PETUALANGAN AMIR By SIGIT SUYONO PUTRO
SIGIT SUYONO PUTRO
CONTACT PERSON : 087838511965 EMAIL :
[email protected] STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL RING ROAD UTARA CONDONG CATUR,SLEMAN YOGYAKARTA,INDONESIA
EXT.HALAMAN RUMAH AMIR - PAGI HARI Nampak Amir sedang bermain-main disekitar halaman rumahnya bersama ketiga temanya,Hasan,Budi, dan Tono. Mereka tengah asik bermain bulutangkis. Amir berpasanagan dengan Hasan,sedang Budi berpasangan dengan Tono. AMIR (Sambil bermain bulutangkis ia berteriak pada Budi dan Tono) Ayo, smash aku,smash aku. BUDI Hahaha..tunggu saja smash dariku kau Amir. HASAN (Melakukan smash) Ini kawan smashku. TONO (menerima pukulan smash dari Hasan lalu berkata) Cukup mudah smashmu kali ini Hasan. Mereka pun terus bermain hingga tengah hari. Setelah mereka lelah,mereka beristirahat di bawah pohon mangga. AMIR (Menghela napas dalam-dalam lalu berkata pada teman-temanya) Hah..capek sekali,temen bagaimana kalau besok kita bermain lagi? BUDI Kalau ada waktu aku akan kerumahmu mir. HASAN Aku juga mir. TONO Oke,aku setuju Setelah
itu mereka pulang kerumah masing-masing. CUT TO
2.
INT.RUMAH AMIR - MALAM HARI Setelah selesai shalat magrib, Amir berkumpul bersama ayah, ibu serta kakak perempuanya. AYAH AMIR (Memulai bicara kepada amir) Amir,kenapa kamu terus-terusan bermain bulutangkis bukannya belajar. IBU AMIR Benar kata ayahmu,Amir. Belajar lebih penting dari hobimu itu. AMIR Amir ingin menjadi seorang pemain bulutangkis yang hebat ayah. Maka dari itu Amir selalu latihan. AYAH AMIR Bukankah belajar itu lebih penting dari bermain bulutangkis. Ayah ingin kamu menggantikan ayah di kantor kelak kalau ayah sudah pensiun. KAKAK AMIR Ia Amir,belajar akan membawamu dalam kesuksesan Amir. Tetapi sebenarnya aku setuju saja Amir jadi pebulutangkis. AMIR Tidak ayah dan ibu,Amir hanya ingin menjadi pemain bulutangkis. Pokoknya dan itu sudah menjadi pilihanku ayah,ibu. AYAH AMIR Kalau begitu percuma ayah menyekolahkanmu kalau yang kamu harapkan cuma menjadi seorang pemain bulutangkis Karena mendengar ketidak setujuan ayah dan ibunya,Amir lalu pergi masuk kamar. CUT TO
3.
EXT.HALAMAN RUMAH AMIR -SORE HARI Amir bersama ketiga temanya sedang asyik bermain bulutangkis. Tiba-tiba ayahnya datang. AYAH AMIR (Keluar dari mobil lalu menyuruh amir untuk menghentikan permainanya) Amir,sudahi permainanmu itu,masuk ke dalam. AMIR Tidak ayah,Amir masih mau bermain. AYAH AMIR (Melangkah ke Amir,lalu mengambil raket Amir) Belajar lebih penting dari ini. AYAH AMIR (Melihat teman Amir lalu berkata) Kalian sebaiknya pulang, dan jangan mengajak Amir bermain bulutangkis lagi. Teman Amir pun pulang ke rumah mereka masing-masing. Begitu pun Amir lalu masuk ke rumah. CUT TO INT.RUMAH AMIR - MALAM HARI Amir begitu kecewa dengan perlakuan ayahnya sore tadi. Karena saking kesalnya,Amir memutuskan keluar dari rumah. AMIR (Berkata pada dirinya sendiri) Aku harus pergi dari rumah untuk belajar di luar. Maka,malam itu juga Amir pergi dari rumah tanpa pamit ayah,ibu, dan kakaknya. CUT TO
4.
INT.RUMAH AMIR - PAGI HARI Ibu Amir pertama kali mendapati Amir tidak ada di kamar lalu berteriak-teriak mencari Amir. Ayah Amir yang mendengar segera menuju ke Ibu Amir,begitu juga dengan kakak Amir. IBU AMIR Amir..Amir..dimana kamu nak! AYAH AMIR (Menghampiri ibu Amir dan berkata) Ada apa bu?? KAKAK AMIR Ia,ada apa bu? IBU AMIR Amir pergi pak. Ini semua karena ayah memarahinya sore kemarin. AYAH AMIR Kalau itu yang dia inginkan,biarlah dia pergi,aku rasa dia akan pulang juga. KAKAK AMIR Aku harap juga begitu ayah. CUT TO EXT.JALANAN - SIANG HARI Amir begitu terlihat lelah karena sehartian ia berjalan. Akhirnya ia istirahat di bawah pohon tepi jalan. AMIR Kemana aku harus melangkah,apakah tindakanku ini benar? Apakah aku salah bila menentang keinginan ayah? Tapi semua ini aku lakukan untuk mengejar hobi yang aku inginkan selama ini. Tiba-tiba seorang pemuda mendekat padanya. Lalu berkata pada Amir. DANI Ada apa gerangan yang menjadi masalahmu hingga kau nampak murung? Kenalkan,namaku Dani. Anda siapa??
(CONTINUED)
CONTINUED:
5.
AMIR Aku Amir. Sebenarnya aku memiliki hobi bulutangkis,namun ayahku menentang atas hobiku ini. PEMUDA Kebetulan sekali dulunya ayahku adalah seorang pebulu tangkis tingkat nasional,bagaimana kalau kamu ikut ke rumahku dan berlatih pada ayahku. AMIR Benarkah? Kalau begitu ayo kita ke rumahmu. Mereka pun akhirnya pergi ke rumah pemuda yang baru di kenal Amir. CUT TO INT.RUMAH DANI - MALAM HARI Malam itu,Dani mengenalkan Amir pada ayah dan ibunya. Dani menceritakan apa yang menjadi masalah Amir. DANI Ayah,kenalkan ini Amir. Aku bertemu dengannya sore tadi di jalan. AMIR Apa kabar om,saya Amir. AYAH DANI Apa kamu tidak menyesal pergi dari rumah AMIR? AMIR Sesungguhnya saya tidak akan pergi dari rumah jika ayah saya tidak menentang apa yang menjadi hobi saya. AYAH DANI Sebenarnya ayahmu benar,namun jika kau lebih memilih hobimu,sebenarnya aku juga kurang setuju,namun, jika sudah menjadi kehendakmu maka atas permintaan Dani,aku akan melatihmu semampu yang aku bisa.
(CONTINUED)
CONTINUED:
6.
DANI (Menepuk pundak kana Amir dengan berkata) Hahaha..benar bukan,ayahku memang baik. AMIR Terima kasih sekali om atas semua ini. AYAH DANI Ia sama-sama mir. IBU DANI Kalau begitu mari kita makan,keburu dingin nanti sayurnya. Dan mulai malam itu,Amir tinggal di rumah Dani. Sesekali Amir membantu pekerjaan rumah ibu Dani saat tidak sedang dengan Dani atau Ayah Dani. CUT TO INT.RUMAH DANI - PAGI HARI Pagi nampak cerah dengan sinar matahari yang berpendar memasuki celah-celah rumah. Di salah stu ruangan yang khusus untuk latihan bulutangkis telah siap ayah Dani,Amir serta Dani. Amir dan ayah Dani pagi ini akan berlatih bulutangkis,sedang Dani hanya menonton. AYAH DANI (Sambil melakukan pemanasan ia berkata pada Amir) Pagi ini kita akan latihan Amir. Aku akan melatihmu sesuai dengan kemampuanku. AMIR Terima kasih om. Aku akan berusaha latihan dengan sungguh-sungguh. DANI Ayo mir,kalahkan ayahku. Tak berapa lama mereka pun mulai berlatih. Berkali-kali Amir melakukan smash,tetap saja dapat di block oleh ayah Dani. Tak terasa sudah hampir 45 menit mereka berlatih,tiba-tiba ibu Dani datang membawa minum dan beberapa jenis roti.
(CONTINUED)
CONTINUED:
7.
IBU DANI (Menaruh minuman dan roti di lantai ruangan latihan dan berkata) Kalau capek istirahat dulu. Ini ada minum dan roti,silahkan dinikmati. AYAH DANI (Mengusap keringat dan menyuruh Amir dan Dani) Amir,Dani mari kita makan roti dan minum dulu. AMIR Iya om,terima kasih. DANI Oke,aku suka roti buatan ibu. CUT TO EXT.TERAS RUMAH DANI - MALAM HARI Malam yang begitu dingin,karena semenjak sore tadi hujan mengguyur. Di teras duduklah Ayah Dani dan Amirsedang bercakap-cakap. AYAH DANI Amir,besok 5 hari lagi di kantor bapak ada perlombaan memperingati hari kemerdekaan. Bapak mau kamu ikut dalam lomba itu,karena bapak sudah mendaftarkanmu kemarin. Oh..Betapa dengan apa jasa bapak bahkan mau
AMIR baik sekali bapak,entah aku bisa membalas semu yang telah menolong melatihku.
AYAH DANI Yang aku inginkan darimu adalah kamu bisa menang dari musuh-musuh yang akan kamu hadapi di kantor besok,walaupun hanya juar 2 atau 3. AMIR Aku akan berjuang semampuku om. Amir janji.
(CONTINUED)
CONTINUED:
8.
AYAH DANI (Menhisap rokoknya lalu berkata pada Amir) Sudah larut,mari kita masuk. CUT TO INT.KANTOR AYAH DANI - PAGI HARI Kantor nampak ramai menjelang hari kemerdekaan. Di suatu lapangan tertutup untuk bulutangkis sudah banyak penonton maupun pemain,begitu juga Ayah Dani dan Amir. Hari ini lomba bulutangkis akan dimulai. Satu persatu pemain mulai bertanding,akhirnya tiba giliran Amir maju bertanding. AYAH DANI (berseru dengan berkata) Ayo Amir,tunjukkan pada bapak kemampuanmu bermain. AMIR Baik om,aku akan berusaha. Pertandingan pun dimulai dan berlanjut seru. Akhirnya pertandingan dimenangkan oleh Amir. Pada akhirnya di final,Amir bertemu dengan juara 5 kali berturut-turut,di adalah Boni. CUT TO INT.RUMAH DANI - SORE HARI Sudah siap Ayah Dani dan Amir untuk melakukan latihan menjelang final. AYAH DANI Amir,di final kamu akan menghadapi lawan yang tangguh,dia Boni. Enkau pastinya sudah melihat permainanya tadi bukan. AMIR Saya sudah melihatnya tadi om. AYAH DANI Nah,sekarang kita latihan lagi,semoga kamu besok menang menghadapinya. Merka akhirnya berlatih dengan serius hingga adzan magrib menggema.
9. CUT TO INT.KANTOR AYAH DANI - PAGI HARI Lapangan in-door bulutangkis semakin padat oleh penonton. Hal ini karena menyambut babak final antara Amir dengan boni. Diantara penonton nampak Ayah dan ibu Dani serta Dani. Mereka datang untuk memberikan dukungan kepada Amir. DANI (berseru sambil berdiri) Ayo mir,kalahkan dia..smash dia..jangan sampai kalah dengannya AYAH DANI Dani,duduklah..penonton yang dibelakangmu tidak bisa melihat karena kamu berdiri. IBU DANI Ia Dani,duduklah. Kita doakan semoga Amir memenangkan perlombaan ini. Pertandingan berlangsung dengan dimiliki oleh Boni dengan nilai dimiliki oleh Amir dengan nilai skor berbeda tipis selu selisih
seru,pada set pertama skor 25-22,pada set kedua skor 25-24. Dan,pada set ketiga satu point.
DANI Ayo kawan,kalahkan dia. AYAH DANI (sambil merokok berkata pada ibu Dani) Semoga dia menang ya bu. IBU DANI Benar pak. Skor Amir pun semakin menjauhi Boni,dengan nilai 23,sedang Boni masih 18,Di sini Amir terlihat senang sekali karena yakin akan memenangkan pertandingan kali ini. Namun,tiba-tiba serangan Boni pun semakin gencar,hingga Amir tidk mampu mengimbanginya,ternyata dari tadi Boni tidak serius bermain,namun kali ini ia serius. AMIR (berkata dalam hati) Wah..ternyata dari tadi dia tidak serius melawanku dan kali ini ia serius denganku.
(CONTINUED)
CONTINUED:
10.
BONI (Berteriak pada Amir) Ayo..lawan aku,siapa yang lebih unggul. AYAH DANI (Mematikan rokoknya dan berkata dalam hati) Bahaya ini,Amir merasa kesulitan melawanya. Tapi aku yakin,pasti di set berikutnya ia dapat memenangkan lomba ini. CUT TO INT.KANTOR AYAH DANI - PAGI HARI Suasana nampak masih begitu panas saat Amir dan Boni saling mengeluarkan kemampuan mereka masing-masing. AMIR (Bersiap-siap untuk melakukan servent dan berkata dalam hati) Aku harus memenangkan set ketiga ini,agar ayah Dani tidak kecewa atas apa yang telah ia ajarkan padaku. AYAH DANI Ayo Amir,aku yakin kamu pasti bisa,dalam dirimu terdapat bakat untuk menjadi seorang pebulutangkis. DANI Ayolah Amir,balas smashnya. Amir..Amir..Amir. IBU DANI (Menghela napas dan berkata) Semoga dia dapat meraih juara 1 seperti yang ia cita-citakan. BONI Kau tak kan bisa mengalahkan aku,kau pasti tahu itu. Pertandingan akhirnya dapat dimenangkan oleh Amir,dengan skor 25-23. Berkat keyakinan dalam diri Amir dan pasti menang dari Boni. Amir pun membawa piala kemenangan dengan disambut rasa bahagia oleh Ayah,Ibu Dani serta Dani sendiri.
11.
CUT TO EXT.TERAS RUMAH DANI - MALAM HARI Hujan mengguyur sejak sore tadi,tampak Amir sedang duduk bersama Dani,Ayah dan Ibu Dani. Nampaknya mereka sedang berbincang-bincang. AYAH DANI Aku senang sekali kamu dapat menang dari Boni,tidak sia-sia aku melatihmu selama ini. IBU DANI Ia Amir,ibu juga senang akan hal itu. DANI (sambil menikmati teh hangat lalu berkata pada Amir) Tapi Amir,apakah kamu tidak rindu pada ayah dan ibumu? AMIR Dari hati yang paling dalam sebenarnya aku rindu akan mereka dan kakakku,tapi... DANI Tapi apa Amir,kalau kamu takut akan ayahmu,mari kita bersama-sama kerumahmu dan menceritakan apa yang kamu raih hari ini pada mereka. AMIR Kalau memang kalian ingin mengantarku besok,baiklah,aku mau. AYAH DANI Kalau begitu mari kita tidur,karena sudah jam 10 malam,karena besok kita akan kerumah Amir. IBU DANI Ia benar,ayo masuk kedalam. DANI Ayo ayo.. CUT TO
12.
INT.RUMAH AMIR - PAGI HARI Nampak ibu Amir sedang tergolek lemas di tempat tidur. Nmapaknya semua itu karena terus-menerus memikirkan Amir yang tak kunjung pulang ke rumah. Sedang ayahnya sedang duduk disamping istrinya. AYAH DANI Selamat pagi. AYAH AMIR (Menuju ke ruang tamu untuk membukakan pintu dan membalas salam) Selamat pagi. AYAH AMIR Mari..silahkan masuk. AYAH DANI Terima kasih. Mereka lalu duduk diruang tamu. Lalu Ayah Amir membuka pertanyaan. AYAH AMIR Ada apa ya anda sekalian kemari? AYAH DANI Begini pak,saya ayah dan ini istri serta anak kami Dani. Nah maksud kedatangan kami ke sini untuk mengantarkan putra bapak yang bernama Amir. AYAH AMIR Oh begitu..namun,dimana dia? AYAH DANI (Keluar dan memanggil Amir) Amir..ke sini,ayahmu mau bertemu denganmu. Tiba-tiba Amir keluar dari mobil Dani,dan masuk ke dalam rumah. AMIR (Berlutut pada ayahnya lalu berkata ia) Ayah..maafkan aku,aku telah lama pergi dari rumah.
(CONTINUED)
CONTINUED:
13.
AYAH AMIR Tahukah kamu,ibumu terus-menerus memikirkan kamu,tapi kamu tak kunjung pulang. AMIR Dimana ibu,ayah..? AYAH AMIR Dia ada di kamar,coba kau tengok ibumu. AYAH AMIR Maaf sekali atas kejadian ini,karena Amir sudah pasti merepotkan kalian. AYAH DANI Tidak pak,malahan Amir membantu kami,bahkan ia menjuarai lomba bulutangkis yang ada di kantor saya. IBU DANI (Berkata kepada ayah Amir) Benar sekali pak,dia berhasil menjuarai lomba bahkan mendapatkan beberapa uang tunai. DANI (Berkata kepada ayah Amir) Om,kalau bisa janganlah membatasi apa yng menjadi hobi Amir,karena kita kan tidak tahu apa yang akan terjadi dengan semua itu,karena takdir sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. AYAH AMIR Baiklah kalau memang itu yang terbaik untuknya. Di dalam kamar,Amir sedang mencoba membangunkan ibunya yang sedang istirahat. AMIR (Air mata Amir mulai menetes membasahi pipinya) Ibu..ibu..ini Amir ibu. IBU AMIR (Bangun dari istirahatnya lalu melihat ke Amir) (MORE) (CONTINUED)
CONTINUED:
14.
IBU AMIR (cont’d) Oh..Amir..kemana saja kamu.Ibu terus-menerus memikirkanmu nak. AMIR Maafkan Amir bu telah membuat ibu jatuh sakit. IBU AMIR (memeluk Amir agak lama lalu berkata pada Amir) Kamu jangan pergi lagi nak. AMIR Kalau memng itu yang diinginkan ibu,maka Amir tidak akan pergi. KAKAK AMIR (Muncul dari arah dapur lalu masuk ke kamar ibunya dan memeluk adiknya) Amir..ternyata kamu sudah pulang,kakak rindu sekali kepadamu. Tak lama kemudian keluarga Dani pamit pulang. AYAH DANI (Berkata pada ayah Amir) Kalau begitu kami semua minta pamit pak. IBU DANI Ia pak,kami mohon pamit. AYAH AMIR Oh iya..terima kasih telah menjaga Amir selama ini. Keluarga Dani pun akhirnya pulang dan keluarga Amir akhirnya berkumpul bersama seperti dulu kala,dan mulai saat itu ayah Amir tidak membatasi apa hobi Amir. CUT TO