POLA, PERBEDAAN, DAN DETERMINAN KELUARGA BERENCANA Perilaku praktek keluarga berencana (family planning practice): -
praktek masa kini (current practice): pemakaian (use), pemilihan (choice). dinamika praktek (dynamic practice): ganti (switch), ketidaklangsungan (discontinuation).
Praktek masa kini (contraceptive use)
Pola dan perbedaan praktek KB di Indonesia menurut hasil SPI 1987 dan SDKI 1991, 1994 dan 1997 -
Ukuran: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei.
-
Menurut umur: berbentuk huruf U terbalik Artinya: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei rendah untuk perempuan usia 15-19 tahun, kemudian meningkat untuk perempuan kelompok umur lebih tua, dan turun lagi untuk perempuan usia 40-49 tahun. Pada awal masa reproduksinya biasanya perempuan belum mempraktekkan KB dalam rangka memiliki anak. Sementara itu, pada pertengahan masa reproduksinya praktek KB biasanya tinggi dalam rangka baik penjarangan maupun pembatasan kelahiran. Menjelang akhir masa reproduksinya biasanya praktek KB rendah. Hal in mungkin disebabkan karena para perempuan menyadari bahwa kesuburan mereka sudah berkurang atau pasangan suami dan istri berkurang frekuensi hubungan suami-istrinya.
-
Menurut jumlah anak lahir hidup (ALH): positif Artinya: semakin banyak ALH, semakin tinggi persentase yang praktek KB. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan dimana perempuan yang mempunyai anak lebih banyak lebih mempraktekkan program KB untuk membatasi kelahiran.
1
-
Menurut lama menikah: berbentuk huruf U terbalik. Artinya: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei rendah untuk mereka yang telah menikah selama kurang dari lima tahun, kemudian meningkat untuk mereka yang telah menikah selama 10-19 tahun, dan kemudian turun untuk mereka yang telah menikah selama 20 tahun atau lebih. Praktek KB biasanya rendah pada perempuan yang baru menikah karena mereka mungkin berencana untuk mempunyai anak. Sementara itu, perempuan yang telah menikah selama 10-19 tahun biasanya mepraktekkan KB dalam rangka menjarangkan atau membatasi kelahiran. Perempuan yang telah menikah selama 20 tahun atau lebih biasanya menyadari bahwa keseburuannya telah berkurang atau jarang melakukan hubungan suamiistri sehingga praktek KBnya rendah.
-
Menurut keinginan mempunyai anak lagi: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei lebih tinggi untuk mereka yang tidak ingin mempunyai anak lagi daripada untuk mereka yang ingin mempunyai anak lagi.
-
Menurut “Dikunjungi oleh PLKB atau tidak”: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei lebih tinggi untuk mereka yang dikunjungi oleh PLKB daripada untuk mereka yang tidak dikunjungi oleh PLKB. Artinya, adanya kunjungan PLKB membawa dampak positif pada peningkatan praktek KB. Dengan demikian, kegiatan ini sangat penting dan perlu diteruskan. Selain itu, para PLKB juga perlu terus dibina dan diberi pengertian bahwa kunjungan dalam rangka mendorong pasangan usia subur untuk praktek KB sebaiknya dilaksanakan secara berkala.
-
Menurut propinsi tempat tinggal: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei lebih tinggi untuk mereka yang tinggal di propinsi-propinsi Jawa dan Bali daripada untuk mereka yang tinggal di Luar Jawa dan Bali. Hal ini merupakan cermin dari tahapan implementasi program KB di Indonesia, yang mula-mula dilaksanakan di Jawa dan Bali pada Pelita I (1969-1974) dan kemudian diteruskan di propinsi-propinsi lain di luar Jawa dan Bali pada Pelita II (1974-1979) dan Pelita III (1974-1979).
2
-
Menurut tempat tinggal saat survei: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei lebih tinggi untuk mereka yang tinggal di wilayah perkotaan daripada untuk mereka yang tinggal di wilayah perdesaan.
-
Menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan: positif. Artinya: Semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan (baik pendidikan istri ataupun pendidikan suami) semakin tinggi persentase yang praktek KB. Dengan demikian, promosi praktek KB juga dapat dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun informal. Para calon ibu dan calon bapak perlu diberikan informasi mengenai program KB serta manfaatnya saat mereka mengikuti pendidikan.
-
Menurut akses kepada informasi: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei lebih tinggi untuk mereka yang membaca koran secara teratur, mendengar radio secara teratur, atau menonton televisi secara teratur. Penyebaran informasi mengenai program KB serta manfaatnya perlu terus dilakukan melalui radio, koran dan televisi supaya lebih banyak pasangan usia subur yang tahu tentang program KB dan melaksanakannya.
-
Menurut status bekerja: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei lebih tinggi untuk mereka yang bekerja. Perempuan yang bekerja biasanya mempunyai waktu yang terbatas untuk mengurus anak sehingga mereka lebih cenderung untuk membatasi kelahiran dengan praktek KB.
-
Menurut lapangan pekerjaan suami: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB saat survei lebih tinggi untuk mereka yang suaminya bekerja di sektor non-pertanian.
3
Faktor-faktor yang mempengaruhi praktek KB di Indonesia menurut hasil SPI 1987 serta SDKI 1991, 1994 dan 1997 -
umur: negatif
-
lama kawin: negatif
-
jumlah anak lahir hidup: positif
-
keinginan mempuyai anak lagi
-
adanya kunjungan PLKB Faktor ini merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap perilaku praktek KB. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas dari kegiatan ini perlu ditingkatkan. PLKB sebaiknya terus dibina agar kunjungan terhadap pasangan usia subur dilakukan dengan optimal supaya praktek KB dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
-
propinsi tempat tinggal
-
akses informasi
-
pendidikan istri atau suami: positif
-
status bekerja.
Pemilihan masa kini (contraceptive choice)
Pola dan perbedaan pemilihan metode KB di Indonesia menurut hasil SDKI 1987 dan 1991 -
Ukuran: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang praktek KB menurut metode KB yang dipraktekkan saat survei. + Metode jangka pendek (pil, suntikan dan kondom) + Metode jangka panjang (IUD dan Norplant) + Metode tradisional + Tidak pakai metode apapun
4
-
Menurut umur: persentase yang memakai metode jangka panjang lebih tinggi pada perempuan usia 30-44 tahun. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan karena pada usia ini diharapkan pasangan usia subur sudah mulai membatasi kelahiran dengan menggunakan metode jangka panjang.
-
Menurut jumlah anak lahir hidup (ALH): persentase yang memakai metode jangka panjang lebih tinggi pada perempuan yang mempunyai anak dua orang atau lebih. Hal ini juga sesuai dengan yang diharapkan karena pasangan usia subur yang sudah mempunyai anak dua orang atau lebih diharapkan sudah mulai membatasi kelahiran dengan menggunakan metode jangka panjang.
-
Menurut lama menikah: persentase yang memakai metode jangka panjang lebih tinggi pada perempuan yang telah menikah lima tahun atau lebih.
-
Menurut keinginan mempunyai anak lagi: persentase yang memakai metode jangka panjang lebih tinggi pada perempuan yang tidak ingin mempunyai anak lagi.
-
Menurut “Dikunjungi oleh PLKB atau tidak”: persentase yang memakai metode jangka panjang lebih tinggi pada perempuan yang dikunjungi oleh PLKB.
-
Menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan: persentase yang memakai metode jangka panjang tinggi pada perempuan berpendidikan tinggi.
-
Menurut akses kepada informasi: persentase yang memakai metode jangka panjang lebih tinggi pada perempuan yang membaca koran secara teratur, mendengar radio secara teratur, atau menonton televisi secara teratur.
-
Menurut status bekerja: persentase yang memakai metode jangka panjang lebih tinggi pada perempuan usia yang bekerja.
-
Menurut lapangan pekerjaan suami: persentase yang memakai metode jangka panjang lebih tinggi pada perempuan yang suaminya bekerja di sektor nonpertanian.
5
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode KB di Indonesia menurut hasil SDKI 1987 dan 1991 -
umur
-
lama kawin
-
jumlah anak lahir hidup
-
keinginan mempuyai anak lagi
-
adanya kunjungan PLKB (paling signifikan)
-
propinsi tempat tinggal
-
akses informasi
-
pendidikan istri atau suami
-
status bekerja
-
lapangan pekerjaan suami.
Dinamika praktek KB: ganti dan ketidaklangsungan
Pola dan perbedaan ganti metode KB menurut hasil SDKI 1991 dan 1997 -
Ukuran: persentase perempuan usia 15-49 tahun berstatus kawin yang ganti metode KB selama periode pengamatan.
-
Menurut umur saat ganti: negatif Artinya: semakin bertambah umur saat ganti, semakin kecil persentase perempuan yang ganti metode KB. Perempuan pada awal masa reproduksi muda biasanya masih mencari metode KB yang paling cocok sehingga lebih cenderung untuk ganti metode KB. Perempuan pada pertengahan dan akhir masa reproduksi biasanya sudah menemukan metode KB yang cocok sehingga kurang cenderung ganti metode KB. Atau, mereka tidak ganti metode KB karena menyadari bahwa mereka terpapar pada kehamilan yang tidak diinginkan jika mereka ganti-ganti metode KB.
6
-
Menurut umur saat survei: negatif Artinya: semakin bertambah umur saat survei, semakin kecil persentase perempuan yang ganti metode KB.
-
Menurut jumlah anak lahir hidup (ALH): negatif Artinya: semakin banyak ALH, semakin kecil persentase yang ganti metode KB. Perempuan yang mempunyai ALH lebih banyak biasanya sudah lebih berpengalaman dengan metode-metode KB sehingga mungkin mereka telah menemukan metode yang paling cocok dan oleh karena itu kurang cenderung untuk ganti metode KB.
-
Menurut region tempat tinggal: lebih tinggi untuk mereka yang tinggal di propinsi-propinsi Jawa dan Bali daripada untuk mereka yang tinggal di Luar Jawa dan Bali. Hal ini mencerminkan akses terhadap berbagai metode KB yang lebih tersedia di Jawa dan Bali. Pasangan usia sibur di Jawa dan Bali lebih mungkin ganti metode KB karena metode KB yang lain dan mungkin lebih cocok tersedia.
-
Menurut tempat tinggal saat survei: lebih tinggi untuk mereka yang tinggal di wilayah perkotaan daripada untuk mereka yang tinggal di wilayah perdesaan. Berbagai metode KB biasanya lebih tersedia di daerah perkotaan. Hal ini dapat mengakibatkan pasangan usia subur untuk mengganti metode KB sebelumnya dengan metode KB lainnya.
-
Menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan: positif. Artinya: Semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan (baik istri ataupun suami) semakin tinggi persentase yang ganti metode KB. Pendidikan juga merupakan akses terhadap berbagai metode KB. Perempuan yang lebih berpendidikan biasanya lebih mempunyai akses terhadap pengetahuan mengenai berbagai metode KB serta cara memperolehya.
-
Menurut akses kepada informasi: persentase yang ganti metode KB lebih tinggi untuk mereka yang membaca koran secara teratur, mendengar radio secara teratur, atau menonton televisi secara teratur. Informasi tentang berbagai metode KB serta cara mendapatkannya dapat diperoleh melalui media massa (koran, radio atau televisi).
7
-
Menurut lapangan pekerjaan suami: lebih tinggi untuk mereka yang suaminya bekerja di sektor non-pertanian. Perempuan yang suaminya bekerja di sektor non-pertanian biasanya lebih mempunyai akses terhadap informasi mengenai berbagai metode KB sehingga mereka lebih cenderung untuk ganti metode KB.
-
Menurut metode KB yang dipraktekkan sebelumnya: paling rendah untuk mereka yang memakai Norplant.
-
Menurut alasan untuk ganti: paling tinggi untuk mereka yang ingin metode yang lebih baik (mudah diperoleh, lebih efektif, nyaman dipakai atau harga tejangkau).
-
Menurut lama pakai metode yang diganti: negatif. Artinya: semakin lama durasi pemakaian suatu metode KB, semakin kecil persentase yang ganti metode KB.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ganti metode KB di Indonesia menurut hasil SDKI 1991 dan 1997 -
umur saat ganti: negatif
-
umur saat survei: negatif
-
jumlah anak lahir hidup: positif
-
region tempat tinggal
-
akses informasi
-
pendidikan istri: positif
-
lapangan pekerjaan suami
-
metode KB yang dipraktekkan sebelumnya
-
durasi pakai metode yang dipraktekkan sebelumnya
-
alasan ganti (paling signifikan) Dengan demikian, kualitas metode KB yang tersedia perlu ditingkatkan.
8
Pola dan perbedaan ketidaklangsungan praktek KB menurut hasil SDKI 1994 -
Ukuran: life-table discontinuation rate (angka ketidaklangsungan pemakaian)
-
Menurut umur: negatif Artinya: semakin bertambah umur, semakin kecil angka ketidaklangsungan pemakaian.
-
Menurut region tempat tinggal: lebih tinggi untuk mereka yang tinggal di Luar Jawa dan Bali II.
-
Menurut tempat tinggal saat survei: lebih tinggi untuk mereka yang tinggal di wilayah perkotaan daripada untuk mereka yang tinggal di wilayah perdesaan.
-
Menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan: positif. Artinya: Semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan semakin tinggi angka ketidaklangsungan pemakaian.
-
Menurut tujuan praktek KB: lebih tinggi untuk mereka yang menjarangkan kelahiran daripada untuk mereka yang membatasi kelahiran.
Pola, perbedaan, dan determinan partisipasi pria dalam KB
9
Tabel 3. Distribusi persentase pasangan suami dan istri menurut status partisipasi pria dalam KB dan latar belakang karakteristik, OKI, Tasikmalaya, Singkawang dan Kupang, 20042005. Istri sedang Suami sedang praktek praktek metode metode KB KB pria wanita
Latar belakang karakteristik
Suami/istri Suami/istri pernah belum pernah praktek KB praktek KB
Jumlah (n)
Usia istri (tahun) 15-19 20-29 30-39 40-49
0,00 2,59 1,47 7,50
50,00 69,83 73,63 70,83
21,43 13,36 18,68 18,33
28,57 14,22 6,23 3,33
100,0 (14) 100,0 (232) 100,0 (273) 100,0 (120)
3,85 2,97 2,78
19,23 75,25 64,81
30,77 14,06 25,93
46,15 7,72 6,48
100,0 (26) 100,0 (505) 100,0 (108)
2,58 1,40 4,44
76,38 67,83 67,11
14,76 20,98 16,44
6,27 9,79 12,00
100,0 (271) 100,0 (143) 100,0 (225)
2,32 2,38 3,94
74,52 69,05 68,90
16,60 20,63 14,96
6,56 7,94 12,20
100,0 (259) 100,0 (126) 100,0 (254)
2,08 1,93 5,21
67,92 73,43 72,92
15,42 16,91 18,23
14,58 7,73 3,65
100,0 (240) 100,0 (207) 100,0 (192)
2,83 3,09
67,49 74,16
20,49 13,76
9,19 8,99
100,0 (283) 100,0 (356)
0,00 3,01
87,50 71,00
0,00 16,96
12,50 9,03
100,0 (8) 100,0 (631)
2,62 10,34
71,80 58,62
16,89 13,79
8,69 17,24
100,0 (610) 100,0 (29)
2,23 10,53
71,65 66,67
16,67 17,54
9,45 5,26
100,0 (582) 100,0 (57)
Jumlah anak masih hidup 0 1-3 4 atau lebih Pendidikan istri SD atau kurang SMP SMA atau lebih Pendidikan suami SD atau kurang SMP SMA atau lebih Pendapatan keluarga (ribuan rupiah) Kurang dari 500 500 -< 1000 1000 atau lebih Status bekerja istri Tidak bekerja Sedang/pernah bekerja Status bekerja suami Tidak bekerja Sedang bekerja KB berlawanan dengan norma-norma sosial dan budaya Tidak Ya KB berlawanan dengan ajaran agama Tidak Ya (dilanjutkan)
10
Tabel 3. (Lanjutan) Distribusi persentase pasangan suami dan istri menurut status partisipasi pria dalam KB dan latar belakang karakteristik, OKI, Tasikmalaya, Singkawang dan Kupang, 20042005.
Latar belakang karakteristik Akses terhadap pelayanan sterilisasi pria Sulit/tidak tahu Mudah Akses terhadap kondom Sulit/tidak tahu Mudah Istri setuju praktek KB pria Tidak Ya Tempat tinggal Perkotaan Perdesaan Kabupaten tempat tinggal OKI Tasikmalaya Singkawang East Nusa Tenggara Jumlah
Istri sedang Suami sedang praktek praktek metode metode KB KB pria wanita
Suami/istri Suami/istri pernah belum pernah praktek KB praktek KB
Jumlah (n)
2,16 8,43
70,68 74,70
17,45 12,05
9,71 4,82
100,0 (556) 100,0 (83)
2,31 4,37
67,90 78,16
17,55 15,05
12,24 2,43
100,0 (433) 100,0 (206)
0,96 3,95
74,64 69,53
15,31 17,44
9,09 9,07
100,0 (209) 100,0 (430)
2,49 4,46
75,10 59,24
16,39 17,83
6,02 18,47
100,0 (482) 100,0 (157)
1,88 3,77 5,00 1,25
97,50 76,10 64,38 46,88
0,63 18,87 25,63 21,88
0,0 1,26 5,00 30,00
100,0 (160) 100,0 (159) 100,0 (160) 100,0 (160)
2,97
71,21
16,74
9,08
100,0 (639)
11
Tabel 4. Estimasi parameter, nilai-p dan rasio kecenderungan untuk model regresi logistik biner untuk pernah atau sedang mempraktekkan metode KB pria, OKI, Tasikmalaya, Singkawang dan Kupang, 2004-2005. Kovariat
Estimasi parameter
Nilai-p
Rasio kecenderungan 0,0166 1,0347
-4,0987 0,0017 Intersep 0,0341 0,0577 Umur istri (tahun)** Jumlah anak masih hidup 0-2 1,0000 3 atau lebih -0,3081 0,3379 0,7349 Pendidikan suami*** SD atau kurang 1,0000 SMP 0,9224 0,0037 2,5152 SMA atau lebih 0,7782 0,0076 2,1776 Status kerja istri Kerja -0,1277 0,5747 0,8801 Lainnya 1,0000 Status kerja suami Kerja -0,0307 0,9780 0,9697 Tidak bekerja 1,0000 Pendapatan keluarga (rupiah)*** Kurang dari satu juta 1,0000 Satu juta atau lebih 0,6973 0,0058 2,0083 Tempat tinggal Perkotaan -0,0057 0,9839 0,9943 Perdesaan 1,0000 Kabupaten*** Tasikmalaya 1,0000 Lainnya 0,7483 0,0053 2,1134 Akses terhadap kondom*** Mudah 0,8072 0,0003 2,2416 Tidak mudah/tidak tahu 1,0000 Sikap istri terhadap praktek metode KB pria* Setuju 0,3886 0,1140 1,4749 Tidak setuju 1,0000 Catatan: * signifikan pada nilai-p=0,15; ** signifikan pada nilai-p =0,10; *** signifikan pada nilai p=0,05 dan - = kategori acuan.
12