P!N!LITIAN P!NYALAHGUNMN DAN PIRIDARAN G!LAP NARKOIA Dl JNDONIIIA TAHUN 2003 DAN 2004 PERPUSTAKAAN B TGL DITERIMA
: _ _ __
~o I"'DUK ";o
KODE BUKU
SUMBER
AF<.A~
Slift18 · DR~t 1-IT.EJ:JNei
PETUGAS
PUSAT PENELITIAN PENGEMBANGAN & INFORMATIKA BADAN NARKOTIKA NASIONAL JAKARTA, OKTOBER 2005
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT; bahwa dengan rahmat dan hidayah-Nya buku Penelitian Penya/ahgunaan dan Peredaran Ge/ap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004 telah disusun. Buku ini merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Puslitbang & Info BNN sejak berdirinya BNN tahun 2002. Uraian dalam buku ini merupakan cerminan atau gambaran secara umum tentang penyalahgunaan narkoba, memberikan informasi sejauh mana peredaran gelap narkoba dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, serta memberikan data-data yang akurat tentang jumlah penyalahguna narkoba termasuk di La pas, serta jumlah biaya ekonomi dan sosial yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba. Dengan diterbitkannya buku ini , diharapkan dapat membantu kelancaran tugas BNN, terutama dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan program pencegahan, penegakkan hukum, terapi dan rehabilitasi serta penelitian, pengembangan dan informatika . Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami, hingga buku ini diterbitkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mensosialisasikan hasil penelitian ini. Kami menyadarari sepenuhnya bahwa buku ini belum mencapai tingkat kesempurnaan yang maksimal. Namun kami berharap buku ini bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk perbaikan dan peningkatan dalam upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di tanah air.
Jakarta, Oktober 2005 Tim Penyusun
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab Ketua
Dr. Eddy Saparwoko,Sp.JP,MM,DFM Drs. Mufti Djusnir, Apt, MSi
Sekretaris
Nurmiati Husin, Bsc Drs. Sumirat Dwiyanto, Msi
Anggota
Drs. Bambang Haryoko Hendrajid P.W., S. Sos, MM Ary Lispriyanto, S.H., MM
Pengumpul Data
RR Mahadaya Dwi Sulistyorini, S.Si Siti Nurlela Marliani, S.P. Titik Sugiarti
Pengolah Data
Agustinus Widdy H, S.Kom James Ricky T, S. T. Bas tara Suryaman
Entry Data
Aman Budi Manduro, S.Kom Abdus Sukur Yuliadi
ll
Kepala Pusat Penelitian, Pengembangan & lnformatika BNN
Buku Penelitian Penya/ahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba . di Indonesia tahun 2003 dan 2004 ini merupakan harapan yang menjadi kenyataan. Sejak terbentuknya Bakolak lnpres Tahun 1978 hingga berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) belum ada penelitian secara nasional baik yang dilakukan oleh kalangan akademis maupun instansi lain yang serius meleliti fenomena penyalah gunaan dan peredaran gelap narkoba, sehingga berbagai kebijakan dan strategi pelaksanaan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kurang bergaung dan tepat pada sasaran yang diharapkan. BNN mengawali langkah untuk memprakarsai sebuah penelitian bertajuk Survey Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003. Penelitian ini selain sebagai referensi kebijakan dan strategi nasional di bidang P4GN, juga sebagai acuan tdata nasional jumlah penyalahgunaan secara resmi. Buku ini menyajikan beberapa hasil penelitian secara ringkas serta mencoba menginformasikan kondisi terkini tentang penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di indonesia, di samping itu buku ini juga membantu instansi terkait anggota BNN serta lembaga-lembaga yang bergerak di bidang P4GN dalam menyusun program kerja yang akan dilakukan. Sebagai focal point dari pelaksanaan P4GN di Indonesia, BNN memiliki peran besar untuk memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia, dengan terus menggali temuan-temuan dari trend penyalahgunaan narkoba dan mengembangkan berbagai terobosan P4GN secara signifikan dengan mengadakan riset-riset secara bertahap dan berkesinambungan. ·
lll
Buku ini bukanlah akhir dari sebuah prestasi penelitian , tetapi awal yang baik untuk terus menggali fenomena dibalik dunia hitam penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang terus menantang . Dengan terbitnya buku ini, diharapkan dapat lebih memacu pemikiran dan penelitian baru dari segenap elemen bangsa untuk melaksanakan P4GN guna mewujudkan Indonesia bebas narkoba 2015.
Jakarta,
Dr. Eddy Sapa Brigadir Jenderal Polisi
lV
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR ............................ :....................................................................... . KATA SAMBUTAN ....................................................................................................... . DAFTARISI ................................................................................................................... .
ii iii
v
Situasi Permasalahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba ........................................................................................................................ . Situasi Nasional ................................................................................................... . Situasi Global ....................................................................................................... . Tujuan Penulisan Buku ......................-.................................................................. . Peneliti<m Masalah Narapidana Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan I Rumah Tahanan Negara Tahun 2003 ....................................................................... . Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2003 .............................................................................. ......................................
10
Biaya Ekonomi dan Sosiar Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2004 ................................................................................................................... .
17
Studi tentang Kemauan Penyalahguna Narkoba untuk Mengikuti Program Perawatan dan Pemulihan pada lnstalasi Perawatan dan Pemulihan Tahun 2004 ............ :...................................................................................
26
Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Pekerja Formal dan Informal di 15 Provinsi Tahun 2004 ..........................................
35
Dasawarsa (1994-2004) Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia ...................................................................... ..................
46
1 1 2 3
5
SITUASI PERMALASAHAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA
Situasi Nasional
Oewasa ini, penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia telah sampai pada titik yang mengkhawatirkan . Berdasarkan data yang dihimpun Badan Narkotika Nasional, jumlah kasus narkoba meningkat dari sebanyak 3.4 78 kasus pad a tahun 2000 menjadi 8.401 pada tahun 2004, atau meningkat rata-rata 28 ,9% pertahun . Jumlah tersangka tindak kejahatan Narkoba pun meningkat dari 4.955 orang pada tahun 2000 menjadi 11 .315 orang pada tahun 2004, atau meningkat rata-rata 28,6% pertahun. Data baru sampai September 2005 saja , menunjukkan kasus itu meningkat tajam . (Mabes Polri, September 2005). Tabel1 Kasus Tindak Pidana Narkoba di Indonesia Tahun 2000-2005 (September)
Jenis Kasus 1. Narkotika 2. Psikotropika 3. Bhn Aktif Jumlah
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2.058 1.356 64 3.478
1.907 1.648 64 3.617
2.040 1.632 79 3.751
3.929 2.590 621 7.140
3.869 3.884 648 8.401
6.179 5.133 934 12.246
Sumber . BNN, September 2005
Meningkatnya jumlah tersangka setiap tahunnya diakibatkan makin luasnya perdagangan dan peredaran gelap narkoba . Bahkan Indonesia sekarang ini telah dijadikan sebagai tempat produksi. Walaupun para penegak hukum pelbagai pihak terkait telah berusaha menanggulangi permasalahan tersebut dengan banyaknya pelaku yang ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara baik itu pemakai, bandar maupun pengedar narkoba, namun tetap saja bisnis ini merebak dengan pesat. Nilai perdagangan illegal narkoba dunia tahun 2003 diperkirakan sebesar US$ 322 milyar (UN ODC , 2005) . Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Puslitbang & Info ~NN , menyebutkan jumlah penyalahguna narkoba yang teratur paka1 dan
Penclitian Pcnyalabgunaan dan Peredaran Gelap Nark.oba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
1
pecandu di Indonesia tahun 2004 sekitar 3,2 juta orang dengan kisaran 2,9 sampai 3,6 juta orang. Tingginya angka penyalahguna narkoba kemungkinan disebabkan karena produksi narkoba yang terus meningkat sehingga mudah didapat, jaringan komunikasi yang semakin canggih dan faktor sosial ekonomi Berbaga i hasil penelitian mengungkapakn bahwa pemakai narkoba kebanyakan dari mereka adalah kaum muda/remaja. Hukom (2003), memperkirakan jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia pada tahun 2001 mencapai 3,4 juta orang dan 80 persen dari mereka adalah kaum muda/remaja. Situasi Global
Berdasarkan Laporan Narkoba Dunia (World Drug Report) dari UNODC (2005) jumlah penyalahguna narkoba di dunia sebesar 200 juta orang (5% dari populasi dunia) yang terdiri dari : 160,9 juta orang (penyalahguna ganja), 34,1 juta (ATS), 13,7 juta orang (kokain), 15,9 juta orang (opiat) dan 10,6 juta orang (heroin). Bianchi (2004) melaporkan peningkatan jumlah penyalahguna narkoba, dari 180 juta tahun 2000 menjadi 185 juta tahun 2002, atau 4,2% penduduk usia 15-64 tahun.
Grafik 1 Prosentase Penyalahgunaan Narkoba Dunia (2005)
Opiat Heroin 7% 5% Kokain 6% ATS
14% Ganja 68%
Sumber : UNODC, Juli 2005
2
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Pada usia remaja biasanya terjadi perubahan fisik, emosional, intelektual dan sosial. Pada usia tersebut faktor lingkungan sangat mempengaruhi perilaku mereka, sehingga sering kali menimbulkan terjadinya penyalahgunaan narkoba walaupun pengetahuan mereka tentang bahaya dari narkoba sangat kurang. Secara ekonomis , penyalahgunaan narkoba akan menimbulkan biaya yang sangat besar. Dari sisi penyalahguna, kebutuhan ekonomi untuk membiayai pemakaian narkoba yang berharga mahal dan mendorong mereka melakukan tindak kejahatan seperti pencurian dan perampokan (Goode,1999). Menurut Hawari (1999) biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi narkoba di Indonesia per hari adalah sekitar Rp 100.000,00 dengan demikian diperkirakan total biaya yang dibelanja-kan untuk mengkonsumsi narkoba sebesar 340 milyar per hari. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat juga memperkirakan total biaya ekonomi sebesar US$ 102,2 milyar di tahun 1992 dan meningkat menjadi US$ 143,4 milyar di tahun 1998 atau terjadi peningkatan sebesar 5,9 persen per tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh penyalahguna narkoba terus meningkat. Total biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan penyalahgunaan narkoba ini sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi khususnya masyarakat Indonesia. Oleh karena penyalahgunaan narkoba meningkat dari tahun ke tahun , maka perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang akurat. Agar data-data tersebut tersusun rapi , maka perlu dikumpulkan dalam sebuah buku. Buku ini disusun dalam rangka melaksanakan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) guna memberikan informasi untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Tujuan Penulisan Buku Untuk memberikan informasi sejauh mana peredaran gelap narkoba dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, baik di kalangan pelajar/mahasiswa maupun pekerja dan sejauh mana pengetahuan mereka tentang bahaya narkoba , serta memberikan informasi tentang gambaran penyalahguna narkoba sampai dengan cara-cara penanganan narapidana narkoba.
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
3
Untuk memberikan informasi/data-data yang akurat tentang jumlah penyarahguna narkoba serta jumlah biaya ekonomi dan sosial yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Bianchi, Stefanie (2004). Narkotika Afganistan mengancam Eropa, Waspada Online, http ://waspada. co. id/serba serbi/fea tu res/ a rtikel. ph p ?article id =467 52). Goode, Erich (1999). Drug and Crime. http://www.umsl.edu/rkee/180/drgcrime.htm Hamilton, Margaret; Trevor King; Alison Ritter (2004). Drug Use in Australia, 2nd ed. Oxford: Turning Point. Hawari. D. 1999. AI Quran: lmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan jiwa. Yogjakarta: Dana Bhakti Prima Yasa. UN Publication, 2005. 2005 World Drug Report.
4
Penelitian Penyalahgunaan ·dan Peredaran Gelap Narkoba di [ndonesia tahun 2003 dan 2004
PENELITIAN MASALAH NARAPIDANA NARKOBA 01 LEMBAGA PEMASYARAKATAN/RU MAH TAHANAN NEGARA TAHUN 2003
Latar Be/akang Penelitian Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang terus meningkat, hal tersebut terlihat dari peningkatan angka kejahatan narkoba yang ditangani Mabes Polri maupun dari data Lembaga Pemasyarakatan . Peningkatan yang terjadi tidak saja dari jumlah pelaku tetapi juga dari jumlah narkoba yang disita serta jenis narkoba. Masalah ini merupakan ancaman yang serius bukan saja terhadap kelangsungan hidup dan masa depan pelakunya tetapi juga sangat membahayakan · bagi kehidupan masyarakat bangsa dan negara. Atas dasar itu BNN bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan suatu penelitian Masalah Napi Narkoba di 9 Lapas dan 1 Rutan yang tersebar di 9 Propvinsi tli Indonesia . Cakupan Lapas/Rutan ditentukan berdasarkan banyaknya Napi narkoba di masing-masing lembaga tersebut. Diharapkan hasilnya dapat dijadikan pedoman dalam menentukan langkah-langkah kebijakan lebih lanjut. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui gambaran tentang pelaku tindak pidana narkoba di Lapas/Rutan. 2. Mendapatkan informasi tentang cara petugas Lapas/Rutan dalam penanganan masalah (treatment) korban narkoba. Hasil Penelitian 1. Gambaran Pelaku Tindak Pidana Narkoba di Lapas/Rutan a. Dari 1.868 respond en dari 9 La pas dan 1 Rutan dalam seta hun terakhir, diketahui : Lebih dari separuh (53,9%) responden ' dituduh/didakwa sebagai pemakai/penya-lahgun a narkoba, sedangkan sebagai pengedar sebesar 26,8%, dan sisanya (19,3%) merupakan kombinasi keduanya yaitu sebagai pemakai/penyalahguna sekaligus pengedar.
Peoelitiao Peoyalahguoaao dao Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
5
Grafik 2 Kategori Penyalahgunaan Narkoba di Lapas
53,9'11>
b.
Hampir sepertiga responden (32 ,8%) berumur antara 19-24 tahun . Proporsi terbesar peraku tindak pidana narkoba berumur antara 25-39 tahun yakni 57 ,2%. Sedang responden berumur di bawah 19 tahun (0,3%) dan di atas 39 tahun (9,8%). Grafik 3 Usia Penyalahguna Narkoba
6
>lllhn
<1t lhn
·-
t .3%
c.
Mayoritas (53,8%) pendidikan responden adalah SLTA ke atas. Nampak semakin tinggi tingkat pendidikan , makan besar persentase respondennya (kecuali di Lapas Medan yang hampir merata).
d.
Sebelum masu k Lapas/Rutan , 7 diantara 10 responden berstatus bekerja (yang 5% diantaranya berpendapat lebih besar dari Rp 3 .000 .000 ,- sebulan) : sedangkan yang berstatus sekolah sebesar 7,4%.
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
e.
8,2 % responden sudah pernah (dua kali atau lebih) dihukum/ditahan sebelumnya.
f.
Menurut status perkawinannya , sebagian besar responden berstatus belum kawin (60,5%). Responden ini pa·da umumnya kedua orang tuanya masih hidup (65,0%) dan tinggal dengan kedua orang tuanya (44,4%) dengan tingkat keharmonisan keluarga yang relative baik. Tingkat keharmonisan keluarga tercermin dari rendahnya persentase pertengkaran orang tua dan tidak adanya kasih sayang orang tua terhadap anakanaknya, serta relative t i nggi persentase yang suka mencurahkan isi hatinya·kepada orang tuanya.
g.
88 ,8% responden menyalahgunakan narkoba (57,4 % mengaku sering dan 31,4% mengaku jarang menyalahgunakan narkoba).
h.
Hampir dua pertiga penyalahguna narkoba pertama kali menyalahgunakan narkoba pada umur 15-24 tahun; sedangkan yang menyalahgunakan narkoba sejak umur kurang dari 15 tahun sebesar 10,7%.
i.
Oari seluruh responden penyalahguna narkoba , 4/5 nya sering merokok; 2/3 nya pernah minum-minum keras ;1/4 nya pernah melakukan perjudian dan juga 1/4 nya pernah terlibat dalam perkelahian.
j.
Sebagian besar (61 ,3%) responden penyalahguna narkoba pertama kali menyalahgunakan ganja. Disusul kemudian jenis putaw sebesar 12,5 % . Kedua 'jenis narkoba tersebut termasuk jenis narkoba yang paling ban yak didengar dan dilihat, disamping putaw dan ecstacy.
k.
Secara rinci , jenis narkoba yang paling banyak didengar namanya oleh responden adalah ganja (92,8%), shabu (78,5%), putaw (68,3%) dan ecstasy (67,3%). Sedangkan jenis narkoba yang paling banyak dilihat oleh responden adalah ganja (92,6%), shabu (77,8%), putaw (77,3%) dan ecstasy (73,3%).
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narlcoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
7
Grafik 2 Prosentase Jenis Narkoba yang Sering Didengar dan Dilihat 200 150
100
so 0~----~~--_.~----~~--~~~--~~ Putaw Ecstasy Ga._)a Shaba
2.
8
I.
82 ,6% responden penyelahguna narkoba menyatakan pertama kali menyalahgunakan narkoba berasal dari pemberian ternan. Sedangkan yang memberi pada seseorang sebesar 12,4%.
m.
82 ,6% responden penyelahguna narkoba menyatakan pertama kali menyalahgunakan narkoba berasal dari pemberian ternan. Sedangkan yang memberi pada seseorang sebesar 12,4%.
lnformasi tentang Cara Petugas Lapas/Rutan dalam Penanganan Masalah (treatment) Korban Narkoba a.
Hampir semua Lapas dan Rutan sasaran penelitian tidak ada kegiatan terapi dan rehabilitas, hanya di Lapas Keborokan Bali terdapat kegiatan terapi dan rehabilitasi untuk penyalahguna narkoba yang cukup insentif, tetapi sifatnya disebabkan oleh karena keterbatasan obat-obatan dan sumber daya manusia. Terapi dan rehabilitasi yang pernah diberikan di Lapas Kerobokan (Bali) terhadap penyalahguna narkoba adalah melalui tindakan : pengurangan pemberian obat-obatan, pengurangan konsumsi obat-obatan dan atau pengurangan dampak buruk (harm reduction).
b.
Tidak ada instrument (formulir) yang digunakan secara khusus dalam penanganan penyalahguna narkoba di seluruh Lapas dan Rutan yang menjadi sasaran penelitian. lnstrumen yang ada hanya berupa buku B I dan buku B II yang digunakan untuk pencatatan narapidana pada semua kasus
Penelitian Penyalah gunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
criminal, tidak terbatas pada narapidana kasus tindak pidana narkoba saja. Namun di Lapas Tangerang terdapat instumeb (formulir) lain yang khusus digunakan untuk pelaku tindak pidana narkoba. Keberadaan instrument (formulir) tersebut merupakan kerjasama antara pihak Oepartemen Kesehatan dan Lapas Tangerang. Setelah formulir tersebut terisi lengkap, segera dilaporkan/dikembalikan ke Pusdatin Oepartemen Kesehatan dan Ditjen Pemasyarakatan.
DAFTAR PUSTAKA Alatas, Husein. 2001. Penanggu/angan Karban Narkoba. Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI. Hawari , Dadang . 2002. Penyalahgunaan & Ketergantungan NAZA , Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI Kompas, Edisi 4 Maret 2002. ___ , Edisi 3 Juni 2002. ___ , Edisi 12 Juni 2002. Republika, Edisi 7 April 2003.
Penelitian Penyalabgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
9
SURVEI NASIONAL PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA TAHUN 2003
Latar Belakang Penelitian Peningkatan jumlah pelaku penyalahgunaan baik yang mengikuti pengobatan dan rehabil itasi di pusat-pusat rehabilitasi maupun yang tidak, demikian juga jumlah orang mati Rarena narkoba. Jenis narkoba yang disalahgunakan yang makin beragam dan meluas distribusinya. Perubahan Indonesia dari wilayah transit menjadi tempat pemasaran perdagangan bahkan menjadi tempat produksi narkoba dari sindikat narkoba internasional. Posisi dan sifat geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan, yang rentan terhadap penyelundupan narkoba. Situasi ekonomi, sosial, politik, dan keaman yang belum stabil rentan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Peningkatan angka kejahatan narkotika yang ditangani oleh Polri , baik dilihat dari jumlah pelakunya, maupun jumlah narkoba yang disita . Peningkatan itu berkorelasi positif dengan peningkatan laju penyebaran dan penu la ran v irus HIV/AIDS oleh penyalahguna Narkoba Suntik (IOU).
Meningkatnya gejala keterkaitan antara tindak kejahatan dengan penyalahgunaan narkoba, dan tindak kejahatan narkoba dengan tindak kejahatan lainnya khususnya subversi dan teroris. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Mendapatkan data akurat mengenai prevalensi penyalahgunaan narkoba, yang mencakup : besaran sebaran dan kecenderungan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada golongan penduduk Indonesia yang beresiko tinggi terlibat dalam kegiatan penyalahgunaan narkoba, yaitu: murid SLTP, murid SMU dan SLTA serta mahasiswa PTN dan PTS.
10
Penelitian Penyalabgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tabun 2003 dan 2004
2. "-
Mendapatkan data akurat mengenai karakteristik sosial pelaku penyalahgunaan, yang mencakup : jenis kelamin dan usia, pendidikan dan pekerjaan, pendidikan orang tua , jenis-jenis narkoba yang digunakan, jangka waktu penyalahgunaan, asal penyalahgunaan, cara dan tempat mendapatkan narkoba, pihak yang terlibat dalam peredaran gelap narkoba.
3.
Mendapatkan data akurat mengenai faktor-faktor penyebab atau faktor-faktor yang berpengaruh munculnya gejala penyalahgunaan narkoba, yang mencakup : faktor sosial/budaya dan ekonomi
4.
Mendapatkan data mengenai pola-pola peredaran gelap narkoba (khusus pengedar dengan status tahanan LP, pasien narkoba di RS dan atau Pusat Rehabilitasi, siswa/peke~a/pengangguran yang teridentifikasi sebagai penyalahguna [larkoba).
5.
Mengidentifikasi dan inventarisasi potensi-potensi local yang telah · berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran narkoba (peran Pemda Setempat, BNP, Polda, LSM, Lembaga I organisasi terkait).
Metode Penelitian
1.
Oalam rangka memperoleh data yang dilakukan di ibu kota - ibu kota propinsi digunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan penentuan sampling dilakukan berdasarkan sebuah kerangka sampling. Teknik penyebaran kuesioner dilakukan dengan pengisian sendiri oleh para responden. Pendekatan kualitatif diterapkan melalui teknik wawancara mendalam terhadap empat informan di setiap ibu kota propinsi. Pemilihan informan berdasarkan atas keterlibatan informan dalam penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
2.
U ntuk data kuantitatif besar populasi adalah 7.114 lembaga pendidikan yang mencakup: SLTP, SLTA dan sekolah lanjutan dengan jumlah kelas 66.897 kelas serta perguruan tinggi dengan 2.382.502 mahasiswa. Besar sample 398 kelas dari 322 lembaga pendidikan dan 400 mahasiswa.
3. Untuk data kualitatif menggunakan pedoman wawancara mendalam pada sejumlah pengedar dengan status tahanan LP dan Lapas khusus narkoba dan pasien narkoba di RS atau panti rehabilitasi.
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
11
Hasi/ Penelitian 1. Kondisi Penyalahgunaan Narkoba. a. Besar Penyalahgunaan Narkoba Dari 13.710 responden di 26 ibukota propinsi dal_9m - se~ahun terakh ir yang menggunakan narkoba ada lah 3,9 % , atau dengan kata lain 4 dari 100 respond en adalah pertyalahguna narkoba. Jika mengacu pada kategori pernah menyalah-gunakan narkoba terdapat 5,8% responden pernah menyalahguQ_akan narkoba, atau dengan kata lain 6 dari 100 responden pernah menyalahgunakan narkoba. b. Sebaran Penyalahgunaan Narkoba per lbukota Propinsi Secara Nasional
1)
· 2)
W ilayah-wilayah ibukota Propinsi yang memiliki be saran persentase responden penyalahgunaan narkoba dalam satu tahun terakhir yang paling tinggi secara berturut-turut adalah Jakarta (23%), Medan (15%) dan Bandung (14%). Menurut ibukota propins i yang memiliki persentase penyalahguna narkoba yang relatif besar dalam satu 1 tahun terakhir adalah : Medan (6,4%), Surabaya (6 ,3%), Maluku Utara (5 ,9%) , Padang (5,5 %), Bandung (5 , 1 %), Kendari (5%) , Banjarmasin (4 , 3 %), Palu (8,4%) , Yogyakarta (4,1%) dan Pontianak (4,1% ).
c. Jenis Narkoba dan Kecenderungan Penyalahgunaan 1) 2)
2.
12
Ganja merupakan jenis narkoba yang paling disalahgunakan (74,9%), obat penenang (32,5%), ekstasi (25,7%) dan amfetamin (21 ,5%). Dalam kelompok responden yang menggunakan ganja 1-2 kali dalam setahun terakhir mencapai 27,2%, sedangkan yang menggunakan hingga lebih dari 40 kali mencapai 5,2%.
Faktor-faktor yang terkait dengan Penyalahgunaan Narkoba a. Kelompok Usia Pola penyalahgunaan narkoba dalam variasi kelompok usia adalah : di atas 25 tahun (20%), kelompok usia 21-25 tahun (12,3%) dan kelompok usia di bawah 21 tahun proporsinya lebih kecil yakni 7,7%.
Penelitian Penyalabgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Ada kecenderungan bahwa us ia pertamakali penyalahguna narkoba semakin dini, dalam penelitian usia pertama kali penyalahgunaan narkoba dimulai saat usia 7 tahun.
b.
Ke/ompok Jenis Ke/amin. Kelompok responden laki-laki yang menyalahgunakan narkoba sebanyak 7 ,2% sedangkan responden perempuan 1,1%.
c.
Tingkat Pendidikan Kelompok responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi memiliki proporsi penyalahgunaan narkoba (9,9%), tingkat SMU/SLTA (4,8%), dan SLTP (1 ,4%) .
d.·
Karakteristik Ekonomi Ke/uarga Masalah penyalahgunaan narkoba tidak ada kaitannya dengan latar belakang kondisi ekonomi keluarga responden . Kond isi tersebut terkait dengan harga komoditi ·yang cukup bervariasi.
e.
Kondisi Keluarga dan Sosia/isasi Penyalahguna narkoba cenderung terjadi pada : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Kelompok responden yang orang tuanya berpisah, tetapi belum cerai (12,9%). Kelompok responden yang tidak pernah berbincangbincang dengan orang tua mereka. Responden yang tidak tinggal bersama keluarga sedikit lebih banyak dari pada yang tinggal dengan keluarga. Kelompok responden yang sebagian anggota keluarganya mempunyai kebiasaan merokok. Kelompok responden yang semua anggot keluarganya mempunyai kebiasaan minum-minuman keras. Kelompok responden yang anggota keluarganya mempunyai kebiayaan pergi ke tempat hiburan. Dikalangan responden yang semua anggota keluarganya memiliki kebiasaan menyalahgunakan narkoba, banyak nya responden yang pemah menyalahgunakan narkoba mencapai ·57,1%. ·
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
13
3. Pola Sosia/isasi Lingkungan Pertemanan.
Data hasil survei rnernperlihatkan suatu kaitan yang lebih signifikan antara faktor sosialisasi dalarn lingkungan ternan sepergaulan yang rnenyalahgunakan narkoba dengan penyalahgunaan narkoba dibandingkan faktor-faktor kondisi dan sosialisasi keluarga. a. Pada kelornpok responden yang sernua ternan bergaulnya rnernpunyai kebiasaan rnerokok, 24,9% di antara responden pernah rnenyalahgunakan narkoba. b. Pad a kelornpok responden yang seluruh .ternan bergaulnya rnernpunyai kebiasaan rninurn rninurnan kertas , persentase penyalahguna narkoba sebanyak 38,1 %. c. Sernakin sedikit jurnlah ternan bergaul responden yang rnernpunyai kebiasaan pergi ke ternpat hiburan, sernakin kecil pula persentase responden yang perna rnenyalahgunakan narkoba. d. Sernakin kecil jurnlah ternan responden yang rnenyalahgunakan narkoba, sernakin sedikit pula persentase responden yang rnenyalahgunakan narkoba. e. Kecenderungan penyalahguna narkoba untuk rnernbolos relatif tinggi dibandingkan dengan keiornpok responden yang tidak rnenggunakan narkoba. f. Terdapat hubungan signifikan antara penyalahgunaan narkoba dengan kebiasaan rnerokok dan rnerninurn-rninurnan keras . Kondisi ini rnenunjukkan bahwa resiko penyalahgunaan narkoba lebih cenderung terjadi di kalangan pelajar/rnahasiswa yang rnerniliki kebiasaan rnerokok atau rnerninurn-rninurnan beralkohol. g. Peningkatan kecenderungan pernah rnenggunakan narkoba sernakin tinggi, rnanakala frekuensi pernah rnerninurn-rninurnan keras rnencapai di atas 40 kali, persentase rnenjadi 73,1 %. 4. Upaya Menghentikan Penya/ahgunaan Narkoba.
a. Pada dasarnya upaya untuk rnenghentikan penyalahgunaan narkoba sejak pertarna kali rnencoba di kalangan responden relatif lebih rendah dibandingkan dengan rnereka yang tetap
14
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narlcoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
melanjutkan (48,6% berbanding 51 ,4%). Kondisi ini cenderung dipengaruhi oleh jenis narkoba yang pertama digunakan dan alasan pertama menggunakan narkoba. Berbagai jenis narkoba pertama kali yang dikonsumsikan oleh responden yang cenderung terus melanjutkan penyalahgunaan dimulai dari urutan persentase terbesar, yaitu : kodein 100%, heroin 72,7%, ekstasi 58,6%, ganja 56 ,3%, amphetamine 52,4% dan pil penenang 51 ,8%.
5.
Pola Peredaran Gelap Narkoba
a . . Pola peredaran gelap narkoba umumnya bermula melalui jaringan ternan-ternan sepergaulan, dalam hal ini, ternan-ternan sepergaulan yang berperan pula sebagai pengedar, terlebih-lebih bila lingkungan pergaulan tersebut telah terlibat penyalahgunaan narkoba. b. Pola peredaran gelap narkoba di kota-kota besar tertentu (Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang) cenderung dilakukan melalui sistim jaringan peredaran gelap yang lebih kompleks dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia. c. Ganja senantiasa dapat diperoleh dengan mudah melalui jaringan peredaran gelap narkoba di seluruh ibukota propinsi Indonesia. d. Khusus jaringan peredaran gelap narkoba di Propinsi Papua, kenyataannya di kota Jayapura berkaitan serta merupakan bagian dari sistim jaringan peredaran gelap narkoba di wilayah negara Papua Nugini DAFTAR PUSTAKA Abu An Nur, AL Ahmady. 2000. Narkoba. Badan Narkotika Nasional. 2003. Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja. Jakarta : Pusduk Cegah. Badan Pusat Statistik-Departemen Kesehatan Rl. 2004. Behavioral Surveillance Survey (BSS) Result in Indonesia. Jakarta. Badan Pusat Statistik-Departemen Kesehatan Rl. 2004 . Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey 2002-2003. Jakarta.
Penelitian Penyalabgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
15
Badan Pusat Statistik-Departemen Kesehatan Rl. 2004. Survey Angkatan Kerja Jakarta.
Nasional.
Fatmawati. 2003. Dampak Faktor Demografis dan Keluarga Precandu trehadap Alasan POenggunaan Narkoba. Skripsi Sa~ana Sekolah Tinggi llmu Statistik. Jakarta : ST llmu Statistik. Hawari, Dadang . 2002. Penyalahgunaan & Ketergantungan NAZA. Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia. Jakarta : Balai Penerbit FK- UI. Hawari, Dadang. 2003. Terapi Oetoxifikasi Opiat Tanpa Anestesi dalam Penanggulangan Karban Narkoba dan Meningkatkan Peran Keluarga dan Lingkungan . Jakarta : FKUI. ILO. 2004. Anak-anak dalam Perdagangan dan Produksi Obat-oabtan Terlarang di Jakarta. Jakarta. Ma~uki.
2004. Pengembangan Model Pembelajaran Kolaboratif Bebr:abasis dalam Mencegah Penyalahgunaan Napza . . Jakarta.
· Masyarakat
Maesono, Anggadewi. 2003. Peranan Keluarga dan Masyarakat Sebagai Penangkal Penyalahgunaan Narkoba (dalam) Penanggulangan Karban Narkoba. Meningkatkatkan Peran Keluarga dan Lingkungan. Jakarta : FKU I. Media Indonesia, Edisi 27 Juni 2003, Hare Tangerang Punya Pabrik Ekstasi. _ _ _ _ _ _ _ , Edisi 26 Maret 2004, Percepatan Eksekusi Mati Para Bandar Narkoba. Hare Tangerang Punya Pabrik Ekstasi. Nadaek, Wilson. 1986. Karban Ganja dan Masalah Narkotika . Bandung. Pusat Penelitian Pranata Pembangunan- Lembaga Peneltitian Ul. 2003. Laporan · Akhir Survey Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. Jakarta : Ul. Tempo lnteraktif. 2003. Polres Jakarta Utara Tangkap 539 tersangka Narkoba. Jakarta. UNODC. 2000. Bulletin on _Narcotics, Vol. L/, No.1 &211999, 2000, 2001, 2002, 2003. 2004, Viena : UNODC Press. Widarti, Diah. 1984. Hubungan antara sektor "Service" dan Sektor Informal di Kota dalam Angkatan Kerja di Indonesia . Partisipasi Kesempatan dan Pengangguran. Jakarta.
_ _ _ _ _. 1984. Peran Remaja dalam Mengatasi Masalah Penayalahgunaan Narkoba.
16
Penelitian Penyalahgunaan dan Pe ~edaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
BIAYA EKONOMI DAN SOSIAL PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIINDONESIA TAHUN 2004 Latar Belakang Penelitian Dalam dekade terakhir 1n1 , penya lahgunaan narkoba di Indonesia telah menjad i ancaman nasional yang perlu diperhatikan secara seksama dan multidimensional, baik ditinjau dari segi mikro '(keluarga) maupun makro (ketahanan nasional) yang meningkat dewasa ini , menyebabkan semakin mengkhawatirkan dengan dampak buruk ekonomi dan sosial yang semakin besar. Angka kasus kejahatan tindak pidana narkoba yang dilaporkan ke kepolisian (Mabes Polri , 2004) dalam lima tahun terakhir (2000-2004 ) menunjukkan peningkatan rata-rata 28,9% pertahun. Sedang Jumlah tersangka meningkat rata-rata 28,6% pertahun. Dengan latar belakang ini, Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia melakukan suatu studi biaya ekonomi dan sosial penyalahgunaan narkoba di Indonesia dalam tahun 2004. Tujuan Studi tTujuan dari studi ini adalah : 1. Memperkirakan besaran angka penyalahgunaan narkoba menurut tingkat penggunaan : coba pakai, teratur pakai, dan pecandu . 2. Menilai besaran biaya ekonomi dan sosial penyalahgunaan narkoba. Definisi Operasional Penyalahgunai coba-pakai didefinisikan sebagai mereka yang pernah mencoba memakai.-a!*fPun jenis narkoba , tetapi dalam satu tahun terakhir ini mengaku tidak pernah memakai. Penyalahguna teratur-paka'i didefinisikan sebagai mereka yang memakai jenis nar-koba apapun dalam setahun terakhir, kecuali heroin (putaw), dengan frekuensi pemakaian kurang dari 49 kali per tahun , dan mengaku tidak pernah mengakses pelayanan pengobatan untuk mengatasi kecanduannya .
Pcnelitian Pcnyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
17
Pecandu adalah mereka yang mengkonsumsi heroin (putaw) dalam setahun ini , atau mengkonsumsi jenis narkoba lain dengan frekuens i pemakaian lebih dari 49 kali dalam setahun terakhir dan atau mengaku pernah mengakses pelayanan pengobatan untuk mengatasi kecanduannya. Metode Penelitian
Studi mencakup 10 kota , antara lain : Medan , DKI Jakarta, Bandung , Semarang , Yogyakarta , Surabaya, Makasar, Denpasar, Manado, dan Batam. Rancangan studi mengacu pada Godfrey dkk. (2002) yaitu : Pertama, perkiraan besaran jumlah penya lahguna narkoba d ihitung melalui perkalian antara angka prevalensi penyalahgunaan narkoba pada berbagai kelompok penduduk dan besaran populasi pada kelompok tersebut. Penyalahguna narkoba dibedakan menjadi tiga kategori , yaitu : coba-pakai, teratur-pakai, dan pecandu . Variabel jenis kelamin, status merokok, dan status pelajar diasumsikan mempengaruhi angka prevalensi penyalahgunaan narkoba. Kedua , perkiraan besaran biaya ekonomi dan sosial dihitung dengan perkalian antara jumlah penyalahguna narkoba dan rata-rata biaya ekonomi dan sosial per penyala.hguna narkoba per tahun. Data dikumpulkan melalui survei murid sekolah lanjutan atas (2979 orang), survei penyalahguna narkoba di masyarakat (956 orang) dan panti rehabilitasi (94 orang ), stud i pengamatan lanjut penyalahguna (324 orang), survei . biaya di panti rehabilitasi , dan wawancara mendalam dengan penyalahguna (23 orang), mantan penyalahguna (20 orang) , keluarga penyalahguna (28 orang) , petugas kepolisian terkait (1 0 orang), dan pengelola panti rehabilitasi (22 orang) . Di samping itu, data sekunder dari berbagai survei atau studi sebelumnya juga dimanfaatkan. Hasi/ Penelitian 1. Besaran penyalahguna narkoba
Pada tahun 2004, besaran penyalahguna narkoba teraturpakai dan pecandu di Indonesia diperkirakan sekitar 3 ,2 juta orang , atau setara dengan 1,5% j umlah penduduk, dengan komposisi jenis kelamin laki-laki 79 % dan perempuan 21 % .
18
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Grafik 3 Prosentase Jenis Kelamin dan Kategori Penyalahguna
Dari jumlah ini, jumlah penyalahguna teratur-pakai 69% da·n pecandu 31%. Kedua kelompok ini mempunyai pola yang hampir sama dalam hal jenis narkoba yang dipakai, kecuali pemakai heroin (putaw) masuk kelompok pecandu. Sedangkan mereka yang pernah memakai narkoba ada sebanyak 13 juta orang atau setara dengan 6% dari jumlah penduduk Indonesia . . Semakin berat tingkat kecanduan semakin besar peluang menggunakan lebih dari satu jenis narkoba (poly-drugs). Penyalahguna narkoba dengan poly-drugs sekitar 40% pada kelompok coba-pakai , 62% pada kelompok teratur-pakai , dan 86% pada kelompok pecandu. Grafik 4 Prosentase Jenis Kelamin dan Kategori Penyalahguna
200 Tenotar P•kai
150
• Pec.adu
I
100
so Ganja
Sbabu
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Ecstasy
Deppresaot
19
• Ganja merupakan jenis narkoba yang banyak dipakai, baik pada kelompok coba-pakai (71 %), kelompok teratur-pakai (71 %), dan pecandu (75%). Jenis narkoba berikutnya yang banyak dipakai pada kelompok teratur pakai adalah shabu (50%), ekstasi (42%), dan obat penenang (22%), sedangkan pada kelompok pecandu adalah heroin (putaw) (62%), shabu (57%), ekstasi (34%), dan bbat penenang (25% ). • Separuh dari kelompok pecandu (56%) atau sekitar 572 ribu orang merupakan penyalahguna narkoba suntik. Jumlah penyalahguna narkoba suntik yang terinfeksi hepatitis B diperkirakan sekitar 400 ribu orang, hepatitis C sekitar 458 ribu orang, dan yang mengidap HIV/AIDS (229 ribu orang). • Jumlah penyalahguna narkoba yang mengaku pernah di rehabilitasi masih sangat rendah , yaitu hanya 5% dari kelompok pecandu . Namun persentase penyalahguna yang pernah !T!.engo_ba!i .sendiri untuk dapat sembuh relatif lebih tinggi, yaitu 15% pada kelompok teratur-pakai dan 29% pada pecandu . ·· • Sekitar sepertiga penyalahguna narkoba , ba ik yang teraturpakai maupun pecandu, melaporkan pernah sakit yang terkait dengan pemakaian narkoba. Namun , hanya 2% pada kelompok teratur pakai, dan 5% pada kelompok pecandu yang mengaku pernah sakit dan di rawat karena narkoba . Se kitar 12% penyalahguna teratur-pakai dan 20% pecandu pernah mengalami kecelakaan lalu lintas. • Dengan menggunakan angka kematian pecandu di negara maju sebesar 1,5% (Department of Health England, 2002), jumlah kematian di kalangan pecandu narkoba di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan 15 ribu orang. • Pencurian , penipuan , perampasan, dan penodongan merupakan tindak kriminalitas yang banyak dilakukan oleh penyalahguna narkoba. Persentase yang pernah mencuri barang milik keluarga sekitar 16% pada kelompok teratur-pakai dan 24% pada pecandu; yang pernah mencuri barang milik orang lain adalah 5% pada kelompok teratur pakai dan 13% pada pecandu. Sedangkan yang pernah menipu, merampas, atau menodong sekitar 4% pada kelompok teratur-pakai dan 9% pada pecandu .
20
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
2. Rata-rata biaya ekonomi dan sosial penya/ahgunaan narkoba per penya/ahguna per tahun • Rata-rata biaya konsumsi narkoba per penyalahguna per tahun meningkat dengan semakin tingginya intensitas pemakaian, yaitu sekitar Rp 1,4 juta pada kelompok teratur-pakai dan Rp 7,8 juta pada pecandu. Sedangkan rata-rata biaya konsumsi pada kelompok coba-pakai hanya sekitar Rp 68 ribu. • Biaya penanganan overdosis pada pecandu terungkap lebih rendah (Rp 1,2 juta) daripada teratur-pakai (Rp 2,5 juta). Hal ini terjadi karena frekuensi penanganan overdosis pada mereka yang teratur-pakai lebih tinggi, dan dilakukan di rumah sakit dibandingkan pecandu yang lebih memilih cara tradisional atau dengan sesama teman. Bagi pecandu yang pernah mengalami rehabilitasi , rata-rata biaya rehabilitasi ini per orang per tahun sekitar Rp 4 juta. Sedangkan rata-rata biaya pengobatan sendiri pada kelompok pecandu (Rp 617 ribu) lebih mahal daripada kelompok teratur pakai (Rp 228 ribu). • Rata-rata biaya kerugian karena produktivitas yang hilang karena rawat inap, dipenjara, dan tidak masuk sekolah/ kerja per penyalahguna per tahun lebih banyak pada pecandu (Rp 7 juta) dibanding kelompok teratur pakai (Rp 5,8 juta). Bagi mereka yang sakit atau pernah sakit dan mengalami rawat jalan atau rawat inap, rata-rata biaya yang dikeluarkan per penyalahguna per tahun lebih tinggi pada pecandu dibanding teratur pakai. Untuk pecandu , rata-rata biaya rawat jalan dalam kisaran · Rp 1 juta sampai Rp 3,6 juta, dan rawat inap Rp 1,6 juta sampai 8,3 juta. Sedangkan di kalangan teratur pakai, rawat jalan sebesar Rp 575 ribu sampai Rp 1 juta, dan rawat inap Rp 3 juta . • Rata-rata biaya kerugian karena tindak kriminalitas per penyalahguna per tahun adalah Rp 3,7 juta pada kelompok teratur-pakai dan Rp 15,2 juta pada pecandu. Bagi mereka yang mengalami kecelakaan .akibat narkoba, rata-rata biaya kerugian karena kecelakaan lebih banyak terjadi di pecandu (Rp 2,2 juta) daripada teratur-pakai (Rp 1,3 juta).
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004 ·
' 21
3. Besaran biaya ekonomi dan sosia/ penya/ahgunaan narkoba
• Perkiraan besaran biaya ekonomi dan sosial penyalahgunaan narkoba di Indonesia dalam tahun 2004 sekitar Rp 23,6 triliun . Dari besaran in i, 78% merupakan kontribusi biaya ekonomi . Separuh dari biaya ekonomi ini merupakan biaya langsung , dengan biaya terbesar untuk konsumsi narkoba mencapai Rp 11,3 triliun. Lebih dari separuh biaya konsumsi narkoba berasal dari kalangan pecandu. Biaya yang hilang sebagai akibat kematian dini sebesar Rp 4,4 triliun. • Biaya sosial penyalahgunaan narkoba pada tahun 2004 sekitar Rp 5 triliun, terutama dari biaya langsung . Kontribusi terbesar terhadap biaya langsung ini dari biaya kriminalitas , terutama di tingkat keluarga. Rendahnya biaya sosial karena fokus dasar analisis adalah individu dan hanya satu tahun terakhir, sedangkan biaya eksternalitas terhadap negara tidak Pembahasan • Perkiraan jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia sekitar 3,2 juta orang pada tahun 2004, yang setara dengan 1 ,5% jumlah penduduk, sesuai dengan rekomendasi UNODC (United Nations Office on Drug Use and Crime) bahwa sekitar 1% sampai 3% dari penduduk suatu negara adalah penyalahguna narkoba. Perlu dicatat bahwa perkiraan jumlah penyalahguna dalam studi ini terutama jumlah penyalahguna narkoba suntik kemungkinan lebih besar dari yang seharusnya karena studi mendasarkan pada angka-angka dari survei yang dilakukan di kota. Beberapa pengamatan menunjukkan masalah penyalahgunaan narkoba, terutama narkoba-suntik, lebih marak di kota dibanding di desa. • Kalau perkiraan jumlah penyalahguna narkoba dalam studi ini cenderung lebih besar, sebaliknya perkiraan rata-rata biaya ekonomi dan sosial penyalahgunaan narkoba per orang penyalahguna per tahun cenderung lebih rendah . lni karena perhitungan biaya mendasarkan pada pengakuan dan ingatan responden yang cenderung menghasilkan biaya yang leb ih rendah. Di samping itu, perhitungan biaya membatasi pada biaya individu penyalahguna dan belum memasukkan biaya kerug ian
22
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
ekonomi dan sosial yang terjadi pada lingkungan, fasilitas umum, dan masyarakat sekitar. Kesimpulan dan Rekomendasi
Tidak ada studi yang sempurna, tetapi studi ini telah menunjukkan betapa dahsyat dan mendesak permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Penyalahgunaan narkoba merusak fisik, mental dan sosial penyalahguna yang sebagian besar merupakan penduduk usia remaja. Mereka ini merupakan moda bangsa dan calon pemimpin bangsa. Nilai mereka ini kalau dihitung akan jauh lebih besar dibanding sekedar perkiraan biaya ekonomi dan sosial penyalahgunaan narkoba yang dilakukan studi ini.Kita semua bersama bisa menanggulangi masalah penyalahgunaan narkoba ini apabila ada kemauan politis dan mau mendukung kongkrit upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba. DAFTAR PUSTAKA Bird, D., Melanie L., Jamie C. (2004). The Economic Costs of Alcohol and Drug Abuse in Maine 2000. Agusta : Division of Data and Research Office and Subtance Abuse Departement of Health and Human Services. Bali Post Online (Juli 2004)., "900 Anak SO Terjerat Narkoba" Bali Post Online (http:// www .balipost.co.id/baliQostcetak/2004/7/24/n4.htm) Bianchi, Stefanie (2004). Narkotika Afganistan mengancam Eropa, Waspada Online, http :/lwaspada .co. id/serba serbi/fea tu res/arti kel. ph p?a rticle id=46752) BNN (2003). Bahan Pendidikan Pencegahan dan Kampanye Penyadaran akan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba bagi Remaja. Jakarta: BNN. Bonomo, Yvonne (2004 ). Adolescent subtanse use. In Drug use in Australia, 2 nd ed. Ed. Hamilton, King and Ritter, Oxford:Turning point, hal 117 . Boutin, Chiristine (2003). Transnational Institute, Progress Report, As a contribution to the Midterm (2003) Review of UNGGAS. NATO Parliamentary Assembly. http://www .natopa.intldefault.asp?TAB=368 Campbell, Andrew (2001 ), Illicit drug guide, Australia: Black Inc. CHRUI (2002). Summary Behavioral Surveillance Survey among Injecting Drug Users in Jakarta, Surabaya dan Bandung 2002. Jakarta: CHRUI, Moh, & FHI. Collins, J. D . & Helen M. L. (2002). Counting the: Estimates of the Sosial Cost of Drug Abuse in Australis in 1988-1989, Canberra: Comonwealth Departement of Health and Ageig (Publication No.3179).
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
23
Departemen Keuangan (2003). Nota Keuangan 2003. Jakarta: Departemen Keuangan. Depkes & FKMUI (2002). Prinsip Ana/isis Biaya (Modul 9), P2KT. Jakarta: Biro Perencanaan Depkes dan FKMUI. · Depkes, P2 MPL (2002). Estimasi Nasional lnfeksi HIV Dewasa. Jakarta Doweiko, Harold (2002). Concepts of chemicf/1 dependency. USA: Wadswoorth. Drummond M.F dkk (1986) . Methods for the Economic Evaluation of Health Care Programmes 2ed. Great Britain: Oxford University Press. Effendi, Muchlis., Data Cases Narcotics Indonesia in 1997 -2002, materi presentasi pada pelatihan HIV Narkoba 2003 di Jakarta. Ghodse, Hamid (2002). Drugs and Addictive Behavior, a Guide Treatment. 3'd ed.UK: Cambridge Univ. Press. Godfrey, Christine., et.al. (2002). The Econ omic and Sosial Costs of Class A drug use in England and Wales, 2000. London : Home Office Research , Development and Statistics Directorate. Goode, Erich (1999). Drug and Crime. http://www. umsl.edu/rkee/ 180/drgcrime.htm Hamilton , Margaret; Trevor King; Alison Ritter (2004). Drug Use in Australia, 2"d ed. Oxford : Turning Point. KARS Ul (1999). Manajemen Keuangan Rumah Sakit (Modul). Depok: PS KARS Ul Liu, Liang Y. (2002) , Economic Cost of Alcohol and Drugs Abuse in Texas-2000, Austin: Texas Commision on Alcohol and Drugs Abuse. Martha, E, et, all (2003), Survei PSP Narkoba di Siswa SMU Jakarta Timur. Mooney G (1977). Valuing Human Life. London : Mcmillan. Nurwahyuningsih, E., et al (2003). Survei PSP Narkoba di Siswa SMU Semarang. Office of National Drug Control Policy (ON DCP) (2001 ). The Economic Cost of Drug Abuse in the United States. 1992-1998. Washington , DC: Executive Office of the President (Publication No. NCJ-190635) Pokja Napza, Pusdatin. 2002. Gambaran Penyalah-guna Napza di beberapa institusi tahun 1997-2001 dalam Journal Data & lnformasi Kesehatan. Jakarta , Pusdatin Depkes, No.2 November 2002. PP K Ul (2004). Survei di Kalangan Pelajar Sekolah Menengah Umum di 10 Kota Besar di Indonesia. Depok: PPKUI & BNN PPKUI (2004) Survei Biaya Ekonomi & Sosial Narkoba Pada 10 Kota Besar di Indonesia. Depok: PPKUI & BNN . Prasetyo S,. Dkk (2004). Laporan Eksekutif Studi di 6 Kota (Jakarta Timur, Bandung, Semarang, Yogyakarta , Surabaya, Palembang): Pengetahuan dan Perilaku Penya/ah-guna Narkoba pada Pelajar SMU Negeri. Jakarta: BNN . Prasetyo, et al (1998). Pola Merokok di 14 Propinsi di Indonesia, Analisis Meta, LM3 Prasetyo, Sabarinah (2004). Pr a Usulan Penelitian : Prediksi Kambuh Penyalahgunaan Narkoba Pascaterapi & Rehabilitasi di Jakarta, tahun 2005-2006. Depok: FKMUI.
24
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Sabri L. Dan Sutanto H.P., (1999). Modul Biostatistik dan Statistik Kesehatan. Depok: Program Pascasarjana ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Samuelson, P .A. ( 1979). Economics 11th . New York: Me. Graw Hill. Single, Eric, et.all . (2001 ). International Guidelines for Estimating the Cost of Substance Abuse-2001 edition. Sucahya, Purwa K., dkk (2001 ). Memahami Kebutuhan Aktor dan Pengguna Narkotika Suntik. Yogyakarta: PSKK UGM & Ford Foundation . Tim Jakarta (2000). Napza dan Kita : Laporan Rapid Assessment & Response on Injecting Drug Users. Jakarta: Tim Jakarta. Tjiptoherijanto P, & Budhi S., (1992). Ekonomi Kesehatan . Jakarta: PAU-EK-UI. United Nations Office on Drug and Crime/UNODC (1995). Global Illicit Drug Trends. · Vienna: Research Section UNODC. , UNODC (2003). Global Illicit Drug Trends 2003. Vienna: Research Section UNODC Wasisto, Broto (2002). Hasil Hanoi Meeting September 2002. dalam Journal Data dan lnformasi Kesehatan . Jakarta, Pusdatin Depkes,Nomor 2, November. Wickizer, Thomas M (1996). The Economic Costs of Substance Abuse in the Washington State. Seattle: Department of Health Services, University of Washington. YCAB (2003). Survei Faktor Risiko Narkoba di Masyarakat OK!. Jakarta: YCAB. YCAB (2003). Survei Faktor Risiko Narkoba di Siswa SLTP & SMU di 12 Kota. Jakarta YCAB
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
25
STUDI TENTANG KEMAUAN PENYALAHGUNA NARKOBA UNTUK MENGIKUTI PROGRAM PERAWATAN DAN PEMUUHAN PADA INSTALASI PERAWATAN DAN PEMULIHAN
Latar Belakang Penelitian
Penyalahgunaan narkoba telah menjadi masalah dan nampaknya terus meningkat. Baik menurut angka-angka dari Kepolisian Rl, maupun secara kasat mata, dan pemberitaan di surat kabar, jumlah penyalahguna narkoba menunjukkan peningkatan tajam terutama di perkotaan. Dalam beberapa tahun terakhir penyalahgunaan narkoba menunjukkan trend yang meningkat secara menonjol dengan pemakaian berbagai jenis narkoba (multi drug abuser). Bagi seorang penyalahguna narkoba, penyembuhan atau pemulihan kesehatan fisik dan mental/jiwa saja tidak cukup untuk memasuki kembali kehidupan normal dalam lingkungan keluarga , sekolah , tempat kerja dan masyarakat. Yang bersangkutan mendapat rehabilitasi sosial sehingga ia tidak tergoda lagi untuk memakai Narkoba dan mampu melaksanakan lagi suatu kehidupan yang normal, produktif, konstruktif dan kreatif. Suatu kontradiksi terjadi dimana peningkatan penggunaan narkoba sangat pesat yang menghasilkan beribu penyalahguna narkoba tetapi disisi lain jumlah penyalahguna atau penderita ketergantungan narkoba yang mau mengikuti perawatan dan pemulihan baik di RSKO , RSJ, Pamardisiwi , PantiPanti Rehabilitasi Sosial milik pemerintah maupun klinik-klinik swasta terapi penyalahguna narkoba serta TC, menunjukkan penurunan. Beberapa pakar bidang terapi dan rehabilitasi mengemukaan bahwa kemungkinan penyebab penurunan tersebut, di antaranya: Jangka waktu perawatan dan pemulihan yang lama,·Biaya perawatan dan pemulihan yang mahal, tidak ada jaminan kesembuhan atau tingginya angka kekambuhan , Ras a takut karena tahu bahwa perbuatan penyalahguna narkoba merupakan perbuatan melanggar hukum yang ada ancaman pidananya karena ketidaktahuan dan tidak punya akses ke RSKO atau Panti Rehabilitasi Sosial.
26
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004 ·
Sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu untuk mengetahui secara pasti faktor penyebab mengapa penyalahguna/ pencandu narkoba tidak mengikuti program perawatan dan pemulihan. Tujuan Penelitiant Tujuan studi ini adalah : •
Mendapatkan data dan informasi tentang faktor penyebab penyalahguna narkoba tidak mengikuti program perawatan dan pemulihan yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun bukan pemerintah.
•
Dapat merumuskan rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan efektifitas perawatan dan pemulihan penyalahguna narkoba.
Hasi/ Penelitian Gambaran Residen Korban di lnstalasi Perawatan dan Pemulihan 1. Sampel studi ini sebanyak 394 responden residen dapat diperoleh dalam penelitian ini. Sampel dalam buku ini selanjutnya disebut residen. 2. Dari jenis kelamin terbagi 87,4% (Pria) dan 12,6% (wanita). 3. Usia terbesar responden antara 21-30 tahun (68,3%), usia <20 tahun (25, 1%), usia >30 tahun (6,6%), dan usia> 40 tahun (0,5%). 4. Dari sisi pendidikan terakhir terlihat bahwa pendidikan terakhir terbanyak adalah tamat SMK/U (51,8%), tamat SLTP (19%) dan lulus Diploma/Akademi (15%). 5. Sebanyak 84,1% responden berstatus belum kawin jauh lebih banyak dari yang sudah kawin (termasuk yang sudah bercerai). 6. Kegiatan responden sebelum masuk ke lembaga perawatan terbanyak adalah sudah bekerja (44,4%) sedangkan yang masih sekolah 27,2% dan sisanya tidak sekolah dan tidak bekerja mencapai 28,4%. 7. Dari 175 responden yang sudah bekerja paling banyak bekerja sebagai wiraswasta/pedagang yaitu 57,7% dan dengan penghasilan
Penelirian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia rahun 2003 dan 2004
27
8. Latar belakang keluarga responden residen diketahui terbanyak masih mempunyai dua orangtua yang masih hidup (76,6%). Responden residen yang hanya mempunyai orangtua tunggal sekitar 20,8% dan yang tidak punya orangtua hanya 3,6%. Dari 394 responden residen 63,5% diantaranya masih tinggal dengan orangtua dan yang tinggal dengan lbu (16,2%) lebih banyak dari yang tinggal hanya dengan Ayah (2,8%). 9. Kehidupan beragama di dalam keluarga responden residen terbesar adalah yang seluruhnya menjalankan ketaatan beribadah yaitu 42,9% , sedangkan yang tidak menjalankan ketaatan beribadah 5,1% a tau 20 orang. 10. Residen korban yang berada di dalam lembaga perawatan, lebih dari 75% responden adalah mantan pengguna ganja, dan lebih dari 60% responden adalah pengguna ectasy, tetapi hanya 22,9% yang menggunakan cocain. Hal ini berkaitan dengan kemudahan jenis narkoba tertentu diperoleh dan dengan harga yang relatif murah . Gangguan yang pernah dialami oleh responden terkait dengan penggunaan narkoba terbanyak adalah keluhan daya pikir (73,6%) dan badan menjadi kurus (76%). Badan kejang-kejang hanya dialami oleh 18,9% respon denatau hanya 75 responden . · 11 . Dari 32 responden petugas yang langsung berhubungan dalam perawatan residen korban 87,5% adalah laki-laki dan hanya 12,5% perempuan . Kategori usia terbesar dari petugas adalah yang berusia diatas 31 tahun (53,1%) dan 46 ,9% adalah yang berusia antara 20- 30 tahun . 12. Pendidikan terakhir petugas yang menjadi responden relatif sedikit yang sarjana sosial, hanya 12,5% dan rohaniawan 9,4%, sedangkan yang mempunyai pendidikan terakhir di luar sarjana sosial dan rohaniawan, yaitu 78 ,1 % . Hal ini menunjukkan perlunya pelatihan-pelatihan untuk menambah tingkat wawasan dan teknik perawatan dan pemulihan. 13. Setengah dari petugas yang membantu proses perawatan di 32 instansi perawatan adalah yang pernah menjadi penyalahguna narkoba. Dari 16 penyalahguna narkoba yang.menjadi petugas di instalasi perawatan hanya 68,8% yang pernah dirawat di instalasi perawatan, dan hampir seluruhnya mengatakan bahwa
28
Peaelitian Peayalahgunaaa dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
pengalaman dirawat membantu mereka dalam tugas perawatan yang dikerjakan saat ini. Terdapat 5 petugas instalasi perawatan yang mengaku sebagai penyalahguna narkoba pada awalnya dan tidak pernah ikut perawatan tetapi dapat membantu melakukan tugas perawatan yang dibebankan saat ini. 14. 96% responden residen mengatahui bahwa penyalahgunaan narkoba adalah perbuatan yang melanggar hukum, 92 ,2% responden residen mengetahui bahwa penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan kematian, tetapi hanya 59,4% responden residen mengetahui bahwa untuk sembuh dari ketergantungan akibat penyalahgunaan narkoba memerlukan perawatan yang intensif di instalasi-instalasi perawatan dan pemulihan. Dari hasil kuesioner tersebut terlihat bahwa pengetahuan tentang instalasi perawatan masih jauh tertinggal da ri informasi tentang pelanggaran hukum dan akibat (kematian) penyalahgunaan narkoba. Sumber informasi yang terbesar bagi pengetahuanpengetahuan tersebut adalah TV/radio/ dan teman/keluarga/ sekolah, jauh dibandingkan persentase dari sumber informasi lain yaitu Koran/majalah dan spanduk!famflet. 15. 50,4% responden residen· menyebutkan bahwa kehendak masuk perawatan adalah kehendak dirinya sendiri. Persentase yang cukup besar ditunjukkan oleh kehendak orangtua/keluarga yaitu 39,5%. Dalam hal sikap kehendak masuk perawatan dua pihak yang berperan adalah diri si penya lahguna narkoba dan orangtua/keluarga. 16. Persepsi penyalahguna narkoba sebelum masuk perawatan didominasi dua persepsi yaitu instalasi perawatan seperti pondok pesantren, asrama pelajar dan lain-lain (misalnya seperti rumah sendiri), dengan persentase sekitar 26%. Persepsi seperti tempat militer dan rumah sa kit jiwa mempunyai persentase berturutturut 8,9% dan 6,9% . Beragamnya persepsi yang timbul pada penyalahguna narkoba sebelum masuk ke perawatan sangat dipengaruhi oleh informasi yang dipunyai mereka. 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 94 ,2% responden mendapatkan dorongan dari keluarga, yang tersebar menjadi 73,6% didorong oleh semua anggota keluarga, 14,7% didorong oleh sebagian besar anggota _keluarga dan 5,8% didorong oleh
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
29
sebagian kecil anggota keluarga. Tetapi ada 23 orang responden (5,8%) tidak mendapat dorongan sama sekali dari anggota keluarganya. 18. 70,8% responden residen korban menyatakan bahwa keluarga membiayai biaya perawatan dan 29,2% tidak. Dorongan teman untuk rnernasuki instalasi perawatan cukup berirnbang dari yang rnendorong seluruhnya hingga yang tidak ada dorongan sama sekali dengan persentase berkisar 25% . Sebagian besar ternan mendorong rnempunyai persentase terbesar yaitu 33,2% . 19. Dari hasil kuesioner kepada responden petugas ternyata tidak semua sarana dipunyai oleh instalasi. 90,6% instalasi rnernpunyai sarana ibadah dan sarana berkurnpul layaknya seperti aula, 96,9% mempunyai sarana olahraga den 84,4% mernpunyai sarana bermain. Dengan ketersediaan sarana yang ada di instalasi perawatan terdapat 93,6% yang dirnanfaatkan secara rnaksimal oleh residen dan di 2 instalasi, semua sarana belurn dipergunakan secara rnaksirnal. 20. Terdapat 1 petugas dari satu instalasi perawatan ya~g menyatakan bahwa perawatan tidak benar-benar dibutuhkan oleh residen korban . 21 . Hasil kuesioner kepada responden residen korban rnenunjukkan bahwa 50,8% responden rnerasa gangguan yang dialaminya setelah penyalahgunaan narkoba sudah berkurang dan 43,1% rnenyatakan sudah tidak pernah karnbuh. 76,1% responden yakin dapat sembuh dengan perawatan, tetapi terdapat 33,9% responden yang tidak yakin dapat sembuh dengan perawatan. 22. 91 ,6% responden residen rnenyatakan butuh dengan perawatan untuk menyernbuhkan ketergantungan mereka terhadap narkoba. Setelah rnenjalani perawatan, persepsi residen korban tent<;1ng instalasi perawatan 42,1% sangat baik, 34,3% baik dan terdapat 22,1% responden menyatakan persepsi yang kurang baik terhadap instalasi perawatan dan hanya 1 ,5% yang mernpunyai persepsi tidak baik. 23. Alasan yang paling banyak dikernukakan oleh ternan-ternan residen berkaitan dengan tidak masuknya rnereka di instalasi perawatan dan pernulihan adalah tidak tahu harus berbuat apa
30
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
(48,6%) , tidak ada biaya (19,1%), ditutupi keluarga (8,6%) dan takut ditangkap (2,3%). Hal ini menunjukkan bahwa ketiadaan akses ke instansi perawatan dan pemulihan menjadi sebab utama kenapa seseorang penyalahguna narkoba tidak mengikuti perawatan disanping biaya dan ditutupi keluarga. Ketakutan ditangkap karena penyalahgunaan narkoba mempunyai delik pidana menjadi salah satu alasan yang relative kecil. 24. Lama perawatan. Dari 32 petugas unstalasi perawatan dan pemulihan yang mewakili instansinya, hanya 34,4% yang mengatakan bahwa residen dapat sembuh setelah menjalani perawatan selama 3 - 6 bulan dan yang menjawab 6 - 12 bulan lebih banyak yaitu 43,8%. Terdapat 21,9% petugas panti yang menyatakan bahwa residen baru dapat sembuh setelah menjalani perawatan lebih dari 12 bulan lebih. 25 . Biaya Perawatan. Dari 32 instalasi perawatan dan pemulihan yang dijadikan tempat penelitian 40,6% petugasnya menyatakan bahwa pengeluaran residen korban perbulan adalah 1,5-3 juta, 25% antara 3- 5 juta, 15,6% di bawah 1,5 juta rupiah, sedangkan 2 petugas instansi menyatakan gratis. Dengan analisis tabulasi silang terhadap tanggapan petugas instalasi terhadap biaya perawatan untuk mencari hubungan keberatan residen terhadap biaya perawatan terlihat tidak ada beda keberatan residen yang diakibatkan oleh biaya yang harus dikeluarkan residen per bulan (P-value = 0,515). Dari temuan residen korban terlihat bahwa 32,0% responden mengeluarkan dana antara 1,5- 3 juta rupiah perbulan, 21,1% dibawah 1,5 juta rupiah, 19,9% antara 3- 5 juta rupiah dan hanya 2,3% diatas 5 juta rupiah. 52,6% residen korban menyatakan keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan tetapi 47,4% yang lain menyatakan tidak keberatan dengan dana yang harus dikeluarkan perbulan. Dari hasil tabulasi silang terlihat bahwa tidak ada hubungan keberatan residen korban terhadap biaya yang dibebankan ke mereka perbulan dengan pengontrol pendapatan orangtua, adanya perbedaan yang terjadi hanya karena kebetulan. Hasil analisis baik terhadap kuesioner residen korban dan petugas menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan residen korban untuk menjalani perawatan tidak menunjukkan kecenderungan memberatkan residen korban pada setiap kelompok biaya yang
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
31
harus dikeluarkan residen korban perbulan dan berapapun pendapatan orangtua. 24. Jaminan Kesehatan. Lama rawat responden korban tersebar me rata an tara kurang dari 3 bulan sampai di atas 12 bulan. Persentase terbesar adalah korban yang telah menjalani perawatan kurang dari 3 bulan (31 ,7%) dan berturut-turut antara 3-6 bulan (28,2%), antara 6-12 bulan (27,5%) dan hanya 50 responder'! atau 12,8% yang telah menjalani perawatan lebih dari 12 bulan. Lebih dari 50% residen korban yang menjadi responden menyatakan bahwa gangguan/sakit yang dialami berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba telah berkurang (50,8%) bahkan 40,3% responden juga mengatakan bahwa gangguan/sakit yang dialaminya sudah tidak pernah kambuh. Hanya 24 responden residen korban (6,3%) yang menyatakan bahwa keadaan dirinya sama saja dengan sebelum menjalani perawatan. Dengan keadaan yang dirasakannya 76,1 % responden menyatakan keyakinannya akan dapat sembuh setelah menjalani perawatan dan hanya 23,9% responden menyatakan tidak yakin dapat sembuh setelah menjalani perawatan. Oari hasil tabulasi silang terhadap lama residen menjalani perawatan dan keyakinan residen untuk sembuh terlihat bahwa ada hubungan antara kedua variable tersebut (P-value=0,001 ). Makin lama residen menjalani perawatan dan pemulihan maka makin yakin residen korban untuk dapat sembuh . Dari hasil tabulasi terhadap kekambuhan dan keyakinan residen untuk sembuh terlihat bahwa ada hubungan antara kedua variable tersebut (P-value=O,OOO). Makin berkurang kekambuhan yang dialami residen korban makin yakin residen korban untuk sembuh . Dari hasil tabulasi silang terhadap kekambuhan residen dan keyakinan untuk sembuh dengan pengontrol lama perawatan yang telah dijalani terlihat ternyata pada lama perawatan antara 3 - 6 bulan , tidak ada perbedaan antara residen yakin dan tidak yakin akibat tingkat kekambuhan yang dialami residen korban (P-value=0 ,555) . Pada kelompok lama perawatan yang lain ada perbedaan yang nyata bahwa semakin baik proses penyembuhan atau tidak ada lagi kekambuhan maka keyakinan untuk sembuh makinbesar. Terlihat pula pada hasil tabulasi silang makin lama residen
32
Pene litian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
korban menjalani perawatan dan ternyata dirasa sama saja keadaannya dengan sebelum perawatan , maka residen korban makin tidak yakin akan sembuh. Dari hasil tabulasi silang dapat terlihat pula tingkat keyakinan residen korban tarhadap instalasi perawatan dan pemulihandapat menyembuhkan mempunyai · waktu kritis hingga 6 bulan . Saat awal hingga 6 bulan perawatan, persentase residen korban yang belum yakin dapat sembuh dengan perawatan masih cukup tinggi dan akan menurun setelah waktu perawatan sudah lebih dari 6 bulan. 27. Rasa Takut Dipidana. Dari hasil penelitian terlihat bahwa para residen korban (penyalahguna narkoba) mengetahui bahwa penyalahgunaan narkoba adalah melanggar hukum (96,4%) dan hanya 16 residen yang mengatakan tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua residen mengetahui adanya pelanggaran hukum yang dilakukan mereka. Pengetahuan residen bahwa penyalahgunaan narkoba adalah melanggar hokum, terbesar diperoleh dari TV/radio (40, 1%) jauh di atas teman/keluarga/sekolah (28 ,0%) dan dua media lain ·yaitu Koran/majalah (5,3%) dan spanduk/pamphlet (0,8%). Hal ini biasa dimengerti karena media TV/radio lebih diminati sebagai sumber informasi bagi kebanyakan residen korban yang berusia antara 20- 30 tahun. Walaupun 96% responden residen korban mengetahui bahwa penyalahgunaan narkoba yang mereka lakukan sebelum masuk perawatan adalah pelanggaran hukum, tetapi hanya 1,8% responden korban yang menjadikan faktor takut dihukum menjadi alasan kenapa masuk ke perawatan. 50 % respond en korban menjadikan keinginan sembuh sebagai pendorong untuk dirawat, diikuti oleh kasihan keluarga (21 ,8%) dan takut mati (3,8%). Takut dihukum menjadi faktor pendorong dirawat yang paling sedikit . dikemukakan. Hal ini menunjukkan bahwa residen korban m~ngetahui bahwa penyalahgunaan narkoba adalah pelanggaran J;lukum yang pelakunya dapat dihukum, tetapi alasan ingin sembuh, kasihan keluarga dan takut mati mengalahkan rasa takut ditangkap dalam keputusan untuk mengikuti perawatan . 28. Akses lnformasi Tentang lnstalas i Perawatan. Dari hasil penelitian terlihat bahwa kehendak dirawat didominasi oleh kehendak diri si residen korban (50,4%), tetapi 39,5% responden
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
33
menjawab bahwa kehendak dirawat lebih karena kehendak orangtua, keluarga atau lain-lain (4,5%) lnformasi tentang tempat perawatan kebanyakan diperoleh residen korban dari orangtua/keluarga (48,6%) dan ternan (29,2%) dibandingkan dari media massa (3 ,3%) ataupun dari pihak kepolisian (2,8%). Persepsi yang ada bagi residen korban tentang instalasi perawatan dan pemulihan sebe lum mereka masuk ke perawatan berturut-turut adalah seperti asrama pelajar (26 ,9%), seperti pondok pesantren (26,9%), seperti lain-lain (25,9%) dan seperti barak militer (8,9%) dan rumah sakit jiwa (6,9%). Beragamnya persepsi tentang instalasi perawatan ditunjukkan dengan persentase yang tidak jauh berbeda , menunjukkan beragamnya persepsi yang ada di masyarakat. Hal ini menunjukkan belum. adanya kesamaan persepsi yang ada di masyarakat ten tang instalasi perawatan, karena kurangnya akses informasi tentang instansi perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, Hu sei n. 2001 . Penanggulangan Karban Narkoba. Fa kultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Balai Pnerbit FK-UI, Jakarta. Hawari, Dadang. 2001. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Balai Fnerbit FK-UI, Jakarta.
34
Penelitian Penyalahguoaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
SURVEI NASIONAL PENYALAHGUNAANDANPEREDARANGELAPNARKOBA PADA PEKERJA FORMAL DAN INFORMAL 0115 PROVINSI TAHUN 2004
Latar Belakang Penelitian Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian serius dengan upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) oleh segenap elemen bangsa. Ancaman nasional tersebut oerpotensi besar mengganggu kelangsungan hidup bangsa dan negara serta mengganggu ketahanan diri, keluarga dan bangsa baik secara fisik ataupun mental, secara sosial dan ekonomi. Atas dasar latar belakang tersebut, Badan Narkotika Nasional menindaklanjuti pelaksanaan penelitian Survey Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di kalangan Pelajar dan Mahasiswa tahun 2003 dengan mengadakan Survey Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Pekerja Formal dan Informal Tahun 2004 (disingkat SPPN 2004). Sedang tahun 2005 direncanakan survey itu dilakukan di Lingkungan Keluarga. Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui prevalensi penyalahgunaan narkoba pada kelompok pekerja. 2. Mengetahui karakteristik penyalahguna narkoba, 3. Mendeteksi ragam narkoba yang disalahgunakan. 4. Mendeteksi peredaran dan penyebaran narkoba di kalangan pekerja formal dan informal. Ruang Lingkup
1.
Karena berbagai keterbatasan, maka SPPN Pekerja 2004 dilaksanakan di 15 provinsi dengan konsentrasi di daerah urban (kota besar/ibukota provinsi).
Penelitian Penyalahgunaan dan Pe. :laran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
35
2.
Daerah sampel : Jakarta , Surabaya, Bandung , dan Medan (prevalensi tinggi), Semarang, Palembang, Balikpapan, Yogyakarta, Kendari , Menado (prev. secfang), dan Makasar, Jambi, Bengkulu, Palangkaraya, dan Mataram (prev. rendah).
3.
Estimasi hasilnya untuk level nasional.
4.
Pemilihan provinsi dan alokasi jumlah responden dilakukan secara pps berdasarkan jumlah pekerja (BPS, hasil SP 2000) dengan mempertimbangkan dugaan kekerapan kasus (dari hasil penelitian Ul dan Rakor BNN).
Metodologi 1.
Sasaran dan Metode Pendekatan a. Sasaran dalam survei ini adalah penduduk yang bekerja/ peke~a , baik pekerja formal maupun informal, tidak termasuk TNI
Pelajar/MhsPOLR
Rumah Tangga
b. Dengan mempertimbangkan berbagai kendala yang ada dan kelebihan I kelemahan berbagai pendekatan yang feasible, maka survei ini akan dilakukan dengan pendekatan tempat hiburan, terbuka maupun tertutup. c. Jumlah sampel pekerja sebanyak 8.000 orang. 2.
Metode Pengambilan Sampel Lokasi a. Pemilihan sampel lokasi diawali dengan penyusunan kerangka sampel lokasi/tempat hiburan yang eligible.
36
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
b. Oari kerangka sampel tersebut dilakukan pemilihan sampel lokasi secara random, dengan mempertimbangkan jenis tempat hiburan (terbuka I tertutup) dan rata-rata jumlah pengunjung. c. Tempat hiburan terbuka (bayar), mis .: THR , kebon binatang, pantai, dan sejenisnya. d. Tempat hiburan tertutup , mis.: diskotik, karaoke, panti pijat, bar, dan sejenisnya. Karakteristik Responden
1. Umur responden. Mayoritas responden berusia 20-39 tahun 79,7% (40.872 orang), kurang dari 20 tahun 2,5% (1.262 orang) dan lebih dari 39 tahun 17,8% (9.126 orang). 2.
Status Perkawinan. Mayoritas responden berstatus kawin 55,2% (28.281 orang), kemudian secara berurutan yang belum menikah 37,1% (19.025 orang), cerai hid up 6,7% (3.416 orang) dan cerai mati 1,1%(539 orang).
3.
Pendidikan. Mayoritas responden berpendidikan adalah tingkat SLTA sebanyak 55,6% (28.523 orang), tingkat SLTP sebanyak 20,3% (1 0.391 orang) dan Akademi/PT 24,1% (12.346 orang).
4.
Sektor Pekerja. 1 (satu) diantara 10 responden , bekerja di sektor Informal sebanyak 90,3% (46.278 orang) dan pekerja inform al hanya 9,7% (4.982 orang).
5.
Penghasilan . Mayoritas responden berpenghasilan 500 ribu - 1,5 juta rupiah sebanyak 62% (31.765 orang), kemudian secara berurutan: 1,5 -3 juta rupiah sebanyak 23,4% (1 1.994 orang) , kurang dari 500 ribu rupi ah 8 ,2% (4 .221 orang) dan lebih dari 3 juta rupiah 6,4% (3.280 orang).
Karakteristik Penyalahguna Narkoba
1.
Kebiasaan Merokok dan Minum Miras . Hampir semua penyalah guna narkoba (98,63%) pada lokasi hiburan terbuka punya kebiasaan merokok dalam setahun terakhir, sedangkan di tempat hiburan tertutup lebih rendah (92,35% ). Sebaliknya kebiasaan minum miras lebih banyak penyalahguna narkoba yang ditemui di tempat hiburan tertutup dibanding tempat hiburan terbuka.
P(!nc:l it ian Pl!nyaluhg\illailn lhln Pcn:Uur.:n (jdap Narkoha di Indonesia tahun 200 .~ dan 200~
37
2.
Pertamakali mengkonsumsi Narkoba. Kebanyakan responden mengkonsumsi Narkoba pertama kali sudah lebih dari 5 tahun yang lalu, baik di tempat hiburan terbuka maupun tertutup. Hanya sedikit responden yang mengkonsumsi narkoba kurang dari setahun yang lalu.
3.
Jenis Narkoba Pertama kali dikonsumsi. Setelah Ganja, Ecstacy cukup banyak diminati pekerja yang ditemui di lokasi hiburan tertutup.
4.
Pertamakali tahu Narkoba. Umumnya, pertamakali Na rk oba diperkenalkan dari teman. Alasan Pertamakali Konsumsi Narkoba. lngin coba-coba merupakan alasan yang paling banyak dikemukakan pekerja yang pernah mengkonsumsi narkoba.
5.
Konsumsi Narkoba Bersama. Mayoritas pekerja menyalahgunakan narkoba bersama 3-5 orang. Tempat memperoleh Narkoba. Di lokasi hiburan terrutup, selain Rumah Ternan, temp at mendapatkan narkoba banyak ada di tempat hiburan.
Kesimpulan
1.
Sebagian besar responden berusia antara 20- 29 tahun, dengan rentang usia mayoritas pada kelompok responden perempuan antara 20- 24 tahun , dan laki-laki 25- 29 tahun.
2.
Dilihat dari tingkat pendidikan mereka , sebagian besar responden berpendidikan SLTA. Pada responden perempuan proporsinya (49%) lebih kecil dari pada laki-laki (56%).
3.
Dari segi pekerjaan, sebagian besar responden bekerja di sektor formal (88%), hanya sebagian kecil saja yang bekerja di sektor informal (12%). Mayoritas pekerja di sektor forma l ini ada lah lakilaki (71 %). Sementara, di sektor informa l proporsinya relatif berimbang antara laki-la ki dan perempuan (53% laki-laki berbanding 47% perempuan).
4.
Dilihat dari penghasilannya, sebagian besar responden berpenghasilan antara 500 ribu hingga 1,5 juta rupiah . dan 59 ,9% menyatakan penghasilan mereka sudah mencukupi.
38
Penelitian Peny"lahgunaan dan Peredaran Gdap Narkobe< d i Indonesia tahun 2003 dan 2004
5.
Hasil SPPN'04 menunjukkan sebagian besar (73,9%) responden yang belum kawin mengaku kedua orang tua mereka masih hidup, dan umumnya (65,7%) orang tua mereka mempunyai kondisi ekonomi yang cukup baik, serta 47,1% adalah dari keluarga yang taat beribadah.
6.
Adanya kedekatan seseorang dengan keluarga secara psikologis akan sangat membantu dalam banyak hal, termasuk dalam menghindari untlik melakukan tindakan berisiko seperti menyalahgunakan Narkoba . Sebagian besar responden yang belum kawin tinggal bersama orang tua mereka, yang berarti semestinya mereka berada di bawah konfrol orang tua. Sebagian besar (66 ,7%) mereka menjadikan orang tua laki-laki sebagai tempat berkeluh kesah. Preferensi tempat berkeluh kesah menunjukkan responden pria lebih suka berkeluh kesah pada ayah mereka dan wanita pada ibu mereka.
7.
Di kalangan responden yang sudah kawin keharmonisan rumahtangga akan sangat mempengaruhi perilaku mereka. Suami-isteri yang sering bertengkar membuat keadaan rumah tangga menjadi tidak nyaman dan harmonis, yang pada gilirannya membuat anggota rumah tangga mencari pelarian di luar rumah atau mencari cara lain agar dirinya merasa nyaman. Hasil SPPN'04 memperlihatkan bahwa responden dengan status kawin yang sering menyampaikan masalahnya kepada pasangannya dengan yang tidak sering (kadang-kadang, jarang, atau tidak pernah) relatif tidak jauh berbeda (41% berbanding 59%). Dari segi beribadah pun sebagian besar (39,3%) responden yang sudah menikah taat beribadah.
8.
Kebiasaan merokok dan minum minuman keras adalah perilaku awal yang biasanya menjadi pemicu orang mencoba Narkoba . Hasil SPPN'04 menunjukkan bahwa 94 dari 100 responden penyalahguna Narkoba adalah perokok, sementara sekitar 91 dari 100 adalah peminum minuman keras. Dari populasi responden yang merokok, sekitar 79% adalah laki-laki, sedangkan laki-laki yang minum minuman keras adalah sebesar 80 persen.
9.
Para perokok dan peminum ini juga sudah ada yang mencoba untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut, namun sebanyak 42,1% yang merokok dan 27,5% yang minum- minuman keras tidak berusaha untuk berhenti.
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
39
9.
10.
Hampir semua respond en pernah mend en gar tentang Narkoba terutama ganja (98,1%) dan kemudian disusul oleh shabu (92,4%). Secara umum pengetahuan tentang Narkoba antara responden laki-laki dan perempuan hampir sama. Kepopuleran ganja dan shabu hampir tidak ada bedanya baik bagi laki-laki maupun perempuan, baik yang berpendidikan rendah dan tinggi maupun bagi responden yang belum kawin, kawin dan cerai.
11.
Narkoba jenis inhalan merupakan yang paling banyak (59,7%) dilihat oleh responden. Termasuk di dalam jenis ini adalah lem aica-aibon, aerosol, bensin, cat, tinner, spiritus. Jenis Narkoba berikutnya yang banyak dilihat oleh responden adalah ganja (46, 1%), dan kemudian ecstacy (37,4%).
12.
Jenis Narkoba yang pertama kali disalahgunakan oleh responden di tempat hiburan terbuka pada umumnya ganj-a dan obat penenang, sedangkan di tempat hiburan tertutup adalah ganja dan ecstacy.
13.
Dari hasil SPPN 2004 , terungkap pula sebanyak 14 dari 100 responden pernah menyalahgunakan Narkoba , terutama ganja. Bila dilihat menurut tempat hiburan, responden di tempat hiburan terbuka yang pernah menyalahgunakan Narkoba sebanyak 10,7 persen, sedangkan di tempat tertutup sebanyak 16,7 persen .
14.
Di tempat hiburan terbuka, 10 dari 100 responden pekerja sektor formal pernah menyalahgunakan Narkoba, sedangkan pekerja sektor informal yang pernah menyalahgunakan Narkoba sedikit lebih tinggi (14 dari 100). Di tempat hiburan tertutup, pekerja formal yang pernah menyalahgunakan Narkoba sebanyak 16 dari 100. Pekerja informal 23 dari 100 yang menyalahgunakan Narkoba.
15.
Penghitungan prevalensi penyalahguna Narkoba biasanya didasarkan pada jumlah penyalahguna yang setahun lalu menyalahgunakan Narkoba. Di tempat hiburan terbuka, prevalensi penyalahguna Narkoba adalah 4,63% dan di tempat hiburan tertutup 10,95 persen. Bila dilihat menu rut kategori formal informal , prevalensi penyalahgunaan Narkoba di kalangan pekerja informal jauh lebih tinggi daripada pekerja formal di tempat hiburan tertutup (1 0,04% pada pekerja formal berbanding 19, 17%). Sebaliknya di tempat hiburan terbuka, meski prevalensi pekerja informal juga masih lebih besar dari formal, namun perbedaannya tidak terlalu
40
Penelitian Penyalahgunaan dan Pcredaran Gelap Narkoba d i Indones ia tahun 2003 dan 2004
besar (4,55% pada pekerja formal berbanding 5,34% pada pekerja informal). 16.
Bila waktu rujukan dipersempit menjadi sebulan yang lalu, proporsi penyalahguna Narkoba baik di tempat hiburan terbuka maupun tertutup menjadi lebih kecil lagi, yaitu 3 ,15% di tempat hiburan terbuka dan 8,55% di tempat hiburan tertutup.
17.
Mayoritas responden penyalahguna Narkoba paling banyak berusia an tara 19 hingga 39 tahun (89% ). Dan hampir separuh da ri responden yang pernah menyalahgunakan Narkoba tersebut mulai menyalahgunakannya 1-4 tahun yang lalu (antara tahun 2000-2003).
18.
Kebiasaan merokok ternyata merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong seseorang untuk menyalahgunakan Narkoba. lni terlihat dari besarnya proporsi responden penyalahguna Narkoba yang sering merokok (86,3% di tempat hiburan terbuka dan 78 ,0% di tempat hiburan tertutup ). Hal ini juga diperlihatkan oleh penyalahguna dari kalangan pekerja formal maupun informal (79,9% pekerja formal dan 80,3% pekerja informal sering merokok).
19.
Kebiasaan minum miras ternyata tidak selalu punya kaitan dengan penyalahgunaan Narkoba di kalangan pekerja formal maup un informal. ln i terlihat dari besarnya persentase penyalahguna Narkoba yang sering minum miras hanya 33,1% di tempat terbuka , dan 38,4% di tempat tertutup.
20.
Kesibukan di tempat bekerja yang semula diduga dapat mendorong orang menjadi stress dan kemudian mencari pelarian lewat Narkoba ternyata tidak terbukti dalam SPPN 2004. lni terlihat dari besarnya persentase pekerja penyalahguna Narkoba yang kesibukannya di tempat bekerja biasa saja (66,9% di tempat hiburan terbuka dan 68 ,5 di tempat hiburan tertutup). Hal yang sama juga terlihat bila responden dipilah menurut sektor formal-informal.
21.
Demikian juga halnya dengan kondisi lingkungan kerja. Faktor ini juga ternyata tidak mempengaruhi responden pekerja untuk menyalahgunakan Narkoba. ln i terlihat dari besarnya persentase responden, baik di tempat hiburan terbuka maupun tertutup atau formal-informal , yang menyalahgunakan Narkoba yang lingkungan kerjanya biasa saja, bahkan menyenangkan.
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Ge lap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
41
22.
Paling sedikit 6,6% pekerja pernah memberikan Narkoba kepada orang lain, dan 17,3% dari jumlah tersebut pernah menerima bayaran (menjual). Di tempat terbuka, 4% pekerja melakukan hal yang sama dan seperempat dari jumlah tersebut menarik bayaran waktu memberikan Narkoba. Di tempat tertutup, ada 8,5% yang pernah memberikan Narkoba kepada orang lain, dan dari jumlah tersebut seperdelapannya pernah menerima bayaran.
23.
Di tempat hiburan terbuka, 45 ,6% penyalahguna pernah memberikan Narkoba kepada orang lain, dan 32% diantaranya menerima bayaran . Di tempat hiburan tertutup, 45,9% penyalahguna pernah memberikan Narkoba kepada orang lain, dan 15,6% diantaranya menerima bayaran. Hal ini menunujukkan adanya kegiatan peredaran Narkoba di kalangan pekerja yang patut untuk diwaspadai.
24.
Sebagian besar (98%) penyalahguna Narkoba melakukannnya secara bersama-sama. Rumah ternan merupakan tempat yang paling mereka sukai, selain tempat hiburan. lni berlaku baik pada pekerja formal maupun informal dan pada responden di tempat hiburan terbuka atau tertutup.
25.
Dari runtut gambaran di atas , nampak bahwa fenomena penyalahgunaan yang diperlihatkan oleh pekerja di tempat hiburan terbuka (prevalensi 4,63%} , berdasarkan pengamatan lebih mewakili gambaran sesungguhnya dari penyalahguna Narkoba di masyarakat secara umum. Oleh karena itu pengukuran besaran atau prevalensi akan lebih relevan bila merujuk pada fenomena yang ditunjukkan oleh adanya penyalahgunaan Narkoba pada responden pekerja yang ditemui di tempat hiburan terbuka.
26.
Berdasarkan asumsi bahwa gambaran penyalahguna Narkoba di tempat hiburan terbuka mencerminkan penyalahguna Narkoba pada masyarakat secara umum , maka dari sekitar 93 ,7 juta penduduk yang bekerja (Sakernas 2004, BPS) dengan prevalensi 4 ,63%, diperkirakan terdapat 3,3 juta pekerja yang menyalah-gunakan Narkoba, atau sebesar 1,53% dari total penduduk Indonesia.
27.
Sedangkan di tempat hiburan tertutup, kecenderungan penyalahguna Narkoba leb i h tinggi (prevalensi 10 .95%) , karena suasana tempat hiburan yang tertutup, seringkali cenderung remang-remang dan lingkungan suasana pengunjung yang lebih
42
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba d i Indonesia tahun 2003 dan 2004
vulgar, maka umumnya mereka datang dengan kecenderungan yang lebih tinggi untuk menyalahgunakan barang tersebut, terutama jenis ATS (Amphetamine Type Stimulan) seperti ecstacy, shabu, dan turunannya (misalnya MDMA, MDA, MDEA), walaupun kesimpulan ini masih perlu pembuktian lebih lanjut. Saran Penelitian
Dari beberapa kesimpulan yang disampaikan di atas, ada beberapa hal yang diusulkan untuk dapat dijadikan sebagai upaya aksi. 1.
Fenomena banyaknya pekerja penyalahguna di kalangan muda usia, perlu mendapat terapi yang tepat sesuai perilaku kalangan usia itu. Sosialisasi yang mudah dimengerti dan upaya persuasi yang intensif perlu digalakkan. Cara represif hanya akan merugikan banyak pihak dan berdampak kronik pada penyalahguna dan masyarakat di sekitarnya.
2.
Upaya-upaya pencegahan pada berbagai kelompok sasaran seperti kalangan pekerja, rerilaja/pelajar/pemuda/mahasiswa , rumah tangga , TNI/POLRI, dan orang-orang yang tak berpenghasilan perlu disusun secara seksama, sistimatis , dan berkelanjutan agar Narkoba tidak sampai mencengkeram denyut hidup masyarakat. Untuk itu koordinasi , komunikasi, informasi perlu dibangun , dipelihara, dikembangkan dan digunakan secara optimal.
3.
Meski tekanan suasana di lingkungan kerja dan hubungan dengan ternan sekerja tidak terbukti mendorong seseorang menyalahgunakan Narkoba, namun suasana yang harmonis dan nyaman perlu dibangun dan dipelihara agar tekanan menjadi berkurang dan hubungan terjalin hangat, harmonis dengan dibekali informasi yang jelas tentang bahaya dan ancaman Narkoba kepada mereka.
4.
Kebiasaan merokok dan minum miras memang belum pernah dibuktikan berpengaruh secara langsung terhadap perilaku seseorang untuk menyalahgunakan Narkoba. Namun dari hasil kesimpulan penelitian ini, yaitu kebiasaan merokok ternyata merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong seseorang menyalahgunakan Narkoba, maka sebaiknya peredaran dan
Penelit"tn Penyalohgunoon dan Peredaran Gela p Narko ba d i Indone s ia tahun 2003 da n 2004
43
perilaku penggunan kedua barang berbahaya (rokok dan miras) ini perlu diatur dan diawasi dengan ketat. Termasuk pemasangan iklan-iklan rokok yang berdekatan dengan konsentrasi remaja seperti sekolah-sekolah atau perguruan tinggi. Peraturan tentang tidak boleh merokok di tempat-tempat umum yang akan dikeluarkan Pe merintah DKI Jakarta merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mengawasi cara penggunaan barang tersebut. Ketegasan sikap aparat dalam menegakkan hukum guna menangani masalah miras harus dijaga terus momentumnya, penutupan tempat-tempat yang tidak sepantasnya menjual barang tersebut harus dilakukan secara konsisten dan tanpa pandang bulu. 5.
Penyediaan basis data yang memadai bagi penyusunan kebijakan penanggulangan Narkoba yang holistik (terpadu, komprehensif, efisien, dan efektif) perlu terus dilakukan dan secara paralel optimalisasi pemanfaatan data yang tersedia juga perlu dilakukan . Untuk itu tidak saja perlu dilakukan berbagai penelitian/survei, baik yang baru maupun yang bermanfaat untuk menjaga series dari data yang ada (data pemantauan) , tetapi juga pelatihan cara penggunaan data yang ada, termasuk cara memadukan (merging) antara satu hasil penelitian/survei dengan hasil penelitian/survei yang lain.
6.
Meski tidak mencolok , proporsi para pekerja dan pekerja penyalahguna yang memberikan Narkoba pada orang lain dengan cara menerima bayaran (menjual), merupakan informasi berharga yang p~rlu segera diantisipasi. Oleh karena itu, upaya memutus jalur peredaran perlu terus diintensifkan dengan lebih mengefektifkan upaya inteligen baik di dalam maupun di luar nege~i . meningkatkan kerjasama antara PO LRI dan TNI untuk menghadang masuknya Narkoba dari luar Indonesia, dan memberikan bekal pada masyarakat, perusahaan, dan aparat terkait berupa informasi bahaya Narkoba dan cara-cara menangkalnya.
44
P
DAFTAR PUSTAKA ASEAN. 1999. Workshop on ASEAN Community Awareness " The Drug Problem in Regvion. Bandung Bakolak INpres 6/1971. 1988. Comprehenssive- Multidisciplinary Outline. Terjemahan Depsos UNDP. Jakarta Depkes. 2000. lnformasi Penanggulangan Narkoba secara Terpadu : Pedoman Bagi Keluarga. Jakarta : Depkes _ _ _ . 2001. Pencegahan Penyalahgunaan Napza di Kalangan Remaja. Jakarta : Depkes Martha,Evi, et. AI. 2003. Pengetahuan, Persepsi dan Sikap Pelajar SMU terhadap Narkoba (Studi: di SMU Jakarta Timur). Jakarta : BNN National Narcoticvs Board. 2003. Indonesia Country Profile on Drugs 2003 :"Problem situation and National Drug Control Strategies". Jakarta : BNN Pickva nce, C.G. 1980 . Urban Sociology. Britain : Tavistock Publication Rubington, Earl. Et .al. 1995. The study of social Problems: seven Perspective. Britain : Oxford University Press United Nation . 2003. Global Illicit Drug Trends 2003. New York : United Nation
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
45
LAMP IRAN
DASAWARSA (1994-2004) PENELITIAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA DIINDONESIA (Dari Berbagai Laporan Hasi/ Penelitian di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia)
Abidyafi, Pambant. 2000. Pengetahuan, Sikap dan Praktek Tentang Penyalahgunaan Nark.otika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya Pada Siswa Enam Sekolah Menengah umum di Jakarta Pusat, Skripsi: FKM-UI Achmad, Saefurachman. 2001. Oiskresi Kepolisian dalam Penyidikan Tindak Pidana Nark.oba di Wilayah POLDA Metro Jaya, Jakarta: Tesis Program Studi Kajian llmu Kepolisian, Program Pasca Sa~ana Adi, I. R. 1994. Oeterminan Peri/aku Pengguna Zat (Studi Cross-sectional Pada 10 SMAdi DKI dan RSKO) (Tesis). Depok: Kesehatan Masyarakat, Ul Adinugroho, Muki. 2001. Kodependensi Pada Wanita Dewasa Muda Yang Mempunyai Pasangan Penyalahguna Nark.oba (Sebuah Tinjauan Harga-Diri Pada Lima Subyek). Sarjana. Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta. Ad nan, Marry H. B. 1999. AIDS dan Wanita Pemakai Nark.otika di Malaysia Ditinjau dari Aspek Sosial. Tugas Akhir, Kedokteran, Universitas Brawijaya. Afiati, Devi V. 2003. Keadaan Psikis bagi penderita paska ketergantungan narkotika, psikotropika, zat adiktif (napza) dan obat-obatan berbahaya (studi tentang peran pada pemulihan DOULOS di kecamatan Prigen kabupaten Pasuruan). Skripsi., Fakultas Ushuludin, Jurusan Perbandingan Agama, lnstitut Agama Islam Negeri, Surabaya. Aisyah, Dewi. 1995. Studi Terapi Keagamaan (Islam) Versi Pondok Pesantren Suryalaya Pada Remaja Penyalahgunaan Obat Psikoaktif .Skripsi. Fakultas Psikologi. UNISBA. Bandung. AI Muttaki, Sofyan T. 2001. Upaya POLR1 Oalam Menanggulangi Penyalahgunaan Narkotika Di Kalangan Remaja. Skripsi. , Fakultas Hukum Universitas Brawijaya . Amelia, Y. 2001. Kontrol Sosial Terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran Ge/ap Narkotika : Kasus Main Hakim Sendiri oleh Massa (Tugas Karya Akhir). Depok: Kriminologi, Ul
46
. Penelitian Pe11y.alahgunaa~ dao, Per.e daran Gelap Narkoba . di Indonesia tahun 2003, dan 2Q04 .:,
Amir, Nurmiaii, i 999. Faktor-faktor yang berperan pada ketergantungan Opioid, Pokdisus AIDS FKU/1 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jiwa, Tinjauan Kepustakaan (Jiwa, lndon Psychiat Quart 2000 : XXXIII : 3 ) Anggraini , Fibriana . 2001. Perbedaan Agresivitas Remaja yang Menggunakan Narkoba dan Remaja ya ng Tidak menggunakan Narkoba. Skripsi, Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Anhar, S, 1999. Faktor-faktor di Dalam Keluarga yang Membuat Remaja Tidak Menyalahgunakan Obat di Dalam Kelompok Bermain Penyalahguna Obat dan Narkotika (Studi Kasus Pada Tiga Mahasiswa FISIP Ul) (Skripsi). Depok: llmu Kesejahteraan Sosial, Ul Anjarini , Irma. 2001. Dampak Psikologis Lamanya Menjalani Sanksi Pidana Dikaitkan Dengan Pembinaan L embaga Pemasyarakatan Terhadap Pelaku Kejahatan Narkoba (Studi di.Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wanita, Malang). Skripsi ., Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Malang. Anjarwati, Ema. 2003 . Sosialisasi Nilai Islam Kepada Santrf Khusus (Pecandu Narkotik) di Pondok: Pesantren Daarut tauhid Geger Kolong Gilang Kota Bandung .. Skripsi. Jurusan Antropologi; Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik. Universitas Padjadjaran. Bandung. Annisa, Nurul. 2000.Komunikasi Orangtua-Remaja Dalam Mendukung Muncu/nya Perilaku Asertif (Studi Kualitatif Pada Remaja Pengguna Narkoba). Skripsi,Fakultas Psikologi,Universitas Indonesia, Jakarta. Anny, Psikodinamika, 2002, Kasus Adiksi Pada Remaja Pecandu NAZA, Skripsi: F- Psikologi UIN Jakarta. Askariyani, 2001, Konflik Antar-Pribadi. dalam Keluarga, Tesis: llmu Komunikasi FISIP-UI. Badan Penelitian Dan Peng embangan Sosial.1992/1993. Penelitian Evaluatif Tentang Rehabilitasi Sosial Karban Narkotika Melalui Sistem Panti. Laporan Penelitian, Departemen Sosial RI.Jakarta . Bahransyaf, Daud. 2003, Profit lnstitusi Penyelengga ra Rehabi/itasi Sosia/ Bagi Peya/ahgunaan NAZA di Jawa Barat, Jawa Timur; Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Lampung dan Bali, Balatbangsos Departemen Sosial. Bariroh. 2001. Suami Pecandu Narkoba Sebagai Alasan Cerai Gugat (Study Kasus di Pengadilan Agama Surabaya). Skripsi., Fakultas Syari'ah) urusan Ahwal AI Syahshiyah, lnstitut Agama Islam Negeri, Surabaya. Budisantoso, Dyah Pitaloka. 2003 . Studi Kasus Tentang Latar Be/akang Kehidupan dan Perilaku Penyalahguna Serta Pengedar NAPZA Sarjana. Skripsi, Fakultas, Psikologi, UPIYAI,Jakarta. Christianingrum, F. 2002. Penerapan Pendekatan Therapeutic Community Pada Program Rehabilitasi Remja Karban Penya/ahguna NAPZ4 (Studi Qeskriptif pada Yayasan Titihan Respati Periode 2000-2001 ), 2002. Depok: llmu Kesejahteraan Sosial, Ul.
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
47
Dahlan , Hanafi. 2002. Penelitian Korelasi Antara Pemberdayaan Keluarga Dengan Pencegahan Bahya Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Anak Remaja di Bandung. Laporan Penelitian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta. Darmini. 2001 . Pemahaman Dan sikap Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) (Studi Korelasi di Kelurahan Pengadegan & Kecamatan Pancoran , Jakarta Selatan). Sarjana.Skripsi ,Fakultas llmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta. Desembriartista, Yacintha E., ed 2000. Laporan Evaluasi Program Pencegahan HIV I AIDS melalui Program lntervensi. dan Penelitian Terintegrasipada Pengguna Substansi melalui Prinsip Penurunan Resiko di Denpasar dan Kuta, Bali - Indonesia. Laporan Penelitian Evaluasi Program. Yayasan Hatihati. Denpasar Devi,Reni Renia.2001. Sikap Remaja Terhadap Penyalahgunaan Narkoba di Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis (Studi Perbandingan .Sikap Remaja Pemakai Narkoba Dengan Sikap Remaja Bukan Pemakai Narkoba). Skripsi. Progam Studi llmu Keperawatafl . Fakultas Kedokteran. Universitas Padjadjaran. Bandung. Dewi, Eva S. 2000. Sumber lnformasi Pengetahuan dan Penggunaan Narkoba di Kalangan Remaja Pengguna Narkoba kota Surabaya. Skripsi., Fakultas llmu Sosial llmu Politik Universitas Airlangga. Dewi, Ni Made Rai Budi Astri. 2003. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Konsumsi Alkohol pada RemaJa Laki-Laki di Banjar Dukuh Mancos, Desa Sobangan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Laporan Penelitian. Jurusan llmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar. Dewi, Sr. K. 2003. Strategi NGO (Non Government Organization) dalam Menjalankan Kampanye Anti Narkoba (Studi Kasus : NGO Anti Narkoba - Yayasan Cinta Anak Bangsa) (Skripsi). Depok: Sosiologi, Ul. Dud i Akasya h. 2002. "Proses Kakak Beradik Terlibat dalam Penyalahgunaan Narkotika" Studi Kasus ; Terhadap Keluarga Sani di Kelurahan Borju Atas · Jakarla Selatan. Tesis: FISIP Ul Dwi Prasetyo Wiranto . 1998. Peran Kepolisian dalam Mewujudkan Sistem Peradilan Pidana yang Tepadu: Studi terhadap Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Pidana Narkortika dan Psikotropika. Tesis: Depok, FH-UI. Emelia S. J. 2002. Motivasi Remaja Menghentikan atau Menggunakan Narkotika Kembali Setelah Selesai Menjalani Pemulihan di Yayasan Harapan Permata Hati Kita (Studi Kasus terhadap Dua Orang Pecandu Narkotika) (Skripsi). Depok:Antropologi, Ul.
48
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Endang Warsiki., ~t al. 2001. Penelitian Kajian Faktor Dominan Penggunaan NAPZA Pada S1swa SMP Kecamatan Gubeng Surabaya. Laporan Penelitian Universitas Airtangga. ' Endrasakti , !wan H. 1999. Studi Tentang Penerapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Berkaitan Dengan Adanya Perbedaan Putusan Hakim Pidana Dalam Kasus Ekstasi Di Pengadilan Negeri Surabaya. Skripsi. , Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember . Erfrid H. P. T. 2002. Pelatihan Penggerak Pendidikan Kelompok Sebaya: Suatu Upaya Preventif Terhadap Bahaya Narkoba dan HIV/AIDS (Skripsi). Depok: Kesejahteraan Sosial, Ut Fakhrurozi, Hatta. 2002. Pendekatan Psikoterapi Is/ami sebagai Terapi Alternatif bagi Kesembuhan Pecandu NAPZA di Pondok Pesantren lnabah XIX Surabaya. Skripsi., Fakuttas Tarbiyah . Jurusan Pendidikan Agama Islam, tnstitut Agama Islam Negeri, Surabaya. Faridah. 1995. Pemahaman Ajaran Islam Mengenai Khamr Dengan Tindak Penyalahgunaan Obat dan Narkotika(Suatu Studi Kore/asi di Panti Pamardi Putra Khusnul Khotimah Serpong Tangerang). Skripsi: UNJ Fauziyah, Ummu . 2003. Pengaruh Bimbingan Konseling Agama dalam Merehabilitir Tingkah Laku Pecandu Narkoba di Pusat Rehabilitasi Sosial Pondok Pesantren KH. Achmad Bardhowi Desa Bulu Kandang Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan . Skripsi., Fakultas Dakwah Juru san Bimbingan Penyuluhan Islam, lnstitut Agama Islam Negeri, Surabaya. Feria!. 2003. Gambaran Tindakan Penya/ahgunaan Narkoba dan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penyalahgunaan Narkoba Pada Pe/ajar SMU Swasta di Jakarta Selatan tahun 2003, Skripsi: FKM-UI Firgi yanto, Alrfan. 2001. Perilaku Remaja Penyalahguna Narkotika Alkohol dan Zat Adiktif (Studi Kasus di Keluahqn Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember). Skripsi., Fakultas llmu Sosial llmu Politik Universitas Negeri Jember. Fitriansyah , E. 1999. Komunikasi yang Efektif dalam Keluarga Mendukung Kesembuhan Remaja Karban Penyalahgunaan Narkotika (Tugas Karya Akhir). Depok: llmu Kesejahteraan Sosial, Ul Floranita, Rustini. 2002. Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai NAPZA Pada Muridmurid SMU Marsudirini Kemang Pratama Beka si Tahun 2002, Skripsi: FKM-UI Ford, Katheleen. et.al.. 2003. AIDS knowledge, experience with drug use, and sexual risk behaviors of drug users in Bali, Indonesia. Laporan Penelitian Gunawan , Rianty. 2000. Perbedaan Dukungan Sosial Antara Kelompok Remaja_ Pemakai Zat Psikoaktif Yang Sudah Sembuh Dengan Ke/ompok RemaJa Pemaka1 Zat Psikoaktif Tetapi Kembali Lagi Memakai .Skripsi,Fakultas Psikologi (FP), UNIKA Atma Jaya,Jakarta.
Penelitian Penya lahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
49
Gutomo, T. 2002. Hukuman Mati Bagi Pelaku Kejahatan Narkotika (Tugas Karya Akhir). Depok: Kriminologi, Ul Hamdi, Miftahul. 2000. Penyalahgunaan NAZA Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Skripsi Jurusan AI-Ahwal Asy-Syakhyiah Fakultas Syariah lAIN "Syarif Hidayatullah" Jakarta. Handayani, lrmayati . 2000. Gambaran Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja (Suatu Survei Pada Salah Satu SMU di Kola Bandung). Skripsi. Fakultas Kedokteran . Universitas Padjadjaran. Jatinangor. Bandung. Hanifa. 2003. Tinjauan Pelaksanaan Upaya Anti NAPZA Dinas Kesehatan Kota Depok, Skripsi: FKM-UI Hartanto, Yoyok Dwi. 2002. Tanggapan Orang Tua Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Oleh Remaja di Kelurahan Dago, Kecamatan Cokglong, Bandung. Tugas Karya Akhir. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Bandung. Hart9yo. Garno. 2003. Peran Orang Tua dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika pada Remaja, Skripsi: Jurusan Kesejahteraan Sosial, IISIP Jakarta. Haryanto. 1993. Terapi Agama Terhadap Karban · Penyalahgunaan Narkotika di lnabah Pondok Pesantren Suryalaya (Suatu Telaah Teoritis) . Laporan Penelitian. Fakultas Psikologi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta . Hasanah, Siti Umairoh. 2001. Studi Perbandingan Penyalahgunaan Narkotika Pada Remaja Dari lbu Yang Berprofesi Sebagi Wanita Karier Dengan lbu Yang Berprofesi Sebagai lbu Rumah Tangga Di Empat Tempat Rehabilitasi Di Jakarta Dan Bogar, Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Persada . Hasturi, Dina A. K. 2001. Konflik pada Remaja Pengguna Obat-Obatan Terlarang, Skripsi., Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Hasturi , Utami Mari.1999. Hubungan Pemahaman Tentang Undang-Undang Narkotika Terhadap Penyalahgunaan Obat Terlarang (pada Remaja Di Pamardi Siwi Polda Metro Jaya).Sarjana.Skripsi,Fakultas Pendidikan llmu Pengetahuaf') Sosial, lnstitut Keguruan Dan llmu Pendidikan, Jakarta. Hayati, Nur. 2000. Sanksi Pidana Bagi Pelaku Penyalahgunaan Narkotika menurut Hukum Islam dan Undang-undang nomor 22 tahun 1997 (Studi Komparasi) . Skripsi., Fakultas Syari'ah Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, ln stitut Agama Islam Negeri, Surabaya. Hayari, Sri. , Suparto Wijoyo , dan Sri Winarsi. 2000. Penegakkan Hukum Terhadap Kasus Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika di Jawa Timur: Skripsi Sri Hayati, Suparto Wijoyo, Sri Winarsi, Fakultas Hukum Universitas Airlangga . Hayuningtyas, Santi. 1997. Studi Korelasi An tara Konformitas Kelompok dengan lntensi Pengguna Ekstasi pada Remaja. Skripsi ., Faku.ltas Psikologi
50
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Heldalena. 2000. Upaya Tokoh Masyarakat Dalam Menanggulangi Masalah Narkotika di Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Cicadas, Bandung. Tugas Karya Akhir. Sekolah Tinggi llmu Kesejahteraan Sosial. Bandung. Hendra, Tjong. 2001. Studi Kasus Aspek Psikologis Gangguan Jiwa Schizoprenia dengan Riwayat Ketergantungan NAZA di Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogar, Skripsi: Psikologi y AI Herlina. 2001. Gambaran Klinis Dan Laboratorium Penderita HIV I A 1OS Pengguna Narkotika Suntik ;Dan Non Narkotika Suntik Di RSPI Proj.DR Sulianti Saroso, Skripsi:. FKM-UI Hermanto, Beny. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika oleh . Polresta Malang. Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Hermawan, Asep Rochman. 2001. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Remaja Melakukan Penyalahgunaan Narkotika di Pondok Remaja lnabah XV Kecamatari Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Tugas Karya Akhir. Sekolah Tinggi llmu Kesejahteraan Sosial. Bandung. Holiludin. 2000. Penyalahgunaan Narkotika Oleh Remaja dan Upaya Penanggulangannya (Studi di Pusat Rehabilitasi Karban Penyalahgunaan Narkotika lnabah Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya). Skripsi. Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Brawijaya. Malang. Hutauruk, lndah Sari.2000. Gambaran Harga Diri Remaja Penyalahguna Narkoba Dibandingkan Dengan Ternan Sebaya Yang Bukan Penyalahguna Narkoba. Skripsi,Fakultas Psikologi, Universitas lndonesia,J akarta . Huwai, Sari.1998. Pengaruh Terapi Ketompok Terhadap Kecenderungan Perilaku Agresif Pada Remaja Penghuni Rumwatik Pamardi Siwii Cawang;Jakarta Timur. Sarjana.Skripsi,Fakultas Psikologi, UPI y AI,Jakarta. lkawati dan Akhmad Pumama.1998. Penelitian Diagnostik tentang Perbedaan Sikap Orang Tua terhadap Tingkah Laku Agresif pada Kelompok Remaja Narkoba dan Kelompok Remaja Bukan Narkoba, Laporan Penelitian: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial Rl Yogyakarta. lmron, M. Saiful. 2003. Peran Serta Masyarakat da/am Menanggulangi Penyalahgunaan Narkotika (Studi di Yayasan Kanker dan Narkoba Cahaya A/am {YKNCA) Kraksan-Probolinggo) . -Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. lndiarto, Aris Hadi. 2002.Gambaran Pengguna Narkoha Suntik Menurut Variabel Orang, Tempat, Waktu dan Beberapa perilaku Beresiko di RSKG Jakart 2002. Skripsi: FKM-UI. lndrawati Victoria, 2000. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Beresiko Terinfeksi HIV Pada Pengguna Narkotika Suntik Di Jakarta (Ana/isis data survey perilaku 2000). Skripsi: FKM- Ul.
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
51
lndrawati, Lilik. 2002. Faktor Penyebab dan Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Masalah Narkoba di Kalangan Remaja . Skripsi. , Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. lntoyo, Eko Rinto . 2002. Pentingnya Putusan Rehabilitasi bagi Pecandu Narkotika dan Psikotropika yang Me/awan Hukum: Suatu Studi tentang Penerapan Pasa/ 4J UU No.5 Tahun 1997 tentang Narkotika di Pengadilan Negeri Surabaya dan Pengadilan Negeri Malang. Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Airlangga . lrwanto (Tim PKPM Unika ATMA JAYA).2001. Rapid Assessment And Response Pemakai Narkoha Suntik (idu-rar). Laporan Penelitian, PKPM Unika Atma Jaya bekerja sama dengan Indonesia HIV I AIDS Prevention and Care Project (AusAID), HIV I AIDS Prevention Project- Family Health International (USAID), The World Health Organization, UNAIDS, The Ford Foundation, Program for Appropriate Technology in Health (PATH), Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Jakarta. lskandarsyah, G. 2002. Penegakan Hukum oleh Kepolisian dalam Kasus Penya/ahgunaan Narkotika di Kalangan Pe/ajar (Tugas Karya Akhir). Depok: Kriminologi, Ul lsmelina, Milia FR, SH dan Liya Sukma Mulia, SH. 1994. Latar Belakang Penyalahgunaan dan Upaya Penanggulangan Karban Penyalahgunaan Narkotika di Sasana Rehabilitasi Sosial Karban Narkotika Lembang, Bandung. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat. UNISBA. Bandung. lsrawati, I. 1995. Penerapan Konseling Kelompok Pendekatan Asertif pada Respon para Remaja Penya/ahguna Zat Adiktif untuk Mengatasi Tekanan Ternan Kelompok l!mu (Studi Deskriptif pada Rumah Sakit Ketergantungan Ghat, Ci/andak. Jakarta) (Skripsi). Depok: llmu Kesejahteraan Sosial, Ul Jannah, Fathul. 2001 . Fungsi Akhlakul Karimah Generasi Muda Dalam Menanggulangi Narkoba. Skripsi., Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat, lnstitut Agama Islam Negeri, Surabaya. Jolando,. A. 2001. Kontro/ Sosial dalam Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba (Tugas Karya Akhir). Depok: Krimil!ologi, Ul Kamayani, Ni Made Duwi Putri. 2000. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Di Wjlayah Hukum Badung-Bali. Skripsi. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang Krismahadi , Y 2001. Pengaruh Peer Group Terhadap Kecenderungan Perilaku Penya/ahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja (Skripsi). Depok: Sosiologi, Ul Kristanti, Ch . M., et.al. 1998. Perilaku Merokok dan Minum Alkohol pada Remaja di Propinsi Jawa Barat dan Balj 1995. Jumal Epidemiologi Indonesia 2 (3) : 35-42.
52
Penelitian Penyalabgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba ' di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Kumalawati, Herdia. 2000, Penyalahgunaan Obat-Obat Psjkotropjka di Kalangan Para Remaja dan Upaya Penanggulangannya (Suatu Studi Kasus Pendekatan Sosial dan Kriminologis di Polresta Malang). Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Kuntjorowati, Elli. 2001. Penelitian Deskriptif tentang Kelompok Terapy Karang Taruna Dalam Menangulangj Penyalahgunaan Narkoba, Laporan buku B2P3KS BXII2M-O 1-20, Bad an Kesejahteran Sosial Nasional , Yogyakarta Kumia, Widiasih. 2001. Proses Rehabilitasi Sosial bagi Remaja Penyalahguna Obat dan Narkotika di Panti Sosial Pamardi Putra '.Khusnul Khotimah", Skripsi: Kesejahteraan Sosial, IISIP Jakarta. Kumiati, Tien. 2001. Tanggapan Remaja Eks Karban Penyalahgunaan Narkotika Terhadap Kegiatan Pembinaan Mental di Pondok Remaja lnabah Pondok Pesantren Suryalaya Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Tugas Karya Akhir. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Bandung. Kustiyah dan M.Sadeli. 1994. Penelitian Tentang Penerapan Ketrampilan Teknis Rehabilitasi Sosial Bekas Karban Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat Terlarang "Marga Mulya di Lembang, Bandung .Laporan Penelitian Badan Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial. Bandung. Kuswanto , Eko D. 1996. Dasar-Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan pidana Terhadap Pemakai Narkotika di Wilayah Yuridiksi Pengadilan Negeri Jember dikaitkan dengan Pasal23 Ayat 7 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 (Studi Kasus Perkara No. 144/Pid.B/1987/ PN.Jr). Skripsi., Fakultas Hukum Uniyersitas Negeri Jember. Layyinah. 2001. Konsep Diri Remaja Pengguna Narkoba, Skripsi: Psikologi UIN Jakarta Lestari , Nuraini I. 2001 . Dampak Ketergantungan Pengguna Narkoba Terhadap Dorongan Untuk Melakukan Kejahatan (Studi Di Polresta Malang). Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Listyawati Andayani. 2002. Penyalahgunaan Narkoba pada generasi muda dan upaya rehabilitasinya, (Pusat Penelitian Permasalahan Sosia, Balatbangsos Volume 7, No.2Juni 2002 ISSN1410-0355) Lutuedo , lvvone. 2000. Persepsi Remaja Eks Ketergantungan Obat Terhadap Proses Rehabilitasi di Panti Sosial Pamardi Putra "Galih Pakuann Kabupaten Bogar Jawa Barat.. Tugas Karya Akhir, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosiai.Bandung. Madyoningrum, Sugeanti. 2002. Remaja Pengguna Narkoba: Studi Deskriptif tentang Pola dan Proses Penggunaan Narkoba serta Peran Kelompok Sebaya (Peer Group) ·Pengguna Narkoba di Kalangan Remaja Kota Surabaya. Skripsi Sosiologi, Universitas Airlangga.
Penelitian Penya lahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
53
Maesaroh, Cucu.2002 .. Pelaksanaan Konseling Pada Proses Rehabilitasi ~osia·l Klien Penyalahgunaan Napza, Studi Oeskriptif Pada Panti Sosial Pamardi Putra 'Galih Pakuan', Kabupaten Bogor .Magister Sains (M.Si). Tesis,Kekhususan llmu Kesejahteraan Sosial Ul. Program Studi Sosiologi, Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia, Jakarta. Mahdayuni, Noorin, Prametty. 2000. Penyesuaian Diri Orang Tua Terhadap Anak Yang Menderita Ketergantungan NAPZA dan Persepsi Anak Tentang Proses Penyesuaiaan Diri Tersebut (Studi Kasus di Yayasan Titihan Respati), Skripsi: FKM-UI . Mahmuda., et al. 2001. Penyusunan Pola Dasar Pengembangan Sistem RIR Bagi Semua Unit Pelayanan dan lndividu. Laporan Penelitian, Universitas Airlangga. Mamat. 2000. Pengetahuan dan Sikap Terhadap Narkoba Siswa Kelas Ill SMUN 2 dan SMUN 4, Kecamatan Karawang di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok Marina.2001. Hubungan antara Tipe Kepribadian lntraver-Ekstravert dan Tingkah Laku Penyalahguna Heroin Pada Remaja (Studi Kasus SMUN 6 Jakarta dan Pusat Rehabilitasi Yayasan Titian Respati).Skripsi, Fakultas Psikologi , Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Bandung. Mario, Semen Gerald. 2002. Hubungan Antara Psikopatologi dan Relasi Keluarga dengan Derajat Keparahan Penyalahgunaan Zat pada Remaja , Tesis : Bagian Kedokteran Jiwa, FK-UI Marlina, Mia. 2002. Hubungan Antara Metode Koersif Yang Dilakukan Kyai Pesantra Suryalaya Oengan Perubahan Perilaku Pengguna Obat Terlarang Oalam Menaati Peraturan Pondok Pesantren. Skripsi. Fakultas Komunikasj . UN ISBA. Bandung. Marlina, Linda. 1999. Karakteristik Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif lainnya di Panti Rehabilitasi Suryalaya lnaba VI Bandung. Skripsi, Fakultas Kedokteran. Universitas Padjadjaran. Jatinangor. Bandung. Mastha, Hanik. 2002. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pemidanaan Terhadap Kasus Narkotika dan Psikotropika (Studi di Pengadilan Negeri Malang). Skripsi., Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya. Meirawati, Dian. 2000. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika (Studi di Unit Ketergantungan Ghat di RS. Wikarta Mandala, Pujon Malang). Skripsi., Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya. Meitania, Lida N. 2002. Perbandingan Tingkat Kejahatan Narkotika Antara Berlakunya Undangan-Undang No.9 tahun 1976 dengan Undang-Undang No 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
54
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Merati, Tuti Parwati dan Nyoman Sutarka. 2000. lnfeksi HIV pada Pengguna Narkotika lntravena di RSUP Sanglah, Denpasar. Laporan Penelitian Muda, Iskandar. 2003. Sistem Koordinasi Profesi dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkofika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Skripsi: Jurusan Kesejahteraan Sos i al, IISIP Jakarta Muhlisa. 2001 . Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Penyalahgunaan NAPZA di Kalangan Remaja 'Gaul' Blok M, Skripsi: FKM-UI. Mukharom, Y. 2001. Peranan Keluarga Dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak (Karya Akhir). Oepok: Kriminalogi , Ul Mulyanti, Mufida. 2001 . Hubungan antara Terpaan lnformasi Narkoba di Media Cetak · dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Mengenai Narkoba. Skripsi., Fakultas llmu Sosial llmu Politik Universitas Airlangga. Murtono, T. A. 2001 . Mencegah Penyalahgunaan Narkotika Melalui Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama dalam Keluarga (Skripsi). Oepok: Kriminologi, Ul Nada, I.K. Wibawa, dan Zul Iskandar. 2003. Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMU terhadap Narkoba di SMU 1 Kerambitan Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan. Laporan Penelitian. Jurusan llmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar . Nafi'udin. 2000. Hukuman Penyalahgunaan Narkoba (Studi Komparatif Hukum Islam dan Hukum Positif). Skripsi., Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, lnstitut·Agama Islam Negeri, Surabaya. Naksabani, D. 2002. Peran Hakim Dalam Memutuskan Kasus Peredaran Narkotika Sebagai Bentuk Kontrol Formal (Tugas Karya Akhir). Oepok: Krimiologi, Ul 1 Nasronudin. Tingkat Pengetahuan Petugas Rumah Sakit terhadap Universal Precaution HIV/AIDS Pengguna NAPZA. Laporan Penelitian, Universitas Airlangga. 2001 . Nasronudin., et al,. 2001 . Pencegahan Sekunder lnfeksi Oprtunistik Penderita HIV/AIDS Pengguna NAPZ4 lntravena di RSUD Dr: Soetomo. Laporan Penelitian, Universitas Airlangga; Nasronudin.Risiko Terjadinya lnfeksi HIV I AIDS dan lnfeksi lain pada Pfimgguna NAPZA lntravena. Laporan Penelitian , Universitas Airlangga . 2001
Nautila, Y. 0. 2001 . Efektifitas Pembinaan Remaja Pemakai Narkotika (pengamatan pada 'X' dan IY" sebagai Remaja yang telah Menjalani Program Rehabi/itasi) (Skripsi). Oepok: Kriminologi, Ul. Nilasari, Nunki. 2001 . Perbedaan Harga Diri Pada Remaja Laki-l .. aki Penderita Penyalahguna Naza Yang Mendapat Dinamika Kelompok Dengan Yang Tidak Di Rumwattik Pamardi Siwi Jakarta.Sarjana.Skripsi,Fakuftas Psikologi, UPI · Y AI , Jakarta.
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
55
Nur Qomariyah. 2002. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Untuk Sembuh Pada Pasien Penyalahgunaan Opat Di Pamardi Siwi Jakarta, Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Persada lndonsia · Nur, Amirul M. 1995. Penyalahgunaan Hak lmunitas oleh Agen Diplomatik Studi Kasus Penyelundupan Obat Terlarang oleh Agen Cotps Diplomatik Amerika Serikat di Indones-ia. Skripsi. , Fakultas · Hukum Universitas Airlangga . Nuraini, Gadis. 2002. Sikap Siswa SLTP LB E Terhadap Penggunaan Narkotika (suatu survey di SLTP LB E Handayani di Jakarta Timur) , Skripsi: UNJ. Nurhadiyanto, Devi. 2003. Pengaruh Penyalahgunaan Narkotika terhadap Peningkatan Angka Kejahatan Di Kota Malang (Studi di Mapolresta Malang). Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Nurhasanah, Ai. 2002. Penyalahgunaan Narkotika Pada Remaja (Suatu survey Pada Pengguna Narkotika di Dinas Rehabilitasi penyalahgunaan Narkotika Rumwattik Pamardi Siwi Polda Metro Jaya). Sarjana.Skripsi,Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas llmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta. Nurhayati. 1998. Gambaran Karakteristik Penderita Penyalahgunaan Obat Di Rumah Perawatan Anak Nakai Dan Penyalahgunaan Narkotika Pamardisiwi Jakarta, Skripsi: FKM Ul Nuriana, Yuni. 2002. Pidana Mati Terhadap Pengedar Narkoba (Studi Kasus Telaah Antara Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997). Skripsi., Fakultas Syariah Jurusan Syari'ah Jinayah, lnstitut Agama Islam Negeri, Surabaya. Nurma. 2001 . Pengaruh Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Tindak Kejahatan Perkosaan Yang Dilakukan Remaja (Studi Kasus di Wilayah Hukum Polsek, Cikupa). Skripsi. , Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Octaviani, S. 2002. Terapi Penanganan Pecandu Narkotika Dengan Pendekatan MedikoPsiko-Sosial (Studi Kasus pada Paguyuban Asuhan Naltrekson Kesehatan 9 RSK THT Prof Nizar) (Skripsi). Depok: llmu ~jahteraan Sosial, Ul Oktavia, Donna. 2001. Faktor-faktor Yang Menjadi Pertimbangan Hakim Dalam Menentukan Berat Ringannya Pidana Dalam Perkara Narkoba. Skripsi., Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya. Pairunan, Suryani Ida. 2001. Hubungan Antara Harga Diri dengan Konformitas Kelompok Remaja Pengguna Narkotika di Rumwattik Pamardi Siwi, Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Paramita, Rahma .2001. Proses Pengambilan Keputusan Remaja Akhir Untuk Menggunakan Narkotika Dan Obat-Obatan Berbahaya. Sarjana. Skripsi,Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
56
Penelitian Penyalabgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tabun 2003 dan 2004
Paruliana, Christine.2002. Stigma Dari Mantan Pengguna Dan Non Pengguna Narkoba Terhadap Pecandu Narkoba. Skripsi, Fakultas Psikologi (FP), UNIKA Atma · Jaya, Jakarta. Pasha, Yusuf. 2001. Peranan Penyu/uhan Bahaya Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat Berbahaya (NARKOBA) Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa .Skripsi,Fakultas llmu Komunikasi, UNISBA, Bandung. Pinarti, lndah Rahayu. 1996. Studi Kasus Tentang Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Sanksi Pidana Da/am Perkara Tindak Pidana Narkotika (perkara No. 209/Pid.B/1993/PNJr). Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember. Pramuwito dan Sujanti. 1998. Penelitian tentang Hubungan An tara Perilaku Penya/ahgunaan Narkoba dengan Timbulnya Perilaku Kriminal pada Remaja di Beberapa Kampung di Yogyakarta, Laporan Penelitian : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayana n Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial Rl Yogyakarta. Prasetya, Dani. 2000. Tinjauan Yuridis Terhadap Penya/ahgunaan Narkotika dan Proses Hukumnya Dalam Peradilan Pidana di Indonesia Dihubungkan Dengan Putusan Pengadilan Negeri Bandung No.107/ P/D/8/1998/PN/BDG. Skripsi Fakultas Hukum. Universitas langlangbuana. Bandung. Pratiwi, Yuni Susanti. 2001. Gambaran Pasien yang Mengalami Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif yang Dirawat di Unit Penanggulangan Ketergantungan Obat RSJP Bandung. Skripsi. Universitas Padjadjaran. Jatinangor. Bandung. Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial Rl. 2002. Profillnstitusi Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial Bagi Penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di Propinsi OK/ Jakarta, Propinsi Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan,( Laporan penelitian dalam bentuk buku ISBN: 979-97358-6-6) Puspitarini, D.U. 2002. Strategi Bea Cukai dalam Pencegahan Penyelundupan Narkoba di Terminal Kedatangan Luar Negeri Bandara Soekarno-Hatta (Skripsi). Depok: · Kriminologi, Ul Putra Mugiono, 2000, Laporan Penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Rahardjo, Eko Nugroho dan I GN. Widiarta. 2002. Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMU terhadap Narkoba di SMU Negeri 1 Ubud Desa Ubud Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Laporan Penelitian. Jurusan llmu Kesehatan Masyatakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar . Rahami. 200Z. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Penyalahgunaan NAPZA di Kalangan Siswa SMUN Kota Bekasi, Tesis: FKM-U I
Penelitian Peoyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tabun 2003 dan 2004
57
Ramayanthi, Maya . 2002. Gambaran Kecenderungan Gangguan Recall Pada Penyafahguna Narkotika, Psikotropika, Afkohol Dan Zat Adiktif Lainnya (Studi Deskriptif Pada Penghuni Napza Rumah Sa kit Mardzuki Mahdi dan Program After Care Masyarakat Anti Narkoba) .Skripsi,Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta. Riandi, Tania.1994. Peranan Rumah Perawatan Anak Nakai Dan Narkotika Parmadisiwi Dafam Usaha Mengatasi Rehabilitasi Remaja Karban Penyalahgunaan Narkotika. Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Parahyangan, Jakarta. Rini, lntan P. 2000. Ancaman Pidana Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Ectasi Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam. Skripsi., Fakultas Syari'ah Jurusan Mu'amalah, lnstitut Agar'na Islam Negeri, Surabaya. Rintawati, Riana. 2000. Hubungan Antara Dukungan sosiaf Dengan Penyesuaian Diri Pada Klien Rehabifitasi Penyafahguna Naza Di Yayasan Titihan Respati Jakarta.Skripsi,Fakultas Psikologi, UPI YAI, Jakarta. Risekundiatmi, Beatrix. 2001.Kondisi Keluarga, Kondisi Sekolah, Ternan Sebaya Dan Ketersediaan Napza Pada Remaja Non Penyalahguna Napza dan Remaja Penyalahguna Napza (Penelitian-di SMU Negeri 1 Bogar, SMU Regina Pacis Bogar, SMU Negeri 6 Bogar, dan SMU PGRI4 Bogar). Tesis,Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta. Rodhiyah, Omah 2002. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan remaja (studi deskriptif di RW 02 Kelurahan Cililitan Kecamatan KramatJati Jakarta Timur), Skripsi: UNJ . Rohim, Abdul.2000. lnteraksi Sosial Dafam Keluarga Dan Perifaku Penyalahgunaan Narkotika Para Pemuda (Studi Korelasi Di Pula Nangka Kefurahan Kayu Putih Kecamatan Pula Gadung Jakarta Timur) . Skripsi,Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas llmu Pendidi kan, Uni versitas Negeri Jakarta, Jakarta . Rokhyani. 2000. Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Penanggulanagn NAPZA di Kalangan Anak Sekofah Dasar (Studi Kasus di Sekofah Dasar Negeri Pisangan Timur 13 Pagi Kecamatan Pufogadung Jakarta Timur) , Skripsi: U NJ . Rukmana, lrvan Rahadian Raja. 2002. Penyalahgunaan Napza di Kalangan Remaja di Kelurahan Dago, Kecamatan Coglong, Bandung. Tugas Karya Akhir. Sekolah Tinggi llmu Kesejahteraan Sosial. Bandung. Rusmami, Rusli. 2001. Pendidikan Altematif Bagi Remaja Yang Mengalami Ketergantungan narkoba (Studi Kasus di Rehabifitasi Yayasan Titihan Respati Jakarta), Skripsi: UNJ . Saifuddin . 1998. Penanggufangan Eks Karban Obat Atau Eks KKO Yang Telah Mendapatkan Pelayanan di Pesantren Suryalaya di Kabupaten Dati 11 Tasikmafaya. Tugas Karya Akhir. Sekolah linggi Kesejahteraan Sosial. Bandung.
58
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Saifullah, Khalik. 1998. Tanggapan Remaja Terhadap Penyalahgunaan Obat Atau Zat Adiktif di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kotamadya Dati 11 Bandung. Sekolah Tinggi llmu Kesejahteraan Sosial. Bandung. Sakapumama, Eko.2001 . Gambaran Sikap Dan Dukungan Sosial Ternan Sebaya Yang Bukan Pengguna Narkoba Terhadap Ex-Pengguna Narkoba .Skripsi,Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta. Santhoso, Birthus D. 2003. Faktor-faktor Pendorong Narapidana Memasukkan Obat Terlarang Ke Dalam Lembaga Pemasyarakatan Ke/as 11 A Kediri. Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember. Saputro, U. w 2000. Peranan Keluarga (Orang Tua) Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba (Suatu Ana/isis Pengenda/ian Sosial) (Tugas Karya Akhir). Depok: Kriminologi, Ul. Sari Harum Helfiyab. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penyalahgunaa NAZA pada Pasien Rawat /nap RSKO Fatmawati. Skripsi : Jurusan Kesejabteraan Sosial, IISIP Jakarta. Sari Lina. 2001 . Ana/isis Sistim Pelaksanaan Program Rebabilitasi Terbadap Penyalahgunaan NAPZ4 (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya) Di Yayasan AL-JAHU Jakarta Se/atan, Skripsi: FKM Ul. Satuti, Diah Retno . 2003. Gambaran Komponen Masukan dan Proses Dalam Sistem Perencanaan Kampanye Anti Narkoba Berbasis Sekolah di Yayasan Cinta Anak Bangsa Tahun 2003. Skripsi FKM-UI. Shahrin, Abdul J. 1996. Pidana Mati Atas Pengedar Narkotika di Negara Malaysia Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam (Studi Perbandingan). Skripsi., Jurusan Perbandingan Mazbab Fakultas Syari'ah, lnstitutAgama Islam Negeri, Surabaya. Sholihah, Yuyun M. 2002. lntensifikasi Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kecanduan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NA PZA) di Yayasan Serba Bakti Pon Pes Suryalaya, Surabaya. Skripsi~·.- Fakultas-Ti3rblyab , Jurusan Pendidikan Agama Islam , lnstitut Agama Islam Negeri : ' surabaya . Sholihatun, Yulia. 1994. Hubungan antara Disfungsi Keluarga dan Pengaruh Kelompok Ternan Sebaya dengan Penya/ahgunaan Obat pada Siswa Panti Rehabilitasi Korban Narkotika. Skripsi., Fakultas Psikologi Universitas Airlangga . Sholikkin, Achmad . 2002. K.ebijaksanaan penanggulangan Narkotika, Zat Adiktif dan Psikotropika: 'Studi ten tang Metode Rehabilitasi, Sumber Daya dan Jaringan Kerjasama dalam Upaya Peningkatan Pelayanan di Panti-Panti Rehabilitasi Narkotika di Surabaya. Skripsi., Fakultas llmu Sosial llmu Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Airlangga. Sianturi, Endang Ike. 2003. Hubungan Antara Kelompok Ternan Sebaya Dengan Sikap Terhadap Napza Pada Remaja. ;Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Penelitian Penyalabgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
59
Siswoyo Pjiwo. 2002,. Studi Tentang Gambaran Beberapa Faktor Resiko Pada Penderita Penyalahgunaan Narkoba Di RSKO Fatmawati Jakarta, Skripsi:. FKM-UI. Sodiq, Abmad. 2003. Bimbingan Konseling Agama dengan Terapi Dzikir Tare kat Qodriyah Wa Naqsabandiyah dalam Mengatasi Narkoba (Studi Kasus Seorang Remaja yang mengalami ketergantungan Putaw di Yayasan Serba Bakti Pon Pes Suryalaya lnabah .XIX Koordinator Wilayah Jawa Timur; Surabaya). Skripsi., Fakultas Dakwa Jurusan Bimbingan Penyuluban Agama, lnstitut Agama Islam Negeri, Surabaya. Sofiab, Sam. 2000. Peranan POLRI dalam Upaya Menanggulangi Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Remaja (Studi di Polres Jember). Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Suares, Santina. 2002. Penyalahgunaan Narkotik Oleh Remaja (Studi Kasus di Kelurahan Dago, Bandung). Tugas Karya Akhir. Sekolah linggi llmu Kesejahteraan Sosial. Bandung. Subagiyo, Edi. 2001. Tinjauan Yuridis Terhadap Pidana Mali Sehubungan Dengan Kasus Peredaran Narkotika Perkara ·Nomor: 91/ Pid.B/2000/ PN.Prob). Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember. Sucahya, Kurnia Purwa, Ferdinan Siagian, Kurnia Sari.2001. Memahami Kebutuhan Aktor dan Pengguna Narkotika Suntik, Kerja Sarna Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada dengan Ford Foundation.Laporan Penelitian, PSKK-UGM dan Ford Foundation. Yogyakarta. Sudiana, Endang. 1998. Analisa Yuridis dan Kriminologis Terhadap Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika Di kalangan Remaja Kabupaten Dati II Karawang Dihubungkan Dengan UU No 2211997 Tentang Narkotika dan UU No 5/1997 Tentang Psikotropika. Skripsi Fakulta s Hukum. UNISBA. Bandung . Sugiarti, Ida. 2003. Persepsi Remaja Penya!ahguna Napza Terhadap Dukungan Sosial Keluarga Selama Proses Pemulihan di Balai Pemulihan Sosial Pamardi Putera, Lembang Bandung. Skripsi). Bandung. Program Studi llmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Padjadjaran. Bandung. Sugiharta, I Nyoman. et.al. 2001. Situasi Pemakai Narkoba Suntik di Denpasar dan Sekitarnya : Sebuah. Hasil Rapid Assessment and Response -Injecting Drug Users. Laporan Penelitian. AusAID, Ford Foundation, PATH, UNAIDS, HIV /A IDS Preventoin Program, WHO dan PKPM Unika Atmajaya . Suhartono, Tono. 2001. Peredaran Ekstasi di Tempat Hiburan •xvzn Jakarta Barat, Tesis: Program Studi Kajian llmu Kepolisian Program Pasca Sarjana Jakarta.
60
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredara!l Gelap Narkoba di Indonesia tabun 2003 dan 2004
.uherman. 2003. Dampak Narkoba Terhadap Prestasi Be/ajar ( Studi kasus terhadap mahasiswa universitas X di Banten), Thesis: PAU-UI. Sujatno, R. Muchtan. 1992. Pengaruh Penya/ahgunaan Narkotik dan Bahan Berbahaya Lainnya Terhadap Lingkungan Sosial (Suatu Survei Pada Beberapa Fasilitas Kesehatan di Jawa Barat). Disertasi. Universitas Padjadjaran. Bandung. Sumantera dan Sugiharta. 2002. Perilaku Beresiko Tertular Human Immunodeficiency Virus (HIV pada Pemakai Narkotika Suntikan di Denpasar dan Sekitarnya. Majalah Kedokteran Udayana, 16 (115), Januari, 37-43. Sumantera. 2003. Estimasi. Jum/ah Pemakai Narkoba Suntik di Bali, Laporan Penelitian. Indonesia HIV I AIDS & STD Prevention and Care project (AusAID). Sumantera, I Gusti Made, ed. et al. 2003. Upaya Penanggulangan Narkoba dan HIV I · AIDS di Bali : Presiding Pertemuan Jaringan lnformasi Narkoba dan HIV /AIDS Propinsi Bali Denpasar 29-30 Oktober 2003. KPAD Propinsi Bali. Denpasar. Sumarlin, Gunang. 2000. Penerapan Sanksi Terhadap Pengguna Narkoba Bagi Terdakwa di Bawah umur (Putusan PN Kediri No.3/pids/2000/PNKdr). Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember. Susiani, E. 2001 . Faktor-faktor Yang Menyebabkan Relaps Pada Penya/ahguna Narkoba (Studi Kasus Pada Tiga Residen Wisma Adiksi) (Skripsi). Depok: llmu Kesejahteraan Sosial, Ul. Susiany. 2000. Tingkat Pengetahuan Mengenai NAPZA pada remaja 'Gaul' Blok M, Jakarta Se/atan Tahun 2000, Skripsi: FKM-UI. Susila, M.M.A.S. Penggunaan Narkotika Untuk Penyembuhan Penyakit Menurut Undangundang nomor 22 tahun 1997 ditinjau dari sudut hukum Islam. Fak. Syariah, Jur Jinayah Siyasah, lnstitut Agama Islam Negeri, Surabaya. I Sutarka. Nyoman dan Tuti Parwati Merati. 2000. Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Penderita Penyalahguna Obat lntravena terhadap lnfeksi HIV di RSUP Sanglah, Denpasar. Laporan Penelitian dan Penghambat Penyalahgunaan NAPZA.. Laporan Penelitian, Universitas Airlangga. Suyanto., et al. 2001. NAPZA Mengancam R,emaja Kola: Penelitian dan Kajian tentang Faktor Pendorong. Sk:ripsi: F-Psikologi UIN Jakarta. Tabaluyan , Anne Herdiana.2003. Penyesuaian Sosial Pada Ex-Pengguna Narkoba Di Pusat Rehabilitasi Love Restoration Ministry. Skripsi,Fakultas Keguruan, llmu Pendidikan dan Konseling (FKIPK) , UNIKA Atma Jaya ,Jakarta . Tim Penelitian Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (theResearch Team of Center For Health Research , Research Institute , Uni ve rsitof Indonesia) Supported by UN/CEF.2003.Qualitative Vaseline Data
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
61
Collection for Intervention Aimed at Reducing HIV Vulnerability of Young People in Papua Province. Research Report, University of lndonesia.J akarta. Triaji, Nanang. 2001 , lnteraksi Keluarga Remaja Pengguna Narkoba. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Trikenya, Rististya. 1997. Pengetahuan Ekstasi di Kalangan Remaja studi Deskriptif Pengetahuan Ekstasi pada Pelajar SMU Negeri 16 Surabaya. Skripsi., Fakultas llmu Sosial llmu Politik Universitas Airlangga. Trisno W, D. 2003. Organisasi Sosial Kemasyarakatan GRANAT sebagai bentuk Kontrol Sosial Preventif terhadap Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba (Tug as Karya Akhir). Depok: Kriminologi, Ul Ulfadiyah, lrrna. 2000. Fungsi Pendidikan Agama Islam Dalam Menanggulangi Bahaya Narkoba di SMU Negeri I Gedangan Sidoarjo. Skripsi., Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, lnstitut Agama Islam Negeri. Surabaya. Ulfah Nugrahandini. 2000. Tinjauan Program Outreach Rumah Gaul Yayasan Pelita 1/mu Dalam Upaya Penanggulangan NAPZ4 Pada Remaja Usia 13-21 Tahun di Wilayah Blok M, Jakarta Selatan, Skripsi: FKM-UI Ulyana B. Pakpahan. 2001 . Pengetahuan Mahasiswa Tentang Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif (NAPZA) Dan Sikap Terhadap Penyalahgunaan NAPZA Di Akademi Keperawatan Raflesia Kota Depok Provinsi Jawa Barat, Skripsi: FKM-UI UNICEF .2001 .Speaking Out! Voices of Children And Adolescents In East Asia And The Pacific, A Regional Opinion Survey. Research Report, UNICEF.Jakarta. Usman, I. 2003. Peran Program Re-Entry Daiam Rangka Mempersiapkan Residen Penyalahguna NAZA Kembali ke Masyarakat (Studi Kasus Pada Tiga Residen di Yayasan lnsan Pengasih Indonesia) (Skripsi). Depok: llmu Kesejahteraan Sosial, Ul Usman, M. N. 2000. Persepsi Anak Jalanan Terhadap Penyalahgunaan Obat (Skripsi). Depok: Kriminologi, Ul sWahyuni, Ety. 1997. Ectasy dalam Dunia Mahasiswa (Studi Kasus Tentang Proses Penggunaan Ectasy di Kalangan Mahasiswa UNAIR). Skripsi., Sosiologi Universitas Airlangga. Wibowo, Chatidjah Satrio.2000. Zat Narkotika dan Adiktif Yang Digunakan Oleh Para Pasien Pengguna Zat Di RS Khusus HURIP Waluya (Jiwa, lndon Psyhiat Quart 2000: XXXIII: 3) Widyantara, Gde E. 2002. Peranan Reserse Dalam Mengungkapkan Kejahatan Penyalahgunaan Narkoba (Studi di Polresta Malang) .Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
62
· Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
Wildan. 2001. Peranan Laboratorium Forensik Dalam Upaya Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Narkotika (Studi di Laboratorium Forensik POLRI Cabang Surabaya, Jawa Timur) . Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Wildawati, Elva. 1999. Aspek Yuridis Penanggulangan Penyalahgunaan Ekstasi (Ditinjau dar! UU No.5 Tahun 1997, Skripsi., Fakultas Hukum Universitas Negeri Jember. Windyastuti., et al. 2000. Perencanaan Program Penanggulangan Narkoba di Kota Surabaya. Laporan Penelitian, UniversitasAirlangga. Wirawan, I Wayan Gede dan I Ketut Dwipayana. 2002. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja terhadap Minuman Keras Arak beserta Karakteristik Individual dan Lingkungannya di Desa Carangsari Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Laporan Penelitian. Jurusan llmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar. Wiryantaka, lndra. 2001 . Pola Asuh Orangtua Yang Dipersepsikan Remaja Penyalahguna Napza di Panti Sosial Rehabilitasi Ketergantungan Obat Pamardi Putra Binangkit, Lembang. Skripsi. Program Studi llmu Keperawatan. Fakultas Kedokteran. · Universitas Padjadjaran. Bandung. Wiryanti Eko Mekarsari, 2001, Jaringan Penyalahgunaan NAPZA di Kalangan Pelajar (Studi Kasus Pelajar SMU Duren Tiga Jakarta Selatan). 2001. Thesis PAU-UI. Yuda, Taufik 2001. Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang Melatarbelakangi Remaja Untuk Menjadi penyalahguna NAZ4 (Studi Terhadap Karban PenyalahgunaNAZ4 diPondoklnabah 1), Tesis: PAU-UI Yudha , Egi Komara.2000. Kemampuan Keluarga Dalam Proses Penyembuhan Klien Penyalahgunaan NAPZA di Unit Rehabilitasi RSKO Fatmawati Jakarta . S kri psi, F aku It as Psi kolog i . Un i versitas Padjadj a ran. Band ung Yusri, Yusdian. 1999. Remaja Putri Karban Narkotika (Studi Kasus Tentang Penyembuhan Narkotika di Pondok Remaja lnabah Putri Ciceuri) Pesantren Suryalaya Jawa Barat). Skripsi . Jurusan Sosiologi. Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik. Universitas Airlangga. Surabaya. Zuhriah, 2002. Studi Deskriptif Layanan Konseling Kelompok Bagi Pasien Penyalahgunaan NAZA (Narkotikat Alkohol Zat Adiktif lainnya) di Pusat Rehabilitasi Pondok Pesantren Modern Darul lchsan, Cariu Bogar, Skripsi: UNJ Zulfikar. 2001. Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggullangan Penyalahgunaan NAZA di Desa Tarakan Tugu Kecamatan Kaduhandak Kabupaten Cianjur: Tugas Karya Akhir. Sekolah Tinggi llmu Kesejahteraan Sosial. Bandung. Badan Narkotika Nasional dan PT Sinergi Multi lntegrasi. 2004. Survey Nasional Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba Di Kalangan Pekerja Formal Dan Informal. Laporan Penelitian. Jakarta
Peneiitian Penyaiahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
63
Badan Narkotika Nasional dan Badan Pusat Statistik. 2003. Laporan Penelitian Masalah Napi Narkoba Di Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara Tahun 2003. Laporan Penelitian. Jakarta Tim Penelitian Departemen Jlmu Kesejahteraan Sosial. 2005. Meta Ana/isis Permasalahan Narkoba (Kasus di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali). Laporan Penelitian. Fakultas llmu Sosial dan Politik -UI. Jakarta Badan Narkotika Nasional dan Puslitkes Ul. 2004. Studi Tentang Biaya Ekonomi dan Sosial Akibal Penya/ahgunaan Narkoba Pada 10 Kola Besar di Indonesia. Laporan Penelitian. Jakarta Deprtemen Pendidikan Kesehatan dan llmu Perilaku FKM Ul. 2004. Sludi Pendahu/uari Dampak Sosial dan Kesehalan Akibat Penya/ahgunaan Narkoba di Jakarla dan Surabaya . Laporan Penelitian. Depok Badan Narkotika Nasional dan Tim . 2003/2004. Pengelahuan Dan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba Pada Pe/ajar SMU Negeri (Studi di 6 Kola : Jakarla Timur, Bandung, Semarang, Yogyakarla, Surabaya, Palembang). Laporan Penelitian. Jakarta Badan Narkotika Nasional. 2004. Studi Tenlang Kemauan Penya/ahguna Narkoba Unluk Mengikuli Program Perawalan dan Pemulihan Pada lnslalasi Perawatan dan Pemulihan. Jakarta.
64
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tabun 2003 dan 2004
INFORMASI TENTANG NARKOBA
1. Hubungi Call Center
: 0804-1-266-266 atau 0804-1-BNN-BNN
2. Kirim SMS Center
: 1-266 atau 1-BNN
3. Buka Website
: www.bnn.go.id
4. Kirim E-mail
:
[email protected]
5.Kirim Surat ke BNN
: Jl. MT. Haryono No. 11 Cawang Jakarta Timur Telp. (021) 80871566, 80871567 Ext. 149, 145 Fax. (021) 80871591, 80871592, 80885225
Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia tahun 2003 dan 2004
65