Hubungan antara Trust dan Kepribadian Agreeableness dengan Intensi Berbagi Pengetahuan pada karyawan perusahaan berbasis Knowledge Management di PT. Pertamina Balikpapan Helena Mariani Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT This research aims to determine whether there are significant relationships between trust and agreeableness personality with knowledge sharing intention. The independent variables of this research are trust and agreeableness personality, meanwhile the dependent variable is knowledge sharing intention. The hypotheses of this research are; (1) there is a relationship between trust and knowledge sharing intention, (2) there is a relationship between agreeableness personality and knowledge sharing intention and (3) simultaneously, there are relationships between trust and agreeableness personality with knowledge sharing intention. This research was addressed to employees on Knowledge Management based company and surveyed 101 employees of PT. Pertamina Balikpapan especially in the Marketing Unit of Region VI. This research used the random sampling by Slovin formula. Data analysis technique used multiple regression analysis. The results showed that there were positive and significant relationship between trust and knowledge sharing intention with beta = 0.238, R2 = 0.482, t = 4.860 and p = 0.000. There was a relationship between agreeableness personality with knowledge sharing intention with the value of beta = 0.759, t = 15.509, R2 = 0.814 and p = 0.000. Then there were significant relationships between trust and agreeableness personality with knowledge sharing intention, with F = 278.033, R2 = 0.847, and p = 0.000 . Keywords : Trust, Agreeableness Personality, Knowledge Sharing Intention. Pendahuluan Berbagi pengetahuan atau knowledge sharing telah diakui sebagai kekuatan positif bagi kelangsungan hidup organisasi. Menurut Connelly dan Kelloway (2003) berbagi pengetahuan merupakan seperangkat perilaku yang melibatkan pertukaran informasi atau bantuan kepada rekan kerja lainnya. Berbagi pengetahuan merupakan perilaku karyawan dimana karyawan
memberikan kontribusi pada organisasi dengan menggunakan pengetahuan organisasi, meningkatkan kinerja, berinovasi dan akhirnya meningkatkan keunggulan kompetitif pada organisasi (Jackson, Chuang dan Harden, 2006). Berbagi pengetahuan adalah proses bertukar ide, pengalaman dan pengetahuan untuk menciptakan pengetahuan baru (Hislop, 2002).
1
Berbagi pengetahuan dapat dilihat dari dua perspektif teoritis yaitu Teori Pembelajaran Organisasi dan Teori Komunikasi (Cummings, 2003). Sementara menurut Van den Hoof & De Ridder (2004) berbagi pengetahuan adalah proses dimana individu saling bertukar pengetahuan (tacit dan explicit) dan bersama-sama menciptakan pengetahuan baru. Definisi berbagi pengetahuan ini menyiratkan bahwa setiap proses berbagi pengetahuan terdiri dari donating yang berarti menyumbangkan atau memberikan pengetahuan dan collecting yang berarti mengumpulkan atau meminta pengetahuan. Seorang individu yang ingin berbagi pengetahuan, ia harus memiliki intensi atau niat untuk melakukannya (Wan-Yih dan Badri, 2010). Zhihong dan Tao (2010) mencatat bahwa intensi atau niat untuk berbagi pengetahuan merupakan pertanda atau isyarat utama perilaku berbagi pengetahuan. Niat berbagi pengetahuan mengacu pada sejauh mana seorang karyawan bersedia untuk berbagi keterampilan atau keahliannya yang berguna bagi rekan kerjanya dalam organisasi. Sementara beberapa penelitian menggunakan istilah intensi berbagi pengetahuan sebagai kemauan (willingness) atau keinginan untuk berbagi pengetahuan (Bock dan Kim, 2002) atau sekedar kemauan pekerja dalam menyumbangkan pengetahuan dengan rekan-rekan sekerjanya (Baharim, 2008). Ini adalah keinginan atau kemauan untuk berbagi pengetahuan tacit. Menurut Icek, Azjen dan Fishbein Martin (2010) intensi adalah indikasi-indikasi atau isyarat kesiapan seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Kesiapan untuk bertindak,
tergambar oleh niat atau maksud, diekspresikan dalam pernyataanpernyataan sebagai berikut: saya akan terlibat dalam perilaku ini; saya berniat untuk terlibat dalam perilaku ini; saya berharap untuk terlibat dalam perilaku ini; saya berencana untuk terlibat dalam perilaku ini; saya akan mencoba untuk terlibat dalam perilaku ini. Intensi juga merupakan indikasi seberapa keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk menampilkan suatu perilaku (Azjen, 2005). Intensi seseorang adalah prediktor terbaik dari perilaku mereka (Ajzen, 2005). Intensi berbagi pengetahuan merupakan tingkat keyakinan seseorang yang akan terlibat dalam perilaku berbagi pengetahuan. Individu yang memandang positif terhadap aktivitas berbagi pengetahuan akan semakin besar niatnya untuk melakukan aktivitas tersebut. Niat atau keinginan seseorang untuk berbagi pengetahuan dapat terhambat jika individu tersebut tidak memiliki trust dengan rekan kerjanya. Karena kegiatan berbagi pengetahuan yang berjalan dengan maksimal tidak lepas dari adanya trust di antara rekan kerja karena pemilik pengetahuan lebih memilih untuk membagi pengetahuan yang dimilikinya dengan orang yang dapat dipercayai. Trust adalah syarat penting yang berhubungan dengan intensi berbagi pengetahuan dalam organisasi. Karena perilaku berbagi pengetahuan mustahil akan terjadi jika tidak ada trust yang terbangun di antara individu dalam organisasi (Szulanski dan Jensen, 2004). Menurut Hsu, Bi Fen et al (2009) ketika di dalam organisasi karyawan mulai dapat saling trust satu sama lain, karyawan menjadi lebih bersedia untuk
2
membagikan sumber daya atau keahliannya tanpa khawatir akan diambil keuntungannya oleh pihak lain. Menurut Chen et al, (2010) trust adalah suatu keadaan psikologis yang terdiri dari niat untuk menerima kerentanan berdasarkan harapan positif mengenai niat atau perilaku orang lain tanpa kemampuan untuk memantau atau mengontrol pihak lain. Sementara Searle dan Skinner (2011) mendefinisikan trust sebagai kesediaan menjadi rentan terhadap yang orang lain, didasarkan pada keyakinan bahwa orang lain itu dapat dipercaya, terbuka, kompeten dan peduli. Trust merupakan hasil dari persepsi positif seseorang untuk melakukan perilaku berbagi pengetahuan. Sikap positif berbagi pengetahuan dapat mengakibatkan persepsi positif dalam menerima dan mentransfer pengetahuan dalam sebuah organisasi yang mendukung perasaan kemudahan untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain (Lam, 2010). Menurut Jones dan George (1998) trust sebagai konstruksi psikologi merupakan pengalaman hasil dari interaksi nilai, sikap, mood dan emosi. Senge (dalam debowski, 2006) yakin bahwa trust adalah faktor kunci intensi berbagi pengetahuan dalam suatu organisasi. Ia juga mengatakan bahwa trust mengarah kepada komitmen pemberi pengetahuan terhadap si penerima informasi, yang artinya bahwa si pemberi pengetahuan akan mau lebih menunjukkan perilaku berbagi pengetahuan. Karena perilaku berbagi pengetahuan mustahil akan terjadi jika tidak ada trust yang terbangun di antara individu dalam organisasi. Sementara menurut Johnson & Johnson (2008) dalam suatu kelompok yang kooperatif, komponen trust yang
terpenting adalah keterbukaan, berbagi, penerimaan, dukungan dan intensi bekerjasama. Bekerja secara kooperatif dengan orang lain membutuhkan keterbukaan, berbagi dan pengekspresian penerimaan, dukungan dan intensi bekerjasama dalam kelompok tersebut. Menurut Cook dan Wall (dalam Kim, 2000) trust antara individu ataupun kelompok dalam organisasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam kestabilan hubungan jangka panjang antara sesama anggotanya. Ketika trust hadir dalam sebuah hubungan antar rekan kerja, hampir setiap hal menjadi lebih mudah dan lebih nyaman untuk diraih. Jadi dengan kata lain, trust membentuk suatu dasar terhadap komunikasi yang efektif, menggabungkan ingatan, motivasi dan kontribusi pekerja (Heathfield dalam Becton, 2002). Trust merupakan suatu hal yang berperan dalam suatu hubungan yang sukses dan memperlancar hubungan kerjasama, dan semakin tinggi tingkat trust semakin besar pula kemungkinan untuk menjalin suatu kerjasama (Robert Putnam dalam Scholefield, 2000). Menurut Lin (2007) apabila karyawan di perusahaan memiliki keinginan untuk bekerjasama dengan sesama rekan kerjanya untuk saling mengkontribusikan pengetahuan yang dimiliki dalam organisasi maka kegiatan berbagi pengetahuan akan berjalan dengan efektif. Sementara menurut Teori Pertukaran Sosial (Wasko & Faraj, 2005) trust adalah faktor penting dalam hubungan pertukaran sosial. Dalam pertukaran sosial seorang individu senang membangun hubungan pertukaran dengan orang lain, memberikan keuntungan bagi orang lain
3
dan kemudian mengharapkan mendapatkan imbalan dimasa depan. Dalam hal ini, trust akan menciptakan dan mempertahankan hubungan pertukaran sosial yang pada akhirnya dapat membuat kedua belah pihak lebih bersedia untuk terlibat dalam kegiatan berbagi pengetahuan (Nahapiet dan Ghosal, 1998). Intensi berbagi pengetahuan berhubungan juga dengan kepribadian si pemberi pengetahuan. Salah satu kepribadian yang memiliki indikator trust adalah kepribadian agreeableness. Kepribadian agreeableness dengan indikator trust terkait dengan keramahan dan menghindari konflik. Orang dengan skor tinggi cenderung mudah percaya, murah hati, mengalah, mudah menerima dan memiliki perilaku yang baik. Orang yang memiliki skor rendah pada agreeableness umumnya mudah curiga, pelit, tidak bersahabat, tidak ramah, mudah kesal dan suka mengkritik orang lain, lebih agresif dan kurang kooperatif (Feist dan Feist, 2008). Karakteristik di atas menjelaskan mengapa beberapa individu memiliki intensi berbagi pengetahuan sementara yang lain tidak. Selama interaksi berlangsung seorang agreeableness dapat membangun hubungan yang kuat dan hubungan seperti ini bahkan dapat meningkatkan trust. Tingkat trust memutuskan tingkat berbagi pengetahuan (Cheng dan Li, 2001). Intensi untuk berbagi pengetahuan adalah asosiasi positif dengan persahabatan (Wu, 2000). Pemilik pengetahuan bersedia untuk berbagi adalah dasar trust mereka pada orang lain. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Avin Fadilla Helmi dan Imam Arisudana (2009) dikatakan bahwa kenyataannya memang ada karakteristik
kepribadian yang memang berkorelasi dengan berbagi pengetahuan. Altruism sebagai indikator kepribadian agreeableness tergolong dalam motivasi internal didasarkan atas empati sehingga tujuan akhirnya adalah mensejahterakan rekan kerja atau kelompok lain. Bagi orang dengan kepribadian altruistik, berbagi pengetahuan merupakan kebutuhan karena berbagi pengetahuan sendiri merupakan pengakuan terhadap pengetahuan yang dimilikinya. Berbagi pengetahuan sendiri merupakan penghargaan. Seseorang dengan motivasi internal akan lebih bersedia berbagi pengetahuan. Selain itu menurut Lin (2007) individu dengan perilaku kooperatif yang merupakan indikator lain dalam kepribadian agreeableness juga akan lebih bersedia untuk berbagi pengetahuan. Berdasarkan permasalahan di atas didukung dengan teori yang relevan, maka hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut “Ada hubungan antara trust dan kepribadian agreeableness dengan intensi berbagi pengetahuan”. Metode Tipe Penelitian Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif Sugiyono (2011) dengan pendekatan korelasional. Pendekatan korelasional dimaksudkan untuk mengukur tingkat kedekatan hubungan antar variabel-variabel (Reksoatmodjo, 2007). Karena tujuan dari penelitian ini adalah ingin mencari hubungan antara trust dan kepribadian agreeableness dengan intensi berbagi pengetahuan.
4
Subyek Penelitian Subyek penelitian ini 101 karyawan PT. Pertamina Balikpapan Unit Pemasaran Region VI. Adapun variabel penelitian ini terdiri atas 3 variabel. Variabel penelitian ini adalah variabel bebas yang terdiri atas trust dan kepribadian agreeableness dan variabel terikat yaitu intensi berbagi pengetahuan. Adapun definisi operasional variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Intensi berbagi pengetahuan diartikan sebagai keinginan atau kemauan individu untuk berbagi pengetahuan baik tacit (pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman, kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan biasanya dibagikan lewat diskusi-diskusi, cerita-cerita) maupun explicit (pengetahuan berupa pernyataan yang didokumentasikan) dalam bentuk memberi pengetahuan maupun meminta pengetahuan kepada orang lain. 2. Trust adalah suatu keadaan psikologis yang terdiri dari niat untuk menerima kerentanan yang dibangun melalui perilaku mempercayai (trusting) dan dipercayai (trusworthy). Kerentanan di sini dimaksudkan sebagai mudah diserang, dikhianati, dilukai, rawan. 3. Kepribadian agreeableness ini terkait dengan orang-orang yang menghindari konflik. Orang dengan skor tinggi cenderung mudah percaya, murah hati, mengalah, mudah menerima dan memiliki perilaku yang baik. Orang yang memiliki skor rendah pada agreeableness umumnya mudah curiga, pelit, tidak bersahabat, tidak ramah, mudah kesal dan suka mengkritik orang lain, lebih agresif dan kurang bekerjasama.
Teknik Analisis Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi yakni untuk meramalkan hubungan satu atau dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat yaitu untuk mengetahui hubungan antara trust dan faktor kepribadian agreeableness dengan intensi berbagi pengetahuan. Maka analisis regresi yang digunakan adalah regresi ganda/multiregression (Gulo, 2010) karena variabel bebas (independent) yang berhubungan dengan variabel terikat (dependent) lebih dari satu. Perhitungan statistik dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Packade for Social Science) 13 for Windows. Pengukuran Di dalam penelitian ini digunakan 3 skala pengukuran. Adapun rincian dari skala yang digunakan adalah : 1. Skala intensi berbagi pengetahuan diukur menggunakan teori menurut Ajzen (2005) dan Van den Hoof & De Ridder (2004) yang terdiri dari 1). Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh 2 indikator yaitu : Behavioral Beliefs dan Outcome Evaluation. 2). Norma Subjektif terdiri dari 2 indikator yaitu: Normatif Beliefs dan Motivation to comply. 3). Persepsi kontrol perilaku terdiri dari 2 indikator yaitu : Control beliefs dan Power of control beliefs. 4). Knowledge donating dan 5). Knowledge collecting. Sedangkan cara untuk mengetahui validitas item ini yaitu dengan menggunakan teknik korelasi corrected item-total correlation. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji validitas item pada penelitian ini adalah 95% dengan nilai corrected item yang memiliki nilai r hitung > r tabel (0,194). Skala intensi berbagi pengetahuan yang berjumlah 50 item didapatkan 44 yang memenuhi indeks daya diskriminasi
5
item dan 6 item dinyatakan gugur. Besar nilai corrected item total correlation antara 0,240 - 0,663. Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,941. Hasil ini menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas skala intensi berbagi pengetahuan telah melebihi batas minimal koefisien reliabilitas 0,700. Maka berdasarkan hal tersebut skala intensi berbagi pengetahuan dapat dikatakan reliabel. 2. Skala Trust karyawan diukur dengan menggunakan skala trust yang terdiri dari lima aspek yang disusun berdasarkan teori Johnson & Johnson (2008). Adapun Skala trust Menurut Johnson & Johnson (2008), terdiri dari 2 aspek yaitu : 1). aspek percaya (trust) melibatkan keterbukaan (openness) dan berbagi (sharing). Dan 2). aspek dipercayai (trustworthy) yang melibatkan penerimaan (acceptance), dukungan (support) dan intensi bekerjasama (cooperative intentions). Skala trust yang berjumlah 44 item didapatkan yang 39 memenuhi indeks daya diskriminasi item dan 5 item dinyatakan gugur. Besar nilai corrected item total correlation antara 0,244 0,643. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada skala trust diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,937. Hasil ini menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas skala trust telah melebihi batas minimal koefisien reliabilitas 0,700. Maka berdasarkan hal tersebut skala trust dapat dikatakan reliabel. 3. Goldberg mempelopori adanya bank item mengenai inventori kepribadian yang dipublikasikan dalam International Personality Item Pool (IPIP), website IPIP merupakan suatu usaha secara internasional untuk mengembangkan sebuah inventori kepribadian yang berasal dari item-item domain publik
dan skala tersebut dapat digunakan untuk tujuan ilmiah maupun tujuan komersil (http://ipip.ori.org/). Skala kepribadian agreeableness tersebut adalah : Kepercayaan (Trust), Moralitas (Morality), Berperilaku menolong (Altruism), Kemampuan bekerjasama (Cooperation), Kerendahan hati (Modesty), Simpatik (Sympathy). Skala kepribadian agreeableness yang berjumlah 60 item didapatkan 45 yang memenuhi indeks daya diskriminasi item dan 15 item dinyatakan gugur. Besar nilai corrected item total correlation antara 0,217 - 0,550. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada skala kepribadian agreeableness diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,887. Hasil ini menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas skala kepribadian agreeableness telah melebihi batas minimal koefisien reliabilitas 0,700. Maka berdasarkan hal tersebut skala kepribadian agreeableness dapat dikatakan reliabel. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisa regresi bertahap untuk mengetahui hipotesis pertama, diperoleh nilai beta = 0.238, R2 = 0.482, t = 4.860 dan p = 0.000. Nilai p = 0.000 < 0.05 berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara trust dengan intensi berbagi pengetahuan pada karyawan PT. Pertamina Balikpapan Unit Pemasaran Region VI. Jadi hipotesis pertama diterima. Dari hasil uji regresi model bertahap untuk mengetahui hipotesis kedua, diperoleh nilai beta = 0.759, t = 15.509, R2 = 0.814 dan p = 0.000. Nilai p = 0.000 < 0.05 berarti bahwa terdapat hubungan antara kepribadian agreeableness dengan intensi berbagi pengetahuan pada karyawan PT. Pertamina Balikpapan Unit Pemasaran
6
Region VI. Jadi Hipotesis kedua diterima. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji hipotesis terdapat hubungan antara trust dan kepribadian agreeableness dengan intensi berbagi pengetahuan pada karyawan perusahaan berbasis knowledge management di PT. Pertamina Balikpapan Unit Pemasaran Region VI. Dari hasil analisa regresi model penuh atas variabel-variabel bebas trust dan kepribadian agreeableness dengan intensi berbagi pengetahuan secara bersama-sama didapatkan nilai F = 278.033, R2 = 0.847, dan p = 0.000. Nilai p = 0.000 < 0.05 berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara trust dan kepribadian agreeableness dengan intensi berbagi pengetahuan pada karyawan PT. Pertamina Balikpapan Unit Pemasaran Region VI. Hal ini berarti bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Dengan nilai R2 = 0.847 berarti bahwa didapatkan sumbangan efektif variabel trust dan kepribadian agreeableness terhadap intensi berbagi pengetahuan sebesar 84,7%, sisanya 15,3% terdapat pada variabel lain yang mempengaruhi intensi berbagi pengetahuan seperti faktor lingkungan organisasi, komitmen, interaksi sosial, kepribadian extraversion, emotional stability, conscientiousness, dan openness to experience.
ditentukan oleh sikap seseorang dan norma subjektif terhadap perilaku yang didefinisikan sebagai “persepsi seseorang bahwa kebanyakan orang yang penting baginya berpikir bahwa individu harus melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut. Sikap berbagi pengetahuan adalah tingkat perasaan positif seseorang tentang berbagi pengetahuan (Bock et al, 2010). Dalam hal ini trust merupakan bagian dari persepsi positif seseorang. Trust dalam kelompok dapat berubah sesuai dengan kemampuan dan kemauan setiap anggota untuk percaya (trust) dan dapat dipercayai (trustworthy). Karyawan dengan trust yang tinggi membangun dan mempertahankan trust dengan menjadi dipercayai (trustworthy). Semakin menerima, mendukung dan adanya keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain, maka orang lain akan semakin dapat mengemukakan pemikiran-pemikirannya, ide-ide, teori-teori, kesimpulan-kesimpulan, perasaan dan reaksinya. Apabila trust terhadap rekan kerja tinggi, maka rekan kerja bukan dipandang sebagai ancaman ketika memiliki kekayaan pengetahuan. Begitupun sebaliknya, pekerja tidak akan enggan bertanya kepada rekannya untuk menggali pengetahuan penting karena telah percaya dengan kualitas dan kemampuan rekan kerja tersebut. Intensi berbagi pengetahuan berhubungan juga dengan kepribadian si pemberi pengetahuan. Kepribadian agreeableness yang memiliki indikator trust, altruism (berperilaku menolong) dan perilaku kooperatif. Karakteristik kepribadian yang memang berkorelasi dengan intensi berbagi pengetahuan. Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Joen et al (2011) menemukan bahwa motivasi intrinsik
Pembahasan Intensi berbagi pengetahuan dapat terhambat jika tidak adanya trust. Karena trust akan mendorong kerelaan masing-masing individu untuk berbagi pengetahuan. Berdasarkan Teori Perilaku Terencana, perilaku seseorang ditentukan oleh niat untuk melakukan suatu perilaku. Tujuannya itu sendiri
7
seperti senang membantu dan kebutuhan berteman (affiliation) memiliki pengaruh positif dalam sikap terhadap perilaku berbagi pengetahuan. Karakteristk orang yang memiliki need of affiliation ada kesamaan dengan karakteristik kepribadian agreeableness antara lain selalu berusaha untuk menghindari konflik, lebih suka bersama dengan orang lain dibandingkan sendiri. Sementara menurut penelitian yang dilakukan oleh Zhihong et al (2010) menemukan bahwa motivasi intrinsik (need for affiliation) karyawan untuk memuaskan kebutuhannya sedapat mungkin jelas akan membuat individu menampilkan intensi untuk berbagi pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan hasrat atau keinginan untuk berbagi pengetahuan tacit. Selama interaksi berlangsung, seorang agreeableness dapat membangun hubungan yang kuat dan hubungan seperti ini bahkan dapat meningkatkan trust. Intensi berbagi pengetahuan adalah asosiasi positif dengan persahabatan (Wu, 2000). Pemilik pengetahuan bersedia untuk berbagi adalah dasar trust mereka pada orang lain dan tingkat trust memutuskan tingkat berbagi pengetahuan (Cheng dan Li, 2001).
Saran Mengingat sumbangan trust dan kepribadian pada karyawan, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut : 1). Bagi perusahaan. Dengan sudah adanya wadah berbagi pengetahuan diharapkan Pertamina dapat memanfaatkannya secara optimal sehingga dapat lebih menumbuh kembangkan aktivitas berbagi pengetahuan yang bersifat informal. Maka diharapkan Pertamina dapat lebih memahami karakteristik manusia sebagai penentu dan pelaku berbagi pengetahuan seperti variabel trust dan kepribadian agreeableness. Apabila perusahaan mampu menciptakan suasana dimana akan mendorong trust dan memahami kepribadian karyawan, maka individu akan lebih mau untuk membagi pengetahuannya. 2). Bagi karyawan. Karyawan tentunya ingin merasakan manfaat yang potensial dari keterlibatannya dalam kegiatan berbagi pengetahuan. Selain adanya sistem penghargaan (reward) yang bersifat monetary (keuangan) bagi karyawan. Dengan berbagi pengetahuan, karyawan juga akan mendapatkan umpan balik yang akan memperoleh keahlian baru dan meningkatkan kemampuan kerjanya. Untuk itu karyawan disarankan untuk aktif terlibat di dalam kegiatan berbagi pengetahuan. 3). Peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini masih mengandung keterbatasan karena penelitian ini sangat terbatas pada faktor individu khususnya mengenai variabel trust dan kepribadian agreeableness. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan variabel lain dengan pendekatan faktor sosial, faktor organisasi, faktor motivasi, faktor kepemimpinan dan faktor lain yang
Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah hanya meneliti satu variabel kepribadian agreeableness padahal masih terdapat empat variabel kepribadian dalam kepribadian big five. Selain itu peneliti hanya meneliti karyawan Pertamina di unit Pemasaran padahal masih banyak unit-unit lain yang dapat dijadikan sampel penelitian.
8
dapat mempengaruhi intensi berbagi pengetahuan.
Development. 294-301.
Daftar Pustaka
Journal.
24
(5)
Cumming, Jeffrey. 2003. Knowledge Sharing : A Review of The Literature. The World Bank. Washington DC.
Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behaviour. New York: Open University Press.
Debowski, S. 2006. Knowledge Management. Singapore : Seng Lee Press Pte Ltd.
Ajzen, Icek and Fishbein, Martin. 2010. Predicting and Changing Behavior : The Reasoned Action Approach. New York : Taylor Francis Group LLC. p. 39.
Feist, J. & Feist Gregory J. 2008. Theories of Personality Seventh Edition. New York : McGraw Hill.
Baharim, S. B. 2008. The Influence of Knowledge Sharing on Motivation to Transfer Training: A Malaysian Public Sector Context. Australia: Victoria University.
Gulo. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo. Hadi, Sutrisno. 2004. Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi.
Bock, G. W., Lee, J. Y., and Lee, J. 2010. Cross Culture Study on Behavioral Intention Formation in Knowledge Sharing. Asia Pasific Journal of Information Systems,Vol. 20, No. 3.
Helmi, Avin Fadilla dan Arisudana, Imam. 2009. Kepemimpinan Transformasional, Kepercayaan dan Berbagi Pengetahuan dalam Organisasi. Jurnal Psikologi, Vol. 36, No. 2. 95-105.
Chen, T. Y., Chen, Y. M., Lin, C. J. And Chen, P. Y. 2010. A Fuzzy Trust Evaluation Method for Knowledge Sharing in Virtual Enterprise. Computers Industrial Engineering. 59 (4), pp.853-864.
Hsu, Bi Fen., Wu, Wei L.. & Yeh, Song Ryh. 2009. Interpersonal Trust and Knowledge Sharing: Moderating Effects Of Individual Altruism and Social Interaction Environment. Social Behavior and Personality, Vol 37, No. 1.
Cheng, J. W. & Li, S. C. 2001. The Relationship of Organization Justice. Trust and Knowledge Sharing Behaviors. Journal of Human Resource Management, Fall, 1(2), 69-93.
Johnson, D and Johnson, F. 2008. Joining Together, Group Theory and Group Skills 10th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Connelly, C. A., Kelloway, E. K., 2003. Predictors of Employees Perception of Knowledge Sharing Culture, Leadership and Organizational
Kim, D. H. 2000. The Link Between Individual and Organizational
9
Learning. Sloan Management Review (Fall 1993) : 37 - 50.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Lam, P. T. H. 2010. An Empirical Study on Factors Affecting Knowledge Sharing Intention in Vietnam. Thesis. (http://ir.lib.stu.edu.tw/ir/retrieve/1 042/stu-99-S97631220-1.pdf, diakses 14 Januari 2014).
Szulanski, G., Cappetta, R., & Jensen, R. J. 2004. When and How Trustworthiness Matters: Knowledge Transfer and Moderating Effect of Causal Ambiguity. Organization Science, 15, 600-613.
Lin, C. P. 2007. Share or not to Share: Modeling Tacit Knowledge Sharing, its Mediators and Antecedent. Journal of Business Ethics. 70,41-428. ideas.repec.org diakses dari pada tanggal 14 Januari 2014.
Van Den Hoof, B & De Ridder, JA. 2004. Knowledge Sharing in Context : The Influence of Organizational Commitment, Communication Climate Use on Knowledge Sharing. Journal of Knowledge Management, 8(6), 117 -130.
Nahapiet, J., & Ghosal, S. 1998. Social Capital, Intellectual Capital and the Organizational Advantage. Academy of Management Review, Vol. 23, 243-266.
Wan-Yih, Wu., Badri, Munir. 2010. Why should I share? Examining Consumers’ Motives and Trust on Knowledge Sharing. Journal of Computer Systems, Vol. 59. Issue 4. p.11.
Reksoatmodjo, T. N. 2007. Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung : PT. Refika Aditama.
Wasko, M. M., & Faraj, S. 2005. Why should I share? Examining Social Capital and Knowledge Contribution in Electronic Networks of Practice. MIS Quarterly 29(1), 35-57.
S. Jeon, Y. G. Kim, and J. Koh. 2011. An Intregrative Model for Knowledge Sharing in Communities-of-Pratice. Journal of Knowledge Management, Vol. 15, pp. 251 - 269.
Wu, Y. S. 2000. Knowledge Sharing in the Network Community, Business Administration National Cheng Chi University unpublished master dissertation.
Scholefield, M. 2000. Trust - A review. http://www.relationship.org/researc h. papers/Trust.pdf diakses 14 Januari 2014. Searl, Rosalind H., & Skinner, Denise. 2011. Trust and Human Resource Management. USA : Edward Elgar Publishing, Inc. p. 430.
http://ipip.ori.org/ diakses 5 Oktober 2013.
10