•
Latar Belakang PT. Lotus Indah Textile Industries merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang textile industries dan produk yang dihasilkan adalah benang sebagai produk utama dan kain tenun yang berproduksi selama 24 jam sehari dalam 7 hari seminggu. Dari data kecelakaan kerja di PT. Lotus Indah Textile Industries periode Januari 2009 – Nopember 2009 tercatat ada 28 Kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tersebut terbagi atas 22 Kasus factory accident dan 6 kasus road accident.
Kecelakaan kerja yang terjadi bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan yaitu hilangnya jam kerja yang membuat terhentinya proses produksi beberapa saat. Oleh karena itu dengan analisa terhadap suatu kecelakaan secara mendalam, maka penyebab dasar dari kecelakaan-kecelakaan kerja tersebut bisa diketahui dan dapat dicegah agar tidak berulang kembali di masa yang akan datang. Tindakan analisa yang dilakukan oleh peneliti di PT. Lotus Indah Textile Industries adalah dengan metode Why Because Analysis (WBA) dan Technique of Operating Review Analysis (TOR) karena peneliti mencoba mencari root cause dari penyebab kecelakaan dan juga keterkaitan kegagalan sistem manajemen terhadap kecelakaan yang terjadi. Di harapkan dengan adanya analisa dengan metode ini akan dapat dapat dilakukan pencegahan kecelakaan kerja yang sesuai dengan konsep inherentsafety yaitu pencegahan bersifat preventif.
Perumusan Masalah 1. Bagaimana menganalisa kasus kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Lotus Indah Textile Industries dengan menggunakan metode Why Because Analysis (WBA) dan Technique of Operating Review Analysis (TOR) ? 2. Bagaimana Menentukan rekomendasi pencegahan terhadap kasus kecelakaan yang terjadi di PT. Lotus Indah Textile Industries ?
Tujuan Penelitian 1. Menganalisa kasus kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Lotus Indah Textile Industries dengan menggunakan metode Why Because Analysis
dan Technique of Operating
Review Analysis (TOR). 2. Menentukan rekomendasi pencegahan terhadap kasus kecelakaan yang terjadi di PT. Lotus Indah Textile Industries baik dari segi teknis maupun manajemen.
Manfaat Penelitian 1.
Dapat diketahui penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja di PT. Lotus Indah Textile Industries.
2.
Sebagai kontribusi bagi perusahaan yaitu memberikan rekomendasi terhadap manajemen dalam melakukan continual improvement dan corrective action terhadap usaha untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja di PT. Lotus Indah Textile Industries.
3.
Dapat digunakan sebagai referensi dan dasar pertimbangan untuk melanjutkan penelitian lebih lanjut di bidang K3.
Ruang Lingkup Penelitian 1.
Kecelakaan kerja yang akan dianalisa pada penelitian ini adalah kecelakaan kerja pada pekerja pada Departemen Spinning dan Departemen Embroidery di PT. Lotus Indah Textile Industries.
2.
Kecelakaaan yang di analisa adalah dari data kecelakaan di PT. Lotus Indah Textile Industries pada Januari 2009 – Nopember 2009. Berdasarkan jenis kecelakaan (terjepit, terjatuh, kejatuhan, tergores dan tertabrak) dan day loss terbesar.
3.
Hasil analisa pada penelitian ini berupa rekomendasi pencegahan kecelakaan bagi perusahaan baik dari segi teknis dan manajemen.
Metode Analisa Kecelakaan Metode yang di gunakan dalam analisa kecelakaan ini adalah : Why Because Analysis (WBA) Suatu metode yang memberikan kerangka analisa secara menyeluruh dan lengkap terhadap kegagalan sistem dan penyimpulan tingkat keselamatan sistem. Dimana suatu kecelakaan telah terjadi sehingga ada suatu proses untuk menemukan dan meneliti semua kelancaran dalam mengambil nilai tertentu sehingga kecelakaan tersebut tidak terulang. Langkah-langkah di dalam proses Why-Because Analysis adalah : 1. Menyusun metode WB-Graph yaitu gambaran skenario kegagalan yang merupakan pernyataan lengkap relasi kausal dari semua event dan state yang signifikan untuk menjelaskan skenario kegagalan. Dengan format yang isi materinya berupa : a. Membuat daftar (WB-list) dari semua event dan state sebagai kandidat faktor kausal yang signifikan menyebabkan suatu kejadian.
b. Menentukan relasi kausal dari semua event dan state dengan menggunakan tes
logika,
contoh : Mengapa A → Karena C Mengapa B → Karena C Maka A dan B terjadi karena C 2. Verifikasi Dilakukan pembuktian formal yang memungkinkan pembuktian secara menyeluruh bahwa : a. Relasi kausal yang dijabarkan satu-persatu (assertation) dalam WB-Graph adalah benar b. Faktor kausal yang telah teridentifikasi cukup untuk memberikan penjelasan kausal bahwa setiap fakta bukan merupakan faktor kausal utama (root causal factor)
Simbol-simbol yang ada dalam WBA ini antara lain persegi panjang yang memiliki arti event atau kejadian, hexagonal yang menandakan state atau kondisi, oktagonal yang artinya kegiatan proses. Untuk menghubungkan antara state dengan event maupun process digunakan tanda arah berupa anak panah yang artinya adalah penyebab langsung, simbol-simbol yang menggunakan garis putus-putus mempunyai arti bahwa kejadian atau kondisi yang digambarkan merupakan asumsi dari peneliti dan tanda arah anak panah yang berupa garis putus-putus memiliki arti penyebab tidak langsung. Berikut gambar simbol-simbol dalam WBA :
Event
State
Proses
Penyebab Langsung
- - - - - - - - - Penyebab Tak Langsung- - - - --
Technique of Operating Review Analysis (TOR) TOR analisa pada awalnya dikenalkan oleh Weaver pada tahun 1973 sebagai alat pencegahan kecelakaan dan pelatihan diagnostik. TOR juga dapat digunakan sebagai teknik investigasi kecelakaan. Fokus analisa TOR adalah pada kegagalan sistem, dan pencarian untuk mengidentifikasi kegagalan manajemen. TOR bukanlah suatu basis teoritis tetapi merupakan teknik tinjauan ulang yang diuraikan dengan pengalaman manajemen yang terbukti dan faktor pengawasan didalam suatu sistem operasi. Langkah-langkah di dalam proses analisa TOR (AD Livinston, G Jackson & K. Priestley : Root Cause Literature, 2001), yaitu : 1. Menetapkan fakta Semua fakta yang menukung terjadinya kecelakaan harus sudah diketahui dan ditetapkan
kemudian dilanjutkan pada tahap selanjutnya
2. Menyelidiki penyebab utama : a. Memutuskan penyebab utama kesalahan yang menyebabkan peristiwa itu terjadi b. TOR worksheet dipusatkan pada manajemen dan factor pengawasan dalam suatu sistem operasi
3. Mengidentifikasi tindakan realistis. Ketika lingkup masalah telah dikenali dan ditinjau, team harus dapat mengidentifikasi tindakan korektif realistis yang diambil. Jika team terdiri dari karyawan tidak semua tindakan segera dikendalikan. Pimpinan team manajemen, melalui organisasi harus mengadakan pelaporan atas tindakan korektif realistis yang diambil tersebut. TOR Worksheet terdiri dari 8 area fungsional, yaitu : 1. Coaching
5. Disorder
2. Responsibility
6. Operational
3. Authority
7. Personal traits
4. Supervision
8. Management
Tiap-tiap area fungsional memiliki beberapa item yang didalamnya memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
No
Coaching
Responsibility
Authority
Supervision
Disorder
Operational
Personal Traits
Management
Diagram Alir Penelitian Studi Lapangan
Start
1. Observasi lapangan 2. Pengamatan proses produksi
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data : •Laporan kecelakaan di departemen spnning dan embroideri. •Informasi tentang kecelakaan kerja •Intruksi kerja terkait dengan kecelakaan
Analisa kecelakaan kerja dengan metode WBA Analisis & TOR Analisis
Rekomendasi
Kesimpulan & Saran
Finish
Studi Pustaka 1. Definisi kecelakaan kerja, faktor sebab 2. Perundang-undangan tentang K3 3. Laporan kecelakaan kerja 4. Metode WBA Analisis dan TOR Analisis
Pengumpulan Data ◦
Proses pengumpulan data ini di pergunakan untuk menganalisa kecelakaan kerja yang ada pada PT. Lotus Indah Textile Industries, sehingga bisa ditemukan penyebab dasar kecelakaan kerja dan menentukan rekomendasi pencegahan yang tepat baik dari segi teknis maupun manajemen. Berdasarkan sumber data dan metode pengumpulan data yang di gunakan maka jenis data di klasifikasikan menjadi 2 (dua) data, yaitu:
Data primer dalam laporan ini di peroleh melalui observasi langsung di lapangan atau tempat terjadinya kecelakaan kerja dengan melihat dan menentukan fakta apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, baik penyebab langsung maupun tak langsung. Melakukan wawancara terhadap korban atau pun saksi yang mengetahui kejadiaan tersebut, untuk memperkuat data dan menganalisanya yang di dukung dengan foto tempat kejadian kecelakaan kerja.
Data sekunder di peroleh dengan pendokumentasikan dokumen kecelakaan kerja yang di miliki perusahaan pada bulan Januari – Nopember 2009.
Pada data kecelakaan kerja pada bulan Januari – Nopember 2009 yang di miliki perusahaan diketahui terdapat 22 kasus kecelakaan kerja dimana pada departemen spinning dan embrioidery paling sering terjadi kecelakaan kerja. Karena itu peneliti mefokuskan pada dua departemen ini dengan mengolongkan setiap jenis kecelakaan kerja dan day lose terbesar, seperti kasus terjepit, terjatuh, kejatuhan, tergores dan tertabrak.
Berdasarkan Jenis Kecelakaan :
1. Terjepit
No 1.
Nama Purwanti
Kelamin P
Umur
Tgl & Jam Kecelakaan
30 th
30-01-2009 10.00
2.
Moh. Nizar
L
43 Th
12-10-2009 12.30
3.
Supami
P
32 Th
15-03-2009 06.00
DL
Sebab-Sebab Kecelakaan
Akibat Kecelakaan
4 Hari
Terjepit antara trolly dan mesin
Jari manis tangan kiri terluka hingga kukunya terlepas
1 Hari
Terjepit tutup mesin carding saat melaksanakan aktivitas kerja
Jari kelingking tangan kiri terluka
11 Hari
Terjepit komponen mesin Hiraoka sewaktu mengganti benang pada mesin tersebut
Luka sobek pada jari telunjuk tangan kiri
2. Tertabrak No
Nama
1.
RR Safitri
Kelamin
P
Umur
29 Th
Tgl & Jam Kecelakaan 15-08-2009 06.30
DL
16 hari
Sebab-Sebab Kecelakaan Tertabrak Trolly saat di dorong oleh rekan kerjanya sewaktu melaksanakan aktivitas kerja
Akibat Kecelakaan Kaki sebelah kiri luka memar dan lecet serta terasa sakit saat di buat jalan.
3. Terjatuh No
Nama
Kelamin
Umur
Tgl & Jam Kecelakaan
2 Hari
Jatuh terpeleset dari atas mesin Pinggang sebelah Blowroom saat membersihkan terasa sakit dan mesin tersebut memar
2 Hari
Terjatuh dari mesin Unica Luka memar dan lecet lantai 2 akibat terpeleset dari pada kaki sebelah kiri anak tangga yang licin
1.
Sutarjo
L
36 Th
04-03-2009 19.35
2.
Arni Tri Handayani
P
28 Th
28-06-2009 19.20
DL
Sebab-Sebab Kecelakaan
Akibat Kecelakaan
4. Kejatuhan No 1.
2.
3.
4.
Nama Sumadi
Nhora Dewi
Astriah
Tukin
Kelamin
Umur
Tgl & Jam Kecelakaan
DL
Sebab-Sebab Kecelakaan
L
46 Th
14-.03-2009 18.40
5 Hari
Kejatuhan gir sewaktu memperbaiki mesin ring frame
Terluka robek pada ibu jari tangan sebelah kiri
28 Th
28-08-2009 09.30
4 Hari
Kejatuhan salah satu box yang bergerak ketika Ybs. Mengambil trolly box
Ibu jari kaki sebelah kanan memar dan terkilir
39 Th
14-.09-2009 09.30
P
27 Th
14-10-2009 02.00
1 Hari
Kelamin
Umur
Tgl & Jam Kecelakaan
DL
P
P
1 Hari
Kejatuhan roving dari atas trolly yang didorong oleh rekannya sewaktu melaksanakan aktivitas kerja Kejatuhan roving saat memasang material tersebut pada mesin ring frame
Akibat Kecelakaan
Terasa sakit pada kepala karena ada sedikit memar. Kaki sebelah kanan membengkak dan terasa sakit
5. Tergores No
Nama
Sebab-Sebab Kecelakaan
Akibat Kecelakaan
4 Hari
Tergores pisau benthel saat membersihkan bobbin
Luka sayatan pada jari tengah tangan sebelah kanan
2 Hari
Tergores pisau benthel saat membersihkan cord
Luka sayatan ibu jari tangan kiri
1.
Sayakti
P
28 Th
16-05-2009 08.45
2.
Suyatiani
P
27 th
35-07-2009 18.30
3.
Hadi Sukamto
L
39 Th
13-07-2009 14.45
3 Hari
4.
Astriah
P
36 Th
03-11-2009 19.00
5 Hari
Tergores pisau benthel sewaktu membersihkan komponen mesin blow room Tergores pisau benthel saat membersihkan mesin ring frame
Terluka sayatan pada jari tengah tangan kanan Luka sayatan pada tangan sebelah kanan
Konsep Why Because Analysis (WBA) adalah dengan menyusun WB-graph dan proses verifikasi. Sebelum melakukan analisa kecelakaan dengan metode Why Because Analisis terlebih dahulu menentukan fakta – fakta yang berkaitan dan mendukung terjadinya kecelakaan tersebut. Untuk itu peneliti menyusun daftar yang berisi tentang semua event atau state yang memiliki keterkaitan dengan terjadinya kecelakaan yaitu dengan melihat hasil laporan kecelakaan.
Analisa kecelakaan kerja untuk kasus terjepit dengan metode Why Because Analysis (WBA) Konsep Why Because Analysis (WBA) adalah dengan menyusun WB-graph dan proses verifikasi. Sebelum
melakukan analisa kecelakaan dengan metode Why Because Analisis terlebih dahulu menentukan sebab-sebab yang berkaitan dan mendukung terjadinya kecelakaan tersebut. Untuk itu peneliti menyusun daftar yang berisi tentang semua event atau state yang memiliki keterkaitan dengan terjadinya kecelakaan yaitu dengan melihat hasil laporan kecelakaan.
Berikut adalah deskripsi kecelakaan tersebut
Nama
Jns.kelamin : Perempuan
Umur
: 32 thn
Bagian
: Departemen Embroidery
Tanggal
: 15 Maret 2009, Pukul 06.00 WIB
Lokasi
: Embroidery
Luka pada
: Luka sobek pada jari telunjuk tangan kiri
Sebab
:
: Supami
sobek pada jari
Terjepit komponen mesin Hiraoka sewaktu mengganti benang pada mesin tersebut mengakibatkan Luka telunjuk tangan kiri
Untuk mengetahui hasil investigasi digunakan tabel Why Because-List untuk menentukan penyebab
terjadinya kecelakaan kerja, yang dapat dilihat pada Tabel berikut : NO
SEBAB
FAKTOR
1.
Tidak mematuhi prosedur kerja
Event
2. 3.
Kurang Berhati-hati Kelelahan
State Event
4.
Kurangnya pengetahuan pengoperasian mesin
State
5.
Kurangnya training untuk pengoperasian mesin
State
6.
Rendahnya kesadaran dan pengetahuan tentang K3
Event
7.
Kurangnya training tentang K3
State
8.
Tidak terpasang tanda peringatan lokasi kerja
bahaya pada
Event
9.
Kebiasaan pekerja melakukan hal tersebut tanpa terjadi kecelakaan
Event
10.
Tuntutan target yang harus dicapai pekerja
State
Setelah menetapkan semua sebab berupa state dan event yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada WB-list. Langkah selanjutnya adalah membuat WB-graph, ini digunakan untuk mencari korelasi atau hubungan antara state dan event yang memicu terjadinya kecelakaan kerja.
Tidak terpasang tanda peringatan bahaya pada lokasi kerja
Luka sobek pada jari telunjuk tangan kiri krena terjepit mesin
Tuntutan target yang harus dicapai pekerja
Mengganti benang pd mesin hiraoka
Tidak mematuhi prosedur kerja
Kelelahan
Rendahnya kesadaran dan pengetahuan tentang K3
Kurangnya training tentang K3
Kebiasaan pekerja melakukan hal tersebut tanpa terjadi kecelakaan
Kurangnya training utk pengoperasian mesin
Kurang berhati – hati
Kurangnya pengetahuan pengoperasian mesin
Dari hasil analisa mengunakan WB-List maupun WB-Graph diketahui beberapa faktor penyebabnya, antara lain
pekerja tidak mematuhi prosedur penggantian benang pada mesin hiraoka yang seharusnya mematikan mesin dulu, karena kurangnya pengetahuan pekerja terhadap cara pengoperasian mesin hiraoka yang aman. Serta kebiasaan pekerja yang melakukan hal tersebut tanpa terjadi kecelakaan. Tidak terdapatnya tanda bahaya khususya untuk penggunaan peralatan mesin hiraoka sehingga tidak ada peringatan
awal untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Rendahnya pengetahuan pekerja tentang K3, karena kurangnya training tentang pencegahan kecelakaan kerja pada pekerja, sehingga pekerja tidak mengetahui potensi bahaya apa saja yang terdapat di sekitar lingkungan kerjanya.
Rekomendasi yang diusulkan :
a.
Memberikan training penyegaran tentang operasional mesin hiraoka pada operator mesin tersebut.
b.
Meningkatkan pengawasan terhadap pekerja pada setiap akan pergantian shift (terutama pergantian dari shift malam ke shift pagi).
c.
Memasang tanda peringatan bahaya (safety poster) diarea dekat mesin hiraoka
d.
Memberikan training penyegaran tentang pencegahan kecelakaan kerja pada pekerja (training K3).
TOR analisa pada awalnya dikenalkan oleh Weaver pada tahun 1973 sebagai alat pencegahan kecelakaan dan pelatihan diagnostik. TOR juga dapat digunakan sebagai teknik investigasi kecelakaan. TOR bukanlah suatu teori ataupun pemodelan namun merupakan suatu metode analisis kecelakaan yang memfokuskan pada kegagalan sistem dan mengidentifikasi kegagalan atau kelalaian pada level manajemen dengan melihat struktur organisasi di PT Lotus Indah Textile Industries
Langkah - langkah di dalam proses analisa TOR : (Livingston dkk, 2001) yaitu :
1. Menetapkan fakta.
Semua fakta yang mendukung terjadinya kecelakaan harus sudah diketahui dan ditetapkan kemudian dilanjutkan pada tahap selanjutnya
2. Menyelidiki penyebab utama :
a. Memutuskan penyebab utama kesalahan yang menyebabkan peristiwa itu terjadi
b. TOR worksheet dipusatkan pada manajemen dan factor pengawasan dalam suatu sistem operasi
3. Mengidentifikasi tindakan realistis.
Ketika lingkup masalah telah dikenali dan ditinjau, team harus dapat mengidentifikasi tindakan korektif realistis yang diambil. Jika team terdiri dari karyawan tidak semua tindakan segera dikendalikan. Pimpinan team manajemen, melalui organisasi harus mengadakan pelaporan atas tindakan korektif realistis yang diambil tersebut.
Langkah analisa:
1. Menetapkan fakta Terjadi kecelakaan kerja pada pekerja yang bernama Supami, karena terjepit komponen mesin hiraoka
sehingga membuat jari telunjuk tangan kiri pekerja mengalami luka sobek.
2. Menyelidiki penyebab kecelakaan Telah ditemukan beberapa sebab yang mendukung terjadinya kecelakaan diantaranya dapat dilihat pada
Tabel berikut : NO
SEBAB
FAKTOR
1.
Tidak mematuhi prosedur kerja
Event
2. 3.
Kurang Berhati-hati Kelelahan
State Event
4.
Kurangnya pengetahuan pengoperasian mesin
State
5.
Kurangnya training untuk pengoperasian mesin
State
6.
Rendahnya kesadaran dan pengetahuan tentang K3
Event
7.
Kurangnya training tentang K3
State
8.
Tidak terpasang tanda peringatan lokasi kerja
bahaya pada
Event
9.
Kebiasaan pekerja melakukan hal tersebut tanpa terjadi kecelakaan
Event
10.
Tuntutan target yang harus dicapai pekerja
State
3.Mengindentifikasi tindakan relaitis Tindakan relitis yang bisa diambil untuk tindakan pencegahan adalah dengan memberikan training penyegaran tentang pencegahan kecelakan kerja dan operasional mesin hiraoka yang aman kepada pekerja
Untuk mengetahui hasil analisa mengunakan TOR analysis bisa dilihat pada Tabel berikut :
No
Coaching
Responsibility
Authority
Supervision
Disorder
Operational
Personal Traits
Management
1.
Training not formulate d or need not foreseen : Kurangya training untuk operasiona l mesin hiraoka.
Responbility not clear : Perlunya pengawasan yang lebih terhadap keselamatan pekerja di lapangan.
Decision too far above the problem : Anggapan dari pekerja bahwa kecelakaan kerja seperti itu sudah menjadi hal yang biasa
Unsafe action : Kurang berhati –hati saat menyambung benang pada mesin hiraoka sehingga terjepit mesin tersebut.
Clutter. Anything unnecess ary in the work area: Tidak terdapat tanda peringata n bahaya pada area sekitar mesin hiraoka.
Job prosedur : Tidak mematikan mesin saat menyambung benang. Work land : Beban / tekanan kerja yang dikejar oleh dead line
Personal Traints : Kondisi fisik yang kelelahan karena mendapat shift malam
Policy : Belum ada kebijakan manajemen untuk memberikan training penyegaran yang terjadwal tentang pencegahan kecelakaan kerja dan operasional mesin hiraoka pada operator mesin tersebut.
Manajemen
Penyebab
Rekomendasi
Direksi
Progam K3 yang di lakukan oleh perusahaan kurang berjalan dengan maksimal karena kurangnya training K3 bagi pekerja
Memberikan training tentang K3 kepada pekerja terutama yang belum pernah mengikuti dan training penyegaran bagi yang sudah pernah mengikuti
GM Embrodery
Tidak terdapat tanda peringatan bahaya Memasang tanda peringatan bahaya pada setiap untuk pemakaian peralatan maupun areal dekat mesin atau peralatan sebagai mesin pada departemen Embrodery peringatan awal untuk menghindarai kecelakaan kerja
Manager Embrodery
Kurangya training penyegaran untuk membuat prosedur training penyegaran yang operasional mesin hiraoka. terjadwal untuk operasional mesin hiraoka pada operator mesin tersebut.
Supervisior
Kurangnya pengawasan terhadap pekerja Lebih sering melakukan pengawasan terhadap dilapangan terutama tentang keselamatan pekerja di lapangan, dan memberi teguran atau pekerja sanksi kepada pekerja yang teledor saat bekerja
Pekerja
Kurangnya pengetahuan tentang pengoperasian mesin hiraoka yang aman Kurangnya kesadaran dan pengetahuaan tentang K3
Mengikuti training penyegaran tentang pengoperasian mesin hiraoka Mengikuti training K3 yang di selengarakan oleh perusahaan
1 Kesimpulan
Setelah dilakukan identifikasi dan analisa terhadap kasus kecelakaan di PT Lotus Indah Textile Industries dengan metode Why Because Analysis dan TOR Analysis maka dapat disimpulkan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan tersebut adalah sebagai berikut:
Penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja pada jenis kecelakaan Terjepit: Kecelakaan kerja terjepit seperti kasus terjepitnya jari telunjuk tangan kiri ibu Supami saat mengganti benang pada mesin hiraoka di departemen spinning. Setelah dilakukan analisa penyebab kecelakaan tersebut adalah pekerja tidak mematuhi prosedur penggantian benang pada mesin hiraoka, yang seharusnya mematikan mesin dulu, karena kurangnya pengetahuan pekerja terhadap cara pengoperasian mesin hiraoka yang aman.
Rekomendasi yang disarankan pada jenis kecelakaan kerja Terjepit : Rekomendasi pada kasus kecelakaan kerja terjepit : Memberikan training penyegaran tentang operasional mesin hiraoka pada pekerja dan Meningkatkan pengawasan terhadap pekerja pada setiap akan pergantian shift (terutama pergantian dari shift malam ke shift pagi).
Dari Kesimpulan di atas diketahui penyebab dasar dari masing-masing jenis kecelakaan untuk memberikan rekomendasi sebagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja terulang kembali. Diharapkan dengan pemberian training K3 dan penyegaran kepada pekerja yang sudah pernah mengikutinya, serta memaksimalkan program 5R pada semua pekerja dan memasang tanda bahaya (safety poster) akan dapat mengurangi angka kecelakaan kerja di PT. Lotus Indah Textile Industries.
TERIMA
KASIH……..