Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
ANALISIS EVALUASI PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA KELAS XI MA AL-MANAR DESA BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : MUHAMMAD QOTIBI 11106022
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
ii
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Muhammad Qotibi
NIM
: 11106022
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
:
ANALISIS EVALUASI PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA KELAS XI MA DESA BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, ___________ 2010 Pembimbing,
Dra. Siti Farikah, M.Pd NIP. 19610623 198830 2 001
iii
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Muhammad Khotibi dengan Nomor Induk Mahasiswa 11106022 yang berjudul “Analisis Evaluasi Pengembangan Karakter Siswa Kelas XI MA Al-Manar Desa
Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada ____________ dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.). Salatiga, -------------------------------------------Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
-------------------------------NIP _____________________
---------------------------------NIP _______________________
Penguji I
Penguji II
---------------------------NIP ____________________
-----------------------------NIP ___________________ Pembimbing
------------------------------NIP____________________ PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
iv
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Muhammad Qotibi
NIM
: 11106022
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 30 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Muhammad Qotibi
v
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Ø
Berfikir positif, taklukkan tantangan, raih impian, hingga terwujudnya suatu harapan. Tinggalkan kesedihan, hadapi dengan senyuman.
Ø
Tanaman akan tumbuh subur tatkala ia dilempari dengan kotoran (pupuk), begitu juga Anda, Anda akan menjadi dewasa tatkala Anda dihadapkan pada masalah yang pelik, dan Anda dipaksa u dapat memecahkannya
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada kedua orangtua, guru, keluarga besar Pon-Pes Al-Manar, keluarga besar Mas Budi, sahabat "Bolue Club", terkhusus buat bidadari kecilku (Yanie) yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan support melalui doa dan pengorbanan hingga terwujudnya karya berharga ini.
vi
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, karena karunia, rahmat, hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaaikan penyusunan skripsi dengan judul "ANALISIS EVALUASI PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA KELAS XI MA AL-MANAR DESA BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM" tanpa ada kendala yang berarti. Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari peran serta dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan bantuan baik moril maupun bantuan yang lain kepada penulis, maka sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih, terutama kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga; 2. Dra. Siti Farikah, M.Pd, selaku Pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis guna terwujudnya skripsi yang sistematis dan skematis ini; 3. Para dosen dan staf karyawan STAIN Salatiga yang memberikan kemudahan pencarian referensi pustaka dalam skripsi ini; 4. Keluarga besar Yayasan Pendidikan Al-Manar yang telah memberikan data-data terkait penyusunan skripsi ini; 5. Kedua orangtua yang senantiasa memberikan dukungan do’a hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tanpa ada kendala yang berarti. 6. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan support kepada selama proses penulisan skripsi ini;
vii
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
7. Keluarga besar Mak Tun dan Mas Budi, yang senantiasa memberikan dukungan moral dan material dalam usaha penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini; 8. Dik Yani, yang senantiasa mendampingi dan memberikan "cambuk kecil" kepada penulis untuk sesegera mungkin menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan yang selama ini selalu memberikan yang terbaik baik moril maupun spirituil kepada penulis; 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan kali ini yang telah membantu penulis dengan hati terbuka. Penulis berharap, semoga amal baik mereka kepada penulis senantiasa diberikan balasan yang lebih baik oleh Allah SWT di kemudian hari; Amien. Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun akan penulis sambut dengan tangan terbuka.
Salatiga, 30 Agustus 2010 Penulis,
Muhammad Qotibi NIM 11106022
viii
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
ABSTRAK Muhammad Khotibi : Analisis Evaluasi Pengembangan Karakter Siswa Kelas XI MA Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pembimbing: Dra. Siti Farikah, M.Pd. STAIN SALATIGA. Kata Kunci : Analisis, Pengembangan Karakter Penelitian yang dilakukan di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ini difokuskan untuk mengetahui; 1) Tingkat Keberhasilan Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar, 2) Mekanisme Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar, dan 3) Efektivitas Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dengan para narasumber, yakni Kapala Madrasah, WaKa Bidang Kurikulum, Guru Pendidikan Agama Islam, dan Guru Bimbingan Konseling, dan melakukan observasi dengan melihat data yang tersimpan pada arsip TU Madrasah Aliyah Al-Manar. Penelitian yang dilakukan di Madrasah Aliyah Al-Manar mengenai evaluasi pengembangan karakter siswa ini kemudian menghasilkan kesimpulan bahwa: 1) Tingkat keberhasilan Madrasah Aliyah Al-Manar dalam mengembangkan karakter siswa masih belum optimal, meskipun faktor pendukung keberhasilan pengembangan karakter sudah terpenuhi, seperti a) penerapan KTSP pada model kurikulum pembelajaran madrasah, b) soal-evaluasi pengembangan karakter yang mencakup askpek afektif, kognitif, dan psikomotor, c) buku ajar pembelajaran yang disesusikan dengan rekomendasi pemerintah terkait penerapan KTSP di Madrasah, d) serta tenaga pengajar yang memiliki standar minimal pendidikan bertingkat Strata 1 (sarjana), dan telah memenuhi 8 standar yang termuat dalam KTSP. Belum optimalnya hasil pengembangan karakter siswa ini karena kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pengembangan karakter, dan adanya keterbatasan sarana dan fasilitas untuk mengembangkan karakter siswa; 2) Mekanisme yang diterapkan di Madrasah Aliyah Al-Manar dalam pembentukan dan pengembangan karakter peserta didik sudah tepat, yakni dengan melakukan pengamatan terhadap keseharian siswa setelah mengikuti kegiatan pengembangan karakter, dan menyelenggarakan kegiatan dan perlombaan terkait pengembangan karakter siswa; 3) Efektivitas pengembangan karakter siswa Madrasah Aliyah Al-Manar masih belum optimal, selain karena kurangnya partisipasi siswa, serta masih belum lengkapnya fasilitas pengembangan karakter, juga disebabkan oleh ketidakselarasan antara kalender pendidikan Madrasah Aliyah dengan kalender pendidikan yang diterapkan oleh Pondok Pesantren, sehingga seringkali kegiatan yang diselenggarakan Madrasah Aliyah Al-Manar tersendat. ix
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
LOGO ALMAMATER ...................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................
v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Fokus Penelitian .........................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
5
D. Kegunaan Penelitian .................................................................
5
E. Penegasan Istilah .......................................................................
6
F. Metode Penelitian ......................................................................
7
G. Sistematika Penulisan ................................................................ 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 13 A. Pengembangan Karakter ............................................................ 13 1.
Pengertian Karakter ............................................................ 13
x
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
2.
Bentuk Karakter .................................................................. 14
3.
Unsur-unsur yang Membentuk Karakter ............................ 15
B. Evaluasi ..................................................................................... 19 1. Pengertian Evaluasi ............................................................ 19 2. Pengembangan Sistem Evaluasi ......................................... 20 3. Efektivitas Evaluasi ............................................................ 32 C. Evaluasi Pengembangan Karakter ............................................. 35 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ........................ 42 A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Al-Manar ......................... 42 B. Temuan Penelitian ..................................................................... 54 1.
Tingkat Keberhasilan Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar ................................................ 54
2.
Mekanisme Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar ................................................ 66
3.
Efektifitas Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar ..................................................... 67
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 69 A. Tingkat Keberhasilan Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar .................................................................................... 69 B. Mekanisme Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar .................................................................................... 76 C. Efektifitas Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar ............................................................................................ 78
xi
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 80 A. Simpulan .................................................................................... 80 B. Saran .......................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tenaga Pengajar Madrasah Aliyah Al-Manar Tahun Pelajaran 2009/2010 .................................................................................. 45
Tabel 3.2
Keadaan Murid Madrasah Aliyah Al-Manar Tahun Pelajaran 2009/2010 .................................................................................. 47
Tabel 3.3
Kondisi Fasilitas Bangunan/Ruang Kegiatan ............................ 49
Tabel 3.4
Daftar Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran MA Program Keagamaan .................................................................. 50
Tabel 3.5
Daftar Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran MA Program IPS ................................................................................ 52
Tabel 3.6
Struktur Kurikulum MA Al-Manar Tahun Pelajaran 2009/2010 58
xiii
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Penulis Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4
xiv
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem evaluasi di dunia pendidikan saat ini sangat berpengaruh terhadap sistem pendidikan di negara kita. Kehadiran pekerjaan evaluasi di bidang pendidikan sebenarnya sudah lama, dapat dikatakan kehadiran evaluasi bersamaan dengan kehadiran kegiatan. Ketika suatu proses pendidikan dilaksanakan oleh sekolah dan guru mengambil bagian dari tugas orangtua dalam mendidik, maka pada waktu itu pekerjaan evaluasi pendidikan sudah hadir. Dalam proses pendidikan tersebut, pada waktu tertentu guru melakukan evaluasi untuk menentukan kemajuan belajar peserta didik. Hasil dari evaluasi tersebut digunakan guru untuk berbagai hal, seperti menemukan kelemahan hasil belajar peserta didik (Hasan, 2008:2). Karakter ialah sifat-sifat kejiwaan, akhlaq, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain (Alwi, 2007:356). Kepribadian atau karakter seseorang ini dipengaruhi oleh dua macam faktor, yakni faktor genetika (pembawaan), dan faktor lingkungan. Dari kedua faktor yang mempengaruhi tersebut, faktor eksternal atau lingkunganlah yang berperan sangat besar dalam pembentukan karakter seorang anak. Hal ini dikarenakan anak cenderung terpengaruh dan mengikuti suasana atau cara hidup di lingkungan sekitarnya. Seseorang yang berada dalam suasana lingkungan yang penuh dengan kasih sayang, tentunya akan memiliki karakter yang positif. Lain halnya dengan seseorang yang hidup dalam suasana lingkungan
1
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 2
yang dipenuhi dengan cacian, amarah dan kekerasan, hampir dapat dipastikan orang tersebut akan cenderung memiliki watak atau karakter yang keras dan kaku. Hal inilah yang akan mendasari peneliti mengambil bahasan pengembangan karakter. Menyadari begitu besarnya peran lingkungan dalam pembentukan karakter seseorang, dalam hal ini adalah siswa Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, maka peneliti berusaha memecahkan masalah yang sering muncul di lingkungan Madrasah Aliyah Al-Manar yang pada akhirnya menghasilkan sebuah lingkungan belajar yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar. Ketika kondisi tersebut sudah tercipta, tentunya akan berimbas pada karakter para siswa, karena suasana yang mereka rasakan akan membentuk karakter mereka dengan sendirinya. Saat mereka merasa memiliki banyak teman untuk berbagi cerita dan memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi, mereka akan merasa bahwa mereka tidak sendiri, tidak pula dikucilkan oleh lingkungan dimana mereka tinggal. Begitu juga ketika seorang siswa memiliki sebuah bakat atau kemampuan yang positif, saat lingkungan sekelilingnya mendukung mereka dengan antusias, maka mereka akan mengembangkan bakat yang mereka miliki dengan penuh semangat. Kondisi lingkungan sekolah ikut menentukan kualitas pendidikan, namun jarang dievaluasi, bahkan tidak dilakukan, untuk itu kondisi sekolah sangat berpengaruh terhadap tercapainya evaluasi pengembangan karakter (Mansur, 2008:3). Fokus yang harus dievaluasi adalah individu, yaitu prestasi
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 3
belajar Pendidikan Agama Islam secara kelompok. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan mana yang belum, dan selanjutnya informasi ini digunakan untuk perbaikan dan peningkatan suatu program karakter, anak didik akan kita awasi agar dapat dikembangkan dalam proses belajar. Tiga komponen yang harus dievaluasi adalah; pengetahuan yang dipelajari, keterampilan yang dikembangkan, dan sikap apa yang harus diubah. Rendahnya indeks pembangunan manusia di Indonesia yang berkorelasi dengan adanya kekurangan pada sistem pendidikan yang harus dibenahi selama ini karena tujuan pendidikan diarahkan untuk mencetak anak pandai secara kognitif (yang menekankan pengembangan otak kiri saja, dan hanya meliputi aspek bahasa dan logis matematis). Karakter seorang individu dapat terbentuk sejak kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan sekitar (Cristiana, 2005:83). Guna menghasilkan Sumber Daya Manusia yang handal, salah satu syaratnya adalah karakter dari masing-masing individu harus baik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah dan guru untuk memasukkan nilainilai budi pekerti dalam membentuk karakter yang kuat dan istimewa. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah sistem pendidikan yang kurang mendukung keleluasaan guru-guru dalam memasukkan nilai-nilai karakter pada siswanya. Selain itu, keterampilan dan kreatifitas guru dalam memasukkan nilai-nilai karakter kedalam mata pelajaran di sekolah pun patut
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 4
untuk kita pertanyakan, karena selama ini guru cenderung hanya menuntaskan materi yang harus diajarkan pada siswa. Permasalahan yang ada seputar sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia telah menjadi suatu bahan yang hangat untuk diperbincangkan, terutama bagi kalangan yang berperan aktif dalam dunia pendidikan di Indonesia. Selain itu, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mencetak kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang nantinya akan menentukan perkembangan bangsa ini. Diperlukan suatu solusi untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia melaui terobosan baru dalam pendidikannya. Oleh sebab itu pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional melakukan beberapa perubahan pada output dari pendidikan yang selama ini hanya mampu mencetak Sumber Daya Manusia pada posisi di bawah indeks pembangunan manusia. Dari beberapa data dan pernyataan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti di lembaga pendidikan dengan judul penelitiannya adalah “ANALISIS EVALUASI PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH AL-MANAR DESA BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”.
B. Fokus Penelitian Dengan berdasarkan latar belakang dan penegasan istilah di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah:
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 5
1. Bagaimana tingkat keberhasilan pengembangan karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana mekanisme evaluasi pengembangan karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang? 3. Bagaimana efektivitas evaluasi pengembangan karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengembangan karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang; 2. Untuk mengetahui mekanisme evaluasi pengembangan karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang; 3. Untuk mengetahui efektivitas evaluasi pengembangan karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi pengaruh atau manfaat terhadap peneliti maupun bagi pihak sekolah.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 6
1. Bagi peneliti a. Memberikan pengetahuan tentang pengembangan karakter; b. Dapat mengetahui pengembangan karakter di Madrasah Aliyah AlManar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada khususnya dan sekolah pada umumnya. 2. Bagi sekolah a. Memberikan
sumbangan
pemikiran
terhadap
sekolah
dalam
mengembangkan karakter peserta didik; b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi dasar pertimbangan
dalam
melaksanakan
tugas
pembelajaran
yang
menyangkut masalah pendidikan nilai.
E. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah tafsir pada pembaca dalam judul tersebut, maka perlu adanya penegasan istilah mengenai judul tersebut. 1. Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa (Mansur, 2000:2). 2. Pengembangan Pengembangan adalah proses atau cara mengembangkan (Alwi, 2007:425).
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 7
3. Karakter Karakter ialah sifat-sifat kejiwaan, akhlaq, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain (Alwi, 2007:356). Dari uraian pengertian istilah di atas, maka penegasan istilah dari penelitian ini adalah merupakan suatu proses penetapan nilai yang dilakukan melalui pengembangan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti siswa.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Jenis Penelitian Dalam penulisan penelitian ini memiliki jenis penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan deskriptif, artinya bahwa penelitian ini hanya terbatas pada usaha pengungkapan masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyikapan fakta. Dalam penulisan penelitian ini, penulis berusaha mengetahui evaluasi pengembangan karakter sebagai suatu analisis sistem evaluasi di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sama dengan sumber data yang diperlihatkan, dimana penelitian memerlukan observasi secara langsung untuk mendapatkan dan menganalisa data. Lokasi penelitian yang peneliti ambil adalah di Madrasah Aliyah Al-Manar, yang beralamatkan di Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 8
3. Sumber Data Penelitian, pada dasarnya adalah usaha mencari yang diperlukan untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu atau sekedar ingin mengetahui apakah ada persoalan atau tidak. Oleh karena itu, agar penelitian berhasil dengan baik seperti yang kita inginkan, maka data yang dikumpulkan harus baik pula. Menurut (Mustafa, 2009:241), datadata dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Penelitian dapat menggunakan teknik dan alat untuk mengumpulkan data seperti
observasi
secara
langsung,
menggunakan
informan,
menggunakan kuesioner, dan lain sebagainya. Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, sumber data primer penulis peroleh dari kajian kurikulum, buku mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, soal-soal atau evaluasi pembelajaran, dan guru pengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diusahakan pengumpulannya oleh peneliti melalui studi pustaka dengan mencatat, mempelajari, menelaah, dan menganalisis literatur yang mempunyai hubungan erat dengan masalah yang diteliti. Adapun data skunder penulis peroleh dari wawancara dengan Kepala Sekolah, WaKa Bidang Kurikulum
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 9
Madrasah, guru Bimbingan Konseling yang ada di Madrasah Aliyah Al-Manar, serta guru Mata Palajaran Pendidikan Agama Islam. 4. Subjek Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini mengambil subyek penelitian siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Peneliti mengambil subjek penelitian kelas XI Madrasah Aliyah Al-Manar dengan alasan karena pada masa-masa usia tersebut (Kelas XI) adalah masa-masa transisi, dari yang dulu masih terbawa sifat kekanak-kanakan (masa SMP/MTs) ke masa yang lebih dewasa, yakni kelas XII untuk kemudian mempersiapkan diri menempuh Ujian Nasional. 5. Prosedur Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini, peneliti mengambil data dengan tiga cara. a. Dokumentasi Tehnik dokumentasi dan arsip digunakan untuk mempelajari berbagai tugas sumber terutama yang berada di Madrasah Aliyah dan dokumen eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk menelaah konteks sosial,
kepemimpinan
dan
lain-lain
(Moleong,
2002:163).
Dokumentasi dalam penelitian ini diambil dari kurikulum pengajaran, buku ajar Pendidikan Agama Islam yang selama ini digunakan, serta evaluasi atau soal Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada siswa selama ini yang kemudian dimanfaatkan untuk menyusun
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 10
gambaran yang relavan mengenai kurikulum, buku ajar, dan soal atau evaluasi yang selama ini dilakasanakan di Madrasah Aliyah Al Manar Kelas XI pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lengkap. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancari yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2002). Dalam penelitian ini, data yang diperoleh bersumber dari narasumber antara lain, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan Guru Bimbingan Konseling (BK). Dari hasil wawancara tersebut, penulis kumpulkan menjadi acuan penelitian. c. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung tentang kegiatan, keadaan umum dan kejadian-kejadian yang ada dalam objek penelitian dengan secara sistmatis. Metode observasi dalam penelitian ini dimanfaatkan untuk memperkuat hasil temuan di lapangan yang telah penulis temukan dengan memanfaatkan metode dokumentasi dan interview.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 11
G. Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Pada Bab I ini, penulis menguraikan mengenai rancangan penelitian yang terangkum dalam Pendahuluan dan terdiri dari Latar Belakang
Masalah, Penelitian,
Fokus
Penelitian,
Penegasan
Tujuan
Istilah,
Penelitian,
Metode
Kegunaan
Penelitian,
serta
Sistematika Penulisan BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Bab II dalam penulisan skripsi ini disebut dengan Kajian Pustaka, dan berisikan mengenai penegasan istilah-istilah terkait dengan Evaluasi
Pengembangan Karakter, yang terdiri dari: Pengertian Karakter Bentuk Karakter, Unsur-unsur yang Membentuk Karakter, Pengertian Evaluasi, Pengembangan Sistem Evaluasi, serta Efektivitas Evaluasi. BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Bab III dalam penulisan skripsi ini disebut dengan Paparan Data dan Temuan Penelitian yang mengulas mengenai Gambaran Umum Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang serta Temuan Penelitian yang terdiri dari: Tingkat Keberhasilan Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar, Mekanisme Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar, dan Efektivitas Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 12
BAB IV : PEMBAHASAN Bab IV merupakan Pembahasan mengenai data-data yang telah diperoleh
dalam
Pengembangan
penelitian,
Karakter
di
seperti
Tingkat
Madrasah
Aliyah
Keberhasilan Al-Manar,
Mekanisme Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar, serta Efektivitas Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar. BAB V
: PENUTUP Bab V merupakan akhir pembahasan dalam penulisan skripsi ini dan berisikan tentang Simpulan dan Saran.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengembangan Karakter 1. Pengertian Karakter Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlaq, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain (Alwi, 2007:356). Menurut Lawrence Kohlberg, seorang teroritisi tentang moral yang sangat terkemuka, yang disebut moral adalah bagian dari penalaran. Menurut Wanda Cristina (2005:64) pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengajarkan kebiasaan-kebiasaan cara berfikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, bernegara, dan membantu mereka membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Williams & Schnaps mendefinisikan pendidikan karakter sebagai "Any deliberate approach by which school personnel, often in conjunction with parents and community members, help children and youth become caring, principled and responsible". Maknanya kurang lebih pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personil sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab. Lebih lanjut Williams menjelaskan bahwa makna
13
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 14
dari istilah pendidikan karakter tersebut awalnya digunakan oleh National Commission on Character Education (di Amerika) sebagai suatu istilah payung yang meliputi berbagai pendekatan, filosofi, dan program (Wangid, 2010:174). Berdasarkan pernyataan para ahli di atas, maka dapat ditarik benang merah, bahwa krakter adalah sifat kejiwaan seseorang yang akan menentukan sikapnya dalam menanggapi suatu keadaan. Sedangkan yang disebut dengan pendidikan karakter adalah cara yang digunakan untuk melatih dan menuntun seseorang agar memiliki karakter atau sifat yang baik. 2. Bentuk Karakter Bentuk karakter yang menjadi acuan seperti yang terdapat dalam (The Six Pillars of Character) adalah sebagai berikut. a.
Trust warthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegritas, jujur, dan loyal.
b.
Fairness, bentuk karakter yang memiliki pemikiran terbuka, serta tidak memanfaatkan orang lain.
c.
Caring, bentuk karakter seseorang yang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi lingkungan sekitar.
d.
Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang yang selalu menghargai dan menghormati orang lain.
e.
Citizenship, bentuk karakter seseorang yang membuat sadar hukum dan peraturan, dan peduli terhadap lingkungan alam.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 15
f.
Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang tanggung jawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin (Cristina, 2005:86).
3. Unsur-Unsur yang Membentuk Karakter Untuk mencapai prestasi luar biasa, maka tentunya perlu berbagai perencanaan yang matang, tahapan-tahapan yang ketat, serta berbagai bentuk latihan-latihan yang luar biasa (Isjoni, 2008:51). Usaha pembentukan karakter ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor atau unsur, di antaranya adalah sebagai berikut. a.
Faktor internal siswa Syah (2004:132) berpendapat bahwa faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Dalam pembentukan karakter siswa, yang menjadi penekanan pembahasan adalah mengenai aspek psikologis siswa. Aspek psikologis (kejiwaaan) siswa merupakan sifat bawaan yang sudah tertanam pada diri siswa sejak lahir, maka dalam perjalanannya kemudian ada siswa yang memiliki sifat rajin, pendiam, pemarah, dan lain sebagainya. Faktor internal ini sangat mempengaruhi pengembangan karakter positif siswa, karena bagaimanapun kuat seorang guru atau seorang pembimbing memberikan pengarahan guna pengembangan karakter positif siswa, apabila karakter (sifat) bawaan dari siswa
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 16
tersebut
keras,
maka
tentunya
akan
sangat
sulit
untuk
mengembangkan karakter positif dalam diri siswa. Hal ini dikarekan karakter siswa yang keras dan kaku akan cenderung memberikan penolakan kapada segala masukan dan koreksi dari pihak luar. b. Faktor eksternal siswa Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. 1) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi lingkungan sosial yang kondusif akan sangat membantu dalam pengembangan karakter siswa. Siswa yang tinggal bersama orang tua atau tetangga yang memiliki kepribadian
yang
positif,
akan
cenderung
mengikuti
kepribadian orang di sekitarnya dan mampu memberikan respect yang baik pada masukan dari pihak di luar mereka. Mereka juga akan memiliki kecenderungan untuk meniru dan
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 17
mengikuti sikap dan kepribadian yang dimiliki oleh orangorang di sekitarnya, begitu juga sebaliknya. 2) Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar dan keadaan cuaca. Lingkungan nonsosial, disadari atau tidak, turut memberikan andil dalam pengembangan karakter seseorang. Seseorang yang berada dalam lingkungan sosial yang bersih, nyaman, rapi dan aman akan cenderung memiliki karakter yang positif dan tenang jika dibandingkan orang yang berada di lingkungan yang kotor, sumpek, dan semrawut yang cenderung akan memiliki karakter yang tidak tertata dengan baik. Karakter orang yang satu dengan orang yang lain tentulah memiliki perbedaan yang mendasar. Ada individu yang memiliki karakter positif dan ada juga yang memiliki karakter negatif. Kenyataan ini kemudian menimbulkan sebuah pemikiran bahwa sangat penting mengadakan pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengoptimalkan karakter positif seseorang dan menekan atau meminimalisir sekecil mungkin karakter negatif seseorang. Berkaitan dengan pendidikan karakter ini, Wangid (2010) menegaskan bahwa ada beberapa model pengaplikasian pendidikan
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 18
karakter di sekolah, diantarnya adalah model sebagai mata pelajaran tersendiri, model terintegrasi dalam semua bidang studi, model di luar pengajaran, dan model gabungan. Model sebagai mata pelajaran tersendiri merupakan model pengaplikasian pendidikan karakter dengan menyediakan waktu atau jam tersendiri untuk memberikan ruang untuk pendidikan karakter, sehingga menjadi sebuah mata pelajaran tersendiri dan terpisah dari mata pelajaran pada umumnya. Model terintegrasi dalam semua bidang studi merupakan cara pengaplikasian pendidikan karakter dengan menyisipkan pendikan atau penanaman karakter positif kepada peserta didik pada setiap bidang studi, dan merupakan bagian dari tanggung jawab seorang guru dalam menyampaikannya. Model di luar pengajaran merupakan model pengaplikasian pendidikan karakter yang dilaksanakan di laur jam formal pendidikan sekolah, sehingga peserta didik akan lebih merasakan pengalaman di lapangan dan akan lebih kuat tertanam pada diri mereka, karena mereka tentunya tidak hanya sekedar mendapatkan teori, melainkan pengalaman di dunia nyata. Model
gabungan
adalah
menggabungkan
antara
model
terintegrasi dan model di luar pelajaran secara bersama. Model ini dapat dilaksanakan dalam kerja sama dengan tim baik oleh guru maupun dalam kerja sama dengan pihak luar sekolah.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 19
B.
Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa (Harun dan Mansur, 2000:2). Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2004:141) evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (Arikunto dan Jabar, 2004:1). Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan Lehmann yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Lubis, 2008:19). Selanjutnya, Roestiyah dalam bukunya Masalah-masalah Ilmu Keguruan yang kemudian dikutip oleh Slameto, mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai berikut. a.
b.
c.
Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan. Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalamdalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 20
d.
Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai evaluasi di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah cara pandang yang disertai dengan penilaian terhadap suatu program guna memberikan perbaikan dan mencapai tujuan program itu sendiri. 2. Pengembangan Sistem Evaluasi Evaluasi pelaksanaan
merupakan
suatu
program.
kegiatan
yang
Tanpa
adanya
mutlak
ada
evaluasi,
dalam mustahil
keberhasilan program dapat dicapai. Pengembangan sistem evaluasi tentunya tidak boleh menyimpang dari prinsip-prinsip evaluasi itu sendiri. Evaluasi sangat berguna untuk meningkatkan hasil pelajaran. Oleh sebab itu, evaluasi tak dapat dipisahkan dari belajar mengajar. a.
Tujuan evaluasi Sebagaimana sebuah kegiatan atau program, evaluasi juga memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaannya. 1)
Tujuan umum a)
Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai
dimana
tingkat
kemampuan
dan
tingkat
keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 21
b)
Mengukur dan menilai sampai di manakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta.
2)
Tujuan khusus a)
Untuk
merangsang
kegiatan
peserta
didik
dalam
menempuh program pendidikan. b)
Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya (Lubis, 2008:20).
b.
Prinsip evaluasi Prinsip evaluasi yang merupakan unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan evaluasi juga dikemukakan oleh Drs. Tayar Yusuf, dan Drs. Jurnalis Etek, sebagaimana yang dikutip oleh Hanifah Lubis dalam skripsinya yang berjudul Studi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta. 1)
Prinsip Kontinuitas (terus menerus/ berkesinambungan) Artinya bahwa evaluasi itu tidak hanya merupakan kegiatan ujian semester atau kenaikan saja, tetapi harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mendapatkan kepastian terhadap sesuatu yang diukur dalam kegiatan belajar
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 22
mengajar dan mendorong siswa untuk belajar mempersiapkan dirinya bagi kegiatan pendidikan selanjutnya. 2)
Prinsip Comprehensive (keseluruhan) Seluruh segi kepribadian murid, semua aspek tingkah laku, keterampilan, kerajinan adalah bagian-bagian yang ikut ditest, karena itu maka item-item test harus disusun sedemikian rupa
sesuai
dengan
aspek
tersebut
(kognitif,
afektif,
psikomotorik) 3)
Prinsip Objektivitas Objektif di sini menyangkut bentuk dan penilaian hasil yaitu bahwa pada penilaian hasil tidak boleh memasukkan faktor-faktor subyektif, faktor perasaan, faktor hubungan antara pendidik dengan anak didik.
4)
Evaluasi harus menggunakan alat pengukur yang baik Evaluasi
yang baik
tentunya menggunakan
alat
pengukur yang baik pula, alat pengukur yang valid. 5)
Evaluasi harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh Kesungguhan itu akan kelihatan dari niat guru, minat yang diberikan dalam penyelenggaraan test, bahwa pelaksanaan evaluasi semata-mata untuk kemajuan si anak didik, dan juga kesungguhan itu diharapkan dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar itu, bukan sebaliknya.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 23
c.
Teknik Evaluasi Selain berbagai macam prinsip evaluasi, sistem evaluasi juga harus memperhatikan teknik atau cara penerapan evaluasi, karena sebuah cara atau teknik akan sangat berpengaruh pada hasil suatu program. Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai, teknik penilaian yang dimaksud antara lain melaui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri dan penilaian antar teman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah dikenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan dengan jalan menguji peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik. 1)
Teknik tes Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka engukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas tau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah oleh testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 24
laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi tiga golongan: a)
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahankelemahan
siswa
sehingga
berdasarkan kelemahan-kelemahan siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. b)
Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, di sekolah-sekolah tes formatif ini dikenal dengan istilah ulangan harian.
c)
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan ulangan umum, dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah. Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 25
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu, tes tertulis dan tes lisan 2)
Teknik non tes Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan. a)
Skala bertingkat (Rating scale) Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
b)
Quesioner (Angket) Yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden)
c)
Daftar cocok (Check list) Yaitu deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan.
d)
Wawancara (Interview) Suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 26
e)
Pengamatan (Observation) Suatu
tehnik
yang
dilakukan
dengan
cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. f)
Riwayat hidup Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya (Lubis, 2008:22).
Terdapat
banyak
pilihan
yang
dapat
digunakan
untuk
mendapatkan gambaran (mengevaluasi) penguasaan siswa terhadap sebuah materi yang disampaikan oleh guru. Kaufman dan Thomas membedakan model evaluasi menjadi delapan model evaluasi. a.
Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler
b.
Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven.
c.
Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven.
d.
Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.
e.
Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.
f.
CSE-UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan: evaluasi dilakukan.
g.
CIPP Evaluation Model, yang dikembangkan oleh Stufflebeam.
h.
Discrepancy Mode, yang dikembangkan oleh Provus. (Jabar, 2004:24).
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 27
Tidak semua model yang penulis sebutkan di atas dibahas pada bagian ini, hanya model-model yang relatif banyak digunakan dalam dunia pendidikan saja yang akan dibahas. Adapun penjelasannya, Arikunto dan Jabar (2004) memaparkan sebagai berikut. a.
Goal Oriented Evaluation Model Goal Oriented Evaluation Model ini merupakan model yang muncul paling awal. Yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum
program
dimulai.
Evaluasi
dilakukan
secara
berkesinambungan, terus menerus, mencek sejauh mana tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. Model ini dikembangkan oleh Tyler. b.
Goal Free Evaluation Model Model evaluasi yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini dapat dikatakan berlawanan dengan model pertama yang dikembangkan oleh Tyler. Jika dalam model yang dikembangkan oleh Tyler, evaluator terus-menerus memantau tujuan, yaitu sejak awal proses terus melihat sejauh mana tujuan tersebut sudah dapat dicapai, dalam model good freee evaluation (evaluasi lepas dari tujuan) justru menoleh dari tujuan. Menurut Michael Scriven, dalam melaksanakan
evaluasi
program
evaluator
tidak
perlu
memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 28
program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal negatif (yang sebetulnya memang tidak diharapkan). Alasan mengapa tujuan program tidak perlu diperhatikan karena ada kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika masing-masing tujuan khusus tercapai, artinya terpenuhi dalam penampilan, tetapi evaluator lupa memperhatikan sejauh mana masing-masing penampilan tersebut mendukung penampilan akhir yang diharapkan oleh tujuan umum maka akibatnya jumlah penampilan khusus ini tidak banyak manfaatnya. Jadi, yang dimaksud dengan “evaluasi lepas dari tujuan” dalam model ini bukanlah lepas sama sekali dari tujuan, namun hanya menitikberatkan perhatian pada tujuan umum dari suatu program, bukan pada tujuan khusus secara rinci dan detil. c.
Formatif Summatif Evaluation Model Model yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini dilakukan saat suatu program berlangsung, atau pada awal pelaksanaan suatu program dengan harapan untuk mengetahui sejauh mana program tersebut dapat berjalan lancar dengan mengidentifikasi sejak dini aspek pendukung dan penghambat program tersebut.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 29
Upaya untuk mewujudkan evaluasi yang evektif memerlukan pengembangan di berbagai aspek, mulai dari aspek kognitif, afektif, hingga aspek psikomotor siswa. Aspek yang berkaitan erat dengan moral siswa adalah aspek afektif, maka dalam penelitian ini penulis memprioritaskan pembahasan mengenai pengembangan aspek afektif siswa. Mengenai moral tersebut, Wiratomo (2007:75) mengutip pernyataan Sunarto dan Hartono yang dituangkan dalam skripsinya yang berjudul Tata Tertib Sekolah sebagai Pendidikan Moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang menyatakan sebagai berikut. Moral adalah ajaran tenggang baik buruk, perbuatan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan demikian moral merupakan kendali dalam bertingkah laku. Sumber acuan moral antara lain dapat berasal dari agama, adatistiadat, hukum positif dan kodrat manusia. Pendidikan moral juga mengajarkan antara lain disiplin, otonomidiri dan interaksi dengan lingkungan.
Moral berarti kesusilaan, tabiat atau kelakuan: ajaran kesusilaan. Moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Driyakara mengatakan bahwa “moral atau kesusilaan” adalah nilai yang sebenarnya bagi manusia. Dengan kata lain moral atau kesusilaan adalah kesempurnaan sebagai manusia atau kesusilaan adalah tuntutan kodrat manusia. Pengertian lain tentang moral berasal dari P. J. Bouman yang mengatakan bahwa ”moral adalah suatu perbuatan atau tingkah laku manusia yang timbul karena adanya interaksi antara individu-individu di dalam pergaulan” (Wiratomo, 2007)
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 30
Aspek afektif atau moralitas juga memiliki tahap atau fase yang merupakan tingkatan perkembangan moral seseorang. Berkaitan dengan perkembangan moral ini, menurut Kohlberg ada beberapa tahap perkembangan moral, diantaranya: preconventional morality, morality of conventional role conformity, dan morality of autonomy moral principles Preconventional morality adalah tahap perkembangan moral seseorang diusia 4-10 tahun. Morality of conventional role conformity adalah tahap perkembangan moral seseorang diusia 10 tahun, dan morality of autonomy moral principles merupakan tahap perkembangan moral seseorang pada saat berusia minimal 13 tahun. a. Fase Moral Menurut Kohlberg 1)
Fase 1, individu memiliki orientasi kepatuhan dan berusaha menghindari hukuman. Fase 1 ini merupakan fase perkembangan moral dimana seseorang melakukan seseuatu hanya karena menghindari hukuman atau karena paksaan orang lain yang memiliki otoritas.
2)
Fase 2, relativistik hedonisme, yakni ada faktor pribadi yang bersifat relatif dan memiliki prinsip kesenangan.
3)
Fase 3, orientasi mengenai anak yang baik, yakni agar menjadi anak yang baik, maka sikap dan perbuatan individu harus dapat diterima oleh masyarakat.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 31
4)
Fase 4, mempertahankan norma-norma sosial. Individu menyadari kewajiban untuk ikut melaksanakan norma yang ada dan mempertahankan pentingnya norma tersebut.
5)
Fase 5, orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan (social contract). Individu mempunyai kesadaran dan keyakinan pribadi bahwa dengan berbuat baik, maka ia pun akan diperlakukan dengan baik oleh orang lain.
6)
Fase 6, prinsip universal, dimana individu telah memiliki kesadaran dan keyakinan penuh mengenai mana yang benar dan mana yang salah menurut pandangan global, sehingga ia akan memperjuangkan keyakinan tersebut meskipun memiliki resiko yang berat.
b. Perilaku Moral Menurut James Rest 1) Sensitifitas
moral
mengintepretasikan
(moral dan
sensitifity).
menyadari
Kemampuan
akibat-akibat
untuk perilaku
terhadap orang lain. Kemampuan ini berasal dari perkembangan pemikiran
(kognitif)
maupun
perasaan
(afektif),
supaya
tindakannya efektif dan efisien di mata orang lain. 2) Keputusan moral (moral judgement). Kemampuan individu untuk dapat memutuskan suatu tindakan benar-salahnya. Dalam diri individu memiliki kesadaran tentang moral yang tinggi. Dengan berbagai pertimbangan (kognitif) maupun afektif, serta nilai etika-
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 32
filosofis, akhirnya seseorang mengambil suatu keputusan yang dapat diterima oleh semua pihak (masyarakt luas). 3) Motivasi moral (moral motivation). Kemampuan individu untuk melakukan tindakan moral di atas standar nilai-nilai diri sendiri. Seorang individu bertindak atas dasar pertimbangan hati-nurani, nilai-nilai kebenaran etis-filosofif, sehingga individu berani bertindak secara benar. Motivasi ini tak tergoyahkan, walaupun menghadapi hambatan atau tantangan dari orang lain. 4) Karakter moral (moral character). Suatu sifat-sifat yang tumbuh dan berkembang dalam diri individu, sehingga dengan keberanian moral dapat melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral. Ia akan berupaya mematuhi aturan moral itu, walaupun dianggap merugikan dirinya sendiri. (Dariyo, 2004). Disadari atau tidak, aspek kejujuran sangat berpengaruh dalam pengembangan karakter seseorang. OP. Sharma (2008:233) menyatakan bahwa perilaku yang dibuat-buat adalah langkah awal yang akan membuat manusia kehilangan moralitasnya. Perilaku seperti demikian akan menghilangkan ketulusan yang menjadi dasar dari sebuah moralitas. Program tersebut tentunya tidak akan dapat terwujud tanpa adanya peran serta dari berbagai pihak, terutama semua pihak dalam dunia pendidikan, yang dalam hal ini adalah kepala sekolah, penata kurikulum, guru, dan buku bahan ajar yang digunakan, serta siswa itu sendiri.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 33
3. Efektivitas Evaluasi Efektivitas adalah suatu kesanggupan untuk mewujudkan suatu tujuan (Ametembun, 1976:8). Pernyataan lain mengenai evektifitas evaluasi juga dikemukakan oleh Hanifah Lubis (2008:26). Agar evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini. a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup: 1)
Merumuskan
tujuan
dilaksanakannya
evaluasi.
Hal
ini
disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya. 2)
Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif, afektif atau psikomotorik
3)
Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi misalnya apakah penggunakan teknik tes atau non tes
4)
Menyusun
alat-alat
pengukur
yang
dipergunakan
dalam
pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes 5)
Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 34
6)
Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
b. Menghimpun data Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes pembelajaran c. Melakukan verifikasi data Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang baik (yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang kurang baik yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah. d. Mengolah dan menganalisis data Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisaan. f. Tindak lanjut hasil evaluasi Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 35
makna yang terkandung didalamya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakankebijakan yang akan dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai evektifitas evaluasi tentunya harus menempuh berbagai tahap. Dengan kata lain evektifitas evaluasi yang diharapkan tersebut tidak dapat diraih dengan cara “instan”, melainkan memerlukan perjuangan. Namun, kerja keras ini akan terbayarkan ketika nantinya evaluasi mencapai kata evektif, walaupun tidak bisa dielakkan bahwa suatu tujuan tidak akan dapat diraih tanpa adanya perbaikan dan pembenahan di berbagai sisi.
C.
Evaluasi Pengembangan Karakter Guru sebagai pendidik karakter harus mendapatkan pelatihan secara khusus dan menggunakan modul atau kurikulum yang sudah tersedia untuk ditetapkan di sekolahnya, karena guru merupakan barometer keberhasilan sekolah. Karakter para peserta didik akan terbentuk saat karakter guru sudah terbentuk dengan kuat. 1. Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Karakter Siswa Menurut Ryan, dalam Megawangi (2004:150), ada tujuh kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik atau guru karakter.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 36
a.
Para pendidik harus menjadikan dirinya sebagai contoh berkarakter yang baik dan mempunyai komitmen untuk menegakkan kebenaran.
b.
Para pendidik harus mampu menjadikan tujuan karakter muridnya sebagai suatu yang prioritas dan merupakan bagian yang penting dari pekerjaan profesinya.
c.
Pendidik harus senantiasa harus mengadakan diskusi tentang isuisu moral dengan muridnya dengan sebagaimana seharusnya menjalankan hidup serta menjelaskan apa yang baik dan apa yang buruk.
d.
Para pendidik harus menyampaikan secara diplomasi (bijak) mengenai isu-isu etika, tanpa harus membebani mereka dengan pendapat dan opini pribadi.
e.
Para pendidik harus dapat mengajarkan empati terhadap orang lain, yaitu mengajarkannya untuk keluar dari dirinya dan melihat dari perspektif orang lain.
f.
Para pendidik harus dapat menciptakan suasana kelas yang bernuansa karakter yang menerapkan standar etika tinggi dan penghormatan untuk semua.
g.
Para pendidik harus dapat membuat serangkaian aktifitas untuk mempraktikkan nilai-nilai karakter di rumah, di sekolah, dan komunitas lingkungan agar mereka bisa tumbuh menjadi manusia yang peduli untuk selalu melakukan kebajikan.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 37
Tujuh kompetensi tersebut merupakan modal yang harus dimiliki oleh guru atau pendidik dalam mengembangkan karakter peserta didiknya. Pengembangan karakter siswa yang bertalian erat dengan moral, sangat memerlukan adanya figur yang patut dijadikan sebagai kiblat perilakunya sehari-hari, terutama di lingkungan sekolah. Kaitannya dalam pendidikan di lembaga pendidikan, gurulah yang menjadi figur dari para siswa, maka sangatlah beralasan jika pengembangan
karakter
peserta
didik
harus
diawali
dengan
pembentukan dan pengembangan karakter pendidiknya terlebih dahulu. Akan tetapi, pngembangan karakter yang sudah diterapkan bisa jadi “kurang mengena”. Hal ini bisa jadi disebabkan berbagai macam faktor. Selain dari tidak terpenuhinya kompetensi pendidik sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, juga dapat dikarenakan bahan ajar/buku dan kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan kurang mendukung pengembangan pribadi siswa, sehingga karakter positif siswa kurang mendapat rangsangan, yang pada akhirnya bukan tidak mungkin bila karakter mereka akan "mati". Kaitannya dengan pendidikan dan pengembangan karakter siswa yang melibatkan pihak sekolah (guru) tersebut, Wiratomo (2007:39) mengemukakan sebagai berikut. Karakter atau watak warga negara yang bermoral salah satunya bisa dilakukan melalui jalur pendidikan di sekolah. Pendidikan moral bukan sesuatu entitas abstraksi ide semata namun nyata dalam kehidupan sehari-hari yang harus diajarkan pada manusia. Pendidikan moral merupakan suatu wadah bagi sekolah untuk mendidik, mengajar dan melatih siswa agar mempunyai sikap
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 38
dan berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral dan norma-norma yang ada di masyarakat. Kenyataan ini membuktikan bahwa peran sekolah dalam ikut membentuk dan mengembangkan karakter siswa sangat besar, terutama dalam memberikan sebuah keteladanan bagi siswa. Sebagaimana dikemukakan di muka, bahwa siswa yang notabene merupakan pribadi yang masih dalam masa perkembangan, sangat membutuhkan adanya seorang teladan dalam kehidupan mereka. Adanya seorang figur yang mampu mereka jadikan panutan ini akan mendorong mereka untuk meniru dan memiliki karakter seperti orang yang menjadi teladan mereka. Figur yang seharusnya dapat dijadikan teladan oleh para siswa dalam lingkungan sekolah tentunya adalah guru yang berkepribadian dan berkarakter terpuji. Disinilah dituntut adanya peran aktif guru, mereka harus mampu membangun karakter positif diri mereka sendiri untuk selanjutnya dijadikan sebagai panutan oleh siswa. Seorang guru yang memiliki karakter positif yang kuat, akan lebih memiliki karisma di hadapan para siswanya dibandingkan mereka yang memiliki karakter negatif Rasulullah saw. bersabda, yang artinya “Didiklah anakmu dalam tiga tahapan. Tujuh tahun pertama ajarkanlah ia sambil bermain, tujuh tahun kedua ajarkanlah ia dengan disiplin, dan tujuh tahun ketiga ajaklah ia sebagai teman” (al-Hadits) (Majid, 2008:78). Berdasarkan hadits di atas, dapat kita ketahui bahwa sangat penting menjalin kedekatan antara anak (anak didik) dengan orang tua (guru) demi membangun karakter atau kepribadian yang positif, karena
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 39
kedekatan antara keduanya akan menghasilkan hubungan batin yang kuat. Hubungan batin inilah yang nantinya akan sangat berperan dalam pembentukan dan pengembangan karakter siswa, karena siswa tentu saja tidak akan “membuka diri” dengan orang-orang yang tidak memiliki hubungan batin dengan mereka, sehingga mereka akan lebih cenderung tertutup dan menjaga jarak dengan “orang luar”. Permasalahan ini bisa dipecahkan dengan penempatan posisi guru atau pengajar lebih sebagai teman mereka (siswa), sehingga mereka tidak akan merasa rikuh dalam mengutarakan permasalahan-permasalahan yang sedang mereka hadapi kepada guru mereka. 2. Urgensi Kurikulum dalam Pengembangan Karakter Siswa Kurikulum sekolah pada era sekarang ini, sebagaimana yang kita ketahui, bahwa pada saat ini jenis kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun pengertian KTSP ini dikemukakan Mulyasa yang dikutip oleh Sumiyati (2009) dalam skripsinya yang berjudul PELAKSANAAN KTSP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT SURAKARTA (Studi Kasus Peran Profesional Guru dalam Pengembangan Kontent dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran Tahun 2008/2009) yang menyatakan bahwa KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang dikembangkan sesuai dengan satuan
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 40
pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. Isi bahan pengajaran yang disajikan di sekolah-sekolah senantiasa mengikuti kurikulum yang berlaku (Silverius, 1991:3). Kurikulum
dalam
kaitannya
dengan
pengembangan
karakter,
merupakan jalan untuk sampai ke tujuan yang diharapkan, yakni berkembangnya karakter positif siswa dan ter-elimiminasi-nya karakter negatif dari dalam diri siswa. Kurikulum yang mendukung dalam pengembangan karakter positif siswa akan melahirkan generasi-generasi bangsa yang cerdas dalam prestasi dan beradab dalam moral. 3. Kompetitifisme Soal-soal Pengembangan Karakter Karakter merupakan anugerah Tuhan yang disematkan kepada setiap insan guna dikembangkan (apabila karater tersebut positif). Setiap orang pada dasarnya pasti memiliki dua karakter yang berlawanan, karakter positif dan negatif. Kedua karakter ini akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu, tinggal bagaimana orang tersebut mengambil kebijakan. Apakah mengembangkan karakter positif yang ia miliki, atau sebaliknya, lebih memperturutkan karakter negatif dalam dirinya, sehingga berkembang dan menutupi karakter positifnya?. Pengembangan karakter (positif), dapat ditempuh dengan berbagai cara. Selain dengan memperbaiki pribadi tenaga pendidik (karakternya), yang notabene merupakan figur bagi siswa, dan melakukan perbaikan pada kurikulum dengan harapan mampu
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 41
mengeksplorasi dan memunculkan karakter positif anak didik, hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai kajian soal-soal sebagai pengembangan karakter siswa. Kajian soal atau sering disebut dengan evaluasi, merupakan media bagi tenaga pendidik (guru) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak didiknya memahami bahan pelajaran yang telah disampaikan. Kaitannya dengan evaluasi tersebut, Siti Lutfiyah, dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Strategi Quantum Quotient dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa di SMPN 3 Taman Sidoarjo menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu tindakan yang digunakan untuk menentukan suatu nilai. Bermula dari pengadaan evaluasi inilah nantinya seorang pendidik dapat mendapatkan gambaran mengenai prestasi siswanya, yang dapat dibuktikan dengan perolehan nilai dari evaluasi atau kajian soal yang telah dilaksanakan. Melihat kenyataan tersebut, maka dapat ditarik benang merah bahwa evaluasi atau kajian soal yang diberikan kepada siswa merupakan sebuah media guna mengetahui sejauh mana siswa tersebut menyerap materi yang disampaikan oleh pengajar. Kajian soal atau evaluasi ini juga diharapkan memiliki peran ganda dalam pelaksanaannya. Selain untuk mengetahui tingkat penyerapan materi siswa, sebagaimana yang telah disinggung di atas, juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk mengembangkan karakter positif yang mereka miliki.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Madrasah Aliyah Al-Manar 1.
Letak Geografis dan Administratif Secara geografis, Madrasah Aliyah (MA) Al-Manar terletak di pinggiran Kota Salatiga, tepatnya di Jalan Makam KH. Djalal Suyuthi Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Karena letaknya yang cukup jauh dari jantung Kota Salatiga, maka tidak heran jika MA Al-Manar masih relatif bersih dari kebisingan pusat kota serta polusi yang ditimbulkannya. Saat memasuki wilayah Desa Bener, yang merupakan lokasi dimana gedung MA Al-Manar berdiri, akan terasa hawa sejuk, sangat kotras dengan hawa perkotaan yang sudah kian panas dan banyak polusi. Secara administratif, MA Al-Manar masuk dalam wilayah Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
2.
Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah (MA) Al-Manar bermula dari niat baik seorang tokoh agama bernama KH. Djalal Suyuthi untuk merealisasikan kebutuhan masyarakat Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang akan hadirnya sebuah tempat belajar agama. Melihat begitu besarnya impian masyarakat untuk mempunyai tempat belajar agama, maka pada tahun 1910 KH. Djalal Suyuthi mendirikan
42
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 43
sebuah Pondok Pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren AsSuyuthiyah. Tahun 1982 kemudian Pondok Pesantren As-Suyuthiyah diubah menjadi Pondok Pesantren Al-Manar oleh K. Fatkhurrokhman. Seiring berjalannya waktu, dari tahun ke tahun Pondok Pesantren asuhan K. Fatkhurokhman mengalami perkembangan yang signifikan, yang dibuktikan dengan didirikannya Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) di bawah otoritas Yayasan Al-Manar. Demi menjawab tuntutan masyarakat akan terlahirnya generasi penerus bangsa yang memiliki kemmapuan akademis dan religius yang mumpuni, maka pada tahun 1989 K. Fatkhurokhman bersama H. Rintho Wigoeno kemudian mendirikan Madrasah Aliyah (MA) Al-Manar. Dalam perkembangannya, karena MA Al-Manar berorientasikan pada agama, maka pada tahun 1994, berlandaskan pada Keputusan Menteri Agama No. 371 Tahun 1993 tentang MAK dan Keputusan Menteri Agama No. 374 tahun 1993 tentang Kurikulum MAK yang dijabarkan dengan edaran Dirjen Bimbaga Islam No E.IV/PP.00/A2/445/94. tentang Madrasah Aliyah yang mengakibatkan semua MAPK baik negeri maupun swasta berubah menjadi MAK, maka MA Al-Manar juga mengalami perubahan menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK).
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 44
Awal mula Madrasah Aliyah Al-Manar berperan serta dalam dunia pendidikan adalah pada tahun pelajaran 1989/1990, walaupun baru pada tanggal 2 Pebruari 1991 Departemen Agama mengeluarkan ijin operasional dengan nomor wk/5a.pp.03.2/1991. Peran serta Madrasah Aliyah Al-Manar dalam membantu mencerdasakan generasi bangsa diawali dengan mendidik 24 orang siswa dengan tenaga pengajar pada waktu itu baru 4 orang. Dalam masa-masa awal peran sertanya ini, Madrasah Aliyah Al-Manar mampu mengantarkan 19 orang siswanya menuju Evaluasi Belajar Tahap Akhir Negara, dengan pilihan program ilmu-ilmu agama. Ini merupakan prestasi tersendiri dari sebuah madrasah, yang notabene baru berdiri. 3.
Visi dan Misi Madrasah a.
Visi Terwujudnya generasi islam yang beriman kuat, tekun beribadah, berakhlak karimah dan berkualitas dalam prestasi
b.
Misi 1) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman Agama Islam; 2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik; 3) Mewujudkan
pembelajaran
dan
pembiasaan
dalam
mempelajari Al-Qur’an dan menjalankan ajaran agama Islam; 4) Pembentukan karakter islami yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat; 5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 45
4.
Kondisi MA Al-Manar Saat Ini Seiring berjalannya
waktu,
Madrasah
Aliyah
Al-Manar
mengalami perubahan dan perkembangan di berbagai aspek, mulai dari tenaga pengajar, fasilitas kegiatan, Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah Al-Manar, Program, hingga Struktur Madrasah. a.
Tenaga Pengajar Madrasah Aliyah Al-Manar Tenaga pengajar merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan, dan keberadaan tenaga pengajar yang kompetitif akan menjadi nilai tambah bagi sebuah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya. Berikut ini disajikan daftar tenaga pengajar Madrasah Aliyah Al-Manar Tahun Pelajaran 2009/2010.
Tabel 3.1 Tenaga Pengajar Madrasah Aliyah Al-Manar Tahun Pelajaran 2009/2010
No
Nama
Pendidikan Terakhir
1
Makmun Santoso, M.Pd.I
S2 UNU Surakarta
2
Muflikhaturrofiah, S.Ag
S1 IAIN Walisongo Semarang
3
Khabiburrokhman, S.Ag. M.Pd
S2 UMS Surakarta
4
K. As'ad Haris Nasution
D1
5
Henry Anwar Faiz, S.S
S1 STiBA 17 Agustus Semarang
bersambung ...
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 46
Sambungan .... 6
Kusumaningrum Baroroh, S.Ag
S1 STAIN Salatiga
7
Prehanto, S.Pd.I
S1 STAIN Salatiga
8
Rohmat Hidayat, S.Pd.I
S1 STAIN Salatiga
9
Mega Rahayu, S.Ag
S1 IAIN Walisongo Semarang
10
Nuzulul Rahmawati, S.Pd.I
S1 STAIN Salatiga
11
Ahmad Makmun, S.Pd.I
S1 STAIN Salatiga
12
Muh. Khaeroni, A.Ma
S1 STAIN Salatiga
13
Henny Kristiana, S.Pd
S1 UKSW Salatiga
14
Puji Astuti, S.Pd
S1 UNNES Semarang
15
Panut, S.Pd
S1 UWD Klaten
16
Alif Ahmad Rosyid, ST
S1 UMY Yogyakarta
17
Agus Wahib Sabara S.H.I
S1 UNSIQ Wonosobo
18
Rita Wulandari,S.Pd
S1 UNS Surakarta
19
Mukalip
PGAN Salatiga
Sumber: Dokumen TU
Berdasarkan Tabel 3.1 yang berisikan daftar tenaga pengajar Madrasah Aliyah Al-Manar, dapat diketahui bahwa tenaga pengajar yang mengabdi pada Madrasah Aliyah Al-Manar sudah memenuhi standar Dinas Pendidikan yang menetapkan bahwa standar minimal tingkat pendidikan bagi tenaga pengajar tingkat Menengah Atas adalah sarjana, dan Madrasah Aliyah Al-Manar telah menenuhi standar tersbut.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 47
b. Data Penerimaan Siswa Baru Kualitas sebuah lembaga pendidikan dapat dilihat dari statistik penerimaan siswa baru tiap tahunnya. Sebagaimana lembaga pendidikan lain, Madrasah Aliyah Al-Manar juga menyelenggarakan penerimaan siswa baru tiap tahunnya. Setiap tahunnya, siswa baru yang masuk di Madrasah Aliyah Al-Manar mengalami perubahan, namun secara garis besar, kuantitas siswa yang memilih Madrasah Aliyah Al-Manar sebagai tingkat lanjut pendidikan setelah menempuh tingkat SMP/MTs relatif stabil. Keadaan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Keadaan Murid Madrasah Aliyah Al-Manar Tahun Pelajaran 2009/2010
TAHUN RENCANA NO PELAJAR- PENERIMAAN AN
PENDAFTAR L
P
L+P
YANG DITERIMA
1
2004/2005
50
24
26
50
50
2
2005/2006
40
20
26
46
46
3
2006/2007
50
26
22
48
48
4
2007/2008
50
25
25
50
50
5
2008/2009
55
30
25
55
55
6
2009/2010
55
25
30
55
55
Sumber: Dokumen TU
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 48
Tabel 3.2 menunjukkan jumlah siswa yang masuk dan ikut berpartisipasi dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah Al-Manar. Tabel 3.2 tersebut menggambarkan bahwa secara keseluruhan siswa yang ikut berpartisipasi dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah Al-Manar pada periode tahun pelajaran 2004/2005 sampai dengan tahun pelajaran 2009/2010 relatif stabil atau tetap. Hal ini dibuktikan dengan adanya selisih yang tidak signifikan pada jumlah siswa yang masuk tiap tahunnya. c.
Kondisi Fasilitas Kegiatan Madrasah Aliyah Al-Manar Tercapainya tujuan pendidikan selain bermuara dari peran serta semua pihak yakni siswa dan pengajar, juga harus didukung dengan tersedianya fasilitas yang menunjang tercapainya tujuan tersebut.
Tersedianya
berpengaruh
dengan
fasilitas hasil
penunjang
pembelajaran
ini
akan
sangat
nantinya,
karena
ketidaktersediaan sarana dan fasilitas penunjang kegiatan akan menghambat proses pembelajaran. Menyadari hal tersebut, Madrasah Aliyah Al-Manar berusaha memenuhi kebutuhan peserta didik dalam memberikan sarana dan fasilitas penunjang proses pembelajaran, sehingga hambatan dalam proses pembelajaran yang disebabkan karena ketidaktersediaannya sarana dan fasilitas penunjang proses pembelajaran dapat ditekan seminimal mungkin.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 49
Tabel 3.3 Kondisi Fasilitas Bangunan/Ruang Kegiatan
No
Jenis Ruang
Baik Luas Jml (m2)
KONDISI Rusak Ringan Luas JML (m2)
Rusak Sedang Luas Jml (m2)
1
Ruang Teori Kelas
5
-
-
2
Ruang Laboratorium
1
-
-
3
Ruang perpustakaan
1
-
-
4
Ruang Kepala Sekolah
1
-
-
5
Ruang Guru
1
-
-
6
Ruang Tata Usaha
1
-
-
7
Ruang Osis
1
8
Kamar Mandi/WC Guru
1
-
-
9
Kamar Mandi /WC Murid
5
-
-
10
Musola
1
-
-
11
Asrama Murid
10
-
-
Sumber: Dokumen TU
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa Madrasah Aliyah Al-Manar sungguh-sungguh dalam mewujudkan cita-cita bangsa untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan memberikan sarana dan fasilitas yang mamadai dan mendukung jalannya proses pembelajaran, sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel 3.3 tersebut
bahwa
sarana
dan
pembelajaran dalam kondisi baik.
fasilitas
penunjang
kegiatan
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 50
d. Program Madrasah Aliyah Al-Manar Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang membuka dua pilihan program, yakni program IPS yang menginduk pada KKM MA Suruh dan program Khusus Keagamaan mengikuti KKM MAPKN Surakarta. 1) Program Khusus Keagamaan Program Khusus Kegamaan di Madrasah Aliyah AlManar merupakan program Madrasah Aliyah Al-Manar yang pertama kali dibuka. Program ini berbeda dengan progarm IPS, karena pada materi pelajaran yang diujikan saat UAN, Program Khusus Keagamaan ini lebih mengedepankan materi keagamaan, sesuai dengan namanya.
Tabel 3.4 Daftar Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran MA Program Keagamaan
No. A
Komponen
Alokasi waktu Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
2
2
2
2
2
2
Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a.
Al-Qur’an Hadits
2
2
2
2
2
2
b.
Aqidah Akhlaq
2
2
2
2
2
2
c.
Fikih
2
2
2
2
2
2
d.
Sejarah Kebudayaan Islam
4
4
4
4
4
4
bersambung …
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 51
sambungan …. 2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4
4
4
4. Bahasa Arab
4
4
4
4
4
4
5. Bahasa Inggris
3
3
3
3
3
3
6. Matematika
3
3
3
3
3
3
7. Seni Budaya
4
4
4
4
4
4
8. Pendidikan Jasmani, Orkes
3
3
3
3
3
3
9. Tafsir dan Ilmu Tafsir
2
2
2
2
2
2
10. Ilmu Hadits
2
2
2
2
2
2
11. Tasawuf / Ilmu Kalam
2
2
2
2
2
2
12. TIK
2
2
2
2
2
2
13. Keterampilan
2
2
2
2
2
2
B
Muatan Lokal
2
2
2
2
2
2
C
Pengembangan Diri
2
2
2
2
2
2
Jumlah
45
45
45
45
45
45
Sumber: Dokumen TU
Tabel 3.4 membuktikan bahwa Madrasah Aliyah AlManar sangat respect pada aspek-aspek keagamaan. Hal ini juga karena pada dasarnya Madrasah Aliyah Al-Manar merupakan 'tangan panjang' dari Pondok Pesantren Al-Manar yang menyelenggarakan pendidikan berdasarkan nilai luhur agama. 2) Program IPS Program IPS merupakan program yang dibuka oleh Madrasah Aliyah Al-Manar untuk memberikan ruang kepada
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 52
para siswa yang berasal dari latar belakang di luar Madrasah Tsanawiyah (MTs). Program IPS ini memberikan proporsi yang seimbang antara pelajaran yang bersifat religi dengan pelajaran yang bersifat umum, dengan harapan setelah lulus kelak, para alumni Madrasah Aliyah Al-Manar tidak hanya 'mampu bersuara' di bidang rohaniah semata, akan tetapi juga mampu memberikan peran sertanya dalam masalah-masalah keduniawian.
Tabel 3.5 Daftar Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran MA Program IPS
No. A
Komponen
Alokasi waktu Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a.
Al-Qur’an Hadits
2
2
2
2
2
2
b.
Aqidah Akhlaq
2
2
2
2
2
2
c.
Fikih
2
2
2
2
2
2
d.
Sejarah Kebudayaan Islam
-
-
-
-
-
-
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
2
2
3.
Bahasa Indonesia
4
4
4
4
4
4
4.
Bahasa Arab
2
2
2
2
2
2
5.
Bahasa Inggris
4
4
4
4
4
4
6.
Matematika
4
4
4
4
4
4
bersambung …
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 53
sambungan …. 7.
Sejarah
3
3
3
3
3
3
8.
Geografi
3
3
3
3
3
3
9.
Ekonomi
4
4
4
4
4
4
10. Sosiologi
3
3
3
3
3
3
11. Seni Bduaya
2
2
2
2
2
2
12. TIK
2
2
2
2
2
2
13. Keterampilan
2
2
2
2
2
2
B
Muatan Lokal
2
2
2
2
2
2
C
Pengembangan Diri
2
2
2
2
2
2
Jumlah
45
45
45
45
45
45
Sumber: Dokumen TU
Tabel 3.5 memberikan penjelaskan bahwa selain materimateri keagamaan, materi yang bersifat umum juga diberikan porsi yang seimbang dengan materi-materi keagamaan. Selain itu, juga menunjukkan bahwa Madrasah Aliyah Al-Manar tidak
hanya
mengedepankan
bidang
ukhrowi
semata,
melainkan juga menaruh perhatian pada bidang-bidang yang bersifat umum.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 54
B.
Temuan Penelitian 1. Tingkat Keberhasilan Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Pengembangan karakter siswa dan tingkat keberhasilannya sangat terkait dengan kerjasama yang sinergi dari semua pihak terkait, seperti halnya Kepala Madrasah, WaKa Kurikulum, Guru Pendikan Agama Islam dan Guru Bimbingan Konseling. Selain harus adanya kerjasama yang baik antara semua pihak terkait di madrasah, pengembangan karakter siswa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti model kurikulum madrasah, soal-evaluasi terkait pengembangan karakter, sumber ajar yang dipilih, ketersediaan sarana pengembangan karakter, serta tenaga pendidik yang menjadi "distributor" ilmu untuk disampaikan kepada para siswa. Madrasah
Aliyah
Al-Manar
merupakan
madrasah
yang
sekaligus membimbing para siswanya untuk mengembangakan karakter mereka dan senantiasa beruasaha melakukan berbagai upaya dalam mencetak generasi berkarakter. Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan pelakanaan pelatihan kepemimpinan bagi para siswa khususunya kelas X dengan mengadakan kegiatan kepramukaan. Kegiatan kepramukaan ini dilaksanakan setiap hari Jum'at dari jam 14.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Pelaksanaan
kegiatan
kepramukaan
ini
bertujuan
untuk
mencetak generasi yang mandiri dan tidak selalu bergantung kepada
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 55
orang lain. Kemandirian yang ditekankan dalam kegiatan kepramukaan ini tercermin dengan diadakannya kegiatan perkemahan yang menuntut kemandirian dan semangan kerjasama siswa dalam menghadapi rutinitas kehidupan sehari-hari, seperti memasak, membiasakan diskusi atau musyawarah kelompok dalam memecahkan masalah, melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan, dan senantiasa mencintai alam sekitar dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan dan tidak merusaknya. Jika dilihat secara umum, Madrasah Aliyah Al-Manar sudah melaksanakan kegiatan terkait pengembangan karakter siswa, namun dalam pelaksanaannya belum maksimal. Kenyataan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti model kurikulum yang diterapkan, model soal evaluasi siswa, buku ajar yang digunakan, dan tenaga pendidik yang menanganinya. a.
Kurikulum Kurikulum merupakan faktor mutlak yang harus ada dalam proses pembelajaran, karena dari kurikulumlah akan nampak arah kebijakan sebuah lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Kurikulum pada suatu lembaga pendidikan harus disusun seefektif mungkin, sehingga arah kebijakan dalam mencapai tujuan pendidikan dapat dicapai. Kurikulum yang ada pada saat ini merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memfokuskan pada peran aktif
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 56
siswa dalam pembelajaran, dan demikian pula kurikulum yang diterapkan di Madrasah Aliyah Al-Manar. Sesuai dengan landasan KTSP, yakni UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan, dan Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Peraturan Permendiknas No. 22 dan 23 tahun 2006, maka Madrasah Aliyah Al-Manar sejak tahun 2003 sudah
mulai
menerapkan
KTSP
dalam
pembelajarannya,
meskipun baru pada tahun 2009 penerapan KTSP di madrasah diterapkan secara utuh dan menyeluruh. Berikut ini penuturan Kepala Madrasah, Bapak Makmun Santosa, S.Pd.I dalam wawancara peneliti pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2010 pukul 09.00 WIB terkait dengan penerapan KTSP di madrasah. Peneliti: "Apakah Madrasah Aliyah Al-Manar sudah memungkinkan untuk menerapkan KTSP dalam pembelajarannya?" Kepala Madrasah (Makmun Santosa, M.Pd.I): "Ya, untuk Madrasah Aliyah Al-Manar sudah sejak tahun 2006 sudah menerapkan KTSP, walaupun belum secara keseluruhan pelaksanaan KTSP dapat kita laksanakan. Baru pada tahun 2009, Madrasah Aliyah Al-Manar mulai melaksanakan KTSP secara menyeluruh.
Kaitannya dengan pengembangan karakter siswa, Madrasah Aliyah Al-Manar mengadakan kegiatan ekstra kurikuler bagi para siswa, diantaranya kegiatan pramuka, penguasaan Bahasa Inggris, perbengkelan dan keterampilan menjahit bagi siswa putri
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 57
sebagaimana diutarakan oleh WaKa Bidang Kurikulum, Bapak Rohmad Hidayat, S.Pd dalam wawancara peneliti yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2010 berikut. Peneliti: "Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Manar ini terkait dengan pengembangan karater siswa" WaKa Bidang Kurikulum (Rohmat Hidayat, S.Pd): "Disini kita sudah melaksanakan adanya kegiatan mulok atau yang lebih tepatnya kita sebut ekstra kurikuler terkait pengembangan karakter siswa, karena hal itu sudah diatur dalam standar isi standar KTSP, dan Madrasah Aliyah Al-Manar sudah melaksanakannya. Sebagai contoh, untuk kelas X ditekankan dalam pengembangan karakter kepemimpinan yang diramu dalam kegiatan kepramukaan, untuk kelas XI putra adalah dengan diadakannya ekstra kurikuler perbengkelan, untuk kelas XI Putri diadakan ekstra kurikuler menjahit, dan untuk kelas XII adalah dengan penekanan penguasaan Bahasa Inggris. Kemudian rencana ke depan, Madrasah Aliyah Al-Manar juga akan memberikan wadah bagi para siswa yang berkeinginan untuk menghafal Al-Qur'an dalam ekstra kurikuler tahfidz qur'an"
Hasil wawancara
yang dilakukan peneliti tersebut
menunjukan bahwa Madrasah Aliyah Al-Manar juga mengadakan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan karakter siswa. Namun demikian, kegiatan yang sudah ada ini belum sepenuhnya menuai kesuksesan dalam pelakasanannya. Hal ini dikarenakan masih minimnya minat siswa dengan kegiatan tersebut dan karena kurangnya sarana pendukung kegiatan pengembangan karakter siswa tersebut. Hal lain yang perlu diketahui, bahwa Madrasah Aliyah AlManar yang notabene bernaung di bawah Yayasan Al-Manar,
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 58
memberikan porsi kurikulum bermuatan umum dan agama dengan kapasitas yang proporsional, yakni dengan 55% untuk pelajaran yang bersifat keagamaan, dan 45% untuk pelajaran yang bersifat umum. Madrasah Aliyah Al-Manar selain menjunjung tinggi nilai-nilai luhur agama, juga mematuhi ketetapan yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Misalnya saja pada standa kelulusan siswa, Madrasah Aliyah Al-Manar juga menetapkan standar yang sama dengan standar untuk tingkat SMA yang ditentukan oleh pemerintah. Kebijakan ini dilakukan dengan harapan nantinya para siswa yang telah lulus dari Madrasah Aliyah Al-Manar dapat melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi dengan bukti kelulusan yang memiliki standar kelulusan sama dengan standar kelulusan siswa yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tingkat SMA.
Tabel 3.6 Struktur Kurikulum MA Al-Manar Tahun Pelajaran 2009/2010
Bidang Pengembangan 1. Pendidikan Karakter
bersambung …
Mata Pelajaran
Diberikan di Kelas
1. Aqidah Akhlaq
X, XI, XII
2. Al-Qur’an Hadits
X, XI, XII
3. Kewarganegaraan
X, XI, XII
4. Bhs & Sastra Indonesia
X, XI, XII
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 59
sambungan …. 2. Pendidikan Akademik
1.
Ilmu-ilmu Agama a. Tafsir – Ilmu Tafsir
XI, XII
b. Hadits – Ilmu Hadits
XI, XII
c. Fiqih – Ushul Fiqih
X, XI, XII
d. Ilmu Kalam
XI, XII
2. Ilmu-ilmu Alam
2. Pendidikan Akademik
a. Fisika
X
b. Biologi
X
c. Kimia
X
3. Ilmu-ilmu Sosial a. Sejarah
X
b. Geografi
X
c. Ekonomi
X
d. Sosiologi
X
4. Bahasa Asing
3. Pend Ketrampilan
bersambung ...
a. Bahasa Arab
X, XI, XII
b. Bahasa Inggris
X, XI, XII
5. Matematika
X, XI, XII
1. Pend Jasmani & Olah Raga
X, XI, XII
2. Teknologi Informasi & Komputer
X, XI, XII
3. Seni Khot dan Kaligrafi
X, XI
4. Menjahit & Las Karbit
X, XI
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 60
sambungan .... 4. Muatan Lokal
1. Kajian Islam lain
XII
2. Pengantar Metodologi
XII
Penelitian Sumber: Dokumen TU
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa dalam hal Pendidikan Agama Islam yang terdiri atas mata pelajaran Aqidah Akhlak, AlQur'an Hadits, Fiqih, dan Bahasa Arab bagi Program IPS, serta mata pelajaran tambahan Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Ushul Fiqih, dan Ilmu Kalam bagi siswa Program Khusus Keagamaan, Madrasah Aliyah Al-Manar memberikan porsi yang proporsional bagi pengembangan pribadi religi siswa. Penyusunan kurikulum ini diharapkan nantinya dapat membentuk pribadi siswa menjadi pribadi yang tidak hanya memiliki wawasan keilmuan umum yang memadai, melainkan juga memiliki wawasan keagamaan yang luas. b.
Soal Evaluasi Kualitas sebuah lembaga pendidikan dapat dilihat dari berbagai aspek. Salah satu aspek yang dapat menjadi tolok ukur kualitas lembaga pendidikan adalah soal-soal evaluasi mata pelajaran yang diberikan kepada siswa, apakah berbobot atau tidak, dalam artian membutuhkan pemikiran yang matang dalam
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 61
pengerjaannya, tidak hanya hafalan semata. Madrasah Aliyah AlManar yang merupakan madrasah yang bernaung di bawah Yayasan Al-Manar dan satu atap dengan Pondok Pesantren AlManar, lebih menekankan soal-soal peningkatan kemampuan analisis siswa, sehingga melatih siswa untuk berfikir panjang tentang proses penemuan jawaban atau keputusan. Penyusunan soal evaluasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini memiliki keterkaitan dengan penerapan KTSP dalam pembelajaran materi Pendidikan Agama Islam. Penerapan KTSP dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini memberikan dampak yang positif pada perkembangan pola pikir siswa sebagaimana yang disampaikan oleh guru mata pelajaran Pendidikan
Agama
Islam,
Bapak
Prehanto,
S.Pd
dalam
wawancaranya dengan peneliti pada tanggal 26 Juli 2010. Peneliti: "Menurut Bapak, Penerapn KTSP di Madrasah Aliyah Al-Manar ini nantinya akan memberikan dampak positif ataukah malah sebaliknya?" Guru Pendidikan Agama Islam (Prehanto, S.Pd): " Penerapan KTSP di Madrasah Aliyah Al-Manar ini memberikan dampak yang positif bagi siswa, karena siswa tidak malas-malasan, meskipun dengan keterbatasn fasilitas, namun akan penerapan KTSP ini akan mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan metode-metode yang inovatif" Soal-soal evaluasi yang diterapkan di Madrasah Aliyah Al-Manar berlandaskan semua aspek evaluasi, mulai dari aspek kognitif yang berkaitan dengan penilaian tekstual, aspek afektif yang berkaitan dengan praktikum atau unjuk kerja, dan aspek
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 62
psikomotor yang berkaitan dengan normatif siswa, dan berikut contoh indikator soal yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. 1.
Aspek kognitif a) pelaksanaan ulangan harian; b) pelaksanaan ujian tengah semester dan ujian semester; dan sebagainya
2.
Aspek afektif a) praktik baris-berbaris; b) prkatikum penggunaan bahasa asing (Arab dan Inggris); c) praktikum imam tahlil; d) prkatikum pembuatan busana; e) praktikum perbengkelan, dan lain sebagainya
3.
Aspek psikomotor a) keberadaban dalam bergaul; b) penerapan akhlakul karimah; dan lain sebagainya Pernyataan mengenai adanya landasan penerapan evaluasi
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini diperkuat lagi apa yang diutarakan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam saat peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Bapak Prehanto, S.Pd pada tanggal 26 Juli 2010 lalu.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 63
Peneliti: "Bagaimanakah kompetensi soal-soal evaluasi dan buku ajar terkait mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?" Guru Pendidikan Agama Islam (Prehanto, S.Pd): "Untuk kompetensi soal-soal evaluasi disesusikan dengan materi yang ada, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun aspek psikomotor, sehingga dalam praktik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam disesuaikan dengan meterinya, sehingga materi soal evaluasi masih mengacu pada buku mata pelajaran yang sudah ada, namun kami juga mengadakan pengembangan atau inovasi pada model evaluasi tersebut tanpa mengesampingkan aspekaspek pokok dalam penyusunan evaluasi itu sendiri".
Berdasarkan indikator soal serta penuturan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut, dapat dilihat bahwa soal-soal terkait pengembangan karakter siswa pada dasarnya sudah memadai, akan tetapi dalam penerapannya di lapangan belum dapat memberikan hasil yang maksimal karena adanya keterbatasan sarana dan fasilitas pengembangan karakter siswa. c.
Buku Ajar Sumber ajar atau buku yang bermutu juga menentukan tercapai-tidaknya
tujuan
pendidikan
dalam
mencerdaskan
generasi bangsa. Terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dalam hal ini menitikberatkan pada aspek akhlak siswa. Berdasarkan Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang pemilihan buku teks ajar, maka MA Al-Manar telah menerapkan ketentuan sesuai dengan Permendiknas tersebut, dengan harapan hasil yang dicapai dalam pembelajaran untuk
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 64
mengembangkan
kemampuan
dan
karakter
siswa
dapat
memberikan hasil yang lebih optimal. Sumber ajar Madrasah Aliyah Al-Manar, selain dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam KTSP-nya, juga berasal dari sumber-sumber non-pemerintah, misalnya dari kitab-kitab kuning yang relevan dengan pelajaran yang diajarkan, seperti arba' an-nawawi dan abi jamroh sebagai sumber acuan lain pelajaran hadits, riyadho al-badi'ah senagai sumber acuan lain pelajaran fiqih, dan kitab-kitab kuning lainnya yang sejalan dengan pembelajaran di madrasah. Selain sumber-sumber tersebut, sumber ajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini juga meliputi dari Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti: "Bagaimanakah kompetensi soal-soal evaluasi dan buku ajar terkait mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?" Guru Pendidikan Agama Islam (Prehanto, S.Pd): "Untuk kompetensi soal-soal evaluasi disesusikan dengan materi yang ada, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun aspek psikomotor, sehingga dalam praktik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam disesuaikan dengan meterinya, sehingga materi soal evaluasi masih mengacu pada buku mata pelajaran yang sudah ada, namun di samping itu kami juga mengadakan pengembangan atau inovasi pada model evaluasi tersebut tanpa mengesampingkan aspek-aspek pokok dalam penyusunan evaluasi itu sendiri".
Kenyataan
tersebut
membuktikan
bahwa
secara
keseluruhan buku dan sumber ajar yang dipilih dan digunakan
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 65
dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah Al-Manar sudah sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh pemerintah dalam KTSP. d.
Tenaga Pendidik Tenaga pendidik yang kompeten merupakan modal utama dalam mencetak siswa yang berprestasi. Madrasah Aliyah AlManar sebagaimana Madrasah Aliyah yang lain adalah sebuah lembaga pendidikan yang menekankan aspek keagamaan, dan aspek tersebut dibuktikan dengan diajarkannya materi-materi yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam. Sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah, bahwa tenaga pengajar untuk tingkat atas harus memiliki pendidikan setingkat Strata 1 (sarjana), Madrasah Aliyah Al-Manar juga telah menyesuaikan diri, dibuktikan dengan keberadaan tenaga pengajar yang telah memiliki gelar sarjana, sebagaimana telah digambarkan pada tabel 3.1. Selain itu, dalam penerapan KTSP yang mendukung siswa untuk mengembangkan karakternya, maka Madrasah Aliyah AlManar yang sejak tahun 2006 sudah melaksanakan KTSP sepenuhnya juga sudah memiliki kesiapan dewan guru dalam membantu mengembangkan karakter siswa. Kenyataan ini dengan sangat jelas disampaikan oleh WaKa Bidang Kurikulum Madrasah, Bapak Rohmat Hidayat, S.Pd dalam wawancara peneliti berikut.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 66
Peneliti: "Apakah pemangku kebijakan sudah memiliki kesiapan yang cukup dalam penerapan KTSP ini?" WaKa Bidang Kurikulum: "Para pemangku kebijakan Madrasah Aliyah Al-Manar ini sudah memiliki kesiapan yang cukup dalam penerapan KTSP, mengingat para stake holder atau dewan guru sudah menguasai 8 standar isi, standar kelulusan dan standar standar-standar yang lain sudah terpenuhi, sehingga saat ini dewan guru dan stake holder sudah cukup siap" Pernyataan dari WaKa Bidang Kurikulum tersebut menandakan bahwa para pendidik di Madrasah Aliyah Al-Manar sudah memiliki kesiapan penuh dalam melaksanakan program pemerintah dengan menerapkan KTSP dalam pembelajaran, khususnya di Madrasah Aliyah Al-Manar. Jadi, walaupun secara formalitas kegiatan pengembangan karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar berlangsung baik, namun tingkat keberhasilan dalam mengembangkan karakter siswa masih jauh dari harapan, karena faktor minimnya partisipasi siswa dan keterbatasan fasilitas yang ada 2. Mekanisme Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Evaluasi dalam bidang apapun sangat diperlukan. Selain untuk melihat sejauh mana keberhasilan program yang sudah terlaksana, juga untuk menentukan strategi atau langkah pengembangan program ke depan. Namun, evaluasi yang tepat juga harus didukung dengan mekanisme atau cara yang tepat pula dalam penerapannya. Madrasah Aliyah Al-Manar sebagai madrasah yang turut serta dalam mengembangkan karakter siswa juga melaksanakan evaluasi
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 67
guna mengoreksi kekurangan dan menentukan langkah ke depan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Madrasah Aliyah Al-Manar dalam melakukan evaluasi terkait pengembangan karakter siswa adalah dengan cara melakukan pengamatan terhadap perilaku keseharian siswa setelah mengikuti kegiatan pengembangan karakter. Misalnya, setelah mengikuti
kegiatan
kepramukaan
yang
notabene
mengajarkan
kedisiplinan dan kemandirian, kedisiplinan dan kemandirian siswa menjadi lebih baik atau tidak. Selain mengamati keseharian siswa, dalam melakukan evaluasi Madrasah Aliyah Al-Manar juga mengadakan berbagai macam lomba terkait pengembangan karakter siswa, seperti lomba pembuatan dan pembacaan puisi, penulisan karya fiksi dan non-fiksi, serta kegiatankegiatan lain yang berkaitan dengan pengembangan karakter siswa. 3. Efektivitas Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Kegiatan pengembangan karakter siswa yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Manar pada dasarnya sudah berjalan dan terlaksana dengan baik, namun belum sepenuhnya menuai hasil optimal. Hal ini dikarenakan masih kurangnya minat para siswa untuk mengikuti kegiatan yang sebenarnya dapat mengembangkan karakter mereka. Para siswa masih terasa asing apabila mereka mengikuti kegiatan tersebut, sehingga partisipasi siswa dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan karakter siswa masih kurang. Kurangnya
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 68
partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pengembangan karakter siswa tentu saja berpengaruh pada hasil pengembangan karakter siswa itu sendiri, sehingga tidak banyak siswa yang mampu mengembangkan karakter yang ia miliki. Selain kurangnya minat siswa dalam mengembangkan karakter mereka, kurang optimalnya hasil yang dicapai dalam kegiatan pengembangan karakter ini juga disebabkan karena kurangnya sarana pendukung atau fasilitas kegiatan pengembangan karakter itu sendiri. Mekanisme evaluasi pengembangan karakter yang dilakukan di Madrasah Aliyah Al-Manar, yakni dengan malakuakan pengamatan pada keseharian siswa dan menyelenggarakan berbagai macam lomba terkait pengembangan karakter siswa merupakan pilihan yang cukup bagus dalam mengembangkan karakter siswa. Namun,
ada
hal
lain
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pengembangan karakter siswa, yakni kesadaran dan semangat kerjasama semua lapisan tentang betapa pentingnya pengembangan karakter siswa ini, terutama bagi siswa itu sendiri, sehingga pelaksanaan evaluasi pengembangan karakter siswa dapat berjalan sesuai dengan rencana dan menuai hasil yang optimal. Sayangnya, kesadaran dan semangat kerjasama itulah yang kurang "terpatri" dalam dada warga madrasah, sehingga tidak bisa disalahkan jika hasil yang dicapai dalam pengembangan karakter siswa pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
BAB IV PEMBAHASAN
A.
Tingkat Keberhasilan Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar Keberhasilan pengembangan karakter di Madrasah Aliyah Al-Manar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seprti model kurikulum, model soal evaluasi, sumber ajar yang dipilih, dan tenaga pendidik yang berperan aktif dalam pengembangan karakter siswa. 1.
Kurikulum Sesuai dengan landasan KTSP, yakni UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan, dan Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Peraturan Permendiknas No. 22 dan 23 tahun 2006, maka Madrasah Aliyah Al-Manar sejak tahun 2003 sudah mulai menerapkan KTSP dalam pembelajarannya, meskipun baru pada tahun 2009 penerapan KTSP di madrasah diterapkan secara utuh dan menyeluruh. Berikut ini penuturan Kepala Madrasah, Bapak Makmun Santosa, S.Pd.I dalam wawancara peneliti pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2010 pukul 09.00 WIB terkait dengan penerapan KTSP di madrasah.
69
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 70
Peneliti: "Apakah Madrasah Aliyah Al-Manar sudah memungkinkan untuk menerapkan KTSP dalam pembelajarannya?" Kepala Madrasah: "Ya, untuk Madrasah Aliyah Al-Manar sudah sejak tahun 2006 sudah menerapkan KTSP, walaupun belum secara keseluruhan pelaksanaan KTSP dapat kita laksanakan. Baru pada tahun 2009, Madrasah Aliyah AlManar mulai melaksanakan KTSP secara menyeluruh.
Penuturan dari Kepala Madrasah Aliyah Al-Manar tersebut mengindikasikan
bahwa
Madrasah
Aliyah
Al-Manar
sudah
menjalankan amanat pemerintah untuk menerapkan KTSP dalam pembelajaran mulai tahun 2006, dan sepenuhnya dilakukan secara menyeluruh dalam setiap mata pelajaran pada tahun 2009. Kenyataan ini menunjukkan meskipun Madrasah Aliyah AlManar merupakan Madrasah Aliyah yang tidak sebanding besarnya dengan Madrasah Aliyah yang ada di wilayah perkotaan, namun dengan keseriusan dan kesungguhan, Madrasah Aliyah Al-Manar bergerak mengikuti kebijakan pemerintah untuk melahirkan generasi yang "mumpuni" dengan penerapan KTSP di setiap mata pelajarannya. KTSP sendiri merupakan kruikulum yang memberikan "porsi lebih" kepada siswa untuk mengembangkan daya fikir dan karakternya. Sehingga dengan penerapan KTSP di Madrasah Aliyah Al-Manar ini memungkinkan para siswa lebih terpacu dan dapat meraih prestasi lebih tinggi. Adapun dalam kaitannya dengan pengembangan karakter siswa, Madrasah Aliyah Al-Manar mengadakan kegiatan eks-school bagi para siswa, di antaranya kegiatan pramuka, penguasaan Bahasa Inggris,
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 71
perbengkelan dan keterampilan menjahit bagi siswa putri sebagaimana diutarakan oleh WaKa Bidang Kurikulum dalam wawancara peneliti yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2010 berikut. Peneliti: "Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Manar ini terkait dengan pengembangan karater siswa" WaKa Bidang Kurikulum: "Disini kita sudah melaksanakan adanya kegiatan mulok atau yang lebih tepatnya kita sebut ekstra kurikuler terkait pengembangan karakter siswa, karena hal itu sudah diatur dalam standar isi standar KTSP, dan Madrasah Aliyah Al-Manar sudah melaksanakannya. Sebagai contoh, untuk kelas X ditekankan dalam pengembangan karakter kepemimpinan yang diramu dalam kegiatan kepramukaan, untuk kelas XI putra adalah dengan diadakannya ekstra kurikuler perbengkelan, untuk kelas XI Putri diadakan ekstra kurikuler menjahit, dan untuk kelas XII adalah dengan penekanan penguasaan Bahasa Inggris. Kemudian rencana ke depan, Madrasah Aliyah Al-Manar juga akan memberikan wadah bagi para siswa yang berkeinginan untuk menghafal Al-Qur'an dalam ekstra kurikuler tahfidz qur'an"
Berdasarkan penyataan dari WaKa Bidang Kurikulum Madrasah Aliyah Al-Manar tersebut, maka hal ini merupakan sebuah langkah konkret
bahwa Madrasah
Aliyah
Al-Manar telah
sepenuhnya
mengupayakan adanya kegiatan yang mendukung pengembangan karakter positif siswa. Kebijakan ini dilaksanakan karena Madrasah Aliyah Al-Manar menyadari bahwa nantinya para siswa akan kembali membaur dengan masyarakat luas, sehingga dengan adanya pembekalan yang diterapkan melalui pelaksanan ekstra kurikuler ini diharapkan para siswa memiliki keterampilan hidup sebagai individu yang mandiri disamping memiliki kemampuan akademik yang membanggakan.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 72
Sebagaimana disampaikan oleh WaKa Bidang Kurikulum Madrasah, bahwa Madrasah Aliyah Al-Manar memiliki beberapa kegiatan ekstra kurikuler terkait pengembangan karakter seperti kepramukaan, perbengkelan, keterampilan menjahit, dan penguasaan Bahasa Inggris, merupakan bukti bahwa Madrasah Aliyah Al-Manar sudah
menerapkan
KTSP
sebagaimana
yang
ditekankan
oleh
pemerintah. Kebijakan pemerintah yang diterapkan oleh Madrasah Aliyah Al-Manar ini sayangnya belum mendapat sambutan hangat dari para siswa sendiri. Hal ini harus sesegera mungkin dibenahi dengan memberikan sosialisasi yang cukup pada para siswa bahwa kegiatan pengembangan karakter yang dilaksanakan di madarasah merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi diri para siswa. Sehingga kegiatankegaitan pengembangan karakter siswa akan memberikan nuansa tersendiri di hati para siswa, dan para siswa bersedia dengan tangan terbuka mengikuti kegiatan pengembangan karakter tersbut. 2.
Soal Evaluasi Soal evaluasi yang diberikan pada para siswa terkait pengembangan karakter siswa Madrasah Aliyah Al-Manar sudah memenuhi syarat, yakni mencakup indikator soal aspek kognitif yang berkaitan dengan penilaian tekstual, aspek afektif yang berkaitan dengan praktikum atau unjuk kerja, dan aspek psikomotor yang
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 73
berkaitan dengan normatif siswa, dan berikut contoh indikator soal yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. a.
Aspek kognitif 1)
pelaksanaan ulangan harian;
2)
pelaksanaan ujian tengah semester dan ujian semester; dan sebagainya
b.
c.
Aspek afektif 1)
praktik baris-berbaris;
2)
prkatikum penggunaan bahasa asing (Arab dan Inggris);
3)
praktikum imam tahlil;
4)
prkatikum pembuatan busana;
5)
praktikum perbengkelan, dan lain sebagainya
Aspek psikomotor 1)
keberadaban dalam bergaul;
2)
penerapan akhlakul karimah; dan lain sebagainya Berdasarkan indikator soal tersebut, dapat dilihat bahwa soal-
soal terkait pengembangan karakter siswa pada dasarnya sudah memadai, akan tetapi dalam penerapannya di lapangan belum dapat memberikan hasil yang maksimal karena adanya keterbatasan sarana dan fasilitas pengembangan karakter siswa. Kendala yang dialami selama ini dapat diatasi dengan menumbuhkan semangat karjasama antara semua anggota keluarga madrasah, mulai dari Kepala Madrasah, Staf dan Dewan Guru, serta
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 74
semua siswa di madrasah. Dengan kerjasama ini akan menghasilkan kondisi madrasah yang kondusif dan terwujudnya visi dan misi madrasah. 3.
Buku Ajar Buku ajar yang menjadi pilihan dalam pengembangan karakter siswa Madrasah Aliyah Al-Manar merupakan buku-buku yang direkomendasikan oleh pemerintah dalam standar KTSP. Sehingga pencapaian tujuan madrasah untuk melaksanakan KTSP secara keseluruhan dapat seseger mungkin terwujud, sebagaiamana
yang
dikemukakan oleh Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dalam wawancara peneliti dengan beliau yang menyatakan bahwa buku ajar yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran di madrasah berasal dari rekomendasi pemerintah dan tidak menutup kemungkinan dilakukan pengembangan dari buku acuan tersebut tanpa mengubah inti materi pembelajaran yang ada. Keadaan ini memungkinkan para guru melakukan inovasi dan improvisasi dalam metode penyampaian materi pembelajaran. Selain guru yang melakukan inovasi, para siswa pun akan menjadi lebih kreatif dalam mencerna dan menelaah materi yang disampaikan oleh dewan guru, sehingga peningkatan prestasi siswa lebih progresif dibandingkan dengan sebelum diterapkannya KTSP dengan buku yang disesuaikan dengan KTSP pula.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 75
4.
Tenaga Pendidik Kompetensi
para
tenaga
pendidik
sebagaimana
yang
disampaikan oleh WaKa Bidang Kurikulum Madrasah, sudah cukup baik, karena selain berasal dari standar minimal pendidikan bertingkat Strata 1 (sarjana), juga telah memenuhi 8 standar yang termuat dalam KTSP. Dengan dimilikinya dua modal ini tentunya tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Al-Manar memiliki kompetensi yang memadai sebagai tenaga pendidik setingkat SMA/MA. Terkait mengenai kompetensi tenaga pendidik madrasah dalam melakukan pengembangan terhadap karakter anak didiknya ini, Kepala Madrasah, Bapak Makmun Santosa, M.Pd.I juga menuturkan bahwa stake holder Madrasah Aliyah Al-Manar sudah memiliki kesiapan. Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan Kepala Madrasah pada hari Sabtu, tanggal 24 Juli 2010. Peneliti: "Menurut pandangan Bapak, apakah stake holder sudah memiliki kesiapan yang cukup dalam menerapkan KTSP ini?" Kepala Madrasah: "Ya, di dunia pendidikan khususnya Kab. Semarang, sudah secara resmi 2 tahun lalu menandatangani kesepakatan pelaksanaan KTSP di sekolah dalam pembelajarannya. Dan tentunya di Madrasah Aliyah Al-Manar sendiri juga sudah memiliki kesiapan, baik Kepala Madrasah, WaKa Bidang Kurikulum, WaKa Bidang Kesiswaan, Wali kelas, Guru Pengajar dan siswa sendiri sudah memiliki kesiapan dalam penerapan KTSP di madrasah ini. Selain itu, seluruh komponen madrasah sudah mempersiapkan diri untuk pelaksanan KTSP ini, karena penerapan KTSP ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakn semua sekolah yang didukung oleh semua elemen madrasah itu sendiri.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 76
Berdasarkan penuturan Kepala Madrasah tersebut, maka dapat diketahui bahwa semua elemen madrasah mulai kepala madrasah sampai
siswa
sudah
memiliki
kesiapan
yang
cukup
dalam
melaksanakan KTSP. Bertolak dari hasil wawancara yang dilakukan penelitia dengan para stake holder Madrasah Aliyah Al-Manar terkait tingkat keberhasilan pengembangan karakter siswa, dapat diketahui bahwa pengembangan karakter yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Manar dengan menerapkan kegaitan ekstra kurikuler belum menunjukkan hasil yang optimal, karena selain minimnya partisipasi siswa dalam kegiatan pengembangan karakter yang dilaksanakan, juga karena masih kurangnya sarana atau fasilitas penunjang kegiatan pengembangan karakter siswa yang tersedia di Madrasah Aliyah Al-Manar.
B.
Mekanisme Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah AlManar Mekanisme atau cara yang diterapkan dalam mengevaluasi pengembangan karakter siswa di Madrasah Aliyah Al-Manar adalah dengan melakukan pengamatan terhadap perilaku keseharian siswa setelah mengikuti kegiatan pengembangan karakter. Selain mengamati keseharian siswa, dalam melakukan evaluasi Madrasah Aliyah Al-Manar juga mengadakan berbagai macam lomba terkait pengembangan karakter siswa.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 77
Langkah atau cara yang ditetapkan dalam melakukan evaluasi terhadap pengembangan karakter siswa Madrasah Aliyah Al-Manar merupakan cara yang tepat, mengingat lingkup Madrasah Aliyah Al-Manar yang satu komplek dengan Pondok Pesantren Al-Manar, sehingga pelaksanaan pengamatan terhadap keseharian siswa setelah mengikuti kegiatan pengembangan karakter lebih mudah. Penerapan mekanisme evaluasi pengembangan karakter siswa Madrasah Aliyah Al-Manar ini dikemukakan oleh Guru Bimbingan Konseling, Ibu Heni Krisnawati dalam wawancara yang dilakukan peneliti pada hari Sabtu, tanggal 24 Juli 2010 yang lalu. Peneliti:
"Bagaimanakah Ibu sebagai pengampu Mata Pelajaran Bimbingan Konseling melalakukan evaluasi terhadap pengembangan karakter siswa di Madrasah Aliyah AlManar ini?" Guru BK: "Selaku pengampu mata Pelajaran Bimbingan Konseling, melakukan evaluasi dengan mengamati perkembangan karakter siswa setelah mengikuti kegiatan pengembangan karakter seperti kepamukaan dan kegiatan yang lain. Dari situ, bisa kita lihat apakah kegiatan pengembangan karakter yang selama ini dilaksanakan berhasil atau tidak. Selain itu, kita juga mengadakan aneka perlombaan yang terkait dengan pengembangan karakter siswa"
Berdasarkan penuturan dari Guru Bimbingan Konselin tersebut, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan evaluasi di Madrasah Al-Manar dilakukan dengan mengamati perkembangan karakter siswa setelah mengikuti kegiatan pengembangan karakter dan juga menyelenggarakan kegiatan atau perlombaan yang ada kaitannya dengan pengembangan karakter siswa.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 78
C.
Efektivitas Evaluasi Pengembangan Karakter di Madrasah Aliyah AlManar Sebuah evaluasi yang efektiv dan tepat akan memberikan hasil yang optimal dalam pencapaian sebuah program. Demikian halnya dalam pengembangan karakter siswa yang dilakukan di Madrasah Aliyah AlManar. Seorang pendidik dalam sebuah lembaga pendidikan semisal Madrasah Aliyah Al-Manar merupakan figur bagi peserta didik yang harus memiliki cara yang unik dalam menyampaikan materi, sehingga para peserta didik akan memberikan respon positif dalam pembelajaran. Disamping penggunaan metode atau cara yang unik dalam penyanpaian materi, guru juga harus memiliki kreativitas dalam menyediakan alat peraga penunjang materi pengembangan karakter siswa, dan hal inilah yang masih kurang diperhatikan oleh dewan guru Madrsah Aliyah Al-Manar dalam upayanya mengembangkan karakter siswa. Penuturan ini disampaikan oleh Guru Bimbingan Konseling Madrasah, Henny Kristiana, S.Pd dalam wawancara penulis pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2010. Peneliti:
"Bu, apakah evaluasi pengembangan karakter siswa yang diterapkan di Madrasah Aliyah Al-Manar selama ini menurut Ibu sudah efektiv atau malah sebaliknya?" Guru BK: "Sebenarnya, secara teoritis evaluasi pengembangan karakter yang diterapkan di Madrasah Aliyah Al-Manar sudah sesuai dengan prosedur, hanya saja kita terkendala dengan belum lengkapnya fasilitas yang mendukung pengembangan karakter siswa ini. Kendala lain yang dihadapi adalah tidak selarasnya kalender pendidikan Madrasah Aiyah Al-Manar dengan kalender pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren, sehingga seringkali terjadi pengosongan jam pelajaran karena melaksanakan
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. 79
kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Pondok Pesantren"
Sebagaimana yang diutarakan oleh Guru Bimbingan Konseling tersebut, dapat dilihat bahwa keefektivan evaluasi pengembangan karakter siswa yang diterapkan di Madrasah Aliyah Al-Manar belum cukup optimal, karena adanya kekurangan fasilitas pendukung pelaksanaan evaluasi pengembangan karakter siswa, dan adanya ketidakselarasan kalender pendidikan antara kalender pendidikan Madrasah Aliyah dengan kalender pendidikan yang diterapkan oleh Pondok Pesantren.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
BAB V PENUTUP
A.
Simpulan Berdasarkan data di lapangan yang dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Tingkat keberhasilan Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dalam upaya mengembangkan karakter siswa masih belum optimal, meskipun faktor pendukung keberhasilan pengembangan karakter sudah terpenuhi, seperti a) penerapan KTSP pada model kurikulum pembelajarannya, b) soal-evaluasi pengembangan karakter yang sudah mencakup askpek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotor, c) buku ajar pembelajaran yang disesusikan dengan rekomendasi pemerintah terkait penerapan KTSP di Madrasah, d) serta tenaga pengajar yang memiliki standar minimal pendidikan bertingkat Strata 1 (sarjana), dan telah memenuhi 8 standar yang termuat dalam KTSP. Belum optimalnya hasil pengembangan karakter siswa ini karena kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pengembangan karakter, dan adanya keterbatasan sarana dan fasilitas untuk mengembangkan karakter siswa; 2. Mekanisme yang diterapkan di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dalam pembentukan dan pengembangan karakter peserta didik sudah tepat, yakni dengan
80
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. ́˺
melakukan pengamatan terhadap keseharian siswa setelah mengikuti kegiatan pengembangan karakter, dan menyelenggarakan kegiatan dan perlombaan terkait pengembangan karakter siswa; 3. Efektivitas pengembangan karakter siswa Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang masih belum optimal, selain karena kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pengembangan karakter, serta masih belum lengkapnya fasilitas pengembangan karakter yang tersedia di madrasah, juga disebabkan oleh ketidakselarasan antara kalender pendidikan Madrasah Aliyah dengan kalender pendidikan yang diterapkan oleh Pondok Pesantren, sehingga seringkali kegiatan yang diselenggarakan Madrasah Aliyah Al-Manar tersendat.
B.
Saran 1. Bagi Madarasah a. Untuk memberikan motivasi kepada siswa terkait adanya kegiatan pengembangan karakter siswa, agar keseluruhan siswa dapat mengikutinya. b. Untuk lebih meningkatkan sosialisasi dan mencari solusi tentang kemungkinan adanya jalan yang lebih efektif untuk mengembangkan karakter positif para siswanya. c. Untuk menyelaraskan kalender pendidikan antara Pondok Pesantren dan kalender pendidikan Madrasah Aliyah, sehingga peniadaan jam
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark. ́˻
pelajaran karena melaksanakan kegiatan Pondok Pesantren dapat diminimalisir. 2. Bagi Siswa a. Untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang sudah ada di Madrasah Aliyah Al-Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. b. Untuk lebih berpacu dalam mengembangkan karakter positif yang mereka miliki, sehingga nnatinya tidak hanya memiliki kecakapan akademik, melainkan juga berkarakter kuat. 3. Bagi Wali Siswa a. Untuk lebih memotivasi putra-putrinya agar dapat mengembangkan karakter positifnya dengan memberikan perhatian yang cukup terkait kegiatan mereka di sekolah. b. Mendorong putra-putrinya untuk melakukan kegiatan-kegiatan terkait pengembangan karakternya , karena merupakan sebuah kegiatan yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan pembelajaran formal di madrasah.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun, N.A. 1976. Evaluasi Mengajar: Kriteria-Kriteria dan Teknik-Teknik. Bandung. Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Cristina, Wanda. 2005. Semua Tergantung pada Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Dariyo, Agus, Psi. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Daryanto, Dr. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hasan, Hamid. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Isjoni. 2008. Guru sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. 1999. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Lubis, Hanifah. 2008. Studi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta, (Online), (http://www.jurnalpendidikan.edu, diakses 15 Mei 2010). Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mansur & Rosid Harun. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima. Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa, (Online), Vol. 3, No. I, (http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan, diakses 28 Februari 2010). Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mustafa, Bisri. 2009. Pedoman Menulis Proposal Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta: Panji Pustaka. Sharma, OP. 2008. The Power of Your Emotion. Yogyakarta: Think. Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo. Siti Lutfiyah. 2008. Pengaruh Strategi Quantum Quotient dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa di SMPN 3 Taman Sidoarjoh, ttp://idb4, (Online), (http://idb4.wikispaces.com/file/view/ur4006.pdf diakses 16 Juni 2010). Sumiyati. 2009. Pelaksanaan KTSP Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta (Studi Kasus Peran Profesional Guru dalam Pengembangan Kontent dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
Pembelajaran Tahun 2008/2009), (Online), (http://www.etd.eprints.ums.ac.id, diakses 13 Juni 2010). Syah, Muhibbin, M.Ed. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wangid, Muhammad Nur. 2010. Cakrawala Pendidikan. Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Wiratomo, Giri Harto. 2007. Tata Tertib Sekolah sebagai Sarana Pendidikan Moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang, (Online), (http://digilib/unnes.ad.id, diakses 9 Juni 2010). Wirawan, Sarlito. Dr. 1997. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Please purchase PDFcamp Printer on http://www.verypdf.com/ to remove this watermark.
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14.
15. 16.
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
24. 25.
(Majid, 2008:78). (Silverius, 1991:3). (Sumiyati, 2009:10). Ametembun, 1976:8). Arikunto dan Jabar (2004) Arikunto dan Jabar, 2004:1). Dariyo, 2004). Diknas, 1999:444 Hanifah Lubis (2008:26). Lubis, 2008:19 Lubis, 2008:22 Harun dan Mansur, 2000:2 Isjoni, 2008:51 Menurut Ryan, dalam Megawangi (2004:150), ada tujuh kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik atau guru karakter. Muhibbin Syah (2004:141 Muhibbin Syah (2004:132) Nurgiyantoro, 1985:5). OP. Sharma (2008:233) Sarwono, 1997:95 Sunarto dan Hartono (1999:169) Wanda Cristina (2005:64) Wanda Cristina, 2005:86 Wangid, 2010:174 Wiratomo (2007:39) Wiratomo, 2007)
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 1999:444 Wanda Cristina (2005:64 Cristina, 2005:86 Wangid, 2010:17 Isjoni, 2008:5 Syah (2004:132) Muhibbin Syah (2004:141 Harun dan Mansur, 2000:2 Arikunto dan Jabar, 2004:1). Lubis, 2008:19 Lubis, 2008:20 Lubis, 2008:22 Hanifah Lubis (2008:26). Jabar, 2004:24). Sunarto dan Hartono (1999:169) menyatakan sebagai berikut. Wiratomo, 2007 Dariyo, 2004 OP. Sharma (2008:233 Ametembun, 1976:8 Megawangi (2004:150 Wiratomo (2007:39 Majid, 2008:78 Sumiyati, 2009:10). Silverius, 1991:3 Nurgiyantoro, 1985:5