POLA KOMUNIKASI DALAM MEDIA (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikator sebagai Pembuat Pesan dan Komunikan sebagai Penerima Pesan dalam Akun Twitter @GNFI (Good News From Indonesia) terkait Pemberitaan Positif tentang Indonesia)
Yulia Noor Wibawati Prahastiwi Utari
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmo Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract New media gives more space for its users. Via new media, a communication process may be created, either person-to-person or community. This communication process results a relationship called social networking. Twitter is one of new media platforms which allows its users to arrange, send, receive and give feedbacks in the form of short messages. As communicator, the account @GNFI (Good News From Indonesia) is one of so many accounts using Twitter as communication media to society spreading positive news about Indonesia. This account is interesting because @GNFI accesses Twitter as information platforms relates to positive news about Indonesia among so many private accounts used as self actualization platform. This research is a qualitative research using method of content analysis and qualitative descriptive. Data collection techniques used in this research are literature and interview. Sampling method in this research is random sampling. Data validity uses triangulation technique. Data analysis uses data collection, data reduction, data display and conclusion drawing. The conclusions of this research are: (1) In literature level, message content of @GNFI consists of 4 categories namely economic and business; art and culture; knowledge and technology; and tourism. (2) Communicator of @GNFI arranges messages for its followers with the source of logic message design by Barbara O'Kefe, message writing is devided into 3 namely expressive, conventional and rhetoric logic design. (3) Communicant of @GNFI receives messages from communicator in 3 steps namely communicant message recipients. The communicants who trust the messages they receive, the communicants who negotiate with those messages and the communicants who reject message content. Keywords: New Media, Twitter, Message, Message Production, Message Reception.
1
Pendahuluan Perkembangan media bukanlah hal yang baru untuk saat ini. Era globalisasi membuat masyarakat harus selalu mengikuti perkembangannya dan memberikan inovasi-inovasi yang baru pula. Konvergensi old media ke new media memiliki banyak keuntungan bagi para penggunanya di segala bidang. New media memberikan ruang yang lebih bagi para penggunanya. Janet Murray dalam Wardrip-Fruin, 2003 mengemukakan bahwa New media merupakan studi tentang sebuah medium komunikasi yang secara luas terintegrasi ke dalam sebuah jaringan atau internet atau electronic media. Istilah new media merupakan sebuah representasi medium baru medium digital. Tim Berners-Lee menemukan bahwa perkembangan studi Ilmu Komunikasi terjadi sangat pesat pada akhir abad 20-an. Ini ditandai pada 1991 yaitu Hypertext Markup Language (HTML) yang kemudian menjadi basis dari World Wide Web (www) yang sekarang kita gunakan. Bentuk lain dari dokumen yang popular dalam new media adalah using Hypertext Transfer Protocol (HTTP). Bagi Berner-Lee, keduanya merupakan kombinasi pertama sebagai web browser yang disebut world wide web (Steed,2001 dalam Hastarjo 2011:2). Dari sinilah kemudian banyak peneliti menganggap bahwa studi new media memang berawal dari tahun 1990an. Perkembangan new media tidak lepas dari bagiannya, yaitu internet. Internet merupakan salah satu media yang terus berkembang dan hampir digunakan seluruh lapisan masyarakat di dunia. Media Internet sebagai salah satu sarana komunikasi terpenting di era global untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang diperlukan dan membangun hubungan sosial bagi semua kalangan dan lapisan masyarakat. Hal ini menyebabkan manusia sebagai pelaku utama revolusi media tersebut dituntut agar selalu berusaha untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi. Dengan menggunakan media internet, sebuah komunikasi dapat diciptakan, baik antara individu antar individu maupun komunitas yang satu dengan yang lainnya.
2
Dari hasil komunikasi ini terbentuklah suatu hubungan yang disebut dengan social networking. Media sosial yang marak digunakan sampai saat ini salah satunya adalah twitter. Twitter adalah layanan jejaring sosial dan mikroblog daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter, yang dikenal dengan sebutan kicauan (tweet). Twitter bukanlah barang baru di media sosial. Sejak didirikan, media tersebut makin menggeser media sosial lain seperti: friendster, facebook, dll. Pesan yang disampaikan melalui twitter hanya terbatas 140 karakter. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa twitter merupakan pesan singkat dari internet. Twitter mengalami pertumbuhan yang pesat dan dengan cepat meraih popularitas di seluruh dunia. Hingga bulan Januari 2013, terdapat lebih dari 500 juta pengguna terdaftar di Twitter, 200 juta di antaranya adalah pengguna aktif dalam Wickre, 2013. Banyaknya pengguna aktif di twitter karena secara fungsional layanan ini digunakan dalam berbagai aspek. Dari politik, agama, hukum, popularitas, informasi, kesehatan, sharing, hingga jual beli dilakukan dalam media ini. Bisa kita lihat trend yang lagi marak saat kegiatan pemilu 2014, hampir semua kandidat calon legislatif menggunakan media sosial untuk mempromosikan dirinya, bukan lagi dengan media cetak maupun elektronik. Hingga saat ini tokohtokoh politik seperti mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus presiden 2015 Joko Widodo, mempunyai akun twitter resmi yang digunakan untuk berbagi informasi terkait dirinya, kegiatan yang dilakukan, hingga keseharian yang dia lakukan di media twitter. Kegiatan yang sering dilakukuan dalam media twitter adalah update status. Banyak masyarakat Indonesia menggunakan media ini untuk berbagi tentang apa yang sedang dia lakukan, mengunggah foto, berhubungan dengan teman, mencari informasi, hingga mengutarakan isi hati dengan menge-tweet di twitter. Mereka senang bila hal-hal yang sedang dialami diketahui banyak orang, di tweet ulang (retweet) hingga dikomentari atas apa yang dilakukan. 3
Fenomena di atas bukanlah barang baru. Sejak kemunculan blog dan media sosial, media-media konvensional terkesan terlambat dalam memberitakan sebuah peristiwa. Media-media arus utama saat ini pun mulai mengintegrasikan diri dengan kanal-kanal sosial agar tetap eksis. Sampai saat ini, kanal-kanal sosial masih memainkan peranan besar dalam penyebaran informasi terkini. Paling tidak, kajian teranyar mempertegas bahwa media sosial, khususnya twitter, masih memimpin dalam rantai penyebaran berita termasuk berita olahraga, bencana, kerusuhan, dan sebagainya. Ayu (2013) melihat ada ungkapan menarik dari Gil Scott-Heron: "The revolution will not be televised, but it might be tweeted." Ungkapan tersebut berasumsi bahwa informasi tentang sebuah kejadian saat ini jauh lebih cepat menyebar dan disebarkan bukan melalui media-media konvensional seperti televisi, tapi lewat media sosial seperti twitter. Zahra (2013) mengutip bahwa selain twitter, jejaring sosial lain yang dikenal di Indonesia adalah Path dengan jumlah pengguna 700.000 di Indonesia. Line sebesar 10 juta pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna dan Linkedin 1 juta pengguna. Dikutip dari laman kominfo.go.id, Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi
dan
Komunikasi
Publik
(IKP) Selamatta
Sembiring
mengatakan
“Seharusnya, kemajuan teknologi internet dapat lebih digali dan dimanfaatkan lebih dalam lagi agar nantinya Indonesia tidak hanya menjadi pengekor dari penemuanpenemuan luar dan dapat juga bersaing dengan negara lainnya” Dari fakta diatas, bisa disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia memamg gemar bermain media sosial, terutama twitter. Namun dalam perbincangan di twitter masyarakat lebih sering menggunakannya untuk ekspresi diri seperti update dan bersosialisasi dengan teman-teman dunia maya-nya. Namun hal tersebut lebih bermanfaat bila aktivitas bertwitter digunakan pula untuk mempromosikan suatu hal yang positif. Seperti yang dilakukan akun @GNFI (Good News From Indonesia). Akun ini berdiri sejak tahun 2009. Dalam twitternya dia memberikan pesan seputar berita4
berita baik mengenai Indonesia. Dibalik kicauan twitter masyarakat Indonesia yang isinya menjelek-jelekkan pemerintah Indonesia, baik birokrasi, kasus korupsi, bencana alam, dan berita buruk mengenai Indonesia, akun @GNFI memberikan informasi berupa hal-hal yang yang patut dibanggakan dari Indonesia. Informasi biodata di twitternya “Restoring Optimism, Rebuilding Confidence” (GNFI Twitter, 2014), akun ini berharap melalui tweet nya Indonesia memiliki semangat optimisme dan kebanggaan akan kekayaan yang dimilikinya. Akun yang memiliki 532 ribu follower ini menceritakan tentang keanekaragaman budaya, lokasi berwisata yang masih jarang masyarakat ketahui, prestasi yang diraih, dan kabar baik mengenai Indonesia. Melalui akun ini, diharapkan masyarakat Indonesia lebih memikirkan hal-hal baik tentang Negara ini, dan secara tidak langsung mengetahui potensi yang dimiliki dan kebanggaan tersendiri berada di Indonesia. Akun ini menjadi jalur pemberitaan berita positif dan berita-berita unik tentang Indonesia yang banyak dilewatkan oleh media-media garis besar. Tujuan utamanya adalah mengembalikan optimisme dan membangun kembali kepercayaan diri Indonesia, menjadi bangsa yang besar, bermartabat, dan disegani. Pemberitaan melalui twitter yang dilakukan oleh akun @GNFI merupakan bentuk pencitraan positif bagi Negara Indonesia. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sendiri, dalam beberapa pesan di akunnya menyelipkan pesan optimisme sebagai pintu keluar seseorang dari masalah. "Orang pesimis mengeluh.. mengapa banyak sekali masalah; orang optimis bilang..setiap masalah selalu ada solusinya. *SBY*", tulis SBY di hari yang sama akun itu juga mempromosikan GNFI. "Saya menemukan akun @GNFI, senang rasanya membaca hal-hal positif dan prestasi Indonesia. Maju terus GNFI. *SBY*" (twitter.com/SBYudhoyono/status, diakses 23 April 2014 pada pukul 14.55 wib). Terkait tulisan yang di unggah oleh presiden SBY tersebut, membuktikan ada hal baik terkait pemberitaan dari akun @GNFI. Pesan yang disampaikan kepada publik dapat memberikan efek positif. 5
Dalam penyampaian pesan di twitter (tweet), akun @GNFI mendapatkan berita dari berbagai sumber, bahkan dari pengikutnya (follower). Akun tersebut terkadang berperan menjadi komunikator saat menyebarkan pesan melalui tweetnya, terkadang menjadi komunikan karena mendapat informasi dari akun twitter lain sebagai sumber informasi unggahan tweetnya. Proses komunikasi, terdapat 2 hal penting yaitu produksi pesan atau message production, yang dikenal dengan proses encoding. Proses kedua adalah penerimaan pesan atau message reception, yang dikenal dengan proses decoding. Jalaluddin Rakhmat (1999: 268) menyatakan bahwa keberhasilan komunikasi sebagian ditentukan oleh kekuatan pesan. Agar setidaknya, pesan yang disampaikan diperhatikan, maka kita harus membuat pesan itu sedemikian rupa sehingga pesan tersebut sesuai dengan kebutuhan komunikan. Unsur pesan meliputi semua materi atau isi yang dikomunikasikan antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, baik yang disampaikan secara verbal maupun non verbal., baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui media massa misalnya). Setelah mendapatkan perhatian, pesan yang disampaikan diharapkan memenuhi kebutuhan komunikan. Kebutuhan akan isi pesan yang diterima oleh komunikan dilihat dari tanggapannya terlebih dahulu dan komunikator mendapatkan feedback apakah pesan tersebut di respon baik atau tidak oleh komunikan. Dalam tweet yang disuguhkan oleh @GNFI, beraneka ragam pembahasan dari wisata alam, hal-hal unik yang tidak diketahui masyarakat sehingga membuat para follower-nya tidak bosan mengikuti pemberitaan tentang Indonesia. Tidak asal tulis dalam pemberitaan tentang Indonesia, alih-alih bukan bangga yang di dapat justru malu bila ada hal yang harusnya dibanggakan namun salah dalam penulisan atau penyampaian pesan. Oleh karena itu, para pengelola akun ini harus memperhatikan dengan cermat berita baik yang di dapat sebelum mem-publish nya ke khalayak luas. Aspek komunikasi pada penelitian ini adalah: (a) melihat isi pesan pada akun @GNFI, (b) melihat peran komunikator sebagai pembuat dan menyampaikan pesan, 6
dan (c) peran komunikan dalam menerima pesan. Ketiga aspek komunikasi tersebut dianggap penting karena berkenaan dengan unsur-unsur komunikasi. Selain itu, dilihat pula tentang produksi pesan dan penerimaan pesan. Produksi pesan adalah cara komunikator menyusun pesan untuk disampaikan kepada komunikan. Penerimaan pesan adalah diterimanya pesan oleh komunikan dari komunikator. Bisa dilihat dari hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana isi pesan, komunikator menyusun pesan, dan komunikan dalam menerima pesan dalam akun @GNFI.
Rumusan Masalah 1. Dalam level teks, bagaimana isi pesan dalam akun twitter @GNFI (Good News From Indonesia) yang berisi pemberitaan positif tentang Indonesia? 2. Bagaimana komunikator dalam akun twitter @GNFI menyusun pesan kepada followernya? 3. Bagaimana komunikan (follower) dalam akun twitter @GNFI menerima pesan dari komunikator?
Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis isi pesan dalam akun twitter @GNFI yang berisi pemberitaan positif tentang Indonesia. 2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana komunikator dalam akun twitter @GNFI menyusun pesan untuk disampaikan kepada followernya. 3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana komunikan (follower) dalam akun twitter @GNFI menerima pesan yang diterima dari komunikator. Tinjauan Pustaka a. Komunikasi Effendi (2002:9) mengugkapkan Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. “Sama” disini maksudnya adalah satu makna. Jadi,
7
jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham mengenai suatu pesan tertentu. Sebagaimana Laswell dalam Wiryanto (2004:7) dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who, Say What, In Which Channel, To Whom, With What Effect”. Pertanyaan ini mengandung lima unsur dalam komunikasi yang menunjukkan studi ilmiah mengenai komunikasi cenderung untuk berkonsentrasi pada satu atau beberapa pertanyaan diatas: 1. Who (siapa), komunikator yakni orang yang menyampaikan mengatakan, atau menyiatkan pesan-pesan baik secra lisan maupun tulisan. dalam hal ini komunikator melihat dan menganalisa faktor yang memprakasai dan membimbing kegiatan komunikasi. 2. Say What (mengatakan apa), pesan yaitu: ide, informasi, opini yang dinyatakan sebagai isi pesan dengan menggunakan simbol atau lambang yang berarti. 3. In which channel (melalui saluran apa) media ialah alat yang dipergunakan komunikator untuk menyampaikan pesan agar pesan lebih mudah
untuk
diterima
dan
dipahami,
biasanya
komunikator
menggunakan pers, radio, televisi, dan lain-lain. 4. To Whom (kepada siapa) komunikan ialah orang yang menjadi sasaran komunikator dalam menyampaikan pesan. untuk itu seorang komunikator harus mengetahui betul sifat dan kondisi komunikan dimanapun berada. 5. Effeck (efek) yakni efek atau pengaruh kegiatan komunikasi yang di lakukan komunikator kepada komunikan, sehingga terlihat adanya perubahan yang terjadi dalam diri komunikan. Dari berbagai definisi komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan baik secara tulisan maupun lisan,
8
dengan maksud atau tujuan tertentu untuk komunikan, dengan media apapun dan komunikan memahami pesan yang disampaikan. b. Produksi Pesan Dalam
proses
komunikasi,
pesan
merupakan
sekumpulan
lambang
komunikasi yang memiliki makna dan kegunaan dalam menyampaikan suatu ide gagasan kepada manusia lain. Pesan dirancang oleh komunikator untuk disampaikan kepada komunikan melalui saluran komunikasi tertentu. Penyandian pesan (encoding) akan disesuaikan dengan
karakteristik saluran pesan
yang dipilih untuk
menyampaikan pesan kepada komunikan, karena saluran komunikasi menentukan bagaimana suatu pesan dikemas. Pesan yang sampai kepada komunikan akan diterima melalui proses pemaknaan pesan (decoding). O’ Keefe dalam Miller (2005: 109-111) menjelaskan tentang tiga logika penyusunan pesan oleh komunikator sebagai cara-cara yang dipilih oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikannya. Dalam tesisnya, O’ Keefe menekankan ada beberapa jalan untuk menjelaskan pesan, dan manusia menggunakan logika berbeda dalam memutuskan apa yang akan merekakatakan kepada orang lain dalam situasi tertentu. Dengan kata lain, dalam penyusunan pesan, komunikator akan memikirkan cara terbaik agar suatu pesan bisa tersampaikan kepada komunikan. Ada tiga logika penyusunan pesan yang dijelaskan oleh O’ Keefe. Pertama adalah expressive design logic. Pada tahap ini, pesan yang disampaikan kepada komunikan bersifat terbuka dan reaktif sesuai sifat alamiahnya, dan cenderung mengabaikan perasaan orang lain yang menerima pesan tersebut. Pesan pada expressive
design
logic
mengutamakan
kepentingan
komunikator
daripada
komunikan sebagai penerima pesannya. Logika penyusunan pesan yang ke dua adalah conventional design logic. Pada kategori ini, komunikator melihat komunikasi sebagai sebuah permaianan yang memiliki aturan-aturan di dalamnya. Komunikasi dalam conventional design logic mengutamakan ekspresi komunikator, namun masih berpedoman pada aturan dan
9
norma yang berlaku, termasuk hak dan tanggung jawab dari masing-masing individu yang terlibat. Logika penyusunan pesan yang terakhir adalah rhetorical design logic, dimana komunikasi pada kategori ini dilihat sebagai cara untuk merubah aturan melalui negosiasi. Pesan didesain secara fleksibel, memiliki makna, dan berorientasi pada individu. Sebuah pesan mencoba membingkai ulang situasi sehingga berbagai tujuan termasuk persuasi dan sopan santun-terintegrasi secara keseluruhan. Pada kategori penyusunan pesan yang ke tiga ini, komunikator akan memilah kata yang tepat agar pesan yang ingin ia sampaikan bisa tersampaikan dengan baik kepada komunikan termasuk didalamnya menggiring pendapat komunikan agar setuju dengan pesan yang ia sampaikan secara tersirat. c. Penerimaan Pesan Komunikan adalah objek penerima pesan. Tentunya, pesan-pesan yang dikirim oleh komunikator adalah pesan yang memiliki bentuk. Ketika komunikan menangkap maksud komunikator, komunikan akan mereproduksi informasi yang tadi disampaikan oleh komunikator dan kemudian akan dikirim balik kepada komunikator tersebut Hall dalam Cultural, Media, Language (1991:125) menjelaskan ada tiga cara penerimaan pesan yang dilakukan oleh komunikan. Pertama adalah dominant hegemonic position. Dominant hegemonic position terjadi ketika komunikan mengerti secara penuh apa isi pesan dari komunikator, dan tidak ada penolakan tentang isi pesan yang disampaikan tersebut. Dengan kata lain, pada kategori ini komunikan menerima dan menyetujui semua hal yang disampaikan oleh komunikator. Posisi penerimaan pesan yang ke dua adalah negotiated position. Pada negotiated position, komunikan mengerti secara penuh apa isi pesan dari komunikator, namun mereka masih memberikan pertimbangan atas pesan yang disampaikan. Komunikan yang ada pada kelompok ini adalah komunikan yang paham isi pesan yang disampaikan komunikator, namun memilih untuk memberikan opini mereka tentang hal tersebut, bukannya menyetujui mentah-mentah pesannya. 10
Sedangkan posisi penerimaan pesan yang terakhir adalah oppositional position, yaitu ketika komunikan menolak isi pesan yang diberikan oleh komunikator meski mereka mengerti secara penuh apa isi pesan tersebut. Orang yang menolak secara keseluruhan pesan dari komunikator ini adalah mereka yang sudah sangat tahu tentang isi pesan tersebut, namun memilih untuk memberi balasan yang berkebalikan dari isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. d. Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Bitner, 1980 dalam Riswandi, 2009: 103). Batasan komunikasi massa ini lebih menitikberatkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang mencakup pesan-pesan, dan media massa (seperti Koran, majalah, TV, radio, dan film), serta khalayak. e. Twitter Twitter adalah sebuah aplikasi online yang merupakan bagian blog, bagian situs jaringan sosial, bagian ponsel/ alat instan messaging (IM), yang dirancang untuk memberitahu pengguna dalam menjawab pertanyaan “what are you doing?”. Pengguna atau user memiliki batasan sebanyak 140 karakter pada setiap postingan atau tweet untuk menuliskan apapun yang ada dipikirannya. Banyak tweet menjawab pertanyaan dari apa yang pengguna lakukan, tetapi banyak pengguna lain juga yang memberikan tanggapan atas tweet yang dituliskan, menunjuk ke sumber berita online yang menarik pengguna, perenungan, atau pertanyaan (Fakhurroja, 2009).
Metodologi Jenis penelitian ini dilakukan dengan 2 metode, yaitu: 1. Analisis Isi Analisis isi berfungsi mendeskripsikan dan menganalisis isi pesan. Analisis isi kualitatif dalam Sobur (2006:48) adalah studi tentang struktur pesan pada dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, telaah mengenai aneka fungsi (prakmatik) bahasa.
11
Kajian tentang pembahasaan realitas dalam sebuah pesan tidak hanya apa yang tampak dalam teks atau tuklisan, situasi dan kondisi (konteks) seperti apa bahasa tersebut diujarkan akan membedakan makna subyektif atau makna dalam perspektif mereka. Penelitian ini menggunakan analisis isi untuk menganalisis isi pesan berupa pemberitaan positif tentang Indonesia. Cara yang dilakukan untuk menganalisa isi ini adalah mengumpulkan data-data berupa pesan tweet akun @GNFI, kemudian dikategorisasi dan dianalisis sesuai kategori tersebut. 2. Deskriptif Kualitatif Dalam hal ini deskriptif kualitatif digunakan untuk melihat bagaimana komunikator menyusun pesan dan komunikan menerima pesan. Penelitian tentang komunikator dan komunikan diteliti menggunakan teknik wawancara kepada narasumber berdasarkan hasil analisis teks tentang bagaimana pesan yang disampaikan akun @GNFI yang berperan sebagai komunikator dan penerimaan pesan oleh follower yang berperan sebagai komunikan di Twitter. Teknik wawancara tersebut bisa disebut dengan penelitian deskriptif kualitatif. Jadi penelitian ini menggunakan analisis isi untuk level teks dan studi deskriptif kualitatif untuk level wawancara. Setelah menggunakan analisis isi kemudian diperkuat dengan level persepsi untuk menganalisis keseluruhan penelitian ini.
Sajian dan Analisis Data 1. Pesan Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Penelitian ini membuat empat kategori untuk dianalisis isi pesannya dari tweet akun @GNFI. Kategori pesan yang ditulis adalah: (a) Ekonomi dan bisnis, (b) Seni dan budaya, (c) Ilmu dan teknologi dan (d) Perjalanan dan tempat wisata.
12
Isi pesan tentang ekonomi dan bisnis lebih kepada pemberitaan tentang perdagangan, investasi, ekspor dan impor, dan produksi dalam negeri. Pemberitaanpemberitaan tersebut merupakan pemberitaan positif tentang kondisi perekonomian di Indonesia. Akun @GNFI menuliskan berita positif tentang perekonomian di Indonesia untuk memberikan semangat optimis kepada masyarakat bahwa Indonesia tidak seburuk yang diberitakan kebanyakan media. Selain itu sebagai media penyeimbang ditengah banyaknya berita negatif tentang perekonomian di Indonesia. Isi pesan tentang seni dan budaya dibagi menjadi 2, yaitu prestasi seni dan budaya Indonesia dan seni dan budaya Indonesia yang terkenal atau diapresiasi oleh Negara lain. Kurangnya pemberitaan tentang kesenian dan kebudayaan yang dituliskan dalam media menjadi kelemahan masyarakat karena mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang keanekaragama seni dan budaya di Indonesia. Pengertahuan akan seni dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia sebagai pegangan masyarakat untuk mengunggulkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Indonesia, yaitu beragam seni dan budayaa yang menyebar luas di seluruh nusantara. Oleh sebab itu diupayakan pemberitaan tersebut membantu memaksimalkan citra Indonesia di mata dunia. Isi pesan tentang ilmu dan teknologi memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang teknologi yang telah hadir di Indonesia sebagai wujud Indonesia juga Negara yang berkembang. Selain itu pemberitaan tentang prestasi anak bangsa dalam mendapatkan penghargaan dibidang ilmu dan teknologi menunjukkan prestasi yang dimiliki anak bangsa tidaklah sedikit, dan juga sebagai bentuk apresiasi penghargaan supaya dikenal masyarakat luas karena ikut serta mengharumkan nama Negara Indonesia. Terakhir isi pesan tentang pariwisata ditunjukkan dengan membagikan potensi-potensi alam yang dimiliki Indonesia, supaya masyarakat tahu akan pariwisata yang menarik dan belum banyak masyarakat tahu akan keberadaannya. Selain itu, apabila masyarakat tahu akan tempat-tempat tersebut juga membant devisa
13
Negara dalam hal pariwisata, sehingga banyak yang lebih memilih berlibur di destinasi dalam negeri daripada pergi ke luar negeri. 2. Produksi Pesan Akun @GNFI memberikan berbagai informasi tanpa ada batasan bila hal tersebut masih berhubungan dengan berita baik tentang Indonesia. Berbagai kategori disampaikan seperti ekonomi dan bisnis, senin dan budaya, ilmu dan teknologi, pariwisata, dan hal lain untuk memberitahukan kepada masyarakat berbagai aspek yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia pada Negara ini. Namun, keterbatasan karakter tidak membuat terbatasnya informasi yang diberikan. Sesuai dengan Logika Penyusunan Pesan dari Barbara O’ Keefe, menjelaskan ada 3 logika penyusunan pesan untuk menjelaskan proses pemikiraan dibalik pesan yang diciptakan. Ketiga hal tersebut adalah (a) logika ekspresif, (b) logika konvensional, dan (c) logika retoris.Berikut hasil analisis terkait penyusunan pesan pada tiap kategori: a. Logika Ekspresif Logika ekspresif yaitu logika yang memandang komunikasi sebagai cara untuk berekspresi serta untuk menyatakan perasaan dan pikiran, dengan kata lain logika ekspresif ini lebih bersifat terbuka dan reaktif. Logika ini menunjukkan bahwa komunikator bebas berekspresi dalam menuliskan pesannya tanpa melihat tanggapan dari komunikan. Admin akun twitter @GNFI tidak memikirkan pesan yang tidak disukai oleh follower. Mereka memposting pesan-pesan yang ekspresif, yang ditampilkan dari tweet yang ditulis menggunakan huruf kapital semua. Hal tersebut menegaskan ekspresi yang diperlihatkan oleh komunikator terhadap isi pesan yang disampaikan. Selain itu penggunaan tanda baca seru menunjukkan unsur ajakan dan penegasan kepada komunikan terhadap isi pesan tersebut. Tidak hanya itu, ditemukan juga emotikon untuk mengekspresikan apa isi pesan yang disampaikan melalui tweet tersebut. b. Logika Konvensional 14
Logika konvensional yaitu logika yang melihat komunikasi sebagai permainan yang harus dimainkan dengan mengikuti sejumlah prosedur. Tujuan dari logika ini ialah untuk menciptakan komunikasi yang sopan, pantas dan mengikuti aturan yang harus diketahui kelompoknya. Logika ini hanya bisa berjalan ketika anggota kelompok dalam berkomunikasi semuanya mengikuti aturan-aturan yang ada. Logika ini dinilai berhasil ketika terdapat reaksi antara anggota kelompoknya. Pada
logika
konvensional
dibandingkan logika ekspresif.
lebih
memikirkan
perasaan
komunikan
Penggunaan kalimat pada desain konvensional
bertujuan tidak menyinggung pihak siapapun. Seperti pemberitaan tentang ekonomi sangatlah riskan dan penuh kehati-hatian. Perlu adanya data akurat dan resmi atas pemberitaan tentang ekonomi. Biasanya dicantumkan link dan sumber terkait dalam pemberitaannya di twitter. Mengapa disebut riksan, karena setiap orang memiliki persepsi dan pandangan masing-masing terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu, menggunakan bahasa yang sopan supaya komunikan tidak tersinggung terhadap pesan tersebut dan menerima pesan yang disampaikan komunikator. c. Logika Retorika Logika retorika yaitu logika yang memandang komunikasi sebagai suatu cara untuk mengubah aturan melalui perundingan. Pesan-pesan yang disusun dalam logika ini cenderung lembut, luwes, berwawasan dan terpusat kepada komunikannya. Penulisan dengan desain retoris tidaklah serumit penulisan pesan tentang konvensional. Jika dibandingkan dengan pesan ekspresif yang tidak memandang siapa komunikan, dan pesan konvensional yang menggunakan bahasa yang sopan. Dalam hal ini, desain retoris bertujuan menggiring komunikan berpendapat sama terhadap pesan yang disampaikan. Selain itu, gaya penulisan yang cenderung luwes namun memperhatikan isi pesan ditunjukkan dengan desain ini supaya komunikan tidak berpendapat lain dan setuju terhadap pesan yang disampaikan. 3. Penerimaan Pesan oleh Komunikan Suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator pasti diterima oleh komunikan. Pada penelitian ini, komunikan yang dimaksud adalah follower dari akun 15
twitter @GNFI. Dilihat dari analisis teks dan wawancara dengan follower akun @GNFI, menghasilkan sebuah analisis tentang bagaimana komunikan dalam menerima pesan dari komunikator. Merujuk pada teori pemaknaan yang diutarakan Stuart Hall (1991), cara komunikan dalam mengdekode pesan dari komunikator terkait berita positif tentang Indonesia yang disampaikan oleh akun twitter @GNFI adalah membagi pesan tersebut ke dalam tiga posisi. Pertama, terdapat komunikan yang menerima pesan apa adanya (dominant-hegemonic position). Kedua, komunikan yang melakukan negosiasi terhadap pesan (negotiated position). Ketiga, komunikan menolak pesan tersebut (oppositional position). Komunikan berpendapat sama terhadap isi pesan yang disampaikan komunikator sehingga komunikan langsung menerima pesan apa adanya tanpa adanya penolakan terhadap pesan tersebut. Kedua, komunikan bernegoisasi terhadap isi pesan karena dirasa kurang sependapat sehingga terdapat negoisasi terhadap isi pesan yang diterima. Terakhir, komunikan menolak pesan yang diterima meski mereka mengerti secara penuh apa isi pesan tersebut. Orang yang menolak secara keseluruhan pesan dari komunikator ini adalah mereka yang sudah sangat tahu tentang isi pesan tersebut, namun memilih untuk memberi balasan yang berkebalikan dari isi pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan beberapa poin untuk menjawab rumusan masalah. Berikut pembahasan tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti: Dalam level teks, isi pesan dalam akun twitter @GNFI (Good News From Indonesia) yang berisi pemberitaan positif tentang Indonesia dibagi menjadi 4 Kategori, yaitu: Ekonomi dan bisnis; Seni dan Budaya; Ilmu dan Tekonologi; dan Pariwisata. Pesan kategori ekonomi membahas tentang kondisi perekonomian di Indonesia, terutama tentang perdagangan, investasi, ekspor dan impor, serta produksi dalam negeri. Pesan 16
kategori seni dan budaya memberitakan tentang prestasi seni dan budaya di Indonesia, serta seni dan budaya Indonesia yang terkenal atau diapresiasi oleh negara lain. Pesan kategori Ilmu dan teknologi lebih memfokuskan tentang berita terupdate tentang temuan – temuan baru, serta apresiasi terhadap anak bangsa terhadap prestasi yang telah dicapai. Pesan kategori pariwisata memfokuskan tentang pesona alam di Indonesia yang masih banyak belum diketahui oleh masyarakat. Komunikator dalam akun twitter @GNFI menyusun pesan pada twitter untuk disampaikan kepada followernya bersumber dari logika desain pesan oleh Barbara o’ kefe, penulisan pesan dibagi menjadi 3, yaitu logika desain ekspresif, konvensional, dan retoris. Penulisan tentang ekspresif dituliskan dengan unsur huruf capital, tanda baca seru, dan emotikon. Huruf capital menunjukkan ekspresi kekaguman. Tanda baca seru menunjukkan unsur ajakan dan unsur penegasan. Terakhir emotikon menunjukkan tidak ada kata lain untuk menggambarkan ekspresi dari komunikator saat menggambarkanan isi pesan tersebut. Hal tersebut menunjukkan eskpresi komunikator terhadap isi pesan yang disampaikan untuk komunikan. Penulisan tentang konvensional, menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak menyinggung siapapun dalam penulisannya. Terakhir penulisan retoris cenderung menggiring komunikan berpendapat sama dan cenderung luwes. Komunikan dalam akun twitter @GNFI ada 3 proses dalam penerimaan pesan, yaitu: komunikan yang menerima pesan. Komunikan percaya langsung terhadap pesan yang diterima. Pernyataan setuju dilihat dari komentar setuju yang dituliskan di komentar setelah akun @GNFI menyampaikan pesan. Komunikan sependapat dengan pesan tersebut, bisa dikatakan komunikasi berhasil dilakukan karena pesan dapat diterima baik oleh komunikan. Komunikan bernegoisasi terhadap pesan yang diterima, maksudnya adalah komunikan memberikan komentar terhadap isi pesan yang disampaikan berupa komentar kurang sependapat oleh isi pesan. Hal tersebut karena keragu-raguan isi
17
pesan yang diterima, tidak di dukung oleh fakta dan realita yang sesungguhnya. Perbedaan pendapat terhada isi pesan mengakibatkan komunikan tidak langsung menerima pesan tersebut. Hal itu harus didukung dengan fakta sesungguhnya untuk menyakinkan komunikan kebenaran atas isi pesan tersebut. Komunikan menolak isi pesan tersebut karena komunikan tidak sepakat terhadap isi pesan tersebut, dan memiliki pendapat lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh komunikan. Penolakan terhadap isi pesan disebabkan karena isi yang disampaikan dibilang tidak terbaru, namun saat komunikan mengkriptiknya akun tersebut tidak langsung menerima kritikan justru menyanggahnya. Penelitian ini melihat sedikit penolakan terhadap isi pesan, disebabkan perbedaan pendapat antara komunikator dengan komunikan. Perlu adanya revisi tentang isi pesan tersebut agar pesan dapat diterima oleh komunikan.
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa Akun @GNFI memberikan pesan positif tentang Indonesia kepada followernya. Saran yg dianjurkan/sesuai dengan hasil penelitian adalah: 1. Pesan kategori pariwisata merupakan pesan yang paling disukai oleh komunikan. Pemberitaan tersebut diharapkan lebih terbaru dan menarik, sehingga komunikan terpenuhi kebutuhan akan informasi tentang pariwisata di Indonesia. 2. Komunikan menolak isi pesan dikarenakan isi pesan yang disampaikan tidak terbaru. Tidak asal tulis admin harusnya lebih jeli dengan isi pesan yang akan disampaikan agar komunikan tidak bosan terhadap pesan yang disampaikan oleh akun @GNFI
18
Daftar Pustaka Effendy, Onong Uchjana. (2007).Komunikasi teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Fahurroja, Hanif, Munandar, Aris. (2009). Twitter Ngoceh Dapet Duit. Yogyakarta: Galangpress Hall, Stuart et al. (1991). Culture, media,language-working papers in cultural studies. Brimingham Hastarjo, Sri. (2011). New Media: Teori dan Aplikasi (Program Magister Ilmu Komunikasi, Pasca Sarjana UNS. Surakarta. Miller, Katherine. (2005). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Processes, and Contexts. New York: McGraw-Hill Companies Inc. O'keefe, Barbara J. (1988). The Logic Of Message Design: Individual Differences In Reasoning About Communication. Communication Monographs Volumer 55 Issue 1. Rakhmat, Jalaludin. (1999). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Riswandi. (2009). Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu Sobur, Alex. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Grasindo, Jakarta. http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/07/15/802909/indonesia-masuk-5-besardunia-pengakses-twitter diakses tanggal 7 Agustus 2014 pukul 14.03 wib. http://www.twitter.com/GNFI diakses tanggal 3 Februaru 2014 pukul 12.35 wib. http://www.twitter.com/SBYudhoyono diakses tanggal 4 April 2014 pukul 14.35 wib http://www.the-marketeers.com/archives/ketika-revolusi-tak-lagi-disiarkan-televisitapi-twitter. diakses tanggal 21 Januari 2014 pukul 14.07 wib.
19