TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DI DESA PLEDO KECAMATAN WITIHAMA ADONARA KABUPATEN FLORES TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI Latar Belakang : Kader posyandu adalah kader kesehatan laki-laki atau perempuan yang dipilih masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. Tugas kader adalah mencatat identitas balita, menimbang balita dan memasukan hasil penimbangan balita didalam KMS. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan keterampilan kader dalam penimbangan di posyandu. Metode Penelitian : Penelitian dilakukan secara cross sectional study di Posyandu Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. Sebanyak 30 kader diteliti sebagai responde. Variable penelitian ini adalah pengetahuan kader, keterampilan menimbang, keterampilan dalam pengisian KMS dan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS. Untuk menguji hipotesa mengunakan uji Chi-Square. Hasil Penelitian : Sebanyak kader 76,7% pengetahuan sedang dan 23,3% pengetahuan kurang, sebanyak 63,3% kader keterampilan dalam menimbang balita kurang, sebanyak 53,% kader keterampilan dalam pengisian KMS kurang dan sebanyak 66,7% kader keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita kurang. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader menimbang balita. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader pengisian KMS balita. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita. Kesimpulan : Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader menimbang balita. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader dalam pengisian KMS balita. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita. Kata kunci : Pengetahuan, keterampilan, kader posyandu, penimbangan.
1. 2. 3.
Mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta Dosen Poltekkes Yogyakarta Dosen Universitas Respati Yogyakarta
LEVEL OF KNOWLEGDE AND CADRES’ SKILL ON WEIGHING AT INTEGRATED SERVICE UNIT (POSYANDU) OF PLEDO VILLAGE WITIHAMA ADONARA DISTRICT EAST FLORES REGENCY NUSA TENGGARA TIMUR Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. ABSTRACTS
Backgrounds: A Posyandu cadre is a man or woman choosen by s society and be trained to handle health cases of a person or society as a whole, also to work in a really close relation with places where he/she gives the health services. Task of a cadre is to record the toddler’s indentities, weighing the toddlers and inputing the results into the KMS. Objectives: To know the relationships between cadre’s knowledge and skill in weighing at Posyandu. Methods of research: The research is a cross sectional study at Pledo Village, District of Witihama, Adonara, East Flores, NTT. As much as 30 cadres were examined as respondents. Research variables are cadre’s knowledge, weighing skills, skills of filling the KMS and skills on filling the weighing results into the KMS. Chi-Square test is used to test the hypothesis. Results: 76,7% cadres has medium knowledge and 23,3% has low knowledge, 63,3% lacking skills on weighing toddlers, 53,% cadres lacking skills of filling KMS, and 66,7% cadres lacking of skills on inputting the weighing results into KMS. There are no relationships between cadres’ level of knowledge and their skills of weighing. There are relations between cadres’ level of knowledge and cadres’s skill in filling the KMS. There are relations between cadres’ level of knowledge and their skills on filling the weighing results into toddlers’ KMS. Results: There are no relationships between cadres’ level of knowledge and their skills of weighing toddlers. There are relations between cadres’ level of knowledge and cadres’s skill in filling the KMS. There are relations between cadres’ level of knowledge and their skills on filling the weighing results into toddlers’ KMS. Keyword: Knowledge, skills, posyandu cadres, waighing.
1. Undergraduate student of Respati University Yogyakarta 2. Lecturer at Poltekkes Yogyakarta 3. Lecturer at Respati University Yogyakarta
PENDAHULUAN Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk balita. Kegiatan tersebut meliputi penimbangan balita, pelayanan imunisasi, penyuluhan gizi serta pelayanan kesehatan ibu dan anak¹. Tugas kader posyandu adalah sebagai berikut : melakukan kegiatan bulanan posyandu (penimbangan balita dan pengisian hasil timbangan kedalam KMS balita), melaksanakan kegiatan diluar posyandu, melakukan kegiatan bulanan posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu tercatat sebanyak 25 Posyandu, sedangkan pada tahun 2004, meningkat menjadi 438.699 Posyandu. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai². Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Tegal menunjukan bahwa tingkat presisi kader kurang sebanyak 53,1% dan tingkat akurasi kurang sebanyak 56%³. Studi yang dilakukan di 4 Kabupaten yaitu Sukabumi dan Bogor di Jawa Barat, serta Demak dan Semarang di Jawa Tengah sebanyak 59,7% kader memiliki tingkat presisi yang kurang baik dan hampir semua kader (97,2%) memiliki tingkat akurasi yang kurang baik. Dengan demikian kualitas data hasil penimbangan oleh kader masih sangat rendah. Dari 97,2% kader yang tidak akurat ternyata 82,5% tidak mendapat pembinaan yang baik. Faktor keterampilan merupakan faktor penting pada kualitas data, sebagian besar kader kurang terampil, terutama dalam hal mengatur posisi bandul timbangan 4. Menurut Tjahjowati, pengetahuan kader dalam menimbang balita sangat penting karena mempengaruhi ketrampilan kader dalam menimbang berat badan balita dan mempengaruhi ketelitian (akurasi) hasil penimbangan3. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan kader posyandu dan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional study) dan dianalisa dengan uji Chi-Square. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Desa Pledo Kecamatan Witihama Adonara Timur Kabupaten Flores Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2011. Sebanyak 30 kader posyandu dari keempat dusun (posyandu Mawar, posyandu Melati, posyandu Sedang Mekar dan Posyandu Meko) diteliti sebagai subyek penelitian. Jenis data yang dikumpulkan yaitu pengetahuan kader, keterampilan menimbang, keterampilan dalam pengisian KMS dan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS. Data di analisis menggunakan uji statistic Chi-Square untuk melihat hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan pengisian hasil penimbangan di KMS, dengan tingkat kemaknaan 95%. Pengambilan keputusan berdasarkan : a)
p > 0,05 maka tidak ada hubungan bermakna antar variabel.
b)
p < 0,05 maka ada hubungan bermakna antar variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1.
Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik subyek penelitian meliputi tingkat pendidikan, umur, lama bekerja dapat
dilihat pada
tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik Usia 20 – 30 th 31 – 40 th 40 – 50 th Tingkat Pendidikan Tamat SMP Tamat SMA Lama Bekerja 1-5 th 6-10 th > 10 th
Frekuensi (kader)
Persentase (%)
8 20 2
26,6 66,7 6,7
7 23
23,3 76,7
10 18 2
33,3 60,0 6,7
Jumlah
30
100,0
Tabel 1 menunjukan bahwa sebanyak 66,7 % kader berusia lebih dari 20 tahun dan 6,7 % kader berusia lebih dari 41 tahun. Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan subyek penelitian tamat SMA merupakan frekuensi yang terbanyak dengan jumlah 23 kader (76,7 %). Sebanyak 60,0 % kader dengan lama bekerja 6 – 10 tahun.
2. Variabel Penelitian a. Pengetahuan Kader Pengetahuan Kader adalah pemahaman kader tentang penimbangan, pengisian KMS dan pertumbuhan balita. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Distribusi Kader Menurut Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Kader Baik Sedang Kurang
Frekuensi (Kader) 0 23 7
Jumlah
30
Persentase (%) 0 76,7 23,3
100,0
Tabel 2 menunjukan bahwa sebanyak 76,7% kader berpengetahuan sedang dan 23,3% kader berpengetahuan kurang.
b.
Keterampilan Kader Dalam Menimbang Balita Keterampilan kader dalam menimbang balita, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Distribusi Kader Dalam Keterampilan Menimbang Balita Keterampilan Kader Dalam Menimbang Balita Baik Kurang
Frekuensi (Kader) 11 19
Jumlah
30
Persentase (%) 36,7 63,3 100,0
Tabel 3 menunjukan sebagian besar keterampilan kader dalam menimbang balita kurang yaitu sebanyak 19 responden atau (63,3%). c.
Keterampilan Kader dalam Pengisian KMS Keterampilan kader dalam pengisian KMS (identitas balita dan memasukan hasil penimbangan balita) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. Distribusi Kader menurut Keterampilan Pengisian KMS Keterampilan Kader Dalam Pengisian KMS Baik Kurang Jumlah
Frekuensi (Kader) 14 16 30
Persentase (%) 46,7 53,3 100,0
Tabel 4 menunjukan sebagian besar keterampilan kader dalam pengisian KMS kurang yaitu sebanyak 16 responden atau (53,3%). Sedangkan keterampilan kader dalam pengisian KMS baik adalah 14 responden atau (46,7%).
d.
Keterampilan Kader Dalam Pengisian Hasil Penimbangan di KMS. Keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5. Distribusi Kader Menurut Keterampilan Pengisian Hasil Penimbangan di KMS Keterampilan Kader Dalam Pengisian Hasil Penimbangan di KMS Baik Kurang Jumlah
Frekuensi (Kader) 10 20 30
Persentase (%) 33,3 66,7 100,0
Tabel 5 menunjukan sebagian besar keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita kurang yaitu sebanyak 20 responden atau (66,7%). Sedangkan keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita baik adalah 10 responden atau (33,3%).
3. Hubungan Antar Variabel a)
Pengetahuan Kader Dan Keterampilan Kader Dalam Menimbang Balita. Pengetahuan kader dan keterampilan dalam menimbang balita, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6. Pengetahuan Kader dan Keterampilan Dalam Menimbang Balita Keterampilan Menimbang
Tingkat Pengetahuan Kader
Sedang
Kurang
Baik
17 (56,66%)
6 (20,0%)
Jumlah p 23 (76,67) 0,068
Kurang
Jumlah
2 (6,7%)
5 (16,7%)
7 (23,33%)
19 (63,3%)
11 (36,7%)
30 (100%)
Dari hasil uji chi-Square diperoleh nilai p > 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan keterampilan menimbang balita. Keeratan hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keterampilan menimbang balita sedang (r = 0,370).
b) Pengetahuan Kader dan Keterampilan Kader Dalam Pengisian KMS Pengetahuan kader dan keterampilan dalam pengisian KMS balita, dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini : Tabel 7. Pengetahuan Kader dan Keterampilan Dalam Pengisian KMS Keterampilan Dalam Mengisi KMS
Variabel Tingkat Pengetahuan Kader
Baik
p
12 (40,0%)
11 (36,7%)
23 (76,67 %)
4 (13,3%) 16 (53,3%)
3 (10,0%) 14 (46,7%)
7 (23,33%) 30 (100%)
Sedang
Kurang Total
Jumlah
Kurang
0,011
Dari hasil uji chi-Square diperoleh nilai p < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian KMS. Keeratan hubungan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian KMS sedang (r = 0,508). c)
Pengetahuan Kader dan Keterampilan Kader Dalam Pengisian Hasil Penimbangan di KMS Pengetahuan kader dan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS, dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Pengetahuan Kader dan Keterampilan dalam Pengisian Hasil Penimbangan di KMS Keterampilan Dalam Pengisian Hasil Penimbangan
Tingkat Pengetahuan Kader
Baik
p
15 (50,0%)
8 (26,7%)
23 (76,67%)
2 (6,7%) 20 (66,7%)
5 (16,7%) 10 (33,3%)
7 (23,33%) 30 (100%)
Sedang
Kurang Total
Jumlah
Kurang
0,044
Dari hasil uji chi-Square diperoleh nilai p < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian hasil penimbangan. Keeratan hubungan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian hasil penimbangan di KMS sedang (r = 0,403).
B. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Kader Posyandu dengan Keterampilan Menimbang Berdasarkan hasil uji statistik chi-Square diperoleh nilai p > 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kader dengan keterampilan menimbang balita. Hasil penelitian ini didukung oleh3dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan kader posyandu tidak berhubungan signifikan dengan keterampilan menimbang balita. Menurut Tjahjowati, dalam penelitian3 pengetahuan kader dalam menimbang balita sangat penting karena mempengaruhi keterampilan kader dalam menimbang berat badan balita dan mempengaruhi ketelitian (akurasi) hasil penimbangan. Berdasarkan teori, pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaa terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang 5.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Tingkat pengetahuan kader akan sangat berpengaruh terhadap keadaan yang ikut serta dalam suatu kegiatan dan mempunyai dampak terhadap perilaku, namun bila dianalisis lebih jauh proses terbentuknya suatu kesadaran tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan. Pengetahuan saja belum cukup untuk membuat seseorang merubah perilakunya. Perubahan atau adopsi perilaku adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatife lama5. Evaluasi merupakan tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi dan merupakan domain yang sangat penting 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila kader mempunyai pengetahuan yang baik maka kader akan semakin terampil dalam menimbang khususnya menerapkan 9 langkah penimbangan dengan benar.
2. Pengetahuan Kader Posyandu dengan Keterampilan Pengisian KMS Berdasarkan hasil uji statistik chi-Square diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan keterampilan pengisian KMS p < 0,05. Keeratan hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keterampilan pengisian KMS, sedang (r = 0,508). Apabila kader mempunyai pengetahuan yang baik terhadap penilaian hasil penimbangan maka kader akan semakin terampil dalam mengisi KMS. Artinya semakin tinggi pengetahuan kader, maka semakin tinggi keterampilan dalam mengisi KMS. Tingkat pendidikan kader posyandu mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka. Dan tingkat pengetahuan mempengaruhi keterampilan mereka dalam melaksanakan pengisian KMS balita. Kader yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang khususnya kader dalam menerima suatu program dan inovasi baru dalam masyarakat 6. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara pelatihan dengan keterampilan kader. Pelatihan yang berbasis kompetensi mempunyai hubungan yang bermakna dengan keterampilan kader dalam mengelola posyandu7.
3. Pengetahuan Kader Posyandu dengan Keterampilan Dalam Pengisian Hasil Penimbangan di KMS Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa pengetahuan kader posyandu berhubungan signifikan dengan keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS (p-value = 0,044 < Level of Significant = 0,05). Keeratan hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keterampilan pengisian hasil penimbangan di KMS, sedang (r = 0,403). Semakin tinggi tingkat pendidikan kader diharapkan cara berpikir akan lebih rasional sehingga kader akan semakin terarah dalam mengikuti atau berpartisipasi dalam program penimbangan balita untuk memantau pertumbuhan serta memasukan hasil penimbangan kedalam KMS balita. Menginterpretasi hasil penimbangan tersebut dan menggambar grafik pertumbuhan anak dalam KMS sebagai modal dasar dalam deteksi dini gangguan pertumbuhan pada anak balita 8.
Keterampilan dalam pengisian hasil penimbangan di KMS ini dipengaruhi juga karena kader jarang mendapatkan pelatihan. Pelatihan kader dilakukan untuk meningkatkan dan memperluas wawasan serta menambah pengalaman agar kader bisa melakukan kegiatan diposyandu dengan baik mulai dari pencatatan identitas balita, penimbangan dan memasukan hasil penimbangan serta menggambar grafik pertumbuhan dalam KMS balita. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang baik, tidak menjamin kader tersebut terampil dalam melakukan pengisian hasil penimbangan dan menggambarkan grafik pertumbuhan anak.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan : 1.
Sebanyak kader 76,7% pengetahuan sedang dan 23,3%
pengetahuan kurang, sebanyak 63,3% kader
keterampilan dalam menimbang balita kurang, sebanyak 53,% kader keterampilan dalam pengisian KMS kurang dan sebanyak 66,7% kader keterampilan dalam penentuan status gizi balita kurang. 2.
Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader menimbang balita.
3.
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader pengisian KMS balita.
4.
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader dan keterampilan kader dalam pengisian hasil penimbangan di KMS balita.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka pengetahuan dan keterampilan kader posyandu masih kurang. Salah satu cara menambah pengetahuan kader dalam bidang kegiatan posyandu adalah dengan diadakannya pelatihan kader. Pelatihan kader bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader serta menambah pengalaman dan kematangan kader yang berguna dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pelaksana utama di posyandu.
DAFTAR PUSTAKA 1
KMPK UGM, Proses Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Posyandu Terhadap Intensitas Posyandu, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,2007. 2 Departemen Kesehatan RI. Panduan Penggunaan KMS Balita bagi Petugas Kesehatan, Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta, 2005. 3 Azizah, M. Hubungan Antara Kompetensi Kader Posyandu Dengan Presisi dan Akurasi Kader dalam Menimbang Balita pada Kegiatan Posyandu di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Skripsi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,2006. 4 Indriaty, Cahaya. Presesi dan Akurasi Hasil Penimbangan di Posyandu di Kabupaten Sukabumi, Bogor, Demak dan Semarang. Available from : http://www.d igilib.ui.edu/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=78276&lokasi=lokal[Accesed 27 Mei 2008 5 Notoatmodjo, Soekidj. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,2003. 6 Wibisana, W Pedoman Manajemen Peran Serta Masyarakat, Depkes RI, Jakarta, 1997. 7 Sutoto. Dampak Pelatihan Asuhan Keperawatan Terhadap Kinerja Perawat di RSUD Banyumas, UGM, Yogyakarta, 1996. 8 Departemen Kesehatan RI. Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Tim pengelola UPGK Tingkat Pusat, Jakarta,2000.