PENGARUH INVESTASI PMA / PMDN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA DONI JULFIANSYAH Magister Ilmu Ekonomi Fakultas EkonomiUniversitas Mulawarman Jalan Tanah Grogot Gunung Kelua Samarinda Telepon +62541-749067 Abstract The objective of this study is to investigate and analyze whether or not the influence of foreign investment, domestic investment, and the population of the Gross Regional Domestic Product of Samarinda. In addition, to determine and analyze whether or not the influence of foreign investment, domestic investment, and the population of the city of Samarinda Revenue. Analysis of the data used is multiple linear regression analysis. The results showed that: the first model (1) there is a significant relationship between the variables of foreign investment, domestic investment, and the population of the Gross Regional Domestic Product simultaneously. (2) partially only population that significantly affect the Gross Regional Domestic Product. Whereas the second model results indicate that (1) there is a significant relationship between the variables of foreign investment, domestic investment, and the population of the region income simultaneously. (2) partially no good variable Foreign Investment, Domestic Investment, and the number of people who influence the Revenue. Keywords: Foreign Investment, Domestic Investment, and population Abstrak Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis ada atau tidaknya pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, dan jumlah penduduk terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda. Selain itu, untuk mengetahui dan menganalisis ada atau tidaknya pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, dan jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Samarinda. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pada model pertama (1) terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, dan jumlah penduduk terhadap Produk Domestik Regional Bruto secara simultan. (2) secara parsial hanya jumlah penduduk yang berpengaruh secara signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Sedangkan hasil penelitian model kedua menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, dan jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah secara simultan. (2) secara parsial tidak ada variabel baik Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam
Negeri, dan jumlah penduduk yang berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah. Kata Kunci : Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, dan jumlah penduduk PENDAHULUAN Pada saat ini pertumbuhan
akibat krisis finansial global. Jumlah
ekonomi yang tinggi merupakan
penduduk yang tinggi pada ketiga
salah satu indikator untuk menilai
negara
keberhasilan
suatu
perekonomian tidak terpuruk atas
negara dan menjadi sasaran utama
berkurangnya permintaan dari negara
pembangunan bagi banyak negara
lain karena permintaan domestik
berkembang.
yang
pembangunan
Pelaksanaan
tersebut
terjaga,
membuat
yang
utamanya
pembangunan dimaksudkan untuk
didorong oleh konsumsi masyarakat
mempercepat
yang tetap tinggi. Di samping itu
pencapaian
tingkat
kesejahteraan hidup yang tinggi bagi
pemerintah
penduduknya. Dalam usaha untuk
dorongan
mencapai
melalui peningkatan stimulus dalam
yang
pertumbuhan
tinggi,
pasti
ekonomi ditemukan
berbagai hambatan khususnya pada
juga pada
mempercepat
memberikan perekonomian
proses
pemulihan
perekonomian.
negara yang sedang berkembang.
Kesenjangan
Hambatan yang sering dihadapi oleh
dan
negara-negara berkembang adalah
bukanhanya
dalam
untuk
pembangunan nasional, tetapi juga
melakukan pembangunan. Hambatan
oleh Kota Samarinda sebagai bagian
itulah
oleh
integral Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam usahanya mencapai
Indonesia. Sehingga grand strategy
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Trilogi
hal
yang
pendanaan
juga
dialami
pendapatan
pembangunan
antar
penduduk
merupakan
Pembangunan
masalah
yang
Indonesia merupakan salah
dicanangkan Pemerintah Indonesia
satu dari 3 negara Asia, disamping
juga membawa implikasi kebijakan
China dan India yang tetap tumbuh
bagi
positif saat negara lain terpuruk
kebijakan
Kota
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
Samarinda, pembangunan
terlebih yang 227
cenderung sentralistik sebelum era
daerah
reformasi maka lingkungan strategis
pemerintah
daerah
kebijakan nasional tersebut sangat
mengelolanya
secara
berpengaruh
sehingga
terhadap
strategi
pembangunan di Kota Samarinda. Salah satu indikator uuntuk
semakin
dapat
digunakan
untuk
wilayah
berkesinambungan,
dalam
maksimal
pendapatan asli daerah yang dapat
pembangunan
kabupaten
untuk
meningkatkan
mengetahui kondisi ekonomi di suatu atau
memudahkan
melaksanakan
daerah
secara
terutama
di
periode tertentu ditunjukkan oleh
bidang perekonomian agar dapat
data
menunjang pertumbuhan ekonomi
PDRB
Regional
(Produk
Domestik
Bruto).
PDRB
secara merata.
didefinisikan sebagai jumlah nilai
Pengembangan sumber daya
tambah yang dihasilkan oleh seluruh
daerah sebagai upaya meningkatkan
unit usaha dalam suatu wilayah, atau
penghasilan
merupakan barang
jumlah
dan
jasa
daerah
memerlukan
seluruh
nilai
dana sebagai modal atau investasi.
akhir
yang
Sumber investasi dapat berasal dari
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi
masyarakat
di suatu wilayah (BPS, 2007 : 2)
Sumber investasi masyarakat juga
Sejak otonomi daerah
diberlakukannya
daerah,
masing-masing
berbenah
meningkatkan
diri
untuk
tidak
maupun
sebatas
pemerintah.
masyarakat
dalam
negeri, namun juga masyarakat luar negeri.
Sumber
investasi
dari
pendapatannya.
pemerintah pun juga tidak sebatas
Segala potensi yang dimiliki daerah
pemerintah dalam negeri, namun
semakin
juga ada investasi yang berasal dari
ditingkatkan
kemanfaatannya
dapat
luar negeri. Masing-masing sumber
mendatangkan pendapatan. Berbagai
investasi memiliki tujuan dan sasaran
fasilitas
sendiri.
sedemikianrupa
agar
juga sehingga
dikelola dapat
darimasyarakat
Baik atau
investasi pemerintah,
meningkatkan pendapatan dari sektor
maupun dari dalam negeri dan luar
retribusi. Dari sektor-sektor yang ada
negeri.
tersebut, dengan adanya otonomi
Selain investasi, maka tenaga
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
228
kerja merupakan suatu faktor yang
dan sesudah krisis ekonomi terhadap
mempengaruhi output suatu daerah.
PDRB
Angkatan kerja yang besar akan
analisis
terbentuk dari jumlah penduduk yang
Ordinary Least Square (OLS). Untuk
besar.Kenaikan
penduduk
tujuan
cepat,
cenderung
sekunder berupa data time series
menurunkantingkat
pertumbuhan
1984-2005, yaitu data jumlah tenaga
yang
jumlah
Sumatera yang
Utara.
Metode
digunakan
analisis
digunakan
kerja,
besar
jumlah investasi PMA di Sumatera
terutama
yang
berkembang,
kondisi
dasarnya
investasi
data
pendapatan perkapita di sebagian negara-negara
jumlah
adalah
PMDN,
Utara dan PDRB Sumatera Utara.
masih miskin, tergantung pada sektor
Data
pertanian, serta diliputi keterbatasan
Departemen
lahan serta sumber-sumber daya
Transmigras,
alam (Todaro, 2003:326).
Perindustrian, BPS, dan sumber-
Novita Linda Sitompul pada tahun
2007
telah
melakukan
penelitian tentang pengaruh investasi terhadap
PDRB.
Adapun
judul
tersebut
diperoleh
Tenaga
dari
Kerja
dan
Departemen
sumber lainnya seperti jurnal dan hasil penelitian. Pada
tahun
2008
Deddy
Rustiono telah melakukan penelitian
penelitian tersebut adalah “Analisis
tentang
Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
tenaga kerja terhadap pertumbuhan
terhadap PDRB Sumatera Utara”.
ekonomi. Adapun judul penelitian
Penelitian tersebut didasarkan pada
tersebut adalah “Analisis Pengaruh
besarnya pengaruh investasi, baik
Investasi,
PMDN
Pengeluaran
maupun
PMA
terhadap
pengaruh
Tenaga
investasi
Kerja,
Pemerintah
dan
dan
terhadap
PDRB, di mana investasi tersebut
Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi
juga menyerap sejumlah tenaga kerja
Jawa Tengah”. Penelitian tersebut
sehingga
bertujuan
menjadi
produktif.
untuk
menganalisis
Penelitian tersebut bertujuan untuk
pengaruh angkatan kerja, investasi:
menganalisis
investasi,
realisasi PMA, realisasi PMDN, dan
jumlah tenaga kerja, dan kondisi
belanja pemerintah daerah terhadap
perekonomian
PDRB Propinsi Jawa Tengah selama
pengaruh
Indonesia
sebelum
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
229
kurun waktu 1985-2006. Penelitian
METODE PENELITIAN
yang dilakukan oleh Deddy Rustiono
Operasionalisasi
variabel
tersebut menggunakan data runtut
diperlukan untuk menentukan jenis,
waktu
indikator, serta skala dari variabel-
tahun
1985-2006
menggunakan Ordinary
analisis
Least
Square
dan regresi
variabel
yang
terkait
(OLS)
penelitian sesuai judul penelitian,
dengan bantuan perangkat lunak
yakni
SPSS.
PMA/PMDN dan Jumlah Penduduk Adapun yang menjadi tujuan
“Pengaruh
dalam Investasi
terhadap PDRB dan PAD Kota
dari penelitian ini adalah sebagai
Samarinda”.
berikut: 1) Untuk mengetahui dan
variabel-variabel yang terkait dalam
menganalisis
karena
itu
atau
tidaknya
penelitian ini adalah sebagai berikut:
PMA
terhadap
1) Variabel X1, Variabel X1 dalam
PDRB Kota Samarinda; 2) Untuk
penelitian ini adalah PMA. Variabel
mengetahui dan menganalisis ada
PMA dalam penelitian ini diartikan
atau
antara
sebagai besarnya penanaman modal
Kota
oleh sektor swasta asing di Kota
Samarinda; 3) Untuk mengetahui dan
Samarinda; 2) Variabel X2, Variabel
menganalisis
X2 dalam penelitian ini adalah
pengaruh
ada
Oleh
antara
tidaknya
PMDN
pengaruh
terhadap
ada
PDRB
atau
tidaknya
pengaruh antara jumlah penduduk
PMDN.
terhadap PDRB Kota Samarinda; 4)
penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis
besarnya penanaman modal oleh
ada atau tidaknya pengaruh PMA
sektor swasta dalam negeri di Kota
terhadap PAD Kota Samarinda; 5)
Samarinda; 3) Variabel X3, Variabel
Untuk mengetahui dan menganalisis
X3 dalam penelitian ini adalah
ada atau tidaknya pengaruh PMDN
jumlah penduduk. Variabel jumlah
terhadap PAD Kota Samarinda; 6)
penduduk
Untuk mengetahui dan menganalisis
diartikan sebagai banyaknya jumlah
ada atau tidaknya pengaruh jumlah
penduduk
penduduk
Samarinda berdasarkan umur dan
Samarinda.
terhadap
PAD
Kota
Variabel ini
diartikan
dalam
di
PMDN
dalam sebagai
penelitian
wilayah
ini
Kota
jenis kelamin pada suatu tertentu; 4)
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
230
Variabel Y1, Variabel Y1 dalam
dan
penelitian ini adalah PDRB. Variabel
Pengaruh PMA, PMDN, dan Jumlah
PDRB dalam penelitian ini diartikan
Penduduk
sebagai sejumlah nilai tambah yang
Pengaruh PMA, PMDN, dan Jumlah
timbul dari berbagai unit produksi di
Penduduk terhadap PAD
Kota Samarinda dalam jangka waktu tertentu
yang
dinyatakan
dalam
akan
membahas
terhadap
tentang
PDRB
serta
Dalam model penelitian ini , maka
digunakan analisis regresi
rupiah; 5) Variabel Y2, Variabel Y2
linear berganda untuk menjawab
dalam penelitian ini adalah PAD.
hipotesis penelitian. Proses analisis
Variabel PAD dalam penelitian ini
dilakukan
diartikan sebagai pendapatan yang
program SPSS. Adapun hasil analisis
diperoleh
Kota
yang
analisis regresi dapat dijabarkan
dipungut
berdasarkan
peraturan
sebagai berikut: pertama, Model
peraturan
Pertama Regresi Linear Berganda
daerah
sesuai
Samarinda
dengan
perundang-undangan
dengan
yaitu
pajak
daerah,
hasil
mengguanakan model regresi regresi
pengelolaan kekayaan daerah yang
linear berganda yang diterapkan
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang
untuk
sah.
pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen.
daerah,
retribusi
PEMBAHASAN Pada bab ini akan menelaah
Hasil
menggunakan
penelitian
menguji
masing-masing
Berdasarkan analisis diperoleh hasil sebagai
berikut:
kebenaran dari hipotesis penelitian
Tabel 1. Coefficients
Sumber : Data Diolah
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
231
maka
Berdasarkan tabel di atas
PMDN (X2) adalah sebesar 1,011
dapat
berarti jika PMDN meningkat satu
diambil
persamaan
regresi sebagai berikut: Y = -
satuan,
1,174063 x 106 + 0,621 X1 + 1,1011
peningkatan PDRB Kota Samarinda
X2 + 15,874 X3.
sebesar Rp 1,011 dengan asumsi X1
persamaan
Berdasarkan
tersebut, maka
dapat
diketahui bahwa: 1) nilai konstanta = 6
maka
akan
terjadi
dan X3 Konstan; 4) Nilai Koefisien Jumlah
Penduduk
(X3)
adalah
-1,174063 x 10 artinya jika tidak
sebesar 15,874, berarti jika jumlah
dipengaruhi oleh PMA, PMDN, dan
penduduk meningkat satu saruan,
Jumlah Penduduk maka PDRB Kota
maka
Samarinda bernilai negatif; 2) Nilai
PDRB Kota Samarinda sebesar Rp
Koefisien PMA (X1) sebesar 0,621
15,874 dengan asumsi X1 dan X2
artinya jika PMA bertambah satu-
Konstan.
satuan,
maka
akan
terjadi
akan
terjadi
peningkatan
Adapun berdasarkan model
peningkatan PDRB Kota Samarinda
Summary
sebesar Rp 0,621 dengan Asumsi X2
analisis
dapat
diperoleh
sebagai
hasil
berikut:
dan X3 Konstan; 3) Nilai Koefisien Tabel 2. Jumlah Penduduk, PMA dan PMDN
Berdasarkan
hasil
PMA,
PMDN,
dan
Jumlah
sedangkan
sisanya
perhitungan sebagaimana tersaji pada
Penduduk,
Tabel 2 di atas, maka koefisien
sebesar
determinasi atau nilai (pada lampiran
variabel-variabel lain diluar variabel
Regreesion)
PMA,
menunjukkan
nilai
7,6%
PMDN,
dijelaskan
dan
oleh
Jumlah
0,924 atau 92,4%. Hal tersebut bisa
Penduduk. Nilai R2 dalam penelitian
diartikan bahwa 92,4% nilai PDRB
ini relatif tinggi, sehingga bisa
dapat diproksi dengan menggunakan
dikatakan bahwa variabel PMA,
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
232
PMDN,
dan
Jumlah
Penduduk
Uji
t
dilakukan
untuk
berpotensi memberikan berpengaruh
mengetahui apakah ada pengaruh
yang besar terhadap nilai PDRB
secara
Kota Samarinda.
terhadap variabel terikat. Adapun
Untuk
menguji
hipotesis
parsial
kriteria
yang
variabel
digunakan
bebas
untuk
pertama yaitu apakah variabel bebas
melihat pengaruh secara parsial dari
(independent) secara bersama-sama
variabel
memberikan pengaruh atau tidak
terikat dengan cara melihat nilai p-
terhadap
value
variabel
tidak
bebas
terikat
dengan
(probabilitas)
(dependent) dapat dilihat dari hasil
Cofficients.
uji F, sedangkan untuk menguji
Dari
hasil
pada
variabel
Tabel
perhitungan
hipotesis kedua yaitu apakah secara
dengan SPSS versi 20 terlihat bahwa
farsial variabel bebas berpengaruh
nilai
t
adalah
sebagai
berikut:
nyata terhadap variabel tidak bebas maka digunakan uji t. Tabel 3. Hasil Perhitungan t hitung untuk Pengaruh PMA terhadap PDRB Kota Samarinda Variabel t hitung p value Keterangan PMA 1,198 0,297 Tidak Signifikan Berdasarkan Tabel 3 dapat diartikan
bahwa
tidak
terdapat
alpha
5%.
perhitungan
hasil
menunjukkan
bahwa
berpengaruh
secara
pengaruh signifikansi variabel PMA
PMA
terhadap PDRB. Hal tersebut terlihat
positif dan signifikan terhadap nilai
dari
PDRB Kota Samarinda.
nilai
probabilitas
(0,297)
tidak
Sehingga
memiliki nilai lebih besar dari nilai Tabel 4. Hasil Perhitungan t hitung untuk Pengaruh PMDN terhadap PDRB Kota Samarinda Variabel t hitung p value Keterangan PMDN 2,073 0,107 Tidak Signifikan
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
233
Berdasarkan Tabel 4 dapat diartikan
bahwa
5%.
Sehingga
hasil
menunjukkan
bahwa
terdapat
perhitungan
variabel
PMDN tidak berpengaruh secara
PMDN terhadap PDRB. Hal tersebut
positif dan signifikan terhadap nilai
terlihat dari nilai probabilitas (0,107)
PDRB
pengaruh
tidak
alpha
signifikansi
Kota
Samarinda.
memiliki nilai lebih besar dari nilai Tabel 5. Hasil Perhitungan t hitung untuk Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap PDRB Kota Samarinda Variabel t hitung p value Keterangan Jumlah Penduduk 4,780 0,009 Signifikan Berdasarkan Tabel 5. dapat diartikan
bahwa
pengaruh
tidak
signifikansi
lebih kecil dari nilai alpha 5%.
terdapat
Sehingga
hasil
variabel
menunjukkan
perhitungan
bahwa
jumlah
jumlah penduduk terhadap PDRB.
penduduk berpengaruh secara positif
Hal
dan signifikan terhadap nilai PDRB
tersebut
terlihat
dari
nilai
probabilitas (0,009) memiliki nilai
Kota
Samarinda.
Tabel 6. Hasil Perhitungan ANOVA
Berdasarkan Tabel 6, terlihat
Berdasarkan perhitungan langkah di
bahwa hasil uji F pada perhitungan
atas, menunjukkan bahwa model
data
menggunakan
penelitian yang digunakan sudah
program SPSS versi 20.0. Nilai F
tepat. Dengan kata lain, terdapat
hitung pada hasil perhitungan adalah
pengaruh yang simultan dari variabel
sebesar
PMA, PMDN, dan Jumlah Penduduk
penelitian
16,205
dengan
nilai
probabilitas (p-value) sebesar 0,011.
terhadap
Nilai
Samarinda.
p
value
selanjutnya
nilai
PDRB
Kota
dikonsultasikan dengan nilai alpha. Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
234
Suatu model yang baik harus memenuhi
(Best
dependen.
Linear Suatu model yang baik harus
Uji
memenuhi
kriteria
kriteria
BLUE
terhadap pola perubahan variabel
multikolonieritas
BLUE
(Best
bertujuan untuk menguji apakah
Linear Unbiased Estimator)
yaitu
model regresi ditemukan adanya
memenuhi asumsi klasik (Gujarati,
korelasi antar variabel independen.
1995).
Model regresi yang baik seharusnya
Dalam
beberapa
regresi
asumsi
terdapat
dasar
yang
tidak
terjadi
korelasi
di
antara
menghasilkan estimator linier tidak
variabel
bias. Dengan memenuhi beberapa
multikolonieritas dilakukan dengan
asumsi tersebut, maka hasil yang
menghitung nilai variance inflation
diperoleh dapat lebih akurat dan
factor
mendekati
perhitungan dengan menggunakan
kenyataan.
Asumsi-
asumsi dasar tersebut dikenal dengan
SPSS
asumsi klasik. Penyimpangan asumsi
sebagai
klasik
akan
sangat
independen.
(VIF).
Uji
Berdasarkan
hasil
versi 20, diperoleh hasil berikut:
berpengaruh
Tabel 7. Perhitungan Nilai Variance Inflation Factor (VIF) Variabel
Nilai VIF
Keterangan
PMA
1,125
PMDN
1,313
Jumlah Penduduk
1,298
tidak terjadi multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas
Berdasarkan Tabel 7, dapat
diartikan bahwa tidak ditemukan
diperoleh hasil bahwa variabel PMA
adanya
memiliki nilai VIF sebesar 1,125,
independen.
variabel PMDN memiliki nilai VIF sebesar
1,313,
variabel
Jumlah
korelasi
antar
variabel
Heteroskedastisitas
artinya
varians variabel dalam model tidak
Penduduk memiliki nilai VIF sebesar
sama
1,298. Angka VIF tersebut lebih
adalah penaksir yang diperoleh tidak
kecil
efisien, baik dalam sampel kecil
dari
10,
sehingga
dapat
(konstan).
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
Konsekuensinya
235
maupun besar. Untuk menguji hasil
Berdasarkan
hasil
estimasi suatu model regresi terdapat
perhitungan dengan menggunakan
heteroskedastisitas atau tidak dalam
SPSS
penelitian ini digunakan Grafik Plot
berikut:
antara
prediksi
variabel
diperoleh
grafik
sebagai
terikat
dengan residualnya.
Gambar. 1. Scatterplots Dari grafik scatterplots dilihat
antara
residual
(kesalahan
bahwa titik-titik menyebar secara
pengganggu) pada periode t dengan
acak baik di atas maupun di bawah
residual
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
(sebelumnya). Untuk mendeteksi ada
disimpulkan bahwa tidak terjadi
tidaknya autokorelasi bisa dilihat
heteroskedastisitas
menggunakan
pada
model
pada
cara
periode
statistik
dari
regresi, sehingga model regresi layak
besaran
untuk digunakan.
kaidah keputusan dari uji DW adalah
Uji
autokorelasi
bertujuan
Durbin-Watson.
t-1
Adapun
sebagai berikut:
untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi f(d)
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
236
Menolak Ho bukti autokorelasi positif
Daerah keraguraguan
Daerah keraguraguan
Menolak Ho* bukti autokorelasi negatif
Menerima Ho atau Hc* atau kedua-duanya
d 0
dl
du
4-du
4-d1
4
Sumber : data diolah Gambar 2. Uji Durbin-Watson Test (D-W Test) Pada k (banyaknya variabel independent) = 3 dan n = 8 serta
tidak ada hubungan antara residual (kesalahan
pengganggu)
pada
periode t dengan residual pada persamaan model:
periode t-1 pada persamaan 1.
Nilai dl = 0,368 dan 4-dl = 3,632
Berdasarkan hasil penjabaran
Nilai du = 2,287 dan 4-du = 2,713
di atas, terlihat bahwa tidak terjadi
Hasil
perhitungan
dengan
pelanggaran asumsi klasik, baik pada
SPSS 20 diperoleh nilai statistik
uji
Durbin-Watson sebesar 1,032. Ini
heteroskedastisitas,
berarti bahwa berlaku
autokorelasi.
dl
< d DW
< du
multikolinearitas,
Dengan
uji
dan
uji
demikian,
model regresi linear berganda dapat
dl = 0,368 < d DW = 1,032 < 4 –
digunakan
du = 2,287.
pengaruh PMA, PMDN, dan Jumlah
Ini berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi positif pada model, jadi
untuk
mengetahui
Penduduk terhadap nilai PDRB Kota Samarinda.
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
237
Model
kedua
berikutnya
diperoleh
hasil
sebagai
berikut:
Tabel 8. Coefficients
Sumber : Data Diolah Berdasarkan tabel 8 maka
akan terjadi peningkatan PAD Kota
dapat diambil persamaan regresi
Samarinda sebesar Rp 20184,187
sebagai berikut: Y = -1,042 x 1011 +
dengan asumsi X1 dan X3 Konstan.
6418,092 X1 + 20184,187 X2 +
Keempat, Nilai Koefisien Jumlah
272224,875 X3 . Dimana, Y = PAD;
Penduduk
X1 = PMA; X2 =
272224,875,
PMDN; X3 =
Jumlah Penduduk Berdasarkan
(X3)
adalah
berarti
sebesar
jika
jumlah
penduduk meningkat satu satuan, persamaan
di
maka akan terjadi peningkatan PAD
atas, maka dapat diketahui bahwa:
Kota
pertama, Nilai Konstanta = -1,042 x
272224,875 dengan asumsi X1 dan
1011 artinya jika tidak dipengaruhi
X2 Konstan.
oleh PMA, PMDN, dan Jumlah Penduduk,
maka
sebesar
Berdasarkan
Rp
hasil
Kota
perhitungan sebagaimana tersaji pada
Samarinda bernilai negatif. Kedua,
Tabel 9, maka koefisien determinasi
Nilai Koefisien PMA (X1) sebesar
atau
6418,092
Regreesion)
artinya
PAD
Samarinda
jika
PMA
nilai
(pada
lampiran
menunjukkan
nilai
bertambah satu-satuan, maka akan
0,785 atau 78,5%. Hal tersebut bisa
terjadi
Kota
diartikan bahwa 78,5% nilai PAD
Samarinda sebesar Rp 6418,092
dapat diproksi dengan menggunakan
dengan Asumsi X2 dan X3 Konstan.
PMA,
Ketiga, Nilai Koefisien PMDN (X2)
Penduduk,
adalah sebesar 20184,187 berarti jika
sebesar
PMDN meningkat satu satuan, maka
variabel-variabel lain diluar variabel
peningkatan
PAD
PMDN,
dan
Jumlah
sedangkan
sisanya
21,5%
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
dijelaskan
oleh
238
PMA,
PMDN,
dan
Jumlah
2
PMDN,
dan
Jumlah
Penduduk
Penduduk. Nilai R dalam penelitian
berpotensi memberikan berpengaruh
ini relatif tinggi, sehingga bisa
yang besar terhadap nilai PAD Kota
dikatakan bahwa variabel PMA,
Samarinda.
Tabel 9. Hasil Perhitungan Model Summary
Untuk
menguji
hipotesis
terikat dengan cara melihat nilai p-
pertama yaitu apakah variabel bebas
value
(independent) secara bersama-sama
Cofficients.
memberikan pengaruh atau tidak
Dari
terhadap
variabel
tidak
bebas
(dependent) dapat dilihat dari hasil
(probabilitas)
hasil
pada
Tabel
perhitungan
dengan SPSS versi 20 terlihat bahwa nilai t disajikan dalam tabel 10.
uji F, sedangkan untuk menguji
Berdasarkan Tabel 10 dapat
hipotesis kedua yaitu apakah secara
diartikan
farsial variabel bebas berpengaruh
pengaruh signifikansi variabel PMA
nyata terhadap variabel tidak bebas
terhadap PDRB. Hal tersebut terlihat
maka digunakan uji t.
dari
Uji
t
dilakukan
untuk
bahwa
nilai
alpha
secara
perhitungan
variabel
bebas
probabilitas
terdapat
(0,718)
memiliki nilai lebih besar dari nilai
mengetahui apakah ada pengaruh parsial
tidak
5%.
hasil
menunjukkan
bahwa
berpengaruh
secara
terhadap variabel terikat. Adapun
PMA
kriteria
positif dan signifikan terhadap nilai
yang
digunakan
untuk
melihat pengaruh secara parsial dari variabel
terikat
dengan
tidak
Sehingga
PDRB
Kota
Samarinda.
variabel
Tabel 10. Hasil Perhitungan t hitung Pengaruh PMA terhadap PAD Kota Samarinda Variabel PMA
t hitung 0,387
p value 0,718
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
Keterangan Tidak Signifikan
239
Tabel 11. Hasil Perhitungan t hitung Pengaruh PMDN terhadap PAD Kota Samarinda Variabel t hitung p value Keterangan PMDN 1,294 0,265 Tidak Signifikan Berdasarkan Tabel 11 dapat diartikan
bahwa
5%.
Sehingga
hasil
menunjukkan
bahwa
terdapat
perhitungan
variabel
PMDN tidak berpengaruh secara
PMDN terhadap PAD. Hal tersebut
positif dan signifikan terhadap nilai
terlihat dari nilai probabilitas (0,265)
PAD
pengaruh
tidak
alpha
signifikansi
Kota
Samarinda.
memiliki nilai lebih besar dari nilai Tabel 12. Hasil Perhitungan t hitung Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap PAD Kota Samarinda Variabel t hitung p value Keterangan Jumlah Penduduk 2,564 0,062 Signifikan Berdasarkan Tabel 12 dapat diartikan
bahwa
pengaruh
tidak
signifikansi
lebih kecil dari nilai alpha 5%.
terdapat
Sehingga
hasil
variabel
menunjukkan
perhitungan
bahwa
jumlah
jumlah penduduk terhadap PAD. Hal
penduduk tidak berpengaruh secara
tersebut
positif dan signifikan terhadap nilai
terlihat
dari
nilai
probabilitas (0,062) memiliki nilai
PDA
Kota
Samarinda.
Tabel 13. Hasil Perhitungan ANOVA
Berdasarkan
13,
20.0. Nilai F hitung pada hasil
terlihat bahwa hasil uji F pada
perhitungan adalah sebesar 4,868
perhitungan
dengan nilai probabilitas (p-value)
data
Tabel
penelitian
menggunakan program SPSS versi
sebesar
0,080.
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
Nilai
p
value 240
selanjutnya dikonsultasikan dengan
diperoleh dapat lebih akurat dan
nilai alpha. Berdasarkan perhitungan
mendekati
langkah di atas, menunjukkan bahwa
asumsi dasar tersebut dikenal dengan
model penelitian yang digunakan
asumsi klasik. Penyimpangan asumsi
tidak tepat. Dengan kata lain, tidak
klasik
terdapat pengaruh yang simultan dari
terhadap pola perubahan variabel
variabel PMA, PMDN, dan Jumlah
dependen.
Penduduk terhadap nilai PAD Kota
Uji
Samarinda.
akan
sangat
Asumsi-
berpengaruh
multikolonieritas
bertujuan untuk menguji apakah
Suatu model yang baik harus memenuhi
kenyataan.
kriteria
(Best
korelasi antar variabel independen.
Linear Suatu model yang baik harus
Model regresi yang baik seharusnya
memenuhi
kriteria
BLUE
model regresi ditemukan adanya
BLUE
(Best
tidak
terjadi
Linear Unbiased Estimator)
yaitu
variabel
korelasi
di
antara
independen.
Uji
memenuhi asumsi klasik (Gujarati,
multikolonieritas dilakukan dengan
1995).
menghitung nilai variance inflation
Dalam
beberapa
regresi
asumsi
dasar
terdapat yang
factor
(VIF).
Berdasarkan
hasil
menghasilkan estimator linier tidak
perhitungan dengan menggunakan
bias. Dengan memenuhi beberapa
SPSS
asumsi tersebut, maka hasil yang
sebagai
versi 20, diperoleh hasil berikut:
Tabel 14. Perhitungan Nilai Variance Inflation Factor (VIF) Variabel Nilai VIF Keterangan PMA
1,125
PMDN
1,313
Jumlah Penduduk
1,298
tidak terjadi multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas
Berdasarkan Tabel di atas,
Penduduk memiliki nilai VIF sebesar
dapat diperoleh hasil bahwa variabel
1,298. Angka VIF tersebut lebih
PMA memiliki nilai VIF sebesar
kecil
1,125, variabel PMDN memiliki nilai
diartikan bahwa tidak ditemukan
dari
10,
sehingga
dapat
VIF sebesar 1,313, variabel Jumlah Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
241
adanya
korelasi
antar
variabel
independen.
penelitian ini digunakan Grafik Plot
Heteroskedastisitas
artinya
varians variabel dalam model tidak sama
(konstan).
heteroskedastisitas atau tidak dalam
antara
prediksi
variabel
terikat
dengan residualnya.
Konsekuensinya
Berdasarkan
hasil
adalah penaksir yang diperoleh tidak
perhitungan dengan menggunakan
efisien, baik dalam sampel kecil
SPSS
maupun besar. Untuk menguji hasil
berikut:
diperoleh
grafik
sebagai
estimasi suatu model regresi terdapat
Gambar 3. Scatterplots Dari grafik scatterplots dilihat Uji
autokorelasi
bertujuan
bahwa titik-titik menyebar secara
untuk menguji apakah dalam suatu
acak baik di atas maupun di bawah
model regresi linier ada korelasi
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
antara
disimpulkan bahwa tidak terjadi
pengganggu) pada periode t dengan
heteroskedastisitas
residual
pada
model
residual
pada
(kesalahan
periode
t-1
regresi, sehingga model regresi layak
(sebelumnya). Untuk mendeteksi ada
untuk digunakan.
tidaknya autokorelasi bisa dilihat menggunakan
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
cara
statistik
dari 242
besaran
Durbin-Watson.
Adapun
sebagai
berikut:
kaidah keputusan dari uji DW adalah f(d) Menolak Ho bukti autokorelasi positif
Daerah keraguraguan
Daerah keraguraguan
Menolak Ho* bukti autokorelasi negatif
Menerima Ho atau Hc* atau kedua-duanya
d 0 dl du 4-du 4-d1 Sumber : data diolah Gambar 4. Uji Durbin-Watson Test (D-W Test) Pada k (banyaknya variabel independent) = 3 dan n = 8 serta
4
dl = 0,368 < d DW = 0,839 < 4 – du = 2,287. Ini berarti bahwa tidak terjadi
persamaan model:
autokorelasi positif pada model, jadi
Nilai dl = 0,368 dan 4-dl = 3,632
tidak ada hubungan antara residual
Nilai du = 2,287 dan 4-du = 2,713
(kesalahan
Hasil
perhitungan
dengan
SPSS 20 diperoleh nilai statistik
dl
< d DW
pada
periode t dengan residual pada periode t-1 pada persamaan 1.
Durbin-Watson sebesar 0,839. Ini berarti bahwa berlaku
pengganggu)
Berdasarkan hasil penjabaran gambar 4, terlihat bahwa tidak terjadi
< du
pelanggaran asumsi klasik, baik pada uji
multikolinearitas,
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
uji
243
heteroskedastisitas, autokorelasi.
dan
Dengan
uji
demikian,
sandang kesehatan
fasilitas
pendidikan,
dan
penyediaan
model regresi linear berganda dapat
kesempatan kerja bagi masyarakat
digunakan
tersebut. Keadaan ini menunjukan
untuk
mengetahui
pengaruh PMA, PMDN, dan Jumlah
adanya
Penduduk terhadap nilai PDRB Kota
ketanaga kerjaan dan masalah ini
Samarinda.
tidak berdiri sendiri akan tetapi akan
Berdasarkan perhitungan diuraikan,
analisis
kaitan
yang
dalam
hasil
mempunyai
lebih
telah
komplek karena terkait pada sektor
bahwa
hanya
yang lain.
yang
layak
tenaga kerja di Kota Samarinda dapat
dilanjutkan, sedangkan model kedua
akan berdampak pada pengalokasian
tidak bias digunakan. Adapun hasil
tenaga kerja. Akibat selanjutnya
pengujian
adalah akan terjadi ketimpangan dan
model
terlihat
yang
permasalahan
pertama
analisis
hipotesis regresi
berdasarkan
linear
berganda,
penurunan kondisi perekonomian.
terihat bahwa hanya Hipotesis Kedua yang
terbukti,
yaitu
terdapat
Sebaliknya kelangkaan
Hal ini membuktikan bawah perubahan kuantitas tenaga kerja
pengaruh yang signifikan antara
akan
berpengaruh
Jumlah Penduduk dengan PDRB
produksi
kota Samarinda.
merupakan salah satu komponen dari
karena
pada tenaga
tingkat kerja
Adanya jumlah penduduk dan
faktor produksi. Bila kuantitas tenaga
angkatan kerja yang cukup besar di
kerja meningkat, maka hasil produksi
satu pihak menggambarkan potensi
(PDB) akan meningkat pula.
yang
dikerahkan
produktif
yaitu
untuk
usaha
yang
dapat
KESIMPULAN
menghasilkan barang dan jasa untuk
Berdasarkan analisis data dan
memenuhi kebutuhan sehari- hari.
pembahasan yang telah disajikan
Disisi lain, hal tersebut memberikan
pada bab terdahulu, maka dapat
gambaran betapa besarnya tantangan
ditarik kesimpulan dalam penelitian
yang dihadapi terutama dalam hal
ini adalah tingkat korelasi variabel
penyediaan bahan makanan, papan,
PMA, PMDN, dan Jumlah Penduduk
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
244
tersebut
menunjukkan
adanya
hubungan yang signifikan secara simultan
(keseluruhan)
96,1%.
Kemudian
sebesar koefisien
determinasi sebesar 92,4% yang menunjukkan
bahwa
variabel-
Ekonomi. Yogyakarta: BPFEYogyakarta Elyani. 2010. Faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing Berinvestasi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Vol. 3, No. 1. Halaman 315-321
variabel independen (PMA, PMDN, Jumlah Penduduk) yang digunakan dapat menjelaskan model sebesar 92,4% terhadap PDRB sedangkan sisanya sebesar 7,6% adalah dari variabel independen lain yang tidak
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP Hakim, Abdul. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Ekonisia
digunakan dalam penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, Lincolin. 1992. Ekonomi Pembangunan. Edisi Kedua. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Berutu, Kasiman. 2011. Pengaruh Belanja Daerah, Investasi, Pendapatan Perkapita, dan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota se-Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan Boediono. 2012. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.4: Teori Pertumbuhan
Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Maku, dkk., 2011. Analisis Determinansi Infrastruktur Jalan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus di Provinsi Nusa Tenggara Timur). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Wilayah 2011 Rustiono, Deddy. 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang Sitompul, Novita Linda. 2007. Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Sumatera Utara. Tesis.
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
245
Universitas Sumatera Utara. Medan Soeratno dan Arsyad, Lincolin. 1995. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri
Jurnal Ekonomi Pembanguan, Vol 11 No. 02 Desember 20134
246