Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
BAB II PESAWAT C-130 HERCULES VERSI MILITER
II.1
Deskripsi Umum Pesawat C-130 Hercules
Pesawat C-130 Hercules merupakan pesawat angkut taktis militer yang, memiliki kemampuan operasi jarak jauh (long-range), serta mampu beroperasi di segala cuaca (all-wheather operation capabilities).
Pesawat dapat dioperasikan dalam
konfigurasi cargo atau personil (pasukan/peterjun) serta dapat dikonversi untuk evakuasi medis udara, (aerial delivery missions) lihat lampiran A.
Pesawat C-
130 Hercules juga memiliki kemampuan mendarat dan terbang (landing and take off) pada landasan yang pendek (short landing-take off), serta dapat digunakan untuk pendaratan pasukan dalam operasi pangkalan (base operation).
Formasi Pesawat C-130 Hercules TNI AU saat ini sebanyak 23 pesawat dengan berbagai tipe (B, H dan L-100-30).
Berdasarkan contract delivery Pesawat C-
130B menjadi bagian kekuatan TNI AU secara berkala sejak tahun 1960, 1961, 1979, dan Pesawat C-130H pada tahun 1980.
Sedangkan Pesawat L-100-30
Hercules adalah pesawat Hercules versi sipil yang sudah dimodifikasi menjadi versi militer, hibah dari Pelita Air Service dan Merpati Airlines pada tahun 1995 dan 1996.
Dari segi usia operasional Pesawat C-130 Hercules sudah beroperasi
selama 46 tahun (Tipe B) dan 36 tahun (Tipe H), sehingga masuk kategori sebagai aging aircraft.
Pesawat C-130B Hercules telah melaksanakan Service Life
Extension Program (SLEP 1991-1996), dan saat ini diprogramkan untuk pemeliharaan pasca SLEP yang disebut dengan istilah Retrofit.
Pesawat C-130 Hercules versi militer merupakan pesawat jenis high wing monoplane yang semua konstruksinya terbuat dari logam (metal). Rancangan struktur pesawat terbagi atas tiga bagian utama yaitu badan pesawat (fuselage), sayap (wing), dan ekor (empenage). Konstruksi fuselage seluruhnya adalah metal semimonoque dan dibagi menjadi dua compartment utama yaitu : flight station dan cargo compartment.
Flight station diperuntukkan sebagai ruang/akomodasi
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-9-
Bab 2
crew dan kendali terbang pesawat.
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
Desain sayap dan ekor pesawat adalah
kantilever penuh, box beam dan stiffener terintegrasi.
Crew station merupakan tempat yang diperuntukkan bagi pilot, kopilot, flight engineer dan navigator. Tempat duduk bersebelahan pilot (kiri) dan kopilot (kanan), dipisahkan oleh kendali terbang di bagian depan flight station. Tempat duduk navigator di belakang kopilot, sedangkan flight engineer tempat duduknya di tengah. Ruang cargo (cargo compartment) mempunyai dimensi panjang 41 ft, lebar 10 ft 3 inch, dan tinggi 9 ft. Akses pintu pesawat terdiri dari : di sebelah kiri fuselage terdapat pintu untuk crew yang dapat dioperasikan secara manual, 2 pintu untuk peterjun yang ditempatkan di setiap sisi bagian belakang fuselage dekat roda pendarat. Selain itu terdapat 6 pintu darurat, 3 di bagian atas fuselage, 1 di sisi kanan fuselage bagian depan dekat roda serta 2 jendela di flight station yang juga dapat digunakan sebagai pintu darurat.
Daya pesawat disuplai oleh 4 engine Allison turboprop dengan putaran konstan. Setiap engine memutar 4 Blade standar hidromatik, constant speed full feathearing, dan reversible-pitch propeller.
Bab 2 ini menguraikan sejarah singkat, definisi misi penerbangan dan tingkat kesiapan, status usia, serta prinsip kerja utama yang direpresentasikan dalam bentuk diagram blok fungsional (Functional Block Diagram/FBD) dari masingmasing sistem dan subsistem Pesawat C-130 Hercules.
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-10-
Bab 2
II.2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
Definisi Misi Penerbangan, Tingkat Kesiapan (Mission Readiness)
dan Status Pesawat C-130 Hercules Versi TNI Angkatan Udara
II.2.1 Definisi Misi Penerbangan Pesawat C-130 Hercules Versi TNI AU Kategori misi penerbangan militer yang akan dijalankan oleh Pesawat C-130 Hercules terdiri dari sembilan (9) misi penerbangan, di mana dari misi penerbangan ini akan diturunkan komponen penunjang kelaikan penerbangan (NO GO ITEM) Pesawat. Adapun misi penerbangan militer, antara lain : a. Very Very Important Person/Very Important Person (VVIP/VIP) b. Combat Operation (Operasi Tempur) c. Local Training d. Cross Country e. Overseas / Ferry Flight f. Night Flight g. Instrument Flight h. Search and Rescue (SAR) i. Formation Flight (Terbang Formasi)
II.2.2 Definisi Tingkat Kesiapan (Mission Readiness) Pesawat C-130 Hercules Versi TNI AU TNI Angkatan Udara mendefinisikan tingkat kesiapan pesawat dalam suatu satuan operasional (Skadron Udara) dengan prosentase perbandingan antara jumlah pesawat tersedia atau siap pakai (available) setiap hari dengan jumlah sasaran kesiapan pesawat dalam satu bulan. Jumlah Hari Pesawat Siap Pakai Kesiapan Rata-Rata =
x 100 % Jumlah Sasaran Kesiapan x Jumlah Hari dalam Bulan
Kesiapan pesawat tergantung kepada kebijakan yang diambil oleh Mabes TNI AU dengan mengalokasikan 3500 FH atau dalam usia kalendar selama 1 tahun, yang didistribusikan untuk 8 sampai 9 pesawat.
Sehingga setiap pesawat dengan
kebijakan Staggering mendapatkan 380 sampai 450 FH per tahun.
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-11-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
Tabel II.1 Contoh Tingkat Kesiapan Pesawat C-130 Hercules TNI AU Tahun 2006 No. 1 2 3 4 5 6
Tail Number Pesawat
Jan
Feb
Mar
A-1302
94
64
81
A-1303
90
A-1304
82
0
A-1305
0
A-1308
0
A-1309
0
60
87
75.5
81
80
42
80.8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
50 100
0
0
51.3
48
48
87
0
0
84 0
0
0
0
81
0
0
0
0
80
76
0
0
0
80
94
0
0
0
42
90
0
0
0
perTN
93
0
0
Des
87
81
0
Prosentase Kesiapan Pesawat Tahun 2006 Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop
0
0
0
0
32
23
60 80 0 0 0
7
A-1310
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
A-1312
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
84
53.5
9
A-1313
84
68
94
80
32
90
87
94
73
42
42
42
69
10
A-1315
0
0
36
80
26
0
48
0
43
68
83
81
46.5
11
A-1316
0
61
84
77
55
70
87
65
77
48
73
71
69.8
89
69
75
83
59
79
70
69
65.0
61.8
Rata-rata Kesiapan
64
64
60
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K e s ia p a n
Des
Nop
Okt
Sept
Agt
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
K R a ta - R a ta
Feb
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Jan
Pr osen tase Kesiapan /Bulan
T in g k a t K e s ia p a n R a t a - R a t a P e s a w a t C - 1 3 0 H e r c u le s T a h u n 2 0 0 6
B u la n
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
K e s ia p a n / T N
A- 1316
A- 1315
A- 1313
A- 1312
A- 1310
A- 1309
A- 1308
A- 1305
A- 1304
A- 1303
K R R /TN
A- 1302
Pr osen tase K esiapan /Bulan
T in g k a t K e s ia p a n P e r T a il N u m b e r P e s a w a t C - 1 3 0 H e r c u le s T a h u n 2 0 0 6
T a i l N u m b e r C -1 3 0 H e r c u l e s
Gambar II.1 Contoh Representasi Tingkat Kesiapan Pesawat C-130 Hercules Tahun 2006
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-12-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
Sedangkan pendefinisian tingkat kesiapan pesawat (available) dijabarkan secara sederhana dengan : A0 = Total Time - NMCT (Not Mission Capable Time Total) Kategori NMCT : - Pemeliharaan (Harian, Ringan, Sedang, Berat, khusus atau diluar TNI AU) - Perbaikan - Modifikasi - Tunggu Sukucadang - Ganti Motor - Hambatan Kemampuan personel - IRAN/SIP/SDLM - Tunggu alat, dan - Hambatan lain lain
II.2.3 Status Usia Pesawat C-130 Hercules Versi TNI AU Status usia Pesawat C-130 Hercules TNI AU bisa dilihat dalam 2 kategori, yaitu ; usia berdasarkan Flight Hour (FH) dan usia berdasarkan kalender. Gambaran status usia Pesawat C-130 Hercules dapat dilihat pada Tabel II.2 dan Gambar II.2. Tabel II.2 Status Pesawat C-130 Hercules TNI AU ( per 30 April 2006) Pesawat C-130 Hercules TNI AU No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tail Number A-1302 A-1303 A-1304 A-1305 A-1308 A-1309 A-1310 A-1312 A-1313 A-1315 A-1316 A-1317
TSN
16.081 15.309 9.800 11.906 12.524 9.673 8.102 16.394 19.727 15.786 12.207 12.390
Received
No.
1960 1960
13 14
1960
15
1961
16
1961 1961
17 18
1961
19
1961
20
1961 1961
21 22
1979
23
Tail Number A-1318 A-1319 A-1320 A-1321 A-1323 A-1325 A-1326 A-1327 A-1328 A-1314 A-1341
TSN
9.479 15.224 13.593 12.060 11.785 14.959 9.033 2.2305 19.100 6.970 6.248
Received 1980 1980 1980 1980 1980 1980 1980 1980 1980 1983 1987
1980
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-13-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
A -1341
A -1314
A -1328
A -1327
A -1326
A -1325
A -1323
A -1321
A -1320
A -1319
A -1318
A -1317
A -1316
A -1315
A -1313
A -1312
A -1310
A -1309
A -1308
A -1305
A -1304
A -1303
55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 A -1302
Aircraft Age (Years)
U sia Pe sa w at C -13 0 H erc ule s Pe r Ta il N um be r
Ta il Nu m be r Ai rcr a ft Ag e'
'F irs t 25 Ye ars Ag e'
'Sec ond 25 Ye ars Ag e'
Gambar II.2 Representasi Grafis Usia Pesawat C-130 Hercules TNI AU (2006)
II.3
Sistem Daya (PowerPlant)
Empat (4) engine Allison T56-A-15 Turboprop membangkitkan tenaga sekitar 2,6 HP/Lb berat saat maximum power.
Engine terdiri dari 3 komponen utama :
axial-flow gas turbine power unit merupakan pembangkit tenaga (power section) yang mentransmisikan daya ke propeller dalam bentuk torque. Unit daya (power unit) terdiri dari air inlet housing, 14-stage compressor, diffuser assembly, combustion section, 4-stage turbine dan accessory case. Fuel Tank
Air
Starter Gen APU/GT C
Bleed Air (Udara)
Accessory Drive Housning Assembly
FCU
Compressor Assembly
Combustion Assembly
Turbine Assembly
Reducti on Gear Assembl y
Prop eller
Output Daya
Engine Section Gambar II.3 Power Plant (Allison Turbo-Prop Engine) C-130 Hercules
Komponen kedua adalah reduction gear assembly, mentransmisikan daya dari turbine power unit melalui single propeller shaft. Dan yang terakhir torquemeter
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-14-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
assembly, mentransmisikan daya shaft ke propeller saat start engine, sehingga akan memutar starter generator.
Putaran starter generator akan memutar
kompresor melalui kompresor 14 stage dan menghasilkan perbandingan kompresi mencapai 9,5 : 1.
II.4
Propeller
Sistem propulsi menggunakan turbojet engine dan propeller yang didesain beroperasi sebagai unit terkoordinasi. Engine menyediakan sumber daya dan propeller mengubah daya ini menjadi gaya dorong (thrust).
Komponen utama
propeller adalah barrel assembly, blade assembly, dome assembly, spinner assembly, de-icer control ring holder assembly dan propeller control assembly. Blade terbuat dari solid aluminium alloy yang di tempa. Daya listrik dari sistem listrik pesawat ditransmisikan dari brush assembly. Barrel assembly berfungsi untuk mentransmisikan torque engine ke propeller blade serta mereduksi putaran poros propeller. Dome assembly berfungsi sebagai mekanisme untuk mengubah sudut blade propeller. Propeller Systems
Propeller
Propeller Control Unit (PCU)
Blade Assy Barrel Assy
Pump Housing
Valve Housing
Spinner Assy Dome Assy Pitch Lock Assy De-Icer Contact
Constant Speed Take Off
Governor 340 – 900
RGB P/H
V/H
Pitch Lock
Barrel
Saat Ground
Dome
B L A D E
Controller 0 – 340
Gambar II.4 Propeller Systems C-130 Hercules Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-15-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
Putaran Reduction Gear Box (RGB) yang terhubung dengan Pump Housing dan Valve Housing ditransmisikan ke Barrel assembly melalui kontrol pitch lock. Torgue yang dihasilkan diteruskan ke dome untuk memutar propeller dengan dua kondisi, yaitu saat ground controller akan mengatur sudut propeller (00 – 340), sedangkan jika putaran propeller berada pada putaran konstan atau saat pesawat take off, peran ini akan diambil alih oleh governor yang akan memberikan sudut propeller (340 – 900).
II.5
Sistem Kelistrikan (Electrical System)
Daya listrik pesawat berasal dari 5 AC generator dan dari baterai. Tiap 1 engine dan APU menyuplai 40 KVA AC generator, yang digunakan untuk primary AC 3 phasa serta phasa tunggal secondary dan primary AC. Listrik AC dari 4 engine ditransmisikan melalui 4 bus AC, yaitu AC bus kiri, AC bus essensial, bus AC utama dan bus AC kanan dengan sistem operasi dari kombinasi 2 atau lebih engine driven AC generator. Jika hanya 1 generator yang beroperasi maka daya listrik akan digunakan hanya untuk essensial AC bus dan AC bus utama. Sedangkan APU hanya dihubungkan dengan essensial AC bus. Daya listrik AC dan DC yang berasal dari luar (batterai) dihubungkan melalui sisi kiri fuselage di depan kompartemen batterai. Daya untuk sistem AC primer disuplai dari 5 AC generator, yang juga digunakan untuk mengoperasikan sistem AC sekunder dan sistem DC.
Sumber daya listrik DC terdiri dari 4 transformer rectifier (TR) 28
volt 200 ampere. Yang terdiri dari 2 EA untuk essential DC bus dan 2 EA untuk main DC bus. TR ini dihasilkan dari merubah arus AC menjadi arus DC. Selain itu sumber power DC dihasilkan dari batterai yang berfungsi untuk menyuplai daya darurat serta digunakan untuk starter generator APU/GTC.
Batterai yang
digunakan adalah tipe Lid Acid 24 volt (36 amp hr) (31 Amp hr).
Selain daya listrik yang dihasilkan oleh tipa engine dan APU-nya ada sumber lain untuk menghasilkan daya listrik yang berasal dari eksternal power. Eksternal power dibutuhkan untuk menghasilkan sumber arus AC dari generator pada tiaptiap engine yang memiliki kemampuan 8 pole main generator, 30 pole magnet generator, 40 KVA, 115/volt AC, 400 hz.
Generator diputar oleh bagian depan
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-16-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
gear box pada tiap-tiap engine atau power section. Generator berfungsi normal setelah putaran mesin mencapai 100 %.
Sumber arus AC yang lain dihasilkan
dari inverter 115 volts AC 250 volt amp dan 2500 volts amp. Inverter menaikkan dan mengubah tegangan volt DC menjadi volt AC dengan tenaga dari essential DC bus. Pada control panel inverter switch diberi tanda garis kuning horizontal dengan 3 posisi, apabila posisi horizontal power didapat dari arus AC ke arus AC. Apabila switch pada posisi off berarti putus hubungan power tersebut. Sedangkan kalau kita memposisikan ke switch horisontal maka inverter akan bekerja dan akan menghasilkan 115 volt s AC 400 hz. Electrical System Primary AC
Secondary AC
DC Power System
Engine Driven Gen
Inverter
Battery
APU Generator
Power Relay
TRU
Generator Outlight
Power Outlight
External DC
Meter
Voltage Regulator
Loadmeter Volt meter Frequency Meter
Gambar II.5 Electrical System C-130 Hercules
II.6
Sistem Bahan Bakar (Fuel System)
Sistem bahan bakar Pesawat C-130 Hercules dirancang agar pesawat memiliki kemampuan untuk melakukan misi jarak jauh.
Kapasitas total bahan bakar
Pesawat C-130 Hercules adalah 64.000 lbs dan dapat digunakan sampai pada level 62.920 lbs. Pesawat juga dapat di-refuel dan defuel dari adapter Single Point Refueling (SPR), yang ditempatkan di sisi kanan penutup roda bagian depan. Tiap engine memungkinkan untuk disuplai bahan bakar baik secara langsung (gravity)
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-17-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
dari tangki bahan bakar utama ataupun melalui crossfeed manifold system, dari setiap tangki. Sedangkan bahan bakar APU disuplai langsung dari tangki bahan bakar nomor 2.
Empat tangki bahan bakar utama ditempatkan di sayap yang
dihubungkan secara terintegrasi serta menggunakan seal struktur sayap untuk dinding tangki. Booster pump di pompa kepada engine yang akan diputar, untuk mencegah terjadinya aliran fuel yang tidak diinginkan maka dipasanglah valve. Dua kontrol panel dibutuhkan untuk mengontrol operasi dan manjemen seluruh sistem atau yang biasa disebut dengan Fuel Management Systems (FMS). Fuel System Main Tank
Maifolds
Auxiliary Tank
Vents
Pumps
External Tank
Valves
Water Removal System
Indicator
Fuel Management System (FMS)
Gambar II.6 Fuel Systems C-130 Hercules
II.7
Sistem Hidraulik (Hydraulic System)
Sistem hidraulik Pesawat C-130 Hercules terbagi atas tiga sistem utama dan satu sistem pendukung, yaitu ; Auxiliary Hydraulics System (AHS), Utility Hydraulics System (UHS), dan Booster Hydraulics Systems (BHS) sebagai sistem utama serta Forward Cargo Door yang dioperasikan secara terpisah. Hydraulic power souce berasal dari Engine Driven Pump (EDP) pada tiap-tiap engine. Apabila engine memutar EDP, maka EDP akan menghasilkan pressure hydraulic (3000±200) Psi. Engine 1 dan 2 menyuplai pressure untuk utility sedangkan engine 3 dan 4 menyuplai pressure ke booster. Sistem AHS dihasilkan dari auxiliary pump yang menghasilkan pressure (3000 ± 200) psi. Penggunaan AHS hanya digunakan untuk ramp door system dan aft door serta brake system. Namun AHS bisa juga digunakan saat pesawat tidak terbang (on ground). AHS juga bisa menyuplai utility system dengan jalan menurunkan posisi switch (ground check out valve) ke
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-18-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
bawah. Sumber daya sistem hidraulik untuk utility maupun booster disuplai oleh engine driven pump (EDP) yang terpasang pada gear box, sehingga jika engine berputar maka tekanan akan menunjukkan 3000 ± 200 psi.
UHS ini digunakan
untuk mengoperasikan flight control, flap system, landing gear system serta anti skid system. BHS hanya bisa digunakan untuk mengoperasikan flight control system saja seperti untuk menggerakkan aileron, rudder dan elevator.
Adapun
pressure dari BHS sama dengan UHS. Hydraulics Systems
Auxiliary Hyd Syst
Forward Cargo Door
Utility Hyd Syst
Booster Hyd Syst Engine Driven Pump 3 & 4
Engine Driven Pump 3 & 4
Aileron Ramp Act Cyld Rudder Forward Cargo Door Act Cyilnder
Nose Landing Gear Actuating Cyilnder
Aft Cargo Door
Elevator
Gambar II.7 Hydraulics Systems C-130 Hercules BHS R E S E R V O I R
EDP Engine 3 & 4
A C C U M U L A T O R
Press Trans & Snubber
Press Trans & Snubber
Shutoff V.
Aileron
Shutoff V.
Rudder
Diverter V
Press Trans
Shutoff V
Elevator
Suction Boost Pump
Gambar II.8 Booster Hydraulics System (BHS) AHS
NLG Emergency Extention Valve
R E S E R V O I R
Hand Pump
FCD Control Valve
FCD Actuating Cylinder
Gambar II.9 Forward Cargo Door and Nose Landing Gear Extention Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-19-
Bab 2
AHS R E S E R V O I R
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
A C C U M U L A T O R
Cooler Assmbly
Electrical Driven
Hand Pump
Ramp Actuating Cylinder Ramp Control Aft Cargo Door Actuating & Lock Cylinder
Press Trans & Snubber
Gambar II.10 Auxiliary Hydraulics System (AHS)
II.8
Sistem Kendali Terbang (Flight Control System)
Flight control terdiri kontrol permukaan utama (aileron, rudder dan elevator), sistem kontrol trim tab, dan sistem kontrol flap. Main control surface dikontrol secara mekanik oleh booster hydraulic. Trim tab dikontrol oleh sistem kontrol elektrik. Keduanya juga dapat dikontrol secara autopilot, jika autopilot dioperasikan. Sedangkan flap kontrol dioperasikan dengan tekanan hidrolik. Aileron Boost Cylinder
Rudder Pedal LH Contro l Wheel
BHS Pressure
Rudder Pedal RH Rudder Boost Cylinder
UHS Pressure
Flaps Lever
Elevator Boost Cylinder
Gambar II.11 Flight Control System (FCS)
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-20-
Bab 2
II.9
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
Sistem Pneumatik (Pneumatic System)
Sistem pneumatik Pesawat C-130 Hercules disuplai oleh Bleed Air System (BAS) yang digunakan untuk starter engine, sistem floor heat, sistem anti icing (engine inlet air duct, sayap dan ekor, radome, urinal drain), sistem AC untuk flight station dan cargo compartment, serta sistem tekanan kabin.
Setelah engine
pesawat di starter, bleed air akan didapatkan dari compresor section dari tiap-tiap engine, dengan output 158 PPM aliran udara pada 6350 F dan 125 PSIG. APU
Pressuri zation
Sistem AC Bleed Air Valves: Pressure regulator & shutoff V. Divider V. Wing Isolations V. Anti Icing V. Floor Heat shutoff V. Flow control & shutoff V. Radome A|nti-Icing control V.
Bleed Air
Cargo compartment syst Under Floor Heating Flight Station syst AUX Vent
Radome Wing & Empenage Anti Icing Syst
Engine
NESA Winshield
Oxygen Syst AUX Vent
Gambar II.12 Pneumatic System (AHS) II.10
Sistem Roda Pendarat dan Pengereman (Landing Gear and Brake System)
Landing gear system terdiri dari roda, steering nose gear (NSG) dan main landing gear (MLG). Dalam operasi normal sistem ini menggunakan UHS. Nose gear retrack kedepan searah dengan bagian nose fuselage, MLG retrack secara vertikal kesisi kiri dan kanan roda di fuselage. Dalam posisi retrack, semua landing gear ditutup oleh pintu secara mekanik.
Sistem penunjukan posisi landing gear
memberikan indikasi visual dari posisi tiap gear, dan penunjukan visual pada kondisi landing gear jika tidak terkunci. Dalam operasi normal, waktu retrack ataupun ekstensi baik NLG maupun MLG adalah 19 detik atau kurang. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-21-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
UHS Pressure LG Control Panel
Steering Wheel
LG Selector Valve
Steering Control Valve
Brake Lock
Brake Lock
Uplock Cylinder
Motor
Motor
Gear Box
Gear Box
Steering Cylinder
LH MLG
RH MLG
LH/RH NLG
Down lock Cylinder
MLG System
NLG System
Gambar II.13 MLG dan NLG System
Brake system dioperasikan secara hidrolik, brake jenis multiple disk terpasang pada empat roda MLG, sedangkan NLG tidak memiliki brake.
Brake secara
normal dioperasikan dari tekanan UHS, dengan alternatif supplai tersedia melalui AHS. Jika daya listrik off, sistem akan menyuplai tekanan untuk mengoperasikan brake.
Fluida untuk sistem operasi normal mengalir melalui selector valve
menuju katub kontrol brake kiri dan kanan. Dari katub kontrol fluida mengalir melalui katub dual anti skid, brake fuse, dan shuttle valve menuju brake. Tiap brake dikontol oleh katub kontrol brake, katub anti skid, dan shuttle valve brake. AHS menyuplai pressure melalui katub selector emergency brake, dan menggerakkan emergency brake system. UHS dan AHS posisinya dipilih secara manual dengan brake select switch. Jika AHS pressure tidak dapat dioperasikan secara elektrik, maka dapat menggunakan handpump AHS.
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-22-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
AHS Pressure
UHS Pressure
Accumulator
Accumulator
Transmitter Whell brake Transduser
Shuttle V.
Selector
Emergency Brake Valve
Emerg/Normal
Rudder Pedal
Parking Brake Handle
Brake Control Valve
Transmitter Normal Brake Valve Rudder Pedal Brake Control Valve
ON/OFF 28 VDC
Anti Skid Valve De-energized Parking Brake Shuttle Valve
Shuttle V.
Anti Skid Valve De-energied Parking Brake Shuttle Valve
Shuttle V. Whell brake Transduser
Whell brake Transduser
Shuttle V. Anti Skid Control Box ON FWD LH LH RH RH OFF AFT FWD AFT FWD AFT
Whell brake Transduser
Gambar II.14 MLG Brake System
II.11
Sistem Pendingin dan Tekanan Kabin (Air Conditioning and Pressurization System)
Sistem AC Pesawat C-130 terbagi menjadi 2 bagian yaitu, AC flight station dan AC cargo compartment, yang beroperasi secara independen ataupun simultan. Keduanya dioperasikan oleh bleed air yang disupplai dari engine compressors, atau jika dioperasikan di bawah menggunakan APU. Kedua sistem menjaga udara sesuai temperatur yang disyaratkan dan membuang ekses kelembaban sebelum udara masuk ke pesawat melalui duct system. Udara yang masuk ke sistem AC dikontrol oleh sistem regulator dengan dua kondisi operasi, yaitu selama terbang dan selama kondisi shutoff baik AC ataupun pressurization yang disyaratkan. Setiap regulator akan mengkompensasi udara sesuai ketinggian pesawat sekitar 70 PPM, dan saat ketinggian 35.000 ft menjadi 34 PPM. Sedangkan pada under
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-23-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
floor heating system mencapai 34 PPM saat 35.000 ft. Pressure dari engine masuk ke heat exchanger, kemudian melewati turbine cooling sehingga menghasilkan udara bertekanan untuk AC dan pressurize system. Daya listrik untuk komponen kontrol sistem AC disuplai melalui sirkuit breaker pada panel kopilot.
II.12
Sistem Anti es dan De-ice (Anti-Icing and De-Icing System)
Anti icing system digunakan untuk mencegah formasi es pada daerah kritis di pesawat, sedangkan De ice system membuang es setelah terbentuk. Panas untuk sistem didapatkan baik dari penggunaan elemen pemanas elektrik atau udara yang berasal dari bleed air system (BAS). Udara panas dari BAS ini digunakan anti icing system untuk wing and empenage leading edge, nose radome, dan engine inlet air and cooler scoops. Anti icing system menggunakan panas dari sumber listrik yang di pasang pada winshields, pitot tubes, dan bagian depan dari propeller spinner.
De-icing blade propeller dan bagian belakang propeller
spinner juga dibuat secara elektrik.
Ice detection system digunakan untuk
mencapai operasi otomatis dari anti icing dan de-icing system. Anti Icing De-Icing System Bleed Air System
Ice Detection System
Electrical Heating element
Automatic Operation
Wing & Empenage Leading Edge
Winshields
Nose Radome Anti Icing
Nose Radome
Pitot Tube
Engine Inlet Air Duct Anti Icing
Engine Inlet Air & Oil Cooler Scoops
Forward section & afterbody Prop spinner
Compressor Inlet Guide Vane Anti Icing
Wing & Empenage Leading Edge
Prop Blade & rear section Prop spinner
Propeller Spinner Anti Icing
Prop spinner middle, rear section De-Icing
Propeller Blade De-Icing
Gambar II.15 Anti Icing and De-Icing System
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-24-
Bab 2
II.13
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
Sistem Oksigen (Oxygen System)
Pesawat C-130 Hercules dilengkapi dengan sistem oksigen cair dengan tekanan 300 Psi. Sistem menggunakan diluter-demand automatic pressure breathing regulator dan beroperasi pada tekanan 270 sampai 455 Psi dalam sistem statis di bawah kondisi tanpa aliran.
Pada saat digunakan tekanan menunjukkan 270
sampai 340 Psi. Pemilihan secara manual memungkinkan sistem menyediakan oksigen sesuai dengan kebutuhan tergantung pada perubahan cabin altitude, atau saat darurat menggunakan oksigen 100 %. Sistem oksigen pesawat ada dua macam, pertama yang terpasang di pesawat (diisi setiap habis pemakaian) terdiri dari 11 Oksigen masker, dan yang kedua adalah sistem portabel (4 unit). Oksigen disuplai dari 15 liter oksigen cair oleh converter melalui 2 unit heat exchanger ke 6 supplai regulator (di flight deck) dan 4 (di cargo compartment).
II.14
Sistem Kendali Terbang 105 (Flight Control System / FCS 105)
FCS 105 adalah kombinasi autopilot, guidance, display dan sensor, dan dibuat dari 2 flight director system (FDS) dan autopilot. FDS 1 dan 2 menggunakan daya 28 VDC dari essential DC bus dan daya 115 VAC dari essential AC bus. Autopilot menggunakan daya 28 VDC dari essential DC bus dan 115 VAC dari essential AC bus. FCS dilengkapi dengan indikator dan kontrol, seperti : ADI, GYRO ATT, INS ATT, dan lain-lain.
II.15
Sistem Avionic (Avionic System)
Definisi avionic system Pesawat C-130 Hercules, berdasarkan Flight Manual (FM382C-94D) adalah seluruh peralatan avionik kecuali FCS 105.
Sistem
navigasi pesawat merupakan gabungan komposisi dari peralatan avionik dan radio, yang berfungsi untuk mendapatkan informasi tentang posisi pesawat dan arah terbangnya seperti pada pemakaian kompas dan internal navigation system (INS).
Sumber daya dari semua alat navigasi dan komunikasi pada pesawat ini
disuplai oleh 26 volts AC, 115 volts AC dan 28 volts DC dari sistem listrik pesawat.
Instrumen navigasi Pesawat Hercules terdiri dari radio magnetic
indicator, turn and bang indicator, rate of climb indicator, airspeed indicator, Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-25-
Bab 2
Pesawat C-130 Hercules Versi Militer
altimeter indicator, bearing distance horizontal indicator, magnetic compass (C12 compass system) dan outside air temperature, serta dilengkapi dengan peralatan avionik untuk komunikasi intercom.
II.16
Instrument
Instrumen Pesawat C-130 Hercules terbagi dalam dua kelompok utama yaitu, pitot static instrument dan miscellaneous instrument. Pitot static system menyuplai tekanan udara dari atmosfer untuk mengoperasikan vertical velocity, airspeed, dan altimeter indicator. Pitot Static system juga menyuplai tekanan ke flight control system (FCS) air data control, airspeed sensor, dan true air speed (TAS). Dua pitot tube ditempatkan pada sisi yang berlawanan di nose pesawat. Sedangkan miscellaneous instrument terdiri dari 4 instrumen yaitu, indikator temperatur udara, magnetic compass, accelometer, dan jam pesawat.
II.17
Miscellaneous System and Equipment
Miscellanous system and equipment merupakan sistem dan alat-alat kelengkapan pendukung lainnya dari Pesawat C-130 Hercules. Miscellanous system antara lain, missile, cargo loading equipment, cargo door and ramp system, aerial delivery system, troop carrying equipment, casualty carrying equipment, paratroop equipment air deflectors, crew entrance door, door warning system, dan crew seats. Sedangkan miscellanous equipment terdiri dari winshield wipers, fasilitas toilet, galley equipment, ladders, tutup pelindung, blackout curtains, sistem alarm, pelampung, alat pemadam kebakaran yang dioperasikan dengan tangan, peralatan pertama pada kecelakaan (P3K), lampu darurat, tali darurat, kapak tangan, dan baju anti api.
Semua perlengkapan di atas, ada yang
merupakan opsi (pilihan) dan ada yang merupakan peralatan yang harus dipunyai dan dibawa oleh pesawat sesuai dengan ketentuan aturan dan misi penerbangan yang dijalankan.
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules
-26-