PERSEPSI LANSIA TENTANG POSYANDU LANSIA DI POSYANDU LANSIA “HASRAT”KELURAHAN GEDONGAN KOTA MOJOKERTO Oleh: Inna Ayu Pratiwi 11002110 Subject : Persepsi, Lansia, Posyandu DESCRIPTION Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Masyarakat menganggap lansia sebagai beban sosial karena usia mereka yang tidak produktif lagi. Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan program yang ditujukan bagi para lansia. Salah satunya yaitu program pelayanan kesehatan posyandu lansia yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan lanjut usia yang mencakup peningkatan kualitas kesehatan lansia agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara mandiri dan bijaksana dalam menyongsong hari tua dan juga meningkatkan peran keluarga dalam memberikan kepedulian terhadap lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi lansia tentang posyandu lansia di Posyandu lansia “HASRAT”Kelurahan Gedongan Kota Mojokerto. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan rancang bangun deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengikuti posyandu lansia di Posyandu Lansia “Mangga”Kelurahan Gedongan Kota Mojokerto saat penelitian bulan April 2014 sebanyak 56 responden. Sampel yang diperoleh sebanyak 33 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi lansia terhadap posyandu lansia “HASRAT”RW : 03 Kelurahan Gedongan Kota Mojokerto sebagian besar mempunyai persepsi negatif tentang Posyandu Lansia yaitu sebanyak 63,6%. Persepsi tentang Posyandu Lansia dipengaruhi oleh faktor minat, kepentingan, kebiasaan, konstansi, pendidikan, usia, informasi, dan pekerjaan. Oleh sebab itu tenaga kesehatan diharapkan untuk membuat kegiatan posyandu lebih menarik sehingga lansia mau datang ke Posyandu. ABSTRACT Elderly can be considered as the final stage of development in human life cycle. Society considers the elderly as a social burden due to their age are no longer productive. To solve the problem, above it is needed program for the elderly. One of them is intergrated health center (IHC) or posyandu for elderly health care program aimed at improving the welfare of the elderly include elderly health care quality improvement in order to improve the quality of life for themselves and wise in facing old age and also increases the role of the family in providing care for the elderly. This study aimed to determine perceptions about the posyandu elderly in posyandu for Elderly “HASRAT” Gedongan Mojokerto. The method used is to design a descriptive survey approach. The population in this study was all elderly who followed posyandu for Elderly “HASRAT” in
1
Gedongan Mojokerto conducted in April 2014 as many as 56 respondents. Samples obtained 33 respondents using accidental sampling technique. The results showed that the perception of the elderly against posyandu for elderly “HASRAT “RW : 03 Gedongan Mojokerto mostly have negative perceptions about the posyandu elderly as many as 63.6 %. Perceptions of the posyandu Elderly influenced by interests, importance, habits, constancy, education, age, information, and jobs. Therefore expected to health workers to make the activity of posyandu elderly to be more attractive so that the elderly want to come to the posyandu. Key word
: Perception, Elderly,Posyandu ( Integrated Health Center)
Contributor
: Dian Irawati, S.K.M., M.Kes Fifin Wijayanti, S.ST Date : 7 Juni 2014 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Summary : A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. (Maryam, 2008). Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial, dan sexual (Azizah, 2011). Masyarakat menganggap lansia sebagai beban sosial karena usia mereka yang tidak produktif lagi. Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan program yang ditujukan bagi para lansia. Salah satunya yaitu program pelayanan kesehatan posyandu lansia yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan lanjut usia yang mencakup peningkatan kualitas kesehatan lansia agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara mandiri dan bijaksana dalam menyongsong hari tua dan juga meningkatkan peran keluarga dalam memberikan kepedulian terhadap lansia (Agustina, 2014). Program layanan kesehatan ini dapat dijadikan sebagai wahana pelayanan bagi kaum lansia. Di Posyandu Lansia diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri (Publichealth, 2014). Akan tetapi masih banyak lansia yang mempunyai persepsi negatif tentang posyandu lansia persepsi ini muncul sebab peran posyandu sebagai sebagai wahana pelayanan bagi kaum lansia, yang dilakukam dari, oleh dan untuk kaum usila dirasa masih belum maksimal (Publichealth, 2014). Saat ini jumlah lansia tahun 2011 mencapai 23,99 juta jiwa atau 9,77% dari jumlah penduduk. Sebanyak 57% di antaranya tinggal di desa dan 54% adalah perempuan dan yang terserap oleh Posyandu Lansia hanya sekitar 9,6 juta jiwa atau sekitar 40% yang tersebar di sekitar 9 ribu Posyandu di seluruh
2
Indonesia (Agustina, 2014). Data Dinkes Kota Mojokerto menunjukkan partisipasi lansia dalam mengikuti Posyandu lansia tahun 2012 hanya sekitar 45% dari keseluruhan jumlah lansia (Medicastore, 2014). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 06 Maret 2014 di Posyandu Lansia “Mangga” Kelurahan Gedongan Kota Mojokerto ditemukan data dari 10 lansia 6 diantaranya mempunyai persepsi negatif tentang Posyandu Lansia, sedangkan 4 diantaranya mempunyai persepsi positif tentang Posyandu Lansia. Organisasi posyandu lanjut usia adalah organisasi kemasyarakatan non struktural yang berdasarkan azas gotong royong untuk sehat dan sejahtera, yang diorganisir oleh seorang koordinator atau ketua, dibantu oleh sekretaris, bendahara dan beberapa orang kader. Organisasi posyandu lanjut usia ini tidak saja dapat dibentuk oleh masyarakat setempat, tetapi dapat juga dilakukan oleh Kelompok seminat dalam masyarakat. Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri (Publichealth, 2014). Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keikutsertaan lansi dalam Posyandu adalah persepsi tentang Posyandu lansia itu sendiri. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada sumuli inderawi (sensory stimuli) (Rachmat, 2005). Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris (Walgito, 2008). Persepsi kesehatan dapat menentukan kualitas hidup. Pemahaman persepsi lansia tentang status kesehatan esensial untuk pengkajian yang akurat dan pengembangan intervensi yang relevan secara klinis. Konsep lansia tentang kesehatan umumnya bergantung pada persepsi pribadi terhadap kemampuan fungsional. Karena ittu, lansia yang terlibat dalam aktivitas sehari-hari biasanya menganggap dirinya sehat, sedangkan mereka yang aktivitasnya terbatas karena kerusakan fisik, emosional atau sosial mungkin merasa dirinya sakit (Perry &Potter, 2005). Persepsi negatif lansia tentang Posyandu lansia menyebabkan mereka tidak tertarik untuk mengikuti Posyandu lansia. Apabila lansia tidak mengikuti posyandu lansia, beberapa kemungkinan buruk bisa terjadi seperti lansia menjadi terlantar, turunnya harga diri, dan merasa terasing sebab turunnya kemampuan fisik (Publichealth, 2014). Bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya berkolaborasi dengan keluarga lansia agar memberikan motivasi kepada lansia agar mau ikut dalam Posyandu lansia. Dukungan keluarga merupakan tindakan yang paling penting dilakukan mengingat keluarga adalah orang dekat lansia yang biasa berinteraksi. Dukungan tersebut tentu akan memberikan stimulus bagi lansia untuk semakin giat mengikuti Posyandu Lansia. Keikutsertaan ini tidak mungkin terwujud apabila bidan dan keluarga tidak mengarahkan lansia secara terus menerus.
3
B. Metode Penelitian Rancang bangun penelitian ini menggunakan metode survey yang bersifat deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi lansia tentang posyandu lansia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengikuti posyandu lansia di Posyandu Lansia “HASRAT” Kelurahan Gedongan Kota Mojokerto saat penelitian bulan April 2014 sebanyak 56 responden. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probobility sampling dengan cara accidental sampling. Sampel yang digunakan adalah sebagian lansia yang mengikuti posyandu lansia di Posyandu Lansia “HASRAT” Kelurahan Gedongan Kota Mojokerto saat penelitian bulan April 2014 sebanyak 33 responden. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data Penelitian menunjukkan bahwa dari 33 responden sebagian besar mempunyai persepsi negatif tentang Posyandu Lansia yaitu sebanyak 21 responden (63.6%). Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi (Walgito, 2008). Persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor minat, kepentingan, kebiasaan, konstansi, pendidikan, usia, informasi, dan pekerjaan (Arikunto dalam Ali, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi negatif tentang posyandu lansia. Persepsi negatif tersebut seperti ; responden tidak setuju apabila posyandu lansia merupakan tempat pelayanan yang pembentukannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), responden tidak setuju apabila Posyandu lansia hanya bertujuan untuk mengumpulkan lansia pada suatu tempat, responden tidak setuju jika tujuan umum dibentuknya Posyandu lansia untuk memberikan konseling kepada lansia, responden tidak setuju jika kegiatan Poyandu lansia adalah peningkatan jumlah dan mutu pensiun responden tidak setuju jika posyandu lansia menyediakan bantuan bagi keluarga yang memiliki lansia dan responden tidak setuju jika posyandu lansia memberikan perlindungan lansia dari penganiayaan dan kejahatan. Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh pendidikan. Berdasarkan data penelitian bahwa dari 33 responden hampir seluruhnya berpendidikan dasar (SD, SMP/sederajat) yaitu sebanyak 32 responden (97%), dimana 21 orang (65,6%) memiliki persepsi negatif tentang Posyandu lansia, dan 11 orang (34,3%) memiliki persepsi positif tentang Posyandu lansia. Pendidikan tidak lepas dari proses belajar. Pendidikan adalah sesuatu untuk memperoleh ketrampilan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan dalam menyempurnakan potensi atau kemampuan biologis dan psikis dalam hubungan dunia luar bermasyarakat (Pieter, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD/sederajat. Pendidikan yang kurang / rendah menyebabkan responden kesulitan untuk mencernah informasi tentang posyandu lansia.
4
Kesulitan ini ditambah dengan kurangnya keinginan untuk mencari informasi tentang Posyandu lansia baik melalui bertanya kepada saudara, teman, tetangga atau langsung bertanya kepada petugas kesehatan. Keadaan ini yang menyebabkan munculnya persepsi negatif pada lansia. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikeathui bahwa dari 33 responden sebagian besar termasuk dalam golongan usia elderly (60-74 tahun) yaitu sebanyak 18 responden (54.5%), dimana 10 orang (55,6%) memiliki persepsi negatif tentang posyandu lansia, dan 8 orang (44,4%) memiliki persepsi positif tentang posyandu lansia. Semakin bertambah usia maka semakin bertambah pula tingkat pengetahuan seseorang, karena usia mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Wawan, dkk, 2010). Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian, dikarenakan pada lansia telah mengalami penurunan fungsi tubuh termasuk fungsi kognitif sehingga tidak memahami pentingnya posyandu lansia, sehingga masih banyak yang menganggap hal tersebut tidak penting, dan cenderung memanfaatkan posyandu lansia jika ada kegiatan yang menarik minat mereka dan kebutuhan mereka saat merasakan keluhan kesehatan, tanpa harus rutin mendatanginya. Sedangkan responden yang memiliki persepsi positif dikarenakan mereka merasakan manfaat dari posyandu lansia ini terhadap kesehatan mereka. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 responden hampir seluruhnya tidak bekerja yaitu sebanyak 26 responden (78.8%), dimana 18 orang (69,2%) memiliki persepsi negatif tentang posyandu lansia, dan 8 orang (30,8%) memiliki persepsi positif tentang posyandu lansia. Persepsi seseorang dipengaruhi salah satunya oleh pekerjaan (Pieter, 2010). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, dimana lansia yang tidak bekerja akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga tidak terjadi pertukaran pikiran dan pengalaman dengan orang lain sesama lansia tentang posyandu lansia. Sedangkan responden yang memiliki persepsi positif dikarenakan masih ada anggota keluarga yang peduli dengan kesehatan lansia sehingga dapat memberikan pengertian tentang pentingnya posyandu lansia dan didukung dengan mengantarkan mereka ke posyandu lansia sehingga merasa diperhatikan dan senang mendatangi posyandu.
SIMPULAN Hasil penelitian persepsi lansia terhadap posyandu lansia “HASRAT” RW : 03 Kelurahan Gedongan Kota Mojokerto menunjukkan bahwa dari 33 responden sebagian besar mempunyai persepsi negatif tentang Posyandu Lansia yaitu sebanyak 21 responden (63.6%). REKOMENDASI 1. Bagi Tenaga Kesehatan Agar melakukan penyuluhan dan kunjungan rumah pada keluarga yang mempunyai lansia untuk menjelaskan tentang manfaat dan pentingnya mengikuti Posyandu lansia serta membuat kegiatan posyandu lebih menarik sehingga lansia mau datang ke Posyandu.
5
2. Bagi pengembangan ilmu kesehatan Hasil penelitian ini supaya dijadikan sebagai tambahan literatur dan menambah daftar kepustakaan, dalam upaya mengembangkan ilmu kesehatan khususnya tentang lansia serta meninjau lebih jauh dengan memberikan bukti empirik tentang persepsi lansia tentang posyandu lansia. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini agar digunakan sebagai data dasar peneliti selanjutnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya kunjungan posyandu lansia. 4. Bagi Tempat Penelitian Agar tempat penelitian ikut serta memberikan motivasi kepada lansia agar bisa ikut serta mengikuti Posyandu lansia 5. Bagi Mayarakat Agar masyarakat memberikan motivasi kepada lansia dan ikut mendukung program Posyandu Lansia dengan memberikan motivasi kepada lansia
ALAMAT KORESPONDENSI Email :
[email protected] No Telp : 083856035346 Alamat : Probolinggo
6