Peta Konsep dan Tugas Mandiri MPKT B Penyusun: Cuk Imawan
Ketika anda mengatakan: “Saya sudah mengerti”, apakah arti “mengerti” yang anda maksud sama dengan arti “mengerti” i” yang dipunyai teman anda atau dosen anda? Bagaimana anda dapat menunjukkan “mengerti” anda ke teman atau ke orang lain? Peta konsep dapat membantu anda untuk menyatakan, merefleksikan, menunjukkan kedalaman, dan membagi pemahaman anda kepada orang lain. Apa yang dimaksud dengan Peta Konsep? Peta konsep adalah suatu peta berbentuk grafik yang berguna untuk mengorganisasi mengorganis pengetahuan dan sebagai representasi pengetahuan itu sendiri. Berlatih membuat peta konsep sangat bermanfaat bagi anda. Anda dapat belajar mengidentifikasi bagian-bagian ian informasi atau konsep-konsep yang terpisah dan memahami hubungan antar konsep tersebut. Informasi ini dapat berasal dari perkuliahan atau bahan bacaan. Peta konsep memvisualisasikan informasi dalam bentuk bonggol dan label.. Bonggol adalah istilah penting, terminologi, atau suatu konsep yang terkait dengan topi topik yang ingin dibuat peta konsepnya. Sebagai contoh kita ingin membuat peta konsep dengan topik air, maka kata-kata: kata air, padat, cair, gas, molekul, olekul, oksigen, hidrogen, gerak, dll. dapat dipilih sebagai bonggol. Label adalah kata yang menghubungkan dua bonggol atau lebih. Kata yang dipilih sebagai label harus menggambarkan atau menginformasikan suatu hubungan yang khass antarbonggol. Gambar 1 menunjukkan contoh bonggol dan label di suatu peta konsep.
Gambar 1: Peta konsep tersusun dari bonggol dan label.
MPKT B. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia
Hlm 1 dari 8
Label yang menghubungkan kata atau istilah ditandai dengan garis panah. panah Arah panah menunjukkan hirarki dari kata atau istilah. Kata yang terletak di pangkal garis panah mempunyai kedudukan lebih tinggi atau mempunyai arti lebih luas dari kata yang terletak di ujung anak panah. Hirarki di sini dapat juga bermakna, kata di ujung anak panah menerangkan atau merinci lebih jauh istilah dari kata yang ada di pangkal anak panah. Sebagai contoh: istilah “air” diterangkan lebih lanjut oleh istilah “wujud”. Jika hubungan antara kata air dan kata wujud serta kata-kata kata di bawahnya yang ada di gambar 1 diterangkan, maka dapat di dibaca:: “Air bisa berubah wujud. Wujud air dapat berupa padat, cair, dan gas.” .” Atau dengan kalimat bebas dapat diucapkan: “Air Air adalah suatu benda yang wujudnya dapat berubah berubah-ubah. ubah. Terkadang air dapat berwujud padat, terkadang berwujud cair, atau kadangkala berwujud gas.” gas Terkadang hubungan antara dua kata ta atau istilah di suatu isu atau bidang tertentu tidak hanya satu arah, tetapi bisa dua arah. Banyaknya bonggol menunjukkan luasanya kosep yang dipahami seseorang tentang suatu topik. Sedangkan garis-garis garis label menandakan kedalaman pemahaman. Garis label yang rumit, rumit yangg dapat menghubungkan beberapa alur bonggol menggambarkan keluasan dan kedalaman terhadap topik yang dibahas. Gambar 2 menunjukkan contoh label yang menghubungkan dua alur bonggol.
Gambar 2: Pelabelan yang rumit yang mengghubungkan beberapa alur bonggol menandakan kedalaman dan keluasan pemahaman pada topik.
MPKT B. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia
Hlm 2 dari 8
Bagaimana membuat peta konsep untuk LTM? Tugas mandiri yang disusun oleh setiap anggota kelompok mahasiswa di CL dan PBL bertujuan untuk menyumbangkan pemikiran bagi kelompoknya pada saat berdiskusi. Di matakuliah MPKT B ini mahasiswa harus mengerjakan tugas mandirinya dengan membuat peta konsep dari informasi yang dia pelajari menurut tugas yang diberikan oleh kelompoknya. Informasi ini dapat diperoleh atau dibaca dari suatu bab buku, kuliah, atau artikel ilmiah di internet. Informasi seperti ini merupakan bahan yang sangat baik untuk peta konsep, sebab materinya padat, singkat, dan langsung mendiskripsikan subjek, topik atau isu. Berikut ini panduan untuk membuat peta konsep. Langkah 1: Mencari dan mendaftar istilah Bacalah bab dari buku, materi kuliah, atau informasi ilmiah dari sumber lain, kemudian tandai istilah, terminologi, atau konsep-konsep yang anda anggap penting dan menyumbangkan ide untuk membuat peta konsep. Buatlah daftar untuk istilah atau kata-kata di atas. Metode yang baik untuk memulai pembuatan peta konsep adalah dengan membuat potongan-potongan kertas, yangmana untuk setiap potongan kertas tersebut dituliskan satu kata atau istilah. Hindari diskusi tentang penting atau tidak penting dari kata atau istilah yang telah didaftar, bagaimana hubungan antar kata atau istilah tersebut, dll. Tujuan utama dari tahap ini adalah memilih dan mendaftar kata atau stilah yang terkait dengan topik atau isu. Langkah 2: Mengorganisasi Letakkan semua potongan kertas kata atau istilah di atas meja atau lantai agar seluruhnya mudah diamati atau dibaca. Pilihlah satu kata ( disebut kata utama) yang paling luas cakupan artinya dan merupakan inti dari topik atau isu yang sedang dibuat peta konsepnya. Letakkan kata tersebut di tengah atau di atas. Pilihlah kata-kata atau istilah sisanya yang anda anggap berhubungan dekat atau terkait satu sama lainnya menjadi satu kelompok, sehingga anda mempunyai beberapa kelompok kata. Kelompok kata ini nanti akan menjadi satu alur bonggol. Berpikirlah secara bebas dalam pengaturan ini, ada kemungkinan ditemukan istilah atau kata baru yang harus ditambahkan. Perlu diketahui bahwa ada kemungkinan dijumpai satu kata atau istilah masuk dalam beberapa kelompok. Temuan ini menjadi penting pada langkah kerja berikutnya. Langkah 3: Menata Berdasarkan pemahaman anda tentang topik atau isu, aturlah kelompok-kelompok kata di tahap sebelumnya menurut hubungannya dengan kata utama. MPKT B. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia
Hlm 3 dari 8
Berpikirlah secara terbuka pada langkah menata ini. Letakkan kelompok yang dianggap paling penting di posisi tengah di bawah kata utama, kemudian kelompok lainnya di sisi kanan atau kirinya. Letakkan kelompok yang dianggap mempunyai keterkaitan dekat dengan kelompok lainnya secara berdekatan. Susunlah kata-kata di dalam setiap kelompok berdasarkan hirarkinya. Pikirkan kata penghubung (label) untuk menyatakan hubungan antara kelompok dan kata utama. Kemudian pikirkan pula label untuk menghubungkan setiap kata di dalam satu kelompok. Setiap orang mempunyai pandangan tersendiri untuk merancang peta konsep suatu topik. Jangan berharap orang lain mempunyai rancangan yang sama dengan anda. Langkah 4: Menghubungkan Buatlah garis panah untuk menghubungkan setiap kata dalam kelompok (dalam satu alur bonggol) dan alur bonggol dengan kata utama. Tuliskan label untuk setiap garis panah sehingga dapat menyatakan hubungan khas yang benar antara dua kata atau lebih. Pikirkan apakah mungkin ada hubungan antara kata di dalam satu alur bonggol dan kata di alur bonggol lainnya. Jika ada hubungan, buatlah garis panah dan labelnya. Terkadang anda perlu menambahkan kata atau istilah baru agar dua kata dapat saling berhubungan. Langkah 5: Menyempurnakan Cobalah membaca peta tersebut dengan membuat kalimat yang tersusun dari kata di bonggol-bonggol dan label yang menghubungkannya. Peta konsep adalah seperti karya tulis. Jika anda tidak dapat menyusun kalimat untuk membaca peta konsep dengan baik dan menghubungkan kata-kata atau istilah dengan labelnya secara logis, maka ada kemungkinan terjadi kesalahan di peta tersebut. Lakukan revisi jika dianggap perlu. Setelah selesai, buatlah gambar peta konsep tersebut di atas kertas atau buatlah dengan PowerPoint atau mungkin juga dengan perangkat lunak khusus untuk peta konsep. Informasi lebih lanjut tentang peta konsep ada di bagian pengayaan kuliah MPKT B di SCeLE. Format laporan tugas mandiri dengan membuat peta konsep Laporan tugas mandiri cukup dibuat dalam satu atau dua halaman saja yang terdiri dari peta konsep dan uraian singkat yang berupa kalimat untuk menerangkan peta konsep tersebut. Agar lebih jelas di sini diberi contoh laporan tugas mandiri yang dibuat berdasarkan teks “Season’s reasons”. MPKT B. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia
Hlm 4 dari 8
Season’s reasons Unless you live near the Earth's equator, you have no doubt noticed that the weather changes during the year: it is hotter during the Summer, colder in Winter, and somewhere in between during Spring and Fall. These are the seasons, a regular change in temperature, that repeat themselves every year, more or less regularly. What causes these changes? The Sun is our main source of heat, and since these changes are the same every year, it surely has something to do with the movement of the Earth around the Sun. If we get closer to a fire, we get hotter. Could it be then that the Earth gets closer to the Sun during Summer, and farther during Winter? This idea seems at first to have some merit, until we remember that the seasons get reversed when we cross the equator: when it is Summer in the northern hemisphere, it is Winter in the southern one, and vice versa. And surely Argentina is at the same distance from the Sun as the USA! Besides, that the Earth's orbit is an ellipse, not a circle, so that at some times the Earth is closer to the Sun than at others; but this ellipse is very nearly a circle, and the relatively small differences in distance to the Sun cannot account for the changes in temperature. And to make things worse, the Earth is closer to the Sun during the northern hemisphere Winter! What, then, is, the cause of the seasons? In the above animation, you can see the Earth during one full year (the animation then starts over again), as you would if you looked straight at it from the Sun. As you can see, the part of the Earth that is directly facing the sun changes with the time of the year. It is the northern half for a while, then moves south of the equator, only to move back to the north again. What causes this? The Earth rotates around an imaginary line passing through the poles, called the axis. This line forms an angle (called the tilt) of 23.4° with the perpendicular to the orbit of the Earth around the Sun. As the Earth moves around the Sun, this axis stays always pointing in the same direction. This means that, during part of the year, the northern part of the Earth will lean more directly against the sun, and during other parts the southern part will. What has this to do with temperature? Well, when the northern hemisphere is leaning away from the sun, the rays coming from it hit this part of the Earth at a smaller angle than on other parts of the world. This means that the same amount of light is distributed over a larger surface, and therefore these places receive less heat than the others. The southern hemisphere is experiencing Summer, the northern hemisphere Winter. In half a year, the situation reverses, and it is now MPKT B. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia
Hlm 5 dari 8
Winter in the southern hemisphere since that part of the earth is now leaning away from the sun. The seasons are then the result of this tilt of the Earth's axis. If the tilt of the Earth's axis was 0° there would be no difference in how the rays from the sun hit its different regions, and there would be no seasons. Not all planets have the same kind of tilt as the Earth has: Uranus, for example, has a tilt of almost 98°. Its axis, then, lies almost on the plane of its orbit, and a day there lasts about as much as one year on Uranus: about 84 Earth-years. ScienceU, 2005, Season’s reasons, 1 Oktober, 1 hlm. http://www.scienceu.com/observatory/articles/seasons/seasons.html, 3 Januari 2011, pk. 23.03.
Keterangan: Ikutilah langkah panduan pembuatan peta konsep untuk mempelajari contoh ini. Pada contoh teks di atas, kata-kata yang diberi warna merah dan berhuruf tebal adalah kata-kata yang dipilih dan akan digunakan untuk menyusun peta konsep. Bacalah dengan teliti contoh teks di atas dan pelajarilah contoh laporan LTM di bawah ini dengan memperhatikan contoh peta konsep dan uraian singkatnya. Perlu anda ketahui, setiap orang dapat mempunyai rancangan peta konsep yang berbeda. Jadi contoh di bawah bukan satusatunya yang benar.
MPKT B. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia
Hlm 6 dari 8
Contoh Laporan Tuggas Mandiri
Judul
: Penyebab terjadinya perbedaan musim di bumi
(bukan bukan judul teks atau buku yang dilaporkan) (penulis/mahasiswa pembuat LTMB)
Nama : .......... NPM : ……… Data Publikasi : ScienceU, 2005, Season’s reasons, 1 Oktober, 1 hlm. http://www.scienceu.com/observatory/articles/seasons/seasons.html http://www.scienceu.com/observatory/articles/seasons/seasons.html, 3 Januari 2011, pk. 23.03. • Judul teks/buku Nama pengarang Kota dan nama penerbit Tebal buku Peta Konsep:
MPKT B. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia
Hlm 7 dari 8
Uraian singkat peta konsep: Musim yang terjadi di suatu wilayah ditentukan oleh jumlah sinar matahari yang sampai di permukaan bumi di wilayah tersebut. Perbedaan jumlah sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya perubahan temperatur. Jumlah sinar matahari yang sampai di bumi ditentukan oleh posisi relatif matahari terhadap bumi. Jika posisi matahari lebih dekat ke wilayah bumi bagian utara, bagian utara bumi mengalami musim panas. Pada musim ini temperatur menjadi lebih panas dari pada hari-hari biasanya. Di sisi lain pada saat yang bersamaan posisi belahan bumi bagian selatan relatif lebih jauh dari matahari sehingga mengalami musim dingin. Pada musim dingin temperatur menjadi lebih dingin dari biasanya. Ditinjau dari segi energi, sinar matahari menghasilkan energi panas. Jika panas di permukaan bumi bertambah karena posisi suatu wilayah lebih dekat dengan matahari, maka wilayah tersebut mengalami musim panas. Hal sebaliknya terjadi untuk musim dingin. Bumi berotasi pada sumbunya yang miring 23,4o dari garis vertikal. Pada waktu yang sama, bumi mengorbit matahari. Kedua jenis gerakan bumi ini menentukan jumlah sinar matahari yang sampai di permukaan bumi. Suatu wilayah yang perubahan jaraknya ke matahari tidak terlalu besar, tidak mengalami perubahan musim dingin dan panas. Ketika bumi mengorbit matahari bertepatan dengan sumbu rotasinya mengarah ke matahari, maka wilayah tersebut mengalami musim panas.
MPKT B. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia
Hlm 8 dari 8