembahasan permasalahan dalam penelitian baik segi instansi terkait maupun yang lain melalui buku-buku untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh. Studi Pustaka yang digunakan dalam penelitian ini commit user yang berkaitan dengan masalah adalah dengan cara membaca buku dan to tulisan
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang diteliti dan data yang diperoleh dari buku-buku teori, perpustakaan Laboraturium Tour DIII Usaha Perjalanan Wisata maupun informasi dari pihak pengelola Pantai drini dan Dinas Pariwisata Gunung Kidul. 3. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh kemudian dianalisis peneliti berdasar analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah berusaha mendeskripsikan hubungan antara fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Endar Sugiarto dan Kusmayadi, 2000: 29). Data yang ada baik data yang diperoleh secara langsung ataupun tidak langsung dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan melihat kaitan data yang diperoleh dengan teori yang ada, sehingga nantinya data yang dipakai sebagai bahan pembahasan masalah lebih lanjut merupakan data-data yang berkualitas sehingga dapat menberikan sumbangan pikiran guna pemecahan masalah yang ada. G. Sistematika Penulisan Penulisan Laporan TA ini terdiri dari 4 Bab, yang mana dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub bab beserta penjelasannya adapun bab-bab tersebut adalah sebagai berikut : Bab pertama merupakan Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan laporan, kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan laporan. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bab kedua berisi mengenai
kebijakan pemerintah Gunungkidul dalam
bidang pariwisata khususnya, dalam pengembangan pariwisata. Potensi objek wisata di kabupaten Gunungkidul, potensi objek wisata pantai Drini dilihat dari pendekatan 4A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Aktivitas) serta data kunjungan wisatawan ke pantai Drini pada tahun 2010. Bab ketiga merupakan pembahasan mengenai daya tarik objek wisata pantai Drini, rencana pengembangan pantai Drini dan kendala-kendala dalam pengembangan pantai Drini. Bab keempat merupakan penutup yang berisi mengenai saran dan kesimpulan.
commit to user
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL DALAM BIDANG PARIWISATA A. Kebijakan Pemkab Gunungkidul Untuk Pengembangan Pariwisata Pemkab Gunungkidul mempunyai beberapa kebijakan mengenai sektor pariwisata yang selama ini telah terbukti meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut surat keputusan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 25/KPTS/1997 temtang pengesahan peraturan daerah kabupaten daerah tingkat II Gunungkidul nomor 5 tahun 1996 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Gunungkidul. Dalam hal ini diperlukan efesiensi dan implementasi pemerintah untuk melestarikan pariwisata pantai di kabupaten Gunungkidul secara efektif agar pariwisata pantai tetap berkembang dan banyak peminatnya. Kelimpahan keanekaragaman hayati yang dimiliki Negara kita telah melahirkan potensi-potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam dan merupakan modal dasar bagi pengembangan pariwisata khususnya, pariwisata pantai di Gunungkidul. Diantara kebijakan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan pengembangan kawasan terpadu, pada setiap pengembangan pariwisata, tidak hanya melalui dinas kebudayaan dan pariwisata, tapi melibatkan dinas/instansi yang lain: misalnya : pengembangan listrik tenaga surya di Pantai Drini dilakukan melalui Dinas Perekonomian, Perindustrian dan perdagangan. Untuk penghijauan kawasan Drini commit to user
16
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. dilakukan oleh Dinas Kehutanan. Pengembangan Industri makanan olahan berbasis perikanan dilakukan Dinas Kelautan dan perikanan. 3. Pembinaan dan sosialisasi pelaku wisata. Ini dilakukan Dinas secara mandiri maupun kerjasama dengan pemerintah Propinsi dan Pusat. Kegiatan antara lain : pembinaan kebersihan, sosialisasi sadar wisata, pembinaan kelompok sadar wisata. 4. Penempatan petugas dinas di obyek wisata, antara lain petugas kebersihan di pantai Drini (2 orang). 5. Penyelenggaraan atraksi wisata di semua obyek wisata secara bergantian termasuk di Pantai Drini pada saat hari libur/hari besar. 6. Secara umum, untuk pengembangan pariwisata di Gunungkidul: a. Dana Daerah : untuk pembinaan dan pengembangan, atraksi wisata, pemeliharaan sarana prasarana dan penyediaan sarana pendukung pariwisata dan promosi. b. Dana Propinsi : untuk pembinaan dan pengembangan, promosi ( proses aliran dana : dilakukan oleh pemerintah propinsi sendiri, hanya kegiatan dilaksanakan di wilayah kabupaten Gunungkidul). c. Dana Pusat : Hibah dan PNPM pariwisata : digunakan untuk pembinaan dan pengembangan, pelatihan Sumber daya manusia, peningkatan sarana prasarana dan promosi. Aliran dana langsung kepada kelompok masyarakat (bantuan langsung masyarakat), Pembuatan Baliho/Papan petunjuk wisata. commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk realisasi di Pantai Drini tahun 2010 : karena Drini juga termasuk kawasan perikanan maka, kegiatan lebih cenderung ke pengembangan perikanan. Dari dinas pariwisata: a. Sosialisasi kebersihan obyek wisata dan penyediaan tenaga kebersihan (Rp. 23.000.000,-) b. Atraksi wisata di pantai Drini (Rp. 5.000.000). c. Dari dinas kelautan dan perikanan untuk pembangunan TPI dan pembinaan nelayan. d. Dinas Perindustrian untuk Pemasangan listrik Tenaga Surya. (Sumber : wawancara dengan k Eli Martono, 14 Juli 2011, Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul). B. Potensi Objek Wisata di Kabupaten Gunungkidul Potensi wisata merupakan segala sesuatu dan keadaan yang baik yang nyata dan dapat diraba , maupun yang tidak teraba yang digarap dan diatur serta disediaan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat/ dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai kemampuan faktor dan unsur yang diperlukan atau menentukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian, benda maupun layanan/jasa-jasa (R.S Damardjati, 1995:70). Adapun potensi-potensi yang ada pada objek wisata dan daerah tujuan wisata yang patut dikunjungi wisatawan yang terdapat di Kabupaten Gunung Kidul antara lain :
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. wisata alam Pantai a. Pantai Baron Pantai Baron merupakan pintu gerbang masuk kawasan Objek wisata pantai. Objek wisata ini dikelilingi oleh bukit-bukit kapur yang diatasnya terdapat jalan setapak dimana wisatawan dapat menikmati keindahan laut yang luas dan khas. Di sebelah barat, terdapat muara air sungai bawah tanah (air tawar) sehingga ada suatu tempat pertemuan antara air laut dabn air tawar. b. Pantai Kukup Pantai Kukup merupakan pantai berpasir putih yang indah dan luas, terdapat aneka biota laut terutama ikan hias yang dijual oleh beberapa pedagang di pinggir pantai maupun di pelihara di gedung Aquarium Laut dekat pantai. Di sini juga terdapat sebuah pulau karang kecil yang di atasnya terdapat gardu pandang untuk menikmati keindahan laut. c. Pantai Sepanjang Pantai Sepanjang terletak ± 1 km sebelah Timur pantai Kukup, merupakan pantai yang masih alami dan pantai konservasi yang pada waktu tertentu biasa sebagai tempat pendaratan penyu laut untuk bertelur. d. Pantai Drini Pantai Drini merupakan pelabuhan nelayan tradisional dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), juga terdapat sebuah pulau karang kecil. Pantai ini banyak tumbuh pohon Drini yang dipercaya orang sebagai penangkal ular berbisa. Fasilitas yang tersedia antara lain: warung makan yang menyediakan sajian makanan tradisional dan seafood. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Pantai Krakal Pantai Krakal merupakan pantai yang luas dan terpanjang diantara & pantai lainnya (dalam suatu kawasan) dan terletak 2 Km sebelah timur pantai Drini. Pasir putih yang membentang berkilauan di sepanjang pantai, sangat cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan dan mencari aneka biota laut, dengan membawa jaring kecil yang banyak di jual di sana. f. Pantai Slili dan Ngandong Pantai Slili dan (biasa disebut juga watu Lawang) dan Ngandong merupakan dua pantai yang sangat berdekatan bahkan bisa dikatakan dua pantai yang menyatu, dan tak jauh dari situ ± 500 m ke arah timur kita jumpai pantai Sundak. g. Pantai Sundak Selain tempatnya yang sejuk, Pantai Sundak juga cocok untuk tempat berkemah.fasilitas yang ada ; sebuah bangunan pendopo kecil sebagai tempat pertemuan terbuka, ada sebuah panggung terbuka dan juga banyak terdapat warung-warung makan. Tak jauh dari pantai terdapat goa kecil yang di dalamnya terdapat sumber air tawar dan biasa dipakai penduduk setempat untuk mencukupi kebutuhan air minum. h. Pantai Siung Pantai Siung terletak di desa Purwodadi kecamatan Tepus berjarak sekitar 35 Km dari Wonosari, memiliki keindahan dan ciri khas tersendiri yaitu banyaknya bukit-bukit curam yang mengelilingi pantai dengan panorama yang indah sehingga lokasi ini justru ideal untuk olahraga panjat tebing. Prasarana jalan aspal cukup bagus dan sampai ke tepi pantai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
i. Pantai Wediombo Pantai Wediombo terletak di desa Jepitu kecamatan Girisubo,sekitar 40 Km arah tenggara Wonosari, wisatawan dapat menikmati panorama sunset yang sempurna ataupun melakukan aktivitas memancing.pada saat-saat tertentu banyak ikan Panjo yang muncul di sepanjang pantai. Ke arah timur sekitar 1,5 Km terdapat Pantai Gremeng,Pantai Jungwok dan Pulau kalong. j. Pantai Sadeng Pantai Sadeng terletak di ujung timur dari deretan pantai yang ada di Gunung kidul, Dikenal sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) bertaraf nasional. Terletak di Desa Songbanyu dan Desa Pocung kecamatan Girisubo sekitar 50 Km dari Wonosari, pantai Sadeng cukup potensial akan udang laut/lobster dan ikan tuna yang banyak di ekspor ke luar negeri. Dalam perjalanan menuju ke Pantai Sadeng, wisatawan dapat melihat Telaga Suling, sebuah lembah yang diyakini pada jaman dahulu sebagai muara sungai Bengawan Solo Purba, dan ideal untuk kegiatan tracking atau jelajah wisata.(Sumber : buku Welcome to Gunungkidul, 2011 : 2-11) 2. Wisata alam Karst Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki Kawasan Karst. Kawasan Karst Gunungkidul merupakan salah satu segmen dari kawasan Karst Gunungsewu yang bentangannya meliputi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Pacitan, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul. Keberadaan kawasan Karst Gunung Kidul mencakup : 10 wilayah kecamatan dengan luas 13.000 Km2, sangat unik dan bercirikan fenomena di permukaan (ekokarst) dan bawah permukaan (endokarst) fenomena permukaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
meliputi bentukan positif seperti perbukitan karst yang jumlahnya ± 40.000 bukit yang berbentuk kerucut, sedangkan bentukan negatifnya berupa lembah-lembah karst dan telaga karst. Fenomena bawah permukaan meliputi goa-goa Karst (119 goa) dengan hiasan stalaktit dan stalakmit, dan semua aliran sungai bawah tanah. Karena keunikan ekosistemnya, maka tahun 1993 International Union of Speology mengusulkan agar kawasan Karst Gunungsewu masuk ke salah satu warisan alam dunia. Pada tanggal 6 Desember 2004 di kabupaten Gunungkidul Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan wilayah Karst Gunungsewu dan Gombong Selatan sebagai Kawasan Eko Karst.beberapa tempat wisata di kawasan Karst Kabupaten Gunungkidul antara lain : a. Lembah Karst Mulo Secara administrasi obyek geowisata karst Lembah Mulo terletak di desa Mulo Kecamatan Wonosari, dan dapat dicapai dengan mudah hanya berjarak 5 km dari kota Wonosari. Lembah Mulo merupakan salah satu obyek amatan karst yang unik karena merupakan bentukan depresi (lembah) dalam ukuran cukup luas yang mengalami runtuhan ratusan tahun lalu. Kawasan ini merupakan kawasan yang ideal untuk dijadikan Centre of Geotourism Activities Kawasan Karst Gunungkidul, karena selain unik juga dari sisi aspek keruangan sangat strategis yaitu berada di jalur utama wisata Kabupaten Gunungkidul dan terletak di zona tengah kawasan karst Gunungkidul. b. Goa Kalisuci Terletak di Desa Pacarejo Kecamatan Semanu, dengan jarak 10 km dari Wonosari. Keunikan yang dijumpai adalah fenomena bentukan bentang alam, karst permukaan berupa bentukan depresi yang runtuh yang membentuk goa-goa commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
vertikal dan bentukan positif berupa bukit karst berbentuk kerucut, sedangkan bawah permukaan berupa aliran sungai bawah tanah yang mengalir melalui goagoa horisontal yang merupakan suatu sistem aliran sungai bawah tanah yang saling berhubungan satu-sama lain di kawasan karst Gunungkidul. Di kawasan ini wisatawan dapat melakukan aktivitas susur goa dengan menggunakan peralatan khusus seperti perahu karet, tali, dan lain-lain. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan goa kalisuci dengan stalaktit dan stalakmit, keindahan dan kesejukan yang menyatu serta petualangan yang penuh tantangan. c. Goa Greweng Goa yang terletak di daerah Greweng ini memiliki potensi menjadi wisata goa yang menyenangkan sekaligus menantang. Dengan ornamen-ornamen goa yang unik, seperti stalagtit dan stalagnit, menambah keindahan dari goa ini. Goa ini sering dijadikan sebagai tempat bertapa, bahkan sampai sekarang, banyak cerita-cerita mistik yang terjadi di gua ini. Goa ini juga sering menjadi habitat landak dan kalau beruntung, kita bisa bertemu landak saat kita menjelajahi goa ini. Selain landak anda juga bisa melihat kelelawar-kelelawar bergelantungan disini. Bila anda masuk di goa ini anda akan melihat stalagnit dan stalaktit yang mengkristal bak
kiluan permata. Saran yang bagus yang bisa anda
pertimbangakan adalah jangan lupa membawa senter, obor ataupun lilin bila Anda berkunjung di tempat ini. Ditambah dengan membawa kamera bila Anda ingin mengabadikan moment-moment berharga disini. Jangan kaget bila Anda memperoleh hasil yang mencengangkan dan indah di sini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
d. Goa Bentis Goa ini terletak di daerah Bentis, kawasan pantai Wediombo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan muka goa yang sempit dan tebingtebingnya yang terjal menjadikan gua ini sebagai wisata goa yang menantang. Ornamen-ornamen goa yang indah seperti stalagtit dan stalagnit banyak menghiasi goa ini. Selain itu, di dalam goa ini juga terdapat luweng. Luweng adalah sungai bawah tanah dan pada musim penghujan, air di luweng ini bertambah banyak. Jadi, goa ini lebih baik jika dijelajahi pada saat musim kemarau. Keunikan dari stalagnit dan stalaktit yang ada di goa ini terletak pada warnanya. Warnanya stalagnit dan stalaktit di goa ini lebih gelap dibandingkan dengan umumnya stalaktit dan stalaknit yang ada. Bentuk Khas yang dimiliki dari stalaktit dan stalaknit yang ada adalah berbentik bergerombol kecil memanjang seperti akar. Keindahan goa Bentis ini tidak akan dapat anda temui di daerah lain. (Sumber : buku Welcome to Gunungkidul, 2011 : 11-13) 3. Wisata Minat Khusus a. Rest Area Bunder Rest Area Bunder merupakan suatu kawasan yang dilengkapi bangunan sebuah Pendopo dengan fasilitas listrik 3000 watt, mushola, MCK, tempat parkir yang luas dan tempat bermain anak-anak. Terletak di Kecamatan Playen tepatnya di pinggir jalan raya Yogyakarta-Wonosari atau 30 Km dari Yogyakarta, Rest Area Bunder merupakan tempat peristirahatan sementara (stop over) bagi wisatawan yang akan melakukan kunjungan ke Kabupaten Gunungkidul. Di kawasan Hutan Bunder, juga ada beberapa objek menarik antara lain : budidaya dan penyulingan minyak kayu putih, budidaya sutra alam, penangkaran rusa, commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sendang Mole, dan lokasi perkemahan yang nyaman serta cocok untuk kegiatan outbond.Di sebelah barat mengalir Sungai Oya yang menambah kesejukan Rest Area Bunder. b. Hutan Wonosadi Hutan Wonosadi merupakan
objek wisata alam yang pada saat-saat
tertentu, masyarakat setempat melaksanakan upacara “Sadranan” secara meriah. Hutan Wonosadi merupakan hutan yang terletak di lereng perbukitan di antara dua Dusun yaitu Dusun Duren dan Dusun sidorejo, Desa Beji Kecamatan Ngawen sekitar 18 Km utara Wonosari.hutan yang kaya dengan pohon-pohon langka sampai saat ini masih sangat terjaga kelestariannya. c. Gunung Nglanggeran Gunung Nglanggeran terletak di kawasan Baturagung di bagian utara kabupaten Gunungkidul dengan ketinggian antara 200-700 mdpl, tepatnya di desa Nglanggeran Kecamatan Patuk dengan jarak tempuh 22 Km dari kota Wonosari. Kawasan ini merupakan kawasan yang litologinya disusun oleh material vulkanik tua dan bentang alamnya memiliki keindahan dan secara geologi sangat unik dan bernilai ilmiah tinggi. Dari hasil penelitian dan referensi yang ada, dinyatakan bahwa Gunung Nglanggeran adalah gunung berapi purba. Lokasi ini sangat cocok untuk kegiatan panjat tebing, trecking, jelajah wisata dan berkemah. (Sumber : Buku Welcome to Gunungkidul, 2011 : 12-15) d. Cavetubing di Gua Pindul Cavetubing merupakan aktivitas susur gua dengan mengunakan alat bantu berupa perahu karet atau ban dalam, sedangkan Gua Pindul merupakan satu dari rangkaian tujuh gua yang dialiri sungai bawah tanah di daerah Bejiharjo. Gua commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
Pindul ini terletak di Dusun Gelaran, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, DIY.gua horizontal ini memiliki panjang sekitar 300 m,lebar 5m, jarak permukaan air dengan gua 4m dan kedalaman air sekitar 5 m. Aliran sungai di dalam gua sangat terang,sehingga cocok digunakan sebagai tempat cavetubing bagi segala usia. Sambil Cavetubing anda juga dapat mendengarkan sejarah penamaan Gunung Pindul yang berasal dari kisah pengenbaraan Joko Singlulung menulusuri hutan lebat, sungai, hingga gua untuk mencari Bapaknya. Saat sedang menyusuri 7 gua yang memiliki aliran sungai di bawahnya, kepala Joko Singlulung terbentur sebuah batu besar yang ada di dalam gua. Oleh karena itu,gua tempat Joko terbentur dinamakan Gua Pindul. Bagi wisatawan yang membawa peralatan sendiri dan tidak memerlukan pemandu dapat langsung masuk gua tanpa membayar biaya apapun. Namun, bagi wisatawan yang baru pertama kalinya dan tidak membawa peralatan dapat menghubungi pengelola yang menyediakan peralatan serta pemandu. Peralatan yang disediakan seperti ban dalam, jaket pelampung dan senter penerang atau headlamp. Untuk paket standar, tarif yang dipatok sekitar Rp 25.000,00-Rp 30.000,00 dengan membayar tersebut wisatawan akan mendapatkan fasilitas berupa pemandu, peralatan, snack ala desa serta makan. (sumber : http:// www.JogjaTrip.com, 23 Mei 2011)
4. Wisata Budaya dan Sejarah a. Pertapaan Kembang Lampir Terletak di Desa Girisekar Kecamatan Panggang, tempat ini dibangun pada periode Islam.Kembang Lampir dahulu digunakan sebagai tempat bertapa Ki Ageng Pemanahan untuk memperoleh wahyu Keraton, dengan wahyu tersebut commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beliau berharap dapat menurunkan raja-raja di Jawa.Pertapaaan Kenbang Lampir dibuka untuk umum setiap hari Senin dan Kamis. b. Pesanggrahan Gambirowati Bangunan periode Islam ini terletak di Dusun Watugajah Desa Girijati Kecamatan Purwosari. Situs Gambirowati seluas 13.200 m2 dan terletak pada ketinggian 138 dpl memiliki struktur bangunan berteras dan berbahan batu putih.Di dalam OV (Oudheidkundige Verslag) tahun 1925 FDK Bosch menyebut bangunan tersebut berasal dari abad XVI. c. Petilasan Gunung Gambar Petilasan yang terbentuk pada periode Islam ini berada di Dusun Wonosari Desa Jurangrejo Kecamatan Ngawen. Data dari sejarah diketahui bahwa Gunung Gambar merupakan tempat bertapa Raden Mas Said/Pangeran Samber Nyowo yang kemudian bergelar KGPAA Mangkunegara I. Pada hari tertentu banyak orang yang ziarah ke Gunung Gambar, terutama pada waktu tirakatan menjelang Upacara Sadranan, banyak dipadati oleh orang-orang yang datang dari jauh untuk memohon sesuatu. d. Situs Megalitik Sokoliman Terletak di Desa Sokoliman II Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo. Situs Megalitik Sokoliman terbentuk pada periode Prasejarah berupa menhir, fragmen menhir dan dindinh kubur batu.tahun 1934 Jl. Moens dan Van der Hoop mengadakan penelitian di situs Sokoliman dengan menemukan bekal kubur yang berbentuk manik-manik,alat-alat besi, fragmen gerabah dan benda-benda perunggu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
e. Makam Bupati Pontjodirjo Bangunan periode Islam ini terletak di Dusun Kerjo I Desa Genjahan Kecamamatan Ponjong. Pontjodirdjo adalah Bupati I yang waktu itu ibukota Kabupaten berkedudukan di Kecamatan Ponjong. Bupati baru bernama Mas Tumenggung Prawirosetiko sebagai Bupati yang kedua, beliau mengalihkan kedudukan kota Kabupaten dari Ponjong ke Wonosari. (Sumber : Buku Welcome To Gunungkidul, 2011 : 21-22 ) 5. Wisata Religi a. Goa Maria Tritis Setiap merayakan Bulan Maria yang jatuh pada bulan Mei dan Oktober, biasanya umat Katolik akan melekukan ziarah ke sebuah goa di Kabupaten Gunung Kidul. Tempat di Gunung Kidul yang selalu ramai dikunjungi oleh peziarah itu adalah Goa Maria Tritis. Berbentuk goa alami dengan stalagtit dan stalagmit yang selalu meneteskan air,Goa Maria Tritis yang terletak di rongga perut bumi perbukitan kapur ini menawarkan keheningan dan kesederhanaan yang berbalutkan suasana yang alami. Goa ini terletak di sekitar 50 km dari pusat kota Yogyakarta,atau sekitar 28 Km dari pertigaan gading Wonosari.secara administratif Gua Maria Tritis berlokasi di Dusun Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum diresmikan sebagai tempat peziarahan, goa alam ini pada mulanya bernama Goa Tritis Singkil dan terkenal dengan keangkerannya. Wajar saja, sebab goa tersebut terletak jauh jauh dari pemukiman penduduk, serta dipenuhi dengan rumput liar dan tanaman perdu. Oleh karena itu Goa Tritis Singkil menjadi tempat favorit para pertapa dalam mencari wangsit. Konon,beberapa pangeran dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
kerajaan Mataram juga pernah bertapa di Goa ini. Pada tahun 1974 Pastur Paroki Wonosari, Hardjo Sudarmo SJ mulai mengenalkan Goa Tritis kepada umat Katolik yang tinggal di sekitar Goa. Kemudian, goa tersebut diberkati oleh Uskup Kardinat Darmojuwono SJ. Selanjutnya diatndai dengan peletakan patung Bunda Muria yang sedang berdoa, Gua Tritis diresmikan sebagai tempat doa dan tempat ziarah bagi umat Katolik.setelah menjadi tempat perziarahan, goa ini kemudian dikenal denagan nama Goa Maria Tritis. Kata Tritis berasal dari bunyi tetesan air yang dihasilkan oleh stalaktit dan stalagmit yang ada di Goa tersebut. Selain itu, peziarah yang datang dapat membawa pulang air berkat yang diyakini mampu menyembuhkan penyakit. Air tersebut diperoleh dari tetesan stalagtit yang merupakan karya Agung Sang Pencipta. b. Upacara Melasti di Pantai Ngobaran Melasti adalah satu rangkaian ritual umat Hindu menjelang perayaan Hari Raya Nyepi. Ritual yang dilaksanakan setahun sekali ini dimaksudkan sebagai penyucian diri agar seluruh umat Hindu diberi kekuan lahir dan batin oleh Sang Hyang Widhi dalam melaksanakan tapa brata atau menahan nafsu. Dalam pelaksanaanya, upacara ini mengunakan air sebagai simbol penyucian diri. Karena itu upacara ini kerap dilaksanakan di tempat-tempat yang memiliki unsur air seperti pantai, sungui, sumur atau mata air. Di Kabupaten Gunung Kidul misalnya, para penganut umat hindu kerap melaksanakan upacara Melasti di Pantai Ngobaran yang memiliki nilai sejarah tinggi. Pantai Ngobaran terletak di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. Sebagai ritual yang sarat dengan nilai-nilai budaya, upacara Melasti menjadi salah satu daya tarik wisata tersendiri di daerah Gunung Kidul. Ribuan umat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
Hindu dari berbagai daerah hadir dalam upacara ini mengenakan pakaian tradisional, baik ala Bali maupun Jawa. Serta membawa berbagai jenis sesajen berupa hasil bumi untuk dilarung ke Laut Selatan. Selain itu, Upacara ini juga disemarakan oleh alunan musik tradisional khas Bali. Semua sajian budaya bernuansa religius ini dapat anda saksikan langsung dalam prosesi Upacara Melasti di Pantai Ngobaran. (sumber : http:// www.JogjaTrip.com, 23 Mei 2011) 6.Desa Wisata a. Desa Wisata Garotan Bendung Desa Wisata Garotan Bendung adalah sebuah desa wisata di kabupaten Gunungkidul tepatnya terletak di Dusun Garotan, Desa Bendung, Kecamatan Semin sekitar 25 Km ke arah utara dari Kota Wonosari, atau sekitar 60 Km ke arah timur dari Kota Yogyakarta. Desa wisata ini dikenal sebagai desa pembuat kerajinan berbahan baku besi dengan teknik cor logam. Desa Wisata Garotan Bendung merupakan satu di antara keempat desa wisata di Kabupaten Gunungkidul yang menawarkan kerajinan berbahan baku besi dengan teknik cor logam. Desa wisata ini telah terkenal sebagai produsen lampu antik bergaya kolonial yang sangat indah, serta berbagai furnitur lain seperti kursi taman, ornamen, dan barang kerajinan lain dengan teknik cor logam dan mempunyai kualitas produksi yang sangat baik (pengerjaannya halus). Hampir di setiap rumah di desa ini menjadi produsen kerajinan berbahan baku besi tersebut. Sedangkan sebagian penduduk desa lainnya berprofesi sebagai petani. Potensi para penduduk desa akhirnya mengugah Pemda Kabupaten Gunungkidul untuk mengembangkan Dusun Garotan yang secara administratif masuk wilayah Desa Bendung menjadi desa wisata .Pada tahun 2001,Pemda Kabupaten Gunungkidul akhirnya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
menetapakan Dusun Garotan menjadi desa wisata dengan ciri khas sebagai desa pengrajin dengan bahan baku besi berteknik cor logam. Selain sebagai sentra kerajinan cor logam besi, pengunjung juga bisa menikmati nuansa pedesaan yang tersaji lewat paket wisata, yaitu bercocok tanam padi, beternak sapi, kursus singkat membuat berbagai makanan khas Gunungkidul, kursus singkat membuat kerajinan berbahan besi dan mengikuti kegiatan gotong royong warga desa setempat. Lingkungan desa yang asri dengan dukungan udar segar dan rimbunnya pepohonan, menjadikan wisatawan serasa benar-benar menjadi orang desa. b. Desa Wisata Mojo Desa Wisata Mojo terletak di Dusun Mojo, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Dusun Mojo dikenal sebagai sentra kerajinan batu putih. Para penduduk di dusun ini sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin batu putih, kerajinan yang dihasilkan lewat tangan-tangan terampil penduduk Dusun Mojo berbentuk ornamen-ornamen unik dan menarik. Bendabenda seni yang dihasilkan dari dusun Mojo dimanfaatkan untuk mempercantik ruangan. Benda-benda tersebut, seperti relief (hiasan dinding), ornamen, roster, pot lampion, patung dan hiasan taman. Selain itu, sentra kerajinan batu putih di Dusun Mojo juga menghasilkan benda-benda, seperti ornamen rumah yang terdiri dari arca, hiasan dinding, batu untuk dinding rumah berbentuk seperti batu bata dan batako serta tegel, baik yang dipasang di lantai maupun yang berukuran lebih kecil yang dipasang di dinding. Hasil kerajinan batu putih dari Dusun Mojo ternyata banyak diminati oleh beberapa kalangan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Selain dipasarkan untuk kawasan dalam negeri, seperti Bali commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
dan Jakarta produk kerajinan batu putih ini juga diekspor ke beberapa negara seperti, Korea Selatan, Jepang, Australia, Amerika Serikat, dan beberapa negara di benua Eropa. Selain dikenal sebagai sentra kerajinan batu putih, Desa Wisata Mojo juga terkenal akan keindahan panorama alam, kebersamaan masyarakat setempat dan semangat untuk melestarikan kekayaan kebudayaan berupa adat istiadat bernama Wedi Utah. c. Desa Wisata Wonosadi Desa Wisata Wonosadi menawarkan eksotisme Hutan Wonosadi yang masih alami. Terletak di wilayah Kecamatan Ngawen, di dua Dusun, yaitu Dusun Duren dan Sidorejo, Desa Beji Kabupaten Gunungkidul atau sekitar 35 km ke arah utara dari Kota Wonosari. Desa wisata Wonosadi menawarkan nilai konservasi alam atas dasar pertimbangan tersebut, maka dibentuklah Badan Pengelola Desa Wisata Wonosadi (Baladewi) untuk mengelola aset tak ternilai harganya ini sebagai nilai tawar yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke desa ini. Lihat saja bagaimana tata kelola air di Desa Wonosadi ini. Penduduk di desa ini tidak pernah kekurangan pasokan air, sebagaimana masalah klasik yang dialami sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul. Kenyataan ini semata-mata karena kesadaran masyarakat setempat untuk melestarikan hutan Wonosadi sehingga hutan ini mampu menjalankan fungsinya dalam siklus air. Selain keberadaan Hutan Wonosadi sebagai daya tarik utama, Desa Wisata Wonosadi juga menawarkan objek wisata lainnya,seperti objek wisat rohani, yaitu Watu Gendhong, Kali Ndek, dan Sendang Karang Tengah. Selain itu, desa Wisata Wonosadi juga menawarkan benda-benda kerajinan dari bambu (industri rumahan dari bahan baku bambu). Berbagai acara kebudayaan juga kerap kali digelar di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
desa wisata ini, seperti upacara Rasulan, Sadranan, Mboyong Dewi Sri, Midang, Mitoni, ruwatan dan seni musik Riding Gambang, kesenian ini dipercaya sebagai kesenian tradisional tertua di Pulau Jawa. d. Desa Wisata Bobung Desa Wisata Bobung ini terletak di wilayah Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul .Dusun Bobung ini dipilih menjadi desa wisata karena memiliki potensi wisata yang bisa dijual kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Dusun ini memiliki kekhasan dan daya tarik tersendiri yakni hampir semua warganya bermata pencaharian pokok sebagai perajin topeng kayu dan batik kayu, selain bertani dan beternak hewan. Karena itu pada tahun 2001 Pemda Gunungkidul mencanangkan dusun ini sebagai desa wisata kerajinan topeng dan batik kayu. Jika anda berkunjung ke Dusun Bobung pada siang hari jangan berharap akan melihat warga lalu-lalang di jalan atau duduk-duduk bersantai di teras rumah. Demikian pula jika pada malam hari, anda tidak akan mendengar suara kentongan dan derap kaki kaum laki-laki sedang berkeliling dusun untuk meronda. Aktivitas warga di dusun ini hampir tidak pernah berhenti. Sejak pagi hingga malam hari, warga disibukkan oleh aktivitas membuat topeng dan batik,yang terkadang mereka lakukan hingga dini hari. Sampai saat ini, tercatat kurang lebih 300-an pengrajin topeng yang terdapat di Dusun Bobung. Semua hasil kerajinan warga Dusun Bobung ini terbuat dari kayu Pule dan Sengon. Jika dibandingkan keduanya kayu Pule lebih banyak disukai oleh perajin daripada kayu Sengon, karena selain kayu pule mudah diproses juga hasilnya lebih bagus. Seiring semakin banyaknya pesanan dan langkanya kayu pule, maka para perajin terpaksa harus mendatangakan bahan baku pembuatan kerajinan dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
luar daerah Gunungkidul, seperti dari Kulon Progo, Purworejo, Wonosobo dan Pacitan. Untuk membuat topeng klasik sebagai bahan perlengkapan utama menari, karakter topeng harus disesuaikan dengan karakter tokoh dan bentuk muka penari. Sementara itu, topeng batik tidak menonjolkan karakter tertentu, tetapi hanya sebagai topeng hias dengan tampilan artistik seni batik. Hasil-hasil kerajinan warga Dusun Bobung ini biasanya dipasarkan di derah Yogyakarta dan sekitarnya, Jakarta serta Bali. Selain itu, ada juga yang diekspor ke Amerika, Italia, Jepang, Perancis, Malaysia dan Thailand. Agar permintaan pembeli meningkat,para perajin topeng kayu di dusun ini terus berupaya mempromosikan hasil karya mereka dengan cara mengikuti pameran-pameran kerajinan ke berbagai daerah sehingga semakin dikenal oleh masyarakat luas. (Sumber : http : //www.JogjaTrip.com, 23 Mei 2011) 7.Wisata Belanja a. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Baron Tempat Pelelangan Ikan Baron termasuk baru didirikan keberadaan pasar tersebut memang belum genap sepuluh tahun, namun kini sudah mampu menarik perhatian wisatawan untuk datang dan berbelanja. TPI Baron yang berlokasi di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul. Sedangkan letak pantai ini adalah sekitar 65 Km ke arah Yogyakarta atau 20 Km ke arah selatan dari Wonosari. TPI ini buka setiap hari,mulai pukul 06.00-18.00 WIB menjajakan ikan tangkapan nelayan yang masih segar.terdapat berbagai jenis ikan yang dijual, seperti ikan Bawal, Cucut, Tuna, Udang, Hiu kecil, Cangkalan, Cumi-cumi dsb. Soal harga,TPI Baron menyajikan “keramahan” harga yang lebih murah dibanding dengan harga ikan yang dijual di pasar-pasar kota seperti Yogyakarta, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
Magelang dan Solo. Harga ikan di TPI Baron memang cukup bervariasi tergantung jenis ikannya. Seperti Udang dijual seharga Rp 40.000,00 per kilogram, ikan cucut Rp 20.000,00 per kilogram, cumi-cumi Rp 30.000,oo per kilogram, ikan hiu kecil Rp 15.000,00 per kilogram dsb. Bagi pembeli yang tidak ingin membeli dalam keadaan mentah, ada sejumlah warung makan yang menyediakan jasa memasakkan. Anda tinggal memilih,digoreng atau dibakar. Dengan demikian, pengunjung bisa langsung mencicipi masakan ikan laut sambil menikmati deburan pantai Baron. Untuk ongkos memasakkan sebesar Rp 7.000,00 per kilogram. Salah satu keistimewaan TPI Baron adalah hampir semua komoditas ikan yang dijual dengan harga yang relatif murah. Bagi anda yang tidak ingin susahsusah memilih ikan tangkapan yang dijajakan di pasar ikan itu, atau khawatir bau amis di Pantai baron banyak juga berdiri warung makan tradisional yang menyediakan santapan ikan laut yang siap saji. Satu porsi santapan ikan laut berkisar antara Rp 8.000,00-Rp 10.000,00. Selain menikmati sajian wisata belanja di TPI Baron ini,anda juga tetap bisa menikmati keindahan Pantai Baron yang memang menjadi satu paket dengan TPI Baron. b. Tempat Pelelangan Ikan Sadeng TPI Sadeng dahulunya hanyalah sebuah dermaga labuh yang memiliki jumlah pedagang yang dapat dihitung dengan jari. Namun, sejak berubah menjadi TPI pada tahun 1986 kawasan yang kini dikenal dengan TPI Sadeng ini adalah salah satu TPI di Kabupaten Gunungkidul yang sangat potensial, terutama untuk menopang kebutuhan ekonomi para nelayan. TPI Sadeng berlokasi di Desa Songbanyu dan Desa Pucung, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul. Sekarang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
jumlah para pedagang dan pembeli yang bertransaksi di pasar ini mencapai ratusan orang yang datang dari berbagai penjuru. Sementara itu, para pembelinya adalah warga, para pedagang pasar maupun para pengepul ikan. Saat Ini, TPI Sadeng merupakan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang bertaraf nasional dan merupakan penunjang pengembangan perikanan laut di Propinsi DIY. TPI Sadeng mulai buka sekitar jam empat bersamaan dengan datangnya para nelayan yang pulang melaut nelayan-nelayan tersebut pulang dengan membawa hasil laut ,seperti berbagai jenis ikan laut ,udang, kerang, rajungan dan kepiting hijau. Dalam perkembangannya, pada tahun 1990-an TPI Sadeng mendapatkan jatah perbaikan Infrastruktur dari Pemda setempat agar bisa dimanfaatkan sebagai salah satu spot wisata belanja hasil laut. Realisasi perbaikan infrastruktur tersebut, menelan biaya sekitar 600 juta rupiah, dan diantarannya untuk pembuatan los para pedagang ikan, kantor dan bangunan penunjang lainnya. Sejak direnovasi, TPI Sadeng memiliki suasana pasar ikan yang lebih tertib dan bersih sehingga para pembeli dan penjual lebih nyaman untuk bertransaksi. Selain kebersihan, Komoditas TPI Sadeng juga bertambah banyak. Selain udang, cumi-cumi, ikan cucut dan ikan hiu juga terdapat komoditas ikan lain, seperti kepiting jumbo, lobster, lele laut, teri, samangati, layur, surung, kembung, tongkol dan bawal putih. Salah satu hal yang istimewa di TPI Sadeng adalah harga.hampir semua komoditas ikan yang diperjualbelikan di TPI ini dihargai dengan harga yang murah. Meskipun tetap disesuaikan dengan jenis ikan namun, harga ikan di TPI Sadeng tetap saja terjangkau. Udang misalnya dijual Udang dijual seharga Rp 40.000,00 per kilogram, ikan cucut Rp 20.000,00 per kilogram, cumi-cumi Rp commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
30.000,oo per kilogram, ikan hiu kecil Rp 15.000,00 per kilogram dsb. Bagi pembeli yang tidak ingin membeli dalam keadaan mentah, ada sejumlah warung makan yang menyediakan jasa memasakkan.anda tinggal memilih, digoreng atau dibakar. Dengan demikian,pengunjung bisa langsung mencicipi masakan ikan laut sambil menikmati deburan pantai Sadeng. Untuk ongkos memasakkan sebesar Rp 7.000,00 per kilogram. (Sumber : http : //www.JogjaTrip.com, 23 Mei 2011)
C.Potensi Objek Wisata Pantai Drini Dilihat dari Pendekatan 4A Dalam pengelolaan dan pengembangan suatu objek wisata diperlukan suatu metode atau analisa data yang lengkap agar dalam pelaksanaan program yang telah terencana ini dapat tercapai dan tepat pada sasaran dan tujuan yang diinginkan, dalam melakukan penelitian ini peneliti mengunakan metode pendekatan 4A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Aktifitas). Metode tersebut digunakan bertujuan untuk mengetahui gambaran umum dan spesifik mengenai potensi dan pengembangan objek wisata Pantai Drini secara nyata. Berikut ini merupakan komponen-komponen yang terdapat di dalam Pendekatan 4A : 1.Atraksi Objek wisata Pantai Drini mempunyai berbagai atraksi wisata yang cukup beraneka ragam baik yang diselenggarakan setiap tahun atau tiap bulannya, kesemua ini dilakukan oleh karena sudah menjadi tradisi dan adat istiadat setempat. Serta merupakan upaya Pemkab Gunungkidul yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam rangka menarik minat para wisatawan agar berkunjung ke objek wisata yang terdapat di Gunung Kidul, khususnya objek wisata Pantai Drini. Berikut ini adalah beberapa atraksi wisata tersebut : commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Upacara Adat Rasulan Upacara adat yang dilakukan oleh warga setempat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah yang yang diberikanNya karena telah mengalami masa panen, biasanya acara ini dilakukan di Pantai Drini setelah musim panen berlangsung. Jadi pelaksanaan Upacara adat ini tidak bisa diprediksi secara pasti tergantung musim panen tiba. (sumber : wawancara dengan Yunus Efendi, 20 Juni 2011, Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul) b. Seleksi bola voli pantai Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul bekerjasama dengan PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) mengadakan seleksi olahraga voli pantai tingkat kabupaten di Pantai Drini tiap tahunnya. Tidak sedikit peserta yang ikut seleksi ini bahkan, ada beberapa peserta yang datang dari luar Gunung Kidul. Kebetulan pasir di Pantai drini sangat mendukung sekali untuk kegiatan olahraga voli pantai. (sumber : wawancara dengan Yunus Efendi, 24 Mei 2011, Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul) c.Studi Biota Laut Di pantai Drini setiap tahunnya selalu digunakan oleh para siswa-siswi SMA untuk meniliti biota laut yang terdapat di kawasan Pantai Drini. Mereka datang untuk mengamati dan meneliti berbagai macam biota laut biasannya para guru membiarkan para murid-murid tersebut untuk berkeliling sendiri di kawasan pantai ini sambil melakukan penelitian yang mereka kerjakan. Biasanya, yang datang untuk melakukan penelitian dari SMA-SMA yang berasal dari Provinsi Yogyakarta, dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. (sumber : wawancara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
dengan Yunus Efendi, 24 Mei 2011, Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul) d.Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Di Tempat Pelelangan Ikan ini para wisatawan dapat melihat para nelayan pergi dan pulang dalam mencari ikan, melihat kampung nelayan yang terdapat di kawasan Pantai Drini serta dapat menikmati dan menyantap makanan laut (sea food) dan berbagai macam makanan dari hasil laut yang telah diolah sedemikian rupa. Para wisatawan juga dapat membawa pulang ikan laut dan hasil laut lainnya derngan cara membelinya baik dalam keadaan sudah matang maupun masih mentah. Menurut hasil pengamatan penulis, di pantai Drini perlu diadakan beberapa atraksi wisata tambahan yang bisa menarik wisatawan untuk berkunjung mungkin dapat didirikan pusat informasi pendidikan mengenai ekosistem bawah laut pantai untuk mendukung wisata pendidikan sebagaimana potensi utama pantai Drini. 2.Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan komponen yng penting dalam menganalisis suatu objek wisata agar memudahkan para wisatawan untuk menjangkau objek wisata tersebut. Baik, dari sarana transportasi darat, laut maupun udara serta fasilitas yang ada selama perjalanan.berikut ini peneliti menuliskan uraian-uraian mengenai aksesibilitas : a.Kondisi Jalan Untuk kondisi jalan menuju objek wisata bisa dikatakan jalannya tidak layak untuk dilewati ,kondisi jalan bergelombang dan aspalnya mulai mengelupas dan habis. Bahkan jalan mendekati objek wisata jalannya berbatu dan berlobang commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sepanjang ruas jalan. Ada 2 alternatif jalan beraspal yang dapat dilewati, yaitu kualitas sedang dan kualitas jelek (berlobang dan menanjak) dengan lebar jalan 3 m. Untuk perbaikan jalan menuju objek harus melibatkan elemen-elemen yang terkait di dalamnya,
dalam hal ini pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Gunung Kidul harus bekerjasama dengan Dinas PU (Pekerjaan Umum) selaku yang berwenang dalam pembangunan sarana dan prasarana untuk publik. Dengan demikan kondisi jalan menuju objek wisata bisa disimpulkan belum layak untuk dilewati, sehingga akan sedikit menghambat para wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata ini. (Sumber : wawancara dengan Yunus Effendi, 24 Mei 2011, Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul) b.Sarana Transportasi Dari segi sarana transportasi untuk menuju ke Objek Wisata Pantai Drini hanya bisa dilewati dari terminal wonosari sampai ke terminal Baron, sampai baron kalau ke Pantai Drini bisa menggunakan ojek atau local transport bisa juga dengan mencarter mobil atau dengan angkutan pribadi. Sedangkan untuk angkutan umum tidak ada karena trayek yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan hanya sampai ke Baron tidak sampai ke daerah Pantai Drini. (Sumber : wawancara dengan Yunus Effendi, 20 Juni 2011, Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul) c.Papan Penunjuk Untuk sarana pelengkap yaitu berupa papan penunjuk untuk memudahkan para wisatawan yang datang menuju ke objek wisata sebenarnya sudah ada dan terlihat jelas. Bahkan setiap tahun dari pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul selalu memasang papan penunjuk di sekitar jalan menuju objek commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
wisata Pantai drini. Akan tetapi, karena kurangnya kesadaran masyarakat sekitar papan penunjuk tersebut dicuri dan dijual mengingat papan penunjuk tersebut terbuat dari logam dan besi. Namun untuk mensiasati hal tersebut sekarang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunung Kidul bekerjasama dengan pihak SUZUKI membuat spanduk dan MMT yang di pasang di sepanjang kawasan jalan masuk menuju 7 pantai (Drini, Sepanjang, Baron , Kukup, Krakal, Slili dan Sundak) yang masih dalam satu kawasan tersebut untuk mengantikan papan penunjuk yang telah banyak menghilang tersebut. (Sumber : wawancara dengan Yunus Effendi, 24 Mei 2011, Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul) Menurut hasil pengamatan penulis perlunya dilakukan perbaikan akses menuju ke pantai drini mengingat akses ke objek wisata ini bisa dikatakan belum memenuhi syarat untuk dilewati. 3.Amenitas Amenitas adalah sarana pendukung demi kelancaran kegiatan Pariwisata yang ditujukan sebagai kenyamanan dan kemudahan bagi wisatawan. Amenitas juga salah satu faktor yang penting untuk terlaksananya suatu kegiatan analisis Ojek wisata yang mempunyai kaitan yang erat dengan fasilitas-fasilitas di suatu objek wisata. Amenitas yang meliputi : akomodasi, rumah makan, industri kerajinan dan cindera mata, biro perjalanan wisata,TIC(Tourist Information Center), Jasa komunikasi, Jasa angkutan, Jasa kesehatan/poliklinik, penerangan, air bersih, jasa pemandu, toilet dan tempat ibadah juga mempengaruhi lama tidaknya/intensitas para wisatawan dalam mengunjungi objek wisata. Jika dalam suatu objek wisata terdapat sarana-sarana dan fasilitas yang memadai dan membuat wisatawan nyaman maka, secara otomatis para wisatawan tersebut akan commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berlama-lama untuk tinggal di objek wisata tersebut. Berikut ini adalah beberapa sarana pendukung dan fasilitas-fasilitas yang terdapat di kawasan objek wisata Pantai Drini dan sekitarnya a. Hotel Untuk hotel dan penginapan di sekitar pantai Drini belum ada sama sekali sebenarnya ada akan tetapi, letaknya tidak di pantai drini yaitu di Pantai Baron dan Kukup. Ini bisa menjadi catatan
untuk pengelola pantai Drini agar
mendirikan hotel atau penginapan di sekitar pantai Drini agar memudahkan wisatawan jika ada yang ingin menginap atau bermalam. Pembangunanya harus disesuaikan dengan kondisi alam pantai Drini dan sesuai dengan tata ruang yang sudah ditentukan. b. Rumah Makan untuk rumah makan atau restoran sebenarnya ada tetapi, masih sebatas warung makan yang terdapat di kawasan pantai Drini berupa lapak-lapak yang didirikan oleh warga setempat sebagai mata pencaharian mereka. Akan tetapi lapak-lapak ini sebenarnya termasuk bangunan ilegal karena didirikan tidak sesuai dengan tata ruang yang sudah ditentukan oleh pihak pengelola. Sebaiknya, pihak pengelola mulai mencarikan solusi untuk pendirian lapak-lapak ini agar tidak melanggar tata ruang yang sudah ditentukan.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Biro Perjalanan Wisata Untuk biro perjalanan wisata belum ada paket wisata yang menyertakan pantai Drini sebagai tujuan wisata dikarenakan kebanyakan biro perjalanan wisata ini lebih sering menyertakan pantai Baron dan Kukup dalam paket wisata mereka. Perlunya pihak pengelola bekerjasama dengan biro perjalanan wisata di Gunungkidul agar menyertakan pantai Drini sebagai tujuan wisata dalam paket wisata. Seperti, mulai digencarkannya promosi pantai Drini berupa pamflet dan brosur-brosur yang berisi tentang kelebihan-kelebihan dan daya tarik pantai drini agar biro perjalanan tersebut tertarik untuk menyertakan pantai drini sebagai tujuan wisata dalam paket wisata mereka.
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d.Industri Kerajinan dan Cindera Mata Tabel 1 Daftar Nama Industri Kerajinan dan Cindera Mata di Gunungkidul No 1
Nama
Bina Karya
Jenis Produk
Alamat/ Telepon
Aneka kerajinan kayu Bobung, batik dan cat
Putat,
Patuk,
Gunungkidul Telp
0274
749631,
08122770871 2
Karya Manunggal
Aneka kerajinan kayu Bobung, batik dan cat
Putat,
Patuk,
Gunungkidul Telp 0274 392519
3
Scar Jagad
Aneka kerajinan kayu Jl batik dan cat
Jogja
Wonosari,
Sambipitu, Gunungkidul Telp 0274 392022
4
Hardiwiyono
Kerajinan Akar Wangi
Kepek RT 05/RW 28,
dan Seruling Bambu
Semin, Gunungkidul Telp o8151917680
5
Sanggar Mulia
Aneka kerajinan kayu
Jl
Jogja-
batik dan cat
Sambipitu,
Wonosari,
Gunungkidul Telp 0274 392022 (Sumber : Buku Welcome to Gunungkidul, 2011 : hal 25) commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat dimengerti bahwa terdapat beberapa toko cinderamata dan industri kerajinan yang memudahkan para wisatawan untuk berbelanja cinderamata. Menurut hasil pengamatan penulis perlu adanya toko atau kios cinderamata dan souvenir yang menjual cinderamata yang terbuat dari hasil laut atau bertemakan laut seperti, kerajinan tangan dan souvenir dari batu-batu karang, kerang dsb di kawasan pantai Drini. e. TIC (Tourist Information Center) Di kawasan objek wisata ini mmempunyai TIC yang berada di pintu gerbang utama menuju objek wisata 7 pantai dalam satu kawasan ini yang dibangun oleh Pemkab Gunungkidul yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Fasilitas ini bertujuan untuk memberikan layanan informasi bagi wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata agar dapat menikmati perjalanan wisatanya dengan puas dan nyaman serta dapat menentukan lokasi mana yang akan dikunjungi. f. Jasa Komunikasi Jasa Komunikasi yang terdapat di objek wisata Pantai Drini yaitu berupa POKMASWAS (Kelompok Pengawas Masyarakat). Kelompok ini dibentuk masyarakat setempat sebagai bentuk wadah komunikasi antar warga setempat yang bertujuan untuk memberikan layanan kepada wisatawan yang datang berkunjung apabila mengalami kendala di obek wisata maupun meminta informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan objek wisata pantai Drini. (Sumber : Rusmaitun, 18 Mei 2011, Penduduk yang tinggal di kawasan Pantai Drini) commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Jasa Angkutan Jasa angkutan umum di kawasan objek wisata pantai Drini dan sekitarnya sebernanya tidak ada sama sekali, mengingat akses jalan kesana yang kurang layak dilewati oleh angkutan umum maupun angkutan pribadi. Akan tetapi para wisatawan dapat mengunakan jasa angkutan umum berupa travel atau mini bus yang dapat diperoleh dari kota Wonosari dengan cara memesan melalui Travel agent dan biro perjalanan wisata.
Atau bisa juga dengan mengunakan local
transport untuk menuju ke pantai Drini berupa ojek, mencarter mobil berupa L 300 atau mobil Kijang. Namun terdapat trayek angkutan pedesaan di kabupaten Gunungkidul yang menuju ke kawasan 7 pantai dalam satu kawasan tersebut adalah : Jalur 1
:
Jogjakarta-Wonosari Lewat setiap 5 menit sekali dengan tarif Rp 6.000,-
Jalur 2
:
Wonosari – Baron Lewat setiap 15 menit sekali dengan tarif Rp 10.000,-
h. Penerangan Dalam hal sarana penerangan di kawasan objek wisata Pantai Drini pada umumnya aliran listrik belum menjangkau ke daerah ini. Selama ini para penduduk yang tinggal di kawasan objek wisata Pantai Drini menggunakan listrik tenaga surya untuk sarana penerangan mereka. Setiap rumah hanya dijatah 100 watt, dengan demikian harus dirit-irit sekali penggunaan listrik tenaga surya tersebut. Selain itu perlu perawatan yang intensif terhadap listrik tenaga surya tersebut, akan tetapi walaupun setiap rumah hanya di batasi 100 watt listrik tenaga surya ini sudah bertahan selama 2 tahun sebagai sarana penerangan warga di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
kawasan Pantai Drini. Kelak jika aliran listrik sudah menjangkau kawasan objek wisata ini bukan tidak mungkin akan mengairahkan dan menggerakan seluruh kegiatan pariwisata di Pantai Drini. (Sumber : wawancara dengan Yunus Effendi, 24 Mei 2011, Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul) i. Air Bersih Di kawasan objek wisata Pantai Drini terdapat sarana air bersih yang dihasilkan dari sumur timba yang di buat oleh warga sekitar secara kolektif tanpa adanya bantuan dari pihak pemerintah kabupaten setempat. Jadi dapat disimpulkan untuk pembangunan sanitasi air bersih ini warga sekitar Pantai Drini mengeluarkan biaya sendiri. Dan hampir di setiap rumah penduduk terdapat sumur timba di dalam rumahnya, jadi memudahkan para wisatawan untuk mencari air bersih yang akan digunakan untuk mandi atau membilas diri setelah berenang di pantai. Selain itu warga sekitar juga membuat jaringan air kotor seperti septic tank untuk sarana pembuangan warga sekitar. j. Jasa Pemandu Untuk Jasa Pemandu di objek wisata Pantai Drini saat ini masih belum ada, namun pihak Dinas paiwisata dan kebudayaan saat ini sedang mengusahakan agar adanya jasa pemandu di objek wisata ini. Karena dengan adanya pemandu wisata akan memudahkan para wisatawan yang berkunjung jika ada yang bertanya tentang sejarah pantai Drini dan segala sesuatu tentang objek wisata Pantai Drini. k. Toilet Untuk Sarana MCK (mandi, cuci dan kakus) di objek wisata pantai Drini sudah ada terdapat di kawasan dekat dengan pantai lebih tepatnya, di dekat lapaklapak tempat berjualan para penduduk. Tetapi ada juga toilet yang terdapat di commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam rumah penduduk. Namun kebanyakan para wisatawan lebih memilih toilet yang berada di dekat lapak-lapak tersebut dibandingkan yang terdapat di rumah penduduk dikarenakan para wisatawan lebih nyaman mengunakannya karena tidak menggangu aktivitas para warga sekitar di dalam rumah mereka. m.Tempat Ibadah Untuk sarana beribadah di kawasan objek wisata pantai Drini ini terdapat sebuah Masjid, yang letaknya di dekat pintu masuk objek wisata tersebut. Disini berdiri sebuah Masjid yang bernama”Masjid PDHI Drini”. 4.Aktifitas Aktifitas juga merupakan salah satu yang harus diperhatikan dan diamati secara detail dalam metode pendekatan 4A, disini penulis menguraikan beberapa aktifitas yang dapat dilakukan oleh para wisatawan maupun penduduk setempat di kawasan objek wisata Pantai Drini yaitu : a.Wisatawan Aktifitas yang dapat dilakukan oleh para wisatawan yang berkunjung di objek wisata Pantai Drini adalah sebagai berikut : 1. Berenang di pantai 2. Mengamati kehidupan biota laut di zona pasang surut di saat air surut 3. Berfoto-foto di kawasan pantai dan di bukit yang terdapat di dekat pantai 4. Melakukan penyelaman(snorkeling) pada laguna-laguna yang direkomendasikan commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Melakukan
aktifitas
memetik
ganggang
bersama
dengan
masyarakat 6. Melakukan aktifitas memasang atau menarik jaring krendet dengan masyarakat 7. Menikmati cindera mata dari bahan laut atau bertemakan laut 8. Menikmati makanan laut 9. Berbelanja makanan laut dan hasil laut berupa ikan atau hewan laut lainnya,baik dalam keadaan mentah maupun sudah matang 10. Berjalan di pulau karang 11. Pendakian bukit laut dan karang 12. Melihat matahari terbenam (sunset) b.Penduduk Penduduk setempat juga mempunyai berbagai aktifitas yang biasa mereka lakukan di kawasan objek wisata pantai Drini yaitu : 1. Berlayar mencari ikan di laut 2. Budidaya tanaman Bonsai Drini yang merupakan tanaman asli setempat 3. Mencari ganggang di laut 4. Mencari batu-batu laut yang dapat digunakan warga sekitar untuk campuran membangun tembok rumah 5. Berjualan aneka masakan laut 6. Berjualan makanan dan es kelapa muda di lapak-lapak yang terdapat dikawasan pantai commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Daftar Jumlah Pengunjung Pantai Drini
Mengingat pantai Drini termasuk objek wisata yang belum berkembang dan belum begitu banyak wisatawan mengenal maka, jumlah kunjungan ke pantai Drini masih relatif kecil. Adapun sebagai berikut data jumlah kunjungan wisatawan ke pantai Drini : Tabel 2 Daftar Jumlah Kunjungan Wisatawan Pantai Drini Tahun 2010
No
Bulan
Jumlah Wisatawan
1
Januari
250
2
Februari
120
3
Maret
105
4
April
110
5
Mei
150
6
Juni
350
7
Juli
400
8
Agustus
235
9
September
325
10
Oktober
240
11
November
210
12
Desember
450
Jumlah total
2953
(Sumber : wawancara dengan Eli Martono, 9 agustus 2011, Staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul). Keterangan : rata-rata kunjungan wisatawan ke pantai Drini paling banyak hari minggu bisa mencapai sekitar 100 pengunjung. Kebanyakan pengunjung yang datang adalah wisatawan lokal, untuk wisatawan asing masih sedikit sekali. Mereka kebanyakan berasal dari Yogyakarta dan Jawa Tengah, paling banyak pengunjung adalah mahasiswa dan para pelajar SMA. Ada juga para orang tua commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang datang biasanya, mereka mengajak anak-anaknya untuk bertamasya sekalian di pantai Drini. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan wisatawan terbanyak ke pantai Drini terjadi pada bulan Juli dan Desember, sedangkan kunjungan wisatawan paling sedikit terjadi pada bulan maret dan april
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI DRINI GUNUNGKIDUL BESERTA BEBERAPA KENDALANYA
A. Daya Tarik Objek Wisata Pantai Drini Dalam mewujudkan upaya untuk mengembangkan suatu objek wisata, diperlukan suatu kajian-kajian mendalam mengenai wilayah di sekitar objek tersebut. Serta seluruh potensi yang terdapat di dalam objek wisata tersebut agar menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. Untuk itu diperlukan eksplorasi dan penelitian yang melibatkan seluruh elemen di dalamnya, meliputi pengelola objek wisata, masyarakat sekitar, Pemerintah daerah setempat serta dukungan pihak-pihak yang terkait agar menunjang terlaksananya upaya pengembangan pariwisata tersebut. Eksplorasi dan penelitian ini tersebut bertujuan untuk mengali semua potensi yang terpendam di dalam objek tersebut juga untuk menganalisis semua hal-hal yang menunjang dan mendukung potensi objek wisata itu. Semakin banyak potensi dan daya tarik didalam obek wisata, maka para wisatawan akan semakin tertarik untuk berkunjung dan tinggal lebih lama di suatu objek wisata tertentu. Di kawasan Pantai selatan terutama di dalam 7 kawasan pantai yang terdapat dalam satu kawasan (Pantai Baron, Kukup, Krakal, Sundak, Sepanjang, Drini dan Slili) selain menawarkan suasana pantai yang asri dan masih alami juga menyimpan potensi dan daya tarik wisata lain.dari hasil pengamatan yang diperoleh peneliti di lapangan dan dari data-data yang diperoleh dari Diparbud commit userwisata di kawasan Pantai Drini Gunungkidul tentang potensi dan daya totarik
51
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
setidaknya ada 3 jenis daya tarik wisata yang dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Drini antara lain : a. Daya tarik alam fisik, yang antara lain meliputi alam pantai dengan karakteristik pantai terumbu karang,air yang jernih, dan pasir yang rata-rata berwarna putih, sebagai ciri umum pantai-pantai sebelah timur pantai Parangtritis. b. Daya tarik alam biotis, yang antara lain meliputi kekayaan biota darat pada pantai maupun biota laut. Flora khas daerah pantai, serta aneka hewan dan tumbuhan pada biota terumbu karang merupakan asset yang dapat dinikmati oleh para wisatawan. Perusakan lingkungan merupakan masalah yang perlu ditangani secara serius dalam hal ini. c. Daya tarik budaya, meliputi daya tarik fisik termasuk di antaranya adalah adanya beberapa situs yang memiliki nilai sejarah atau budaya tertentu. Selain itu ada daya tarik non-fisik yang meliputi berbagai seni-budaya serta tradisi yang dimiliki oleh masyarakat setempat, antara lain berupa aneka tradisi yang berhubungan dengan kegiatan nelayan ataupun yang berkaitan dengan kraton. Kesenian, Kerajinan serta makanan khas masyarakat setempat juga merupakan hal yang masih perlu ditingkatkan pengembangannya. Daya tarik alam fisik menjadi salah satu daya tarik utama yang menjadi unggulan di kawasan objek wisata Pantai Drini. Dikarenakan objek wisata pantai ini menawarkan berbagai macam keindahan alam yang masih asri dan alami, commitkarang, to userterumbu karang, gangang laut, air seperti hamparan pasir putih, batu-batu
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang jernih dan aneka biota laut yang terdapat di dalamnya. Pengembangan daya tarik dan potensi wisata ini harus dilakukan secara menyeruluh dan harus di dukung oleh semua eleman yang terlibat di dalamnya. meliputi masyarakat sekitar, Pemerintah daerah setempat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta pihak-pihak
yang
terkait
dalam
usaha
pengembangan
Pariwisata
ini.
Pengembangan dari apa yang sudah ada sekarang ini merupakan tindakan yang sudah cukup baik. Pendekatan terhadap masyarakat sekitar objek wisata Pantai Drini dan sosialisasi terhadap masyarakat serta pembangunan penunjuk arah menuju objek wisata merupakan awal yang baik untuk pengembangan lebih lanjut yang menjadi kelengkapan penting kawasan ini.
B. Rencana Pengembangan Pantai Drini 1. Konsep Umum Pengembangan Kawasan Pantai Selatan merupakan perjumpaan beberapa karakter fisik alami yang khas. Kita mendapati bukit, karang dan laut yang berdampingan dan dihubungkan oleh hamparan pasir. Karakter alami keempat elemen tersebut menjadi andalan penamilan kawasan ini, sehingga harus dipertahankan dan diungkapkan dengan baik. Situs-situs budaya yang ada menjadi aksen yang bermakna bagi bentangan alam tersebut sehingga hubungan situs-situs ini dengan setting fisik alami dan sosial kemasyarakatan setempat haruslah diungkapkan. Ancaman yang paling kritis terhadap kawasan ini adalah pembangunan fisik yang tak terkendali serta luapan pengunjung yang tidak merata yang pada saat-saat tertentu melampaui daya dukung bagian-bagian kawasan wisata tersebut. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengembangan kawasan objek wisata harus meliputi juga pembangunan pada permukiman dan akomodasi, pembangunan permukiman dan akomodasi hanya dimungkinkan pada lereng perbukitan yang kontur/derajat kelerangannya tidak terlalu curam, sehingga tidak membahayakan strukur bangunan dan struktur tanah namun demikian, pembangunan pada area ini haruslah dibatasi pada kepadatan yang sangat rendah, sehingga vegetasi masih sangat mendominasi landscape pantai tersebut. Area pesisir yang didominasi oleh biota terumbu karang merupakan elemen alami yang paling khas bagi kawasan ini.karenanya, pembatasan pembangunan perlu diperlukan pada daerah pesisir dengan tidak menambah bangunan, baik permanen maupun semi-permanen guna menjaga area terumbu karang agar tidak berkurang. sementara bangunan-bangunan yang sudah ada pada bagian yang tidak tepat disarankan untuk tidak diperpanjang ijin pengunaan lahannya sehingga berangsur-angsur dalam jangka panjang area yang diperlukan bagi ruang terbuka atau pelestarian ini dapat dibebaskan lagi dari bangunan.pembangunan justru dianjurkan untuk area sepanjang jalur jalan besar yang sejajar garis pantai yang menghubungkan antar pantai. Dengan demikian pada jarak yang tidak terlalu jauh dari pantai, pengunjung akan mendapatkan layanan dan warga setempat memperoleh tambahan penghasilan. Pada area-area yang masih alami bangunanbangunan diupayakan seminimal mungkin, diutamakan yang berupa fasilitas untuk keselamatan dan kenyaman dasar pengunjung. Gardu pandang pengawas pantai, penerangan pada jalur utama pantai dan tempat pembuangan sampah sementara adalah diantara fasilitas dasar tersebut. Fasilitas-fasilitas yang ada perlu commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperbaiki dengan kualitas karakter lingkungan dan kelengkapan fasilitas yang memadai sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung. Secara umum, yang paling perlu dilakukan untuk Pantai Baron-Kukup, Krakal-Sundak, Sepanjang-Drini antara lain : a. Peningkatan
karakter
akses
paralel
garis
pantai
untuk
menghubungkan pantai-pantai kecamatan Tepus. b. Promosi bersama yang menunjukkan tema antara masing-masing pantai,
sehingga
pengunjung
dapat
mengharapkan
adanya
pengalaman yang berbeda pada masing-masing perbedaan karakter pantai dan kegiatannya. c. Peningkatan kualitas akses antara Wonosari dengan pantai-pantai kecamatan Tepus, dari kemudahan dan adanya simpul-simpul aktivitas pada sepanjang jalur menuju ke kawasan Pantai. (Sumber : laporan akhir RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kawasan) Pantai Baron-Kukup, Krakal-Sundak, Sepanjang-Drini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul 2.Visi dan misi Pengembangan Pariwisata Visi umum yang dapat dirumuskan bagi pengembangan pariwisata di kawasan Pantai Baron-Kukup, Krakal-Sundak, Sepanjang-Drini adalah sebagai berikut : ”Pengembangan
Pariwisata
kawasan
pantai
yang
mengarah
pada
pertumbuhan (growth),pemerataan (equity),dan kesinambungan (sustainability)”. Sedangkan untuk visi pengembangan Pantai Drini sendiri adalah sebagai commit user berikut ”pantai wisata,bandar indah, danto terumbu karang lestari” yang berarti
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengembangan Pariwisata kawasan pantai dengan asset utama biota terumbu karang dan habitatnya, didukung oleh kegiatan pendidikan lingkungan, disamping memanfaatkan asset perikanan dan kegiatan nelayan serta aktivitas wisata pantai, dengan memanfaatkan potensi sosial-ekonomi masyarakat setempat, sambil mempertimbangkan pelestarian asset-asset pantai wisata, bandar indah dan terumbu karang. Dalam pelaksanaanya, visi pengembangan pariwisata tersebut dijabarkan menjadi misi-misi, seperti yang terurai di bawah ini : I. Pengembangan daya tarik wisata, yang meliputi : a. Daya tarik alam dengan sumber daya alam abiotis pantai karang b. Daya tarik alam dengan sumber daya alam biotis dengan biota terumbu karang c. Daya tarik budaya dengan sumber daya kebudayaan dan gaya hidup pantai d. Daya tarik budaya dengan sumber daya kegiatan sosial-ekonomi nelayan e. Daya tarik buatan dengan pengembangan aneka sumber daya bagi aktifitas rekreatif di pantai II. Pengembangan pencapaian wisata,yang meliputi : a. Pencapaian menuju kawasan : peningkatan karakter lingkungan spesifik b. Pencapaian di dalam kawasan : penghijauan dan pengarahan jalur wisata commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
III. Pengembangan fasilitas wisata,yang meliputi : a. Akomodasi : hotel bintang 3 ke atas atau boutique/resorts. b. Jasa boga : makanan dan minuman lokal dengan penyajian profesional c. Cinderamata : kerajinan lokal dengan kualitas tinggi d. Transportasi : transportasi darat dan air e. Pemasangan : fasilitas telekomunikasi Disamping itu diperlukan pula beberapa program lain yang pelaksanaanya dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yaitu : 1. Jangka Pendek a. Program pengenalan potensi dan objek biota pantai sebagai daya tarik wisata. b. Program peningkatan pemahaman dan penambahan wawasan pada masyarakat mengenai makna konservasi dalam hubungannya dengan keberlanjutan kegiatan wisata. c. Pembuatan zona-zona pemanfaatan,rehabilitasi,dan perlindungan di pantai-pantai Kukup , Drini , Sepanjang, Krakal, Sundak. d. Perancangan poster dan baliho yang bertemakan konservasi, untuk ditempatkan di pantai-pantai berterumbu karang. e. Perancangan poster dan baliho yang berisi informasi biota-biota sebagai ODTW (Objek dan Daya Tarik Wisata). f. Pendidikan dan pelatihan bagi pemandu-pemandu wisata mengenai ODTW ( Objek dan Daya Tarik Wisata) biota pantai berterumbu karang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
g. Pencantuman secara lebih spesifik ODTW ( Objek dan Daya Tarik Wisata) masing-masing pantai dalam kampanye-kampanye wisata. 2. Jangka Menengah a. Pemantauan dan pemeliharaan zona rehabilitasi di pantai-pantai berterumbu karang yang mengalami kerusakan akibat aktifitas manusia. b. Pengembangan fasilitas wisata untuk mendukung aktifitas wisata mengamati kehidupan biota pantai berterumbu karang, yaitu dengan pengadaan persewaan masker, snorkel dan kotak beralaskan kaca. c. Pengembangan fasilitas wisata untuk mandi dan bilas setelah melakukan aktifitas snorkeling. d. Pengembangan SDM yang lebih terampil dan dengan pemahaman yang lebih baik mengenai ODTW (Objek dan Daya Tarik Wisata) biota pantai berterumbu karang. e. Penerbitan buku yang menarik mengenai objek wisata di BaronKukup-Drini-Sepanjang-Krakal-Sundak. f. Kajian di pantai Sepanjang mengenai kemungkinannya sebagai pendaratan penyu. 3. Jangka Panjang a. Kajian mengenai pembuatan taman laut untuk pengembangan ODTW (Objek dan Daya Tarik Wisata) pantai berterumbu karang. b. Pendirian pusat informasi dan pendidikan mengenai ekosistem pantai selatan Gunungkidul, untuk mendukung wisata pendidikan. commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
.(Sumber : laporan akhir RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kawasan) Pantai Baron-Kukup, Krakal-Sundak, Sepanjang-Drini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul) 3. Program Pengembangan Pantai Drini Pengembangan Pantai Drini diarahkan dengan mengangkat potensi utamanya yaitu kegiatan nelayan, misalnya pendaratan perahu, TPI, dan jasa boga hasil laut. Yang perlu segera dilakukan di Pantai Drini adalah perbaikan kualitas jalan yang menuju ke pantai. Adapun Rencana pelestarian dan pengembangan yang dilakukan pada Pantai Drini oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul adalah: a. Perlu dilakukan kajian mengenai laguna-laguna yang dapat dilakukan aktifitas snorkeling atau pengamatan biota mengunakan kotak beralaskan kaca dan masker/snorkel. b. Pengembangan fasilitas untuk mandi dan bilas setelah aktifitas snorkeling. c. Dibuat poster-poster yang berisi informasi mengenai biota-biota yang menarik untuk diamati beserta sifat-sifatnya. d. Perlu pengembangan alternatif kegiatan di saat air pasang naik.tabel pasang surut tahunan dapat dicantumkan dengan ukuran besar, sehingga dapat digunakan pedoman bagi wisatawan dan para pelaku wisata. e. Pengembangan kegiatan pengaturan drainase air larian permukaan (run-off) di sekitar fasilitas umum kegiatan wisata Pantai Drini. commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Pengembangan fasilitas fisik (misal : jaringan air bersih, MCK, saluran limbah cair, lokasi pembuangan sampah padat, jaringan telekomunikasi, areal parkir) pendukung kegiatan wisata pantai harus disesuaikan dengan kemampuan lahan setempat. g. Pengusahaan jaringan listrik agar sampai ke kawasan Pantai drini, karena dengan adanya penerangan akan menggerakan semua kegiatan pariwisata di objek wisata ini. h. Pengembalian ke kondisi aslinya terutama pada tempat-tempat yang harus dilindungi, jenis pohon asli (Pohon Drini) yang tumbuh di daerah ini harus kembali di tanam di kawasan pantai ini, terutama ditanam di area belakang pantai sebagai ciri khas pantai ini. (Sumber : laporan akhir RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kawasan) Pantai Baron-Kukup, Krakal-Sundak, Sepanjang-Drini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul)
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Sketsa Pengembangan Pantai Drini
Keterangan : Sebelah Barat dikembangkan sebagai wisata kuliner makanan laut (sea food) dan kegiatan nelayan seperti TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Sebelah Timur dikembangkan sebagai aktivitas wisata dan rekreasi wisata seperti untuk berenang,menyelam,snorkeling dsb.
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Arahan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengembangan kawasan pantai untuk wisata mutlak memperhatikan aspek lingkungan, agar kawasan tersebut terhindar dari kerusakan lingkungan yang sangat mungkin terjadi.pada perencanaan kawasan 7 pantai yang berada dalam satu kawasan ini, ada beberapa pokok yang harus diperhatikan dalam pembangunan seperti tercantum di bawah ini. Pokok-pokok ini yang akan dijadikan acuan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kawasan Pantai drini I.
Persyaratan regulasi untuk kawasan a. Studi analisis mengenai dampak lingkungan.hal ini untuk memenuhi ketentuan yang tertera pada Kep.Menteri Lingkungan Hidup no 17 tahun 2001. b. Bagaimana konstruksi harus memperhatikan kawasan lindung yang lebarnya minimal 150 m dari garis pasang tertinggi.hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden No 32 tahun 1990. c. Building Coverage bagi seluruh kawasan sekitar maksimum 15 %.hal ini dikaitkan dengan kawasan pantai yang berfungsi untuk utamanya perlindungan.
II.
Persyaratan Teknis untuk Kawasan a. Air laut Limbah cair dan padat perlu pengelolaan yang baik, perlu dipikirkan adanya centralized waste treatment plant. Pengendalian pencemaran dan atau kerusakan air laut sesuai dengan PP No 19 tahun 1999
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Udara Parameter udara yang berkait dengan bau perlu mendapat penanganan. Sejauh mungkin kegiatan TPI tidak mengarah pada kegiatan penjemuran/pengeringan ikan. c. Drainase untuk kawasan Drainase untuk kawasan perlu dipikirkan selain harus terbuka tetapi juga harus masuk ke dalam tanah. III.
Persyaratan teknis untuk fasilitas a. Pedagang Cinderamata Masalah lingkungan : Limbah padat yang banyak dihasilkan di fasilitas ini. Apabila sampah tidak dikelola akan menyebabkan menurunnya estetika. Solusi : Sampah padat dibuatkan bak penampung dan dikelola dengan baik. Setiap hari harus diambil dan dibuang ke TPA (Tempat Penimbunan Akhir) b. Fasilitas Umum Masalah Lingkungan : Pada fasilitas umum ada 2 masalah, masalah pertama adalah vandalisme masalah kedua adalah masalah kebersihan terutama kebersihan kamar mandi dan toilet disamping itu juga masalah sampah. Solusi : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
Pengawasan yang ekstra ketat untuk menghindari corat-coret diberikan paper/pagar untuk menampung ekspresi para pengunjung ini. Setiap satu minggu sekali, paper untuk corat-coret ini dilepas atau diganti. Untuk mengatasi masalah kebersihan lingkungan, pengelola harus rajin untuk membersihkan limbah domestik berupa sampah, disediakan bak penampung tertutup dan segera diangkut secara periodik (harian) dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Saluran pembuangan air kotor dibuang ke waste water teratment plant. c. Warung Makan Masalah Lingkungan : Masalah lingkungan yang seringkali timbul pada fasilitas ini adalah limbah padat dan cair Solusi : Limbah padat berupa sampah, setiap rumah makan harus disediakan bak sampah. Meskipun ada bak sampah tetapi sampah ini harus dimasukan ke dalam plastik sampah. Limbah cair dan air limbah dari toilet disalurkan ke waste treatment plant. d. Area Parkir Masalah lingkungan : Masalah lingkungan yang terdapat ditempat parkir adalah masalah sampah yang tertutup. Setiap hari diambil untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Limbah cair dari toilet/WC/kamar mandi disalurkan ke waste water treatment plant. Saluran drainase commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harus mendapat perhatian agar tidak menimbulkan masalah (banjir atau becek dll) pohon perindang yang ditanam antara lain : Kelapa (Cocos Nucifera), Ketapang (Terminalia Catappa), Cemara Laut (Casuarina Equisetifolia), Keben (Baringtonia Asiatica). e. Aktivitas Wisata Masalah Lingkungan : Permasalahan
aktifitas
wisatawan
seringkali
menyebabkan
kerusakan pantai dengan limbah padat dan hilangnya hewan laut. Solusi : Untuk mengurangi perusakan pohon dipasang papan pengaman dan menyediakan bak sampah dan papan pengumuman berisi juga larangan untuk mengambil ecofak atau mengambil hewan benthic. f. Aktifitas Nelayan Masalah lingkungan : Pemandangan yang tidak baik karena penjemuran baju dan lainlain. Disamping itu juga kemungkinan kerusakan lingkungan akibat pemeliharaan kapal dan pembuangan sisa minyak, oli, dll. Solusi : Penerangan tetap pentingnya landscape pantai. g. Pulau Masalah ekosistem pulau : Pulau dihadapan pantai merupakan central of interest landscape pantai ini Oleh karena itu, pulau ini dibiarkan keasliannya. Vandalisme dan pengambilan benda/barang dari pulau dilarang. commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Solusi : Diusahakan agar pulau ini tetap terjaga keasliannya vandalisme dicegah. Upaya pembangunan fasilitas di pulau ini dilarang. (Sumber : laporan akhir RTRKW (Rencana Teknis Ruang Kawasan Wisata) Pantai Baron-Kukup, Krakal-Sundak, Sepanjang-Drini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul)
C. Kendala-Kendala Dalam Pengembangan Pantai Drini Dalam upaya untuk mengembangkan objek wisata pantai Drini yang mempunyai potensi tetapi belum berkembang memilki banyak kendala-kendala yang dihadapi karena selain belum begitu banyak dikenal oleh wisatawan, suatu objek wisata juga memerlukan sarana dan prasarana yang memadai dan menunjang para wisatawan untuk membuat nyaman dalam berwisata. Untuk kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka pengembangan objek wisata pantai drini terdapat beberapa aspek-aspek yang dapat disimpulkan oleh peneliti dalam melakukan pengamatan selama di objek wisata. Berikut beberapa hambatan dan kendala-kendala yang dihadapi pengelola yaitu Dinas pariwisata dan kebudayaan Gunungkidul yaitu : 1. Keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemkab untuk mengembangan seluruh kawasan wisata secara bersama-sama, ini ditindaklanjuti dengan kawasan prioritas untuk dikembangkan. Untuk drini masuk dalam prioritas berikutnya setelah pantai krakal 2. Dukungan
masyarakat
setempat
yang
rendah,
antara
lain
pada
commit userPemukim setempat membangun di ketidaktaatan pada tata ruang yangtoada.
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
daerah larangan dengan alasan lebih dekat dengan aktivitas setempat sebagai nelayan. Selama ini terlihat citra kawasan nelayan (perikanan) bertolak belakang dengan citra pariwisata. 3. Belum masuknya aliran listrik ke kawasan pantai Drini selama ini penduduk sekitar menggunakan listrik tenaga surya untuk penerangan mereka. Karena jika alisan listrik sudah tersedia akan menggerakkan seluruh aktivitas wisata di pantai drini. 4. Letak objek wisata yang jauh dari perkotaan dan medan jalan yang dilewati sangat terjal bagi wisatawan 5. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mendukung kegiatan pariwisata. (Sumber :
wawancara dengan Eli Martono, 14 Juli 2011, Staf Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul).
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Kabupaten Gunungkidul mempunyai potensi wisata yang besar untuk dikembangkan, terutama potensi wisata pantainya dengan kondisi alam pantai yang masih alami dengan karakteristik pantai terumbu karang, air yang jernih, bukit-bukit dan hamparan pasir putih serta banyaknya biota laut juga flora khas daerah pantai. Dengan tetap mempertahankan kondisi alam pantai yang masih alami itu semua merupakan daya tarik tersendiri bagi kawasan pantai di Gunungkidul. Tentu didukung juga dengan sarana penunjang seperti akomodasi, transportasi dan juga aksesibilitas yang memadai serta atraksi-atraksi wisata yang dapat menarik para wisatawan yang berkunjung agar berlama-lama untuk mengunjungi objek-objek wisata pantai di Gunungkidul. Dari hasil analisis penulis selama melakukan penelitian, objek wisata Pantai Drini mempunyai potensi dan daya tarik tersendiri yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung, diantaranya adalah faktor-faktor yang menjadi keunggulan seperti pantai Drini memiliki zona Interdial paling panjang (bentuk pantai paling landai) sehingga dapat dilakukan dan dikembangkan sebagai wisata pendidikan berupa studi biota laut. Pengusahaan jaringan listrik agar sampai ke kawasan pantai Drini ini juga merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan objek wisata ini, di samping itu juga dengan mengembalikan ke kondisi aslinya terutama pada commit to user tempat-tempat yang harus dilindungi, jenis pohon asli (Pohon Drini) yang tumbuh
69
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di daerah ini harus kembali di tanam di kawasan pantai ini, terutama ditanam di area belakang pantai sebagai ciri khas pantai ini. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam usaha pengembangan Pantai Drini antara lain seperti masih kurangnya kesadaran masyarakat setempat dalam mendukung kegiatan pariwisata seperti ketidaktaatan pada tata ruang yang ada pemukim setempat membangun di daerah larangan, berupa lapak-lapak untuk berjualan dengan alasan lebih dekat dengan aktivitas setempat sebagai sebagai nelayan serta Keterbatasan dana yang dimiliki Pemkab Gunungkidul untuk mengembangan seluruh kawasan wisata secara bersama-sama.
B. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan yang sedikit banyak dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola objek wisata Pantai Drini dalam upaya pengembangan kawasan Pantai Drini menjadi obyek wisata unggulan andalan Kabupaten Gunungkidul antara lain : 1. Pihak pengelola harus melakukan promosi secara gencar. Kegiatan Promosi baik melalui leaflet, booklet, brosur serta melalui berbagai media baik media cetak maupun elektronik terutama internet merupakan langkah yang cukup efektif untuk memasarkan objek wisata Pantai Drini kepada publik dan masyarakat luas baik dari dalam maupun luar negeri. Upaya promosi yang gencar diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sehingga dapat mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Perlunya aliran listrik untuk masuk ke kawasan objek wisata ini juga perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti secara serius oleh pihak pengelola, karena dengan adanya listrik akan mengairahkan seluruh kegiatan pariwisata di kawasan Objek wisata Pantai Drini 3. Perlunya perbaikan kondisi jalan menuju ke objek wisata ini seperti pengaspalan jalan yang selama ini sudah mulai menipis agar memudahkan para wisatawan yang akan berkunjung ke Pantai drini. 4. Penanaman kembali pohon drini sebagai ciri khas pantai ini yang belakangan ini populasi pohon ini sudah mulai habis.
commit to user