JURNAL PSIKOLOGI VOLUME 7 NO. 1, APRIL 2012: 473 ā 480
POLA ASUH ORANGTUA DEMOKRATIS, KREATIVITAS DAN ADVERSITY QUOTIENT REMAJA AWAL Veny Iswantiningtyas1 Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Amanda Rr. Pascarini2 Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945
Abstract Relationship of democratic parenting, creativity and Advertsity Quotient examined on 101 boys and 131 girls, 13 to 16 years of ages, and living with biologic parents. Data obtained from to scales of C.O.R.E, CO2RE and āPā and analyzed with regression. Democratic parenting are highly significant predict creativity; Democratc parenting are highly significant predict Adversity Quotient total scores; No relationship between democratic parenting with sub scales of Control and Endurance; Positive relationship and significant between democratic discussed in term of their implications for middle adolescent in context. Keywords: Democratic Parenting, Creativity, Adversity Quotient.
1
Korespondesi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi:
[email protected] 2 Korespondesi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi:
[email protected]
473
ISWANTININGTYAS & PASCAINI kejayaan
menghadapi setiap tantangan sehari-hari.
masyarakat dan negara tergantung pada
Kebanyakan individu tidak hanya belajar dari
sumbangan kreatif berupa gagasan-gagasan,
tantangan,
penemuan,
memperoleh
Kesejahteraan
dan
dan
teknologi
baru
dari
masyarakatnya. Kemajuan ekonomi industri
tetapi
meresponnya
sesuatu
yang
untuk
lebih
baik
(Mangkuprawiri, 2009).
disebabkan
Lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakatnya sangat kreatif (Heller dalam
sosial yang demokratis akan mendorong
Suharnan,
otonomi dan belajar atas dorongan diri
luar
biasa
bangsa 2000).
Jepang Kreativitas
menuntut yang
sendiri.
tidak
pasti.
tantangan optimal kompetensi, atau pelibatan
dipelajari
dapat
tugas akan memberikan kontribusi positif
menghancurkan kreativitas orang-orang yang
pada perilaku kreatif (Amabile dalam Niu &
cemerlang dan berbakat. Orang-orang yang
Sternberg, 2003).
kemampuan
mengatasi
ditimbulkan
hal-hal
Ketidakberdayaan
kesulitan
yang
yang
tidak mampu menghadapi kesulitan menjadi
Lingkungan
yang
memberikan
Pola asuh orangtua demokratis akan Adversity
tidak mampu bertindak kreatif (Barker dalam
memfasilitasi
Stoltz, 2005). Pola asuh orangtua demokratis
Quotient
akan memfasilitasi perkembangan Adversity
demokatis
Quotient dan kreativitas. Kreativitas dan
orangtua dan anak bekeria sama. Anak-anak
Advertsity Quotient perlu distimulasi agar
biasanya akan tumbuh untuk menghormati
tumbuh dan berkembang semenjak remaja
orangtua dan dapat menangani konflik dan
awal.
masalah dengan cara yang wajar (Then, Krativitas adalah dasar inovasi, bukan
hanya
masalah
menghasilkan
gagasan-
perkembangan
dan
kreativitas.
adalah
Pengasuhan
pengasuhan
dimana
http://eznearticles.com/?Three-Basicpirenting-Styles&id= 744499).
gagasan baru. Kreativitas mengacu pada kemampua
menghasilkan
penyelesaian
Kreativitas
orisinal (asli), berkualitas tinggi, dan elegan
Kreativitas adalah proses berpikir
terhadap masalah rumit dan sulit didefinisikan
turluk menciptakan sesuatu yang baru atau
(Mumford dkk, 2009).
kombinasi dari karya-karya yang telah ada
Adversity Quotient, dapat digunakan untuk
meramalkan
berbagai
sebelumnya menjadi suat karya baru. Proses
macam
berpikir kreatif dilakukan individu dalam
kemampuan seseorang dalam hal kinerja,
interaksi dengan lingkungan. Proses berpikir
motivasi, perilaku, kesehatan emosional dan
kreatif diidentifikasi melalui Curiousity, yaitu
jasmani,
kemampuan
daya tahan, produktivitas, dan
kreativitas (Stoltz, 2005). Adversity Quotient
eksperimentasi,
menganalisis
Opennes
kegigihan
JURNAL PSIKOLOGI
individu
dalam
to
mempertanyakan, eksplorasi, experiences,
yaitu
ekspedisi; mencari 474
POLA ASUH ORANGTUA DEMOKRATIS, KREATIVITAS DAN ADVERSITY QUOTIENT REMAJA AWAL berfantasi,
percaya diri, semangat untuk mengahasilkan
pengalaman positif dan negatif menghargai
karya terbaik dalam kehidupan sehari-hari;
karya seni-budaya, dan menerima pendapat
Endurance, yaitu ketahanan remaja secara
orang lain; risk tolerance,
fisik dan mental dalam menghadapi berbagai
informasi
dan
pengalaman,
yaitu kesedian
mengambil resiko material, resiko fisik,
macam
permasalahan.
Misalnya,
selalu
resiko psikis, resiko sosial; energy, yaitu
berusaha
menghadapi
kesulitan
dalam
penggunaan energi fisik dan mental dalam
kehidupan sehari-hari, tidak mudah frustasi,
proses kreatif (Suharnan, 2002).
dapat berpikir jernih (Stoltz, 2005).
Adversity Quotient
Pola asuh demokratis
Adversity Quotient adalah kegigihan
Pola asuh orangtua demokratis adalah
dan kecerdasan mengahadapi kesulitan atau
pola komrurikasi timbal balik, hangat dan
hambatan,
memberikan
kemampuan
bertahan
dalam
kebebasan
pribadi
untuk
menghadapi kesulitan hidup dan tantangan.
beraktualisasi diri. Orang tua memberikan
Adversity
arahan, penjelasan, alasan dan batasan-
Quotient diidentifikasi
melalui
Control, yaitu kemampuan remaja untuk
batasan
mengendalikan suatu masalah yang muncul
tindakan yang dilakukan remaja. Pola asuh
dan dapat diselesaikan. Misalnya mampu
orangtua demokratis diidentifikasi melalui
mengendalikan diri walau berbeda pendapat
adanya perhatian dan kehanggatan, yaitu
dengan orang lain, tidak mudah cemas dan
orangtua dalam mengasuh dan menjalin
dapat mengambil keputusan dengan tepat
hubungan
dalam situasi sulit; Origin, yaitu kemampuan
disadari adanya perhatian, penghargaan dan
remaja
kasih sayang; Kebebasan berinisiatip, yaitu
untuk
menganalisis
asal
usul
dalam
interpersonal
permasalahan. Misalnya, mampu mencari
kesediaan
penyebab masalah dalam kehidupan sehari-
kesenpatan
hari dan instrospeksi diri; Ownership, yaitu
menyampaikan
sejauhmana
pendapat
kemampuan
remaja
untuk
mengendalikan
orangtua
ide,
dengan
untuk
kepada dan pemikran
tindakan-
remaja
memberikan
remaja
untuk
mengembangkan dengan
tetap
mengakui akibat-akibat dari kesalahan yang
mempertimbangkan hak-hak orang lain, nilai
dilakukan. Misalnya, bertanggung jawab,
dan norma yang berlaku; Kontrol terarah,
mampu menerima berbagai macam kritikan
yaitu pola pengawasan dan pangendalian
bila berbuat salah kepada orang lain; Reach,
orangtua dengan cara memberikan bimbingan,
yaitu kemampuan remaja untuk mengatasi
arahan dan pengawasan terhadap sikap dan
pengaruh permasalahan terhadap aspek lain
perilaku remaja; Pemberian tanggung jawab,
dalam kehidupan. Misalnya, berpikir optimis,
yaitu kesediaan orangtua memberikan peran
JURNAL PSIKOLOGI
475
ISWATININGTYAS & PASCAINI
dan tanggung jawab kepada remaja atas
Hipotesis
segala sesuatu yang dilakukan (Farid, 2011).
1. Ada hubungan positif pola asuh orangtua
Pola asuh orangtua demokratis, adversity
demokratis
quotient dan kreativitas
remaja awal.
Kreativitas mewujudkan
diri
memampukan sebagai
individu
bagian
dari
kebutuhan pokok tingkatan tertinggi dalam kehidupan.
Kreativitas individu
yang
berfungsi
sepenuhnya
(Maslow
dalam
Munandar,
Adversity
Quotient
serangkaian
pada
2. Ada hubungan positif pola aruh orangtua demokratis dengan Adversity Quotient pada remaja awal Metode Subjek
merupakan Subjek penelitian adalah 232 remaja
kerangka kerja konseptual, suatu ukuran serta merupakan
kreativitas
merupakan
perwujudan 1999).
dengan
peralatan
yang
memiiiki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon seseorang terhadap kesulitau, juga
awal (101 laki-laki dan 131 perempuan), usia 13-16 tahun yang tinggal bersama orangtua kandung.
dapat meramalkan siapa yang akan menyerah dan
siapa
yang
akan
bertahan
dalam
Alat ukur
menghadapi kesulitan dan bagaimana untuk mengatasinya
(Stoltz,2005).
Pola
asuh
30
aitem
skala
C.O.R.E
yang
dikembangkan Suharnan (2002) digunakan
orangtua-demokratis merupakan pola asuh
sebagai
orangtua yang menunjukkan sikap tegas
merupakan penjabaran Curiosity, Openness
terhadap nilai penting menegakkan peraturan,
to, experience, Risk tolerance dan Energy.
norma
Skala C.O.R.E memiliki koeffisien reliabilitas
dan
bersedia
nilai.
Orangtua
mendengar,
demokratis
menjelaskan
dan
bernegosiasi dengan anak (Farid, 20l l). Pola asuh orangtua demokratis dapat
alat
ukur
kreativitas.
C.O.R.E
alpha yang distandarisasikan sebesar 0,93, skor rerata yang diperoleh subjek adalah 271,7 dengan simpangan baku 33,38.
mempengaruhi kreativitas serta Adversity
Skala CO2RE dikembangkan peneliti
Quotient remaja. Hal ini karena dasar
untuk
pembentukan cara berpikir serta pembentukan
merupakan
kepribadian anak dimulai dari lingkungan
Ownership, Reach dan Endurance dari Stoltz
keluarga terutama orangtua. Pola asuh yaug
(2005). Koeffisien korelasi 31 aitem dengan
diterapkan
skor total skala yang dikoreksi adalah 0,294
orangtua
akan
berpengaruh
mengukur
Adversity
penjabaran
Control,
Quotient, Origin,
terhadap kreativitas serta Adversity Quotient remaja.
476
JURNAL PSIKOLOGI
POLA ASUH ORANGTUA DEMOKRATIS, KREATIVITAS DAN ADVERSITY QUOTIENT REMAJA AWAL s/d 0,702 koeffisien reliabilitas alpha sebesar
semakin tinggi persepsi remaja terhadap pola
0,738.
asuh orangtua demokratis, semakin tinggi Skala "P" yang dikembangkan Farid
Adversity Quotient. Semakin rendah persepsi
(2011) digunakan untuk mengukur pola asuh
remaja
orangtua demokratis. 33 aitem skala "P"
demokratis
merupakan penjabaran adanya perhatian dan
Quotient.
terhadap
pola
semakin
Aspek-aspek
kehangatan; kebebasan berinisiatip; kontrol
melalui
asuh
orangtua
rendah
Adversity
Adversity
Quotient
terarah dan pemberian tanggung jawab.
diregresi
pola
Koeffisien korelasi 33 aitem dengan skor total
demokratis
skala yang dikoreksi adalah 0,305 s/d 0,877,
hubungan. Hasil analisis menunjukkan tidak
koeffisien reliabilitas alpha 0,739.
ada hubungan pola asuh orangtua demokratis
untuk
asuh
orangtua
mengetahui
keeratan
dengan Control (R = 0,010, F = 0,024, p = 0, 878); Ada hubungan positif yang sangat
Hasil Hasil analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan anrara pola asuh orangtua demokratis dengan kreativitas remaja awal (R = 0,247, F : 14,992, p = 0,000). Kontribusi pola asuh orang tua demokratis terhadap kreativitas remaja sebesr 6,1%, sisanya sebesar 93,9% dipengaruhi faktor lain. Hipotesis diterima, semakin tinggi persepsi remaja terhadap pola asuh orangtua demokratis, semakin tinggi kreativitas. Semakin rendah persepsi remaja terhadap pola asuh orangtua demokratis Hasil analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pola asuh orangtua demoloatis dengan Adversiry Quotient (R=0,268, F = 17,867, p = 0,000). Kontribusi pola asuh orang tua rerhadap
Adversity
dengan Origin (R = 0,249, F = 15,236, p = 0,000).
Kontribusi
pola
asuh
orangtua
demokratis terhadap Origin remaja awal 6,2%, sisanya 93,8% dipengaruhi faktor lain; Ada hubungan positif yang sangat signifikan pola
asuh
orangtua
demokratis
dengan
Ownership (R = 0,269, F = 17,923, p : 0,000). Kontribusi pola asuh orang tua demokratis terhadap Ownership remaja awal adalah 7,2%; Ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara
pola
asuh
orangtua
demokratis dengan Reach (R = 0,174, F =
semakin rendah kreativitas.
demokratis
signifikan pola asuh orangtua demokratis
7,165, p = 0,008). Kontribusi pola asuh orang tua demokratis terhadap Reach remaja adalah 3%; Tidak ada hubungan antara pola asuh orangtua demokratis dengan Endurance (R = 0,107, F = 2,678, p = 0,103).
Quotient
remaja sebesar 7,2%, sisanya sebesar 92,8% dipengaruhi faktor lain. Hipotesis diterima, JURNAL PSIKOLOGI
477
ISWATININGTYAS & PASCAINI
pemikirannya, remaja akan aktif berpikir
Diskusi Pola
asuh
orangtua
demokratis
sebagai bagian dari proses kreatif. Remaja yang diperlakukan dengan
menjadi predilktor kreativitas remaja. Temuan penelitian mendukung teori Suharnan (2011) dan
Roger
lingkungan
(dalam
Munandar,
demokratis
1999),
berperan
besar
mewujudkan proses kreatif. Udwin dan Shmuker (dalam Suharnan, 2011), pola interaksi yang tidak otoriter, sedikit campur tangan olangtua, tidak menuntut anak. dan memberikan keleluasaan anak bermain sesuai dengan keinginannya dapat menumbuhkan Remaja yang merasa diperhatikan berusaha
untuk
tidak
kehilangan
perhatian, melakukan hal-hal positif yang dapat menarik perhatian orangtua, berpikir dan menggali potensi diri untuk menarik Remaja yang memperoleh kebebasan akan
aktif
mengembangkan
potensi diri, berusaha mewujudkan keinginankeinginan
secara
kreatif
untuk
lebih
memperoleh pengakuan, menunjukkan tidak salah
orangtua
memberi
kebebasan
berinisiatif. Unjuk diri adalah sebuah jawaban atas
kepercayaan
orangtua
terhadap
kemampuan remaja. Kesempatan-kesempatan menggagas sesuatu akan selalu ada karena remaja didorong untuk berpendapat dan memikirkan
sesuatu
dengan
tetap
memperhatikan kepentingan orang lain dan norma yang ada. Remaja akan aktif berpikir dalam 478
proses
untuk
introspeksi
diri
apabila
membuat kesalahan. Proses berpikir kreatif akan terjadi pada saat remaja memperbaiki diri dari kesalahan dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Remaja akan senang apabila
diingatkan,
menerima
masukan
apabila
mengalami
kesulitan,
merespon
dengan pemikiran kreatif apabila mendapat dirinya, berusaha menunjukkan diri benar dengan berbagai argumentasi dan bukti. Demokrasi akan terus terbangun antara orangtua dan remaja. Inisiatif akan mewarnai pikiran remaja dalam pola pengasuhan kontrol terarah.
perhatian orangtua. berinisiatif
berusaha
kritik yang tidak sesuai denga keyakinan
perilaku yang mengarah pada kreativitas. akan
kontrol terarah akan berbesar hati dan
kreatif.
Bila
dihargai
Remaja
yang
mendapatkan
kepercayaan
mengambil
peran
akan
mengemban
kepercayaan
dengan
cara
menunjukkan perasaan bertanggung jawab dengan cara nemerankan diri sebaik mungkin, menjalankan tugas sampai tuntas dan terus memikirkan
cara-cara
terbaik
dalam
menyelesaikan pekerjaan. Pola
asuh
orangtua
demokratis
menjadi prediktor Adversity Quotient. Remaja yang orangtuanya menerapkan pola asuh demokratis
akan
berkembang
Cilimber,
memikirkan
menjadi
kemungkinan-
kemingkinan, tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental atau
JURNAL PSIKOLOGI
POLA ASUH ORANGTUA DEMOKRATIS, KREATIVITAS DAN ADVERSITY QUOTIENT REMAJA AWAL hambatan lainnya menghambat pendakiannya.
selesai sudah dianggap sebagai kesuksesan
Tanpa
belakang,
akhir, padahal sebenarnya tidak, sebab masih
keuntungan ataupun kerugian, nasib baik atau
banyak potensi yang belum teraktualisasi dan
nasib buruk, individu yang tergolong climber
menjadi sia-sia.
menghiraukan
latar
Remaja dalam pengasuhan orangtua
akan terus mendaki. Climber optimis, melihat peluang-peluang,
melihat
celah,
melihat
demokratis
akan
mengembangkan
senoktah harapan di balik keputus-asaan,
kemampuan untuk mengendalikan diri dalam
bergairah maju, noktah kecil yang oleh orang
situasi perbedaan pendapat, tidak mudah
lain dianggap sepele bagi Climber dijadikan
cemas, dan mampu mengambil keputusan
sebagai cahaya.
dengan tepat dalam situasi yang sulit; mencari tidak
penyebab masalah dalam kehidupan sehari-
demokratis dalam pola asuh akan berkembang
hari, dan instrospeksi diri; mengakui akibat-
menjadi Quitter, memilih keluar, menghindari
akibat dari kesalahan yang dilakukannya,
kewajiban,
lebih
Remaja
yang
orangtuanya
mundur
dan
berhenti,
bertanggung
jawab
dan
mampu
meninggalkan dorongan untuk mendaki, dan
menerima berbagai macam kritikan bila
kehilangan banyak hal yang ditawarkan oleh
berbuat salah kepada orang lain; berpikir
keliidupan. Quitter berhenti di tengah proses
sebelum bertindak, optimis, percaya diri,
pendakian, gampang putus asa dan menyerah
semangat untuk menghasilkan karya terbaik
sehingga tidak
dalan
mampu mangoptimalkan
kehidupan
sehari-hari;
berusaha
kesulitan dalam
kehidupan
potensi diri untuk mencapai tujuan (Stoltz,
mengahadapi
2005).
sehari-hari, tidak mudah frustasi, dan dapat tidak
berpikir jernih; menjadi pribadi yang gigih,
demokratis dalam pola asuh kemungkinan
ulet, rajin, dan tabah dalam menghadapi
akan berkembang menjadi Camper. Remaja
situasi sulit, serta memiliki daya juang besar
diliputi perasaan bosan dan mengakhiri
untuk menyelesaikan masalah dan mencapai
pendakian
puncak,
tujuan dengan cara-cara yang tepat. Adversity
mencari tempat datar yang rata dan nyaman
Quotient akan mengiringi proses- roses kreatif
sebagai tempat bersembunyi dari situasi yang
remaja yang dirangsang oleh pola pengasuhan
tidak bersahabat. Camper puas dengan apa
demokratis orangtua.
Remaja
yang
sebelum
orangtuanya
sampai
di
Adversity Quotient akan mempertinggi
yang telah diraih, dan telah merasa sebagai orang
yang
berhasil,
mengembangkan
diri,
tidak tetapi
lagi hanya
kinerja
kreatif
remaja.
Kemampuan
mengendalikan suatu masalah, kemampuan
mempertahankan agar apa yang telah diraih
menganalisis
asal-usul
permasalahan,
dapat tetap dimiliki. Pendakian yang tidak
kemampuan
mengakui
akibat-akibat
JURNAL PSIKOLOGI
479
ISWATININGTYAS & PASCAINI
kesalahan, kemampuan mengatasi pengaruh permasalahan terhadap aspek lain dalam
Stoltz, P. (2005). Adversity-Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo.
kehidupan, dan ketahanan fisik dan mental dalam
marghadapi
berbagai
macam
Suharnan. (2000). Psikologi Surabaya: Srikandi.
Kognitif.
permasalahan a-kan membantu remaja dalam
proses
menjelajah informasi
bertanya,
dan dan
bereksperimen,
berekspedisi, pengalaman,
mencari menerima
Suharnan. (2002). Skala C.O.R.E sebagai alternatif mengukur kreativitas: suatu pendekatan kepribadian. Anima Indonesian Psychological Journal, 18, 1, 36-56.
pendapat orang lain, menanggung resiko yang tidak diharapkan karena telah antisipasi, serta dalam mencurahkan energi fisik dan mental.
Then, J. Three Basic Parenting Styles, http://EzineArticles.com/?expert: Joseph_Then Unduh 31 Agustus 2011.
Kepustakaan Farid, M. (2011). Hubungan penalaran moral, kecerdasan emosi, religiusitas, dan pola asuh orang tua otoritatif dengan perilaku prososial remaja. Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Mangkuprawira, S.Tb. (2009) Adversity Quotient dan pemberdayaan karyawan. http://ronawajah.wordpress.com/2009/0 7/10adversity-quotient-danpemberdayaan-karyawan. Unduh 29 Desember 2011. Mumford, M D., Hunter, S.T., & Byme, C.L. (2009). What Is the Fundamental? The Role of Cognition in Creativity and Innovation. Industrial and Organizational Psychology, 2, 3, 353356. Munandar, U. (1999). Pengembangan Keeativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Niu, W., & Sternberg, R.J. (2003). Societal and school influences on student creativiry: The case of China. Psychologt in ihe Schools, 40, 1, 103114.
480
JURNAL PSIKOLOGI