POLA ASUH DAN KENAKALAN REMAJA DI SMA PGRI LAWANG An Nisa Fithri1), Wiwit Nurwidyaningtyas2),Sulistyono Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jl R. Panji Suroso No 6 Malang Email :
[email protected]
ABSTRAK Remaja pada masa transisi rentan mengalami kenakalan, yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Pada masa remaja, individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas di mana dominasi pengaruh keluarga bergeser pada kelompok teman sebaya untuk kebutuhan eksistensi remaja itu sendiri. Faktor paling berperan di dalam menimbulkan kenakalan remaja adalah faktor keluarga dan teman sebaya karena remaja di dalam keluarga yang kurang mendapat perhatian dan bimbingan orangtuanya akan mencari perhatian kepada lingkungan di luar rumah dan teman – teman sebayanya. Penelitian ini membahas tentang hubungan pola asuh dengan kenakalan remaja kelas X dan XI di SMA PGRI Lawang. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis korelasional dengan cross sectional study dengan subjek penelitian 89 siswa melalui Total Sampling. Hasil penelitian dengan kategori pola asuh menunjukkan bahwa 6,7 % responden mendapatkan pola asuh otoriter, 5,6 % permisif, 87,6 % demokratis. Sedangkan untuk kategori kenakalan remaja menunjukkan bahwa 6,7 % responden termasuk dalam kategori kenakalan sedang, 93,3 % rendah, dan tidak satupun yang masuk dalam kategori kenakalan tinggi. Hasil analisa Fisher’s Exact Test menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan kenakalan remaja yang dibuktikan dengan p value 0,340. Untuk Kajian selanjutnya disarankan melakukan pendekatan faktor eksternal melalui pengamatan kelompok teman sebaya untuk dilihat pengaruhnya dalam membentuk perilaku kenakalan pada remaja. Kata Kunci : Remaja, Pola Asuh, Kenakalan Remaja PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa bisa dari segi norma hukum, norma peralihan dari masa kanak-kanak ke agama dan norma yang dianut oleh masa dewasa. Ciri masa transisi ini masyarakat atau dalam istilah emosi remaja menjadi kurang stabil. psikologi disebut dengan istilah Kondisi emosi yang kurang stabil kenakalan remaja atau juvenile memungkinkan remaja, mengalami delinquency. Di Indonesia kenakalan masa krisis, biasanya ditandai yang dilakukan oleh remaja sudah dengan kecenderungan perilaku melebihi batas yang sewajarnya. menyimpang. Perilaku menyimpang Banyak anak di bawah umur yang
sudah mengenal rokok, narkoba, free sex, dan terlibat tindakan kriminal lainnya. Lebih jauh dijelaskan bahwa dari 15.000 kasus narkoba selama dua tahun terakhir, 46% di antaranya dilakukan oleh remaja. Departemen Sosial memberikan estimasi bahwa jumlah postitusi anak yang berusia 15-20 tahun sebanyak 60% dari 71.281 orang. UNICEF Indonesia menyebut angka 30% dari 40-150.000, dan menyebutkan angka 87.000 pelacur anak atau 50% dari total penjaja seks.Penelitian yang dilakukan oleh dr. Andik Wijaya kepada 202 pelajar di kota Malang, Jawa Timur. Hasil penelitian ini terungkap hampir 15% responden telah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Bahkan 100% dari mereka yang telah bertunangan mengaku telah melakukan hubungan seksual. Hal yang perlu di garis bawahi adalah bahwa semua melakukan tadi mengaku mendapat gagasan itu dari VCD porno, teman, internet dan dari media lainnya. Salah satu penyebab kenakalan remaja adalah pola asuh orangtua. Pola asuh akan mempengaruhi perkembangan remaja seperti pola asuh permisif dapat membuat anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orangtua sehingga anak akan mencari apa yang dibutuhkan dari teman sebaya selain itu remaja yang orangtuanya lalai biasanya tidak kompeten secara
sosial, memperlihatkan pengendalian diri yang buruk dan tidak menyikapi kebebasan diri dengan baik. Berdasarkan pengamatan, penerapan pola asuh tentang aturan-aturan di dalam rumah, sebagian orangtua menentukan aturan-aturan dan harus dituruti oleh anak mereka, dan sebagian orangtua aturan-aturan di dalam rumah ditentukan berdasarkan persetujuan atau keputusan semua anggota keluarga. Dalam pengambilan keputusan tentang menentukan pilihan atau alternatif, orangtua cenderung memberikan arahan dan menyerahkan keputusan kepada anak mereka. Dan dalam pemecahan masalah, ketika anak melakukan kesalahan di sekolah dan dipanggil oleh pihak sekolah, beberapa orangtua akan langsung memarahi anak mereka dan beberapa orangtua memilih membahas dengan semua anggota keluarga. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah Analisis Korelasional dengan pendekatan secara Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini Semua remaja kelas X dan XI di SMA PGRI Lawang.Uji secara bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen sedangkan analisa data yang digunakan adalah uji chi square.
HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Karakteristik Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Pendidikan Ayah Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pendidikan Ibu Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Ayah Bekerja Tidak Bekerja Pekerjaan Ibu Bekerja Tidak Bekerja
Jumlah responden (n=89) 31 (34,8 %) 58 ( 65,2%) 1 23 11 41 13
42
(1,1 %) (25,8%) (12,4%) (46,1%) (14,6%)
0 0 26 (29,2%) 12 (13,5%) (47,2%) 9 (10,1%) 83 (93%) 6 (7%) 45 (51%) 44 (49%)
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Asuh Remaja SMA PGRI Lawang Pola Asuh Otoriter Permisif Demokratis Total
Jumlah Responden 6 (6,7%) 5 (5,6%) 78 (87,6%) 89 100
Tabel.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kenakalan Remaja Kelas X dan XI di SMA PGRI Lawang Kenakalan Remaja Tinggi Sedang Rendah Total
Jumlah Responden 0 0 6 (6,7%) 83 (93,3%) 89 (100%)
Tabel. 3. Tabulasi Silang karakteristik dan Kenakalan Remaja Kenakalan Remaja Karakteristik Responden Sedang Rendah n (%) n (%) Jenis Kelamin Laki-laki 4 (4,5) 27 (30,3) Perempuan 2 (2,2) 56 (62,9) Pola Asuh Otoriter 0 (0) 6 (6,7) Permisif 1 (1,1) 4 (4,5) 73 82) Demokratis 5 (5,6) Tabel. 4. Analisis Hubungan Pola Asuh dengan Kenakalan Remaja Kelas X dan XI di SMA PGRI Lawang Pola Asuh
Otoriter Permisif Demokratis
n 0 1 5
Kenakalan Remaja Sedang Rendah % n 0 6 1,1 4 5,6 73
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa pola asuh terbanyak yang diterapkan orangtua remaja adalah pola asuh demokratis sebanyak 78 siswa (87,6 %), di mana 73 siswa (82 %) masuk dalam kategori kenakalan remaja rendah, 5 siswa (5,6 %) masuk dalam kategori kenakalan remaja sedang dan tidak ada sama sekali yang masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan pola asuh otoriter sebanyak 6 siswa (6,7 %), di mana seluruhnya masuk dalam kategori kenakalan rendah dan pola asuh permisif sebanyak 5 siswa (5,6 %), 1 siswa (1,1 %) masuk dalam kategori sedang, dan sisanya 4 siswa (4,5 %) masuk dalam kategori kenakalan rendah. Dari hasil tersebut di atas
P % 6,7 4,5 82
0,340
peneliti berasumsi bahwa semakin rendah pola asuh orangtua (otoriter dan permisif), maka semakin rendah pula tingkat kenakalan remaja dan sebaliknya semakin tinggi pola asuh orangtua (demokratis), maka semakin tinggi pula perilaku positif remaja atau semakin rendah kenakalan remaja. Hal ini di dukung oleh penelitian Murtiyani, (2011) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pola asuh orangtua (otoriter), maka tingkat kenakalan remaja juga akan semakin tinggi. Menurut Isnasari, (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi pola asuh permisif orangtua, maka semakin tinggi tingkat kenakalan remaja. Begitu pula sebaliknya semakin rendah pola asuh permisif orang tua, maka
semakin rendah tingkat kenakalan remaja. Penelitian Arif, (2015) juga mengatakan bahwa jika pola asuh yang diberikan oleh orangtua yaitu pola asuh permisif maka kenakalan remaja akan terjadi. Sebaliknya jika pola asuh yang diberikan bukan pola asuh permisif maka kenakalan remaja tidak akan terjadi. Salah satu penyebab kenakalan remaja adalah pola asuh orangtua. Pola asuh akan mempengaruhi perkembangan remaja seperti pola asuh permisif dapat membuat anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orangtua sehingga anak akan mencari apa yang dibutuhkan dari teman sebaya selain itu remaja yang orangtuanya lalai biasanya tidak kompeten secara sosial; memperlihatkan pengendalian diri yang buruk dan tidak menyikapi kebebasan diri dengan baik. Pola asuh otoriter juga dapat membuat anak takut untuk mengemukakan pendapatnya, remaja akan merasa tidak dapat mengimbangi temantemannya dalam segala hal, sehingga remaja dalam pola asuh tersebutakan menjadi pasif dalam pergaulan. Lama-lama anak akan mempunyai perasaan rendah diri dan kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri. Menurut Yusniah, (2008), remaja yang diberikan pola asuh memanjakan akan membuat remaja tersebut tidak pernah belajar untuk mengendalikan perilakunya sendiri dan selalu berharap agar kemauannya diikuti. Sebaliknya orangtua yang memberikan pola asuh demokratis
anak remaja yang merasa diterima oleh orangtua memungkinkan mereka untuk memahami, menerima, dan menginternalisasi pesan nilai moral yang diupayakan untuk diapresiasikan berdasarkan kata hati. Diperkuat oleh pernyataan Nugraheni & Widiana, (2010) jika remaja yang didik secara demokratis, hal ini akan menjadikan anak menjadi lebih mandiri, karena orang tua demokratis akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri pada anak. Hubungan Pola Asuh dengan Kenakalan Remaja Berdasarkan hasil Uji Fisher’s Exact Test dengan menggunakan SPSS 19 didapatkan nilai Exact Sig. adalah 0,340. Karena nilai Exact Sig. 0,340 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yang artinya bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan kenakalan remaja kelas X dan XI di SMA PGRI Lawang. Hasil penelitian pola asuh didapatkan bahwa pola asuh otoriter sebanyak 6 siswa (6,7 %), pola asuh permisif sebanyak 5 siswa (5,6 %) dan pola asuh demokratis sebanyak 78 siswa (87,6 %). Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pola asuh terbanyak adalah pola asuh demokratis dan pola asuh paling sedikit adalah otoriter dan permisif. Murtiyani, (2011) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pola asuh orangtua (otoriter), maka tingkat kenakalan remaja juga akan semakin tinggi. Menurut Isnasari,
(2014) menyatakan bahwa semakin tinggi pola asuh permisif orangtua, maka semakin tinggi tingkat kenakalan remaja. Begitu pula sebaliknya semakin rendah pola asuh permisif orang tua, maka semakin rendah tingkat kenakalan remaja. Penelitian Arif, (2015) juga mengatakan bahwa jika pola asuh yang diberikan oleh orangtua yaitu pola asuh permisif maka kenakalan remaja akan terjadi. Sebaliknya jika pola asuh yang diberikan bukan pola asuh permisif maka kenakalan remaja tidak akan terjadi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil data yang didapatkan di SMA PGRI Lawang sesuai dengan pernyataan Murtiyani, (2011), Isnasari, (2014) dan Arif, (2015), peneliti berasumsi bahwa semakin rendah pola asuh orangtua (otoriter dan permisif), maka semakin rendah pula tingkat kenakalan remaja dan sebaliknya semakin tinggi pola asuh orangtua (demokratis), maka semakin tinggi pula perilaku positif remaja atau semakin rendah kenakalan remaja. Hal ini didukung oleh penelitian Fatchurahman & Herlan, (2012), yang menunjukkan bahwa pola asuh demokratis orangtua tidak memiliki hubungan dengan kenakalan remaja di SMK Muhammadiyah 2 Malang. SIMPULAN Pola asuh orangtua pada remaja kelas X dan XI di SMA PGRI Lawang dari 89 responden didapatkan hasil terbanyak adalah pola asuh demokratis yaitu berjumlah 78 siswa
(87,6 %) dan paling sedikit adalah pola asuh permisif yaitu berjumlah 5 siswa (5,6 %) dan sisanya pola asuh otoriter dengan jumlah 6 siswa (6,7 %). Kenakalan remaja kelas X dan XI di SMA PGRI Lawang dari 89 responden didapatkan hasil terbanyak masuk pada kategori kenakalan remaja rendah dengan jumlah 83 siswa (93,3 %) dan paling sedikit adalah kategori kenakalan remaja tinggi yaitu berjumlah 0 siswa (0 %) dan sisanya masuk pada kategori kenakalan remaja sedang dengan jumlah 6 siswa (6,7 %). Tidak ada hubungan pola asuh dengan kenakalan remaja kelas X dan XI di SMA PGRI Lawang dengan nilai Exact Sig. adalah 0,340. Karena nilai Exact Sig. 0,340 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yang artinya bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan kenakalan remaja. Hal ini dapat diartikan pula bahwa pola asuh orangtua yang diterapkan kepada remaja tidak mempunyai korelasi atau hubungan dengan kenakalan remaja. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Ika F., Lutfatul L. & Dewi N.H., 2010, Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua dengan Emotional Quotient (EQ) pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) di TK Islam Al-Fattah Sumampir Purwokerto Utara, Purwokerto: Jurnal Keperawatan Soedirman Aminarsih, Sih, 2010, Skripsi: Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Pengetahuan Gizi dengan Tingkat Konsumsi Energi Protein dan Status Gizi Ibu Hamil di Desa Pagedangan Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, D3 Gizi, Universitas Muhammadiyah Malang Anggraeni, Jatu, 2003, Skripsi: Perbedaan Krisis Identitas pada Remaja Islam Ditinjau dari Jenis Pendidikan, Fak. Psikologi, Universitas Islam Indonesia Jogjakarta Arif, Muhammad Iqbal Syaiful, 2015, Skripsi: Hubungan Pola Asuh dengan Kenakalan Remaja di Desa Sukodadi RT. 04 RW. 04 Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fak. Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Astuti, AM. Endah S., 2004, Tesis: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Gejala Kenakalan Anak/Remaja dan Penanggulangannya (Studi Kasus Kenakalan Anak/Remaja di Kabupaten Semarang), Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro Semarang Budiman. 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika. Darmasih, Ririn, 2009, Skripsi: Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta, Prodi Kesehatan Masyarakat, Fak. Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Devi, Adelina Puspita, 2015, Skripsi: Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga
Terhadap Kenakalan Remaja di Desa Karang Rejo Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Ekawati, Wahyu Kartika, 2010, Skripsi: Kenakalan Remaja Di Tinjau dari Pola Asuh Orang Tua di Desa Kecitran Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fak. Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang Fatchurahman, M. & Herlan, Pratiko, 2012, Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi, Pola Asuh Orangtua Demokratis dan Kenakalan Remaja, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 1, No. 2, Hal 77-78 Harun, Oktoruddin, dkk, 2012, Hubungan Pola Asuh dengan Kenakalan Remaja di SMAN I Barujajar Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012, Jurnal Kesehatan Budi Luhur Cimahi Vo. 7 No 2 Hidayat, A Aziz Alimul, 2011, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Jakarta: Salemba Medika Hidayat, A.Aziz Alimul, 2014, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika. Idris, Muhammad Fahmi, 2013, Skripsi: Perbedaan Kenakalan Remaja Antara Ibu Bekerja dengan Ibu Tidak Bekerja (Studi Komparasi Pada Siswa Madrasah Aliyah AlKhoiriyah), Fak. Psikologi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Isnasari, Y, 2014, Skripsi: Hubungan Pola Asuh Permisif Orangt Tua Terhadap Kenakalan Remaja di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang, Fak. Dakwah dan Komnikasi, Institusi Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Kemenpora, 2009, Penyajiaan Data Informasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2009, Biro Perencanaan, Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga Kusumawati, Ambar, 2012, Skripsi: Pengaruh Pergaulan Kawan Sebaya Terhadap Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012, Prodi Bimbingan dan Konseling, Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung Lidyasari, Aprilia Tina, 2012, Pola Asuh Otoritatif Sebagai Sarana Pembentukan Karakter Anak dalam Setting Keluarga,http://staff.uny.ac.id/sites/d efault/files/penelitian/Aprilia%20Tin a%20Lidyasari,%20M.Pd./ARTIKE L%20POLA%20ASUH.pdf diakses tanggal 27 September 2014 Mardiya, 2012, Mengenal Model Pengasuhan dan Pembinaan Orang Tua Terhadap Anak, dalam www. Kulonprogokab.go.id diakses tanggal 27 September 2014 Maria, Ulfah, 2007, Tesis: Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri Terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja, Sekolah Pasca Sarjana, UGM Yogjakarta
Maryanti, Indang, Asrori & Donatianus BSEP, 2012, Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Anak Remaja di Desa Arang Limbung Kecamatan Sungai Raya Kebupaten Kubu Raya, Magister Ilmu Sosial Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura Pontianak Maryuni, Sri, 2009, Skripsi: Perilaku Delinkuen Ditinjau dari Kecerdasan Emosi Penyandang Tunalaras di SLB-E Bhina Putera Surakarta, Fak. Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Mulyasri, Dian, 2010, Skripsi: Kenakalan Remaja Ditinjau dari Persepsi Remaja Terhadap Keharmonisan Keluarga dan Konformitas Teman Sebaya (Studi Korelasi pada Siswa SMA Utama 2 Bandar Lampung), Prodi Psikologi, Fak. Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta Murtiyani, Ninik, SKM, 2011, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kenakalan Remaja Di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo, Jurnal Keperawatan, Vol. 1, No. 01, Januari 2011-Desember 2011 Nisya, Lidya Sayidatun & Diah Sofiah, 2012,Religiusitas, Kecerdasan Emosional dan Kenakalan Remaja, Jurnal Psikologi Vol. 7 No. 2 Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesahatan, Jakarta: Rineka Cipta Nugraheni, H. & Widiana, A. A., 2010, Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis dengan Kemandirian
pada Remaja, Universitas Setia Budi Surakarta Nurjamiah, 2014, Skripsi: Perilaku Kenakalan Remaja di SMA Panca Budi Medan, Fak. Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Nurwidyaningtyas, Wiwit, 2005, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Asertif pada Remaja, Skripsi (tidak diterbitkan), Prodi Ilmu Keperawatan, Fak. Kedokteran, Universitas Brawijaya Palupi, Atika Oktaviani, 2013, Skripsi: Pengaruh Religiusitas Terhadap Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi Kabupaten Tegal, Jurusan Psikologi, Fak. Ilmu Pendidikan, Univeritas Negeri Semarang Purba, Agry Doly, 2014, Dampak Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Kriminologi di Kota Medan, Fak. Hukum, Universitas Sumatera Utara Rinawati, D., 2006, Naskah Publikasi: Efektifitas Fungsi Bimbingan Konseling dan Perilaku Delikuen pada Siswa yang Pernah dan Belum Pernah Ikut Konseling di Bimbingan Konseling Sekolah, Fak. Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia Riyanto, Agus, 2011, Pengelolahan dan Analisis Data Kesehatan; Dilengkapi Uji Validasi dan Reliabilitas Serta Aplikasi Program SPSS, Yogyakarta : Nuha Medika Santrock, J. W., 2007, Perkembangan Anak Jilid dua, Jakarta: Erlangga Sari, Yolanda, 2012, Skripsi: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kepercayaan Diri pada
Siswa Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga Tahun 2012/2013, Prodi Bimbingan dan Konseling, Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Salatiga Setiadi, 2013, Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan Ed. 2, Yogyakarta: Graha Ilmu Singgih, Santoso, 2014, Panduan Lengkap SPSS Versi 20, Jakarta: Gramedia Situmorang, Khairunnisa, 2012, KTI: Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Ibu dengan Pola Pengasuhan Balita di Dusun X Medan Estate Tahun 2012, Program D-IV Bidan Pendidik, Fak. Keperawatan, USU Sofa, Moh. Abdus, 2014, Skripsi: Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Kenakalan Remaja pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Kepohbaru Bojonegoro, Fak. Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Sugianto, Eko, 2013, Skripsi: Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri dengan Komunikasi Interpersonal pada Remaja Putri di SMP Negeri 1 Sayung Demak, Prodi Ilmu Keperawatan, Fak. Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang Sugiyanto, 2010, Peran Guru BK dalam Penanganan Krisis, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fak. Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta Suryami & Lis Suryani, 2009, Skripsi: Pola Asuh Orang Tua
dengan Tingkat Perkembangan Sosial Anak Usia 1-3 Tahun di Desa Buntalan Iclaern, Prodi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Klaten Toha, Mochamad 2015, Artikel: Peredaran Narkoba di Jawa Timur Memprihatinkan!, http://www.josstoday.com/single.php /21112-WawancaraPeredaran_Narkoba_di_Jawa_Timur _Memprihatikan!?id=21112&jenis= WaWawancara Utami, Rahayu Budi, 2012, Pengaruh Tingkat pendidikan dan Tipe Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Prasekolah di Taman Kanak-kanak Aisyiyah II Nganjuk, Jurnal Kesehatan, Vol. 2 No. 1 Widayati, Rizky, 2014, Skripsi: Hubungan Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja, Prodi
Psikologi, Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Winarti, 2011, Skripsi: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Akhlak Anak Usia 7-12 Tahun di Ketapang Tangerang, Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fak. Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Wong, D. L. dkk., 2008, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6, Jakarta: EGC Yulianti, 2007, Skripsi: Studi Kasus Kenakalan Remaja, Fak. Psikologi, Universitas Gunadarma Yusniah, 2008, Skripsi: Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa MTS AlFalah Jakarta Timur, Jakara: Fak. Ilmu Tarbiyah Keguruan, Universitas Sarif Hidayatullah