GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK PESANTREN JIHADUL UKHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010 Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh : MUJTAHIDAH INTAN NUQSAH NIM : 105104003468
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Judul penelitian
: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI
DI
UKHRO
PONDOK
TURI
PESANTREN
KECAMATAN
JIHADUL
TEMPURAN
KABUPATEN KARAWANG : MUJTAHIDAH INTAN NUQSAH
Peneliti
Saya adalah santri/santriwati tingkat SMP/SMA yang tinggal di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang telah diminta dan bersedia untuk berperan sebagai responden dalam penelitian tersebut diatas. Peneliti telah menjelaskan tentang cara-cara penelitian yang akan dijalankan. Saya mengetahui tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren jihadul ukhro turi tempuran karawang. Saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi pada saya sangat kecil. Saya berhak untuk mengundurkan diri menjadi subjek penelitian ini tanpa ada sangsi atau kehilangan hak saya. Saya mengerti bahwa peneliti akan menjaga identitasitas dan kerahasiaan saya. Demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia ikut serta dalam penelitian. Jihadul Ukhro,
2009
Informan
(
Peneliti
)
(
)
PROGRESS REPORT BIMBINGAN SKRIPSI
Nama
: Mujtahidah Intan Nuqsah
NIM
: 105104003468
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi
: Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Tahun 2010
Dosen Pembimbing
: 1. Jamaludin, S.Kep, M.Kep 2. Catur Rosidati, S.KM, M.KM
No
Hari/Tanggal
Kegiatan
Dosen pembimbing
1.
Jumat /17-04-2009
Judul disetujui
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
2.
Kamis/30-04-2009
Refisi BAB I
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
3.
Selasa/19-05-2009
Konsul BAB I-IV : Perbaiki definisi Jamaludin, S.Kep, M.Kep oprasional
4.
Senin/1-06-2009
Refisi BAB I-IV: susun latar Catur Rosidati, S.KM, M.KM belakang dari umum ke khusus, gambarkan personal higiene pesantrennya, perbaiki definisi oprasional
5.
Senin/8-06-2009
Refisi BAB III dan BAB IV, perbaiki Jamaludin, S.Kep, M.Kep kuesioner
6.
Jumat/12-06-2009
7.
Rabu/5-08-2009
Konsul BAB I-IV dan Kuesioner, Catur Rosidati, S.KM, M.KM daftar pustaka Jamaludin, S.Kep, M.Kep Perbaiki BAB I-IV, perubahan Catur Rosidati, S.KM, M.KM metode penelitian
8.
Jumat/7-08-2009
Konsul perubahan jenis penelitian Jamaludin, S.Kep, M.Kep menjadi kualitatif
9.
Kamis/10-09-2009
Perbaiki BAB I, perbaiki BAB III, Catur Rosidati, S.KM, M.KM BAB IV, lembar observasi dan
pedoman wawancara mendalam 10.
Kamis/29-10-2009
ACC seminar proposal
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
11.
Kamis/29-10-2009
Perilaku yang tidak bisa diobservasi Catur Rosidati, S.KM, M.KM di tanyakan dalam wawancara mendalam, perbaiki ruang lingkup penelitian, BAB IV, dan pedoman wawancara, juga surat persetujuan sebagai subjek penelitian
12.
Rabu/4-11-2009
ACC seminar proposal
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
13.
Senin/21-12-2009
Konsul kerangka konsep
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
14.
Jumat/24-12-2009
Perbaiki lembar observasi
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
15.
Kamis/7-01-2010
Sesuaikan tujuan, dengan kerangka Catur Rosidati, S.KM, M.KM konsep, perbaiki BAB IV, perbaiki Pedoman FGD santri
16.
Senin/22-03-2010
BAB V di refisi, di buat per item Jamaludin, S.Kep, M.Kep kegiatan personal higien, benarkan Catur Rosidati, S.KM, M.KM matrik
17.
Senin/29-03-2010
BAB V refisi sesuaikan kalimat Jamaludin, S.Kep, M.Kep pengantar ungkapan dengan ungkapannya, matrik dipisah antara Catur Rosidati, S.KM, M.KM kelompok laki-laki dan perempuan
18.
Kamis/01-04-2009
BAB VI refisi buat per item kegiatan Catur Rosidati, S.KM, M.KM personal higien
19.
Kamis/08-04-2009
Konsul BAB VI dan VII, ACC maju Catur Rosidati, S.KM, M.KM sidang
20.
Senin/12-04-2009
Konsul BAB I-VII dan konsul Jamaludin, S.Kep, M.Kep abstrak, ACC maju sidang
Mengetahui Pembimbing I
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
Pembimbing II
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
1. Tanggal 19 mei 2009 oprasional (pa jamal)
konsul BAB I – BAB IV, perbaiki definisi
2. Tanggal 1 juni 2009 refisi BAB I – IV diurutkan dari umum ke khusus, gambarkan keadaan personal higiene pesantrennya, perumusan masalah difokuskan, definisi oprasional dan kuesioner juga skala ukur harus sama referensinya, cari pengertian sikap dan sosio ekonomi yang lebih sesuai (bu catur) 3. Tanggal 8 juni 2009 (pa jamal)
refisi BAB III dan BAB IV, perbaiki kuesioner
4. Tanggal 12 juni 2009 catur)
konsul BAB I – BAB IV dan kuesioner (bu
5. Tanggal 5 agustus 2009 perubahan judul, perbaiki latar belakang penelitian, BAB II, definisi oprasional, BAB IV, dan kuesioner penelitian, disarankan penelitian kualitatif (bu catur) 6. Tanggal 7 agustus 2009 konsul kuantitatif ke kualitatif (pa jamal)
perubahan
jenis
penelitian
dari
7. Tanggal 10 september 2009 perbaiki BAB I, perbaiki BAB III, BAB IV, lembar observasi dan pedoman wawancara mendalam (bu catur) 8. Tanggal 29 oktober 2009
ACC seminar proposal (pa jamal)
9. Tanggal 29 oktober 2009 perilaku yang tidak bisa diobservasi di tanyakan dalam wawancara mendalam, perbaiki ruang lingkup penelitian, BAB IV, dan pedoman wawancara, juga surat persetujuan sebagai subjek penelitian (bu catur) 10. Tanggal 4 november 2010
ACC seminar proposal (bu catur)
11. Tanggal 21 desember 2010
konsul kerangka konsep (pa jamal)
12. Tanggal 24 desember 2010
perbaiki lembar observasi (bu catur)
13. Tanggal 7 januari 2010 sesuaikan tujuan, dengan kerangka konsep, perbaiki BAB IV, perbaiki Pedoman FGD santri (bu catur)
14. Tanggal 22 maret 2010 BAB V di refisi, di buat per item kegiatan personal higien, benarkan matrik (pa jamal dan bu catur) 15. Tanggal 29 maret 2010 BAB V refisi sesuaikan kalimat pengantar ungkapan dengan ungkapannya, matrik dipisah antara kelompok laki-laki dan perempuan (pa jamal dan bu catur) 16. Tanggal 1 april 2010 higien
BAB VI refisi buat per item kegiatan personal
17. Tanggal 8 april 2010
konsul BAB VI dan VII, ACC maju sidang
18. Tanggal 12 april 2010
konsul abstrak, ACC maju sidang
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
: Mujtahidah Intan Nuqsah
NIM
: 105104003468
Mahasiswa progran
: Ilmu Keperawatan
Tahun akademik
: 2005
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul : GAMBARAN
PERILAKU
PERSONAL
HIGIENE
SANTRI
DI
PONDOK PESANTREN JIHADUL UKHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010 Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sangsi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 9 April 2010
(Mujtahidah Intan Nuqsah)
1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, 21 Mei 2010 Mujtahidah Intan Nuqsah, NIM :105104003468 GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK PESANTREN JIHADUL UHRO TURI KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010 Xix + 101 halaman + 2 tabel + 14 lampiran Abstrak. Personal higiene santri menjadi penting karena selain sebagai langkah awal terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren, personal higiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme dan mencegah seseorang terkena penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang tahun 2010, dengan menggunakan metode kualitatif, dan desain fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi. Informan dalam penelitian ini 26 orang, dengan 24 orang informan FGD yang terdiri dari 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri. Dan 2 orang informan wawancara mendalam yaitu 1 orang ustadzah pengasuhan, 1 orang pengurus. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran perilaku personal higiene santri mengenai mandi, menggosok gigi, merawat rambut, merawat mata, merawat hidung, merawat telinga, mencuci tangan, merawat kaki, dan merawat pakaian tergantung dari adanya bahan dan alat, serta biaya yang informan miliki. Begitu pula halnya dengan langkah-langkah, kebiasaan, dan frekuensi tergantung dari ada tidanya alat dan bahan untuk melakukan personal higiene. Teladan informan dalam melakukan personal higiene adalah orang tua, nenek, kakak, ustadzah, dan teman. Alternatif lain yang digunakan informan adalah dengan cara meminjam, meminta, tidak melakukan atau melakukan tapi tidak menggunakan alat dan bahan seperti biasanya, tetapi tidak mengurangi pemikiran dan perasaan informan terhadap manfaat personal higiene. Dengan demikian diperlukan pemberdayaan seluruh potensi yang ada di pondok untuk mengubah kebiasaan yang masih kurang baik. Serta bekerjasama dengan para orang tua santri untuk memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan personal higiene santri. Kata kunci : perilaku, personal higiene, Pondok Pesantren Daftar bacaan : 44 (1997-2010)
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES STUDY OF NURSING SCIENCES PROGRAM ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Undergraduated Thesis, 21 May 2010 Mujtahidah Intan Nuqsah, NIM :105104003468 THE DESCRIPTION OF PERSONAL HIGIENE STUDENT’S BEHAVIOR AT JIHADUL UKHRO TURI BOARDING SCHOOL, TEMPURAN, KARAWANG 2010 Xix + 101 pages + 2 tables + 14 appendixes ABSTRACT Personal hygiene students is important because a first step to create a clean and healthy living behaviors in the boarding school and a good personal hygiene will minimize the entrance (portal of entry) of microorganisms and prevent a person from getting disease. This study aims to know the description of personal hygiene students behavior at Jihadul Ukhro Turi boarding school, Tempuran, Karawang in 2010, using qualitative methods, and design of phenomenology. Data collection is done by using in-depth interviews, Focus Group Discussion (FGD), and observation. Informants in this study amounted to 26 people, with 24 informants FGD consisted of 2 group of men and 2 group of girls, and 2 informants in-depth interview consisted of 1 person manager of organization and 1 person ustadzah parenting. The research result showed that the description of personal hygiene students behavior about bathing, brushing teeth, hair care, eye care, care of nose, ear care, hand washing, foot care, and care of clothing, depending from materials and equipment and costs that the informant had. So it is with the steps, habits, and frequency depending from materials and equipment to perform personal hygiene. Informant model in conducting personal hygiene are parents, grandparents, older sibling or cousin, ustadzah, and friends. Another alternative is the use of informants by borrowing or asking for or do not do or do but do not use tools and materials as always, but this does not reduce the thoughts and feelings informant against the benefits of personal hygiene. Thus the necessary empowerment of all the potential in the cabin to change habits that are still not good. And working with parents and students to facilitate personal hygiene needs of students. Key word : behavior, personal hygiene, Boarding School Reference : 44 (1997-2010)
PERNYATAAN PERSETUJUAN 3
Skripsi dengan judul GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SANTRI DI PONDOK PESANTREN JIHADUL UKRO TURI KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2010
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta, 21 Mei 2010
Pembimbing I
Pembimbing II
Jamaludin, S.Kep, M.Kep
Catur Rosidati, S.KM, M.KM
NIP : 19680522 200801 1 007
NIP : 19750210 200801 2 018
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Jakarta, 21 Mei 2010
Penguji I
Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat NIP . 132 146 260
Pnguji II
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM NIP : 19790520 200901 1 012
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
5
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Jakarta, 21 Mei 2010
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tien Gartinah, MN
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. DR (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Mujtahidah Intan Nuqsah
Tempat / tanggal lahir
: Tasikmalaya, 10 maret 1985
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Turi Timur RT/RW. 03/02 Ds. Tanjungjaya Kec. Tempuran Kab. Karawang 41385
Telp
: 085691885864
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan
: SDN Dayeuh Luhur 1 (1991 - 1997) SLTP Negeri 2 Tempuran (1997 - 2000) KMI Gontor Putri 1 Mantingan, Ngawi, Jawa Timur (2000 - 2004) MAS Alfalah 2 Nagreg, Bandung (2004 - 2005) PTN S1 Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2005 - sekarang)
Pengalaman Organisasi
: Bendahara OSIS SLTPN 2 Tempuran Sie Kerohanian OSIS SLTPN 2 Tempuran Anggota PMR SLTPN 2 Tempuran Sekertaris OPPM Rayon Santiniketan Gontor Putri 1 Bendahara GUDEP 1720 Gontor Putri 1
7
Supervisor of Public Speaking Gontor Putri 1 Panitia Perpulangan Santri Gontor Putri 1 Penguji Ujian Lisan Gontor Putri 1 Pengawas Ujian Tulis Gontor Putri 1 Pengabdian di Pondok Pesantren Annajah Bekasi Sebagai Penggerak Bahasa Pengawas ujian semester MTS Ponpes Annajah Bekasi Pengajar MTS Ponpes Annajah Bekasi Pengabdian di Ponpes Jihadul Ukhro Turi KarawangSebagai Pengasuhan Pengajar Ponpes Jihadul Ukhro Turi Karawang Pengawas dan Penguji Ujian Semester SMP dan SMASalafiyah Jihadul Ukhro Turi Karawang Panitia Singing Contest SMA seKab. Karawang Panitia Speech Contest SMP–SMA seKab. Karawang Anggota Irmafa Sie ILKAD Panitia Ulang Tahun FKIK sie Humas
Seminar yang pernah diikuti : Seminar “Wound Care Update” 2008 Seminar Populer “Move your Body, Your Heart’s Healthy” 2008 Seminar Nasional Keperawatan “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era” 2009
Semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak-Nya, seperti yang aku alami... itu semua adalah juga kehendak-Nya. Tiada seorangpun yang tahu di dunia ini akan apa yang terjadi di hari esok, kadang aku menjadi mahluk yang penuh dengan rencana, gagasan, keinginan, citacita, dan harapan yang melambung tinggi melebihi langit biru di angkasa, hingga... menembus batas kemampuan yang tak pernah kusadari. Dan....ketika aku tersadar kaki ini tak bisa lagi melangkah jauh, tak sanggup lagi menopang semua rencana, gagasan, keinginan, cita-cita dan harapan..... bahkan untuk besimpuh khusu menghadap-Nya sekalipun.......... Seketika itu juga aku benar-benar merasa gedung rencana yang kubangun 3 tahun terakhir itu rutuh, gagasan itu hilang, keinginan itu sirna, cita-cita itu kandas, harapan itu hanya tinggal harapan. Aku benar-benar tersudut di pojok ruangan yang hampa tanpa oksigen rencana, gagasan, keinginan, cita-cita, dan harapan. Hingga yang ku ingat hanyalah beberapa kalimat dari apa aku dengar “Selalu ada hikmah di balik semua kejadian yang menimpa manusia, walaupun pahit awalnya tapi apabila menerima dengan penuh rasa syukur dan ikhlas pasti manis akhirnya” “Janganlah meminta ilmu yang banyak pada Allah tapi, mintalah ilmu yang bermanfaat pada Allah, karena ilmu yang banyak tapi tak bermanfaat tidaklah berarti” “Allah menyebutkannya 2x berturut-turut di dalam Al-qur’an : Fainna ma’al ‘usri yusra, Inna ma’al ‘usri yusra (Al-insyirah : 5-6)” “Allah pun berfirman dalam Al-quran : Innamaa amruhuu idzaa araada syaian anyaquula lahuu kun fayakuun (Yaasiin : 82)” “Tinggalkanlah hal yang tak berguna dan beralihlah pada hal yang berguna” “Kamu harus selalu ingat bahwa baidhotu al-yaum khoiru min dajajatil ghodi” “ Belive that you can do it, than say to your self now I CAN DO IT” Skripsi ini aku persembahkan untuk mamah papahku tercinta dan adik-adiku tersayang.
KATA PENGANTAR 9
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta yang tidak pernah berhenti memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta pengikut ajaran beliau hingga akhir zaman. Atas nikmat dan karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Tahun 2010”. Dalam proses penelitian ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang peneliti jumpai namun, syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, keteguhan, ketegaran, kesungguhan, dan kerja keras disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tiada terkira kepada : 1. Bapak Prof. DR (hc). dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H.Achmad Gholib, MA, selaku Dekan dan pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Tien Gartinah, MN dan Irma Nurbaeti, Skep, M.Kep, Sp.Mat, selaku Ketua Program Studi dan Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Jamaludin, S.Kep, M.Kep dan Ibu Catur Rosidati, S.KM, M.KM, selaku Dosen pembimbing yang telah sabar, meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran selama membimbing peneliti. 4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen program studi Ilmu keperawatan, terimakasih
atas bimbingan dan doanya selama ini. 5. Segenap jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini. 6. Ayahanda Sholahuddin Nur dan Ibunda N. Qoriah, yang tak henti-hentinya memberikan dukungan baik moril, materil, spiritual, dan kekuatan serta iringan doa yang tak putus-putusnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu keperawatan di perguruan tinggi. 7. Ustadz dan Ustadzah pengasuhan serta Pengurus OSPM Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi 8. Adik-adiku tersayang Mujahidah Iffatin Nuqsah dan Muhammad Jalalun Nuqsah juga Mujaddid Silmi Nuqsah (almarhum) yang telah memberikan semangat dalam menyusun skripsi. 9. Sahabat – sahabat terbaiku (Fauziah, Lita, Herna, Neneng, Tika, Rosma, Nala, Atul, Risma, Fina, Tuti, Ciah, Ratu, Dewi, Zahro, Ais, Nandang, Didit (alm), Ihsan, Apep, Tegar) yang selalu memberi semangat, motivasi, dan tempat berkeluh kesah dalam menyelesaikan skripsi. 10. Teman-teman kosan RadLine (Nisa, Ifa, Pipit, Leha, Ka Hasni) thanks for you all 11. Teman-teman seperjuangan Ners’05 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Majulah
kebarisan
terdepan
wahai
perawat
profesinal!
Kembangkanlah ilmu keperawatan Indonesia! Manusia adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, akan tetapi tetap saja manusia tak kan luput dari salah dan Khilaf. Oleh karena itu penulis mengharapkan keritik saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya, karena salah satu amalan yang tidak akan putus sampai hari akhir adalah ‘Ilmu Yuntafa’u
11
Bihi yaitu Ilmu yang Bermanfaat. Jakarta, 10 April 2010
Penulis
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN .....................................................................................
i
ABSTRAK ...........................................................................................................
ii
ABSTRACT .........................................................................................................
iii
LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................
ix
KATA PENGANTAR .........................................................................................
x
DAFTAR ISI .......................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xvii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
xix
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang.................................................................................
1
B. Perumusan Masalah .........................................................................
9
C. Pertanyaan Penelitian ......................................................................
10
D. Tujuan Penelitian .............................................................................
11
E. Manfaat Penelitian ...........................................................................
12
F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................
13
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
14
A. Perilaku Kesehatan .........................................................................
14
1. Pengertian Perilaku .....................................................................
14
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku .............................
20
B. Definisi Personal Higiene ................................................................
21
C. Menjaga Kesehatan Melalui Kebersihan .........................................
23
1. Menjaga Kebersihan Badan .........................................................
23
2. Menjaga Kebersihan Pakaian .......................................................
35
D. Santri ...............................................................................................
36
E. Pondok Pesantren ............................................................................
38
F. Tinjauan Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................
39
BAB III KERANGKA KONSEP .....................................................................
41
A. Kerangka Konsep ............................................................................
41
B. Definisi Istilah .................................................................................
42
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................
43
A. Jenis Penelitian ................................................................................
43
BAB II
13
BAB V
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...........................................................
43
C. Informan Penelitian ........................................................................
43
D. Etika Penelitian ...............................................................................
45
E. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
46
F. Instrumen Penelitian.........................................................................
50
G. Validasi Data ....................................................................................
51
H. Analisa Data ....................................................................................
52
HASIL PENELITIAN........................................................................
53
A. Gambaran Umum Penelitian ...........................................................
53
B. Karakteristik Informan ....................................................................
53
C. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri ...................................
56
1. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mandi ..
56
2. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Menggosok gigi ..........................................................................
59
3. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Rambut ......................................................................
62
4. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Mata ...........................................................................
64
5. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Hidung .......................................................................
65
6. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Telinga .......................................................................
65
7. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mencuci Tangan ..........................................................................
66
8. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Kaki ...........................................................................
69
9. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Merawatan Pakaian .....................................................................
72
BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................
77
A.Keterbatasan Penelitian ....................................................................
77
B. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri ..................................
77
1. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mandi ..
77
2. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Menggosok gigi ..........................................................................
80
3. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Rambut ......................................................................
81
4. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Mata .........................................................................
84
5. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Hidung .....................................................................
84
6. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Telinga .....................................................................
85
7. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Mencuci Tangan .........................................................................
85
8. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Perawatan Kaki ........................................................................... 15
88
9. Gambaran Perilaku Personal Higiene Santri Mengenai Merawatan Pakaian .....................................................................
89
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
92
A. Kesimpulan ......................................................................................
92
B. Saran .................................................................................................. 95 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 97 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel 4.1
4.2
Halaman Pengumpulan Data Penelitian di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kec. Tempuran Kab. Karawang ................
44
Validasi Data ............................................................................
51
17
DAFTAR SINGKATAN
WHO
: World Health Organisation
EMIS
: Educational Management Information System
DKI
: Daerah Khusus Ibu kota
Depkes RI
: Departemen Kesehatan Republik indonesia
Dinkes
: Dinas Kesehatan
PHBS
: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Kec
: Kecamatan
Kab
: Kabupaten
MCK
: Mandi Cuci Kakus
THT
: Telinga Hidung Tenggorokan
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
SMA
: Sekolah Menengah Atas
Ponpes
: Pondok Pesantren
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran 1. Surat Izin Pengambilan Data kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Surat Izin Pengambilan Data kepada Kepala Sekolah Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Surat Keterangan dari Pondok Modern Jihadul Ukhro Turi 4. Lembar Persetujuan Responden 5. Lembar Check List 6. Pedoman Pertanyaan FGD (Focus Group Discussion) Informan Santri 7. Pedoman Wawancara Mendalam Informan Pendukung Pengurus Organisasi Santri 8. Pedoman Wawancara Mendalam Informan Pendukung Ustadz/Ustadzah Pengasuh Pondok Pesantren
19
9. Matriks pemikiran dan perasaan (pengetahuan, persepsi, kepercayaan, sikap) 10. Matriks sumber-sumber daya (frekuensi, alat dan bahan, alternatif lain, biaya) 11. Matriks orang penting sebagai referensi (teladan) 12. Matriks sosial budaya (langkah-langkah dan kebiasaan) 13. Kesimpulan matriks 14. Progress report
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi yang fundamental bagi setiap penduduk. Seperti tercantum dalam konstitusi organisasi kesehatan sedunia (WHO) dan Undang-Undang Dasar tahun 1945, pasal 28 H ayat 1, bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kesehatan sangat penting bagi kehidupan kita sehingga kesehatan harus dijaga dan dilindungi dari berbagai ancaman penyakit serta masalah kesehatan lainnya (Depkes RI,2007). Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, untuk itu perlu diperjuangkan oleh berbagai pihak. (Depkes RI, 2007). Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dicantumkan dalam Undang-Undang kesehatan No 23 tahun 1992 adalah tercapainya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI,1999 dalam Mariance, 2004). Kesehatan pada umumnya dan kebersihan pribadi pada khususnya merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama pada masa perkembangan. Pribadi yang utuh adalah pribadi yang didasari kesehatan yang baik. Menanamkan kebiasaaan sehat dimasa muda memberikan dampak yang positif di hari tua, dimana kesehatan di hari tua adalah merupakan hasil dari
pemeliharaan kesehatan dimasa muda. Kesehatan individu adalah kesehatan yang bersifat individual dengan tujuan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku (inovasi) (Dinkes DKI jakarta, 2002 dalam Lipriyana, 2003) Kesehatan merupakan kenikmatan dan karunia Allah SWT yang sangat berharga tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan materi apapun. Meskipun kesehatan bukanlah segalanya tetapi segala sesuatu akan kurang berarti tanpa kesehatan. Misalnya, dalam kondisi sehat para santri dapat belajar dengan baik dan para guru pun dapat mengajar dengan baik. Kesehatan tidak diperoleh dengan sendirinya namun, perlu diupayakan, baik dalam bentuk upaya memelihara kesehatan maupun melalui pengobatan bagi yang sedang sakit (Hario,2005). Upaya pemerintah untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tercantum dalam slogan “kebersihan pangkal kesehatan”. Hal ini tidak dapat lagi dipungkiri kebenarannya, Herryanto, 2004 juga menyatakan bahwa budaya bersih merupakan cerminan sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga sekaligus memelihara kebersihan pribadi maupun lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik sebesar 38,7%. DI Yogyakarta menduduki urutan pertama dari lima propinsi dengan pencapaian di atas
3
angka nasional yaitu (58,2%). Sedangkan Papua menduduki urutan pertama dari lima propinsi dengan pencapaian angka nasional Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) rendah yaitu (24,4%) (Riskesdas, 2007). Sedangkan prevalensi PHBS tingkat nasional dari 10 kabupaten/kota yang terendah adalah Raja Ampat (0%), dan Supiori (0%). Dan dari 10 kabupaten/kota dengan prevalensi perilaku hidup bersih dan sehat tertinggi adalah Klungkung (100%), dan Bandung (100%). (Depkes RI, 2007) Data perilaku higiene dengan prevalensi nasional pada tingkat provinsi untuk penduduk yang berperilaku benar dalam buang air besar adalah 71,1% tetapi yang berperilaku benar dalam mencuci tangan hanya 23,2%. Persentase data tersebut tidak jauh berbeda dengan cakupan data rata-rata rekapitulasi indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kabupaten Karawang tatanan rumah tangga tahun 2008 yang masih sangat rendah yaitu sebesar 0,30%, sedangkan persentase untuk wilayah Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang tergolong buruk yairu sebesar 0,07% dan dari 30 kecamatan di kabupaten Karawang, kecamatan Tempuran menduduki urutan ke-26 berdasarkan persentasi rumah tangga sehat. (Dinkes, Kab. Karawang, 2008). Pondok pesantren yang ada di Indonesia berjumlah 14.798, dengan jumlah
santri
sebanyak
3.464.334
orang
(Educational
Management
Information System / EMIS, Depag, 2004/2005 dalam Depkes RI, 2007).
Sedangkan pemerintah baru membangun 200 poskestren tahun 2006 yang seluruhnya terletak di provinsi jawa timur. Pada tahun 2007 pembangunan poskesten diperluas ke 23 provinsi dengan jumlah 400 poskestren (Depkes RI,2008). Jumlah ini tentu belum sesuai dengan kebutuhan akses pelayanan kesehatan pesantren. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam dengan sistem boarding school (pendidikan bersama), sehingga membentuk komunitas tersendiri yang anggotanya terdiri dari para santri, para guru/ustadz dan keluarga pengasuh pesantren. Mengingat banyaknya santri, tentu tidak mustahil sebagian mereka ada yang kurang menyadari pentingnya kesehatan. Karena itu tidak mengherankan bila suatu penyakit akan cepat menular kepada para anggota masyarakat pesantren.oleh karena itu setiap anggota komunitas pesantren perlu mengetehui dan memahami masalah kesehatan, baik untuk memelihara kesehatan dirinya secara individual maupun kesehatan bersama (Hario, 2005). Personal
higiene
adalah
perawatan
diri
dimana
induvidu
mempertahankan kesehatannya, dan dipengaruhi nilai serta keterampilan (Mosby,1994 dalam Sari, 2006). Dalam dunia keperawatan, personal higiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi. Personal higiene termasuk kedalam tindakan pencegahan primer yang spesifik. Personal higiene menjadi penting karena personal higiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada
5
dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal higiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terkena penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu, seperti halnya kulit (Sudarto, 1996 dalam Sari, 2006). Prevalensi penyakit kulit di pondok pesantren pada umumnya masih tinggi terutama pada anak-anak usia sekolah, salah satu penyakit yang paling banyak diderita pedikulosis kapitis. Usaha pencegahan, pemberantasan dan pengoobatan masih jarang dilakukan oleh berbagai pihak sehingga mengakibatkan angka kejadian pedikulosis kapitis masih tinggi. Kejadian ini sebagian besar karena tertular dan reinfeksi, karena banyak masyarakat terutama
anak-anak
usia
sekolah
yang
masih
berperilaku
kurang
sehat.(Wijayanti, 2008) Menurut Sungkar, 1995 dalam jurnal Badri, 2007 bahwa di suatu pesantren yang padat penghuninya dan hygienenya buruk prevalensi penderita scabies dapat mencapai 78,7%. Tetapi pada kelompok higiennya baik prevalensinya hanya 3,8%. Sanitasi lingkungan yang buruk di pondok pesantren merupakan faktor dominan yang berperan dalam penularan dan prevalensi penyakit scabies para santri. Hasil penelitian Handajani 2007 memperlihatkan bahwa presentasi responden yang terkena scabies ada 62,9%, mempunyai kebiasaan mandi 2
kali sehari atau lebih 78,6%, mempunyai kebiasaan memakai sabun mandi untuk dipergunakan sendiri 60%, mempunyai kebiasaan memakai handuk untuk dipakai sendiri 54,3%, mempunyai kebiasaan berganti pakaian dengan pakaian sendiri 55,7%, mempunyai kebiasaan mencuci pakaian bersama pakaian temannya 61,4%, mempunyai kebiasaan tidur bersama temannya yang menderita scabies 60,0%, mempunyai kebiasaan memakai selimut bersama-sama temannya yang menderita scabies 54,3%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Potter & Perry,2005 bahwa tidak ada dua orang yang melakukan perawatan kebersihan dengan cara yang sama, dan setiap individu dapat melakukan higiene perseorangan yang unik sesuai dengan kondisi, keadaan dan kebutuhannya. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang yaitu mewajibkan santrinya tinggal di asrama yang telah disediakan di areal Pondok Pesantren tersebut. Dengan jumlah 60 santri yang melaksanakan seluruh aktivitas kehidupannya di lingkungan pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang, maka kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk proses belajar mengajar, hidup bersih dan sehat cukup banyak. Disisi lain, pondok pesantren merupakan swadaya masyarakat yang sangat tergantung dari kemampuan dan dukungan finansial yang ada, khususnya dalam penyediaan fasilitas sanitasi dan kesehatan. Berdasarkan observasi studi pendahuluan yang dilakukan di pondok
7
pesantren modern Jihadul Ukhro Turi Karawang, kebanyakan santri bila mandi tidak memakai handuk namun, menggunakan kain untuk mengeringkan badannya, sebagian Santri mandi bersama-sama 2-3 orang dalam satu kamar mandi sambil bersenda gurau dan ada juga yang menceburkan diri ke dalam bak mandi namun airnya masih tetap digunakan untuk mandi bersama-sama, saling meminjam dan memakai pakaian temannya, bila tidur para santri bersama-sama dalam satu ruangan ukuran 4x11 meter untuk 15-25 orang , kebanyakan santri menderita pedikulosis kapitis (kutuan), diare, tifus, dan batuk pilek. Hasil wawancara studi pendahuluan yang di dapatkan dari beberapa santri yang sedang duduk santai menikmati waktu istirahat mereka menyebutkan bahwa, mereka tidak dapat melakukan tindakan personal higiene secara optimal hanya sepengetahuannya, semampunya saja, dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pribadi santri. Santri lain juga mengatakan peraturan untuk melaksanakan personal higiene sebenarnya sudah ada dan sudah di informasikan dan disosialisasikan oleh pengurus dan guru/ustadz dan ustadzah. Namun ada beberapa kendala yang mempengaruhi perilaku personal higiene santri sehingga dia tidak dapat melakukan personal higiene, diantara kendala tersebut adalah kurangnya pengetahuan santri, status sosio ekonomi santri, kurangnya kesadaran dari warga pondok sendiri, dan sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang santri dalam melakukan personal higiene. Jarangnya perilaku personal higiene santri dilakukan,
walaupun telah mendapatkan informasi tentang perilaku personal higiene dapat di sebabkan oleh faktor yang berasal dari luar maupun faktor yang berasal dari dalam diri santri pribadi. Di rumah anak beradaptasi teknik dan pendekatan higiene dengan keluarganya. Ketika datang ke pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran dan menjadi santri, ia dituntut untuk mandiri dan dapat beradaptasi dengan teknik dan pendekatan higiene perorangan yang dilakukan bersama dengan santri lainnya di lingkungan pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran. Berbagai macam watak, karakteristik, kondisi, keadaan, dan kebutuhan dapat melatar belakangi sekaligus memberi warna tersendiri bagi pondok pesantren untuk dapat mewujudkan perilaku personal hygiene di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran. Karena praktik higiene sama dengan peningkatan kesehatan (Potter & Perry 2005). Berdasarkan observasi di lapangan dan uraian di atas menunjukan bahwa para santri belum memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan, dan belum memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku personal higiene yang baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga santri tidak menyadari terjadinya penularan penyakit diantara santri, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai gambaran perilaku personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang
9
B. Perumusan Masalah Banyaknya santri yang tinggal di asrama pondok pesantren, tentu tidak mustahil sebagian mereka ada yang kurang menyadari pentingnya kesehatan. Karena itu tidak mengherankan bila suatu penyakit akan cepat menular kepada para anggota masyarakat pesantren. oleh karena itu setiap anggota komunitas pesantren perlu memelihara kesehatan baik secara individual maupun bersama. Hasil
observasi studi pendahuluan yang dilakukan di pondok
pesantren modern Jihadul Ukhro Turi Karawang, para santri diwajibkan tinggal di asrama yang telah disediakan di areal pondok pesantren, kebanyakan santri berprilaku mandi tidak memakai handuk, mandi bersama dalam satu kamar mandi, saling meminjam dan memakai pakaian temannya, tidur dalam hunian yang padat, kebanyakan santri mempunyai kutu rambut, diare, tifus, dan batuk pilek. Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa masih banyak santri yang tidak peduli dengan kebersihan badan dan kebersihan
pakaian mereka masing-masing. Hal ini disebabkan santri kurang menyadari pentingnya melakukan higiene perseorangan. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang sehingga dapat mengurangi penyakit yang timbul akibat tidak melakukan higiene perorangan dengan baik. C. Pertanyaan Penelitian Berangkat dari permasalahan utama tersebut, maka penulis dapat merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran bahan dan alat yang digunakan untuk personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? 2. Bagaimana gambaran langkah-langkah personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? 3. Bagaimana gambaran kebiasaan santri dalam melakukan personal higiene di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? 4. Bagaimana gambaran pemikiran dan perasaan tentang personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? 5. Bagaimana gambaran alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan untuk personal higien Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran
11
Karawang? 6. Bagaimana gambaran frekuensi personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? 7. Bagaimana gambaran tentang teladan dalam perilaku personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? 8. Bagaimana gambaran biaya hidup santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku personal higiene santri mengenai: a) Bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang b) Langkah-langkah melakukan personal higiene santri di Pondok
Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang c) Kebiasaan santri dalam melakukan personal higiene santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang d) Alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan untuk personal higien di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang e) Pemikiran dan perasaan tentang personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? f) Frekuensi personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? g) Teladan dalam perilaku personal higien santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? h) Gambaran biaya hidup santri di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang? E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti a. penerapan ilmu dan teori yang pernah diperoleh dari perkuliahan b. memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari penelitian yang di lakukan 2. Bagi institusi terkait
13
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran dalam usaha untuk meningkatkan perilaku personal higiene santri di pondok pesantren 3. Bagi profesi keperawatan Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan keperawatan komunitas dan keperawatan dasar di pondok pesantren mengenai perilaku personal higiene santri 4. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini tentang gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Tahun 2010. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Februari 2010, dan merupakan penelitian kualitatif. Metode
pengambilan data primer berupa wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara mendalam, Focus Group Discusion menggunakan pedoman pertanyaan FGD, dan observasi. Subjek dalam penelitian ini adalah informan santri laki-laki dan santri perempuan yang tinggal di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi, pengurus organisasi santri, ustadz/ustadzah pengasuhan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku kesehatan 1. Pengertian Perilaku Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo 2007). Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Blum : 1974 dalam Notoatmodjo, 2007). Menurut Skiner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan pengertian tersebut skiner membedakan adanya dua respons, yaitu : a. responden
respons
atau
reflexive,
yakni
respon
yang
ditimbulkan oleh rangsangan–rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini
disebut elicting stimulation karena
menimbulkan respon-respon yang relatip tetap. Responden respon ini juga mencakup perilaku emosional. b. Operant respons atau instrumental respons yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
15
perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu : a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance) b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health seeking behavior) c. Perilaku kesehatan lingkungan Perilaku
dalam
memberikan
respon
sangat
tergantung
pada
karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiaptiap orang berbeda. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Determinan perilaku dibedakan menjadi 2 yakni : (Notoatmodjo, 2007) a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Menurut Notoatmodjo, 2007 praktik mempunyai beberapa tingkatan yaitu : a. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. b. Respon terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. c. Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan suatu kebiasaan d. Adopsi (adoption) Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa
17
jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Sedangkan menurut Guilbert, 1987 dalam Marfu’ah, 2008 perilaku terdiri dari lima kategori atau tahapan yaitu : a. Peniruan : dimana tindakan yang diamati akan mulai ditiru, b. Penggunaan : tindakan dilakukan sesuai instruksi dan sudah mulai memiliki keterampilan c. Ketelitian : mampu melakukan perbaikan d. Penyambungan : adanya kesesuaian perilaku dengan situasi yang ada e. Naturalisasi : perilaku diterapkan secara langgeng. Menurut tim kerja WHO (1984), menyebutkan bahwa ada 4 alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, yaitu : a. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling) Hasil pemikiran dan perasaan seseorang atau lebih tepat diartikan pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus merupakan modal awal untuk bertindak atau berprilaku. Notoatmodjo 2007 menyebutkan bahwa pemikiran dan perasaan yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap objek.
1) Pengetahuan Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas adalah adalah setelah memperoleh pengalaman tangan atau kakinya kena api dan terasa panas. 2) Kepercayaan Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang memperoleh kepercayaan itu dari keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. 3) Sikap Sikap menggambarkan suka atau tidak suka terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orng lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak
19
atau sedikitnya pengalaman seseorang, dan nilai (value).
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau peribadi yang dipercayai (personal reference) Perilaku seseorang tergantung dari perilaku acuan (reference) terlebih lagi perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting baginya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung dicontoh. Misalnya seseorang yang diangap penting dalam penelitian ini adalah pimpinan pondok pesantren, ustadz/ustadzah, pengurus organisasi pesantren/kaka kelas, orang tua santri. c. Sumber-sumber daya (resources) Sumber
daya
merupakan
pendukung
untuk
terjadinya
perilaku
masyarakat. Sumber daya di sini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya yang berhubungan dengan perilaku positif maupun negatif seseorang atau kelompok. Sumber daya dalam penelitian ini mencakup alat dan bahan yang digunakan, alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan, frekuensi melakukan personal higien, dan biaya yang diberikan orang tua per bulan. d. Sosial budaya setempat (culture)
Faktor sosio budaya merupakan faktor eksternal terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam masyarakat disebut kebudayaan. Perilaku normal merupakan salah satu aspek kebudayaan dan kebudayaan ini mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku. Dalam penelitian ini kebudayaan dapat terlihat pada keyakinan dan kebiasaan informan yang diperoleh dari keluarga atau kerabatnya bahwa tidaklah menjadi suatu masalah jika berjalan tanpa alas kaki dan sebagainya. 2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo, 2007 perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu : a. faktor-faktor predisposisi (disposing factors) yaitu
faktor-faktor
yang
mempermudah
dan
mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya. b. faktor-faktor pemungkin (enabling factors) adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya posyandu, puskesmas, rumah sakit, tempat pembuangan air,
21
tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang, dan sebagainya.
c. faktor-faktor penguat (reinforcing factors) adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berprilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. B. Definisi Personal Higiene Higiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan-diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut higiene perorangan. Personal higiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal berarti perorangan dan higiene berarti sehat. Kebersihan diri perorangan adalah cara perawatan diri seseorang untuk memelihara kesehatannya (Pradjawanto, 2009) “hygiene is the science of health and its maintance. Personal hygiene is the self-care by which people attend to such functions as bathing, toileting, general body hygiene, and grooming. Hygiene is a highly personal matter determined by individual values and practices. Hygiene involve care of the skin, hair, nails, teet, oral and nasal cavities, eyes ears, and perineal and, genital area. It serves a number of purposes (Kozier at all, 1998)”. Berdasarkan pernyataan diatas dapat diartikan bahwa higiene adalah mengenai ilmu kesehatan dan perawatannya sedangkan personal hygiene adalah perawatan diri yang mana orang memperhatikan pada fungsinya seperti mandi, kecantikan, kebersihan umum diri, perawatan. Higiene adalah suatu masalah
yang sangat individu yang ditentukan oleh nilai dan praktek individu. Higiene mencakup perawatan kulit, rambut, kuku, gigi, rongga hidung dan mulut, mata telinga, dan perineal dan daerah genital, itulah jumlah pelayanan yang dimaksud. Sedangkan personal hygiene Sue Hinchliff 1999 mengartikan sebagai higiene perorangan yang mencakup semua aktifitas yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh; meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku, gigi, dan gusi disamping membersihkan daerah genital. Depkes RI tahun 1997 menyebutkan bahwa higiene perorangan itu meliputi cuci tangan dengan menggunakan sabun, cuci muka, mandi, membersihkan kuku, pakaian, handuk, seprei dan selimut. Diagram group dengan alih bahasa susilo purwoko tahun 1999, dalam bukunya menuliskan bahwa daerah tubuh yang perlu diperhatikan khusus untuk kebersihan diri adalah: 1.
Rambut, keramasilah rambut secara teratur, apabila dilingkungan sekitar terjadi epidemi kutu rambut
2.
Telinga, bersihkan telinga tiap hari dengan lap atau handuk lembab
3.
Hidung, jika terdapat ingus di hidung buang ke saputangan atau tisu
4.
Gigi, sesering mungkin untuk membersihkan gigi, idealnya setiap selesai makan, dan gunakan obat kumur antiseptik jika menderita infeksi mulut atau tenggorokan. Tutup mulut dan hidung dengan
23
saputangan yang bersih. 5.
Mandi, usahakan mandi (di bawah pancuran, berendam, atau dengan gayung) tiap hari, dan khususkan bagian ketiak, sela paha, dan tapak kaki.
6.
Tangan, cucilah tangan sehabis buang air dan sebelum menyiapkan makanan
7.
Genital, kenakan pakaian dalam yang bersih setiap hari.
8.
Kaki, ganti kaus kaki setiap hari, dan keringkan kaki sehingga tidak selalu basah karena keringat.
C. Menjaga kesehatan melalui kebersihan 1. Menjaga kebersihan badan a. Perawatan kulit Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa (Syaifuddin, 2006). Karakteristik kulit normal menurut Potter & Perry (2005): 1) Kulit halus dan kering. 2) Kulit utuh dan tidak memiliki abrasi. 3) Kulit terasa hangat ketika dipalpasi. 4) Perubahan yang terlokalisasi dalam tekstur dapat dipalpasi pada permukaan kulit. Kulit lembut dan fleksibel. 5) Ada
turgor yang baik (elastis dan tetap), dengan kulit yang secara umum halus dan lembut. 6) Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh dengan rentang dari coklat tua ke merah muda ke merah muda terang. Beberapa masalah kulit misalnya, menjadi pucat, kekuningkuningan, kemerah-merahan, atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit. Misalnya, karena stres, ketakutan, atau dalam keadaan marah. (Syaifuddin, 2006). Kulit yang sehat akan tetap menjalankan fungsinya dengan baik. Untuk itu, kulit harus selalu dipelihara kebersihannya. Cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi (Ananto, 2006). Untuk menjaga kebersihan kulit, mandi sebaiknya dilakukan minimal dua kali dalam sehari (Depkes RI, 1997), Yaitu pagi hari sebelum memulai aktivitas dan di sore atau malam hari setelah melakukaan aktivitas seharian (Mariance, 2004). Ada lima tujuan mandi yang di sebutkan oleh Perry dan Potter, 2005 yaitu: 1) Membersihkan kulit. Pembersihan mengurangi keringat, beberapa bakteria, sebum, dan sel kulit yang mati, yang meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi kesempatan infeksi.
25
2) Stimulasi sirkulasi. Sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui penggunaan air hangat dan usapan yang lembut pada ekstremitas. 3) Peningkatan citra-diri. Mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali dan kenyamanan. 4) Pengurangan bau badan. Sekresi keringat yang berlebihan kelenjar apokrin berlokalisasi di area aksila dan pubik menyebabkan bau badan yang tidak menyenangkan. Mandi dan penggunaan antiperspiran meminimalkan bau. Diagram group 1999 menambahkan bahwa dengan mengenakan pakaian yang longgar yang dibuat hanya dari serat alami juga dapat mengurangi bau. Sedangkan untuk bau ketiak dapat
dicegah
dengan
mencuci
secara
teratur
dan
dengan
menggunakan suatu deodorant ketiak. 5) Peningkatan rentang gerak. Gerakan ekstremitas selama mandi mempertahankan fungsi sendi. Semakin sering seseorang mandi maka semakin banyak pula usahanya mencegah penyakit yang ditularkan melalui sentuhan kulit (Depkes RI,1979 dalam Mariance, 2004). b. Perawatan kaki dan kuku Kaki dan kuku seringkali mendapatkan perawatan khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Masalah dihasikan
karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau pemotongan yang tidak tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam, dan pemakaian sepatu yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional. Kuku yang kotor dapat menjadi sarang penyakit yang selanjutnya dapat di tularkan kepada bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu baik kuku jari tangan maupun jari kaki harus selalu dipelihara kebersihannya. Ciri- ciri kuku yang sehat adalah: kuku tumbuh dengan baik, kuat, bersih, dan halus. (Ananto, 2006). Menurut Diagram group, 1999 menjelaskan bahwa masalah pada kaki dapat mempengaruhi banyak sekali bagian lain dari tubuh, dengan menyebabkan nyeri tungkai, nyeri punggung, postur yang buruk dan keletihan. masalah kaki yang lain dapat semata-mata disebabkan oleh higiene kaki yang buruk atau kekurangan perawatan umum. Potter & Perry (2005) dalam bukunya juga menuliskan bahwa jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku klien. Perawatan kaki dengan pedikur akan meremajakan kaki dan membantu mencegah banyak masalah kaki yang umum, Diagram group, 1999 menjelaskan langkah-langkah perawatan kaki: 1)
Rendam dan latihlah kaki untuk merangsang peredaran darah dan juga membantu menyembuhkan kaki yang penat.
27
2) Gosoklah setiap kalus atau bagian kulit yang mengeras dengan batu apung basah yang diolesi sabun. Jangan coba untuk mengupas atau memotong kulit itu. 3) Cuci dan keringkan kaki baik-baik dengan sebuah handuk terutama sela-sela jari untuk mencegah infeksi jamur, juga untuk membuang kotoran dan keringat. 4) Bedaki tipis-tipis dengan bubuk talk; sedikit bubuk akan mencegah kaki berkeringat, tetapi terlalu banyak justru akan memperbanyak masalah 5) Potong kuku kaki lurus rata; janganlah mengupayakan untuk membentuk kuku, atau memotong habis pinggirnya, karena ini akan mendorong tumbuh kedalam. 6) Gunakan postur tubuh yang benar sehingga tidak mengenakan ketegangan yang tidak perlu pada kaki 7) Periksalah pada spesialis kaki bila merasa nyeri pada salah satu atau kedua kaki 8) Kenakan sepatu yang pas dan nyaman, dalam hal panjang, lebar, dan kedalamannya 9) Ukur baik-baik kaki anda setiap kali memerlukan sepatu 10) Pastikan sepatu baru untuk anda mempunyai ruang kosong sekitar 2
cm di depan ibu jari kaki 11) Kenakan kaus kaki yang bersih tiap hari 12) Rentangkan kaus kaki setelah dicuci untuk mencegah pengerutan 13) Periksalah sepatu adakah dinding bagian dalam yang kasar jika sering menderita kaki lepuh atau kalus (kapal) c. Higiene mulut Mulut, termasuk lidah dan gigi merupakan bagian dari alat pencernaan makanan. Mulut dan gigi merupakan satu kesatuan karena gigi terdapat di rongga mulut (Ananto, 2006). Gigi berfungsi untuk mengunyah atau mastikasi. Gigi nomal terdiri dari tiga bagian; kepala, leher dan akar. Membran periodontal berada pada margin gusi, sekitar gigi, menahan kuat ditempat. Gigi yang sehat tampak putih, halus, bercahaya, dan berjajar rapi (Potter & Perry, 2005). Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir (Potter & Perry). Hal ini selaras dengan pendapat Ananto (2006) bahwa dengan membersihkan gigi berarti kita selalu membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan yang biasanya tertinggal diantara gigi atau pada gusi gigi. Perry & Potter (2005) menjelaskan menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan,
plak,
dan
bakteri;
memasase
gusi;
dan
mengurangi
29
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan tartar di antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi. Higiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Higiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat dapat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Perawatan mulut harus dilakukan teratur dan setiap hari. Setiap orang harus memeriksa gigi paling tidak setiap 6 bulan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar gigi tetap terawat diantaranya adalah mengurangi gula dan pati dalam diit, mengkonsumsi buah yang renyah dan sayuran mentah, membersihkan gigi setelah makan, melakukan teknik penyikatan gigi yang benar, menggunakan alatalat bantu seperti benang gigi, sikat antar-gigi dan pemijat gusi, pergi ke dokter gigi secara teratur, segera pergi ke dokter gigi jika ada tanda-tanda gingivitis atau kerusakan gigi, (Diagram group, 1999) d. Perawatan rambut Helai rambut adalah struktur yang tiada berdaya. Perubahan warna atau kondisi terjadi akibat aktivitas hormonal dan peredaran nutrisi ke folikel. Rambut normal adalah bersih, bercahaya, dan tidak kusut, untuk
kulit kepala harus bebas dari lesi. Menurut Ana Fitria (2007), rambut umumnya bertambah panjang ¼ inci dalam sebulan. Semakin bertambah usia semakin lambat pula pertumbuhan rambut. Makanan sehari-hari sangat berpengaruh pada rambut. Diantara makanan yang baik dikonsumsi untuk kesehatan rambut adalah sayuran dan makanan yang mengandung vitamin A, C, dan B kompleks. Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan, distribusi dan kondisi rambut dapat mempengaruhi higiene yang dibutuhkan seseorang. Agar pertumbuhan rambut tidak terhambat maka, pastikan untuk tidur yang cukup, karena darah dialirkan ke kulit selama tidur dan akan membantu memasok nutrien pada kantung rambut.(Diagram group, 1999). Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut. Penyisiran hanya membentuk gaya rambut dan mencegah rambut kusut. Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tetapi sisir bergerigi panjang dipilih untuk rambut keriting. Sisir bergerigi tajam dan tidak beraturan
dapat
melukai
kulit
kepala.
Purnomo
ananto
2006,
menyebutkan 3 bulan atau 6 bulan sekali rambut anak perempuan sebaiknya dipotong, sedang untuk anak laki-laki memangkas rambutnya
31
bisa 1-2 bulan sekali atau menurut keadaan. Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada hal-hal tebal atau tipisnya rambut, lingkungan atau tempat berada seseorang, seseorang yang sering memakai minyak rambut harus pula sering mencuci rambutnya (Ananto, 2006) Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar rambut tetap terawat: (1) Keramas secara teratur; untuk rambut berlemak disarankan setiap 1-3 hari sekali,tetapi jika rambut kering lebih baik 4-6 hari sekali, (2) Gunakan sampo lembut yang tidak banyak mengandung detergen, sehingga minyak alami dari rambut tetap dipertahankan. (3) Gunakan kondisioner setelah keramas jika rambut cenderung kering atau jika secara teratur mengecat dan memutihkannya. (4) Tepuk-tepuk rambut untuk mengeringkannya dengan handuk lembut dan bukan dengan menggosoknya. (5) Makanlah diit yang berimbang, dengan banyak vitamin untuk menjaga agar rambut sehat. (6) Bersihkan benar-benar sikat rambut dan sisir; yang ideal adalah mencucinya setiap hari. (7) Guntinglah rambut secara teratur, terlepas dari apakah rambut itu panjang atau pendek, sehingga bentuk yang baik akan tetap terpelihara dan ujung yang belah dapat dikurangi. (8) Kadang-kadang ubahlah gaya rambut dalam arah yang berlainan; ini mempunyai efek yang sangat meremajakan. (9) Periksalah rambut secara teratur jika mungkin merasa tertular kutu rambut. (10) Bilas semua shampoo dari rambut bersihbersih. (10) Kadang-kadang pijatlah kulit kepala untuk merangsang suplai
darah. e. Perawatan mata Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, kelopak mata, dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing (Potter & Perry, 2005). Namun, Ananto 2006 menyebutkan beberapa langkah untuk merawat mata. 1) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari 2) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas yang dibasahi boorwater 3% atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan kipas mulai dari pinggir mata terus ke arah tengah (menuju hidung). Lakukan hal ini berulang-ulang sampai mata terasa bersih. 3) Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain, atau sapu tagan yang kotor atau sapu tangan orang lain. 4) Periksalah mata setahun sekali ke dokter spesialis mata atau ke petugas kesehatan 5) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak antara mata dan objek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm. 6) Biasakan makan-makanan yang banyak mengandung vitamin A
33
7) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan pekerjaan yang melelahkan mata.
f. Perawatan hidung Perawatan hidung dapat dilakukan dengan mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tissue lembut. Hal ini menjadi higiene harian yang diperlukan. Mengeluarkan kotoran dengan kasar dapat mengakibatkan tekanan yang dapat mencedrai gendang telinga, mukosa hidung dan bahkan struktur mata yang sensitif (Potter & Perry, 2005) g. Perawatan telinga Pembersihan telinga biasanya dilakukan pada saat mandi dengan menggunakan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut (Potter & Perry, 2005). Noerbaiti menegaskan mengorekngorek telinga cukup di bagian yang kelihatan oleh mata saja (Astuti, 2006). Menurut Noerbaiti ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan telinga(Astuti, 2006) : 1) Jangan mengorek-ngorek telinga. Baik dengan cotton buds maupun
benda lain 2) Biasakan mengunyah makanan dengan benar karena mengunyah adalah mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan kotoran dari dalam telinga 3) Bila telinga terasa kurang pendengarannya, segera ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan) untuk dibersihkan 4) Telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk menghambat dan mengeluarkan benda asing yang masuk. Bila hal ini terjadi, berarti ada sesuatu yang salah dengan telinga. Segera konsultasikan ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan) untuk dicari penyebabnya h. Mencuci tangan Tangan merupakan alat gerak (Diagram group,1999), dan bukan suatu hal yang aneh jika tangan berkeringat setelah tangan melakukan suatu gerakan aktifitas. Keringat juga sering terpicu oleh rasa takut atau kegairahan tetapi, mencuci tangan dengan teratur dan membedaki dengan bedak dapat mengendalikan masalah ini (Diagram group,1999). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun (Depkes RI, 1998) akan banyak menguragi jumlah mikroorganisme dari kulit dan tangan (Saroso, 2007) Mencuci tangan sebaiknya dilakukan pada saat berikut ini:
(1)
Setelah menggunakan jamban atau setelah buang air, (2) Sebelum
35
memasak, (3) Sebelum makan, dan sebelum memegang makanan, (4) Setelah memegang hewan, ternak atau benda-benda kotor lainnya, (5) Setelah makan, (Depkes RI, 1998). Gunakan lap khusus untuk mengeringkan tangan, jangan menggunakan pakaian yang mungkin saja sudah kotor (Depkes RI, 1998). Langkah-langkah cuci tangan rutin adalah (Saroso, 2007) Langkah 1 : basahi tangan seluruhnya Langkah 2 : pakai sabun (sabun biasa pun cukup memadai) Langkah 3: gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama 10-15 detik, terutama untuk membersihkan bagian bawah kuku, antara jari dan punggung tangan Langkah 4 : bilas tangan dengan air bersih mengalir Langkah 5: keringkan tangan dengan handuk (lap) kertas dan gunakan handuk untuk menutup keran. Bila handuk tidak tersedia, keringkan dengan udara/dianginkan 2. Menjaga kebersihan pakaian Pakaian kotor bukan saja tidak nyaman dipakai, tetapi juga menjadi tempat kuman-kuman yang membuat gatal di badan, serta menyebabkan alergi dan penyebab tumbuhnya jamur-jamur di kulit (Hario dkk, 2005). Maka dari itu pakaian yang sudah kotor diusahakan dicuci sesegera mungkin. Depkes RI,
1997 juga menyebutkan untuk mengganti dan mencuci pakaian setiap hari agar terhindar dari penyakit. Selain itu pula diupayakan untuk tidak bergantian baju, selimut, handuk, untuk menghindari resiko penularan penyakit kulit. Pakaian yang dimaksud disini meliputi pakaian yang erat hubungannya dengan kesehatan seperti kemeja, baju, celana, rok termasuk pakaian dalam, kaos kaki, sepatu, sendal dan lain-lain (Ananto, 2006). Kegunaan pakaian adalah untuk melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar, untuk membantu mengatur suhu tubuh, untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh (Ananto, 2006). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pakaian diantaranya adalah: (a) Pakaian hendaknya diganti setiap selesai mandi, dan bila kotor atau basah karena keringat atau kena air hujan, (b) Kenakan pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh, (c) Pakaian hendaknya dibedakan sesuai dengan keperluan antara lain: Pakaian rumah, pakaian sekolah, pakaian untuk keluar rumah, pakaian olahraga, pakaian untuk rekreasi, resepsi atau pesta, dan pakaian tidur, (d) Pakaian yang telah dipakai keluar rumah hendaknya jangan dipakai untuk tidur, karena kemungkinan telah terkena debu atau kotoran, (e) Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk mencegah tertular peyakit (terutama penyakit kulit). (Ananto, 2006) D. Santri (Haedari, 2004) Santri adalah siswa atau murid yang belajar dipesantren. Seorang ulama bisa
37
disebut sebagai kyai kalau memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu agama islam melalui kitab-kitab kuning. Oleh karena itu eksistensi kyai biasanya juga berkaitan dengan adanya santri dipesantrennya. Pada umumnya santri terbagi dalam dua kategori (Dhofier, 1982) : 1. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dipesantren, santri mukim yang paling lama tinggal (santri senior) di pesantren tersebut biasanya merupaknan satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari. Santri senior juga memikul tanggung jawab mengajar santri-santri yunior tentang kitab-kitab dasar dan menengah. Dalam sebuah pesantren besar, biasanya terdapat santri yang merupakan putra-putra kyai besar dari pesantren lain yang juga belajar disana. Mereka biasanya memperoleh perlakuan istimewa dari kyai. Santri-santri inilah yang nantinya akan menggantikan ayahnya dalam mengasuh pesantren asalnya. 2. Santri kalong, yaitu para siswa yang berasal dari desa-desa disekitar pesantren. Mereka bolak-balik dari rumahnya sendiri. Para santri kalong berangkat ke pesantren ketika ada tugas belajar dan aktivitas pesantren lainnya. Apabila pesantren memiliki banyak santri mukim daripada santri kalong, maka pesantren tersebut adalah pesantren besar. Sebaliknya, pesantren kecil lebih banyak memiliki santri kalong dari pada santri mukim.
E. Pondok Pesantren 1. Pengertian pondok pesantren Pondok pesantren pada awal berdirinya mempunyai pengertian yang sederhana
yaitu
tempat
pendidikan
santri-santri
untuk
mempelajari
pengetahuan agama islam dibawah bimbingan seorang kyai/guru/ustadz dengan tujuan untuk menyiapkan para santri sebagai kader dakwah islamiyah, yanng menguasai ilmu agama islam dan siap menyebarkan agama islam dipelbagai lapisan masyarakat (Depkes RI, 2007). Pesantren pada umumnya sering juga disebut dengan pendidikan islam tradisional dimana seluruh santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang kyai. Asrama para santri tersebut berada di lingkungan komplek pesantren, yang terdiri dari rumah tinggal kyai, mesjid, ruang untuk belajar, mengaji dan kegiatan-kegiatan lainnya.(Haedari, 2004) 2. Koponen-komponen, dan ciri pondok pesantren Di antara komponen-komponen yang terdapat pada sebuah pesantren adalah; (1) pondok (asrama santri), (2) masjid, (3) santri, (4) pengajaran kitabkitab klasik/kitab kuning, (5) kiai dan ustadz (6) madrasah/sekolah (Depag, 2003: 8) serta (7) sistem tata nilai (salaf/ tradisional-khalaf/modern) sebagai
39
ruh setiap pesantren. Pada pesantren-pesantren tertentu terdapat pula di dalammya madrasah atau sekolah dengan segala kelengkapannya. Di antara ciri pendidikan pesantren adalah; (1) ada hubungan yang akrab antara santri dan kiainya, (2) kepatuhan santri terhadap kiai, (3) hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan pesantren, (4) kemandirian amat terasa di pesantren, (5) jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan (ukhuwwah Islamiyyah), (6) disiplin sangat dianjurkan, (7) keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia, dan (8) pemberian ijazah (Masyhud, 2004: 93). 3. Fungsi pondok pesantren
Pada awalnya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama (Horikoshi, 1987:232). Sementara Azyumardi Azra (dalam Nata 2001: 112) menawarkan adanya tiga fungsi pesantren, yaitu: (1) tranmisi dan tranfer ilmu-ilmu islam, (2) pemeliharaan tradisi islam, dan (3) reproduksi ulama (Masyhud, 2004: 90). Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga solidaritas sosial dengan menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim dan memberi pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan tingkat sosial ekonomi mereka (Masyhud, 2004: 91). F. Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heryanto tahun 2004 tentang model peningkatan higiene sanitasi pondok pesantren menunjukkan responden (santri) kelompok usia 14 –16 tahun. Perilaku higiene perorangan responden yang masih kurang baik antara lain mandi menggunakan sabun (kadang-kadang) 18,5%, menggunakan handuk bersama 15,5%, menggunakan sikat gigi bersama 7,4%, ganti bersih pakaian setiap 3 hari 23,5%, ganti bersih pakaian dalam setiap 3 hari 15,0%, tempat tidur bersama 64,2%, kebiasaan bertukar pakaian, pakaian dalam, handuk dan tempat tidur, buang air besar tidak di jamban 19,7%, tidak mencuci tangan sebelum makan 32,7%, tidak mencuci tangan setelah buang air besar 67,3%, wudhu menggunakan kulah 47,1%. Hasil analisis penelitian pada santri yang tinggal di asrama putra pada tahun 2005-2006 dengan jumlah sampel 30 orang dari 249 santri dan teknik pengambilan sampel systematic random sampling menunjukan bahwa: 1. kepedulian pimpinan pondok belum ada. 2. kegiatan untuk menumbuhkembangkan upaya hygiene perseorangan di pondok belum terencana dengan baik. 3. Pendanaan pondok tentang hygiene perseorangan belum ada. 4. kreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesan kesehatan di pondok belum ada. 5. Pengetahuan santri tentang hygiene perseorangan 50% baik. 6. Sikap hygiene perseorangan santri 83,3% positif, dan 7. Tindakan hygiene perseorangan santri 83,3% rendah. Hasil di atas menunjukan bahwa hygiene perseorangan santri perlu ditingkatkan. Kemudian untuk mengubah kebiasaan yang masih kurang baik diperlukan pemberdayaan seluruh potensi yang ada di
41
pondok (Badri, 2007).
41
BAB III KERANGKA KONSEP A.
Kerangka Konsep Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah diuraikan sebelumnya. Perilaku santri di pondok pesantren perlu diketahui dan diteliti dengan baik sehingga dapat meminimalkan timbulnya penyakit melalui pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana yang mungkin muncul karena tidak melakukan personal higiene
dengan baik. Diantara
perilaku personal higiene dalam penelitian ini adalah merawat kulit (mandi dan membersihkan alat kelamin), merawat kaki dan kuku, merawat rambut, merawat mata, hidung, telinga, higiene mulut, membersihkan pakaian dan mencuci tangan. Untuk itu peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku personal higiene santri mengenai Bahan dan alat, langkah-langkah, pemikiran dan perasaan, Kebudayaan, Alternatif digunakan, Frekuensi, Suri teladan, Biaya.
lain dari bahan dan alat yang
B. Definisi istilah Definisi istilah kerangka konsep di atas adalah sebagai berikut: 1. Perilaku adalah hasil atau resultan dari stimulus (faktor eksternal) dan respon (faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. (Notoatmodjo, 2005) 2. Bahan dan alat personal higiene adalah sesuatu yang digunakan atau diperlukan ketika melakukan personal higiene (Diagram group, 1999) 3. Urutan-urutan (langkah-langkah) personal higiene yaitu proses aktivitas yang dilakukan secara berurutan dari awal hingga akhir tindakan ketika melakukan suatu personal higiene (Diagram group, 1999) 4. Kebudayaan melakukan personal higiene yaitu proses aktivitas personal higiene yang dilakukan tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain (Notoatmodjo, 2007) 5. Alternatif yaitu pilihan lain dari bahan dan alat yang biasa di pakai untuk personal higien 6. Modifikasi personal higiene yaitu proses merubah suatu tindakan personal higiene namun tidak keluar dari prinsip-prinsip tindakan higienenya (Notoatmodjo, 2007) 7. Teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk di contoh tentang perbuatan, kelakuan, sifat dan sebagainya (Depdiknas, 2008)
43
8. Frekuensi adalah kekerapan, jumlah pelaksanaan tiap-tiap perilaku personal higien 9. Biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan dan sebagainya) sesuatu, ongkos, belanja, pengeluaran 10. Biaya hidup adalah biaya yang diperlukan untuk hidup sehari-hari 11. Kebiasaan adalah sesuatu yang biasa dikerjakan secara berulang-ulang untuk hal yang sama. 12. Pemikiran dan perasaan dalam penelitian ini adalah pemikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan, kepercayaan, sikap dan penilaian seseorang terhadap objek.
43
BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kualitatif
dengan
desain
fenomenologi. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pengalaman manusia melalui deskripsi dari orang yang menjadi partisipan penelitian, sehingga peneliti dapat memahami pengalaman hidup partisipan (Creswell, 1994). B. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Desember Tahun 2009 sampai dengan 6 Februari Tahun 2010 di wilayah Pondok Pesantren Modern Jihadul Ukhro Turi kabupaten Karawang. C. Informan penelitian Pemilihan informan penelitian ini ditetapkan secara langsung (purposive) dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adekuancy) (Kresno,1999). Karakteristik informan Focus Group Discussion adalah santri laki-laki dan santri perempuan yang merupakan siswa/siswi SMP/SMA yang tinggal di pondok pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang, sedangkan informan wawancara mendalam adalah pengurus organisasi santri bagian kebersihan dan ustadz/ustadzah pengasuh pondok pesantren yang mengawasi, memantau, juga mengayomi perilaku santri dan
pengurus di Ponpes (Pondok Pesantren). Informan penelitian berjumlah 26 orang, 24 orang diantaranya informan FGD yang terdiri dari 12 orang santri laki-laki Ponpes Jihadul Ukhro Turi, dan 12 orang santri perempuan Ponpes Jihadul Ukhro Turi. Peserta diskusi berjumlah 6 orang tiap kelompoknya. Wawancara mendalam dilakukan pada 1 orang pengurus organisasi santri bagian kebersihan, ditambah 1 orang Ustadzah yang mengawasi, memantau, juga mengayomi perilaku santri dan pengurus di Ponpes. Tabel 4.1 Pengumpulan Data Penelitian di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Sumber informasi
Metode
Jumlah
Kriteria
Tempat Focus Group Discussion
Waktu
Informan 2 kelompok Focus Santri laki-laki Group Discussion dan observasi 2 kelompok Santri Focus perempuan Group Discussion dan observasi
12
Santri laki-laki yang Asrama tinggal di pondok santri putra pesantren tersebut dan siswa tingkat SMP / SMA
60 menit
12
Santri perempuan yang Asrama tinggal di pondok santri putri pesantren tersebut dan siswa tingkat SMP / SMA
60 menit
Tabel lanjutan
45
Sumber informasi
Metode
Jumlah
Kriteria
Tempat wawancara mendalam
Informan 1. Pengurus organisasi santri
2. Ustadz ustadzah pengasuh pondok pondok pesantren
Wawancara mendalam
1
Pengurus organisasi santri di pondok pesantren tersebut bagian kebersihan
Kantor ruang organisasi santri
1
Ustadz / ustadzah pengasuh pondok pesantren yang mengawasi, memantau, juga mengayomi perilaku santri dan pengurus organisasi
Ruang ustadz / ustadzah pengasuh pondok pesantren
/ Wawancara mendalam
D. Etika penelitian (Nursalam, 2008) Penelitian ini dilakukan setelah mendapat ijin dari pimpinan Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Tempuran Karawang. Sebelum penelitian ini dilakukan semua informan yang menjadi subjek penelitian diberikan penjelasan yang dapat dimengerti tentang rencana dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, serta jika responden bersedia sebagai subjek akan dijaga anonomitas dan kerahasiaannya oleh peneliti. Setiap responden diberikan hak penuh untuk menyetujui apakah ia bersedia atau menolak menjadi subjek penelitian. Setiap responden berhak sewaktu-waktu mengundurkan diri tanpa adanya sangsi atau
kehilangan hak-haknya. Responden yang setuju sebagai subjek penelitian diminta untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan atau inform consent yang telah disiapkan oleh peneliti. E. Teknik pengumpulan data 1. Pengumpulan data Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2009 sampai dengan 6 Februari 2010, pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan metode Focus Group Discussion, wawancara mendalam dan observasi 2. Tahap pengumpulan data a. Tahap persiapan pengumpulan data Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus ijin penelitian ke pihak-pihak terkait, selanjutnya akan mengadakan pertemuan dengan informan santri laki-laki, santri perempuan, pengurus organisasi santri bagian kebersihan, ustadzah pengasuhan untuk menjelaskan tujuan penelitian,kriteria, jumlah informan yang dipilih, dan menyesuaikan jadwal.
b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data
47
Dalam pelaksanaannya pengumpulan data dilakukan secara bertahap yaitu: Pertama melakukan observasi dan wawancara mendalam pada tanggal 14 Desember 2009 – 6 Februari 2010. Kedua melakukan wawancara mendalam dengan pengurus organisasi santri pada tanggal 15 Januari 2010. Ketiga melakukan Focus Group Discussion dengan santri, disediakan tempat khusus dalam proses diskusi untuk menjaga privasi informan selama proses diskusi pada tanggal 27, 28 Januari 2010 dan tanggal 02, 03 Februari 2010. Keempat melakukan wawancara mendalam dengan ustadzah pengasuhan pondok pesantren di kantor pengasuhan pada tanggal 6 Februari 2010. Jenis pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah data primer meliputi : 1) Wawancara Untuk memperoleh data, dan untuk menggali emosi serta pendapat dari subjek terhadap suatu masalah penelitian, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam (Indepth Interview) yang dilakukan oleh peneliti pada informan pengurus organisasi santri bagian kebersihan dan Ustadzah pengasuhan, sedangkan FGD (Focus Group Discussion) pada informan santri laki-laki dan santri perempuan dengan menggunakan alat pencatat dan alat perekam (tape recorder). Peserta diskusi berjumlah 6 orang tiap kelompoknya. Kerangka pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambaran perilaku personal higiene santri di pondok pesantren berdasarkan :
a) Bahan dan alat 1)
Bahan – bahan dan alat-alat yang
digunakan untuk mandi, sikat gigi, perawatan rambut, perawatan kaki dan kuku, higiene mulut, perawatan mata, perawatan hidung, perawatan telinga. b) Langkah-langkah 1)
Cara individu melakukan tiap-
tiap kegiatan personal higiene sesuai dengan urutannya yang benar dari awal hingga akhir c) Kebiasaan 1)
Tindakan
yang
dilakukan
individu secara otomatis 2)
Individu
personal
melakukan
higiene
tanpa
tindakan menunggu
perintah atau ajakan orang lain d) Alternatif lain 1)
Melakukan
personal
higiene
yang benar dengan segala keterbatasan
49
yang dimiliki individu 2)
Menjadikan sesuatu yang lain
sebagai alat dan bahan yang digunakan untuk personal higien e) Pemikiran dan perasaan 1)
Pengetahuan
2)
Motivasi
3)
Kepercayaan
4)
Sikap f) Frekuensi
1)
Seringnya informan melakukan personal higien
2)
Kapan saja personal higien itu dilaksanakan g) Teladan
1)
Sesuatu yang dapat memberikan informasi dan dapat
mengingatkan informan h) Biaya 1)
Biaya
yang
diperlukan
untuk
hidup
termasuk untuk alat dan bahan personal higien
sehari-hari
2) Observasi Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku personal higiene santri yang meliputi mandi, mencuci rambut, menggosok gigi, mencuci tangan, mencuci kaki, pemakaian alas kaki, pemakaian dan pemeliharaan pakaian, kebiasaan mengorek telinga, kebiasaan MCK, dll dengan menggunakan check list (daftar tilik). Observasi untuk mencuci tangan, mencuci kaki, memotong kuku, pemakaian alas kaki, perawatan mata, hidung, dan telinga, pemakaian dan pemeliharaan pakaian dilakukan dengan cara melihat langsung santri saat melakukan tindakan tersebut. Sedangkan observasi untuk mandi, mencuci rambut, menyisir rambut menggosok gigi, pemakaian dan pemeliharaan pakaian dalam, dilakukan dengan cara melihat alat dan bahan juga barang yang digunakan informan untuk melakukan tiap-tiap tindakan tersebut. Observasi dilakukan sebagai penguat data sebelumnya serta untuk cross check data dan memperkaya informasi. F. Instrumen penelitian Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Pedoman wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan alat pencatat dan alat perekam (tape recorder) 2. Pedoman FGD (Focus Group Discussiion) dengan menggunakan alat pencatat
51
dan alat perekam (tape recorder) 3. Observasi menggunakan check list (daftar tilik)
G. Validasi data Untuk menjaga validitas data, maka dilakukan triangulasi. Triangulasi yang digunakan meliputi (Kresno dkk, 2006) 1. Triangulasi sumber Triangulasi sumber yaitu melakukan cross check data yang di peroleh dari beberapa sumber informasi (informan). 2. Triangulasi metode Triangulasi
metode
dilakukan
dengan
beberapa
metode
dalam
mengumpulkan data yaitu selain menggunakan metode wawancara mendalam juga dilakukan observasi dan FGD (Focus Group Discussion). Tabel 4.2 Validasi Data Triangulasi metode
Triangulasi sumber Wawancara mendalam
Observasi
Focus Group Discussion
Informan kunci : - Group 1: Santri laki-laki
-
√
√
- Group 2 : Santri perempuan
-
√
√
- Pengurus organisasi
√
-
-
- Ustadz
√
-
-
Informan pendukung:
H. Analisis data Pengolahan data dalam penelitian kualitatif memiliki tahapan sebagai berikut: 1. Reduksi data Pada tahap ini peneliti mencari hal-hal yang pokok dan membuat transkrip data hasil wawancara dan observasi seperti apa adanya. Tidak menunggu sampai semua pengumpulan data selesai. 2. Display data Instrumen yang telah dibuat transkrip disajikan dalam bentuk uraian singkat, grafik, dan matriks. 3. Analisis isi (content analysis) Data yang sudah di uraikan di kelompokan dengan memberikan tanda pada data yang memiliki karakteristik atau pola yang sama.
53
4. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan adalah menganalisis data yang dapat dicoba dibuat suatu kesimpulan hasil penelitian.
53
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum penelitian Pondok pesantren Modern Jihadul Ukhro Turi merupakan satu dari 13 pondok pesantren di wilayah Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang yang pendidikannya bersifat gabungan antara salafi dan modern. Batas bangunan Pondok Pesantren Modern Jihadul Ukhro Turi adalah sebelah barat berdekatan dengan Pasar Tradisional Kecamatan Tempuran, sebelah timur berdekatan dengan Kantor Balai Desa Tanjungjaya, SDN Tanjungjaya, sebelah selatan terdapat jalan raya Kecamatan Tempuran, sebelah utara terdapat sawah yang menghubungkan Dusun Turi dengan Dusun Katimaha, dan kurang lebih 2 km dari Pondok terdapat pantai laut utara. Pondok pesantren ini santrinya terdiri dari siswa/siswi SMP, SMA, MDA, yang kesemuanya terdiri dari santri yang pulang pergi dan santri mukim, dapat diperkirakan seluruhnya berjumlah 150 orang. Dengan santri mukim 60 orang dan santri yang pulang pergi 15 orang dan MDA 75 orang. B. Karakteristik informan Dalam penelitian ini, seluruh informan berjumlah 26 orang yang terdiri dari 24 orang santri untuk informan FGD yaitu 12 orang santri laki-laki dan 12 orang santri perempuan. Peserta diskusi berjumlah 6 orang tiap kelompok, sedangkan untuk informan wawancara yaitu 1 orang ustadzah pengasuhan, dan 1 orang
pengurus OSPM (Organisasi Santri Pondok Modern) bagian kebersihan. 1. Umur Umur 24 orang informan santri laki-laki dan perempuan, baik SMP maupun SMA berkisar antara 13-18 tahun dengan rata-rata umur 16 tahun. Sedangkan umur 1 orang informan pengurus organisasi santri 17 tahun. Dan umur 1 orang Ustadzah pengasuhan 48 tahun. 2. Jenis kelamin Jenis kelamin informan kunci terdiri dari laki-laki dan perempuan yaitu 12 orang informan laki-laki, dan 12 orang informan perempuan. Sedangkan informan pengurus organisasi santri adalah perempuan, dan informan ustadzah pengasuhan adalah perempuan. 3. Pendidikan Pendidikan informan kunci adalah SMP dan SMA, sedangkan pendidikan informan pegurus organisasi santri adalah SMA, dan pendidikan informan Ustadzah pengasuhan adalah S2 pendidikan. 4. Lama tinggal di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi Lama informan tinggal di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi berkisar antara 1-5 tahun, dengan rata-rata lamanya informan yang tinggal di Pondok Pesantren Jihadul Ukhro Turi adalah 3 tahun. Sedangkan lamanya informan pengurus organisasi santri tinggal di Pondok Pesantren adalah 4 tahun, dan
55
lamanya ustadzah pengasuhan tinggal di Pondok Pesantren adalah 5 tahun. 5. Pekerjaan Pekerjaan informan kunci santri adalah sebagai pelajar, sedangkan pekerjaan pengurus organisasi santri bagian kebersihan adalah selain sebagai pelajar juga sebagai pengurus organisasi yang bertugas menggerakan santri dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan kebersihan di Pondok Pesantren, dan pekerjaan Ustadzah pengasuhan adalah sebagai pengawas, pemantau, juga pengayom perilaku santri dan pengurus organisasi di Pondok Pesantren. 6. Biaya Pada umumnya biaya hidup informan kunci santri di Pondok Pesantren /bekal hidup santri di Pondok Pesantren yang diberikan oleh orang tuanya berkisar antara Rp 60.000,-/bulan – Rp 300.000,-/bulan, dengan rata-rata biaya hidup santri di Pondok Pesantren Rp 200.000,-/bulan. Karena santri di tuntut untuk memasak sendiri, biasanya informan di beri beras oleh orang tuanya antara 720 liter/bulan, dengan rata-rata 10 liter/bulan. Sedangkan biaya/bekal pengurus organisasi dari orang tuanya Rp 200.000,-/bulan.
C. Gambaran perilaku personal higiene santri
1. Gambaran perilaku personal higiene santri mengenai mandi Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa sebagian besar santri mempunyai bahan dan alat personal higien untuk mandi seperti : handuk, gayung, sabun mandi, dan pakaian bersih milik sendiri, deodorant, hand body. Ada juga yang hanya mempunyai handuk saja, sabun mandi saja, handuk dan pakaian bersih saja, dan ada juga yang tidak mempunyai gayung. Hal ini sesuai dengan ungkapan sebagian besar informan bahwa jika mandi mereka menggunakan handuk, gayung, sabun mandi, dan memakai pakaian bersih milik sendiri setelah mandi, seperti ungkapan berikut “ saya kalo mandi ya...pake handuk milik sendiri, gayung milik sendiri, sabun mandi milik sendiri, pakaian yang bersih milik sendiri”
Para informan yang tidak mempunyai alat dan bahan mandi yang lengkap mengatakan bahwa kalau mandi menggunakan alat dan bahan yang mereka punya saja, ada juga yang mengatakan bahwa mereka terpaksa meminjam/meminta alat dan bahan milik temannya yang tergeletak dekat kamar mandi karena mereka tidak punya uang untuk membelinya sendiri, namun ada juga diantara mereka yang mengatakan menggunakan alat lain seperti sarung/kain panjang sebagai ganti handuk, seperti ungkapan berikut “ya kalo sabun mandinya lagi ga ada, terus kalo handuk..saya kan emang ga punya, jadi... ya terpaksa cumi ja teh (Cuma minta/Cuma minjem), kan banyak... alat dan bahan punya temen yang tergeletak deket kamar mandi ya ambil aja... abisnya ga punya uang buat belinya...”
57
“saya sih kalo ga ada, ya pake seadanya aja, yang saya punya” (An 1 kelompok 2 putra)
“saya kan ga punya handuk teh...jadi pake kain panjang, terus pakean bersih kalo musim hujan kan susah kering, jadi ya pake baju itu lagi aja” (An 6 kelompok 1 putri)
Ustadzah pengasuhan juga menyebutkan bahwa pernah memberitahu santri agar tetap mandi meskipun tidak mempunyai sabun mandi, atau alat dan bahan yang lainnya, ustadzah juga menyebutkan bahwa hal tersebut dimaksudkan agar santri tidak tercium bau oleh orang lain. Pengurus organisasi juga menyebutkan bahwa santri terutama laki-kali suka memakai bahan dan alat mandi milik temannya yang tergeletak di dekat kamar mandi, seperti handuk, Berikut ungkapannya. “pernah pengurus bilang si a jarang mandi bu, katanya badannya bau terus ibu panggil dia ibu nasihatin sering mereka bilang ga punya sabunnya bu ya terus ibu bilang ja ga harus selalu pake sabun mandi itu ya dari pada kita tidak mandi gitu, ya alhamdulillah sekarang sudah ada perubahan” (ustadzah)
“ yah setahu saya sih kalo sabun jarang ada yang suka di pake orang lain tapi kalo handuk mah sih itu juga kalo ada handuk yang tergeletak dekat kamar mandi....nah, itu baru suka di pake santri yang lain tapi itu juga kadang-kadang sih...” (pengurus)
Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadzah pengasuhan yang juga mengatakan bahwa yang menyebabkan para santri tidak mau mandi adalah
sabun mandinya sudah habis dan tidak mempunyai uang lagi untuk membeli sabun mandi. Hal ini disebabkan kebutuhan akan sabun mandi datang ketika keuangan santri sedang menipis, selain itu juga informan mengatakan malas mandi karena ngantri. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan pengurus bahwa para santri jika mandi suka di tunda-tunda hingga waktunya habis, seperti ungkapannya berikut ini. “yah...mungkin yang menyebabkan mereka tidak punya alat dan bahan untuk mandi, karena kebutuhan mereka untuk membeli sabun mandi atau alat dan bahan yang lain untuk mandi, itu datang saat keuangan mereka sedang tipis-tipisnya” (Ustadzah) “kalo mandi juga kan suka ngantri teh soalna mandinya pada di mepetin waktunya teh...” (pengurus) Informan juga mengatakan bahwa tidak jarang orang tua mereka telat memberikan bekal untuk mereka, ada juga informan yang mengatakan bahwa orang tuanya suka mengurangi uang bekalnya karena orang tuanya sedang tidak mempunyai uang. Walaupun begitu masih ada informan yang mengatakan bahwa orang tua mereka datang memberi bekal atau biaya untuk hidup dipesantren dengan tepat waktu. Keterlambatan atau pengurangan biaya itulah yang membuat informan tidak dapat membeli alat dan bahan untuk mandi, ketika alat dan bahan tersebut sudah habis, sehingga frekuensi untuk melakukan mandipun berkurang, ada informan yang mengatakan mandi sehari 2x yaitu pagi dan sore, ada juga yang mengatakan mandi sehari 3-4 kali yaitu sebelum subuh, pagi, sebelum dzuhur, sore, bahkan ada juga informan yang mengatakan mandi 5x sehari namun itupun jika waktu untuk mandinya masih
59
ada, diantara informan yang suka mandi lebih dari 1x sehari ternyata masih ada informan yang memang merasa cukup hanya mandi 1x sehari pada cuaca dingin dan tidak berkeringat. Sedangkan penyebab informan tidak mandi dengan alat dan bahan adalah biaya, malas ngantri mandi, dan untuk menghilangkan rasa gerah. Informan mengatakan bahwa jika terlalu sering memakai sabun mandi maka tubuh akan menjadi bersisrik. Seperti yang dikatakan informan berikut ini “.... mandi 2x sahari tapi make sabuna 1x sahari karena kalau terlalu banyak memakai sabun kulit akan bersisrik teh...” (An 6 kelompok 1 putra)
“......mandi 3x sehari kalo ga gerah, pokonya minimal mandi 3x sehari, pagi, dzuhur dan sore. Pake sabun kalo memang masih ada sabun dan uangnya , kalo ga ada ya..ngga harus pake sabun”. (An 1 kelompok 1 putra)
Informan juga mengatakan langkah-langkah yang informan lakukan ketika mandi. Diawali dengan membasahi badan terlebih dahulu dengan air kemudian baru memakai sabun mandi dimulai dari tangan, badan, kaki, termasuk alat kelamin, seperti ungkapannya berikut ini “pertama...basahin badan dulu...trus mandi badannya pake sabun mulai dari tangan, badan, kaki, termasuk yang tengah teh (kelamin)” (An 4 kelompok 1 putra)
2. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai menggosok gigi Dari hasil observasi di dapatkan bahwa para santri sudah mempunyai
sikat gigi, pasta gigi, gayung bersih/gelas bersih, lap kering/tissu, dan hanya sedikit yang mempunyai obat kumur. Tapi ada juga informan yang hanya mempunyai pasta gigi dan sikat gigi saja, ada juga informan yang menggunakan sikat gigi bersama dengan pasta gigi masing-masing, ada juga informan yang hanya mempunyai sikat giginya saja. Hasil observasi tersebut diperkuat lagi dengan ungkapan sebagian informan yang mengatakan bahwa setelah menyikat gigi informan selalu berkumur dengan obat kumur agar lebih fresh, ada juga informan yang mengatakan kalau sikat gigi tidak memakai pasta gigi rasanya tidak nyaman, mulut rasanya masih terasa amis, jadi kalau tidak punya lebih baik meminta pada teman. Namun ada juga informan yang mengatakan lebih baik menyikat gigi dengan telunjuk dari pada meminjam/meminta alat dan bahan untuk sikat gigi pada orang lain. Hampir semua Informan juga menyebutkan caranya menggosok gigi yaitu dengan membasahi sikat terlebih dahulu baru setelah itu kumur-kumur dengan air putih dan sikat giginya kekanan, kiri, depan, dan belakang gigi. Berikut ungkapannya “kalo saya sih, basahin sikat gigi trus kasih pasta giginya trus kumurkumur dulu dengan air baru deh sikat giginya yang kiri, kanan,depan, belakang ...terus kumur-kumur lagi dengan air putih, habis gosok gigi biasanya langsung kumur-kumur dengan listerin biar seger dan lebih bersih...”
“kalo saya teh ya terpaksa minta pasta giginya sama temen, abis gimana ya teh..kalo sikat gigi ga pake pasta gigi tuh ga nyaman, mulut rasanya ga bersih masih amis” (An 1 kelompok 1 putra)
61
“... saya sih ga penah tuh pinjem/minta .... bener teh... dulu kan pernah teh pasta gigi dan sikatnya hilang, ya udah aja sikat gigi pake jari telunjuk di gosokin seperti sikat gigi” (An.6 kelompok 2 putra)
Hal yang sama juga dikatakan pengurus organisasi bahwa jika para santri telah kehabisan alat dan bahan untuk sikat gigi, maka para santri akan meminjam/memintanya pada teman, berikut ungkapannya “tapi kalo pasta gigi dan sikat gigi sih masing-masing sudah punya...kecuali apabila pasta gigi dan sikat giginya telah habis, nah kalo kaya gitu sih kadang-kadang suka pada pinjem atau minta sama temennya.” (pengurus)
Dari hasil diskusi dengan informan santri didapatkan bahwa hampir seluruh informan menyikat giginya 2x sehari yaitu pagi dan sore, ada juga yang 3-4x sehari yaitu pagi, siang, sore, dan malam sebelum tidur. “....terus sikat gigi 3x sehari gitu teh...tiap pagi, sore, sebelum tidur.....” (An.1 kelompok 2 putri)
Informan mengaku mengetahui hal tersebut dari kemasan pasta gigi dan iklan di televisi yang mereka lihat saat liburan. Ada juga informan yang mengaku selalu diingatkan oleh ibunya untuk menyikat gigi sebelum tidur, ada juga informan yang mengatakan ikut menggosok gigi saat melihat temannya menggosok gigi, seperti ungkapan berikut
“ya kalo ngeliat temen lagi sikat gigi, walaupun kitanya males, malah jadi ngikutin...yah secara ga sengaja temen itu ngingetin kita supaya gosok gigi”
Meskipun ada juga informan yang menyikat gigi 1x sehari, bahkan juga ada yang 2 hari sekali. Informan beralasan karena tidak mempunyai uang untuk membeli lagi pasta gigi atau sikat giginya, seperti ungkapan berikut “........sikat gigi 2 hari sekali kalo lagi ga ada pasta giginya dan uangnya” (An.5 kelompok 1 putra)
Dari hasil observasi juga ditemukan beberapa informan yang membuka botol dengan gigi, meretakan biji keras (seperti meretakan es batu) dengan gigi, memutuskan benang dengan gigi, dan menggunakan tusuk gigi untuk membersihkan makanan sisa di gigi.
3. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan rambut Berdasarkan hasil observasi di dapatkan bahwa informan telah memiliki bahan dan alat untuk melakukan perawatan rambut seperti sampo, handuk, sisir rambut, Sisir kutu, minyak rambut, dan penutup kepala/kerudung milik sendiri. Kebanyakan informan menggunakan air yang sudah dipakai (bak besar) untuk berkeramas. Ada juga informan yang hanya mempunyai sisir rambut dan sampo saja, ada juga informan yang hanya mempunyai sampo
63
saja, dan ada juga
dua informan yang memiliki satu botol sampo yang
digunakan bersama, ada juga yang mempunyai sisir rambut dan sisir kutu saja. Kebanyakan dari informan tidak memiliki minyak rambut, namun semua informan laki-laki memiliki kopiah/penutup kepala dan informan putri memiliki kerudung untuk menutupi kepalanya. Berikut ungkapan informan yang mengatakan bahwa ia menyisir rambutnya setiap ia membuka kerudungnya, ada juga yang mengatakan menyisir rambut setiap kali kusut, ada juga informan yang mengatakan suka mencari kutu rambut dengan sisir kutu tiap sebelum tidur, ada juga informan yang mengatakan menyisir rambutnya tiap kali ia menemukan sisir dan cermin, seperti ungkapan berikut “saya sih nyisir rambut tiap kali saya membuka kerudung teh, yah biar ga kusut aja teh” (An 4 kelompook 1putri)
“kalo saya sih nyisir rambutnya tiap kali kusut aja teh...ya kalo lagi gatel kepalanya, saya juga suka nyisir dengan sisir kutu setiap sebelum tidur, karena saya ga betah terus-terusan garuk-garuk kepala.” (An 6 kelompok 1 putri)
Hasil observasi juga di dapatkan data bahwa sebagian informan suka menggaruk kepalanya karena gatal, dan beberapa informan suka mencari kutu rambut sebelum tidur dengan sisir kutu. Dari observasi juga di dapatkan satu informan yang selalu menutup kepalanya dengan kerudung sekalipun dalam keadaan tidur. Ustadzah mengatakan bahwa itu semua karena informan
merasa malu terhadap teman-temannya dikarenakan rambutnya telah dipotong sangat pendek karena ia mempunyai banyak kutu rambut, dan jenis rambutnya yang keriting gimbal, berikut ungkapannya “ iya memang ada santri yang menutup kerudungnya secara permanen karena ia malu dengan rambut gimbalnya, dan dulunya dia juga punya banyak kutu rambut, namun sekarang rambutnya sudah di potong pendek, tapi karena rambutnya masih terlihat gimbal jadi dia tetap tidak mau melepas kerudungnya” (ustadzah)
Pengurus juga mengatakan bahwa para santri suka saling pinjam sisir rambut, kerudung, dan kopiah, ada juga dua orang yang memiliki satu sisir rambut. Dan ada juga 2 sisir kutu di pakai oleh satu asrama. Seperti ungkapan berikut “Kalau sisir sih iya teh... suka di pake bareng-bareng, baik itu sisir rambut maupun sisir kutu. Kerudung juga suka ada yang pinjammeminjam...”
Informan juga mengatakan ia mengeramasi rambutnya 1x sehari itu pun jika uang untuk membeli sampo masih ada, informan lain mengatakan berkeramas 2 hari sekali, ada juga informan yang mengatakan bersampo tiap kali ia mandi, dan hampir semua informan mengatakan cara mencuci rambutnya yaitu pertama rambut disiram dulu sampe basah tuangkan sampo dan cuci dengan sampo di gosok sampai berbusa kemudian dibilas lagi sampai busanya hilang, seperti ungkapan berikut “saya sih kalo keramas pake sampo sehari sekali, itu pun kalo uang
65
dan samponya masih ada” (An 5 kelompok 1 putra)
“.......pertama rambut disiram dulu sampe basah trus tuangkan sampo secukupnya ke tangan lalu beri sedikit air bis gitu langsung di taro di rambut di gosok gosok sampe berbusa itu tuh supaya kutu sama ketombenya hilang hilang trus siram lagi pake air sampai busanya hilang....” (An. 6 kelompok 2 putra)
Ustadzah mengatakan bahwa ia menganjurkan santrinya untuk memotong / mencukur rambut satu bulan sekali. Walaupun begitu hasil observasi di dapatkan bahwa informan laki-laki kebanyakan belum mencukur rambutnya yang sudah panjang, setelah diskusi didapatkan data bahwa informan belum mempunyai uang untuk mencukur rambut.
Seperti
ungkapannya berikut ini “...kalo rambut itu biasanya saya minta kepada bagian kebersihan agar memeriksa siapa yang banyak kutunya setelah orang-orangnya di dapatkan saya minta bagian penggunting rambut untuk memotong rambutnya trus saya minta bagian kebersihan untuk memberikan peditok pada mereka, selain itu kalo hari jumat boleh potong rambut maksudnya untuk dirapihkan” (ustadzah)
4. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan mata Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa sebagian informan jika membaca ia mencari tempat yang terang, informan juga membaca dengan jarak tidak kurang dari jarak 30 cm, informan juga membaca buku dengan posisi duduk, ada juga informan yang membaca di tempat yang pencahayaannya kurang, dan ada juga informan yang membaca dengan jarak
yang dekat yaitu kurang dari 30 cm, ada juga informan yang membaca sambil tiduran, namun diantara semua informan tidak ada yang membersihkan matanya dengan boorwater/air hangat. Ustadzah juga mengatakan bahwa ia hanya pernah memberi tahu cara merawat mata kepada santri yang sedang sakit mata saja, sambil memberi obatnya, seperti ungkapannya berikut ini “kalo untuk mata saya biasanya langsung memberi obat yang sakit mata yah sambil ngasih tau pada mereka cara merawat mata..”
5. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan hidung Hasil observasi ditemukan bahwa informan tidak menggunakan tisu /kain untuk membersihkan hidungnya, namun dari hasil diskusi di dapatkan data bahwa sebagian informan membersihkan hidungnya saat mandi, seperti ungkapanya berikut ini “ saya sih kalo membersihkan hidung biasanya kalo lagi mandi teh” (An 4 kelompok 1 putra)
6. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan telinga Dari hasil observasi tidak ditemukan informan yang melakukan perawatan telinga, ataupun yang memiliki alat dan bahan untuk merawat telinga. Namun dari hasil diskusi didapatkan bahwa informan jika
67
membersihkan telinga menggunakan rumput ilalang, ada juga informan yang mengatakan bahwa ia membersihkan telinganya saat mandi, berikut ungkapannya “membersihkan telinga saat mandi, caranya telinga di gosok agar kotoran di daun telinganya menyingkir, nah paginya pake daun jampang untuk membersihkan lubang telinganya, selain itu juga agar pendengarn lebih tajam.” (An 4 kelompok 1 putra)
7. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai mencuci tangan Dari hasil observasi didapatkan data bahwa informan sudah mempunyai alat dan bahan untuk mencuci tangan seperti, sabun milik sendiri, handuk/kain bersih milik sendiri untuk mengelap tangannya, dan air mengalir, mereka juga mempunyai gunting kuku untuk memotong kukunya. Namun, ada juga informan yang hanya memiliki sabun saja, ada juga informan yang memiliki handuk dan gunting kuku, ada juga informan yang mempunyai sabun dan handuk saja. Hasil observasi bahan dan alat tersebut, diperkuat dengan perilaku informan ketika menggunakan alat dan bahan untuk mencuci tangan. Informan yang mempunyai alat dan bahan yang lengkap terlihat mencuci tangannya menggunakan sabun, mengelap tangannya dengan handuk/kain bersih, dan membilasnya dengan air bersih yang mengalir. Namun, informan yang tidak mempunyai alat dan bahan yang lengkap untuk mencuci tangan,
terlihat menggunakan bahan dan alat lain seperti mencuci tangan dengan air yang ada di bak mandi yang belum dikuras, ada juga informan yang mencuci tangan dengan sabun bekas mencuci piring, ada juga informan yang tidak langsung mencuci piringnya setelah makan sehingga ia tidak mencuci tangannya dengan sabun, ada juga informan yang mengeringkan tangannya dengan mengipas-ngipaskan tangan, namun ada juga informan yang mengeringkan tangannya dengan rok/celana yang mereka pakai. Informan juga terlihat mencuci tangan sebelum makan, mencuci tangan setelah makan, mencuci tangan setelah buang air besar dan buang air kecil, menjaga kebersihan kuku dan merawat kuku tetap pendek dengan gunting kuku. Tapi ada juga informan yang tidak mencuci tangan sebelum makan, dan ada juga informan yang menunda mencuci tangan setelah makan karena asyik mendengarkan cerita ketika makan, untuk putra mencuci tangan setelah buang air besar tidak langsung mereka lakukan karena jamban cemplung yang mereka gunakan berjauhan dengan kamar mandi yang mereka pakai. Diantara mereka juga ada yang memelihara kukunya tetap panjang, ada juga informan yang mengikir habis sudut kukunya, ada juga informan yang membiarkan kotoran kuku tetap berada di bawah kuku. Dari hasil diskusi di dapatkan bahwa informan sudah mengetahui pentingnya mencuci tangan, selain itu juga di dapatkan data bahwa hampir seluruh informan melakukan cuci tangan, berikut ungkapannya
69
“ menjaga bersih badan, kaki, dan tangan karena awal penyakit kan dari tangan teh” (An1 kelompok 2 putri)
Ada juga informan yang mengatakan bahwa ia mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan sebelum tidur, ada juga informan yang mengatakan mencuci tangan sebelum dan sesudah memasak, ada juga informan yang mengatakan bahwa seringnya mencuci tangan tergantung karena informan tersebut menganggap wudlu juga adalah cuci tangan, informan juga mengatakan bahwa mencuci tangan pake sabunnya hanya ketika mandi saja “cuci tangan kalo mau makan, dan sesudah makan, juga sebelum dan sesudah memasak...kalo mau tidur biasanya cuci tangan”
“ cuci tangan tergantung teh...kan wudlu juga cuci tangan gitu teh, terus cuci tangan pake sabunnya kalo mandi aja biar sekalian gitu..”
Pengurus organisasi juga mengatakan bahwa beberapa dari kegiatan personal higiene yang sering dilakukan diantaranya adalah mencuci tangan, selain itu juga ustadzah juga mengatakan bahwa ia memberi tahukan pada para santri mengenai cara mencuci tangan dengan menggunakan daun jambu yaitu dengan cara membasahi tangan terlebih dahulu dengan air, ambil selembar daun jambu, remas-remas, ratakan kesela-sela jari dan kuku kemudian bilas kembali dengan air hingga bersih, berikut ungkapannya “ saya juga memberi tahu kepada santri mengenai cara mencuci tangan, yah..walaupun hanya pada beberapa orang santri saja, tapi saya harap mereka bisa menyebar luaskan ilmu yang mereka dapat pada teman-teman mereka yang lainnya, yang saya tidak beri tahu secara
langsung, caranya pertama ya biasa gitu ya kaya cuci tangan biasanya tangan di basahin dulu, baru kemudian mengambil daun jambu secukupnya saja yah kira-kira 1-2 lembar saja kemudian di remas-remas hingga hancur kemudian ratakan keseluruh tangan termasuk sela-sela jari dan kuku, yah kaya pake sabun aja gitu, bilas lagi hingga bersih, itu nanti tangannya ga bakal kecium amis lagi” (ustadzah)
Dari hasil diskusi juga di dapatkan bahwa sebagian informan mengatakan yang memberi tahu mereka cara mencuci tangan adalah ustadzah, namun ada juga yang mengatakan orang tua merekalah yang memberitahu dan mengingatkan mereka untuk mencuci tangan, informan yang lain mengatakan bahwa yang memberitahu dan mengingatkan mereka adalah teman dan media informasi yang terdapat dalam tiap kemasan peralatan mandi, informan juga menyebutkan mengetahui bahan lain yaitu daun jambu untuk mencuci tangan dari ustadzah, hampir semua informan juga menyebutkan langkah-langkah mencuci tangan menggunakan sabun. Berikut ungkapannya “tangan di basahin dulu trus pake sabun, dan ratakan sabun keseluruk bagian tangan sampai ke sela-sela tangannya juga, baru setelah itu dibilas dengan air bersih hingga busanya menghilang dan tak licin lagi tangannya. Terus kadang-kadang dikipas-kipasin sih teh...tapi seringnya sih di lap pake pakean yang kita pakai ja”
8. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan kaki Dari hasil observasi diketahui bahwa
sebagian besar informan
mempunyai sandal, dan sebagian kecil informan mempunyai sepatu, dan kaos kaki. Diantara informan ada juga yang hanya mempunyai sepatu dan sandal,
71
dan ada juga informan yang tidak mempunyai kaos kaki. Hampir seluruh informan mengenakan alas kaki yang pas, panjang, lebar dan kedalamannya. Didapatkan pula bahwa hampir seluruh informan tidak memakai kaos kaki, walaupun ada juga yang memakai kaos kaki. Sebagian informan memotong kuku kakinya lurus rata, sebagian lagi tidak memotong kuku kakinya, ada juga yang masih terdapat kotoran di bawah kuku kakinya. Sebagian informan mengenakan alas kaki setiap keluar masuk asrama dan masjid, namun ada juga yang tidak memakai alas kaki, ada juga yang mengenakan alas kaki orang lain saat keluar masuk asrama dan mesjid, ada juga yang saat masuk masjid dan asrama memakai alas kaki namun, saat keluar alas kakinya tidak dipakai tapi di tinggal. Hampir seluruh informan yang tidak memakai sandal mencuci kakinya yang kotor setiap akan memasuki masjid dan asrama, ada juga informan yang hanya mencuci kakinya apabila akan masuk masjid saja, ada juga informan yang tidak mencuci kakinya saat akan memasuki masjid ataupun asrama, dan hampir semua informan kunci tidak mengeringkan kaki yang basah dengan handuk apalagi ke sela-sela jari, mereka hanya mengeringkan kakinya yang telah dicuci dengan keset lantai. Hampir seluruh informan tidak mengenakan alas kaki setiap ke kamar mandi, tapi ada juga informan yang memakai alas kaki ke kamar mandi. Dari hasil diskusi diketahui bahwa informan jika keluar masuk asrama, masjid, dan kamar mandi menggunakan sandal, informan juga mengatakan bahwa kalaupun tidak memakai sandal ia mencuci kakinya dahulu sebelum
masuk asrama dan masjid, berikut ungkapannya “ya kalo keluar asrama pake sandal, kalo ke kamar mandi pake sandal” (An 4 kelompok 2 putri)
“... keluar masuk kamar mandi atau asrama ya pake sandal...ke mesjid juga sama...kalo ngga cuci kaki dulu sebelum masuk....”
Ketika diskusi sebagian informan juga mengatakan bahwa alas kakinya yaitu sandal kadang-kadang dipinjam tanpa ijin oleh temannya, sehingga terpaksa berjalan tanpa sandal, ada juga informan yang mengatakan bahwa sayang dengan sandal barunya, ada juga informan yang mengatakan lebih enak tidak memakai sandal, berikut ungkapannya “sebenarnya ada sih teh sandal...tapi itu mau di pake buat nanti kalo pulang ke rumah teh...soalnya takut rusak duluan kan sayang teh masih baru...” (An 5 kelompok 2 putra)
“ yah...kalo habis dari mana-mana tuh ya langsung cuci kaki teh..kalo kitanya ga pake sandal mah...” (An 3 kelompok 2 putri)
“ ehmmm kalo pake sandal tuh bawaannya malas gitu teh...jadi ya udah ga pake sandal” (An2 kelompok 1 putra)
Ustadzah juga mengatakan bahwa ia sering mengadakan pemeriksaan kuku dan sandal, selain itu ustadzah juga mengatakan bahwa ia juga memberi tahu cara mencuci kaki kepada satu orang santri yang ia percaya bisa memberikan contoh dan memberi tahu santri yang lainnya untuk melakukan
73
hal yang sama dengannya, pengurus juga membenarkan pernyataan ustadzah dengan mengatakan bahwa pemeriksaan kuku dan sandal biasanya di lakukan oleh ustadzah kepada santri secara perorangan, pengurus juga mengatakan pemeriksaan tersebut dilakukan karena para santri sering meminjam sandal temannya tanpa ijin, berikut ungkapannya “kami sering mengadakan pemeriksaan kuku, sandal, perlengkapan mandi... tapi kalo untuk cuci kaki, cuci tangan itu biasanya saya memberikan contoh pada perorangan saja tapi kalo informasinya saya beritahukan pada semuanya yang mana nantinya mereka yang saya beri contoh bisa memberikan contoh atau memperagakan caranya pada yang lainnya...” (ustadzah)
“Kalo kuku seh biasanya di periksa satu orang-satu orang sama ustadzah, sama halnya pada sandal,karena biasanya saat akan dipakai sandal sudah di ghosob duluan sama orang lain (pinjam tanpa ijin) yah temannya santri yang punya sandal tersebut juga sih....” (pengurus) Dari hasil observasi juga diketahui bahwa tidak ada informan yang mengenakan alas kaki yang sempit dan kaus kaki yang sempit, namun ada juga informan yang mengenakan alas kaki dan kaus kaki yang kotor, karena tidak di cuci-cuci, hampir seluruh informan mempunyai kuku kaki yang tidak putih namun kecoklatan, ada juga yang mempunyai kotoran di bawah kuku kakinya, sehingga mereka membersihkannya dengan mengorek bagian bawah kuku kakinya untuk membersihkannya, ada juga membiarkan kotoran tersebut terus menempel, sehingga ada diantara mereka yang mengalami badosi. Hal ini sesuai dengan ungkapan seorang informan yang kedua jempol kakinya bengkak karena badosi, berikut ungkapannya
“kalo ada kuku panjang digunting, lalu kalo ada yang hitam-hitam di bawah kukunya, di cabut saja kukunya biar tidak badosi” (An 1 kelompok 1 putra)
9. Gambaran perilaku personal higien santri merawat pakaian Hasil observasi bahan/barang dan alat yang digunakan oleh informan dalam merawat pakaiannya, beberapa informan mempunyai 6 stel pakaian, namun ada juga informan yang mempunyai pakaian kurang dari 6 stel, beberapa informan ada yang memiliki pakaian dalam berupa kaos dalam sebanyak 2 buah, bra 3 buah, celana dalam 4 buah, namun ada juga beberapa informan lain yang memiliki kurang dari yang di sebutkan tadi, tapi ada juga informan yang mempunyai pakaian dalam lebih dari yang di sebutkan tadi. Selain itu beberapa informan juga ada yang memiliki sikat cuci, sabun cuci/deterjen, dan pewangi pakaian. Walaupun begitu masih ada beberapa informan yang lain yang tidak memiliki sikat cuci, sabun cuci, dan apalagi pewangi. Beberapa Informan yang tidak memiliki bahan/barang dan alat yang lengkap untuk merawat pakaiannya mengatakan bahwa informan terpaksa meminjam kepada temannya, atau meminta milik temannya, ada juga informan
yang
meski
dalam
keterbatasan
mengatakan
tidak
mau
meminjam/meminta, informan mengatakan lebih menyukai memakai miliknya seadanya saja, berikut ungkapannya “...pakaian tadinya punya 3, tapi karena sodara saya cuma punya
75
1baju panjangnya jadi ya saya kasihin aja, dari pada saya pinjemin lebih baik saya kasihin aja, saya juga ga pernah minjem baju teh...yah cuci kering pake aja, Cuma kalo lagi ngga kering bajunya, terpaksa pake baju itu aja lagi” (An 6 kelompok 1 putri)
Pengurus juga mengatakan bahwa para santri memang sering pinjam meminjam baju/kerudung, pakaian solat, kopiah, pengurus juga mengatakan hal itu mereka lakukan karena malas mencuci pakaian sehingga tidak mempunyai pakaian ganti lagi, berikut ungkapannya “oh itu juga minjem kalo baju buat gotong royong gitu teh soalnya kan kotor-kotoran teh....nah kalo ga ada baju kotor suka pada minjem, trus pakean solat juga suka pada pinjem kalo lagi kotor... kerudung juga suka pinjem buat mantesin ma baju, santri laki-laki juga suka pinjem kopiah temannya..” Dari hasil observasi diketahui bahwa ada informan yang memakai pakaian yang bersih, mengganti pakaian setiap selesai mandi, mengganti pakaian bila kotor/basah karena keringat/air hujan, mencuci dan menjemur langsung pakaian luar dan dalam yang kotor di bawah sinar matahari, mengambil dan melipat pakaian segera setelah kering di jemur, mengganti pakaian sehari-hari dengan pakaian tidur jika waktunya tidur, mengenakan pakaian sesuai tempat dan situasinya. Dari hasil diskusi informan mengatakan mengganti pakaiannya 1xsehari, walaupun mencucinya 1 minggu sekali, dan ada juga yang mengganti pakaiannya 2 hari sekali. Informan perempuan juga mengatakan mengganti celana dalamnya 3x sehari kalau sedang haid, tapi kalau tidak haid
2x sehari, berikut ungkapannya “ ganti baju 2hari sekali, tapi ya kalau nyucinya sih.. seminggu sekali” (An.2 kelompok 2 putra) “..kalau sedang haid biasanya saya ganti celana dalam 3x sehari, tapi kalau tida 2x sehari aja” (An.4 kelompok 1putri) Sedangkan beberapa informan lain terlihat menumpuk pakaian kotor lebih dari 1 hari, bergantian/memakai milik orang lain : selimut, handuk, pakaian sehari-hari, pakaian solat, pakaian olah raga, pakaian sekolah. Tidak mengangkat jemuran berhari-hari, merendam pakaian dalam waktu yang lama. Dari hasil diskusi dengan informan santri perempuan, ada informan yang mengatakan bahwa ia memang tidak mencuci celana dalam bekas haednya langsung kalo sore dengan alasan tempat jemuran pakaiannya gelap. Informan lain mengatakan bahwa ia menyimpan celana dalam dan pembalut bekas haednya di dalam lemari setelah dicuci. Ada juga informan yang mengatakan bahwa ia mencuci pembalutnya namun, tidak membuangnya tapi menyimpannya di dalam ember cucian. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan ustadzah saat wawancara bahwa informan dapat terlihat cantik/ganteng dari luar pedahal informan tersebut suka melakukan hal-hal buruk pada pakaiannya seperti yang telah diungkapkan tadi, ustadzah juga mengatakan hal itu terjadi karena informan kekurangan biaya, berikut ungkapannya
77
“kalo secara sendiri mereka dandan keliatannya rapi-rapi cantikcantik ganteng-ganteng, tapi tuh kalo mereka itu pakaian habis di pakai di simpen di kamar mandi ganti lagi simpen lagi di kamar mandi udah 2-3 hari baru di cuci kadang-kadang kalo habis di cuci dijemur gaaaaaaaa diangkat-angkat kalo ga di tegor mah, yah tapi ada juga yang sadar ada juga yang tidak...,”(ustadzah)
Hal ini juga sesuai dengan ungkapan informan bahwa ia mencuci pakean hanya seminggu sekali, dan kalau jemurannya penuh, atau sabun, sikat cuci, dan embernya tidak ada, nyucinya di tunda lagi. Mereka juga mengatakan pakaian yang belum sempat dicuci mereka simpan di dalam lemari atau di atas lemari, informan juga mengatakan takut pakaiannya di sita kalau lama-lama di simpan di kamar mandi. Berikut ungkapannya “ya kao nyuci saya biasanya satu minggu sekali teh...tapi kalo hari minggu itu jemurannya penuh ya terpaksa nyucinya di tunda sampe besok, biasanya pakean kotornya saya simpan di lemari atau di atas lemari, soalnya kalau di simpen di ember di kamar mandi suka di tumpahin sama yang nyuci duluan atau kalau kelamaan disimpen di kamar mandinya suka di sita teh...”
Pengurus juga mengatakan bahwa hukuman bagi santri yang tidak memelihara barang miliknya adalah menyita barang tersebut, dan kalau ingin kembali harus menebusnya, dan bagi pelanggar terberat akan diumumkan dalam acara Laporan Pertanggung Jawaban pengurus di hadapan seluruh santri dan ustadz/ustadzah. Berikut ungkapannya “sanksi biasanya ya..... bayar, nebus barangnya yang di sita, satu barang Rp 200,- terus kalau LPJ sok di umumkan siapa yang paling jorok dihadapan semua santri dan para ustadz/ustadzah”
Ungkapan tersebut di perkuat lagi oleh ustadzah pengasuhan bahwa santri yang tidak melakukan kebersihan diri seperti tidak mencuci dan membuang pembalut pada tempatnya akan di beri sanksi 100x bending sampai 1000x bending, semua itu ustadzah lakukan agar dapat menumbuhkan kesadaran pentingnya melakukan kebersihan diri. Seperti ungkapan “Kalo itu ,menyangkut hal yang sangat dasar gitu ya, misalkan ada yang membuang pembalut tidak pada tempat sampah...itu saya langsung cari siapa orangnya sampai dapat kemudian santri tersebut saya bending 100x kalo tidak ada yang mau mengaku ya semua santri suruh bending 1000x, ya itu maksudnya agar tumbuh kesadaran dalam diri mereka, pernah terjadi saat ibu memeriksa lemari para santri oooo ternyata ada seorang santri menyimpan pembalutnya di dalam lemari masih penuh dengan darah yang sudah kering di bungkus plastik hitam dan itu terjadi karena dia malas mencuci pembalut dan kita melarangnya membuang ke saluran air”
77
BAB VI PEMBAHASAN A. Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan yang tidak dapat dihindarkan dalam penelitian ini antara lain : 1. Adanya hambatan dalam mengumpulkan informan santri karena kesibukan kegiatan pesantren, sehingga FGD dilakukan pada jam sekolah di ruangan yang sudah di sediakan akibatnya informan tidak dapat mengikuti kegiatan belajar di kelas. 2. Kegiatan observasi yang dilakukan secara langsung seperti mencuci tangan, mencuci kaki, perawatan mata, hidung dan telinga tidak bisa dilakukan dengan maksimal karena sebagian dilakukan di dalam kamar mandi sehingga kekurangannya ditanyakan dalam FGD, akibatnya kualitas jawaban diskusi tergantung dari kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan sehingga bisa saja terjadi bias karena responden menjawab sesuai keinginan responden tersebut. B. Gambaran Perilaku Personal Higien Santri 1. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai mandi Dalam penelitian ini hampir semua informan mengetahui bahwa cara membersihkan badan adalah dengan mandi, informan juga mengetahui bahwa
manfaat mandi adalah untuk menghilangkan bau badan, agar terasa lebih segar, agar bersih dan sehat, terhindar dari kuman, enak di pandang lawan jenis, dan khusu beribadah. Ananto (2006) mengatakan bahwa cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi, karena mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit; menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf, serta mengembalikan kesegaran tubuh. Informan juga mengatakan bahwa jika ia tidak mandi badannya akan terasa lengket. Informan lain juga mengatakan bahwa kalau tidak mandi badan akan tercium bau. Sesuatu yang dialami dan dirasakan oleh informan tersebut adalah
pengalamannya
yang
dapat
mempengaruhi
pengetahuannya.
Pengalaman tersebut dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003) dan dengan pengalamannya informan dapat menghilangkan bau keringat dan kotoran yang melekat di tubuhnya dengan mandi. Hasil penelitian juga di dapatkan bahwa walaupun hampir semua informan memiliki alat dan bahan untuk mandi tapi masih ada informan yang tidak memiliki alat dan bahan mandi seperti sabun mandi, air bersih, handuk, dan gayung. Akibatnya informan sering meminjam atau meminta alat dan bahan untuk mandi tersebut kepada temannya seperti meminjam atau meminta sabun mandi dan handuk, dan ada juga diantara mereka yang mandinya jarang memakai sabun mandi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
79
Heryanto tahun 2004 bahwa 18,5% responden santri kadang-kadang mandi menggunakan sabun, dan 15,5% responden santri menggunakan handuk bersama. Para santri tidak menyadari bahwa tindakannya tersebut dapat menularkan penyakit terutama penyakit kulit diantara mereka (Badri, 2007). Beberapa penyakit lain pun akan timbul akibat tidak menggunakan air bersih seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan (Depkes RI, 2008). Informan juga mengatakan bahwa selain dari malas ngantri biaya kerap menjadi penyebab informan jarang mandi memakai sabun mandi. Hasil observasi juga ditemukan bahwa informan khususnya laki-laki menyimpan alat dan bahan mandinya di sekitar kamar mandi sehingga memudahkan informan lain atau santri lain untuk meminjam atau meminta tanpa ijin. Walaupun rasa kebersamaan sangat erat di kalangan santri tapi kepedulian informan (santri) untuk menjaga alat dan bahan mandi milik orang lain maupun milik sendiri sangatlah kurang, sehingga informan harus terus kekurangan biaya untuk alat dan bahan yang hilang. Informan juga mengatakan bahwa orang tuanya kadang-kadang telat mengirimkan biaya untuknya bahkan kadang ada pengurangan bekal yang diberikan dari biasanya. Menurut penelitian Badri yang dilakukan tahun 2006 bahwa salah satu faktor pendukung santri untuk melakukan personal higien adalah biaya dan dukungan dari pihak lain (dalam hal ini orang tua). Namun walaupun dengan biaya yang minim informan tetap melakukan
mandi tanpa harus menunggu kiriman biaya untuk membeli alat dan bahan mandi. walaupun ada juga yang mandi 1x sehari, tapi ada juga yang frekuensi mandinya sampai lebih dari 2x sehari. Hal ini sejalan dengan yang dikemukaan oleh Depkes RI dalam Mariance 2004 bahwa semakin sering seseorang mandi maka semakin banyak pula usahanya mencegah penyakit yang ditularkan melalui sentuhan kulit. 2. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai menggosok gigi Hasil penelitian didapatkan bahwa informan ada yang mempunyai alat dan bahan untuk menggosok gigi yang lengkap, ada juga yang tidak lengkap. Informan mempunyai alat dan bahan tidak lengkap mengatakan tetap menyikat giginya dengan cara meminjam atau meminta alat dan bahan tersebut kepada temannya, hal yang sama juga dikemukakan oleh Heryanto dalam penelitiannya tahun 2004 bahwa 17,4% responden santri menggunakan sikat gigi bersama. Akibatnya bakteri akan berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain dengan sikat gigi yang dipinjamkan atau yang di pinjam tersebut meski sudah di bersihkan sekalipun (Anonim). Sedangkan informan lain dalam penelitian ini
menggunakan jari tangannya sebagai sikat gigi
akibatnya tidak dapat membersihkan makanan pada celah antara gigi dan gusi. Selain itu ada juga informan yang memilih tidak menggosok gigi, hal ini tentu saja akan mengakibatkan terjadinya pembusukan gigi, karena pada dasarnya sebagian plak dan bakteri di permukaan gigi akan menghilang dengan menyikat gigi. Seperti yang dituliskan dalam buku karangan Diagram group
81
1999 gigi harus disikat segera setelah makan, karena asam akan segera mulai terbentuk dan plak akan terbentuk hanya dalam beberapa jam saja. Di dapatkan pula bahwa frekuensi menggosok gigi mereka dipengaruhi oleh kurangnya biaya informan untuk membeli lagi alat dan bahan untuk menggosok gigi yang habis atau hilang karena di pinjam atau diminta temannya tanpa ijin. Selain itu didapatkan pula beberapa informan yang membuka botol, meretakan biji keras seperti es batu, dan memutuskan benang dengan gigi. Hal ini tentu dapat membuat gigi menjadi rusak dan aus. Seperti yang dituliskan dalam buku karangan Diagram group 1999 gigi dapat rusak karena kebiasaan yang tidak hati-hati atau karena gagal melindunginya dengan benar dalam situasi tertentu. 3. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan rambut Perry dan Potter 2005 mengatakan bahwa penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Dalam penelitian ini dilakukan informan dengan cara seringsering menyisir rambut setiap kali sehabis mandi dan tiap kali membuka kerudung, ada juga yang mengatakan menyisir rambut tiap kali melihat sisir rambut dan cermin. Selain itu informan juga menggunakan minyak rambut tiap kali setelah mandi, ada juga informan yang mengatakan apabila kepala terasa gatal maka setiap sebelum tidur ia menyisir rambutnya dengan sisir kutu. Informan lain mengatakan bahwa ia mencuci rambutnya dengan sampo
tiap kali ia mandi. Perry dan Potter dalam Fundamental Keperawatan, 2005 menuliskan bahwa penyisiran dapat membentuk gaya rambut dan mencegah rambut kusut, sedangkan keramas dapat membersihkan rambut dari debu, dan mengurangi produksi minyak berlebih di kulit kepala sehingga rambut tidak menjadi lengket, dan kulit kepala pun menjadi bersih. Dalam penelitian ini diketahui bahwa informan memiliki bahan dan alat yang digunakan untuk merawat rambut seperti sampo, handuk milik sendiri, air mengalir atau air yang belum dipakai, sisir rambut milik sendiri, sisir kutu milik sendiri, minyak rambut milik sendiri, tutup kepala milik sendiri. Ada juga informan yang tidak memiliki bahan dan alat yang lengkap sehingga harus meminjam sisir, handuk, kerudung/kopiah (tutup kepala) pada temannya hal ini bertentangan dengan yang dikatakan Diagram group 1999 bahwa jangan meminjamkan sikat rambut atau sisir kepala kepada siapapun atau pun meminjam sikat dan sisir orang lain karena penularan penyakit rambut dan kulit kepala bisa terjadi lewat barang yang dipinjam/yang dipinjamkan. Ada juga informan yang meminta sampo kepada temannya atau mengurangi frekuensi bersampo. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa ada beberapa informan laki-laki yang belum mencukur rambutnya sekalipun sudah agak panjang, Ananto 2006 dalam bukunya bahwa anak laki-laki memangkas rambutnya bisa 1-2 bulan sekali atau sesuai keadaan. Informan mengatakan bahwa terjadinya pinjam meminjam atau minta meminta alat dan bahan untuk merawat rambut, rambut panjang yang tidak
83
dipangkas pada anak laki-laki karena uang yang diberikan orang tua tidak cukup untuk membiayai hidupnya di pondok, informan juga mengatakan kadang mereka juga dikejar waktu untuk melaksanakan disiplin pondok, sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk merawat rambut. Diantara informan ada juga yang menutup kepalanya secara permanen, hal itu karena informan merasa malu dengan jenis rambut gimbalnya sekalipun telah dipotong sangat pendek. Berbeda dengan Diagram group 1999 yang menyebutkan bahwa salah satu dari hal-hal yang jangan dilakukan pada rambut adalah menutup rambut secara permanen dengan kerudung atau topi karena udara sangatlah penting untuk kesejahteraan rambut dan kulit kepala. Beberapa informan juga menyebutkan langkah-langkah mencuci rambut yang mereka ketahui dari orang tuanya sendiri atau dari teman. Informan juga menyebutkan kalau ia pernah di beri tahu oleh temannya bahwa perempuan yang sedang haid tidak boleh memotong rambutnya. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh (Notoatmodjo, 2007).
4. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan mata
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa beberapa informan tidak membaca di tempat yang terang, hal tersebut karena memang lampu–lampu yang digunakan untuk belajar cahayanya kurang, informan juga ada yang membaca dengan jarak yang dekat karena tulisan yang mereka baca kecilkecil. Sedangkan informan yang membaca sambil tiduran karena mereka tidak mempunyai meja belajar. Informan lain juga terlihat menggosok matanya dengan tangan yang kotor atau dengan lengan bajunya. Ketidak tahuan informan dalam merawat mata karena ustadzah hanya memberitahukannya ketika ada yang sakit mata saja, sehingga yang mengetahui hanya beberapa orang saja Perry dan potter 2005 mengatakan bahwa secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata, karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, kelopak mata dan bulu mata yang mencegah masuknya partikel asing. Namun kebiasaan yang terus-menerus yang dilakukan oleh mata dapat melelahkan mata sehingga fungsi mata akan berkurang jika tidak di rawat dengan baik. 5. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan hidung Perawatan hidung dapat dilakukan dengan mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tissue lembut (Perry dan Potteer, 2005). Dalam penelitian ini hampir semua informan mengatakan bahwa
hidungnya
dibersihkan
setiap
hari
walaupun
tidak
dengan
85
menggunakan tissu, informan lain mengatakan bahwa ia membersihkan hidungnya saat mandi. Informan juga mengatakan bahwa ia mengetahui cara menjaga kebersihan hidung dari orang tuanya. 6. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan telinga Dalam penelitian ini diketahui bahwa informan tidak mengetahui cara merawat telinga, walaupun ada juga yang membersihkan telinganya dengan rumput ilalang informan mengaku hal itu dilakukan agar pendengarannya lebih tajam, hal ini bertentangan dengan yang dikatakan Noerbaeti dalam jurnal Astuti 2006 bahwa mengorek telinga cukup di bagian yang kelihatan oleh mata saja, karena telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk mengeluarkan dan menghambat benda asing yang masuk. dan ada juga yang membersihkan telinga saat mandi. Perry dan Potter, 2005 menuliskan dalam bukunya bahwa pembersihan telinga dilakukan saat mandi dengan menggunakan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut. 7. Gambaran
perilaku
personal
higien
santri
mengenai
mencuci
tangan/merawat tangan Pada umumnya informan santri mempunyai bahan dan alat yang digunakan untuk mencuci tangan yaitu sabun milik sendiri, handuk/kain bersih milik sendiri untuk mengelap tangannya, dan air mengalir. Ada juga informan yan mempunyai gunting kuku, walaupun ada juga beberapa diantara
informan yang tidak memiliki alat dan bahan yang lengkap. Karena itulah informan menggunakan bahan dan alat lain seperti mencuci tangan dengan air yang ada di bak mandi yang belum di kuras, mencuci tangan dengan sabun bekas cuci piring, mengeringkan tangannya dengan rok/celana yang mereka pakai, ada juga yang mencuci tangan tanpa sabun, dan ada juga yang tidak mencuci tangannya sama sekali. Akibatnya kuman dan bakteri penyebab penyakit dari air tidak bersih tersebut berpindah ke tangan, atau kuman dan bakteri penyebab penyakit yang memang sudah ada pada tangan, karena tidak mencuci tangan atau tidak mencuci tangan dengan benar, kuman dan bakteri tersebut akan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Depkes RI, 2008 juga didapatkan data bahwa mencuci tangan menggunakan sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Dari hasil penelitian juga di dapatkan bahwa informan sudah mengetahui manfaat dari mencuci tangan yaitu sebagai langkah awal mencegah penularan penyakit. Pengetahuan tersebut mereka dapatkan dari orang tua, teman, ustadzah, informasi yang ada dalam tiap kemasan alat dan bahan personal higien seperti kemasan sabun mandi dan pasta gigi, dan dari televisi yang mereka lihat saat mereka pulang ke rumah. Pengetahuan juga tidak selalu dapat menyebabkan perilaku, hal tersebut
87
dapat dibuktikan dengan di dapatkannya informan yang mengatakan mencuci tangan hanya ketika mandi saja, informan lain juga mengatakan wudlu juga sebagai cuci tangan, informan lain juga mengatakan mencuci tangannya saat sebelum dan sesudah makan saja, ada juga informan yang mengatakan cuci tangan sebelum dan sesudah masak saja. Beberapa diantara informan juga terlihat ada yang menunda mencuci tangan karena asik bercerita saat makan, informan laki-laki juga terlihat tidak langsung cuci tangan setelah buang air besar karena kamar mandinya berjauhan dengan letak jamban cemplung yang mereka gunakan, sama halnya dengan penelitian penelitian Heryanto 2004 bahwa 32,7% santri tidak mencuci tangan sebelum makan, dan 67,3% tidak mencuci tangan setelah buang air besar, hal tersebut dikarnakan kondisi lingkungan Pondok Pesantren jumlah (kondisi) air bersih, kamar mandi dan jamban kurang. Diantara mereka juga ada yang memelihara kukunya tetap panjang, berbeda dengan penelitian Lipriyana 2003 bahwa 82% santri berkuku pendek, ada juga informan yang mengikir habis sudut kukunya, ada juga informan yang membiarkan kotoran kuku tetap berada di bawah kuku. Akibatnya kuku menjadi tidak menarik dan tidak higienis; selain itu kuku pun dapat dihuni bakteri (Diagram group, 1999) yang dapat menyebabkan sakit dan menyebarkan penyakit.
8. Gambaran perilaku personal higien santri mengenai perawatan kaki Perawatan kaki dalam penelitian ini dilakukan informan dengan mempunyai alas kaki yang pas panjangnya, lebarnya dan kedalamnya. Ada juga informan yang tidak menggunakan kaos kaki karena informan tersebut tidak memiliki kaos kaki, beberapa informan tidak peduli dengan kesehatan dan kebersihan kaki dan kuku kakinya, hal tersebut dapat dilihat dari perilaku informan yang tidak memotong kuku kakinya, informan yang tidak membersihkan kotoran di bawah kuku kakinya, tidak memakai alas kaki (sandal) saat keluar dan masuk asrama, keluar masuk masjid, dan keluar masuk kamar mandi. Tidak langsung mencuci kaki saat kakinya kotor yang mengakibatkan kotoran dan keringat yang ada di kaki tidak terbuang (Diagram group, 1999), ada juga informan yang mengalami badosi pada kakinya. Beberapa informan mengatakan tidak memakai alas kaki sudah menjadi hal biasa yang mereka lakukan sejak dari rumah mereka, sehingga tidak memakai sandal bukanlah suatu masalah bagi informan. Informan lain mengatakan walaupun tidak memakai sandal tapi kalau mau masuk masjid tetap harus mencuci kaki terlebih dahulu atau memakai sandal orang lain dahulu kemudian cuci kakinya. Akibatnya bibit penyakit akan masuk ke dalam tubuh melalui kulit telapak kaki yang tidak memakai alas kaki (sepatu atau sandal) (Ananto,2006). Walaupun begitu ada beberapa orang juga yang merawat dan membersihkan kaki dan kuku kakinya. Mereka mengakui mengetahui hal
89
tersebut dari ustadzah, teman, dan orang tua mereka. 9. Gambaran perilaku personal higien santri merawat pakaian Ananto 2006 menyebutkan dalam bukunya bahwa pakaian berguna untuk melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar, untuk membantu mengatur suhu tubuh, untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh. Pada umumnya semua informan dalam penelitian ini mempunyai pakaian ganti dan pakaian dalam ganti, namun jumlahnya berbeda-beda ada yang melebihi ketentuan, ada yang sesuai ketentuan, ada juga yang memiliki kurang dari jumlah pakaian yang ditentukan. Jumlah pakaian yang di tentukan oleh pondok pesantren dalam penelitian ini adalah 6 stel pakaian, 2 buah kaos dalam, 3 buah bra, 4 buah celana dalam. Hasil penelitian juga ditemukan informan bergantian pakaian dengan temannya seperti selimut, handuk, pakaian sehari-hari, pakaian solat, pakaian olahraga, pakain sekolah, namun untuk pakaian dalam informan mengatakan tidak pernah bergantian pakaian dalam dengan temannya. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Heryanto tahun 2004 bahwa 15, 5% responden santri menggunakan handuk bersama. Ada juga informan yang mengganti pakaian dan pakaian dalamnya 2x dalam sehari dan mengganti pakaian dalam 3x dalam sehari ketika haed, berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan Heryanto tahun 2004 bahwa ganti bersih pakaian setiap 3 hari 23,5%, ganti bersih pakaian dalam setiap 3 hari 15,0%. Akibatnya pakaian
tidak dapat melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar juga tidak dapat mencegah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh, maka dari itu pakaian hendaknya diganti setiap selesai mandi dan bila kotor atau basah karena keringat atau kena air hujan (Ananto, 2006). Informan lain juga terlihat tidak mengangkat jemurannya walaupun sudah berhari-hari akibatnya warna pakaian menjadi pudar dan terlihat lusuh, ada juga informan lainnya yang merendam pakaiannya dalam waktu yang lama di kamar mandi hal ini mengakibatkan pakaian cepat lusuh, serat kain menjadi rapuh, dan kuman semakin berkembang biak. Ada juga yang menumpuk pakaian kotor di dalam lemari karena takut diberi sangsi oleh bagian kebersihan sehingga informan hanya mencuci 1x dalam seminggu, Akibatnya kuman-kuman dari pakaian kotor berkembangbiak lebih banyak, dan akan berpindah ke pakaian bersih yang membuat gatal di badan serta menyebabkan alergi dan tumbuhnya jamur-jamur di kulit (Hario dkk, 2005). Maka pakaian yang kotor sebaiknya dicuci sesegera mungkin. Ustadzah mengatakan hal tersebut terjadi karena orang tua kurang mendukung anaknya tinggal di Pondok Pesantren, dan kebanyakan orang tua memberi bekal yang pas-pasan pada anaknya. Perilaku santri tersebut disebabkan oleh faktor sosial budaya pondok yang menjungjung tinggi kebersamaan termasuk dalam hal berpakaian, jumlah santri yang banyak, pengawasan dari pimpinan pondok dan ustadzah pengasuhan yang kurang, fasilitas yang kurang mendukung dan faktor
91
kebiasaan sebelum datang ke pondok (Badri, 2007). Beberapa informan lain yang menjaga kebersihan pakaiannya dengan baik mengakui mengetahui hal tersebut dari ustadzah, dan orang tua. Depkes RI, 1997 juga menyebutkan untuk mengganti dan mencuci pakaian setiap hari agar terhindar dari penyakit. Selain itu pula diupayakan untuk tidak bergantian baju, selimut, handuk, untuk menghindari resiko penularan penyakit kulit.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.
Informan mempunyai bahan dan alat untuk mandi seperti handuk, sabun mandi, pakaian bersih, deodorant, hand body, gayung. Informan yang tidak mempunyai alat dan bahan terpaksa meminjam/meminta, atau mandi tanpa memakai alat dan bahan mandi. Informan menggunakan air yang sudah dipakai (bak besar) informan yang mempunyai alat dan bahan melakukan langkah-langkah mandi dengan teratur. Kebiasaan santri jika mandi pagi jam 09.00 pagi tapi kadang-kadang menjadi jam 11.30 siang dan mandi sore jam 17.00. Informan juga mengetahui manfaat mandi dan sikap informan terhadap mandi juga baik. Rata-rata informan mandi 2x sehari. Sebagian besar informan mengetahui pentingnya mandi dari informasi dalam kemasan sabun mandi, ustadzah, dan orang tua informan. Biaya yang diberikan sebagian besar informan tidak mencukupi jika harus dibelikan sabun mandi, deodorant dan handbody.
2. Informan mempunyai bahan dan alat untuk menyikat gigi seperti sikat gigi, pasta gigi, gayung bersih/gelas bersih, lap kering/tissu dan hanya sedikit sekali informan yang mempunyai obat kumur. Informan yang tidak mempunyai alat dan bahan terpaksa meminjam/meminta, atau menggunakan alat dan bahan seadanya saja, atau menyikat gigi menggunakan jari atau tidak
93
menggosok gigi. Kebiasaan santri biasanya menyikat gigi setiap kali ia mandi dan tergantung ada tidaknya pasta dan sikat gigi. Sebagian informan mengetahui manfaat menyikat gigi dan sikap informan dalam menyikat gigi juga baik. Rat-rata informan menyikat gigi 2x sehari. Sebagian besar informan mengetahui pentingnya menyikat gigi dari informasi dalam kemasan pasta gigi, ustadzah, televisi, dan orang tua informan. Biaya yang diberikan sebagian besar informan tidak mencukupi jika harus dibelikan pasta gigi atau sikat gigi, karena informan diberi bekal perminggu dan terkadang telat. 3. Informan mempunyai bahan dan alat untuk merawat rambut seperti sampo, handuk, penutup kepala/kerudung, namun untuk alat dan bahan lain seperti halnya juga tutup kepala/kerudung, handuk, sisir rambut, sisir kutu, informan saling meminjamkan alat tersebut. Informan juga menggunakan air yang sudah dipakai (bak besar) untuk keramas. Sebagian informan yang tidak mempunyai sampo sehingga mencuci rambutnya tanpa sampo atau meminta sampo pada temannya. Informan biasanya menyisir rambutnya tiap kali informan menemukan sisir dan cermin walaupun sisir tersebut bukan miliknya. Informan juga ada yang menutup kepalanya secara permanen karena malu. Rata-rata informan berkeramas 2x sehari, menyisir rambut setiap kali menemukan sisir rambut dan membuka kerudung, menyisir rambut dengan sisir kutu kalau gatal saja. Sebagian besar informan mengetahui pentingnya merawat rambut dari ustadzah, dan orang tua
informan, teman, dan televisi. Biaya yang diberikan sebagian besar informan tidak mencukupi jika harus dibelikan sampo. 4. Informan kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatan mata, hidung dan telinga, walaupun ada juga informan yang memperhatikan kebersihan dan kesehatan hidung dan telinga. 5. Informan mencuci tangan tidak menggunakan sabun sebagian kecil mencuci tangan menggunakan daun jambu, dan tidak menggunakan air bersih, informan juga mengelapkan tangannya pada rok/celana yang mereka kenakan. Sebagian informan memilih memanjangkan kukunya dan sebagian lagi memilih kukunya tetap pendek, walaupun begitu informan mengetahui pentingnya mencuci tangan dan menggunting kuku, juga cara mencuci tangan yang baik dari teman dan media informasi dari tiap kemasan alat mandi. 6. Informan mempunyai sandal, namun sebagian besar informan juga tidak mempunyai sepatu, kaos kaki, dan gunting kuku. Walaupun begitu informan tetap mencuci kakinya jika akan memasuki masjid. Informan lebih menyukai berjalan kaki tanpa alas kaki walaupun mengetahui pentingnya memakai alas kaki. Informan mencuci kaki dengan sabun hanya ketika mandi saja, sebagian informan yang tidak mempunyai sandal terpaksa meminjam sandal temannya. Ustadzah pun sering melakukan pemeriksaan sandal. 7. Informan dalam merawat pakaiannya dengan cara mencuci, menjemur, melipat, dan memberi pewangi pada pakaiannya. Informan yang tidak
95
mempunyai sabun cuci, sikat cuci, dan pewangi mengatakan terpaksa meminjam/meminta pada temannya atau menumpuk pakaian kotornya di dalam/diatas lemarinya. Informan juga sering bergantian selimut, handuk, pakaian sehari-hari, pakaian solat, pakaian olahraga, pakaian sekolah dengan temannya. Untuk informan perempuan sebagian besar informan tidak menjemur pakaian dalam bekas haid, malah menyimpannya di dalam lemari atau ember cucian. Informan juga tidak membuang pembalut bekas ia pakai, malah menyimpannya di dalam lemari atau ember. B. Saran 1. Memberikan informasi yang menyeluruh kepada semua santri tentang personal higien dan pelatihan mengenai kebersihan rambut, pakaian dalam, penggunaan pembalut, cara melakukan personal higien saat haid, perawatan kaki, dan mencuci tangan. Melakukan pengawasan yang konsisten (disiplin tinggi) dalam mengawasi dan menindak setiap pelanggar peraturan yang berkaitan dengan personal higien dengan melibatkan pengurus organisasi. Menambahkan sarana dan fasilitas untuk kegiatan personal higiene. 2. Sebaiknya mengadakan rapat orang tua murid atau pemberitahuan mengenai kebutuhan personal higien santri di pondok pesantren setiap setengah tahun atau satu tahun sekali untuk menigkatkan dukungan keluarga terhadap pembiayaan anaknya di pondok pesantren 3. Sebaiknya puskesmas bekerja sama dengan pesantren dalam mengadakan dan
mengoptimalkan Poskestren untuk meningkatkan pengoptimalan perilaku personal higiene demi terciptanya kesehatan dan kesejahteraan warga pesantren. Dan memberikan pendidikan kesehatan kepada warga pesantren. 4. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan studi penelitian kuantitatif yang
berhubungan dengan status ekonomi dan dukungan keluarga terhadap status personal higien anaknya di pondok pesantren
97
DAFTAR PUSTAKA Ananto, Purnomo (2006). UKS Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Bandung: Yrama widya ______, Menggosok Gigi Yang Baik. Artikel ini di unduh dari: http//encana.netai.net/?
Menggosok_Gigi_Yang_Baik.
Diakses
tanggal
30
September
2010
97
Astuti, Marfuah P, (2006) (akces), Serba-serbi Merawat Telinga. Artikel ini di unduh dari:
http://www.mail-archive.com/
[email protected]/
diakses tanggal 22 april 2009 Badri, Mohammad, (2007), Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali Songo Ponorogo. Article from journal Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol.17 No. 02 hal 20-27. Depkes RI: jakarta Diagram goup (1999), Tubuh Sehat Pedoman Pemeliharaan. Alih bahasa Susi Purwoko, Jakarta: Arcan Depdiknas, (2008) KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA, edisi keempat, PT gramedia pustaka utama, jakarta Depkes RI, Laporan Hasil Riskesdas Profinsi Banten.2007. Jakarta : Badan Litbangkes Depkes RI (1997). Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Jumsih : Depkes RI. Jakarta Depkes RI, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (1997). Bunga Rampai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Depkes RI: jakarta Depkes RI (1998). Pedoman Prilaku Higiene. Depkes RI, jakarta (saduran Drs. H suklan , Skm.Msc) Depkes RI, (2008). Pembangunan Kesehatan di Indonesia Tahun 2004-2007: Depkes RI Jakarta Depkes RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat (2007). Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren: Depkes RI, Jakarta Depkes RI, Pusat Promosi Kesehatan (2008) Rumah Tangga Ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat: Depkes RI, Jakarta
Dinkes Kabupaten Karawang, (2008) Fitria, Ana (2007). Pamduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta: GALA ILMU SEMESTA Haedari, HM Amin, dkk (2000). Masa Depan Pesantren dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global. Jakarta: IRD PRESS Handajani, Sri (2007). Hubungan antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon. Artikel
ini
diunduh
dari:
97
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=3264. Diakses tanggal
04 juni 2009 Hario tilarso dkk, (2005). Panduan Peningkatan Kesehatan Santri. cv Kutabuloh
Jakarta : Manunggal
97
Herryanto, (2004). Kabupaten
Model Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren di Tangerang
Tahun
2004.
Artikel
ini
diunduh
dari:
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/abstrak/Herryanto200401.pdf. di akses
tanggal 11 maret 2009 di kampus pasca sarjana Hinchliff, sue (1999). Kamus Keperawatan. ed 17. Jakarta : EGC Hidayat,A.aziz Alimul. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Kozier et al, (1998), Fundamental of Nursing Concepts, Proses and Practice. 5th ed, addison-wesley: california. Kresno, sudarti, dkk. (1999). Aplikasi Penelitian Kualitataif dalam Pemantauan dan Evaluasi Program Kesehatan. Depok : FKM UI dan Pusat Data Kesehatan Depkes RI. Lipriyana (2003). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Santri Berkaitan dengan Kebersihan Diri dan Kesehatan Lingkungan di Pondok Pesantren Assidiqiyah Kebon Jeruk Jakarta Barat Tahun 2003. Depok: FKM UI Magfirah, Nurlaela (2002). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Higiene Perorangan pada Siswa SLTP di Panti Sosial Asuhan Anak Kota Depok Tahun 2002. Depok: FKM UI Mariance, Octavia (2004). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Praktek Kebersihan Perorangan pada Anak Didik Lapas Anak Pria Tahun 2004. Depok: FKM UI Marfu’ah, (2008). Studi Kualitatif Pengetahuan dan Perilaku Menstruasi Pada Siswi Kelas 1 SMPN 1 dan MTS Al-Furqan Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang Tahun 2008. Depok : FKM UI Masyhud M Sulthon, Moh Khusnurdilo. (2004). Manajemen Pondok Pesantren.
Jakarta: Diva pustaka Nur’aeni (2005). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Santri Berkaitan dengan Kebersihan Diri di Pondok Pesantren Al-Inayah di Serang Ilir Karang Asem Cibeber Cilegon Banten. STIKES Faletehan Prodi Keperawatan, Serang Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. ed.2. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S (2007). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry, (2005), Buku Aja Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Volume 1. ed.4. Jakarta : EGC Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry
(2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik.Volume 2. ed.4. Jakarta : EGC
97
Pradjawanto A, (2009), Personal Higiene (Kebersihan Diri). Artikel ini di unduh dari:
http://www.kreasimahasiswa.page.tl/KEPERAWATAN-DASAR-
_I.htm?PHPSESSID=63467ff4a54100dde414138a6e8c1165. di akses tanggal 05
april
2009
97
Riskesdas, (2007). Presentase Rumah Tangga yang berPHBS. Artikel ini diunduh dari: http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=447. Diakses tanggal 12 mei 2009 Sari S, dkk. Hubungan Faktor Predisposisi dengan Perilaku Personal Higiene Anak Jalanan Bimbingan Rumah Singgah Yayasan Masyarakat Sehat Bandun. Majalah Keperawatan Unpad, Volume 8 No XV September 2006 – Maret 2007,
Bandung:
FIK
Universitas
Padjajaran
97
Saroso,
sulianti
(2007).
Cuci
Tangan.
Artikel
ini
diunduh
dari:
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=169#top. Diakses tanggal 05 april
2009
97
Sholihah, Nikmatus (2006). Gender dan Jenis Kelamin. artikel ini diunduh dari: http://pmiiliga.wordpress.com/2006/10/09/nikmatus-sholihah-gender-dan-jeniskelamin/. Diakses tanggal 10 juni 2009
Suliswati, dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC Syaifuddin (2006). Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan,ed 3, EGC: jakarta Tambunan, Raymond (2009). Kualitatif. Artikel ini diunduh dari : http//rumahbelajarpsikologo.com. Diakses tanggal 25 November 2009
97
Wijayanti, Fitriana (2008). Hubungan antara Perilaku Sehat dengan Angka Kejadian Pedikulosis Kapitis pada Santriwati Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang. Artikel ini diunduh dari: http://digilib.unej.ac.id/go.php?id=gdlhubgdl-clipp-2008-fitrianawi-1718&PHPSESSID=dd6ff3db79616702c252bf6b6a00cbf2.
Diakses
tanggal
4
juni
2009
97
Yulfira Media (2002). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penduduk dalam Kaitannya dengan Kesehatan Lingkungan dan Higiene Perorangan di Kabupaten Subang,
Jawa
Barat.
Artikel
ini
di
unduh
dari:
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-grey-2002-yulfira-489personal&node=198&start=6 diakses tanggal 10 maret 2009 di kosan
Lampiran. Lembar cheklist
Nomor I
Item yang diamati Perawatan rambut: Bahan / barang dan alat yang digunakan : 1.
Sampo
2.
Handuk milik sendiri
3.
Air mengalir atau air yang belum dipakai
4.
Sisir milik sendiri
5.
Sisir kutu milik sendiri
6.
Minyak rambut milik sendiri
7.
Penutup kepala / kerudung milik sendiri
Hal-hal baik yang dilakukan pada rambut : 1.
Menggunting rambut secara teratur 1 bulan sekali
Hal-hal buruk yang dilakukan pada rambut :
II
1.
Sering menggaruk kepala karena gatal disebabkan oleh kutu rambut
2.
Menutup kepala dengan tutup kepala / kerudung secara permanen
Perawatan kulit : Bahan / barang dan alat yang digunakan: 1.
Handuk milik sendiri
2.
Sabun mandi milik sendiri
3.
Air mengalir/air yang belum pernah dipakai
4.
Hand body milik sendiri
5.
Deodorant milik sendiri
6.
Pakaian yang bersih
7.
Gayung
Ya
Tidak
III
Perawatan gigi dan gusi : Bahan / barang dan alat yang digunakan: 1.
Sikat gigi milik sendiri
2.
Pasta gigi milik sendiri
3.
Gayung yang bersih atau gelas yang bersih
4.
Lap kering yang bersih atau tissue / handuk milik sendiri
5.
Obat kumur
Hal-hal buruk yang dilakukan pada gigi :
IV
1.
Membuka botol,
2.
meretakan biji keras
3.
memutuskan benang dengan gigi
4.
menggunakan tusuk gigi untuk membersihkan makanan sisa di gigi
Perawatan tangan: Bahan / barang yang digunakan: 1.
Sabun milik sendiri
2.
Air yang mengalir
3.
Handuk/kain bersih milik sendiri
4.
Gunting kuku milik sendiri
Langkah-langkah mencuci tangan: 1.
Menggunakan air yang belum pernah dipakai
2.
Membasahi tangan dengan air yang mengalir
3.
Menyabuni tangan
4.
Menggosok tangan satu sama lain sampai berbusa
5.
Mengalirkan air pada tangan sampai semua sabun dapat dibersihkan
6.
Bila perlu, mengulang langkah-langkah sebelumnya sampai kotorannya hilang
7.
Mengeringkan tangan tanpa rekontaminasi dengan cara:
a.
Mengipas-ngipaskan tangan
b.
Mengeringkan dengan handuk/kain yang bersih
Hal-hal baik yang dilakukan pada tangan : 1.
Mencuci tangan sebelum makan
2.
Mencuci tangan setelah makan
3.
Mencuci tangan setelah buang air besar dan buang air kecil
4.
Menjaga kebersihan kuku dan merawat kuku tetap pendek dengan gunting kuku
Hal-hal buruk yang dilakukan pada tangan :
V
1.
Memelihara kuku tetap panjang
2.
Tidak mencuci tangan dengan segera ketika tangannya kotor
3.
Memotong atau mengikir habis sudut kuku
4.
Memotong kuku dengan gigi / menghisap jari
5.
Membiarkan kotoran tetap berada di bawah kuku
Perawatan pakaian dan pakaian dalam Bahan / barang dan alat yang digunakan : 1.
Pakaian ganti 6 stel
2.
Pakaian dalam : a.
Kaos dalam sedikitnya 2 buah
b.
Bra sedikitnya 3 buah
c.
Celana dalam sedikitnya 4 buah
3.
Sikat cuci milik sendiri
4.
Sabun cuci / deterjen cuci milik sendiri
5.
Pewangi pakaian milik sendiri
Hal-hal baik yang dilakukan pada pakaian : 1.
Memakai pakaian yang bersih
2.
Mengganti pakaian : a.
Setiap selesai mandi
b.
Bila kotor / basah karena keringat / air hujan
3.
Mencuci dan menjemur langsung pakaian luar dan dalam yang kotor di bawah sinar matahari
4.
Mengambil dan melipat pakaian segera setelah kering di jemur
5.
Mengganti pakaian sehari-hari dengan pakaian tidur jika waktunya tidur
6.
Mengenakan pakaian sesuai tempat dan situasinya
Hal-hal buruk yang dilakukan pada pakaian :
VI
1.
Menumpuk pakaian kotor lebih dari 1 hari
2.
Bergantian / memakai milik orang lain : a.
Selimut
b.
Handuk
c.
Pakaian sehari-hari
d.
Pakaian solat
e.
Pakaian olah raga
f.
Pakaian sekolah
3.
Tidak mengangkat jemuran berhari-hari
4.
Merendam pakaian dalam waktu yang lama
Perawatan kaki Bahan / barang dan alat yang digunakan : 1.
Sandal
2.
Sepatu
3.
Kaos kaki
4.
Gunting kuku
Hal-hal baik yang dilakukan pada kaki : 1.
Mengenakan alas kaki yang pas, panjang, lebar dan kedalamannya
2.
Jika memakai kaos kaki pakailah kaos kaki yang bersih tiap hari
3.
Potong kuku kaki lurus rata
4.
Mengenakan alas kaki setiap ke luar asrama dan masjid
5.
Mengenakan alas kaki setiap ke kamar mandi
6.
Mencuci kaki setiap kali kotor
7.
mengeringkan kaki yang basah dengan handuk terutama sela-sela jari
Hal-hal buruk yang dilakukan pada kaki :
VII
1.
Mengenakan alas kaki yang sempit
2.
Mengenakan kaus kaki yang sempit dan kotor
3.
Mengorek bagian bawah kuku kaki untuk membersihkannya
Perawatan mata, hidung, dan telinga 1.
Membaca di tempat yang terang
2.
Membaca dengan jarak tidak kurang dari 30 cm
3.
Membersihkan mata dengan boorwater/air hangat
4.
Tissu untuk membersihkan telinga dan hidung
Lampiran PEDOMAN PERTANYAAN FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION) Informan kunci (santri)
Nama fasilitator/moderator
:
Nama pencatat
:
Tanggal / hari
:
Mulai jam
:
Selesai jam
:
Jumlah peserta FGD
:
Penggunaan tape recorder
: Ya____
Mengapa Informasi umum
Tidak____
: :
-
Peserta diskusi ada yang dominan
: Ya____
-
Mempengaruhi kelompok
: Banyak____ Sedikit_____
-
Partisipasi peserta FGD selama diskusi
Partisipasi peserta FGD Cukup Terus menerus Sangat berfliktuasi / turun naik
Sebagian besar
Tidak____
Sebagian
Sebagian kecil
Perkenalan : Assalamualaikum, adik-adik, Nama saya..................dan teman saya bernama............... kami ucapkan terimakasih atas kehadiran adik-adik dan diijinkan untuk boleh berkunjung kesini berjumpa dengan adik-adik sekalian. Penjelasan tujuan diskusi : Kami datang kesini untuk memperoleh informasi dari adik-adik tentang perilaku personal higiene di pondok pesantren ini. Informasi ini nantinya akan digunakan untuk mengembangkan program kesehatan di pondok pesantren ini terutama untuk program perilaku personal higiene. Kami tidak akan menilai jawaban adik-adik, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Adik-adik dipersilahkan untuk mengeluarkan pendapat masing-masing. Kami harapkan adik-adik dapat mengikuti acara ini sampai dengan selesai. Prosedur : Kami mohon ijin untuk menggunakan perekam supaya kami bisa mencatat semua informasi yang adik-adik sampaikan. Kami juga akan menjaga kerahasiaan identitas adik-adik. Adik adik boleh menanggapi pendapat adik-adik yang lain, namun kami akan senang kalau pembicaraan dilakukan secara bergiliran. Acara ini akan berlangsung sekitar 60 – 90 menit. Dengan demikian kami mohon kesabaran adikadik untuk tetap mengikuti acara ini. Perkenalan peserta : Sekarang bagaimana kalau kita saling berkenalan? Silahkan adik-adik menyebutkan nama, umur, pendidikan, kelas, lama tinggal di pondok pesantren ini. A. Perilaku Personal Higiene santri 1. Bagaimana adik-adik merawat badan agar badan menjadi bersih dan sehat? (pengetahuan, kepercayaan, sikap) 2. Apa yang menyebabkan anda ingin melakukan personal higiene? 3. Hambatan apa yang dialami yang menyebabkan tidak bisa dan atau tidak ingin melakukan personal higien? 4. Seberapa sering informan melakukan tiap-tiap kegiatan personal higien?
(perawatan kulit, perawatan kaki dan kuku, perawatan rambut, higiene mulut, mencuci tangan, perawatan hidung, perawatan telinga, kebersihan pakaian) (berapa kali, kapan) 5. Menurut adik-adik apa saja yang biasanya digunakan untuk melakukan setiap kegiatan personal higiene? (perawatan kulit (mandi), kuku dan kaki, rambut, hidung, mata, telinga, higiene mulut, mencuci tangan, kebersihan pakaian) 6. Bagaimana jika bahan dan alat yang digunakan personal higien kurang memadai? 7. Berapa banyak uang yang di dapatkan dari orang tua anda perbulan? Digunakan untuk apa saja? 8. Siapa yang mengajari anda melakukan tiap-tiap perilaku personal higien? (keluarga, guru, ustadz/ustadzah pondok, pengurus organisasi) 9. Siapa yang mengingatkan adik-adik untuk melakukan tiap-tiap personal higien? (keluarga, guru, ustadz/ustadzah pondok, pengurus organisasi) 10. Apa yang adik-adik lakukan jika tidak ada yang mengingatkan adik-adik untuk melakukan tiap-tiap tindakan personal higiene? 11. Bagaimana cara adik-adik melakukan tiap-tiap tindakan personal higien? (langkah-langkah berurutan tiap tindakan) 12. Perilaku personal higien apa saja yang dilakukan adik-adik selaama 24
jam terakhir?
Lampiran PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM Informan Pendukung ( Pengurus organisasi santri ) A. Identitas pewawancara 1. Nama pewawancara
:
2. Tanggal pewawancara
:
3. Waktu wawancara
:
4. Tempat wawancara
:
B. Identitas pengurus organisasi santri 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Jenis kelamin
: Laki-laki / Perempuan
4. Kelas
:
C. Perilaku personal higiene
1. Apa yang menyebabkan para santri ingin melakukan personal higiene? 2. Apa yang menyebabkan para santri tidak ingin melakukan personal higiene? 3. Perilaku personal higiene apa saja yang para santri lakukan setiap harinya? 4. Siapa yang mengingatkan para santri untuk melakukan tiap-tiap tindakan personal higiene? (keluarga, guru, ustadz/ustadzah pondok, petugas puskesmas, pengurus organisasi) 5. Dari mana para santri mendapatkan informasi melakukan tindakan personal higiene yang baik dan benar? (perawatan kulit, perawatan kaki dan kuku, perawatan rambut, higiene mulut, mencuci tangan, perawatan hidung, perawatan telinga, kebersihan pakaian) 6. Apa yang dilakukan pengurus jika para santri tidak mau melakukan tiaptiap personal higiene setelah diingatkan? 7. Bagaimana pendapat anda tentang informasi yang diberikan kepada santri untuk berprilaku personal higiene di ponpes jihadul ukhro? 8. Bagaimana menurut pendapat anda tentang kepatuhan santri terhadap peraturan yang berkaitan dengan perilaku personal higiene di ponpes jihadul ukhro? 9. Sanksi apa yang biasanya diberikan jika santri melanggar peraturan yang
berkaitan dengan perilaku personal higiene di ponpes jihadul ukhro? 10. Bagaimana menurut pendapat anda tentang kepatuhan santri terhadap peraturan yang berkaitan dengan perilaku personal higiene di ponpes jihadul ukhro?
Lampiran PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM Informan Pendukung (Ustadz/ustadzah pengasuh pondok pesantren) D. Identitas pewawancara 5. Nama pewawancara
:
6. Tanggal pewawancara
:
7. Waktu wawancara
:
8. Tempat wawancara
:
E. Identitas pengurus organisasi santri 5. Nama
:
6. Umur
:
7. Jenis kelamin
: Laki-laki / Perempuan
F. Perilaku personal higiene 1. Kegiatan bersama apa saja yang diadakan ustadz/ustadzah untuk menarik perhatian para santri agar mau melakukan tiap-tiap kegiatan personal higiene? 2. Bagaimana semua santri melakukan tiap-tiap kegiatan personal higienenya? Apakah sesuai dengan yang diajarkan/tidak? 3. Apa peran ustadz/ustadzah terhadap perilaku personal higiene santri? 4. Tindakan apa yang dilakukan ustadz/ustadzah jika ada santri yang tidak melakukan personal higiene? 5. Apa yang menyebabkan para santri ingin melakukan personal higiene? 6. Apa yang menyebabkan para santri tidak ingin melakukan personal higiene? 7. Seberapa sering para santri melakukan tiap-tiap tindakan personal higiene? Berapa kali sehari? Kapan?
Lampiran. Matriks : pemikiran dan perasaan informan Kelompok informan Santri
1
Pertanyaan : bagaimana biasanya informan merawat badannya agar....
-
2
-
3
-
4
-
Santri putri FGD 1 Rajin mandi Tidak meminjamkan pakaian Tidak mejemur baju lama-lama
FGD 2 Tidak telat makan Mandi teratur Menjaga kebersihan badan, kaki, tangan
Mandi Pakaiannya di cuci langsung Tidak merendam pakaian terlalu lama Tidak saling pinjem baju Tidak saling tuker lemari
-
Mandi Sikat gigi
Harus mandi Sikat gigi pake odol
Ganti pakean dengan pakean bersih
-
-
-
Mandi Nyuci baju
kotor yang
-
5
6
-
Keramas Pake baju 1x sehari
Memakai sabun mandi batang dan sikat gigi bersama
-
Mandi Ganti baju daleman Cuci muka Gosok gigi Mandi Cuci tangan
dan -
Santri putra FGD 3 Olahraga Mandi teratur Makan teratur Ganti pakean Nyuci baju Menggunting kuku Mengangkat kotoran kuku Jaga pakean tetap harum Mandi teratur pake sabun Makan teratur Olahraga. Mandi pake peralatan mandi yang kumplit Menggunting kuku Mandi pake sabun, sampo, sikat gigi san odol Cuci tangan Mandi pake sabun, sampo, Cuci pakean Bersihin lemari Mandi, Olahraga Makan teratur Banyak-banyak minum air putih
-
FGD 4 Mandi teratur Ganti pakean Sikat gigi teratur
Mandi Gosok gigi Di sampo Ganti baju mandi
Mandi Nyuci pakean Nyikat gigi Ngupil Ngorek kuping Mandi Nyuci
Mandi Makan Gosok gigi
Lampiran. Matriks : ............... Kelompok informan Santri
1
2
3
4
5 6
Pertanyaan : apa yang menyebabkan informan ingin melakukan personal higiene Santri putri FGD 1 FGD 2 - Supaya bersih - Biar ibadahnya seger - Terhindar dari dan khusu penyakit - Biar sehat Biar terhindar dari kuman - Ga kotor - Ga bau - Supaya ada yang mandang - Enak liatnya - Biar sempurna - Biar bersih - Badannya harum - Keramas biar kutunya hilang - Biar terhindar dari - Supaya badan sehat penyakit - Terhindar dari - Biar harum kuman Biar ga kumel ga dekil kalo Biar kumana marecatan di liat orang Biar wanginya harum Biar badan sehat Biar seger
Santri putra FGD 3 FGD 4 Ingin dilihat bersih sama Ya gitu sama teh biar bersih, temen-temen rapih katingalna Biar kelihatan ganteng lah
Biar enak, badannya lengket badannya
Biar terlihat fresh oleh temanteman atau siapa aja
Biar ga bau dan biar sehat
karena perempuan, ingin sehat saja, enak dilihatnya
Biar kelihatan rapih sama orang lain
Ya sama biar fresh, enak dilihatnya sama orang Supaya terlihat ceria, fresh, ganteng, segar, cool gitu
Ngeliat orang lain nyaman melakukannya Biar terlihat bagus dan rapih bila dilihat orang lain
Lampiran. Matriks : ................... Kelompok informan santri
1
2
Pertanyaan : apa yang menyebabkan informan tidak ingin melakukan personal higiene Putri Putra FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4 - Males karena - Males semua - Ga punya uang - Jemuran penuh Ngantri, Ngantuk, tergantung cuaca - Jemuran penuh Dingin - Takut ketinggalan ke mesjid Males karena nunggu yang - Males - Males - Males mandi terlalu lama - Terburu-buru - Lupa
ga
3
Males bangun pagi
Tergantung cuaca
-
4 5
Males ke air - Males mandi pagi, - repot - Males - sabun cuci hilang - kehabisan uang
Males karena dingin Males mandi karena dingin
6
-
Takut ke air Takut di hukum
-
Ga da uang
-
Males karena nanggung Dingin Males
-
Males Males
-
Males
-
Males Ngantri Lupa
Lampiran. Matriks : ....................
Kelompok informan santri
1
2
3
4
5
Pertanyaan : apa saja hambatan yang informan alami saat melakukan personal higiene Putri Putra FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4 - Sabun cuci hilang di - Ngantri lama yang - Diambil sama orang - Ya gitu suka ada kamar mandi mandi lama banget lain yang ngambil - Yang punya Ember - Males - Ga punya uang lagi - Ga punya uang lagi buat nyuci sedikit - Sabun cuci hilang di Yang punya ember Cuma - Suka ada yang pake - ngantri kamar mandi sedikit jadi cepet habisnya - lupa - Yang punya ember - Lupa mau beli lagi Cuma sediit - males - Naro baju kotor lama-lama di kamar mandi suka di sita Yang mandi di dalam kamar - Dingin Ga punya uang Ga punya uang mandi suka lama - Baknya banyak Kiriman kadang tepat kadang cacingnya karna telat belum di kuras-kuras - Jemuran gelap jadi takut ngejemur dan buang sampah softek malem-malem - WC kurang karna Males karena ngajinya - Ga punya uang Ga punya uang mampet kemaleman - Di pake orang lain - Tempat jemuran - Hilang gelap jadi takut kalo ngejemur malem Kalo dingin yang haed mandi sorenya Uang habis Sabun cuci hilang
Ga punya uang
6
Kelompok informan Ustadzah pengasuhan
Kalo baju belum kering ya ga pernah ganti baju kan Cuma punya baju 2 Ngirit uang jadi 1 untuk berdua Kiriman telat
Banyak kegiatan
Dipake orang, saat mau dipake ga ada
Suka ada yang ngambil Kan jadi ga jadi beberesih
Pertanyaan : Apa yang menyebabkan para santri tidak ingin melakukan personal higiene? -
Kelompok informan Pengurus organisasi
Kiriman telat
Pertanyaan : apa yang menyebabkan para santri ingin melakukan personal higiene? - Ingin di puji - Sedang dalam masa puber
Kelompok informan Ustadzah pengasuhan
terakhiran jadi ngejemur dalemana takut, soalna jemuran gelap Jemuran gelap takut ke tempat sampah belakang
Ga punya alat/ bahan untuk personal higiene Ga punya uang
Pengertian Hmmm.....ga tau teh.....
Pertanyaan : bagaimana pengetahuan informan tentang....... Motivasi Hambatan Kepatuhan Biar bersih Alat dan bahannya suka hilang Kadang patuh, kadang ngga Contoh peraturan yang dilanggar? Harus memakai alat mandi sendiri Kalo baju dan celana, sisir dan kerudung? Sama pinjam meminjam juga Peraturan apalagi yang suka dilanggar? Jangan menyimpan cucian lebih dari 1 hari di kamar mandi, Kalo rambut? Laki-laki rambut ga boleh panjang panjang
Lampiran. Matriks : sumber-sumber daya (frekuensi) Kelompok informan santri
1
-
2
-
Pertanyaan : seberapa sering informan melakukan tiap-tiap.....(berapa kali, kapan) Putri Putra FGD 1 FGD 2 FGD 3 Mandi 2x1 hari, pagi - Mandi 2x1 hari, pagi - Mandi minimal 3x dan sore dan sore sehari Nyuci baju tiap da - Sikat gigi 3x1 hari, - Ganti pakean 1x1 yang kotor kalo ga pagi, sore, sebelum hari lagi repot tidur - Olah raga 1x1 - Pake obat kumur minggu tiap setelah sikat gigi - Cuci tangan sebelum dan sesudah makan - Cuci kaki kalo kotor Keramas 2x1 hari - Cuci baju tiap ada - Sikat gigi 2x1 hari tiap mandi yang kotor - Mandi 2x1, pagi dan Mandi 2x1 hari, pagi - Mandi 2x1 hari, pagi sore dan sore dan sore Nyisir rambut 3x1 hari -
3
-
4
-
-
Mandi 3x1 hari, pagi, siang, sore Pake rexona 3x1 hari setiap sehabis mandi Nyisir rambut tiap buka kerudung Ganti softek 3x1 hari, pagi, siang, sore Ganti celana dalem 3x1 hari kalo lagi haed kalo ngga 2x1 hari, pagi dan sore
-
Mandi 2/1x1 hari, pagi dan sore Sikat gigi dan sabun mandi tiap mandi Pake sampo 2x1 hari Mandi 2x1 hari, pagi dan sore Ganti baju tiap hari
-
Mandi 3x1 hari, pagi, siang, sore
-
-
Cuci kaki tiap mau tidur Cuci tangan sebelum tidur, sebelum dan sesudah makan mandi 2x1 hari kalo inget
-
-
-
FGD 4 Mandi 2x 1 hari, pagi jam 9 dan jam 17.00 sore Ganti pakean 1x 2 hari Sikat gigi 2 x 1 hari, tiap mandi
Mandi 2/3 x 1 hari, jam 12 siang dan jam 17 sore Sikat gigi 2x1 hari, tiap mandi Di sampo 2x1 hari, tiap mandi Ganti baju 1x 2 hari Nyuci baju 1x seminggu, hari minggu Mandi 4x1 hari, sebelum sholat subuh, pagi, sebelum dzuhur, sore Mandi 5x, sesudah ngaji subuh, sebelum sholat dzuhur, sebelum sholat ashar, sesudah ngaji ashar Nyuci pakaian 1xseminggu Sikat gigi tiap mandi
5
-
6
-
Menggunting kuku kalo panjang Cuci kaki setelah dari kamar madi dan kalo ga pake sendal Cuci tangan sesudah dan sebelum tidur Nyisir rambut kalo kusut Pake hand body setelah mandi Ganti baju 1x1 hari Nyari kutu tiap sebelum tidur
-
-
Mandi 2x1 hari, pagi dan sore Ganti softek 3x1 hari kalo lagi banyak, pagi, sore, mau tidur Cuci kaki tiap kotor
-
Mandi 2/3x1 hari, pagi, siang sore Cuci tangan sebelum dan sesudah makan Keramas 1x1 hari Cuci baju tiap ada yang kotor
-
-
-
-
Mandi maksimal 3x minimal 2x1 hari pagi dan sore, sikat gigi 1x2 hari Pake sampo 1x1 hari kalo sampona ada
-
Mandi 2x1 hari, pagi dan sore Pake sabun mandi 1x1 hari, kalo ga pagi ya sore Cuci tangan tiap wudlu Nyisir rambut kalo mau dan ada sisirnya
-
-
-
Ngeluarin kotoran hidung tiap mandi Membersihkan telinga tiap 2x1hari Mandi 2/3x1 hari, siang dan sore Nyuci baju kalo sedang mau
Mandi 3x1 hari, pagi, dzuhur, ashar Sikat gigi tiap mandi dan sesudah makan
Lampiran. Matriks : alat dan bahan Kelompok informan santri
1
2
3
4
Pertanyaan : menurut informan apa saja yang biasanya digunakan dalam ....... Putri Putra FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4 Mandi : odol, sabun mandi, Sabun mandi, odol, sikat gigi, Sikat gigi, odol, sabun mandi, Anduk, sabun muka, sikat shampoo handuk sendiri, sisir sendiri, shampoo, handuk sendiri, gigi, odol, minyak rambut, obat kumur baju ganti, deodorant, minyak deodorant man rambut, minyak wangi, sabun cuci, sikat cuci, gunting kuku Mandi : odol, sabun mandi, Sabun mandi, odol, sikat gigi, Handuk sendiri, sikat gigi, Shampoo, sabun mandi, sikat shampoo shampoo odol, sabun mandi, sabun gigi, odol, Cuci baju pake sabun cuci. cuci, hand body Keramas pake shampoo Sabun mandi, odol, sikat gigi Sabun colek, sabun mandi, Sabun mandi, odol, sikat gigi, Keluar asrama / ke kamar sikat gigi, odol, sarung handuk sendiri, minyak mandi pake sendal sebagai handuk rambut, minyak wangi, hand body Gunting kuku, sabun cuci Handuk sendiri, sabun, Odol, sikat gigi, sabun mandi, Sabun mandi, odol, sikat gigi,
5
6
tangan, handuk milik sendiri, bedak Sabun mandi, lampu terang untuk membaca
shampoo, odol, sikat gigi sendiri Gunting kuku, hand body
Sisir, hand body
Sampo, baju ganti, ganti daleman, softex ganti
cukuran kumis, Sabun mandi, shampoo, sikat gigi, odol, handuk sendiri, sabun cuci Handuk sendiri, sikat gigi
handuk sendiri, shampoo, minyak rambut Sikat gigi, odol, sabun mandi, sabun cuci Odol, sikat gigi, sabun mandi, minyak wangi
Lampiran. Matriks : alternatif lain (modivikasi) Kelompok informan santri
1
2
3
4
5
6
Pertanyaan : bagaimana jika bahan dan alat untuk melakukan personal higiene kurang memadai... Putri Putra FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4 - Kadang cumi (Cuma Suka beli dulu sebelum habis Ya terpaksa minjem atau Kalo ngga ada ya pake ja minjem / Cuma minta....soalnya ga betah amis seadanya kecuali sikat gigi minta) langsung beli lagi. Kalo ngga - Kadang ga pake ya pake jari ja - Ya terpaksa minta / Beli dulu sebelum habis Ya ngga ngebersihin badan... Minjem / minta ja y gimana minjem lagi - Baju kotor di taro di tempat khusus di lemari Kalo minjem baju ga pernah Kalo belum beli yang baru Ya sama gitu pinjem / minta Iya terpaksa minjem/minta tapi kalo minjem yang lain terpaksa minjem/minta kalo habis kalo ngga pake ja yang iya tergeletak deket kamar mandi Alhamdulillah ana suka beli Beli dulu sebelum habis Kadang minta/punjem Ya terpaksa minjem/minta sebelum habis tapi Kadang ngga pake gitu CD setelah di cuci kalo magrib-magrib d taro di lemari ja karena gelap Iya sebelum alat/ bahan habis Biasanya beli dulu sebelum Minta / minjem ma orang lain Minjem / minta ja sama yang udah beli yang baru habis, tapi kalo lupa ya alat/bahannya tergeletak terpaksa minjem / minta deket kamar mandi - Suka beli sebelum Ga pernah pinjem/ minta jadi Kalo odol dan sabun mandi Ngga pernah minjem/minta, habis ya ngga pake... ya terpaksa pinjem / minta pake sepunya nya ja, pernah - Kalo ga pake ja dulu kalo ngga ada juga sikat gigi pake telunjuk seadanya
Lampiran. Matriks : biaya
Kelompok informan santri
1
2
3
4
5
6
Pertanyaan : berapa banyak uang yang di dapatkan dari orang tua anda per bulan Putri Putra FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4 80 ribu, untuk jajan, beli alat 150 ribu, untuk jajan, beli alat 90 ribu / 150 ribu, untuk 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, jajan, beli alat dan bahan dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan kebersihan diri, ikut kegiatan ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras pondok, dan beli lauk buat beli lauk buat makan. Beras 13 liter 15 liter makan. Beras 15 liter 15 liter 90 ribu, untuk jajan, beli alat 150 ribu, untuk jajan, beli alat 300 ribu untuk jajan, beli alat 250 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, makan ikut kegiatan pondok, Beras beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras 180 ribu makan 180 ribu 15 liter 15 liter 146 ribu, untuk jajan, beli alat 200 ribu, untuk jajan, beli alat 60 ribu untuk jajan, beli alat 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras 7 beli lauk buat makan. 7 liter 15 liter 13 liter liter 300 ribu, untuk jajan, beli alat 270 ribu, untuk jajan, beli alat 90 ribu/60 ribu untuk jajan, 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, beli alat dan bahan dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, makan kebersihan diri, ikut kegiatan ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 180 ribu pondok, dan beli lauk buat beli lauk buat makan. Beras 10 liter makan. Beras 7 liter 20 liter 240 ribu, untuk jajan, beli alat 80 ribu, untuk jajan, beli alat 120 ribu termasuk untuk 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, iuran kegiatan, alat/ bahan dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan kebersihan diri dari rumah, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras makan 180 ribu beli lauk buat makan. Beras 10 liter 13 liter 15 liter 150 ribu, untuk jajan, beli alat 150 ribu, untuk jajan, beli alat 150 ribu untuk jajan, dan ikut 200/240 rebu untuk jajan, dan bahan kebersihan diri, dan bahan kebersihan diri, kegiatan pondok beli alat dan beli alat dan bahan ikut kegiatan pondok, dan ikut kegiatan pondok, dan bahan kebersihan diri, dan kebersihan diri, ikut kegiatan beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras beli lauk buat makan. Beras pondok, dan beli lauk buat 10 liter 15 liter 15 liter makan. Beras 15 liter
Kelompok informan Ustadzah pengasuhan
Pertanyaan : Seberapa sering para santri melakukan tiap-tiap tindakan personal higiene ? (kapan, dimana) -
Setiap akan ke mesjid mereka dandan dan bersih-bersih
-
-
Setiap bangun subuh anak laki-laki kencing, sikat gigi wudlu sebagian mereka malah ada yang mandi, ganti pakean ngaji Setiap subuh anak perempuan kencing, wudlu, dandan, ganti pakean
Lampiran. Matriks : orang penting sebagai referensi (figur / teladan) Kelompok informan santri
Pertanyaan : siapa yang mengajari ..... Putri
1
-
2
-
3
-
FGD 1 Tahu dari bacaan di info produk Dari ustadzah Teman Suka baca sendiri d tulisan produknya Dari ustadzah
4
-
Mamah
5
-
Sama ustadzah...
6
-
Suka baca sendiri di tulisan produknya
Putra -
FGD 2 Umi
-
Orang tua
-
FGD 3 Teman Tahu sendiri dari info produk Sama mamah
-
Mamah Nenek Bapa Mamah Teteh Bapa Tahu dari info pruduk
-
Ibu Bapak liatin temen sama ustadzah baca di info pruduk Dari TV
Bapa
-
-
-
Liat temen
-
FGD 4 Sama emih Teman
-
Mamah Teteh
-
Orang tua
-
Umi Bapak
-
Tahu dari info produk Dari ustadzah Liatin temen Bapak Emih
-
Lampiran. Matriks : ..........
Kelompok informan (penyuluhan) Ustadzah pengasuhan
Pertanyaan : Kegiatan bersama apa saja yang diadakan ustadz / ustadzah untuk menarik perhatian para santri agar mau melakukan tiap-tiap kegiatan personal higiene? -
-
Lomba kecantikan Merapihkan lemari tiap hari minggu Merapihkan rambut dengan gunting tiap hari jumat Mencuci tangan dan kaki tapi hanya pada beberapa orang saja dan mereka akan memberi tahukan pada yang lain Meminta bagian kebersihan untuk memeriksa siapa saja yang mempunyai kutu rambut dan memberinya peditok
Kelompok informan (peran) Ustadzah pengasuhan
Apa peran ustadz/ustadzah terhadap perilaku personal higiene santri? -
Kelompok informan (sanksi) Ustadzah pengasuhan
Mengasuh mereka Memberitahukan mereka jika ada kejanggalan-kejanggalan dalam tindakan mereka
Pertanyaan : Tindakan apa yang dilakukan ustadz/ustadzah jika ada santri yang tidak melakukan personal higiene? -
-
Mencari orang yang tidak melakukan personal higiene dan menghukumnya dengan 100x bending Bending 1000x jika tidak ada yang mau mengakuinya Memberi nasihat pada santri mengenai pentingnya melakukan personal higiene
Lampiran. Matriks :....................... Kelompok informan santri
Pertanyaan : siapa yang mengingatkan informan ..... Putri
1
FGD 1 Ga ada yang ngingetin
Putra -
FGD 2 Kalo di rumah Umi Kslo disini ga ada
-
FGD 3 Mother Father
-
2
Ga ada yang ngingetin
Ga ada yang ngingetin ya inget sendiri gitu
-
Mamah
-
3
Ga ada yang ngingetin
-
Kalo di rumah nenek Kalo disini ustadzah
-
Ibu ama ayah
-
4
Ga ada yang ngingetin baik di rumah maupun di sini
Ga da yang ngingetin, inget sendiri ja
-
Euma
-
5
Diingetin teman kadangkadang
-
Ibu
-
6
Ga da yang ngingetin, inget
Di sini ga da yang ngingetin, di rumah juga ga da yang ngingetin, inget sendiri ja - Kalo di rumah
-
Kake
FGD 4 Di sini diingetin teman Di rumah diingetin eumih Disini diingetin ustadzah Di rumah diingetin kaka Disini ga ada yang ngingetin Di rumah dingetin ibu Ga ada yang ngingetin, inget sendiri Teman
Ga ada yang ngingetin sih,
sendiri seh -
diingetin bapak Kalo di sini ga da, inget sendiri sih
-
Mamah
Cuma kalo liat temen suka ikutan
Lampiran. Matriks : ................ Kelompok informan santri
1 2
3
4
5 6
Kelompok informan Pengurus organisasi
Pertanyaan : apa yang informan lakukan jika tida ada yang meningatkan...... Putra Putri FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4 Ya tetep ngelakuin Ya tetap ngelakuin, kan udah Nya ngga teh tetep berjalan, Nya tetep ngalakkeun tau gimana harusnya tetep di pake Ya kalo lagi males trus ga ada Ya tergantung teh kalo males Nya suka ngelakuin ko kalo Tetap melakukan tapi yang ngingetin ya ngga di ya ngga di lakuin lagi mau mah seingatnya lakuin Biarpun ga ada yang Kalo mau ja ngelakuinnya Ya kalo termasuk penting ya Ya tetep merawat dan ngingetin tetep suka ngerawat dilakuin membersihkan badan Sebenarnya sih ada yang Ya tetep ngelakuin Ya kerasa sendiri meski ga Ya tetep ngelakuin karna kalo ngingetin atau ngga tidak diingetin juga sama panca ngga ngga betah begitu berpengaruh karena indra gimana kitanya Kalo lagi males mah ya ngga Ya tetep ngelakuin Iya ya kalo lagi mau mah ya Ya iya dong nanti di katain di lakuin... dilakuin bau lagi... Suka inget sendiri Ya tetep ngelakuin teh Ya tetep berjalan teh Ya iya lah suka ngelakuin
Siapa yang mengingatkan dan memberitahu informan......../ apa sanksinya jika.... Yang mengingatkan Yang memberi info Sanksi Ustadzah - Tahu sendiri - Kalo barang di sita @ Rp 200 Apakah mengikuti setelah - Ustadzah - Kalo kuku, sandal, baju, diperiksa diingatkan? - TV satu-satu Iya tapi saat itu saja - Pengurus organisasi - Rambut dipotong paksa Apakah anda tidak memberi tahu? - Di umumkan kalo LPJ yang paling Udah sampe bosen ngasih tahunya jorok Sudah di beri contoh? Sudah Diingetin kalian ga nurut?kenapa? Iya, ga percaya, suka balik bertanya
Lampiran. Matriks : sosial budaya (langkah-langkah) Kelompok informan santri
1
2
3
4
Pertanyaan : bagaimana cara informan melakukan tiap-tiap tindakan .....(langkah-langkah) Putri Putra FGD 1 FGD 2 FDG 3 FGD 4 Cuci tangan : siram tangan Mandi : basahin badan dulu Nyikat gigi jangan terlalu Beresin lemari : pakean di dengan air, trus di sabunin, trus pake sabun trus siram neken dan kencang lomari di keluarkan,trus siram lagi dengan air dulu badannya. (bertenaga). lemari di bersihin, trus Cuci kaki juga sama seperti Sikat gigi : basahin sikat Pake sabun mandi direndem pakean di lipat yang rapih itu caranya tapi pake kasih odol, sikat gigi kiri, dulu sabun dalam air samakan kanan kiri depan sabunnya itu hanya saat kanan, depan, belakang segayung dikocokin baru di dan belakang, trus simpannya mandi saja Keramas : basahin rambut siram ke badan di kelompokan biar rapih. pake sampo gosok-gosok rambut trus siram. Cuci kaki dan cuci tangan : siram air dulu pake sabun trus di siram lagi. Cuci tangan dan cuci kaki Sama lah, mandi : mandi Kalo pake sabun mandi kasih Cara mandi : badan dibasahin yang pake sabun hanya saat pake sabun dulu trus sikat sedikit air biar berbusa kalo dulu trus pake sabun ratakan mandi saja. gigi. digosokan ke badan ke seluruh badan, trus siram Mandi : badan di siram air, Nyimpen pakean kotor di lagi badannya. pake sabun, siram lagi, trus lemari tapi di khususkan Sikat gigi : sikat giginya di sikat gigi trus di sampo. tempatnya kasih odol trus di gosokgosok trus kumur-kumur Sama mandinya sama Sikat di basahin dulu, di Bersihin telinga pake rumput Nyuci baju : siapkan ember, Cuci tangannya sama tuangin odolna trus kumurilalang isi air, masukan airnya, ambil Ga pernah tukeran baju kumur disikat deh depan satu persatu pakean dalam samping belakang gigi ember tadi untuk di cuci dengan sabun cuci, sikat dengan sikat cuci, kucek sebentar bilas di ember lain yang berisi air bersih, trus siram lagi dalam siraman air satu demi satu, trus di jemur, di angkat trus di lipet Ga mau tukeran baju Keluar asrama pake sendal Mandi pake sabun ke tangan Sikat gigi : odol di simpan Ke kamar mandi pake sendal dulu trus kaki, badan kana sikat trus di basahin termasuk alat kelamin. dulu sikat yang sudah ada
5
Cuci kaki setelah dari kamar mandi.
Ya sama, cuci tangan pake sabun Sikat gigi pake odol
6
Baju kotor langsung dicuci. Ganti baju Sikat gigi pake odol Mandi pake sabun mandi Tapi sikat sama sabun masih pake bersama sama sodara
Baju kotor di simpen di kamar mandi Baju kotor dicuci langsung dilipet di simpen di lemari
Buat muka pake daun jambu biji digosok di tangan setelah agak lembut di oleskan ke muka biar seger. Cuci tangan : disabunin di ratain sabuna trus dikeluarin kotoran kukuna di bawah pancuran air. Telinga di bersihin pake sabun daun telinganya, lubangnya pake rumput ilalang Pakean kotor simpen di atas lemari tunggu satu minggu baru cuci. Buang kotoran hidung pake jari telunjuk. Cuci tangan: tangan di sabunin diratain sabuna trus di siram biar busanya hilang Nyisir rambut katukangkeun nyisirana. Mandi 2x tapi pake sabuna 1x
odolnya tadi biar kenyal, trus di gosokan pada gigi depan belakang samping kanan dan kiri, trus berkumur
Cuci tangan : Tangan di basahin dulu trus disabunin trus sabun diratakan sampe ke sela-sela tangan trus di bersihin dengan air bersih trus dilapkan ke celana yang di pake Rambut dibasahin dulu trus sampona di taro di tangan sedikit trus di gosokan ke rambut biar kutu atau ketombe hilang trus di siram lagi sampe busa hilang.
Lampiran. Matriks :........ Kelompok informan santri
Pertanyaan : perilaku personal higiene apa saja yang dilakukan informan selama 24 jam terakhir Putri Putra FGD 1 FGD 2 FGD 3 FGD 4
1
-
Mandi Beresin lemari Gosok gigi Ganti baju Nyuci baju
-
Mandi Cuci tangan Keramas Gosokgigi Kumur-kumur
-
Cuci tangan Mandi Keramas Gosok gigi Nyisir rambut Ganti baju Nyuci baju Mandi Gosok gigi Ganti pakean
2
-
Keramas Tidur Nyisir rambut
-
Mandi Pake hand body Menggunting kuku
3
-
Mandi Pake deodorant
4
-
Ganti softex Ganti CD Cuci kaki Gosok gigi Cuci tangan
-
Keramas Mandi Gosok gigi Cuci tangan Mandi Cuci tangan
-
Mandi Nyuci baju Cuci tangan
-
Cuci tangan Cuci kaki Mandi
5
-
Mandi pake sabun Gunting kuku Cuci kaki
-
Ganti softek Ganti celana dalem Cuci tangan Nyuci baju
-
Cuci tangan Keramas Mandi
6
-
Nyisir rambut Ganti baju Pake hand body Pake sabun mandi Sikat gigi
-
Cuci kaki Keramas Ganti softek Ganti celanna dalem Nyuci baju Menjemur baju
-
Mandi Cuci tangan
-
Nyuci Ngangkat pakean Lipat baju Mandi Pake sabun mandi Sikat gigi
-
Mandi Nyikat gigi Pake sabun mandi Nyuci Sikat gigi Pake sabun mandi
-
Mandi Sikat gigi Pake sabun mandi Keramas Bersihin hidung Bersihin telinga Mandi Nyikat gigi Pake sabun mandi Cuci kaki Cuci tangan Mandi Nyikat gigi Pake sabun mandi Ganti baju luar dan dalam Menggunting kuku Menyisir
-
Lampiran. Matriks : ................ Kelompok informan
Pertanyaan : Bagaimana semua santri melakukan tiap-tiap kegiatan personal higienenya? (sesuai dengan yang diajarkan / tidak)
Ustadzah pengasuhan
-
Kelompok informan Pengurus organisasi
Sangat jauh dari yang di ajarkan Terlihat rapih dalam penampilannya saja tapi di dalam kamar dan lemarinya sangat berantakan Menumpuk pakean kotor 2-3 hari Pakaian yang udah kering di jemur ga diangkat-angkat
Pertanyaan : perilaku personal higiene apa saja yang dilakukan santri setiap hari? Mandi, cuci tangan, gosok gigi, nyuci baju, keramas
Lampiran. Kesimpulan matriks Lampiran. Matriks : FGD Pemikiran dan Perasaan
Pertanyaan Bagaimana cara adik-adik merawat badan agar badan menjadi bersih dan sehat?
PUTRI Sebagian besar santri putri : - Mandi - Mencuci pakaian - Tidak saling pinjam-meminjam baju - Menyikat gigi dengan sikat gigi sendiri - Mengganti pakaian kotor dengan pakaian bersih - Cuci tangan Sebagian kecil santri putri : - Tidak menjemur baju lama-lama - Tidak telat makan - Tidak merendam pakaian terlalu lama - Mencuci kaki - Mencuci muka - Keramas - Tidak tukar menukar lemari
PUTRA Sebagian besar santri putra : - Mandi - Ganti pakean - Menyikat gigi - Makan teratur - Mencuci pakaian - Keramas - Olah raga - Menggunting kuku Sebagian kecil santri putra : - Mengangkat kotoran kuku - Menjaga pakean tetap harum - Mencuci tangan - Ngupil (membersihkan hidung) - Ngorek telinga - Membersihkan lemari - Banyak minum air putih
2.
Apa yang menyebabkan informan ingin melakukan personal higiene
sebagian besar santri : - Biar bersih - Biar sehat - Terhindar dari kuman - Terhindar dari penyakit - Biar seger - Biar ga kotor - Biar harum - Biar enak dilihat Sebagian kecil santri : - Biar ada yang mandang - Biar kutunya hilang - Biar khusu ibadahnya - Sepaya terlihat sempurna - Biar ga bau
Sebagian besar santri : - Biar fresh - Biar bersih - Biar terlihat rapih - Biar sehat - Biar gantengnya terlihat - Biar nyaman dilihat Sebagian kecil : - Biar badannya terasa nyaman - Biar ga lengket - Biar ga bau - Karena melihat orang lain - Biar terlihat cool - Biar terlihat ceria - Karena ada santri perempuan
3.
Hambatan apa yang dialami yang menyebabkan tidak bisa atau tidak ingin melakukan personal higiene
Sebagian besar santri : - Males karena : Ngantri Ngantuk Dingin
Sebagian besar santri : - Tidak punga uang - Jemuran penuh jadi ga jadi nyuci - Sabun cuci hilang
1.
Terburu-buru Repot - Sabun cuci hilang - Ember buat nyuci sedikit - Nyimpen baju lebih dari 1 hari di kamar mandi disita - Yang mandi suka lama mandinya - Kehabisan uang - Kiriman telat Sebagian kecil santri : - Takut ketinggalan ke masjid - Takut ke kamar mandi - Takut dihukum - Semua tergantung cuaca - Takut ngejemur baju setelah magrib, soalnya jemurannya gelap - Takut buang pembalutnya soalnya lobang sampah di belakang pondok
-
Males karena : Ngantri Dingin - Uangnya habis Sebagian kecil : - Banyak kegiatan - Kiriman telat
Lampiran. Matriks : FGD frekuensi 1.
Pertanyaan Seberapa sering informan melakukan tiaptiap kegiatan personal higiene (berapa kali, kapan)
PUTRI Sebagian besar informan : - Mandi 2x sehari, pagi dan sore - Mandi 3x sehari, pagi, siang dan sore - Nyuci baju tiap ada yang kotor kalo lagi ga repot - Cuci tangan sebelum dan sesudah makan - Cuci kaki kalo kotor - Keramas 2x sehari, pagi dan sore - Ganti pembalut 3x sehari, pagi, siang, dan sore - Ganti baju tiap hari Sebagian kecil informan : - Sikat gigi 3x sehari, pagi, sore, dan sebelum tidur - Nyisir rambut 3x sehari - Pake reksona 3x sehari tiap sehabis mandi : pagi, siang, sore - Sikat gigi 2x sehari, pagi dan sore ketika mandi - Pake sabun mandi 2x sehari, pagi dan sore ketika mandi - Nyisir rambut tiap buka keridung - Ganti celana dalam 3x sehari kalau head, 2x sehari kalau tidak head - Menggunting kuku kalau panjang - Cuci kaki setelah dari kamar mandi, dan kalau ga pake sandal - Nyisir rambut kalau kusut - Pake handbody setelah mandi - Nyari kutu tiap sebelum tidur - Keramas 1x sehari
PUTRA Sebagian besar informan : - Mandi 2x sehari, pagi jam 09.00 dan jam 17.00 sore - Ganti pakean 2 hari sekali - Sikat gigi 2x sehari, tiap mandi pagi dan sore - Mandi 2-3 x sehari jam 12 siang dan jam 17 sore - Nyuci baju 1x seminggu, hari minggu Sebagian kecil informan : - Mandi minimal 3x sehari, pagi, siang, sore - Ganti pakaian 1x sehari - Olah raga 1x seminggu - Keramas 2x sehari, pagi dan sore - Mandi 4x sehari, sebelum sholat subuh, pagi, sebelum dzuhur, sore - Cuci kaki tiap mau tidur - Mandi 5x sehari, sebelum subuh, sesudah ngaji subuh, sebelum sholat dzuhur, sebelum sholat ashar, sesudah ngaji ashar. - Sikat gigi 5x sehari, sebelum subuh, sesudah ngaji subuh, sebelum sholat dzuhur, sebelum sholat ashar, sesudah ngaji ashar. - Ngupil (ngeluarin kotoran hhidung) - Membersihkan telinga 2x sehari - Mandi maksimal 3x sehari, minimal 2x sehari - Sikat gigi 2x sehari - Keramas 1x sehari kalau ada samponya - Nyuci baju kalau mau - Memakai sabun mandi 1x sehari, pagi atau sore - Cuci tangan tiap wudlu - Nyisir rambut kalau mau dan ada sisirnya - Sikat gigi tiap mandi dan sesudah makan
Lampiran. Matriks : Alat dan Bahan 1.
2.
Pertanyaan Apa saja yang digunakan ....
PUTRI Sebagian besar informan : - Pasta gigi - Sabun mandi - Shampo - Sikat gigi - Handuk sendiri - Sisir sendiri - Gunting kuku - Handbody Sebagian kecil informan : - Obat kumur - Sabun cuci - Sabun cuci tangan - Sandal - Bedak - Lampu terang untuk membaca - Baju ganti - Baju ganti daleman - Pembalut ganti
PUTRA Sebagian besar informan : - Sikat gigi - Pasta gigi - Sabun mandi - Shampo - Handuk sendiri - Minyak rambut - Minyak wangi - Sikat cuci - Handbody - Deodoran - Sabun cuci Sebagian kecil informan : - Baju ganti - Gunting kuku - Sabun muka - Sarung sebagai handuk - Cukuran kumis
Bagimana jika bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan personal higiene kurang memadai
Sebagian besar informan : - Membeli alat dan bahan dulu sebelum habis - Terpaksa meminjam bahan dan alat sama teman - Meminta bahan dan alat punya teman - Tidak memakai bahan dan alat personal higgiene Sebagian kecil informan : - Menumpuk pakaian kotor di tempat khusus di lemari sampai alat dan bahannya ada, kalau di simpan di kamar mandi biasanya di sita - Menyimpan celana dalam di dalam lemari setelah di cuci karena tempat jemuran bajunya gelap jadi takut - Memakai bahan dan alat personal higiene seadanya saja
Sebagian besar informan : - Terpaksa meminjam/meminta bahan dan alat punya teman - Memakai bahan dan alat seadanya saja - Sikat gigi memakai jari saja kalau alat dan bahannya tidak ada Sebagian kecil informan : - Memakai alat dan bahn yang tergeletak di dekat kamar mandi - Tidak usah ngebersihin badan - Kadang minta/pinjam, kadang tidak memakai bahan dan alat
Lampiran. Matriks : Biaya 1.
Pertanaan Berapa banyak uang yang didapatkan dari orang tua anda perbulan (digunakan untuk apa saja)
PUTRI Sebagian besar informan : - 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 15 liter - 80 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 13 liter Sebagian kecil informan : - 90 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok dan beli lauk buat makan. Beras 15 liter - 146 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 15 liter - 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 13 liter - 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, ikut kegiatan pondok, dan beli lauk buat makan. Beras 10 liter - 270 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok. Makan 180 ribu - 240 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk buat makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 10 liter - 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli laik buat makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 10 liter
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
PUTRA 90/150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok. Makan 180 ribu 60 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 7 liter 90/60 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 7 liter 120 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok. Makan 180 ribu 150 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter 250 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, dan ikut kegiatan pondok. Makan 180 ribu 300 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. 7 liter 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan dan ikut kegiatan pondok. Beras 20 liter 200 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter 200/240 ribu untuk jajan, beli alat dan bahan kebersihan diri, beli lauk untuk makan, dan ikut kegiatan pondok. Beras 15 liter
Lampiran. Matriks : Teladan Pertanyaan Siapa yang mengajari anda melakukan tiap-tiap perilaku personal higiene
PUTRI Sebagian besar informan : - Dari ustadzah - Dari mamah - Tahu dari bacaan di info produk Sebagian kecil informan : - Teman - Kedua orang tua - Nenek - Bapak
PUTRA Sebagian besar informan : - Mamah - Teman - Tahu dari bacaan di info produk - Bapak - Ustadzah Sebagian kecil informan : - Teteh - Kedua orang tua - Dari TV
2.
Siapa yang mengingatkan informan untuk melakukan tiap-tiap personal higiene
Sebagian besar informan : - Ga ada yang ngingetin Sebagian kecil informan : - Mamah - Nenek - Ustadzah - Teman - Bapak
Sebagian besar informan : - Ibu - Teman - Ga ada ngingetin Sebagian kecil informan : - Ayah - Ayah dan ibu - Kake
3.
Apa yang informan lakukan jika tidak ada yang mengingatkan
Sebagian besar informan : - Ya tetep melakukan - Kalau lagi males dan tidak ada yang mengingatkan ya tidak dilakukan Sebagian kecil informan : - Ngebersihin badannya kalau mau aja - Tergantung mau apa tidaknya
Sebagian besar informan : - Kebersihan diri tetap di jalankan - Kalau mau aja baru dikerjakan Sebagian kecil informan : - Dikerjakan seingatnya saja - Kalau kebersihan dirinya termasuk yang penting banget, ya dilakukan - Tetap merawat dan membersihkannya
1.
Lampiran. Matriks : Kebudayaan (Langkah-langkah dan kebiasaan) 1.
Pertanyaan Bagaimana cara informan melakukan tiaptiap tindakan personal higiene
PUTRI Sebagian besar informan : - Cuci tangan : tangan disiram dengan air - Cuci kaki : kaki disiram dengan air bersih - Mandi : basahin badan dulu terus pake sabun, terus siram lagi dengan air sampai busa hilang - Baju kotor langsung dicuci, di jemur dan dilipat, masukin ke lemari - Sikat gigi : Sikat dibasahin dulu, di tuangin pasta giginya, terus kumur-kumur, disikat deh depan, samping, belakang gigi. - Mengganti baju kotor dengan baju bersih - Keramas : basahin rambut, pake sampo, gosok-gosok rambut terus siram
Sebagian kecil informan : - Cuci tangan : siram tangan dengan air, terus disabunin, siram lagi dengan air - Cuci kaki : siram kaki dengan air, terus di sabunin, siram lagi dengan air - Pakaian kotor disimpan di dalam lemari tapi tempatnya di kususkan - Tidak pernah mau tukeran baju - Baju kotor di simpen di kamar mandi
PUTRA Sebagian besar informan : - Mandi : badan di basahin dulu, terus pake sabun ratakan ke seluruh badan, terus siram lagi badannya - Sikat gigi : sikatnya dikasih pasta gigi, terus di gosok-gosok, terus kumur-kumur - Cuci tangan : kalo pake sabun pertama tangan dibasahin dulu, terus di sabunin, ratakan sampai ke sela-sela tangan terus dibersihin dengan air, terus dilap kan ke celana yang dipake - Pakean kotor di simpan di atas lemari, setelah seminggu baru di cuci - Rambut dibasahin dulu terus sampona di taro di tangan sedikit terus digosokan ke rambut biar kutu atau ketombe hilang terus siram lagi sampe busa hilang. - Nyuci baju : siapkan ember, isi air, masukan airnya, ambil satu persatu pakean dalam ember tadi untuk di cuci dengan sabun cuci, sikat dengan sikat cuci, kucek sebentar bilas di ember lain yang berisi air bersih, trus siram lagi dalam siraman air satu demi satu, trus di jemur, di angkat trus di lipet Sebagian kecil informan : - Nyikat gigi jangan terlalu ditekan dan bertenaga - Kalo mandi pake sabun mandi kasih sedikit air biar berbusa kalau di gosokan ke badan - Mandi pake sabun ke tangan dulu trus kaki, badan termasuk alat kelamin. - Buat muka pake daun jambu biji digosok di tangan setelah agak lembut di oleskan ke muka biar seger. - Cuci tangan : disabunin di ratain sabuna
-
2.
Perilaku Personal Higiene apa saja yang dilakukan informan selama 24 jam terakhir
Sebagian besar informan : - Mandi - Gosok gigi - Nyuci baju - Keramas - Cuci tangan - Ganti pembalut - Cuci kaki - Gunting kuku - Ganti celana dalam - Ganti baju - Memakai handbody - Menyisir rambut Sebagian kecil informan : - Ngejemur baju - Kumur-kumur - Tidur - Memakai deodorant
trus dikeluarin kotoran kukuna di bawah pancuran air. Telinga di bersihin pake sabun daun telinganya, lubangnya pake rumput ilalang
Sebagian besar informan : - Mandi dengan sabun mandi - Cuci tangan - Gosok gigi - Mencuci baju - Ganti baju luar dan dalam - Keramas - Cuci kaki - Menyisir rambut Sebagian kecil informan : - Mengambil jemuran pakaian - Melipat baju - Membersihkan hidung - Membersihkan telinga - Menggunting kuku