Journals of Ners Community Vol 5 No 2 November 2014 POLA ASUH IBU DENGAN KEBIASAAN PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH (Parenting of Mother with Personal Hygiene Habits at School Age Children) Retno Twistiandayani*, Wachid Arianto** * Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik Jl. A.R. Hakim No. 2B Gresik, email:
[email protected] ** Mahasiswa PSIK FIK Universitas Gresik ABSTRAK Orang tua memiliki peran dan berfungsi segala macam, salah satunya adalah mendidik. Mendidik anak-anak untuk hidup bersih dan sehat, terutama kebersihan. Kebersihan pribadi adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesehatan fisik dan psikologis. Pola asuh ibu pada anak usia sekolah di Mojodalem terutama tentang kebiasaan kebersihan pribadi sebagian besar kurang perhatian karena pekerjaan orang tua seperti bercocok tanam, sehingga anak ditinggalkan oleh orang tua yang bekerja pagi hari dalam kebiasaan kebersihan pribadi yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis korelasi pengasuhan ibu dengan kebiasaan kebersihan pribadi pada anak usia sekolah. Desain cross sectional digunakan pada penelitian ini, dengan purposive sampling. Sampel yang diambil sebanyak 33 responden. Variabel independen adalah ibu asuh dan variabel dependen adalah kebiasaan kebersihan pribadi anak usia sekolah (6-12 tahun). Uji analisis yang digunakan korelasi spearman rank, data penelitian ini diambil dengan kuesioner. Hasil uji statistik korelasi Spearman Rank didapatkan p = 0,348 yang nilainya > 0,05. Ini berarti bahwa H1 ditolak. Tidak ada korelasi pola asuh ibu dengan kebiasaan kebersihan pribadi pada anak usia sekolah 6-12 tahun. Upaya untuk meningkatkan pola asuh dan kebersihan pribadi yang baik adalah sulit, orang tua diminta untuk menemukan keseimbangan yang tepat bahwa banyak izin dan memberikan kesempatan atau banyak batas untuk mengekang anaknya. Pengawasan dan bimbingan orang tua sangat diperlukan agar mampu mengambil inisiatif dan kreativitas anak dapat berkembang dengan baik, sehingga anak menunjukkan kebiasaan baik dalam kebersihan pribadi. Kata kunci: Pola asuh ibu, Kebiasaan personal hygiene, Anak usia sekolah ABSTRACT Parents had a role and functioned of all sorts, one of which was to educate. Educating children to live a clean and healthy, especially hygiene. Personal hygiene was an act to maintain the cleanliness and health of a person for the physical and psychological health. Parenting of mother at school age children in Mojodalem especially about personal hygiene habits were lacking the bulk of attention because of some work such as planting, so that the child left behind by parents working in the habit of poor personal hygiene. The purpose of this research was to analysis correlation parenting of mother with personal hygiene habits at school age children. Design cross sectional was used on this research, with purposive sampling. Samples taken as many as 33 respondents. The independent variable was parenting mother and dependent variable was personal hygiene habit of school-age children (6-12 years old). Analysis test was used Spearman rank correlation, this research data was taken by a questionnaire. Based on the Spearman Rank Correlation Test p= 0.348 which value > 0.05. It means that H1 rejected. There was no correlation parenting of mother with personal hygiene habits at school age children 6-12 years old. 109
Journals of Ners Community Vol 5 No 2 November 2014 Efforts to improve pattern care and good personal hygiene is difficult, parents are required to find the right balance is that many permit and provide opportunities or many limit and the curb freedom of his son. Thus, the supervision and guidance of parents is necessary in order to be able to take the initiative and creativity children can develop properly, so can be good personal hygiene habits. Keywords : Parenting of mother, Personal hygiene habits, School age children PENDAHULUAN Orang tua mempunyai peran dan fungsi yang bermacam–macam, salah satunya adalah mendidik (Edward, 2006). Mendidik anak untuk hidup bersih dan sehat, terutama kebersihan diri. Kebersihan perorangan (personal hygiene) merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesehatan fisik dan psikis. Pola asuh ibu terhadap anak di Dusun Mojodalem khususnya mengenai kebiasaan personal hygiene sebagaian besar masih kurang diperhatikan, dikarenakan suatu pekerjaan seperti bercocok tanam, sehingga anak–anak yang ditinggal oleh orang tua bekerja mempunyai kebiasaan personal hygiene kurang baik. Di Desa Mojodalem kebanyakan pola asuh ibu kurang baik yaitu memberikan pengawasan yang sangat longgar, membiarkan anaknya melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup dan dipengaruhi oleh kesibukan orang tua juga. Mereka membiarkan anaknya untuk mandi, keramas dengan sendirinya, sehingga berpengaruh terhadap kebiasaan personal hygiene anak yang kurang bersih. Namun, hubungan pola asuh ibu dengan kebiasaan personal hygiene pada anak masih belum dapat dijelaskan. Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti dari 36 keluarga di Dusun Mojodalem pada tanggal (30 September 2012) didapatkan 20 keluarga pola asuh ibu terhadap anaknya kurang baik dikarenakan suatu pekerjaan. Hasil survey didapatkan 20 anak mempunyai kebiasaan membersihkan gigi mulut dan kulit kurang baik sehingga badan masih bau, ada kulit kering dan pecah-pecah, memotong kuku 2 minggu sekali, sehingga terlihat panjang dan kotor, keramas seminggu 1 kali kadang memakai sampo kadang tidak, rambut terlihat kusam dan kotor ada yang terdapat kutu dan berbau. Terdapat 11 keluarga dengan pola asuh ibu terhadap anak cukup baik, akan tetapi anak sendiri yang tidak mau mendengarkan dan menuruti perintah orang tua sehingga 11 anak didapatkan mempunyai kebiasaan kebersihan membersikan gigi, mulut dan kulit kurang, pakaian mereka kotor, kuku pendek dan bersih, badan tidak berbau, rambut bersih tidak ada kutu. Terdapat 5 keluarga didapatkan pola asuh ibu terhadap anak baik sehingga mereka mempunyai kebiasaan membersikan gigi, mulut dan kulit baik, berpakaian rapi, dan bersih, gigi bersih dan tidak bau, kuku terlihat pendek rapi dan bersih. Kesimpulan dari hasil survey tersebut masih ditemukan masalah kurangnya personal hygiene pada anak-anak. Perilaku kebersihan diri dapat dipengaruhi oleh nilai serta kebiasaan yang dianut individu, disamping faktor budaya, sosial, norma keluarga, tingkat pendidikan, status ekonomi, dan lain sebagainya. Personal hygiene menjadi penting dan termasuk kedalam tindakan pencegahan primer yang spesifik karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (port the entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana dan dapat mencegah seseorang terkena penyakit (Uliansyah, 2007). Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu, seperti halnya kulit. Perilaku anak dapat dipengaruhi oleh pola asuh ibu di lingkungan rumah, sekolah dan interaksi dengan sesama usia sehingga terkadang anak tidak mau menuruti perintah orang tua dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya (Agustin, 2009). Hal ini diperlukan perhatian dari orang tua karena peran atau pola asuh dalam pemeliharaan kesehatan, masalah pada kebersihan diri akan berdampak pada kesehatan seorang anak baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku serta gangguan kesehatan lain. Sedangkan gangguan psikologis dapat terjadi karena kondisi tersebut mempengaruhi keindahan penampilan dan 110
Journals of Ners Community Vol 5 No 2 November 2014 reaksi emosional. Akibat dari kurang perhatian atau kurang pola asuh ibu terhadap anak bisa berakibat fatal bagi si anak, sebagai contoh orang tua bekerja tani kebiasaan berangkat pagi hari dan tidak sempat mengawasi atau memandikan anak sehingga anak mandi kurang memperhatikan kebersihan sekedar badan basah. Hal seperti ini bisa mengakibatkan anak terkena penyakit kulit seperti gatal-gatal, kudis, panu dan penyakit lain. Semua anak memerlukan kebutuhan fisik, emosi dan mental. Peran ibu dan cara mengasuh anak dalam pemeliharaan kesehatan, khususnya dalam hal kebiasaan personal hygiene sangat penting dan perlu ditingkatkan secara optimal untuk mengurangi terjadi penyakit (Potter & Perry, 2005). Peran perawat dalam hal ini juga sangat dibutuhkan guna meningkatkan perilaku personal hygiene melalui kegiatan penyuluhan dan peningkatan pengetahuan tentang upaya kebersihan diri yang kompeten serta penerapan prinsip hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian hubungan pola asuh ibu dengan kebiasaan personal hygiene pada anak usia sekolah (6-12 tahun) di Dusun Mojodalem. METODE DAN ANALISA Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non eksperimen dengan menggunakan studi korelasi dengan cara cross sectional yang merupakan jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2011). Penelitian ini dilakukan di Dusun Mojodalem Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan tanggal 01-20 Desember 2012. Populasi target pada penelitian ini adalah ibu dan anak usia sekolah (6-12 tahun) di Dusun Mojodalem sebanyak 36 pasang. Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah Non probability sampling (purposive sampling) sehingga didapat sampel 33 pasang. Pada penelitian ini variabel independen adalah pola asuh ibu tentang kebersihan anak, sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah kebiasaan personal hygiene pada anak usia sekolah (6-12 tahun). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner bentuk tertutup (close ended) jenis multiple choice. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan uji statistik Spearman Rank Correlation Test. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Ibu Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 responden, sebagian besar ibu menerapkan pola asuh permisif yaitu sebanyak 20 responden (61%) dan sebagian kecil menerapkan pola asuh demokratis sebanyak 5 responden (15%). Pola asuh permisif menunjukkan adanya pengawasan yang sangat longgar, memberi kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya (Bahri, 2004). Hal tersebut dapat terjadi karena penerapan pola asuh ibu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor usia ibu, faktor tingkat pendidikan ibu dan jumlah anak (Junaidi, 2010). Hasil penelitian bahwa sebagian besar ibu dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 18 responden (52%). Dengan latar belakang pendidikan ditemukan kesenjangan dalam penyampaian informasi dan mempunyai pola pikir yang berbeda sehingga ibu tidak mudah berbagi pengalaman dalam penerapan pola asuh. Pengalaman berpengaruh pada cara berfikir seseorang (Notoatmojo, 2005). Faktor usia juga mempengaruhi pola pikir seseorang, sehingga berdampak pada pola asuh yang di terapkan kepada anak. Kebanyakan pada ibu yang berusia >31 tahun pola pikirnya masih sama seperti dahulu, sehingga pola asuh yang di terapkan kepada anaknya itu masih sama seperti yang ibu dulu dapatkan, dimana para ibu belum banyak mengerti tentang pentingnya pola asuh bagi anak. Berbeda dengan ibu yang berusia <30 tahun, dia sudah mengikuti perkembangan jaman, sehingga ibu sudah banyak mengerti tentang pentingnya pola asuh dan dapat diterapkan dalam mengasuh anaknya. 2. Distribusi Responden Berdasarkan Personal Hygiene anak usia sekolah (6–12 tahun) 111
Journals of Ners Community Vol 5 No 2 November 2014 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 responden, sebagian besar mempunyai personal hygiene kurang sebanyak 17 responden (52%), dan responden dengan personal hygiene cukup dan baik sama sebanyak 8 responden (24%). Personal hygiene kurang menunjukkan kebiasaan yang kurang dalam menjaga kebersihan diri. Kebiasaan personal hygiene dipengaruhi banyak faktor antara lain: faktor usia, tingkat pengetahuan atau perkembangan individu dan lingkungan tempat tinggal (Mubarak, 2007). Kemampuan berfikir anak usia sekolah 6-12 tahun sudah rasional, imajinatif, dan dapat menggali objek atau situasi lebih banyak untuk memecahkan masalah. Anak juga sudah bisa berfikir konsep tentang waktu dan mengenai kejadian yang lalu serta menyadari kegiatan yang berulang-ulang, tetapi pemahaman belum mendalam, selanjutnya akan semakin berkembang di akhir usia sekolah atau awal masa sekolah (Supartini, 2004). Kurang personal hygiene pada anak usia sekolah pada hasil penelitian ini dikarenakan informasi yang didapat masih sedikit dan pemahaman anak belum mendalam, sehingga anak belum bisa mempraktekkan personal hygiene dengan baik dan benar. 3. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kebiasaan Personal Hygiene pada Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) Hasil pengumpulan data melalui kuesioner pada 33 responden didapatkan tabulasi silang data pola asuh ibu dengan kebiasaan personal hygiene anak usia sekolah (6-12 tahun) sebagai berikut: Tabel 1 Tabulasi Silang Data Pola Asuh Ibu dengan Kebiasaan Personal Hygiene pada Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di Dusun Mojodalem Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan pada 01-20 Desember 2012 Pola Asuh Personal Hygiene Baik Cukup Kurang Total N (%) N (%) N (%) N (%) Demokratis 1 3,03 1 3,03 3 9,09 5 15,1 Otoriter 1 3,03 2 6,06 5 15,1 8 24,2 Permisif 6 18,1 5 15,1 9 27,2 20 60,6 Total 8 24,2 8 24,2 17 51,5 33 100 Hasil uji statistik Spearman Rank Correlation p= 0,348 Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 33 responden, sebagian besar ibu menerapkan pola asuh permisif dengan kebiasaan personal hygiene kurang sebanyak 9 responden (51,5 %). Hasil uji Spearman Rank Correlation didapatkan nilai p=0,348, dimana nilai tersebut > 0,05 yang berarti H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pola asuh ibu dengan kebiasaan personal hygiene pada anak usia sekolah 6-12 tahun. Lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap kebiasaan personal hygiene anak. Jika anak bertempat di lingkungan yang kumuh, banyak anak akan terpengaruh dari lingkungan tersebut sehingga kebiasaan personal hygiene anak pun kurang. Sebaliknya ketika anak bertempat di lingkungan yang bersih anak akan terpengaruh dengan lingkungan sehingga kebiasaan personal hygiene anak pun baik (Wartona, 2004). Desa Mojodalem lingkungan tempat penelitian ini menunjukkan kebiasaan personal hygiene anak kurang, dikarenakan tempat penelitian adalah desa pedalaman yang jauh dari keramaian kota, masih banyak rawa-rawa dan sungai dan fasilitas untuk mendukung personal hygiene kurang memadai. Pola interaksi ibu dengan anak merupakan hal penting dalam perkembangan anak (Syamsul, 2009). Hubungan timbal balik dan saling memuaskan dengan orang tua atau teman sebaya akan membentuk harga diri dan sosialisasinya. Sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak sangat mempengaruhi sikap atau perilaku anaknya kelak. Termasuk cara menerapkan aturan, mengajarkan nilai atau norma memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga dijadikan contoh/ panutan bagi anaknya. 112
Journals of Ners Community Vol 5 No 2 November 2014 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pola asuh yang diterapkan oleh ibu pada anak usia sekolah 6–12 tahun sebagian besar adalah permisif. Kebiasaan personal hygiene anak usia 6 – 12 tahun sebagaian besar kurang. Pola asuh ibu tidak berhubungan dengan kebiasaan personal hygiene pada anak usia sekolah 6-12 tahun. Sebagian besar pola asuh ibu tidak sesuai dengan kebiasaan personal hygiene anak. Kebiasaan personal hygiene anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal. Saran Ibu memberikan pengarahan dan pengawasan secara demokratis dan disertai dengaan pengawasan dan pengarahan dari orang tua kepada anak-anaknya, agar anak mampu berinisiatif dan kreatifitas dapat berkembang dengan baik, sehingga kebiasaan personal hygiene bisa baik. Penyuluhan kesehatan bagi keluarga sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan ibu dalam pola asuh anak dan meningkatkan kebiasaan personal hygiene pada anak usia sekolah. KEPUSTAKAAN Agustin. (2009). Pola Asuh Efektif. Satuan Komitmen Orang Tua. http://www.charis suster. Com/. Akses tanggal 26 September 13.00 Wib. Bahri, Syaiful. (2004). Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua. http///: www. nanipusparini2. blogspot.com. Diakses tgl 5 November 2012. Edward. (2006). Peran dan Fungsi Orang Tua. http://www.blogs, myspace.com/. akses tanggal 24 September 17.00 Wib. Junaidi, W. (2010). Macam-macam Pola Asuh Orang Tua dari ; http:///www.blogspot.com. Diakses tgl 5 November 2012. Mubarak, W.I. (2009). Buku Ajar Keperawatan Manusia. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, Sukidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 1, Volume 2. Jakarta: Salemba Medika. Supartini. (2004). Pertunbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. Syamsul, Yusuf. (2009). Dalam Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT Remaja Rosda Karya : Bandung. Uliansyah. 2007. Pembentukan Pola Asuh Pada Anak dari ; http///:www.uliansyah.or.id. Diakses tgl 5 November 2012. Wartona, T. (2004). Keperawatan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
113