©FKM-UNSIL 2011 ISBN 978-602-96943-1-4
POKET PERIODONTAL PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN WONOSARI KOTA SEMARANG Oleh : 1 Kriswiharsi Kun Saptorini 1
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Abstrak Latar Belakang: Penyakit periodontal adalah suatu peradangan dari jaringan gingiva yang mendukung gigi, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit periodontal mungkin menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke, kelahiran prematur atau bayi berat lahir rendah, pneumonia, menyulitkan kontrol metabolik diabetes mellitus, osteoporosis dan demensia. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik hubungan lansia dengan depth.Methods saku periodontal: Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah ≥ 162 lansia berusia 60 tahun terdaftar di 5 Posyandu Lansia di Kelurahan Wonosari Kota Semarang. Ukuran sampel dihitung dengan rumus simple random sampling untuk memperkirakan ukuran sampel 72 lansia. Teknik sampling dengan metode proporsional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengukuran kantong periodontal oleh dokter gigi menggunakan probe periodontal menurut rekomendasi WHO. Data dianalisis dengan uji chi square dengan α = 5% dan dinilai rasio prevalensi (PR) dari setiap variabel bebas (umur, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan) untuk saku periodontal. Hasil: Terdapat hubungan antara umur (nilai p = 0,039) dan pendidikan (nilai p = 0,015) dengan saku periodontal. Lansia usia> 65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi dari saku periodontal memiliki 4-5 mm dari 1-3 mm. Kata Kunci: poket periodontal, usia lanjut
Abstract Background: Periodontal disease is an inflammation of the gingival tissues supporting the teeth, periodontal ligament, cementum and alveolar bone. Epidemiological research suggests that periodontal disease may be a risk factor for coronary heart disease and stroke, premature birth or low birth weight infants, pneumonia, complicate metabolic control of diabetes mellitus, osteoporosis and dementia. Objective: To determine the relationship characteristics of elderly with periodontal pocket depth.Methods: The study design was analytical research with cross sectional approach. The population was 162 elderly aged ≥ 60 years enrolled in 5 Posyandu Lansia in Kelurahan Wonosari the city of Semarang. Sample size was calculated by simple random sampling formula for estimating the sample size 72 elderly. Sampling technique with proportional method. Data collection using a questionnaire and measurement of periodontal pockets by the dentist using a periodontal probe according to WHO recommendations. The data were analyzed with chi square test with α= 5% and assessed the prevalence ratio (PR) of each independent variable (age, sex, education, work status) to pocket periodontal. Results: There was a relationship between age (p value = 0.039) and education (p value = 0.015) with periodontal pockets. Elderly aged > 65 years old had 6 times higher risk of having periodontal pockets 4-5 mm than 1-3 mm. Keyword: periodontal pockets, Elderly aged > 65 years PENDAHULUAN Penyakit periodontal merupakan peradangan pada jaringan pendukung gigi yaitu gingiva, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar.
(Ramjord and Ash, 1989)
Penyakit periodontal meliputi
gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah kondisi inflamasi yang reversible dari papila dan tepi gingiva.
(Sriyono, 2009)
Periodontitis adalah penyakit peradangan jaringan pendukung gigi disebabkan
mikroorganisme, sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan terbentuknya poket, resesi atau keduanya.
(Novak, 2002)
Tahap awal dari peradangan
jaringan pendukung gigi adalah peradangan gingiva (gingivitis) dan berlanjut menjadi periodontitis kronis. Periodontitis terjadi karena lepasnya/ hilangnya ikatan serabut periodontal dan gangguan
Prosiding Seminar Nasional “Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia” 12 April 2011
261
©FKM-UNSIL 2011 ISBN 978-602-96943-1-4
terhadap perlekatan pada sementum dan juga resorpsi terhadap tulang alveolar. Periodontitis selalu diawali oleh adanya gingivitis, tetapi gingivitis belum tentu berlanjut menjadi periodontitis. (Manson, 1993)
Penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa penyakit periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk penyakit jantung koroner dan stroke, bayi lahir prematur atau bayi berat badan lahir rendah, pneumonia, mempersulit kontrol metabolik penyakit diabetes mellitus, osteoporosis dan demensia. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesehatan periodontal merupakan komponen penting dalam penatalaksanaan beberapa penyakit sistemik.
(Seymour
et
al.,
2007)
. Studi epidemiologi
menunjukkan penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompok usia lebih tua daripada kelompok muda. Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan kumulatif seumur hidup yang mempengaruhi kerentanan periodontal.
(Timmerman and Weijden, 2006)
Poket periodontal adalah sulcus gingiva yang mengalami pendalaman secara patologis. Sehingga merupakan gambaran klinis yang khas dari penyakit periodontal. Pembentukan poket yang progressif yang menyebabkan destruksi jaringan periodontal pendukung dan kehilangan serta ekspoliasi gigi. Golongan umur tua lebih banyak menderita periodontitis terutama pada umur 45 tahun keatas.
(Depkes, 1998)
Di Inggris, 54% orang dewasa memiliki poket periodontal 4 mm atau
lebih dan 5% termasuk poket periodontal yang tergolong berat (lebih dari 6 mm). Kehilangan jaringan dan prevalensi poket periodontal meningkat menurut umur, bahwa 43% mengalami kehilangan jaringan kurang dari 4 mm dan 8% mengalami kehilangan jaringan lebih besar dari 8 mm. Hampir tiga per empat gigi orang dewasa telah terlihat terdapat plak gigi dan 73% memiliki kalkulus.
(Daly et al., 2003)
Berdasarkan penelitian tahun 1999-2004 dari US National Health and
Nutrition Examination Survey (NHANES III), prevalensi periodontitis sedang pada usia ≥ 75 tahun (18,32%) lebih besar dari pada usia 65 – 74 tahun (13,11%) sedangkan periodontitis berat pada (Center for Disease Control)
usia ≥ 75 tahun (2,9%) lebih besar dari pada usia 65 – 74 tahun (1,54%).
Penyakit periodontal berkaitan dengan plak yang ditandai dengan peradangan. Peradangan akan meluas ke jaringan lebih dalam yaitu timbul kerusakan pada jaringan ikat, perlekatan epitel cekat bermigrasi ke arah apikal dan selanjutnya timbul poket. Jika hal ini berlanjut terus, akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada tulang alveolar dan gigi akan terlepas dari soketnya. (Roth and Colmes, 1981) Pada kelompok umur 65 tahun keatas hilangnya seluruh gigi mencapai (Depkes, 2008)
17,6%, jauh diatas target WHO 2010 yaitu 5%.
Akibat dari proses menua, akan menimbulkan berbagai masalah fisik biologik, psikologik
dan sosial. Proses menua dipengaruhi oleh penyakit-penyakit degeneratif, kondisi lingkungan serta gaya hidup seseorang yang akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang berlangsung secara bertahap pada berbagai organ tubuh dan perubahan ini dapat menimbulkan masalah kesehatan.
(Setiati, 2000)
Sekitar 40% para lanjut usia mengeluh tentang mulut kering, massa otot-otot
mastikasi mengecil, yang akan berpengaruh pada kekuatan mengunyah, gigi banyak yang hilang mengakibatkan gangguan proses komunikasi dan gangguan estetik. Sebenarnya respon stimuli saliva tidak berubah pada lanjut usia, tetapi aliran saliva menurun. Bila ada gangguan neurologik,
Prosiding Seminar Nasional “Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia” 12 April 2011
262
©FKM-UNSIL 2011 ISBN 978-602-96943-1-4
atau gangguan gigi-geligi, maka akan berpengaruh terhadap status kesehatan secara umum, kualitas hidup dan kemandirian lanjut usia.
(Wibisono, 2009, Pranarka, Pranarka)
Persentase lanjut usia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 11,4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7,4% sebagai implikasi meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia. Menurut Biro Pusat Statistik, jika pada tahun 1970 angka harapan hidup perempuan Indonesia 48,1 tahun, maka pada tahun 2000 menjadi 70 tahun, sedangkan angka harapan hidup laki-laki Indonesia meningkat dari 45 tahun menjadi 65 tahun.
(BPS, 2005)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik lanjut usia dengan kedalaman poket periodontal sehingga diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi perencana program kesehatan gigi khususnya program penyuluhan kesehatan gigi dalam usaha mencapai gigi dan mulut sehat. METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah lanjut usia berumur ≥ 60 tahun yang terdaftar dalam 5 Posyandu Lansia di Kelurahan Wonosari Kota Semarang sebesar 162 orang. Besar sampel dihitung dengan rumus Simple Random Sampling sehingga diperoleh besar sampel 72 orang. Teknik sampling dengan metode proporsional pada masing-masing posyandu lanjut usia Pengumpulan data dilakukan dalam kegiatan Posyandu Lansia terhadap lanjut usia yang terpilih dengan menggunakan kuesioner berisi karakteristik sosio-demografi dan pengukuran poket periodontal oleh dokter gigi dengan menggunakan periodontal probe sesuai rekomendasi WHO. Analisis data dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sosio demografi dengan poket periodontal dengan nilai kemaknaan (α) 5% dan dinilai prevalens ratio (PR) masing-masing variabel bebas terhadap poket periodontal. HASIL PENELITIAN Gambaran sosiodemografi Karakteristik
sosio-demografi
menunjukkan,
sebagian besar
responden
termasuk
berpendidikan rendah karena yang tidak sekolah sampai tamat SD mencapai 69,4%. Berdasarkan status pekerjaan, lebih dari setengah responden (63,9%) sudah tidak bekerja., sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap dan hanya tergantung pada keluarganya/ anak (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi frekuensi menurut gambaran sosiodemografi responden di Posyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota Semarang No 1.
2.
3.
Sosio demografi Umur • > 65 tahun • 60-65 tahun Jenis kelamin • Laki-laki • Perempuan Pendidikan
Prosiding Seminar Nasional “Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia” 12 April 2011
f
%
35 37
48,6 51,4
32 40
44,4 55,6
263
©FKM-UNSIL 2011 ISBN 978-602-96943-1-4
4.
• Tidak sekolah – tamat SD • Tamat SMP – tamat PT Status pekerjaan • Tidak bekerja • Bekerja
50 22
69,4 30,6
46 26
63,9 36,1
Poket periodontal Poket periodontal menunjukkan destruksi jaringan periodontal yang merupakan gambaran klinis yang khas dari penyakit periodontal. Keadaan periodontal responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah mengalami pembentukan poket periodontal responden, yaitu 1-3 mm mencapai 84,7% dan tidak dijumpai keadaan paling parah yaitu poket ≥ 6mm. Responden yang mempunyai poket sedalam 4-5 mm hanya sebesar15,3% (Tabel 2). Tabel 2. Poket periodontal pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota Semarang Poket Periodontal f % 11 15,3 • 4-5 mm 61 84,7 • 1-3 mm
Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontal Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara umur dan pendidikan dengan poket periodontal (Tabel 3). Lanjut usia berumur > 65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontal 4-5 mm dibanding usia 60-65 tahun. Sedangkan menurut pendidikan, nilai prevalens ratio tidak dapat dihitung, karena terdapat 1 sel yang kosong. Tabel. 3 Hubungan karakteristik sosio-demografi dengan poket periodontal pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Wonosari Kota Semarang Karakteristik sosio-demografi Umur • > 65 tahun • 60 – 65 tahun Jenis kelamin • Laki-laki • Perempuan Pendidikan • Tidak sekolah – tamat SD • Tamat SMP – tamat PT Status pekerjaan • Tidak bekerja • Bekerja *) p< 0,05
Poket periodontal 4-5 mm 1-3 mm
PR (95% CI)
Nilai-p
9 (25,7) 2 (5,4)
26 (74,3) 35 (94,6)
6,058 (1,206-30,428)
0,039* (Continuity Correction)
5 (15,6) 6 (15,0)
27 (84,4) 34 (85,0)
1,049 (0,289-3,812)
1,0 (Fisher Exact)
11(22,0) 0 (0)
39 (78,0) 22 (100,0)
-
0,015* (Fisher Exact)
8 (17,4) 3 (11,5)
38 (82,6) 23 (88,5)
1,614 (0,388-6,707)
0,735 (Fisher Exact)
PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makin tinggi umur, makin dalam poket periodontal. Lanjut usia berumur > 65 tahun mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi mempunyai poket periodontal Prosiding Seminar Nasional “Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia” 12 April 2011
264
©FKM-UNSIL 2011 ISBN 978-602-96943-1-4
4-5 mm dibanding usia 60-65 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian epidemiologi yang menunjukkan bahwa penyakit periodontal lebih banyak terjadi pada kelompok usia yang lebih tua daripada di kelompok muda. Hal ini merupakan akibat dari kerusakan jaringan kumulatif seumur hidup yang mempengaruhi kerentanan periodontal. Rata-rata prevalensi dan tingkat keparahan periodontitis, meningkat menurut usia sampai hampir usia 40-60 tahun.
(Timmerman
and Weijden, 2006)
Penelitian Nurmala Situmorang di Kota Medan berdasarkan Community Periodontal Index Treatment Need (CPITN) dari WHO menunjukkan prevalensi penyakit periodontal pada seluruh kelompok (15-64 tahun) adalah 96,58%. Pada kelompok umur 45-65 tahun prevalensi mencapai 100%. Kelompok umur > 44 tahun mempunyai risiko 4,66 kali untuk mempunyai skor tertinggi penyakit periodontal > 2 (menunjukkan terbentuk poket).
(Situmorang)
Penelitian di Amerika pada
kelompok usia 65 – 74 tahun, menunjukkan hubungan antara jumlah gigi yang masih ada dengan status periodontal.
(David Smith and Seymour, 2006)
Jenis kelamin tidak terbukti berhubungan secara bermakna dengan status periodontal dengan nilai p =
1,0 (95% CI = 0,289-3,812). Hal ini berarti jenis kelamin laki-laki maupun
perempuan mempunyai kemungkinan yang sama untuk mempunyai poket periodontal 1-3 mm atau 4-5 mm. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurmala Situmorang yang menunjukkan tidak ada hubungan skor tertinggi penyakit periodontal dengan jenis kelamin pada
= 0, 05.
( Si t umor ang)
DiAmer i ka Ser i k atdan s ebagi an bes arnegar ai ndus t r i ,i ndi v i du l ak i l ak idar is et i ap ebi hbany akmengal amik er us akanj ar i nganper i odont al ,pok ety angl ebi hdal am kel ompokumur l dant i mbulper dar ahandi bandi ngper empuan.Namun,per bedaant er s ebutt i dakdi t emukanpada popul as iy angmempuny aiket er bat as anak s esk eper awat angi gidandinegar aber k embang.Hal i nimenunj uk kanbahwaper bedaanj eni skel ami nt i mbulak i batper bedaanper i l aku,buday adan ( Ronder osandMi chal owi cz ,2004)
bukankar enaper bedaankec ender unganunt ukpenyaki tper i odont al . DAFTAR PUSTAKA
BPS ( 2005) Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2005, J akar t a, Badan Per encanaan PembangunanNas i onal ,BadanPus atSt at i s t i k ,Uni t edNat i onsPopul at i onFunds . CENTER FOR DI SEASE CONTROL,A. ,GA,USA,Pr ev al ence ofPer i odont alDi s eas ei nt he Uni t edSt at es :NHANES19992004 DALY,B. ,WATT,R.G. ,BATCHELOR,P.& TREASURE,E.T.( 2003)Tr endsi nOr alHeal t h. Essential Dental Public Health. NewYor k,Ox f or dUni v er s i t yPr ess . DAVI D SMI TH & SEYMOUR,R.( 2006)Peny aki tPer i odont aldanPer awat anny apadaLans i a.I N I AN E. BARNES & WALLS, A. ( Eds . ) Perawatan Gigi Terpadu untuk Lansia (Gerodontology). Jak ar t a,EGC. DEPKES( 1998)Sur v eiKes ehat anNas i onal( Sus enas ) . DEPKES ( 2008)Lapor an Has i lRi s etKes ehat an Das ar( RI SKESDAS)I ndones i a Tahun 2007. Jakar t a,Depar t emenKes ehat anRepubl i kI ndones i a. Prosiding Seminar Nasional “Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia” 12 April 2011
265
©FKM-UNSIL 2011 ISBN 978-602-96943-1-4
MANSON,E.( 1993)Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics), J akar t a. NOVAK,M.J .( 2002)Cl as s i f i cat i on ofDi s eas esand Condi t i on Af f ect i ng t he Per i odont i um.I N MI CHAELG.NEWMAN,HENRYH.TAKEI&CARRANZA,F.A.( Eds . )The Carranza's Clinical Periodontology. 9ed.Phi l adel phi a,W. B.Saunder sCompany . PRANARKA,K.Pener apankedok t er an ger i at r i kmenuj umenuas ehat .Ceramah Awam. Gr aha Sant i ka. PRANARKA,K.Per ubahanSi s t i m Gas t r oent er ol ogiSebagaiFakt orRi s i koKer apuhandans i ndr om GagalPul i h.Seminar Kesehatan Lansia. Wi s maGunt ur . RAMJORD,S.P.& ASH,M.M.( 1989)Per i odont ol ogyandPer i odont i cs:Moder nTheor yand Pr act i ce.St .Loui s ,I s hi y akuEur oAmer i caI nc . RONDEROS,M.&MI CHALOWI CZ,B.S.( 2004)Epi demi ol ogyofPer i odont alDi s eas esandRi s k Fact or s .I N ROSE,L.F. ,MEALEY,B.L. ,GENCO,R.J.& COHEN,D.W.( Eds . ) Periodontics : Medicine, Surgery and Implants. St .Loui s ,Mi s s our i ,El s ev i erMos by . ROTH,G.I .&COLMES,R.( 1981)Microsirculation in Oral Biology St .Loui s ,CV.Mos byCo. SETI ATI , S. ( 2000) Pr os es menua dan I mpl i kas iKl i ni k ny a. I N CZERESNA HERI AWAN SOEJ ONO,S.S. ,MARTI NA WI WI E S.NASRUN,SHI NTHA SI LASWATI( Ed. )Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri. 1ed.Jakar t a,Pus atI nf or mas idanPener bi t an Bagi anI l muPeny aki tDal am FKUI . SEYMOUR,G.J. ,FORD,P.J . ,CULLI NAN,M.P. ,LEI SHMAN,S.& YAMAZAKI ,K.( 2007) Rel at i on bet ween per i odont ali nf ec t i ons and s ys t emi c di s eas e. Journal compilation European Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease, 13, 310. SI TUMORANG,N.Pr of i lPeny aki t Per i odont alPenduduk diDua Kecamat an Kot a Medan Di bandi ngk an dengan Kes ehat an Mul utTahun 2010 ( WHO) .Dentika Dental Journal FKG USU, Vol ume9Nomor2Tahun2003, 71-77. SRI YONO,N.W.( 2009)Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Yogy ak ar t a,Medi kaFakul t asKedokt er anUGM. TI MMERMAN,M.&WEI JDEN,G.V.D.( 2006)Ri s kFact orf orPer i odont i t i s .International Journal of Dental Hygiene, 4, 2-7. WI BI SONO,A.( 2009)GangguanGi giGel i gidanPenggunaan Gi giPal s upadaUs i aLanj ut .I N HADIMARTONO & PRANARKA,K.( Eds . )Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). 4ed. Jakar t a,Bal aiPener bi tFakul t asKedokt er anUni v er s i t asI ndones i a.
Prosiding Seminar Nasional “Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia” 12 April 2011
266