53
Upaya Mengembangkan Kreatifitas dan Inovasi dalam Wirausaha Untuk Menghadapi Persaingan Pasar A’ang Yusril Musyafa’
Abstract The aim of this article is to analyze the efforts of creatifity and innovation development in entrepreneurship in order to facing the market competation. By using literature study method finally obtained conclusion that in order to survive in the midst of market competation creative and innovative efforts can done by intrepreneurs are: Find out the relationship between onjects, processes, materials, technology, and people (employees). Develop a functional perspective, use reason appropriately, and remove feelings of doubt when going to do something. Keywords: kreatifitas, inovasi, wirausaha, persaingan pasar Pendahuluan Semakin pesatnya persaingan pasar menuntut para wirausahawan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk atau jasa yang dimilikinya dalam rangka menyelaraskan kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan tanpa batas. Upaya yang umum dilakukan pengusaha ketika kesulitan menghadapi persaingan pasar adalah merampingkan usahanya. Maksudnya mengurangi jumlah pekerja atau karyawan. Terlebih lagi pada kondisi pasar yang terpilah-pilah, pasar masal telah terpecah dan berubah menjadi pasar kecil menuntut berbagai spesialisasi model, warna, jenis produk, ukuran dan sebagainya. Dari situ kemudian muncul istilah era persaingan bebas. Untuk mengantisipasi persaingan pasar, banyak perusahaan di Indonesia baik yang berskala besar, menengah, maupun yang berskala kecil mulai menata ulang strategi persaingannya dengan melakukan kajian terhadap tujuan strategi perusahaan yang didasarkan atas kebutuhan pasar baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, dan juga melakukan evaluasi yang intens (terus menerus secara mendalam) terhadap kompetensi internal perusahaan itu sendiri, termasuk dalam hal ini melakukan kreativitas dan inovasi dalam menjalankan perusahaannya. Persoalannya kemudian bagaimana upaya mengembangkan
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
54
kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha? Artikel ini berusaha menjawab persoalan tersebut secara teoritis. A. Pengertian Kreativitas Istilah kreativitas menunjukkan kemampuan dalam menciptakan hasil karya baru yang merupakan produk-produk kreasi. Ada beberapa perbedaan pandangan mengenai definisi kreativitas. Menurut Suharnan kreativitas dapat didefinisikan sebagai aktivitas kognitif atau proses berpikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna atau new ideas and useful1. Selain itu Nana
Syaodih
mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Hal baru itu tidak perlu sesuatu yang sama sekali unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan yang sebelumnya. Jadi hal baru itu sesuatu yang sifatnya inovatif.2 Utami Munandar, mengemukakan kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.3 Yatim Riyanto mengutip pendapatnya Moreno mengemukanan bahwa kreatifitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Kreativitas merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi oranglain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang menciptakan untuk dirinya sendiri suatu hubungan baru dengan siswa/orang lain.4
1
Suharnan, Psikologi Koknitif Edisi Revisi (Surabaya: Srikandi, 2005), 373. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), 104. 2
3
Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), 24. 4
Yatim Riyanto, Paradigm Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Jakarta: Kencana, 2012), 232, 233.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
55
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka kreativitas dapat dirumuskan sebagai suatu proses aktivitas kognitif seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa karya baru maupun karya kombinasi yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya. B. Pengertian Inovasi Kata inovasi “innovation” sering diterjemahkan sebagai segala hal yang baru atau pembaharuan. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu merupakan hasil penemuan.5 Inovasi sebagai suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial. Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya: suatu inovasi dapat bersifat baru bagi suatu perusahaan (atau “agen/aktor”), baru bagi pasar, atau negara atau daerah, atau baru secara global. Sementara itu, inovasi sebagai suatu “aktivitas” merupakan proses penciptaan inovasi, seringkali diidentifkasi dengan komersialisasi suatu invensi.6 Everett M. Rogers Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Menurut Stephen Robbins inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa. Van
de
Ven,
Andrew
H
mengemukakan Inovasi
adalah
pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana dalam jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan organisasi. Menurut Kuniyoshi Urabe inovasi bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon), melainkan suatu proses yang panjang dan
5
Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), 2. https://initugasku.wordpress.com/2011/03/07/definisi-dan-jenis-inovasi/ (diakses 6 Desember 2016). 6
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
56
kumulatif yang meliputi banyak proses pengambilan keputusan di dan oleh organisasi dari mulai penemuan gagasan sampai implementasinya di pasar. Dari beberapa definisi yang dibuat oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar tentang pengertian inovasi antara seorang ahli dengan yang lainnnya. Jika ada ketidaksamaan hanya dalam susunan kalimat atau redaksinya saja, yang jelas pada hakekatnya pengertiannya sama. Semua definisi tersebut menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamatia atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). C. Kewirausahaan Wirausaha berasal dari bahasa sansekerta wira yang berarti pemberani, pejuang, pahlawan sedangkan usaha berarti kegiatan bisnis. Wiraswasta berasal dari kata wira, swa dan hasta. Swa artinya mandiri atau sendiri dan hasta artinya tangan. Dengan demikian wiraswasta adalah orang yang berani berjuang mencapai kemandirian dengan tangannya sendiri. Berdikari merupakan singkatan dari kalimat “berdiri di atas kaki sendiri”. orang-orang yang mandiri seringkali disebut orang yang berdikari.7 Dari
situlah
kemudian
muncul
kata
“kewirausahaan”
untuk
menunjukkan kegiatan berwirausaha. Pengertian kewirausahaan menurut para ahli antara lain: menurut Ahmand Sanusi, kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). Menurut
Zimmerer,
1996. Kewirausahaan adalah
suatu
proses
penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. Soeharto Prawiro,
7
Margo Purnomo, “Kompetensi Entrepreneurial Mata Rantai yang Hilang untuk Menjadi Wirausaha Sukses”, dalam http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/04/kompetensienterpreneurial-mata-rantai-yang-hilang.pdf. (26 Maret 2017), 6-7.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
57
mendefenisikan kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (star-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth). Selain itu, Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995). kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Soeparman Spemahamidjaja mengemukakan kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. D. Kreativitas Wirausaha Timbulnya kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha disebabkan oleh adanya persoalan atau tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Kreatifitas merupakan daya menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan. Menurut Sulaiman Sahlan dan Miswan, kreativitas adalah ide atau gagasan dan kemampuan berpikir kreatif.8 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menuangkan ide atau gagasan melalui proses berpikir kreatif untuk menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan, perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan. Sedangkan yang dimaksud dengan wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha. 8
Sulaiman Sahla dan Miswan, Multi Dimensi Berkratifitas Manusia. (Bandung: Sinar Baru 1988), 5.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
58
Sementara itu pendapat lain mengatakan wirausaha adalah mereka yang
melakukan
upaya-upaya
kreatif
dan
inovatif
dengan
jalan
mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.9 Senada dengan pendapat di atas, menurut Suryana, enterpreneur atau wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur (elemen-elemen) internal yang meliputi kombinasi motivasi diri, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat, dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha.10 Dalam konteks manajemen, peran fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu sistem. Aspek penting dalam kreatifitas adalah proses dan manusia. Proses berorientasi pada tujuan yang di desain untuk mencapai solusi suatu problem. Manusia merupakan sumber daya yang menetukan solusi. Ada 2 sumber kreatifitas diantaranya: 1. Imajinasi dan ide Berdasarkan
fungsinya,
kapasitas
mental
manusia
dapat
di
kelompokkan menjadi empat bagian, yaitu absortive, retentive, reasoning, creative. Imajinasi yang kreatif merupakan kekuatan yang tidak terbatas, misalnya meskipun seseorang yang hampir tidak pernah keluar rumah tetapi dengan menggunakan imajinasinya ia dapat melalang buana ke dunia sekitar. Imajinasi jauh lebih penting dari pada ilmu pengetahuan dan kekuatan murni dari pikiran manusia. 2. Sifat Proses kreatif Kreativitas adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Setiap orang Kreatif pada tingkat tertentu. Orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih dan
9
https://ekanurulaisah.wordpress.com/2012/11/04/pengertian-wirausaha-menurut-para-ahli/ (diakses 4 Januari 2017). 10 Suryana, Kewirausahaan (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 12 .
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
59
dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan kreativitas, mereka diajari untuk berfikir dan bertindak secara kreatif. Bagi pihak lain proses kreatif lebih sukar karena tidak dikembangkan secara positif dan jika mereka inginmenjadi kreatif, mereka harus belajar cara mengimplementasikan proses kreatif. E. Inovasi Wirausaha Geoferry G. Meredith menjelaskan bahwa para wirausaha adalah orang-orangyang mmpunyai kemampuan melihat menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.11 Dengan demikian mereka itu adalah individuindividu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi yang berani mengambil resiko untuk mencapai tujuannya. Ciri-ciri wirausahawan antara lain mereka selalu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, berjiwa pemimpin, mengutamakan keorisinilan dan berorientasi pada masa depan. Dalam mengutamakan keorisinilan seorang wirausaha mempunyai watak inovatif dan kreatif.12 Inovatif disini berarti dia selalu melakukan inovasi. Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih
baik.13 Inovasi
ini
merupakan
fungsi
utama
dalam
proses
kewirausahaan. Peter Drucker mengatakan inovasi memiliki fungsi yang khas bagi wirausahawan. Dengan inovasi wirausahawan menciptakan baik sumberdaya produksi baru maupun pengelolaan sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Meskipun demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara
11
Geoferry G. Meredith, Kewirausahaan Teori dan Praktek (Pustaka Binaman Presindo, 2000), 5. Geoferry G. Meredith, Kewirausahaan Teori dan Praktek, 6. 13 Masykur Wiratmo, Pengantar Kewiraswastaan Kerangka Memasuki Dunia Bisnis (Yogyakarta: BPFF, 1996), 5. 12
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
60
sebuah ide yang timbul semata dari spekulasi dan ide yang merupakan hasil pemikiran riset pengalaman dan kerja yang sempurna. Wirausahawan yang inovatif harus mempunyai keberanian untuk memberikan sebuah ide melalui tahapan pengembangan. Dengan demikian inovasi adalah suatu kombinasi visi untuk menciptakan suatu gagasan yang lebih baik dan keteguhan serta dedikasi untuk mempertahankan konsep melalui implementasi. Proses inovasi di mulai dengan analisis sumber daya kesempatan yang menjadi obyek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan dilihat inovator harus malihat, bertanya, dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan nilai dan kebutuhan. Inovasi yang berhasil pada umumnya sederhan, terfokus dan ditujukan pada aplikasi yang di desain khas, jelas dan cermat. Inovasi lebih banyak melibatkan kerja fisik dari pada pemikiran. Thomas Alfa Edison mengatakan ”jenius merupakan perpaduan yang terdiri dari 1% inspirasi dan 99% kerja keras” lebih dari itu inovator pada umumnya bekerja dalam suatu bidang, Edison bekerja hanya dalam bidang listrik dan menemukan inovasi baru yang berupa bola lampu. Inovasi
terdiri
dari
empat
jenis,
diantaranya
penemuan,
pengembangan, duplikasi dan sintesis. 1.
Penemuan. Kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolisioner. Ex, penemuan pesawat terbang oleh wright bersaudara, telepon oleh alexander graham bell dll.
2. Pengembangan. Pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep seperti ini menjadi aplikasi ide yang telah ada berbeda. Misalnya, pengembangan McD oleh Ray Kroc.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
61
3. Duplikasi. Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan. Misalnya, duplikasi perawatan gigi oleh Dentaland. 4.
Sintesis. Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi engambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru. Misal, sintesis pada arloji oleh Casio.14
F. Upaya Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi dalam Wirausaha Banyak hal yang dapat diupayakan untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas dan inovasi dalam wirausaha. antara lain: 1.
Mengenali hubungan Banyak penemuan dan inovasi lahir dari cara pandang terhadap suatu hubungan yang baru dan berbeda antar obyek, proses, bahan, teknologi dan orang. Seperti mencampurkan aroma bunga melati dengan air teh kemudian dibotolkan menjadi teh botol yang harum dan segar rasanya. Untuk membantu meningkatkan kreatifitas, dapat dilakukan dengan membuang cara pandang yang statis terhadap hubungan orang dan lingkungan. Sebaliknya diperlukan cara pandang yang baru dan berbeda. Orang yang kreatif akan memiliki hubungan intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali hubungan yang baru dan berbeda dari fenomena tersebut. Hubungan ini nantinya dapat memperlihatkan ide produk dan jasa yang baru. Sebagai contoh kita melakukan latihan dengan melihat hubungan antara sembako dengan bulan Ramadhan, kebutuah konsumen dengan produk yang ada di pasaran, serta hubungan antara manajer dengan buruh.
14
http://gundrezbcs.blogspot.co.id/2013/06/makalah-teori-inovasi-dan-kreatifitas.html (diakses 12 Januari 2017).
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
62
2. Mengembangkan perspektif fungsional. Jika dikembangkan lebih lanjut, kita dapat melihat adanya suatu perspektif yang fungsional dari benda dan orang. Seorang yang kreatif akan dapat melihat orang lain sebagai alat untuk memenuhi keinginannya dan membantu menyelesaikan suatu pekerjaan. Misalnya sering secara tidak sadar kita menggunakan ujung gunting untuk memasang baut garagara obeng yang kita cari tidak ditemukan. Cara lain kita harus memulainya dari cara pandang yang non konvensional dan dari perspektif yang berbeda. Sebagai contoh: menggunakan lidi yang biasanya sebagai bahan sapu, digunakan sebagai bahan pembuat piring atau nampan, atau menggunakan akar sebagai pengganti rotan. 3. Gunakan akal Penelitian terhadap penggunaan fungsi otak pada bagian yang terpisah antara kiri dan kanan telah dilakukan sejak tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Otak bagian kanan dipakai untuk hal seperti analogi, imajinasi dan lain-lain. Sedangkan otak bagian kiri dipakai untuk kerja seperti
analisis,
melakukan
pendekatan
yang
rasional
terhadap
pemecahan masalah dan lain-lain. Meski secara fungsi ia berbeda, tetapi dalam pekerjaannya ia harus saling berhubungan. Proses kreativitas meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap pengetahuan, evaluasi dan tahap implementasi. Jadi bila kita ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan mengembangkan kemampuan kedua otak kita tersebut. Contoh latihan dapat kita buat sesuai dengan fungsi belahan otak. 4. Hapus Perasaan Ragu-ragu Banyak kebiasaan mental yang membatasi dan menghambat pemikiran kreatif. Sebuah studi menemukan bahwa orang dewasa hanya menggunakan 2-10 persen potensi kreatifitas yang dimilikinya. Sehingga banyak orang memiliki kecenderungan membuat penilaian yang cepat terhadap, orang, ataupun ide-ide.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
63
Penutup Aktifitas bisnis sangat memerlukan orang-orang yang inovatif, kreatif dan cepat tanggap terhadap setiap perubahan. Kreatifitas menyangkut keputusankeputusan tentang apa yang diinginkan dan cara melakukannya dengan lebih baik. Jadi, urutan tersebut melibatkan sebuah proses, bukan hanya melihat hasil akhir yang diharapkan, sehingga para wirausahawan tidak perlu merasa sangat terbebani untuk menjadi kreatif. Kreatifitas datap diterapkan dalam berwirausaha, yaitu dengan cara: membuat atau menciptakan, yaitu proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada, mengkombinasikan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berkaitan menjadi lebih bermanfaat, memodifikasi sesuatu yang memang sudah ada. Proses ini menggunakan berbagai cara untuk membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu menjadi lebih berguna bagi orang lain. Inovatif dan kreatif adalah dua hal penting yang menjadi penyeimbang dalam rangka mengelola wirausaha secara berkesinambungan dan akan selalu diterima di masyarakat karena pembaharuan kreasi dan inovasi selalu dilakukan demi kepuasan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Margo Purnomo, “Kompetensi Entrepreneurial Mata Rantai yang Hilang untuk Menjadi Wirausaha Sukses”, dalam http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/04/ kompetensienterpreneurial-mata-rantai-yang-hilang.pdf. (26 Maret 2017). Meredith, Geoferry G. Kewirausahaan Teori dan Praktek. Pustaka Binaman Presindo, 2000. Munandar, Utami. Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002. Riyanto, Yatim. Paradigm Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana, 2012.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
64
Sulaiman,
Sahlan. dan Wisman. Multi Dimensi Manusia. Bandung: Sinar Baru, 1998.
Sumber
Kreatifitas
Suharnan. Psikologi Koknitif Edisi Revisi. Surabaya: Srikandi, 2005. Sa’ud, Udin Syaefudin. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Suryana, Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat, 2001. Wiratmo, Masykur. Pengantar Kewiraswastaan Kerangka Memasuki Dunia Bisnis. Yogyakarta: BPFF, 1996. https://initugasku.wordpress.com/2011/03/07/definisi-dan-jenis-inovasi/ (diakses Desember 2016). http://gundrezbcs.blogspot.co.id/2013/06/makalah-teori-inovasi-dankreatifitas.html (diakses 12 Januari 2017). http://innovation-journey.blogspot.com/2009/07/evolusi-inovasi.html http://gebyargebyur.wordpress.com/2010/10/09/apakah-open-innovation-danopen-business-model-itu/ (diakses 4 Januari 2017). https://ekanurulaisah.wordpress.com/2012/11/04/pengertian-wirausaha-menurutpara-ahli/ (diakses 4 Januari 2017).
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1