Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
Petunjuk Pembuatan Soal MCQ tipe A Uji Kompetensi Dokter Indonesia 1. Jenis Soal Jenis atau tipe soal ujian adalah berupa soal pilihan berganda dengan lima pilihan jawaban soal. Soal terdiri dari stem soal yang berbentuk skenario (vignette), pertanyaan, dan lima pilihan jawaban dengan satu jawaban benar. Jumlah soal-soal ujian seluruhnya adalah 200 soal. Untuk memudahkan penulisan soal, pada petunjuk ini juga mencantumkan pola redaksional soal yang dapat digunakan sebagai “template” pembuatan soal. (Lihat Pola Soal dengan menggunakan Vignette). 2. Kaidah Umum Kaidah – kaidah umum yang penting diperhatikan di dalam pembuatan soal: 1) Yakinkan bahwa setiap soal dapat diduga jenis jawabannya tanpa harus melihat pilihan jawaban atau yakinkan bahwa pilihan jawaban adalah 100 % benar atau salah. 2) Usahakan agar data atau informasi penting seoptimal mungkin dicantumkan pada soal (stem), sedangkan pilihan jawaban usahakan sesingkat mungkin. 3) Hindari informasi berlebihan pada soal. 4) Hindari soal-soal yang bersifat menjebak dan terlalu kompleks serta tidak relevan. 5) Gunakan pilihan jawaban yang secara gramatikal konsisten dan secara logis kompatibel dengan soal. 6) Hindari kata-kata absolut seperti, selalu, tidak pernah, dan semua pada pilihan jawaban, dan hindari pula istilah yang tidak jelas (meragukan) seperti biasanya atau sering. 7) Hindari kalimat atau frase negatif seperti KECUALI, TIDAK, atau BUKAN. 8) Fokuskan soal pada konsep-konsep penting, dan hindari hanya menguji kemampuan mengingat fakta. 9) Fokuskan soal-soal pada konsep penting dan kasus-kasus yang sering serta memiliki potensi masalah serius. 10) Setiap soal diusahakan agar menilai aplikasi pengetahuan, tidak hanya menguji daya ingat terhadap fakta terisolasi. 11) Setiap soal tidak terlalu menekankan aspek klinik yang subspesialis. 12) Setiap soal lebih baik menekankan pada pertanyaan mengenai pengambilan keputusan klinik. 3. Kesalahan struktur soal Pada bagian ini akan dijelaskan berbagai kesalahan struktur soal yang harus dihindari karena mengarah pada dua hal, yakni, “testwiseness” dan “irrelevant difficulty”. “Testwiseness” adalah suatu keadaan di mana peserta ujian dapat menjawab soatu soal bukan karena penguasaannya terhadap isi materi yang ditanyakan pada soal tersebut, tetapi karena kepintarannya dalam menebak jawaban yang benar. Sementara itu “irrelevant difficulty” berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi peserta ujian untuk menjawab suatu soal, bukan karena sulitnya materi yang diujikan, namun lebih ke arah sulitnya mahasiswa menjawab, yang ditimbulkan oleh struktur soal tersebut. Jenis kesalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut: A. Kesalahan yang berkaitan dengan testwiseness: 1. Grammatical Cues 2. Logical Cues 3. Istilah yang absolut
1
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
4. Jawaban benar yang panjang 5. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban 6. Konvergensi soal B. Kesalahan yang berkaitan dengan kesulitan yang tidak perlu/relevan 1. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi 2. Pilihan yang berupa angka tidak diurut sesuai dengan besarnya 3. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian bersifat multi interpretasi 4. Pilihan jawaban tidak parallel dan urutan tidak logis 5. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban 6. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks Untuk memberikan kejelasan poin – poin di atas, berikut ini dipaparkan contoh – contoh soal yang mengandung kesalahan struktur beserta uraiannya. A. Kesalahan yang berkaitan dengan testwiseness: 1. Grammatical Cues Contoh soal : Seorang pria, berusia 60 tahun, dibawa ke bagian gawat darurat oleh seorang polisi, yang menemukannya dalam keadaan tergeletak tidak sadarkan diri di sisi jalan. Setelah memastikan bahwa saluran pernafasan dalam keadaan tidak tersumbat, langkah pertama dalam manajemen adalah administrasi intravena: A. pemeriksaan cairan serebrospinal B. glukosa dengan vitamin B1 (thiamine) C. CT scan kepala D. fenitoin E. diazepam Grammatical cues: satu atau lebih dari opsi jawaban tidak cocok dengan kalimat pertanyaan yang disusun dalam suatu soal. Hal ini terjadi karena penulis hanya memfokuskan diri dalam pembuatan atau pemilihan jawaban yang benar. Sementara itu jawaban yang salah/distraktor tidak diperhatikan dalam pembuatannya. Pada contoh pertanyaan di atas mahasiswa dapat dengan mudah menyingkirkan A & C sebagai jawaban yang benar karena secara logika tidak mungkin benar berdasarkan kalimat pertanyaan yang diajukan, dalam hal ini menanyakan terapi , sementara A & C jelas tidak termasuk suatu terapi .
2. Logical Cues Contoh soal : Kejahatan adalah A. terjadi secara merata pada berbagai kelas social B. lebih sering muncul pada golongan orang miskin C. lebih sering muncul pada kelompok masyarakat menengah sampai kaya. D. pada dasarnya merupakan suatu indikasi psychosexual maladjustment E. mencapai keadaan toleransi yang plateau terhadap negara Logical cues: sebagian opsi jawaban telah memperlihatkan kemungkinan jawaban yang benar. Pada soal di atas mahasiswa yang cukup cerdas dapat melihat bahwa kemungkinan besar dari jawaban A, B, atau C terdapat jawaban yang benar, sementara mahasiswa yang tidak terlalu cerdas dalam menghadapi soal lebih banyak waktunya untuk mempertimbangkan opsi D dan E. Seringkali, jawaban – jawaban ini pun sebagian mengandung kebenaran dan membingungkan karena tidak terlihat dalam dimensi yang sama atau tidak bisa diurutkan kedudukannya.Kesalahan ini sering terjadi apabila menggunakan opsi yang mengandung kata - kata “bertambah”, “berkurang”, atau “tetap”
3. Istilah yang absolut Contoh soal : Pada pasien dengan demensia lanjut,tipe Alzheimer, defek memori yang terjadi
2
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
A. dapat diberikan terapi secara adekuat dengan fosfatidilkolin (lesitin) B. dapat merupakan sekuel dari parkinsonism dini C. tidak pernah terjadi pada pasien dengan neurofibrillary tangles pada otopsi D.tidak pernah menjadi berat E.mungkin melibatkan sistem kolinergik Istilah yang absolut: kata “selalu” atau “tidak pernah” digunakan dalam opsi jawaban Pada soal di atas, opsi A, B, dan E mengandung makna yang tidak mutlak sebagaimana opsi C dan D. Mahasiswa yang cerdas akan menyingkirkan jawaban C dan D karena kedua opsi itu terlihat lebih tidak mungkin sebagai jawaban yang benar karena sifatnya yang cenderung mutlak tersebut. Perlu dicatat bahwa kesalahan semacam ini tidak akan terjadi apabila kalimat pertanyaan terfokus dan opsi jawabannya pendek, hal ini muncul ketika kata kerja dimasukan kedalam opsi jawaban dan bukan di dalam pertanyaan „lead-in“
4. Jawaban benar yang panjang Contoh soal : Secondary gain adalah A. synonym dengan malingering B. Problem yang biasa timbul pada orang dengan gangguan obsessive-compulsive C. Komplikasi dari berbagai penyakit dan cenderung untuk memperlama waktu penyakit D. Tidak pernah timbul pada gangguan otak organic Jawaban benar yang panjang: pada soal di atas pilihan jawaban C lebih panjang dari yang lain. Selain itu terdapat 2 hal pada pilihan tersebut. Penulis soal kadang terlalu memberi perhatian lebih pada jawaban yang benar sehingga tidak memikirkan distraktor atau pilihan yang salah. Dengan demikian maka muncul banyak pernyataan pada jawaban yang benar secara berlebihan, sementara pada pilihan yang salah atau distraktor lebih pendek pernyataannya.
5. Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban Contoh soal: Seorang pria berusia 58 tahun dengan riwayat penggunaan alkohol yang berat dan sebelumnya pernah dirawat karena gangguan psychiatric mengalami kebingungan dan agitasi. Dia mengatakan bahwa dunia ini tidak nyata (unreal). Keadaan ini disebut: A. depersonalisasi B. derailment C. derealisasi D. focal memory deficit E. tanda anxietas Pengulangan kata: pada soal di atas, digunakan kata „unreal“, sementara itu muncul kata „derealisasi“ pada pilihan jawaban C sebagai jawaban yang benar. Kadang – kadan hal ini terjadi dan peserta ujian dapat mencoba menebak jawaban yang mempunyai kaitan kata dengan badan soalnya, sehingga hal ini harus dihindari.
6. Konvergensi soal Contoh soal: Anestesi lokal akan bekerja paling efektif pada kondisi: A. dalam bentuk anionic, bekerja dari dalam membrane syaraf B. dalam bentuk cationic, bekerja dari dalam membrane syaraf C. dalam bentuk cationic, bekerja dari luar membrane syaraf D. dalam bentuk tidak bermuatan, bekerja dari dalam membrane syaraf E. dalam bentuk tidak bermuatan, bekerja dari luar membrane syaraf
3
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
Konvergensi: jawaban yang benar mengandung komponen – komponen yang paling sering muncul pada pilihan – pilihan yang lain (distraktor). Hal ini tidak terlalu kentara terlihat, tetapi dapat terjadi ketika seorang penulis soal mencoba membuat jawaban yang benar, kemudian mencoba membuat jawaban yang salah dengan membuat kombinasi dari jawaban yang benar denga suatu elemen yang salah. Sebagai contoh kalau pilihan jawaban berupa kombinasi sebagai berikut: Pensil dan pen, pensil dan spidol, pensil dan krayon, pen dan penghapus. Maka dengan penghitungan sederhana kita dapat menghitung bahwa pensil muncul sebanyak 3 kali, sementara pen sebanyak 2 kali pada jawaban. Sementara elemen lain hanya muncul 1 kali. Secara tidak disadari hal ini sering terjadi ketika seorang penulis mencoba mencari pilihan yang salah. Dari soal di atas peserta dapat mengeliminasi „bentuk anionic“ sebagai jawaban yang benar, demikian pula dengan „dari luar membrane syaraf“ yang lebih jarang muncul dibandingkan dengan „dari dalam membrane syaraf“. Sehingga hanya pilihan B dan D yang mungkin benar, dan karena tiga pilihan mengandung „tidak bermuatan“ maka peserta akan menebak jawabanya adalah B
B. Kesalahan yang berkaitan dengan kesulitan yang tidak perlu/relevan 1. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi Contoh soal: Komite Peer review di HMO bisa menolak keputusan dokter dalam penanganan kesehatan anggotanya. Berkaitan dengan hal ini dokter sebelumnya harus telah menerima proses klarifikasi. Proses kalrifikasi tersebut termasuk apa saja? A. Peringatan, sebuah forum tertutup, pengadilan, kesempatan untuk didengar dan ditunjukkan bukti yang memberatkan. B. Peringatan yang tepat, pengadilan pengambilan keputusan, kesempatan untuk bertemu di pengadilan dengan saksi yang memberatkan dan kesempatan untuk menunjukkan bukti yang meringankannya. C. Peringatan yang tepat waktu dan dipercaya, pengadilan tertutup untuk pengambilan keputusan, kesempatan untuk mendengarkan bukti yang memberatkan dan bertatap muka dengan saksi yang memberatkan dan kesempatan untuk menunjukkan bukti yang meringankan. Pilihan jawaban yang panjang, dan kompleks: pada soal di atas dapat terlihat bahwa pilihan jawaban terlalu panjang sehingga menimbulkan kesulitan bagi peserta untuk menjawabnya karena hal teknis tersebut.
2. Pilihan yang berupa angka tidak diurut sesuai dengan besarnya Contoh soal: Apabila terjadi infeksi pada rongga pelvis yang berulang ( kedua kalinya), berapa kemungkinan seorang wanita mengalami keadaan infertile? A. kurang dari 20% B. 20 - 30% C. Lebih dari 50% D. 90% E. 75% Pilihan dengan besaran tidak berurut: pada soal di atas dapat terlihat bahwa pilihan jawaban yang mengandung suatu ukuran tidak diurutkan dari yang kecil (paling atas) sampai yang besar (paling bawah), dengan demikian dapat menyulitkan mahasiswa dalam menjawabnya .
3. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian bersifat multi interpretative
4
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
Contoh soal: Penderita obesitas berat dewasa muda: A. biasanya berrespon secara dramatis terhadap regimen diet B. sering berkaitan dengan kelainan hormon C. memiliki kemungkinan 75 % untuk kembali normal secara spontan D. mempunyai prognosis yang buruks E. biasanya berrespon terhadap terapi obat dan psikoterapi intensif Pilihan jawaban yang multi interpretative: pada soal di atas dapat terlihat bahwa pilihan jawaban mengandung unsur frekuensi yang mengundang perdebatan, seperti „biasanya“, „sering“, dll. Hal ini sebaiknya dihindari karena jawabannya bisa bersifat subjektif.
4. Pilihan jawaban tidak parallel dan urutan tidak logis Contoh soal: Pada penilitian terhadap suatu vaksin, 200 anak laki – laki yang berusia 2 tahun diberikan vaksin terhadap suatu penyakit tertentu kemudian diikuti selama 5 tahun untuk melihat apakah penyakit tersebut muncul atau tidak. Dari kelompok ini, 85 % tidak pernah bersinggungan dengan penyakit ini. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang benar untuk hasil penelitian tersebut? A. Tidak ada kesimpulan yang dapat diambil karena follow – up dilakukan terhadap anak – anak yang tidak divaksinasi. B. Jumlah kasus yang diteliti (30 kasus selama 5 tahun) terlalu sedikit untuk menghasilkan kesimpulan yang secara statistic bermakna C. C.Tidak ada kesimpulan yang dapat diambil karena percobaan hanya melibatkan anak laki – laki. D. Vaccine efficacy (%) dihitung dengan 85-15/100
5. Penggunaan BSSD (bukan salah satu di atas) pada pilihan jawaban Contoh soal: Kota apa yang terdekat dengan kota New York? a. Boston b. Chicago c. Dallas d. Los Angeles e. bukan salah satu di atas
6. Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks Contoh soal: Di bawah ini merupakan orang tua yang memiliki anak dengan Sindroma Down dengan urutan risiko muncul dari yang tertinggi sampai terendah. Diasumsikan umur wanita pada waktu hamil pada semua kasus adalah 22 tahun dan kehamilan terjadi dengan jarak lima tahun. Karyotype anak perempuan adalah: I: 46, XX, -14, +T (14q21q) pat II: 46, XX, -14, +T (14q21q) de novo III: 46, XX, -14, +T (14q21q) mat IV: 46, XX, -21, +T (14q21q) pat V: 47, XX, -21, +T (21q21q) (orang tua tidak karyotyped) A. B. C. D.
III, IV, I, V, II IV, III, V, I, II III, I, IV, V, II IV, III, I, V, II E. III, IV, I, II, V
5
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
4. Kaidah Penulisan Stem Skenario klinik (”vignette”) terdiri dari deskripsi data pasien dan skenario kliniknya dengan beberapa atau seluruh informasi di bawah ini: o o o o o o o o
Umur dan jenis kelamin Tempat perawatan (contoh, Unit Emergensi) Keluhan utama Durasi dari keluhan Riwayat pasien lainnya yang berhubungan dengan keluhan Temuan Pemeriksaan Fisik Hasil-hasil pemeriksaan investigasi diagnostik Hasil-hasil terapi sebelumnya, atau penemuan selanjutnya.
5. Kaidah Penulisan Lead In Pola vignette soal dan pertanyaan (lead in) a. Seorang (deskripsi pasien) mengalami (jenis trauma dan tempat). Struktur anatomi manakah dibawah ini yang paling mungkin mengalami kerusakan akibat trauma tersebut? b. Seorang (deskripsi pasien) mengalami (temuan perjalanan penyakit) dan meminum suatu jenis obat. Obat manakah di bawah ini yang paling tepat dapat mengakibatkan (keluhan, tanda, atau temuan hasil lab) sebagaimana kasus di atas? c. Seorang (deskripsi pasien) mempunyai (kondisi/temuan abnormal). Gejala atau keluhan tambahan apa yang dapat mengarahkan kecenderungan diagnosis pasien tersebut lebih pada (penyakit A) dibandingkan pada (penyakit B)? d. Seorang (deskripsi pasien) mengalami (keluhan dan gejala). Hal – hal tersebut menunjukkan bahwa kelainan tersebut diakibatkan (adanya/kurangnya/tidak adanya) dari (enzim/mekanisme) berikut ini: e. Seorang (deskripsi pasien) mengikuti suatu (regimen diet tertentu). Kondisi manakah yang akan terjadi pada pasien tersebut? f. Seorang (deskripsi pasien) mengalami (keluhan, gejala atau penyakit yang spesifik) dan saat ini sedang menjalani pengobatan dengan (obat atau golongan obat). (Proses atau fungsi) manakah dibawah ini yang di inhibisi sebagai akibat mekanisme kerja obat tersebut? g. Seorang (deskripsi pasien) mengalami (keadaan abnormal). Berdasarkan kondisi tersebut, (Hasil pemeriksaan lab) manakah dibawah ini yang diperkirakan positif? h. (periode waktu) setelah (suatu kejadian seperti perjalanan atau mengkonsumsi suatu makanan), seorang (deskripsi pasien) mengalami (keluhan dan gejala). Manakah organisme di bawah ini yang mungkin ditemukan pada analisis i. Setelah menjalani (suatu prosedur) seorang (deskripsi pasien) mengalami (keluhan dan gejala). Hasil pemeriksaan lab menunjukkan (hasil lab). Manakah dibawah ini yang paling tepat menyebabkan keadaan tersebut? j. Seorang (deskripsi pasien) meninggal karena menderita (suatu penyakit). Manakah temuan di bawah ini yang diduga akan terlihat pada proses otopsi?
6
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
k. Seorang pasien mengalami (keluhan dan gejala). Penjelasan manakah di bawah ini yang dapat mengakibatkan kejadian tersebut? l. Seorang (deskripsi pasien) mengalami (gejala dan keluhan). Zat (toksik) manakah yang paling tepat sebagai paparan di bawah ini yang dapat mengakibatkan kasus di atas? m. Mekanisme kerja manakah di bawah ini dari (jenis obat) yang dapat memberikan efek terapi pada pasien (penyakit tertentu)? n. Seorang pasien mengalami (keadaan abnormal), namun dengan (keadaan normal). Diagnosis manakah dibawah ini yang paling tepat untuk kasus tersebut? Berbagai contoh Jenis Pertanyaan
Memperkirakan obat yang dikonsumsi Memperkirakan paparan zat beracun Memperkirakan jenis diet Memperkirakan mood
Memprediksi hasil pemeriksaan fisik Memprediksi hasil lab Memprediksi sekuel yang timbul
Mengidentifikasi penyebab/diagnosis Mengidentifikasi sebab reaksi terhadap obat Mengidentifikasi obat yang harus diberikan
6. Kaidah Penulisan Option a. Option yang salah disebut distractor. b. Option sebaiknya terdiri dari pilihan dengan masalah yang homogen (semuanya merupakan diagnosis, langkah – langkah penanganan pasien, dan lain - lain). c. Berbeda dari jawaban yang benar d. Merupakan option yang masuk akal dan membuat mahasiswa yang tidak tahu akan memilihnya. e. Memiliki bentuk maupun panjang yang menyerupai jawaban yang benar f. Tidak mengandung kesalahan susunan kalimat dan sesuai dengan bentuk kalimat pada stem.
Demikianlah kesalahan – kesalahan yang harus dihindari dalam pembuatan soal beserta dengan contoh – contohnya. 7. Blueprint dan Area Kompetensi Pembuatan dan penelahaan soal UKDI berdasar pada Standar kompetensi yang terdiri dari 7 (tujuh) area kompetensi. Selanjutnya area ini diturunkan kepada gambaran tugas, peran dan fungsi seorang dokter dalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata pertama. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang diperinci lebih lanjut menjadi kemampuan. Dalam pengelolaan soal UKDI, berdasarkan kesepakatan para pengandil pendidikan dokter, area kompetensi diterjemahkan ke dalam blueprint pengembangan soal yang disebut dengan Tinjauan Soal, yang terdiri dari:
7
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
7.1 Ketrampilan Dasar Klinis Soal dalam area ini mampu dalam menguji kompetensi peserta dalam: 1. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan 2. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien dan kewenangannya Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas dan benar Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit Memilih dan melakukan keterampilan terapeutik, serta tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya 3. Melakukan prosedur kedaruratan klinis Menentukan keadaan kedaruratan klinis Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan 7.2 Aplikasi biomedis, behavior, klinik dan epidemiologi pada kedokteran keluara Soal dalam area ini mampu dalam menguji kompetensi peserta dalam mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum, yang dijabarkan ke dalam kemampuan untuk:
8
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
1. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya. Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molecular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh. Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan. Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta risiko spesifik secara efektif Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan pasien. Menjelaskan secara rasional dan ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit baik klinik, epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan. Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola masalah kesehatan 2. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai Menjelaskan (patofisiologi atau terminologi lainnya) data klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti. Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence- based medicine. 3. Menentukan efektivitas suatu tindakan Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan. Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit 7.3 Komunikasi Efektif Soal dalam area ini mampu dalam menguji kompetensi peserta dalam menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain, yang dijabarkan dalam kemampuan untuk: 1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya a. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya i. Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien ii. Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya iii. Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran, maupun harapannya iv. Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu v. Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan b. Mengumpulkan Informasi
9
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
i. Mampu menggunakan open-ended maupun closed question dalam menggali informasi (move from open toclosed question properly) ii. Meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang kurang dimengerti iii. Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat kesehatan masa lalu iv. Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien v. Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur saat masih mengumpulkan data c. Memahami Perspektif Pasien i. Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya ii. Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien, kekhawatirannya, dan harapannya iii. Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan norma-norma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang professional d. Memberi Penjelasan dan Informasi i. Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stres sebelum melakukan pemeriksaan fisik ii. Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya iii. Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan iv. Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. v. Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya vi. Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien vii. Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan viii. Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran ix. Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati 2. Berkomunikasi dengan sejawat a. Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran b. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran c. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran 3. Berkomunikasi dengan masyarakat a. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat b. Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat c. Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan d. Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara efektif ketika melakukan promosi kesehatan e. Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan kesehatan secara profesional 4. Berkomunikasi dengan profesi lain
10
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
a. Mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberi waktu cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya b. Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk pemrosesan klaim c. Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum atau sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan) d. Melakukan negosiasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah kesehatan masyarakat 7.4 Manajemen Masalah Kesehatan Primer Soal dalam area ini mampu dalam menguji kompetensi peserta dalam mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer, yang dijabarkan dalam kemampuan untuk: 1. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat a. Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan diagnosis banding b. Menjelaskan penyebab, patogenesis, serta patofisiologi suatu penyakit c. Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai penyakit pasien. d. Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya, manfaat, dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien e. Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu f. Merujuk ke sejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku, tanpa atau sesudah terapi awal (lihat lampiran 2. Daftar Penyakit) g. Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan tingkat kewenangannya (lihat lampiran 2. Daftar Penyakit) h. Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih berdasarkan patofisiologi, patogenesis, farmakologi, faktor psikologis, sosial, dan faktor-faktor lain yang sesuai i. Membuat instruksi tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca j. Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca k. Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki dan mengubah terapi dengan tepat l. Memprediksi, memantau, mengenali kemungkinan adanya interaksi obat dan efek samping, memperbaiki atau mengubah terapi dengan tepat m. Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan berkesinambungan dalam mengelola penyakit dan masalah pasien n. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pertimbangan terapi 2. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit a. Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit pasien, keadaan sakit atau permasalahannya (Pencegahan tertier adalah pencegahan yang digunakan untuk memperlambat progresi dari penyakitnya dan juga timbulnya komplikasi, misalnya diet pada penderita DM, olah raga) b. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien dan keluarganya (Pencegahan sekunder adalah kegiatan penapisan untuk mengidentifikasi faktor
11
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
risiko dari penyakit laten untuk memperlambat atau mencegah timbulnya penyakit, contoh pap smear, mantous test) c. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat (Pencegahan primer adalah mencegah timbulnya penyakit, misalnya imunisasi) d. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktor risiko terjadinya penyakit dan sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan penyakit. e. Menunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat bergantung pada kerja sama tim dan kolaborasi dengan professional di bidang lain 3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit a. Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis kelamin, etnis, dan budaya b. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat c. Bekerja sama dengan sekolah dalam mengembangkan “program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)” 4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan a. Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat b. Menentukan insidensi dan prevalensi penyakit di masyarakat serta mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis, kultur, sosial, ekonomi, kebijakan, dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada suatu masalah kesehatan c. Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat bagi masalah kesehatan masyarakat d. Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam menyelesaikan masalah kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan pemerintah, termasuk antisipasi terhadap timbulnya penyakit-penyakit baru e. Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam intervensi kesehatan f. Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan masyarakat, serta menganalisis hasilnya g. Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan h. Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan i. Bekerja sama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan, pengadaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat 5. Mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga a. Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi, dan pengambil keputusan) b. Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga c. Mengelola sumber daya manusia d. Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana 7.5 Penelusuran kritisan dan manajemen informasi Soal dalam area ini mampu dalam menguji kompetensi peserta dalam Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer, yang dijabarkan dalam kemampuan untuk:
12
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien a. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik b. Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan validitasnya c. Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah d. Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi e. Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik f. Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan menyimpan arsip 2. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi a. Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus potens i untuk berkembang dan keterbatasannya 3. Memanfaatkan informasi kesehatan a. Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database dalam praktik kedokteran secara efisien b. Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktik kedokteran dengan menganalisis arsipnya c. Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan 7.6 Profesionalisme, moral, dan etika praktik kedokteran Soal dalam area ini mampu dalam menguji kompetensi peserta dalam berperilaku professional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan, bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedoktera dan menerapkan program keselamatan pasien. Kompetensi dijabarkan dalam kemampuan untuk: 1. Memiliki Sikap profesional a. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia b. Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien c. Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan dokter pasien d. Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh e. Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya f. Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai standar profesi g. Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit h. Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien 2. Berperilaku profesional dalam bekerja sama a. Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial b. Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi dan peran yang berharga, tanpa memandang status sosial c. Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan para petugas kesehatan lainnya d. Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik e. Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari orang lain f. Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan petugas kesehatan lain, serta bertindak secara professional g. Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu tindakan yang tidak profesional 3. Berperan sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang Profesional
13
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
a. Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan nilai-nilai profesionalisme b. Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif c. Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan d. Berperan sebagai manager baik dalam praktik pribadi maupun dalam sistem pelayanan kesehatan e. Menyadari profesi medis yang mempunyai peran di masyarakat dan dapat melakukan suatu perubahan f. Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesional dari anggota tim pelayanan kesehatan lain 4. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia a. Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari pasien dan sejawat b. Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi 5. Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran, memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan : a. Hak asasi manusia b. Resep obat c. Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual d. Kode Etik Kedokteran Indonesia e. Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian f. Proses di pengadilan g. Memahami UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran h. Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktik kedokteran i. Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan 6. Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran, dengan menerapkan standar keselamatan pasien : a. Hak pasien b. Mendidik pasien dan keluarga c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan d. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien h. Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien : 1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien 2. Memimpin dan mendukung staf 3. Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko 4. Kembangkan sistem pelaporan 5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien 6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien 7. Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien 7.7 Kesadaran, pemeliharaan, dan pengembangan personal Soal dalam area ini mampu dalam menguji kompetensi peserta dalam melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya, mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya, belajar sepanjang hayat dan Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara berkesinambungan. Kompetensi ini dijabarkan ke dalam kemampuan untuk: 1. Menerapkan mawas diri
14
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
a. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan b. Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya c. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama dan praktik kedokteran d. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi e. Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan dan praktik f. Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik kedokterannya 2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat a. Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru. b. Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan PelatihanKedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya c. Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (EvidenceBased Medicine) d. Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil e. Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap pasiennya f. Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya 3. Mengembangkan pengetahuan baru a. Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yang tepat b. Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian. c. Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah d. Membuat presentasi ilmiah dari hasil penelitiannya
Referensi: Susan M. Case & David B. Swanson. Constructing Written Test Questions for the Basic and Clinical Sciences, Third ed. Philadelphia: National Board of Medical Examiners (NBME), 2001 Konsil Kedokteran Indonesia, Standard Kompetensi Dokter Indonesia, 20 www.nbme.org
15
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
Contoh-Contoh Soal ID : (Tidak perlu diisi penulis soal) Tinjauan 1 : 7 area kompetensi sesuai kipdi III Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran keluarga Tinjauan 2 Kognitif Tinjauan 3 : Reasoning Tinjauan 4 : Penyakit infeksi dan imunologi Tinjauan 5 : Hemato dan immunology Tinjauan 6 : Penapisan (Diagnosis) / Tinjauan 7 : Individu Stem soal Vignette : 1) Seorang perempuan berusia 32 tahun yang menderita diabetes mellitus tipe 1 mengalami gagal ginjal progresif dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Dialisis belum dilakukan pada pasien ini. Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan tanda-tanda abnormalitas. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin = 9 g/dl, hematokrit = 28 %, dan MCV 94 m3. Apus darah tepi menunjukkan sel-sel eritrosit normositer dan normokromik. Pertanyaan: Manakah jawaban di bawah ini yang paling mungkin sebagai penyebab kondisi pasien tersebut? Pilihan jawaban: a. Perdarahan akut b. Leukemia limfositik kronik c. Anemia Sideroblast d. Defisiensi erythropoietin e. Defisiensi enzim eritrosit Kunci jawaban : D Penulis soal : Pandji Irani Fianza,dr,SpPD Bagian/Departemen : Ilmu Penyakit Dalam Referensi literatur : Harrison’s Internal Medicine
16
Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KBUKDI) Jl. Samratulangi No. 29, Jakarta 10340. Telp (021) 3908435, 3140816, Fax (021) 3908435, 3140816 Email:
[email protected]
ID : (Tidak perlu diisi penulis soal) Tinjauan 1 : 7 area kompetensi sesuai kipdi III Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran keluarga Tinjauan 2 Kognitif Tinjauan 3 : Reasoning Tinjauan 4 : Penyakit akibat trauma atau kecelakaan Tinjauan 5 : Ginjal dan saluran kemih Tinjauan 6 : Penapisan (Diagnosis) Tinjauan 7 : Individu Stem soal Vignette : 2) Satu hari setelah perbaikan terhadap ruptur aneurisma aorta yang dilakukan dalam keadaan emergensi, seorang pria berusia 66 tahun menghasilkan urine sebanyak 35 mL selama perioda 4 jam, sebuah kateter foley masih terpasang. Dia menerima 14 unit darah selama operasi. Suhu tubuhnya 37.8 C (100 F), tekanan darah 104/68 mmHg, dan nadi 126x/menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya edema perifer yang luas. Suara jantung normal. Pada pemeriksaan dengan auskultasi suara paru terdengar bersih. Perut teraba lunak. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hematocrit 27% Serum Na+ 143 mEq/L K+ 5.0 mEq/L Urine Na+ 6 mEq/L Pertanyaan / Instruksi: Manakah dari pernyataan di bawah ini yang merupakan penyebab oliguria yang paling tepat untuk pasien tersebut? Pilihan jawaban: A. Gagal jantung B. Hypovolemia C. Occluded Foley catheter D. Renal artery thrombosis E. Transfusion reaction
Kunci jawaban : B Penulis soal : Rudi Supriyadi, dr., SpPD., M.Kes Bagian/Departemen : Ilmu Penyakit Dalam Referensi literatur : Harrison’s Internal Medicine
17