3
Peran Radio Induk Balerante dalam Komunikasi Bencana ( Studi Deskriptif Kualitatif Peran Radio Induk Balerante dalam Situasi Siaga Bencana Merapi)
Naskah Publikasi Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Kurniawan Agung Sedayu L.100080055
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
4
3
ABSTRAK Peran Radio Induk Dalam Komunikasi Bencana ( Studi Deskriptif Kualitatif Peran Radio Induk Balerante Dalam Situasi Siaga Bencana Merapi) Kurniawan Agung Sedayu Prodi Ilmu Komunikasi dan Informaika UMS E-mail :
[email protected]
Radio Induk Balerante merupakan sebuah radio komunitas yang dibentuk oleh masyarakat setempat untuk memantau aktivitas pada gunung Merapi. Radio yang berada di desa Balerante ini, cukup aktif menyebarkan informasi kepada masyarakat dan memberikan bantuan komunikasi dalam penanganan keadaan bencana atau darurut gunung Merapi. Gunung Merapi merupakan gunung aktif di Indonesia yang selalu menujukkan aktivitas yang tidak terduga, sehingga masyarakat harus siaga mengantisipasi apabila bencana Merapi datang. Bencana yang datang secara tiba-tiba pada gunung merapi tersebut melahirkan sebuah pemberitaan yang harus segera disampaikan oleh masyarakat oleh Radio Induk Balerante Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagimana peran Radio Induk Balerante dalam situasi siaga bencana Merapi dalam erupsi di tahun 2010 . Adapun penelitian ni menggunakan analisis studi deskriptif kualitatif yang mana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan studi dokumen Secara umum, temuan dari penelitian adalah Radio Induk Balerante memiliki perannya dalam penanggulangan bencana Merapi melalui komunikasi integratif bencana yang mengacu pada aspek pemberdayaan masyarakat dan kerja sama dengan pihak-pihak lain dilihat dari elemen-elemen komunikasi yang ada
Kata Kunci: Radio amatir, Merapi, Komunikasi Bencana
4
informasi dan komunikasi itu tidak mengenal jarak, ruang dan
1. Pendahuluan Jauh
sebelum
teknologi
berkembang seperti sekarang ini,
waktu (Wahyudi 1992:16). Salah satu pertumbuhan yang
komunikasi dilakukan dengan
cepat
cara yang sederhana sebagai
telekomunikasi adalah telepon
contoh
radio antar penduduk (citizen
mengirimkan
utusan
dalam
bidang
untuk membawa sebuah pesan,
band),
mengirimkan
komunikasi radio mobil lainnya
dengan
tanda-tanda
suara,
kemudian
mengirimkan
tanda-tanda
dan
perangkat
(Gouzali, 2005: 325) Pada situasi darurat, pola
dengan asap, ataupun dengan
komunikasi
gerakan bendera dan cara-cara
informasi yang akan menjadi
sederhana lainnya.
salah satu modal utama bagi
Seiring
waktu
dengan
mereka
bencana
yang
terjun
serta
secara
berkembangnya
teknologi
langsung di lapangan. Baik itu
komunikasi
informasi,
bagian tim relawan lapangan
kejadian
dan yang
terjadi
di
yang
bertugas
melakukan
sembarang tempat pada detik itu
evakuasi, maupun relawan yang
juga dapat dipantau meskipun
mengurusi posko pengungsian.
tempat itu berada di belahan bumi
yang
berbeda.
Pada
kenyatanya sekarang teknologi
Radio
Induk
Balerante
menerapkan pemberitaan kepada warga
dalam
memberikan
5
informasi tentang bencana, hal
2. Tinjauan pustaka
tersebut menjadi suatu pilihan
a. Komunikasi
atau alternatif pemberitaan bagi
Komunikasi bagaikan sebuah
warga sekitar tentang navigasi
proses penyampaian pesan baik
bencana.
secara langsung maupun tidak
Adapun rumusuan
masalah
langsung.
dari penelitian ini adalah sebagai
terjadi
berikut “Bagaimana peran Radio
kelompok
Induk
forum
Balerante
dalam
memberikan komunikasi dalam
dukungan bagi
situasi
masyarakat
siaga
bencana
Merapi? “ Sedangkan
Komunikasi pada
komunikasinya ataupun
interpersonal,
kecil,
publik
dapat
maupun
di
mana
melalui
online
di alat
media
(Gamble,
2005:28). komunikasi memiliki unsur-
tujuan
dari
unsur
untuk
membangun
penelitian ini adalah “untuk
terjadinya suatu
mengetahui
yang diantaranya sebagai berikut:
bagaimana
peran
komunikasi,
Radio Induk Balerante dalam
a) Sender (Pengirim pesan)
memberikan
b) Message
komunikasi
dukungan bagi
masyarakat
dalam Situasi siaga bencana Merapi “
(pesan
yang
akan di sampaikan) c) Media
(alat
untuk
menyampaikan pesan ) d) Receive(penerima atau target pesan)
pesan
6
e) Response(perbedaan
Yang
dalam penerimaan pesan). f) Feedback(umpan
balik
dari peerima pesan)
maupun
pengiriman pesan)
Teknik merupakan
komunikasi
cara
atau
timbal
balik
“seni”
dengan
lainya
dalam
suatu kelompok tertentu. 2. Simbol merupakan
(Cangara, 2006:23-25).
manusia
selalu memiliki hubungan
menusia
g) Noise (gangguan dalam penerimaan
berarti
suatu
label
yang diberikan kepada sebuah fenomena yang ada. Sedangkan simbol
penyampaian suatu pesan yang
konkret
dilakukan seorang komunikator,
yang
sehingga menimbulkan dampak
suatu objek, dan simbol
tertentu
abstra
pada
komunikan.
berarti
simbol
mempresentasikan
(Effendy, 2002: 6).
kmempresentasikan
b. Komunikasi Bencana
sebuah ide, atau gagasan
West dan Tuner (Puji Lestari dalam
Budi
Menjelaskan
[ed] terdapat
,2011:86) elemen
dan pemikiran. 3. Makna merupakan
sebuah
elemen penting dalam proses
pengartian yang diambil
pembentukan komunikasi yang di
oleh seseorang dari suatu
antaranya:
pesan
1. Sosial
yang
tersampaikan.
telah
7
4. Pesan
Bencana
Memiliki lebih dari satu
suatu
makna,
kekacuan fungsi sosial yang
dan
memiliki
makna
konsekunsi
serius
budaya.
adalah
situasi
konteks
yang
materi atau
waktu,
atau
menybabakan kerugian
dan
jiwa,
lingkungan
(Lestari dalam Budi [ed],
dimana
komuniksi terjadi, terkait sengan
gangguan
meluasnya
5. lingkungan
2011:81). c.
Radio Amatir
tempat,
Definisi dari radio amatir
periode sejarah dan latar
dapat dilihat dari beberapa aspek
belakang budaya anatara
dan ada beberapa penjelasan dari
pihak-pihak
tiap-tiap aspeknya, antara lain:
berkomunikasi
yang (Budi
2011:86-87).
radi
Induk
a) Aspek badan hukum. Proses
Dalam konteks penelitian ini, maka
merupakan
Balerante
merupakan salah satu perwujudan dari ketersediaan sarana komunikasi dan distribusi informasi. Dalam
izin
penyiaranmutlak dipenuhi, dengan cara membentuk
badan
hukum
untuk
komunitas tersebut
kondisi bencana, alur informasi bisa
b) Aspek program dan jadi
akan
menghadapi
banyak
isi siaran gangguan,
terutama
yang
berhubungan dengan kendala teknis
8
Program di wajibkan
pada konsep alamiah, metode
harus sesuai visi dan misi
alamiah
serta latar belakang.
alamiah.
c) Aspek teknis
Moleong, 2012:5)
Peralatan
penyiaran
berstandar kementrian
dari komunikasi
dan informatika . d) Aspek
diteliti
(William
secara dalam
Sumber data utama pada penelitian ini adalah 1) Agus Sunarya (Kordinator Induk Balerante)
manajeman
dan keuangan struktur
dan
2) Suharno (wakil ketua Induk Balerante)
terdiri
dari
penasehat, ketua, sekertaris, dan bendahara.
3) Jadmiko
(sekertaris
Induk
(Anggota
Induk
Balerante) 4) Dudung Balerante) Metode pengumpulan data yang
3. Metode Penelitian Fokus penelitian ini pada
di gunakan dalam penelitian ini
aktifitas radio Balerante dalam
adalah wawancara dan studi
penyampaian
informasi
pustaka
penanganan
terkait
dan erupsi
Merapi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif Kualitatif
merupakan
penelitian yang berlatar belakang
4. Hasil dan Pembahasan a. Aktivitas
Radio
Balerante Memberikan
Induk Dalam
Dukungan
9
Komunikasi
Bagi
Masyarakat Siaga Bencana Sampai saat ini banyak media dan radio lain hanya menyampaikan
informasi
menyampaikan secara
Factual
Radio juga
Induk
Balerante
Balerante
berharap
kepada
semata dan jauh dari sisi
berpartisipasi
humanis dan informatif.
menyampaikan
onair
Program sebagai
dan
ini
masyarakat
merupakan
didefisikan
komunitas
dan
aktif
dalam
informasi
Jenis Radio Balerante
offair.
penyusunan
untuk
terkait Gunung Merapi.
radio Balerante menetapkan sitem
kepada
masyarakat.
yang berfokus pada hiburan
Dalam program mingnya
informasi
radio
berbasis
yang
terbentuk
oleh masyarakat pada daerah
penyatuan acara siaran radio
tertentu
dengan
batasan
untuk
tertentu
seperti
disiarkan,
dalam
daerah
penyiaran
radio
Induk
kecamatan,
Balerante
menyampaikan
informasi kepada khalayak dengan frekuensi.
menggunakan Siaran
yang
kelurahan
dan
desa. b. Proses Komunikasi Radio Induk
Balerante
Memberikan
dilakukan radio ini terbilang
Bagi
berbeda dan inovatif yang
Situasi
terdiri dari berita news yang
Merapi.
informasi
Masyarakat Siaga
dalam
dalam Bencana
10
Penyampaian pesan yang dilakukan
radio
Induk
diinformasikan
dan
penyaringan
radio
di
atas
dengan
teori
Balerante.
Balerante di awali dengan seleksi
oleh
Penjelasan sepaham
terlebih dahulu dari laporan
komunikasi Laswell dalam
masyarakat
Littlejohn dan Foss yang
atau
individu
yang telah masuk, hal ini
menjelaskan
bertujuan
untuk
melihat
adalah suatu proses siapa
kebenaran
dari
informasi
mengatakan apa disalurkan
tersebut.
Sehingga
tidak
terjadi kesalahan informasi
komunikasi
mana untuk siapa dengan pengaruh apa.
yang menimbulkan kepanikan
Radio
bagi
dan
menggunakan Handi Talkie (HT),
masyarakat dapat menerima
Selain itu radio Induk Balerante
masyarakat
informasi
tersebut
serta
percaya kepada radio Induk
Induk
Balerante
menyampaikan
informasi
menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, dan blog. Dengan
Balerante. adanya media ini masyarakat bisa
Dengan
kepercayaan aktif
yang
tumbuh
masyarakat,
dalam
diri
masyarakatpun
sehingga banyak
memberikan radio
komentar,
Balerante
menginformasi
lebih tentang
akan menerapkan semua apa
keadaan Merapi. Dengan adanya
yang
radio Induk Balerante terbukti dapat
diarahkan
dan
menekan atau meminimalisir jumlah
11
korban jiwa dalam bencana erupsi
2010. Peran tersebut berkaitan
Gunung Merapai.
dengan komunikasi bencana yang dilakukan
secara
integratif,
5. Kesimpulan dan Saran
dengan titik berat pada radio ini
a). Kesimpulan
sebagai
terdapat beberapa fenomena lain
yang
peneliti
temukan
sarana
informasi,
di
komunikasi
lain
diseminasi saat tidak
saluran bisa
diantaranya sebagai berikut :
digunakan secara optimal saat
1). Tidak ada jadwal dan progam
bencana terjadi Lebih lanjut,
acara yang tetap.
integrasi
dalam
komunikasi
bencana
dalam
penanganan
2).
Isi
siaran
selalu
terkait
aktifitas gunung Merapi. 3).
Pesan
masyarakat siarkan
erupsi Merapi 2010 juga tampak
bersumber setempat
untuk
dari
dan
di
masyarakat
pada kerja sama. Antara berbagai pihak,
serta
masyarakat
pemberdayaan sekitar.merapi
setempat. (4). Semua kegiatan
sebagai
dilakukan dengan sukarela.
menjadikan mereka bukan hanya
Secara
sebagai
umum,
berdasarkan
komunikator
objek
yang
penyelamatan,
pembahasan yang terdapat pada
melainkan juga sebai subjek yang
bagian sebelumnya, Radio Induk
berperan aktif.
Balerante memiliki peran yang amat
penting
dalam
penanggulangan bencana merapi
12
b). Saran 1).
Kepada
Radio
Induk
Balerante, menambahkan progam dan jam siaran baik formal maupun tidak formal. 2). Kepada masyarakat secara umum, Jangan pernah berhenti memberikan
apresiasi
dan
bantuan dalam bentuk apapun kepada radio Induk Balerante. 3). Kepada peneliti selanjutnya, Somoga
penelitian
menjadi
acuan
ini
dapat
penelitian
selanjutnya terutama dibidang jurnalistik radio. 4).Pemerintah diharapkan lebih mendukung
Radio
Induk
Balerante dengan cara intensif memberikan bantuan yang bisa digunakan dalam hal operasi Radio ini
13
6. Daftar Pustaka Buku Baran, Stanley J. 2013. Pengantar Komunikasi Massa Jilid 1 Edisi 5: MELEK MEDIA DAN BUDAYA. Jakarta: Erlannga. Budi, setio.(2011).Komunikasi Bencana :Aspek Makro dan Mikro. Dalam Budi, Setyo [edt] (2011) komunikasi Becana. Yogyakarta: ASPIKOM
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Dr.Rachmiatie Atie.2007. Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Effendy, Onong Uchjana. 2002. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Gamble, Teri Kwal, Michael Gamble. 2005. Communication Work. New York: McGraw-Hill Companies. Gouzali, Syadam. 2005. Teknologi Telekomunikasi.Bandung: Alfabeta Lestari, Puji. 2011. Manajemen komuniksi Bencana dan Peluang Riset Komuniksai Bencana di Indonesia, Dalam Budi, Setyo
[edt] (2011) Komunikasi Becana. Yogyakarta: ASPIKOM McQuail, Denis. 1989. TEORI KOMUNIKASI MASSA Suatu Pengantar, Edisi 2. Jakarta: Erlangga. McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Penerjemah Agus Dharma Dan Aminuddin Ram. 1989. Jakarta : Erlangga. Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Morrisman. 2009. Menejemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana. Mulyana, Deddy. 2004. Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahmawati, Indah & Dodoy, Rusnandi. 2011. Berkarir di dunia Broadcast.Bekasi :Laskar Aksara. Wahyudi, JB. 1992. Dasar-Dasar Jurnalisme Penyiaran. Jakarta: Gramedia
14
Internet (http://www.bnpb.go.id/news/read/11 78/2556-kk-korban-Merapi-bersediarelokasi) (http://revisi.joglosemar.co/berita/an dalkan-komunikasi-saat-terjun-kedaerah-bencana-46352.html) (http://www.suaramerdeka.com/v1/in dex.php/read/news/2013/03/20/1497 64/Rawan-Bencana-Camat-danKepala-SKPD-Dibekali-HT)