0
PLEDOI PENASEHAT HUKUM ATAS NAMA TERDAKWA
YOHANES AGAPA, JANUARIUS TIGI, BENDIKTUS PEKEY, DOMINGGUS PAKAGE, DERIAS ANOUW, ANDI PIGOME, MARTEN ANOUW, MARTHINUS YOUW, YUSAK KAYAME, MATIAS ADII, FRANS KOTOUKI, BENI GOBAY, ELIAS PIGOME, YOHANES GOBAY, NAFTALI OGETAI
DALAM PERKARA NOMOR ; Nomor : 45/Pid.B./2009/PN.NBE
O L E H
KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK KEADILAN DAN PERDAMAIAN PAPUA DI PENGADILAN NEGERI NABIRE NABIRE 2009
1
PLEDOI Atas Nama Terdakwa YOHANES AGAPA, JANUARIUS TIGI, BENDIKTUS PEKEY, DOMINGGUS PAKAGE, DERIAS ANOUW, ANDI PIGOME, MARTEN ANOUW, MARTHINUS YOUW, YUSAK KAYAME, MATIAS ADII, FRANS KOTOUKI, BENI GOBAY, ELIAS PIGOME, YOHANES GOBAY, NAFTALI OGETAI
Dalam Perkara Pidana Register No. 45/Pid. B/2009/PN. NBE Di Pengadilan Negeri Nabire I. PENDAHULUAN Majelis Hakim yang terhormat, Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sdr.Panitera yang kami hormati, Hadirin yang juga kami hormati, Puji syukur patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas izinnya proses persidangan perkara dugaan tindak pidana Makar sebagaimana diatur dan diancam dalam Dakwaan Kesatu Pasal 110 ayat (1) KUHP Jo. Pasal 106 KUHP atau Dakwaan Kedua: Pasal 110 ayat (2) Ke-3 KUHP Jo. Pasal 106 KUHP atas nama terdakwa Yohanes Agapa, Januarius Tigi, Bendiktus Pekey, Dominggus Pakage, Derias Anouw, Andi Pigome, Marten Anouw, Marthinus Youw, Yusak Kayame, Matias Adii, Frans Kotouki, Beni Gobay, Elias Pigome, Yohanes Gobay, Naftali Ogetai telah berjalan dengan baik hingga saat ini. Pada persidangan hari Rabu, tanggal 19 Agustus 2009 yang lalu, sdr. Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan Tuntutan Pidana kepada Majelis Hakim untuk menyatakan bahwa Para Terdakwa telah terbukti secara sah melakukan Tindak Pidana Makar sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Kesatu: Pasal 110 ayat (1) KUHP Jo Pasal 106 KUHP, tuntutan pidana tersebut termasuk “spektakuler” karena Para Terdakwa dituntut dengan hukuman penjara selama 5 (lima) tahun dikurangkan selama para terdakwa berada dalam tahanan. Tuntutan ini menunjukkan bahwa negara lewat Sdr. Jaksa Penuntut Umum, menggagap demo damai yang dilakukan oleh Massa di Nabire untuk menyampaikan aspirasi lebih berbahaya, dibanding Manuver Malaysia di Ambalat yang jelas-jelas dan secara terang-terangan telah merongrong kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kesempatan ini kami Tim Penasehat Hukum, mengajak kita sebagai aparat penegak hukum yang terlibat dalam proses persidangan ini untuk melihat persoalan Papua secara utuh (imparsial) dan tidak melihatnya secara parsial (sebagian), karena dengan melihat secara parsial tentu penyelesaian masalah Papua menjadi jauh dari akar masalahnya. Hasil Penelitian Tim LIPI di Papua Tahun 2004 menjelaskan bahwa sumber konflik papua mencakup empat isu strategis sebagai berikut : Sejarah integrasi Papua ke wilayah NKRI dan identitas politik orang Papua; kekerasan politik dan pelanggaran HAM; gagalnya pembangunan di Papua; dan inkonsistensi pemerintah dalam implementasi Otsus serta marjinalisasi orang Papua. Diantara 4 (empat) sumber konflik diatas perlulah dicermati secara arif dan bijaksana serta
2 bermartabat sehingga dalam menentukan penyelesaian dan pola pendekatan tidak terus menjerumuskan masyarakat kecil yang tidak bersalah didalam penderitaan dimasa sekarang dan akan datang atau terkesan tetap mempertahankan penyelesaian lama dimana dengan Pendekatan Hukum sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah. Pemberlakuan Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi provinsi Papua yang juga oleh Pemerintah dianggap sebagai solusi terbaik dalam implementasinya ternyata masih jauh dari harapan masyarakat Papua, hal ini disebabkan oleh Kebijakan Pemerintah yang sangat tidak konsisten memberlakukan Undang-Undang ini secara baik dan benar. Menurut Ferry Kareth, istilah “Otonomi” dalam otonomi khusus haruslah diartikan sebagai kebebasan bagi rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri, sekaligus berarti kebebasan untuk berpemerintahan sendiri dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam Papua untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat Papua dengan tidak meninggalkan tanggungjawab untuk ikut serta mendukung penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah-daerah lainnya di Indonesia, sedangkan istilah “khusus” hendaknya diartikan sebagai perlakuan berbeda yang diberikan kepada Papua karena kekhususannya yang berbeda yang diberikan kepada Papua karena kekhususan yang dimilikinya. Kekhususan ini mencapai hal-hal seperti sosial ekonomi masyarakat, kebudayaan dan sejarah politik. Para Terdakwa adalah korban dari pemikiran represif yang dilakukan oleh aparat penegak hukum tanpa memperhatikan aspek lainnya termasuk persoalan masa lalu yang tidak selesai dan kekhususan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Propinsi Papua, hari ini dihadapan Pengadilan yang terhormat, kita yang hadir beserta semua orang yang prihatin terhadap ketidak adilan yakin inilah proses hukum untuk menyatakan kepada Rakyat Papua keadilan masih ada ditanah ini. Peluncuran ILWP (Internasional Lawyer For West Papua) dari tanggal 03 April 2009 sampai dengan 05 April 2009 di Guyana Amerika Serikat merupakan wujud keprihatinan beberapa Pengacara di Amerika atas ketidakadilan yang terjadi di tanah Papua. Ketika Rakyat Papua mendengar terbentuknya Internasional Lawyers For West Papua (ILWP) maka diadakan aksi demo damai serempak diwilayah Jawa dan Bali serta wilayah Papua dilakukan di Jayapura, Wamena dan Nabire. Bahwa berkaitan dengan persiapan aksi tanggal 03 April 2006 dan 06 April 2006 maka pada tanggal 02 April 2009 Panitia Penyambutan Peluncuran ILWP telah memasukan surat pemberitahuan aksi kepada Kapolres Nabire. Selanjutnya Panitia bersama masyarakat membagikan selebaran yang intinya ajakan untuk melakukan demo damai, apa yang dilakukan oleh massa antara tanggal 03 April 2009 sampai dengan 06 April 2009 merupakan ungkapan kebebasan menyampaikan pendapat atas akumulasi maupun jalan keluar ditawarkan terhadap problem mereka secara khusus maupun Papua pada umumnya. Para Terdakwa yang saat ini duduk dalam persidangan yang terhormat, tentu sangat bingung dengan proses hukum ini. Mereka ada yang mengerti dengan tujuan aksi demo damai tersebut, namun sebagian besar tidak paham dengan tujuan demo damai itu sendiri, hal ini dilatar belakangi karena kehadiran mereka dilokasi demo damai tersebut hanya sekedar melihat banyaknya massa yang melakukan demo damai, ada yang hadir dilokasi Taman Gisi untuk minum-minuman keras, ada pula yang hadir dilokasi Taman Gisi
3 untuk bermalam karena ongkos taksi tidak ada sambil menunggu fajar pagi untuk mendapat berkat dari keluarganya yang dapat digunakan untuk kembali ke Kampung Halamannya. Tidak disangka kehadiran mereka yang berbeda-beda ini, lalu di jerumuskan dalam suatu dugaan tindak pidana yang serius, yakni “dugaan tindak pidana makar untuk memisahkan sebagian negara” Kami Tim Penasehat Hukum Para Terdakwa mengajak peserta sidang yang terhormat untuk tenang sejenak merenungkan Firman Allah yang terdapat didalam Alkitab Perjanjian Lama, Kitab Amsal 11 ayat (1), yang berbunyi : “Neraca serong adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat”. Nats dalam Firman Tuhan ini mengingatkan kita semua yang terlibat dalam peradilan ini agar tidak berbuat curang dalam perkara ini, tetap haruslah berperkara dengan tetap memperhatikan kebenaran.
II. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN Untuk dapat menilai apakah tuntutan Sdr. Jaksa Penuntut Umum memenuhi parameter yang obyektif, sekiranya perlu kita mengkaji keseluruhan fakta yang terdapat dalam persidangan. Pada Nota Pembelaan ini kami akan menyingkap fakta persidangan yang belum sempat terungkap, juga beberapa hal yang kami kemukakan namun dari sisi pandang yang berbeda dengan sudut pandang Sdr. Jaksa Penuntut Umum. Hal ini dimaksudkan agar membantu persidangan yang terhormat ini dalam menimbang dan memutus perkara dengan seadil-adilnya. A. Keterangan saksi-saksi 1.Yuprianto Pamangin, anggota Polri, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : - Bahwa saksi menerangkan tidak mengenal Para Terdakwa; - Bahwa saksi menerangkan tidak ada hubungan keluarga dengan Para Terdakwa; - Bahwa saksi menerangkan pernah diperiksa di penyidik dan Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat adalah benar; - Bahwa saksi menerangkan pada hari jumat, 03 April 2009 jam 10.00 pagi massa melakukan demo di KPUD Nabire; - Bahwa saksi menerangkan tidak tahu ada surat pemberitahuan kegiatan demo; - Bahwa saksi menerangkan diperintah untuk melakukan pengawalan Demo di KPUD Nabire; - Bahwa saksi menerangkan datang ke lokasi demo dengan rombongan Dalmas; - Bahwa saksi menerangkan yang memberi perintah Kapolres melalui Kasat Dalmas; - Bahwa saksi menerangkan begitu sampai di Kantor KPUD massa sudah ada; - Bahwa saksi menerangkan tidak ada orang asing yang hadir saat demo; - Bahwa saksi menerangkan massa melakukan demo tentang ILWP; - Bahwa saksi tidak tahu kepanjangan ILWP dan tidak tahu soal keberadaan ILWP, apakah sebuah negara atau organisasi saksi tidak tahu;
4 -
-
-
-
-
Bahwa saksi menerangkan massa mulai star dari Jalan Jenderal Sudirman menuju Jalan A.Gobay Karang Tumaritis terus ke Jalan Merdeka dan berhenti di KPUD Nabire; Bahwa saksi menerangkan yang dibawah oleh massa spanduk, parang, kayu, panah; Bahwa saksi menerangkan massa berteriak, Merdeka…,merdeka…”. Bahwa saksi tidak melihat dan mendengar dari ke 15 Terdakwa siapa yang berteriak merdeka. Bahwa saksi menerangkan dari barang bukti anak panah yang ada saksi tidak tahu itu milik siapa; Bahwa saksi menerangkan juga massa juga berteriak “boikot pemilu”. Bahwa saksi menerangkan massa juga merusak spanduk dan baliho calon legislatif. Bahwa saksi menerangkan tidak tahu siapa yang merusak spanduk dan baliho tersebut; Bahwa saksi menerangkan massa pendemo yang hadir pada tanggal 03 April 2009 berjumlah kurang lebih 100 orang; Bahwa saksi menerangkan ada orang orasi dan itu bukan Para Terdakwa; Bahwa saksi menerangkan sampai di Tugu Roket massa menurunkan Bendera Merah Putih dan merobek bendera tersebut; Bahwa saksi menerangkan setelah dari KPUD, massa menuju Taman Gizi; Bahwa saksi menerangkan massa membuat tenda segi tiga di Taman Gisi; Bahwa saksi menerangkan tanggal 04 April 2009, saksi juga melakukan pemantauan dari luar lokasi Taman Gisi; Bahwa saksi menerangkan tanggal 05 April 2009 juga melakukan pemantauan; Bahwa saksi saat melakukan pemantauan saksi tidak tahu apa yang dilakukan oleh Para Terdakwa; Bahwa saksi tidak tahu Ketua dari massa tersebut; Bahwa saksi menerangkan suasana lokasi Taman Gizi sangat gelap; Bahwa saksi menerangkan massa menggunakan lampu neon kuning sebagai alat penerang didalam tenda; Bahwa saksi menerangkan diluar tenda massa ada membuat api; Bahwa saksi menerangkan dari serangan fajar sudah dilakukan 3 x tembakan peringatan; Bahwa saksi menerangkan saat serangan fajar yang dilakukan massa ada yang masih tidur, ada yang masih tidur, ada yang lari dan sembunyi disemak; Bahwa saksi menerangkan pada saat penangkapan ada yang melawan dan saksi tidak itu siapa karena pada saat itu gelap; Bahwa saksi menerangkan menanyakan kepada Para Terdakwa tentang Bendera Bintang Kejora tanggal 06 April 2009; Bahwa saksi menerangkan menanyakan kepada Para Terdakwa setelah ditangkap dan dimasukan di sel; Bahwa saksi menerangkan tidak ingat siapa Para Terdakwa yang ditanya; Bahwa saksi menerangkan tidak tahu dan tidak melihat ada dokumen tentang perjuangan Papua Barat; Bahwa saksi menerangkan tidak tahu ada kartu identitas Tentara Nasional Papua Barat; Bahwa saksi menerangkan demo tanggal 3, 4, 5 April 2009 saksi tidak 15 terdakwa dilokasi demo.
5
Bahwa atas keterangan saksi, Para Terdakwa menanggapinya sebagai berikut: 1. Yohanes Agapa, menerangkan tidak ikut demo tanggal 3 April 2009, untuk bendera, panah, spanduk tidak tahu. Tanggal 05 April sekitar Jam 10.00 WIT (Malam) datang ke lokasi dan bermalam lalu ditangkap oleh polisi. 2. Januarius Tigi, menerangkan tidak ikut demo, untuk spanduk, bendera, panah tidak tahu. Tanggal 05 April 2009 datang kelokasi tidur dan ditangkap polisi. 3. Bendiktus Pekey, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009. 4. Dominggus Pakage, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April jam 24.00 WIT datang tidur dilokasi pagi hari ditangkap oleh polisi. 5. Derias Anouw, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009 di KPUD. 6. Marten Anouw, menerangkan tidak ikut demo di Kantor KPUD. 7. Marthinus Youw, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 malam, Terdakwa mabuk lari kebelakang Mesjid dan ditangkap oleh Polisi. 8. Matias Adii, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009 di KPUD. 9. Frans Kotouki, menerangkan bahwa ikut demo tanggal 03 April 2009, karena diberitahu demo damai dan telah ada ijin, , maka terdakwa ikut demo tersebut. 10. Beni Gobay, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 datang kelokasi, pagi hari ditangkap polisi; 11. Elias Pigome, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009 di KPUD. 12. Yusak Kayame, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009, tanggal 05 April 2009, jam 10.00 WIT malam karena tidak ada harga taksi uang taksi kerumah terdakwa, akhirnya terdakwa memutuskan bermalam di lokasi posko. 13.Andi Pigome, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 dan tidak tahu tentang barang bukti; 14.Yohanes Gobay, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 jam 22.00 WIT datang kelokas dan pagi hari ditangkap oleh Polisi; 15.Naftali Ogetai, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 datang kelokasi dan pagi hari ditangkap oleh Polisi.
2. Saksi Deni Rumbarar, anggota Polri, yang pada pokoknya menerangkan : - Bahwa saksi menerangkan tidak kenal dengan Para Terdakwa; - Bahwa saksi menerangkan tidak ada hubungan dengan Para Terdakwa; - Bahwa saksi menerangkan pernah diperiksa dan keterangan saksi di BAP benar; - Bahwa saksi menerangkan tanggal 03 April 2009, jam 07.00 WIT ada di Polres dan dapat perintah segera mengawal masyarakat yang demo damai di KPUD Nabire; - Bahwa saksi menerangkan massa mulai demo dari Jalan Jenderal Sudirman menuju Jalan A.Gobay Karang Tumaritis, ke Jalan Merdeka dan berhenti di KPUD Nabire;
6 -
-
-
-
-
-
Bahwa saksi tidak tahu ada pemberitahuan atau ijin dari Kapolres untuk melakukan demo; Bahwa saksi menerangkan bersama anggota dalmas lainnya langsung melakukan pengamanan di Kantor KPUD; Bahwa saksi menerangkan, yang melakukan pengamanan kurang lebih 70 orang anggota dalmas; Bahwa saksi datang berpakaian polisi, tameng, helm, dan tongkat; Bahwa saksi menerangkan tidak tahu dan tidak mengenal siapa yang melakukan orasi; Bahwa saksi menerangkan tiidak mengenal koordinator lapangan; Bahwa saksi menerangkan orang orasi tentang peluncuran ILWP dan pembatalan pemilu; Bahwa saksi menerangkan tulisan di spanduk mendukung peluncuran ILWP; Bahwa saksi tidak mengetahui keberadaan ILWP; Bahwa saksi menerangkan kurang lebih 100 orang yang ikut demo terdiri dari anak-anak sekolah, mahasiswa dan ibu-ibu; Bahwa saksi menerangkan perlengkapan yang dipakai dikantor KPUD adalah parang, anak panah, jubi/busur dan spanduk; Bahwa saksi menerangkan tidak melihat Para Terdakwa melakukan orasi, memegang spanduk dan anak panah; Bahwa dalam orasi tersebut tidak ada massa yang memproklamasikan kemerdekaan Papua; Bahwa saksi menerangkan tidak ada orang asing yang hadir saat demo; Bahwa saksi menerangkan massa selesai demo dikantor KPUD, massa selanjutnya ke Taman Gizi; Bahwa saksi menerangkan di Taman Gisi massa juga melakukan orasi dengan kata-kata yang sama seperti di KPUD Nabire; Bahwa saksi menerangkan massa juga melakukan aksi sumbangan melalui kotak sumbangan mendukung peluncuran ILWP; Bahwa saksi menerangkan pada hari sabtu, 04 April 2009 juga melakukan pengamanan sampai hari senin, 06 April 2009; Bahwa saksi menerangkan ikut terlibat dalam penangkapan pada hari senin 06 April 2009; Bahwa saksi menerangkan pada saat penangkapan tidak kenal dengan Para Terdakwa; Bahwa saksi menerangkan banyak orang didalam tenda dan lari setelah melihat polisi; Bahwa saksi yang membongkar tenda; Bahwa saksi menerangkan yang ditemukan dalam tenda adalah alat masak, parang, panah, jubi/busur dan spanduk; Bahwa saksi menerangkan tidak menemukan dokumen yang berisi Papua Merdeka; Bahwa saksi menerangkan tidak menemukan peluru atau amunisi; Bahwa saksi menerangkan bahwa barang bukti berupa spanduk yang ditunjukan di Pengadilan itu yang dipakai saat demo; Bahwa saksi menerangkan pada saat penangkapan tidak melihat diantara Para Terdakwa yang membuat spanduk; Bahwa saksi menerangkan pada saat penangkapan tidak melihat diantara Para Terdakwa yang membuat spanduk; Bahwa saksi menerangkan pada saat penangkapan tidak melihat Para Terdakwa memegang panah.
7 Bahwa atas keterangan saksi, Para Terdakwa menanggapinya sebagai berikut: 1. Yohanes Agapa, menerangkan tidak ikut demo tanggal 3 April 2009, untuk bendera, panah, spanduk tidak tahu. Tanggal 05 April sekitar Jam 10.00 WIT (Malam) datang ke lokasi dan bermalam lalu ditangkap oleh polisi. 2. Januarius Tigi, menerangkan tidak ikut demo, untuk spanduk, bendera, panah tidak tahu. Tanggal 05 April 2009 datang kelokasi tidur dan ditangkap polisi. 3. Bendiktus Pekey, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009. 4. Dominggus Pakage, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April jam 24.00 WIT datang tidur dilokasi pagi hari ditangkap oleh polisi. 5. Derias Anouw, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009 di KPUD. 6. Marten Anouw, menerangkan tidak ikut demo di Kantor KPUD. 7. Marthinus Youw, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 malam, Terdakwa mabuk lari kebelakang Mesjid dan ditangkap oleh Polisi. 8. Matias Adii, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009 di KPUD. 9. Frans Kotouki, menerangkan bahwa ikut demo tanggal 03 April 2009, karena diberitahu demo damai dan telah ada ijin, , maka terdakwa ikut demo tersebut. 10. Beni Gobay, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 datang kelokasi, pagi hari ditangkap polisi; 11. Elias Pigome, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009 di KPUD. 12. Yusak Kayame, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009, tanggal 05 April 2009, jam 10.00 WIT malam karena tidak ada harga taksi uang taksi kerumah terdakwa, akhirnya terdakwa memutuskan bermalam di lokasi posko. 13.Andi Pigome, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 dan tidak tahu tentang barang bukti; 14.Yohanes Gobay, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 jam 22.00 WIT datang kelokas dan pagi hari ditangkap oleh Polisi; 15.Naftali Ogetai, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 datang kelokasi dan pagi hari ditangkap oleh Polisi. 3.Sugeng, anggota Polri, saksi memberikan keterangan bersamaan Made Sadnyana dengan saksi yang pada pokoknya menerangkan: - Bahwa saksi menerangkan tidak mengenal Para Terdakwa; - Bahwa saksi menerangkan tidak ada hubungan keluarga dengan Para Terdakwa; - Bahwa saksi menerangkan pernah diperiksa di penyidik dan Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat adalah benar; - Bahwa saksi menerangkan bersama-sama ikut pengamanan demo damai tanggal 03 April 2009; - Bahwa saksi menerangkan demo damai di KPUD tidak mendapat ijin dari Kapolres; - Bahwa saksi menerangkan ada orang yang mengantar surat ke Kapolres, saat dicocokkan dengan foto di BAP saksi membenarkan; - Bahwa saksi menerangkan massa yang berdemo berjumlah, kurang lebih 100 orang;
8 -
-
Bahwa saksi menerangkan yang dibicarakan dalam orasi tentang peluncuran ILWP, Referendum dan Boikot pemilu; Bahwa saksi menerangkan tidak tahu siapa yang memimpin orasi tanggal 03 April 2009; Bahwa saksi menerangkan tidak melihat Para Terdakwa melakukan orasi; Bahwa saksi tidak mendengar orasi dengan jelas karena jaraknya 50 meter; Bahwa saksi menerangkan melihat terdakwa Naftali Ogetai mengambil tanah dan mengatakan “ ini tanah Papua, saya mau merdeka “. Bahwa saksi menerangkan kurang lebih 1 jam massa di KPUD; Bahwa saksi menerangkan setelah dari KPUD massa menuju Tugu Roket; Bahwa saksi menerangkan massa merobek bendera Merah Putih; Bahwa saksi tidak mengenal yang merobek bendera merah putih; Bahwa saksi melakukan pengawalan sampai di Taman Gizi; Bahwa saksi ikut melakukan penggrebekan tanggal 06 April 2009; Bahwa saat penggrebekan massa ada yang tidur, ada yang jaga dan ada yang melawan saat penangkapan; Bahwa dilokasi ada panah dan parang; Bahwa ada tembakan peringatan dari aparat 3 x sebelum melakukan penggrebekan; Bahwa saksi tidak melihat dokumen tentang perjuangan Papua Merdeka; Bahwa saksi menerangkan Barang Bukti spanduk yang ditunjuk di persidangan itu yang digunakan demo pada tanggal 03 April 2009.
4.Saksi Made Sadnyana, anggota Polri, saksi memberikan keterangan bersamaan dengan saksi Sugeng yang pada pokoknya menerangkan : - Bahwa saksi menerangkan tidak mengenal Para Terdakwa; - Bahwa saksi menerangkan tidak ada hubungan keluarga dengan Para Terdakwa; - Bahwa saksi menerangkan pernah diperiksa di penyidik dan Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat adalah benar; - Bahwa saksi menerangkan bersama-sama ikut pengamanan demo damai tanggal 03 April 2009; - Bahwa saksi menerangkan demo damai di KPUD tidak mendapat ijin dari Kapolres; - Bahwa saksi menerangkan ada orang yang mengantar surat pemberitahuan kegiatan demo damai ke Kapolres; - Bahwa saat dicocokkan dengan foto penanggung jawab kegiatan Zeth Giay di BAP saksi membenarkan; - Bahwa saksi menerangkan massa yang berdemo berjumlah, kurang lebih 100 orang; - Bahwa saksi menerangkan yang dibicarakan dalam orasi tentang peluncuran ILWP, Referendum dan Boikot pemilu; - Bahwa saksi menerangkan tidak tahu siapa yang memimpin orasi tanggal 03 April 2009; - Bahwa saksi menerangkan tidak melihat Para Terdakwa melakukan orasi; - Bahwa saksi tidak mendengar orasi dengan jelas karena jaraknya 50 meter;
9 -
-
Bahwa saksi menerangkan melihat terdakwa Naftali Ogetai mengambil tanah dan mengatakan “ ini tanah Papua, saya mau merdeka “. Bahwa saksi menerangkan kurang lebih 1 jam massa di KPUD; Bahwa saksi menerangkan setelah dari KPUD massa menuju Tugu Roket; Bahwa saksi menerangkan massa merobek bendera Merah Putih; Bahwa saksi tidak mengenal yang merobek bendera merah putih; Bahwa saksi melakukan pengawalan sampai di Taman Gizi; Bahwa saksi ikut melakukan penggrebekan tanggal 06 April 2009; Bahwa saat penggrebekan massa ada yang tidur, ada yang jaga dan ada yang melawan saat penangkapan; Bahwa dilokasi ada panah dan parang; Bahwa ada tembakan peringatan dari aparat 3 x sebelum melakukan penggrebekan; Bahwa saksi tidak melihat dokumen tentang perjuangan Papua Merdeka; Bahwa saksi menerangkan Barang Bukti spanduk yang ditunjuk di persidangan itu yang digunakan demo pada tanggal 03 April 2009.
Bahwa terhadap keterangan kedua saksi Terdakwa menanggapinya sebagai berikut :
tersebut,
Para
1. Yohanes Agapa, menerangkan tidak ikut demo tanggal 3 April 2009, untuk bendera, panah, spanduk tidak tahu. Tanggal 05 April sekitar Jam 10.00 WIT (Malam) datang ke lokasi dan bermalam lalu ditangkap oleh polisi. 2. Januarius Tigi, menerangkan tidak ikut demo, untuk spanduk, bendera, panah tidak tahu. Tanggal 05 April 2009 datang kelokasi tidur dan ditangkap polisi. 3. Bendiktus Pekey, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009. 4. Dominggus Pakage, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April jam 24.00 WIT datang tidur dilokasi pagi hari ditangkap oleh polisi. 5. Derias Anouw, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009 di KPUD. 6. Marten Anouw, menerangkan tidak ikut demo di Kantor KPUD. 7. Marthinus Youw, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 malam, Terdakwa mabuk lari kebelakang Mesjid dan ditangkap oleh Polisi. 8. Matias Adii, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009 di KPUD. 9. Frans Kotouki, menerangkan bahwa ikut demo tanggal 03 April 2009, karena diberitahu demo damai dan telah ada ijin, , maka terdakwa ikut demo tersebut. 10. Beni Gobay, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 datang kelokasi, pagi hari ditangkap polisi; 11. Elias Pigome, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009 di KPUD. 12. Yusak Kayame, menerangkan tidak ikut demo tanggal 03 April 2009, tanggal 05 April 2009, jam 10.00 WIT malam karena tidak ada harga taksi uang taksi kerumah terdakwa, akhirnya terdakwa memutuskan bermalam di lokasi posko.
10 13.Andi Pigome, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 dan tidak tahu tentang barang bukti; 14.Yohanes Gobay, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 jam 22.00 WIT datang kelokas dan pagi hari ditangkap oleh Polisi; 15.Naftali Ogetai, menerangkan tidak ikut demo, tanggal 05 April 2009 datang kelokasi dan pagi hari ditangkap oleh Polisi.
5. Novi Nawipa, yang pada pokoknya menerangkan : - Bahwa saksi tidak mengenal Para Terdakwa; - Bahwa saksi tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Para Terdakwa; - Bahwa saksi tinggal berdekatan dengan Taman Gizi; - Bahwa saksi melihat ada pondok namun saksi tidak tahu siapa yang membuatnya; - Bahwa Saksi tidak mengetahui demo damai tanggal 03 April 2009; - Bahwa saksi tidak melihat dan tidak mengetahu aktifitas massa didalam pondok taman Gizi. Terhadap keterangan saksi Novi Nawipa, Para Terdakwa membenarkan keterangan tersebut karena saksi tidak tahu.
B. Keterangan Terdakwa : 1. Terdakwa YOHANES AGAPA, tidak bisa berbahasa Indonesia dan di bantu seorang penterjemah/ ahli bahasa daerah di persidangan pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa Benar terdakwa datang ke taman Gizi pada tanggal 5 April 2009 pukul 22.00 WIT; Bahwa benar Terdakwa tidak hadir pada aksi unjuk rasa tanggal 3 April 2009; Bahwa terdakwa tidak tahu tujuan di adakan demo/aksi unjuk rasa; Bahwa terdakwa tidak mengenal Koordinator Kegiatan; Bahwa terdakwa pada waktu datang ke lokasi demo hanya membawa noken yang berisi kartu TPN-OPM yang masa berlakunya sudah berakhir pada tahun 2002; Bahwa kartu TPN-OPM tersebut ditandatangani oleh Kwartue Douw (Almarhum); Bahwa terdakwa bukan anggota TPN-OPM tetapi masyarakat biasa yang kesehariannya bekerja sebagai Petani; Bahwa benar terdakwa tertidur tetapi di luar taman Gizi / diluar tempat demo; Bahwa terdakwa ditangkap di taman gizi pada tanggal 6 April 2009 pada pukul 04.30 WIT; Bahwa terdakwa mengaku keterangan yang ada didalam BAP tidak di berikan untuk di bacakan terlebih dulu baru ditandangani melainkan BAP itu di buat oleh polisi; Bahwa terdakwa dalam persidangan mencabut keterangan yang ada di dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Nabire dan menggunakan keterangan yang di berikan di pengadilan; Bahwa terdakwa menolak Barang Bukti berupa : Panah, Spanduk, Kayu dan Batu yang diperlihatkan JPU di persidangan.
11 2. Terdakwa JANUARIUS TIGI, tidak bisa berbahasa Indonesia dan di bantu seorang penterjemah/ ahli bahasa daerah di persidangan pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar terdakwa datang ke taman Gizi pada tanggal 5 April 2009 dan ditanggakap oleh polisi pada pukul 04.30 WIT; Bahwa benar terdakwa tidak megikuti demo pada tanggal 3 April 2009; Bahwa benar terdakwa mendengar dari masyarakat ada Demo tanggal 3 April 2009; Bahwa terdakwa tidak tahu siapa kordinator Demo damai saat itu; Bahwa terdakwa tidak tahu tentang Otsus dan Referendum; Bahwa terdakwa ditangkap di taman gizi pada tanggal 6 April 2009 pada pukul 04.30 WIT ; Bahwa terdakwa mengaku keterangan yang ada didalam BAP tidak di berikan untuk di bacakan terlebih dulu baru ditandangani melainkan BAP itu di buat oleh polisi; Bahwa terdakwa dalam persidangan mencabut keterangan yang ada di dalam BAP yang dibuat oleh Penyidik Polres Nabire dan menggunakan keterangan yang di berikan di pengadilan; Bahwa terdakwa menolak Barang Bukti berupa : Panah, Spanduk, Kayu dan Batu yang diperlihatkan JPU di persidangan. 3. Terdakwa BENDIKTUS PEKEY, tidak bisa berbahasa Indonesia dan di bantu seorang penterjemah/ ahli bahasa daerah di persidangan pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar terdakwa pada hari minggu tanggal 5 April 2009 datang ke taman Gizi; Bahwa tujuan terdakwa datang ke taman gizi adalah untuk minum bersama dengan teman-teman; Bahwa pada saat terdakwa di tangkap pada tanggal 6 April 2009 dan terdakwa masih dalam pengaruh minuman keras/keadaan mabuk; Bahwa terdakwa tidak melihat pembuatan spanduk; Bahwa terdakwa di bawa ke kantor polisi dan di periksa ; Bahwa hasil Pemeriksaan berupa BAP tidak pernah dibaca oleh terdakwa; Bahwa BAP di buat oleh polisi dan menyuruh terdakwa tanda tangan; Bahwa terdakwa menarik keterangan dari kepolisian dan memakai keterangan dalam persidangan; Bahwa terdakwa menolak Barang Bukti berupa : Panah, Spanduk, Kayu dan Batu yang diperlihatkan JPU di persidangan. 4. Terdakwa DOMINGGUS PAKAGE, tidak bisa berbahasa Indonesia dan di bantu seorang penterjemah/ ahli bahasa daerah di persidangan pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa terdakwa pada tanggal 6 April 2009 di tangkap di taman Gizi; Bahwa terdakwa bertujuan datang ke taman gizi untuk minum dan setelah minum terdakwa langsung tidur pukul 05.00 WIT;
12 Bahwa terdakwa di tangkap oleh polisi dan di bawa ke kantor lalu di periksa; Bahwa terdakwa tidak membaca BAP yang di buat oleh polisi; Bahwa terdakwa menolak keterangan yang di berikan kantor polisi dan memakai keterangan yang di berikan di pengadilan; Bahwa terdakwa menolak Barang Bukti berupa : Panah, Spanduk, Kayu dan Batu yang diperlihatkan JPU di persidangan. 5. Terdakwa DERIANUS ANOUW, Di persidangan ini pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar terdakwa mengikuti demo pada hari jumat tanggal 3 April 2009 di KPU Nabire; Bahwa terdakwa tidak mengetahui secara pasti isi dari Demo Damai karena terdakwa berada jauh dari Orator; Bahwa terdakwa tidak mendengar ada kata-kata Merdeka; Bahwa terdakwa tidak ikut dalam pembuatan tenda; Bahwa terdakwa pergi ke tempat demo membawa tas yang di dalamnya berisi KTP dan pisau dapur; Bahwa terdakwa pergi ke taman Gizi atas inisiatif sendiri; Bahwa terdakwa tidak tahu siapa pemimpin demo; Bahwa terdakwa tidak tahu menahu tentang tulisan-tulisan yang di buat; Bahwa terdakwa di tangkap pada waktu sedang tidur; Bahwa terdakwa tidak melakukan perlawanan saat di tangkap; Bahwa sampai di kantor polisi di periksa dan di suruh cap jempol di BAP tanpa di baca oleh terdakwa; Bahwa terdakwa menolak seluruh keterangan yang di buat di polisi dan memakai keterangan di dalam persidangan ini. 6. Terdakwa MARTHEN ANOUW, tidak bisa berbahasa Indonesia dan di bantu seorang penterjemah/ ahli bahasa daerah di persidangan pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar terdakwa tidak mengikuti demo pada tanggal 3 April 2009 di KPUD Nabire; Bahwa benar terdakwa pergi ke taman gizi; Bahwa terdakwa bertujuan ke taman Gizi untuk jalan-jalan di pasar OYEHE; Bahwa terdakwa tidak tahu mengenai posko dan hanya melihat beras dan spanduk dalam posko tersebut; Bahwa terdakwa tidak tahu siapa yang membuat spanduk; Bahwa terdakwa tidak tahu tujuan dari demo; Bahwa terdakwa tidak membawah apa-apa ke Taman Gizi kecuali dompet; Bahwa terdakwa di tangkap lalu di periksa oleh Polres Nabire; Bahwa terdakwa tidak membaca BAP lalu di suruh cap jempol; Bahwa terdakwa menolak seluruh keterangan yang di buat oleh polisi dan memakai keterangan yang di berikan di pengadilan.
13
7. Terdakwa MARTHINUS YOUW, pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar terdakwa titidak mengikuti Demo Damai pada tanggal 3 April 2009 di KPUD Nabire; Bahwa benar Terdakwa berada di tamana Gizi pada tanggal 5 April 2009; Bahwa terdakwa di taman Gizi tujuannya adalah untuk minum dengan teman-teman; Bahwa terdakwa tidak tahu siapa pemimpin demo; Bahwa terdakwa Menolak seluruh keterangan yang di buat di kepolisian dan memakai keterangan yang di persidangan ini; Bahwa terdakwa menolak Barang Bukti berupa : Panah, Spanduk, Kayu dan Batu yang diperlihatkan JPU di persidangan. 8. Terdakwa MATIAS ADI, tidak bisa berbahasa Indonesia dan di bantu seorang penterjemah/ ahli bahasa daerah di persidangan pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar Terdakwa tidak mengikuti Demo Damai pada tangga 3 April 2009 di KPUD Nabire; Bahwa terdakwa di tangkap di taman Gizi pada tanggal 6 April 2009; Bahwa terdakwa belum pernah mengikuti kegiatan Demo; Bahwa terdakwa mendengar ada demo dari masyarakat; Bahwa terdakwa waktu di taman gizi tidak membawa apaapa; Bahwa terdakwa Menolak seluruh keterangan yang di buat di kepolisian dan memakaiketerangan yang di persidangan ini; Bahwa terdakwa menolak Barang Bukti berupa : Panah, Spanduk, Kayu dan Batu yang diperlihatkan JPU di persidangan. 9. Terdakwa FRANS KOTOUKI, tidak bisa berbahasa Indonesia dan di bantu seorang penterjemah/ ahli bahasa daerah di persidangan pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar terdakwamengikuti demo pada tanggal 3 April 2009 di KPUD Nabire; Bahwa benar terdakwa mengikuti demo karena diberitahukan bahwa Demo itu adalah Demo damai; Bahwa Terdakwa tidak mengetahui tentang Otsus dan Pepera; Bahwa Terdakwa tidak mengetahui Tujuan Demo Damai; Bahwa benar terdakwa pada hari minggu 5 April 2009 pukul 23.00 Wit datang ke taman gizi; Bahwa terdakwa memberikan keterangan di polisi lalu di cap jempol tanpa keterangan itu di baca; Bahwa keterangan di BAP di tolak dan memakai keterangan yang di berikan di pengadilan; Bahwa terdakwa menolak Barang Bukti berupa : Panah, Spanduk, Kayu dan Batu yang diperlihatkan JPU di persidangan.
14
10. Terdakwa BENI GOBAY, tidak bisa berbahasa Indonesia dan di bantu seorang penterjemah/ ahli bahasa daerah di persidangan pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar terdakwa tidak mengikuti Demo pada tanggal 3 April 2009 di KPUD Nabire; Bahwa terdakwa pergi ke pasar Oyehe untuk melihat keluarga sekaligus membeli kebutuhan rumah tangga; Bahwa benar terdakwa saat membawa pisau badik untuk di pakai potong ayam dan duri kasuari untuk mencungkil duri yang masuk di kaki; Bahwa benar terdakwa di tangkap di taman gizi pada tanggal 6 April pukul 04.30 WIT; Bahwa terdakwa dan beberapa teman di periksa tetapi hasil pemeriksaan itu tidak mereka baca dan dipaksa untuk cap jempol; Bahwa terdakwa menolak keterangan yang di berikan di pengadilan dan memakai keterangan yang di berikan di pengadilan. 11. Terdakwa ELIAS PIGOME, tidak bisa berbahasa Indonesia dan di bantu seorang penterjemah/ ahli bahasa daerah di persidangan pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar Terdakwa tidak mengikuti Demo Damai pada tanggal 3 April 2009 di KPUD Nabire; Bahwa terdakwa ada di taman gizi pada hari minggu tepatnya di pantai dan sedang minum Bobo; Bahwa terdakwa setelah minum langsung tertidur di sekitar taman Gizi dan ditangkap oleh polisi pada tanggal 6 April 2009 pukul 04.30 WIT; Bahwa terdakwa tidak membaca keterangannya di polisi lalu di suruh tanda tangan; Bahwa terdakwa menolak keterangan di kepolisian dan memakai keterangan yang di berikan di pengadilan. 12. Terdakwa YUSAK KAYAME, Di persidangan ini pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa terdakwa tidak mengikuti Demo pada tanggal 3 April 2009 di KPUD Nabire; Bahwa benar terdakwa berada di taman Gizi pada pukul 22.00 WIT karena terdakwa hendak pulang ke rumah namun karena tidak ada ongkos taksi jadi terdakwa menginap di Taman Gizi; Bahwa terdakwa pada saat itu membawa alkitab dan uang sebesar Rp.400.000 (empat ratus rupiah); Bahwa Benar uang sebesar Rp. 400.000,- (Empat Ratus Ribu) adalah milik Mertua dari Terdakwa; Bahwa saat di polisi terdakwa di periksa lalu di suruh tanda tangan saja tanpa di beri kesempatan untuk membaca; Bahwa terdakwa menolak keterangan yang di berikan ke polisi dan memakai keterangan yang di berikan di pengadilan; Bahwa terdakwa menolak Barang Bukti berupa : Panah, Spanduk, Kayu dan Batu yang diperlihatkan JPU di persidangan.
15 13. Terdakwa ANDI PIGOME, Di persidangan ini pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar terdakwa Tidak mengikuti demo pada tanggal 3 April 2009 di KPUD Nabire; Bahwa terdakwa tidak tahu tujuan demo dan hanya ikut teman saja; Bahwa terdakwa pada waktu itu hanya membawa HP dan Alkitab; Bahwa terdakwa tidak ikut tempel gambar dan tidak bawah bendera; Bahwa terdakwa menolak keterangan yang di buatdi polisi dan memakai keterangan yang di buat di pengadilan Bahwa terdakwa menolak Barang Bukti berupa : Panah, Spanduk, Kayu dan Batu yang diperlihatkan JPU di persidangan. 14. Terdakwa YOHANES GOBAY, Di persidangan ini pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar terdakwa Tidak mengikuti demo pada tanggal 3 April 2009; Bahwa benar pergi ke pasar OHEYE hari minggu tanggal 5 April 2009; Bahwa benar terdakwa tidak tahu siapa pemimpin demo dan apa tujuannya; Bahwa terdakwa tidak tahu siapa yang membuat spanduk dan bendera; Bahwa terdakwa tahu apa itu ILPW (International Lawyer West Papua); Bahwa terdakwa di periksa dan tidak membaca BAP dari polisi; Bahwa terdakwa menolak keterangan yang di berikan di polisi dan memakai keterangan yang di berkan di pengadilan. 15. Terdakwa NAFTALI OGETAI, Di persidangan ini pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa benar Terdakwa tidak mengikuti demo pada tanggal 3 April 2009 di KPUD Nabire ; Bahwa terdakwa bergabung dengan massa pada minggu malam tanggal 5 April 2009; Bahwa terdakwa tidak tahu tentang demo tersebut; Bahwa terdakwa dalam pemeriksaan di polisi tidak membaca BAP; Bahwa terdakwa menolak keterangan yang di berikan di polisi dan memakai keterangan yang di berikan di pengadilan.
16
C. Barang Bukti Barang Bukti yang diajukan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak semua diperlihatkan kepada saksi dan Terdakwa. Barang Bukti yang diperlihatkan dalam persidangan perkara ini adalah: 1 buah Spanduk “ Otonomi khusus di Papua Gagal, kami rakyat Papua minta Referendum bukan pemilu 2009”. 1 Buah Spanduk “ Review Pepera 1969 Usut tuntas pelanggaran Ham di tanah Papua barat”. 1 buah spanduk “Rakyat papua Barat mendukung peluncuran ILWP di Amerika Serikat tanggal 3 s/d 5 April 2009. Seikat busur panah . Satu ikat kayu buah. Terhadap barang bukti yang ditunjukan Jaksa Penuntut Umum didepan persidangan telah dibantah oleh Para Terdakwa, dimana Para Terdakwa menerangkan mereka tidak membuat dan juga tidak mengetahui siapa yang membuat serta membawa barangbarang tersebut dalam demo damai maupun di Taman Gisi. III. Analisa Fakta Persidangan Bahwa dari proses pemeriksaan persidangan, baik lewat pemeriksaan saksi-saksi, pemeriksaan Para Terdakwa dan Barang Bukti, didapat fakta-fakta sebagai berikut : Bahwa pada hari jumat, tanggal 03 April 2009, jam 10.00 WIT terjadi demo damai yang di yang dihadiri oleh kurang lebih 100 orang; Bahwa massa yang melakukan demo damai, melewati jalan Jenderal Sudirman menuju Jalan A.Gobay Karang Tumaritis terus ke Jalan Merdeka dan berhenti di KPUD Nabire; Bahwa demo damai tersebut mendapat pengawalan dari aparat Kepolisian Resort Nabire; Bahwa tujuan demo damai tersebut adalah : Menolak dilakukannya Pemilu Legislatif serta Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009; Menyatakan sikap tentang gagalnya otonomi khusus Papua dan permintaan referendum; Mendukung peluncuran Internasional Lawyers For West Papua (ILWP) di Amerika Serikat tanggal 03 April-05 April 2009; Bahwa dalam demo tersebut ada orasi dari penanggung jawab (koordinator lapangan Zeth Giay); Bahwa dalam demo damai tersebut massa membawa spandukspanduk yang bertuliskan, “ Menolak Pemilu Legilatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 “; “Otonomi khusus di Papua gagal dan kami rakyat Papua minta referendum bukan Pemilu”, “Mendukung Peluncuran ILWP di Amerika”. Bahwa dalam demo damai tersebut saksi, Yuprianto Pamangin, Deni Rumbarar, Sugeng, Made Sadnyana yang merupakan aparat kepolisian yang melakukan pengawalan saat itu, tidak melihat Para Terdakwa dilokasi demo damai, tidak melihat dan mendengar Para Terdakwa melakukan orasi, memegang spanduk maupun memegang panah; Bahwa sesuai pengakuan Terdakwa, Derias Anouw, Frans Katouki mereka mengikuti demo damai tetapi tidak terlibat dalam orasi, membuat maupun memegang spanduk, membawa panah. Bahwa setelah demo damai massa sebagian pulang kerumah masing-masing dan sebagian ke Taman Gisi; Bahwa pada hari sabtu, tanggal 04 April 2009, tidak ada demo damai;
17 Bahwa ada sebagian massa yang berdiam di Taman Gisi dan tetap dibawah pengawalan dan pantauan pihak kepolisian Resort Nabire; Bahwa pada hari minggu, tanggal 05 April 2009 juga tidak ada demo damai; Bahwa ada sebagian massa berkumpul di Taman Gisi dan tetap dibawah pengawalan dan pantauan pihak keamanan; Bahwa menurut keterangan Para Terdakwa kehadiran mereka saat itu dilokasi Taman Gisi adalah sebagai berikut : Pada malam hari pukul 22.00 WIT Terdakwa atas nama Yohanes Agapa mendatangi lokasi Taman gizi dengan tujuan ingin tidur namun pagi harinya di tanggap oleh pihak aparat keamanan Polres Nabire, Januarius Tigi mendatangi lokasi pada malam hari dengan tujuan untuk tidur pagi harinya di tangkap Polres Nabire, Dominggus Pakage mendatangi lokasi pada malam hari dan paginya ditangkap oleh petugas Polres Nabire, Marthinus Youw mendatangi lokasi malam hari dalam keadaan mabuk dan ditangkap oleh aparat keamanan Polres Nabire, Yusak Kayame mendatangi lokasi di taman Gizi pada malam hari pukul 10.00 Wit dengan tujuan tidur karena tidak ada biaya taxi pulang, paginya ditangkap oleh pihak aparat keamanan polres Nabire, Matias Adi mendatangi Taman Gizi padam malam hari dan ditangkap oleh pihak keamanan Polres Nabire Pada pagi hari, Frans Kotouki mendatangi lokasi taman gizi pada malam hari dan ditangkap oleh Petugas Polres nabire pagi harinya, Beni Gobay mendatangi lokasi taman gizi pada malam hari tanggal 5 April 2009 dan paginya ditangkap petugas keamanan Polres Nabire. Elias Pigome mendatangi lokasi taman gizi pada hari minggu minum minuman keras dan mabuk paginya di tangkap oleh Petugas keamanan polres Nabire, Andi Pigome mendatangi lokasi taman gizi pada tanggal 5 April 2009 pada malam hari ditangkap pihak aparat kepolisian Polres Nabire pada pagi harinya, Yohanes Gobay mendatangi lokasi taman Gizi pada tanggal 5 April 2009 malan hari paginya di tangkap petugas keamanan Polres Nabire, Naftali Ogetai mendatang lokasi taman gizi pada malam hari dan ditangkap pihak kemanan Polres Nabire pada pagi harinya. Bahwa Para Terdakwa kemudian dibawah ke Mapolres Nabire untuk dimintai keterangan; Bahwa setelah selesai pemeriksaan, Para Terdakwa tidak diberi kesempatan untuk membaca Berita Acara Pemeriksaan (BAP), BAP hanya diberikan saat mereka di balik terali besi untuk ditandatangani; Bahwa saat diminta oleh Terdakwa untuk membaca BAP, pihak penyidik Polres Nabire menyarankan, nanti saja dijelaskan di Pengadilan; Bahwa Para Terdakwa dengan tegas menolak saksi-saksi yang dihadirkan dalam persidangan dan Para Terdakwa masing-masing telah mencabut keterangannya didepan persidangan karena BAP tersebut bukanlah keterangan mereka. Bahwa untuk membuktikan apakah Para Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan pada mereka haruslah berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa dan barang bukti. Keterangan Saksi sesuai dengan penegasan dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP, yakni Keterangan yang saksi lihat sendiri; saksi dengar sendiri; alami sendiri mengenai suatu peristiwa pidana. Selain itu untuk menentukan kebenaran materiil yang sesungguhnya, maka harus diperhatikan; persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lainnya; persesuaian saksi
18 dengan alat bukti lainnya; alasan yang dipergunakan oleh saksi untuk memberikan keterangan tertentu, cara hidup dan kesusilaan serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya (Vide, pasal 185 ayat 6 KUHAP). Dari kelima saksi yang dihadirkan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum, masing-masing atas nama Yuprianto Pamangin, Deni Rumbarar, Sugeng, Made Sadyana menerangkan bahwa mereka melakukan pengamanan terhadap massa yang melakukan demo damai pada tanggal 03 April 2009 dan juga pengawalan serta pemantauan ditaman Gisi pada tanggal 04 April 2009 sampai dengan tanggal 06 April 2009, Para Saksi tidak melihat dan mendengar langsung keterlibatan masing-masing terdakwa, baik dalam bentuk pertemuan, orasi, membuat spanduk, memegang spanduk maupun anak panah. Saksi Novi Nawipa hanya melihat pondok di Taman Gisi, selanjutnya tidak mengetahui aktifitas massa dan tidak mengetahui keterlibatan Para Terdakwa. Mengenai keterangan Terdakwa, masing-masing terdakwa dalam persidangan telah mencabut Berita Acara Pemeriksaan di depan Pengadilan, karena Berita Acara Pemeriksaan tersebut hanya ditanda tangani, tanpa pernah masing-masing terdakwa diberi kesempatan untuk membaca terlebih dahulu. Tentang barang bukti yang dihadirkan dalam persidangan saksi-saksi tidak melihat keterlibatan Para Terdakwa dalam membuat maupun menggunakannya dalam demo damai, demikian juga Para Terdakwa dengan tegas telah menerangkan bahwa barang bukti tersebut bukan milik mereka, dan mereka tidak mengetahui siapa yang membuat maupun membawa barang bukti tersebut. Dengan demikian sesuai fakta persidangan tidak ada saksi melihat maupun mendengar sendiri keterlibatan masing-masing terdakwa, tidak ada persesuaian antara saksi dengan alat bukti lainnya (Keterangan terdakwa, barang bukti), karena keterangan terdakwa yang di BAP telah dicabut dalam persidangan dan barang bukti yang diperlihatkan didepan persidangan telah jelas-jelas ditolak oleh Para Terdakwa karena tidak ada kaitan dengan Para Terdakwa. IV.Fakta Yuridis dan Analisa Yuridis. Dari uraian dan analisa fakta tersebut diatas, maka didapat fakta yuridis yang kemudian akan dianalisa sebagai berikut : A. Fakta Yuridis
Fakta Hukum Membuktikan bahwa unjuk rasa dan orasi yang dilakukan oleh massa pada tanggal 03 April 2009 bertujuan Menolak dilakukannya Pemilu Legislatif serta Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009; Menyatakan sikap tentang gagalnya otonomi khusus Papua dan permintaan referendum; Mendukung peluncuran Internasional Lawyers For West Papua (ILWP) di Amerika Serikat tanggal 03 April-05 April 2009 adalah untuk merespon aspirasi yang berkembang dalam masyarakat Papua, dan hal ini dijamin oleh Konstitusi RI Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28 E ayat (3) yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat”, jo. Undang-Undang Nomor 09 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat yang sangat jelas memberikan
19
ruang demokrasi kepada masyarakat sipil untuk menyampaikan aspirasinya. Bahwa aksi demo damai pada tanggal 03 April 2009, mendapat pengawalan dan pengamanan dari aparat Polres Nabire; Fakta Hukum membuktikan bahwa tidak ada satu saksipun yang melihat para terdakwa melakukan Orasi, memegang spanduk, panah pada saat Demo Damai. Fakta Hukum membuktikan bahwa dampak dari unjuk rasa dan orasi itu tidak menyebabkan berdirinya suatu negara yang disebut Negara Papua dan atau memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fakta Hukum membuktikan sebelum unjuk rasa dilaksanakan telah ada pemberitahuan kepada Bapak Kapolres Nabire oleh Koordinator Lapangan Sdr. Zeth Giay namun oleh Kapolres nabire Tidak diizinkan untuk melakukan aksi. Fakta Hukum membuktikan bahwa tidak ada satu orang saksipun yang dihadirkan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum mengetahui peran dari masing-masing terdakwa dalam konteks Makar. Fakta Hukum membuktikan bahwa tidak ada satu orang saksipun yang mengetahui keberadaan dan keterlibatan Para Terdakwa dalam aksi unjuk rasa hanya Saksi I Made Wayan mengatakan melihat Terdakwa atas nama Naftali Ogetai berada di lokasi demo. Fakta Hukum membuktikan bahwa dari 15 (lima belas) terdakwa ini hanya 4 orang yang bisa berbahasa Indonesia. Fakta Hukum membuktikan bahwa Para Terdakwa dalam proses pemeriksaan terdakwa telah mencabut keterangan Para terdakwa yang dimuat dalam Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh Penyidik Polrles Nabire. Fakta Hukum membuktikan bahwa pada saat demo damai di depan kantor KPUD Nabire dilakukan dengan damai dan tidak ada tindakan anarkis Fakta hukum membuktikan bahwa Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak dapat membuktikan telah terjadi Makar dalam perkara incasu.
B. Analisa Hukum Sebagai bahan pemikiran dan pembuktian terhadap analisa unsur-unsur dalam Dakwaan Kesatu : Pasal 110 ayat (1) KUHP Jo. Pasal 106 KUHP atau Dakwaan Kedua : Pasal 110 ayat (2) Ke-3 KUHP Jo. 106 KUHP, hendaknya dilihat fakta persidangan yang terungkap bahwa Para terdakwa tidak melakukan tindak pidana Makar seperti yang didakwakan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum, hal itu dapat kami buktikan di bawah ini. Adapun bunyi Dakwaan Kesatu: Pasal 110 ayat (1) KUHP, yaitu: “Permufakatan jahat untuk melakukan kejahatan menurut pasal 104, 106, 107, dan 108 diancam berdasarkan…dst”. Jo.106 KUHP, yaitu : “ Makar dengan maksud supaya seluruh atau memisahkan sebagian dari wilayah Negara diancam dengan pidana...dst”
20 Bahwa dari bunyi dakwaan kesatu: Pasal 110 ayat (1) KUHP Jo. Pasal pasal 106 KUHP tentang tindak pidana Makar, maka terdapat unsur-unsur dakwaan kesatu yang harus dibuktikan, yaitu sebagai berikut: 1. Permufakatan jahat ; 2. Untuk melakukan perbuatan makar; 3. Dengan maksud/Niat hendak ; 4. Memisahkan sebagian dari wilayah negara. Ad.1 Permufakatan Jahat. Yang dimaksud dengan unsur Permufakatan Jahat dengan jelas dapat kita ketemu dalam pasal 88 KUHP yaitu :”Permufakatan jahat itu terjadi setelah dua orang atau lebih memperoleh kesepakatan untuk melakukan kejahatan”. Jika dikaitkan dengan fakta persidangan berupa keterangan saksi-saksi Yuprianto Pamangin, Deni Rumbarar, Sugeng, Made Sadnyana, Novi Nawipa, Para Saksi tidak melihat maupun mendengar keterlibatan masing-masing terdakwa yang bermufakat untuk melakukan makar, demikian juga dengan keterangan masing-masing Terdakwa dimana peran dari mereka menunjukan tidak adanya kesepakatan untuk melakukan kejahatan makar. Dari uraian kami tersebut di atas maka unsur permufakatan jahat tidak terpenuhi, dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Ad.2. Untuk Melakukan Makar (Aanslag). Makar/Aanslag berasal dari bahasa Arab yang diterjemahkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Cetakan Balai Pustaka : 1. Akal busuk; tipu muslihat; 2. Perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang (membunuh) orang, dsb; 3. Perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintahan yang sah; Istilah Makar dipergunakan untuk mengganti/menterjemahkan kata “Aanslag“ dalam Wetbook van Straffrecht yang kemudian diambil alih dan diterjemahkan dalam KUHP. Jika penafsirannya hanya berdasarkan KUHP akan terjadi salah kaprah, karena untuk mencari padanan kata aanslag sangat sulit, maka dipakai kata Makar, yang artinya dalam kamus istilah hukum Fockema Andreae terbitan Bina Cipta adalah : Mengawali suatu tindak pidana, dianggap sudah ada segera setelah niat pelaku sudah tampak pada awal perbuatannya; Mengawali dengan sendirinya lebih luas dari pada mencoba; Mengenai beberapa tindak pidana, mengawalinya saja sudah dapat dihukum; Dalam penjelasan Pasal 87 KUHP, tulisan R. Susilo disebutkan bahwa perbuatan-perbuatan persiapan tidak masuk dalam pengertian “makar” yang masuk dalam pengertian ini hanyalah perbuatan-perbuatan pelaksanaan.
21 Jika dikaitkan dengan fakta persidangan, berupa keterangan saksi-saksi maupun keterangan terdakwa didapat keterangan : Bahwa unjuk rasa dan orasi yang dilakukan oleh massa pada tanggal 03 April 2009 bertujuan Menolak dilakukannya Pemilu Legislatif serta Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009; Menyatakan sikap tentang gagalnya otonomi khusus Papua dan permintaan referendum; Mendukung peluncuran Internasional Lawyers For West Papua (ILWP) di Amerika Serikat tanggal 03 April-05 April 2009 adalah untuk merespon aspirasi yang berkembang dalam masyarakat Papua, dan hal ini dijamin oleh Konstitusi RI UndangUndang Dasar 1945, Pasal 28 E ayat (3) yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat”, jo. Undang-Undang Nomor 09 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat yang sangat jelas memberikan ruang demokrasi kepada masyarakat sipil untuk menyampaikan aspirasinya. Bahwa sebelum unjuk rasa dilaksanakan telah ada pemberitahuan kepada Bapak Kapolres Nabire oleh Koordinator Lapangan Sdr. Zeth Giay namun oleh Kapolres nabire Tidak diizinkan untuk melakukan aksi. Bahwa aksi demo damai pada tanggal 03 April 2009, mendapat pengawalan dan pengamanan dari aparat Polres Nabire atas perintah Kapolres Nabire; Bahwa tidak ada satu saksipun yang melihat para terdakwa melakukan Orasi, memegang spanduk, panah pada saat Demo Damai.
Bahwa dampak dari unjuk rasa dan orasi itu tidak menyebabkan berdirinya suatu negara yang disebut Negara Papua dan atau memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari uraian kami tersebut di atas maka unsur untuk melakukan perbuatan makar tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Ad.3.Dengan Maksud; Bahwa perkataan “dengan maksud” adalah terjemahan dari perkataan “met het oogmerk”, sehingga opzet didalam kejahatan (Pasal 106 KUHP) ini haruslah ditafsirkan dalam arti sempit atau semata-mata sebagai “ Opzet als oorgmerk”, dengan demikian menurut Undang-Undang sebagaimana dijelaskan oleh Memorie Van Tolicting adalah indicator apakah dalam suatu tindakan tersebut ada unsur kesengajaan atau opzet. Bahwa menurut memori van tolicting unsur kesengajaan terbukti apabila dikehendaki dan di mengerti akibat perbuatannya, dalam hal ini harus bersesuaian dengan unsur-unsur pasal lain seperti pasal makar, unsur memisahkan diri, sebagian atau seluruhnya, hal yang tidak bersesuaian dengan unsur pasal lain tersebut maka tidak dapat dikatakan unsur dengan maksud.
22 Bahwa sesuai fakta yang terungkap dalam persidangan melalui keterangan saksi dan keterangan terdakwa; Bahwa sebelum dilakukan demo damai telah diajukan surat pemberitahuan oleh penanggung- jawab demo damai Zeth Giay ke Kapolres Nabire; Bahwa oleh Kapolres Nabire Demo damai tersebut tidak diijinkan; Bahwa pada tanggal 03 April 2009, massa melakukan demo damai dengan tujuan; Menolak dilakukannya Pemilu Legislatif serta Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009; Menyatakan sikap tentang gagalnya otonomi khusus Papua dan permintaan referendum; Mendukung peluncuran Internasional Lawyers For West Papua (ILWP) di Amerika Serikat tanggal 03 April-05 April 2009; Bahwa pada saat demo damai tersebut, walaupun tidak diijinkan, Kapolres Nabire tetap memerintahkan aparat Kepolisian Resort Nabire melakukan pengawalan dan pengamanan; Bahwa setelah demo damai massa sebagian membubarkan diri dan sebagian ke Taman Gisi; Bahwa tidak ada satupun saksi yang melihat keterlibatan Para Terdakwa dalam aksi demo damai; Dari uraian kami tersebut di atas maka unsur dengan maksud tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Ad. 4 Memisahkan Sebagian Negara Pengertian “memisahkan sebagian dari wilayah negara”, menurut R.Susilo : “ Perbuatan kekerasan fisik, yang bersifat menyerang yang menyebabkan terpisahnya negara atau dapat memisahkan negara”. Bahwa sesuai fakta yang terungkap dalam persidangan melalui keterangan saksi dan keterangan terdakwa;
Bahwa tujuan demo damai tanggal 03 April 2009, adalah Menolak dilakukannya Pemilu Legislatif serta Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009; Menyatakan sikap tentang gagalnya otonomi khusus Papua dan permintaan referendum; Mendukung peluncuran Internasional Lawyers For West Papua (ILWP) di Amerika Serikat tanggal 03 April-05 April 2009;
Bahwa tidak ada satu saksipun yang melihat keterlibatan Para Terdakwa dalam demo damai, baik melalui cara orasi, memegang spanduk maupun membawa anak panah;
Bahwa setelah adanya aksi demo damai tanggal 03 April 2009 sampai dengan saat ini, tidak ada sejengkal tanah pun di Propinsi Papua yang telah jatuh ketangan musuh atau telah terpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari uraian kami tersebut di atas maka unsur memisahkan sebagian wilayah negara tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Bahwa dari paparan kami tersebut di atas maka dengan tidak terpenuhinya salah satu unsur dakwaan saja maka
23 dianggap bahwa pasal yang didakwakan dalam dakwaan kesatu pasal 110 ayat 1 KUHP Jo Pasal 106 KUHP, tidak terbukti. Sehingga hal itu berarti unsur “permufakatan jahat untuk melakukan makar dengan maksud memisahkan sebagian wilayah negara”` yang didakwakan kepada Para Terdakwa tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Mengenai Dakwaan Kedua akan dibuktikan sebagai berikut Adapun bunyi Dakwaan Kedua: Pasal 110 ayat (2) Ke-3 KUHP, yaitu: “Memiliki persediaan barang-barang yang diketahui berguna bagi kejahatan”. Jo. 106 KUHP, yaitu : “ Makar dengan maksud supaya seluruh atau memisahkan sebagian dari wilayah Negara diancam dengan pidana...dst” Bahwa dari bunyi dakwaan kesatu: Pasal 110 ayat (2) Ke-3 KUHP Jo. Pasal pasal 106 KUHP tentang tindak pidana Makar, maka terdapat unsur-unsur dakwaan kedua yang harus dibuktikan, yaitu sebagai berikut: 1.Memiliki persediaan barang-barang; 2.Untuk melakukan perbuatan makar (Aanslag); 3.Dengan maksud/niat hendak; 4.Memisahkan sebagian dari wilayah negara.
Ad.1 Memiliki Persediaan Barang-Barang . Bahwa yang dimaksud memiliki persediaan barang-barang disini, adalah persediaan barang-barang yang diketahui berguna untuk melakukan kejahatan Makar. Bahwa fakta persidangan menunjukan barang bukti yang dihadirkan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum; 1 buah Spanduk “ Otonomi khusus di Papua Gagal, kami rakyat Papua minta Referendum bukan pemilu 2009”. 1 Buah Spanduk “ Review Pepera 1969 Usut tuntas pelanggaran Ham di tanah Papua barat”. 1 buah spanduk “Rakyat papua Barat mendukung peluncuran ILWP di Amerika Serikat tanggal 3 s/d 5 April 2009. Seikat busur panah . Satu ikat kayu buah. Bahwa sesuai dengan keterangan saksi-saksi mereka melihat massa yang melakukan demo memegang spanduk : “Otonomi khusus di Papua Gagal, kami rakyat Papua minta Referendum bukan pemilu 2009”; “ Review Pepera 1969 Usut tuntas pelanggaran Ham di tanah Papua barat”; “Rakyat papua Barat mendukung peluncuran ILWP di Amerika Serikat tanggal 3 s/d 5 April 2009, tetapi saksi tidak melihat para terdakwa membawa atau memegang spanduk-spanduk tersebut, demikian juga dengan busur dan kayu buah. Fakta persidangan berupa keterangan Terdakwa, yang oleh masing-masing terdakwa telah menolak atau membantah barang bukti yang dihadirkan dan ditunjukkan oleh Sdr.Jaksa Penuntut Umum karena mereka tidak mengetahui maupun membawa barang bukti tersebut.
24 Dari uraian kami tersebut di atas maka unsur memiliki persediaan barang-barang tidak terpenuhi, dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Ad.2. Untuk Melakukan Makar (Aanslag); Makar/Anslag berasal dari bahasa Arab yang diterjemahkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Cetakan Balai Pustaka : 1. Akal busuk; tipu muslihat; 2. Perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang (membunuh) orang, dsb; 3. Perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintahan yang sah; Istilah Makar dipergunakan untuk mengganti/menterjemahkan kata “Aanslag“ dalam Wetbook van Straffrecht yang kemudian diambil alih dan diterjemahkan dalam KUHP. Jika penafsirannya hanya berdasarkan KUHP akan terjadi salah kaprah, karena untuk mencari padanan kata aanslag sangat sulit, maka dipakai kata Makar, yang artinya dalam kamus istilah hukum Fockema Andreae terbitan Bina Cipta adalah : Mengawali suatu tindak pidana, dianggap sudah ada segera setelah niat pelaku sudah tampak pada awal perbuatannya; Mengawali dengan sendirinya lebih luas dari pada mencoba; Mengenai beberapa tindak pidana, mengawalinya saja sudah dapat dihukum; Dalam penjelasan Pasal 87 KUHP tulisan R. Susilo disebutkan bahwa perbuatan-perbuatan persiapan tidak masuk dalam pengertian “makar” yang masuk dalam pengertian ini hanyalah perbuatan-perbuatan pelaksanaan. Jika dikaitkan dengan fakta persidangan, berupa keterangan saksi-saksi maupun keterangan terdakwa didapat fakta : Bahwa unjuk rasa dan orasi yang dilakukan oleh massa pada tanggal 03 April 2009 bertujuan Menolak dilakukannya Pemilu Legislatif serta Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009; Menyatakan sikap tentang gagalnya otonomi khusus Papua dan permintaan referendum; Mendukung peluncuran Internasional Lawyers For West Papua (ILWP) di Amerika Serikat tanggal 03 April-05 April 2009 adalah untuk merespon aspirasi yang berkembang dalam masyarakat Papua, dan hal ini dijamin oleh Konstitusi RI UndangUndang Dasar 1945, Pasal 28 E ayat (3) yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat”, jo. Undang-Undang Nomor 09 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat yang sangat jelas memberikan ruang demokrasi kepada masyarakat sipil untuk menyampaikan aspirasinya. Bahwa sebelum unjuk rasa dilaksanakan telah ada pemberitahuan kepada Bapak Kapolres Nabire oleh Koordinator Lapangan Sdr. Zeth Giay namun oleh Kapolres nabire Tidak diizinkan untuk melakukan aksi.
Bahwa aksi demo damai pada tanggal 03 April 2009, mendapat pengawalan dan pengamanan dari aparat Polres Nabire atas perintah Kapolres Nabire;
25
Bahwa tidak ada satu saksipun yang melihat para terdakwa melakukan Orasi, memegang spanduk, panah pada saat Demo Damai.
Bahwa dampak dari unjuk rasa dan orasi itu tidak menyebabkan berdirinya suatu negara yang disebut Negara Papua dan atau memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari uraian kami tersebut di atas maka unsur untuk melakukan perbuatan makar/aanslag tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Ad.3.Dengan Maksud/Niat Hendak; Bahwa perkataan “dengan maksud” adalah terjemahan dari perkataan “met het oogmerk”, sehingga opzet didalam kejahatan (pasal 106) ini haruslah ditafsirkan dalam arti sempit atau semata-mata sebagai “ Opzet als oorgmerk”, dengan demikian menurut Undang-Undang sebagaimana dijelaskan oleh Memorie Van Tolicting adalah indicator apakah dalam suatu tindakan tersebut ada unsur kesengajaan atau opzet. Bahwa menurut memori van tolicting unsur kesengajaan terbukti apabila dikehendaki dan di mengerti akibat perbuatannya, dalam hal ini harus bersesuaian dengan unsure-unsur pasal lain seperti pasal makar, unsur memisahkan diri, sebagian atau seluruhnya, hal yang bersesuaian dengan unsure pasal lain tersebut maka tidak dapat dikatakan unsur dengan maksud. Bahwa sesuai fakta yang terungkap dalam persidangan melalui keterangan saksi dan keterangan terdakwa; Bahwa sebelum dilakukan demo damai telah diajukan surat pemberitahuan oleh penanggung- jawab demo damai Zeth Giay ke Kapolres Nabire; Bahwa oleh Kapolres Nabire Demo damai tersebut tidak diijinkan; Bahwa pada tanggal 03 April 2009, massa melakukan demo damai dengan tujuan Menolak dilakukannya Pemilu Legislatif serta Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009; Menyatakan sikap tentang gagalnya otonomi khusus Papua dan permintaan referendum; Mendukung peluncuran Internasional Lawyers For West Papua (ILWP) di Amerika Serikat tanggal 03 April-05 April 2009; Bahwa pada saat demo damai tersebut, walaupun tidak diijinkan Kapolres Nabire memerintahkan aparat Kepolisian Resort Nabire melakukan pengawalan dan pengamanan; Bahwa setelah demo damai massa sebagian membubarkan diri dan sebagian ke Taman Gisi; Bahwa tidak ada satupun saksi yang melihat keterlibatan Para Terdakwa dalam aksi demo damai; Dari uraian kami tersebut di atas maka unsur dengan maksud/niat hendak tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
26
Ad. 4 Memisahkan Sebagian dari Wilayah Negara Pengertian “memisahkan sebagian dari wilayah negara”, menurut R.Susilo : “ Perbuatan kekerasan fisik, yang bersifat menyerang yang menyebabkan terpisahnya negara atau dapat memisahkan negara.”. Bahwa sesuai fakta yang terungkap dalam persidangan melalui keterangan saksi dan keterangan terdakwa;
Bahwa tujuan demo damai tanggal 03 April 2009, adalah Menolak dilakukannya Pemilu Legislatif serta Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009; Menyatakan sikap tentang gagalnya otonomi khusus Papua dan permintaan referendum; Mendukung peluncuran Internasional Lawyers For West Papua (ILWP) di Amerika Serikat tanggal 03 April-05 April 2009;
Bahwa tidak ada satu saksipun yang melihat keterlibatan Para Terdakwa dalam demo damai, baik melalui cara orasi, memegang spanduk maupun membawa anak panah;
Bahwa setelah adanya aksi demo damai tanggal 03 April 2009 sampai dengan saat ini, tidak ada sejengkal tanah pun di Propinsi Papua yang telah jatuh ketangan musuh atau telah terpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari uraian kami tersebut di atas maka unsur memisahkan sebagian dari wilayah negara tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Bahwa dari paparan kami tersebut di atas maka dengan tidak terpenuhinya salah satu unsur dakwaan saja maka dianggap bahwa pasal yang didakwakan dalam dakwaan kedua pasal 110 ayat (2) Ke-3 KUHP Jo Pasal 106 KUHP, tidak terbukti. Sehingga hal itu berarti unsur “memiliki persediaan barang-barang untuk melakukan makar dengan maksud memisahkan sebagian dari wilayah negara”` yang didakwakan kepada Para Terdakwa tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
27
V.Kesimpulan dan Permohonan Majelis Hakim yang terhormat, Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Sdr.Panitera yang kami hormati, Hadirin yang juga kami hormati, Bertumpu pada paparan kondisi obyektif yang terungkap dalam persidangan yang dialami oleh Terdakwa YOHANES AGAPA, JANUARIUS TIGI, BENDIKTUS PEKEY, DOMINGGUS PAKAGE, DERIAS ANOUW, ANDI PIGOME, MARTEN ANOUW, MARTHINUS YOUW, YUSAK KAYAME, MATIAS ADII, FRANS KOTOUKI, BENI GOBAY, ELIAS PIGOME, YOHANES GOBAY, NAFTALI OGETAI, dan telah kami uraikan di atas, maka kami Penasehat hukum Para Terdakwa berkesimpulan bahwa Para Terdakwa TIDAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA MAKAR seperti yang didakwakan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum dalam Dakwaan Kesatu: Pasal 110 ayat (1) KUHP Jo. 106 KUHP atau Dakwaan Kedua : Pasal 110 ayat (2) ke-3 Jo. 106 KUHP, dan karenanya kami mohon kepada Majelis Hakim yang memimpin persidangan ini memutuskan Membebaskan Para Terdakwa dari Dakwaan dan Tuntutan Pidana dan Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum Merehabilitasi Nama baik Para Terdakwa. Namun demikian bila Majelis Hakim berpendapat/berkeyakinan lain, maka kami mohon putusan yang seadil-adilnya, mengingat tujuan penjatuhan pidana bukanlah pembalasan dendam atau penjeraan tetapi bertujuan mendidik dengan memberi kesempatan terhadap orang tersebut memperbaiki tingkah lakunya di tengah-tengah pergaulan masyarakat.
VI. Penutup Akhirnya kami serahkan sepenuhnya atas diri Para Terdakwa kepada Majelis Hakim yang kami hormati, karena fungsi kami hanyalah membantu persidangan yang terhormat ini mengungkapkan kebenaran materiil dan menggali fakta-fakta sejati. Semoga Tuhan Yang Maha Adil senantiasa memberi petunjuk dan keteguhan iman kepada Majelis Hakim dalam memutus perkara ini.
28 Nabire, 03 September 2009, Hormat kami, Kuasa Hukum Para Terdakwa,
ROBERT KORWA, S.H;
GUSTAF R.KAWER, S.H., M.Si;
JOHANIS H.MATURBONGS, S.H;
OLGA H. HAMADI, S.H, M.Sc;
HULDA BUARA, S.H;
SINCE KOROMATH, S.H;
MANFRED NAA, S.H.