JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
PIDANA PENGGANTI DENDA SEBAGAI BENTUK SUBSTITUSI PIDANA DALAM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI Adriano Dosen FH Universitas Hang Tuah Surabaya
Abstract There are differences of characteristics between natuurlijke person (man) with rechtspersoon (legal entity or corporation) even though they both constitute legal subjects, these differences result on assembling of the criminal. Criminal fines become a major staple for corporate criminal in its application can not stand alone but must be accompanied by a fine substitute criminal law enforcement in order to run run well. Jika denda tidak dibayar oleh natuurlijke person, then the person liable to imprisonment for a fine substitute. So what if it happened to the corporation, the rechtspersoon certainly can not be imposed imprisonment in substitute of fine. This article will answer in detail the intricacies associated with it and how criminal that should be applied to the corporation. Key words: Corporations, criminal and criminal substitute
selalu dicantumkan sanksi pidana, namun
A. Pendahuluan Arah perkembangan hukum pidana
sayangnya ini tidak diikuti dengan kajian
terutama di Indonesia dewasa ini lebih
yang
banyak membicarakan mengenai masalah-
pidananya itu sendiri.
masalah
yang
mengenai
sanksi
dogmatik,
Topik tersebut menjadi suatu hal
sebaliknya mengenai sistem pemidanaan
yang penting karena sebenarnya sebagai
atau bahkan sanksi pidananya itu sendiri
ultimum remedium pencantuman sanksi
tidak
pengkajian
pidana dalam suatu ketentuan undang-
mendalam, sehingga secara keseluruhan
undang bukan saja ingin dicobakesankan
pembahasan mengenai materi ilmu hukum
agar menimbulkan efek jera pada calon
pidana menjadi kurang beragam dan
pelaku kejahatan dan masyarakat pada
disana-sini tampak banyak ketimpangan
umumnya, namun juga harus dipikirkan
normative
dan dikaji mengenai ketepatan maupun
banyak
bersifat
mendalam
dilakukan
berkaitan
dengan
sistem
pemidanaan dan sanksi pidananya itu
efektivitasnya
manakala
suatu
sanksi
sendiri.
pidana itu benar-benar diterapkan terhadap
Setidaknya terhitung semenjak awal
para pelaku kejahatan, terutama dalam
reformasi hingga detik saat ini setiap
kejahatan-kejahatan yang melibatkan atau
produk legislasi berupa Undang-Undang
pelakunya adalah suatu Korporasi (lazim 158 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
disebut
dengan
kejahatan
korporasi),
ketentuan Pasal 97 dari Undang-Undang
sehingga dalam konteks yang lebih luas
tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
pencantuman ancaman sanksi pidana itu
Lingkungan Hidup adalah tindak pidana
tidak justru akan menimbulkan kesan
kejahatan (misdrijven), dan tindak pidana
latah, bahwa setiap undang-undang jika
kejahatan tersebut amat dimungkinkan
ingin efektif dalam penerapannya maka
dapat dilakukan oleh suatu Korporasi,
harus disertai pencantuman sanksi pidana,
sedangkan sanksi pidana yang diancamkan
melainkan semestinyalah sanksi pidana itu
dalam Pasal 103 Undang-Undang tentang
benar-benar dapat diterapkan dan efektif.
Perlindungan
Dan
Pengelolaan
Dalam kejahatan-kejahatan yang
Lingkungan Hidup itu adalah berupa
dianggap dimungkinkan dapat dilakukan
pidana penjara dan denda yang diterapkan
oleh suatu Korporasi, maka jika dilihat
secara kumulatif.
mengenai pengaturan sanksi pidananya
Masalah
timbul
suatu
bersalah
telah
dalam ketentuan beberapa undang-undang,
Korporasi
sanksi pidana itu tidak mungkin diterapkan
melakukan tindak pidana kejahatan, yakni
terhadap
“menghasilkan limbah B3 dan tidak
Korporasi.
Sebagai
contoh
dinyatakan
ketika
ketentuan dalam Pasal 103 Undang-
melakukan
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
dimaksud dalam Pasal 59”, dan dijatuhi
Perlindungan
Pengelolaan
pidana sesuai yang diancamkan dalam
yang berbunyi :
pasal tersebut yaitu pidana penjara dan
“Setiap orang yang menghasilkan limbah
denda yang diterapkan secara kumulatif.
B3 dan tidak melakukan pengelolaan
Apabila hal itu terjadi maka bukan saja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59,
bertentangan dengan penerapan sanksi
dipidana dengan pidana penjara paling
pidana yang diatur secara kumulatif dalam
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3
pasal tersebut, akan tetapi juga merupakan
(tiga) tahun dan denda paling sedikit
suatu
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
bagaimana mungkin suatu korporasi dapat
dan paling banyak Rp3.000.000.000,00
menjalani
(tiga miliar rupiah)”.
Demikian juga mengenai pidana denda
Dan
Lingkungan Hidup,
Ketentuan dalam Pasal 103 tersebut
yang
pengelolaan
kekeliruan
yang
eksekusi
dijatuhkan,
sebagaimana
fatal,
pidana
akan
penjara?
ada
dijumpai
pidananya,
diselesaikan dan semestinya juga harus
sesuai
dengan
isi
yang
banyak
jika dikaji lebih lanjut menurut jenis tindak maka
kendala-kendala
karena
harus
159 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
diselesaikan
oleh
undang-undang
itu
penting artinya dalam suatu penegakan
sendiri sebagai suatu bagian dari system
hukum, apakah pidana itu dapat berdiri
dalam
(law
sendiri atau pidana itu baru akan optimal
hukum
jika ditopang oleh pidana pengganti
penegakan
enforcement)
hukum
khususnya
lingkungan.
(substitusi).
Sebagai ilustrasinya adalah seorang
B. Rumusan Masalah
individu manusia (natuurlijke person)
Berdasarkan uraian latar belakang
yang dijatuhi pidana denda, maka apabila
masalah tersebut di atas, maka masalah-
ia
tersebut
masalah yang akan dikaji dan sekaligus
pidananya diganti dengan pidana kurungan
menjadi legal issue adalah sebagai berikut
(namanya pidana kurungan pengganti
:
denda), namun tidaklah demikian dengan
1. Kemandirian pidana denda sebagai
Korporasi yang tidak mungkin menjalani
suatu sanksi dalam pertanggungjawaban
pidana kurungan (sebagai substitusi atau
pidana korporasi.
tidak
membayar
denda
pengganti denda yang tidak dibayar)
2. Bentuk pidana pengganti denda sebagai
sekalipun hanya sehari.
pidana substitusi yang sesuai dengan
Uraian tersebut di atas hanyalah suatu
gambaran
tentang
karakteristik Korporasi.
bagaimana
Tujuan Penelitian
pentingnya kajian mengenai sanksi pidana
Penelitian ini secara keseluruhan
yang normative akan diterapkan kepada
mempunyai tujuan sebagai berikut :
pelaku kejahatan korporasi, agar sanksi
1) Mencari pembenaran secara rasional
tersebut bukan sekedar untuk menakut-
dan normative tentang pentingnya
nakuti pelaku maupun menimbulkan efek
pidana denda yang diterapkan secara
jera
melainkan
substitutif dengan pidana pengganti
merupakan sanksi yang tepat dan efektif
berkaitan dengan pertanggungjawaban
yang apabila Korporasi terbukti bersalah
pidana korporasi.
pada
masyarakat,
maka
2) Mengembangkan kerangka konseptual
penjatuhan sanksi pidana tersebut terhadap
tentang sanksi pidana tertentu yang
Korporasi dimungkinkan untuk dijalani
tepat dan efektif bagi korporasi yang
dan merupakan bagian terencana dari suatu
terbukti bersalah melakukan kejahatan
sistem pemidanaan. Dengan demikian
sebagai pengganti pidana denda jika
kemandirian suatu sanksi pidana menjadi
pidana itu tidak dibayar.
melakukan
suatu
kejahatan,
160 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Manfaat Penelitian
dipandang
pas
adalah
pendekatan
Selanjutnya hasil dari penelitian ini
perundang-undangan (statute approach)
diharapkan dapat memberikan manfaat
dan pendekatan konseptual (conceptual
berupa sumbangan pemikiran mengenai
approach).
sanksi pidana pengganti denda yang
Penggunaan
pendekatan
ini
bentuknya apa dan bagaimana seharusnya
dimaksudkan untuk memperoleh kajian
sanksi itu diterapkan terhadap Korporasi
yang menyeluruh mengenai hal-hal yang
yang
berkaitan
melakukan
penjatuhan
kejahatan,
sehingga
pidana
pengganti
sanksi
dengan
pertanggungjawaban
pidana Korporasi berikut dengan pidana
tersebut dirasakan tepat dan efektif sesuai
dan system pemidanaannya.
dengan karakteristik Korporasi.
Pendekatan
Manfaat tersebut merupakan ujud
(statute
perundang-undangan
approach)
dilakukan
dengan
pengabdian kepada masyarakat, karena
menelaah dari sudut filosofis undang-
sumbangan pemikiran yang demikian ini
undang
dapat dipergunakan dan bermanfaat baik
Korporasi dapat dipertanggungjawabkan
bagi pembentuk undang-undang, para
secara
penegak hukum terutama Hakim yang
Sedangkan
menjatuhkan pidana terhadap Korporasi
dilakukan
yang
pandangan-pandangan dan konsep-konsep
dinyatakan
terbukti
bersalah
melakukan kejahatan, juga diharapkan
yang
pidana
mengatur
dan
dapat
pendekatan dengan
mengenai
dipidana. konseptual
beranjak
dari
yang berkembang mengenai hal itu.
bermanfaat bagi pengembangan teoritik
Selanjutnya untuk dapat menjawab
ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum
permasalahan
dalam
penelitian
ini,
pidana dan pemidanaan.
diperlukan sumber-sumber penelitian yang
C. Metode Penelitian
dapat dipergunakan sebagai bahan hukum
Ilmu hukum sebagai ilmu sui
primer dan bahan hukum sekunder. Bahan-
generis, memiliki ciri khas yakni bersifat
bahan hukum primer merupakan bahan
normative. Dalam kajian yang bersifat
hukum yang mempunyai autoritatif, yang
normative haruslah berpegang pada tradisi
terdiri
keilmuan hukum itu sendiri yang sesuai
putusan-putusan
dengan karakter dan tradisi ilmu hukum.
hukum sekunder berupa semua tulisan
Oleh
adalah
ilmiah tentang hukum terutama yang telah
penelitian hukum, maka pendekatan yang
dipublikasikan yang meliputi buku-buku
karena
penelitian
ini
dari
perundang-undangan hakim.
dan
Bahan-bahan
161 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal
dari kata corporation dalam bahasa Latin
hukum dan lain-lain. Untuk memperoleh
“tio”, maka corporation sebagai kata
bahan-bahan
studi
benda (subtantivum) berasal dari kata kerja
terbaik
corporare yang banyak dipakai orang pada
kepustakaan
hukum
tersebut
merupakan
jalan
untuk itu.
abad
B. Pembahasan
Corporare
Kemandirian pidana denda sebagai suatu
“corpus” (Indonesia, badan) yang berarti
sanksi dalam pertanggungjawaban pidana
memberikan badan atau membadankan.
korporasi
Dengan
Dalam teori ilmu hukum hingga
pertengan
atau
sendiri
berasal
demikian
Corporatio
itu
sesudah
hasil
dari
itu. kata
maka
akhirnya
dari
pekerjaan
saat ini memang tidak bisa dipungkiri
membadankan, dengan lain
masih
badan yang dijadikan orang, badan yang
terdapat
apakah
pro-kontra Korporasi
mengenai dapat
diperoleh
dengan
perkataan
perbuatan
manusia
dipertanggungjawabkan secara pidana atau
sebagai lawan terhadap badan manusia
tidak,
yang terjadi menurut alam. 1
dan
kalau
dapat
dipertanggungjawabkan maka pertanyaan
Pengertian korporasi sebagaimana
berikutnya adalah apakah Korporasi juga
diuraikan di atas, mengingatkan kita pada
dapat dipidana sebagaimana layaknya
“badan-hukum”
individu manusia. Sebelum melangkah
mempunyai
lebih jauh mengenai pemidanaan terhadap
perkumpulan atau organisasi yang oleh
Korporasi yang terbukti telah melakukan
hukum
kejahatan, kiranya terlebih dahulu perlu
manusia, yaitu sebagai pengemban hak-
dibahas satu persatu mengenai persoalan
hak
yang lebih mendetail yang terdapat dalam
memiliki kekayaan, serta dapat menggugat
kejahatan korporasi (corporate crime) ini
dan digugat dimuka pengadilan.2 Contoh
dengan dimulai dari apa yang dimaksud
badan hukum yang ada di Indonesia antara
(rechtspersoon)
makna
diperlakukan
dan
sebagai
seperti
kewajiban-kewajiban,
yang suatu
seorang
dapat
dengan korporasi. Korporasi. 1
Soetan K. Malikoe Adil, 1955, Pembaharuan Hukum Perdata Kita. Pembangunan, Jakarta. Hlm. 83.
Menurut Soetan K. Malikoe Adil : Secara etimologis (corporatie,
tentang
kata
Belanda),
korporasi corporation
2
R. Subekti dan R. Tjitrosoedibio, 1985, Kamus Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta. Hlm. 15.
(Inggris), corporation (Jerman) berasal 162
Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
lain Perseroan Terbatas (PT), Yayasan dan
bahkan Negara manapun juga merupakan
Koperasi.
badan Hukum. yang dimaksud disini adalah suatu perkumpulan.5
Hal senada juga disampaikan oleh Sudikno Mertokusumo, bahwa apa yang
Selanjutnya Stewart Kyd dalam A
dimaksud dengan badan hukum adalah
Treatise on the Law of the Corporation,
organisasi atau kelompok manusia yang
melalui
mempunyai tujuan tertentu yang dapat
korporasi sebagai : “Sekumpulan individu
menyandang hak dan kewajiban. Pandangan perusahaan
dari
3
sisi
disampaikan
Joel
Bakan
menggambarkan
yang bersatu dalam satu badan, dibawah hukum
satuan khusus, mempunyai rangkaian yang
Rudhi
tak terputus dalam bentuk artificial, dan
oleh
Prasetya, yang menyatakan bahwa badan
dilindungi,
hukum
yang
ddengan kapasitas untuk bertindak, dalam
mempunyai harta kekayaan sendiri yang
beberapa hal, sebagai individu, khususnya
cakap
perdata
dalam mengambil dan memindahkan hak
dengan akibat dari perbuatannya itu hanya
milik, melakukan kontrak obligasi, dan
dipertanggungjawabkan
menuntut atau dituntut, menikmati hak
adalah
subyek
melakukan
hukum
perbuatan
sampai
pada
jumlah harta kekayaan yang ada.4
oleh
kebijakan
hukum,
istimewa dan kekebabaln secara umum”. 6
Yan Pramadya Puspa, mengatakan
Dari
pendapat
para
ahli
: “Korporasi atau badan hukum adalah
sebagaimana telah diuraikan di atas, dapat
suatu perseroan yang merupakan badan
ditarik beberapa karakteristik yang penting
hukum; korporasi atau organisasi yang
dari sudut pandang hukum mengenai
oleh hukum diperlakukan seperti seorang
korporasi sebagai berikut :
manusia
1.
pengemban
(personal) (atau
ialah
pemilik)
sebagai hak
dan
merupakan suatu perkumpulan atau organisasi;
kewajiban, memiliki hak itu adalah PT
2.
berbentuk badan hukum;
(Perseroan Terbatas), NV. (Naam Loze
3.
pengemban hak-hak dan kewajiban-
Venootsschap) dan Yayasan (Stiching),
kewajiban;
3
Sudikno Mertokusumo, 1988, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta. Hlm. 53. 4 Rudhi Prasetya, 1975. Beberapa Segi Hukum Perusahaan, Majalah Hukum Nomor 2 Tahun Kedua, Yayasan Penelitian dan Pengembangan Hukum (Law Center), Surabaya. Hlm. 47.
5
Yan Pramadya Puspa, 1977, Kamus Hukum, Aneka Ilmu, Semarang. Hlm. 256. 6 Joel Bakan, 2004, The Corporation, FreePress, a Divison of Simon Schuster, Inc., Montreal. Hlm. 16.
163 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
4.
memiliki harta sendiri yang terpisah dari
para
individu-individu
Tidak
yang
disangkal
bahwa
dalam
beberapa peraturan perundang-undangan
tergabung dalam korporasi itu;
kita (diluar KUHP tentunya), sebagaimana
5. dapat menuntut dan dituntut dimuka
juga
pengadilan.
telah
disebutkan
pada
bagian
terdahulu ada yang mengatur bahwa
Pengertian-pengertian
korporasi
Korporasi dapat dipertanggungjawabkan
yang juga badan hukum sebagaimana
secara pidana dan dapat pula dipidana.
diuraikan di atas amat berbeda jika
Namun demikian perlu juga disimak
dibandingkan dengan pengertian korporasi
pendapat
menurut naskah Rancangan KUHP baru
pertanggungjawaban
tahun 1991/1992 Pasal 146 yang meliputi
korporasi ini.
juga organisasi atau perkumpulan yang
pakar
mengenai
pidana
terhadap
Prof. Oemar Senoadji, mengatakan
tidak berbadan hukum.
bahwa kemungkinan adanya pemidanaan terhadap
Pertanggungjawaban Pidana Korporasi. Selanjutnya
para
mengenai
persekutuan-persekutuan,
ini
didasarkan tidak saja atas pertimbangan-
apakah
pertimbangan utilities, melainkan atas
Korporasi dapat dipertanggungjawabkan
dasar-dasar
dalam hukum pidana, maka sebelum
dibenarkan.7
yang
teoritis
dapat
menjawab pertanyaan itu ada baiknya jika
Hal Serupa juga dikatakan oleh
kita mengkaji isi ketentuan dalam Pasal 59
Ciynthia E. Carrasco dan Michael K.
KUHP, isi pasal tersebut jelas menegaskan
Dupee : “Corporation can be liable for the
sebenarnya Kitab Undang-Undang Hukum
actions of their agents regardless of the
Pidana kita menganut pandangan bahwa
agents position within the corporation”. 8
yang menjadi subyek hukum dan dapat
Berbeda dengan Boy Mardjono
dipidana adalah orang dalam arti manusia
Reksodiputro
alami (natuurlijke person) saja, pandangan
pertangggungjawaban
tersebut bukanlah tanpa dasar melainkan
sebagai berikut : a) Pengurus korporasi
didalam hukum dikenal adanya azas
sebagai pembuat dan pengurus jugalah
“societas deliquere non postes” yang artinya
badan
hukum
tidak
yang
membedakan pada
korporasi
7
Oemar Senoadji, 1984, Hukum (Acara) Pidana Dalam Prospeksi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hlm. 160. 8 Cynthia E. Carrasco & Michael K. Dupee, 1999, Corporate Criminal Liability. The American Criminal Law Review, Georgetown University Law Center, Chicago. Hlm. 1.
dapat
melakukan tindak pidana.
164 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
yang bertanggung jawab; b) Korporasi
Untuk
menjawab
permasalahan
sebagai pembuat dan pengurus sebagai
sebagaimana tersebut di atas kiranya
yang bertanggung jawab; c) Korporasi
terlebih dahulu perlu dikaji ketentuan
sebagai pembuat dan juga sebagai yang
tentang pidana dalam hukum positif
bertanggung jawab.9
Indonesia, sebagaimana yang telah diatur
Bahwa sekalipun KUHP kita yang
dalam Buku Kesatu, Bab II, Pasal 10 Kitab
sekarang masih berlaku sebagai hukum
Undang-Undang Hukum Pidana, sebagai
pidana positif tidak mengakui adanya
berikut :
pertanggungjawaban
pidana
“Pidana terdiri atas :
terhadap
korporasi, namun tidak bisa dipungkiri ada
a. Pidana pokok.
puluhan undang-undang telah mengatur
1. Pidana mati,
mengenai
2. Pidana penjara,
pertanggungjawaban
pidana
korporasi itu, dan bahkan mengancamnya
3. Kurungan,
dengan pidana. Terlepas dari adanya
4. Denda.
dualism
pengaturan
pertanggungjawaban
pidana
mengenai
b. Pidana tambahan.
korporasi
1. Pencabutan hak-hak tertentu,
sebagaimana telah diuraikan di atas, dan
2. Perampasan barang-barang tertentu,
pro kontra para pakar mengeni hal
3. Pengumuman putusan hakim.”
tersebut. Kenyataan yang akan dibahas
Disamping
ketentuan
pidana
sehubungan dengan pertanggungjawaban
sebagaimana tersebut dalam Pasal 10
pidana terhadap Korporasi adalah pidana
KUHP,
apa yang akan dipergunakan sebagai
Undang-Undang Hukum Pidana masih ada
pidana pengganti denda yang paling tepat
jenis pidana yang lain yaitu Pidana
untuk diterapkan terhadap korporasi yang
Bersyarat sebagaimana dimaksud dalam
telah
Pasal 14a ayat (1).
terbukti
bersalah
melakukan
kejahatan.
sebenarnya
di
dalam
Kitab
Mengenai sanksi pidana terhadap korporasi yang semenjak dekade terakhir
Sanksi Pidana.
ini mulai banyak disorot karena dipandang dapat melakukan suatu kejahatan yang lazim disebut dengan kejahatan korporasi,
9
dan boleh jadi ancaman pidana yang akan
B. Mardjono Reksodiputro, 1989, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Korporasi. Fakultas Hukum UNDIP, Semarang. Hlm. 9.
diterapkan dalam undang-undang yang 165 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
mengatur,
atau
akan
hukuman dalam bahasa Indonesia, makna
dijatuhkan berdasarkan putusan hakim
kata pidana menurut Prof. Didik Endro
terhadap pelaku kejahatan korporasi ini
Purwoleksono
meniru
sebagaimana
pengukuhannya sebagai Guru Besar pada
tersebut dalam Kitab Undang-Undang
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Hukum Pidana (KUHP), maka disinilah
Surabaya, adalah: “Pidana itu sendiri dari
sebenarnya
berbagai
ancaman
pidana
pidana
yang
letak perlunya pengkajian
dalam
pandangan
para
pakar,
nestapa,
derita,
mengenai apakah setiap jenis pidana
merupakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ketidakenakan,
KUHP tersebut telah tepat dan efektif
pengekangan hak-hak seseorang yang
dapat
korporasi,
dijatuhkan hakim kepada seseorang yang
sehingga pertanyaan-pertanyaan mengenai
telah terbukti secara sah dan meyakinkan
apakah korporasi dapat dieksekusi pidana
telah melakukan tindak pidana. Hukum
penjara, dan apakah dengan penjatuhan
pidana sengaja memberikan penderitaan
pidana denda telah menimbulkan efek jera
dalam
bagi Korporasi, atau apakah perlu sanksi
yang diakui dalam hukum”.10
diterapkan
terhadap
pidana yang bersifat mematikan bagi
suatu
pidato
ketidaknyamanan,
mempertahankan
Senada
dengan
norma-norma
itu
Sudarto
Korporasi sebagaimana pidana mati bagi
mengatakan, Pidana adalah nestapa yang
naturlijke
diberikan oleh Negara kepada seseorang
person
pelaku
kejahatan-
kejahatan tertentu.
yang melakukan pelanggaran terhadap
Dari urut-urutan pidana pokok
ketentuan undang-undang (hukum pidana), sengaja agar dirasakan sebagai nestapa. 11
sebagaimana Pasal 10 KUHP tersebut di atas, denda merupakan sanksi pidana yang
Selanjutnya,
Roeslan
Saleh
selama ini dianggap paling cocok untuk
mengatakan, Pidana adalah reaksi-reaksi
diterapkan
terhadap
Agar
atas delik, yang berwujud suatu nestapa
mengenal
lebih jauh tentang sanksi
yang segaja ditampakan Negara kepada
korporasi.
pembuat delik.12
pidana, ada baiknya jika diawali dari pengertian “pidana” itu sendiri. Kata
10
Didik Endro Purwoleksono, 2008, Pengaturan Sanksi Pidana Dalam Ketentuan Undang-Undang, Airlangga University Press, Surabaya. Hlm. 5. 11 Sudarto, 1981, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung. Hlm. 109-110. 12 Roeslan Saleh, 1987, Stelsel Pidana Indonesia, Bina Aksara, Jakarta. Hlm. 5.
pidana berasal dari bahasa sansekerta, yang lazim dipergunakan sebagai padanan dari kata “straf” dalam bahasa Belanda, atau “penalty” dalam bahasa Inggris, atau 166
Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
dijatuhkan untuk selama-lamanya delapan Lebih Khusus tentang Pidana Denda.
(8) bulan, dan tidak boleh lebih dari itu.
Sebagaimana telah disinggung di
Selanjutnya menurut
Pasal
31
atas dan setelah cukup membahas apa itu
KUHP terpidana dapat seketika menjalani
pidana, maka kini saatnya membahas
pidana kurungan pengganti denda tersebut,
mengenai pidana denda. Umumnya Pidana
dalam hal ia merasa tidak mampu untuk
denda dapat diancamkan atau dijatuhkan
membayar
terhadap delik-delik
pelanggaran atau
hanya sebagian denda saja yang ia bayar,
kejahatan ringan, oleh karenanya pidana
maka pidana kurungan pengganti denda
denda ini mempunyai sifat yang lain jika
akan dikurangi secara seimbang.
dibandingkan dengan pidana-pidana pokok
dendanya.
Namun
apabila
Sebagaimana azas hukum yang
dijatuhkan
tidak tertulis “geen straf zonder schuld”
terhadap terpidana secara pribadi namun
(tiada pidana tanpa kesalahan) yang secara
oleh orang lain dengan atas nama terpidana
a contrario berarti jika seseorang itu
dapat
bersalah, maka ia harus dihukum, sehingga
lainnya.
Sekalipun
melakukan
denda
pembayaran
denda
tersebut kepada Negara, dan tidak ada
law
larangan untuk itu. Ini berbeda dengan
pelaksanaannya. Dalam banyak kasus pada
pidana mati atau penjara atau pidana
kejahatan
kurungan, dalam pidana-pidana ini tidak
dijatuhkan adalah pidana denda, dan
diperkenankan sama sekali orang lain
korporasi dengan berbagai alasan berupaya
sekalipun
agar tidak membayar denda, sehingga
itu
atas
nama
terpidana
menggantikan menjalani pidana itu.
enforcement
dapat
korporasi
terjamin
pidana
yang
eksekusi pidana tersebut menjadi macet
Kalau disimak Pasal 30 KUHP,
karena korporasi tidak mungkin menjalani
pidana denda sekurang-kurangnya sebesar
pidana
dua ratus lima puluh rupiah, dan jika denda
Selanjutnya terjadilah law enforcement
tidak dibayar maka diganti dengan pidana
yang lemah dan tidak berdaya.
kurungan
kurungan
merupakan jalan buntu yang membutuhkan
pengganti denda) sekurang-kurangnya satu
penyelesaian hukum yang tidak hanya
(1) hari dan selama-lamanya enam (6)
dalam tataran praktis penerapan hukum
bulan. Dalam hal terjadi pemberatan maka
sehari-hari,
pidana kurungan pengganti denda dapat
teoritispun dapat dibenarkan.
(disebut
pidana
kurungan
pengganti
melainkan
juga
denda.
Ini
secara
167 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Konsklusi dalam bagian ini adalah
penulis sesungguhnya bentuk pidana yang
pidana denda tidak mungkin berdiri sendiri
paling
(mandiri)
pertanggungjawaban
Korporasi adalah pidana yang berkaitan
pidana korporasi, dan oleh karenanya
dengan organisasi, status subyek hukum
diperlukan
dan harta kekayaan.
dalam
adanya
pidana
pengganti
sesuai
dengan
karakteristik
sebagai substitusi jika pidana denda tidak
Pidana dari sisi organisasi antara
dilaksanakan.”Bentuk pidana pengganti
lain pembekuan untuk jangka waktu
denda sebagai pidana substitusi yang
tertentu hingga pembubaran Korporasi,
sesuai dengan karakteristik Korporasi”.
sedangkan pidana dari sisi status subyek
Sebagaimana telah diuraikan secara
hukum adalah pencabutan status badan
panjang lebar di atas bahwa pidana denda
hukum,
tidak mungkin berdiri sendiri dalam
kekayaan adalah denda.
pertanggungjawaban pidana korporasi, dan
dan
pidana
dari
sisi
harta
Secara umum para pakar hukum
oleh karenanya diperlukan adanya pidana
telah
pengganti sebagai substitusi jika pidana
merupakan pidana pokok utama bagi
denda tidak dilaksanakan. Pertanyaannya
Korporasi, yang dengan demikian penulis
adalah bentuk pidana pengganti yang
merekomendasi
bagaimanakah
Korporasi adalah sebagai berikut :
yang
sesuai
dengan
karakteristik Korporasi. Karakteristik
sepakat
bahwa
urutan
pidana
pidana
denda
bagi
1. Denda; Korporasi
2. Pembekuan
sebagaimana juga telah disinggung pada
untuk
jangka
waktu
tertentu;
bagian terdahulu, yang paling menonjol
3. Pencabutan status badan hukum;
adalah Korporasi itu organisasi yang
4. Pembubaran Korporasi.
merupakan subyek hukum dan memiliki
Pidana “denda” adalah pidana
harta kekayaan tersendiri terpisah dari
pembebanan sejumlah uang terhadap dan
harta kekayaan pendiri atau pemegang
harus dibayar oleh Korporasi yang terbukti
sahamnya, artinya Korporasi itu adalah
secara sah dan meyakinkan bersalah
organisasi yang merupakan person (orang)
melakukan tindak pidana berdasarkan
yang memiliki harta kekayaan, ia bukan
putusan Pengadilan yang telah mempunyai
orang (dalam arti organisasi dan subyek
kekuatan hukum tetap. Berikutnya yang
hukum)
harta
dimaksud dengan pidana “pembekuan
kekayaan. Oleh karenanya menurut hemat
untuk jangka waktu tertentu” adalah
yang
tidak
memiliki
168 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Korporasi dilarang melakukan semua dan
Berdasarkan
semua
uraian
segala kegiatan hingga batas waktu yang
sebagaimana tersebut di atas, penulis
ditentukan
berkesimpulan sebagai berikut :
oleh
Hakim
berdasarkan
putusan Pengadilan yang telah mempunyai
1) Bahwa pidana denda tidak mungkin
kekuatan hukum tetap.
berdiri
sendiri
(mandiri)
dalam
“pencabutan
pertanggungjawaban pidana korporasi,
status badan hukum” adalah dengan
dan oleh karenanya diperlukan adanya
dicabutnya status badan hukum Korporasi
pidana pengganti sebagai substitusi jika
maka segala akibat yang timbul dari
pidana denda tidak dilaksanakan.
Sedangkan
perbuatan
pidana
yang
mengatasnamakan
2) Bahwa bentuk pidana yang paling
Korporasi menjadi tanggung jawab pribadi
sesuai dengan karakteristik Korporasi
pengurus berdasarkan putusan Pengadilan
adalah pidana yang berkaitan dengan
yang telah mempunyai kekuatan hukum
organisasi, status subyek hukum dan
tetap. Pidana “pembubaran Korporasi”
harta
adalah
yang
organisasi antara lain pembekuan untuk jangka
pidana
pamungkas
menyatakan
bahwa
Korporasi
yang
bersangkutan
telah
dibubarkan
dan
kekayaan.
waktu
pembubaran
berakibat pada terjadinya likuwidasi.
Pidana
dari
tertentu
Korporasi,
sisi
hingga sedangkan
pidana dari sisi status subyek hukum
Selanjutnya rekomendasi pidana
adalah pencabutan status badan hukum,
“pembekuan untuk jangka waktu tertentu”
dan pidana dari sisi harta kekayaan
sebagai pidana pengganti denda manakala
adalah denda.
denda yang dijatuhkan tidak dibayar oleh
3) Dalam
penerapan
pidana
Korporasi. Dalam hal terjadi pidana
terhadap
“pembekuan untuk jangka waktu tertentu”
disubstitusikan
dilanggar, maka Jaksa dapat mengajukan
“pembekuan
pada Hakim agar terhadap Korporasi
tertentu”sebagai pidana pengganti.
dijatuhi dengan pidana “pencabutan status
Korporasi
denda wajib
dengan untuk
pidana
jangka
waktu
Saran
badan hukum”.
Sehubungan
dengan
apa
yang
menjadi pokok pemikiran yang pada D. Penutup
akhirnya melahirkan suatu kesimpulan,
Kesimpulan
maka selanjutnya penulis mencoba untuk memberikan saran bahwa oleh karena 169 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
karakteristik natuurlijke person berbeda dengan
rechtspersoon
maka
B.
sanksi
Mardjono
Reksodiputro,
Pertanggungjawaban
Pidana
pidananya pun menjadi berbeda, sehingga
Korporasi
perlu adanya pemuatan urutan sanksi
Korporasi, Fakultas Hukum UNDIP,
pidana bagi Korporasi dalam KUHP yang
Semarang.
baru sebagai bagian dari sub system pemidanaan yang
Dalam
1989,
Tindak
Pidana
Cynthia E. Carrasco and Michael K.
khusus diterapkan
Dupee, 1999, Corporate Criminal
terhadap Korporasi yakni sebagai berikut :
Liability. The American Criminal Law
1) Denda;
Review, Georgetown University Law
2) Pembekuan
untuk
jangka
waktu
Center, Chicago.
tertentu;
Didik
Endro
Purwoleksono,
2008,
3) Pencabutan status badan hukum;
Pengaturan Sanksi Pidana Dalam
4) Pembubaran Korporasi.
Ketentuan Undang-Undang, Pidato
Selanjutnya
dapat
diterapkan
Pengukuhan Guru Besar Fakultas
pidana “pembekuan untuk jangka waktu
Hukum
tertentu”sebagai pidana pengganti denda
Surabaya, Airlangga University Press,
manakala denda yang dijatuhkan tidak
Surabaya.
dibayar oleh Korporasi.
Universitas
Airlangga
Darmabrata, Wahyono & Ari Wahyudi Hertanto, 2003, Implementasi Good
Daftar Pustaka
Corporate
Governance,
Daftar Bacaan :
Menyikapi
Andi Hamzah, 1986, Sistem Pidana dan
Penyimpangan
Dalam
Bentuk-Bentuk Fudiciary
Duty
Pemidanaan Indonesia dari Reribusi
DIreksi Dan Komisaris Perseroan
Ke Reformasi,
Terbatas. Jurnal Hukum Bisnis,
Pradnya Paramita
Jakarta.
Volume 22 Nomor 6, Surabaya.
__________________,
1985,
Kamus
Joel Bakan, 2004, The Corporation,
Hukum, Ghalia Indonesia Jakarta.
FreePress,
Bambang Poernomo, 1981, Pelaksanaan Pidana
Penjara
Dengan
a
Divison
of
Simon
Schuster, Inc, Montreal.
Sitem
Lili Rasjidi dan IB. Wiyasa Putra, 1993,
Lembaga Pemasyarakatan, Liberty,
Hukum Sebagai Suatu sistem, PT.
Yogyakarta.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
170 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380
JUSTITIA JURNAL HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Niniek Suparni, 2007, Eksistensi Pidana
___________________, 1975, Beberapa
Denda Dalam Sistem Pidana Dan
Segi Hukum Perusahaan, Majalah
Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta.
Hukum Nomor 2 Tahun Kedua,
Oemar Soenadji, 1984, Hukum Hakim
Yayasan
Pidana, Erlangga Jakarta. _________________,
1984,
Hukum
Surabaya. R. Subekti dan R. Tjitrosoedibio, 1985,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kamus Hukum. Pradnya Paramita,
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian
Jakarta.
Hukum, Prenada Media Jakarta.
Sudarto, 1983, Masalah Penghukuman
Philipus M. Hadjon, dan Tatiek Sri
dan
Djamiati, 2005, Argumentasi Hukum, Mada
University
saleh,
Press
Selekta 1983,
Stelsel
Atnasasmita,
Hukum
2002,
Kejahatan
Pidana
Soetan
Alumni,
K.
Malikoe
Adil,
1955,
Pembaharuan Hukum Perdata Kita.
Perseroan
Pembangunan, Jakarta.
Pertanggungjawaban Terbatas,
Pidana,
Kapita
Pengantar
Sudikno Mertokusumo, 1988, Mengenal
Rudy Prasetya, 1983, Kedudukan Mandiri
Perseroan
Hukum
1981,
Bandung.
Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta.
Dan
Pemasyarakatan,
___________________,
Indonesia, Aksara Baru, Jakarta. Romli
Gagasan
Alumni, Bandung.
Yogyakarta. Roeslan
dan
Pengembangan Hukum (Law Center),
(Acara) Pidana Dalam Prospeksi,
Gadjah
Penelitian
Hukum (Suatu Pengantar), Liberty,
dari
Yogyakarta.
Airlangga
Yan Pramadya Puspa,
University Press, Surabaya.
1977,
Kamus
Hukum, Aneka Ilmu, Semarang.
171 Volume 1 No.1 April 2017 ISSN Cetak: 2579-9983 E-ISSN: 2579-6380