Topik Utama PETROLEUM FUND UNTUK KELANGSUNGAN RISET EKSPLORASI MIGAS Eko Budi Lelono PPPTMGB “LEMIGAS”
[email protected],
[email protected],
[email protected]
SARI Salah satu modal dasar pembangunan nasional berkelanjutan adalah ketersediaan energi secara memadai. Indonesia dipercaya masih mempunyai potensi migas besar khususnya di area frontier dan laut dalam. Kunci pembuktian keberadaan potensi tersebut adalah eksplorasi secara aktif. Diperlukan biaya besar untuk melakukan eksplorasi di area-area tersebut agar berkelanjutan sehingga kesempatan menemukan potensi migas lebih besar. Biaya riset yang disediakan pemerintah lewat APBN terbatas, oleh karenanya diperlukan sumber dana lain yang mencukupi. Pemerintah telah memutuskan pembentukan Dana Ketahanan Energi (DKE) sebagai upaya untuk mencapai kemandirian dan ketahanan energi. Usulan sumber pendanaannya di antaranya berasal dari pungutan premi deplesi (pengurasan) atau depletiom premium energi fosil sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Salah satu penggunaannya adalah untuk menggiatkan eksplorasi dalam rangka penemuan sumber daya dan cadangan migas baru. Usulan dana ini harus segera direalisasikan agar negara kita tidak mengalami krisis energi migas akibat keterlambatan penemuan cadangan baru yang besar. Di sisi lain, kegiatan litbang untuk menemukan sumber daya dan cadangan baru perlu direncanakan dengan baik, terintegrasi dan terukur. Harus ditentukan program prioritas yang akan dilakukan tahun demi tahun dan sasarannya, dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan termasuk institusi pemerintah, perguruan tinggi, praktisi, dan industri. Kata kunci: Petroleum fund, riset eksplorasi, penemuan cadangan.
1. PENDAHULUAN Di banyak negara penghasil minyak, pemerin tahannya telah menerapkan kebijakan pe ngumpulan dana yang berasal dari pendapat an sektor migas dikenal dengan istilah petroleum fund (dana migas), seperti yang terjadi di Norwegia, Kanada, Brasil, Malaysia, dan lainnya. Bahkan Timor-Leste yang belum lama mengelola industri migasnya dibanding Indonesia, juga telah menjalankan kebijakan ini. Data yang dikeluarkan oleh Bank Central Timor-Leste menyebutkan nilai dana yang terkumpul sampai dengan Desember 2014 mencapai sekitar 16.5 miliar dolar Amerika Seri-
32
kat (www.mof.gov.tl/wp-content/uploads/....). Sumber da na migas bervariasi antara satu negara dengan negara lain. Ada negara yang me ngum pulkan dana migas dari pajak migas seperti Norwegia. Ada juga negara yang mengumpulkan dana migas dari keuntungan produksi migas seperti Timor-Leste. Meskipun demikian, secara umum dana migas ini digunakan untuk beragam kepentingan. Meskipun berasal dari sektor migas, pemanfaatan dana ini tidak terbatas pada pengembangan energi fosil saja, tetapi juga untuk membiayai pengembangan energi baru dan terbarukan dan kesejahteraan sosial masyarakatnya.
M&E, Vol.14, No. 2, Juni 2016
Topik Utama Sebagai produsen migas, Indonesia agak terlambat menjalankan kebijakan dana migas. Kebijakan ini tercantum dalam Undang-undang (UU) Migas baru pasal 54 dan 55 yang mengatur tentang dana migas termasuk sumber dana, tata cara pengelolaannya dan peruntukannya (www.hukumonline.com/baca/....). Tujuan dana migas adalah mendukung peng alihan energi fosil ke energi bersih terbarukan, pembangunan infrastruktur migas seperti ki lang, jaringan distribusi gas bumi, terminal gas alam cair dan kegiatan yang berkaitan dengan penemuan cadangan migas baru (migasreview,com/post/1425434965/petroleum-….). Pembahasan klausul dana migas berlangsung cukup lama. Banyak pihak yang mendukung dana migas ini, tetapi tidak sedi kit yang menyangsikannya. Indonesian Petro leum Association (IPA) berpendapat bahwa petroleum fund (dana migas) memperbesar risiko keuang an negara. Mereka mengingin kan sumber dana ini berasal dari anggaran negara atau state budget (www.ipa.or.id/news/ detil/202). Sementara itu, pemerintah menyatakan bahwa salah satu tujuan diadakannya dana migas adalah untuk membantu Pertami na mendorong kegiatan hulu migas dalam upaya mencapai kestabilan harga minyak, selain untuk mengurangi kerugian yang diderita perusahaan negara ini (www.dealstreetasia. com/series/indonesia-.....). Penerimaan negara dari sektor migas selalu melampaui target APBN sampai tahun 2012 (sebelum kejatuhan harga minyak) seperti ditunjukkan pada Tabel 1 (www.esdm.go.id/ berita/40-migas/6095-penerimaan-negar adari-....). Sayangnya, pencapaian ini tidak berkorelasi langsung dengan kegiatan pengem-
bangan industri migas, khususnya yang berkaitan dengan riset-riset eksplorasi yang bertujuan untuk menemukan sumber daya dan cadangan migas baru. Riset yang dilakukan oleh puslitbang pemerintah sepenuhnya dibiayai oleh APBN yang besarnya terbatas, sehingga kualitas dan kuantitas kegiatan penelitian juga terbatas. Berdasarkan kondisi geologinya, Indonesia diperkirakan masih menyimpan potensi migas yang sangat besar, khususnya gas yang diduga terdapat di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Lokasi keberadaan sumber daya dan cadang an migas baru umumnya terdapat di area fron tier dan laut dalam. Dengan kondisi seperti ini dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit untuk melaksanakan penelitian, termasuk survei geologi dan geofisika, juga survei geokimia. Survei-survei ini akan menghasilkan data baru yang sangat diperlukan dalam mengevaluasi potensi migas suatu wilayah. Kontinuitas ang garan sangatlah diperlukan untuk menjamin kontinuitas kegiatan riset yang memerlukan waktu beberapa tahun. Keberadaan dana migas menjamin ketersediaan anggaran untuk kegiatan penemuan cadangan migas baru. Penemuan cadangan baru yang signifikan menjamin ketersediaan energi nasional. Ke ter batasan anggaran riset seperti yang di alami selama ini menyebabkan minimnya data geosains. Kondisi ini menghambat kegiat an para peneliti dalam upayanya menemukan ca dangan migas baru. Dengan memperhatikan kondisi di atas, tulisan ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang arti penting dana migas untuk menjamin ketersediaan anggaran riset yang memadai dalam rangka penemuan cadangan migas.
Tabel 1. Penerimaan Negara dari Sektor Migas (Miliar Dolar)
2006
2007
APBN Realisasi Pencapaian *Outlook
19,73 22,6 114%
22,20 23,79 107%
2008
2012*
2013
2014
2015
30,65 19,11 26,06 32,40 33,48 35,02 19,95 26,49 35,79 34,62 115% 104% 102% 110% 103%
2009
2010
2011
31,7 31,3 99%
29,7 28 94%
14,99 12,86 85%
(sumber KESDM dan SKK Migas)
M&E, Vol.14, No. 2, Juni 2016
33
Topik Utama 2. PERLUNYA PETROLEUM FUND (DANA MIGAS) Produksi minyak nasional terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini terutama disebabkan banyak lapangan minyak produktif yang telah berumur tua sehingga secara alamiah mengalami penurunan produksi. Upaya peningkatan produksi melalui program enhanche oil recovery (EOR) belum sesuai harapan. Di sisi lain, belum ada pene muan lapangan minyak baru yang dapat menggantikan lapangan-lapangan tua yang saat ini mengalami penurunan produksi. Usaha penemuan sumber daya dan cadangan migas baru sedang digiatkan oleh pemerintah khususnya Badan Litbang dan Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kegiatan ini
diarahkan ke Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang dipercaya menyimpan potensi migas besar (khususnya gas) tetapi belum mendapat perhatian serius. Berdasarkan peta cekungan yang diterbitkan BP Migas (sekarang SKK Migas) tahun 2008, dari 46 cekungan sedimen, terdapat 5 cekungan menghasilkan migas, 2 cekungan berstatus ada penemuan migas, 17 cekungan berstatus indikasi migas, 20 cekung an belum ada penemuan dan 2 cekungan belum dieksplorasi (Gambar 1). Umumnya sumber daya dan cadangan migas tersimpan di daratan hutan lebat dan laut dalam, sehingga diperlukan dana yang sangat besar agar mampu menemukannya. Mengingat Indonesia sekarang adalah net im porter, ditambah dengan jatuhnya harga mi
Gambar 1. Peta cekungan di Kawasan Timur Indonesia dan statusnya (modifikasi dari peta cekungan BP Migas 2008 oleh Susanto, dkk, 2011).
34
M&E, Vol.14, No. 2, Juni 2016
Topik Utama
Gambar 2. Grafik pendapatan negara dari sektor migas dan fluktuasi harga minyak (sumber katadata.co.id/infografik/.)
nyak mentah dunia (Gambar 2), menimbulkan pertanyaan apakah petroleum fund masih relevan? Rendahnya harga minyak menahan produsen untuk berekspansi menemukan cadangan baru sehingga kegiatan eksplorasi menurun tajam. Di sisi lain timbul pemikiran yang mendorong pemerintah untuk mengimpor minyak dari pada menghabiskan anggar annya untuk kegiatan eksplorasi. Pemikiran ini tidak salah jika dihubungkan dengan kondisi saat ini. Tetapi perlu diingat bahwa kondisi harga rendah ini hanya berlaku sementara. Suatu saat harga minyak akan kembali normal. Jika ini terjadi, maka akan sangat membe bani keuangan negara. Oleh karena itu, upaya penemuan sumber daya dan cadangan migas baru harus dilakukan secara konsisten, meskipun dalam kondisi harga minyak rendah, karena hal ini merupakan upaya untuk memastikan ketersediaan energi migas masa depan. 3. SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA MIGAS Terdapat perbedaan pendapat terkait rencana pengumpulan dana migas, baik cara pe-
M&E, Vol.14, No. 2, Juni 2016
narikannya maupun pemanfaatannya (www. hukumonline.com/baca/….). Beberapa pihak bersilang pendapat asal sumber dana migas apakah dari pendapatan negara, kontraktor atau bahkan diambilkan dari subsidi mi nyak. Negara-negara yang menerapkan kebijakan petroleum fund, mengumpulkannya dari sumber yang berbeda. Timor-Leste me ngumpulkan dana migas dari semua keuntung an produksi migasnya dan menyimpannya di luar negeri (www.mof.gov.tl/budget-spending/ petroleum-fund/). Kementerian Keuangan dan Bank Sentral Timor-Leste mengatur cara pemasukan dana migas dan penggunaannya. Sementara itu, Norwegia memulai kebijakan dana migas pada 1990 yang berasal dari pajak minyak yang tinggi (78% dari keuntung an per u sahaan). Dana ini dikelola dengan menginvestasikannya ke berbagai proyek besar dunia yang menguntungkan sehingga nilai nya berkembang pesat. Pada Januari 2014, dana migas Norwegia sudah melampui angka 905 milyar dolar Amerika Serikat (credbc.ca/ norways-oil-gas-policy/). Pemerintah Norwegia memanfaatkan dana migas bukan hanya untuk industri ini, tetapi juga untuk kepenting an masyarakat seperti membayar pensiun, sekolah gratis dan lain sebagainya. Mempertimbangkan kondisi Indonesia dan agar tidak ada yang dikurangi pendapatannya (baik pemerintah maupun kontraktor), dapat diusulkan sumber dana migas diambil dari pendapatan minyak yang belum dibagi (di-split). Disisi hilir, dana migas juga dapat dikumpulkan dari pe ngurangan subsidi bahan bakar minyak yang jumlahnya cukup besar setiap tahunnya. Tulisan ini tidak membahas secara detail sumber mana yang paling cocok untuk pengumpulan dana migas serta berapa besar annya yang ideal karena keterbatasan pengetahuan penulis di bidang keuangan dan kebijakan fiskal. Tulisan ini lebih condong pada pemanfaatan dana migas untuk menunjang kelangsungan industri migas nasional. Saat penulis membuat artikel ini, pemerintah tengah menggodok dari mana Dana Keta hanan Energi (DKE) akan didapatkan. Namun akan tetap dilaksanakan mengingat keputus an ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah
35
Topik Utama (PP) 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasio nal, yang merupakan amanat Undang-undang (UU) 30/2007 tentang energi beserta aturan pelaksanaannya. Sesuai PP tersebut, Kemen terian Keuangan akan menyimpan dana ini, sedangkan Kementerian ESDM adalah otoritas penggunanya. Prioritas penggunaan dana migas antara lain untuk pengembangan energi baru terbarukan yang jumlahnya melimpah tapi belum dimanfaatkan maksimal, kegiatan eksplo rasi migas, pengembangan sumber daya manusia, kelitbangan, dan infrastruktur pendukung. Dengan tersedianya dana migas ini, maka riset penemuan sumber daya dan cadangan migas diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan. Di sisi lain, perlu ada kemitraan dengan para pelaku eksplorasi migas, khususnya lembaga litbang agar kegiatan terintegrasi dan terarah. Belakangan ini, tiga unit eselon satu di KESDM: Balitbang ESDM, Badan Geologi, dan Ditjen Migas membentuk tim untuk menyiap kan wilayah kerja baru yang layak ditawarkan. Tim telah menyiapkan roadmap dengan target kegiatan yang jelas setiap tahunnya, sehingga kegiatan bersama ini menjadi terukur. 4. MANFAAT DANA MIGAS Salah satu kendala teknis yang kerap muncul dalam kegiatan eksplorasi migas adalah keterbatasan data geosains (geologi dan geofisika), khususnya data seismik dan sumur. Jikapun ada, data tersebut milik perusahaan swasta, sehingga harus membeli untuk mendapatkannya. Selain itu, data yang tersedia di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) KESDM tidak sedikit yang kualitasnya tidak memadai karena merupakan reproduksi dari data lama yang berupa hard copy. Daerah frontier di Kawasan Timur Indonesia memiliki keterbatasan data geosains. Belum banyak survei seismik dilakukan di kawasan ini, apalagi pemboran. Kendala ini yang menyebabkan hasil riset dirasa tidak maksimal, sehingga kurang meyakinkan untuk disajikan pada investor. Menyadari hal ini, KESDM melalui Badan Geologi melaksanakan survei seismik dengan biaya besar. Masih diperlukan anggaran yang lebih besar
36
lagi agar dapat menjangkau area yang lebih luas, termasuk untuk area di daratan dengan tingkat kesulitan sangat tinggi. Untuk membuktikan hasil studi geologi dan geofisika adalah dengan pemboran. Sayangnya kegiatan ini memerlukan anggaran yang sangat besar, khususnya di KTI sehingga sulit terwujud. Padahal pemboran ini sangat pen ting, selain untuk membuktikan keberadaan migas, kegiatan ini juga memberi informasi kondisi geologi bawah permukaan. Terkait pengembangan migas non konvensional (MNK) khususnya shale hydrocarbon, Komite Eksplorasi Nasional (KEN) menargetkan ada nya pemboran untuk mendapatkan batuan ini (core) lapisan serpih yang prospek sekaligus juga melakukan fracking untuk membuktikan keberadaan migasnya (KEN, 2015). Selama ini pengembangan MNK di dalam negeri selalu mengacu pada teori dan model yang berasal dari luar negeri berdasarkan data core setempat, sehingga tidak sepenuhnya dapat diterapkan disini. Jika program ini berjalan di tahun 2017, maka diharapkan Indonesia memiliki model sendiri dalam mengembangkan MNK di tanah air. Dibandingkan pemboran konvensio nal, pemboran MNK jauh lebih mahal biayanya. Lembaga litbang selalu terkendala dengan bia ya jika ingin melakukan kegiatan ini. Dengan adanya dana migas, maka diharapkan dapat meminimalisasi kendala biaya sebagaimana disebutkan di atas. 5. KESIMPULAN Keberadaan petroleum fund (dana migas) sa ngat diharapkan dapat segera terealisasi dalam waktu dekat, khususnya oleh lembaga litbang yang melaksanakan riset dalam rangka penemuan sumber daya dan cadangan migas baru. Dana migas diharapkan dapat membiayai riset ini secara memadai dan berkesinambung an sehingga pada akhirnya menghasilkan temuan berupa sumber daya dan cadangan yang besar. Salah satu kendala eksplorasi migas yang selalu dihadapi adalah keterbatasan data geologi dan geofisika, sehingga evaluasi potensi migas area target belum maksimal.
M&E, Vol.14, No. 2, Juni 2016
Topik Utama Survei geologi dan geofisika dalam rangka kelangkaan data sangat tergantung pada ketersediaan anggaran. Oleh karena itu, dana yang akan dialokasikan untuk eksplorasi migas melalui Dana Ketahanan Energi (DKE) harus digunakan secara efektif dan efisien. Eksplorasi sebaiknya mengusung konsep kemitraan yaitu dengan melibatkan semua pemangku kepentingan hulu migas sehingga terarah dan terintegrasi. Di sisi lain, diperlukan roadmap dengan sasaran yang jelas setiap tahunnya, sehingga kegiatan bersama ini menjadi terukur. Dengan dana yang cukup dan program riset yang jelas, diharapkan akan ditemukan cadangan migas baru dengan volu me yang besar. DAFTAR PUSTAKA Conversation for Responsible Economic Development, 2015, Should Canada Adopt the Same Energy Model that Made Norwegian Citizens Theoretical millionaires? Credbc.ca/Norway-oil-gas-policy/, diakses tanggal 14 April 2016. Deal Street Asia, 2015, Indonesia to Create Petroleum Fund for Financing Pertamina’s Upstream, Downstream Pro jects, www. dealstreetasia.com/stories/indones iato-create-petroleum-fund-for-financingpertaminas-upstream-downstreamprojects, 28 Juli 2015, diakses tanggal 6 April 2016. Hukumonline.com, 2012, Klausul Petroleum Fund ada di RUU Migas, www.hukumon line.com/baca/lt150007d4d93810/klausulpetroleum-fund-ada-di-ruu-migas, 26 Juli 2012, diakses tanggal 9 April 2016 Indonesian Petroleum Association, 2011, IPA News, Petroleum Fund Considered to Potential Increase State Financial Risk, www. ipa.or.id/news/detil/202, 17 Oktober 2011, diakses tangal 5 April 2016.
M&E, Vol.14, No. 2, Juni 2016
Kata Data News and Research, 2016, Peneri maan Migas Merosot Tajam, www.kata data.co.id/infografik/2016/04/24/peneri maan-migas-merosot-tajam, 24 Februari 2016, diakses tanggal 9 April 2016. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mine ral, Penerimaan Negara Dari Sektor Migas dan Produksi Gas Naik Terus, www,esdm. go.id/berita/40-migas/6095-peneri maan-negara-dari-sektor-migas-dan-pro duksi-gas-naik-terus.html, diakses tanggal 9 April 2016. Kementerian Energi dan Sumbe Daya Mine ral, 2015, Tentang Dana Ketahan an Energi, www.esdm.go.id/berita/migas/40migas/8041-tentang-dana-ketahananenergi.html, 25 Desember 2015, diakses tanggal 14 April 2015. Komite Eksplorasi Nasional, 2015, Rekomendasi Kegiatan Riset. Migasreview.com, 2015, Petroleum Fund Dukung Kemandirian dan Keta han an Energi, www.reviewmigas.com/post/ 142543 4965/petroleum-fund-dukungkemandirian-dan-ketahanan-energi-nasio nal.html, 24 Maret 2015, diakses tanggal 5 April 2016. Susantoro, T., Suliantoro, Rasyanto, T. B., Junaedi, T. 2011, Laporan Revitalisasi Perhitungan Sumber Daya, Lemigas Internal Report, Unpublished. Timor-Leste Petroleum Fund Annual Report, Ministry of Finance 2014, www.mof.gov.tl/ wp-content/uploads/2015/11/Petroleum_ Fund_Annual_Report_2014-Eng-Ver-1. pdf, Juli 2015, diakses tanggal 15 April 2016. Timor-Leste Ministry of Finance, Petroleum Fund of Timor-Leste, www.mof.gov.tl/bud get-spending/petroleum-fund/, diakses 6 April 2016. .
37