\
,..*
, KementerianPPN/ UniversitasSriwiiaya Bappenas
PETIIGIIAIAI II1AI IA]IBAH DAERAH PNCU XOI
OU
]IAIERA SETATAT
Disusun Oleh : Tim Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
s Us
t
?t
\t'
e
(
t^
I
I
PENINGKA TAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
? , l(efig.nteidn PPIU
Blppe*ar
UniYersitas Sriwiiaya
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAII PROVINSI ST]MAIERA SELAf, AN
Disuswr Oleh: Tim Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
DAERAH PENINGKATAN NILAI TAMBAH Judul:
f"iirrgt
P ROVINSI SU MATERA
SELATAN
Nilai Tambah Daerah
"t"" Provinsi Sumatera Selatan
Taufiq Marwa' M'Si Fakultas Ekonomi' Prof' Dr' Penanggung Jawab: Dekan
Disusun Oleh: M.Sc. (H ilirisasi Industri) Prof. Dr. Bemadete Robian i, (Potensi. & Imam Asngari, SE., M.Si. Tambah Prof. Dr. Tau fiq Marwa, M' Si. Nilai ijakan Untuk Meningkatkan Masalah dan Alternatif Keb Pertanian di S umatera Selatan) M.Si. (Peningkatan Ph'D . & M. Subardin' S.E., Prof. SYamsurijal A. Kadir. dan Energi) Sum berdaYa Pertambangan Nilai Tam bah baerah Bidang: M .Si. & Dr. Sari Ph D' , Dr. Yunisvita' S.E., M'S., Tarmizi, Nurlina Prof. S umatera Selatan Masa
M'Ec' (Profil SDM Lestzri Zainal Ridho, S.E., DePan) Kini dan Kemanfaatan Masa
i. (Optimal isasi Prof. Dr. Didik SusetYo, M'S Daerah) Peningkatan Nilai Tambah
Bagi Fungsi Keuangan Daerah
Diterbitkan Oleh:
Universitas SriwijaYa Press
Tahun 2016
Alamat:
Sriwijaya iilort o"ort"t Ekonomi Universitas 32 Km' ii nlr" i"a*,r"va-Prabumulihro''(0; iti sgoso+t E-rnuil: dekan@[e unsri ac'id Telp. i07l
I)
5E0964. sgo6aot
ISBN No. :979-587 -642-2
wlffillffill$MlI[ ll
SriwiiaYa Fakultas Ek onomi Universitas Sumbangan Pemikiran
PROV INSI SUMATERA SELATAN PENINGKATAN NILAI TAM BAH DAERAH
KATAPENGANIAR DEKAI\ FAKULTAS EKONOMI UNSRI
I
Allah SWT yang telah memberikan Puj i syukur kita panj atkan ke hadirat buku yang berjudul r.".amprnn kepada tim penulis' sehingga
** 1"il*"" '*-ngil""t
Nf lai Ttunbah
dapat iaerah Piovinsi Sumatera Selatan" ini
terselesaikan dengan baik'
dari hasil serial FGD yang Materi yang termuat dalam buku ini bersumber sama dengan Ekonomi Universitas Sriwijaya bekerja aifJ.** Jf*, tema Peningkatan N ilai il'"ip.*t p^J" "urir tahun 2014 yang mengambilbagian yatnr: ( I ) Hilirisqsi: i#u.r, o**n. rsi dari buku ini te$agi menjadi 5 manfaat dari hilirisasi p"i" i"gi* i"i aibahas konsep dasar]arti penting dan Sumsel' Hitirisasi.merupakan upaya secara umum dan khususnya bagi
f*rf*
h ,l
'l a
,i
berdampak
kep*
fT9!31:
meningkatkan supplv c hainvngi
ilg*",["
;;;; t;; ."ilJ*Ai* 'rn* "jir"t
G;;,ffi ;;G;t
d
;*ara<ar,
darrpada
pertanian dalam diarnbil untuk meningkatkan peran.sector Sumsel' (3) Peningkatan Nilai meningka&an kesejahteraan maslarakat Pertambangan.dan.Energi ; pada Tambah Daerah Bidang Sumberilaya kebijakan sektor u"g'i* iJ aiu"t poteisi, p"'-atalahan dan altematif ". en"tgi ti St""ut"* Selatan' ('l) ProJil Sumberdava aun Depan; 'Monurio ir^otua Selatan Masa Kini dan Kemanfaqtan Masa nilai tambah sumber daya manusia' karakteristik
ffi".C*g*
,"a, i"gr- i*
aibahas
penyerapan pasar
kerja' hubuncan anlaT tingkat fiy".i*t A p*ar tenaga di Sumatera ilig"i".:" a"rg* p"ndapatu' dan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan dan s.frl s"ir*^ i ioie2002-20l3,pernrmuutranpoputas,i Fungsi Keuangan Daerah
etonomi di Sumatera selatan, (5) i)ptimctlisasi
'a
sitas SriwijaYa ngan Pemikiran Fakultas Ekonomi t''niver
t
MATERA SELATAN DAERAH PROVINSI 5U PENINGKATAN NILAI TAMBAH
data Daeralr; Pada bagian ini disajikan bagi P e ningl
o* t
*ry,##'#hilHffi ff i':Htrl a'JJrii
uffiffi#.:#fffi1':l;'xffi rrcningkar pot"ntiuf V*g
.*A*tg
dan g peran sertaingin ad'o ttt"tpu^ ini kami
ri
buku Pelaksanaan FGD dan penerbitan pihatt, bantuan dari berbagai 'iltif,-i*
sektor-sektor
","u"r'm
ddak
lerleeas
telatt
t*n"?til*"t*t"nt"pd""o**"yangkepada menelrcapkanterimakasih i"r"J*in juga kalli sampaikan yang *erifasititasi kegiut", rco.E t"Uttupu p"tttLpunan profesi S"i"^ t"*t"* Provinsi Pemerintah kegiatan ada di Sumsel dan FGD.
*-* ntd;;t,"tutt u".p".* ..ttu dalam
**.r'
*"T1ln#ffilmsffils;t'ffiffi
Pembahasan dan sernPrrna rmtrik itr sararFsaran
s{tgatdiltrapkflL bagi kita lagi rderhana ini dapat b€rguna kecil karya rmoga Akhimya
bersarn4Aamm
Salam
Hormal
Unsri Dekan Fakultas Ekonomi
iumbangan Pemikiran Fakultas
Ek onomi Universitas SriwijaYa
I
PENINCKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SI'MATERA SELATAIT
'a
DAFTAR ISI hal iii
n ).
n n
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
vii
ix
n
(
BAB
l.l.
I
HILIRISASI INDUSTzu DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
Latar Belakang
1.2. 1.3.
Manfaat Hilirisasi Pentingnya Sektor Pertanian Bagi Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan 1.4. Strategi Hilirisasi Di Provinsi Sumatera Selatan 1.5. Kesimpulan dan Rekomendasi Daftar Pustaka
BAB
2.1 2.2 2.3.
II
POTENSI, MASALAH DAN ALTERNAIIF KEBIJAKAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
Pendahuluan Potensi Dan Masalah Sektor Pertanian 2.2.1 Potensi Pertanian di Sumatera Selatan 2.2.2. Permasalahan Sektor Pertanian Sumsel Altematif Kebijakan Pembangunan Pertanian 2.3.1 Mengembangkan pertanian menjadi sektor 2.3.2. Meningkatkan nilai tambah hasil perkebunan 2.3.3. Penguatan kelembagaan petani
(KUD
2 2 3 3
7 8
9
ll l2 l5 l5 25
32 32 32
dan
kelompok tani) 2.3.4. Mernberikan subsidi pupuk, bantuan permodalan 2.3.5. Memberikan bantuan modal kepada para nelayan 2.3.6. Revitalisasi peran sarjana dalam program pendampingan petani
32
l3 JJ 34
2.3.7. Meningkatkan keanekaragaman pangan dalam rangka
kemandirian
2.4.
Kesimpulan dan Rekomendasi 2.4.1 Sektor pertanian dapat dikembangkan menjadi sektor yang berkelanjutan 2.4.2 Peningkatan keterkaitan sektor industri dengan sektor pertanian
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
34 34 34 35
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINsI SUMATERA SELATAN
2.4.3 Pengtatan kelembagaan petani seperti KUD dan kelompok tani 2.4.5 Subsidi pupuk dan bantuan permodalan atau kedit petani 2.4.6 Pembangunan sektor pertanian harus terus 2.4.7 Kemandirian pangan dan kedaulatan pangan Daftar Pustaka
35 35 35 35 36
BAB III PENINGK-AJTAN NILAI TAMBAH DAERAH BIDANG: SUMBERDAYA PERTAMBANGAN DAN ENERGI
3.1. Pendahuluan 3.2. Potensi 3-3. Permasalahan Sektor 3.4. PengelolaanOptimal 3.5. AltematifKebijakan 3.6. Penutup
38
Pertambangan dan Energi
40 44
Daftar Pustaka
52 55 58 59
BAB IV PROFIL SDM SUMATERA SELATAN MASA KINI DAN KEI\4,{NFAU{TAN MASA DEPAN
6l
4.1. 4.2. 4.3.
Pendahuluan Dasar Pemikiran Analisis dan Pembahasan 4.3.1 Nilai Tambah Sumber Daya Manusia 4.3.2 Penyerapan Pasar Tenaga Kerj4 Pendapatan 4.3.3 Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja 4.4. Ekspektasi Penduduk yang akan Datang 4.5. Kesimpulan Daftar Pustaka
BAB
5.1.
5.2. 5.3.
V
OPTIMALISASI FUNGSI KEUANGAN DAERAH BAGI PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH
Pendahuluan 5.1.1. Latar belakang 5.1.2 Kerangka Pikir 5.1.3 Potret dan Analisis Data Beberapa Alternatif Kebijakan
Rekomendasi Daftar Pustaka
62 69 72 72 74 76 84 86 87
89 90
m 94 96 107
lll
n2
sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas sriwijaya
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
DAFTAR TABEL
TABEL I.I TABEL I.2
Struktur PDRB Sumsel untuk 5 Sektor Dominan Ekspor Nonmigas Provinsi Sumatera Selatan menurut Komoditi Andalan
TABEL 2.I TABEL2.2 TABEL 2.3
TABEL2.4 TABEL 2.5 TABEL2.6 TABEL 2.7 TABEL 2.8
TABEL 2.9
Struktur PDRB Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 l,aju Perhrmbuhan Sektor dan Subsektor Pertanian Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2010-2013 Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian dalam PDRB Provinsi Sumatera Selatan, ADHK Tahun
20a9-2013 Peranan Sektor Ekonomi Sumatera Selatan dalam Menyerap Tenaga Kerj4 Tahun 2013 Luas Panen Thnaman Padi di Sumatera Selatan Produksi Tlmaman Padi di Sumatera Selatan Thhun
halaman 4 6
l3
l4
16 17
l8
l9
2009-2013 Tingkat Produktivitas Padi Saah dan Padi Ladang di Sumatera Selatan, Tahun 2009-2014 Ketahanan Pangan Sumatera Selatan Berdasarkan Surplus Produksi dan Konsumsi Beras, Tahun
20
2007-2013
20
Produksi Ikan Sumatera Selatan, Menurut Jenis Perikanan Tahun 2009-20 I 3
TABEL 2,I O Nilai Ekspor Komodtas Utama Hasil Pertanian Sumatera Selatan Tahun 2008-2012 TABEL 2.1I Rumah Tangga Usaha Pertanian, Tahun 2003 dan 2013
22 26 28
TABEL 2.I2 Inflasi Sumatera Selatan Menurut Kelompok
3.4 3.5 3.6
Pengefuaran Thhu n 2O12'2013 Sumberdaya Energi Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan Cadangan Minyak Bumi di Sumatera Selatan Cadangan Gas Bumi di Sumatera Selatan Cadangan Batubara Sumatera Selatan Potensi Biomassa Sumatera Selatan Indikasi Potensi Panas Bumi Sumatera Selatan
3.7
Kebutuhan Gas Bumi Tahun 2005-2025 Sumsel
TABEL 3.I TABEL 3.2 TABEL 3.3
TABEL TABEL TABEL TABEL
(MMSCF)
ya
Jumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
29 39 40
4l 42 43 43
46
v
PENINGKATAN NILA I TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
TABEL
3.8
TABEL4.I TABEL TABEL
4.2 4.3
TABEL
4.4
TABEL
4-5
TABEL
4.6
5l
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Selatan 19712010 Jumlah Persentase Angkaan Kerja Sumatera Selatan 201U2013 Persentase Penduduk Sumatera Selatan Menurut Kelompok Umur Dan Angka Beban Ke*ergantungan Tahun 1980-2012 ASFR Sumatera Selatan Menurut Kelompok Umur Tahun I 997, 2002 -2003, 2OO7 dan20l2 Jumlah dan Persentase Penduduk Sumatera Selatan
Tahun 2010 Berdasarkan Pendidikan yang Ditama&an dan LaPangan Pekerjaan
TABEL
4.8
TABEL
4.9
TABEL 4.1 0 TABEL 4.1 I
6
Junrlah Sekolah, Guru, Siswa Rasio Siswa-Sekolah dan Rasio Siswa-Guru menurut Jenjang Pendidikan Biaya Prognm Sekolah Gratis per Siswa per Tahun APBD Provinsi dan APBD Kota 2012 Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf (AMH) Provinsi Sumatera Selatan 2007-2010 IPM Sumatera Selatan Tahun 2007-201 I Angka Lulusan' Mengulang dan Putus Sekolah di
Sumsel20l l/2012 Angka Putus Sekolah dan Kemiskinan Tirhun 201 4.12 TABEL
Perkembangan UMR dan Sumatera Selatan
68 68
73 73
74
KIM/I(HM di Provinsi
TABEL 4.17 Pertumbuhan Penduduk, Ekonomi dan Tingkat Pengangguran di Sumatera Selatan TABEL 4.18 Perhitungan Koefisien Okun TABEL 4.19 Provinsi ASFR Sumatera Selatan Tahun 1997, 2002-2003,2007 dan 2012 dan Perkiraan TFR Tahun 2020 Menurut KelomPok Umur r
67
75
Sumatera Selatan
TABEL4.16
67
1',' I
TABEL 4.13 Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan 2012-2014 di Sumatera Selatan TABEL 4.14 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tahun 2006-2010 di Sumatera Selatan TABEL 4.15 Pertumbuhan Penduduk, Angkaan Kerja Penduduk yang Bekerja, dan Pertumbuhan Ekonomi di
v
u a
Jumlah dan Persentase Sumatera S€lafian Tahun 2010
LaPangan Pekerjaan
4.7
63
65
Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan dan
TABEL
63
76 19
8l
83
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
.AN
INGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
TABEL 4.20 Penduduk Sumatera Selatan Menumt Jenis Kelamin Tahun 201 0, 201 5 ,2020, dan2025 TABEL 4.2I Penduduk Usia Kerja Sumatera Selatan Menurut Jenis Kelamin Tah
un2}ll,2015,2020, dan2025
TABEL4.2Z Angkatan Kerja dan Penduduk yang Bekerja di Sumatera Selatan Tahun2015,2020, dm 2025 TABEL 4.23 Jumlah Pekerja Menurut Sektir Pertanian, Industri
84
M 85
dan Jasa Sumatera Selatan Tahun 2015, 2020, dan
2025 TABEL 4.24 Jumlah Pekerja Menurut Sektor Primer, Skeundet dan Tertier Sumatera Selatan Tahun 2015'2020,
dan2025
TABEL 5.I
Perkembangan Rasio PAD/BEDA dan PAD/PDRB Kabupaten/ Kota di Sumatera Selatan Tahun 200 1 , 2OO7 , dan2013
TABEL 5.2
Perkembangan Rasio DAPUBEDA dan DAPRPDRB Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 2001,
2007, dm.20l3
ijaya
TABEL 5.3
Model Fixed-effects, using 195 Observations, Included 3 Cross-sectional units, Time-Series lenglhd5, DePendent Variable:PDRB
TABEL 5.4
Model Fixed-effects, Using 195 Observations, Included 3 Cross-Sectional nits Time-series Length:65, Depemdent Variable: BEDA
bangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
85
86
9l
92
105
t06
tx
KATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
DAtr'TAR GAMBAR halaman
t.l
Struktur Ekspor Provinsu Sumatera Selatan, Januari-Juli 201 5 dan 2016
AR 4.I ModelNilaiTiambah 4.2 Nilai Tambah SDM Melalui Proses Pendidikan 4.3 Nilai Tambah SDM, PendaPatan dan Pertumbuhan Ekonomi 5.1 Komposisi Pendapatan Asli Daerah Menunrt Kabupaten/Kota AR 5.2 Komposisi Dana Perimbangan Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun
5.3
2001 dan 2013 Rasio Pendapatan Asli Daerah dengn Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 2001,2007, dan 2013
5.4
5
@ 70 71
c7
I lm
Rasio Dana Perimbangan dengan Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 2001,2007, dan 2013
5.5 Rasio Pendapatan Asli Daerah dengan Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 200 I , 2007dan 20 I 3
GAMBAR 5.6
Rasio Pendapatan Asli Daerah dengan
GAMBAR 5.7
Rasio Dana Perimbangan dengan Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan
Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 2001,2007 dan2013
Tahun 2001, 2007, dan 2013
lm l0l
101
tuz
GAMBAR 5.8 Rasio Dana Perimbangan dengan Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan'Iahrm 2001,2007dan 2013
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
103
XI
tN
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SU}IATERA SELATAN
POTENSI, MASATAH DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN Oleh: Ioufio Morwo, M,SI. lmom Asngori, Itl.Si
ProL Dr.
, ,
ya
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
11
PENINGKATA
N NILAI TAMBAH DAERAH
BAB
PROVINSI SUMATERA SELATAN
II
PENII{GKAT
-_-_.---<
'":Xffil
POTENSI, MASALAH DA}I ALTERNATIF KEBIJAKAI\ T]NTUK
MEI\TINGKATKAI\ NILAI TAMBAII PERTAI\IIAI\ DISUMATERASELATAI\I
ffi:ffiH
Prof. Dr. Taufiq Marwa M.Si
$,I;fl.fl
ImamAsngari, M.Si 2.1
Pendahuluan
Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas wilayah mencapai jiwa 91.7 45,44krf .Pada tahun 20l3jumlah penduduk sebanyak 7'828'700 atau 3,14 persen dari penduduk Indonesia yang mencaPai 248'81 8' 100jiwa' Penduduk Sumatera Selatan tumbuh I ,65 persen dibandingkan tahun 20 1 2
yang mencapai 7.701.528 jiwa (BPS, 2014). Sumatera Selatan memiliki potensi yang baik rmtuk pengembangan sektor pertanian karena topografinya berupa lahan basah dan lahan kering' Lahan basah merupakan area persawahan, dan rawa yang cocok untuk pertanian pangaq dan perikanan, sedangkan lahan kering untuk perkeburarl perladangan,pekaranga4 pemukiman atauperumahar! pasar dan infrastruktur publik lainya. Luas sawah di Sumatera Selatan mencapai 800'615 Ha dan iahan perkebunan dan perladangan mencapai 3 '3 80-494 Ha' Lahan sawah beririgasi hanya seluas 1 1 5.929 ha atau sekitar 14,5 persen yang bisa panen 2
kaliietahun. Sawah non irigasi seluas 602.844 hektar terdiri dari sawah
tadah hujan seluas 108.710 ha, sawah lebak dan pasang surut seluas 575 976 ha atau 71,94 persen. Pada tahun 2013 lebih dari separuh penduduk Sumatera Selatan jiwa memiliki mata pencaharian sebagai petani, yakni sebanyak l '894'756 atau 54,69 persen. Jurnlah petani ini sedikit menurunjika dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 56,4 persen. Kondisi tersebut menyiratkan pula bahwa potensi ekonomi pertanian Sumatera Selatan tidak dapat dikesampingkan, sehingga aktivitas dankinerjanya polu ditingkatkan agar mampu meningkatkan pendapatan dan kesej ahteraan masyarakat.
Tingkat kesejahteraan rakyat tercermin dari peningkatan pendapatan perkapita riil setiap tahun. Pada tahun 2008 pendapatan perkapita riil masyarakat Sumatera Selatan sebesar Rp8,064 juta meningkat menjadi sebesar
npe,:f 12
t juta paaa ahun 2012. Artinyatingkat kernakmuran nyata masyarakat
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwiraya
Pemrmbuhd
r#:ffi{ masihl ekporlnda{ 2008
ol€rl rahun 2013
{
,"nyu*Ur{ perdaganf{ sektor sehroi
setitarzA/ Tabel2.l
tffirl
r*,,3il
=- ,=g'rk d os. eancud
s.ad
s- eeroaoaJ z. eanEataA a. Ker.ransd 9. J.s.-la!
S.I
"d i Sumber: P
Sumbangan
SELATAN
IUNTUK ,N
mencapai 8.700jiwa i.100jiwa. fiun 2012
PENI GKATAN NILAI TA'IIBAH DAENAH PROV]NSI SUTIATERA SEIATAN
meningkat rata-rata sebesar 3,71 persen pada knnm waktu tahun 2008201 2.Meningkatryakemakmuran masyamk* Swndera Selatan tercerminjuga dari laju pertumbuhan konsumsi masyarakat rata-rata meningkat 6,6 persen pada periode yang sama. Konsumsi masyarakat menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi yang berkontribusirdz-ruta 64 persen terhadap Produk Domestik Regional Bnrto (PDRB) Stunatera Selatan pada tahu 20W-2013 . Nilai PDRB Sumatera Selatan (ADHK) dengan migas tahun 2010 mencapai Rp63,869 Trilyun meningkat menjadi Rp76,4 Trilyun pada lahun 2013. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan dalam kurun waktu tersebut ratarata sebesar 6p persen Tngkat pertwnbuhan ekonomi Sumatem Selatan tahrur 201 3 mencapai 6 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi lndonesia sebesar 5,8 persen.Pemulihan akibat krisis ekonomi dunia tahun 2008 masih terasa dampaknya terhadap melemahnya permintaan produk
embangan
ekspor Indonesia termasuk asal Sumatera Selatan. Oleh karena itq peran sel(or ekonomi terbesar di Sumatera Selatan tahun 201 3 adalah sektor primer yaitu pertanian dan pertambangan yang
an kering.
menyumbang PDRB sekitar 37 persen, disusun sektor tersier yaitu
:ok untuk
perdagangarl penganghrtan, keuangan, danjasa menyumbang
rrkebunan,
sektor sekunder yaitu indusuy, sekitar 28 persen PDRB.
frastuktur
listik
3
5
persal dan
gas, air bersih dan bangunan merryurnbang
15 Ha dan ran sawah risa panen
Tabel 2.1 Struktur PDRB Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 l-apan€lan usaha
lari sawah
s575.976 ra Selatan
l-756
jiwa
*an tahun ula bahwa
npingkan, fnCkatkan endapatan
rapita
riil
rdi sebesar
usyarakat
Ls
I
Sriwijaya
(1) 1. Pcttlrdan 2. I'ritambangln dan f,enggellan
ls.br
!'rltnar
3. trdusEl P€ngolalrrn .1. LtstrllL G6 d..! Atr Bcfrlt! 5. Bangunan
EEE@ (2) (3) ,.3'2 2O,9
36ra
2o.2 O,3
4,5 29,2 SGLb.Sct.undar ,4,2 6. P€rdaglarrgan, }lotel dan Restqra.! 7. Penganglq.ft.n dan KorrlrrttlkGl +1 8. KeuangEn, *rrra dan Jca PertJsahaan 3.9 11,5 9. J€sa-JErsa 11.7 !s-|
'tt49.3 i.I9..
16,4 20,?
3r,5
19,9 o,5 4,3
218,6
,.4,l
5,1 3,9 1().4
33.9
(4)
t7.6 125
,,,L
19,6
o,s a.2
2,p
L4,2 5,1 3,8
1r,s
*.c
1oo,o 1(,.,,0 too,o 2?.t ,?.a ,4.7
Sumber: Perkembqng,on lndikator Ekonomi Mqkto Sumatera Selatqn, BPS' 2014
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwiraya
't3
SUMATERA 5 ELA PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAE RAH PROVINSI
oleh Iajuperurnbuhan ekonomi tersebutjug didorong modem, uga sektor ekonomi utama Yang mencirikan perekonomian
9,49 Perseq sektor sektor bangunan turnbuh mengesankan sebesar 8,45 Persen, serta se p ersewaan dan jasa Perusahaan tum buh persen. Perhrmbuhan pengangkutan dan komunikasi tumbuh 8 ,45 j asa yang juga diiringi dengan semakin meningkatnya sektor asa-j primer khususnya progresif sebesar 7, 1 2 Penen' Sedangkan sektor sedangkan pertambangan masih mamPu tumbuh disekitar 4,8 i persen, terbesar hanYa penggalian sebagai sektor Yang menyumbang PDRB perekonomian Sumatera 1,45 persen. Hal ini mencerminkan bahwa di sektor modem, dan akan makin malu dengan Perkembangan Pesat sebagai penyanggabagi kuat di sektor Primer khususnya Pertanian indutri pengolalnn dengan basis agmindustri.
Subsektor Pertanian Tabel 2.2. Laju Pertumbuhan Sektor dan ProJinsi Sumatera Selatan, Tahun 2010-2013 Subscktor Pcrt
li.D 20ll
2012
2013 4.1
2.48
a. Tanaman Bahan Makanan
5.n
b. Tanaman
6.08
5.
6.46
6.96
7.05
7.29
5
-20.4
-1.22
0.15
-1.83
7.41
'1.62
6.25
Sumber: PDRB Sumqtera Seldtqn' BPS' 2013
Selatan rataLaju pe rtumbuhan seklor pertanian Sumatera pertumbutnn pertaman berkisar 4-5 Persenlebih tinggi dibandingkan persen. Pertumbuhan sektor nasional yang tumbuhpada kisamn 34 tanaman Pangan, Perkeb ini ditopang oleh pertumbuhan subsektor
subsektor tanaman petemakan Perikanaq dan Sedangkan pertumbuhan berfluktuasi di kisaran angka 2-4 persen. 2013 minus 20J1 persen. kehutanan terus menurun talam hinggatahun sektor pertanian subsektor yang tumbuh di atas rata-rata perikanan. Se lain itu, kontrib tanaman Perkebunan, Petemakan dan perarian Yang lain menernpau subsector perkebunan diantara subsektor (Tabel2.3)tertinggi dalam menlum bang PDRB
14
i Universitas Sriwii sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonom
PENINGKATAN NITAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAX
2.2 Potensi Dan Masalah Seklor Pertanian 2.2.1 Potensi Pertanian di Sumatera Selatan Potensi Sumber daya alam dalam bidang pertanian di Sumatera Selatan terbilang cukup besar, hal ini ditandai dengan beberapa daerah kabupaten dan kota di Sumatera Selatan yang merupakan produsen hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan holtikultura. Tanaman pangan yang utama adalah pertanian padi, sayur-sayuran dan buah-buahan terutama pisang dan duku, serta beberapa tanaman perkebunan seperti kopi, karet, kelapa sawit, dan teh. Kabupaten sentra produksi beras adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur), Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin terletak di dataran rendah sekitar 40-80 meter diatas
permukaan laut (dpl). Sedangkan Kabupaten Musi Rawas, OKU, OKU Selatan, Muara Enim, Kota Prabumulih, dan Kota PagarAlam merupakan sentra perkebunan karena letak tofografi dataran tinggi yang berkisar 80-800 meter dpl. Peransektor perianian Sumatera Selatan tergolong strategis yaitu sebagai penyumbang kedua dalam pembentukan PDRB dan menampung tenaga kerj a terbesar. Namun, seiring proses transformasi ekonomi sektor pertanian terus mengalami distorsi yang ditandai dengan meningkatrya peranan sektor modem yaitu industri danjasa dalam perkonomian. Proses distorsi pertanian dapat terjadi secara alamiah dan disengaja. Secara alamiah distorsi pertanian terjadi melalui perubahan iklim dan penurunan produktivitas lahan' Selanjutny4 distorsi pertanian secara sengaja akibat mekanisme pasar dan kebijakan pembangunan kurang berpihak pada kemajuan dan kemandirian sektor pertanian.
Menurunnya produktivitas dan nilai produk sektor pertanian akan berdampak pada rendahnya nilai tambat! sehingga kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) terus mengalami penurunan dari sekitar 19,7 persen tahun 2009 menjadi sekitar 18,9 persen padatahun 2013 (Tabel 2.3). Penurunan surnbangan sellorpertaniantersebut karena pembangunan pertanian terlalu berflrmpu pada subsektor tanaman pangan. Padahal subsektor tanaman pangan terus menlrun dari 4,7 persen menjadi 4,2 persen di periode yang sama, sehingga sulit diandalkan untuk meningkatkan pendapatan rakyat dan kecil sumbangannya terhadap penerimaan devisa negara. Pengalaman demikian, mendorong pemerintah wrtuk mengembangkan subsektor perkebunan sejak awal tahun I 980-an.
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
15
PROVI NSI sUI'ATERA SELATAN PENINGKATA N NILAI TAMBAH DAERAH
dalan PDRB Tabel2.3. Perkombangan Kontrihusi Sektor Pcrtanian Provinsl Sumttera Selatan, ADIIK Tahun 2{D9-2013 l a[url SubscLtor Pcrts[irD
2{Xx)
b c.
d. Kehutanan
2010
2011
2012
2013
4.79
4.69
4.51
4.35
4.X
922
9.t 8
9.18
9.26
9.24
1.50
t.5l
l.5l
r.53
t.53
1.54
1.46
I .39
1.28
0.96
2.94
3.00
r955
,95'
2.9 rqr0
18.99
2.85
193'
2.95
Sumber: PDRB Sumqtera Selqtan, BPS'
dalam PDRB secara rataPeran seklor Pertanian Sumatera Selatan pertanian dalam atau lebih trnggr dibandingkan peran
rata dikisaran 19 persen
15 Persen' Penurunan sr.unbangan PDB lndonesia Yang berkontribusi sekitar lalu Indonesia termasuk Pro vlnsl sektor pertanian tersebu t karena dimasa tanaman Pangan (beras) dan hasil Sumatera Selatan terlalu berhrmpu pada Di sisi lain, hasil perkebunan dan hutan yang kontribusinYa terus menurun. baku(sePerti karet, koPi, CPO, perikanan dieksPor masih berbentuk bahan rurnrk meningkatkan pendapatan udang, ikan segar) sehingga sulit diandalkan peneflmuun devisa. Saat ini Perlu rakyat dan kecil sumbangannya terhadap dan pengolahan hasil-hasil pertarnan mengembangkan keaneka'agman pangan dengan sistem agribisnis dan agroindusti. subsektor Upaya itu telah menghasilkan prestasl dimana Peran PDRB. Kontribusi subsektor perke unan menemPati urutan tertinggi dalam berki sar 9 persen, atau lebih perke bunan terhadaP PDRB Sumatera Selatan perkebunan nasional terhadap PDB tinggi dibandingkan kontribusi subseklor peranan petemakan dan Perikanan yang hanya mencapai 2 persen. Sedangkan rata- rata nasional Yakni di di Sumatera Selatan relatifkonstan dan dibawah kehutanan seperti tanaman sekitar angka 1.5 Pers€n dan 3 persen. Subsektor terus menurun' Hal lnl bahan makanan sumbangannY a dalam PDRB tanaman pangan dan kehutanan disebabkan makin semPitnYa lahan untuk pangan dan hutan menjadi akibat terJ adinya konversi lahan Pe rtanian pembangunan di era perkebunan dan penggunaan lain dalam menunjang infrastruktur daerah sepe(i PerkantorarL Pemukiman, Perumahan,
otonomi
jalan, dan fasilitas publik lainya'
16
SriwiiaYa Sumbangan Pemikiran Fakultas E konomi Universitas
SI SUTIATERA SELATAT{ PENIT{GHTAN NITAI TAMBAH DA ERA H PROVI diandalkan sebagai SigqnAgibisnis Perkebunan dan Perikanan dapat tambahsektor p"rry-gC"b"d f"d*" agroindusuiuntr:kmeningkdkannilai 'p#rrifr. or,r[ u*r, inr, pertanian harus dikelola dengan keterpaduan sistem
usroi"dTfi {.rytd"t'* T:1q ffit"rtt d* "g"inaustri.femtangrman laju pengangguraa kerniskinan serta stagnasl
irat ,t ut"gi, gr*
mengurangi
di sektor pertanian.
Selatan dalam Tabel2.4 Peranan Sektor Ekonomi Sumatera MenYeraP Tenaga Kerja' Tahun 2013 lumlah Pekerja
PersEntase
1.894.756
54.69
Pertambangan dan Penggalian
52.484
1.51
lndlstri Pengolahan
169.498
4.89
6.696
0.19
132-854
3.83
Perdagangan, hotel & Restoran
536.025
75.47
Angkutan dan (omunikasi
125.797
3.63
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
79.351
2_29
467.165
13.48
3.464.620
100
Lapangan Pekerjaan Utama
Pertanian
Ustrik,
6at
dan Ait Mioum
Bangunan
Jasa KemasYarakatan
Jumlah
2014 Sumber: Sumatera Selqtqn Dalam Angka' BPS'
I t
I
i n
i
n
li ,a
rr
dalam Tabel 2' 1 Angka Tabel 2.4 bila dibandingkan dengan angka dalam pembangunan menunjuk"kan bukti dari distorsi kebijakan dalam segi peranan dalam menyerap -".u""uff.- t"senj angan sektoraldalam PDRB' Sektor pertanian sebagai d""c* toni.ib"i"yu persen utaria kegiatan ekonomi karena menampung 54.69 "."iunnou PDRB menempati urutan ketiga yakni sebesar -am-urutan berkontribusi io,Sip"o"n. S"aangkan pertambangan danpenggalianyang 1'5 persen menarnpung y-g ro"nca]ai zb3z penen PDRB hanya ke delapan' Sektor perdagangan' hotel dan restoran p"t"..i" "o.iai*"o, pekerja diurutan kedua atau 15'7 persen' menlumbang Hal ini mengindikasikan PDRB sebesar 19,9 persen atau diurutan keempat' pangan dan perkebunan belum bahwa sektor pertanian terutama subsektor oleh kebijakan pengembangan industri dan teknologi
;;;4"d"
[tl.:a'*-* *[".L il;;;;p*g
aJ**g .#"*"ya
yang berbasis agro based sYstem'
va
grmbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Univers itas SriwiiaYa
17
MATERA SELATAN DAERAH PROVINSI SU PENINGKATAN NILA I TAMBAH
bagi dicanangkan sebagai penyangga Sistem agribimis perkebunan r."
g,"^s"i,o"*oi
y*:f *ffi :ll ffi H.T#'trffirilH
ttt seklor industri. Oleh karena
**: fYiaYf:t
ekonomis
r":' o"gtitiA strategis guna mengurangi perdesaan iingsi ideal sektor pertanian di acroindwui antara lain menauxrfrg tambatu tJrutama dapat
nilai m.tpt'tu^ ltJti-';;;k;T 1.'""T"gkatkan mutu aan aaryt men{e}'atkan U"S petaru'
pena"p"-
"*"^^ i[li;ffi ffi ffi ffi *-yflfl*ffi karen menins,kadmn
daoat menghemat devisa
:1ffi;',t"ffiJng*t'
dulu*suvolglo
;ffi:;ffifffi"*H 4)'
dan Tambunan I ee0:1
I
Tanaman Pangan 2.2,1.1 Potensi Pertanian 19 meliputi mencapai 6.903.6 Lahan perranian dt p'lii"ti s"tut"* s"latan' Lahan sawah hektar atal_T 5,24p"""" o-i 3 hektar.dan lahan bukan r o?"n"upui 7 8 5.48 zo turr"r, Selatan Sumatera lahan sawah non
srlil;-s;tir r"i
sawah mencapai 4'S+Z'ZSO
iriuasi mencapai l"Uif'
a-i
hd;'
Progam ekslensifikasi
dan
htk'?p"a" ^n- *wah tadah hujan puau tuttun 201 3 luas sawah f
zz''Oi'O
turtii"zo-t'i ' ,uiruh p^ung "iuku persen dan "1uk rnlnlluii ioo'o t s-t'"ttt- atau' 8'73 'urut s"tutProvinsi Sumatetu oo,su persendari luas Provinsi o.ioil6b+ sawah."r,"upui non Iahan ","" Sumatera Selatan'
P adi di Sumatera Selatan Tabel2.5 Luas Panen Tanaman
(IIektar)
Jumlah
[,uas 575.005 582.682
67 -227
'722.677
62.143 81.015 81.253
18r'..A20
4.t74
?74.105
104.238
201
I 2012
110.903 115.929
677.77 4
2013 Luas rerata taju (7oith)
115.929
602.u4
688.710 718.173
I t0.913
589.017
699.931
2,69
t'19
107.568
572.781
746.465 769.478
679.743 690.2s0
2009 2010
La
'19.228
'7
4,86
769;125 800.035 1,75
Dslom Angka' BPS 2014 Srmber: Suuotera Selatan 800 '03 6 ha Selatan tahun 20 t 3 mencapai Lahan padi di Sumatera Lahan p"""" aJt"a" wilayah Sumatera Selatan' atau setara dengan t,Z *kitar 16'13 persen dari luas r mencapai teknis sawah irigasi "t^"
iJ's;L
18
Ekonomi Univers itas Sriwiiaya Sumbangan Pemikiran Fakultas
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SETATAN
i I
t s
T
1
persawahan dan sawah irigasi non teknis sehras 602.&14 ha atau sekitar 83,87 persen lalnn sawah. Pertumbuhan rata-rara luas lahan @i hanya I ,75 persen. Kendati demikian, lahan padi di Provinsi Sumatera Selatan yang mencapai
.676.721tonpdi. Darijurnlah produksi itu, sekitar 3.436.263 ton dari lahan sawah seluas 71 8 .773 ha dan240.460 ton berasal dari produksi lahan kering (padi lading) seluas 81.263 ha. Kabupaten dengan luas areal dan produksi padi tertinggi adalah Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering lllu Timur. 800.036 ha denganjurnlah produksi
3
a
Tabel2.6 Produksi Thnaman Padi di Sumatera Selatan Tahun2009-2013
I
Produki
Tahun
Padi Sat/vah
h
n
n n
h n
;i
3.041.034 3.230.990
2011
2012 2013
3.O77.720
Produksi rerata
3.L46.384
aai|u
3.92
3.436.263
lo/"/thl
furber:
I
2.945.9t4
2009 2010
779.322 23L.417 153.680 217.527 240.460 t7 6.419 7.61
3.125.237
3.272.451 3.384.670 3.295.247 3.676.a721 3.350.a65 4.15
Sumatera Selatan Dalam Angka, BPS 2014
Berdasarkan Tabel 2.6, laju pertumbuhan produksi padi rata-rata rncapai 4,1 5 persen per tahun, dimana padi ladang tumbuh lebih tinggi rlihandinoLqn produksi padi sawah. Namun, rata-rata produksi padi yang oleh lahan sawah sekitar 93,9 persen, dan sisanya sebanyak 5,28
dihasilkan dari ladang. Pada tahun 2009-2014,ruta'rata produksi sawah sekitar 3. 146.384 ton dan produksi padi ladang sebanyak 176.819 Demikian juga dengan tingkat produktivitas padi sawah lebih tinggi dengan padi ladang, yaitu 4,49 ton per hektar untuk padi sawah 2.3 ton per hektar untuk padi ladang.
ta
II 6 F
-angan
Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
19
PROVI NS I SUMATERA SELATAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH
Sawah dan PadiLadang di Tabel 2.7 Tingkat Produktivitas Padi (Ion/Ha) Sumatera Selatan, Tah un 2009-2014 Jumlah
-
4,!9
20ro 201r
4,34 4,41 4,47
2,67 2,92
o,25
4,3L
2012 2013
4,47 4,74
2,69
4,24 4,60
2009
4,25
2,96
Angka' BPS 2014 (diolah) Sumber: Sum(ttera Selatqn Dalam
Selatan masih di bawah Meskipun produktivitas padi Sumalera Sumatera 5 ton/tra' namun,Provinsi nroduktivitas nasional yang mencapai padi'/beras ;.'"=' Pertumbuhan produktivitas tinggi dibandingkan rata+ata sebesar 4,15 persen libih laju pe-rtumbuhan 2'85 p€nen ;;*i;adi/berat Indon"sia dengan pldift'eras sumarera Selaun adalah oer tahun. Swnber pertumbuhanlroduksi sebesar 2'4 persen dan pernrmbuhan
i.e.i;;'ffiil';;;i; il;;""i# il**
['.frrlo'*il ,-i.,nl,itu'
'u*-'uta rumbuh sebesar I '75 p"ai **Jat" nadi tadang) vang pertumbuhan produksi padi/beras ,.i.""I.i u.r*i bih*u .u-b", utama persen dan ffi;[p",ffiil'p'oa"tti"ltut a"nian s"mbansan 57'83
#-Hriffiiil
p"*r-t"n- f*t"t yang menyumbang
sebesar 42'17 persen'
Selatan Berdasarkan Surplus Tabel2.8 Ketahanan Pangan Sumatera 2007-20t3 Produksi dan Konsumsi Beras' Tahun
Kogsumsi
T*hun 2007
7
o 9
I 927
2008
7
I2I
9 2 2 187
7
2010
7
201
7
1
2012 2013
7
l3l r6
2 306 7
961,735 975 1
I
2 369
739
Surplus (Ton)
7
1,06!221 1 072
1
402
I
I t73
Angka, 2009-20 I 4, (diolqh) Sumber: Sunaterq Selatan Dalqm
n
-4rzs,979
Ekonomi Universitas SriwiiaYa Sumbangan Pemikiran Fakultas
PROVI NS I SUMATERA SELATAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH
Sawah dan Padi Ladang di Tabel 2.7 Tingkat Produktivitas Padi (Ion/Ha) Sumatera Selatan, Tah un 2009-2014
2009
20ro 201 I
2012 2013
4,34 4,41
2,67 2,92
4,47 4,47 4,74
o,25
4,r9 4,25 4,3L 4,24 4,60
2,69
2,96
2.36 Angka' BPS 2014 (diolah) Sumber: Sum(ttera Selatqn Dalam
Selatan masih di bawah Meskipun produktivitas padi Sumalera Sumatera 5 ton/tra' namun.Provinsi nroduktivitas nasional yang mencapai padi'/beras ;.'"=' Pertumbuhan produktivitas tinggi dibandingkan rata+ata s"b"sur 4,15 persen l-bih
iHil'ffiil';;;i;
il;;""i# laju pe-rtumbuhan 2'85 persen il** ;;*i;adi,/beras Indonesia dengan pldifteras Sumatera Selaun adalah ner tahun. Surnber pertumUutranlroduksi sebesar 2'4 persen dan pernrmbuhan ['#;#;;i,rni'itu' 'u*-'oupadi tadans) vang rumbuh sebesar '75
o"ai **Jat" tu-b"' utama peffumbuhan produksi Padi/beras bih*u ."i."rl.G.*i dan p'oa"tti"lo' a"nian s"mbangan 57'83 persen persen' p"*r-i*r- f"fr"t yang menyumbang sebesar 42'17 I
#-Hriffiiffi
ffi;[;"ffiil;
Selatan Berdasarkan Surplus Tabel2.8 Ketahanan Pangan Sumatera 2007-2013 Produksi dan Konsumsi Beras' Tahun
Tahun 2007
7
2008
7
ot9
t2l
7
2010
7
I
7 7
201
2012 2013
Korlsurnri Surptus (Tou)
Jumlah I 927
l3l
t,735 975
2 079 2 187
,396
I I
215
1
739 7,A2a,7@
2 369 2 306 7
I
7
1
I
271
072
2
1,328,970 402 1
I
I t7
Angka, 2009-20 I 4, (diolah) Sumber: Sumstera Selatan Dalqm
n
Ekonomi Universitas Sriwiiaya Sumbangan Pemikiran Faku Itas
t_
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAT{
Surplus produksi beras Sumatera Selatan rata-rata mencapai 1,23 juta ton beras dengan pertumbuhan sebesar 7,64 persen per tahtm. Sumber srrplus beras yang utama berasal dari produksi, serta konsumsi danjwnlah penduduk. Produksi beras Sumatera Selatan rata-rata 2,25 juta ton per tahrm
dau mengalami pernrmbuhan sebesar 4,94 persen. Konsumsi beras rai'z,-rata per kapita sebesar 95,37 kg per kapita atau sebesar 1,02 juta ton per tahun dan mengalami pertumbuhan sekitar 1 ,83 persen. Perkembangan konsumsi beras per kapita umumnya mengalami peningkatan pada pendapatan per kapita hrang dari Rp I jut4 dan mengalami penurunan pada pendapatan per kapita lebih dari Rp 1 j uta (Susenas, 20 1 1 ) . Sedangkan penduduk tumbuh sebesar 1.83 persan. Selama pern:mbuhan produksi beras meningkat dengan laju yang
*r la ts tn
ln
*r ID 75 als
an
u3
r)
I I
,atn
lebih tinggi dari laju perturnbuhan penduduk, maka status swasembada beras Srnatera Selatan akan berada dalam posisi yang aman. Sumatera Selatan dicanangkan sebagai lumbung pangan nasional, dmana produktivitas komoditi beras di wilayah ini berkisar 3 sampai 4 ton has per hektar setiap musim panen tetapi nilai produknya sekitar Rp20, I sampai Rp26,8 juta (per ha). Nilai produk beras ini tergolong kecil akibat adalurya harga beras di tingkat desa di musim panen (AprilMei 20 I 4) yang
ira
hya
berkisar Rp6.700per kg. Padahal di kota. seperti di Palembang harga lcras di tingkat konsumen sudah mencapai Rp10.000 per kg- Perbedaan hga ini mengindikasikan bahwa nilai tambah beras sebagian besar tidak petani. Hal ini terjadi akibatpanjangnya mata rantai pemasaran
-ikmatipertanian lnduk
ilal.2
Potensi Perikanan
Potensi perikarlan Sumatera Selatan masih di bawah rata-rata nasional, ; Lt ini tlinat Aari kontribusi subsektor pertanian dalam pembentukan PDRB hE b-u rn.n.upai 2.95 persen pada tahun 201 3. Sedangkan secara nasional
krlbusi
subsektor perikanan inidalam PDB Indonesia mencapai 3,2 persen. ftg*ipun demikian. potensi perikanan di Sumatera Selaran masih cukup besar Eagingat Sumatera Selatan memiliki lahan basah seperti sawah dan rawa
E* l*r. sunsai dan danau serta berada di wilayah Pantai Timur yang }*ir*n tu"gt*g dengan laut. Kondisi alam dengan mengalimya Srurgai l.i t"* perairan laut yang cukup luas merupakan faktor penunjang pcrlangsungat produksi perikanan. Selain itu, produksi ikan juga E 'bangkan melalui budidaya perikanan. an Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
21
AN
I
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SETATAN
Surplus produksi beras Sumatera Selatan rata-rata mencapai 1,23 juta ton beras dengan p€rtumbuhan sebesar 7,64 persen per tahun. Sumber surplus beras yang utama berasal dari produksi, serta konsumsi danjumlah penduduk. Produksi beras Sumatera Selatan rata-rata 2,25 juta ton per tahm atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,94 persen. Konsumsi beras rata-rata per kapita sebesar 95,37 kg per kapita atau sebesar 1,02 juta ton per tahun dan mengalami pertumbuhan sekitar 1,83 persen. Perkembangan konsumsi beras per kapita umumnya mengalami peningkatanpada pendapatan per kapita
kumng dari Rp I jut4 dan mengalami penurunan pada pendapatan per kapita lebih dari Rp I juta (Susenas, 201 1). Sedangkan penduduk tumbuh sebesar 1.83 persen.Selama pertumbuhan produksi beras meningkat dengan laju yang
vah lera )ras
kan 'sen
ilah
hal
lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk, maka status swasembada beras Sumatera Selatan akan berada dalam posisi yang aman. Sumatera Selatan dicanangkan sebagai lumbung pangan nasional' dimana produktivitas komoditi beras di wilayah ini berkisar 3 sampai 4 ton beras per hektar setiap musim panen tetapi nilai produknya sekitar Rp20, I juta sampai Rp26,8 juta (per ha). Nilai produk beras ini tergolong kecil akibat
rendahnya hmga beras di tingkat desa di musim panen (April.Mei 20 1 4) yang hanya berkisar Rp6.700per kg. Padahal di kota, seperti di Palembang harga
,75
beras di tingkat konsumen sudah mencapai Rp 10.000 per kg. Perbedaan harga ini mengindikasikan bahwa nilai tambah beras sebagian besar tidak
lras dan
dinikmati petani. Hal ini terjadi akibatpanjangnya mata rantai pemasaran poduk pertanian 22.1.2 Potensi Perikanan
rlus
Potensi perikanan Sumatera Selatan masih di bawah rata-rata nasional,
ru)
hal ini trlihat dari kontribusi subsektor pertanian dalam pembentukan PDRB lzng baru mencapai 2,95 persen pada tahun 20 I 3 . Sedangkan secara nasional ksrtibusi subsektor perikanan inidalam PDB Indonesia mencapai 3,2 persen. ldeskipun demikian" potarsi perikanan di Sumatera Selatan masih cukup besar
196
t73
rengingat Sumatera Selatan memiliki lahan basah seperti sawah dan rawa yang luas, sungai dan danau serta berada di wilayah Pantai Timur yang berbatasan langsung dengan laut. Kondisi alam dengan mengalimya Sungai Musi serta perairan laut yang cukup luas merupakan faktor penunjang Leberlangsungan produksi perikanan. Selain itu, produksi ikan juga &embangkan melalui budidaya perikanan.
ijaya
9rmbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
215 t 6,1
')t2 ?70 102
21
ERA SELATAN DAERAH PROVINs I SUMAT PENINGKATAN N ILAI TAMBAH
rabel2sProrhlrsi*tffiff-jil"r' tenis Pe.ikatan 1.
Z Psrd
umum
,.
Ed.l(olar Ak 4. td. Kolatr Ar Dcra3 5. S rah
6. Keramba 7. Kerarnba,adrg
&
Pen SYstem
9. Tadrbat Jumlah
2009
39.215,5
6.445"7
Menunrt JenbPerikanan' 7012
2010
2011
iaa.218,0
51.O35'
51.437,5
9.291,O
54.Brp
,7
x].909,
35.Xr9,0
2t.4t7
p
L9L70,''1 30.19&2
10.659,9
,5.474p
24.681,1
5.09E 3
u.6,a,7
n.05,3,5
42.91o,t
rL4.E
5/A,9
985,2
2.t498
7.s3,1
8.353B 55.1323
10.532,8
305.214,0
386.210,1
280.117,2
8s.219J 5.328,9 38.097,3 47 500.450,s
20rt 1,4Jtirg 51.821,3 202.8o,5'7
35.650,0 9.65s,4
6.A95? 7.4?49 i10.448,8
s2.20Lq 1.400.198,2
Dalam Angka 2014, BPS. Sumber: Sumslerq Selatan
dari peninglatan setiaP tahuru Yakni menrmjukkan Produksi Pedkanatr ton pada tahun 2013. 200 9 menjadi 1.400.198 per tahun. 280.117 ton Pada tahun 49,52
Persen tumbuh rata-rata ArtinYa Produksi perikanan mencaPat 79,78 2013 tahun Yang terjadi Pada tertintti produksi Pertumbuhan sekitar 0 ,5 juta tahun 2012 Yang baru mencaPai produksi dari persen, Yakni produksi utama Perikanan 1,4 l uta ton. Sumber produksi ton menjadi lebih dari sebesar 1 4,48 Persen, adalah BudidaYa KolamAir Sumalera Selatan ikan tambak adan sebesar 6,2 persen, serta menYumbang ikan keramba sebesar 3 ,73 Persen -rna$ng manyrmbang Produksi unummasng ikan peraiaran menyum bang Produksi hanYa
perairan laut dan 3,7 Persen' Sedangkan 3,19 Persen' Sumatera Selaan sekitar PertanialmencaPt subsektor perikanan ini Penduduk yaghiduP dai budidaYa (SP 2013). Meinglatrya kontibusi tangga P€rikanan 59.4M rumah menjalankan
urilahrumahtanegaYang
ikan seieimg dengan meningkatoYal menl adi 30.851 rumah kngga (SP 2003) 21.125 dari ikan dalam usaha budidaYa tangga Yang berusaha 13). Sementara rumah 20 (SP tangga rumah dari 77.486 rumah umum dan laut menunm penangkaPan ikan dari Peratran dad setengahnya Ya1tu drastis hanYa tinggul kurang $run 3) 200 (SP tangga diakibatkan meningkatnYa angga(SP 20 13). Hat ini rumah 30.496 menjadi kelangkaan solar akhirsej ak tahun 2005, dan solar harga BBMkhttsusnYa baik ikan kolam ih membudidaYakan ikan beral kemudian Petani akhir ini. maupun ikan keramba'
2.
SriwijaYa Fakultas Ekon omi Universitas Sumbangan Pemikiran
SELATAN
erikanaq
4/,.76L9 5r.82r"3 ztn.805,7 :t!t.650,0
9.5554 6.t96.,2 7.43t1,9
4.448,8
52
1,o 400.198,2
'alfld dari
rn 2013.
r
tahun. rrt79,78
'0,5juta ,rikanan rroduksi ak adan
penen ksi ikan )
,encapal
udidaya
ilankan 30.851 dalam irumah ,a yaitu L
FUGKATAN
NtLAt TAMBAH DAERAH pROVtNSt SUMATERA SELATAT{
l2l3
Potensi Perkebunan Kondisi topografi hovinsi Sumatera Selaran selaian lahan basahjuga lahan kering dimana lahan bukan sawah seluas 6.103.004 hektar cukup -niliki gmsial untuk perkebunan. Pada tahun 20 I 3 luas lahan perkebunan sudah m,apai 2.7 86.52 8 hektar atau sekitar 45,65 persen lahan kering yang ada.
hensi
Ho
perkebtrnanjuga didukung oleh keberadaan hutan mkyat seluas 668.g94 dan hutan Negam seluas 1.255.425 hektar. Keberadaan lahan perkebunan
eehtmerqakanperkebunanmilikrakyasekiar6Tpersendanmilikperumhaan
-kiar
thr
33 persen. Perkebunanyang utama adalah perkebunan karet, kelapa sawit,
kopi, kelapa, lada dan lainnya dengan total produksi 3.615.707 ton. Ada pat komoditas yang dominan yaitu kare! kelapa sawit, kopi dan kelapa.
-Keempat komodias tersebut tersebar hampir di semua kabupaten&ota
2.2.1.3.1 Potensi Perkebunan Karet Pada tahun 2013 luas areal produksi karet Sumatera Selatan seluas l. 273.536 hektar, dimana perkebunan karet milik rakyat seluas 1.207.845 bektar atau 94,84 persen, dan perkebunan milik perusahaan besar seluas 65.691 hektar atau 5,16 persen. Jumlah produksi karet Sumatera Selatan sebanyak 1.130.685 ton dimana 93,72 persen atau 1.059.629 ton adalah poduksi karet ralTat. Sedangkan perkebunan besar dengan total produksi sebanyak 71.056 ton atau sekitar 6,28 persen. Kabupaten sebagai daerah sentra penghasil karet adalah Kabupaten Ilusi Rawas, Muara Enim dan Musi Banyr rrsin. Kebun karet rakyat di Musi Rawas seluas 33 I .244 hektar dengan produksi seb anyak273.697 tonper rahur, disusul dengan Kabupaten Muara Enim di posisi kedua dengan kebrur seluas 219.978 hektar dan produksi sebanyak 23 3. I 80 ton. Kabupaten Musi Banyuasin di posisi ketig4 kebun karet seluas l66.242hektr dengan total produksi sebanyak 107.012 ton. Selain itu, ada dua kota agropolitan sebagai penghasil karet, yaitu kota Prabumulih sebanyak 14.496 ton per tahun, dan Kota PagarAlam sebanyak 646 ton setahun. Lebih rinci dapat diamati Gambar 2.1 mengenai peta wilayah penghasil karet di provirsi Sumatem Selatan.
katnya : akhirkolam
Komoditas karet asal Sumatera Selatanjuga diekspor dan nilainya merupakan terbesar dari seluruh komoditas ekspor non migas. pada tahun 2008, nilai ekspor karet Sumatera Selatan sebanyak US$1.g40.g17.000 dan ahun 2012 meningkat menjadi US$2.943.866.000 atau meningkat sebesar I I ,8 1 pesen per tahun. Tuj uan utama ekspor bokar karet Sumatera Selatan adalah Negara Singapura.
iwijaya
5umbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
PEN]NGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
2.2.13.2 Potensi Perkebunan Kelape Sawit Padatahun2013 luas areal poduksi kelapasawit Sumatera S€latan seluas 826. I 36 hektar, dimana perkebunan kelapa sawit milik rakyat seluas 135.145 hektar atau 16,36 perserl dan perkebunan milik perusalman besar seluas 690.991 hektar atau 83,64 persen. Jumlah produksi kelapa sawit Sumatera Selatan sebanyak 2.254.646 ton dirnana 17,67 persen atau 398.320 ton adalah produksi kelapa sawit rakyat. Sedangkan perkebunan besar dengantotal produksi sebanyak 1.856.326ton atau sekitar 82,33 persen Kabrpaten sebagai drerah senta penghasil kelapa sawit rakyd adalah Kabupaten Musi Rawas, Muara Enim dan Musi Banyuasin. Kebun kelapa sawit rakyat di Musl p.** 5shras 37.535 hektar dengan produksi sebanyak 90.191 ton per tahr:q disusul dengan Kabupalen Muara Enim di posisi kedua dengan kebun seluas 25.057 hektar dan produksi sebanyak 42.054 ton per tahun Kabr4aen Musi Banyuasin di posisi ketiga kehrn kelapa sawit seluas 23.396 hektar dengan total produksi sebaryak6T.732ton Selain ihr, ada dua kota agropolitan sebagai penghasil kelapa sawit, yaitu kota Prabumulih sebanyak 1 I . I 02 ton per tahun, dan Kota Lubuk Linggau sebanyak I 57 ton setahm Lebih rirrci dapal diarnati Gambar 2 mengenai petawilayah penghasil kelapa sawit rakyat di provinsi Sumatera SelatanKomoditas kelpa sawit asal Sumatera Selatan j''ga diekspor dalam bennrk minyak mentah (CPO) dan nilainya merupakan terbesar kedua dari seluruh komoditas ekspor non migas pada tahun 2008-2010. Sejak tahun 20ll posisinya digeser oleh lai ekspor batubara- Nilai ekspor CPO Sumatera Selatan sebanyak US$529.661.000 tahun 2008 dan tahun 2012 menjadi US$415.064.000 atau menunm sebesar -5,91 pesenperlahun Tujuan utama eksor CPO Sumatera Selatan adalah Negara Singapura dan Malaysia.
2.2.133 Potensi Perkebunan Kopi Komoditas hasil perkebunan Sumatera Selatan yangjuga diekspor adalah kopi. Ada tiga daerah sentra utama sebagai penghasil kopi yaitu, Kabupaten OKU Selatan, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim. Pelkebunan kopi Sumatera Selatan diusahakan oleh rakyat Luas kebrm kopi mercapi252.391 hektaryang tersebar 12 kabupaten. Daerah sentra kopi yang utama adalah Kabupaten OKU Selatan dengan luas 70.779 hektar (arau sekitar 28 persen) dan p,oduksinya morcapai 32.949 ton per tahrm atau sekitar 24 persen yang dihasilkan Sumatera Selatan. Kabupaten Lahat menempati urutan kedua, dengan luas 5l .275 hektar dan
24
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwi.iaya
NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN mencapai 20. I 95 ton per tahun. Daerah sentra kopi ketiga adalah
Muara Enim khususnya di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan DaratUlu(SDLD, Sernendo Darat Laut (SDL), dan Semendo Darat (SDT). Lr.ns kebrur kopi di Kabupaten Muara Enim mencapai 25.057 dengan produksi per tahun sebanyak 42.054 ton'
3.4 Potensi Perkebunan KelaPa
Perkebunan kelapa menYebar di se luruh kabupaten dan kota, namun diusahaka oleh rakyat. Hasil usaha kebun kelapa digunakan sediri penduduk lokal mtuk kePerluan rumah tangg4 seperti untuk memasak
diolah menl adi minyak sa1'ur. Sedangkan kelapa muda dijadikan hidangan yang umumnya dij ual di rumah makan atau restoran' Potensi luas produksi kelapa di Sumatera Selatan mencapai 7 1 .44 t hektar dengan
62.532ton. Permasalahan Sektor Pertanian Sumsel Beberapa pennasalahan pertanian di Sumatera Selatan adalah sebagai 1
Masalah Tekanan Penduduk da,n Diminishing Return Sektor pertanian mengalami tekanan penduduk yang tinggi, sedangkan
lahan sangat terbatas, sehingga sektor pertanian ini mengalami 'shing return durmemasuki gejala stagnasi yang dipercepat dengan fragmentasi lahan dan alih fi.tngsi lahan.Gambaran sektor pertanian Selatan yang umum adalah memasuki stagnasi akibat terjadinya
yang output yang makin menurun ( diminishing return), di sisi jumlah keluarga petail yang semakin bertamba[ luas lahan sawah mereka non semakin berkurang, dan teri adinya alih fungsi lahan pertanian ke
2-22.2 Nilai Tambah Produk Rendah Nilai tambah bruto yang dihasilkan sektor pertanian masih rendah menjadi dsebabkan produk yang dijual urnurnnya bahan mentah, belum diolah yang rendah' goduk akhir atau setengah j adi, sehingga nilai tambahnya mengakibatkan gejala menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap penurunan PDRB.Rendatnya nilai tambah produk pertanian tercermin dari tontribusi sektoi pertanian terhadap PDRB yang makin menurun sej ak era
190-an. grmbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
25
SELATAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA
Ekspor hasil pertanian termasuk hasil perkebunan masih berupa sawit bahan meniah atau setengahjadi, seperti karet, kopi, dan kelapa masih pangan sehingga nilai tambah produk perkebunan serta tanaman haiil pertanian berupa bahan mentah, seperti karet' ."rrduf,INilui "ktpor kopi, dan kelapa sawit serta perikanan masih rendah' Nilai ekspor produk pertanian yang utama adalah karet yang mencapai angka USD .ityu. tahun 2008 meningkat menjadi sekitar USD 2,9 mlly at' Selanjutnya di posisi kedua adalah kelapa sawit yang mencapai USD Hal ini 529,6 ribu tahun 2008 menurun menjadi sekitar USD 4l 5 ribu' terjadi karena penurunan harga TBS dan CPO serta menurunnya pasar internasional akibat krisis global sejak 2008 yang
i,t
peimintaan
melanda negara maju dan negara tujuan ekspor' Tabel 2.10 Nilai Ekspor Komoditas Utama Hasil Pertanian Sumatera Selatan, Tahun 2008-2012 (Ribu USD)
ro
oDm
Xs!t-
rs**
E
2(B
aro!)
,-16.'17
mi-cro
I
xgolo
I
rs-rvr
I
saj6r
9r8
r(oPl
t1m
Udd{
llt.791
I I
2t,10
z.ng.::u
,i.-
I
Sumber: Sumatera Selaton Dalam Angka
:-rr$rt
I
8Z.gZ:
I
l.ue
i
1
r.nz
15.901
,,,t2
201.1
1.1!l
201i,
I
lL6|x
Lgar-',6 il15,it64
t{6at 1lJz}
BPS'
juga Selain faktor harga secara internal di kalangan petani, terjadi harga eksploitasi terhadap petani yang berlangsung melalui distorsi proiut peta.ti tetmaap produk konsumsi dan industri sebagai input juga petani lepas petani, Laik petani di dalam pola-pola PIR-BUN khususnya pada Produk Pangan. 2.2.2.3 Distorsi harga dan Ketidaksempurnaan Pasar Petani padi misalnya semestinya menjadi pihak yang diuntungkan
mereka karena mereka memegang monopoli produksi, tetapi ketika juga menjual outputnyu, p"1uri hanya sebagai p rice taker ' Demikian yang denian petani ferkebunan seperti kelapa sawit atau karet inti dikeidalikan perusahaan seperti dalam model inti-plasma'Perusahaan harga, baik harga input maupun harga outpul' Pola auput
26
-"r"nirtan
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwi.iaya
SELATAi' NILAI TAMBAH DAE RA H PROVINSI SUMATERA
{N 'ENINGKATAN
wit
PIR-Lok' inti-plasma (PIR-BUN) seperti PIR'SUS, PIR-TRANS' ."r'pt^ piri serbantuan ian pola lainya seperti KKPA' Dalam
sih
m"n"rrt
rpa
ft*
administrasi frarga produk petani sering kali ditentukan secara "pemerintal
daerah, perusahaan dapat menetapkan margin
ret,
a"rg* i*f-^f
Jor SD
Uriu al ,ingt u, p"tani dengan menggunakan G?"rnue-bu"tun biaya-biaya perusahaan'
'ar. SD
["ruit*
ini rya mg
perbandingan harga ekspor sehingga mendistorsi harga sisi lain' produk petani dan tentunya menguntungkan perusahaan .Di
formula t u.g" input petani tidak pernah dimasuktan dalam p*ii*.g"" r,irga tarei atau TBS kelapa sawit' Inilah yangmenyebakan pertanian ketidaksempumaan pasar' Pasar produk i*g", "Lbat oligopsoni yang terjadi pada produk beras dan o-u.nyu i'"..,ruktur PIR-BIIN' purgur,i".tu t"rstruktur monpsoni yang terjadi pada pola
iir*.i
2.2.2.4
uga
rga rput )pas
Pertanian Tinggi terakhir rataPenduduk miskin di perdesaan pada sepuluh tahun per tahun' persen rata mencapai 23,4 julajiwa atau sekitar 18 jura atau sekitar *d""gt"" ti p"rkotaan reiatifrendah, yaitu 1 1'54 maupun ri,i p"".t"n p".,ahun. Kemiskinan yang terjadi di perdesaan p"rt","". berkaitan dengan ting-kat pengangguran tersembunyi yakni sekitar 35 persen' iiitq"itra un"mployment)yang tinggi, ii"-irkinun di wilayah perdisaan disebabkan karena sumber sektor pengt usitun rumah tangga penduduk -masih. mengandalkan data i.l*-Hu.if talian f aisa-easri ( 1995:186- 188)' menggunakan ilt 'suirNes 1990, menemukan bahwa sekitar 45 persen rumah tangga .irnin ai p"rO"saan penghasilannya berasal dari subsektor tanaman perkebunan' dan sekitar i6 persen berasal dari subsektor i<".itti"*yangmenimpapeuniterjadiakibatproduktiviasdannilai penurunan' Kemiskinan oroduk mariinal sekior p"ttuni- t"t* mengalami
il;;r, '-''_
dan parah apabila kebijakan pemerintah kurang memihak 78)' kurang menguntungkan petani (Amgari' 2005:
iliil
kan
Kemiskinan dan Penganggur Tersembunyi di Sektor
ilrkt"
eka uga ang l mtr Pola
rijaya
sriwi.iaya Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas
n
SELATAN DAERAH PR ovlNsl s UMATERA PENINGKATAN NILAI TAMBAH
2013 Pertanian' Tahun 2003 dan Ta bet 2.11 Rumah Tangga Usaha il Llsrha Rrrna T an
Subscktor Pcrtaniaa
sP 2013
sP 2003
Er.=.qzt
1.-ranalrlalt Pangan Padl
457 -697
159.447 392.634
P.llwljlt
2.Hortlkultura 3.Pcrkebunan 4.Peternakan 5.Perlkanan E'udldsya lkln Pe.!.rgkaPan Ik.ln
630.6s
' ffli#r"sl gil")?x:tiiS'' .'"' Hutanl Penangkaftan
4o3.448 96.136 2r.,-25 77.4A6 90.596 71.973
Pernungutan Hasll 7.fast Penenlan Pertanian luulah Ruma h langga
Sumber:
Sensus
o
20.762 7e-2fl5 911.* 58
397.937 3A 1.a95 37.4e4 r s6.5AO
733.157 2(,().436 59.404 3(,.451 30.496 47.229 37,97() 623 9-621 92. 199 958.724
Pertanan' 2003 dsn 2013' BPS'
pekeda di menunjukkan' menurunnya rumah^tangga pada tahun 2003 menjadi 958'724 szr 'iss ,.r,o, p"l-#* industri kareiu U"tt'^it aitt*p oleh sector keluarga pada tahwr 201 3 bukan informal telah beralih ke sektor dan iasa di perkotaan, '""t""k;;;d"d'k itu hanya mampu menekan angka oedlsaan dan perkotaan. Peralihan t"tupiiiaut pada plngangguran tersembunvi' justnr menuunkan penduduk ke sectorL*ng pta'rc sektor itu' ptniudutt yung bekerja di tinekat kesejahtetu^' Oftfr U'"nu rendah kesejahteraannya lebih .,"ianian dan sektor i"f"r*;. ,i;;k"i jasa di per uer.Jriu ai sector industri dan miskin yang perbedaan ini dapat diamati dari jumlah penduduk kotaan. '-"n"-p"f. pekerja pertaruan' Oi *ilayah perdesaan dan Tabel
2 ' 10
;;;a
i*i
ffiffiil;*.t"J;ku,
iffi.lJ"o*,, ffi;ri;il
;;;;d* v*;
dan Ancaman Produk Glotral 2.2.2.5 Daya Saing ProdukRendah maontsia termasuk produk-produk Daya saing produk
p"i*l*
p"*unii,i,,oJ";;s:1i:T*triig*:tm[1:Tr''ffi luar negeri sehingga Pasar Pr(
produk impor. Hal ini Oapat
28
'J":,1*
produk Daya aitihat dari harga dan kualitas
Itas Ekonomi Universitas SriwijaYa sumbangan Pemikiran Faku
-ATAN
SELATAN E'INGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA
2013
ring
ilha t0l3 7 .937
1 .495
7 .4a4
6 .5AO 3 .157 lo .a36 9 .404 ro 851 ;o 496 i2 229 t7.970 623 9-621 12. 199 s8.724
kerja di
t58.724 industri nformal r angka nbunyi. urunkan li sektor rendah a di per :in yang
(wortel' produk Sumatera Selatan masih rendah seperti holtikultura pisang' durian) fw"ang putitt, t<edelai, jagung) dan buah-buahan (eruk' m"ralrgtun a".tgun ptoauf tuar negeri sehingga pasar lokal dibanj iri hgan produk imPor. biaya baya saing produk yang rendahjuga disebabkan oleh tingginya karcna poduksi dan rendallnyaproduktivitas p€tani' Biayaproduksiyanglinggi fnya ekonomi biaya tinggi yang ikut mendorong kenailT :nput pupuk' gitida)' dan sarana produksi yang mahal' otu,-oUu* tp.oitiai fr"*itiaa Di sisi lain' sementara iaya dukung infrastruktur yang masih terbatas' pertanian i.rguu.uan teknologi iendah' sehingga produklivitas hasil juga rendah dimana k-"na pendidikan petani yang rata-rata -r&,h.Ol"h skitar 70 persen tamat SD' maka proses alih teknologigagal menjadikan plani untui mandiri dan efisien sehingga melemahkan dalam daya saing'
"
n
22.2,6 Inflasi Mendorong Biaya Input Pertanian Meningkat yang Biaya produksi pertanian makin meningkat akibat inflasi dan sewa rerrdo.orrg-k"t uikan harga saprodi, puput<, pestisid4 bibit' upah adalah lahan.Sumber kenaikan input dan saprodi pertanian diantaranya dan bahan gas inllasi yang terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik' keuangan' Dua baka, ian kelompok transportasi, komunikasi danjasa sebesar 2'55 kelompok pngeluaran ini masing-masing mengalami inflasi persen dan 1,78 persen (Tabel 2.1 1)' Tabel2.12 Inflasi Sumatera Selatan Menurut Kelompok Pengeluaran (dalam 7o), Tahun 2 012-2013 ldri ll !< lllK lll( F.b'rqn F;i;dl o*.nt r Jttu.i F.Druln 2ol3' 2ot3 airz lorz 2013
K.ron olt P.ilploaran
Z lh,lli.lr J*ri- M.rr6.n, Rd(ol I 3,
rbal
-produk r produk i dengan
rk. Daya
Sriwijaya
ra05a
!GI"
15256
15Aa7
re3.2r
t65,72
r339
r3a.aa
1S,52
r39,@
72G.e
taa.fl r2a55 r50.6(' !5r.i6
t39.65
raas t9,70
,?2-79 1?2.73
,23.4:l
tt6,15
l2l.to t2t.to
121,r2
toa,54
roa.79
{2!
,t.
Prrv6.h.n, A(
Lrtlsr a
g.h.,l
Air!.r.rQ
r
5-
P.rdld(I!.F.r(.t.a t Cl|rrr.laF
t r.rra.Ld & l(o.E !i(d ') Pon€rn e P6.t&.hen gtl< Brs Fob.q. aor3 !@_96
7,
') P..r.nhs. F .r)b.htn
tHX Botdr
F.brurn 20i3
13)
toa,co
2oi
3l 17)
(51
ta' r!4.2c
(l
t35ra
rIr.99
o,71 r.5. OA7 o,7a 4.r r o57 o.Q o21
!,lt
4,4
3.€A
Ar9
O.zt3
431
qrg a55 o:c a7a o\5, 3.An o,oo asl O.r! !,ra
ll|K bolan 5€belunt tg lHx 8.,hn O.6&nb€t 20 I 2
BPS' Sumber: Indikator Ekonomi Makro Sumatera Selatqn 2013'
sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
n
N
PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
Inflasi Sumatera Selatan tahun 2013 sebesar 4.38 persen lebih rendah dibandingkan inflasi Indonesia sebesar 8,38 persen. Sumber inflasi
berdasarkan kelompok pengeluaran yang terbesar di Sumatera Selatan adalah inflasi pada bahan makanan sebesar 8,63 persen, sedangkan pada inflasi nasional, inflasi bahan makanan sebesar 1 1 ,3 5 persen. Namun inflasi nasional yang terbesar terjadi pada kelompok transportasi, rekreasi dan olahraga sebesar 15,36 persen. Produk agroindustri seperti makananjadi, minuman, rokok dan tembakau secara nasional mengalami inflasi sebesar 7,45 persen, sedangkan di daerah Sumatera Selatan mengalami in{lasi sebesar 4,31 persen. Selain itu, kesehatan di Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 3,93 persen sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional yang mencapai 3,7 persen. Produk agroindustri, kesehatan, dan pendidikan tersebut meniadi konsumsi petani, sehingga akan berdampak pada nilai tukar petani. Nilai tukar petani di Sumatera Selatan tahun 2013 sedikit menurun yaitu sebesar 109,20 dibandingkan tahun 2012 sebesar 110,13. Namun demikian, petani secara relatif daya belinya masih mampu untuk
Modal yang dimiliki Pet mengakses bank masil
Petani Pada umumnYa mr dua kondisi Yang menj adi aJ oleh petani masih sangat t
output petani sebagian untuk memenutri
Akhir-akhir ini disadari bahwa peran kelembagaan merupakan faktor yang paling penting sebagai penyelaras dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi. Faktor kelembagaan diakui sebagai faktor terpenting dalam menggemkkan pertwnbuhan ekonomi yang melampaui faktor teknologi dan kelimpahan surnberrdayakarena tidak ada artinya ketimpahan dan kecanggilun sumberdaya tanpa kelembagaan yang andal. Kelembagaan lokal selama ini belum mampu mendukung upaya meningkatkan kesejahteraan petani. KUD misalnya, sering menjadi perpanjangantangan kaum "kapitalis" yang cenderung morgejar kermtungan
kom:
guna membeli bibit, bia: dan saprodi untuk Pemelih
dari luar sulit diPeroleh dari bank umumnl'a
Oleh karena itu, kemarq &lam dirinya mauPun luar m lambatberkembang.An
produktivitas. Oleh karena il dana, serta meml
memenuhi kebuhrhan konsumsi. 2.2.2.7 Kebmbagaan Petani seperti kelompok tani dan koperasi (K[ID) masih lemah.
LAI TAM BAH
masalah keterbatasn
9
d
Infrastruktur irigasi d
Pada tahun 2013 luas le 1 1 5 .929 hektar. Infi'as
luas sawah yang ada. Serno
atau 84,15 Persen dari ffiastruktur irigasi beras dan hortikulturakondisi pasoka memrunnya debit air di t ennama di wilaYah hulu s.E
ffi
ekonomis dan kurang mengejar keuntungan sosial. Akibahy4 sebagian besar anggota kumng memperoleh manfaat, sehingga benefit KUD tidak terasa bagi anggota, dan lebih kepada elit pengurusnya. Akibatnya banyak KUD yang mati-suri. atau tinggal papan nama saja.
Selaintrr persoalan jalan produksi Yang ada
Sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwiiaya
n Pemikiran Fakultas t
batkan lambatnYa Pel hasil produksi san
NGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
.8 Modal yang dimiliki petani umumnya terhtss dan kemampuan mengakses bank masih rendah Petani pada umumnya masih dihadapkan pada kendala permodalan. dua kondisi yang menjadi akar mas alahllya'u.i. PertaLna, pemupukan oleh petani masih sangat terbatas, oleh karena penerimaan dari hasil output petani sebagian besar (berkisar 7G80 persen pendapatan) rmtr:kmemenuhi korsumsi, dan menyisakan sedikit saja rurtuk modal gr.rna membeli bibit, biaya pembukaan dan pengolahan laharL serta dan saprodi untuk pemeliharaan tanaman hingga panen. Kedz4 injeksi
dari luar sulit diperoleh petani karena persyaratan pinjaman atau dari bank umumnya sulit untuk dipenuhi.
Oleh karena itu, kemampuan petani dalam pemupukan modal baik dalam dirinya maupun luar menjadi tertatas. Akibatry4 akumulasi modal lambat berkembang. Artinya sulit bagi petani meningkatkan efisiensr produktivitas. Oleh karena itu pemerintah harus membantu akses petani
dana, serta memberikan subsidi pupuk atau saprodi untuk masalah keterbatasn dalam permodalan. .9
Infrastruktur irigasi dan dan j alan produksi masih kurang. Pada tahun 201 3 luas lahan sawah beririgasi di Sumatera Selatan I 15.929 hektar. Infiastruktur irigasi ini hanya sekitar 15,85 persen
luas sawah yang ada. Sementara lahan sawah non irigasi seluas 602'8214
atau 84,15 persen dari total lahan sawah seluas 699.931 hektar. infrastruktur irigasi ini sulit untuk mendorong laju peningkatan beras dan hortikultura. Seiring dengan makin kuranya luasan hutan, kondisi pasokan air bagi lahan beridgasi makin berkurang menurunnya debit air di sungai-sungai yang menjadi andalan pasokan terutama di wilayah hulu sungai. Selain tq penoalan infrastukhr adalah masih terbatasnyajurnlah dan jalan poduksi yang ada dalam perkebunan dan persawalu4 sehingga batkan lambatnya pengangkutan sehingga biayanya mahaluntuk hasil produksi sampai ke pasar.
bangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas sriwijaya
31
PROVINSI SUMATERA SELATAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAERAH
:#,,-f H-"f.1""f"T:*'"13i:-1{::l il,#lffi.f.f;'ffi agnbrsms oan dari hulu-sampai hilir dengan sistem
dan f,rpadu
di agroindustri -'s"ra-
perdesaan'
I
---,^-
ryYi: feeifll Pentnefaan
dapat berkelanjutan apauiu aari kegiaranhilirisasi dalam bennrk agroindusrri'
p"rtu"t.'
aif*:rtlr,A."g pertanial ;;tk"t,; ,.fto, i-nd,ttti dengan sektor batran +-'":'Fy*-91 danproduk unpor' baku terhadap tersebut seklor i"".gr"o-g- rca* dan agroindusri adalah
;;;;#hr& f.""ig-*g*
ilffi
I I 1
keterkaitan antara sektor peranian yang saling mengmtungkan: 9t*
kf* e
pembangunan berbagai program intensifi kasi'
t"-,kutJot- rnlhhi Ar"oitt^i dan rehabilitasiyangbertujuanuntukmeningkatkan
ruri;'ha.Js
"ts#mf.^i .r"art i."-""*i
pendapatan kebutuhan konsumsi, dan meningkatkan petani (Asngari dan Sudiro' 2010: 114)'
perkebunan dengan 2.3.2. Meningkatkan nilai tambah hasil linkage) dan industri membangun industri hulu (backward hilirnYa (forward linkage)' akan mendorong e"rrrU-i.rnu., i"a"stri nJuiu dan indusrihilimya
nilai tambah' Nilai tambah produksi dan usaha dan ar:aaiun firtimUangan dalam program perluasan pada O bidang iertanian' juga dapat diaplikasikan p."""pUsaha pertanian L""rti. p*g*, perkebman, pel'makan dan perikanan' terjadinvaperluasan d"rc;,rfffibri.produksiyarg tinggi akm mendorcng menurunkan biaya dapat *uiu- potuu"un usatra itu me{iai risional karena diikarti dengan penun'uranbiaya' maka
t"t"rpiu* aai- meningkatkan
"i.l"l*i*.rg i.fir;"i*,,^
."-."t lit p"ri.gf"* nilai;mbah
skop efisiensi (econo mies of scope)'Usaln u-saha pertanian akan mencapai pada berbagai skop efisiersi dapat memproduksi output
p"r*il"l""g t*.if*i meningkakan i"gt^* a"t!* uiaya paling rendah sehingga petani padi dapat p"iauputu" d* uk* memperbaiki tarafhidupnya'
I
(KUD dan kelompok tani) guna 2.33. 'Penguatan kelembagaan petani petani
tawar meningkatkan pr"ofesionatitas dan posisi
menghadaPi Persaingan Pasar' diberdavakan ?"r"Lurg*n p"t"ni tku]l a^ rctompok tani dapat dalam bertani dan berbisnis' Petani ,n".guai t"to-pof kniyang professional dan jaringan pemasaran' Jejaring yang diberdayakan;ugu m"nlaio aitt'ibusi
32
Universitas Sriwi.iaya sumbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi
I
:LATAN
mjutan rnis dan
ertanian mgkatan
gurangi k impor. ri adalah
angunan
rsifikasi.
gkatkan rdapatan
?ET{INGKATAI{ NILAI TAMBAH DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATA perdagangan menjadi sangat menentukan unnrk mendukung perhmbuhan poduksi. Upayaformalisasi (kelanbagaan) sebagai wriudperubabatpolausatla
ftontrak) didukung oleh profesionalisasi (organisasi) berkait dengan pengembangan skala usaha (selloral) dan ruang lingkup usaha (regional)
laju pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kelembagaan dan organisasi penggeraknya. Perkembangan kelembagaan menuntut pola kerjasama dan ternitraandalanpengelolaanturnrkmeningkatkankinerja Melalui kelembag,aan @l diselaraskan belbagai fiktor produksi sebagai input termasuk dari masyarakat dalam lembaga keuangan dan ekonomi lokal sebagai mata rantai bisnis skala regional dan global. Persaingan bisnis termasuk bisnisproduk Perubahan pola usaha, skala usaha dan
ndorong uksi dan saha dan kan pada Ertanian rrluasan cm biaya Ya maka ). Usaha rberbagai
ngkatkan
rni) guna
'petani rdayakan ris. Petani r.
Jejaring
; Sriwijaya
usaha sangat menentukan
peranian dan agroindusuiakan senrakintajam di pasarbebads dengan bedakunya Komunitas MasyarakatASEAN (MEA) 2015 danAPEC 2020.
23.4. dengan industri
linghp
-Memberikan subsidi pupuk" bantuan permodalandan akses lahan kepada petani dalam rangka meningkatkan produktivihs dan nilai tambah produk Petani.
Subsidi pupuk,obat-obatan,bantuan permodalan dan kemudahan mendapatkan lahan masih perlu diberikan secara terarah dan terpadu kepada setiap kelompok tani sasaran, dimana petani secara perlahan dibiarkan renentukan skala prioritas, target dan sasaran produksi sesuai dengan skema msional dalam tpaya morjadikan Sumatera Selaran sebagai Lurnbung Pangan Nasional. Bantuan permodalan atau keditperbankan, serta bantuan benih, bibit, dan sarana produksi akan mendorong produktivitas petani. Selain itu, tomponen biaya produksi petani makin rendalr, sehingga rlaya saing produk pertanian kita akan meningkal. Pada akhimya nilai tambah produk pertanian
iryaakan meningkat
2-3.5. Memberikan bantuan modal kepada para nelayan untuk mengoptimalkan hasit tangkapan ikan dan meningkatkan pendapatan nelayan. Subsidi harga solar khusus nelayan, serta bantuan perrnodalan atau kedit perbankan, dan bantuan peralatan tangkap ikan akan mendorong mingkatnya hasil tangkapan ikan atau produktivitas nelayan. Selain ittr, Lmponen biaya nelayan makin rendah sehingga daya saing produk perikan tita akan meningkat. Pada akhirnya nilai tambah perikanan kitajuga akan
Eingkal Smbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
33
M ATERA SELATAN DAE RAH PROVINSI 5U PENINGKATAN NI LAI TAMBAH
program pendampingan petani dan pemasaran. budidaYa, pcngolahan produk
dalam 23.6. Rwitatisasi Peran srrjana
dalam rangka pendamPing sar;ana pertaman sebagai Sejak orde reformasi, Peran perhatian kita otonomi daerah dan kurangrrya petanl mulai menuru& seiring entasi Pada merintah Yang lebih berori atas P erubahan kebijakan Pe mtuk Pemekaran wilaY ah kota/kabuPaten pembangunan fisiknonPertaman yang besar Pada kelurahan dan desa. Perhatian dan wilaYah kecamatan' keP ada petani semakin adikan Perhatian menJ otonomr pe laksanaan desentralisasi dan kekuasaan dalam eforia terpl nggirkan oleh kePentingan petanl kembali Perlu upaya PemberdaYaan otonoml daerah. Sudah saatnya, non pertanian) dalam sarjana (Pertanian dan dilanj utkandengan merevitalisasi menYangkut danlembagakeuangan desa pemberdaYaan kelomPok trni,KllD pernasaran Produk pertaruan. budiday4 Pengo lahan dan ran gka Sumsel
gam a n p." TC1"--.L?.3t 2.3.7. Menin gkatkan keanekara untuk mewujudkan r."ou.rLilo-i*ga" dan kemandirian
Nasional' sebagai LumbungPangan bcras' ikan' serta t<eOJaun pangan khususnya Kemandirian dan
,.t"yrk;-;;;dt"'P"'"l"hsm;'mmmrurum no pangan s€rta holtikulttxi'a atau
H;H;.
mengurangr keanekaragaman pangan flnat produk impor' bahan baku pangan dan tt"*t a-iiJ*L adalah melakukan terobosan
t.ringiutL
H.il;ilt;ierhidap -Salah
y-g J*e"i t'r""r"gi
satu cara
unruk ::"T-b-T-T:ekaragaman produk produk pertanian-agm. dan Jan-liarga kualiras nanear," meningkatkan f;'J-uuuh* auput dijadikan sumber ,rrJindurt i. P,oduk holtikurtril'dan
,"kJ;;;.";;"
:r#il;;G"^":*i:,#-*lf *lm:.Xffi Hf,Tff, ir:r*'"'" tinggi ffi'ilffi#'Jn*'.::fl i#ffi' ;ci ptoa'r"tuiu"
budidava
yang tepat sehinggu
""put
'n*ffiiilJn
a"nfrn
yang
Rekomendasi 2.4. KesimPulan dan
sektor Yang daPat dikembangkan menjadi 2 .4.1 Sektor Pertan ian sektor Pertantan' bagian hulu samP ai hilir berkelanjutan apabila dari dan dengan Pola dikembangkan secara terPadu lingkungan' tepat guna yang rarnah ditopang dengan teknologi
J{
Ekon omi Universitas SriwijaYa Sumbangan Pemikiran Fakultas
'N
,ni
rg
E{ING(ATAN NILAI TAMBAH OAERAH PROVINSI
SUMATERA SELATAN
24-2 Peningkatan keterkaitan seldor industri dengan sektor pertanian akan nrengru-angi ket€rganfimgan kedua sektor tersebut terhadap bahan baku dan produk impor.
ita da en da
24.3 Penguatan kelembagaan petani seperti KUD dan kelompok tani akan meningkatkan kemampuan profesionalitas dan posisi tawar petani menghadapi persaingan pasar bebas baik dikawasan ASEAN dan
in
24.5 Subsidi pupuk dan bantuan permodalan atau kredit petani masih
an
diperlukan untuk nreningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk
Iu
nnrryun global.
petani.
lrn
24.6 Pembangunan sektor pertanian hanrs terus dilalarkan melalui berbagai
xf
program intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi yang
bertrjuarunnrknwningkdarpodlksi, memenuhikehfi$ankons'Ensi, dan meningkatkan pendapatan peani.
ka
24.7 Kernandtian pangan dan kedaulalan pangan perlu terus diperjuangkan
sel
rta
dorgan memberikan bantuan dan program yang terpadu, dengan skema pernberdayaanpetani, merdorong kreatifitas dankewirausahaanpetani' sehingga petani makin cerdas dan mandiri mengembangkan komoditas
m,
yang akan meningkdlan daYa saing'
ih rgi an an
uk )et
ah )gi
va
ng ln, lan
rya
s.flnbangan Pemikiran Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
s
I
s
I,
t )
I TT F
I
I
x
I
I II q
I
I
T
-
lSBil :979-587fl2-2
UNSRI
I
PRESS
liluillllillluxilllil
T
I
1l fe